PERANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENYELESAIAN KASUSKASUS YANG TERJADI PADA SISWA DI SMP NEGERI 35 MEDAN Elvi Mailani * dan Adi Sutrisno* *Dosen PPSD Prodi PDSD FIP Unimed * Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah SMP Negeri 35 Medan, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada observasi ini. Wawancara dilaksanakan yang respondennya yaitu Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling serta angket ini ditujukan ke pada siswa kelas VIII sebanyak 32 orang guna mendapatkan data secara cepat. Dari data wawancara serta angket didapat lima kasus yang sering terjadi diantaranya yang paling banyak ialah masalah absen dimana siswa yang bersekolah di SMP Negeri 35 ini kebanyakan siswa yang berada dalam ekonomi menengah kebawah. Dalam hal ini siswa bermasalah dilaporkan kepada wali kelas untuk ditangani, wali kelas melakukan konsultasi dan koordinasi dengan guru BK dalam penanganan anak, jika tidak bisa diatasi, siswa diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan layanan perbaikan, jika guru BK tidak mampu menanganinya maka diserahkan kepada pihak lain yang lebih ahli yaitu orang tua. Kata kunci : kasus, wawancara, evaluasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang pelayanan yang perlu dilaksanakan di dalam program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek, yaitu aspek psikologis, sosiologis, kultural, dan paedagogis. Siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat masalah perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, penyesuaian diri, dan belajar. Derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan
masyarakat akan meningkatkan derajat rasa tidak aman bagi remaja dan pemuda. Perubahan ini membawa pengaruh besar terhadap perikehidupan dan perkembangan anak-anak dan remaja. Atas keadaan tersebut, sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal harus bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah, namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai dalam membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan yang dialaminya dan menyiapkan 9
siswa terjun di masyarakat dengan berhasil. Kondisi-kondisi tersebut menjadi salah satu alasan sangatlah diperlukan adanya layanan bimbingan dan koseling di sekolah, yang secara khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan berbagai masalah, baik masalah belajar, penyesuaian diri, maupun masalah-masalah pribadi, yang apabila dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan belajar siswa di sekolah. . Dengan tugas ini diharapakan mahasiswa mengetahui dan belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Observasi ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik sebelum terjun langsung pada dunia pendidikan yang sesungguhnya. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah” Bagaimana peranan bimbingan konseling terhadap penyelesaian kasus-kasus yang terjadi pada siswa di SMP Negeri 35 Medan ?” Tujuan Penulisan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan bimbingan konseling terhadap penyelesaian kasus-kasus yang terjadi pada siswa di SMP Negeri 35 Medan.
TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing lagi di dunia pendidikan. Banyak sekali definisi tentang bimbingan ini. Good (Chudari dan Setiawati, 2007: 3) menjelaskan bahwa bimbingan adalah (1) suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis, yang dimaksudkan untuk untuk mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain mengajar) kepada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan dan kecenderungan mereka dan menggunakan informasi itu secara efektif dalam kehidupan seharihari; (3) perbuatan atau teknik yang dilakukan untuk menuntun anak terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan itu, dan mengambil langkah-langkah untuk memuaskan dirinya. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan” (Mulyadi, 2003: 5).
10
Chudari dan Setiawati (2007: 3) menjelaskan bahwa:Bimbingan dan konseling yang berkembang saat ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Bimbingan dan konseling perkembangan bagi anak adalah upaya pemeberian bantuan kepada individu yang dilakukansecara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga mereka sanggup bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Bimbingan membantu mereka mencapai tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial dan pribadi. Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, guru dapat melibatkan tim kerja atau berbagai pihak yang terkait, terutama orang tua siswa, sehingga akan lebih efektif ketimbang bekerja sendiri. Bimbingan perkembangan ini dirancang secara sistem terbuka, dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat sepanjang diperlukan. Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 2 tenatng Sistem Pendidikan Nasional dan GBHN 2003, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan, dan berorientasi masa depan. Dari pengertian-pengertian yang telah disampaikan didapat kunci dari bimbingan itu sendiri adalah sebagai berikut: 1. Bimbingan merupakan upaya membantu dengan memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh klien sebagai objek bimbingan. 2. Bimbingan dilakukan dengan cara menuntun dan mengarahkan seseorang untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. 3. Bimbingan diberikan kepada satu orang atau lebih melalui tatap muka langsung. Bertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan adalah upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat dan isuisu yang berkaitan dengan tahapan 11
perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. Landasan Teori 1) PP No. 29 atau 1990 pasal 27 ayat 1, Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menekan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. 2) PP No. 38 atau 1992, Pasal 1 ayat 2 : Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Pasal 1 ayat 3 : Tenaga pembimbing adalah tenaga pembimbing yang bertugas membimbing peserta didik.. Pasal 2 ayat 2 : Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih. 3) SKB Mendikbud dan KA BAKN No. 0433 atau P atau 1993 dan No. 25 tahun 1993 . a. Pasal 1 ayat 4 : Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling kepada sejumlah peserta didik. b. Pasal 1 ayat 10 : Penyusunan program Bimbingan dan Konseling adalah membuat perencanaan pelayanan BK dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
adalah hasil evaluasi pelaksanaan BK yang mencakup layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya. d. Pasal 1 ayat 14 : Tindak lanjut pelaksanaan Bimbingan dan Konseling adalah kegiatan menindaklanjuti hasil analisis evaluasi tentang layanan evaluasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan informasi dalam penyusunan hasil observasi ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu : 1. Interview (Wawancara) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada observasi ini. Wawancara dilaksanakan selama dua hari dan respondennya yaitu Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh informasi secara langsung dan lebih valid terkait dengan guru bimbingan dan konseling dalam memberikan motivasi kepada siswanya, bagaimana proses layanan Bimbingan dan Konseling, dan peran wali kelas di SMP Negeri 35 dalam bimbingan.
c. Pasal 1 ayat 13 : Analisis evaluasi Bimbingan dan Konseling 12
2. Angket Angket ini ditujukan ke pada siswa SMP Negeri 35 kelas VIII3 sebanyak 32 orang guna mendapatkan data secara cepat. Dalam angket tersebut dituliskan cara pengisian dan harus diisi sesuai yang dirasakan atau yang pernah dialami. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi lingkungan sekolah Kondisi lingkungan sekolah SMP Negri 35 Medan sangat nyaman, besih ,teratur dan rindang dengan tanaman sebagai penyejuk kesegaran udara disekitar lokasi sekolah memungkinkan siswa belajar dengan tenang. Di mana sekolah tersebut memiliki fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat melakukan aktifitas-aktifitasnya dengan baik sebagai seorang siswa. Pada sekolah tersebut terdapat taman membaca, di mana dengan adanya taman membaca tersebut siswa akan lebih sering membaca dan mempunyai perpustakaan yang lengkap dan nyaman serta memeliki beberapa Laboratarium. Seperti laboratarium IPA dan laboratarium Komputer. SMP Negri 35 Medan terletak di kelurahan Medan Estate, tepatnya di jalan Williem Iskandar Psr 5 Medan estate. Adapun visi dan misi disekolah tersebut adalah. Di mana visi tersebut menajdikan sekolah yang ungul pada tingkat sekolah menengah pertama dalam menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan, berahlak mulia, dan berdaya saing tinggi untuk melanjutkan penddidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Dan misi tersebut di bagi menjadi beberapa bagian: 1. Meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan secara rasional. 2. Meningkatkan prestasi siswa melalui berbagai kegiatan kulikuler dan extra kulikuler. 3. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan melalui berbagai kegiatan . pelatihan MGMR lokar karya, seminar dan studi banding. 4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana belajar, laboratarium IPA, perpustakaan, laboratarium computer dan sangar seni. 5. Mengelola sumber daya, potensi lingkungan sekolah agar menjadi bekal sumber belajar dan unit produktifitas sekolah. B. Program Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 35 Medan Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan
13
demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29). http://warnaawarnii.blogspot.com/2012 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negri 35 Medan merupakan kelanjutan dan pengembangan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dari SD . Sebagai pelayanan yang terpadu dengan segenap pelayanan yang ada di SMP (terutama dengan pelayanan pengajaran dan latihan), penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP sepenuhnya memperhatikan karakteristik, tujuan pendidikan, kurikulum, dan peserta didik di SMP. Sebagai pelayanan yang lengkap dan menyeluruh, Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier. 1. Bidang Bimbingan Pribadi Pelayanan bimbingan pribadi di SMP Negeri 35 bertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani. 2.
Bidang Bimbingan Sosial
Pelayanan bimbingan sosial di SMP Negeri 35 bertujuan membantu peserta didik memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan
etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial. 3.
Bidang Bimbingan Belajar
Pelayanan bimbingan belajar di SMP Negeri 35 bertujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk mengusai pengetahuan dan ketrampilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam rangka menyiapkannya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan/atau berperan serta dalam kehidupan masyarakat. 4.
Bidang Bimbingan Karier
Pelayanan bimbingan karier di SMP Negeri 35 ditujukan membantu peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan, memahami lingkungan pendidikan dan sektor pekerjaan sebagai lingkungan yang efektif ; serta mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri berperan serta dalam kehidupan masyarakat Pelayanan Bimbingan dan Konseling mengemban sejumlah sifat yang hendak dipenuhi melaui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Sifat-sifat tersebut adalah : 1. Pencegahan ; yaitu bimbingan dan konseling menghasilkan tercegahnya
sifat yang atau
14
terhindarnya pesrta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. 2. Penyembuhan ; yaitu sifat bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. 3. Perbaikan ; yaitu sifat bimbingan dan konseling untuk memperbaiki kondisi individu dari permasalahan yang dihadapinya sehingga bisa berkembang secara optimal. 4. Pemeliharaan ; yaitu sifat bimbingan konseling untuk menjaga terpeliharanya kondisi individu yang sudah baik tetap baik. 5. Pengembangan ; yaitu mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
C. Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 35 Medan Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik ada bermacam--
macam jenis layanan, yaitu sebagai berikut: 1) Layanan Orientasi. Layanan ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik memahami Iingkungannya yang baru dimasuki sehingga ia lebih mudah dan Iebih lancar berperan di Iingkungan tersebut. 2) Layanan Informasi. Layanan ini dimaksudkan agar peserta didik menerima dan memahami informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 3) Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya. 4) Layanan Pembelajaran, dimaksudkan agar peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang sesuai dengan kemampuannya, serta berbagai aspek belajar lainnya. 5) Layanan Konseling, Dengan layanan ini, maka memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung antar pribadi dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan/penyelesaian permasalahan pribadi yang dihadapi. Dalam layanan ini ada layanan 15
konseling individual dan konseling kelompok. 6) Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan ini memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan nara sumber atau membahas secara bersama-sama suatu topik yang berguna untuk perkembangan mereka baik sebagai individu maupun anggota kelompok. 7) Layanan dengan Kotak Konsultasi, yaitu layanan dengan cara memasang kotak konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan dapat menggunakan dengan cara menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak konsultasi di kunci agar isinya aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka dan mencermati masalahmasalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut untuk mendapatkan layanan. 8) Konferensi Kasus, digunakan untuk membahas masalah peserta didik yang dihadiri berbagai pihak yang kompeten. D. Hasil observasi bimbingan Konseling di SMP Negeri 35 Medan SMP Negeri 35 memiliki karakter berbeda dengan sekolah lain di Medan, terutama dengan sekolah Negeri di sekitar Medan, sekolah ini hanya memiliki 22 ruangan, dan ada
6gedung, dengan jumlah guru yang berjumlah 31 orang dan dengan jumlah siswa yang mencapai 665 orang untuk keselurahannya, masalah masalah yang muncul disekolah ini begitu banyak, mengingat latar belakang anak adalah terdiri dari golongan menengah kebawah dan latar belakang orang tua pun dari kalangan orang berpendidikan rendah yang rata rata SD , namun demikian ada beberapa kasus yang terjadi diantaranya adalah : 1. Masalah absen,disekolah ini sering terjadi kasus tentang masalah absen. kebanyakan siswa yang absen rata-rata siswa yang paling dominan cabut diwarnet, dan sebagian siswa memberi alasanya kepada orang tua pergi kesekolah, dan ada juga disebabkan oleh faktor ekonomi yang kurang mampu (tidak mempunyai ogkos). Selain absen ada juga masalah yang jarang untuk mengerjakan tugas (tidak peduli degan tugas), yang salah pada kasus ini orang tua yang salah karna tidak mau tau tentang anak nya dalam dunia belajarnya. Jadi dalam hal ini Guru BK mempunyai tindakan untuk member solusinya. Sesuai dengan hasil interview pada guru BK di sekolah SMPN 35. Guru BK tersebut member solusinya, dengan melakukan atau membuat surat SPO (surat panggilan orang tua). Guru Bk juga melakukan SPO ini sampai tiga kali. Dan
16
jika ketiga kalinya pada siswa tersebut terus melakukan kesalahan dan melangar peraturan-peraturan, maka pihak sekolah member sangsi dengan mendiskornya pada siswayang bermaslah tersebut. Dan juga pada masalah ini Guru BK berperan aktif dengan menambahkan les tambahan setelah pulang sekolah, dengan tujuan agar siswa lebih aktif lagi dan bisa mengerjakan tugasnya di les tambahan tersebut. 2. Siswa sering datang terlambat , Sebagian anak sering datang terlambat ke sekolah, terutama kelas VIII3 . Penanganan yang dilakukan Guru BK melakukan layanan perbaikan kepada siswa , serta mulai mengagendakan bimbingan kelompok di kelas untuk mengefektifkan kerjasama dengan para orang tua wali siswa untuk lebih tepat waktu dalam mengkoorsinir anak khususnya datang tepat waktu di sekolah. 3. Masalah belajar di beberapa kelas yaitu masih yang lambat belajarnya dikarenakan kecerdasannya kurang dalam artian siswa tersebut ketika guru menjelaskan, siswa tersebut memperhatikan namun kurang biasa menyerap/menyimpan data ke otak sehingga output yang dihasilkan sedikit. Usaha yang dilakukan oleh guru yaitu melakukan pendekatan dalam belajar dan membeikan soal-soal
latihan yang berbeda pada siswa tersebut. Kemudian guru juga melakukankunjungan rumah, ternyata siswa tersebut di rumah kurang mendapatkan bantuan belajar dari orang tuanya, karena orang tuanya terlalu sibbuk dengan pekerjaannya . Namun setelah guru wali kelas memberikan penjelasan mengenai pentingnya belajar, orang tuanya dapat memberikan wejangan kepada anaknya. Setelah usaha tersebut dilakukan ada perubahan pada cara belajar siswa tersebut bisa aktif dalam bertanya dan dapat mengerjakan soal-soal latihan meskipun soalsoal tersebut masih berbeda dengan porsi yang diberikan pada siswa yang lain. 4. Tidak menyukai Pelajaran Tertentu , masalah-masalah belajar di kelas VIII3 yaitu ada beberapa siswa yang takut terhadap pelajaran matematika. Usaha yang dilakukan oleh Guru Matematika dan Guru BP yaitu dengan sering diberikan penjelasan pentingnya matematika di kehidupan seharihari dan saat pembelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga anak biasa mengkongkritkan pembelajaran matematika yang abstrak. Dan juga guru disarankan selalu memakai media dalam penyampaian pembelajaran matematika.
17
5. Bolos Sekolah, Bolos dominan terjadi di kelas IX. Guru BK bekerja sama dengan wali kelas menelusuri latar belakang bolos sekolah pada anak tertentu, kemudian menindaklanjutinya dengan Layanan Perbaikan dan kunjungan rumah.
telah memiliki ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan sarana yang cukup, sehingga dalam operasionalnya bisa dilakukan setiap hari kerja dengan baik.
E. Cara Mengatasi Kasus-kasus Bimbingan di SMP Negeri 35 Medan
1. Mengikuti kajian ilmiah yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling.
Mekanisme Bermasalah
2. Mengikuti Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) di kota Medan.
Penanganan
Siswa
Siswa bermasalah dilaporkan kepada wali kelas untuk ditangani, wali kelas melakukan konsultasi dan koordinasi dengan guru BK dalam penanganan anak, jika tidak bisa diatasi, siswa diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan layanan perbaikan, jika guru BK tidak mampu menanganinya maka diserahkan kepada pihak lain yang lebih ahli. Administrasi Konseling,
Bimbingan
dan
Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Negri 35 Medan telah dilengkapi dengan administrasi yang baik, meliputi buku tamu, buku konsultasi siswa, buku catatan kejadian, buku wawancara orang tua, program tahunan, evaluasi kegiatan, analisis hasil. Sarana dan Prasarana Lembaga Bimbingan dan Konseling di SMP Negri 35 Medan
Peningkatan Sumber Daya Manusia Diantaran upaya meningkatkan kompetensi guru-guru BK adalah :
3. Penyediaan literatur berhubungan dengan BK.
yang
Evaluasi Guru Bimbingan dan Konseling melakukan evaluasi secara rutin terhadap seluruh kegiatan Bimbingan dan Konseling yang telah dilakukan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam BK.
SIMPULAN Program Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali dalam dunia pendidikan karena sebagai sumber/acuan untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang tertata dan tidak dilakukan sehingga guru yang melaksanakannya. Program Bimbingan dan Konseling dibuat agar dapat mencegah masalah-
18
masalah yang akan terjadi kepada siswa dan supaya siswa di berikan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan perkembangan usianya. Pada jenjang pendidikan pertama, layanan bimbingan di sekolah pertama bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sehingga Bimbingan dan Konseling ini dapat diterima secara efektif oleh siswa. Masalah belajar timbul karena ada sesuatu hal yang melatarbelakanginya dan banyak sekali faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah belajar pada anak. Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, diperlukan program Bimbingan dan Konseling. SARAN Program Bimbingan konseling sangat penting sekali. Untuk itu pihak-pihak yang terkait didalam dunia pendidikan harus saling mendukung terhadap adanya program ini. Di sini, menurut kelompok kami, Dinas pendidikan alangkah baiknya memberikan acuan program bimbingan konseling kepada setiap sekolah sebagai sumber untuk menjalakan Bimbingan dan Konseling di sekolahnya masing-masing. Memang seharusnya guru lah yang membuat program Bimbingan dan Konseling tetapi nyatanya di lapangan guru sering
mengabaikan tentang program bimbingan dan Konseling ini. Ketika siswa mendapatkan masalah baru Bimbingan dan Konseling berjalan, padahal Bimbingan dan Konseling ini di peruntukan bukan hanya pada siswa yang mempunyai masalah, tetapi juga murid yang mempunyai kecerdasan atau bahkan yang mempunyai bakat dan potensi yang menonjol.
DAFTAR RUJUKAN Chudari, I.N. dan Setiawati. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS Mulyadi, A. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas Samsyu Yusuf, L.N, M.Pd, 2006, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA), Pustaka Bani Quraisy, Bandung. Surya, M. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pembangunan Jaya http://bimbingankonselingbersama.bl ogspot.com/2013/02/landasan-teoribk.html http://firmansyahupiks.blogspot.com/2011/12/laporanobservasi bimbingan-dan http://azisziesvht.blogspot.com/2011/12/layana n-bimbingan-di-sdn-sukalerang
19