Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI MENUJU MULTIMEDIA TANPA KABEL Iskandar Fitri, M Iwan Wahyuddin Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika , Universitas Nasional Jakarta Jl. Sawo Manila No.61, Pasar Minggu 12520 E-mail : tektel2001@yahoo.com. ABSTRAK Dunia komunikasi bergerak wireless (tanpa kabel) berkembang pesat mulai dari generasi ke-1 sampai dengan generasi ke-3 saat ini dengan membawa informasi suara pada awalnya dan kemudian berkembang menjadi multimedia (suara, data, gambar, video). Komunikasi bergerak memiliki pasar potensial dimasa d epan untuk trafik data kecepatan tinggi atau trafik IP (Internet Protocol). IMT-2000 (International Mobile Telecommunication) dan LAN Wireless Broadband (Local Area Nework tanpa kabel Pita lebar) yang merupakan akses wireless bergerak dan akses wireless nomadic akan menjadi titik awal kepada era baru dimana komunikasi wireless menjadi media dominan dalam jaringan akses. Dengan prespektif teknis, pertimbangan spektrum dan skenario penerapan untuk sistem ini akan dijabarkan. Kata Kunci : Telekomunikasi 1. Pendahuluan Pada abad 21 ini, transmisi data kecepatan tinggi akan memainkan peranan penting pada layanan telekomunikasi. Kenyataan ini dapat dilihat dengan makin banyaknya pengguna komputer PC (Personal Computer). Diramalkan bahwa dalam waktu dekat ukuran PC akan berubah menjadi berukuran kecil sehingga yang dapat dengan mudah dibawa kemana saja sehingga orang-orang tidak mengalami hambatan dalam membawanya. Disisi lain, tuntutan kebutuhan akan terminal telepon bergerak meningkat dengan cepat dan jumlah penggunanya saat ini terus menerus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak akan lama lagi kemungkinan besar setiap orang akan memiliki terminal telepon bergerak masing-masing. Pembangunan pertama IMT-2000, yang merupakan sistem komunikasi bergerak generasi ketiga, dijadwalkan tahun 2001 akan diluncurkan di Jepang yang akan mengantarkan kepada era baru komunikasi bergerak multimedia yang menyediakan berbagai macam layanan. Pengguna akan dapat mengkases bermacam-macam informasi multimedia dan menikmati komunikasi wireless kualitas tinggi kapan saja dan dimana saja. Dipicu oleh adanya IMT-2000 menyebabkan besarnya tuntutan kebutuhan PC dan terminal telepon bergerak akibat kebutuhan pengguna dalam akses informasi dilokasi manapun dilengkapi PC dengan menggunakan akses wireless. Aplikasi wireless dengan mobiltas terminal yang rendah daripada sistem selular saat ini didefinisikan sebagai akses wireless nomadic terhadap jaringan komputer. Sementara sistem komunikasi bergerak selular telah dikembangkan secara umum, kebutuhan akses wireless nomadic ditandai dengan LAN wireless yang umumnya digunakan pada private network (jaringan pribadi) dari suatu perusahaan atau lembaga bukan public network (jaringan umum). Dalam sudut pandang teknis sistem akses wireless nomadic memiliki banyak kemiripan dengan akses wireless fixed (tetap/tidak bergeak) yang digunakan untuk link (lintasan transmisi) akses yang dapat mencapai beberapa kilometer sebagai pengganti ekonomis dari sistem kabel. Perkembangan private network dan public network akan membentuk infrastruktur dasar dari komunikasi pada abad mendatang. Arah pengembangan tersebut telah ditunjukkan pada konsep dari 50
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
UNII (Unlicensed National Information Infrastructure) di Amerika Serikat. Paper ini akan menggambarkan konsep sistem dan aspek teknis sistem akses pita-lebar tanpa kabel (wireless broadband) mulai dari komunikasi bergerak wireless, nomadic sampai dengan jaringan kabel (fixed line) yang dirancang untuk membawa informasi multimedia.
2. Arah Pengembangan Pasar Telekomunikasi Jumlah pengguna telepon bergerak selular PDC (Personal Digital Cellular) dan PHS (Personal Handy System) di Jepang [1]-[3] lebih dari 40 juta yang telah mencapai dua per tiga dari telepon kabel. Gambar 1 menunjukkan pasar komunikasi bergerak selular te rus tumbuh dengan stabil. Penetrasi kedua jenis selular tersebut terhadap jumlah populasi di Jepang sekarang mencapai kurang lebih 40 % [3].
Gambar 2.1 Jumlah pengguna telepon bergerak [1] Kenaikkan jumlah pengguna telepon selular akan membawa kepada keadaan dimana terbatasnya spektrum frekuensi untuk komunikasi bergerak ini terutama di daerah yang jumlah populasinya sangat padat yaitu pada kota-kota besar. Kenyataan ini akan mempercepat pengunaaan IMT-2000 lebih awal yaitu pada tahun 2001. Gambar 2 dan Tabel 1 menggambarkan kecendrungan trafik dari sistem komunikasi bergerak dibandingkan dengan sistem komunikasi kabel (fixed line). Meskipun jumlah pengguna telepon bergerak dua per tiga dari pengguna telepon kabel tetapi perbandingan relatif trafik pa da sistem komunikasi bergerak terhadap total trafik pada tahun 1997 masih tetap 18% dalam hal panggilan yang masuk (call attempt). Menurut data pada Tabel 1, kenaikkan paling tinggi dalam hal panggilan yang masuk terjadi pada layanan ISDN dari jaringan kabel. Diasumsikan bahwa trafik ISDN didukung terutama oleh kebutuhan akses Internet. Data durasi lamanya hubungan panggilan telepon yang ada menunjukan hasil yang sama. Dari data-data tersebut, diperoleh bahwa komunikasi bergerak saat itu masih terfokus pada trafik voice, ini berarti komunikasi bergerak memiliki potensi
51
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
Gambar 2.2 Perbandingan trafik pengguna telepon bergerak [1] Number of Call Attempt 1997 Compared to Relative (Million) 1996 ratio
Telepon Kabel ISDN Telepon Selular PHS
Total of Call Duration 1997 Compared to Relative (Million hrs) 1996 ratio
919
-2.90%
78.60%
4020
-1.2%
85.10%
36.5
+127%
3.10%
130
+123%
2.70%
174.5
+59%
14.90%
460
+72%
9.70%
38.6
+104%
3.30%
110
+112%
2.30%
Tabel 2.1 Trend trafik [1] yang besar untuk berkembang di masa depan dengan mengaplikasikan transmisi data berkecepatan tinggi. IMT-2000 akan menjadi tanda perubahan bagi sistem komunikasi bergerak menuju trafik non voice. Perkembangan lainnya adalah terminal wireless LAN Broadband dengan kapasitas yang lebih tinggi dari IMT-2000. Tuntutan produksi PC terus menerus naik mencapai diatas 5 juta pada pasar domestik jepang selama beberapa tahun ini. Salah satu laporan telah memprediksi bahwa pada tahun 2005 lebih dari 40 juta PC akan dioperasikan disemua negeri di Jepang dan kebanyakkan dari mereka yang menggunakan PC adalah dari lingkungan bisnis. Diasumsikan bahwa sejumlah PC akan dilengkapi dengan adapter wireless dan digunakan sebagai terminal LAN wireless. Gambar 3 mengilustrasikan kebutuhan total terminal akses wireless, termasuk terminal IMT2000 dan terminal LAN wireless broadband. Sistem komunikasi bergerak generasi ke-3, IMT-2000 merupakan jaringan komunikasi bergerak umum (Public Land Mobile Network ) yang menyediakan layanan komunikasi suara dan layanan data sampai dengan 2 Mbps yang menggantikan sistem komunikasi bergerak generasi ke-2. Sementara itu terminal wireless LAN broadband merupakan private network yang menghasilkan layanan dengan kapasitas sampai 20 Mbps.
52
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
Gambar 2.2 Perbandingan trafik pengguna telepon bergerak [1] 3. Konsep Akses Komunikasi Tanpa Kabe l 3.1
Konsep Dasar
Gambar 3.1 menggambarkan konsep dasar akses komunikasi tanpa kabel yaitu untuk menghubungkan terminal pengguna dengan titik akses pada jaringan dengan menggunakan media tanpa kabel. Konsep ini dapat diterapkan secara luas pada berbagai macam lingkungan jaringan. Di area rumah, dimana telepon rumah tanpa kabel (cordless) bekerja sebagai akses wireless dari terminal cordless ke titik interface menuju jaringan eksternal. Di area bisnis, terminal LAN wireless berfungsi sebagai akses wireless di dalam network perusahaannya tersebut. Kebutuhan teknis untuk perangkat akses wireless berbeda tergantung pada lingkungan fisik dimana wireless tersebut digunakan.
Gambar 3.1 Konsep dasar akses wireless [1]
53
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
3.2 Pengelompokkan Akses Tanpa Kabel 3.2.1 Berdasarkan Trafik Dalam membawa trafik ada 3.1 jenis akses wireless yang ditampilkan pada Tabel 2. Yang pertama adalah akses wireless berbasis voice (suara) dan kedua adalah berbasis data. Sistem berbasis voice didesain untuk mendukung panggilan originating (melakukan pangilan) dan terminating (menerima panggilan) dan juga menjaga hubungan komunikasi tetap kontinyu selama berkomunikasi. Sedangkan sistem berbasis data memiliki karakteristik transmisi berbentuk paket data dan tidak memerlukan real time serta merupakan connectionless berbasis IP. Banyak survey menunjukkan bahwa trafik berbasis IP terus menerus naik, hal tersebut akan berpengaruh terhadap arsitektur jaringan telekomunikasi termasuk sistem node dan sistem link akses. Sejak saat itu usaha pengembangan berkonsentrasi pada tipe akses wireless yang dapat membawa kedua jenis trafik tersebut. Tabel 3.1 Pengelompokkan akses wireless berdasarkan trafik yang dibawa [1] Voice based wireless Data/IP-based wireless access access End to end symmetric .1.3 Communication Client-server asymmetric type type mode Real time, Non real time, .1.4 Transmission mode Continuous Packet transmission transmission Connection Oriented Connectionless .1.5 Connection
3.2.2
Berdasarkan Mobilitas Kebutuhan akan mobilitas banyak mempengaruhi desain sistem akses wireless. Komunikasi bergerak selular mendukung mobilitas terminal secara luas, contoh terminal masih dapat berkomunikasi sementara bergerak dengan kecepatan mobil, sementara itu LAN wireless hanya dapat digunakan pada area lokasi yang stasioner atau tetap pada saat berkomunikasi sehingga mobilitasnya terbatas. Sistem akses komunikasi bergerak dikelompokkan sebagai Mobile Wireless Access (MWA) dan sistem akses LAN wireless broadband dikelompokkan sebagai Nomadic Wireless Access (NWA). Sementara itu, terminal wireless yang digunakan pada lokasi yang permanen dikeleompokkan sebagai Fixed Wireless Access (FWA) yang menghasilkan layanan yang setara dengan sistem akses kabel. Gambar 3.2 menunjukkan pemetaan sistem akses wireless dengan menggunakan kecepatan bit rate dari layanan dan sifat mobilitas dari terminal. Perkembangan teknis dalam dunia komunikasi selular terus berlangsung dengan tetap memelihara mobilitas yang tinggi. Dalam aplikasi IMT2000, kecepatan bit rate layanan sampai dengan 384 kbps dapat diperoleh pengguna dengan mobilitas yang sama dengan kecepatan mobil. Kecepatan bit rate maksimum 2 Mbps dapat diperoleh pengguna pada area layanan dalam gedung (indoor). Ada cara lain untuk menaikkan keterbatasan mobilitas dari cakupan indoor dengan kecepatan bit rate yang tinggi yaitu dengan perluasan cakupan LAN wireless ke luar gedung (outdoor), saat ini akses wireless nomadic broadband sedang dikembangkan dengan kapasitas mencapai 30 Mbps.
54
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
Gambar 3.2 Berbagai sistem akses wireless [1] Sistem akses wireless tetap berada pada posisi dengan tingkat mobilitas yang rendah seperti pada Gambar 5. Diharapkan secara luas FWA akan memiliki peranan penting untuk mengakses sampai dengan beberapa kilommeter ke rumah-rumah secara individual. Perlu dicatat bahwa aspek teknis yang dibutuhkan untuk W-LAN tetap sama pada beberapa aspek dengan sistem Akses Wireless tetap. Dalam rekomendasi ITU-R ketiga kategori ini didefinisikan secara jelas. Untuk kasus yang nyata terminal Akses Wireless Nomadic memiliki kemampuan untuk mensupport mobilitas tertentu saat berkomunikasi. Pita frekuensi radio khusus untuk setiap kategori akses wireless adalah berbeda menurut mobilitas terminal dan variasi band frekuensi yang dialokasikan pada regulasi radio. 4. Sekilas Mengenai Aplikasi IMT-2000 4.1 Aspek Teknis dan Layanan Diharapkan Jaringan IMT-2000 akan menghasilkan beberapa layanan untuk pengguna yang termasuk didalamnya suara berkualitas tinggi, video real time, fax, file tranfer, dan akses internet [5],[6]. Kecepatan layanan 384 kbps dijamin untuk kecepatan mobil yaitu sekitar 6-13 kali lebih tinggi dari layanan paket 28.8 kbps pada PDC atau layanan data 64 Kbps pada PHS [7],[8]. Dalam rangka membawa sinyal multimedia dari sumber yang berbeda dengan kelajuan bit yang berbeda berbasis jaringan ATM (asynchrounous transfer mode) akan diperkenalkan. Sementara ATM digunakan khusus untuk transmisi berkecepatan tinggi dalam jaringan inti, pengiriman langsung dari standar sel ATM boleh jadi tidak menguntungkan dan efisien dalam pengunaan link menuju RBS (radio base station) ke terminal, dimana kebanyakan trafiknya berbasis pada sinyal suara dengan kelajuan bit yang rendah. Untuk itu diajukan untuk menggunakan cell layer (cell pendek dengan panjang bit yang adaptif) dikemas dalam sel normal dengan panjang 53 bit. Konsep cell layer memberikan kontribusi tidak hanya menaikkan penanganan kanal untuk base station tapi juga untuk mereduksi waktu tunda transmisi. Berkaitan dengan terminal pengguna untuk IMT-2000, bermacam-macam jenis terminal telepon bergerak yang dipertimbangkan berdasarkan layanan aplikasinya. Terminal tersebut akan didesain untuk layanan tunggal, contoh suara, data, gambar atau untuk fungsi yang terintegrasi untuk melayani lebih dari satu layanan. Fitur pe nting yang menjadi karakteristik IMT-2000, sebagai sistem generasi ke-3 adalah samanya interface radio dari base station ke Terminal. Hal tersebut membolehkan terminal untuk digunakan diluar batas negara yang dihubungkan dengan fungsi penjelajahan internas ional (international roaming). Usaha tersebut telah dilakukan dalam
55
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
membangun standard internasional untuk antar -muka udara (air-interface) dan protocol pensinyalan. W-CDMA telah diadopsi sebagai salah satu standard internasional untuk air-interface IMT2000 oleh ITU[11]. Dalam sistem CDMA setiap pengguna diberikan sinyal kode yang unik dan sinyal yang diterima setelah proses demodulasi muncul sebagai derau acak (noise random) kecuali yang diinginkan oleh pengguna yaitu sinyal informasi. Karena W-CDMA memiliki kerapatan spectrum yang rendah (low spectral density ) dan tidak sensitif terhadap interferensi mutual, sistem W-CDMA dapat mengakomodasi lebih banyak terminal pengguna dari pada sistem TDMA yang ada saat ini untuk cakupan sel (coverage cell) yang sama. Pada pentransmisian data ingin dihindarkan interupsi periode pendek akibat proses perpindahan ke sel lain (handover). Diversitas perpindahan sel akan menghasilkan proses handover yang halus antara base station dan juga menghasilkan transmisi data dengan kualitas yang tinggi. 4.2 Pertimbangan Spektrum Di Jepang pita frekunsi yang saat ini tersedia untuk selular generasi kedua seperti pita frekuensi 800 atau 900MHz dan pita 1.5 GHz telah mengalami kemacetan untuk area metropolitan yang padat pengguna. Situasi tersebut menyebabkan munculnya keinginan untuk menyebarluaskan penggunaan IMT-2000. Spektrum frekuensi yang biasa digunakan di dunia untuk sistem generasi ke-3 adalah 230 MHz yang disepakati pada konrefensi administratif radio dunia tahun 1992 yaitu pita frekuensi 1885-2025 MHz dan 2110-2200 MHz, beberapa bagian telah dialokasikan di jepang untuk penggunaan PHS dan DECT. Pengenalan IMT-2000 akan merangsang trafik multimedia untuk komunikasi bergerak dan spektrum frekuensi 230 MHz akan segera penuh dengan naiknya kebutuhan komunikasi tersebut. Menurut penelitian di ITU -R Task Group 8/1 (TG 8/1), total spektrum yang dibutuhkan komponen terestrerial IMT-2000 adalah 400-550 MHz[12]. Salah satu solusinya adalah menggunakan spektrum yang dialokasikan untuk sistem generasi ke -2 yaitu dengan cara mengganti sistem generasi ke -2 dengan sistem generasi ke-3. 4.3. Skenario Penyebaran Setelah IMT-2000 memulai layanannya maka akan ada kebutuhan besar yang mendesak pengguna sistem generasi ke -2 (PDC) untuk mengganti terminalnya dengan terminal IMT-2000. Akan tetapi akan ada beberapa pengguna PDC tetap menggunakan layanan tersebut bahkan mungkin menggunakan keduanya. Oleh karena itu dari sudut pandang operator, adalah efisien dan ekonomis apabila jaringan base sta tion untuk arsitektur IMT-2000 mendekati dengan yang telah ada yaitu PDC. Pada skenario ini penggunaan infrastruktur seperti menara pemancar, lokasi stasiun ulang dan perangkat catu daya harus sedapat mungkin sama untuk kedua sistem tersebut. Sehingga penggunaan IMT-2000 dapat diimplementasikan diseluruh negeri dengan menggunakan fasilitas jaringan yang telah ada saat ini. Perangkat antena multi-pita yang dapat digunakan untuk kedua sistem generasi ke -2 dan ke3 akan meyelesaikan masalah ruang yang mempersulit instalasi pada base station yang telah ada. 5. Local Area Network Tanpa Kabel 5.1 Fitur Dasar Local area network tanpa kabel (Wireless LAN) akan menjadi pendorong untuk membawa kita kepada komunikasi wireless multimedia di abad mendatang. Konse p umum dari wireless LAN adalah jaringan non publik berbasis komputer yang digunakan pada suatu perusahaan, kampus atau kelompok tertentu. Sudah menjadi kebiasaan umum perluasan cakupan layanan untuk LAN akan menjadikan komunikasi dimanapun berada dengn kapasitas yang besar dan mobilitas yang rendah daripada IMT-2000. Hal tersebut berarti bahwa penyebaran sistem NWA kepada publik. Badan standardisasi seperti IEEE, 802.11 (USA), ETSI BRAN (Eropa) dan MMAC (Jepang) mempelajari hal teknis mengenai wireless LAN termasuk kebutuhan spektrum.
56
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
Pengembangan terfokus pada sistem 5 GHz dengan kemampuan yang potensial. Juga keuntungan dari sistem 5 GHz tersebut adalah bahwa banyak negara CEPT telah menggunakannya, Amerika Serikat dan juga Jepang .
5.2 Aspek Teknis Wireless LAN. Terdapat beberapa aspek teknik dalam penerapan system wireless LAN . Aspek-aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. A. Ukuran Perangkat Terminal. Dalam hal mentransmisikan data pita-lebar dengan PC biasanya menggunakan perangkat tambahan secara eksternal yang berupa adapter wireless. Oleh karena itu adapter wireless yang kecil dan mudah dibawa-bawa seperti PCMCIA merupakan kebutuhan utama untuk menjadi terminal portabel seperti Notebook dan PDA (personal digital assistant). Ukuran yang diinginkan adalah kurang dari 100cc. Kita telah belajar dari pengalaman bahwa kebutuhan telepon selular seperti yang ditujukkan gambar 1 meningkat setelah tahun 1994 saat dimana ukuran telepon dapat diperkecil sampai dengan 100cc. B . Kapasitas Sistem Kapasitas sistem wireless LAN yang membedakan bahkan melebihi IMT-2000 yaitu bahwa kecepatannya dapat mencapai lebih dari 20 Mbps. Hal ini mendukung baik kecepatan dari jaringan antar-muka seperti Ethernet 10 Base T yang merupakan interface paling popular pada jaringan kabel LAN. C. Aspek Kendali Jaringan Dalam rangka untuk meningkatkan kegunaan media tanpa kabel, kebutuhan lebih lanjut akan berfungsi sebagai akses kendali jarak jauh kepada komputer di rumah-rumah dari tempat lain. Untuk tujuan tersebut jaringan inti harus memiliki fungsi yang mendukung mobilitas dengan menggunakan teknik seperti manajemen mobilitas, transfer paket dan lain-lain [9]. Karena Jaringan LAN saat ini kebanyakan berbasis TCP/IP, maka fungsi pengalamatan IP menjadi keharusan untuk jaringan inti. Kemampuan akses kendali jarak jauh akan menjadi nyata yang berawal dalam jaringan LAN privat dan kemudian diperluas menjadi WAN (wide area network ). Pendekatan lainnya adalah membangun network berbasis ATM yang akan menjadi efektif mengelola sinyal de ngan bit rate yang bervariasi. Penelitian terhadap akses wireless dengan antarmuka ATM sedang dilakukan mencakup autentifikasi dan manajemen mobilitas [20],[21]. Aplikasi Wireless ATM akan menjadi alternatif yang efisien ketika sistem wireless nomadic diperluas menjadi jaringan publik. 5.3 Skenario Pembangunan Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa wireless LAN akan berkembang terus populasinya berangkat dari jaringan pribadi. Tuntutan kebutuhan awal untuk NWA pita-lebar umum dapat muncul di ruang yang berdekatan dengan ruang yang memiliki NWA pribadi. Tempat itu termasuk ruang masuk dari gedung yang luas, jalan ruang bawah tanah, stasiun atau kampus. Perluasan cakupan sistem selular generasi ke-2 sampai ke dalam ruang umum seperti hotel, stasiun bawah tanah dan lain-lain, telah banyak dilakukan. Pembangunannya di dalam gedung terkadang memerlukan infrastruktur fiber optic agar dapat mengirim sinyal RF ke setiap lantai atau ruang secara efisien. Cara yang sama perlu dilakukan untuk sistem NWA pita -lebar yang akan memulai layanannya dari cakupan di dalam ruangan.
6. Akses Nirkawat Tetap (Fixed Wireless Access= FWA)
57
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
6.1 Fitur Dasar Sistem FWA memiliki beberapa keuntungan dibanding sistem kabel, yaitu: • Waktu yang dibutuhkan untuk instalasi singkat. • Biaya relatif murah. • Kebal terhadap musibah bencana alam. • Mudah dalam pengoperasian, pemeliharaan dan pengaturan. Pada sistem FWA yang khusus dengan menggunakan perangkat komunikasi bergerak dapat menjangkau sampai beberapa kilometer ke rumah-rumah di area suburban dan rural dengan menggunakan perangkat terminal yang portabel. Hal tersebut berarti teknologi komunikasi bergerak nirkawat dan FWA saling berdekatan satu sama lain dalam komunikasi nirkawat. Arah perkembangan ini juga terjadi pada aplikasi pita-lebar di banyak negara di dunia dan akan timbul tuntutan kebutuhan pasar akan sistem FWA. Sistem point to multi point belum populer, Teknologi wireless LAN dapat digunakan untuk aplikasi ini. Pita frekuensi yang tersedia yaitu 22GHz dan 26 GHz. Sementara itu pita frekuensi 38 GHz akan digunakan setelah pita di atas digunakan secara penuh. Di Eropa dan Amerika Utara frekuensi ini telah digunakan secara penuh untuk sistem FWA termasuk jalur ke base station untuk komunikasi bergerak. Kebutuhan spektrum selanjutnya untu aplikasi-aplikasi dengan tingkat kepadatan tinggi pada layanan tetap (HDFS) dihasilkan alokasi baru hasil konferensi radio dunia tahun 1997 yang ditunjukkan pada. 6.2 Aspek teknis FWA Broadband Pada sistem FWA pita -lebar, karena sistem tersebut menggunakan frekuensi di atas 20 GHz, ketidakmampuan karena redaman akibat hujan menjadi faktor yang sangat penting dalam mendesain jalur. Umumnya kemampuan yang sangat tinggi, contoh 99.99% atau lebih dibutuhkan untuk layanan real-time akan tetapi masih dimungkinkan untuk mengadopsi sistem yang kemampuannya lebih rendah untuk sistem yag membawa trafik paket.
7. Pertimbangan Pita Frekuensi Yang Lebih Baik. Sangat sulit dan kompleks untuk mengidetifikasi pita frekuensi yang terbaik untuk berbagai macam aplikasi layanan tanpa kabel. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan adalah karakteristik propagasi gelombang, bandwidth yang tersedia, feasibility perangkat dan lain-lain. Sebagai bagian dari kebutuhan regulasi, kemampuan band frekuensi membawa informasi pada sistem wireless dibicarakan disini dengan berdasarkan pertimbangan kualitatif. Jika karakteristik propagasi tidak berubah terhadap besarnya frekuensi radio maka bandwidth yang tersedia akan naik secara linear sebanding dengan RF. Bandwidth ini menentukan kemampuan transmisi dari pemancar RF. Parameter lain yang menentukkan kemampuan transmisi dari sistem wireless adalah kapasitas area yang ditentukkan oleh berapa banyak rute yang dibangun pada area tertentu untuk menghindari interferensi. Pada FWA parameter yang lebih krusial adalah kapasitas area yang akan naik bersamaan dengan nilai kuadrat dari frekuensi yang tergantung pada keterarahan antena. Karakteristik propagasi radio pada kenyataannya tergantung pada frekuensi yang menyebabkan adanya keterbatasan dalam mendesain link . Pada sistem MWA, karakteristik difraksi gelombang radio terjadi pada band UHF dapat mendukung layanan komunikasi dari berbagai titik di dalam cakupan selular termasuk lingkungan di dalam gedung. Tanpa efek ini sangat sulit untuk sistem MWA memberikan layanan dengan tingkat akses yang tinggi. Pada sistem relay radio fixed, kemampuan membawa informasi dapat dievaluasi melalui hasil kali kapasitas transmisi dari sebuah pemancar dan ruang repeater. Oleh karena itu batas atas dari pita frekuensi yang diperbolehkan dibatasi oleh karateristik redaman hujan.
58
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
Lebih jauh dari itu, untuk band frekeunsi dimana dapat digunakan antenna ukuran kecil dan keterarahan antena yang halus memiliki keunggulan saat kapasitas antenna untuk FWA terbatas terutama di area metropolitan. Pada sistem tersebut kondisi tembus pandang (line of sight) antara base station dan terminal perlu dibatasi ruang repeater sehingga menjadi lebih pendek jaraknya dari pada jarak yang dibatasi oleh redaman akibat hujan. Sehingga batasan utama dari kemampuan FWA bukan karena redaman hujan tetapi karena feasibiity perangkat.. Tidak mudah untuk membahas secara teoritis faktor-faktor yang menjadi keterbatasan yang berhubungan dengan pita frekuensi. Dari trend teknologi yang ada saat ini, garis yang saling bersilangan pada gambar 9 sebagai contoh batas atas frekuensi f1, f2 dan f3 secara kasar diasumsikan f1= 4-5GHz, f2=7-8GHz dan f3= 20-30GHz secara berturut-turut. Tiap aplikasi dari sistem wireless akan memperlihatkan kemampuan terbaiknya dalam frekuensi tersebut. Asumsi tersebut dapat berubah karena perkembangan teknologi.
8. Kesimpulan Arah pengembangan teknis dari telekomunikasi bergerak multimedia dan sistem akses tanpa kabel pita lebar telah dibicarakan dengan menggunakan kategorisasi dari akses wireless. Gambar 5 mengambarkan target masa depan dari akses wireless multimedia adalah sistem generasi ke -4 yang memiliki mobilitas tinggi dan kapasitas yang besar. Penelitian telah dimulai oleh IT-R dalam rangka menuju sistem telekomunikasi bergerak generasi ke-4 dan menetapkan beberapa hal [23]: • Semua bentuk layanan untuk sistem wireless setelah IMT-2000. • Kebutuhan spektrum frekuensi, teknis, dan operasional. • Penggunaan frekuensi bersama dan kompatibilitas dengan layanan teknologi lainnya. Secara internasional juga telah diketahui bahwa kemampuan layanan pada komunikasi bergerak diharapkan dapat sebanding dengan komunikasi kabel dan fungsi dari layanan komunikasi bergerak dan tetap terus berkembang. Hal-hal yang pentin g dari paper ini disimpulkan seperti dibawah ini: • Komunikasi bergerak multimedia dan sistem akses wireless memiliki pasar potensial khususnya dalam membawa trafik data kecepatan tinggi. Pembangunan IMT-2000 akan mampu membawa kebutuhan tersebut. • Tuntutan kebutuhan akan trafik berbasis IP naik dan hal tersebut akan mempengaruhi desain link dan harga perangkat untuk sistem akses wireless. • Kerjasama internasional untuk standardisasi global akan menjadi sangat penting dan aspek penggunaa frekuensi bersama.
Daftar Pustaka 1. Armbruster, Heinrich and Gerhard Arndt, “Broadband Communication and Its realization with Broadband ISDN,” IEEE Communication Magazine, November 1987. 2. Stallings, William,”High-Speed Networks and Internets: Performance and Quality of Service”, Second Edition, Prentice Hall, 2002. 3. Djamhari Sirat,”Kebijakan Sistem Telepon Bergerak Selular di Indonesia,” Prosiding Seminar: Prospek Bisnis Selular di Indonesia, FORTAPOSTEL-ATSI, Maret 2001. 4. Hinca IP Panjaitan,”Undang-Undang Telekomunikasi : Partisipasi Publik dan Pengaturan Setengah Hati,” Internews Indonesia, 2000. 5. Tanenbaum, Andrew S,” Computer Networks”, Third Edition, Prentice Hall, 1996. 6. Rudiantara,”Peluang dan Tantangan Sistem Telekomunikasi Bergerak Selular,” Prosiding Seminar : Prospek Bisnis Selular di Indonesia, FORTAPOSTEL-ATSI, Maret 2001. 7. http://www.ylti.or.id/RnD_Rep/MuMed.html 8. Candra, “Rencana Pengembangan Strategis Nasional 2000,” TELKOM,2000. 59
Jurnal Terra Hertz, ICT Research Center UNAS Vol.3, No.1, Pebruari 2009
ISSN 1978 -9505
9. Candra,”Kerangka Kerja Pengembangan Infrastruktur Komunikasi,” TELKOM, 2000. 10. ITU-T Recommendation 1.113 (1996) Broadband Connection-oriented Bearer Service. 11. Minoli, Daniel. Enterprise Networking: Fractional T1 to SONET, Frame Relay to BISDN. Norwood, MA: Artech House. 1993. 12. Analyst. Delran, NJ Krick, John H. “Introduction to the Internet.” Datapro Communications: Information Services Group. September 1994.
60