Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Katingan Oleh : Arnold Setiawan Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP
Pendahuluan Latar Belakang •
Lahan pertanian memiliki arti yang sangat penting dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan
•
Kabupaten Katingan merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang terkena dampak perluasan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Pemerintah kabupaten mengkhawatirkan tindakan itu akan sangat memengaruhi ketahanan pangan daerah. Luas lahan pertanian di Katingan dari tahun ke tahun terus menyusut. Jika tidak segera diantisipasi, kondisi ini akan mengancam ketahanan pangan
Pendahuluan
Rumusan Masalah Alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan semakin meningkat setiap tahunnya. Menurunnya luas pertanian padi mengancam ketahanan pangan daerah. Dengan adanya kondisi ini, maka identifikasi mengenai pengendalian alih fungsi lahan pertanian padi sangat diperlukan. Berkaitan dengan hal tersebut, timbul pertanyaan penelitian,yaitu : Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan
Tujuan dan Sasaran
1.
Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka sasaran yang dilakukan antara lain : Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit Merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit
2.
Pendahuluan
Ruang Lingkup Wilayah Wilayah penelitian dalam penelitian ini meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Pulau Malan, dan Kecamatan Tewang Sangalang Garing.
Tinjauan Pustaka
Ketahanan Pangan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Pertanian
Tinjauan Pustaka
Sintesa Tinjauan Pustaka No
Faktor Sintesafaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Sumber Teori
1 2
3
Wicaksono (2007)
Iwan (2004)
Nilai sewa tanah Fungsi kontrol peraturan
Nilai sewa tanah Penegakan hukum
Isa Lilis Nur Dedi Fauziah Kurdianto (2005) (2011)
Biaya produksi
Peraturan perundangundangan Biaya produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja
4 5
6
Harga hasil panen
Harga hasil panen
Umi Pudji Rusastra Astuti (1997) (2011) Nilai sewa tanah Peraturan
Biaya produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja Nilai jual/agunan Pendapatan usaha pertanian Resiko usaha tani
Biaya pemeliharaan tanaman
Harga jual hasil panen
Harga jual hasil panen
Biaya Produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja Nilai jual/agunan Harga jual hasil panen Resiko usaha tani
Sintesa Tinjauan Pustaka Faktor
No Sintesafaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Sumber Teori
Wicaksono (2007)
7 8
9
Iwan (2004)
Isa
Lilis Fauziah (2005)
Nur
Dedi Kurdianto (2011) Ketersediaan air Teknik budidaya Teknik bertani
Umi Pudji Astuti (2011)
Rusastra (1997)
Keadaan irigasi Teknik budidaya Usia tanama n Proses pascap anen
Ketersediaan air Teknik budidaya Teknik bertani Usia tanamn Proses pascap anen
Kecocokan lahan
10
Harga lahan
Kecocokan lahan Harga lahan
11
Produktivitas
Produktivitas
Tinjauan Pustaka No
Faktor
Variabel
1
Nilai sewa tanah
Nilai sewa tanah
2
Peraturan
3
Biaya Produksi
Peraturan pengendalian lahan Biaya pupuk Biaya tenaga kerja
4
Nilai Jual/Agunan
Nilai jual/agunan
5
Harga jual hasil panen
Harga jual hasil panen
6
Resiko usaha tani
Resiko serangan hama
7
Ketersediaan air
Kualitas irigasi
8
Teknik budidaya
Teknik bertani Usia tanaman Proses pascapanen
9
Kecocokan lahan
Kesesuaian lahan
10
Harga lahan
Harga jual lahan
11
Produktivitas
Produktivitas lahan
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme. Pendekatan ini menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik dan dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian (Muhadjir dalam Dewi,2007)
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan model penelitian studi kasus (case study)
Metode Penelitian Teknik Analisa Data No
Sasaran
Tujuan
Input Data
1
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit
2
Merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian menajdi perkebunan kelapa sawit
Mengetahui faktorSintesa Kajian Pustaka faktor yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit Mendapatkan arahan Hasil dari sasaran 1 pengendalian alih fungsi lahan pertanian menajdi perkebunan kelapa sawit
Alat analisa Analisa Deskriptif Kualitatif Expert judgement
Analisa Deskriptif Kualitatif Expert judgement
Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No 1 2 3
Sasaran
Faktor
Variabel
Definisi Operasional
Menganalisa faktor-faktor yang
Nilai sewa lahan
Nilai sewa lahan
Peraturan
Peraturan pengendalian lahan
Biaya Produksi
Biaya pupuk
Penerimaan bersih yang diterima dari pemanfaatan sumberdaya lahan Kelengkapan peraturan pengendalian lahan Biaya pupuk per hektar
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja pertanian
Nilai jual/agunan
Nilai jual/agunan
Harga jual hasil panen
Harga jual hasil panen
Resiko usaha tani
Resiko serangan hama
Ketersediaan air
Kualitas irigasi
Teknik budidaya
Teknik bertani
Perbandingan kemudahan mendapatkan kredit petani tanaman pangan dengan perkebunan kelapa sawit Perbandingan nilai jual hasil panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Perbandingan ketahanan tanaman pangan dan kelapa sawit terhadap serangan hama Tingkat ketersediaan air pada lahan pertanian (jenis irigasi) Berapa macam tanaman yang dibudidayakan dalam satu tahun
4 5 6 7 8 9
Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No
Sasaran
10
Menganalisa faktorfaktor yang
Faktor
11
Variabel
Definisi Operasional
Usia tanaman
Perbandingan waktu yang dibutuhkan dari awal masa tanam sampai masa panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Perbandingan panjangnya proses kegiatan pascapanen hingga penjualan hasil panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Tingginya harga jual lahan per hektar
Proses pascapanen
12
Kecocokan lahan
Kesesuaian lahan
13
Harga lahan
Harga jual lahan
14
Produktivitas
Produktivitas lahan
Perbandingan hasil panen tanaman pangan dan kelapa sawit per hektar (ton)
Metode Penelitian Tahapan Penelitian PERUMUSAN MASALAH
Alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit mengakibatkan berkurangnya luas lahan pertanian pangan
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
Landasan teori tentang :
Metode
1.faktor alih fungsi lahan
Analisa
2. pengendalian pemanfaatan lahan
Data-data yang diperlukan
Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan ANALISA Analisa pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan
PENUTUP
Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum •
• • •
Batas-batas administratif wilayah penelitian Batas Utara : Kecamatan Katungan Hulu, Kecamatan Markit Batas Selatan :Kecamatan Katingan Hilir Batas Timur :Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Batas Barat : Kabupaten Kotawaringin Timur
Mas
Secara garis besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Podsolik Merah Kuning: tanah ini sering dijumpai terletak menyebar di tengah sampai hulu sungai seperti KecamatanKatingan Hulu dan Kecamatan Marikit. Kompleks Podsolik: tanah ini tersebar di tengah, seperti Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sg Garing dan KatinganHilir. Kompleks Regosol: dijumpai menyebar di bagian timur Kecamatan Tasik Payawan. Alluvial: banyak terdapat di sekitar daerah aliran sungai katingan serta di daerah pantai sampai kebagian tengah kecamatan kamipang. Organosol: terdapat di Kecamatan Mendawai dan sedikit di Kecamatan Katingan Kuala Oksisol (lateritik): terdapat di bagian hulu Kecamatan Sanaman Mantikei.
Hasil dan Pembahasan Kependudukan No
Kecamatan
Luas (km2)
Jumlah penduduk (jiwa)
1
Katingan Tengah
1.089
23.768
Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 21.83
2
Pulau Malan
805
8.831
10.97
3
Tawang Sengawang
568
11.718
20.63
2005
2007
Pertanian Pangan
No
Komoditas
Luas (ha)
2009
Produksi (ton)
Luas Panen (ha)
Luas Panen (ha)
2011
Produksi (ton)
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Panen
Produksi (ton)
64200
143166
61029
134874
55579
144505
49230
113721
1
Padi
2
Jagung
249
521
148
259
101
198
80
162
3
Kedelai
10
10
43
52
72
82
35
42
4
Kacang tanah
61
65
81
92
122
136
164
186
Hasil dan Pembahasan No
Komoditas
5
Kacang hiaju
6
2005 Luas Panen (ha)
2007
Produksi (ton)
Luas Panen (ha)
2009
Produksi (ton)
Luas Panen (ha)
2011
Produksi (ton)
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
42
33
15
12
14
11
21
18
Ubi kayu
336
3871
325
3632
331
3843
390
4268
7
Ubi Jalar
115
789
89
897
108
733
292
987
8
Buahbuahan Sayuran
-
43921
-
58355
-
27936
-
65680
-
829
-
2934
-
-
-
31680
9
Hasil dan Pembahasan Luas Lahan Pertanian Pangan Berdasarkan Jenis Irigasi Lahan Pertanian Pangan (Ha) Kecamatan
Irigasi setengah teknis
Katingan Tengah Pulau Malan Tawang Sengawang
Irigasi sederhana
Tadah hujan
Lebak
Ladang
876
2263
2024
2672
1631
8246
1950
1175
415
Luas Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit 2005-2012 No
Kecamatan
1
Katingan Tengah
2 3
Luas Alih Fungsi (ha)
Perkembangan luas lahan perkebunan kelapa sawit (Ha)
1112
Perkembangan luas lahan pertanian pangan (Ha) -2083
Pulau Malan
2004
-2159
4854
Tewang Sangalang
1169
-191
3785
30562
Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Analisa Deskriptif Kualitatif No
Variabel
Kesimpulan
1
Nilai sewa lahan
Nilai sewa lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
2
Peraturan
peraturan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
3
Biaya pupuk
Biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
4
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit.
5
Nilai jual/agunan
Nilai jual/agunan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit
6
Harga jual hasil panen
Harga jual hasil panen mempengaruhi allih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit
7
Resiko serangan hama
Resiko serangan hama mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit.
8
Kualitas irigasi
Irigasi mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
9
Teknik bertani
Teknik bertani mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
10
Usia tanaman
Usia tanaman mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
11
Proses pascapanen
Proses pascapanen mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
12
Kesesuaian lahan
Kesesuaian lahan mempengaruih alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit
13
Harga lahan
harga lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit
14
Produktivitas
Produktivitas mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit
Dari 14 variabel dalam sintesa pustaka, pada tahap analisa deskriptif kualitatif 1 variabel yaitu biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan. Dari hasil analisa expert judgement, dari 13 variabel yang diajukan, dua variabel dianggap tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan yaitu variabel usia tanaman dan kesesuaian lahan. Variabel yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah nilai sewa tanah, peraturan, biaya tenaga kerja, nilai jual/agunan, harga jual hasil panen, resiko serangan hama, irigasi, teknik bertani, proses pascapanen, harga lahan dan produktivitas.
Arahan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan No
Faktor
Arahan Pengendalian
1
Nilai sewa lahan
1. 2.
2
Peraturan
1.
3
Biaya produksi
1. 2.
4
Nilai jual/agunan
5
Harga jual hasil panen
6
Resiko serangan hama Ketersediaan air
1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2.
7
3. 8
Teknik bertani
9 10
Proses pascapanen Harga lahan
11
Produktivitas
1. 1. 2. 1. 2. 3.
Pajak lahan pertanian pangan yang ringan Retribusi produk perkebunan kelapa sawit. retribusi ini kemudian digunakan sebagai salah satu sumber insentif kepada petani pangan. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang diperkuat dengan peraturan daerah. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan didasarkan pada kesesuaian lahan. Lahan pertanian pangan berkelanjutan ditetapkan pada lahan pertanian dengan produktivitas tinggi dan tingkat kesusaian lahan sangat sesuai dan sesuai.lahan cadangan dapat ditetapkan pada lahan semak dengan melihat kesesuaian lahan sesuai dengan peraturan Bantuan unit produksi pertanian seperti bibit unggul, pupuk, pestisida,dan pengadaan lantai jemur. Pemberdayaan pertanian kolektif dengan sistem bertani kelompok untuk menekan biaya tenaga kerja yang melonjak pada masa panen. Pembentukan lembaga pembiayaan mikro pertanian Kemudahan persyaratan pengajuan kredit Penetapan harga dasar produk pertanian pangan Pengutamaan produk lokal dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah Pembelian hasil panen oleh pemerintah daerah. Pemanfaatan predator alami untuk mengatasi hama tikus Pemberantasan hama tikus melaluiPengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT) Pengembangan dan perawatan saluran irigasi Pengembangan sarana irigasi pada lahan dengan produktivitas tinggi dan sudah memiliki irigasi setengah teknis seperti di Kecamatan Tawang Sawangan Pembangunan area penampung air agar dapat dimanfaatkan pada lahan pertanian pangan nonirigasi. Diversifikasi pertanian dengan sistem tumpang sari. Pada lahan pertanian ladang dapat diaplikasikan teknik bertani padi gogo-jagung-ubi kayu. Berdasarkan studi di daerah lain, sistem tuumpang sari akan memberikan pendapatan yang lebih baik bagi petani. Pemberdayaan kelompok tani untuk mengelola kegiatan pascapanen hingga tahap penggilingan agar tidak ada lagi petani yang menjual gabah hasil panen scara langsung. Memperketat izin perkebunan sawit Penyuluhan pentingnya lahan pertanian pangan terhadap ketahanan pangan daerah Peningkatan kualitas bibit Bantuan alat-alat produksi Penerapan sistem organic farming
Kesimpulan dan Saran
1. 2.
Kesimpulan Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan berpengaruh terhadap kegiatan pertanian pangan. Petani tanaman pangan yang melihat keuntungan dari berkebun kelapa sawit yang lebih tinggi. Dari analisa deskriptif kualitatif dan analisa expert judgement, didapatkan faktor-faktor yang memepengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. Faktor-faktor tersebut adalah nilai sewa lahan, peraturan, biaya produksi, nilai jual/agunan, harga hasil panen, resiko serangan hama, irigasi, teknik budidaya, harga lahan dan produktivitas. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi alih fugnsi lahan, disusun arahan pengendalian yang sesuai dengan faktor-faktor tersebut. Arahan pengendalian lahan mengacu kepada penerapan peraturan, peningkatan hasil pertanian melalui skema insentif, serta menghambat perkembangan perkebunan kelapa sawit melalui perijinan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Dalam studi lebih lanjut sebaiknya melibatkan pihak perusahaan perkebunan sebagai stakeholder. Dalam penelitian ini fokus penelitian adalah pada lahan pertnian pangan milik masyarakat. Dalam penelitian lebih lanjut sebaiknya digunakan preferensi petani tanaman pangan.
TERIMA KASIH
2005
2011
Pertanian Pangan
Perkebunan Kelapa Sawit
Hasil Analisa
Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan No
Variabel
Kesimpulan
1
Nilai sewa lahan
Nilai sewa lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
2
Peraturan
Faktor peraturan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
3
Biaya pupuk
Biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
4
Biaya tenaga kerja
5
Nilai jual/agunan
Biaya tenaga kerja mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit. Nilai jual/agunan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit
6
Harga jual hasil panen
Harga jual hasil panen mempengaruhi allih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit
7
Resiko serangan hama
Resiko serangan hama mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit.
8
Kualitas irigasi
Irigasi mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
9
Teknik bertani
Teknik bertani mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
10
Usia tanaman
Usia tanaman mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
11
Proses pascapanen
Proses pascapanen mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.
12
Kesesuaian lahan
Kesesuaian lahan mempengaruih alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit
13
Harga lahan
Faktor harga lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit
14
Produktivitas
Produktivitas mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit
Hasil Analisa
Dari hasil analisa expert judgement dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah 1. Nilai sewa tanah 2. Peraturan 3. Biaya tenaga kerja 4. Harga jual hasil panen 5. Resiko serangan hama 6. Irigasi 7. Teknik bertani 8. Proses pascapanen 9. Kesesuaian lahan 10. Harga lahan 11. Produktivitas
Hasil Analisa Arahan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan