PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR Oleh Lintin Alfa 4307100113 Dosen pembimbing: 1. Prof. Ir. Mukhtasor, M. Eng, Ph. D. 2. Drs. Mahmud Mustain, M.Sc, Ph.D. JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2013
LATAR BELAKANG 1. Agustus 2009, Kilang Minyak Montara meledak dan mencemari Laut Timor 2. Dampak tumpahan minyak menyebabkan sektor perikanan dan pariwisata menjadi buruk. 3. Kerugian berbagai sektor terutama di sektor perikanan dan pariwisata. 4. Kabupaten Kupang dan Rote Ndao adalah dua kabupaten dengan mata pencaharian di bidang perikanan merasakan dampak yang signifikan.
PERUMUSAN MASALAH • Berapa biaya kerugian sosial-ekonomi pada sektor perikanan tangkap di pesisir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 akibat tumpahan minyak Montara? • Berapa biaya kerugian sosial-ekonomi pada sektor budidaya rumput laut di pesisir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 akibat tumpahan minyak Montara?
• Berapa biaya kerugian sosial-ekonomi pada sektor pariwisata di pesisir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 akibat tumpahan minyak Montara?
TUJUAN • Menghitung biaya kerugian sosial-ekonomi pada sektor perikanan tangkap di pesisir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 akibat tumpahan minyak Montara. • Menghitung biaya kerugian sosial-ekonomi pada sektor budidaya rumput laut di pesisir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 akibat tumpahan minyak Montara.
• Menghitung biaya kerugian sosial-ekonomi pada sektor pariwisata di pesisir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 akibat tumpahan minyak Montara.
MANFAAT 1. Untuk mengetahui besar kerugian yang dialami oleh masyarakat di pesisir Nusa Tenggara Timur baik dari sektor perikanan tangkap, budidaya rumput laut, maupun pada sektor pariwisata. 2. Untuk dijadikan acuan melakukan klaim ganti rugi akibat tumpahan minyak di laut Timor.
BATASAN MASALAH 1. Biaya kerugian tumpahan minyak difokuskan hanya pada biaya kerusakan di sektor perikanan tangkap, budidaya rumput laut, dan pariwisata akibat dampak tumpahan minyak mentah Montara (2009). 2. Penelitian ini didasarkan pada data-data lapangan yang diperoleh dari hasil survei dan data sekunder yang dikeluarkan oleh instansi terkait. 3. Satuan trip pada perikanan tangkap ialah upaya penangkapan dalam satu kali kegiatan penangkapan, dengan lama trip yang disesuaikan dengan data dari hasil survei.
METODOLOGI PENELITIAN MULAI
STUDI LITERATUR
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
PENGUMPULAN DATA
A
A
Data Primer (survei lapangan)
Data Sekunder (instansi terkait)
ANALISIS DATA (menggunakan analisis bioekonomi)
PERHITUNGAN BESAR NILAI KERUGIAN
KESIMPULAN
SELESAI
ANALISA DAN PEMBAHASAN
LANJUTAN
• Wilayah Kabupaten Kupang dan Rote Ndao menjadi daerah yang dipilih untuk dilakukan penelitian tugas akhir ini. • Kabupaten tersebut merupakan pulau yang dekat dengan kejadian ledakan kilang minyak Montara sehingga dampak pencemaran sangat cepat menyebar di kabupaten ini.
Gambaran Umum Kab Kupang • Secara geografis Kabupaten Kupang terletak antara 9019’ – 10057’ LS dan antara 121030’ -12401’ BT. • Batas-batas: Laut Sawu sebagai batas di bagian barat dan utara, Samudra Hindia sebagai batas bagian selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Negara Timor Leste sebagai batas timur.
Gambaran Umum Kab Rote Ndao • Secara geografis Kabupaten Rote Ndao terletak antara 10025' - 110 LS, dan 121049’ - 123026’ BT. • Batas-batas: Laut Sawu sebagai batas di bagian barat dan utara, Samudra Hindia sebagai batas bagian selatan Selat Pakuafu sebagai batas timur.
PELAKSANAAN SURVEI • Survei dilakukan pada tanggal 17-21 November 2012. • Target survei ialah sektor perikanan budidaya rumput laut dan pariwisata.
tangkap,
• Jumlah responden yang diambil adalah berdasarkan persamaan 1 (Cochran, 1946 dalam Rusdiansyah, 2005):
LANJUTAN
LANJUTAN
•
Tanggal 18 November 2012, Peneliti bersama dengan Staf Tim SAR Polisi Air, Staf DKP Kupang dan Rote Ndao, dan Bupati Rote Ndao setelah membicarakan survei
• Tanggal 19 November 2012, Peneliti ITS Peneliti mengunjungi Desa Landu untuk mengetahui kondisi nelayan pasca tumpahan minyak Montara.
• Peneliti melihat kondisi rumput laut yang mengalami gagal panen pasca tumpahan minyak Montara.
• Peneliti melihat kondisi hutan bakau yang rusak pasca tumpahan minyak Montara sampai sekarang.
Hasil Survei (Rumput Laut)
Lanjutan
Lanjutan
Apabila rata-rata masa pertumbuhan rumput laut dari bibit sampai panen ialah 45 hari ditambah waktu persiapan untuk penanaman kembali maka selama setahun terjadi 4 kali masa panen. Kerugian mereka selama setahun ialah sebesar Rp 108.568.000,- per RTPB per tahun.
Hasil Survei (Perikanan Tangkap)
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Jika diasumsikan dalam seminggu rata-rata nelayan melakukan 3 trip, maka jumlah trip dalam setahun adalah 144. Total kerugiannya Rp 474.000 x 144, sebesar Rp 68.256.000,-. Kerugian akibat kerusakan kapal dan alat tangkap menurut Gambar 4.10, 66% responden mengaku mengalami kerusakan alat tangkap, dimana prosentase terbesar ada pada pengeluaran perbaikan mesin kapal, dan total kerugiannya sebesar Rp. 918.621,-, sehingga dapat disimpulkan bahwa Total Kerugian Ekonomi Nelayan sebesar Rp 68.256.000,- per RTPT per tahun dan Rp 69.174.621,- Per RTPT per tahun bagi nelayan yang memiliki fasilitas penangkapan ikan.
Analisa Bioekonomi Rumput Laut Tabel Jumlah Produksi Rumput Laut per RTPB di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao Periode 2005-2011
Grafik Produksi Rumput Laut per RTPB di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao Periode 2005-2011 Ton/RTPB
50.00 44,05
45.00 40.00 35,15
35.00 30.00 25.00
20,74
20,58
20.00 15.00
12,52
10.00
6,71
5.00
5,09
0.00
2005
2006
2007
2008 Tahun
2009
2010
2011
Total Kerugian • Tabel Keuntungan/Kerugian Biaya Produksi per RTPB yang Dialami Petani Rumput Laut di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao periode 2011 •
Pada Tabel menunjukkan bahwa petani rumput laut masih mengalami keuntungan sebesar Rp 4.235.400 per tahun per RTPB atau sekitar Rp 352.950 per bulan per RTPB.
Total Kerugian • Tabel Keuntungan/Kerugian Hasil Produksi per RTPB yang Dialami Petani Rumput Laut di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao periode 2011
• Hasil produksi optimal didapat dengan cara melihat ratarata hasil survei pada kondisi sebelum tahun 2009, sehingga mengestimasi besar produksi optimal. Pada tabel diatas menunjukan kerugian sebesar Rp 137.489.600 per tahun per RTPB. Jika jumlah RTPB pada tahun 2011 ialah sebesar 12.603 RTPB maka kerugian total ialah sebesar Rp 1.732.781.428.800 per tahun.
Analisa Bioekonomi Perikanan Tangkap Tabel Hasil Tangkapan per Effort Nelayan di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Grafik tangkapan per effort nelayan di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao periode 2005-2011
Grafik Hasil regresi CPUE dengan Upaya Penangkapan/Effort periode 2005-2011
Nilai maximum sustainable yield (MSY) dari perikanan tangkap, dapat dihitung dengan persamaan berikut: Selanjutnya, nilai EMSY disubtitusikan kedalam model Gordon Schaefer (persamaan 3):
MSY adalah nilai tangkapan maksimum yang boleh dilakukan oleh nelayan. Jumlah tangkapan yang melebihi garis linier MSY menunjukkan bahwa pada kondisi perairan tersebut mengalami pola penangkapan yang berlebihan (over fishing). Apabila dilihat dari rata-rata hasil tangkapan sebenarnya yaitu sebesar 16.167 ton, ternyata tangkapan ini masih dibawah jumlah tangkapan lestari, begitu juga dengan jumlah rata-rata effort per tahun aktual sebesar 111.500 trip per tahun yang masih dibawah effort lestari.
Grafik Perbandingan hasil tangkapan aktual dengan MSY (49.729) di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao periode 2005-2011
Total Kerugian • Tabel Hasil Analisa Perikanan Tangkap dengan Pendekatan GordonSchaefer periode 2012
Total Kerugian • Total kerugian yang diderita oleh nelayan ialah sekitar Rp 168.900.992.440. Kerugian ini didapat dari selisih total pendapatan (TR) dan total pengeluaran (TC). • Total pendapatan didapat berdasarkan hasil tangkapan dan effort yang dilakukan sedangkan untuk total pengeluaran dipengaruhi oleh biaya untuk menangkap ikan yaitu fixed cost dan variable cost. Sehingga total kerugian yang diderita oleh masing-masing Rumah Tangga Perikanan Tangkap (RTPT) ialah Rp 75.809.000 per RTPT per tahun.
Analisa Nilai Ekonomi Pariwisata yang Hilang Pengambilan sampel dilakukan secara purposive atau judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap pengunjung Pantai Tablolong. Respoden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Angka tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (persamaan 20) yaitu:
• Tabel Data Kunjungan Wisatawan Pariwisata Pantai di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao Periode 2006-2011
• Dari data pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung pariwisata mengalami penurunan yang signifikan. Data dari tabel diatas kemudian akan digunakan sebagai pendukung data primer yang didapatkan dari hasil survei.
• Tabel Ringkasan Statistik Deskriptif Pengunjung Tablolong, Kabupaten Kupang Periode 2011
Pantai
Tabel Ringkasan Statistik Nilai Rata-rata Travel Cost Pengunjung dengan Jumlah Kunjungan
Grafik Nilai Travel Cost dengan Jumlah Pengunjung
Nilai Ekonomi Pariwisata yang Hilang • Dari data diperoleh bahwa biaya perjalanan teringgi adalah Rp 1.850.000,- dan terendah adalah Rp 50.000,- sehingga nilai surplus konsumen pada tempat wisata Pantai Tablolong akan didapatkan sesuai perhitungan menggunakan model integral berikut:
Total Kerugian • Kemudian untuk memperoleh nilai ekonomi yang hilang pada sektor pariwisata, maka nilai surplus konsumen per individu dikalikan dengan selisih jumlah pengunjung sebelum terjadinya pencemaran (2009) dan setelah terjadinya pencemaran (2010) yaitu sebesar 9.455 pengunjung, sehingga diperoleh total nilai ekonomi yang hilang pada sektor pariwisata untuk Kabupaten Kupang dan Rote Ndao adalah sebesar Rp 165.029.933.750,- per tahun.
Kesimpulan • Kerugian yang dialami oleh masyarakat Kabupaten Kupang dan Rote Ndao akibat dampak tumpahan minyak dari ledakan Montara pada periode 2012 adalah: • Besar kerugian yang dialami para nelayan perikanan tangkap akibat tumpahnya minyak dari ledakan kilang minyak Montara adalah sebesar Rp 168 milyar per tahun. • Besar kerugian yang dialami para nelayan perikanan budidaya rumput laut akibat tumpahnya minyak dari ledakan kilang minyak Montara adalah sebesar Rp 1,7 triliun per tahun. • Besar nilai ekonomi yang hilang pada sektor pariwisata akibat tumpahnya minyak dari ledakan kilang minyak Montara adalah sebesar Rp 165 milyar per tahun.
Saran • Saran dari penulis untuk siapa saja yang ingin mengembangkan obyek bahasan tugas akhir ini agar mengambil Sektor lain yang terpengaruh oleh dampak tumpahan minyak akibat ledakan kilang minyak Montara. Sektor-sektor yang dapat dihitung besar kerugiannya meliputi Manggrove, Padang Lamun, Kesehatan Masyarakat, Karang, dll. • .
DAFTAR PUSTAKA • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2003, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2004, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2005, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2006, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2007, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2008, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2009, Laporan.
Lanjutan • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2010, Laporan. • Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka 2011, Laporan. • Bishop, Paul. 1976. Marine Pollution and Its Control. McGraw-Hill Book Company. USA • Dicks, Brian. 2006. Compensation for Environmental Damage Caused by Oil Spills: an International Perception. Presented at the AMURE Seminar: “Ecological Damage caused by Oil Spills: Economi Assessment dan Compensation”. 18th-19th May 2006, Institut Oceanographique. Paris • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2004. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2003. • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2005. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2004.
Lanjutan • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2006. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2005. • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2007. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006. • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2008. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2007. • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2009. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008. • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2010. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2009.
Lanjutan • Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat 2011. Laporan Statistik Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010. • Kusrini, D. Endah. Analisis Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut di Kabupaten Sampang Ditinjau Dari Potensi Sumberdaya dan Pendapat Masyarakat. Magister Thesis, Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2003. • Gaol, Jonson Lumban. Study Oil Spill di Celah Timor dari Sensor MODIS dan Dampaknya Terhadap Sumber Daya Hayati Laut. Poster Presentasi pada Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Tahunan VI 2009. ISOI 16-17 Nopember, IPB. Bogor • Jayawardana, Trigunawan. Penilaian Terpadu Dampak Tumpahan Minyak di Perairan Balikpapan (Studi Kasus Tumpahan Sludge Oil dari Kapal MT. Panos G). Magister Thesis, Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Lanjutan • Mukhtasor, Pencemaran Pesisir dan Laut, PT Pradnya Paramita, 2007. • Purwanto, Ari, Penyelesaian Tumpahan Minyak Laut Timor Tak Jelas. Rakyat Merdeka, http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=5158, (30 September 2012).
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Karakteristik demografi responden
LAMPIRAN
Karakteristik demografi responden