PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KAYU DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL – BLITAR (MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL) WINDY WIDYA DWIRIYANTI 3608100013
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012
BAB I
Latar Belakang Kecamatan Kepanjenkidul
Industri kerajinan kayu sebagai produk unggulan kota Blitar
Industri kerajinan kayu memiliki potensi lokal yg cukup besar
Industri kerajinan kayu sebagai penggerak perekonomian lokal
Adanya penurunan kinerja dengan penurunan unit industri Usia produktif menganggur
Meningkatnya jumlah penduduk miskin
arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal di kecamatan kepanjenkidul.
Rumusan masalah Adanya potensi yang besar untuk berkembang sentra industri kerajinan kayu untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya namun adanya penurunan kinerja sentra industri kerajinan kayu yang ditandai dengan penurunan unit industri, berdampak pada meningkatnya jumlah usia produktif yang menganggur serta meningkatnya jumlah kemiskinan di sentra industri kayu kecamatan Kepanjenkidul. Apa faktor yang mempengaruhi pengembangan sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul ?
Tujuan & Sasaran Merumuskan arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal di kecamatan kepanjenkidul. Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang dilakukan yaitu : 1. Mengidentifikasi kinerja sentra industri kerajinan kayu 2. Menentukan faktor yang mempengaruhi pengembangan sentra industri kerajinan kayu 3. Merumuskan arahan pengembangan sentra industri kayu di kecamatan kepanjenkidul berdasarkan pendekatan PEL
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup Pembahasan Mengidentifikasi kinerja sentra industri kerajinan kayu untuk melihat seberapa efisien industri kerajinan kayu di kelurahan beroprasi. Menentukan faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan sentra industri kerajinan kayu untuk mencari faktor yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan. Pada akhirnya akan didapat arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu yang sesuai untuk diterapkan di wilayah studi. Ruang Lingkup Substansi Berkaitan dengan konsep pengembangan wilayah yang mencakup konsep pengembangan ekonomi lokal serta pendekatan pengembangan ekonomi lokal
Manfaat Teoritik Untuk memperluas wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan kawasan melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal. Manfaat Praktis Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait peningkatan kinerja sentra industri kerajinan kayu untuk mengoptimumkan potensi yang ada.
Kerangka Pemikiran Adanya potensi lokal yang cukup besar di sentra industri kerajinan kayu, namun kinerjanya semakin menurun, ditandai dengan menurunnya jumlahnya unit industri setiap tahunnya
Diperlukan adanya pengembangan sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal dan faktor dalam pengembangan
Arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal
Mengidentifikasi kinerja sentra industri kerajinan kayu
Menentukan faktor yang mempengaruhi pengembangan sentra industri kerajinan kayu
Merumuskan arahan pengembangan sentra industri kayu di Kecamatan Kepanjenkidul berdasarkan pendekatan PEL
Pengembangan sentra industri kerajinan kayu di kecamatan Kepanjenkidul melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal
BAB II Sintesa Tinjauan Pustaka Indikator Pengembangan daya saing 1. Kualitas sumber daya manusia Atribut lokal atau kondisi potensi lokal memiliki peranan untuk Indikasinya kualitas dari sumber daya manusia yang berasal dari membangun karakteristik daya saing lokal dalam strategi penduduk lokal sebagai pelaku dan penggerak dari sentra industri pengembangan ekonomi lokal karena suatu komunitas akan dituntut 2. Ketersediaan sumber daya alam untuk terus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini Indikasinya yaitu potensi wilayah dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang meliputi daya dukung lingkungan, baku mutu lingkungan dan keterkaitan lingkungan yang dimanfaatkan oleh penduduk lokal sebagai bahan baku industri kerajinan baik bahan baku utama maupun penunjang 3. Prasarana fisik Indikasinya yaitu adanya infrastruktur jalan, listrik, air bersih, pengelolaan limbah yang dapat mendukung dalam pengembangan sentra industri 4. Ekonomi wilayah Indikasinya yaitu penilaian daya saing yang digunakan dalam industri kerajinan mencakup komponen biaya produksi Pengembangan Business Cluster 1. Keterkaitan antar wilayah Dalam pendekatan pengembangan business cluster diperlukan suatu indikasinya adanya keterkaitan antar wilayah industri yang sejenis yang hubungan keterkaitan antar industri dan saling ketergantungan antar memiliki hubungan keterkaitan antar industri sejenis untuk bekerjasama unit usaha agar dapat meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan guna merangsang pengembangan yang lebih luas. peluang pengembangan serta dapat merangsang permintaan yang lebih luas lagi (multiplier effect). Pengembangan cluster difokuskan pada mendorong kerjasama antar perusahaan, pengembangan kelembagaan dan mendukung sektor industri yang dipilih. Pengembangan kelembagaan yang menunjang Pengembangan 1. Kemitraan Ekonomi Lokal indikasinya penguatan kerjasama antara pemerintah, stakeholder dan Hubungan kerjasama antar pemerintah, swasta dan masyarakat sesuai masyarakat pengrajin untuk memfasilitasi kebutuhan dari pengembangan dengan perannya masing-masing akan menentukan keberhasilan dari sentra industri kerajinan kayu. kebijakan pengembangan ekonomi lokal. Adanya kebijakan pengembangan ekonomi lokal memerlukan lembaga sebagai badan yang dapat menjembatani, memantau serta menfasilitasi antara kebutuhan masyarakat dengan kebijakan dari pemerintah.
BAB III Pendekatan dan Tahap Penelitian Pendekatan rasionalistik yaitu penelitian yang berdasarkan pada konsep teori yang telah ada sebelumnya. Kemudian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi kebenaran umum dan sebagai prediksi dalam pengembangan wilayah. Tahapan penelitian : 1. Perumusan Masalah 2. Kajian Pustaka 3. Pengumpulan Data 4. Analisis 5. Penarikan Kesimpulan Jenis Penelitian Penelitian Deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
Variabel Penelitian Indikator
Variabel Pendidikan informal
Kualitas Sumber Daya Manusia
Pendidikan formal Pengalaman kerja
Ketersediaan Sumber Daya Alam
Prasarana Fisik
Ekonomi Wilayah Keterkaitan antar wilayah
Bahan baku
Pelayanan jaringan jalan
Tingkat pelayanan akses jalan untuk memperlancar proses produksi
Pelayanan jaringan listrik
Tingkat pelayanan listrik memperlancar proses produksi
untuk
Pelayanan jaringan air bersih Tingkat pelayanan air bersih Pengolahan limbah industri kerajinan Pengolahan limbah kayu Biaya dalam proses produksi mencakup Komponen produksi transportasi dan upah buruh Jejaring
Peran pemerintah Kemitraan
Definisi Operational Pendidikan informal tentang kerajinan / pembinaan yang pernah didapat pengrajin Tingkat pendidikan formal tertinggi pengrajin Orang yang berpengalaman kerja dibidang kerajinan Ketersediaan dan akses dalam memperoleh bahan baku kerajinan kayu
Peran swasta Peran pengrajin
Kerjasama antar industri kerajinan kayu dalam wilayah sentra industri kerajinan kayu Bantuan yang diberikan pemerintah dalam menunjang industri kerajinan kayu Peran pihak luar non pemerintah yang membantu dalam menunjang industri kerajinan kayu Keaktifan masyarakat yang terlibat di bidang industri kerajinan kayu
Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini yaitu industri kerajinan kayu di Kelurahan Tanggung, Sentul, Bendo dan Ngadirejo. Sampel Menggunakan proportional random sampling yaitu teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi yang heterogen.
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Persentase kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (10%)
Kelurahan Tanggung Kelurahan Sentul
n= n=
N
1 + Ne2
: 97 x 53,9 = 44,68 = 45 unit industri 117 : 20 x 53,9 = 9,21 = 10 unit industri 117
117 1 + 117 (0,1)2
n = 53,9
Metode Pengumpulan Data 1. Survey Primer • Observasi • Penyebaran kuisioner 2. Survey sekunder • Studi literatur • Survey instansi Metode Analisis 1. Analisis Kinerja Sentra Industry Kerajinan Kayu Dengan menggunakan alat analisis Data Envelope Analysis (DEA). Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah metode untuk mengukur efisiensi relatif dari kelompok unit operasi (Decision Making Unit) dari nilai-nilai variabel tidak diketahui (Emrouznejad, et al. 2008). Pendekatan yang digunakan dalam pengukuran efisiensi dalam DEA, yaitu dengan memaksimalkan output dan meminimalkan input (Ramanathan, 2003). Input yang digunakan dalam penelitian ini untuk DEA yaitu komponen produksi, jumlah tenaga kerja, bahan baku sedangkan outputnya yaitu hasil penjualan. Hasil dari analisis kinerja sentra industri kerajian kayu dari alat analisis DEA yaitu berupa prosentase yang menunjuk pada kelurahan mana yang tidak efisien dan yang efisien dimana 100% menjadi parameternya.
2. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu • Pembobotan Menggunakan Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pemilik industri kerajinan berdasarkan skor yang telah ditentukan. Dipilih pemilik industri kerajinan sebagai respoden karena pemilik industri kerajinan lebih fokus dalam mengambangkan industrinya. • Perhitungan Importance Performance Analysis (IPA) Menggunakan hasil dari pembobotan skala likert dengan tingkat kinerja dan kepentingan sebagai input. Tingkat kinerja diukur menurut persepsi pemilik industri kerajinan berdasarkan fakta yang ada.Tingkat kepentingan diukur menurut persepsi pemilik industri kerajinan dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dipenuhi oleh wilayah studi.
BAB IV Gambaran Umum Kecamatan Kepanjenkidul No 1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Kepanjenkidul Kepanjenlor Kauman Bendo Tanggung Sentul Ngadirejo Jumlah
Luas (Ha) 0,8670 0,6133 0,6803 1,5185 2,2300 2,6830 1,9102 10,5023
Gambaran Umum wilayah studi Batas-batas administrasinya adalah sebagai berikut: •Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. •Sebelah Selatan :Kelurahan Kepanjen Lor, Kota Blitar. •Sebelah Barat :Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. •Sebelah Timur : Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar.
Industri kerajinan kayu di wilayah studi
Memiliki unit industri kerajinan kayu sebanyak 124 industri. Menggunakan bahan baku utama kayu mahoni dan bahan baku penunjang cat, lem, vernis, kulit, tali dll. Hasil kerajinan yoyo, sempoa, kendang, papan catur, asbak, guci, teko, vas bunga, hiasan meja, mainan kayu dan lain lain. Dari 124 unit industri, orang yang terlibat dalam bidang industri kerajinan + 1500 pekerja, dengan setiap unit industri memiliki 2 – 30 pekerja.
- Kel. Tanggung : hasil kerajinan telah beragam. Sebagian besar menjual kendang, catur dan yoyo. Telah lama masyarakat berprofesi sebagai pengrajin. - Kel. Sentul : hasil kerajinan beragam - Kel. Ngadirejo : hasil kerajinan yoyo, tenaga kerja berasal dari keluarga - Kel. Bendo : hasil kerajinan mainan, asbak, hiasan meja. Tenaga kerja berasal dari keluarga.
2008 232 Kelurahan
2009
2010
212
2011
197
Industri
124
Orang yang terlibat
Tanggung
97
1554
Ngadirejo
6
12
Bendo
1
4
Sentul
20
159
Kebijakan Pemerintah Terkait Sentra Industri Kerajinan Kayu berdasarkan RDTRK BWKII • Industri yang keberadaannya menyebar dan menyatu dengan kawasan permukiman penduduk dan mempunyai pengaruh terhadap lingkungan perlu direlokasi di kawasan industri yang telah disediakan. •Jika perkembangan industri pesat dalam satu kawasan, maka untuk pengembangan selanjutnya diarahkan untuk membentuk kawasan tersendiri berupa sentra-sentra industri kecil dan kerajinan serta produk unggulan yang diarahkan sesuai dengan potensi kawasan
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan manajemen perusahaan guna meningkatkan efektifitas dan daya saing industri • modernisasi teknologi agar hasil produksi lebih bervariasi. • inovasi-inovasi untuk mengganti bahan baku kayu dan meregenerasi pohon-pohon yang telah ditebang. •Pembangunan Show room industri kerajinan kayu sebagai pusat promosi. •Pengembangan dimensi jalan pada ruasruas jalan yang membutuhkan peningkatan dimensi
Sumber Daya Manusia Jumlah Penduduk Perkelurahan Tahun 2010 Jenis Kelamin No 1 2 3 4
Kelurahan Bendo Tanggung Sentul Ngadirejo Jumlah
Laki - Perem laki puan 2552 2576 2492 2355 3547 3579 1610 1596 10201 10106
KK
Jumlah laki - laki dan Perempuan di wilayah studi Tahun 2010
Jumlah
1470 1440 2157 859 5926
5128 4847 7126 3206 20307
10106
Laki - laki 10201
Sumber : Kota Blitar Dalam Angka, 2011
Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Studi Kelurahan Sentul Bendo Ngadirejo Tanggung Jumlah
2008 795 595 374 370 2134
2009 813 688 405 488 2394
Sumber : Pendataan Sosial Ekonomi 2008, 2009, 2010
2010 856 705 478 534 2573
Sumber : Hasil Analisa , 2012
Perempuan
Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Kelompok Umur
Laki – laki
Perempu an
Komposisi Penduduk Menurut Usia
Jumlah 65+
0–4
971
814
1785
5–9
936
800
1736
10 – 14
1095
899
1994
15 – 19
926
1191
2117
45 – 49
20 – 24
721
725
1446
40 – 44
25 – 29
1059
926
1985
35 – 39
30 - 34
826
774
1600
30 - 34
35 – 39
840
742
1582
25 – 29
40 – 44
785
745
1530
20 – 24
45 – 49
541
660
1201
50 - 54
470
453
923
55 – 59
297
258
555
60 - 64
153
103
256
65+
581
1016
1597
Sumber : RDTRK BWK II Kota Blitar, 2010
60 - 64
256
55 – 59 50 - 54
15 – 19
2117
10 – 14 5–9 0–4 0
500
Sumber : Hasil Analisa , 2012
1000
1500
2000
2500
Keterangan
Pendidikan Formal Yaitu tingkat pendidikan tenaga kerja industri kerajinan kayu berkisar antara sekolah dasar hingga SMA.
Tingkat pendidik an
Total
Jumlah (jiwa) SD atau 429 sederaja t SMP 1300 SMA > SMA 0 1729
Pendidikan Informal Pelatihan di bidang kerajiinan yang pernah didapat oleh pengrajin. Pelatihan atau pembinaan hanya dirasakan pengrajin yang berada di kelurahan Tanggung. Pelatihan ini yaitu pelatihan mencari modal, pelatihan plitur, pelatihan finishing, pelatihan mengukir, pelatihan pemasaran dll. Berguna untuk meningkatkan produktivitas dan keragaman hasil kerajinan pengrajin
Keterangan
Jumlah (jiwa) Lama < 5 633 Beker Tahun ja > 5 1096 Tahun Total 1729
Pengalaman Kerja Pengalaman kerja pengrajin di bidang industri kerajinan kayu rata – rata sekitar 5 tahun hingga lebih
Bahan Baku
Sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan baku adalah kayu mahoni yang berumur 10–15 tahun. Kayu mahoni berasal dari Blitar selatan, Malang serta Wonogiri. Dalam sehari pengrajin kayu di wilayah studi membutuhkan sekitar 15 kubik kayu per hari. Bahan penunjang yang digunakan seperti kulit, cat, lem, vernis, plitur dan lain lain dapat diperoleh di sekitar wilayah studi. Ketersediaan bahan baku penunjang yang melimpah memperlancar proses produksi. Akses dalam memperoleh bahan baku utama masih lancar. Jarak antara tempat produksi/ wilayah studi dengan sumber bahan baku utama skitar 15 km hingga 168 km. Pengiriman bahan baku kayu kurang lebih 20 hari sekali dengan sekali perjalanan maksimal 4 jam.
Sumber : Survey primer, 2012
Arah Bahan Baku
Pelayanan Jaringan Jalan
Pelayanan Jaringan Listrik Jaringan listrik telah terlayani dengan baik. Sebagian besar masyarakat telah menggunakan infrastruktur untuk kebutuhan sehari-hari serta untuk proses produksi industri kerajinan kayu.
Pelayanan Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih pada wilayah studi dipenuhi dari penggunaan sumur (bor dan gali) dan PDAM. warga lebih menyukai menggunakan air sumur dibandingkan air PDAM, hanya beberapa rumah saja yang telah menggunakan PDAM.
Pengolahan Limbah Limbah industri kerajinan kayu berupa serbuk kayu dan tatal masih dapat dimanfaatkan lagi dengan dijual kepada industri gula. Limbah industri kayu ini digunakan sebagai bahan bakar dalam industri gula. Dengan dijual, limbah kerajinan kayu dapat menambah pendapatan pengrajin dan tidak mencemari lingkungan
Komponen Produksi Metode penilaian yang digunakan dalam menilai daya saing yaitu dengan metode ekonomi wilayah yang variabel kuncinya termasuk biaya produksi di lokasi terutama biaya transport dan buruh. Biaya transport menjadi perhitungan dalam biaya produksi. Biaya produksi nantinya digunakan untuk menghitung kinerja atau efisiensi dari suatu industri. Biaya transport industri kerajinan kayu rata – rata Rp 500.000 -, - Rp 3.000.000 ,. Untuk biaya buruh/tenaga kerja industri kerajinan kayu dalam sebulan kurang lebih mulai dari Rp 800.000,00 hingga Rp 1.500.000,00. Upah buruh disesuaikan dari berapa lama bekerja serta berapa jumlah kerajinan yg dihasilkan dalam sebulan. Jejaring Jejaring yaitu jaringan kerjasama yang dilakukan antar pengrajin. Industri kerajinan kayu tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari industri atau pengrajin lain. Dengan Kerjasama yang kuat antar pengrajin akan membuat industri semakin berkembang, hal ini juga akan meminimalisir persaingan yang terjadi antar pengrajin.
Peran Pemerintah Memberikan bantuan dalam bentuk bantuan pelatihan, bantuan alat alat indutri, bantuan pencarian modal dan bantuan pemasaran. Bantuan pemasaran pemerintah dengan mengikutsertakan hasil kerajinan kayu dalam pameran-pameran UKM serta membuat suatu acara untuk pemasaran. Bantuan pemerintah lebih fokus di Kelurahan Tanggung, karena Kelurahan Tanggung yang memiliki jumlah industri paling banyak.
Peran Swasta Adanya lembaga Paguyuban Pengrajin Bubut Kayu Kelurahan Tanggung (P2BKKT) sebagai lembaga yang mengkoordinasikan kegiatan industry kerajinan kayu di kecamatan Kepanjenkidul. P2BKKT ini berfungsi untuk memberikan informasi dan kebutuhan dari pengrajin dalam memperoleh bahan baku serta pemasaran. P2BKKT juga sebagai lembaga penghubung antara pengrajin dengan pemerintah. Swasta dalam hal ini yaitu perbankan yang berperan memberikan bantuan pinjaman modal dengan bunga ringan kepada pegrajin untuk mengembangakan industrinya.
Peran Pengrajin Peran pengrajin yaitu peran aktif dari pengrajin dalam mencari modal, pemasaran, mengikuti pelatihan untuk meningkatkan produktifitas dll. Industri kerajinan dalam skala besar dan menengah telah mampu mencari modal, pemasaran serta mengikuti berbagai pelatihan hingga ke luar kota sehingga dalam pemasaran mereka telah mampu mengekspor hingga ke luar negri.
HASIL ANALISIS
Analisis Kinerja Sentra Industri Kerajinan Kayu Kelurahan
Sumber : Output DEA, 2012
Industri
Orang yang terlibat
Tanggung
97
1554
Ngadirejo
6
12
Bendo
1
4
Sentul
20
159
Sumber : Hasil Analisa , 2012
Kelurahan Tanggung Kelurahan Tanggung memiliki jumlah industri kerajinan kayu yang paling banyak, Kelurahan Ngadirejo karena jumlah industrinya banyak maka kebutuhan akan bahan baku serta biaya Kerajinan kayu yangyang dihasilkan kerajinan yoyo. Tenaga kerja dalam industri produksi besar. Orang terlibatyaitu didalam industri di kelurahan Tanggung sebanyak Kelurahan Bendo dari keluarga. Karena memiliki industri yang sedikitBantuan persaingan 1554berasal jiwa. Fokus pemerintah terpusat di kelurahan Tanggung. daridiantara pemerintah Hasil kerajinan asbak, mainan anak-anak dan hiasan meja. Tenaga kerja berasal dari pengrajin jugaindustri, minim, tiap pengrajin sendiri,hanya hal inifokus yang di membuat Kelurahan Sentul berupa alat-alat pelatihan sertamemiliki bantuanpasar pemasaran kelurahan keluarga, home industri telahkelurahan lama berdiri + 20 tahun. Karena hanya berdiri sendiri di Ngadirejo efisien. Tanggung. Hasil kerajinan kendang, catur, yoyo. Adanya industri di kelurahan Sentul kelurahan Bendo, industripapan ini tidak memiliki pesaing.20Hasil kerajinan dijual kepada menyebabkan adanya persaingan pemborong. diantara pengrajin dalam mendapatkan pasar. Pengrajin di kelurahan Sentul kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Tidak
Dalam analisis selanjutnya Kelurahan Bendo tidak di bahas karena Kelurahan Bendo yang hanya memiliki satu unit industri kerajinan kayu tidak sesuai dengan teori sentra industri yaitu kumpulan dari satu jenis industri yang memiliki karakteristik sama.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu Uji Validitas dan Realibilitas Kelurahan Sentul Responden 10, df = jumlah kuisioner – 2 atau 10 – 2 = 8 dan tingkat signifikansi sebesar 5%. R tabel yang diperoleh yaitu sebesar 0,5494. reliabel jika nilai korelasi sama atau lebih besar dari 0,8 Kelurahan Ngadirejo Responden 6, df = jumlah kuisioner – 2 atau 6-2=4 dan tingkat signifikansi sebesar 5%. R tabel yang diperoleh yaitu sebesar 0,7293. reliabel jika nilai korelasi sama atau lebih besar dari 0,8 Kelurahan Tanggung Responden 45, df=jumlah kuisioner – 2 atau 45-2=43 dan tingkat signifikansi sebesar 5%. R tabel yang diperoleh yaitu sebesar 0,2709. reliabel jika nilai korelasi sama atau lebih besar dari 0,8
Importance-Peformance Analysis (IPA) Kelurahan Sentul
Kelurahan Ngadirejo
Tingkat Tingkat Kepentingan Kesesuaian
Tingkat Kinerja
Kelurahan Tanggung
Tingkat Tingkat Kepentingan Kesesuaian
Tingkat Kinerja
Tingkat Tingkat Kepentingan Kesesuaian
Faktor yang mempengaruhi pengembangan
No
Variabel
Tingkat Kinerja
1
Pendidikan informal
3.30
4.40
75%
3.00
4.50
67%
3.64
4.11
88%
2
Pendidikan formal
3.10
4.00
77%
3.00
3.83
78%
3.60
3.80
95%
3
Pengalaman kerja
3.00
3.80
79%
2.53
3.83
66%
3.40
3.69
91%
4
Bahan baku
3.40
4.30
79%
3.17
4.50
70%
3.20
4.00
80%
5
Pelayanan jaringan jalan
3.15
4.25
74%
2.83
4.33
65%
3.20
3.96
81%
Pelayanan jaringan jalan industri kerajinan kayu
6
Pelayanan jaringan listrik
3.40
4.00
85%
3.33
3.67
91%
3.49
3.69
95%
Pelayanan jaringan listrik industri kerajinan kayu
7
Pelayanan jaringan air bersih
3.50
4.10
85%
3.23
3.83
84%
3.64
3.78
96%
Pelayanan jaringan air bersih industri kerajinan kayu
8
Pengolahan limbah
3.20
4.10
78%
2.47
4.00
66%
3.40
3.53
96%
Pengolahan limbah industri kerajinan kayu
9
Jaringan
3.10
4.30
72%
2.67
3.67
73%
3.22
3.89
83%
10
Peran pemerintah
3.00
4.40
68%
2.59
4.55
60%
3.49
4.07
88%
11
Peran swasta
3.10
4.40
70%
2.73
4.17
65%
3.50
3.89
89%
12
Peran pengrajin
3.28
4.30
76%
3.00
4.33
70%
3.36
3.86
86%
3.21
4.19
77%
2.88
4.10
71%
3.43
3.85
89%
Rata-rata
Pendidikan informal pengrajin Pendidikan formal pengrajin. Pengalaman kerja pengrajin Ketersediaan bahan baku
Jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu Peranan pemerintah yang menunjang pengembangan industri kerajinan kayu Lembaga yang menaungi pengrajin. Peran aktif pengrajin dalam pengembangan industri kerajinan kayu
Matrik Importance Performance Analysis
Kelurahan Sentul
Kelurahan Ngadirejo
Kelurahan Tanggung
Keterangan : 1.faktor pendidikan informal pengrajin 2.faktor pendidikan formal pengrajin 3.faktor pengalaman kerja pengrajin 4.faktor ketersediaan bahan baku 5.faktor pelayanan jaringan jalan industri kerajinan kayu 6. faktor pelayanan jaringan listrik industri kerajinan kayu 7. faktor pelayanan jaringan air bersih industri kerajinan kayu 8. faktor pengolahan limbah industri kerajinan kayu 9. faktor jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu 10. faktor peranan pemerintah yang menunjang pengembangan industri kerajinan kayu 11. faktor lembaga yang menaungi pengrajin 12. faktor peran aktif pengrajin dalam pengembangan industri kerajinan kayu
Tabel faktor pengembangan sentra industri kerajinan kayu di Kelurahan Sentul, Ngadirejo dan Tanggung
No
Kelurahan
1
Sentul
2
Ngadirejo
3
Tanggung
Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan faktor pelayanan jaringan jalan industri kerajinan kayu faktor jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu faktor lembaga yang menaungi pengrajin. faktor peranan pemerintah yang menunjang pengembangan industri kerajinan kayu faktor pelayanan jaringan jalan industri kerajinan kayu faktor lembaga yang menaungi pengrajin faktor peranan pemerintah yang menunjang pengembangan industri kerajinan kayu faktor ketersediaan bahan baku faktor pelayanan jaringan jalan industri kerajinan kayu faktor jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu faktor peran aktif pengrajin dalam pengembangan industri kerajinan kayu
Arahan Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Kepanjenkidul
Kecamatan Kepanjenkidul Sentul (produksi)
Ngadirejo (produksi) Arah pemasaran
Tanggung (Produksi dan Pemasaran)
Pemusatan pemasaran di Kelurahan Tanggung, selain sebagai pusat pemasaran, Kelurahan Tanggung juga tetap berproduksi. Kelurahan Sentul dan Ngadirejo difokuskan sebagai lokasi produksi industri kerajinan kayu. Kelurahan Sentul sebagai pusat produksi karena di kelurahan ini jumlah industri dan pengrajin tidak sebanyak dikelurahan Tanggung. Kelurahan Sentul memiliki hambatan dalam bidang pemasaran karena adannya persaingan dalam mendapatkan pasar. Dengan menfokuskan Kelurahan Sentul untuk proses produksi, maka pemasaran dikelola di Kelurahan Tanggung sehingga tidak meminimalisir adanya persaingan antar industri kerajinan kayu. Dipilihnya Kelurahan Tanggung sebagai pusat pemasaran karena jumlah industrinya yang paling banyak, adanya lembaga P2BKKT yang mengelola pemasaran serta dilewati oleh rencana pembangunan jalan lingkar luar.
Dilewati oleh jalan lingkar luar sehingga memiliki potensi pengembangan yang lebih besar
Arah Pemasaran
BAB V Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai kinerja sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul yang diukur dengan efisiensi menunjukkan Kelurahan Sentul merupakan kelurahan yang tidak efisien sedangkan Kelurahan Ngadirejo, Bendo dan Tanggung merupakan kelurahan yang memiliki kinerja efisien. 2. Faktor yang mempengaruhi pengembangan sentra industri kerajinan kayu perkelurahan
•Kelurahan Sentul Faktor pelayanan jaringan jalan, jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu, faktor lembaga dan faktor peranan pemerintah. •Kelurahan Ngadirejo Faktor pelayanan jaringan jalan, faktor lembaga dan faktor peranan pemerintah. •Kelurahan Tanggung Faktor ketersediaan bahan baku, faktor pelayanan jaringan jalan, faktor jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu dan faktor peran aktif pengrajin
3. Arahan pengembangan sentra industri kayu di kecamatan kepanjenkidul berdasarkan pendekatan PEL •Kelurahan Sentul Peningkatan kualitas infrastruktur jalan, pembentukan manajemen industri kerajinan kayu,
Saran 1. Dalam melakukan pengembangan melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal, hal-hal yang perlu dikaji selain variabel yang ada adalah aspek teknologi dan kemandirian 2. Saran terhadap pemerintah Kota Blitar : • Menfokuskan pengembangan pada satu produk unggulan di BWK II, sehingga arahan pengembangan dapat lebih fokus pada satu bidang industri • Dalam kebijakan pemerintah terkait sentra industri kerajinan kayu berdasarkan RDTRK BWK II belum dibahas tentang kerjasama antar industri kerajinan kayu, peran pemerintah, peran swasta serta peran pengrajin. • Untuk pengembangan sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul dapat didekati dengan konsep pengembangan ekonomi lokal (PEL) karena pada sentra industri kerajinan kayu telah ada tenaga pengrajin merupakan penduduk lokal, lembaga P2BKKT yang menaungi serta menggunakan bahan baku dari daerah setempat yang merupakan fokus utama dari konsep PEL.