Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DI BIDANG KEARSIPAN DALAM MENUNJANG KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA PONTIANAK Oleh: MARTARIDLA NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 Abstrak Permasalahan penelitian ini adalah masih rendahnya kinerja pegawai di bidang kearsipan, salah satunya dilihat dari rendahnya kemampuan pegawai dalam pengorganisasian informasi di bidang kearsipan dan tidak adanya petugas yang khusus menangani arsip atau tenaga arsiparis untuk mengelola arsip. Untuk melakukan analisa terhadap permasalahan tersebut peneliti mengacu pada pendapat Syaidam (2006:502), bahwa pengembangan sumber daya manusia meliputi: pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, sumber daya manusia melalui Built In Training (BIT), sumber daya manusia melalui penugasan, sumber daya manusia melalui mutasi dan promosi, sumber daya manusia melalui pengembangan karier dan sumber daya manusia melalui gugus kendali mutu (GKM) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, ditinjau berdasarkan frekuensi keikutsertaan pegawai dalam pelatihan kearsipan dirasakan kurang memadai. Rendahnya frekuensi penugasan pegawai untuk mengikuti pelatihan kearsipan disebabkan adanya keterbatasan alokasi dana pada Sekretariat Daerah Kota Pontianak. Penawaran jabatan fungsional arsiparis melalui pemberian promosi dan mutasi belum dapat menarik minat pegawai untuk alih fungsi dari tenaga struktural menjadi tenaga fungsional arsiparis, karena penawaran tersebut tidak disertai dengan penjelasan mengenai jenjang karir dan kondisi jabatan fungsional. Tidak adanya ruangan khusus dan sarana penyimpanan arsip yang tidak memadai menyebabkan pengelolaan dan penataan sistem kearsipan tidak dapat dijalankan secara baik dan benar. Kata-kata kunci : kemampuan pegawai, keterampilan, mengelola arsip
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT IN THE FIELD OF ARCHIVES SUPPORT THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES IN THE SECRETARIAT THE REGIONAL PONTIANAK CITY Abstract The problem of the research is still in the low performance of employees in the field of archives, one seen from the low ability of employees in organizing informatioan in field of archives and the absence of the officer who handled the special archives. To do an analysis of the isues, researchers referring to the opinion of Syaidam (2006:502), that the development of human resources include: training, built in training (BIT), assignment, mutation and promotion, development an career cluster quality control (GKM). The results of research was indicate, that the development of human resources through training is revewed based on the frequency of participation of employees in training section felt in adequate. The low frequency assignment of employees to follow archives training day due to limitations of allocation of funds at secretariat the regional Pontianak City. Offer a functional offce archivist through the granting of promotion and the mutations have not been able to attract employees to over the function of structural employees became employees of archivist, for the term of the offer was not accompanied by an explanation of succession and functional office conditions. The absence of a special room and archive strorage means inadequate lead management and archival system setup can’t be correctly implemented. Keywords: ability employees, skills employees, human resources, archivist
1 MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
daya manusia meliputi: pelatihan, Built In
A. PENDAHULUAN
Training (BIT), penugasan, mutasi dan Bidang kegiatan
kearsipan
yang
merupakan
dibutuhkan
promosi, pengembangan karier dan gugus
dalam
kendali mutu (GKM). Dengan mengacu
karena arsip
pada pendapat Syaidam (2006:502), dalam
merupakan pusat ingatan bagi setiap
melakukan analisis terhadap persoalan
kegiatan dalam suatu kantor. Akan tetapi
tersebut
kenyataannya
peningkatkan karir pegawai di bidang
pelaksanaan administrasi
bahwa,
dilapangan
kinerja
pegawai
ditemukan di
diharapkan
tercapainya
bidang
kearsipan di Sekretariat Kota Pontianak.
kearsipan masih rendah, salah satunya
Berdasarkan fakta empiris yang telah
dilihat dari kemampuan pegawai dalam
diuraikan pada latar belakang penelitian,
pengorganisasian
maka
informasi
di
bidang
dapat
rumusan
masalah yang
kearsipan. Masih rendahnya kemampuan
dijadikan
sebagai
pegawai dalam pengorganisasian informasi
penelitian
ini adalah : “Bagaimana
di
Kantor
pengembangan sumber daya manusia di
Sekretariat Kota Pontianak, dikarenakan
bidang kearsipan pada Kantor Sekretariat
tidak
Daerah
bidang
adanya
kearsipan
pada
petugas
yang
khusus
Kota
landasan
Pontianak?.
Sedangkan
menangani arsip atau tenaga arsiparis
tujuan
untuk mengelola arsip. Disamping itu
mendiskripsikan
penyimpanan arsip tidak sistematis, tidak
pengembangan
pernah dilakukan penyusutan arsip, arsip
melalui pelatihan, Built In Trainning
dibiarkan berdesakan di lemari arsip
(BIT), penugasan, mutasi dan promosi
bahkan bertumpuk di atas meja. Selain itu
pegawai, pengembangan karir dan gugus
pegawai yang diberi tanggungjawab untuk
kedali mutu (GKM).
mengelola
arsip
belum
penelitian
dalam
ini dan
adalah: mengetahui
sumber
daya
manusia
pernah
diikutsertakan dalam pelatihan maupun kursus di bidang kearsipan dan pegawai
. B. KAJIAN PUSTAKA
yang bertugas mengelola arsip dalam kurun waktu 5 (lima) tahun secara terus
Pengembangan
Sumber
Daya
menerus tidak pernah dilakukan mutasi
Manusia biasanya dikaitkan dengan cara
maupun
bagaimana
promosi.
Untuk
melakukan
analisa terhadap permasalahan tersebut
dalam
penulis mengacu pada pendapat Syaidam
sehingga
(2006:502), bahwa pengembangan sumber
diharapkan
mencari
jalan
meningkatkan produktivitas dapat
pemecahan
kualitas
kerja
kerja
yang
tercapai.
Menurut 1
MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Hasibuan
(2005:269)
bahwa:
2. Built in Training (BIT) atau pelatihan
“Pengembangan adalah suatu usaha untuk
melekat merupakan pelatihan yang
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
berkesinambungan dan melekat dengan
konseptual dan moral karyawan sesuai
tugas
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan
meningkatkan
melalui pendidikan dan latihan”. Dalam
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
rangka
dengan standar uraian pekerjaan yang
pengembangan
pegawai,
pendidikan dan latihan kerja merupakan
setiap
atasan,
yaitu
kemampuan
untuk pegawai
sudah ditetapkan sebelumnya.
salah satu aspek yang perlu ditangai secara
3. Pengembangan sumberdaya manusia
terencana dan berkelanjutan. Pendidikan
melalui penugasan juga dimaksudkan
dan latihan yang dimaksud adalah pada
untuk pemberdayaan inisiatif pegawai,
sistem pendidikan yang bertujuan untuk
khususnya pegawai yang sudah pernah
meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan
mengikuti
dan keterampilan pegawai sesuai dengan
lainnya, agar materi yang sudah pernah
kebutuhan kerja.
diterima pegawai selama mengikuti
Sebagai acuan dalam melakukan analisis
terhadap
permasalahan
masih
pelatihan,
bimtek
dan
pelatihan dapat diaplikasikan. 4. Pengembangan sumber daya manusia
rendahnya kinerja pegawai di bidang
melalui
kearsipan di Sekretariat Daerah Kota
pegawai dalam suatu organisasi dapat
Pontianak, penulis mengacu pada pendapat
bekerja secara maksimal, dan agar
Syaidam
tidak menimbulkan kejenuhan dalam
(2006:502),
pengembangan
sumber
bahwa
daya
manusia
meliputi:
promosi
melaksanakan diperlukan
1. Pelatihan
merupakan
usaha
untuk
menghilangkan terjadinya kesenjangan atau gap antara unsur-unsur yang
dan
mutasiAgar
pekerjaannya,
adanya
maka
pengembangan
karier yang meliputi: promosi dan mutasi. 5. Pengembangan sumber daya manusia
dimiliki oleh seorang pegawai dengan
melalu
unsur-unsur
dikehendaki
Pengembangan karir lebih menekankan
organisasi. Melalui kegiatan ini, ada
pada peningkatan-peningkatan prestasi
tiga pokok yang ingin diperoleh dari
pribadi
seorang
adanya
dilakukan
seorang
peningkatan keterampilan, peningkatan
mencapai
suatu
pengetahuan,
Pengembangan karir bukan sekedar
yang
pegawai
yaitu
adanya
perubahan
perilaku/ sikap.
pengembangan
karier
yang pegawai untuk rencana
karir.
promosi ke jabatan yang lebih tinggi, 2
MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tetapi sukses karir seorang pegawai
sebagai informan menggunakan teknik
adalah
bekerja,
purposive, Sedangkan untuk melakukan
serta peningkatan ketrampilan pegawai
cross check terhadap data primer yang
dalam
diperoleh
kemajuan
dalam
melaksanakan
tugas
yang
menjadi tanggungjawabnya.
melalui
wawancara
kepada
pegawai, penulis melakukan wawancara
6. Pengembangan sumber daya manusia
kepada informan kunci, yaitu: Kepala
melalui gugus kendali mutu (GKM)
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota
Gugus kendali mutu atau disebut juga
Pontianak, dan Kepala Sub Bagian Umum
quality control circle (QCC) adalah
Sekretariat
sekelompok pegawai yang mempunyai
penelitian ini adalah sistem Kearsipan
pekerjaan
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota
sejenis,
membentuk
secara
kelompok
sukarela untuk
Pontianak.
Kota
Objek
Pontianak.
ini
Objek
dipilih
karena
membahas dan memecahkan masalah-
permasalahan yang penulis angkat pada
masalah pekerjaan mereka dengan
Kantor Sekretariat Daerah Kota Pontianak
tujuan meningkatkan mutu pekerjaan.
dimana penataan arsip yang penulis lihat
Dengan
mengacu
pada
pendapat
Syaidam (2006:502), dalam melakukan
masih buruk dan belum efektifnya tenaga arsiparis yang ada.
analisis terhadap persoalan tersebut
Adapun teknik pengumpulan data
diharapkan tercapainya peningkatkan
yang
karir pegawai di bidang kearsipan di
partisipan,
Sekretariat Kota Pontianak.
dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam
digunakan
adalah:
wawancara,
pengumpulan
observasi
dan
data
teknik
melalui
pendekatan kualitatif, dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan didukung
C. METODE PENELITIAN
oleh alat bantu, seperti alat tulis dan alat Sesuai
dengan
belakang
lainnya. Untuk membantu memperoleh
penelitian, maka
data yang diperlukan dalam penelitian ini
penelitian ini tergolong jenis penelitian
peneliti menggunakan alat. Analisis data
deskriptif. Penelitian ini dilakukan di
dalam
Sekretariat
pendekatan
masalah dan tujuan
Kota
latar
Pontianak.
Subjek
penelitian
ini
kualitatif.
menggunakan Adapun
teknik
penelitian adalah 3 orang Pegawai yang
analisis data yang digunakan mengacu
menangani naskah dinas khususnya di
pada model analisis data interaktif dari
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota
Miles and Huberman (dalam Sugiono
Pontianak. Penentuan subjek penelitian
2011: 246-253), meliputi: reduksi data, 3
MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
display
data,
dan
verifikasi
data.
ditingkatkan
frekuensinya,
Sedangkan validitas atau pemeriksaan
jabatan
keabsahan
pemberian promosi dan mutasi hendaknya
data,
menggunakan
teknik
triangulasi dengan sumber data.
fungsional
penawaran
disertai
dengan
jenjang
karir
arsiparis
melalui
penjelasan dan
mengenai
kondisi
jabatan
fungsional. Selain itu lembaga diharapkan untuk menyediakan ruangan khusus dan
D. HASIL PENELITIAN DAN
menambah sarana penyimpanan arsip agar
PEMBAHASAN
pengelolaan dan penataan sistem kearsipan Hasil bahwa
penelitian
berkenaan
menunjukkan
dengan
dapat dijalankan secara baik dan benar.
Frekuensi
keikutsertaan pegawai dalam pelatihan kearsipan
dirasakan
kurang
sehingga
pengelolaan
memadai,
arsip
E. KESIMPULAN DAN SARAN
belum
dilakukan penataan secara baik dan benar.
Hasil
penelitian
Rendahnya frekuensi penugasan pegawai
bahwa
untuk
kearsipan
pengelolaan barang-barang milik daerah
disebabkan adanya keterbatasan alokasi
terutama dalam menyampaikan laporan
dana
Pontianak.
berkala, laporan serah terima barang dan
Penawaran jabatan fungsional arsiparis
laporan dalam bentuk buku inventaris
melalui pemberian promosi dan mutasi
setiap tahun masih kurang tertib. Proses
belum dapat menarik minat pegawai untuk
penyimpanan dan penyaluran barang masih
alih fungsi dari tenaga struktural menjadi
kurang memperhatikan aspek administrasi,
tenaga
terutama pencatatan barang yang masuk
mengikuti
pada
Setda
fungsional
pelatihan
Kota
arsiparis,
karena
kinerja
menyimpulkan
yang
aktual
disalurkan
pengawasan
penawaran tersebut tidak disertai dengan
dan
penjelasan mengenai jenjang karir dan
unit/bagian di Biro Umum Sekretariat
kondisi jabatan fungsional. Tidak adanya
Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Kinerja
ruangan khusus dan sarana penyimpanan
aktual
arsip yang tidak memadai menyebabkan
pengelolaan barang-barang milik daerah
pengelolaan dan penataan sistem kearsipan
adalah kurang memperhatikan standar
tidak dapat dijalankan secara baik dan
yang
benar. Sebagai solusinya dikemukakan
terjadinya pengadaan
saran-saran sebagai berikut: keikutsertaan
berulang-ulang,
pegawai dalam bidang kearsipan perlu
perencanaan barang yang tidak sesuai
dibandingkan
berlaku,
pada
dengan
sehingga
dan
setiap
standar
menyebabkan barang secara
masih
ditemukan 4
MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan
standarisasi
perencanaan
F. REFERENSI
kebutuhan barang baik dilihat dari standar harga, tipe/merk. Pengambilan tindakan
1.
manajerial
Amsyah , Zulkifli. 1991. manajemen kearsipan modern dan otomasi kearsipan. Jakarta: Karya Utama.
dengan
penyimpanan
atau
memadai
terhadap
barang/inventaris
mengoreksi
standaryang
tidak
pengelolaan
milik
daerah
belum
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yaitu
Buku-Buku
belum
dilaksanakan
tindakan manajerial berupa monitoring secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali serta tidak dibuatkan kartu kendali. Masih adanya ketidakpahaman pegawai yang
Banthos, Bair. 1991. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mangkunegara, Prabu Anwar. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
ditunjuk sebagai penyimpan dan pengurus barang milik daerah mengenai aplikasi SIMBADA. Adapun
rekomendasi
yang
diajukan dalam penelitian ini adalah setiap unit
kerja/bagian
di
Biro
Umum
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat diharapkan mendata ulang secara
Martono, Boedi. 1994. Penataan Berkas Dalam Manajemen Kearsipan. Jakarta: Sinar Harapan ………………., 1987. Sistem Kearsipan Praktis. Yogyakarta: Pustaka Sinar Harapan Moleong, Lexy. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
lengkap barang-barang milik daerah, tertib administrasi
dalam
penyaluran
barang,
kursus/pelatihan
penyimpanan adanya kepada
dan
kegiatan pegawai
Moekijat. 1982. Tata Laksana Kantor. Banung: Mandor Melayu Pusat Pendidikan dan Pelatihan ANRI. Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Kertas. Jakarta.
penyimpan dan pengurus barang, serta dilaksanakannya
monitoring
terhadap
Rumanti, Rika. 2002. Manajemen Kearsipan Modern. Bandung: Alphabeta
pengelolaan barang/inventaris milik daerah secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.
Rosidah, ATS., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organiasai Publik. Jakarta: Graha Ilmu. Soedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama. 5
MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
Dokumen Resmi:
Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Kearsipan
6 MARTARIDLA, NIM. E21109014 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN