Decision Support System
BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan / SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. Konsep DSS diperkenalkan kira-kira pada kurun waktu 1970-an. Pada kurun waktu tersebut DSS masih dalam proses Research dan Development. Sedangkan aplikasinya secara meluas dimulai pada kira-kira akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an. Dan pada masa yang akan datang DSS masih akan berkembang terus dan memerlukan berbagai perbaikan dan penyempurnaan yang disesuaikan dengan keperluan dan perkembangan teknologi informasi. Di antara perkembangan DSS yang akan terjadi dimasa yang akan datang meputi aspek-aspek: integrated architecture, connectivity, document data dan intelligence. A. Definisi SPK Definisi DSS sampai saat ini masih tergantung kepada dari sudut mana DSS tersebut dipandang.
Namun pada umumnya DSS bisa didefinisikan dengan
melibatkan aspek-aspek sebagai berikut:
Sistem yang berbasais komputer
Membantu memecahkan masalah seorang manager
Masalah semi terstruktur
Interaktif di antara sistem dan manager
Menggunakan analisis data Kedua aspek yang terakhir adalah berasasakankan aplikasi teknologi yang kemudian disebut dengan DDM (dialog, data dan modelling).
Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 21
Decision Support System
B.
T ujuan DSS Menurut Peter G. W. Keen dan Michael S. Scott Morton mengemukakan bahawa perinsip dasar
konsep DSS adalah struktur masalah, dukungan keputusan dan
efektivitas keputusan. Dari ketiga konsep tersebut maka disusunlah tujuan DSS, sebagai berikut:
DSS dapat membantu manger dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktural,
DSS dapat mendukung terhadap penilaian manager
DSS dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi seorang manager dalam mengambil suatu keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya.
C. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan Beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi 2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan 4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model 5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal 6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif Kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur. 2. Membantu
manajer pada
berbagai tingkatan manajemen,
mulai dari
manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. 3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan. 4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan. Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 22
Decision Support System
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design,choice dan implementation. 6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan. 7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel. 8. Kemudahan melakukan interaksi sistem. 9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi. 10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir. 11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan. 12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data. Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan diatas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain: 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan,
sehingga
model
yang
ada
dalam
sistem
tidak
semuanya
mencerminkan persoalan yang sebenarnya. 2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya. 3. Proses-proses
yang
dapat
dilakukan
oleh
sistem
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat
pendukung
keputusan
lunak yang
digunakannya. 4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan
hanya suatu
kumpulan perangkat
keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir. Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah. Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002): 1. Mampu
mendukung
pencarian
solusi
dari
berbagai
permasalahan
yang
kompleks 2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah 3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 23
Decision Support System
berbeda secara cepat dan tepat 4. Pandangan dan pembelajaran baru 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi 6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM) 8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat 9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha 10. Meningkatkan produktivitas analisis D. Komponen Sistem Pendukung Keputusan Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.: 1. Data Management Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS). 2. Model Management Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan. 3. Communication User
dapat
berkomunikasi dan
memberikan
perintah
pada
DSS
melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka. 4. Knowledge Management Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. E. Tipe Desicision Support System Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS. 1. Model Driven-DSS Merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 24
Decision Support System
informasi.
Kemampuan
analisis dari DSS ini umumnya
dikembangkan
berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan. Contoh
dari
model-driven
DSS
ini
yang
dipergunakan
diperusahaan
pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems.
kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun perhitungan teknis.
Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan.
Rincian teknis meliputi faktor- faktor
yang berhubungan dengan
masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat.
Sistem ini dapat menjawab berbagai pertanyaan, seperti: Kapal mana yang digunakan untuk memberikan keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal
yang
dapat
memaksimumkan keuntungan? Apa
tipe dari bongkar muat yang optimal? DSS ini dapat dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan sistem menu yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau mendapatkan informasi. 2. data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi
atau
memungkinkan
perusahaan
mulai
membangun
DSS
ini
untuk
para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau
data dari sistem informasi organisasi yang ada.
Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 25
Decision Support System
F. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan - Group Decision Support Systems (GDSS) Sudah merupakan suatu fakta yang sangat lazim bahwa para pimpinan (manajer) suatu instansi jarang sekali dapat memecahkan masalahnya sendirian. Komite, tim kerja, tim proyek dan gugus tugas yang banyak dibentuk dalam
organisasi
pemerintahan merupakan pendekatan kelompok untuk pemecahan masalah. GDSS merupakan
sistem
berbasis
komputer
yang
interaktif
untuk memudahkan
pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang (kelompok orang). Permasalahan yang perlu
digarisbawahi
untuk
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu
yang harus dialokasikan,
dan
meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan masalah
dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi
bagi anggota yang tergabung dalam kelompok. Pada tiap keadaan para anggota kelompok dapat bertemu pada waktu yang bersamaan atau berbeda. Pertemuan dalam waktu yang sama biasanya disebut rapat, pertemuan/meeting, sedangkan pada waktu yang berbeda komunikasi dilakukan melalui surat elektronik (e-mail). Penggunaan GDSS mampu untuk mengatasi berbagai masalah atau potensi masalah yang mungkin akan timbul. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain adalah: 1. Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau pertemuan menjadi lebih efektif dan efisien. 2. Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar belakang dapat memberikan kontribusinya dengan optimal. 3. Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga tidak membuat pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya suatu rapat, pertemuan/meeting. Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 26
Decision Support System
4. Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat, pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk dikritik. 5. Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi secara
objektif
dan
tidak
memandang
siapa
yang memberikan ide
tersebut. 6. Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan
rapat,
pertemuan/meeting,
untuk mengorganisir
ide
mencari yang
cara
yang
paling efisien
dihasilkan dalam
sesi
brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan waktu yang paling sesuai. 7. Menetapkan prioritas dan mengambil keputusan, yaitu mencari cara untuk menampung seluruh pemikiran dalam pengambilan keputusan. 8. Dokumentasi hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruh peserta dapat memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisir yang dibutuhkan untuk melanjutkan pekerjaan dari projek atau aktivitas yang dievaluasi. 9. Mampu
melakukan
akses
informasi
eksternal,
yang
memungkinkan
ketidaksepakatan yang signifikan dan faktual dapat diselesaikan dengan tepat waktu, sehingga memungkinkan meeting dapat terus dilanjutkan dan produktif. 10. Menghasilkan notulen hasil diskusi, sehingga pihak yang tidak dapat berpartisipasi langsung dapat tetap memahami hasil dan isi dari meeting. Permasalahan yang
mungkin
karena digunakannya berbagai metode baru
timbul
dalam
GDSS adalah
untuk mengorganisir
dan
melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini. Berbagai teknik seperti teknik fasilitasi, brainstorming, dan atmosfir yang terbuka dan transparan harus mulai dikembangkan sebagai langkah awal untuk menggunakan GDSS ini. Dalam pemanfaatan GDSS ini, maka beberapa alat dalam perangkat lunak yang dibutuhkan di sini, antara lain adalah: 1. Kuesioner Elektronik; alat ini membantu untuk membuat perencanaan awal dengan
mengidentifikasi
Sistem Penunjang Keputusan - GRR
permasalahan
yang
menjadi
perhatian dan Page 27
Decision Support System
membantu
memastikan
bahwa
informasi
yang
penting
tidak
terlewatkan. 2. Sarana terlibat
Diskusi untuk
Elektronik; secara
memungkinkan
bersama
dan
tanpa
kelompok diketahui
orang (tetap
yang terjaga
kerahasiaannya) untuk mengkontribusikan ide atau pemikirannya atas topik yang dibahas dalam kelompok. 3. Pengelola Ide; memudahkan integrasi yang diorganisir dan sintesa ide yang dihasilkan selama proses brainstorming. 4. Alat Pembuat Kuesioner;
mendukung fasilitator dan
pimpinan
kelompok untuk pengumpulan informasi, sebelum maupun selama proses penetapan prioritas. 5. Alat
untuk
voting;
memberikan
kemudahan
dengan
menyediakan
metode atau teknik untuk penetapan prioritas atau voting. 6. Alat identifikasi dan analisa stakeholder; menggunakan pendekatan yang terstruktur untuk mengevaluasi dampak usulan yang timbul di organisasi dan mengidentifikasi serta menilai dampak potensial dari proyek yang diusulkan. 7. Alat pernyataan kebijakan; menyajikan dukungan yang terstruktur untuk pengembangan kesepakatan atas penggunaan kata-kata dalam pernyataan kebijakan. 8. Istilah-istilah group; mendokumentasikan kesepakatan kelompok atas katakata dan istilah-istilah yang disepakati.
Sistem Penunjang Keputusan - GRR
Page 28