Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 1, No. 7, Juni 2017, hlm. 611-619
e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id
Pengembangan Sistem Informasi Bimbingan Konseling Siswa pada SMP Negeri 1 Panarukan Ahmad Taufiq Hidayatullah1, Fajar Pradana2, Mochammad Chandra Saputra3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] Abstrak SMP Negeri 1 Panarukan memiliki salah satu tujuan yaitu pembentukan pribadi siswa yang berakhlak mulia. Untuk meraih tujuan tersebut, maka dibentuklah tata tertib dan layanan bimbingan konseling. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa masalah pada layanan bimbingan konseling. Pertama, banyak poin pelanggaran yang tidak terakumulasi karena pencatatan masih manual, sehingga sanksi tidak sesuai. Ini berdampak pada hasil nilai akhlak dan kepribadian yang memerlukan total poin pelanggaran sebagai salah satu indikatornya. Kedua, kurang efektifnya fungsi surat panggilan orang tua yang jarang disampaikan oleh siswa yang bersangkutan. Dan terakhir, proses input bimbingan konseling yang terkesan terlalu banyak menggunakan kertas. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka dapat diberikan solusi untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang mempunyai fungsi untuk dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah metode waterfall yang meliputi analisis kebutuhan, desain, implementasi, pengujian dan pemeliharaan. Sedangkan pada proses pengujian menggunakan metode basis patch testing, validation testing, dan compatibility testing. Hasil dari basis path testing adalah 2 fungsi memiliki struktur yang mudah dipahami dan mudah diimplementasi, dan 1 fungsi memiliki struktur yang lebih kompleks. Hasil dari validation testing adalah fungsi perangkat lunak dapat berjalan sesuai dengan fungsionalitasnya. Hasil dari compatibility testing adalah perangkat lunak dapat digunakan di 10 macam jenis browser. Kata kunci: Bimbingan Konseling Siswa, Sistem Informasi, Pengembangan. Abstract SMP Negeri 1 Panarukan has one goal, namely the establishment of a students’ noble character. To achieve this objective, the codes of conduct and counseling services were established. Based on the interview, there are some problems in the counseling services. Firstly, many violation points are not accumulated because the point record is still manual, so the sanctions given are not appropriate. This affects the results of student character values that require the total violation points as the indicator. Secondly, the ineffectiveness of parent notification letter which is rarely given by students to their parents. Lastly, the input process of the counseling services that seems to use too much paper. Based on these problems, it can be given a solution to develop an information system that has the function to overcome these problems. The method used in the development of the system is the waterfall method which includes needs analysis, design, implementation, testing, and maintenance. While in the testing process, basis path testing, validation testing, and testing compatibility are used. The results of basic path testing are the two functions having a structure that is easy to understand and easy to implement and 1 function having a more complex structure. The result of the validation testing is a software function that can be run in accordance with its functionality. The results of the compatibility testing is the software that can be used in 10 different types of browsers. Keywords: Student Counseling Services, Information System, Development sekolah yaitu “Maju Ceria” Mandiri, Jujur, cerdas, inovatif, dan berakhlak mulia. Berdasarkan visi dan misi tersebut, salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh pihak instansi
1. PENDAHULUAN SMP Negeri 1 Panarukan merupakan sekolah menengah pertama yang memiliki visi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
611
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
sekolah adalah pembentukan pribadi siswa yang berakhlak mulia. Untuk dapat menciptakan tujuan tersebut, maka dibentuklah tata tertib peserta didik yang mengatur segala aturan terkait cara berseragam, cara bersikap, kewajiban peserta didik, dan sanksi yang didapat. Selain tata tertib, layanan bimbingan konseling juga ikut andil dalam menyelenggarakan dan menegakkan visi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa masalah pada layanan bimbingan konseling. Pertama, banyak poin pelanggaran yang tidak terakumulasi karena pencatatan masih manual, sehingga sanksi tidak sesuai. Ini berdampak pada hasil nilai akhlak dan kepribadian yang memerlukan total poin pelanggaran sebagai salah satu indikatornya. Kedua, kurang efektifnya fungsi surat panggilan orang tua yang jarang disampaikan oleh siswa yang bersangkutan. Dan terakhir, proses input bimbingan konseling yang terkesan terlalu banyak menggunakan kertas. Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diberikan solusi untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang mempunyai manfaat untuk dapat mengatasinya, sehingga tercipta beberapa ruang lingkup yang mencakup pencatatan poin pelanggaran agar poin pelanggaran dapat terakumulasi dengan tepat, penentuan sanksi poin pelanggaran yang memiliki fungsi notifikasi untuk dapat menyempurnakan peran dari surat panggilan orang tua, bimbingan konseling untuk dapat mengurangi peranan kertas, dan analisa rekomendasi kenaikan kelas dengan nilai akhlak dari pihak BK. 2.
METODE
Metode pengambilan data terkait dengan kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan sistem dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi pustaka. Pada metode obervasi yaitu dengan pengamatan langsung mengenai proses kegiatan konseling. Untuk metode wawancara yaitu dengan melakukan diskusi dengan pihakpihak yang berkaitan langsung. Sedangkan untuk studi pustaka yaitu dengan mempelajari teori-teori pengembangan sistem melalui buku, dan jurnal. Dari pengambilan data dan analisa permasalahan dibuat analisa kebutuhan sistem yang akan dibangun.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
612
Sedangkan untuk pengembangan sistem menggunakan metode waterfall yang meliputi analisis kebutuhan, desain, implementasi, pengujian dan pemeliharaan (Sommerville, 2011). Untuk pengujian melalui 3 metode yaitu basis path testing, validation testing, dan compatibility tetsing. Basis path testing merupakan pengujian yang memiliki tujuan untuk mengetahui kompleksitas logika (cyclomatic complexity) dalam sebuah program (Pressman, 2010). Cyclomatic complexity didapatkan berdasarkan flow graph suatu kode atau algoritma. Cyclomatic complexity digunakan sebagai dasar dalam membuat independent path, sehingga dapat dihasilkan beberapa test case. Pengujian validasi menggunakan metode pengujian Black Box, karena tidak memerlukan untuk berkonsentrasi terhadap alur jalannya algoritma program dan lebih ditekankan untuk menemukan konformitas antara kinerja sistem dengan daftar kebutuhan (Indriati, 2010). Compatibility testing berfokus terhadap pesyaratan nonfungsional, pengujian ini bertujuan memastikan perangkat lunak yang telah dibangun mampu berjalan dengan baik pada lingkungan yang berbeda. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian bab ini dibahas mengenai tahapan-tahapan pengembangan sistem menggunakan metode waterfall yaitu analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem. 3.1. Analisis Kebutuhan Dengan melakukan observasi dan wawancara diperoleh informasi mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses penanganan pelanggaran dan bimbingan konseling SMP Negeri 1 Panarukan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibuat beberapa kebutuhan fungsional dan nonfungsional yang harus dapat dilakukan sistem, sehingga terbentuk suatu use case diagram yang ditunjukkan gambar 1 sebagai berikut:
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
613
Selain use case diagram, dibentuk pula activity diagram yang menggambarkan hubungan aktivitas antara sistem dengan aktor (A.S & shalahuddin, 2011). Gambar 2 merupakan activity diagram mengelola pelanggaran.
Gambar 1. Use Case Diagram Use case diagram tersebut merepresentasikan aktor yang terlibat serta peran-perannya. Peran masing-masing aktor telah disesuaikan dengan masalah yang diobservasi sebelumnya. Masalah-masalah tersebut antara lain banyak poin pelanggaran yang tidak terakumulasi karena pencatatan masih manual, sehingga sanksi tidak sesuai. Ini berdampak pada hasil nilai akhlak dan kepribadian yang memerlukan total poin pelanggaran sebagai salah satu indikatornya. Masalah selanjutnya adalah kurang efektifnya fungsi surat panggilan orang tua yang jarang disampaikan oleh siswa yang bersangkutan. Dan masalah terakhir adalah proses input bimbingan konseling yang terkesan terlalu banyak menggunakan kertas. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 2. Activity Diagram Mengelola Pelanggaran Pada gambar 2 digambarkan bahwa aktor dapat mengelola pelanggaran dengan memilih menu data pelanggaran, lalu aktor dapat memilih salah satu diantara fungsi-fungsi kelola yang ada, seperti menambah pelanggaran, menghapus pelanggaran, atau memperbarui pelanggaran bahwa sanksi telah diterima.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Pada gambar 3 di bawah ini merupakan activity diagram untuk mengelola poin pelanggaran. Aktor dapat mengelola poin pelanggaran dengan memilih sub-menu poin pelanggaran, lalu sama halnya dengan mengelola pelanggaran, aktor dapat memilih salah satu diantara fungsi kelola, seperti menambah, memperbarui, atau menghapus poin pelanggaran.
614
dari sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini dimodelkan menggunakan bahasa pemodelan sistem yaitu UML (Unified Modelling Language), seperti sequence diagram. 3.2.1 Sequence Diagram Sequence diagram tambah pelanggaran dimulai ketika BK berada dalam menu pelanggaran, dan sistem akan menampilkan daftar pelanggaran dalam tab daftar pelanggaran, sistem juga menyediakan tab tambah pelanggaran untuk menambah pelanggaran. BK memilih tab tambah pelanggaran, lalu mengisi form tambah pelanggaran. Lalu dilanjutkan pada controller pelanggaran, dan model_pelanggaran. Berikut ini merupakan sequence diagram tambah pelanggaran yang ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Sequence Diagram Tambah Pelanggaran
Gambar 3. Activity Diagram Mengelola Poin Pelanggaran 3.2. Perancangan Pada perancangan sistem ini perlu dilakukan agar sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan user. Perancangan sistem dianalisa dari requirement sistem kemudian digambarkan dalam diagram. Pada tahap perancangan sistem ini menggambarkan alur Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Sequence diagram tambah poin pelanggaran dimulai ketika BK berada dalam menu klasifikasi pelanggaran, dan sistem akan menampilkan daftar poin pelanggaran dalam tab daftar klasifikasi poin dan fungsi untuk menambah poin dalam tab tambah klasifikasi poin. BK memilih tab tambah klasifikasi poin, kemudian sistem akan menampilkan form untuk tambah poin yang harus diisi. Kemudian akan dilanjutkan ke controller pelanggaran dan model_pelanggaran. Berikut ini merupakan sequence diagram tambah poin pelanggaran yang ditunjukkan pada gambar 5.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
615
a. Controller Pelanggaran Perancangan komponen fungsi tambah_pelanggaran() merupakan algoritma dari fungsi sistem untuk menambah pelanggaran. Fungsi tambah_pelanggaran() merupakan bagian dari controller Pelanggaran. Pada tabel 1 merupakan algoritma dari fungsi tambah_surat_masuk(). Tabel 1. Algoritma Fungsi tambah_pelanggaran() 1
Gambar 5. Sequence Diagram Tambah Poin Pelanggaran
2
Menyimpan data formulir tambah pelanggaran ke dalam variabel
3
Melakukan kontak dengan model untuk mengambil total poin pelanggaran seorang siswa pada tahun ajaran tertentu
4
Menghitung total poin pelanggaran siswa pada tahun ajaran tertentu
5
Jika total poin pelanggaran lebih dari 15
3.2.2 Physical Data Model Physical data model digunakan untuk merepresentasikan rancangan basis data. Physical data model mendefinsikan semua struktur tabel, termasuk nama kolom, tipe data kolom, primary key, foreign key, dan relasi antar tabel. Gambar 6 merupakan potongan rancangan physical data model sistem informasi bimbingan konseling siswa.
6
7
Lainnya Deklarasi variabel status dengan nilai ‘Sanksi belum diberikan’
9
Mengambil sanksi yang cocok dengan poin pelanggaran dari database dan menyimpannya dalam variabel
10
Menyimpan variabel-variabel pelanggaran ke dalam array
11
Melakukan kontak dengan model untuk menyimpan variabel array pelanggaran ke dalam database sistem
12
Deklarasi variabel array yang berisi keterangan tahap penanganan pertama pada pelanggaran
13
Melakukan kontak dengan model untuk menyimpan variabel array tahap penanganan pertama pelanggaran ke dalam database sistem
14
Jika total poin pelanggaran kurang dari 16
3.2.3 Perancangan Komponen
15
16 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Deklarasi variabel status dengan nilai ‘Sanksi belum diberikan 2’
8
Gambar 6. Physical Data Model Perancangan komponen mendefinisikan struktur data atau algoritma yang digunakan dalam suatu komponen perangkat lunak. Di dalam perancangan komponen ini hanya mencantumkan algoritma penambahan data pelanggaran sehingga tidak semua algoritma dicantumkan. Algoritma penambahan data pelanggaran ini akan diletakkan pada controller pelanggaran dan model model_pelanggaran.
Mulai
Deklarasi variabel array yang berisi tahap penanganan kedua pada pelanggaran Lainnya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 17
18
19 20
Deklarasi variabel array yang berisi tahap penanganan kedua pada pelanggaran Melakukan kontak dengan model untuk menyimpan variabel array tahap penanganan kedua pelanggaran ke dalam database sistem Menampilkan halaman daftar pelanggaran Selesai
b. Model model_pelanggaran (Fungsi ambil_total_ poin()) Perancangan komponen fungsi ambil_total_poin() merupakan algoritma dari fungsi sistem untuk mengambil total poin seorang siswa pada tahun ajaran tertentu. Fungsi ambil_total_poin() merupakan bagian dari model model_pelanggaran. Pada tabel 2 merupakan algoritma dari fungsi ambil_total_poin(). Tabel 2. Algoritma Fungsi ambil_total_poin() 1 2
4
Mengembalikan variabel array yang berisi sanksi pelanggaran Selesai
d. Model model_pelanggaran (Fungsi tambah_pelanggaran()) Perancangan komponen fungsi tambah_pelanggaran() merupakan algoritma dari fungsi sistem untuk menambahkan data pelanggaran ke dalam database sistem. Fungsi tambah_ pelanggaran() merupakan bagian dari model model_pelanggaran. Pada tabel 4 merupakan algoritma dari fungsi tambah_pelanggaran(). Tabel 4. Algoritma Fungsi tambah_pelanggaran() 1 2
3
Mulai Menyimpan data array ke dalam tabel pelanggaran di dalam database sistem Selesai
Mulai Mengambil total poin pelanggaran seorang siswa pada tahun ajaran tertentu dari dalam database sistem
3
Menyimpan total poin pelanggaran ke dalam variabel
4
Mengembalikan variabel berisi total poin pelanggaran
5
3
616
Selesai
c. Model model_pelanggaran (Fungsi ambil_sanksi_ poin())
3.2.4 Perancangan Antar Muka Pada bagian ini akan menjelaskan tentang perancangan antarmuka dari sistem informasi bimbingan konseling siswa. a. Halaman Login Halaman login merupakan halaman untuk masuk ke dalam sistem, guest harus memasukkan username dan password untuk masuk ke dalam sistem. Berikut ini merupakan rancangan antarmuka login pada gambar 7.
Perancangan komponen fungsi ambil_sanski_poin() merupakan algoritma dari fungsi sistem untuk mengambil sanksi pelanggaran yang cocok dengan total poin pelanggaran seorang siswa. Fungsi ambil_sanksi_poin() merupakan bagian dari model model_pelanggaran. Pada tabel 3 merupakan algoritma dari fungsi ambil_sanksi_poin(). Tabel 3. Algoritma Fungsi ambil_sanksi_poin() 1 2
Mulai Mengambil sanski pelanggaran yang cocok dengan total poin pelanggaran dari dalam database sistem
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 7. Perancangan Antarmuka Login b. Halaman Daftar Data Siswa Halaman daftar data siswa merupakan halaman untuk menampilkan data siswa secara keseluruhan. Rancangan antarmuka halaman ini dapat diaplikasikan untuk daftar data lainnya,
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
misalnya daftar data guru, daftar data wali kelas, dan lain-lain. Berikut ini merupakan rancangan antarmuka daftar data siswa pada gambar 8.
617
2
$query = $this->db->query("SELECT SUM(poin) as total from pelanggaran where nis = $nis and tahun_ajaran = '$tahun'");
3
$rows = $query->row();
4
$total = $rows->total;
5
return $total;
b. Model model_pelanggaran (Fungsi ambil_sanksi_ poin()) Funsgi ambil_sanksi_poin() berisi query untuk mengambil sanksi pelanggaran yang cocok dengan total poin tertentu, fungsi ini ditunjukkan dalam tabel 6. Tabel 6. Implementasi Algoritma ambil_sanksi_poin()
Gambar 8. Perancangan Antarmuka Daftar Data Siswa
1
3.3. Implementasi
2
$query = $this->db->query("SELECT id, sanksi from sanksi_pelanggaran where poin_min <= $poin and poin_maks >= $poin");
3
return $query;
Setelah tahapan perancangan selesai proses selanjutnya adalah proses implementasi. Pada proses implementasi sistem ini, menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk membuat fungsi-fungsi didalamnya. Tampilan pada halaman sistem menggunakan HTML dan Bootstrap, sedangkan untuk database menggunakan MySQL. 3.3.1 Implementasi Algoritma Di dalam implementasi algoritma ini hanya mencantumkan proses penambahan data pelanggaran yang telah dicantumkan algoritmanya pada sub-bab perancangan komponen sehingga tidak semua fungsi dicantumkan. Proses penambahan data pelanggaran ini terletak pada controller pelanggaran, dan model model_pelanggaran untuk memasukkan data pelanggaran ke dalam basis data. a. Model Model_pelanggaran (Fungsi ambil_total_poin()) Fungsi ambil_total_poin() berisi query untuk mengambil jumlah poin pelanggaran seorang siswa pada tahun ajaran tertentu, fungsi ini ditunjukkan dalam tabel 5. Tabel 5. Implementasi Algoritma ambil_total_poin() 1
public function ambil_total_poin($nis,$tahun) {
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
4
public function ambil_sanksi_poin($poin) {
}
d. Model model_pelanggaran (Fungsi tambah_pelanggaran()) Fungsi tambah_pelanggaran() berisi query untuk memasukkan data pelanggaran yang telah diproses sedemikian rupa ke dalam basis data, fungsi ini ditunjukkan dalam tabel 7. Tabel 7. Implementasi Algoritma tambah_pelanggaran () 1
public function tambah_pelanggaran($data) {
2 3
$this->db->insert('pelanggaran', $data); }
3.3.1 Implementasi Prototipe Berikut ini merupakan hasil implementasi prototipe dari sistem informasi bimbingan konseling siswa. a. Halaman Kelola Data Pelanggaran (BK) Halaman kelola data pelanggaran merupakan halaman yang dapat diakses oleh BK untuk dapat mengelola data-data pelanggaran yang meliputi keterangan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Fungsi kelola data pelanggaran dalam sistem ini
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
meliputi menambah, memperbarui, dan menghapus data. Berikut ini merupakan halaman kelola data pelanggaran yang ditunjukkan pada gambar 9.
618
fungsi menambah membuat nilai akhlak dan kepribadian memiliki jumlah cyclomatic complexity yaitu 14. Hal ini menunjukkan bahwa 2 fungsi sistem memiliki struktur yang mudah dipahami, mudah dilakukan pengujian dan dapat mudah dilakukan implementasi atau perbaikan. Sedangkan 1 fungsi memiliki struktur yang lebih kompleks, sehingga akan lebih sulit untuk dilakukan pengujian. Tabel 8. Hasil Basis Path Testing
Gambar 9. Halaman Kelola Data Pelanggaran b. Halaman Detail Data Pelanggaran (BK) Halaman detail data pelanggaran merupakan halaman yang dapat diakses oleh BK untuk dapat melihat secara detail data pelanggaran seorang siswa. Di halaman ini pula tersedia fungsi untuk memperbarui data pelanggaran, pembaruan yang dimaksud adalah telah diterima atau tidaknya suatu sanksi, sehingga pengguna dapat membedakan antara pelanggaran yang telah diberi sanksi dan belum diberi sanksi. Berikut ini merupakan halaman detail data pelanggaran yang ditunjukkan pada gambar 10.
Fungsi
Jumlah Region
Jumlah Independen Path
Jumlah Cyclomatic Complexity
Menambah Pemberian Sanksi
6
6
6
Menambah Kehadiran
5
5
5
Membuat Nilai Akhlak dan Kepribadian
14
14
14
3.4.2. Validation Testing Validation testing dilakukan pada beberapa fungsi dalam sistem informasi bimbingan konseling siswa. Berdasarkan hasil pengujian, fungsi yang diujikan dapat bekerja dengan baik dan memiliki status valid. Sehingga dapat disimpulkan fungsi dalam sistem informasi bimbignan konseling siswa dapat berjalan sesuai dengan fungsionalitasnya. 3.4.1. Compatibility Testing
Gambar 10. Halaman Detail Data Pelanggaran 3.4. Pengujian Setelah dilakukan implementasi sistem, tahap selanjutnya adalah proses pengujian sistem. Pengujian menggunakan 3 metode yaitu menggunakan metode basis path testing, validation testing, dan compatibility testing.
Hasil compatibility testing menggunakan SortSite dibagi menjadi tiga kategori yaitu critical issues, major issues, dan minor issues. Pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem dapat berjalan pada sepuluh macam versi browser sesuai pada gambar 11 tanpa mengalami masalah critical issues, dan major issues. Sehingga sistem informasi bimbingan konseling siswa dapat berjalan dengan baik di sepuluh macam versi browser (kecuali Internet Explorer versi 8).
3.4.1. Basis Path Testing Tabel 8 merupakan hasil basis path testing yang dilakukan untuk mengetahui cyclomatic complexity. Fungsi menambah pemberian sanksi memiliki jumlah cyclomatic complexity yaitu 6. Fungsi menambah kehadiran memiliki jumlah cyclomatic complexity yaitu 5. Serta Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 11. Hasil Compatibility Testing
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses perancangan sistem pada penelitian ini menghasilkan class diagram, sequence diagram, physical data model, perancangan komponen, dan perancangan antarmuka. Terdapat 3 class diagram, dan 12 sequence diagram yang didokumentasikan. Perancangan sistem merupakan dasar dalam implementasi sistem. 2. Proses implementasi sistem dilakukan berdasarkan perancangan sistem yang telah didefinisikan. Sistem dibangun dengan menggunakan Bootstrap sebagai framework HTML dan CSS, Codeigniter sebagai framework PHP dan MySQL sebagai database sistem. 3. Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan basis path testing, validation testing, dan compatibility testing. Berdasarkan hasil basis path testing, 2 fungsi sistem mempunyai nilai cyclomatic complexity 6 dan 5, yang berarti jika dilakukan pengujian akan mudah dipahami, dapat dengan mudah dilakukan pengujian. Dan terdapat 1 fungsi sistem yang memiliki struktur yang lebih kompleks yang mempunyai nilai cyclomatic complexity 14, sehingga akan lebih sulit untuk dilakukan pengujian. Berdasarkan hasil 14 tabel validation testing, fungsi yang ada di dalam sistem bimbingan konseling siswa berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil compatibility testing, sistem bimbingan konseling siswa dapat digunakan dengan baik pada 10 macam jenis browser.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
619
5. SARAN 1. Untuk pengembangan berikutnya, fitur sistem untuk mengirim notifikasi dapat ditingkatkan dengan menambahkan SMS Gateway. 2. Pada pengembangan berikutnya dapat dilakukan integrasi antara sistem informasi bimbingan konseling siswa dengan sistem informasi akademik siswa yang telah ada, sehingga diharapkan data-data siswa, wali murid, dan guru yang terdapat di sistem informasi bimbingan konseling siswa dapat berjalan beriringan dengan data di sistem informasi akademik siswa yang telah ada. 6. DAFTAR PUSTAKA A.S, Rosa, dan M. Shalahudin. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika. Indriati. 2010. Pengujian Validasi. [Online] Tersedia di: < http://indryz.lecture.ub.ac.id/files/2010/ 11/Pengujian-Validasi.docx> [Diakses 14 November 2016]. Sommerville, Ian. 2011. Software Engeneering, Ninth Edition. New York: AddisonWesley. Pressman, Roger S., 2010. Software Engineering A Practitioner’s Approach. 7th ed. New York: McGrawHill.