PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT.MAJUBERSAMA SURYA INDAH MOTOR HARI MOEKTIWIBOWO DAN JENNES SITUMORANG Program Studi Teknik IndustriUniversitas Suryadarma-Jakarta ABSTRAK Globalisasi memacu arus informasi dan alih teknologi serta mengubah konsumen menjadi lebih peka terhadap kualitas dan harga suatu produk. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas produk. Perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang dan terus menerus memperbaiki dan memperbaharui strategi. PT. Majubersama Surya Indah Motor adalah perusahaan manufaktur otomotif yang memproduksi sepeda motor dengan berbagai jenis. Dalam pengendalian kualitas perusahaan tersebut, masih terdapat produk cacat diatas batas toleransi pada minggu I pada bulan Juni dan minggu I pada bulan Maret yaitu sebesar 19,08% dan 18.58%. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dan data yang diolah adalah data produksi dan produk cacat tahun 2010, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah metode Six Sigma yang melalui lima tahapan analisis yaitu define, measure, analyze, improve, dan control. Sedangkan pada tahap pengukuran (measure) dihitung nilai Upper Control Limit (UCL), Lower Control Limit (LCL) serta perhitungan DPMO dan Sigma pada tiga cacat tertinggi yaitu diameter bearing, ulir fly whell dan diameter batang piston. Berdasarkan perhitungan nilai Sigma, rata-rata nilai sigma perusahaan adalah 3.40 dengan 28649.66Defect per million Opportunitas (DPMO). Pada tahap analyze dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas Crankshaft Comp dan kemampuan proses perusahaan cukup baik serta faktor-faktor utama penyebab produk cacat adalah unsur mesin kemudian diikuti faktor karyawan, faktor metode dan faktor bahan baku sebagai sebab lain yang membentuk produk akhir Dalam penelitian ini disarankan agar sebaiknya perusahaan meningkatkan kapabilitas sigma, meningkatkan kemampuan proses dengan cara melakukan perbaikan terhadap mesin, karyawan, metode dan bahan baku. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Six Sigma, CTQ, DPMO PENDAHULUAN Dalam era globalisasi sekarang ini kebutuhan sarana transportasi memegang peran yang sangat penting. Dimana kegiatan yang sifatnya bisnis tidak bisa dilepaskan pada tersediannya sarana transportasi. Keberadaan sarana transportasi dalam hal ini sepeda motor merupakan kebutuhan yang telah dapat dikelompokkan ke dalam kebutuhan primer. Manfaat langsung yang dirasakan ialah mempermudah dan
mempercepat setiap kegiatan, sehingga lebih efisien baik dari segi waktu, tenaga dan biaya. Kepemilikan sepeda motor bukan barang lagi barang yang mewah sehingga setiap orang dirasa perlu memiliki. Peningkatan kebutuhan sepeda motor mendorong ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar dan terus selalu menjaga kualitas dari produk sepeda motor sesuai dengan yang di harapakan pengguna / konsumen. 62
Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi akan mempunyai keunggulan bersaing dengan kompetitornya dalam menguasi pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas kualitas. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga rendah dan pengiriman tepat waktu. PT Majubersama Surya Indah Motor merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri otomotif sepeda motor dengan memegang bebrapa merk seperti Zealsun, Morin, Prisma, Monstrac, Montrada dan Inspira. Produk yang dihasilkan adalah sepeda motor dengan berbagai macam jenis dan yang dipasarkan di seluruh Indonesia. Jenis motor yang dihsilkan itu di antaranya Motor Sport, Mini Trail, SBK, Trail dan ATV. Pengendalian kualitas di PT Majubersama Surya Indah Motor belum begitu baik terbukti dengan di temukannya produk cacat di atas batas toleransi. Dalam penelitan ini diteliti pengendalian kualitas pada part engine Crankshaft Comp . Karena berdasarakan survey awal penelitaian, diketahui bahwa produk cacat part engine Crankshaft Comp yang ada di PT Majubersama Surya Indah Motor berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Mendeskripsikan dan menganalisis pengimplementasian pengendalian kualitas produk sepeda motor pada PT Majubersama Surya Indah Motor dengan menggunakan pendekatan Six Sigma. b. Menganalisis pengaruh jumlah produksi terhadap produk cacat sepeda motor pada PT Majubersama Surya Indah Motor. c. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada PT Majubersama Surya
Indah Motor sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kualitas produk. METODE
Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan tercapai. Dimensi Kualitas Ada 8 dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis terutama untuk produk manufaktur. Dimensi tersebut adalah: (Tjiptono, 2001: 27) a. Kinerja : karakteristik dari produk inti. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan: karakteristik sekunder atau pelengkap. c. Kehandalan : kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. d. Kesesuaian dengan spesifikasi: sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Daya tahan: berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. f. Service Ability: meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan. g. Estetika: daya tarik produk terhadap panca indra. h. Kualitas yang dipersepsikan: citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Pengertian Dan Konsep Six Sigma Six Sigma adalah bertujuan yang hampir sempurna dalam memenuhi persyaratan pelanggan (Pande dan 63
Cavanagh, 2003: 9). Menurut Gaspersz (2005:310) six sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi produk barang dan jasa. Jadi Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatic yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas. Menurut Gaspersz (2005:310) terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi penerapan konsep Six Sigma, yaitu : a. Identifikasi pelanggan. b. Identifikasi produk. c. Identifikasi kebutuhan dalam memproduksi produk untuk pelanggan. d. Definisi proses. e. Menghindari kesalahan dalam proses dan menghilangkan semua pemborosan yang ada. f. Tingkatkan proses secara terus menerus menuju target Six Sigma Prinsip dasar program Six Sigma menurut Hidayat dalam Strategi Six Sigma (2007:102) adalah: Dalam Six Sigma ada siklus 5 fase DMAIC(Define, Measure, Analyze, Improve, Control) yaitu proses peningkatan terus menerus menuju target six sigma. DMAIC dilakukan secara sistematik berdasarkan pengetahuan dan fakta. DMAIC merupakan suatu proses closed–loop yang menghilangkan langkah–langkah proses yang tidak produktif, sering berfokus pada pengukuran–pengukuran baru dan menerapkan teknologi untuk peningkatan kualitas menuju target six sigma. DMAIC terdiri atas lima tahap utama [7]: 1. Define Define merupakan langkah pertama dalam pendekatan Six Sigma. Langkah ini mengidentifikasi masalah penting dalam proses yang sedang berlangsung. 2. Measure
Measure merupakan tindak lanjut dari langkah Define dan merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu Analyze. Langkah measure memiliki dua sasaran utama, yaitu : a. Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkuantifikasi masalah atau peluang. b. Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan petunjuk tentang akar masalah. Milestone (batu loncatan) pada langkah measure adalah mengembangkan ukuran sigma awal untuk proses yang sedang diperbaiki. 3. Analyze Langkah ini mulai masuk kedalam halhal detail, meningkatkan pemahaman terhadap proses dan masalah, serta mengidentifikasi akar masalah. Pada langkah ini, pendekatan Six Sigma menerapkan statistical tool untuk memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa baik proses yang berlangsung dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi dalam proses. Untuk mengetahui seberapa baik proses berlangsung, maka perlu adanya suatu nilai atau indeks yaitu Indeks Kemampuan Proses (ProcessCapability Index). 4. Improve Selama tahap ini, diuraikan ide-ide perbaikan atau solusi-solusi yang mungkin untuk dilaksanakan. 5. Control Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil-hasil yang diinginkan sedang dalam proses pencapaian.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitia ini dimulai dengan pengumpulan informasi dan data yang dibutuhkan sehingga dapat diketahui gambaran yang jelas tentang keadaan, proses dan sistem produksi yang ada
64
pada Motor.
PT.Majubersama Surya Indah HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1) Tahap DEFINE 2) Tahap MEASUR 3) Tahap ANALYZE 4) Tahap IMPROVE 5) Tahap CONTROL
Tahap Define Standar yang ditetapkan perusahaan untuk minyak goreng kemasan jerigen 5 liter (classic) seperti ditabel dibawah ini
Tahap Measure
=
Jumlah Crankshaft Comp yang diproduksi yang selama bulan Januari sampai dengan Desember 2010 adalah sebesar 4564 unit, dan diketemukan produk cacat sebesar 416 unit . Dari data tersebut dihitung mean (CL) atau ratarata produk akhir yaitu :
∑ 416 ∑ 4564
= 0.091148 Juga dihitung proporsi produk akhir mingguan (P), yaitu produk akhir (np) dibagi populasi (n) =
∑ = ∑ Tabel 1 Perhitungan nilai UCL, P, CL, LCL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Periode I/Jan II/Jan III/Jan IV/Jan I/Feb II/Feb III/Feb IV/Feb I/Mar II/Mar III/Mar IV/Mar I/Apr II/Apr III/Apr IV/Apr I/Mei II/Mei III/Mei IV/Mei I/Jun II/Jun III/Jun IV/Jun I/Jul II/Jul III/Jul IV/Jul I/Agst II/Agst III/Agst IV/Agst I/Sept II/Sept III/Sept IV/Sept
P 0.153846 0.084112 0.170940 0.026086 0.041666 0.030927 0.102040 0.034090 0.185840 0.05 0.162962 0.135135 0.022471 0.0125 0.028846 0.025 0.048543 0.037974 0.070588 0.043956 0.190839 0.079136 0.080291 0.151515 0.104838 0.150442 0.171428 0.135922 0.026315 0.118421 0.027027 0.038961 0.137931 0.164705 0.119047 0.075
UCL 0.166878 0.174621 0.170974 0.171665 0.179274 0.178818 0.178370 0.183192 0.172375 0.169970 0.165462 0.173103 0.182674 0.187685 0.175817 0.187685 0.176227 0.188294 0.184803 0.181663 0.166588 0.164385 0.164918 0.166302 0.168688 0.172375 0.175412 0.176227 0.190193 0.190193 0.191522 0.189548 0.183720 0.184803 0.185359 0.187685
CL 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148
LCL -0.015417 -0.007674 -0.011321 -0.010630 -0.003021 -0.003477 -0.003925 0.000897 -0.009920 -0.012325 -0.016833 -0.009192 0.000376 0.005389 -0.006478 0.005389 -0.006068 0.005998 0.002507 -0.00063 -0.015707 -0.017910 -0.017377 -0.015993 -0.013607 -0.009920 -0.006883 -0.006068 0.007897 0.007897 0.009226 0.007252 0.001424 0.002507 0.003063 0.005389
65
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
I/Okt II/Okt III/Okt IV/Okt I/Nov II/Nov III/Nov IV/Nov I/Des II/Des III/Des IV/Des
0.114754 0.140625 0.085714 0.018867 0.048780 0.071428 0.084337 0.051282 0.086419 0.063291 0.058823 0.072289
0.201702 0.199080 0.194351 0.209753 0.186501 0.185359 0.185924 0.188915 0.187087 0.188294 0.184803 0.185924
Tahap Analyze
0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148 0.091148
0.019406 0.016784 0.012055 0.027457 0.004205 0.003063 0.003628 0.006619 0.004791 0.005998 0.002507 0.003628
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data menggunakan peta kontrol P-Chart
Proporsi Produk Akhir
Grafik Perhitungan CL, UCL, P, LCL Bulan Januari-Desember 2010 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0
CL UCL LCL P
1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
Periode
Gambar 1 Peta Kontrol P-Chart Menghitung Kapabilitas Proses Analisis kemampuan proses merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan sistem peningkatan kualitas. Pada data atribut, kapabilitas prosesnya adalah center line dari control chart yang digunakan. Sehingga dapat diketahui kapabilitas proses dari bulan Januari-Desember 2010 adalah 0.091148 > target yaitu 0.
Data yang diolah untuk mengetahui persentase jenis produk yang cacat dihitung dengan rumus : % =
ℎ ℎ
ℎ
100%
Tahap pengukuran tingkat sigma dan Defect Per Milliin Opportunities (DPMO) Defect Per Milion Opportunities (DPMO) atau kemungkinan untuk terjadinya cacat didalam satu juta kesempatan dan untuk menghitung DPMO menggunakan :
=
.
Jenis produk cacat yang sering terjadi adalah : a. Diameter Bearing sebanyak 168 unit 168 % = 100% 416 = 40%
66
1
180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Hasil perhitungan dapat digambarkan dalam diagram pareto yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :
168
120% 138
100% 110 74%
100% 80% 60% 40%
40%
20%
% Akumulasi
Frekuensi
b. Ulir Fly Whell sebanyak 138 unit 138 % = 100% 416 = 33% c. Diameter Batang Piston sebanyak 110 unit 110 % = 100% 416 = 27%
0%
Gambar 2 Diagram Pareto Tahap Improve manager. Scorecard atas Merupakan rencana tindakan pertanggung jawaban manajer untuk melaksanakan peningkatan produksi untuk dilaporkan ke direktur. kualitas Six sigma Tahap Control Merupakan tahap analisis terakhir dari proyek six sigma yang menekankan pada pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan yang telah dilakukan meliputi : a. Melakukan perawatan mesin dan perbaikan mesin secara berkala. b. Melakuakan pengawasan terhadap bahan baku dan karyawan bagian produksi agar mutu barang yang dihasilkan lebih baik. c. Melakukan pencatatan produk cacat setiap hari dari masing-masing jenis dan mesin, yang dilakukan oleh karyawan masing-masing bagian. d. Melaporkan hasil pencatatan cacat berdasarkan type produk cacat kepada supervisor. e. Total produk cacat dalam periode satu bulan dicantumkan dalam montly
KESIMPULAN Berdasarkan data yang telah dianalisis beserta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Dengan menggunakan metode six sigma dapat diketahui bahwa kualitas Crankshaft Comp yang dihasilkan oleh perusahaan cukup baik (berada pada tingkat sigma perusahaan Indonesia) yaitu 3.40 Sigma. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Implementasi peningkatan kualitas six sigma pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada tiga penyebab produk cacat tertinggi yaitu : Diameter Bearingsebanyak 40%,
67
Ulir Fly Whell sebanyak 33% dan Diameter Batang Piston 27%. Berdasarkan perhitungan nilai Sigma, rata-rata nilai sigma perusahaan adalah 3.40 dengan 28649.66 Defect per million Opportunitas (DPMO). Faktor-faktor yang menjadi sebab terjadinya produk cacat adalah mesin yang sudah berumur tua dan tool kerja yang tidak mendukung, kinerja karyawan dan metode pengawasan. Faktor penyebab utama adalah mesin artinya mesin paling mempengaruhi produk akhir. Kemudian diikuti faktor karyawan, faktor metode dan faktor bahan baku sebagai sebab lain yang membentuk produk akhir. Semakin buruk kinerja karyawan semakin banyak produk cacat, begitu juga sebaliknya. Semakin lemah metode pengawasan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan maka semakin banyak produk cacat.
DAFTAR PUSTAKA Ahyari, 1990. Manajemen Produksi. Edisi keempat. Jilid kedua. BPFE.Yogjakarta. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Dengan Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Assauri, 1999.Manajemen Produksi. Edisi Revisi. LPFEUI. Jakarta. E.Wood Buffa.1989. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi keenam Jilid kedua. Erlangga. Jakarta. Feigenbaum, Armand V,1992. Kendali Mutu Terpadu. Edisi ketiga. Erlangga. Jakarta. Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gaspersz Vincent dan Avanti Fontana.2011. Lean Six Sigma.Edisi Revisi. Vinchristo Publication. Bogor. Hidayat, Anang. 2006. Strategi Six Sigma. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Reksohadiprojo, Soekanto & Indriyo GitoSudarmo. 2000. Manajemen Produksi. Edisi keempat. BPFE. Yogjakarta. Render, Barry, Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta. PT Majubersama Surya Indah Motor. 2010. PT. Majubersama Surya Indah Motor. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
68