PROSIDINC
SEMINAR NASIONAI KOMPUTER DAN ELEKTRO (SENAPUTROI 2Ot2 UNIVERSITAS SURAKARTA BUKU 1
"Pengembangan sains dan Teknologi Komputer, lnformatika dan Elektro untuk Kemandirian Bangsa". Sabtu, 10 Maret 2012.
Sukoco
PUBLISH BY: FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURAKARTA
KATA PENGANTAR Masa depan adalah peluang dan tantangan. Barangsiapa yang berhasil memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan masa depan dengan baik, maka ia akan menguasai masa depan. Seiring dengan bidang-bidang yang lain, dunia komputer, informatika dan elektro memegang peran yang sangat penting bagi jaya dan mundurnya suatu masyarakat dan bangsa.
Untuk memfasilitasi kiprah dan juang para dosen, peneliti, guru, dan para pecinta teknologi komputer dan etektro, maka diselenggarakan sEMTNAR NAs'i-oNiu ionnpur;*;;2012, pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Auditorium prof. Dr. H.S. Brodjo Sudjono S.H.,M.S. Universitas Surakarta, Surakarta.
ri;rria
Kami menghaturkan terima kasih kepada : Dr. Drs. Azhari SN, MT. dan Dr. Agfianto Eko putro, M.Si., selaku pembicara utama dan reviewer; serta Dr.tech Khabib Mustofa, S.Si., M.Kom, Dr. Abdul Fadlil M.T. selaku reviewer pada seminar ini.
Kami berharap kumpulan makalah dapat memberikan manfaat para pembaca dan bagi
perkembangan sairys dan teknologi di lndonesia, menuju kemandirian bangsa.
Kami memohon kritik, saran, dan masukan dari pembaca sekalian, untuk perbaikan dari segala kekurangan yang ada.
Akhir kata, terima kasih pula kami haturkan kepada para Pemakalah, peserta dan seluruh pihak yang terlibat dan membantu hingga terselenggaranya acara ini dengan baik.
Surakarta, 10 Maret 2012
Hormat kami,
M.Si., M.Kom. Ketua Panitia
iii
Perpustakaan Nasional Rt : data Katalog Dalam Terbitan (KDT) SEMINAR NASIONAL KOMPUTER DAN ELEKTRO 2OtZ: Surakarta) Prosiding SEMINAR NASIONAL KOMPUTER DAN ELEKTRO 2072 BUKU
1:
pengembangan
Sains dan Teknologi Komputer, lnformatika dan Elektro untuk Kemandirian Bangsa : Auditorium Prof. Dr. H.S. Brodjo Sudjono S.H.,M.S. Universitas Surakarta, Surakarta, Sabtu, 10 Maret 2012 I Editor, SukocoSurakarta : Fakultas Teknik Universitas Surakarta, 2012. ix +210 hlm.; 21
x29,7 cm.
rsBN 978-6O2-19997-L4 (jit-1 Komputer, Elektro
-
)
Prosiding. . Sukoco.
TIM REVIEWER:
Dr., Drs. AzhariSN, MT. Dr. Agfianto Eko Putro, M.Si.
Dr.tech Khabib Mustofa, S.Si., M.Kom
Dr. AbdulFadlil M.T. lr. Tri lrianto TJ, M.T. Sukoco, S.Si., M.Si., M.Kom.
Publish by Fakultas Teknik
Universitas Surakarta
,Ar%EISffi:
trW
(il$-rFl.P{&,tpQ}.s Nanang 5uryand".......
#.
IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI Satryo Budi Utomo, Rus dhiant o, Katj uk Astr ow ulan
ANALISIS HUBI]NGAN KAUSALITAS PADA TRAFIK INTERNET SPASIAL BERDASARKAN KINERIA JARINGANNYA Sis Soesetijol), Kallista Wening Krisnanda KINERIA WPAN 802.rs.4 (ZIGBEE) DENGAN ALGORTTMA ROUTTNG AODV & DSR PADA TOPOLOGI MESH Sukisw o, Adian Fatchur Ro chim, Dwi Nofi anti ...............
ry##$$
l$Sl-
Yffi&|E trrt8ffi8'iffitttt1ry:,'gye'qys
;DS&AU tl${['I.TK KOMLTNIKASI'SOPR D.A]{r
7*rg
a
IMPLEMENTASI AIIP (ANALYTICAL HIEMRCHY PNOCES,S) SEBAGAI SISTEM PENDUKLTNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENI S MIKROKONTROLER Wiwien Hadikurniuwati KAJIAN PEMODELAN NUMERIK UNTUK MEMPREDIKSI CUACA NEGARA TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN WRF-Var 3.2.1 Fatkhuroyan, Sofian Lusa
RANCANG BANGI.IN KENDALI OTOMASI SISTEM PENCUCI FILM RADIOGRAFI Nugroho Tri Sanyoto, Fahmy Faisal, Djoko Maryanto DESAIN KENDALI PENGISIAN BAK TANDON AIR BERBASIS MIKROKONTROLER Totok Dermqtryan, Puji Nugroho, Suyamto
v11
DESAIN DAN ANALISIS MOBILE NUMBER PORTABILITY (MNP) DI INDONESIA Ridha Muldina Negara 1), Rendi Munadi 2), Nanang Suryana 3) Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom Bandung 3) Tritech Consultant, Bandung
[email protected],
[email protected],
[email protected] 1,2)
Abstract Mobile Number Portability (MNP) adalah sebuah kemampuan jaringan yang mengijinkan pelanggan untuk menjaga “keunikan” nomor telepon yang mereka miliki. Artinya pelanggan dapat melakukan perpindahan operator selular tanpa harus berganti nomor. Pada penelitian ini dilakukan empat tahapan analisis implementasi MNP di Indonesia yaitu analisis pasar, teknis, benchmarking dan financial. Penelitian ini menghasilkan skenario usulan implementasi MNP dengan pemodelan database secara terpusat dan metode routing All Call Query, MNP juga sangat cocok di implementasikan karena potensi pasar sebesar 85% dan pasar tersedia sebesar 86% dengan NPV sebesar Rp.55.778.226.627, IRR sebesar 22.90% dan Pay Back Period selama 3 tahun 9 bulan. Keyword : Mobile Number Portability, Database, Kelayakan Ekonomi, Routing. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Number portability dikategorikan sebagai salah satu dari tiga hal penting untuk menjamin terjadinya kompetisi yang fair pada operator telekomunikasi. Dua mekanisme lainnya adalah kemampuan akses yang sama dan jaringan yang tidak terbatas.[1] Dengan implementasi MNP ini konsumen diuntungkan dengan kebebasan memilih operator dan tetap mempertahankan nomornya, serta tarif layanan yang lebih kompetitif. Bagi operator, number portability akan mendorong untuk memperbaiki dan memberikan QoS yang lebih baik bagi pelanggan, serta menawarkan iklim yang lebih kompetitif bagi operator baru. Sedangkan bagi regulator dengan penerapan layanan ini maka prefix nomor telepon tidak lagi merefleksikan pada satu operator tetapi dapat dimiliki oleh operator lainnya. Hal ini sudah diamanatkan oleh UU No 36 Tahun 1999 Pasal 23
Ayat 2 bahwa penomoran adalah sumber daya terbatas dan untuk itu harus diatur oleh pemerintah[1] Pada penelitian ini dilakukan empat tahapan analisis implementasi MNP di Indonesia yaitu analisis pasar, teknis, benchmark dan financial. Analisis pasar dilakukan untuk mengetahui pasar potensial, pasar tersedia, potensi porting dan perilaku pasar. Kemudian dilanjutkan dengan analisis teknis yang menguji beberapa skenario usulan implementasi MNP di Indonesia. Lalu dilakukan analisis benchmarking yang dimaksudkan untuk menganalisa data-data asumsi yang digunakan pada penelitian ini. Dari hasil analisis pasar dan teknis dilakukan analisis financial untuk mengukur tingkat kelayakannya. Pada bagian ini dilakukan perhitungan kelayakan MNP secara umum dengan mengambil data dari beberapa operator dan benchmark negara India. Adapun perhitungan meliputi biaya investasi, CAPEX, OPEX, NPV, IRR dan Pay Back Period implementasi database MNP. 1.2 Ruang Lingkup dan Batas-Batas Penelitian Secara umum penelitian yang dilakukan ini terbatas pada: a. Jaringan yang digunakan dalam analisis adalah jaringan UMTS dengan 8 (delapan) operator yang diwakili dengan 24 sel. Masing-masing operator diasumsikan memiliki 3 sel. b. Tidak membahas aspek tekno ekonomi tentang sensitivitas ekonomi pengelaran MNP. c. Diasumsikan tidak ada kebijakan yang dapat membuat trafik meningkat pada waktu perancangan yang dibuat. d. Pengukuran teknis yaitu Post Dial Delay, Failed Call, Respon Time, Task Processing Time dan Utilitas Server untuk beberapa skenario dilakukan dengan menggunakan simulasi dengan tools OPNET Modeler 14.0. e. Pengolahan data kuisioner menggunakan bantuan software SPSS 14.0
152
1.3 Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: a.
Menganalisis dan mengusulkan skenario pemodelan jaringan MNP secara teknis dari sisi pemilihan metode routing, porting, penomoran dan arsitektur database.
b.
Menganalisis kelayakan ekonomi skenario implementasi MNP di Indonesia.
Kemudian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu menawarkan rekomendasi skenario implementasi MNP bagi regulator dan operator baik dari sisi teknis maupun ekonomi untuk mendorong agar dapat terselenggaranya MNP di Indonesia. 1.4 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana pemodelan jaringan MNP sesuai dengan aspek pasar, metode porting, routing dan arsitektur database yang paling cocok untuk di implementasikan di Indonesia. b. Bagaimana kelayakan ekonomi dari usulan implementasi MNP di Indonesia.
melakukan perpindahan operator tanpa harus berganti nomor.[6] 3.2 Metode Routing Number Portability Salah satu hal yang menjadi kunci dalam berbagai jenis arsitektur number portability adalah bagaimana proses routing number portability dilakukan. Pada dasarnya ada 4 metode routing number portability, yaitu Onward Routing, Call Drop Back, Query on Release dan All Call Query[6] 3.3 Signalling MNP Pengukuran dan pengujian yang dilakukan pada penilitian ini dititik beratkan pada proses awal pembangunan hubungan telekomunikasi (call setup). Sehingga pengukuran PDD dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu user (invite) memanggil user lain yang telah porting (ringing). Dibawah ini akan dijelaskan proses signalling MNP pada tiap-tiap metode routing yang diujikan. Dibawah ini adalah arsitektur umum MNP pada system komunikasi selular.
2. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan adalah : 1. Pengumpulan data kondisi eksisting Indonesia berupa jenis layanan, teknologi, regulasi dan model bisnis di Indonesia baik dari segi operator maupun global. 2. Pembuatan model kajian berdasarkan kondisi eksisting dan benchmark negara lain. 3. Mengkaji kondisi eksisting dan memberikan inputan kondisi benchmark negara yang mengimplementasikan MNP. 4. Menghitung Delay Call set-up, Respon Time, Task Processing Time, Failed Call, Server Utilization dan mensimulasikan pemodelan jaringan MNP dengan software OPNET. 5. Menganalisis kelayakan skenario pemodelan jaringan baik dari segi teknis dan ekonomi. 6. Memberikan usulan model implementasi MNP di Indonesia. 3. PENGACUAN PUSTAKA 3.1 Mobile Number Portability Number portability adalah sebuah kemampuan jaringan yang mengijinkan pelanggan untuk menjaga “keunikan” nomor. Artinya pelanggan dapat
Gambar 3.1 Arsitektur Umum Portability Domain untuk Routing Call[3] 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Aspek Pasar 4.1.1 Analisis Hasil Kuisioner Analisis dilakukan terhadap responden yang merupakan pengguna telepon selular. 4.1.1.1. Pasar Potensial Mobile Number Portability Variabel yang digunakan untuk menentukan besarnya pasar potensial adalah variabel tingkat keminatan. Responden yang menjawab tidak berminat dimasukkan kedalam pasar tidak potensial, sedangkan responden yang menjawab agak berminat, berminat dan sangat berminat akan dihitung sebagai pasar potensial. Prosentase pasar tersedia terhadap pasar potensial adalah sebagai berikut: 1. Prosentase Tidak Berminat 15 % 2. Prosentase Berminat 85%
153
Pasar Potensial Implementasi MNP 15% Tidak Berminat
85%
4.1.1.4 Sebaran Pelanggan Selular Dari sumber yang didapatkan mengenai jumlah pertumbuhan pelanggan dan sebaran pelanggan di delapan operator selular maka hasil analisanya dapat dilihat dibawah ini :
Berminat
Gambar 4.1 Pasar Potensial Implementasi MNP 4.1.1.2 Pasar Tersedia Mobile Number Portability Pasar tersedia didefinisikan sebagai pasar potensial yang mempunyai minat, kemampuan financial, dan akses terhadap implementasi MNP. Dari pasar potensial tersebut akan dicari responden yang mempunyai kemampuan dari segi financial yang dinilai dari variabel tingkat keminatan terhadap produk berdasarkan biaya registrasi dan penghasilan perbulan. Prosentase pasar tersedia terhadap pasar potensial adalah sebagai berikut:
Sebaran Pelanggan Selular 2010 100.000.000 80.000.000 60.000.000 40.000.000 20.000.000 0
Pelanggan Selular
Gambar 4.4 Sebaran Pelanggan Seluler di Indonesia[2]
Pertambahan User Selular
14% Pasar Tersedia
87%
Bukan Pasar Tersedia
Palanggan
Pasar Tersedia
250.000.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000
Pertambahan User Selular
0
Gambar 4.2 Pasar Tersedia Implementasi MNP
Gambar 4.5 Pertambahan User Selular[2]
4.1.1.3 Potensi Porting Database Mobile Number Portability Dari hasil data yang didapat akhir tahun 2010 ini diketahui jumlah pelanggan selular di Indonesia yang berasal dari delapan operator yang aktif saat ini. Dari benchmark negara lain juga diketahui implementasi MNP memiliki keunikan karena berbeda tiap-tiap negara. Adapun grafiknya dapat dilihat dibawah ini :
Dari gambar 4.4 dan 4.5 diketahui bahwa saat ini sebaran pelanggan belum merata antar operator dimana tetap Telkomsel yang paling besar Market Share –nya. Sedangkan untuk pertumbuhan pelanggan seluler tiap tahunnya semakin meningkat. Kondisi ini menjadi alasan yang kuat untuk implementasi MNP.
Total Pelanggan Selular vs Potensi Pelanggan Porting
7%
93%
Jumlah Pengguna Seluler Akhir 2010 241.800.000
Potensi Porting Pasar Tersedia
Gambar 4.3 Potensi Porting MNP
4.2 Analisis Aspek Teknis 4.2.1 Analisa Kriteria Layanan MNP Dalam rencana implementasi MNP, Indonesia dapat mengikuti langkah awal yang dilakukan Australian Communications Authority (ACA) dengan membuat rekomendasi beberapa kriteria layanan setara (Equivalent Service Criteria). Beberapa kriteria tersebut menjadi dasar persyaratan yang harus diikuti operator dalam mengimplementasikan MNP di Indonesia. Pemerintah atau Regulator selaku pengatur kebijakan mengadakan diskusi dengan seluruh operator untuk meminta tanggapan dari rekomendasi tersebut. Hasil diskusi diharapkan menghasilkan : 154
Beberapa kriteria layanan yang diusulkan (mencari setiap variasi yang relevan); 2. Keputusan perlu dan relevan-kah apabila dibuat kriteria database terpisah yang berkaitan dengan 'tidak ada hambatan untuk masuk bagi pendatang baru'. 3. Metode yang diusulkan dari penilaian kepatuhan berdasarkan pengesahan sendiri (self-attestaion) dan apakah ada pengujian metode end-to-end kinerja jaringan yang dapat digunakan untuk tujuan ini 4. metode pengujian yang sesuai mungkin dilakukan dengan mengumpulkan keluhan-keluhan di masa datang mengenai tidak atau sudah tercapainya kepuasan layanan (dan apakah ada end-to-end metode pengujian kinerja jaringan yang dapat digunakan untuk tujuan ini). 1.
4.2.2. Analisa Simulasi Jaringan MNP 4.2.2.1. Skenario 1 Skenario pengujian yang dilakukan di OPNET memakai spesifikasi standar UMTS pada OPNET. Berikut ini gambaran jaringan yang digunakan dalam simulasi:
Gambar 4.7 Proses Signalling Call Drop Back Routing Information[3] Dengan mengikuti proses signaling MNP dari Gambar 4.7 maka dilakukan pengukuran Post Dialling Delay (PDD) pada skenario 1. Pada skenario ini jika diimplementasikan di Indonesia yang memiliki delapan operator dianggap kurang cocok dikarenakan lamanya Post Dialling Delay (PDD) melebihi standar maksimal. Contohnya standar Australian Communications Authority (ACA) yaitu maksimal 5 detik. PDD-1 Second
6 4 2 PDD-1
0 0.5 Mbps 1 Mbps 1.5 Mbps 2 Mbps
Background Traffic
Gambar 4.6 Konfigurasi Skenario-1 MNP Usulan Pada skenario ini dilakukan implementasi MNP dengan model peletakan database terdistribusi ditiaptiap operator dengan metode routing call drop back. Penerapan skenario ini rata-rata digunakan oleh Negara Benchmark diawal implementasi MNP-nya dikarenakan tidak membutuhkan biaya yang besar dan perubahan besar disisi jaringan telekomunikasi. Metode ini memberikan perbaikan terhadap metode routing onward Routing (OR) di mana donor network menginisiasi panggilan ke recipient network menurut prinsip dropback. Sama seperti pada OR, informasi number portability diperoleh dari donor network. Panggilan di-release kembali ke originating network dengan tambahan informasi routing yang baru. Originating network kemudian akan merutekan panggilan ke jaringan dimana nomor porting tersebut sekarang berada. [5]
Gambar 4.8 Post Dialling Delay Skenario-1 Dari grafik 4.8 skenario 1 dengan asumsi delapan operator ditambah background traffic didapatkan nilai PDD total mulai dari 1,65 second sampai 5,33 second. Nilai PDD ini dipengaruhi oleh pemodelan routing yang digunakan. Routing PDD berhubungan dengan pencarian jalur untuk pengiriman signaling dan data dalam suatu jaringan sehingga dipastikan jika diimplementasikan pada jaringan seluler di Indonesia akan melebihi 5 second. Selanjutnya dilakukan analisis failed Call yang terlihat pada Gambar 4.9. Semakin besar background traffic mengakibatkan jumlah failed call bertambah.
155
Call
Failed Call 25 20 15 10 5 0
Failed…
0.5 Mbps
1 Mbps
1.5 Mbps
Dengan mengikuti proses signaling MNP dari Gambar 4.10 maka dilakukan pengukuran Post Dialling Delay (PDD) pada skenario 2. Didapatkan nilai PDD total mulai dari 1,54 second tanpa background traffic kemudian naik sampai 1,67 second ketika ditambahkan background traffic. PDD
2 Mbps 1,7
Background Traffic
1,6 1,55
PDD
1,5 90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
0%
1,45 10%
4.2.2.2 Skenario 2 Skenario pengujian yang dilakukan di OPNET memakai spesifikasi standar UMTS pada OPNET. Berikut ini gambaran jaringan yang digunakan dalam simulasi:
Second
Gambar 4.9 Hasil Failed Call Skenario 1
1,65
Background Traffic
Gambar 4.11 Post Dialling Delay Skenario-2 Selanjutnya pada Gambar 4.12 menunjukkan waktu yang dibutuhkan antara mengirim permintaan dan menerima paket respon. Diukur dari waktu ketika Aplikasi Database Query mengirimkan permintaan ke server untuk saat itu menerima paket respon. Setiap respon paket yang dikirimkan dari server ke database Query aplikasi termasuk dalam statistik ini. Nilai respon time relative naik turun yang dipengaruhi kondisi jaringan dan ukuran paket database yang berubah-ubah (maksimal 512 bytes).
Gambar 4.9 Konfigurasi skenario-2 MNP Usulan
Gambar 4.10 Proses Signalling Query on Release Routing[3]
0,2750000 0,2700000 0,2650000 0,2600000 0,2550000 0,2500000 0,2450000
Resp on Time
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Second
Pada skenario ini pengujian hanya dilakukan dengan tiga buah operator saja dengan pelanggan yang diamati adalah Operator-7 menghubungi Operator-4. Background traffic diberikan mulai dari 0% (tidak ada) kemudian secara bertahap ditambahkan background traffic sampai 1,8 Mbps. Gambar 4.10 adalah proses signalling untuk mendapatkan informasi routing hanya di-request kepada Centralized Number Portability Database (NPDB) saja namun sebelumnya masih melibatkan donor network.
Respon Time
Background Traffic
Gambar 4.12 Respon Time Skenario-2 Pada Gambar 4.13 menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk server di node ini untuk memproses permintaan Query Database. Waktu Task Processing Time diukur dari waktu permintaan tiba di server untuk diproses sepenuhnya oleh server. Lamanya waktu task processing server sekitar 0,000513 second. Sehingga disimpulkan background traffic maupun kondisi jaringan tidak mempengaruhi task processing time namun yang mempengaruhi adalah spesifikasi server itu sendiri. Pada simulasi-2 ini dipilih server database dengan spesifikasi Sun Ultra 10 333Mhz; 1 CPU, 1 Core(s) 156
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
PDD
Background Traffic
Second
4.2.2.3 Skenario 3 Skenario pengujian yang dilakukan di OPNET memakai spesifikasi standar UMTS pada OPNET. Berikut ini gambaran jaringan yang digunakan dalam simulasi:
0,38 0,37 0,36 PDD 30%
20%
0%
0,35 10%
Gambar 4.13 Average Task Processing Time Skenario-2
0,39
90%
0,000513
80%
Task Processing Time
0,000513
70%
0,000513
60%
0,000513
50%
Second
0,000513
Dengan mengikuti proses signaling MNP dari Gambar 4.15 maka dilakukan pengukuran Post Dialling Delay (PDD) pada skenario 3. Didapatkan nilai PDD total mulai dari 0.362 second tanpa background traffic kemudian naik sampai 0,381 second ketika ditambahkan background traffic. Metode routingnya adalah All Call Query dimana jumlah hope yang dilakukan di awal call establish tetap yaitu langsung menuju server database porting.
40%
per CPU, Thread(s) per Core, 333Mhz, dan menggunakan sistem Solaris. Task Processing Time
Background Traffic
Gambar 4.16 Post Dialling Delay Skenario-3
Dari gambar 4.14 skenario 3 dengan asumsi pengujian hanya dilakukan dengan tiga buah operator saja dengan pelanggan yang diamati adalah Operator7 menghubungi Operator-4. Background traffic diberikan mulai dari 0% (tidak ada) kemudian secara bertahap ditambahkan background traffic sampai 1,8 Mbps. Gambar 4.15 adalah proses signalling untuk mendapatkan informasi routing langsung di-request kepada Centralized Number Portability Database (NPDB) tanpa melibatkan donor network.
Gambar 4.15 Proses Signalling All Call Query Routing Information[3]
Second
Gambar 4.14 Konfigurasi Skenario-3 MNP Usulan
Selanjutnya pada Gambar 4.17 menunjukkan waktu yang dibutuhkan antara mengirim permintaan dan menerima paket respon. Diukur dari waktu ketika Aplikasi Database Query mengirimkan permintaan ke server untuk saat itu menerima paket respon. setiap respon paket yang dikirimkan dari server ke database Query aplikasi termasuk dalam statistik ini. Nilai respon time relative naik turun yang dipengaruhi kondisi jaringan dan ukuran paket database yang berubah-ubah (maksimal 512 bytes). 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Response time Response time
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Background Traffic
Gambar 4.17 Respons Time Server DB Terpusat a. Analisa Utilitas CPU Simulasi dilakukan menggunakan CPU dengan spesifikasi Sun Ultra 10 333Mhz; 1 CPU, 1 Core(s) per CPU, Thread(s) per Core, 333Mhz, dan menggunakan sistem Solaris. Apabila diasumsikan 1 link 100 Mbps dengan bitrate Voice 64Kbps (CODEC G.711) maka bisa menampung 1.562 call. Jika spesifikasi server diatas dengan utilitas maksimal 90% dapat menangani 4219 request. Karena dari hasil pengujian didapatkan tiap 1 request memakai 0,0213% dari 100% utilitas server. 157
Selain mencoba mencari rata-rata utilitas server perrequest, penulis juga mengukur utilitas server saat diakses 100 user secara bersamaan dan didapatkan hasil 14,4%. 4.3. Analisis Kelayakan Ekonomi Analisis kelayakan ekonomi berkaitan dengan analisis dana investasi, analisis proyeksi pendapatan dan analisis kelayakan investasi. 4.3.1 Analisis Dana Investasi (CAPEX) Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya tentang konfigurasi network, kebutuhan kapasitas dan proyeksi jumlah pelanggan, maka dapat dihitung perkiraan kebutuhan Capex (Capital expenditure). Tabel 4.1 CAPEX MNP CAPEX
COST
MNP Gateway&LSMS Gateway
Rp
Changing in MSC,GMSC,IN,SMSC,MMSC
Rp 53,400,000,000
Changing in Billing & Provisioning System
Rp 35,600,000,000
Upgradating of SSTP Network to install MNP Capability and NPDB
Rp 15,130,000,000
Sewa 1800 E1
Rp 32,400,000,000
MNP database server
Rp
Total CAPEX
4.3.1
7,120,000,000
67,664,400
Rp 143,717,664,400
Rp300.000.000.000 Rp250.000.000.000 Rp200.000.000.000 Rp150.000.000.000 Rp100.000.000.000 Rp50.000.000.000 Rp-
Gambar 4.22 Total Proyeksi Pendapatan
4.3.2 Analisis Penilaian Kelayakan Investasi Pada penelitian ini, proyeksi dana investasi yang dikeluarkan, proyeksi jumlah pendapatan dan proyeksi jumlah beban dihitung berapa besar NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan PP (Payback Period), adalah sebagai berikut : Asumsi dalam menentukan layak atau tidaknya adalah dengan kriteria sebagai berikut : 1 2 3
NPV > 0 IRR > Suku bunga + margin 5% Payback Period < 5 tahun
4.3.2.1 Net Present Value (NPV) Dari perhitungan evaluasi investasi yang dilakukan penulis dengan membandingkan beberapa formula biaya, maka diperoleh nilai NPV seperti dibawah ini.
Tabel 4.2 Hasil analisis NPV
Perkiraan Jumlah User MNP 30.000.000 20.000.000 10.000.000 0
Series1
2017 2018 2019 2020 2021 Tahun
Gambar 4.21 Perkiraan Demand MNP
Total Pendapatan
2017 2018 2019 2020 2021
Analisis Proyeksi Pendapatan
Pendapatan didapat dari biaya porting dan dipping tiap pelanggan. Porting diasumsikan sebesar Rp 1780,- dan Dipping sebesar Rp 3,-. Pendapatan diasumsikan 2.62% dari total pelanggan seluler di Indonesia akan melakukan porting pada tahun pertama. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.21 dan 4.22 dibawah ini :
User
Total Pendapatan
Scena
PTC*
DC**
rio
(Rp)
(Rp)
Project-NPV
periode 5thn Rp I 12000 4 612,981,318,138 Rp II 8000 4 432,948,009,088 Rp III 3560 4 190,335,121,811 Rp IV 1780 4 110,220,299,284 Rp V 1780 3 55,778,226,627 Rp VI 1200 4 29.673.396.815 * Port Transaction Charge dalam Rupiah ** Dipping Charge dalam Rupiah *** Syarat Minimum NPV
SM***
Keterangan
NPV 0 0 0 0 0 0
NPV Tinggi, attractive NPV Tinggi, attractive NPV Tinggi, attractive NPV Tinggi, attractive NPV Tinggi, attractive Reasonable NPV
4.3.2.2 Internal Rate of Return (IRR) Dari perhitungan evaluasi investasi yang dilakukan penulis dengan membandingkan beberapa formula biaya, maka diperoleh nilai IRR seperti dibawah ini:
158
Tabel 4.3 Hasil Analisis IRR *
Scena
PTC
DC**
Project-IRR
SM***
rio
(Rp)
(Rp)
periode 5thn
IRR
I
12000
4
92.02%
18%
II
8000
4
72.51%
18%
III
3560
4
42.80%
18%
IV
1780
4
31.42%
18%
V
1780
3
22.90%
18%
VI
1200
4
18.51%
18%
Keterangan
IRR Tinggi, indikasi untuk Turunkan Harga IRR Tinggi, indikasi untuk Turunkan Harga IRR Tinggi, indikasi untuk Turunkan Harga IRR Tinggi, indikasi untuk Turunkan Harga IRR Tinggi, indikasi untuk Turunkan Harga e Reasonable & Affordable IRR
* Port Transaction Charge dalam Rupiah ** Dipping Charge dalam Rupiah *** Syarat Minimum IRR
4.3.2.3 Pay Back Period (IRR) Dari perhitungan evaluasi investasi yang dilakukan penulis dengan membandingkan beberapa formula biaya, maka diperoleh nilai PBP (Pay Back Period) seperti dibawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Analisa PBP Scena
PTC*
DC**
Project-PBP
SM***
rio
(Rp)
(Rp)
periode 5thn
PBP
I
12000
4
1 tahun 6 bulan
II
8000
4
1 tahun 9 bulan
III
3560
4
2 tahun 8 bulan
IV
1780
4
3 tahun 3 bulan
V
1780
3
3 tahun 9 bulan
VI
1200
4
4 tahun 2,5 bulan
5 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun
Keterangan
PBP kecil, attractive PBP Kecil, attractive PBP Kecil, attractive PBP Kecil, attractive PBP Kecil, attractive Reasonable NPV
* Port Transaction Charge dalam Rupiah ** Dipping Charge dalam Rupiah *** Syarat Minimum IRR
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa tiga aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis dan aspek financial dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari aspek pasar, kuisioner yang dibagikan ke 100 responden di 3 (tiga) kota besar yaitu Bandung, Jakarta dan Medan maka didapatkan prosentase pasar potensial yang berminat pada MNP sebesar 85% dan pasar tersedia sebesar 86%. Dengan Proyeksi pelanggan yang melakukan Porting 2% – 7% per-tahunnya di Indonesia. 2. Dari sisi teknis, hasil pengukuran Post Dial Delay (PDD), Respon Time, Task Processing Time, Failled Call dan Utilitas Server menggunakan
bantuan software OPNET, maka skenario-3 yang disarankan oleh penulis untuk diimplementasikan dan dilanjutkan dengan menganalisis aspek finansial untuk dilihat kelayakannya. 3. Untuk mendapatkan spesifikasi minimal server yang diusulkan, maka diukur lamanya waktu proses (delay) di server untuk tiap query database. Dengan spesifikasi server SUN ULTRA 10 333MHz, RAM 1 GB dapat memproses query selama 0.000513 detik/request. 4. Tiap query hanya memakai 0.0213% dari 100% utilitas server, sehingga server dengan spesifikasi tersebut dapat menangani 4219 request dengan asumsi maksimal utilitas server 90%. Hasil uji 100user secara bersamaan mengakses server memakai 14,4% utilitas server. 5. Skenario usulan MNP-3 layak diimplementasikan dengan NPV sebesar Rp 29.673.396.815, IRR sebesar 18.51% dan Pay Back Period selama 4 tahun 2,5 bulan. 6. SARAN Saran yang dapat dikembangkan untuk penelitian kedepannya adalah: 1. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji performansi server database dan dapat ditambahkan MNP pada jaringan CDMA serta Fixed Number Portability. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, keluarga tercinta, para pembimbing dan seluruh pihak yang memberi dukungan moril dan financial terhadap penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka pada penelitian ini adalah : [1]
[2]
[3]
[4]
Megawati, F.S “Study and Process Design of Application Mobile Number Portability with Market Analysis and Technology Selection”, ITTelkom, Bandung, 2010. PT. Indosat Tbk, Credit Suisse, Equity Research Wireless Telecommunication Services, 20 Januari 2011. 3rd Generation Partnership Project, “Technical Specification Group Core Network-Support of Mobile Number Portability (MNP)”, Technical realization, Stage 2 (Release 6), 2004 Reliance Communication Ltd, “Response to TRAI Consultation Paper on Determination of Port Transaction Charge, Dipping Charge and Porting Charge for MNP”, 2011.
159
[5]
[6]
Hasan, Taufik. (2006). ”Kajian Teknologi Number portability berbasis Softswitch”. Telkom: Bandung. “Number portability Workshop for NCC: NP Fundamental”, Telcordia, 2007, www.telcordia.com.
160