PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN RUANG BERDASARKAN MODEL VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Dhany Oktavia Jati Sari NIM: 121134129
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN RUANG BERDASARKAN MODEL VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Dhany Oktavia Jati Sari NIM: 121134129
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan Kepada: Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai, membimbing dan memberkati dalam setiap langkahku. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dalam setiap usahaku. Adik-adik tersayang yang selalu memberi dukungan dan mendoakan Almamaterku Universitas Sanata Dharma Sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Belajar itu bagaikan mendayung ke hulu. Jika kita tidak maju, maka kita akan terhanyut ke bawah.” -Brigham Young-
“Kesuksesan tidak pernah final, kegagalan tidak pernah fatal, keberanian yang utama” -Anonim-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN RUANG BERDASARKAN MODEL VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Dhany Oktavia Jati Sari Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah terkait kurangnya pemahaman siswa kelas V di SD Negeri Sendangadi 2 tentang bangun ruang. Potensi yang ada adalah mengenai bangun ruang khususnya materi geometri harus dikuasai siswa kelas V. Khususnya tentang jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. Masalah peneliti dapatkan dari hasil angket yang dibagikan pada 34 siswa kelas VI SD Sendangadi 2 dan Kanisius Kadirojo: 68% siswa tidak memahami jaring-jaring kubus, dan 50% siswa tidak memahami jaring-jaring balok. Karena itu peneliti termotivasi mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang kubus dan balok berdasarkan model van Hiele untuk kelas V Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan proses pengembangan dan mendeskripsikan kualitas produk yang peneliti kembangkan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) yang menggunakan 6 langkah menurut Sugiyono yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) ujicoba produk. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan menerapkan lima fase van Hiele yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Prototipe divalidasi oleh dua validator dengan skor rata-rata 3,25 yang artinya sangat baik untuk diujicobakan. Ujicoba terbatas dilakukan peneliti dengan mengajar materi jaring-jaring kubus berdasarkan teori van Hiele. Ujicoba dilakukan kepada 20 siswa kelas V SD Negeri Sendangadi 2. Dari hasil evaluasi yang peneliti lakukan pada fase integrasi, didapatkan data: 85% siswa memahami arti jaring-jaring, dan 60% siswa dapat membuat gambar jaring-jaring kubus. Kata kunci: Pengembangan, perangkat pembelajaran, geometri, bangun ruang, van Hiele.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
PROTOTYPE DEVELOPMENT OF SOLID GEOMETRY LEARNING TOOLS BASED ON VAN HIELE’S MODEL FOR ELEMENTARY SCHOOL FIFTH GRADERS Dhany Oktavia Jati Sari Sanata Dharma University 2016 This research began from a potential and problem concerning the fifth graders of SD Negeri Sendangadi 2’s lack of understanding on solid geometry. The existing potential is on the concept of solid geometry being a compulsory material for fifth graders, especially cube nets. Researcher found this result of the questionnaires distributed to 34 sixth graders of SD N Sendangadi and SD Kanisius Kadirojo as follows: 68% students do not understand about cube nets, and 50% students do not understand about block nets. Because of that, researcher is motivated to develop a prototype of solid geometry learning tools based on van Hiele model aimed at elementary school fifth graders. The prototype is developed in order to explain the developmental process and describing the quality of the developed product. This research is a research and development (R&D) using 6 steps by Sugiyono which involve: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, and (6) design trial implementation. The output product is a prototype of solid geometry learning tools for elementary school fifth graders based on van Hiele’s 5 phases of learning, which are: information phase, direct orientation phase, explanation phase, free orientation phase, and integration phase. The prototype is validated by two validators with an average score of 3.25, and is very good to be put onto trial. Limited trial was carried out by researcher by teaching about cube nets geometry based on van Hiele’s theory. The trial was conducted on 20 fifth graders of SD N Sendangadi 2. From the evaluation result conducted based on integration phase, the data obtained is: 85% students can identify the meaning of cube nets, and 60 % can draw cube nets. Keywords: development, learning tools, geometry, solid figures, van Hiele.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur atas semua berkat, karunia dan rahmat yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum, dosen pembimbing 1 yang berkenan menguji dan membimbing penulisan skripsi saya. 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, dosen pembimbing 2 yang telah memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, yang telah berkenan membimbing peneliti, memberikan kritik, saran, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi. 6. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi instrumen dan produk.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ HALAMAN MOTTO ........................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... ABSTRAK ......................................................................................................... ABSTRACT ......................................................................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR BAGAN ............................................................................................. DAFTAR RUMUS ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
i ii iii iv v vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 1.5 Spesifikasi Produk .................................................................................. 1.6 Definisi Operasional ...............................................................................
1 1 5 5 6 7 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 2.1 Kajian pustaka ........................................................................................ 2.1.1 Pembelajaran Matematika ............................................................ 2.1.2 Teori Pembelajaran van Hiele ...................................................... 2.1.3 Kontekstual ................................................................................... 2.1.4 Teori Inteligensi Ganda Howard Gardner .................................... 2.2 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran teori van Hiele........................... 2.2.2 Peta Konsep Penelitian yang Relevan .......................................... 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 2.4 Pertanyaan Peneliti .................................................................................
13 13 13 17 23 24 26 26 29 29 31
xii
vii viii ix x xii xiv xv xvi xvii xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32 3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 32 3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 33 3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................. 34 3.4 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 37 3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 39 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 49 3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 51 3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................... 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 54 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 54 4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V SD ........................................................................................ 54 4.1.1 Deskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Model van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar untuk Memahami Konsep Bangun Ruang ......................................... 72 4.2 Pembahasan ............................................................................................. 74 4.2.1 Deskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Model van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar untuk Memahami Konsep Bangun Ruang ........................................... 74 4.2.2 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan matematis-logis pada siswa ..................................................................................................... 75 4.2.3 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada siswa .................................................................................................... 75 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 78 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78 5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 79 5.3 Saran ....................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi ............................................................. Kisi-kisi Angket Pra-penelitian Guru ............................................... Kisi-kisi Angket Pra-penelitian Siswa ............................................. Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen ........................................................................................ Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen ....................................................................................... Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Dosen ................................. Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Guru ................................... Tabel 3.8 Instrumen Fase Informasi.................................................................. Tabel 3.9 Instrumen Fase Orientasi Langsung ................................................. Tabel 3.10 Instrumen Fase Penjelasan ............................................................... Tabel 3.11 Instrumen Fase Orientasi Bebas ....................................................... Tabel 3.12 Instrumen Fase Integrasi .................................................................. Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Produk ................................................................. Tabel 4.1 Rekap Hasil Observasi ..................................................................... Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru ................................................................ Tabel 4.3 Rekap Hasil Angket Pra-penelitian Siswa ........................................ Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ................................................... Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru ..................................................... Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Nilai Validasi Produk Dosen dan Guru ..................
xiv
40 41 42 43 44 45 46 47 47 48 48 49 52 55 57 59 63 64 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ............................................... 29 Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode R & D ...................................................... 33 Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modifikasi ................................................ 37
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kubus ............................................................................................. 16 Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus ........................................................................ 16 Gambar 2.3 Balok .............................................................................................. 17 Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok ......................................................................... 17 Gambar 4.1 Kegiatan Fase Informasi ................................................................. 68 Gambar 4.2 Kegiatan Fase Orientasi Langsung ................................................. 70 Gambar 4.3 Kegiatan Fase Penjelasan ............................................................... 70 Gambar 4.4 Kegiatan Fase Orientasi Bebas ........................................................ 71 Gambar 4.5 Kegiatan Fase Integrasi ................................................................... 72
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1 HASIL ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI ..................................................................................................... 1.1 Lembar Observasi ........................................................................................ 1.2 Hasil Observasi Pembelajaran 1.................................................................... 1.3 Hasil Observasi Pembelajaran 2 ................................................................... LAMPIRAN 2 HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN .................................... 2.1 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Guru .................................................. 2.2 Hasil Angket Pra-penelitian untuk Guru ...................................................... 2.3 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Siswa ................................................ 2.4 Hasil Angket Pra-penelitian untuk Siswa .................................................... 2.7 Rekap Hasil Nilai Angket Pra-penelitian siswa ........................................... LAMPIRAN 3 HASIL VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN ........................................................................................... 3.1 Lembar Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen ....................................... 3.2 Hasil Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen ........................................... 3.3 Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen ...................................... 3.4 Hasil Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen .......................................... LAMPIRAN 4 HASIL VALIDASI PRODUK .................................................. 4.1 Angket Validasi Produk untuk Dosen .......................................................... 4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ............................................................... 4.3 Angket Validasi Produk untuk Guru ............................................................ 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ................................................................. LAMPIRAN 5 HASIL PEKERJAAN SISWA .................................................. 5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Lima Fase Pembelajaran ................................. 5.2 Rekap Nilai ................................................................................................... LAMPIRAN 6 PERANGKAT PEMBELAJARAN 1 ....................................... 6.1 Silabus .......................................................................................................... 6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 6.3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI ..................................................................... CURRICULUM VITAE ....................................................................................
xvii
83 83 84 85 87 87 89 93 97 103 106 106 108 110 112 115 115 117 119 121 125 125 138 142 142 155 167 181 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1
Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di
siswa mulai dari Sekolah Dasar. Reys (dalam Runtukahu, 2014: 28-29) mengatakan bahwa Matematika adalah studi tentang cara berpikir dengan strategis organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Meskipun Matematika sangat penting bagi siswa, namun pada kenyataannya tak jarang ditemukan siswa yang tidak menyukai Matematika. Pembelajaran Matematika bertujuan mengembangkan kecerdasan matematis-logis. Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah (Lwin, 2008: 43). Siswa menganggap bahwa Matematika adalah pelajaran yang sangat sulit, salah satunya terkait materi geometri. Hal tersebut terlihat pada saat siswa mengerjakan soal matematika masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menjawab soal mengenai geometri. Siswa perlu belajar geometri agar mereka dapat menggunakan Matematika secara lebih luas dalam kehidupannya dan sebagai dasar untuk belajar Matematika lanjutan (Runtukahu, 2014: 149). Di Sekolah Dasar, Matematika diajarkan mulai dari kelas I hingga kelas VI dengan materi yang berbeda sesuai tingkat kesulitan yang telah ditentukan. Siswa kelas V
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
harus menguasai materi tentang konsep bangun ruang sesuai dengan kompetensi dasar. Bangun ruang yang dipelajari meliputi tabung, kubus, balok, kerucut, limas segiempat, dan limas segitiga. Konsep bangun ruang yang dipahami siswa dengan baik dapat mengembangkan inteligensi ruang-visual siswa. Menurut Gardner (dalam Suparno, 2004: 29-31), inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap bentuk. Oleh karena itu sangatlah penting bagi siswa mempelajari konsep bangun ruang sejak tingkat Sekolah Dasar. Pada saat melakukan kegiatan Program Pengakraban Lingkungan II (Probaling) di SD Bopkri Gondolayu pada tanggal 12 Februari 2015 sampai tanggal 28 Mei 2015, peneliti berkesempatan melakukan pengamatan di kelas V pada saat kegiatan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang. Berdasarkan pengamatan selama probaling II tersebut peneliti mengamati dalam mengajar materi bangun ruang, guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar juga belum nampak karena guru hanya fokus terhadap materi yang disampaikan, sehingga beberapa siswa masih terlihat kesulitan saat pembelajaran berlangsung. Kesulitan siswa yang terlihat yaitu kurang mampu memahami perbedaan jaring-jaring bangun ruang. Bangun ruang merupakan bagian dari materi Geometri. Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki volume atau isi (Sari, 2012: 1). Syudam (dalam Clement & Battista, 1992) menjelaskan bahwa geometri merupakan bagian dari Matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis Tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
kemampuan berpikir logis. Pengajaran geometri di Sekolah Dasar dimulai dari bangun-bangun datar (bangun dua dimensi) kemudian bangun-bangun ruang (bangun tiga dimensi) (Runtukahu, 2014: 150). Bangun ruang yang dipelajari di Sekolah Dasar antara lain kubus, balok, tabung, kerucut, limas segiempat, dan limas segitiga. Materi bangun ruang yang diajarkan di kelas V SD meliputi pengenalan sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut, limas segiempat, dan limas segitiga. Berdasarkan gagasan di atas, peneliti ingin mengetahui tentang model, metode, dan media yang digunakan guru saat mengajarkan bangun ruang mengenai sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang. Oleh karena itu, peneliti menyusun daftar pertanyaan dalam sebuah angket yang berkaitan dengan hal tersebut. Peneliti bersama teman-teman penelitian kolaboratif membagi angket kepada 11 guru kelas dari kelas I sampai kelas V. Hasil data yang diperoleh dari 2 guru kelas V menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar materi geometri menggunakan metode diskusi, demonstrasi, dan ceramah. Selain itu data yang diperoleh dari 9 guru lainnya menunjukkan hasil yang hampir sama dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu ceramah, diskusi, demonstrasi dan presentasi. Model pembelajaran yang dominan untuk diterapkan yaitu kooperatif dan CTL. Metode dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Peneliti mengarisbawahi pernyataan guru kelas V yang mengatakan jika siswa masih memiliki kesulitan dalam membedakan variasi jaring-jaring bangun ruang khususnya kubus dan balok. Data tersebut diperkuat dengan membagikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
angket kepada siswa kelas VI yang sudah mempelajari tentang jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. Peneliti membagikan angket siswa di 2 sekolah yang berbeda yaitu di SD Sendangadi 2 dan di SD Kanisius Kadirojo. Peneliti memperoleh data dari hasil angket tersebut yaitu: 14 siswa di SD Sendangadi 2, 50% siswa tidak memahami jaring-jaring kubus, dan 78% siswa tidak memahami jaring-jaring balok. Sedangkan 20 siswa di SD Kanisius Kadirojo, 50% siswa tidak memahami jaring-jaring kubus dan 60% siswa tidak memahami jaring-jaring balok. Kesulitan tersebut hendaknya harus segera diatasi agar masalah yang menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep geometri dengan benar dapat diminimalisir dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam mempelajari materi tentang bangun ruang kubus dan balok, guru pun juga kurang kreatif dalam memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik minat belajar siswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan prototipe berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang kubus dan balok berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Peneliti menerapkan teori van Hiele karena van Hiele seorang ahli matematika yang khusus mempelajari tentang geometri. Prototipe yang disusun berdasarkan level analisis yang sesuai dengan level siswa kelas V dan mengintegrasikan lima fase van Hiele dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa akan terbantu dalam memahami materi tentang bangun ruang dengan benar. Hal tersebut terbukti dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh Trisna, dkk (2013) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Model van Hiele Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Ditinjau dari Kemampuan Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Gugus II Kecamatan Buleleng”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis model van Hiele mampu memudahkan siswa dalam memahami konsep geometri dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan model van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar? 1.2.2 Bagaimana
kualitas
prototipe
perangkat
pembelajaran
geometri
berdasarkan model van Hiele dalam membantu siswa kelas V Sekolah Dasar memahami konsep bangun ruang?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1.3.1 Mendeskripsikan
prosedur
pengembangan
prototipe
perangkat
pembelajaran geometri pada materi bangun ruang sesuai dengan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dengan menggunakan model van Hiele dapat membantu siswa kelas V Sekolah Dasar dalam memahami konsep bangun ruang.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dihasilkan terdiri dari manfaat bagi siswa,
guru, peneliti dan sekolah. Berikut penjabaran dari masing-masing manfaat yang diperoleh dari penelitian: 1.4.1 Bagi Siswa Penelitian ini membantu siswa mendapat pengalaman baru dalam mempelajari
geometri
materi
bangun
ruang (kubus
dan
balok)
berdasarkan model van Hiele. 1.4.2 Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi tentang perangkat pembelajaran dengan berdasarkan model van Hiele sebagai upaya mempermudah siswa dalam mempelajari geometri materi bangun ruang (kubus dan balok). 1.4.3 Bagi Peneliti Penelitian ini menambah pengalaman baru yang berharga dalam mengembangkan produk berdasarkan model van Hiele untuk membantu siswa memahami konsep bangun ruang. 1.4.4 Bagi Sekolah Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah sumber referensi dan informasi dalam memahami konsep bangun ruang berdasarkan model van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1.5
Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun ruang
kubus dan balok untuk kelas V SD dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele. Perangkat pembelajaran meliputi: 1.5.1
Bagian 1: Bahan ajar menggunakan model pembelajaran van Hiele Bahan ajar ini dikembangkan sesuai dengan 5 fase van Hiele yaitu: 1)
fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi. Materi pada bahan ajar disusun pada setiap pembelajaran. Bahan ajar terdiri dari 2 pembelajaran, yakni pertemuan 1 tentang materi jaring-jaring bangun ruang kubus dan pertemuan 2 tentang materi jaring-jaring bangun ruang balok. Bahan ajar memuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan dilengkapi dengan foto atau gambar media yang digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar juga memuat kekhasan tahapan berpikir geometri siswa berdasarkan model van Hiele yakni pada level analisis. 1.5.2
Bagian 2: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1.5.2.1 Silabus Silabus yang disusun memiliki komponen sebagai berikut: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus ini mengacu Kurikulum KTSP dan kegiatan inti dalam silabus ini menunjukkan fase-fase dalam model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran Matematika. Contoh format silabus yang dikembangkan dapat dilihat pada lampiran 6.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1.5.2.1.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar). 1.5.2.1.2 Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam standar isi. 1.5.2.1.3 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi pokok yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 1.5.2.1.4 Kegiatan Pembelajaran Langkah kegiatan pada silabus menggunakan KTSP dikaitkan dengan pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok pada mata pelajaran Matematika dan memadukan fase-fase pembelajaran berdasarkan model van Hiele. 1.5.2.1.5 Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Penilaian dalam kegiatan pembelajaran ini menyesuaikan dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
1.5.2.1.6 Alokasi Waktu Alokasi waktu ini diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Satu jam pelajaran (1 JP) berdurasi 35 menit. Setiap muatan pelajaran berdurasi 1 JP. 1.5.2.1.7 Sumber Belajar Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar ini berupa media cetak atau elektronik dan lingkungan alam serta sosial. 1.5.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat 2 RPP tentang bangun ruang untuk kelas V. RPP disusun dengan menerapkan 5 fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi dalam langkahlangkah kegiatan pembelajaran. RPP terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan 1 dengan materi jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 dengan materi jaring-jaring balok. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, standar kompetensi,
kompetensi
dasar,
indikator,
tujuan
pembelajaran,
materi,
model/pendekatan/metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, media/alat/sumber belajar, dan penilaian. Contoh format RPP yang dikembangkan dapat dilihat pada lampiran 6.2. 1.5.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. 1.5.2.2.2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran adalah pelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok. 1.5.1.2.3 Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran Model, pendekatan, dan metode pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan tanya jawab, ceramah, diskusi kelompok, kerja kelompok, demonstrasi, dan pemberian tugas. 1.5.1.2.4 Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar Media, alat, bahan dan sumber belajar merupakan komponen pendukung pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mempelajari materi dan menanamkan konsep. Pembelajaran menggunakan media, alat, bahan dan sumber belajar yang ada di sekitar siswa, lingkungan kelas maupun sekolah. Media dalam pembelajaran bersifat kontekstual, sehingga menggunakan benda-benda konkret di sekitar siswa. Media yang disebutkan berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok sehingga membantu siswa memahami konsep geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
1.5.1.2.5 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan ini merupakan serangkaian langkah-langkah pembelajaran KTSP yang menerapkan fase-fase model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok. Kegiatan pada RPP meliputi kegiatan awal, akhir, dan penutup. RPP juga dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. 1.5.1.2.6 Penilaian Rubrik penilaian memuat penilaian yang diperoleh dari penjabaran kompetensi dasar pada RPP yang berupa penilaian yang mengacu pada penilaian kognitif, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama proses pembelajaran yang berupa rubrik penilaian. Penilaian juga diperoleh dari pemberian soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan untuk memperoleh komponen penilaian pemahaman siswa. Penilaian soal evaluasi berupa penghitungan skor dari hasil jawaban siswa dengan menggunakan rumus yang telah dicantumkan pada lembar rubrik penilaian. 1.5.3 Bagian 3: Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa terdiri dari 2 pertemuan yaitu: pertemuan 1 mengenai materi jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 mengenai materi jaring-jaring balok. Komponen pada LKS memuat identitas, tujuan pembelajaran, petunjuk dan kegiatan belajar siswa, serta dilengkapi gambar-gambar yang bisa menarik minat siswa, kegiatan yang kontekstual dan kegiatan yang menumbuhkan semangat belajar. LKS ini memuat aktifitas siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. Setiap kegiatan siswa di LKS disesuaikan dengan kegiatan yang mengacu pada 5 fase van Hiele.
1.6
Definisi Operasional
1.6.2 Prototipe adalah draft atau bentuk dasar dari suatu produk yang belum bisa diproduksi secara masal. Prototipe yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang dan balok berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V. 1.6.3 Matematika adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran yang termasuk salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar. 1.6.4 Pembelajaran geometri adalah kegiatan belajar yang mempelajari tentang bangun-bangun yang ada hubungannya antara titik, garis dan bidang. 1.6.5 Bangun ruang merupakan sebutan untuk bangun-bangun tiga dimensi atau bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. 1.6.6 Model pembelajaran van Hiele adalah model pembelajaran yang menerapkan 5 fase yaitu: 1) informasi (information), 2) orientasi langsung (directed orientation), 3) penjelasan (explication), 4) orientasi bebas (free orientation), dan 5) integrasi (integration). 1.6.7 Pembelajaran kontekstual adalah konsep yang dihubungkan di keadaan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab 2 ini, akan membahas mengenai empat bagian, yaitu: kajian pustaka, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan pertanyaan penelitian. 2.1
Kajian Pustaka Pada sub bab kajian pustaka ini membahas empat hal yang bersangkutan
dengan penelitian. Pertama pembelajaran Matematika, kedua model pembelajaran van Hiele, ketiga pembelajaran kontekstual, dan keempat teori inteligensi ganda Howard Gardner. 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika Matematika merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin, manthein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskude atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam Susanto, 2013: 186). Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Pengertian yang lainnya mengenai matematika diungkapkan oleh Reys (dalam Runtukahu, 2014: 28) Matematika merupakan studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti tentang hubungan antar bilangan dan dapat
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Jadi, matematika perlu diajarkan pada siswa sejak usia Sekolah Dasar karena pembelajaran matematka memuat konsep pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.1.2 Tujuan Matematika Matematika merupakan bidang studi yang wajib dipelajari sejak usia Sekolah Dasar. Tujuan pembelajaran Matematika menurut Permendiknas (dalam Wijaya, 2012: 7) yaitu supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) memahami konsep Matematika yakni menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika sangatlah penting dipelajari bagi siswa sejak Sekolah Dasar karena dapat membantu siswa memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang penting dipelajari dalam Matematika yaitu geometri khususnya tentang bangun datar dan bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
2.1.1.3 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Di Sekolah mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mengkomunikasikan dengan simbol, tabel, diagram, dan media lainnya. Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar meliputi aspek bilangan, geometri, dan pengukuran, serta pengolahan data (Depdiknas, 2004: 134-135). Berdasarkan peraturan mentri pendidikan nasional nomor 23 tahun 200, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran Matematika SD/MI meliputi kemampuan memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya; memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya; memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, serta debit; memahami koordinat; memahami konsep pengumpulan data dan penyajiannya; memiliki sikap menghargai matematika; serta memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. Peneliti dalam penelitian ini membatasi materi pada jaring-jaring bangun ruang melalui kegiatan berdasarkan lima fase tahapan pembelajaran van Hiele. Peneliti hanya melakukan penelitian tentang bangun ruang kubus dan balok. Bangun ruang merupakan salah satu materi geometri. Geometri dalam matematika Sekolah Dasar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam mengamati bentuk di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2.1.1.4 Geometri Geometri merupakan cabang matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang (Haryono, 2014: 139). Kata geometri berasal dari bahasa Yunani ge yang berarti bumi dan metrein yang artinya mengukur. Pengertian lain menurut Syudam (dalam Clement, 1992) bahwa geometri merupakan bagian dari Matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis. Pengajaran geometri di SD dimulai dari bangun-bangun datar (bangun dua dimensi) kemudian bangun-bangun ruang (bangun tiga dimensi) (Runtukahu, 2014: 150). Pengetahuan geometri sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa dapat mengembangkan konsep geometri dengan mengamati bentuk geometri yang terdapat di lingkungan sekitar siswa (Runtukahu, 2014: 46-47). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran geometri yang benar perlu diajarakan kepada siswa sejak usia dini karena pembelajaran
matematika
berguna
bagi
kehidupan
sehari-hari
siswa.
Pembelajaran geometri melibatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga siswa tidak asing dengan media yang digunakan saat proses pembelajaran. 2.1.1.5 Tujuan Pembelajaran Geometri Tujuan pembelajaran geometri adaah agar siswa dapat menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematis, dan dapat bernalar secara matematis (Roebyanto dan Harmini, 2006). Sedangkan Budarto (dalam Abdussakir, 2011) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran geometri untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan membaca serta menginteprestasikan argumen-argumen matematik.
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peeliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain agar dapat memecahakan masalah,berkomunikasi dan bernalar matematis. 2.1.1.6 Bangun Ruang Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki volume atau isi (Sari, 2012: 1). Jenis bangun
ruang diantaranya ialah kubus, balok, tabung,
prisma, limas, kerucut dan bola. Bangun ruang yang dipelajari oleh siswa kelas atas yaitu bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut, bola, prisma dan limas. Pada pembelajaran geometri dengan melihat adanya kesulitan yang dialami siswa yaitu membedakan jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. 2.1.1.6.1 Kubus Sulardi (2008: 207) mengemukakan kubus adalah bangun ruang terdiri enam sisi berbentuk persegi. Sedangkan menurut mustaqim (2008: 208) kubus adalah sebuah bangu ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama. Simangunsong (2008: 46) menyatakan kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh enam persegiyang sama dan sebangun. Sulardi (2006: 207) menjelaskan bahwa kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut, berikut ini adalah gambar sebuah kubus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Gambar 2.1 Kubus 2.1.1.6.1.1 Jaring-jaring Kubus Kubus memiliki jaring-jaring yang terdiri dari enam buah persegi dengan ukuran sama besar yang saling berhubungan. Jaring-jaring kubus adalah rangkaian sisi-sisi sebuah kubus yang jika dipadukan akan membentuk kubus (Sari, 2012: 11). Contoh jaring-jaring kubus sebagai berikut:
Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus 2.1.1.6.2 Balok Balok adalah sebuah bangu ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) dan berukuran sama (Mustaqim, 2008: 211). Pendapat lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
dikemukakan oleh Ismadi (2006: 16) balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang yang masing-masing pasangan sama dan sebangun. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa balok adalah sebuah bangun ruang yang memiliki tiga pasang (enam buah) sisi yang berbentuk persegi panjang yang setiap pasang sisinya kongruaen. Benda disekitar kita yang termasuk balok antara lain lemari, kardus makanan, kotak tisu, dan lain sebagainya. Sulardi (2006: 207) menjelaskan bahwa balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut, berikut ini adalah gambar sebuah balok:
Gambar 2.3 Balok
2.1.1.6.2.1 Jaring-jaring Balok Balok memiliki jaring-jaring yang terdiri dari empat buah persegi panjang dan dua buah persegi yang saling berhubungan. Jaring-jaring balok adalah rangkaian sisi-sisi suatu balok yang jika dipadukan akan membentuk balok (Sari, 2012: 24). Contoh jaring-jaring balok sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok
2.1.2 Teori Pembelajaran van Hiele Materi geometri tentang bangun ruang merupakan salah satu materi yang penting untuk dipelajari dalam mata pelajaran matematika hendaknya dapat dipelajari dengan cara yang tepat. Pembelajaran geometri dapat diajarkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep pembelajaran geometri. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran geometri yaitu model pembelajaran berdasarkan teori van Hiele.
2.1.2.1 Sejarah van Hiele Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan dari Belanda yaitu Pierre van Hiele dan istrinya Dina van Hiele-Geldof yang mengajukan suatu teori mengenai proses perkembangan kognitif siswa dalam mempelajari geometri pada tahun 1957 sampai 1959 (Mason, 2002: 4). Pierre van Hiele mengadakan penelitian lapangan yang melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahapan perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri melalui observasi dan tanya jawab. Hasil penelitian yang dilakukan Pierre van Hiele ditulis di dalam desertasi pada tahun 1954 dan diselesaikan bersama di Universitas Utrecht. Setelah
menyelesaikan desertasinya tak lama kemudian Dina van Hiele
meninggal. Sejak itu Pierre van Hiele mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan teorinya sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1). Model van Hiele memberikan pengaruh besar terhadap pembelajaran geometri sehingga teori ini diakui secara internasional. Negara yang telah menggunakan kurikulum geometri berdasarkan teori van Hiele yaitu Uni Soviet pada tahun 1960-an dan Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Dari perubahan kurikulum di dua negara tersebut sudah membuktikan bahwa penerapan teori van Hiele dalam pembelajaran geometri dapat memberikan dampak positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori van Hiele sangat cocok digunakan dalam pembeajaran matematika khususnya geometri karena teori van Hiele muncul berdasarkan proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Siswa perlu memiliki banyak pemikiran dan pengalaman pada tingkat yang lebih rendah dulu sebelum mempelajari konsep geometri formal. Hal tersebut karena teori van Hiele terdiri dari lima leve dalam pemahaman ide-ide ruang. Kelima level tersebut merupakan tahapan pemikiran geometri dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang lebih rumit. 2.1.2.2 Lima Level dalam Pemahaman Ide-ide Ruang van Hiele Model pembelajaran van Hiele mempunyai fitur yang paling menonjol yaitu hierarki lima tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang cara berpikir dan jenis-jenis geometri yang dipikirkan, bukan berapa banyak pengetahuan yang dimiliki (Walle, 2007: 150). Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan berpikir geometri menurut van Hiele: a)
Level 0: Visualisasi Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana
“rupa” mereka. Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut. Siswa mampu membuat pengukuran dan bahkan berbicara tentang sifatsifat bentuk, tetapi sifat-sifat tersebut tak terpisahkan dari wujud yang sebenarnya. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
pemikiran pada level 0 adalah kelas-kelas atau kelompok-kelompok dari bentukbentuk yang terlihat sama. Tujuan umum yaitu menelusuri bagaimana bentukbentuk serupa atau berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai kelompok dari bentuk-bentuk (baik secara fisik maupun mental). b)
Level 1: Analisis Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk
bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai mengerti bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya. Siswa yang berada pada level 1 akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari bujur sangkar, persegi panjang, dan jajargenjang tetapi belum menyadari bahwa ada yang merupakan bagian dari yang lain, bahwa semua bujur sangkar adalah persegi panjang, bahwa semua persegi panjang adalah jajaran genjang. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. c)
Level 2: Deduksi Informal Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada
tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal, deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan diantara sifat-sifat obyek geometri. d)
Level 3: Deduksi Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek
geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan pada logika daripada naluri. Seorang siswa tingkat 3 dapat dengan jelas mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
bahwa garis diagonal dari sebuah persegi panjang saling berpotongan, sebagaimana siswa pada tingkat yang lebih rendah pun dapat melakukannya. e)
Level 4: Ketepatan (Rigor) Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar
dari geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Secara umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan Matematika yang mempelajari geometri sebagai cabang dari ilmu Matematika. Hasil pemikiran dari tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap level menurut van Hiele memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda sesuai pengalaman belajar siswa. Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah mengenai sifat-sifat dan bentuk. Materi geometri bangun ruang kelas V Sekolah Dasar mengenai jaring-jaring bangun ruang yang berkaitan dengan sifat-sifat dan bentuk sehingga siswa mempelajari bahwa sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya. Dengan demikian, muncul fase tahapan pembelajaran van Hiele untuk membantu siswa dalam memahami jaring-jaring bangun ruang. 2.1.2.3 Lima Fase Model Pembelajaran van Hiele van Hiele mengungkapkan peningkatan ke tingkat lebih tinggi tergantung pada usia atau pematangan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran, van Hiele melibatkan lima fase (langkah)
yaitu:
informasi (information), orientasi langsung (directed orientation), penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
(ecplication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (intregation) (Crowley, 1987), berikut adalah penjelasannya: a)
Fase 1: Penyelidikan/Informasi Fase awal ini, guru mengidentifikasi mengenai apa yang sudah dan apa yang
belum diketahui siswa mengenai sebuah topik baru. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan tanya jawab antara guru dan siswa sehingga dapat disampaikan konsep awal tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan tanya jawab maupun aktifitas yang dilakukan melibatkan guru maupun siswa aktif. Dengan adanya tanya jawab tersebut memberi informasi yang dapat membantu siswa memberi gambaran tentang yang akan dipelajari selanjutnya. b)
Fase 2: Orientasi langsung
Siswa menggali topik pembelajaran yang dipelajari melalui alat-alat yang telah disiapkan oleh guru. Siswa meneliti objek-objek dengan menggunakan alat yang sudah dipelajari dengan bimbingan guru sehingga siswa dapat merespon secara khusus. Fase ini membantu menumbuhkan semangat siswa dalam bereksplorasi dengan aktifitas yang dilakukannya dan menemukan ciri-ciri khusus pada jaringjaring bangun ruang. c)
Fase 3: Penjelasan Siswa mengemukakan mengenai ide yang muncul dari apa yang telah
dipelajari. Guru juga memberikan sedikit bantuan dalam siswa menjelaskan dengan bahasa yang tepat dan akurat agar mudah untuk dipahami. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir mulai tampak nyata. Guru juga bertugas untuk meluruskan pendapat siswa yang kurang tepat atau kurang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
d)
Fase 4: Orientasi Bebas Siswa mendapatkan tugas yang diberikan oleh guru untuk lebih mengeksplor
ide atau pengetahuan yang telah dipelajari dengan cara mereka sendiri dalam menyelesaikannya. Di fase ini hubungan antar objek menjadi jelas dan siswa juga lebih memahami materi yang dipelajari. e)
Fase 5: Integrasi Siswa membuat kesimpulan dengan meringkas apa yang telah dipelajari dan
kekurangan apa yang diperoleh dengan bantuan guru. Peran guru pada fase ini untuk membimbing siswa melakukan perbaikan. Hal ini penting karena siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka amati dan merefleksikan pengetahuan yang mereka dapatkan. Pada akhir fase kelima ini siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelima fase model van Hiele memiliki kegiatan yang berbeda-beda dan tidak terlepas dari pembelajaran yang kontekstual. Hal tersebut diperoleh dari sumber belajar dan media yang digunakan dalam model pembelajaran van Hiele. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele dapat membangun pengetahuan dan keterampilan siswa yang realistis dalam memecahkan masalah. 2.1.3 Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) menurut Nurhadi (dalam Rusman, 2011: 189) adalah konsep belajar yang dapat membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengertian lain dari pembelajaran kontekstual menurut Johnson (dalam Sugiyanto, 2011: 14) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Tujuan pembelajaran kontekstual adalah membekali siswa berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal teoritis ke praktis (Taniredja, dkk, 2014: 49-50) 2.1.4
Teori Intelegensi Ganda Howard Gardner Teori intelegensi ganda (Multiple intelligences atau MI) ditemukan dan
dikembangkan oleh Howard Gardner. Seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Suparno, 2004: 17). Menurut Gardner, inteligensi seseorang bukan dapat hanya diukur dengan tes tertulis, melainkan lebih cocok dengan cara bagaimana orang itu memecahkan persoalan dalam hidup nyata. Pada penelitiannya Gardner mengumpulkan banyak sekali kemampuan manusia yang kiranya dapat dimasukkan dalam pengertiannya tentang inteligensi, dan akhirnya Gardner menerima sembilan inteligensi yaitu: inteligensi linguistik (linguistic intelligence), inteligensi matematis-logis (logicalmathematical intelligence), inteligensi ruang (spatial intelligence), inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi musikal (musical
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
intelligence),
inteligensi interpersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi
intrapersonal
(intrapersonal
intelligence),
inteligensi
lingkungan/naturalis
(naturalist intelligence), dan inteligensi eksistensial (existensial intelligence). Peneliti dalam pengembangan penelitian ini mengembangkan inteligensi matematis-logis dan ruang-visual. Berikut ini penjelasan mengenai kedua inteligensi dari Howard Gardner: 2.1.4.1 Inteligensi Matematis-logis Inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence) adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Orang yang mempunyai inteligensi matematis-logis sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Orang yang berinteligensi matematis-logis mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka. Anak yang mempunyai inteligensi matematis-logis menonjol biasanya mempunyai nilai Matematika yang baik, jalan pikirannya bila bicara dan memecahkan persoalan logis. 2.1.4.2 Inteligensi Ruang-visual Inteligensi ruang (spatial intelligence) atau kadang disebut inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan menggubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Anak yang berinteligensi ruang-visual baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Gardner mengungkapkan suatu kemampuan disebut intelegensi bila menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya. Selanjutnya, dapat pula menciptakan suatu produk baru, dan dapat menciptakan persoalan berikutnya yang memungkinkan pengembangan pengetahuan baru. Jadi, dalam kemampuan itu ada unsur pengetahuan dan keahlian. Kemampuan itu sungguh mempunyai dampak, yaitu dapat memecahkan persoalan yang dialami dalam kehidupan nyata (Suparno, 2004: 19-21).
2.2
Penelitian yang Relevan
2.2.1
Penelitian tentang Pembelajaran Berdasarkan Model van Hiele Peneliti memaparkan tiga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya
tentang pembelajaran berbasis van Hiele yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berikut ini merupakan penjabaran dari ketiga penelitian tersebut. Penelitian menggunakan teori van Hiele yang pertama yaitu dilakukan oleh Trisna, dkk (2013) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Model van Hiele Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Ditinjau dari Kemampuan Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V di Gugus II Kecamatan Buleleng”. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan 1) terdapat perbedaan pemahaman konsep geometri antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis model van Hiele dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, 2) setelah kovariabel kemampuan visualisasi spasial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dikendalikan, terdapat perbedaan pemahaman konsep geometri antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis model van Hiele dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, 2) setelah kovariabel kemampuan visualisasi spasial dikendalikan, terdapat perbedaan pemahaman konsep geometri antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis model van Hiele dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, 3) kovariabel kemampuan visualisasi spasial memberi kontribusi terhadap pemahaman konsep geometri siswa. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis model van Hiele dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman
konsep
geometri.
Dengan
demikian
dapat
diartikan
bahwa
pembelajaran berbasis model van Hiele mampu memudahkan siswa dalam memahami konsep geometri dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lonnie pada tahun 2002 dengan judul “Assessing the Effect of an Instructional Intervention on the Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perubahan pemahaman geometri siswa melalui intervensi kelas, apakah pemikiran geometris siswa sekolah dasar berkembang sesuai dengan pola tertentu. Penelitian ini berfokus terutama pada reaksi siswa untuk instruksi di ruang kelas normal. Penelitian ini melibatkan kelompok eksperimen dan kontrol dengan pre-test dan post-test yang diberikan untuk memastikan apakah pergeseran pemahaman siswa telah terjadi. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Astuti pada tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Volume Kubus dan Balok Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran geometri pada materi volume kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele, menghasilkan produk yang berkualitas dalam perangkat pembelajaran geometri pada materi volume kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele, dan mengetahui hasil implementasi perangkat pembelajaran materi volume kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas V. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan fase-fase van Hiele ini mendukung suasana pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif meskipun tidak terlihat secara maksimal. Ketiga penelitian di atas digunakan untuk menambah referensi tentang penelitian yang menggunakan teori van Hiele dalam pembelajaran geometri di Sekolah Dasar. Ketiga penelitian yang relevan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika tentang geometri yang menerapkan teori van Hiele dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Penelitian-penelitian tersebut juga dilakukan berdasarkan fase-fase menurut model van Hiele. Dengan demikian peneliti memutuskan untuk membuat penelitian pengembangan berdasarkan model van Hiele dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk guru mengajar dengan menerapkan fase-fasenya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2.2.2
Peta Konsep Penelitian yang Relevan Trisna, dkk (2013)
Lonnie (2002)
“Pembelajaran berbasis model van Hiele meningkatkan pemahaman konsep geometri ditinjau dari kemampuan visualisasi spasial”
“Teori van Hiele meningkatkan hasil kinerja siswa yang tampak pada nilai post-test kelompok eksperimen”.
Astuti, Budi (2015) “Model pembelajaran van Hiele meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada materi volume kubus dan balok “
Yang akan diteliti Sari, Dhany Oktavia Jati (2015) “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model Pembelajaran van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang relevan
2.2
Kerangka Berpikir Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (KBBI, 2008). Matematika memiliki berbagai macam cabang ilmu, salah satunya adalah Geometri. Siswa beranggapan bahwa geometri merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan susah dipahami. Berkenaan dengan kesulitan siswa dalam mempelajari materi tentang geometri, maka dalam pembelajaran matematika khususnya materi geometri, siswa perlu dihadapkan dengan benda-benda yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Maka peneliti menggunakan model yang menghadapkan siswa pada realitas dalam kehidupan sehari-hari yaitu model pembelajaran van Hiele. Model pembelajaran van Hiele menggunakan lima fase dalam kegiatan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi geometri yang disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran ini digunakan pula media konkret agar siswa lebih jelas dalam mempelajari materi geometri yang dipelajari. Siswapun diajak mencoba langsung saat mempraktikan media-media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi geometri. Peneliti
mengembangkan prototipe perangkat
pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran van Hiele yang memperhatikan level 1 yaitu analisis. Hasil pemikiran pada level 1 adalah jaring-jaring dari bentuk bangun ruang kubus. Materi geometri bangun ruang kelas V Sekolah Dasar mengenai jaringjaring bangun ruang yang berkaitan dengan bentuk sehingga siswa mempelajari bahwa sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan ciri-cirinya. Hal tersebut bertujuan agar siswa lebih mudah dalam memahami jaring-jaring bangun ruang berdasarkan tahap berpikirnya. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam menyusun RPP dengan berdasarkan lima fase
van Hiele, yaitu: (1) fase
informasi, (2) fase orientasi langsung, (3) fase penjelasan, (4) fase orientasi bebas dan (5) fase integrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2.3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan teori di atas, maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut: 2.4.1
Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri bangun ruang berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar? 2.4.2
Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri berdasarkan
model van Hiele dapat membantu siswa kelas V dalam memahami konsep jaringjaring bangun ruang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari enam bagian. Enam bagian tersebut akan membahas jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dan
pengembangan atau sering disebut R&D (Research and Development). Penelitian pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono, 2010: 407). Menurut Trianto (2011: 243-244) Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium atau juga perangkat lunak (software) seperti program komputer, model pembelajaran, dan lainnya. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan produk yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang terdiri atas (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Uji coba pemakaian
Revisi Produk
Revisi Produk
Desain Produk
Validitas Desain
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Produksi Masal
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Menurut Sugiyono
3.2
Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Negeri Sendangadi 2. Sekolah tersebut terletak di Tegalturi, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April 2015 sampai Januari 2016. Tahap pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian. 3.2.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sendangadi 2. Adapun siswa di kelas ini berjumlah 20 siswa. 3.2.4 Objek Penelitian Objek penelitian berupa pengembangan produk prototipe perangkat pembelajaran geometri menggunakan model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran Matematika materi bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
3.3
Rancangan Penelitian Peneliti membuat produk awal pada tahap rancangan penelitian. Menurut
Sugiyono (2011: 298) menguraikan 10 langkah penelitian R&D yang terdiri dari: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi massal. Masing-masing langkah penelitian dijelaskan sebagai berikut: 3.3.1 Potensi dan Masalah Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat
mendayagunakan
potensi-potensi
tersebut.
Masalah
adalah
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Potensi dapat diperoleh berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dari perorangan, sedangkan masalah akan diidentifikasikan oleh peneliti dengan melakukan wawancara dan observasi. 3.3.2 Pengumpulan Data Langkah selanjutnya setelah potensi dan masalah diketahui yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah. Data yang diperoleh peneliti yaitu dari hasil penyebaran angket yang diberikan kepada guru dan siswa. Data tersebut akan digunakan peneliti untuk mengetahui kesulitan siswa dan membantu guru menentukan kebutuhan dalam mengajarkan geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3.3.3 Desain Produk Desain produk dalam penelitian dan pengembangan berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya sesuai kebutuhan siswa yang sudah disiapkan sebelumnya. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan penilaian. Penilaian yang didesain berupa rubrik penilaian proses pembelajaran dan penilaian soal evaluasi. 3.3.4 Validasi Desain Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat. Produk yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperbaiki kekurangan produk yang telah dibuat tersebut. 3.3.5 Revisi Desain Desain produk yang telah divalidasi oleh pakar dan para ahli atau validator maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain produk. Peneliti yang menghasilkan produk bertugas untuk memperbaiki desain. 3.3.6 Ujicoba Produk Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan implementasi terhadap produk pada kelompok terbatas. Implementasi produk ini bertujuan untuk meyakinkan peneliti terhadap perangkat pembelajaran yang dibuat dapat layak digunakan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3.3.7 Revisi Produk Setelah ujicoba produk siswa mengisi evaluasi berupa respon terhadap pembelajaran. Produk direvisi oleh peneliti berdasarkan hasil kuesioner dan masukan dari siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil revisi tersebut menjadi acuan untuk membuat desain produk final berupa prototipe perangkat pembelajaran. 3.3.8 Ujicoba Pemakaian Tahap selanjutnya setelah peneliti merevisi desain produk yaitu ujicoba pemakaian. Setelah ujicoba pemakaian berhasil maka produk yang berupa sistem baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata dan ruang lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem baru tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut. 3.3.9 Revisi Produk Revisi produk pada tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan dan pembuatan produk baru lagi. Jika masih ada kekurangan dan kelemahan pada desain produk, maka pada tahap ini adalah yang terakhir untuk melakukan revisi. 3.3.10 Produksi Masal Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk baru dinyatakan layak dan efektif. Pembuatan produksi masal dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Sugiyono. Pada penelitian ini Peneliti menerapkan langkah pengembangan hanya sampai pada tahap ujicoba produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
terbatas. Selain itu materi bangun ruang hanya dapat diajarkan di semester genap pada tahun berikutnya.
3.4
Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti menerapkan prosedur menurut Sugiyono, namun langkah prosedur yang diterapkan hanya sampai pada tahap ujicoba produk sampel terbatas alasanya membutuhkan waktu yang lama jika melakukan penelitian pengembangan secara keseluruhan karena ujicoba dilakukan di semester yang sama tetapi di tahun berikutnya. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Potensi dan Masalah
Ujicoba Produk
Pengumpulan Data
Revisi Desain
Desain Produk
Validitas Desain
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 3.4.1 Potensi dan Masalah Langkah awal dalam penelitian ini adalah dengan mencari potensi dan masalah di SD Bopkri Gondolayu menggunakan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi pembelajaran Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
materi bangun ruang di kelas V. Kemudian, peneliti membagikan angket kepada guru kelas V dan siswa kelas VI yang sudah mempelajari bangun ruang saat di kelas V. Angket berisi materi tentang bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut, limas segiempat, dan limas segitiga. Angket guru dan siswa disebarkan di 2 SD yaitu, di SD Negeri Sendangadi 2 dan di SD Kanisius Kadirojo untuk lebih memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran. Angket guru berisi metode dan model yang digunakan guru saat mengajarkan materi bangun ruang serta kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang. 3.4.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh hasil data yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui masalah yang ada. Kemudian peneliti menganalisis dan mencari sumber yang relevan. Hal tersebut bertujuan sebagai bahan untuk perencanaan desain produk yang akan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang ada. 3.4.3 Desain Produk Desain
produk
yang
dikembangkan
berupa
prototipe
perangkat
pembelajaran geometri bangun ruang berdasarkan teori van Hiele untuk kelas V SD. Prototipe terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama: a) kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, b) lima fase dalam pembelajaran van Hiele, c) penerapan lima fase van Hiele dalam pembelajaran. Bagian kedua berisi silabus dan dua RPP tentang materi bangun ruang kubus dan balok. Bagian ketiga berisi LKS untuk pertemuan 1 materi jaring-jaring kubus, pertemuan 2 materi jaring-jaring balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3.4.4 Validasi Desain Produk yang telah selesai dibuat divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika dan 1 guru kelas V. Validasi desain dilakukan dosen ahli dan guru dengan memberi skor pada lembar validasi yang memuat pernyataan tentang produk yang dibuat. Tujuan dari validasi desain produk tersebut adalah untuk memperoleh skor, kritik, dan saran terhadap produk yang telah dibuat agar produk tersebut layak untuk diujicobakan. 3.4.5 Revisi Desain Produk setelah divalidasi akan diketahui kekurangan dari produk yang didesain. Kekurangan tersebut selanjutnya direvisi oleh peneliti sesuai dengan masukan dari 1 dosen ahli dan 1 guru kelas. Revisi desain produk tersebut bertujuan agar produk yang dibuat menjadi lebih berkualitas. 3.4.6 Ujicoba Produk Setelah revisi desain kemudian dilakukan ujicoba produk. Peneliti melakukan ujicoba produk di kelas V SD Negeri Sendangadi 2. Ujicoba produk tersebut bertujuan untuk memperkuat keyakinan peneliti bahwa perangkat pembelajaran yang dibuat layak untuk digunakan di sekolah.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam setiap
kegiatan penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015: 200). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, angket, tes dan dokumentasi. Berikut uraian dari teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3.5.1
Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2005: 175). Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa observasi adalah pengambilan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan. Peneliti menggunakan jenis observasi secara langsung dengan mengamati proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan oleh peneliti di kelas V SD Bopkri Gondolayu pada saat melaksanakan kegiatan probaling. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui cara guru dalam mengajarkan materi bangun ruang dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3.5.2 Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 216). Peneliti memberikan angket pra-penelitian kepada dua responden yaitu guru dan siswa. Penggunaan angket untuk guru bertujuan untuk mengetahui model, metode dan media yang digunakan guru saat mengajarkan bangun ruang serta mengetahui kesulitan yang dialami siswa. Penggunaan angket untuk siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi bangun ruang. Peneliti juga memberikan angket pra-penelitian dan validasi produk untuk divalidasi oleh dosen ahli. Validasi angket pra-penelitian guru dan siswa dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
oleh dosen dengan jumlah masing-masing 7 pernyataan bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan. Kemudian angket validasi produk dilakukan bertujuan untuk menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Angket uji validasi diberikan kepada guru kelas V SD Negeri Sendangadi 2 yang terdiri dari 20 pernyataan dan kepada dosen yang terdiri dari 10 pernyatan yang mengacu pada lima fase van Hiele. 3.5.3 Tes Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Riduwan, 2013: 30). Cronbach (dalam Sugiyono, 2015: 208) menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna mengobservasi dan memberi deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu sistem kategoris. Tes pada pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi bangun ruang yang menggunakan model pembelajaran van Hiele yang terdapat pada LKS. 3.5.4 Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2012: 326). Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto saat melakukan ujicoba produk. Selain foto dokumentasi juga berupa catatan hasil pengisian lembar observasi, pengisian angket, dan hasil pekerjaan siswa pada LKS.
3.6
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang berupa data kualitatif
dan kuantitatif. Teknik tersebut dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dari responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif oleh peneliti. 3.6.1
Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket pra-penelitian guru
yang dibagikan dan hasil ujicoba perangkat pembelajaran ke-1 materi jaring-jaring kubus yang diujicobakan. Data hasil ujicoba dianalisis dengan membahas dokumentasi foto pada setiap fase saat proses pembelajaran. 3.6.2 Data Kuantitatif Data kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa penghitungan data hasil validasi dari angket pra-penelitian siswa serta 1 dosen ahli dan 1 guru kelas terhadap produk yang telah dikembangkan. Angket pra-penelitian dan validasi produk dianalisis dengan cara menghitung rata-rata skor dan disesuaikan dengan interval pada tabel kriteria penilaian produk. Adapun tabel kriteria penilaian produk pengembangan yang menggunakan skala Likert menurut Widoyoko (2012: 144) adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria penilaian produk Interval Skor Kualifikasi 3,25 < M < 4,00 Sangat Baik 2,50 < M < 3,24 Baik 1,75 < M < 2,49 Kurang Baik 0,00 < M < 1,74 Tidak Baik Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat kriteria penilaian, yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Konversi di atas menjadi acuan peneliti dalam mengukur kelayakan instrumen prapenelitian dan validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
3.7
Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang berupa lembar
observasi, angket pra-penelitian, lembar validasi angket pra-penelitian, lembar validasi produk dan instrumen tes fase van Hiele. Instrumen penelitian dijelaskan sebagai berikut: 3.7.1 Lembar Observasi Lembar observasi digunakan sebagai pedoman saat melakukan observasi. Lembar observasi berfungsi untuk mengetahui kondisi dan permasalahan dalam pembelajaran tentang bangun ruang. Lembar observasi yang disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi No
Aspek
Pernyataan
1.
Media yang digunakan
Penggunaan media dalam pembelajaran.
2.
Metode yang diterapkan
Penerapan metode pembelajaran tertentu digunakan untuk membantu pemahaman siswa.
yang
3.
Model yang diterapkan
Penerapan model pembelajaran tertentu membantu siswa dalam memahami materi.
untuk
4.
Kesulitan siswa
Kesulitan yang sering muncul pada siswa saat pembelajaran.
Kisi-kisi tersebut disusun dalam bentuk pertanyaan dengan jumlah 4 item. Lembar observasi digunakan peneliti saat melakukan pengamatan pra-penelitian. Pengamatan peneliti dilakukan sebanyak dua kali pada kelas V SD N Bopkri gondolayu. 3.7.2
Angket Pra-penelitian Angket pra-penelitian yang digunakan ada dua, yaitu angket analisis
kebutuhan dan angket validasi ahli. Angket dibagikan kepada guru, siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
dosen ahli. Berikut penjelasan mengenai angket pra-penelitian: 3.7.2.1 Angket Pra-penelitian untuk Guru Angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada 2 guru kelas V. Angket tersebut diberikan untuk mengetahui cara guru mengajar dan permasalahan yang dialami saat mengajarkan materi bangun ruang. Kisi-kisi angket pra-penelitian untuk guru yang digunakan ialah sebagai berikut: Tabel.3.3 Kisi-kisi Angket Pra-penelitian untuk Guru 1.
Aspek Cara guru mengajarkan macam-macam bangun ruang kepada siswa: a. Tabung b. Balok c. Kerucut d. Limas segiempat e. Limas segitiga
No Soal 1.
2. 1-4
3.
4.
2.
a. b. c. d. e.
Cara guru mengajarkan jaring-jaring pada bangun ruang: Tabung Balok Kerucut Limas segiempat Limas segitiga
5.
6.
5-8 7.
8.
Pertanyaan Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-sifat bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-sifat bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Bagaimana Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-sifat bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa pada saat pembelajaran sifat-sifat bangun ruang? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pada saat mengajarkan jaring-jaring bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran pada saat mengajarkan jaringjaring bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Bagaimana Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan jaringjaring bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa pada saat pembelajaran jaring-jaring bangun ruang?
Kisi-kisi tersebut disusun berdasarkan dua aspek yaitu materi sifat-sifat bangun ruang dan materi jaring-jaring bangun ruang. Kemudian aspek tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan yang berjumlah delapan item yang sebelumnya divalidasi oleh dosen ahli matematika. 3.7.2.2 Angket Pra-penelitian untuk Siswa Angket pra-penelitian untuk siswa diberikan kepada siswa kelas VI. Angket diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi bangun ruang dan kesulitan yang dialami siswa dari materi bangun ruang tersebut. Kisi-kisi lembar angket pra-penelitian untuk siswa yang dibagikan peneliti adalah sebagai berikut: Tabel. 3.4 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Siswa
No
Aspek
Nomor item
Skor (pernyataan)
Manfaat mempelajari geometri bagi siswa: 1.
Sifat-sifat bangun ruang:
1-2
Mengetahui sifat-sifat tabung.
a. Tabung b. Balok
3-4
Mengetahui sifat-sifat balok.
c. Kubus
5-6
Mengetahui sifat-sifat kubus.
d. Kerucut
7-8
Mengetahui sifat-sifat kerucut.
9-10
Mengetahui sifat-sifat limas segiempat.
11-12
Mengetahui sifat-sifat limas segitiga.
13-14
Mengetahui jaring-jaring ruang tabung.
e. Limas segiempat f. Limas segitiga 2.
Sifat-sifat yang ada pada bangun ruang: a. Tabung b. Balok
15
Mengetahui jaring-jaring balok.
c. Kubus
16-17
Mengetahui jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
d. Kerucut e. Limas segiempat
18
19-20
f. Limas segitiga
21
Mengetahui jaring-jaring kerucut. Mengetahui jaring-jaring limas segiempat. Mengetahui jaring-jaring limas segitiga.
Angket pra-penelitian untuk siswa dibagikan kepada siswa kelas VI di SD Negeri Sendangadi 2 dan di SD Kanisius Kadirojo. Angket dibagikan di kelas VI karena siswa kelas VI sudah mempelajari materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang pada saat di kelas V. Peneliti menyusun daftar pernyataan yang berjumlah 21 item berdasarkan aspek materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang. 3.7.3 Lembar Validasi Ahli Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru dan siswa diberikan kepada dosen ahli matematika. Lembar validasi angket pra-penelitian ini berisi komponen penilaian yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian instrumen yang akan digunakan. 3.7.3.1 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru kelas V divalidasi oleh dosen ahli matematika. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada lembar validasi. Lembar validasi berfungsi untuk menguji kelayakan intrumen yang digunakan oleh peneliti. Berikut adalah kisi-kisi lembar validasi angket prapenelitian guru untuk dosen ahli:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel. 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen Aspek
No
Pernyataan
Item
Bahasa
Pertanyaan
1
2
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru. c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian. a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui metode yang digunakan guru dalam mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaringjaring yang ada pada bangun ruang. b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang digunakan guru dalam mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaringjaring yang ada pada bangun ruang c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang digunakan guru dalam mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaringjaring yang ada pada bangun ruang. d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan siswa yang muncul saat guru mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaring-jaring yang ada pada bangun ruang.
Angket pra-penelitian guru telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi analisis kebutuhan menunjukkan skor 2,8 menurut Widoyoko (2012: 144) hasil tersebut termasuk kedalam kategori “baik”. Oleh karena itu, instrumen layak digunakan untuk keperluan penelitian. 3.7.3.2 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen Lembar angket pra-penelitian siswa divalidasi oleh dosen ahli matematika untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada lembar validasi. Lembar validasi tersebut menggunakan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel. 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen Aspek Bahasa
No Item 1
Pernyataan a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru. c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Pertanyaan
2
a. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan sifat-sifat bangun ruang: 1. Tabung 2. Balok 3. Kubus 4. Kerucut 5. Limas segiempat 6. Limas segitiga b. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan jaringjaring bangun ruang: 1. Tabung 2. Balok 3. Kubus 4. Kerucut 5. Limas segiempat 6. Limas segitiga
Angket pra-penelitian siswa telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi analisis kebutuhan menunjukkan skor rata-rata 3 yang menurut Widoyoko (2012: 144) termasuk kedalam kategori “baik”. Oleh karena itu, instrumen layak digunakan untuk keperluan penelitian. 3.7.4 Lembar Validasi Produk Lembar validasi produk digunakan untuk memvalidasi produk awal sebelum diujicobakan yang berupa prototipe perangkat pembelajaran yang berisi bahan ajar, RPP, dan LKS. Lembar validasi produk diberikan untuk 1 dosen ahli matematika dan 1 guru SD kelas V. Lembar validasi ini digunakan untuk mengetahui kekurangan yang ada dalam produk yang dibuat. 3.7.4.1 Lembar Validasi Produk oleh Dosen Lembar validasi produk oleh dosen ahli diberikan pada 1 dosen yang berlatar belakang ahli matematika. Lembar validasi digunakan untuk menguji kelayakan instrumen yang digunakan. Kisi-kisi lembar angket validasi produk oleh dosen yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel. 3.7 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Dosen Aspek
No Item
Pernyataan a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
Bahasa
1
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa. a. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan
Format
Penulisan
2
Prototipe
buku. b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele. a. Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele. b. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam materi pembelajaran bangun ruang untuk kelas V. c. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 2 RPP materi pembelajaran bangun ruang untuk kelas V.
Isi
3
d. Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang bangun ruang sesuai dengan tahap operasional konkret siswa. e. Memuat media yang berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok sehingga membantu siswa memahami konsep geometri. f.
Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep bangun ruang.
Lembar angket telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi produk oleh dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,7 yang menurut Widoyoko (2012: 144) termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga produk layak untuk digunakan. 3.7.4.2 Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru Lembar validasi untuk guru diberikan kepada 1 guru SD kelas V. Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Kisi- kisi lembar angket validasi produk guru yaitu sebagai berikut: Tabel 3.8 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru Aspek Indikator
No Item 1
Materi Apresepsi
2 3
Pernyataan Kesesuaian indikator dengan KD. Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus) Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Kegiatan Inti -
Fase informasi
-
Fase orientasi bebas
4
- Fase penjelasan
-
Fase orientasi bebas
- Fase integrasi
Inspirasi bagi guru dalam mengajar
Kelayakan untuk pelatihan
5
6
a. Berisi tentang bangun ruang (kubus). b. Memuat bahasa yang sederhana. c. Memuat pengantar tentang bangun ruang (kubus) secara kontekstual. a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang kubus. b. Memuat tugas/aktivitas sederhana a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi kubus. b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep kubus dengan kehidupan sehari-hari. a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi kubus dari keseluruhan kegiatan. b. Memuat soal evaluasi tentang materi kubus. c. Memuat aktivitas siswa untuk mengintegrasikan materi kubus dalam bentuk refleksi yang kontekstual a. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi kubus memudahkan siswa untuk mengimajinasikan/membayangkan benda tersebut. c. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep kubus kepada siswa. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guru-guru.
Lembar angket validasi produk telah divalidasi oleh guru SD kelas V di SD Negeri sendangadi 2. Hasil validasi produk yang diperoleh menunjukkan skor 3,5 termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga produk layak digunakan. 3.7.5
Instrumen Tes untuk Fase van Hiele Instrumen ini berupa tes yang bertujuan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap model pembelajaran van Hiele. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fase:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
3.7.5.1 Fase Informasi Tabel 3.9 Instrumen Tes Fase Informasi Kegiatan Memahami isi Jaring Kubus”
lagu
Soal atau perintah “Jaring- Jawablah pertanyaan tentang lagu “Jaringjaring Kubus” di bawah ini!
Pengamatan
Amatilah benda yang berbentuk kubus dan demonstrasi yang ditunjukkan guru!
Pada fase informasi ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika melaksanakan perintah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Siswa dikatakan tidak tercapai jika tidak melaksanakan perintah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. 3.7.5.2 Fase Orientasi Langsung Tabel 3.10 Instrumen Tes Fase Orientasi Langsung Kegiatan Mendemonstrasikan.
Soal atau perintah Amati demonstrasi yang dilakukan temanmu.
Setiap kelompok melakukan Buatlah jaring-jaring kubus dengan memotong kegiatan seperti yang telah sambungan bangun ruang kubus dari karton! didemonstrasikan yaitu membuat jaring-jaring kubus. Pengamatan Amatilah jaring-jaring kubus yang telah kalian buat!
Pada fase orientasi langsung ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika mampu membuat jaring-jaring kubus dengan benar. Siswa dikatakan tidak tercapai jika belum mampu membuat jaring-jaring kubus dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
3.7.5.3 Fase Penjelasan Tabel 3.11 Instrumen Tes Fase Penjelasan Kegiatan Presentasi
Percobaan
Soal atau perintah Presentasikan hasil jaring-jaring kubus yang telah kalian buat! Buktikan bahwa yang kalian buat merupakan jaring-jaring bangun ruang!
Pada fase penjelasan ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dapat dikatakan tercapai jika siswa mampu mempresetasikan hasilnya dengan baik dan mampu menjawab soal dengan benar sesuai pengamatan. Siswa dikatakan tidak tercapai jika belum mampu mempresentasikan hasilnya dan belum mampu menjawab soal dengan benar. 3.7.5.4 Instrumen Fase Orientasi Bebas Tabel 3.12 Instrumen Tes Fase Orientasi Bebas Kegiatan
Menyusun puzzle Menggambar
Soal atau perintah Susunlah puzzle dari potongan-potongan persegi membentuk berbagai jaring-jaring bangun ruang kubus yang kamu ketahui ! Gambar bentuk jaring-jaring kubus yang kamu buat dari puzzle!
Pada fase orientasi bebas ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai” Siswa dikatakan tercapai jika siswa mampu menyusun puzzle dengan membentuk jaring-jaring kubus yang benar dan dapat menggambarkannya dengan baik. Siswa dikatakan tidak tercapai jika siswa belum mampu menyusun puzzle menjadi bentuk jaring-jaring kubus dan belum mampu menggambarkannya dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
3.7.5.5 Fase Integrasi Tabel 3.13 Instrumen Tes Fase Integrasi Kegiatan Mengerjakan soal evaluasi Refleksi
Soal atau perintah Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar! Tuliskan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah kamu lakukan dari awal sampai akhir!
Pada fase integrasi ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika seluruh siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata kelas mencapai KKM ≥ 60 dari hasil jawaban yang dikerjakan siswa. siswa mampu menuliskan refleksi sesuai dengan pertanyaan refleksi. Jika nilai siswa dalam mengerjakan evaluasi rata-ratanya ≥ 60 dan tidak mampu menuliskan refleksi dengan baik diartikan siswa tidak tercapai.
3.8
No
Jadwal Penelitian
Kegiatan
1.
Pembuatan angket prapenelitian
2.
Penyebaran angket prapenelitian Penyusunan proposal penelitian
3.
4.
Penyusunan produk
5.
Uji coba produk dan
6.
Pengolahan data
7
Penyusunan laporan penelitian
8
Ujian skripsi
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Bulan Okt Nov
Des
Jan
Feb
Mar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan. 4.1
Hasil Penelitian Hasil
penelitian
terdiri
dari
uraian
tentang
penjelasan
prosedur
pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun ruang berdasarkan model van Hiele dan deskripsi kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri berdasarkan model van Hiele dalam membantu siswa kelas V SD memahami konsep bangun ruang. 4.1.1 Penjelasan
Prosedur
Pengembangan
Prototipe
Perangkat
Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V SD. Prosedur penelitian diuraikan dari persiapan sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk dan ujicoba produk. 4.1.1.1 Potensi dan Masalah Potensi yang peneliti temukan adalah konsep geometri tentang jaring-jaring bangun ruang harus dipahami siswa kelas V. Konsep geometri dapat membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan inteligensi matematis-logis dan inteligensi ruang visual. Menurut Gardner (Suparno, 2004: 29-31), inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, sedangkan inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang. Pembelajaran geometri materi bangun ruang berkaitan dengan kedua inteligensi tersebut karena dapat mengembangkan pola logika, belajar membayangkan benda abstrak, dan mempelajari keruangan (bentuk, garis dan lain sebagainya). Oleh karena itu, sangat penting dalam pemahaman materi jaring-jaring bangun ruang. Masalah dalam penelitian ini terlihat saat peneliti melakukan observasi di kelas V pada waktu melaksanakan kegiatan Probaling II di SD Bopkri Gondolayu pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2015 dan Kamis tanggal 28 Mei 2015. Dari observasi tersebut peneliti melihat siswa mengalami kesulitan membedakan sifatsifat dan jaring-jaring antara kubus dan balok. Hasil observasinya yaitu sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi Kelas
: V SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015 dan 28 April 2015 Materi
: - Mengenal sifat-sifat bangun ruang - Mengenal Jaring-jaring bangun ruang
No 1.
Aspek yang diamati Penggunaan media dalam pembelajaran
2.
Penerapan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
3.
Penerapan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
4.
Kesulitan yang muncul pada siswa.
Deskripsi Hasil Pengamatan Pembelajaran 1: Media berbentuk berbagai bangun ruang. Pembelajaran 2: Menggunakan media berbentuk bangun ruang dari karton. Pembelajaran 1: Ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran 2: Ceramah, tanya jawab, dan observasi. Pembelajaran 1: Belum terlalu nampak. Pembelajaran 2: Masih belum terlalu nampak. Pembelajaran 1: Siswa masih kesulitan membedakan limas dan prismas. Pembelajaran 2: Siswa masih kesulitan membedakan jaringjaring kubus dan balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Hasil dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa guru kurang memaksimalkan penggunaan media dalam menjelaskan materi dan bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi kurang mampu dipahami oleh siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru kelas V kurang begitu maksimal menarik minat belajar siswa. Guru juga tidak menerapkan model pembelajaran tertentu dalam mengajarkan materi. Guru juga tidak begitu memaksimalkan penggunaan media yang ada. Masalah tampak pada beberapa siswa yang mengalami kesulitan memahami sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang. Hal tersebut terlihat pada saat siswa mengerjakan soal yang dibagikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti membagikan angket kepada 34 siswa kelas VI di SD N Sendangadi 2 dan SD Kanisisus Kadirojo. Peneliti membagikan angket kepada siswa kelas VI karena telah mempelajari materi jaringjaring bangun ruang kubus dan balok di kelas V. Angket dibagikan untuk memperkuat data dari hasil observasi. Peneliti memperoleh data dari hasil angket yang dibagikan yaitu: 69% siswa tidak memahami jaring-jaring kubus dan 50% siswa tidak memahami jaring-jaring balok 4.1.1.2
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses mencari informasi sebagai bahan
perencanaan produk (Sugiyono, 2011: 300). Pengumpulan data diperoleh berdasarkan hasil angket guru dan siswa yang telah peneliti bagikan pada saat prapenelitian. Hasil angket guru dan siswa adalah sebagai berikut: 4.1.1.2.1 Hasil Angket Guru Angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada 2 guru kelas V di SD Negeri Sendangadi 2 dan SD Kanisius Kadirojo pada tanggal 18 Agustus 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Angket yang dibagikan bertujuan untuk mengetahui media, metode, model, ketercapaian nilai KKM, dan kesulitan yang dialami siswa. Kisi-kisi pertanyaan angket untuk guru berkaitan dengan cara guru mengajarkan materi bangun ruang di kelas V berupa 10 pertanyaan. Kedua hasil angket guru dapat dilihat pada lampiran 2.2 dan 2.3. Adapun hasil rekap angket pra-penelitian oleh guru SD Negeri Sendangadi 2 dan guru SD Kanisisus Kadirojo adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru Kelas V SD No.
Pertanyaan
Jawaban
Sifat-sifat bangun ruang
1.
2.
3.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode
Guru 1:
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-
Menggunakan metode diskusi dan demonstrasi.
sifat bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
Guru 2:
limas segiempat, limas segitiga)?
Menggunakan metode ceramah.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
Guru 1:
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-
Menerapkan model pembelajaran kontekstual.
sifat bangun bangun ruang (tabung, balok,
Guru 2:
kerucut, limas segiempat, limas segitiga)?
Menerapkan model pembelajaran kontekstual.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan
Guru 1:
media
Menggunakan media nyata dan media 3D pada
pembelajaran
pada
saat
mengajarkan sifat-sifat bangun bangun
gadget yang ditampilkan ke proyektor.
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
Guru 2:
segiempat, limas segitiga)?
Menggunakan media yang ada.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa
Guru 1:
pada materi sifat-sifat bangun ruang?
Pada materi sifat-sifat bangun ruang, KKM belum tercapai 100%.
4.
Guru 2: Ketercapaian KKMnya baru mencapai 60%.
5.
Kesulitan apa yang sering muncul pada
Guru 1:
siswa saat pembelajaran sifat-sifat bangun
Siswa kadang kesulitan membedakan limas dan
ruang?
prisma. Guru 2: Kesulitan
dalam
menentukan
berdasarkan titik sudut bangun ruang.
sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Bagaimana metode 6.
7.
8.
Bapak/
Ibu
pembelajaran
menerapkan pada
saat
Guru 1: Menggunakan metode diskusi, demontrasi dan
mengajarkan jaring-jaring bangun ruang
tanya jawab.
(tabung, balok, kerucut, limas segiempat,
Guru 2:
limas segitiga)?
Menggunakan metode demonstrasi.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
Guru 1:
pembelajaran
Menerapkan model pembelajaran kontekstual.
pada
saat
mengajarkan
jaring-jaring bangun ruang (tabung, balok,
Guru 2:
kerucut, limas segiempat, limas segitiga)?
Menerapkan model pembelajaran jigsaw.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan
Guru 1:
media
Menggunakan media kertas yang berbentuk
pembelajaran
pada
saat
mengajarkan jaring-jaring bangun bangun
bangun ruang.
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
Guru 2:
segiempat, limas segitiga)?
Menggunakan media kertas karton.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa
Guru 1:
pada materi jaring-jaring bangun ruang?
Ketercapaian nilai KKM untuk jaring-jaring bangun ruang cukup baik.
9.
Guru 2: KKM belum tercapai 100%.
10.
Kesulitan apa yang sering muncul pada
Guru 1:
siswa
Masih kebingungan saat bertemu variasi jaring-
saat
pembelajaran
bangun ruang?
jaring-jaring
jaring. Guru 2: Menentukan dan membedakan jaring-jaring kubus dan balok.
Berdasarkan hasil angket dari guru kelas V SD N Sendangadi 2 dan guru kelas V SD Kanisius Kadirojo tersebut, data yang diperoleh peneliti menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan materi geometri yaitu metode diskusi, demonstrasi, ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu model pembelajaran kontekstual dan jigsaw. Adapun kesulitan yang sering dialami oleh siswa saat mempelajari sifat-sifat bangun ruang yaitu membedakan prisma dan limas juga kesulitan dalam menentukan sifat-sifat berdasarkan titik sudut bangun ruang, sedangkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
mempelajari jaring-jaring bangun ruang siswa kesulitan dalam membedakan jaringjaring kubus dan balok. 4.1.1.2.2
Hasil Angket Siswa
Angket siswa dibagikan kepada siswa kelas VI di 2 SD yang berbeda yaitu 14 siswa di SD Negeri Sendangadi 2 dan 20 siswa di SD Kanisius Kadirojo. Angket pra-penelitian dibagikan di kelas VI karena siswa tersebut sudah mendapatkan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas V. Nilai hasil angket siswa dapat dilihat pada lampiran 2.6. Sedangkan rekap hasil angket siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Rekap Hasil Angket Siswa No
Indikator pernyataan
Nomor Item
Persentase Jawaban Salah
1.
Mengetahui sifat-sifat yang ada pada bangun ruang tabung.
1
31,5%
2
24%
Mengetahui sifat-sifat yang ada pada bangun ruang balok.
3
2,5%
4
0%
Mengetahui sifat-sifat yang ada pada bangun ruang kubus.
5
40%
6
26,5%
Mengetahui sifat-sifat yang ada pada bangun ruang kerucut.
7
29%
8
11%
Mengetahui sifat-sifat yang ada pada bangun ruang limas segiempat.
9
22%
10
30,5%
Mengetahui sifat-sifat yang ada pada bangun ruang limas segitiga.
11
20,5%
12
8,5%
Mengetahui jaring-jaring bangun ruang tabung.
13
39%
14
20,5%
Mengetahui jaring-jaring bangun ruang balok.
15
50%
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Mengetahui jaring-jaring bangun ruang kubus.
16
68%
17
41%
10.
Mengetahui jaring-jaring bangun ruang kerucut.
18
23%
11.
Mengetahui jaring-jaring bangun ruang limas segiempat.
19
29%
20
29%
Mengetahui jaring-jaring bangun ruang limas segitiga.
21
14%
9.
12.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ada presentase ketidaktercapaian berjumlah 2 item dengan nomor
15 dan 16, pada item nomor 15 memiliki
persentase 50% dengan indikator belum mengetahui jaring-jaring bangun ruang balok, dan item nomor 16 memiliki persentase 68% dengan indikator belum mengetahui jaring-jaring bangun ruang kubus. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari bangun ruang terkhusus pada presentase kesalahan paling besar terdapat pada item nomor 15 dengan indikator jaring-jaring bangun ruang balok dan nomor 16 dengan indikator jaring-jaring bangun ruang kubus. Dengan melihat permasalahan tersebut peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran yang memuat materi jaring-jaring kubus dan balok. 4.1.1.3
Desain Produk Desain produk adalah alat yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang
ditemukan (Sugiyono, 2011: 300). Berdasarkan hasil observasi dan angket, peneliti merancang perangkat pembelajaran yang berjudul “Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Model van Hiele untuk Kelas V Sekolah Dasar”. Desain produk yang peneliti kembangkan tersebut berupa prototipe perangkat pembelajaran yang memuat tiga bagian yaitu pada bagian pertama merupakan pendahuluan, bagian kedua silabus dan RPP, dan bagian yang ketiga terdapat 2 LKS memuat terdiri dari 2 pertemuan yang pertama mengenai materi jaring-jaring kubus dan yang kedua materi jaringjaring balok. Berikut penjelasan dari ketiga bagian tersebut: 4.1.1.3.3 Bagian Pertama Bagian ini merupakan pendahuluan untuk mengantarkan para pembaca memahami teori van Hiele. Pendahuluan ini terdiri dari 3 sub judul yaitu: 1) Kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, yaitu: level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan rigor). 2) Lima fase dalam model pembelajaran van Hiele, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. 3) Proses pembelajaran menggunakan model van Hiele menjelaskan uraian langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan, serta dilengkapi dengan materi dan gambar yang digunakan dalam pembelajaran. 4.1.1.3.4
Bagian Kedua Bagian kedua adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan RPP. Adapun penjelasan dari kedua perangkat pembelajaran tersebut yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
a) Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk kelas atas. Kegiatan pembelajaran pada silabus mengacu pada lima fase proses pembelajaran model van Hiele. b) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun menerapkan 5 fase van Hiele. RPP terdiri dari 2 pertemuan yaitu, pertemuan 1 materi jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 materi jaring-jaring balok untuk kelas V. 4.1.1.3.4 Bagian ketiga Bagian ketiga ini memuat lembar kerja siswa (LKS) dan soal evaluasi pada setiap pembelajaran. Pada setiap kegiatan di LKS menerapkan 5 fase van Hiele. LKS terdiri dari 2 pertemuan yaitu, pertemuan 1 mengenai materi jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 mengenai jaring-jaring balok. Di dalam LKS dilengkapi gambar-gambar yang dapat menarik minat belajar siswa. 4.1.1.4 Validasi desain Prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika dan 1 guru kelas V. Hasil validasi adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli No.
Item yang dinilai
Skor
Bahasa c. 1.
Bahasa
1 sesuai
dengan
2
Saran 3
4
kaidah
penulisan yang baik dan benar.
d. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa. Format Penulisan Prototipe a.
Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan buku.
2. b.
yang
Memuat 5 fase model pembelajaran
Menggunakan
kepustakaan
sesuai dengan teori van Hiele.
3.
Isi a.
van Hiele. b.
Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 3 RPP materi pembelajaran bangun ruang untuk kelas V.
c.
Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang kubus sesuai dengan tahap operasional konkret siswa.
d.
Memuat
media
yang
berkaitan
dengan bangun ruang kubus sehingga membantu siswa memahami konsep geometri. e.
Memuat
media
yang
berkaitan
dengan bangun ruang kubus sehingga membantu siswa memahami konsep geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
f.
Memuat
rubrik
mengetahui
penilaian
pemahaman
untuk
siswa
tentang konsep bangun ruang. Total Skor
27
Penghitungan rata-rata skor validasi: Rata-rata skor validasi =
Jumlah rata-rata skor validasi produk oleh dosen ahli adalah 3,00. Berdasarkan penilaian menggunakan skala likert menurut Widoyoko (2012: 144) nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaian dengan kualifikasi baik. Hal tersebut membuktikan bahwa produk yang dikembangkan peneliti layak untuk digunakan. Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru Skor No.
Item yang dinilai
Komentar 1
2
3
4
√
1.
Kesesuaian indikator dengan KD.
2.
Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus).
√
3.
Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus).
√
Kegiatan inti memuat: Fase Informasi a.
Berisi tentang materi bangun ruang (kubus)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Kegiatan inti memuat: Fase Informasi b. c. d.
4.
√
Berisi tentang materi bangun ruang (kubus) Memuat bahasa yang sederhana.
√ √
Memuat pengantar tentang bangun ruang (kubus) secara kontekstual.
Fase Orientasi Langsung a.
b.
√
Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang kubus. Memuat tugas/aktivitas sederhana.
√
Fase Penjelasan a.
Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. Fase Orientasi Bebas
√
√
√
a.
Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi kubus. b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep kubus dengan kehidupan sehari-hari. Fase Integrasi a.
5.
Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi kubus dari keseluruhan kegiatan. b. Memuat soal evaluasi tentang materi kubus. c. Memuat aktivitas siswa untuk mengintegrasikan materi kubus dalam bentuk refleksi yang imajinatif. Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam mengajarkan materi kubus secara:
√
√
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
6.
a. Konteksual
√
b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi kubus memudahkan siswa untuk mengimajinasikan/membayangkan benda tersebut. d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep kubus kepada siswa. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guruguru.
√
√
√
√
70
Total Skor
Penghitungan rata-rata skor validasi: Rata-rata skor validasi = = = 3,5 Jumlah rata-rata skor validasi produk yang diperoleh peneliti dari penilaian guru kelas V adalah 3,5. Hasil penghitungan rata-rata skor tersebut berdasarkan kriteria penilaian produk menggunakan skala likert (Widoyoko, 2012: 144) menunjukkan interval tingkat pencapaian dengan kualifikasi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran geometri di sekolah. Rata-rata hasil validasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Rata-rata Validasi Produk oleh Dosen dan Guru Validator Dosen Guru Total Skor Rata-rata
Nilai 3,00 3,50 6,50 3.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Berdasarkan hasil pada tabel 4.6 jumlah rata-rata skor produk oleh dosen dan guru yaitu 3,25 dengan kualifikasi sangat baik. 4.1.1.5
Revisi Desain Revisi desain dilakukan sesuai masukan-masukan yang diberikan oleh
validator. Hal ini bertujuan agar perangkat pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Revisi yang dilakukan oleh peneliti tidak terlalu banyak karena masukan yang diberikan tidak terlalu banyak, hanya perlu cermat dalam menuliskan kata dan kalimat, seperti kata kurang baku dan penulisan kata yang kurang tepat. 4.1.1.6 Ujicoba Produk Ujicoba produk berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi jaring-jaring kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele untuk kelas V diujicobakan di SD Negeri Sendangadi 2 pada Rabu 16 Desember 2015. Peneliti melakukan ujicoba pada kelas V yang berjumlah 20 siswa. Ujicoba dilakukan pada jam pelajaran yaitu dari pukul 09.00-11.00 WIB. Perangkat pembelajaran yang diujicobakan oleh peneliti hanya 1 pertemuan yaitu pertemuan ke-1 mengenai materi jaring-jaring kubus. Peneliti hanya mengujicobakan 1 pertemuan karena keterbatasan waktu dan alasan pertemuan ke-1 dipilih peneliti untuk diujicobakan karena dalam materi tersebut sumber belajar, media, alat dan bahan mudah dipersiapkan, juga karena peneliti ingin memberikan awal pembelajaran yang mudah terlebih dahulu. Hasil ujicoba pertemuan ke-1 dapat dilihat dari bukti foto-foto saat kegiatan proses belajar mengajar berlangsung yang disesuaikan dengan fase-fase van Hiele sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
4.1.1.6.1 Fase Informasi Pada awal pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan serta keperluan lain yang akan digunakan. Diawal kegiatan pembelajaran guru membagi siswa menjadi empat kelompok. Kegiatan pada fase informasi terlihat saat guru mengajak siswa menyanyikan lagu tentang jaring-jaring kubus, kemudian guru bertanya jawab mengenai lagu yang telah dinyanyikan. Tanya jawab tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa diawal pembelajaran.
Gambar 4.1 Tanya jawab mengenai lagu “Jaring-jaring Kubus” Kegiatan pada fase informasi yang selanjutnya guru melakukan demonstrasi membuat jaring-jaring kubus dengan memotong sambungan dari bangun ruang kubus yang terbuat dari karton dan siswa diminta mengamati demonstrasi yangdilakukan kemudian siswa mengerjakan soal yang ada pada LKS tentang langkah-langkah membuat jaring-jaring kubus.
Gambar 4.2 Guru mendemonstrasikan dan siswa menuliskan langkah-langkah membuat jaring-jaring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Berdasarkan pengamatan guru dari kegiatan fase informasi, semua siswa melakukan kegiatan dengan baik dan lancar sesuai intruksi guru. Dari hasil pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan kegiatan fase informasi sudah “tercapai” bahwa siswa mampu memahami penjelasan guru dan siswa dapat mengeksplorasi pengetahuannya. 4.1.1.6.2 Fase Orientasi Langsung Fase selanjutnya yaitu fase orientasi langsung. Pada fase orientasi langsung ini kegiatan yang dilakukan adalah pada setiap kelompok melakukan hal yang sama seperti yang telah didemonstrasikan oleh guru sebelumnya pada fase informasi. Pada fase ini media yang digunakan yaitu bangun ruang berbentuk kubus yang terbuat dari karton. Pada fase ini peran guru sebagai fasilitator dibutuhkan disetiap kelompok yang belum memahami cara membuat jaring-jaring kubus dari bangun ruang kubus. Setiap siswa diminta mengamati jaring-jaring kubus yang telah dibuat.
Gambar 4.3 Setiap kelompok membuat jaring-jaring kubus. Kegiatan pada fase ini terlihat seluruh siswa dapat melakukan kegiatan dengan baik. Dari pengamatan guru saat berkeliling di setiap kelompok, siswa menemukan ide-ide sendiri dalam membuat salah satu bentuk jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari fase orientasi langsung telah “tercapai” dengan siswa mampu membuat berbagai bentuk jaring-jaring kubus. 4.1.1.6.3 Fase Penjelasan Fase penjelasan merupakan tindak lanjut yang dilakukan dari fase orientasi langsung. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil pengguntingannya membuat jaring-jaring kubus dengan bahasa mereka sendiri. Guru menjelaskan definisi mengenai jaring-jaring bangun ruang. Dari definisi yang dijelaskan, guru juga mengajak siswa membuktikannya. Kemudian siswa diminta mengerjakan soal pada LKS mengenai jaring-jaring kubus.
Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil membuat jaring-jaring kubus dan menjawab soal pada LKS. Berdasarkan foto diatas setiap kelompok dengan lancar mampu mempresentasikan hasil membuat jaring-jaring kubus dan menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri secara lancar. Guru meluruskan hasil jawaban siswa yang kurang tepat. Setiap siswa juga mampu mengerjakan soal mengenai jaring-jaring kubus. Hal ini membuktikan bahwa tujuan dari fase penjelasan telah “tercapai” karena siswa dapat menjawab soal dengan baik dan benar dapat diartikan siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
4.1.1.6.4 Fase Orientasi Bebas Kegiatan selanjutnya setelah fase penjelasan yaitu kegiatan pada fase orientasi bebas. Di fase orientasi bebas siswa diajak bermain sambil belajar dengan menggunakan puzzle berupa potongan-potongan persegi berjumlah enam buah.Siswa diminta menyusun potongan-potongan persegi tersebut menjadi bentuk jaring-jaring kubus. Dari kegiatan ini siswa dapat bereksplorasi dengan membuat beberapa bentuk jaring-jaring kubus. Puzzle yang telah disusun membentuk jaring-jaring kubus digambar pada lembar LKS yang tersedia.
Gambar 4.5 Siswa bermain puzzle untuk membuat bentuk jaring-jaring kubus dan menggambarkannya. Berdasarkan foto diatas dan dari hasil pengamatan guru siswa dapat melakukan kegiatan dalam fase orientasi bebas dengan baik dan sesuai dengan intruksi yang diberikan guru. Siswa mampu mengeksplore ide-idenya untuk membuat banyak berbagai bentuk jaring-jaring kubus dengan puzzle. Siswa juga menggambarkan hasil puzzle yang telah dibuatnya. Dari seluruh kegiatan fase orientasi bebas yang telah dilakukan dapat dikatakan tujuan fase orientasi bebas telah “tercapai” dengan baik karena dapat dilihat siswa mampu membuat berbagai macam bentuk jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
4.1.1.6.5 Fase Integrasi Fase terakhir adalah fase integrasi. Pada fase ini kegiatan yang dilakukan yaitu menyimpulkan pembelajaran dari awal hingga akhir. Setelah membuat kesimpulan siswa diminta mengerjakan evaluasi dan menuliskan refleksi yang ada pada LKS.Soal evaluasi dan refleksi digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang telah diajarkan. Soal evaluasi dikerjakan secara individu.
Gambar 4.6 Siswa mengerjakan evaluasi dan menuliskan refleksi Seluruh siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Dari hasil evaluasi siswa hanya ada 1 siswa yang kurang mampu memahami materi yang dijelaskan itu juga karena keadaan siswa yang berlatar belakang anak kebutuhan khusus. Siswa juga dapat menuliskan refleksi dengan baik dan mampu memahami hubungan bangun ruang dengan kehidupan sehari-hari dengan belajar materi jaring-jaring kubus. Dengan demikian tujuan fase integrasi “tercapai”, yaitu siswa mampu memahami materi jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
4.1.2 Deskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Model van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar untuk Memahami Konsep Bangun Ruang. Hasil nilai siswa kelas V yang berjumlah 20 siswa yaitu: 20% siswa mendapat nilai 10, 20% siswa mendapat nilai 9,3, 35% siswa mendapat nilai 8,6, 15% siswa mendapat nilai 8, 5% siswa mendapat nilai 7,3, dan 5% siswa mendapat nilai 5,3. Rata-rata nilai dari seluruh siswa 8,70. Berdasarkan fase integrasi nampak jelas bahwa siswa memahami jaring-jaring kubus. Hal tersebut juga nampakpada hasil rubrik penilaian. Berdasarkan rubrik penilaian, peneliti mendapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Rubrik Penilaian No
Indikator
Skor 10
15
20
25
1
Mendefinisikan arti jaring-jaring.
-
-
15%
85%
2
Mengidentifikasi kubus.
jaring-jaring
-
-
45%
55%
3
Membuat kubus.
jaring-jaring
-
20%
20%
60%
4
Bertanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus
-
-
40%
60%
gambar
Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator tenyata prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas V Sekolah Dasar dalam memahami jaring-jaring kubus. Hal tersebut dikarenakan penyusunan prototipe disesuaikan dengan level 1 tingkat berpikir van Hiele yaitu analisis. Hal tersebut terbukti dari: 1) 85% (17 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
dapat mengidentifikasi arti jaring-jaring. Dengan demikian sebagian besar siswa telah dapat mencapai nilai maksimal dalam mengidentifikasi arti jaring-jaring, 2) sebanyak 55% (11 siswa) dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa telah dapat mengidentifikasi jaringjaring kubus, 3) 60% (12 siswa) dapat membuat gambar jaring-jaring kubus. Dengan demikian sebagian besar siswa dapat membuat gambar jaring-jaring kubus, dan 60% (12 siswa) dapat menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus bersama kelompok. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa dapat bersikap tanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus. 4.2
Pembahasan Hasil validasi produk oleh kedua validator dengan skor rata-rata 3,25 yang
artinya sangat baik untuk diujicobakan. Setelah peneliti melakukan ujicoba, ternyata siswa dapat melakukan seluruh kegiatan dengan baik dan lancar di setiap fasenya. Semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan antusias dan siswa pun memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dari hasi evaluasi yang peneliti lakukan pada fase integrasi, siswa dapat memahami jaring-jaring kubus sebab 85% (17 siswa) dapat mengidentifikasi arti jaring-jaring dan 60% (12 siswa) dapat membuat gambar jaring-jaring kubus. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele ini dapat membantu siswa dalam memahami jaring-jaring kubus. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas V SD yang peneliti kembangkan memperhatikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
4.2.1 Perangkat pembelajaran untuk siswa kelas V disesuaikan dengan level pemahaman ide ruang van Hiele. Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Terbukti prototipe perangkat pembelajaran dapat membantu siswa kelas V SD memahami konsep jaring-jaring kubus. Data hasil rubrik penelitian guru pada indikator kedua memang masih menunjukkan ada 45% (9 siswa) yang belum mencapai skor maksimal. Hal tersebut dikarenakan siswa belum dapat menyebutkan ciri-ciri jaring-jaring kubus dengan benar. Siswa hanya dapat menyebutkan 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring kubus. 4.2.2 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan matematis-logis pada siswa. Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi matematislogis adalah kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan pada logika, mengabstraksi, dan mengkategorisasikan. Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan siswa saat mengerjakan soal evaluasi pada fase integrasi. Soal evaluasi berupa pilihan ganda dan isian singkat. Soal evaluasi pilihan ganda dan isian singkat bertujuan untuk melatih siswa dalam pemecahan masalah Matematika. Hasil nilai soal evaluasi yang telah dibagikan yaitu: 15% siswa mendapatkan nilai 8, 35% siswa mendapatkan nilai 8,6, 20% siswa mendapatkan nilai 9,3 dan 20% siswa mendapatkan nilai 10. Dengan demikian pembelajaran dengan model van Hiele dapat membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan matematis-logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
4.2.3 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan model van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada siswa. Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap bentuk. Prototipe Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat membantu siswa memiliki kemampuan untuk memahami bentuk bangun ruang kubus berkaitan dengan materi jaring-jaring kubus. Hal tersebut terbukti dari 20 siswa didapatkan data sebagai berikut: 1) 85% dapat mengidentifikasi arti jaring-jaring. 2) 55% dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus, 3) 60% dapat membuat gambar jaring-jaring kubus, dan 4) 60% dapat menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus bersama kelompok. 4.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Peneliti mengetahui hal tersebut dari validasi produk oleh dosen ahli matematika dan guru kelas V. Kelebihan dan kekurangan tersebut yaitu sebagai berikut: 4.2.4.1 Kelebihan produk: 1) Perangkat pembelajaran disertai dengan beberapa media yang berkaitan dengan materi jaring-jaring bangun ruang kubus. 2) Pemahaman siswa tentang jaring-jaring bangun ruang kubus terbantu karena pembelajaran menggunakan model van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
3) Setiap fase pembelajaran model van Hiele membantu siswa untuk dapat melakukan beberapa aktifitas yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep kubus dengan kehidupan seharihari. Dengan demikian pembelajaran menarik minat siswa untuk belajar Matematika. 4.2.4.2 Kekurangan produk: 1) Produk berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan model van Hiele hanya bisa dibuat oleh seseorang yang mengerti tentang model pembelajaran van Hiele. 2) Penyusunan
produk
berupa
perangkat
pembelajaran
geometri
berdasarkan model van Hiele membutuhkan waktu yang lama karena harus mengintegrasikan lima fase van Hiele ke dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V ini diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut: 5.1.1 Prosedur pengembangan produk berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dilakukan melalui langkah-langkah berikut: 1) analisis potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, dan 6) uji coba produk. 5.1.2 Kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang kubus dan balok berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar yang dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh dua validator. Nilai rata-rata 3,25 yang artinya sangat baik untuk diujicobakan. Berdasarkan ujicoba yang dilakukan pada 20 siswa kelas V di SD N Sendangadi 2, peneliti mendapatkan hasil evaluasi yang dilakukan pada fase integrasi bahwa siswa memahami jaring-jaring kubus sebab 85% (17 siswa) dapat mengidentifikasi arti jaring-jaring dan 60% (12 siswa) dapat membuat gambar jaring-jaring kubus.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
5.2
Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 5.2.1 Perangkat pembelajaran yang terdiri dari dua materi pembelajaran yaitu materi jaring-jaring kubus dan balok, peneliti hanya dapat mengujicobakan 1 pembelajaran yaitu tentang jaring-jaring kubus. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolah hanya mengizinkan peneliti untuk melakukan ujicoba selama 2 JP (2 x 35 menit) 5.2.2 Perangkat pembelajaran diujicobakan sendiri oleh peneliti, bukan oleh guru kelas V, karena guru kelas V belum mendapatkan pelatihan tentang pembelajaran menggunakan model van Hiele.
5.3
Saran Berdasarkan keterbatasan dari penelitian ini maka peneliti mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut: 5.3.1 Perangkat
pembelajaran
materi
jaring-jaring
balok
yang
sudah
dikembangkan sebaiknya diujicobakan peneliti lain kepada siswa, sehingga peneliti dapat mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep bangun ruang balok. 5.3.2 Perlu adanya pelatihan pembelajaran berdasarkan model van Hiele kepada guru SD supaya guru dapat menerapkan model pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
DAFTAR PUSTAKA Astuti, B. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Volume Kubus dan Balok Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Yogyakarta: Jurusan PGSD Sanata Dharma. Abdussakir. 2010. Pembelajaran Geometri Sesuai van Hiele. Jakarta: Bumi Aksara. Clements, D. and M. Battista. 1992. “Geometry and Spatial Reasoning.” In D. Grouws, ed. Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning, NewYork: Macmillan Publishing Co. Crowley, L. M. 1987. The van Hiele Model of The Development Of Geoetric Thought. Dalam Learning and Teaching Geometry, K-12. Reston: Handbook of National Council of Teachers of Mathematics. Depdiknas. 2004. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Haryono, D. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta. Kamus, T.P. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kedua ed). Jakarta: Balai Pustaka. Lonnie. 2002. Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School. SMEC Curtin University. Lwin, dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence (Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan). Indonesia: Indeks. Mason. M. 2002. The van Hiele Levels of Geometric Understanding. Virginia: Profesional Handbook for Teachers. Nazir, dkk. 2005. Lembar Belajar Tematik Matematika. Jakarta: Grasindo. Nur’aeni, Hj. E. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori van Hiele. Dalam Saung Guru, vol (2), hlm 28-33. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Runtukahu, J. T. & Kandau, S. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sari, N.L. 2012. Asyiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian dan pengembangan (Research and development/R & D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Development). Bandung: Alfabeta.
& Pengembangan
(Research
and
Sugiyanto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sukmadinata. N. S. 20011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosadakarya Suparno, P. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Taniredja, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Trisna, E.N, dkk (2013). “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Model van Hiele Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Ditinjau dari Kemampuan Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V di Gugus II Kecamatan Buleleng”. Di unduh 24 Juni 2015, dari http://download.portalgaruda.org/article.Trisna.Pdf Walle, J.A 2007. Sekolah Dasar dan Menengah Matematika Pengembangan dan Pengajaran. Jakarta: Erlangga. Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
LAMPIRAN 1.1 ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI
LEMBAR OBSERVASI
Sekolah / Kelas
:
Hari / Tanggal
:
Materi
:
No
Aspek yang Diamati
1.
Penggunaan media dalam pembelajaran.
2.
Penerapan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
3.
Penerapan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
4.
Kesulitan yang muncul pada siswa.
Deskripsi Hasil Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
LAMPIRAN 1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
LAMPIRAN 1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
LAMPIRAN 2.1 ANGKET PRA-PENELITIAN GURU LEMBAR ANGKET PRA-PENELITIAN GURU No.
Pertanyaan Bagaimana metode
1.
Bapak/Ibu
Jawaban menerapkan
pembelajaran
pada
saat
mengajarkan sifat-sifat bangun ruang (tabung,
balok,
kerucut,
limas
segiempat, limas segitiga)? Bagaimana model 2.
Bapak/Ibu
pembelajaran
menerapkan pada
saat
mengajarkan sifat-sifat bangun bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Bagaimana
cara
menggunakan 3.
pada
saat
media
Bapak/Ibu pembelajaran
mengajarkan
sifat-sifat
bangun bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
limas
segiempat,
limas
segitiga)? Bagaimana ketercapaian nilai KKM 4.
siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang? Kesulitan apa yang sering muncul
5.
pada siswa saat pembelajaran sifatsifat bangun ruang? Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan metode
6.
pembelajaran
mengajarkan
pada
jaring-jaring
saat
bangun
ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Bagaimana model 7.
Bapak/Ibu
pembelajaran
mengajarkan
menerapkan pada
jaring-jaring
saat bangun
bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas segiempat, limas segitiga)? Bagaimana menggunakan 8.
cara media
Bapak/Ibu pembelajaran
pada saat mengajarkan jaring-jaring bangun bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
limas
segiempat,
limas
segitiga)? Bagaimana ketercapaian nilai KKM 9.
siswa pada materi jaring-jaring bangun ruang? Kesulitan apa yang sering muncul
10.
pada siswa saat pembelajaran jaringjaring bangun ruang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
LAMPIRAN 2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian Guru SD N Sendangadi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
LAMPIRAN 2.3 Hasil Angket Pra-Penelitian Guru SD Kanisius Kadirojo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
LAMPIRAN 2.4 ANGKET PRA-PENELITIAN UNTUK SISWA LEMBAR ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA Nama
:
Sekolah
:
Hari/ Tanggal
:
Petunjuk Berilah tanda centang () yang sesuai dengan pendapatmu pada kolom “Ya” atau “Tidak” di bawah ini!
Jawaban No.
Pernyataan Ya Bangun ruang tabung tidak mempunyai titik
1.
sudut. Pada bangun ruang tabung tidak mempunyai
2.
sisi atas dan sisi alas. Balok di bawah ini mempunyai sisi ABCD, EFGH
3.
Pada balok sisi ABCD, EFGH mempunyai 4.
ukuran yang sama. Kubus mempunyai 2 bidang panjang dan 2
5.
bidang lebar.
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Kubus tidak mempunyai 8 titik sudut seperti 6. 7.
limas segiempat. Kerucut mempunyai 5 titik sudut. Sifat-sifat kerucut salah satunya mempunyai 4
8. 9.
sisi. Limas segiempat mempunyai 8 rusuk. Gambar Limas segiempat di bawah ini mempunyai 12 rusuk.
10.
Limas segitiga di bawah ini mempunyai 5 titik sudut :
11.
Sifat-sifat pada limas segitiga tidak 12.
mempunyai titik sudut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Jaring-jaring tabung mempunyai 2 bangun 13.
lingkaran dan 1 bangun persegi panjang. Gambar dibawah ini merupakan Jaring-jaring tabung :
14.
Jaring-jaring balok mempunyai bangun 6 persegi 15. 16.
panjang. Jaring-jaring kubus terdiri dari 8 bangun persegi. Kubus mempunyai jaring-jaring 2 bangun persegi
17.
panjang dan 4 bangun persegi. Pada jaring-jaring kerucut memiliki bangun 1
18.
19.
persegi dan 2 segitiga. Limas segiempat memiliki 4 bangun segitiga dan 1 bangun persegi pada jaring-jaringnya. Gambar di bawah ini adalah jaring-jaring limas segiempat.
20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Gambar jaring-jaring di bawah ini merupakan jaring-jaring limas segitiga. 21.
Tuliskan komentarmu tentang pentingnya mempelajari geometri di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
LAMPIRAN 2.5 Hasil Angket Pra-penelitian Siswa SD N Sendangadi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
LAMPIRAN 2.6 Hasil Angket Pra-penelitian Siswa SD Kanisius Kadirojo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
LAMPIRAN 2.7 REKAP HASIL NILAI ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA REKAP NILAI PER-ITEM SOAL ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA SD N SENDANGADI 2 Nama Eni Nabila Java Hestiwi Septi Lilis Agnesia Amanda Yuda Valentino Tegar Rahmaudin Angga Shabina
item 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
item 2 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
item 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
item 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
item 5 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
item 6 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
item 7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
item 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
item 9 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
item 10 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
item 11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
Rata-rata
item 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
item 13 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
item 14 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
item 15 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
item 16 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
item 17 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
item 18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
item 19 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
item 20 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
item 21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai 71 90 48 67 71 67 67 67 86 81 81 95 86 81 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
LAMPIRAN 2.8 REKAP HASIL NILAI ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA REKAP NILAI PER-ITEM SOAL ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA SD KANISIUS KADIROJO item 1
item 2
item 3
item 4
item 5
item 6
item 7
item 8
item 9
item 10
item 11
item 12
item 13
item 14
item 15
item 16
item 17
item 18
item 19
item 20
item 21
Nilai
Tian
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
48
Made
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
76
Rian
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
48
Genoveva
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
67
Ayu
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
86
Melanie
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
71
Anggita
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
71
Dika
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
81
Gesang
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
90
Ruth
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
81
Grace
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
67
Daniel
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
81
Johana
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
71
Karyn
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
57
Marcela
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
76
Stefanus
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
62
Bona
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
62
Agnes
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
71
Ibrani
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
86
Arya
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
67
Nama
Rata-rata
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
LAMPIRAN 3.1 VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN
LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN GURU OLEH DOSEN
No.
Komponen yang dinilai
Skor
Bahasa e. Bahasa
1 sesuai
dengan
kaidah penulisan yang baik dan benar. 1.
f. Susunan
kalimat
dapat
dipahami oleh guru. g. Susunan
kalimat
mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian. Pertanyaan c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui metode yang digunakan guru saat mengajarkan sifat-sifat dan jaring-jaring pada bangun ruang. 2.
d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang digunakan guru dalam mengajarkan sifat-sifat dan jaring-jaring pada bangun ruang. e. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang digunakan guru dalam
2
3
Saran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
mengajarkan sifat-sifat dan jaring-jaring pada bangun ruang. f. Pertnyataan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan siswa yang muncul saat guru mengajar tentang sifatsifat
dan
bangun ruang. Total Skor
jaring-jaring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LAMPIRAN 3.2 Hasil Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
LAMPIRAN 3.3 VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN
LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN SISWA OLEH DOSEN
No.
Komponen yang dinilai Bahasa
1
c. Bahasa
sesuai
dengan
kaidah penulisan yang baik dan benar. 1.
d. Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa. e. Susunan
kalimat
mendukung
pencarian
data
berkaitan
yang
dengan tema penelitian. Pertanyaan a. Pernyataan
yang
diajukan dengan
berkaitan pemahaman
siswa tentang sifat-sifat bangun ruang: 2.
skor
-
Tabung
-
Balok
-
Kubus
-
Balok
-
Limas segiempat
-
Limas segitiga
2
3
Saran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
b. Pernyataan yang diajukan berkaitan pemahaman
dengan siswa
tentang jaring-jaring pada bangun ruang.
-
Tabung
-
Balok
-
Kubus
-
Kerucut
-
Limas segiempat
-
Limas segitiga
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
LAMPIRAN 3.4 Hasil Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
LAMPIRAN 4.1 HASIL VALIDASI PRODUK
LEMBAR VALIDASI PRODUK OLEH DOSEN No.
Komponen yang dinilai BAHASA
Skor 1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan EYD yang baik dan 1.
benar. b. Susunan kalimat atau bahasa mudah dipahami oleh guru dan siswa. FORMAT PENULISAN PROTOTIPE a. Format
2.
penulisan
prototipe
sesuai dengan kaidah penulisan buku. b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele.
3.
ISI a. Memuat
5
fase
model
pembelajaran van Hiele b. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 2 RPP materi bangun ruang untuk kelas V. c. Memuat
kekhasan
tahapan
berpikir tentang bangun ruang kubus dan balok sesuai dengan tahap operasional konkret. d. Memuat media yang berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok untuk membantu siswa
2
3
Saran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
memahami konsep geometri. e. Memuat
rubrik
penilaian
untuk
mengetahui pemahaman siswa konsep bangun ruang. Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
LAMPIRAN 4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
LAMPIRAN 4.3 HASIL VALIDASI PRODUK
LEMBAR VALIDASI PRODUK OLEH GURU No.
Item yang dinilai
1.
Kesesuaian indikator dengan KD.
2.
Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus)
3.
Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus). Kegiatan inti memuat : Fase Informasi
4.
a. Berisi tentang bangun ruang (kubus). b. Memuat bahasa yang sederhana. c. Memuat pengantar tentang bangun ruang (kubus) secara kontekstual. Fase Orientasi Langsung a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang kubus. b. Memuat tugas/aktivitas sederhana. Fase Penjelasan a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. Fase Orientasi Bebas a. Memuat tugas yang lebih
1
Skor 2 3
Komentar 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
kompleks sesuai dengan materi kubus. b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep kubus dengan kehidupan sehari-hari. Fase Integrasi
5.
a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi kubus dari keseluruhan kegiatan. b. Memuat soal evaluasi tentang materi kubus. c. Memuat aktivitas siswa untuk mengintegrasikan materi kubus dalam bentuk refleksi yang imajinatif. Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam mengajarkan materi kubus secara: a. Konteksual
6.
b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi kubus memudahkan siswa untuk mengimajinasikan/ membayangkan benda tersebut. d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep kubus kepada siswa. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guru-guru. Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
LAMPIRAN 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
LAMPIRAN 5.1 HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP FASE
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
LAMPIRAN 5.2 REKAP NILAI REKAP HASIL NILAI SISWA SOAL EVALUASI PADA FASE INTEGRASI Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
Item 14
Item 15
Jumlah
Nilai
reva
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
12
8
nia
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
9,3
Rifai
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
10
Rizki
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
13
8,6
Raina
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
12
8
Nadia
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
10
Hani
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
13
8,6
Dwi
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
13
8,6
Rita
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
6
5,3
Jovita
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
10
Alif
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
14
9,3
Feri
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
11
7,3
Dika
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
13
8,6
Ririn
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
13
8,6
devita
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
10
fata
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
14
9,3
Silvia
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
12
8
Nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Ello
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
9,3
Radit
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
13
8,6
stivani
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
13
8,6
Rata-rata
8,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
LAMPIRAN 5.3 REKAP RUBRIK PENILAIAN
REKAP HASIL NILAI SISWA PER INDIKATOR No
Nama
Skor per indikator
Jumlah
1
2
3
4
1
A
25
20
25
20
90
2
B
25
20
25
20
90
3
C
25
25
20
25
95
4
D
25
25
15
25
90
5
E
20
25
25
25
95
6
F
25
20
25
25
95
7
G
25
25
20
20
90
8
H
25
20
25
25
95
9
I
25
25
25
25
95
10
J
25
20
25
25
95
11
K
25
25
25
20
95
12
L
20
20
25
25
90
13
M
25
20
20
20
90
14
N
25
20
20
25
90
15
O
25
25
25
20
95
16
P
20
25
25
20
90
17
Q
25
25
15
25
90
18
R
25
25
15
25
90
19
S
25
20
25
20
90
20
T
25
25
15
25
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN 6.1 SILABUS
SILABUS Kelas V Matematika Materi Pelajaran: Bangun Ruang Kubus dan Balok
Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
SILABUS
Sekolah
:...........
Kelas
:V
Semester
: II/Genap
Pertemuan
: I dan II
Waktu
: 6 x 35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Standar Kompetensi Matematika
Kompetensi Dasar Matematika
6. Memahami
6.1 Menentukan
Indikator Materi Kubus
Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian Fase Informasi
Mendefinisikan
arti jaring-jaring.
sifat-sifat
jaring-jaring
bangun dan
berbagai
hubungan
bangun
jaring-jaring
antar
ruang
kubus.
bangun
sederhana
Mengidentifikasi
dan
jaring-
jaring kubus.
guru
melakukan
tanya jawab mengenai gambar
kotak kado berbentuk kubus dari kertas karton
berbentuk kubus (Mainan rubik) Gunting Cutter
yang telah ditampilkan.
Siswa dan guru melakukan tanya Penggaris jawab
Membuat gambar
Siswa
Sumber Belajar/ Bahan/ Alat Alat peraga berupa
mengenai
gambar Bangun persegi yang
berbentuk kubus (Mainan rubik)
terbuat dari kertas
yang telah ditampilkan
karton
Guru dan siswa melakukan tanya Jaring-jaring kubus jawab mengenai lagu yang telah Lembar kerja siswa dinyanyikan. Nasar dkk. Lembar Guru membagi siswa ke dalam 4 Belajar Tematik kelompok. Guru peraga
Matematika. Jakarta:
menunjukkan berupa
benda
berbentuk ruang kubus.
media yang
Grasindo
Alokasi Waktu 3 x 35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Guru mendemostrasikan cara Sunaryo, R.J. 2007. membuat jaring-jaring kubus
Matematika 5: untuk
dengan menggunting/mengiris
SD/MI
kotak
Jakarta:
kado
pada
bagian
sambungannya. Siswa mengamati
Perbukuan,
diminta
untuk
yang
kegiatan
yang diperagakan oleh guru. Fase Orientasi Langsung Salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk mencoba menggunting/mengiris kado
pada
kotak bagian
sambungannya. Siswa
bersama
Kelas
kelompok
melakukan hal yang sama seperti yang didemontrasikan guru menggunting karton
DepPenNas.
5. Pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
yang berbentuk ruang kubus yang telah dibagikan oleh guru. Siswa mengamati jaring-jaring dari
hasil
pengguntingan
kertas karton yang berbentuk kubus. Fase Penjelasan Guru
menjelaskan
pengertian
tentang
jaring-jaring
bangun ruang. Siswa
diajak
membuktikan
dari pengertian
dari jaring-
jaring kubus. Fase Orientasi Bebas Setiap
kelompok
mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
diminta ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Siswa
diminta menuliskan
ciri-ciri jaring-jaring kubus. Siswa diajak bermain game puzzle yang berupa potongan persegi kerangka jaring-jaring kubus dengan aturan yang telah disampaikan oleh guru. Siswa diminta mengambarkan jaring-jaring
kubus
yang
diketahui dari bentuk hasil bermain puzzle dengan ukuran yang sesuai. Fase Integrasi Siswa
bersama
guru
melakukan evaluasi tentang jaring-jaring kubus. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang jaring-jaring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
kubus. Siswa
mengerjakan
soal
bersama
guru
evaluasi. Siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini. Penilaian (terlampir) : Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan Penilaian Sikap Materi Balok Fase Informasi Memahami jaring- Siswa dan guru melakukan jaring balok. tanya jawab mengenai bangun ruang balok. Mengklasifikasikan jaring-jaring Siswa diajak bermain kuis dengan ditampilkan gambar balok. secara terpotong dan siswa Membuat bangun diminta ruang balok. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok. Guru
menunjukkan media
Dus Pasta gigi Dus lem castol Dus bola pingpong Dus sabun Dus coklat tobleron Kotak kado Kaleng minuman Kaleng susu Dus makanan Box kue Jaring-jaring
3 x 35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
peraga berupa benda.
balok Gunting Cutter Lem Lembar Kerja Siswa
berbentuk balok (Dus pasta gigi) dengan memberikan penjelasan. Guru melakukan demostrasi Nasar dkk. Lembar dengan menggunting/mengiris Belajar Tematik sambungan pada dus pasta gigi dengan cutter. Matematika. Jakarta: Grasindo
Fase Orientasi Langsung Siswa
diminta
mengamati
kegiatan
untuk
Sunaryo, R.J. 2007.
yang
Matematika 5: untuk SD/MI
diperagakan oleh guru. Guru
menunjukkan
hasil
Kelas
Jakarta:
potongan dus pasta gigi yang
Perbukuan,
telah
DepPenNas.
dipotong
bagian
sambungannya dan bentuknya menjadi berupa jaring-jaring balok. Siswa
diminta
mengamati
kembali hasil potongan dus
5. Pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
pasta gigi yang telah berbentuk jaring-jaring balok kemudian mengidentifikasi bangun datar dan jumlahnya yang terdapat pada jaring-jaring balok. Siswa menuliskan bangun datar dan jumlahnya yang terdapat pada jaring-jaring balok dengan menuliskan pada tabel yang tersedia di LKS. Setiap kelompok melakukan hal yang
sama
seperti
didemonstrasikan
guru
yang yaitu
menggunting bagian sambungan dari
benda-benda
berbentuk
bangun ruang balok yang telah dibawa
masing-masing
kelompok (dus pasta gigi, dus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
lem castol, dus bola pingpong, dus sabun), benda berbentuk bangun ruang prisma segitiga (dus
coklat
tobleron,
kotak
kado), benda berbentuk tabung (kaleng minuman, kaleng susu), dan benda berbentuk kubus (dus makanan, box kue) menggunakan
gunting
dengan atau
cutter. Setelah semua benda dipotong bagian sambungannya dan telah berbentuk jaring-jaring siswa diminta
mengklasifikasikan
jaring-jaring balok dan bukan jaring-jaring
balok
(kubus,prisma segitiga, tabung). Siswa
menuliskan
mengklasifikasi
hasil
benda-benda
pada tabel yang terdapat di LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Kelompok yang ditunjuk oleh guru
menjelaskan
hasil
pekerjaannya
dengan
menggunakan
bahasannya
sendiri dan guru memberikan tanggapan. Fase Penjelasan Guru bangun terdapat
menjelaskan datar pada
tentang
datar
yang
jaring-jaring
balok dan cara membedakan yang jaring-jaring balok dan bukan jaring-jaring balok yang mudah dipahami oleh siswa. Siswa
diajak
membuktikan
jaring-jaring balok dan jaringjaring bukan balok dengan 2 benda yang berbeda yaitu dus pasta gigi dan kaleng susu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Siswa
yang
tentang diberikan
belum
paham
jaring-jaring
balok
kesempatan
untuk
bertanya. Fase Orientasi Bebas Siswa diajak bermain game puzzle yang berupa potongan persegi dan persegi panjang kerangka dengan
jaring-jaring aturan
balok
yang
telah
disampaikan guru. Siswa bangun
diminta ruang
membentuk balok
dari
bermain puzzle yang berupa potongan-potongan persegi dan persegi panjang kerangka balok. Siswa
menjelaskan
tentang
pembuatan balok dari puzzle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Guru menanggapi dan memberi penguatan serta apresiasi hasil pekerjaan siswa. Fase Integrasi Guru melakukan evaluasi dan memberikan penguatan kembali tentang jaring-jaring kubus Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini. Siswa mengisi lembar refleksi pada LKS Penilaian (terlampir) : Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan Penilaian sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
LAMPIRAN 6.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BANGUN RUANG KUBUS
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Sendangadi 2
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / II
Pertemuan
: 1
Alokasi waktu
: 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar 6.2 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
C. Indikator 6.2.1 Mendefinisikan arti jaring-jaring. 6.2.2 Mengidentifikasi jaring-jaring kubus. 6.2.3 Membuat gambar jaring-jaring kubus. 6.1.4 Bertanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus
D. Tujuan 6.1.1.1 Siswa mampu menyebutkan arti jaring-jaring dari kegiatan demontrasi yang dilakukan oleh guru dan siswa. 6.1.2.1 Siswa mampu menyebutkan minimal 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus melalui pengamatan bentuk jaring-jaring dari hasil pengguntingan karton berbentuk kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
6.1.2.2 Siswa mampu membuat minimal 6 contoh bentuk gambar jaringjaring kubus sesuai ukuran yang telah ditentukan melalui bantuan game puzzle. 6.1.4.1 Siswa
mampu
menunjukan
sikap
bertanggung jawab
dalam
mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
E. Materi Pokok Jaring-jaring Kubus.
F. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: van Hiele
Pendekatan
: Kontekstual
Metode Pembelajaran
:Tanya
jawab,
ceramah,
diskusi,
demonstrasi.
G. Kegiatan Pembelajaran No. 1.
Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam “Selamat Pagi” kepada siswa. - Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. - Guru menanyakan kepada siswa, “Siapa yang tidak hadir pada pertemuan hari ini?”. Fase Informasi Apersepsi : - Guru menampilkan gambar berbentuk kubus (Mainan rubik), kemudian guru mengajukan pertanyaan, “Benda itu berbentuk bangun
Alokasi Waktu 15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
- ruang apa?” “Coba anak-anak temukan, benda yang bentuknya sama dengan benda ini di sekeliling kita?”. Orientasi : - Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan hari ini. - Siswa
mendapat
penjelasan
dari
guru
mengenai tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari. Motivasi : - Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Jaring-jaring kubus” 2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi :
- Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
- Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok. - Setiap siswa dibagikan materi beserta LKS. - Siswa masuk ke dalam kelompoknya masing-masing.
- Guru menunjukkan media peraga berupa benda yang berbentuk ruang kubus (kotak berbentuk kubus terbuat dari karton) dengan memberi sedikit penjelasan, misalnya : “Kotak ini berbentuk kubus anak-anak bisa lihat dari ciri-ciri kubus salah satunya yaitu memiliki 6 sisi”
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
- Guru menggunting/mengiris kotak pada bagian sambungannya.
- Siswa diminta untuk mengamati yang kegiatan yang diperagakan oleh guru.
- Guru menjelaskan bahwa hasil dari pengguntingan kotak setelah dibuka bentuknya tidak utuh lagi seperti bangun ruang kubus tetapi sudah menjadi jaringjaring kubus. Fase Orientasi Langsung
- Salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk mencoba menggunting/mengiris kotak pada bagian sambungannya.
- Setiap kelompok diminta untuk melakukan hal yang sama seperti yang didemontrasikan guru yaitu menggunting karton yang berbentuk ruang kubus yang telah dibagikan oleh guru.
- Siswa
mengamati
jaring-jaring
dari
hasil
pengguntingan kertas karton yang berbentuk kubus. Fase penjelasan
- Dua perwakilan siswa dari kelompok yang berbeda hasil penguntingannya diminta menjelaskan hasil karyanya
dengan
menggunakan
bahasa
mereka
sendiri.
- Guru menjelaskan tentang pengertian jaring-jaring bangun ruang yaitu rangkaian bangun datar yang jika digabungkan maka membentuk bangun ruang.
- Siswa diajak membuktikan dari pengertian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
dan guru menjelaskannya : “Perhatikan bangun datar yang ada pada kubus yang telah kalian gunting, bangun datarnya itu berbentuk persegi berjumlah
6,
kemudian
jika
6
persegi
digabungkan maka akan membentuk bangun ruang kubus”. Elaborasi Fase Orientasi Bebas
- Setiap kelompok diminta mengidentifikasi ciriciri jaring-jaring kubus.
- Guru meminta siswa menuliskan ciri-ciri jaringjaring kubus.
- Siswa diajak bermain game puzzle yang berupa potongan persegi kerangka jaring-jaring kubus dengan aturan yang telah disampaikan oleh guru.
- Siswa diminta mengambarkan jaring-jaring kubus yang diketahui dari bentuk hasil bermain puzzle dengan ukuran yang sama atau sesuai.
- Perwakilan setiap kelompok menunjukkan hasil pekerjaannya.
- Guru menanggapi dan memberi penguatan serta apresiasi hasil pekerjaan siswa. Konfirmasi Fase Integrasi
- Guru melakukan evaluasi dan memberikan penguatan kembali tentang jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
- Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3.
Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini. - Refleksi: Siswa mengisi lembar refleksi pada LKS - Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membawa dus pasta gigi, dus lem castol, dus bola pingpong, dus sabun, dus coklat tobleron, kotak kado berbentuk balok, kaleng minuman, kaleng susu,dus bekas makanan, box kue pada pertemuan selanjutnya. - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup. - Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
H. Media, Alat, Bahan dan Sumber Ajar a. Media -
Laptop
-
Viewer
-
Bangun ruang kubus terbuat dari karton
b. Alat -
Gunting
-
Lem
- Cutter
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
c. Bahan -
Kertas asturo
-
Potongan-potongan persegi dari kertas karton
-
Lembar Kerja Siswa
d. Sumber ajar -
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
-
Nasar dkk. Lembar Belajar Tematik Matematika. Jakarta: Grasindo
-
Sunaryo, R.J. 2007. Matematika 5: untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
LAMPIRAN 6.3 RUBRIK PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN PEMBELAJARAN 1
1. Penilaian Indikator 1 Indikator
6.1.1 Mendefinisikan arti jaring-jaring.
Teknik Penilaian
Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian
Soal dan rubrik penilaian Amatilah jaring-jaring hasil pengguntingan yang dilakukan bersama kelompok! 1. Apa yang dimaksud dengan jaring-jaring bangun ruang? Kunci jawaban 1. Rangkaian bangun datar yang jika digabungkan maka membentuk bangun ruang
Format Kriteria Penilaian: Aspek yang dinilai
Skor 15
25
Ketepatan dalam menjelaskan arti jaring-jaring bangun ruang. Keterangan : Skor 15
= Siswa kurang dapat menjelaskan arti jaring-jaring bangun ruang.
Skor 25
= Siswa dapat menjelaskan 3 arti jaring-jaring bangun ruang dengan Tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
2. Penilaian Indikator 2 Indikator
6.1.2 Mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring kubus
Teknik Penilaian
Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian
Soal dan rubrik penilaian 1. Sebutkan ciri-ciri jaring-jaring kubus! Kunci Jawaban -
Sisi atas
-
Sisi bawah
-
Sisi depan
-
Sisi belakang
-
Sisi kanan
-
Sisi kiri
Format Kriteria Penilaian: Skor Aspek yang dinilai 5
10
15
20
25
Jumlah dalam menyebutkan ciri-ciri jaring-jaring kubus. Keterangan : Skor 5
= Siswa dapat menyebutkan 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 10
= Siswa dapat menyebutkan 3 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 15
= Siswa dapat menyebutkan 4 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 20
= Siswa dapat menyebutkan 5 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 25
= Siswa dapat menyebutkan 6 ciri-ciri jaring-jaring kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
3.
Penilaian Indikator 3 Indikator
6.1.3 Membuat gambar jaring-jaring kubus
Teknik Penilaian
Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian
Aksi nyata dan rubrik penilaian Susunlah puzzle jaring-jaring kubus sesuai dengan bentuk-bentuk yang kamu ketahui yang dapat dibentuk menjadi bangun ruang kubus! Tugas 1. Gambarlah bentuk puzzle jaring-jaring kubus yang telah kamu buat !
Format Kriteria Penilaian: Skor Aspek yang dinilai 15
20
25
Jumlah gambar jaring-jaring kubus yang dibuat.
Keterangan : Skor 15 = Siswa dapat menggambarkan 6 jaring-jaring kubus. Skor 20 = Siswa dapat menggambarkan 8 jaring-jaring kubus. Skor 25 = Siswa dapat menggambarkan 10 jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
4. Penilaian Indikator 4 6.1.4
Indikator
Menunjukan sikap bertanggung jawab dalam mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring kubus.
Teknik Penilaian
Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian
Aksi nyata dan rubrik penilaian
Format Kriteria Penilaian: Skor
Aspek yang Dinilai (Sikap tanggung jawab) Mengerjakan tugas secara individu Menjawab dengan baik dan benar Teliti dalam mengerjakan Mengerjakan sesuai intruksi guru Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan
Keterangan : Baik mendapat skor 5 Kurang baik mendapat skor 0
Baik
Kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Lembar Penilaian Skor No
Nama Peserta Didik
Indikator 1
Indikator 2
Jumlah Skor
Indikator 3
Indikator 4
Penilaian soal evaluasi pada fase integrasi: 1 soal = 1 poin
Yogyakarta, Mengetahui Kepala Sekolah,
................................. NIP.
Wali Kelas,
................................. NIP.
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
LAMPIRAN 6.4 LEMBAR KERJA SISWA
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
1.
Siswa mampu menyebutkan arti jaring-jaring dari kegiatan demontrasi yang dilakukan oleh guru dan siswa.
2.
Siswa mampu mengidentifikasi minimal 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus dan balok melalui pengamatan bentuk jaring-jaring dari hasil pengguntingan karton berbentuk kubus.
3.
Siswa mampu membuat minimal 6 contoh bentuk gambar jaring-jaring kubus sesuai ukuran yang telah ditentukan melalui bantuan game puzzle.
4.
Siswa mampu menunjukan sikap bertanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
1. Isilah nama dan no.presensimu di dalam kotak nama. 2. Isi LKS dengan menggunakan pensil. 3. Perhatikan gurumu dan bekerjasamalah dengan teman kelompokmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai gambar mainan rubik yang ditampilkan gurumu ! Bernyanyilah bersama teman-teman dan gurumu !
Jaring-jaring Kubus “Gubahan pelangi-pelangi”
Jaring-jaring kubus mempunyai ciri Kanan, kiri, atas, bawah dan belakang Ada juga depan, itulah sisinya Marilah belajar jaring-jaring kubus
Perhatikan lirik lagu di atas. Kamu dapat menghafal ciri-ciri jaring-jaring kubus sambil bernyanyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Perhatikan kotak yang ditunjukkan oleh gurumu ! Perhatikan baik-baik demonstrasi yang dilakuan oleh gurumu seperti gambar dibawah ini ! Amatilah hasil demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu !
Ilustrasi !
Kamu sudah mengamati hasil demonstrasi yang dilakukan gurumu. Tuliskanlah langkah-langkah membuat jaring-jaring.
1.
Persiapkan alat dan 2. .................................................................................................................... bahan 3. .................................................................................................................... 4. .................................................................................................................... 5. .................................................................................................................... 6. .................................................................................................................... 7. .................................................................................................................... 8. .................................................................................................................... 9. .................................................................................................................... 10. ...................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
Bergabunglah dengan kelompokmu ! Ambillah karton yang berbentuk bangun ruang kubus yang dibagikan oleh guru.
Kamu sudah mendapatkan kotak berbentuk kubus. Lakukanlah kegiatan seperti yang didemonstrasikan oleh gurumu. Amati hasil jaring-jaring yang kalian buat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
Jelaskan hasil pengguntingan bangun ruang kubus dari karton yang kalian buat ! Buktikan bersama guru mengenai pengertian jaring-jaring kubus dijelaskan oleh gurumu !
Kamu sudah dijelaskan dan membuktikan mengenai pengertian jaring-jaring bangun ruang. Tuliskanlah pengertian jaring-jaring bangun ruang 1. Apa yang dimaksud jaring-jaring bangun ruang ? .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
Kamu sudah mengetahui jaring-jaring kubus. Identifikasikan ciri-ciri jaring-jaring kubus dengan Memperhatikan gambar kubus berikut !
No
Sisi
Nama Sisi
1
ABCD
Sisi Bawah
2 3 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Susunlah potongan-potongan puzzle berbentuk persegi menjadi jaring-jaring kubus yang kamu ketahui !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
Gambar Jaring-jaring kubus pada kolom ini !
TUNJUKKAN KEMAMPUANMU! Gambar sebanyak yang kamu tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
1.
2.
3.
Apa saja yang sudah kita pelajari hari ini?
Apakah kamu sudah paham dengan jaring-jaring kubus?
Kesulitan apa yang kamu temui saat mempelajari jaringjaring kubus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
SOAL EVALUASI !
Nama
:
Kelas
:
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b, c, atau d pada pilihan jawaban yang tepat ! 1.
Gambar di atas merupakan jaring-jaring . . . . a. Balok b. Tabung c. Prisma segiempat d. Kubus 2. Jumlah sisi kubus ada . . . . a. 4
c. 6
b. 8
d. 12
3. Benda di bawah ini yang termasuk bangun ruang kubus adalah . . . . a. Mainan rubik
c. Almari
b. Gelas
d. Roda
4. Sisi-sisi kubus berbentuk . . . . a. Lingkaran
c. Persegi panjang
b. Persegi
d. Segitiga
5. Gambar di bawah ini merupakan jaring-jaring kubus yaitu . . . . a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
b.
c.
d. .
6. Televisi berbentuk bangun ruang . . . . a. Kubus
c. Tabung
b. Balok
d. Limas segitiga
7.
Pada gambar kubus ABCD EFGH di atas yang merupakan sisi atas yaitu . . . . a. ABCD
c. BCGF
b. EFGH
d. ADHE
8. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri jaring-jaring kubus yaitu . . . . a.
Sisi atas
b.
Sisi samping
c.
Sisi bawah
d.
Sisi depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
9. Benda-benda berikut yang bukan merupakan kubus yaitu . . . . a.
Gelas
c. Box makanan
b.
Dadu
d. Mainan rubik
10. Prisma segiempat memiliki bentuk seperti . . . . a.
Tabung
c. kubus
b.
Limas segiempat
d balok
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Bangun ruang kubus memiliki ukuran sisi yang . . . . 2. Ciri kubus ada sisi atas, sisi bawah, sisi kanan, sisi kiri, sisi depan dan sisi . . . . 3.
Gambar kubus di samping yang merupakan sisi depan yaitu pada sudut . . . .
4. Bangun ruang kubus memiliki sisi berjumlah . . . . 5. Salah satu contoh mainan yang berbentuk kubus yaitu . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
LAMPIRAN 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
LAMPIRAN 7.1 FOTO-FOTO KEGIATAN UJICOBA PRODUK
Guru melakukan tanya jawab mengenai lagu yang telah dinyanyikan
Guru mendemonstrasikan cara membuat jaring-jaring kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Siswa bersama kelompok mebuat jaring-jaring kubus
Siswa mempresentasikan hasil membuat jaring-jaring kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
Siswa bermain puzzle untuk membuat bentuk jaring-jaring kubus
Siswa mengerjakan soal evaluasi dan menuliskan refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
LAMPIRAN 8. CURRICULUM VITAE Dhany Oktavia Jati Sari merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir di Sragen, 15 Oktober 1993. Pendidikan dasar diperoleh di SD N 4 Sragen, lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Saverius 1 Sragen, lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 3 Sragen, lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti: 1. Peserta English Club periode Agustus 2012-Juli 2014 2. Peserta Kemampuan Mahir Dasar (KMD) periode 14 Januari 2013-19 januari 2013 3. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge 2014” 4. Peserta kuliah umum “Family Problems and Children’s Motivation to Learn” Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”