JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Pengembangan Software Decision Support System Untuk Perhitungan Biaya Kerugian Akibat Tumpahan Minyak Andriyanto, Mukhtasor dan Haryo Dwito Armono Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yang bertujuan untuk menghitung biaya kerugian yang timbul akibat tumpahan minyak di laut. Hal ini perlu dilakukan karena lambatnya penanganan terkait kasus tumpahan minyak ke laut. Perangkat lunak yang dibuat berfungsi untuk menghitung estimasi biaya kerugian yang ditimbulkan baik dari segi sosial-ekonomi ataupun kondisi lingkungan sekitarnya. Untuk perhitungan estimasi setiap biaya kerugian ditentukan dari laju inflasi yang terjadi di Indonesia. Sebagai pertimbangan menghitung biaya kerugian, volume tumpahan minyak yang dipilih untuk proses validasi ada tiga jenis, yaitu tumpahan kecil (1.925 Gallon), sedang (192.473 Gallon) dan besar (41.244.234 Gallon). Lokasi yang dipilih sebagai model tumpahan minyak terletak di perairan lepas Cilacap pada bulan Januari tahun 2010. Metode dasar yang digunakan adalah berdasarkan persamaan milik Etkin (2004), yang disusun dengan menggunakan bahasa pemrograman NetBeans Java versi 7.0.1. Perangkat lunak ini didesain untuk dapat diaplikasiskan pada sistem operasi apapun, baik komputer ataupun laptop. General user interface (GUI) yang disuguhkan cukup menarik dan mudah digunakan. Dari hasil pengujian yang dilakukan, lokasi tumpahan minyak akan menentukan metode clean-up yang digunakan dan total biaya ganti ruginya. Ada perbedaan hasil perhitungan pada validasi data disebabkan adanya perbedaan penetuan luasan area terdampak tumpahan minyak. Pada pemodelan di software ini, luasan area tumpahan minyak tidak diperhitungkan. Kata Kunci—Inflasi, Gallon, General User Interface, Metode Clean-Up, Perangkat Lunak.
I. PENDAHULUAN Kebutuhan terbesar dari suatu negara yang sedang berkembang adalah dari sektor energi. Sektor inilah yang menjadi salah satu penggerak utama bagi roda perekonomian serta kehidupan sehari-hari. Kebutuhan energi ini akan terus meningkat seiring dengan perkembangan yang ada. Oleh sebab itu banyak perusahaan di bidang minyak dan gas berlombalomba menemukan lokasi baru untuk proses eksplorasi dan proses produksi secara besar-besaran. Hal ini akan semakin meningkatkan kegiatan transportasi
laut, proses produksi minyak dan gas di lepas pantai, tumpahan minyak, serta proses bongkar muat minyak dan gas di Indonesia, sehingga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem laut[1]. Permasalahan terbesar dari segala bentuk kegiatan proses produksi migas di lepas pantai adalah ketika terjadinya kebocoran ataupun tumpahan minyak di laut yang dapat berakibat fatal bagi lingkungan sekitarnya. Untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh proses produksi migas tersebut, Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan DSS (decision support system) dalam proses penanggulangan tumpahan minyak, khususnya dalam perhitungan biaya kerugian akibat tumpahan minyak. II. URAIAN PENELITIAN A. Studi Literatur Pada tugas akhir ini, literatur-literatur yang digunakan dan dipelajari adalah jurnal (Etkin, 2004), buku (Bishop, 1983, Mukhtasor, 2007, Raharjo.B, 2007 dan Maulidiyah, 2012), artikel dari internet dan referensi lain untuk memahami dan menganalisa setiap permasalahan. Etkin (2004) menjelaskan metode dasar untuk menganilsa dan menghitung tumpahan minyak. Dalam buku yang ditulis oleh Bishop (1983) dan Mukhtasor (2007) menjelaskan mengenai pencemaran laut serta peralatan dan metode clean-up. Buku yang dibuat oleh Maulidiyah (2012) berisi data pembanding yang digunakan untuk proses validasi, sedangkan Raharjo. B (2007) menjelaskan langkah-langkah yang harus dipilih terkait dasardasar pemrograman. Untuk artikel dan referensi lain, beberapa diunduh dari internet dan beberapa dari informasi berbagai pihak yang fasih dibidangnya. B. Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data yang didapatkan dari jurnal milik Etkin[2] Data-data tersebut diantaranya adalah: 1. Jumlah/Volume Tumpahan Minyak 2. Jenis-jenis Minyak 3. Metode Clean-Up 4. Lokasi tumpahan Minyak 5. Ketersediaan Air Bersih 6. Sensitivitas Lingkungan 7. Persamaan yang Digunakan Dalam Proses Perhitungan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C. Pemodelan Metode Clean-Up Pemodelan metode clean-up dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java[3] NetBeans IDE 7.0.1. Tujuan dari pemodelan ini adalah untuk melakukan simulasi model serta perhitungan biaya penanggulangannya.
2
2. Oil Type Dalam panel ini, pengguna bisa memilih jenis minyak yang tumpah. Jenis minyak yang tersedia ada empat, yaitu light fuels, heavy oils, crude oils dan volatile distillaties. 3. Clean-up Methode Dalam panel ini, pengguna bisa memilih metode/cara untuk proses pembersihan. Metode pembersihan yang umumnya digunakan, yaitu dengan mechanical, dispersants dan in-situ burn. 4. Oil Removal Level Dalam panel ini, pengguna bisa memilih tingkat keefektifitasan dari masing-masing metode yang telah dipilih sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan level/tingkatan pada setiap metode clean-up akan mempengaruhi cepat/lambatnya proses pembersihan dilakukan.
Gambar 1. Pemodelan metode clean-up(input data)
5. Location of Oil Spill Dalam panel ini, pengguna bisa memilih dimanakah lokasi terjadinya tumpahan minyak tersebut. Hal ini akan berkaitan dengan sensitivitas lingkungan 6. Socioeconomic dan Environmental Damage Cost Dalam panel ini, pengguna diwajibkan mengisi kolom kosong tersebut dengan pilihan yang ada (yes/no). Hal ini bertujuan untuk memastikan, apa saja yang akan dihitung oleh program. Ketika pilihan yes, maka secara otomatis mesin akan menyimpan data masukan yang ada dan kemudian menghitungnya. Ketika memilih no, maka secara otomatis program tidak akan menghitung data apapun yang berkaitan dengan pilihan tersebut. Jika pengguna memilih pilihan selain yang disediakan (yes/no), maka program tidak dapat memproses perhitungan dengan benar (error).
Gambar 2. Pemodelan metode clean-up(output data)
Pada gambar 1, terdapat banyak panel yang berfungsi untuk menentukan pilihan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Untuk mengetahui fungsi dari setiap penel tersebut, akan dijelaskan seperti berikut ini: 1. Input Volume Oil Spill Dalam panel ini, pengguna diminta untuk memasukkan jumlah tumpahan minyak dimana satuan utamanya adalah gallon. Untuk jumlah tumpahan minyak, dimana satuannya selain gallon (seperti: liter, barrel atau ton), telah tersedia panel konversi, sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses program ini.
7. Oil Spill Impact Dalam panel ini, pengguna akan dihadapkan pada pilihan yang terkait dengan tingkat bahaya dari sebuah tumpahan minyak. Dari setiap pilihan didalamnya merupakan pilihan yang terkait dengan seberapa besar dampak yang timbul terhadap kondisi sosial dan ekonomi lingkungan sekitarnya. 8. Freshwater Vulnerability Dalam panel ini, pengguna bisa memilih seberapa besar ketersediaan air bersih didaerah tersebut serta apa saja peruntukkannya. 9. Habitat and Wildlife Sensitivity Dalam panel ini, pengguna bisa memilih lokasi mana yang terdampak oleh tumpahan minyak tersebut dan setiap wilayah memiliki nilainya masing-masing.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 10. Calculate Tombol ini digunakan ketika pengguna ingin mengetahui seberapa besar jumlah kerugian yang dihasilkan akibat terjadinya tumpahan minyak tersebut. Hasilnya akan ditampilkan pada kolom sebelah kanan. D. Validasi Data dan Pemodelan Setelah mendapatkan data-data terkait, dilakukan simulasi uji coba terlebih dahulu menggunakan program yang telah dibuat. Validasi data dan pemodelan digunakan untuk menentukan pilihan yang akan digunakan sebagai parameter didalam program. E. Analisis Metode Clean-Up dan Biaya Setelah membuat pemodelan untuk proses simulasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa untuk setiap metode clean-up dan estimasi biaya kerugian yang didapat. Hal ini bertujuan untuk memastikan data yang digunakan sudah tepat. F. Perhitungan Biaya Penanggulangan Pengolahan data yang berkaitan dengan biaya penanggulangan tumpahan minyak untuk menghitung besarnya biaya ganti rugi. G. Menentukan Metode Clean-Up penentuan metode clean-up yang efektif didasarkan pada besarnya biaya ganti rugi. Hal ini dapat ditentukan setelah membandingkan hasil dari beberapa metode clean-up yang berbeda tetapi dengan parameter yang sama. III. HASIL DAN DISKUSI A. Algoritma Pemrograman Algoritma pemrograman ini digunakan untuk menghindari kesalahan proses pembacaan perintah serta memudahkan proses penyusunan perintah untuk menjalankan setiap input data.
3
dari Gambar 3. dapat diketahui beberapa data utama yang akan terhubung dengan data penunjang lainnya, berikut penjelasannya: 1. Menentukan Volume Tumpahan Minyak Langkah pertama untuk mengoperasikan perangkat lunak ini adalah menentukan volume tumpahan minyak terlebih dahulu. Satuan yang digunakan adalah gallon. Konversi satuan akan dibutuhkan oleh pengguna, jika satuan yang diketahui liter, ton ataupun barrel. 2. Menentukan Jenis Minyak yang Tumpah Jenis-jenis minyak tersebut dibagi menjadi beberapa jenis, berikut ini adalah contoh dari masing-masing jenis minyak : • light fuels terdiri dari light crude dan light oils • heavy oils terdiri dari heavy crude, lube oil, tars dan waste oil • crude oils terdiri dari waxes, animal fats dan mineral oil • volatile destillaties terdiri dari gasoline, No.1 fuel oil, jet fuel dan kerosene. 3. Menentukan Metode Clean-Up Metode clean-up yang umumnya digunakan adalah secara mechanical, dispersants dan in-situ burn[4]. Mechanical adalah proses pembersihan tumpahan minyak secara mekanik dengan menggunakan oil boom, oil skimmer, absorbent dan alat penunjang lainnya. Dispersants merupakan larutan kimia yang disebut surfaktan. Larutan ini digunakan untuk memecah gumpalan minyak menjadi droplet yang lebih kecil. Dispersants ini tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jumlah yang besar karena efeknya bisa jadi lebih merugikan daripada tumpahan minyak itu sendiri. Yang terakhir adalah in-situ burn, adalah cara membersihkan tumpahan minyak dengan cara dibakar sampai habis. Cara ini hanya boleh dilakukan diarea yang jauh dari tempat penduduk dan daerah strategis lainnya. 4. Menentukan Lokasi Tumpahan Minyak Penentuan lokasi tumpahan minyak sangat erat kaitannya dengan metode dan tingkat efektifitas proses pembersihan tumpahan minyak yang digunakan[4]. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai acuan seberapa cepat dan seberapa besar penetrasi serta sebaran tumpahan minyak. Lokasi tumpahan minyak dapat dilihat pada Tabel 1. 5. Menentukan Ketersediaan Air Bersih Ada banyak parameter yang dibutuhkan dalam menetukan sensitivitas lingkungan. Untuk pemodelan ini, variabel yang mempengaruhi sensitivitas lingkungan adalah ketersediaan air bersih, seperti tampak pada Tabel 2.
Gambar 3. Algoritma pemrograman (Etkin, 2004)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
4
Tabel 1. Lokasi Tumpahan Minyak (Etkin, 2004)
Category Open Water/Shore Soil/Sand Pavement/Rock Wetland Mudflat Grassland Forest Taiga Tundra
Cost Modifier Value
Tabel 4. Sensitivitas Habitat dan Konservasi (Etkin, 2004)
1 0.6 0.5 1.6 1.4 0.7 0.8 0.9 1.3
Tabel 2. Ketersediaan Air Bersih (Etkin, 2004)
Category Wildlife Use Drinking Recreation Industrial Tributaries to Drinking/Recreation Non-Specific
Cost Modifier Value 1.7 1.6 1 0.4 1.2 0.9
6. Menentukan Sensitivitas Lingkungan Selain ketersediaan air bersih, memilah lokasi yang memungkinkan terkena dampak dari tumpahan minyak juga bagian dari penentuan sensitivitas suatu lingkungan[5]. Tingkat kerugian yang timbul terkait kondisi sosial-ekonomi ditunjukkan pada Tabel 3.
7. Menghitung Total Biaya Total biaya dihitung berdasarkan persamaan 3.1, 3.2 dan 3.3. Untuk ketentuan total biaya, setiap hasilnya harus di sesuaikan dengan laju inflasi di Indonesia. Hingga tahun 2013, laju inflasi di Indonesia sebesar 7,39%[6], sehingga biaya yang dihitung sesuai dengan kondisi sebenarnya. Laju inflasi tersebut adalah rata-rata tingkat inflasi yang terjadi dari tahun 2004-2013. Laju inflasi ditampilkan pada Gambar 4.
Tabel 3. Tingkat Kerugian Sosial-Ekonomi (Etkin, 2004)
Category Urban/Industrial Roadside/Suburb River/Stream Wetland Agricultural Dry Grassland Lake/Pond Estuary Forest Taiga Tundra Other Sensitive
Cost Modifier Value 0.4 0.7 1.5 4 2.2 0.5 3.8 1.2 2.9 3 2.5 3.2
Setelah mengetahui daerah mana saja yang terdampak, maka kita akan meninjau kembali lokasi tumpahan minyak tersebut. Hal ini akan berdampak pada tingkat kerugian yang akan ditimbulkan. Tabel yang menunjukkan tingkat kerugian yang ditimbulkan, ditunjukkan pada Tabel 4.
Gambar 4. Laju inflasi di Indonesia (BPS, 2014)
Adapun persamaan biaya ganti rugi yang digunakan yang digunakan adalah sebagai berikut: A = RC x MM x SA……………………………….……(3.1) B = SC x SCM x SA…………….………………………(3.2) C = EC x {0,5 x ( FM + WM )} x SA ………………….(3.3)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Dimana: A = biaya total ganti rugi B = biaya total kerugian sosial-ekonomi C = biaya total kerusakan lingkungan SA = jumlah tumpahan minyak
5
3. Form Design User Interface Pada form ini, pengguna akan melihat tampilan desain visual untuk pengguna. Bagian ini merupakan tempat yang berfungsi untuk menyusun tampilan desain yang akan kita gunakan. Contoh tampilan desain visual diberikan pada Gambar 6.
RC = biaya ganti rugi (per-gallon) SC
= biaya ganti rugi untuk sosial-ekonomi terdampak (per-gallon)
EC
= biaya ganti rugi untuk lingkungan terdampak (pergallon)
MM = area yang terdampak tumpahan minyak SCM= area yang mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi FM = ketersediaan air bersih WM = habitat makhluk hidup sekitar B. Listing Program Pada bahasa pemrograman Java, terdapat urut-urutan script yang akan bekerja sebagai penggerak dari program yang kita buat. Setiap script tersebut dituliskan dalam listing program yang berfungsi sebagai sistem database dari program itu sendiri. Berikut ini adalah contoh listing program yang digunakan: 1. Tampilan Awal Listing Program Pada form ini, pengguna akan melihat tampilan awal dari NetBeans. Dari sini kita dapat mengetahui apa saja yang telah kita kerjakan dan kita simpan, seperti pada Gambar 4.
Gambar 5. Tampilan awal listing program
2. Form Script Source Pada form ini, pengguna akan melihat tampilan source dari project yang sedang kita kerjakan. Bagian ini merupakan tempat yang berfungsi untuk menuliskan dan menyusun script program. Contoh tampilan form source ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 6. Script source
C. Tampilan Perangkat Lunak Decision Support System (DSS) Setelah melakukan pemodelan dengan bantuan software Java (Net Beans IDE 7.0.1), proses selanjutnya adalah memodelkan GUI (General User Interface) sebaik mungkin. Penggunaan user interface ini bertujuan untuk memudahkan pengoperasian perangkat lunak ini. Perangkat lunak ini akan menghitung sejumlah data yang akan dimasukkan oleh pengguna, dan hasil yang akan didapat adalah total biaya kerugian, kerugian lingkungan dan kerugian sosial-ekonomi. Kelebihan dari perangkat lunak ini adalah kemampuan menghitung data dengan berbagai variabel yang saling berkaitan dengan waktu yang cukup singkat. Kecepatan penghitungan data ini akan sangat membantu dalam proses pengolahan data. Perangkat lunak ini dapat diaplikasikan dalam berbagai jenis sistem operasi komputer ataupun laptop. Untuk desain tampilan program DSS ini, dapat dilihat pada Gambar 7.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
6
E. Validasi Pemodelan Setelah menyelesaikan proses pemodelan dengan urutan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan, tahap selanjutnya adalah melakukan validasi data dan perhitungan. Lokasi terjadinya tumpahan minyak adalah di perairan lepas Cilacap. Untuk proses validasi, data yang digunakan adalah data sepanjang bulan Januari. Dalam menghitung biaya kerugian, harus dilakukan penyesuaian harga dengan tingkat inflasi di Indonesia saat ini. Hal ini bertujuan untuk menghitung biaya kerugian dengan acuan kondisi perekonomian saat ini. Volume tumpahan minyak yang digunakan adalah volume tumpahan terkecil(7 ton), tumpahan sedang(700 ton) dan tumpahan besar(150.000 ton)[7]. Gambar 7. Design User Interface
D. Tampilan Output Perangkat Lunak DSS Untuk memudahkan proses pembacaan data yang telah kita proses, maka diperlukan suatu hasil yang didalamnya berisi data-data yang telah kita masukkan diawal. Dengan kemampuan program Java ini, maka hal tersebut sangat memungkinkan. Data yang telah kita proses akan disimpan secara otomatis dan ditampilkan dalam bentuk resume/catatan singkat yang dapat kita baca dalam Notepad. Hasil tersebut bisa kita cetak (print-out) jika memang dibutuhkan. Hasil output ditampilkan pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Tabel 6. Biaya kerugian akibat tumpahan minyak
Tabel 7. Biaya kerugian akibat tumpahan minyak
Dari hasil pada Tabel 7. Dan Tabel 8., dengan variabel (volume) yang sama, terjadi perbedaan pada total biaya cleanup. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menentukan luasan area terdampak yang digunakan. IV. KESIMPULAN DAN RINGKASAN Gambar 8. Tampilan output perangkat lunak DSS
Dari Analisis yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: • Mengembangkan software yang mampu menjelaskan metode clean-up yang efektif ketika terjadi tumpahan minyak. • Menghitung besarnya biaya ganti rugi yang timbul pada lingkungan sekitar dan sosial-ekonomi akibat tumpahan minyak. UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 9. Tampilan output di Notepad
Penulis pertama mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, Bapak Mukhtasor dan Bapak Haryo Dwito Armono atas bimbingan dan ilmunya selama penyusunan makalah ini. Serta kepada Rajib dan Geges atas bantuannya dalam proses pembelajaran coding software dan Ibu Maulidiyah yang senantiasa meluangkan waktu untuk berdiskusi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) DAFTAR PUSTAKA [1]
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Pradnya Paramita. Jakarta.
[2]
Etkin, D.S. 2004. Modeling Oil Spill Response and Damage Costs, Environmental Research Consulting., Cortlandt Manor, NY, USA.
[3]
Raharjo, B., Heryanto, I., Haryono, A. 2007. Mudah Belajar Java. Informatika. Bandung.
[4]
Bishop, P.L. 1983. Marine Pollution and Its Control. McGraw-Hill Book Company. USA, 119-129 pp.
[5]
Etkin, D.S. 1999b. Estimating Cleanup Costs For Oil Spills.Oil Spill Intelligence report 1999 International Oil Spill Conference, Cutter Information Corp., Arlington, Massachusetts, USA, 168 pp.
[6]
http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1. Diakses pada tanggal 28 Januari 2014, jam 20.00.
[7]
Maulidiyah. 2012. Estimasi Biaya Kerugian Akibat Tumpahan Minyak di Perairan Cilacap. Tesis, Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS. Surabaya.
7