Pengenalan Sistem Tranportasi Cerdas: Opsi Solusi Transportasi Bagi Negara-Negara Berkembang Oleh Eddy Setiawan Indonesia-ITU Concern Forum (IICF) e-mail:
[email protected]
Abstrak Seringkali kemacetan lalu lintas terutama dikota-kota besar di Indonesia menjadi sebuah permasalahan yang rumit dan sulit mencari solusi penyelesaiannya. Selain itu juga masalah tingkat kecelakaan lalu lintas yang juga sering merenggut jiwa juga menjadi keprihatinan tersendiri serta meningkatnya polusi maupun pemborosan BBM menjadi masalah tambahan yang seolah-olah bagaikan lingkaran setan. Sedangkan manusia tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan transportasi terutama transportasi darat jalan raya, yang menggunakan kendaraan roda empat, kendaraan roda dua atau kedaraan-kendaraan besar. Pergerakan manusia ini juga menunjukan tingkat kemakmuran dan kemerdekaan suatu bangsa. Masyarakat TIK dan sejumlah lembaga riset di segala penjuru memahami masalah tersbut dan bekerja keras bertahun-tahun untuk mencari solusinya dimana diyakini bahwa dengan dukungan TIK yang meliputi bidang aplikasi, priranti lunak, piranti keras, telekomunikasi dan sistem manajemen yang terintegrasi dapat menjadi solusi atas permasalahan lalu lintas terutama lalu lintas darat. Terinspirasi dari tata kelola transportasi udara, laut dan kereta api, maka melalui ITU (International Telecommunication Union) yang berbasis di Jenewa, Swiss melalui Study Group 5 Working Party 5A yang mengkaji tentang Intelligent Transport System (ITS) atau selanjutnya disebut dengan Sistem Transportasi Cerdas (STC). Singkat kata STC digunakan untuk meningkatkan arus lalu lintas, untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan dan transportasi umum, dan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. Mengingat meningkatnya jumlah kematian jalan - diperkirakan bahwa sekitar 1,2 juta orang meninggal di jalan di dunia setiap tahun (data tahun 2008), sedangkan sebanyak 50 juta terluka, sehingga STC juga bisa menjadi alat untuk meningkatkan keselamatan di jalan, misalnya melalui pemberitahuan kendaraan darurat sistem, sistem menghindari tabrakan, sistem bantuan pengemudi, dan juga melalui jalan penegakan hukum otomatis. Tulisan ini sebagian besar diambil dari laporan APT (Asia-Pacific Telecommunity) APT/AWG/REP18 (Rev.1) yang diadopsi oleh sidang APT Wireless Group ke 14, tanggal 18 – 21 March 2013 di Bangkok, Thailand dan disusun oleh Task Group ITS, Working Group (WG) Technology, APT Wireless Group (AWG). 1. Latar Belakang Sejak beberapa dekade yang lalu, kemacetan lalu lintas telah meningkat di seluruh dunia sebagai
akibat dari meningkatnya motorisasi , urbanisasi , pertumbuhan penduduk , dan perubahan kepadatan penduduk. Kemacetan mengurangi efisiensi infrastruktur transportasi dan meningkatkan waktu perjalanan, polusi udara, dan konsumsi bahan bakar. Munculnya minat pengembangan STC berasal dari masalah yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas dan sinergi teknologi informasi baru untuk simulasi, kontrol real-time, dan jaringan komunikasi. STC adalah sistem untuk mendukung transportasi barang dan manusia dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka untuk efisien dan aman menggunakan infrastruktur transportasi dan sarana transportasi (mobil, kereta api, pesawat terbang, kapal).
Gambar 1 Teknologi komunikasi dan jasa untuk STC
STC telah dibakukan dan dipelajari di berbagai organisasi, ditingkat internasional, ISO TC 204, ITUR dan IEEE telah bekerja pada pengembangan standar dan rekomendasi. Sementara di Eropa, ETSI TC ITS dan CEN TC278 bekerja pada tingkat regional. Di wilayah Asia Pasifik, AWG telah membentuk Task Group ITS (TG ITS) untuk kajiannya dimana TG ITS telah menyebar kuesioner survei untuk mengumpulkan informasi tentang STC dari setiap Negara anggota APT dengan tujuan untuk mengembangkan laporan informatif guna kajian lebih lanjut di regional / internasional bagi harmonisasi STC. Survei STC telah mencakup tanggapan dari 10 pemerintahan: Afghanistan, Australia, China, Hong Kong, Japan, Korea (Republic of), Singapore, Thailand, Tonga dan Vanuatu (Republic of) yang menggambarkan kondisi saat ini dan rencana penerapan teknologi, pita frekuensi, status penggelaran layanan STC.
Hal. 2 / 11
2. STC Saat Ini Saat ini STC sudah mulai dimanfaatkan dan diterapak di Negara-negara tersebut yang meliputi: a. Electronic Toll Collection (ETC)/Kolektor Tol Elektronik b. Vehicular Radar / Radar Kendaraan c. Vehicle Information & Communication (including V2V, V2I, I2V) / Komunikasi&Informasi Kendaraan Selanjutnya dijelaskan secara ringkas masing-masing bagian dari STC sebagai berikut: 2.1 Electronic Toll Collection (ETC) Electronic Toll Collection atau Koleksi Tol Elektronik (KTE) memungkinkan proses pengumpulan tol manual secara otomatis sedemikian rupa dibuat agar pengemudi tidak harus berhenti dan membayar uang tunai di gerbang tol. ETC ini dapat meningkatkan arus lalu lintas gerbang-gerbang tol, sehingga tingkat polusi dapat diturunkan dengan mengurangi konsumsi bahan bakar. Selain itu, memungkinkan lalu lintas melewati gerbang tol tanpa harus berhenti yang dapat meningkatkan kapasitas jalan dengan tiga atau empat kali yang akhirnya mengurangi kemacetan lalu lintas di gerbang-gerbang tol tersebut. ETC juga akan mengurangi biaya operasional jalan tol dengan cara mengganti petugas pengumpul uang tol. Adapun standar yang digunakan adalah: SDO
No. Standar
ITU
ITU-R M.1453-2
ETSI
TTA
ARIB
EN 300 674 TS 102 486 TTAS.KO06.0025/R1 TTAS.KO06.0052/R1 TTAS.KO06.0053/R1 STD-T75
Judul Standar Intelligent transport systems – dedicated short range communications at 5.8 GHz Road Transport and Traffic Telematics (RTTT); Dedicated Short Range Communication (DSRC) transmission equipment (500 kbit/s / 250 kbit/s) operating in the 5,8 GHz Industrial, Scientific and Medical (ISM) band Test specifications for DSRC transmission equipment Standard of DSRC Radio Communication between Road-side Equipment and On-board Equipment in 5.8 GHz band Test specification for DSRC L2 at 5.8GHz Test specification for DSRC L7 at 5.8GHz Dedicated Short Range Communication (DSRC) System
DSRC disini mengacu kepada setiap teknologi komunikasi radio jarak pendek antara infrastruktur (dipinggir jalan) ke kendaraan ataupun platform bergerak. Meskipun DSRC dapat diterapkan untuk berbagai aplikasi STC missal pembayaran parkir, BBM, namun ETC lah yang paling khas. Sedangkan pita frekuensi yang sering digunakan oleh Negara-negara tersebut adalah pada 2,4GHz, 5,8GHz dan 24 GHz. Sedangkan untuk ETCmemanfaatakan teknologi DSRC pada pita frekuensi 5,8GHz. Hal. 3 / 11
2.2
Radar Kendaraan
Radar kendaraan memfasilitasi berbagai fungsi guna meningkatkan keselamatan pengemudi dan kenyamanannya. Pengukuran yang tepat dari jarak dan kecepatan relatif benda di depan, disamping, atau di belakang mobil memungkinkan realisasi sistem yang meningkatkan kemampuan pengemudi untuk melihat obyek selama pandangan optik buruk atau benda tersembunyi dalam “blind spot” kaca spion selama parkir atau berpindah jalur. Teknologi radar telah membuktikan kemampuannya untuk aplikasi otomotif selama beberapa tahun. Sistem radar kendaraan terdiri dari dua kategori sesuai dengan aplikasi dan pita frekuensinya. -
Automatic Cruise Control 'radar jarak jauh' (biasanya beroperasi pada pita frekuensi 76 GHz ) dengan ini memungkinkan kendaraan untuk menjaga jarak jelajah dari kendaraan di depan.
-
Anti - tabrakan 'radar jarak pendek' (biasanya beroperasi pada pita frekuensi 24 GHz dan 79 GHz) , yang mana sedang dikembangkan sebagai bagian dari sistem untuk memperingatkan pengemudi akan adanya tabrakan, memungkinkan menghindari tindakan yang akan diambil. Pada kejadian dimana tabrakan tak terhindarkan, kendaraan dapat mempersiapkan diri ( misalnya dengan menerapkan rem, memperketat sabuk keselamatan) untuk meminimalkan cedera pada penumpang dan lain-lain. Gambar berikut adalah jenis radar yang diterapakan.
-
Gambar 1. Radar Kendaraan
Sementara itu standar yang digunakan untuk radar kendaraan adalah: SDO
Standard No.
ITU
ITU-R M.1452-2
ARIB ETSI
STD-T111 TR 101 983
Standard Title Millimetre wave radiocommunication systems for intelligent transport system applications 79GHz Band High-Resolution Radar Radio equipment to be used in the 76 GHz to 77 GHz band; System Reference Document for Short-Range Radar to be Hal. 4 / 11
EN 301 091 parts 1-2 TR 101 982
EN 302 288 parts 1-2 TR 102 263
EN 302 264
fitted on road infrastructure Short Range Devices; Road Transport and Traffic Telematics (RTTT); Radar equipment operating in the 76 GHz to 77 GHz range; Radio equipment to be used in the 24 GHz band; System Reference Document for automotive collision warning Short Range Radar Short Range Devices; Road Transport and Traffic Telematics (RTTT); Short range radar equipment operating in the 24 GHz range; Road Transport and Traffic Telematics (RTTT); Radio equipment to be used in the 77 GHz to 81 GHz band; System Reference Document for automotive collision warning Short Range Radar Short Range Devices, Road Transport and Traffic Telematics (RTTT); Ultra Wide Band Radar Equipment Operating above 60 GHz
Hari ini alokasi frekuensi untuk aplikasi radar kendaraan berada dalam tahap pembangunan kembali. Karena keterbatasan teknologi dan komersial alokasi frekuensi untuk aplikasi yang berhubungan dengan keselamatan ini telah dilakukan pada awal dekade terakhir di kisaran 24 GHz . Di Eropa misalnya alokasi ini telah dilakukan sebagai solusi jangka menengah karena ketidakcocokan dengan Radio Astronomi Service, EESS , Dinas Tetap dan aplikasi militer. Oleh karena itu tanggal cut - off dari 1 Juli 2013 telah ditetapkan. Pada bulan Juli 2011, EC memperpanjang tanggal cut- off (dengan parameter teknis dimodifikasi) sampai 1 Januari 2018 untuk memungkinkan produsen mobil menerapkan dengan teknologi 79 GHz.. Industri mencoba untuk mencari alokasi frekuensi global atau regional harmonis untuk teknologi radar kendaraan baru. Alokasi-alokasi frekuensi berikut sedang dipertimbangkan dan kajian terkait dilakukan oleh ITU-R WP5A/B : • 76 GHz sampai 77 GHz Long Range Radar ( LRR ) > 150 meteran • 77 GHz sampai 81 GHz Rentang pendek Radar ( SRR ) < 150 meteran ( resolusi tinggi )
Saat ini pita 77.5-78 GHz telah dialokasikan sebagai primer secara mendunia untuk layanan amatir dan satelit-amatir. Oleh karenanya pengalokasian primer di 77.5-78 GHz kepada Dinas Radiolokasi untuk mencakup 77.0 – 81.0 GHz secara terus menerus untuk Short-Range high-Resolution Radar telah dibahas sebagai agenda baru pada WRC15. Tabel dibawah menunjukan penggunaan dan regulasi pita 76-77GHz dan 77-81GHz di dunia.
Europe - ECC - Russia
Regulasi -ERC/REC 70-03 Annex 5 -ECC/DEC/(02)01 SFMC Decision No. 07-20-03-001 Annex 7
EU
ITU
76 s/d 77 GHz Standar ETSI EN 301 091-1 V1.3.3 (2006-11)
Catatan/Laporan
ETSI EN 301091-2 V1.3.2 (2006-11) Recommendation
Regulasi -ERC/REC 70-03 Annex 5 -ECC/DEC/(04)03
2004/545/EC
Report ITU-R
77 s/d 81 GHz Standar Catatan/Laporan ETSI EN 302 - ECC/REP 056 264-1 V1.1.1 - Partly: CEPT Report 003 (2009-06) - CEPT Report 36 &37
ETSI EN 302 264-2 V1.1.1 (2009-06)
Recommendation
Hal. 5 / 11
USA Canada
Mexico
Korea, Republic of
Gulf States China
ITU-R M.1452 FCC Part 15/15.253 Spectrum Utilization Policies SP-47 GHz Cofetel usually accepts FCC regulation Rules on Radio Equipment (Article 29 Paragraph 9)(2013-01-03)” CITC Technical Specification for Micropower (Short Distance) Radio Equipments, part XIV
Japan Brazil Singapore Taiwan Thailand
SM.2067
ITU-R M.1452-2
RSS210
ARIB STD-T48
ARIB STDT111
ANATE resolution No.506 IDA TS SRD LP002 2005-0324 NTC TS 10112549
Di negara-negara APT, pita frekuensi dari 22 – 26.5 , 60 , 76 - 77 dan 79 GHz telah digunakan. Untuk harmonisasi global ITS, negara Australia mempertimbangkan kegiatan Eropa yang menggunakan 79 GHz sebagai pita permanen . Juga , Hong Kong sedang mempertimbangkan rencana untuk membuka pita 77-81 GHz untuk sistem radar otomotif memanfaatkan teknologi ultrawideband . Pada bulan Maret 2010 , Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi (MIC) di Jepang telah memulai sebuah kelompok studi di Dewan Informasi dan Komunikasi untuk pengenalan radar resolusi tinggi pada pita frekuensi 77-81 GHz untuk keperluan nasional, dan telah mengalokasikan pita 78-81 GHz untuk radar resolusi tinggi pada bulan Desember 2012
Tabel 1. Status penggunaan radar kendaraan di kawasan APT Negara
Pita Frekuensi
Teknologi/ Standar
Layanan Sistem ultrawideband shortrange vehicle radar (UWB SRR) utk menghindari tabarakan Long-range vehicle radar (intelligent cruise control)
22–26.5 GHz Australia
76–77 GHz
76-77 GHz
Radar
Vehicular range radar
24.25-26.65 GHz
Radar
Vehicular range radar
RRT
Tahun Penerapan atau Rencana
-
Ditetapkan pada tahun 2005 Ditetapkan pada tahun 2012 Hal. 6 / 11
Hong Kong
76 – 77 GHz
Pembebasan dari Perizinan
Vehicular radar systems
2005
Mendeteksi halangan (Sensor)
Ditetapkan pada tahun 2010 Ditetapkan pada tahun 1997 Ditetapkan pada tahun 2012
22-29 GHz
Jepang
60.5 GHz/76.5 GHz
Kuasi milimeter , sistem gelombang milimeter
78-81 GHz 76-77 GHz
Radar
24.25-26.65 GHz
Radar
76-77 GHz
FCC Part 15 – 15.253 (c) or EN 301 091
Korea
Singapore
Radar penghindar tabrakan kendaraan Radar penghindar tabrakan kendaraan Sistem radar rentang pendek seperti pengendali laju otomattis dan sistem peringatan tabrakan kendaraan
5.725-5.875 GHz
-
Aplikasi radar
24.05 – 24.25 GHz
-
Aplikasi radar
76-81 GHz
-
Aplikasi radar
76-77 GHz
Sesuai Standard: FCC Part 15.253 or EN 301 091-1
Aplikasi radar kendaraan
Thailand
2.3
2008 2012
2001
Peraturan diadopsi pada tahun 2007 Peraturan diadopsi pada tahun 2007 Peraturan diadopsi pada tahun 2007 Peraturan diadopsi pada tahun 2006
Informasi & Komunikasi Kendaraan ( termasuk V2V , V2I , I2V )
2.3.1 Overview Sejak tahun 1994 , Sistem Informasi dan Komunikasi Kendaraan ( SIKK/VICS) digunakan di Jepang untuk memberikan informasi lalu lintas dan perjalanan bagi pengemudi kendaraan jalan raya. Saat ini, diluar dari aplikasi ITS yang ada dan guna mencapai keselamatan lalu lintas serta mengurangi dampak lingkungan oleh sektor transportasi , maka dilakukan kajian terhadap komunikasi: kendaraan -kendaraan ( V2V ) , kendaraan - to- infrastruktur ( I2V ) , infrastruktur - tovehicle ( I2V ). Saat ini, ITU-R WP5A telah menyusun laporan terkait kemajuan komunikasi radio ITS. Dalam laporan tersebut, ITS tradisional dan ITS yang lebih maju diklasifikasikan berdasarkan karakteristik teknis seperti yang ditunjukkan dalam tabel 6. Teknologi Akses Wireless di ingkungan kendaraan bermotor (WAVE) dan akses berkelanjutan untuk kendaraan darat (CALM) dapat menjadi bagian dari kategori ITS yang lebih maju.
Hal. 7 / 11
Tabel 2. Karakteristik Teknis ITS Yang Lebih Maju Perihal
ITS Tradisional (DSRC)
ITS Yang Lebih Maju (WAVE, CALM, dst)
Jaringan Kendaraan
V2I
V2I, V2V, V2N
Performansi Radio
Cakupan radio : Max. 100 m Kec. Data : ~ 4 Mbps Ukuran paket : ~100 bytes
Cakupan radio : Max. 1 000 m Kec. Data : Max. 27 Mbps Ukuran paket : Max. 2 kbytes Kelembaman : sekitar 100 msec
Gambar 2. Komunikasi dan Informasi Kendaraan (V2V, V2I, I2V)
2.3.2 Standar-Standar
SDO ITU
ETSI
IEEE
Tabel 3. Standar terkait dengan Infomasi & Komunikasi Kendaraan Standard No. Judul ITU-R M.1890 Intelligent transport systems - Guidelines and objectives Intelligent Transport Systems (ITS); Vehicular TR 102 638 Communications; Basic Set of Applications; Definitions Intelligent Transport Systems (ITS); Vehicular TS 102 637 series Communications; Basic Set of Applications Intelligent Transport Systems (ITS); Communications EN 302 665 Architecture Intelligent Transport Systems (ITS); Vehicular TS 102 636 series Communications; GeoNetworking; Intelligent Transport Systems (ITS); European profile standard ES 202 663 for the physical and medium access control layer of Intelligent Transport Systems operating in the 5 GHz frequency band IEEE Std Wireless Access for the Vehicular Environment Hal. 8 / 11
802.11p-2010
IEEE 1609
TTA
ARIB
TTAS.KO06.0175 TTAS.KO06.0193 TTAS.KO06.0216 TTAS.KO06.0234 TTAK.KO06.0242 STD-T109
Family of Standards for Wireless Access in Vehicular Environments (WAVE) - IEEE Std 1609.1-2006 - Trial Use Standard for WAVE Resource Manager - IEEE Std 1609.2 -2006- Trial Use Standard for WAVE Security Services for Applications and Management Messages - IEEE Std 1609.3 -2010 - Standard for WAVE - Networking Services - IEEE Std 1609.4 -2010- Standard for WAVE - MultiChannel Operations - IEEE Std 1609.11-2010 Over-the-Air Electronic Payment Data Exchange Protocol for ITS Vehicle-to-Vehicle Communication System Stage1: Requirements Vehicle-to-Vehicle Communication SystemStage2: Architecture Vehicle-to-Vehicle Communication System Stage3 : PHY/MAC Vehicle-to-Vehicle Communication System State 3 : Networking Vehicle-to-Vehicle Communication System Stage3 : Application Protocol Interface 700 MHz Band Intelligent Transport Systems
2.3.3. Penggunaan Frekuensi Diantara Negara-negara APT, saat ini Jepang tengah mengkaji sekitar 700MHz sebagai tambahan atas pita 5,8GHz untuk komunikasi V2V untuk mentransmisikan informasi keselematan. Begitu pula halnya dengan Korea yang juga tengah mengaji pengalokasian pita frekuensi yang optimal untuk komunikasi V2V, V2I dan melakukan pengujian lapang terhadap komunikasi V2V dan V2V menggunakan pita frekuensi pengujian (5.835~5.855 GHz). Sementara itu Eropa merencanakan pemanfaatan pita frekuensi 5.855-5.925 GHz untuk kerjasama ITS sesuai dengan keputusan ECC tahun 2008, sedangkan Amerika Serikat menggunakan pita 5.850~5.925 GHz untuk WAVE guna memberikan aplikasi ITS dengan kanal khusus untuk keselamatan. Terkait peruntukan interoperabilitas dan harmonisasi global, beberapa Negara APT (a.l. Australia, Singapore) juga mempertimbangkan pita-pita frekuensi tersebut untuk kerjasama sistem ITS. Terkait dengan kegiatan-kegiatan tersebut, di Australia, penelitian secara cermat dilakukan untuk melihat kendala yang ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan layanan koordinasi saat ini dan masa depan. Hal ini meliputi, seperti halnya, dinas tetap satelit mempersoalkan atas effek gabungan yang dihasilkan oleh unit-unit disepenjang jalan dan juga dikendaraan yang dapat mengganggu FSS, dan/atau meningkatkan keseluruhan derau pada rentang pita frekuensi dimana FSS beroperasi.
Hal. 9 / 11
Selanjutnya, kebutuhan untuk melindungi sstem transportasi pintar bisa sangat membatasi penggelaran stasiun Bumi FSS dimasa depan pada pita frekuensi 5 850-5 925 MHz. Sementara itu kajian-kajian yang ada telah menunjukan bahwa dampak-dampak tersebut akan sangat kecil, oleh karenanya strategi mitigasi dan perizinan yang tepat masih terus depertimbangkan.
Tabel 4. Status pemanfaatan Komunikasi & Informasi Kendaraan di Negara-negara APT Tahun Teknologi/ Negara Pita Frekuensi Layanan penerapan Standar atau rencana 76-90 MHz VICS (FM multiplex (Vehicle Diterapkan broadcasting) Information and Informasi lalu lintas pada thn 1994 Communications 2 499.7 MHz System) (Radio beacon) Jepang Petunjuk untuk uji coba Sistem 5 770-5 850 MHz Informasi lapangan di thn komunikasi Keselamatan 2007 kendaraan-ke(komunikasi) kendaraan Diterapkan 700 MHz band pada thn 2011
Korea
TBD
(TTAS.KO06.0175,060913,060216,060234,06- 242)
Komunikasi antar Kendaraan dan kendaraan ke infrastruktur
Uji coba lapangan
3. Kesimpulan Sistem transporatsi cerdas menarik bagi semua pihak karena ini dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas jalan raya, memastikan kelancaran lalu lintas, mengurangi beban lingkungan hidup dan menstumulasi kegiatan ekonomi regional/nasional dst. Menunjuk kepada hasil survey, sebagian besar implementasi ITS di Negara-negara APT dikelompokan sebagai keloktor tol elektronik, radar kendaraan, dan komunikasi&informasi kendaraan. Mengingat pentingnya keselamatan kendaraan, system yang kooperatif secara luas dipertimbangkan untuk penggelaran internasional. Khususnya di Eropa, pita frekuensi 5.855-5.925 GHz diperuntukan untuk sistem kooperatif dan beberapa proyek pengembangan dijalankan. Mengingat kepada kegitan tersebut, Negara-0negara APT seharusnya mengkaji secara optimal spectrum frekuensi untuk sistem kooperatif dan mencoba untuk bisa menciptakan pengaturan harmonisasi spectrum regional/internasional.
Daftar Pustaka [1] ETSI EN 302 665 V1.1.0, “Intelligent Transport Systems (ITS); Communications Architecture” [2] http://www.etsi.org/website/Technologies/IntelligentTransportSystems.aspx [3] ITU-R M.1453-2, “Intelligent transport systems – dedicated short range communications at 5.8 GHz” Hal. 10 / 11
[4] AWF-9/INP-52, “79GHz Short-Range High-Resolution Radar”, by Japan [5] AWG-10/INP-63, “79GHz Short-Range High-Resolution Radar”, by Japan [6] AWG-11/INP-09, “World Wide Status in the Regulation of Automotive Radar Applications in the 76 MHz to 81 GHz Range", by Robert Bosch (SEA) Pte. Ltd., Singapore [7] ITU-R Recommendation M.1452-2 [8] ITU-R Report M.2228, “Advanced Intelligent Transport Systems (ITS) radiocommunications”
Biografi penulis Eddy Setiawan adalah pendiri Indonesia-ITU Concern Forum (IICF) serta menjadi Ketua Badan Pembina IICF. Selain itu beliau adalah seorang professional telekomunikasi selama lebih dari 20 tahun. Menyandang gelar S2 Mastere Specialisee bidang Telekomunikasi Satelit dari ENSAE/ISAE (Supaero) Toulouse, Perancis thn 1999 dan S1 Elektro dari ISTN Jakarta di thn 1993. Selama ini juga terus mendalami desain dan konstruksi telekomunikasi serat optic bawah laut, high altitude platform station (HAPS). Aktif sebagai nara sumber Kemenkominfo dalam bidang wireless, kabel laut dan ITU serta menjadi dosen S1 teknik elektro di ISTN.
Hal. 11 / 11