ISSN 1693-7945
PENGEMBANGAN STOP PASSING SEBAGAI MODIFIKASI DARI PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V Oleh: Didi Darmadi STKIP UNIDARMA Segeran Juntinyuat Indramayu ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk permainan sepakbola untuk pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, serta mengetahui keefektifan model modifikasi permainan stop passing bola bagi siswa dan guru pendidikan jasmani. Berdasarkan uji skala luas terhadap produk, penggunaan produk model permainan sepakbola bagi siswa dapat meningkatkan denyut nadi sebesar 30% dari 126 siswa. (1) Aspek psikomotor dari 126 siswa, yang termasuk kategori baik berjumlah 85 atau 67%, kategori sedang berjumlah 35 siswa atau 28% dan kategori kurang berjumlah 5 siswa atau 6%. (2) Aspek kognitif dari 126 siswa, yang termasuk kategori baik berjumlah 57 atau 45%, kategori sedang berjumlah 63 siswa atau 50% dan kategori kurang berjumlah 4 siswa atau 3%. (3) Aspek afektif dari 126 siswa, yang termasuk kategori baik berjumlah 121 atau 96%, kategori sedang berjumlah 1 siswa atau 1% dan kategori kurang berjumlah 4 siswa atau 3%. Dapat disimpulkan bahwa model modifikasi permainan sepakbola untuk siswa sekolah dasar menghasilkan suatu produk yaitu permainan stop passing bola yang efektif dan dapat diterima dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Kata Kunci: Pengembangan; Permainan Stop passing; Penjasorkes; Siswa Sekolah Dasar. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup yang diajarkan di sekolah dasar memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Bermain merupakan aktivitas yang disenangi dan berpengaruh terhadap kehidupan dan juga merupakan kebutuhan hakiki bagi setiap individu, (I Putu Panca Adi, 2006). Proses pembelajaran menjadi faktor penting dalam tujuan belajar di sekolah, bahwa belajar dipandang sebagai suatu proses hasil dan fungsi. Sebagai suatu proses apabila siswa mengalami suatu pengalaman edukatif untuk mencapai tujuan, Slamet Raharjo (2007). Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang aman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya. Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di jenjang sekolah dasar, menurut kerangka dasar kurikulum adalah kelompok mata pelajaran dengan wilayah pengembangan fisik, penanaman sportivitas dan pola hidup sehat. Adapun ruang lingkup mata pelajaran penjaskes pada jenjang sekolah dasar sesuai KTSP terdiri dari berbagai aktivitas jasmani, seperti : (1) Aktivitas permainan dan olahraga, yaitu meliputi : olahraga tradisional, keterampilan
1
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
lokomotor, non lokomotor, manipulatif, atletik, kasti, rounders, sepak bola, bola kecil, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri serta aktivitas lainnya. (2) Aktivitas pengembangan, meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk poostur tubuh serta aktivitas lainnya. (3) Aktivtas senam, meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai serta aktivitas lainnya. (4) Aktivitas ritmik, meliputi : gerak bebas, senam pagi, senam kesegaran jasmani dan senam aerobik, serta aktivitas lainnya. (5) Aktivitas air, meliputi ; Permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainya. (6) Pendidikan luar kelas, meliputi : karya wisata (study tour) pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan aktivitas lainnya. (7) Kesehatan meliputi: penanaman hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Karakteristik anak usia sekolah dasar tidak hanya itu. Menurut Sumantri dan Sukmadinata dalam Wardani (2012), karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu: (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam pembelajaran permainan bola besar atau sepakbola siswa diharapkan mampu mempraktikkan gerakan mengontrol bola, mengoper bola, menstop bola, menendang bola, menggiring bola, berlari, dll. Contoh permainan bola besar atau sepakbola (yang menggunakan bola sepak) yang sudah ada yaitu : Sepak bola, Sepak bola mini, futsal, dll. Sebagiaan besar di sekolah dasar mengajarkan salah satu permainan bola besar tersebut, dalam proses pembelajaran bola besar khususnya permainan sepak bola, ada sedikit kendala ketika siswa mempraktikkan gerak dasar seperti mengontrol bola, kesulitan menstop bola, kemana bola akan ditendang, kurangnya kerjasama, emosi yang berlebihan, sehingga menyebabkan efektifitas permainan bola besar ini masih dirasa kurang. Penyebab dari kurangnya kemampuan siswa tersebut, dikarenakan dalam proses pembelajaran, guru dalam menyampaikan materi dan praktek kurang sesuai dengan rancangan pembelajaran, kurang kreatif dalam mengemas pembelajaran bola besar serta kurang menarik perhatian siswa, sehingga kadang siswa menjadi jenuh kadang pula ada siswa yang merasa sudah mengerti dan paham tentang materi yang akan di ajarkan. Kejenuhan tersebut dapat berdampak terhadap tingkat penguasaan teknik dasar stop passing pada pembelajaran dasar sepak bola dalam materi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes). Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat penguasaan teknik stop passing siswa sekolah dasar kelas V, maka peneliti melakukan penelitian pendahuluan di sekolah dasar. Pada penelitian pendahuluan ini peneliti mengambil sampel siswa sekolah dasar kelas V dengan rincian 7 siswa putra dan 7 siswa putri, untuk uji coba sekala kecil dilakukan di SDN Kertasemaya I mengambil sampel kelas V yang berjumlah 37 siswa, sedangkan untuk uji coba sekala luas peneliti mengambil sampel 126 siswa di 3 sekolah dasar yaitu SDN Kertasemaya I, SDN Tulungagung III dan SDN Pilangsari I dengan jenjang kriteria umur 11-13 tahun. Ketiga sekolah dasar tersebut semuanya berada di kabupaten Indramayu. Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola kegawang lawan dengan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan bola (Muhajirin, 2004). Kemampuan dasar bermain sepak bola harus dikuasai. Dasar-dasar bermain sepakbola antara lain: menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menimang bola (juggling), menghentikan bola (trapping), dan lemparan ke dalam (throw-in), (Danny Mielke 2007). Menurut Kurniawan, (2011) Mengoper Bola (Passing) “Operan (passing) bisa dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, dapat dilakukan dengan memakai kaki bagian dalam, kaki bagian luar, bagian ujung kaki, bagian tumit, atau bagian sisi bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki bagian dalam (inside of the foot) dengan arah mendatar. Operan ini memiliki akurasi paling baik dibanding yang lainnya”. Operan (passing) merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat 2
ISSN 1693-7945
dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Lebih lanjut Danny Mielke, (2007) menyatakan “Passing (operan) adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain”. Menurut Irawan, (2009) Keberhasilan operan (passing) ditentukan oleh kualitas dari : keras, akurat dan mendatar. Menurut Kurniawan, (2011) “Operan passing bisa dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, dapat dilakukan dengan memakai kaki bagian dalam, kaki bagian luar, bagian ujung kaki, bagian tumit, atau bagian sisi bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki bagian dalam (inside of the foot) dengan arah mendatar. Operan ini memiliki akurasi paling baik dibanding yang lainnya”. Operan (passing) merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Lebih lanjut Danny Mielke, (2007) menyatakan “Passing (operan) adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain”. Menurut Irawan, (2009) Keberhasilan operan (passing) ditentukan oleh kualitas dari : keras, akurat dan mendatar. Menurut Sucipto, dkk (2000) “tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan umtuk passing” .Bagian kaki yang biasa digunakan untuk manghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki. Menurut Danny Mielke (2003) “dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan”. Menurut Sucipto, dkk (2000) menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan sama dengan kaki yang dipergunkan untuk menendang bola. Menurut Komarudin (2011) “tujuan dari mendribbling bola adalah untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang/ tempat yang kosong. Permainan stop passing bola merupakan salah satu alternatif permainan sepak bola yang menitik beratkan pada teknik sepak bola khususnya pada teknik dasar menstop bola dan mengoper bola, tujuan permainan ini adalah agar siswa tidak merasa bosan/ jenuh ketika mempelajari materi dasar sepak bola, dan di karenakan sebagian besar siswa menginginkan langsung bermain sepak bola. Sebelum Penelitian, peneliti melakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu di 3 sekolah dasar yaitu SDN Kertasemaya I, SDN Tulungagung III dan SDN Pilangsai I. Untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran teknik dasar sepakbola diajarkan dan apakah siswa terlihat antusias dalam pembelajaran tersebut, pada penelitian ini sangat di perlukan validasi ahli tujuannya tidak lain yaitu untuk member masukan, saran serta lebih menspesifikasi bentuk permaian yang akan dikembangkan oleh peneliti. Produk yang akan di kembangkan adalah pengembangan stop passing sebagai modifikasi dari permaian sepakbola untuk pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bagi siswa sekolah dasar kelas V. Adapun ahli Penjasorkes dalam penelitian ini adalah Dr. Sulaiman, M.Pd serta tiga orang guru Penjasorkes sekolah dasar yaitu Aditia Firmansyah S.Pd, Supriyatno, S.Pd dan Kurnia Imam Susanto, S.Pd METODE PENELITIAN Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Rancangan penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan prosedural, karena model ini bersifat deskriptif, yaitu suatu prosedur yang menggambarkan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menghasilkan produk. Menurut Wasis (2004) dalam setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi. Penelitian dan pengembangan berupaya untuk menghasilkan suatu komponen dalam sistem pendidikan melalui langkah-langkah pengembangan dan validasi. Seperti dijelaskan oleh Borg & Gall (1983) yang dikutip oleh Samsudin (2005) dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan model 3
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
pembelajaran, materi dan bahan pembelajaran, media pembelajaran, model-model kurikulum, manajemen pendidikan dan lainnya. Selanjutnya disebutkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk (2) menguji ke-efektifan produk dalam mencapai tujuan. Prosedur yang digunakan dalam pengembangan permaian stop passing bola untuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa sekolah dasar meliputi lima tahap, yaitu: (1) Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan. (2) Mengembangkan produk awal model permainan stop passing bola, diantaranya merancang dan menyusun spesifikasi permaian stop passing bola, menentukan luas daerah permainan, menetukan bentuk gawang, menetukan jumlah pemain, merancang aturan bermain yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. (3) Validasi ahli,desain awal stop passing bola sebelum diuji cobakan dalam uji skala kecil, terlebihdahulu dilakukan uji coba secara khusus dan skaligus dilakukan validasi oleh ahli yang sesuai dengan bidangnya. Untuk memvalidasi produk yang akan dihasilkan, peneliti akan melibatkan ahli, yaitu ahli permainan sepakbola dan ahli pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. (4) Uji coba Produk, uji coba skala kecil dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan produk awal yang dibuat, setelah dilakukan revisi produk akan dilanjutkan pada uji coba skala besar (5) Revisi produk, hasil uji coba secara khusus yang dilakukan oleh para ahli dengan hasil saran dan masukannya dilakukan perbaikan produk guna mendapatkan model permainan stop passing bola yang sesuai harapan, setelah dilakukan revisi produk maka tahap terakhir adalah hasil akhir produk berupa model permainan stop passing bola untuk siswa sekolah dasar. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara yang berupa kritik, saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan konstruktif untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari tes pengukuran ketepatan stop passing jarak 1 meter ke diding, tes tersebut dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran, apakah ada pengaruh penggunaan produk dan menghasilkan kemajuan keterampilan siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk berupa, wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, tes stop passing bola. Wawancara digunakan untuk mencari dan mengumpulkan informasi secara sistematis dan terarah (para ahli dan narasumber). Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran penjasorkes. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi dan para ahli, dosen, guru Penjasorkes untuk memberikan masukan dan saran tentang produk yang dihasilkan dan siswa sebagai pengguna produk. Kuesioner yang digunakan oleh siswa berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “Ya dan Tidak”. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan denyut nadi dari 126 siswa sebelum mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media permainan stop passing bola dan sesudah mengikuti pembelajaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan denyut nadi siswa sebesar 30 % dari 126 siswa, dengan rincian sebagai berikut : (1) denyut nadi minimal sebelum mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 60, denyut nadi maksimal sebelum mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 94, ratarata denyut nadi sebelum mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media stop passing bola 76 dan (2) denyut nadi minimal sesudah mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 107, denyut nadi maksimal sesudah mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 140, rata-rata denyut nadi sesudah mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media stop passing bola 122. Tabel 1. Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Stop Passing Bola
Sebelum Pembelajaran Sesudah Pembelajaran 4
Siswa 126 126
Minimal 60 107
Maksimal 94 140
Rata-Rata 76 122
ISSN 1693-7945
Hasil perhitungan menunjukan rata-rata denyut nadi dari 126 siswa mengalami peningkatan dari sebelum sampai sesudah mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media stop passing bola. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pengembangan permainan stop passing bola terhadap peningkatan denyut nadi siswa dilakukan uji-t amatan ulang. Uji-t dilakukan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS seri 16, dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. berdasarkan hasil perhitungan uji-t, di dapat hasil bahwa β=0.000 < 0,05 dan t-hitung = 39, 954. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara denyut nadi sebelum mengikuti pembelajaran permainan stop passing bola dan sesudah mengikuti pembelajaran stop passing bola. Respon siswa terhadap aspek psikomotorik, kognitif dan afektif setelah menggunakan model permainan stop passing dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kategori baik. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada aspek psikomotor, kognitif dan afektif dapat disimpulkan bahwa: (1) pada aspek psikomotor dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 85 Siswa, kategori sedang berjumlah 35 siswa, dan kategori kurang berjumlah 6 (2) pada aspek kognitif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 57 Siswa, kategori sedang berjumlah 63 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. (3) pada aspek afektif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 121 Siswa, kategori sedang berjumlah 1 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. Tabel 2. Respon 126 Siswa Terhadap Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif Psikomotorik
Kognitif
Afektif
F
%
F
%
F
%
Baik
85
67
57
45
121
96
Sedang
35
28
63
50
1
1
Kurang
6
5
4
3
4
3
Rata-Rata 126 100
126 100
126 100
Berdasarkan pengambilan data tentang minat/ ketertarikan siswa terhadap model pengembangan stop passing bola juga di dapat dari wawancara sederhana dan pengamatan. Dengan dilihat dari jawaban bahwa siswa bersedia atau meminta untuk dilakukan pembelajaran lagi, juga dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Minat dan ketertarikan siswa sangat diperlukan untuk peningkatan kesegaran jasmani, dengan melakukan aktivitas tanpa paksaan akan menghasilkan peningkatan kesegaran jasmani secara optimal. Tahap revisi yang dilalui dalam proses pembuatan model permainan stop passing bola antara lain: pemilihan alat yang digunakan, penyusunan draf awal model permainan stop passing, revisi tahap I, revisi tahap II (akhir). Usaha pengembangan model permainan sepakbola yang dilakukan ini dengan menggunakan perubahan pada aturan sekunder, seperti ukuran lapangan, berat atau jenis peralatan, ukuran alat, aturan permainan, atau model penilaian (Siedintop 1994).Berikut ini adalah bagian dari produk yang telah direvisi dalam pengembangan model permainan stop passing bola.
5
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
Tabel 3. Proses Revisi Produk Model Permainan Stop Passing Bola. Revisi I Uji Coba Skala Kecil Bola Karet
Perlengkapan
Draft
Bola Gawang
Bola plastik atau karet Menggunakan Meja
Waktu
10 Menit
12 Menit
Lapangan
Halaman sekolah, Belum ada ketentuan luas lapangan 4 Pemain
Luas lapangan P = 20 m dan L = 10 m
Jumlah Pemain Peraturan
Di utamakan menggunakan teknik stop dan passing, maksimal 3 kali meyentuh bola kemudian di passing
Gawang Mini
4 pemain dan 2 pemain pengganti Bola keluar lapangan out, dimainkan lagi dengan cara di passing dari sisi lapangan
Revisi II Skala Luas Bola karet berukuran 4 Gawang tanpa penjaga gawaang P = 200cm T = 100cm 2X15 Menit (disesuaikan) Luas alapangan P = 30m dan L = 15m 5 pemain dan 2 pemain pengganti Ada pinalti, pemain yg sudah diganti boleh dimainkan lagi
Hasil akhir dalam penelitian dan pengembangan ini, yang berupa model permainan stop passing, diharapkan dapat digunakan oleh guru Penjasorkes di sekolah dasar, dalam penyampaian materi permainan sepak bola. Setiap penyampaian materi dalam pembelajaran Penjasorkes tidaklah lepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan RPP. Pembuatan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang didalamnya mencakup materi permainan stop passing bola. SIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka pengembangan stop passing bola sebagai modifikasi dari permainan sepakbola dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Telah dihasilkan model permainan yang dapat meningkatkan kemampuan teknik dalam menghentikan dan mengoper bola pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang bernama permainan “Stop Passing Ball.” (2) Bentuk permainan Stop passing bola dapat memberikan dampak atau pengaruh terhadap meningkatnya denyut nadi siswa dan kemampuan teknik menstop dan mengoper bola. (3) Ketertrimaan produk pengembangan permainan stop passing bola ini di tinjau dari tiga unsur ranah penjas kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek psikomotor dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 85 Siswa, kategori sedang berjumlah 35 siswa, dan kategori kurang berjumlah 6. Aspek kognitif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 57 Siswa, kategori sedang berjumlah 63 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. Aspek afektif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 120 Siswa, kategori sedang berjumlah 2 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model permainan stop passing bola yang dikembangkan dapat diterima dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar. Pengembangan permainan stop passing bola sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian dan telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai dengan kaidan penelitian pengembangan
6
ISSN 1693-7945
dan diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran permainan sepakbola untuk siswa sekolah dasar usia 10 sampai 12 tahun. Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan pemanfaatan produk: (1) Dengan adanya permaian stop passing bola ini permaian sepakbola akan lebih bervariatif dan beranekaragam serta lebih menarik lagi. (2) Bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar bisa mencoba menggunakan produk pengembangan stop passing ini dan diharapkan dapat mengembangkan lagi model-model permainan sepakbola yang lebih menarik. (3) Peneliti sangat mengharapkan berbagai masukan baik dari pembaca maupun pengguna model permaian stop passing bola, untuk dapat lebih menyempurnakan lagi model permaian stop passing bola tersebut. DAFTAR PUSTAKA Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc. Danny Mielke. 2007. Dasar-Dasar Sepakbola (terjemahan). Bandung: Pakar Raya. Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Competencies for Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan. Irianto, Djoko Pekik. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Kurniawan, Feri. 2011. Buku Pintar Olahraga: Mens Sana In Corpore Sano.Jakarta: Laskar Aksara. Mardiyanto. 2009. Pengembangan Peraturan Permainan Sepakbola Berbasis Karakteristik Anak Usia SD. Jurnal IPTEK Olahraga, Volume 11 No.4. Hal 325. Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Kesehatan. Bandung: CV. Angkasa. Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/Mi. Jakarta.PT.Fajar Putra Grafika. Siedentop, D.1994. Sport Education: Quality PE Thourgh Positive Sport Experiences.USA-Human Kinetics. Sucipto, dkk. 2000. Sepak Bola. Jakarta: Depdiknas. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Sukintaka. 1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta.Depdikbud. Wasis D. Dwiyogo. 2004. Konsep Penelitian dan Pengembangan. Pusat Kajian Kebijakan Olahraga LEMLIT UM. -------------------------. 2010. Penelitian Keolahragaan. Universitas Negeri Malang. Yudha dan Husdarta. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
7