PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Dian Listyawati NIM: 121134162
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.
Allah SWT atas segala anugerah dan Rahmat yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi.
2.
Kedua dosen pembimbing Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd yang selalu mendukung dan membimbing dalam penyelesaian skripsi.
3.
Seluruh keluarga yang tiada henti memberikan kasih dan lantunan doa.
4.
Teman seperjuangan kolaboratif skripsi (Agnes, Apin, Bety, Dhany, dan Tika) yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
5.
Teman kelas C yang menemaniku selama 6 semester dan selalu memberikan keceriaan.
6.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
7.
Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu per satu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO “Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi” -Chiang Kai Shek-
“Man Jadda Wajada” Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkan
“Maka, ingatlah kepada Ku, niscaya Aku ingat kepadamu, bersyukurlah kepada Ku dan janganlah kamu ingkar kepada Ku” (2: 152)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Dian Listyawati Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian berawal dari potensi dan masalah terkait kesulitan siswa kelas VSD N Caturtunggal 6 memahami sifat-sifat bangun datar. Potensi yang ada adalah konsep geometri sifat-sifat bangun datar harus dikuasai siswa kelas V karena dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan matematis-logis dan ruang visual. Masalah yang muncul pada siswa adalah 89% belum memahami sifat-sifat layanglayang, 85% belum memahami sifat-sifat persegi, dan 82% belum memahami sifatsifat belah ketupat. Selain itu guru kurang bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran. Maka, peneliti mengembangkan prototipe dengan tujuan menjelaskan proses pengembangan dan mendeskripsikan kualitas prototipe. Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan (R&D) dengan menerapkan 6 langkah menurut Sugiyono, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) ujicoba produk. Produk yang dihasilkan berupa protipe perangkat pembelajaran berdasarkan lima fase van Hiele, yaitu: (1) fase informasi, (2) fase orientasi langsung, (3) fase penjelasan, (4) fase orientasi bebas, dan (5) fase integrasi. Prototipe telah divalidasi dengan hasil skor rata-rata 3,62 maka layak diujicobakan. Ujicoba terbatas dilakukan di SD N Caturtunggal 6 pada tanggal 16 Desember 2015 dengan menerapkan perangkat pembelajaran sifat-sifat bangun datar persegi berdasarkan lima fase van Hiele. Peneliti mendapatkan data jika siswa memahami sifat-sifat bangun datar persegi. Data tersebut ditunjukkan dari fase integrasi yaitu 63% siswa mendapat nilai 100, 21% siswa mendapat nilai 96, 11% siswa mendapat nilai 92 dan 5% siswa mendapat nilai 88. Kata kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran, bangun datar, van Hiele.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT TWO-DIMENSIONAL SHAPE GEOMETRIC-LEARNING-MEDIA-PROTOTYPE DEVELOPMENT BASED ON VAN HIELE THEORY FOR STUDENTS IN GRADES V ELEMENTARY SCHOOL Dian Listyawati Universitas Sanata Dharma 2016 The study was started from the potential and the problems related to students of class V SD N Caturtunggal 6 difficulties in understanding the properties of twodimensional shape. The potential was the concept of two-dimensional characteristic of geometric properties that should be understood by fifth grader students because it could help students develop logical-mathematical ability and visual-space. The problems were 89% of the students did not understand the nature of the kite, 85% of the students did not understand the nature of the square, and 82% of students did not understand the properties of a rhombus. In addition, teachers had a little variation in using learning model. Thus, researchers had developed a prototype with the aim to explain and describe the process of developing a prototype quality. This study was research and development (R&D) by applying the six steps according Sugiyono, namely (1) the potential and problem, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) design revisions, and (6) products testing. The product was in the form of prototype devices based on five van Hiele’s learning phases: (1) information phase, (2) direct orientation phase, (3) explanation phase, (4) free orientation phase, and (5) the integration phase. The prototype had been validated with the average score of 3,62 then it was worth to be tested. Limited test was conducted in SD N Caturtunggal 6 on December 16, 2015 by applying the learning device properties of square by five phases of van Hiele. Researchers got the data that students could understand the properties of a square. The data was shown that on the integration phase, 63% of students got 100, 21% of students got 96, 11% of students got 92 and 5% of students got 88. Keywords: development, learning media, two-dimentional shape, van Hiele.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun DatarBerdasarkan Teori Pembelajaran van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Gregorius Ari Nugrahana, S.J., S.S., BST., M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi. 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Para validator, yang telah berkenan membantu dalam proses validasi instrumen dan produk.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR RUMUS ............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 1.5 Spesifikasi Produk .................................................................................... 1.6 Definisi Operasional .................................................................................
1 1 7 7 8 9 12
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 2.1.1 Pembelajaran Matematika ................................................................ 2.1.1.1 Hakikat Matematika ........................................................................ 2.1.1.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .................................. 2.1.1.3 Geometri dalam Matematika Sekolah Dasar .................................. 2.1.1.4 Bangun Datar ................................................................................. 2.1.2 Model Pembelajaran ....................................................................... 2.1.3 Teori Pembelajaran van Hiele ......................................................... 2.1.3.1 Sejarah Teori Pembelajaran van Hiele ............................................ 2.1.3.2 Lima Level dalam Pemahaman Ide-ide Ruang van Hiele ............... 2.1.3.3 Lima Fase Tahapan Pembelajaran van Hiele .................................. 2.1.4 Pembelajaran Kontekstual ............................................................... 2.1.4.1 Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Kontekstual ......................... 2.1.4.2 Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas ...............................
14 14 14 14 15 16 17 18 19 19 21 23 25 25 27
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5 Inteligensi Ganda ............................................................................ 2.1.5.1 Kriteria suatu Inteligensi ................................................................. 2.1.5.2 Sembilan Inteligensi Ganda ............................................................ 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 2.4 Pertanyaan Penelitian ..............................................................................
28 28 30 33 37 38
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 3.2 Setting Penelitian ..................................................................................... 3.2.1 Objek Penelitian ............................................................................... 3.2.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 3.2.3 Lokasi Penelitian .............................................................................. 3.2.4 Waktu Penelitian .............................................................................. 3.3 Rancangan Penelitian .............................................................................. 3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan .................................................. 3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................ 3.5.1 Lembar Observasi ........................................................................... 3.5.2 Angket Pra-penelitian ..................................................................... 3.5.2.1 Angket Pra-penelitian untuk Guru .................................................. 3.5.2.2 Angket Pra-penelitian untuk Siswa ................................................. 3.5.3 Angket Validasi Ahli ...................................................................... 3.5.3.1 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen ............. 3.5.3.2 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen ............ 3.5.3.3 Lembar Angket Validasi Produk oleh Dosen ................................. 3.5.3.4 Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru ................................... 3.5.4 Tes .................................................................................................... 3.5.4.1 Lembar Tes Fase Informasi ............................................................ 3.5.4.2 Lembar Tes Fase Orientasi Langsung .............................................. 3.5.4.3 Lembar Tes Fase Penjelasan ........................................................... 3.5.4.4 Lembar Tes Fase Orientasi Bebas .................................................... 3.5.4.5 Lembar Tes Fase Integrasi .............................................................. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 3.6.1 Observasi ......................................................................................... 3.6.2 Angket ............................................................................................. 3.6.2.1 Angket Pra-penelitian ..................................................................... 3.6.2.1 Angket Uji Validasi Ahli ................................................................ 3.6.3 Tes ................................................................................................... 3.6.4 Dokumentasi ................................................................................... 3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................... 3.7.1 Data Kualitatif ................................................................................. 3.7.2 Data Kuantitatif ............................................................................... 3.8 Jadwal Penelitian .....................................................................................
39 39 39 40 40 40 40 41 41 44 45 45 45 46 47 48 49 50 50 52 52 53 53 54 54 55 56 56 56 57 57 58 58 58 59 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 4.1.1 Penjelasan Proses Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Model van Hiele ....................................................... 4.1.1.1 Potensi dan Masalah ....................................................................... 4.1.1.2 Pengumpulan Data .......................................................................... 4.1.1.2.1 Hasil Angket Guru ....................................................................... 4.1.1.2.2 Hasil Angket Siswa ...................................................................... 4.1.1.3 Desain Produk ................................................................................. 4.1.1.4 Validasi Desain ............................................................................... 4.1.1.5 Revisi Desain .................................................................................. 4.1.1.6 Ujicoba Produk ............................................................................... 4.1.2 Diskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Model vanHiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar untuk Mmahami Konsep Persegi . ............................................................. 4.1.2.1 Fase Informasi ................................................................................. 4.1.2.2 Fase Orientasi Langsung .................................................................. 4.1.2.3 Fase Penjelasan ............................................................................... 4.1.2.4 Fase Orientasi Bebas ........................................................................ 4.1.2.5 Fase Integrasi .................................................................................. 4.2 Pembahasan .............................................................................................
62 62
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................. 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 5.3 Saran ........................................................................................................ DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... LAMPIRAN .......................................................................................................
105 105 106 106 107 109
xiv
62 62 65 65 67 69 71 74 74
75 75 81 85 90 93 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-Penelitian Sebelumnya ..................... 36 Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode R&D Sugiyono ................. 41 Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi ............ 41
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi ............................................................... 45 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitian untuk Guru ....................................... 46 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitian untuk Siswa ..................................... 47 Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru oleh Dosen . 48 Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen . 49 Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Dosen ...................... 50 Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru ........................ 51 Tabel 3.8 Kisi-kisi Lembar Tes Fase Informasi ................................................. 52 Tabel 3.9 Kisi-kisi Lembar Tes Fase Orientasi Langsung .................................. 53 Tabel 3.10 Kisi-kisi Lembar Tes Fase Penjelasan ............................................. 53 Tabel 3.11 Kisi-kisi Lembar Tes Fase Orientasi Bebas ..................................... 54 Tabel 3.12 Kisi-kisi Lembar Tes Fase Integrasi ................................................ 55 Tabel 3.13 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ........................................... 60 Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi ....................................................................... 63 Tabel 4.2 Hasil Angket Guru Wali Kelas V Sekolah Dasar .............................. 66 Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa ............................................................................ 667 Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen .................................................... 71 Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru ...................................................... 72 Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Validasi Produk oleh Dosen dan Guru ...................... 74 Tabel 4.7 Hasil Rubrik Penilaian ....................................................................... 98
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR RUMUS Halaman Rumus 3.1 Rumus Persentase Jawaban dalam Angket Pra-penelitian Siswa .... 60
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Kegiatan Menyusun Puzzle ............................................................ Gambar 4.2 Kegiatan Menempel Puzzle pada HVS .......................................... Gambar 4.3 Hasil Puzzle .................................................................................... Gambar 4.4 Kegiatan Menggambar Persegi ...................................................... Gambar 4.5 Siswa Memperbaiki Ukuran ........................................................... Gambar 4.6 Hasil Menyusun Pertanyaan ........................................................... Gambar 4.7 Siswa Menyampaikan Pertanyaan .................................................. Gambar 4.8 Contoh Benda di Dalam Kelas yang Berbentuk Persegi ................ Gambar 4.9 Hasil Siswa Dalam Membuat Daftar .............................................. Gambar 4.10 Kegiatan Menempel ..................................................................... Gambar 4.11 Kegiatan Presentasi ...................................................................... Gambar 4.12 Media Persegi ............................................................................... Gambar 4.13 Peneliti Menjelaskan Sifat-sifat Bangun Datar Persegi ............... Gambar 4.14 Peneliti Mendatangi Siswa yang Belum Paham ........................... Gambar 4.15 Hasil Catatan Siswa ...................................................................... Gambar 4.16 Kegiatan Percobaan ...................................................................... Gambar 4.17 Hasil Percobaan ............................................................................ Gambar 4.18 Hasil Tabel Pertanyaan dan Jawaban ........................................... Gambar 4.19 Kegiatan Bermain Games ............................................................. Gambar 4.20 Kegiatan Menyusun Bangun Persegi ........................................... Gambar 4.21 Kegiatan Menempel Bangun Persegi ........................................... Gambar 4.22 Hasil Menyusun Persegi ............................................................... Gambar 4.23 Hasil Mengerjakan Soal ............................................................... Gambar 4.24 Kegiatan Evaluasi ......................................................................... Gambar 4.25 Hasil Evaluasi ............................................................................... Gambar 4.26 Kegiatan Merangkum ................................................................... Gambar 4.27 Hasil Merangkum ......................................................................... Gambar 4.28 Kegiatan Merefleksikan ............................................................... Gambar 4.29 Hasil Refleksi ............................................................................... Gambar 4.30 Kegiatan Aksi ............................................................................... Gambar 4.31 Hasil Aksi .....................................................................................
xviii
76 76 77 78 78 79 80 81 82 83 84 84 85 85 86 87 88 89 90 91 91 92 93 94 94 95 95 96 96 97 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI .................. 1.1 Lembar Observasi ...................................................................................... 1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 7 Mei 2015 ...................................... 1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 14 Mei 2015 .................................... LAMPIRAN 2. HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN .................................... 2.1 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Guru ............................................... 2.2 Hasil Angket Pra-penelitian oleh Guru SD N Caturtunggal 6 ................... 2.3 Hasil Angket Pra-penelitian oleh Guru SD Ambarukmo .......................... 2.4 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Siswa .............................................. 2.5 Hasil Angket Pra-penelitian oleh Siswa .................................................... 2.6 Rekap Nilai Hasil Angket Pra-penelitian Siswa ........................................ LAMPIRAN 3. HASIL VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN ............... 3.1 Lembar Validasi Pra-penelitian Guru untuk Dosen ................................... 3.2 Hasil Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen ............................ 3.3 Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa untuk Dosen ................................. 3.4 Hasil Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen ........................... LAMPIRAN 4. HASIL VALIDASI PRODUK ................................................. 4.1 Angket Validasi Produk untuk Dosen ....................................................... 4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ............................................................. 4.3 Angket Validasi Produk untuk Guru ......................................................... 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ............................................................... LAMPIRAN 5. HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP FASE ............ 5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi .............................................. 5.2 Hasil Pekerjaan Siswa pada Orientasi Langsung ....................................... 5.3 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan ............................................. 5.4 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas .................................... 5.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi ................................................ 5.6 Rekap Nilai Soal Evaluasi pada Fase Integrasi ......................................... 5.7 Hasil Rubrik Penilaian ............................................................................... LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN PERSEGI ........................ 6.1 Silabus ........................................................................................................ 6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 6.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................................... LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI ..................................................................... CURRICULUM VITAE ......................................................................................
xix
110 110 111 112 113 113 115 117 119 121 123 124 124 124 126 128 130 132 134 136 139 143 143 146 148 152 153 156 157 158 158 161 182 202 203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1
Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari (things that are learned) sedangkan dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti yang berkaitan degan penalaran. Matematika merupakan ilmu struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek. Ilmu ini melibatkan logika dan kalkulasi kuantitatif (Supatmono, 2009: 5-7). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 tahun 2006 tentang Standar Isi (dalam Wijaya, 2012: 16), menyebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki beberapa kemampuan, yaitu: 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulatif matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang dan menyelesaikan model matematika, serta menafsirkan cara memecahkan masalah yang diperoleh, 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
atau masalah, dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Matematika yang diberikan pada siswa Sekolah Dasar memuat konsep dasar untuk memahami konsep yang lebih tinggi. Matematika juga terdapat pada ilmu yang lain, misalnya pada biologi, ekonomi, fisika, dan lain-lain. Matematika dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misal pada perdagangan, pengukuran, ramalan atau perkiraan, statistika, dan sebagainya. Melihat hal tersebut maka konsep matematika yang diajarkan pada tingkat Sekolah Dasar memerlukan penguasaan konsep yang memadai agar tidak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar matematika pada tingkat yang lebih tinggi. Menurut Runtukahu (2014: 149-150) mengatakan bahwa siswa berkesulitan belajar matematika perlu belajar geometri agar dapat menggunakan matematika secara lebih luas dalam kehidupannya dan sebagai dasar untuk belajar matematika lanjutan. Pembelajaran geometri juga sangat penting karena dapat mengasah kemampuan anak dalam bidang inteligensi matematis-logis dan inteligensi ruangvisual. Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang berkaiatan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, sedangkan inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Peneliti memiliki kesempatan untuk melakukan pengamatan saat Probaling di SD Bopkri Gondolayu pada tanggal 12 Februari 2015 sampai tanggal 28 Mei 2015. Peneliti juga memiliki kesempatan 2 kali untuk masuk kelas V saat pelajaran matematika materi bangun datar. Berdasarkan kedua pengamatan tersebut peneliti mendapati bahwa guru kecenderungan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan model pembelajaran belum nampak serta terdapat beberapa siswa kelas V yang masih kesulitan dalam membedakan sifat bangun datar sehingga meminta guru untuk mengulangi penjelasan. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa pada penguasaan materi yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, peneliti mendapati bahwa guru sangat berperan dalam proses pembelajaran, penerapan model dan metode pembelajaran serta penggunaan media saat pembelajaran dapat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Oleh karena itu, peneliti bersama teman-teman penelitian kolaboratif membagi angket kepada 11 guru wali kelas untuk mengetahui model dan metode pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar materi bangun datar, sekaligus untuk menanyakan tentang kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mempelajari materi geometri. Peneliti menyimpulkan kecenderungan penggunaan model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru wali kelas serta kesulitan yang dialami oleh siswa dari data angket guru di setiap kelas. Data tersebut sebagai berikut: 1) guru kelas I SD N Ambarukmo dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, sedangkan untuk model menggunakan jigsaw. Terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu kesulitan dalam memberi nama bangun datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dan bagian-bagiannya. 2) Guru kelas II SD N Sendangadi 2 dan SD N Gunungpring 3 saat proses pembelajaran memiliki kesamaan dalam menggunakan metode yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi, sedangkan model pembelajaran menggunakan model kontekstual. Terdapat beberapa siswa yang masih kesulitan dalam membedakan sisi dan sudut serta belum dapat simetris dalam menggambar bangun datar. 3) Guru kelas III SD N Ambrukmo 3 dan SD N Sendangadi 2 saat proses pembelajaran memiliki persamaan dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu observasi dan tanya jawab, sedangkan model pembelajaran menggunakan CTL. Kesulitan yang di alami oleh siswa yaitu dalam membedakan antara bangun datar persegi dan persegi panjang. 4) Guru kelas IV SD N Sendangadi 2 dan SD N Kadirojo menggunakan metode diskusi, demonstrasi, dan ceramah sedangkan untuk model pembelajaran menggunakan CTL dan kooperatif. Terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan membedakan bentuk dan jaring dari bangun ruang kubus dan balok. 5) Guru kelas V SD Sendangadi 2, SD Kanisius Kadirojo SD Caturtunggal 6 dan SD Ambarukmo juga memiliki kesamaan dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu ceramah, demontrasi, dan diskusi, sedangkan model pembelajaran menggunakan kontekstual. Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan jaringjaring balok dan kubus serta limas dan prisma. Beberapa siswa juga masih mengalami kesulitan dalam menentukan nama bangun datar yang mempunyai beberapa sifat sama dan kesulitan dalam memahami sifat-sifat persegi. Berdasarkan data di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa yang sejak awal mengalami kesulitan belajar geometri maka dalam mempelajari materi geometri atau materi lain yang lebih kompleks juga akan mengalami kesulitan,. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
terbukti pada angket guru kelas 1 hingga kelas V, beberapa siswa sejak kelas I sudah mengalami kesulitan belajar geometri bangun datar. Hal tersebut menyebabkan kesulitan yang berkelanjutan dalam mempelajari materi geometri hingga siswa kelas V. Selain itu, peneliti mendapati pentingnya siswa kelas V memahami konsep yang benar tentang geometri pada materi bangun datar. Berdasarkan buku pelajaran matematika kelas V dan Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, siswa kelas V harus memahami sifat-sifat bangun datar. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini menggaris bawahi pernyataan guru kelas V yang menyatakan siswa kesulitan dalam kesulitan menentukan nama bangun datar yang mempunyai beberapa sifat sama dan kesulitan dalam memahami sifat-sifat persegi. Peneliti memberikan angket kepada 27 siswa kelas VI di SD Caturtunggal 6 untuk memperkuat data dari hasil angket guru wali kelas V. Peneliti memberikan angket kepada siswa kelas VI karena siswa kelas VI merupakan siswa yang sudah mempelajari materi sifat-sifat bangun datar pada kelas V. Peneliti juga ingin mengetahui tingkat pemahaman siswa yang sudah mempelajari sifat-sifat bangun datar. Peneliti memperoleh data dari angket siswa tersebut yaitu sebagai berikut: 89% siswa belum memahami sifat-sifat layang-layang, 85% siswa belum memahami sifatsifat persegi, dan 82% siswa belum memahami sifat-sifat belah ketupat. Berdasarkan data angket siswa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami sifat-sifat bangun datar, terutama bangun datar layang-layang, persegi, dan belah ketupat. Data tersebut sesuai dengan angket guru kelas V. Siswa kesulitan dalam kesulitan menentukan nama bangun datar yang mempunyai beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
sifat sama terbukti dari siswa kesulitan dalam memahami materi persegi dan belah ketupat yang mempunyai beberapa sifat sama. Melihat hal ini, seorang guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran geometri. Menurut Joyce & Weil (dalam Rusman, 2014: 133), “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”. Salah satu model pembelajaran yang menawarkan pembelajaran geometri bangun datar sesuai dengan tahapan berpikir siswa dalam mempelajari geometri adalah model pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Bagian yang paling menonjol dari model pembelajaran tersebut adalah lima tingkatan dalam pemahaman ide-ide ruang. Setiap tingkatan mengembangkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri (van De Walle, 2008: 151-154). Hal tersebut terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian oleh Pareka (2014) yang menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap pemahaman siswa tentang bangun datar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan prototipe berupa perangkat pembelajaran dalam pembelajaran geometri bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang yang berdasarkan teori pembelajaran van Hiele. Prototipe tersebut bertujuan agar siswa dapat mempelajari materi geometri bangun datar sesuai dengan tahapan berpikirnya sehingga prototipe disusun berdasarkan level analisis yang sesuai dengan level siswa kelas V dalam mempelajari materi sifat-sifat bangun datar kelas V dan mengintegrasikan lima fase van Hiele. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
penelitian ini berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar?. 1.2.2. Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori van Hiele dalam membantu siswa kelas V Sekolah Dasar memahami konsep sifat-sifat bangun datar?.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1.3.1. Menjelaskan proses pengembangkan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar. 1.3.2. Mendiskripsikan
kualitas
prototipe
perangkat
pembelajaran
geometri
berdasarkan teori van Hiele dalam membantu siswa kelas V Sekolah Dasar memahami konsep sifat-sifat bangun datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai
berkut: 1.4.1. Bagi Siswa 1.4.1.1 Siswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele. 1.4.1.2 Siswa mampu memahami geometri materi bangun datar dengan mudah melalui penerapan perangkat pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. 1.4.2. Bagi Guru 1.4.2.1
Memberikan pengetahuan baru dalam mengembangkan prototipe yang
inovatif berdasarkan teori van Hiele. 1.4.2.2 Membantu guru mengetahui manfaat model pembelajaran van Hiele sehingga dapat mengembangkan pengetahuan siswa dalam menanamkan konsep bangun datar. 1.4.3. Bagi Sekolah 1.4.3.1 Menambah dokumen bagi sekolah mengenai penelitian pengembangan prototipe perangkat pembelajaran dalam pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele. 1.4.4. Bagi Peneliti 1.4.4.1
Mendapatkan pengalaman berharga dalam usaha pengembangan produk
berdasarkan teori van Hiele dalam membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep bangun datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
1.5
Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa prototipe yang
berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dengan judul prototipe perangkat pembelajaran bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Kekhasan dari prototipe ini adalah menggunakan lima fase dalam pembelajaran van Hiele. Kelima fase tersebut, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi langsung, dan fase integrasi. Setiap fase mengembangkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi bangun datar sesuai dengan tahapan berpikirnya. Prototipe dilengkapi dengan cover yang menunjukkan judul prototipe, nama penyusun, tingkat pendidikan, dan foto kegiatan saat ujicoba prototipe. Prototipe ini berisi 3 bagian, yaitu: 1.5.1 Bagian Pertama Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan dari prototipe. Bagian ini bertujuan untuk mengantarkan pembaca prototipe mengenal dan memahami teori van Hiele. Bagian pertama terdiri dari tiga sub judul sebagai berikut: 1.5.1.1 Kekhasan Tingkat Berpikir dalam Belajar Geometri Berdasarkan Teori van Hiele Kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan teori van Hiele memuat tentang penjelasan lima level dalam pemahaman ide-ide ruang van Hiele. Kelima level tersebut, yaitu: level 0 (visualisasi), level 1 (analisi), level 2 (deduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan). Peneliti dalam mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran berdasarkan level 1 (analisis). 1.5.1.2 Lima Fase dalam Teori van Hiele Teori van Hiele terdiri dari lima fase yang berurutan. Peneliti dalam mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran menerapkan kelima fase van Hiele dalam kegiatan pembelajaran. Kelima fase tersebut, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. 1.5.1.3 Penerapan Kelima Fase van Hiele dalam Pembelajaran Peneliti dalam bagian ini menjabarkan langkah-langkah penerapan kelima fase van Hiele dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang. Penjabaran penerapan kelima fase van Hiele dijelaskan secara rinci pada setiap fasenya. Selain itu, penjabaran juga di lengkapi dengan foto kegiatan saat ujicoba, foto media pembelajaran yang digunakan, silabus, RPP, dan LKS. 1.5.2 Bagian Kedua Bagian kedua berisi silabus dan 3 RPP materi sifat-sifat bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang. Peneliti juga menerapkan lima fase proses pembelajaran berdasarkan teori van Hiele pada silabus dan ketiga RPP tersebut. Penjelasan silabus dan RPP sebagai berikut: 1.5.2.1 Silabus Silabus mencakup tiga pembelajaran, yaitu: pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang. Silabus yang disusun mengacu KTSP dan memiliki komponen sebagai berikut: kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
belajar. Kegiatan pembelajaran dalam silabus ini mengacu pada lima fase proses pembelajaran berdasarkan teori van Hiele, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelaan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Contoh format silabus yang dikembangkan dapat dilihat pada lampiran 6.1. 1.5.2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti menyusun tiga RPP, yaitu: RPP 1 tentang materi sifat-sifat bangun datar persegi, RPP 2 tentang materi sifat-sifat bangun datar belah ketupat, dan RPP 3 tentang materi sifat-sifat bangun datar layang-layang. Kegiatan dalam ketiga RPP yang disusun merupakan penjabaran dari indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran juga mengacu pada lima fase proses pembelajaran berdasarkan teori van Hiele, sehingga RPP ini menjadi perpaduan antara KTSP dan model pembelajaran van Hiele dengan komponen sebagai berikut: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pokok, pendekatan, metode, dan model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media, alat, bahan dan sumber belajar serta penilaian. Contoh format RPP yang dikembangkan dapat dilihat pada lampiran 6.2. 1.5.3 Bagian Ketiga Bagian ketiga berisi tiga LKS, yaitu: LKS pembelajaran 1 tentang materi sifatsifat bangun datar persegi, LKS pembelajaran 2 tentang materi sifat-sifat bangun datar belah ketupat, dan LKS pembelajaran 3 tentang materi sifat-sifat bangun datar layang-layang. Penyusunan LKS mencakup seluruh kegiatan proses pembelajaran dari awal hingga akhir dan mengacu pada lima fase proses pembelajaran berdasarkan teori van Hiele sehingga kegiatan dalam LKS juga diperinci pada setiap fase. LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik supaya siswa terdorong untuk mengikuti kegiatan dalam LKS dan lebih mudah dalam memahami materi. Siswa dalam mengikuti kegiatan dalam LKS juga dipermudah dengan bantuan petunjuk yang tersedia.
1.5
Definisi Operasional
1.5.1. Prototipe adalah perangkat pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang yang dikembangkan berdasarkan teori van Hiele sehingga dapat membantu siswa dalam memahami geometri materi bangun datar sesuai dengan tingkatan berpikirnya. 1.5.2. Matematika adalah ilmu pasti yang berhubungan dengan penalaran dan merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. 1.5.3. Geometri adalah konsep dasar matematika yang membutuhkan penalaran yang logis dalam mempelajarinya. 1.5.4. Model pembelajaran adalah pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 1.5.5. Model pembelajaran van Hiele adalah model pembelajaran berdasarkan teori van Hiele yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa dalam mempelajari geometri. Kekhasan dari teori van Hiele ini adalah kelima fase dalam pembelajaran van Hiele. Kelima fase tersebut, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi langsung, dan fase integrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1.5.6. Bangun datar adalah bangun dua dimensi yang bisa mempunyai sisi lurus maupun lengkung. 1.5.7. Siswa SD adalah siswa kelas 5 SD N Caturtunggal 6, Depok, Sleman, Yogyakarta yang menjadi subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab 2 ini, akan dibahas mengenai empat bagian, yaitu: kajian pustaka, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan pertanyaan penelitian. 2.1
Kajian Pustaka Pada sub bab kajian pustaka ini memuat pembelajaran matematika, model
pembelajaran, teori pembelajaran van Hiele, pembelajaran kontekstual, dan inteligensi ganda. 2.1.1 Pembelajaran Metematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013: 186). “Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi (kebenaran konsistensi). Matematika juga bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini, tetap harus dibuktikan secara deduktif, dengan argumen yang konsisten” (Susanto, 2013: 186-187). Menurut Klien (dalam Runtukahu, 2014: 28) matematika merupakan ilmu pengetahuan yang tidak berdiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
sendiri karena dapat membantu siswa dalam memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang mempunyai unsur utama penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi (kebenaran konsistensi). Jadi, matematika perlu ditanamkan sejak siswa menginjak usia Sekolah Dasar karena dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari karena pembelajaran matematika di Sekolah Dasar memuat berbagai konsep yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
2.1.1.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lainnya. Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar meliputi aspek bilangan, geometri, dan pengukuran, serta pengolahan data (Depdiknas, 2004: 134-135). Berdasarkan peraturan mentri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran Matematika SD/MI meliputi kemampuan memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya; memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya; memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, serta debit; memahami konsep koordinat; memahami konsep pengumpulan data dan penyajiannya; memiliki sikap menghargai matematika; serta memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Peneliti dalam penelitian ini membatasi pada materi sifat-sifat bangun datar melalui kegiatan berdasarkan lima fase tahapan pembelajaran van Hiele. Peneliti hanya melakukan penelitian tentang bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang. Bangun datar merupakan salah satu materi dari geometri. Geometri dalam matematika Sekolah Dasar sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa karena siswa dapat langsung mengamati bentuk geometri pada lingkungan sekitar.
2.1.1.3 Geometri dalam Matematika Sekolah Dasar Kata geometri berasal dari bahasa Yunani ge yang berarti bumi dan metrein yang
artinya
mengukur.
Pengukuran
merupakan
sebuah
proses
yang
menghubungkan bilangan dengan atribut sebuah objek atau peristiwa. Pengukuran sangat berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari topik matematika lain. Oleh karena itu, pengukuran perlu diajarkan kepada siswa (Runtukahu, 2014: 48). Menurut Haryono (2014: 139) geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruangan. Pengajaran geometri di Sekolah Dasar dimulai dari bangun datar kemudian bangun ruang, akan tetapi sebelumnya perlu ditanamankan pengetahuan tentang garis dan titik (Runtukahu, 2014: 149-150). Pengetahuan geometri sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa dapat mengembangkan konsep geometri dengan mengamati bentuk geometri yang terdapat di lingkungan sekitar siswa (Runtukahu, 2014: 46-47). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran geometri yang benar perlu diajarkan kepada siswa sejak dini karena pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
geometri sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran geometri melibatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga siswa tidak asing dengan media yang digunakan saat proses pembelajaran. Selain itu, geometri juga merupakan bidang studi yang mempelajari bangun datar serta erat kaitannya dengan pengukuran.
2.1.1.4 Bangun Datar Bangun datar atau bangun dua dimensi adalah kurva tertutup sederhana yang terletak pada bidang datar (Runtukahu, 2014). Bidang datar dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun datar tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut (Djuwita, 2015: 3). Jenis-jenis bangun datar bermacam-macam antara lain: segitiga, persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran (Djuwita, 2015: 3-28). Penelitian ini memuat materi bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Persegi Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang terbentuk dari empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku. 2. Belah ketupat Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang terbentuk dari empat rusuk yang sama panjang dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang sama besar dengan sudut di hadapannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3. Layang-layang Layang-layang adalah bangun datar yang berbentuk segi empat yang terbentuk dari segitiga sama kaki yang alasnya berhimpitan. Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa bangun datar adalah bangun dua dimensi. Data dari angket siswa menunjukkan bahwa sifat-sifat bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang merupakan materi yang belum dipahami oleh siswa kelas V Sekolah Dasar. Guru dapat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami sifat-sifat bangun datar tersebut dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran dapat dipilih dengan berbagai pertimbangan dari karakteristik siswa maupun kondisi lingkungan kelas atau sekolah.
2.1.2 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan jangka panjang pembelajaran adalah membantu siswa mencapai kemampuan optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa datang, namun untuk mencapai hal tersebut perlu model pembelajaran (Sugiyanto, 2010: 3). Joyce & Weil (dalam Rusman, 2014: 133) berpendapat bahwa, “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”. Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam memilih model pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, 2) bahan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
materi pembelajaran, 3) kondisi siswa, dan 4) ketersediaan sarana-prasarana belajar (Sugiyanto, 2010: 3). Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa sangatlah penting. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menentukan model pembelajaran. Model pembelajaran digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kondisi siswa, materi pembelajaran, dan sarana prasarana. Oleh karena itu, guru perlu memahami berbagai macam model pembelajaran agar mengetahui tujuan, ciri dan karakteristik dari setiap model pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peneliti dalam pengembangan ini, menggunakan model pembelajaran van Hiele yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kondisi siswa, dan sarana prasarana dalam pembelajaran geometri bangun datar.
2.1.3 Teori Pembelajaran van Hiele 2.1.3.1 Sejarah Teori Pembelajaran van Hiele Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre van Hiele dan isterinya yaitu Dina van Hiele. Kedua tokoh tersebut mengungkapkan tentang proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri (Mason, 2002: 4). Tahun 1954 Pierre van Hiele menuliskan hasil penelitiannya dalam disertasi. Beliau melakukan penulisan setelah mengadakan penelitian di lapangan, dengan melalui observasi dan tanya jawab, Penelitian yang telah dilakukan oleh van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Penelitian tersebut mereka selesaikan bersama di Universitas Utrecht. Dina van
Hiele meninggal setelah menyelesaikan disertasinya, kemudian Pierre van Hiele mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan teorinya sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1). Teori van Hiele telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri di sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat murapakan contoh negara yang telah mengubah kurikulum geometri berdasarkan teori van Hiele. Uni Soviet melakukan perubahan kurikulum menjadi sesuai dengan teori van Hiele pada tahun 1960-an, sedangkan di Amerika Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an. Sejak tahun 1980-an, terjadi peningkatan minat penelitian yang memusatkan pada teori van Hiele (Crowley, 1987: 1). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut membuktikan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran geometri. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori van Hiele sangat cocok digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya geometri karena teori van Hiele muncul berdasarkan proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Siswa perlu memiliki banyak pemikiran dan pengalaman pada tingkat yang lebih rendah dulu sebelum mempelajari konsep geometri formal. Hal tersebut karena teori van Hiele terdiri dari lima level dalam pemahaman ide-ide ruang. Kelima level tersebut merupakan tahapan pemikiran geometri dari yang sederhana menuju yang lebih rumit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2.1.3.2 Lima Level dalam Pemahaman Ide-Ide Ruang van Hiele Menurut van De Walle (2008: 151-154) saat ini, teori van Hiele menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam kurikulum geometri di Amerika. Bagian yang paling menonjol dari model pembelajaran tersebut adalah lima level dalam pemahaman ide-ide ruang. Setiap level mengembangkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Perbedaan yang signifikan dari satu level ke level berikutnya adalah objek-objek pikiran yang mampu kita pikiran secara geometris. Level 0: Visualisasi “Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana “rupa” mereka”. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk yang dapat diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Tujuan umumnya yaitu menelusuri bagaimana bentuk serupa atau berbeda, serta menerapkan ide-ide untuk membuat berbagai kelompok dari bentuk (baik secara fisik maupun mental). Dengan demikian, hasil pemikiran pada level 0 adalah kelas-kelas atau kelompok-kelompok dari bentuk yang terlihat “mirip”. Level 1: Analisis “Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk bukan bentuk-bentuk individual”. Siswa pada tingkat ini mulai mengerti bahwa sebuah kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya. Ide-ide dalam suatu bentuk dapat digeneralisasikan pada semua bentuk yang sesuai dengan golongan tersebut. Dengan demikian, hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Level 2: Deduksi informasi “Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk”. Siswa pada tingkat ini akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapatpendapat informal, deduktif tentang bentuk, dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan diantara sifat-sifat obyek geometri. Dengan demikian, siswa pada level 2 dapat menghubungkan sifat-sifat dari dua atau lebih obyek geometri. Level 3: Deduksi “Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan di antara sifat-sifat objek geometri”. Siswa pada tingkat ini mulai menghargai kebutuhan dari sistem logika yang berdasar pada kumpulan asumsi minimum dan kebenaran lain yang dapat diturunkan. Siswa juga mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan logika daripada naluri. Hasil pemikiran pada tingkat 3 berupa sistem-sistem deduktif dasar geometri. Karakteristik tipe pemikiran pada tingkat 3 sama dengan yang dibutuhkan pada pelajaran geometri sekolah tinggi tipikal. Siswa membuat daftar aksioma dan definisi untuk membuat teorema serta membuktikan teorema dengan menggunakan pemikiran logis yang teratikulasi. Level 4: Ketepatan (Rigor) “Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari geometri”. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan matematika yang mempelajari geometri sebagai cabang dari ilmu matematika. Hasil pemikiran dari tingkat 4 adalah perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. Materi geometri bangun datar kelas V Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat bangun datar yang berkaitan dengan bentuk dan sifat sehingga siswa mempelajari bahwa sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan
sifat/ciri-cirinya.
Dengan
demikian,
muncul
fase
tahapan
pembelajaran van Hiele untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat dari bentuk atau bangun datar tersebut. Fase tersebut sejalan dengan level pemahaman ide-ide ruang van Hiele yang menunjukkan tujuan belajar siswa dan peran guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.1.3.3 Lima Fase Tahapan Pembelajaran van Hiele Model pembelajaran van Hiele terdiri dari lima fase berurutan, yang sekaligus sebagai tujuan pembelajaran (Crowley, 1987: 5), yaitu sebagai berikut: 1
Fase Informasi/inkuiri (Information/Inquiry) Fase ini merupakan tahapan awal. Siswa bersama dengan guru saling
bertanya jawab tentang materi yang akan dibahas. Hal tersebut mempunyai tujuan, yaitu guru mengetahui pengetahuan/informasi awal siswa tentang materi yang akan dibahas dan siswa belajar tentang kegiatan yang akan mereka lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
2
Fase Orientasi Langsung (Directed Orientation) Tahapan ini siswa mengeksplorasi materi dengan menggunakan media yang
sudah disediakan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan harus secara bertahap agar dapat mengungkapkan karakteristik tahapan ini kepada siswa. Sehingga dalam kegiatan ini diperlukan beberapa tugas singkat supaya memperoleh respon khusus dari siswa. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah merangsang siswa agar aktif dalam mengeksplorasi obyek, melalui beberapa kegiatan seperti: melipat, mengukur untuk menemukan hubungan sifat dari bentuk-bentuk bangun datar atau bangun ruang. 3
Fase Penjelasan (Explication) Siswa pada tahapan ini mengekspresikan dan saling bertukar pikiran tentang
topik sebelumnya yang telah diamati. Hal tersebut membantu siswa dalam menggunakan bahasa yang akurat dan tepat, selain itu guru juga tidak dominan. 4
Fase Orientasi Bebas (Fee Orientation) Siswa menjumpai tugas yang lebih kompleks dan dengan langkah yang cukup
banyak, tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa cara. Siswa mendapatkan pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas. Hal ini bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman menyelesaikan permasalahan dalam belajar dan menggunakan strateginya sendiri. 5
Fase Integrasi (Integration) Tahapan ini adalah tahapan terakhir. Pada tahapan terakhir ini siswa meninjau
kembali dan merangkum sehingga siswa mempunyai gambaran dan hubungan baru tentang materi yang telah mereka pelajari. Saat kegiatan ini guru dapat membimbing dan mendampingi siswa dalam membantu mengintegrasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
pengetahuannya. Tujuan kegiatan ini adalah mengintegrasikan pengetahuan yang telah diamati dan didiskusikan. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran van Hiele memiliki lima fase tahapan pembelajaran, yaitu: fase informasi/inkuiri (information/inquiry), fase orientasi langsung (directed orientation), fase penjelasan (explication, fase orientasi bebas (ree orientation), fase integrasi (integration). Setiap fase memiliki karakteristik dan tujuan masing-masing. Hal tersebut membuat kegiatan pembelajaran antar fase berbeda namun tetap berkesinambungan. Kegiatan pada kelima fase juga dapat mengguanakan media konkret dan sangat memungkinkan untuk mengajak siswa melakukan pengamatan pada lingkungan sekitar kelas maupun sekolah sehingga proses pembelajaran berdasarkan model pembelajaran van Hiele sangat erat kaitannya dengan pembelajaran kontekstual. Dengan demikian, membangun pengetahuan dan ketrampilan siswa yang realistis untuk dapat memecahkan masalah.
2.1.4 Pembelajaran Kontekstual 2.1.4.1 Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Kontekstual Berdasarkan Trianto (2009: 105), John Dewey merupakan tokoh pertama yang mengusulkan penerapan pembelajaran kontekstual di kelas-kelas Amerika Serikat. Beliau mengusulkan suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa pada tahun 1916. Selama mengadakan telah pustaka menjadi semakin jelas bahwa pembelajaran kontekstual merupakan perpaduan dari banyak praktik yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
dan beberapa pendekatan reformasi pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkaya relevansi dan penggunaan fungsional pendidikan untuk semua siswa. Menurut
University
of
Washington
(dalam
Trianto,
2009:
105)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa TK hingga SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam kegiatan di dalam sekolah maupun luar sekolah sehingga siswa dapat memecahkan masalah. Sedangkan menurut Blanchard (dalam Trianto, 2019: 105) pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang terjadi dari pengalaman sesungguhnya. Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan siswa yang lebih realistis karena inti pembelajaran kontekstual adalah untuk mendekatkan hal-hal yang teoritis ke praktik (Taniredja, 2011: 50). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar dengan situasi yang nyata dengan berbagai macam media konkret sehingga dapat mendorong siswa menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa dapat menemukan dan membangun sendiri pengetahuan serta ketrampilan baru. Peneliti dalam pengembangan ini mengintegrasi hal tersebut pada kegiatan pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Kegiatan pembelajaran berdasarkan teori van Hiele secara garis besar menggali pengetahuan awal siswa melalui media konkret kemudian siswa dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan siswa belajar untuk memecahkan masalah tersebut dengan pengetahuan dan ketrampilan mereka sendiri sehingga siswa membangun pengetahuan dan ketrampilan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Peneliti dalam mengintegrasikan pembelajaran kontekstual ke dalam teori van Hiele juga memperhatikan langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual tersebut mencakup komponen utama dari pembelajaran kontekstual.
2.1.4.2 Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2009: 107), pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum dan bidang studi apa saja serta kelas dengan kondisi bagaimanapun. Suatu kelas dikatakan menggunakan pembelajaran kontekstual apabila menerapkan tujuh komponen utama dalam pembelajaran kontekstual.
Ketujuh
komponen
utama
tersebut,
yaitu:
kontruktivisme
(contructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment). Secara garis besar langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 1) mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan membangun sendiri pengetahuan serta keterampilan barunya, 2) melaksanakan kegiatan inkuri untuk semua topik, 3) melaksanakan kegiatan bertanya untuk mengembangkan sifat ingin tahu siswa, 4) membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk belajar kelompok, 5) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, 6) melakukan refleksi di akhir pembelajaran, dan 7) melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual. Ketujuh komponen tersebut sangat fleksibel karena dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun sehingga peneliti dalam pengembangan ini dapat dengan mudah mengintegrasikan pembelajaran kontektual kedalam teori van Hiele. Selain itu, pembelajaran kontekstual juga dapat diintegrasikan dengan inteligensi ganda. Suatu inteligensi harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria tersebut digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah kemampuan itu sungguh merupakan inteligensi.
2.1.5 Inteligensi Ganda 2.1.5.1 Kriteria suatu inteligensi Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 21-22), kemampuan disebut inteligensi apabila seseorang menunjukkan suatu kemahiran dan ketrampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemunya dalam kehidupan. Selain itu, juga dapat menciptakan suatu produk baru, dan bahkan dapat menciptakan
persoalan
berikutnya
yang
memungkinkan
pengembangan
pengetahuan baru. Secara garis besar, maka dalam kemampuan ada unsur pengetahuan dan keahlian. Syarat kemampuan yang dapat dipertimbangakan sebagai inteligensi dalam teori inteligensi Gardner yaitu bersifat universal. Kemampuan itu harus berlaku bagi banyak orang, bukan hanya untuk beberapa orang. Selain itu, kemampuan juga berdasarkan unsur biologis. Kemampuan sudah ada sejak seseorang lahir, meski dapat dikembangkan melalui pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Menurut Amstrong (dalam Suparno, 2003: 23) Kemampuan manusia yang dimasukkan kedalam inteligensi ganda harus memenuhi delapan kriteria untuk menentukan apakah kemampuan itu sungguh inteligensi. Kedelapan kriteria itu adalah sebagai berikut: Terisolasi dalam bagian otak tertentu. Setiap inteligensi berkaitan dengan bagian otak tertentu. Bila kemampuan ini hilang karena kerusakan otak, maka tidak akan mempengaruhi kerusakan kemampuan lainnya. Kemampuan itu independen. Ini tampak pada orang yang pandai tapi idiot (idiot savants) dan orang autis. Orang tersebut mempunyai kemampuan tinggi dalam hal tertentu, tetapi mempunyai kelemahan pada kemampuan lainnya. Kemampuan tersebut dalam diri seserang saling independen dan tidak terkait ketat sehingga dianggap menjadi inteligensi yang berdiri sendiri. Memuat
satuan
operasi
khusus.
Setiap
inteligensi
mengandung
keterampilan operasi tertentu yang berbeda satu sama lain dan seseorang dengan keterampilan operasi tersebut dapat mengekspresikan kemampuannya dalam menghadapi persoalan. Mempunyai
sejarah
perkembangan
sendiri.
Setiap
inteligensi
mempunyai waktunya sendiri dalam berkembang, menuju puncak lalu akan turun. Kita dapat melihat puncak inteligensi pada orang-orang yang berinteligensi tertentu secara luar biasa. Misalnya, Mohamad Ali pada saat jaya-jayanya menjadi jago tinju profesional. Berkaitan dengan sejarah evolusi zaman dulu. Setiap inteligensi dapat dicari awalnya dari evolusi manusia kuno, bahkan dari evolusi spesies lain hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
tersebut karena sejalan dengan perkembagan otak manusia dari manusia purba dan bahkan dari makhluk lain yang berkaitan. Dukungan psikologi eksperimental. Dari tugas-tugas psikologis yang diberikan tampak bahwa inteligensi bekerja saling terisolasi. Seseorang yang kuat/pandai dalam bidang tertentu belum tentu kuat/pandai dalam bidang lain. Hal tersebut sangat jelas bahwa bahwa inteligensi itu terisolasi. Dukungan dari penemuan psikometrik. Inteligensi yang ditemukan Gradner memang benar terbukti dari beberapa tes psikologis terstandar. Misalnya, Wecbsler Inteligensi Scale for Children yang mengandung tes inteligensi linguistik, matematis-logis, visual, dan kinestetik-badani. Dapat disimbolkan. Kemampuan untuk menggunakan simbol dalam hidup merupakan salah satu tanda tingkah laku inteligensi manusia. Menurut Gardner, setiap inteligensi yang ditelitinya memiliki simbol khusus yang berbeda-beda dan sistem notasi yang khas. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah kemahiran dan keterampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemunya dalam kehidupan. Suatu inteligensi harus memenuhi delapan kriteria. Gardner mengemukakan beberapa inteligensi dan inteligensi yang dapat diterima berjumlah sembilan karena kesembilan inteligensi tersebut memenuhi kedelapan kriteria.
2.1.5.2 Sembilan Inteligensi Ganda Menurut Gardner (dalam Chatib, 2012: 78),
“salah besar apabila kita
mengamsusikan bahwa IQ adalah suatu entitas atau besaran tunggal dan tetap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas”. Kecerdasan menurut Gardner memperkuat perspektifnya tentang kecerdasan kognitif manusia. Kecerdasan adalah sebuah perilaku yang diulang-ulang. Kecerdasan terbentuk dari proses pembelajaran, perilaku, pola kehidupan, antar manusia, dan alam atau lingkungan yang terkristalisasi dalam kebiasaan. Inteligensi ganda yang belum berkembang dapat dikembangkan dan dilatih menjadi lebih baik lewat pendidikan. Seseorang dapat belajar untuk mengenali dan menyadari inteligensi ganda dalam hidupnya. Dengan demikian, dapat mengembangkan inteligensi ganda tersebut agar berdampak lebih maju untuk hidup selanjutnya (Suprano, 2003: 67). Otak manusia sangat kompleks dan misterius, yang merupakan sumber bagi banyak hal karena didalamnya tersimpan kepribadian dan kecerdasan. Kecerdasan merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Melalui kajian ilmiah psikologi, Gardner yang juga merupakan ahli saraf di Universitas Harvard membuat klasifikasi kecerdasan berdasarkan fakta empiris. Tahun 1999, Howard Gardner kemusdian menghasilkan karya intelektual berjudul Intelligence Reframed yang menyatakan bahwa otak manusia setidaknya menyimpan sembilan jenis kecerdasan yang disepakati dan diterima (Chatib, 2012: 79). Sembilan kecerdasan tersebut yaitu inteligensi linguistik, inteligensi matematis-logis, inteligensi ruang, inteligensi kinestetik-badani, inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi lingkungan/naturalis, dan inteligensi eksistensial. (Suparno, 2003: 1945). Peneliti dalam pengembangan penelitian ini menggembangkan inteligensi matematis-logis dan ruang visual. Berikut penjelasan dari kedua inteligensi tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
1.
Inteligensi matematis-logis Inteligensi
matematis-logis
(logical-matematical
intelligence)
adalah
kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dalam perhitugan, kepekaan pada pola logika secara efektif, abstraksi dan kategorisasi. Anak yang memiliki inteligensi ini biasanya mempunyai nilai matematika yang tinggi, dapat memecahkan masalah dengan logis dan suka belajar skema serta bagan. Inteligensi matematis-logis dapat dikembangkan dengan beberapa latihan. Latihan tersebut antara lain: membuat simbol, membuat kesimpulan dari konkret ke abstrak, membuat garis besar jalan pikiran, membuat grafik, mengurutkan bilangan, berhitung. Dengan demikian, siswa akan terbiasa dengan problem solving. Hal tersebut membantu siswa untuk mengembangkan penalaran dengan selalu melihat sebab-akibatnya 2.
Inteligensi ruang Inteligensi ruang (spatial intelligence) atau kadang disebut dengan
intelligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Selain itu juga mengenal bentuk dan benda secara tepat dan memiliki kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang. Anak yang memiliki inteligensi ini dapat dengan mudah belajar ilmu ukur ruang, mudah menentukan letak suatu benda yang berada dalam ruangan dan dapat membayangkan suatu bentuk. Inteligensi ruang-visual dapat dikembangkan dengan beberapa latihan. Latihan tersebut antara lain: dilatih untuk membayangkan sesuatu bentuk/ benda di otaknya, berlatih dengan warna, menggambar, membuat peta, membangun suatu bangun petak-petak yang mengembangkan gambaran, mematung, bermain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
mencari jejak, dan mengamati gambar 3 dimensi. Cara-cara tersebut dipilih sesuai dengan situasi siswa dan sekolah. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat sembilan inteligensi ganda. Setiap inteligensi dapat dikembangkan dengan beberapa latihan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan inteligensi matematis-logis dan inteligensi ruang-visual karena pembelajaran geometri materi sifat-sfiat bangun datar kelas V berkaitan dengan kedua inteligensi tersebut. Siswa dalam materi tersebut belajar pola logika, membayangkan benda abstrak dan mengkategorikan bentuk benda sehingga dapat mengembangkan inteligensi matematis logis. Siswa juga mempelajari keruangan (bentuk, garis, dan lain sebagainya) sehingga dapat mengembangkan inteligensi ruang-visual.
Latihan-latihan
tersebut
peneliti
kemas
kedalam
kegiatan
pembelajaran dengan berdasarkan lima fase teori van Hiele.
2.2
Hasil Penelitian yang Relevan Terdapat empat penelitian sebelumnya tentang pembelajaran berdasarkan
teori van Hiele yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berikut ini penjabaran dari keempat penelitian tersebut. Penelitian pertama dilakukan oleh Erdogan, dkk (2009) dengan judul “The Effect of the Van Hiele Model Based Instruction on the Creative The inking Levels of 6th Grade Primary School Students”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses pembelajaran berdasarkan model van Hiele pada tingkat berpikir kreatif siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
instruksi sesuai dengan model van Hiele lebih efektif daripada instruksi sesuai dengan metode tradisional dalam mengembangkan tingkat berpikir kreatif siswa. Penelitian kedua dilakukan oleh Sasmita (2012) dengan judul “Pengaruh Teori Belajar van Hiele dalam Pembelajaran Geometri terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Desa Sinabun”. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut yaitu hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele lebih baik dari pada hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal tersebut dikarenakan perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran dan proses penyampaian materi. Pembelajaran geometri dengan teori van Hiele melalui beberapa fase, yaitu: fase informasi (information), fase orientasi langsung (directed orientation), fase penjelasan (explication), fase orientasi bebas (free orientation), dan fase integrasi (integration). Penelitian
ketiga
dilakukan
oleh
Nur’aeni
(2010)
dengan
judul
“Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori van Hiele”. Menurut hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa kemampuan komunikasi geometris siswa Sekolah Dasar dapat dikembangkan melalui pembelajaran berbasis teori van Hiele yaitu dengan adanya lima fase dalam pembelajaran; 1) fase informasi, 2) fase orientasi terarah, 3) fase eksplitasi, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi. Tahap pembelajaran van Hiele, juga dapat meningkatkan kemajuan kemampuan berpikir geometri siswa dari level dasar ke level berikutnya secara berurutan. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan salah satu alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan komunikasi geometris. Penelitian keempat dilakukan oleh Pareka (2014) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran van Hiele Terhadap Kemampuan Memahami pada Konsep Geometri Bangun Datar dalam Pelajaran Matematika Kelas V SD Ungaran”. Peneliti menerapkan lima fase pembelajaran van Hiele kedalam kegiatan pembelajaran. Lima fase tersebut, yaitu: fase inkuiri/informasi, fase orientasi terarah, fase uraian, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa pada konsep geometri bangun datar. Hasil tersebut ditunjukkan dari perbandingan selisih skor pretest dan posttest, kelompok eksperimen memiliki skor dengan efek besar sedangkan kelompok kontrol memiliki skor dengan efek kecil. Keempat penelitian di atas digunakan oleh peneliti untuk menambah referensi tentang penelitian pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Keempat penelitian tersebut juga masih relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, hal tersebut dapat dilihat dalam penelitian ini memperhatikan tingkat berpikir siswa dalam mempelajari geometri dengan cara menerapkan lima fase tahapan pembelajaran geometri berdasarkan teori van Hiele dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kelima fase tersebut, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Bagan literature map dari penelitian sebelumnya dapat dilihat pada halaman selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Model Pembelajaran van Hiele
Erdogan, dkk.
Nur’aeni Hj Epon
(2009)
(2010)
Model van Hiele mengembangkan
Pembelajaran berbasis teori van
tingkat berpikir kreatif siswa.
Hiele mengembangkan kemampuan komunikasi geometris.
Sasmita Lisa, dkk (2012)
Pareka Putri El (2014)
Hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar yang mengikuti pembelajaran geometri menggunakan teori van Hiele lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti
Model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar tentang bangun datar.
pembelajaran geometri menggunakan pembelajaran konvensional.
Yang akan diteliti Listyawati Dian (2015) Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Berdasarkan Teori Van Hiele pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
2.3
Kerangka Berpikir Penelitian Erdogan, dkk (2009) menginspirasi peneliti jika mdel pembelajaran
van Hiele mengembangkan tingkat berpikir kreatif siswa. Bahkan menurut Sasmita (2012), hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar yang mengikuti pembelajaran geometri menggunakan teori van Hiele lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran geometri menggunakan pembelajaran konvensional. Menurut
Nur’aeni
(2010),
pembelajaran
berbasis
teori
van
Hiele
juga
mengembangkan kemampuan komunikasi geometris. Selain itu, menurut Pareka (2014) model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar tentang bangun datar. Keempat penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan sebuah prototipe. Prototipe tersebut berupa perangkat pembelajaran geometri materi sifat-sifat bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang berdasarkan teori van Hiele pada kelas V Sekolah Dasar. Prototipe terdiri dari 3 perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran 1 tentang materi sifat-sifat persegi, perangkat pembelajaran 2 tentang materi sifat-sifat belah ketupat, dan perangkat pembelajaran 3 tentang materi sifat-sifat belah ketupat. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti susun untuk menjawab permasalahan siswa. Permasalahan tersebut yaitu, 27 siswa di SD Caturtunggal 6 yang belum memahami sifat-sifat persegi, belah ketupat dan layang-layang. Selain itu, prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti kembangkan untuk memberikan guru satu contoh model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi geometri tentang sifat-sifat bangun datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Peneliti
mengembangkan
prototipe
perangkat
pembelajaran
dengan
memperhatikan level 1 yaitu analisis. Hasil pemikiran pada level 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. Materi geometri bangun datar kelas V Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat bangun datar yang berkaitan dengan bentuk dan sifat sehingga siswa mempelajari bahwa sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya. Hal tersebut bertujuan agar siswa lebih mudah dalam memahai sifat-sifat bangun datar berdasarkan tahapan berpikirnya. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam menyusun RPP dengan berdasarkan lima fase van Hiele, yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi.
2.4
Pertanyaan Penelitian Berdasakan teori di atas, maka dapat beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut. 2.4.1
Bagaimana langkah-langkah pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar?. 2.4.2
Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri berdasarkan
teori van Hiele dalam membantu siswa kelas V Sekolah Dasar memahami konsep sifat-sifat bangun datar?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. 3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D).
Penelitian R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297). R&D juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Penelitian ini berbasis pada model pengembangan industri yang menggunakan penelitian untuk menemukan suatu desain produk dan prosedur yang baru (Sugiyono, 2015: 34). Penelitian R&D lebih menekankan pengembangan model-model proses, bahan, dan sarana yang berawal dari adanya kebutuhan akan sebuah produk untuk memecahkan suatu permasalahan. Penelitian jenis ini dapat menghasilkan produk berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
3.2
Setting Penelitian
Setting penelitian pengembangan prototipe yang berupa perangkat pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri bangun datar persegi, belah ketupat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
dan layang-layang akan menguraikan tentang objek penelitian, subjek penelitian, dan lokasi penelitian. 3.2.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah prototipe yang berupa perangkat pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang yang dikembangkan berdasarkan teori van Hiele sehingga dapat membantu siswa dalam memahami geometri materi bangun datar sesuai dengan tingkatan berpikirnya. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Caturtunggal 6 tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 19 siswa, yang terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Tempat penelitian yang digunakan adalah SD N Caturtunggal 6. Sekolah tersebut terletak di Janti gang Pinus, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 10 bulan terhitung dari bulan Mei 2015 hingga Februari 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
3.3
Rancangan Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang
terdiri atas (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Desain Produk
Validisi Desain
Ujicoba pemakaian
Revisi Produk
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Revisi Produk
Produksi Masal
Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode R&D Sugiyono Langkah-langkah penggunaan metode R&D seperti yang dikemukakan Sugiyono pada bagan 3.1 berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi atau masalah yang dikemukakan harus ditunjukkan dengan data empirik yang diperoleh berdasarkan laporan penelitian atau dokumentasi laporan tertentu yang masih up to date. Data sebagai sumber informasi tersebut kemudian dikumpulkan dan digunakan sebagai perencanaan produk tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Produk yang akan dihasilkan didesain dalam wujud gambar atau bagan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk ini kemudian dinilai atau divalidasi oleh beberapa pakar yang sudah berpengalaman di bidangnya. Hasil dari validasi kemudian menjadi dasar pertimbangan perbaikan desain (Sugiyono, 2011: 298-302).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Desain produk kemudian dibuat dalam bentuk prototipe yang selanjutnya digunakan dalam uji coba produk secara terbatas untuk mengetahui penilaian dari ahli. Penilaian ahli menjadi dasar revisi atau perbaikan produk yang dikembangkan. Setelah direvisi, produk perlu diujicobakan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas dan jika dalam pemakaiannya terdapat kekurangan atau kelemahan produk tersebut akan direvisi kembali. Jika produk dinyatakan layak digunakan, produk tersebut dapat diproduksi secara massal. Jika masih ada kekurangan, peneliti harus melakukan revisi produk lagi dan kemudian produk dapat dilakukan produksi massal.
3.4
Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Desain Produk
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Validasi Desain
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang telah diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 298), dalam membuat prosedur pengembangan untuk penelitian pengembangan perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar, peneliti memodifikasi beberapa langkah sesuai bagan 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
1.
Potensi dan masalah Peneliti menemukan potensi dan masalah dengan cara melakukan observasi dan
penyebaran angket. Observasi dilakukan saat peneliti Probaling. Peneliti memiliki kesempatan observasi sebanyak 2 kali di kelas V SD N Bopkri Gondolayu saat pembelajaran matematika. Kemudian memberikan angket kepada siswa dan guru. Angket siswa disebar kepada siswa kelas VI SD N Caturtunggal 6. Angket berisikan materi tentang bangun datar sederhana. Peneliti menyebar angket kepada siswa kelas VI karena siswa kelas VI sudah mendapatkan materi bangun datar sederhana saat di kelas V. Sedangkan angket guru disebarkan kepada guru wali kelas V di SD N Caturtunggal 6 dan SD N Ambarukmo 3 untuk menemukan dan memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran. 2.
Pengumpulan data Setelah menemukan masalah, peneliti mencari berbagai sumber dan
menghubungkannya dengan masalah yang ditemukan. Informasi yang telah didapat tersebut dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan. Hal ini bertujuan sebagai bahan untuk perencanaan desain produk. 3.
Desain produk Desain produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa prototipe perangkat
pembelajaran bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang. Prototipe terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi: (a) kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, (b) lima fase pembelajaran van Hiele (c) penerapan kelima fase pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran. Bagian kedua berisi silabus dan 3 RPP, yaitu: RPP 1 tentang persegi, RPP 2 tentang belah ketupat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dan RPP 3 tentang layang-layang. Bagian ketiga berisi 3 LKS yaitu LKS pembelajaran 1 tentang persegi, LKS pembelajaran 2 tentang belah ketupat, dan LKS pembelajaran 3 tentang layang-layang. Kekhasan dari prototipe ini adalah penerapan lima fase dalam pembelajaran van Hiele dalam ketiga bagian tersebut. 4.
Validasi desain Desain produk yang telah dikembangkan, kemudian di validasi untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada. Validasi tersebut dilakukan oleh ahli yang sudah berpengalaman. Desain yang telah dikembangkan dalam penelitian ini divalidasi oleh 1 guru wali kelas V dan 1 dosen yang sesuai dengan bidangnya. 5.
Revisi desain Setelah divalidasi oleh ahli, peneliti mengetahui kekurangan dari produk yang
di desain. Selanjutnya peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki produk yang diketahui kekurangannya. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dari 1 dosen ahli dan 1 guru kelas V SD. 6.
Ujicoba produk Perangkat pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Uji coba
produk dilakukan di kelas V SD N Caturtunggal 6. Ujicoba ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu: lembar observasi,
angket, dan tes. Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
3.5.1 Lembar Observasi Lembar observasi berfungsi untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang muncul didalam pembelajaran materi geometri bangun datar sehingga peneliti dapat menyimpulkan kebutuhan di lapangan. Lembar observasi yang disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi No 1
Aspek Media pembelajaran
No item 1
2
Metode pembelajaran
2
3
Model pembelajaran
3
4
Kesulitan
4
1. 2. 3. 4.
Pertanyaan Penggunaan media dalam pembelajaran Penerapan suatu metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi Penerapan suatu model pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi. Kesulitan yang sering muncul pada siswa
Kisi-kisi tersebut disusun dalam bentuk pertanyaan dengan jumlah 4 item. Lembar observasi digunakan peneliti saat melakukan pengamatan pra-penelitian. Pengamatan peneliti lakukan sebanyak dua kali pada kelas V SD N Bopkri Gondolayu. 3.5.2 Angket Pra-penelitian Angket yang digunakan peneliti ada dua, yaitu angket analisis kebutuhan dan angket validasi ahli. Berikut penjelasan mengenai angket analisis kebutuhan yang digunakan peneliti. 3.5.2.1 Angket Pra-penelitian untuk Guru Angket pra-penelitian untuk guru digunakan untuk analisis kebutuhan digunakan sehingga peneliti mengetahui kebutuhan di lapangan. Angket yang disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pra-penelitian untuk Guru Aspek 1. Cara guru mengajarkan sifatsifat bangun datar: a. Segitiga b. Persegi c. Persegi Panjang d. Trapesium e. Jajar genjang f. Belah ketupat g. Layang-layang h. Lingkaran
2. Cara guru mengajarkan kesebangunan antar bangun datar
No Item
1-4
5-8
Pertanyaan 1. Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar? 2. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar? 3. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar? 4. Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat mempelajari sifat-sifat bangun datar? 5. Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran ketika mengajarkan kesebangunan antar bangun datar? 6. Bagaimana Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami kesebangunan antar bangun datar? 7. Bagaimana Bapak/Ibu menggunakan model pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami kesebangunan antar bangun datar? 8. Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat mempelajari kesebangunan antar bangun datar?
Kisi-kisi tersebut disusun dengan berdasarkan dua aspek yaitu materi sifat-sifat dan materi kesebangunan bangun datar. Kemudian setiap aspek dijabarkan dalam bentuk pertanyaan dengan jumlah 8 item. Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada dosen ahli matematika. 3.5.2.2 Angket Pra-penelitian untuk Siswa Angket pra-penelitian untuk siswa juga digunakan untuk analisi kebutuhan sehingga peneliti mengetahui kebutuhan di lapangan. Angket yang disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pra-penelitian untuk Siswa Aspek Manfaat geometri bangun datar untuk kelas V: 1. Sifat-sifat bangun datar: a. Segitiga
2.
No Item
Pernyataan
1-2
Mengetahui sifat-sifat segitiga
b.
Persegi
3-4
Mengetahui sifat-sifat persegi
c.
Persegi panjang
5-6
Mengetahui sifat-sifat persegi panjang
d.
Trapesium
7-8
Mengetahui sifat-sifat trapezium
e.
Jajar genjang
9-10
Mengetahui sifat-sifat jajar genjang
f.
Belah ketupat
11-12
Mengetahui sifat-sifat belah ketupat
g.
Layang-layang
13-14
Mengetahui sifat-sifat layang-layang
h.
Lingkaran
15-16
Mengetahui sifat-sifat lingkaran
Kesebangunan antar bangun datar.
17-21
Mengetahui kesebangunan antar bangun datar
Angket pra-penelitian untuk siswa dibagikan kepada siswa kelas VI Sekolah SD N Caturtunggal 6. Peneliti menyebar angket siswa kepada siswa kelas VI karena siswa kelas VI sudah mempelajari materi sifat-sifat bangun datar kelas V. Peneliti juga ingin mengetahui pengetahuan siswa yang sudah mempelajari materi tersebut. Kisi-kisi angket pra-penelitian di atas disusun dalam bentuk pernyataan dengan jumlah 21 item. Setiap item disusun berdasarkan aspek materi sifat-sifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar
3.5.3 Angket Validasi Ahli Angket validasi ahli digunakan untuk menguji kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Angket validasi ahli ini merupakan angket validasi pra penelitian oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dosen dan angket validasi produk oleh dosen serta guru. Berikut penjelasan mengenai angket validasi ahli. 3.5.3.1 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen Lembar validasi angket pra-penelitian guru diberikan kepada dosen ahli dalam bidang matematika yang digunakan untuk menguji kelayakan instrumen setiap instrumen yang digunakan. Lembar validasi tersebut menggunakan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen Aspek
No Item
Bahasa
1
Pertanyaan
2
Pernyataan a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru. c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian. a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang digunakan guru saat mengajar tentang sifat-sifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar. b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui metode yang digunakan guru saat mengajar tentang sifat-sifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar. c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang digunakan guru saat mengajar tentang sifat-sifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar. d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan siswa yang muncul saat guru mengajar tentang sifat-sifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar.
Angket pra-penelitian guru telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Hasil validasi analisis kebutuhan menunjukkan skor 2,90 yang termasuk kedalam kategori “baik”. Oleh karena itu, instrumen tersebut layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
3.5.3.2 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen Lembar validasi angket pra-penelitian siswa diberikan kepada dosen ahli dalam bidang matematika yang digunakan untuk menguji kelayakan instrumen setiap instrumen yang digunakan. Lembar validasi tersebut menggunakan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen Aspek
No Item
Pernyataan
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru. c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian.
Bahasa
Pertanyaan
2
a. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan sifatsifat bangun datar : 1. Segitiga 2. Persegi 3. Persegi panjang 4. Trapesium 5. Jajar genjang 6. Belah ketupat 7. Layang-layang 8. Lingkaran b. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan kesebangunan antar bangun datar. c. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan konteks nyata kehidupan siswa. d. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Angket pra-penelitian siswa telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Hasil validasi analisis kebutuhan menunjukkan skor 3,00 yang termasuk kedalam kategori “baik”. Oleh karena itu, instrumen tersebut layak untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
3.5.3.3 Lembar Angket Validasi Produk oleh Dosen Selain itu, angket juga digunakan untuk menguji kelayakan produk yang telah diciptakan. Lembar angket validasi produk diberikan kepada dosen yang ahli dalam bidang matematika dan guru wali kelas V. Lembar angket validasi produk oleh dosen mempunyai kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Dosen Aspek
No Item
Pernyataan
Bahasa
1
Format Penulisan Prototipe
2
Isi
3
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa. a. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan buku. b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele. a. Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele. b. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam materi pembelajaran bangun datar sederhana untuk kelas IV. c. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 3 RPP materi pembelajaran bangun datar sederhana untuk kelas IV. d. Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang bangun datar sesuai dengan tahap operasional konkret siswa. e. Memuat media yang berkaitan dengan bangun ruang kubus dan bangun ruang kubus sehinga membantu siswa memahami konsep geometri. f. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pmahaman siswa tentang konsep bangun ruang sederhana.
Lembar angket validasi produk telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang telah diciptakan. Hasil lembar angket validasi produk dosen menunjukkan skor 3,44 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, produk tersebut layak digunakan. 3.5.3.4 Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru Lembar angket validasi produk juga diberikan kepada guru wali kelas V. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
telah diciptakan. Lembar angket validasi produk oleh guru mempunyai kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru Aspek
No Item
Indikator
1
Materi
2
Apersepsi
3
Kegiatan inti
- Fase informasi
- Fase orientasi bebas
- Fase penjelasan
4
- Fase orientasi bebas
- Fase integrasi
Inspirasi bagi guru dalam mengajar
5
Kelayakan untuk pelatihan
6
Pernyataan Kesesuaian indikator dengan KD. Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat. Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat. a. Berisi tentang materi bangun datar segi empat. b. Memuat bahasa yang sederhana. c. Memuat pengantar tentang bangun datar segi empat secara kontekstual. a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang segi empat. b. Memuat tugas/aktivitas sederhana. a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi segi empat. b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep segi empat dengan kehidupan sehari-hari. a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi segi empat dari keseluruhan kegiatan. b. Memuat soal evaluasi tentang materi segi empat. c. Memuat aktivitas siswa untuk mengintegrasikan materi segi empat dalam bentuk refleksi yang imajinatif. a. Konteksual b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi segi empat memudahkan siswa untuk megimajinasikan/membayangkan benda tersebut. d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep segi empat kepada siswa. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guru-guru.
Lembar angket validasi produk telah divalidasi oleh guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6. Hasil kuesioner validasi produk oleh guru wali kelas tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
menunjukkan skor 3,80 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, produk tersebut layak digunakan.
3.5.4 Tes Tes digunakan peneliti untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi bangun datar persegi dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele. Tes yang digunakan terdapat disetiap fase pembelajaran. Tes setiap fase sebagai berikut: 3.5.4.1 Lembar Tes Fase Informasi Fase informasi dalam pembelajaran persegi memuat berbagai aktifitas. Setiap aktifitas memuat tugas yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau informasi awal siswa tentang materi persegi yang akan dibahas. Lembar tes pada fase informasi tersebut sebagai berikut: Tabel 3.8 Lembar Tes Fase Informasi Kegiatan
Perintah
Bermain puzzle Menggambar
Ayo bermain puzzle! Dengarkan perintah dan aturan bermain dari gurumu! Mari menggambar! Jiplaklah gambar yang terdapat pada puzzle! Tulislah pertanyaan pada kolom dibawah ini tentang apa yang ingin kamu ketahui dari gambar persegi yang telah kamu gambar! Amatilah lingkungan kelasmu! Apakah kamu dapat menemukan benda yang bentuknya persegi?
Tanya jawab Pengamatan
Lembar tes di atas mempunyai kategori peniliaian. Kategori penilaian tersebut yaitu tercapai atau tidak tercapai. Tercapai jika siswa aktif melaksanakan perintah, namun jika tidak melaksanakan perintah atau pasif maka tidak tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
3.5.4.2 Lembar Tes Fase Orientasi Langsung Fase orientasi langsung dalam pembelajaran materi persegi memuat beberapa aktifitas. Aktifitas tersebut memuat tugas singkat supaya memperoleh respon khusus dari siswa. Lembar tes pada fase orientasi langsung tersebut sebagai berikut: Tabel 3.9 Lembar Tes Fase Orientasi Langsung Kegiatan Membuat daftar Menempel
Perintah Jika sudah menemukan benda yang bentuknya persegi, tuliskanlah pada tabel dibawah ini dan dan beri alasanmu menuliskan benda tersebut! Carilah gambar yang terdapat bentuk persegi lalu tempelkan pada kolom yang tersedia!
Lembar tes fase orientasi langsung mempunyai kategori peniliaian. Kategori penilaian tersebut yaitu tercapai atau tidak tercapai. Dikatakan tercapai jika siswa benar dalam melaksanakan perintah, namun jika siswa tidak benar dalam melaksanakan perintah maka dikatakan tidak tercapai. 3.5.4.3 Lembar Tes Fase Penjelasan Fase penjelasan dalam pembelajaran materi persegi memuat tugas untuk siswa saling bertukar pikiran tentang materi yang telah diamati. Lembar tes pada fase penjelasan tersebut sebagai berikut: Tabel 3.10 Lembar Tes Fase Penjelasan Kegiatan Presentasi Percobaan
Tanya jawab
Perintah Jelaskan letak bangun datar persegi pada gambar! Mari mencoba! Perhatikan cara kerja dengan baik, kerjakan sesuai langkah-langkah dan catat hasilnya beserta penjelasanmu pada tabel di bawah ini! Apabila ada kesulitan bertanya dengan gurumu!. Sudah semakin paham dengan sifat-sifat persegi? Apakah masih ada materi yang kamu belum paham? Jika masih ada, tuliskanlah pertanyaan di tabel pertanyaan bawah ini lalu tanyakan kepada gurumu dan jawaban gurumu tulislah di tabel jawaban!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Lembar tes fase penjelasan di atas mempunyai kategori peniliaian. Kategori penilaian tersebut yaitu tercapai atau tidak tercapai. Tercapai jika siswa percaya diri dan aktif berdiskusi namun jika siswa pasif maka tidak tercapai. 3.5.4.4 Lembar Tes Fase Orientasi Bebas Fase orientasi bebas dalam pembelajaran persegi memuat tugas yang lebih kompleks. Tugas tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa cara sehingga siswa menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas. Lembar tes pada fase orientasi bebas tersebut sebagai berikut: Tabel 3.11 Lembar Tes Fase Orientasi Bebas Kegiatan Menyusun Mengerjakan soal
Perintah Gurumu akan membagi 29 potongan kertas yang berbentuk persegi. Susunlah potongan-potongan persegi tersebut menjadi 3 bangun persegi baru! Diskusikanlah, apakah 3 bangun persegi baru yang tersusun dari beberapa persegi mempunyai sifat yang sama dengan sifat-sifat persegi yang telah kita pelajari?
Lembar tes diatas mempunyai kategori peniliaian. Kategori penilaian tersebut yaitu tercapai atau tidak tercapai. Tercapai jika siswa benar dalam melaksanakan perintah, namun jika tidak benar dalam melaksanakan perintah maka tidak tercapai. 3.5.4.5 Lembar Tes Fase Integrasi Fase integrasi dalam pembelajaran bangun datar persegi memuat beberapa tugas. Salah satunya siswa minjau kembali dan merangkum sehingga siswa mempunyai gambaran dan hubungan baru tentang materi yang telah mereka pelajari. Lembar tes pada fase integrasi tersebut sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 3.12 Lembar Tes Fase Integrasi Kegiatan Mengerjakan soal evaluasi Merangkum
Merefleksikan
Beraksi
Perintah Mari mengerjakan! Kerjakan secara individu! Rangkumlah materi yang dipahami selama proses pembelajaran! Refleksikanlah! 1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran tersebut? 2. Coba sebutkan kekhususan dari suatu benda yang berbentuk persegi! 3. Coba jelaskan manfaat belajar persegi dalam kehidupan! Setelah kamu bermain puzzle dan menyusun bangun pesegi baru secara kelompok. Kamu belajar banyak dalam berinteraksi yang baik dengan temanmu. Tuliskan sikap yang akan kamu lakukan apabila berkelompok kembali!
Lembar tes fase integrasi mempunyai kategori peniliaian. Kategori penilaian tersebut yaitu tercapai atau tidak tercapai. Tercapai jika siswa benar dalam melaksanakan perintah, namun jika tidak benar dalam melaksanakan perintah maka tidak tercapai.
3.6
Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2015: 200) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang utama dalam setiap kegiatan penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan datar”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, tes, dan dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
3.6.1 Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan dan hanya menjadi pengamat independen. Peneliti melakukan observasi di kelas V SD Bopkri Gondolayu pada saat peneliti melaksanakan Probaling. Lembar observasi berjumlah 4 item. Melalui observasi ini peneliti mengetahui tentang kondisi dan permasalahan yang muncul didalam pembelajaran materi geometri bangun datar. Selain itu, peneliti juga mengetahui metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung.
3.6.2 Angket 3.6.2.1 Angket Pra-penelitian Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 216). Angket guru yang digunakan pada tahapan ini adalah angket terbuka dengan berisi pertanyaan-pertanyaan pokok yang bisa direspon secara bebas oleh responden (Sukmadinata, 2011: 219). Tujuan penggunaan angket pada tahap ini adalah untuk mengetahui model, metode, dan media yang digunakan oleh guru saat proses pembelajaran bangun datar serta untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari bangun datar. Selain itu, juga menggunakan angket tertutup bagi siswa. Angket tertutup adalah data kuantitatif yang berupa skoring (Sugiyono, 2015: 216). Tujuan penggunaan angket pada tahap ini adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
tingkat pemahaman siswa terhadap bangun datar. Setelah mendapatkan semua data tersebut, maka peneliti mengetahui kebutuhan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan siswa agar lebih paham pada materi pembelajaran. 3.6.2.2 Angket Uji Validasi Ahli Uji validasi ahli digunakan untuk validasi angket pra-penelitian dan validasi produk. Validasi angket pra-penelitian guru dan siswa dilakukan oleh dosen ahli matematika. Masing-masing angket pra-penelitian berjumlah 7 pernyataan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Penyusunan kuesioner mengacu pada aspek bahasa dan kesesuaian pernyataan. Sedangkan angket validasi produk dilakukan dengan tujuan memperoleh data dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Angket uji validasi produk dilakukan oleh dosen ahli matematika dan guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6. Angket validasi produk untuk dosen terdiri dari 10 pernyataan yang mengacu pada lima fase pembelajaran dalam teori van Hiele dan untuk angket validasi produk guru terdiri dari 20 pernyataan yang juga mengacu pada lima fase pembelajaran dalam teori van Hiele. 3.6.3 Tes Menurut Cronbach (dalam Sugiyono, 2015: 208) tes merupakan sebuah prosedur yang sistematis untuk melakukan observasi dan memberi diskripsi sejumlah atau ciri sesorang dengan menggunakan bantuan skala numerik atau sismtem kategori. Peneliti megumpulkan data tes saat melakukan uji coba produk. Tes pada pengembangan ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
materi bangun datar persegi dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele. Tes pada siswa terdapat di LKS dan terdapat di setiap fase. Setiap fase mempunya tes yang berbeda karena tes telah disesuaikan dengan karakteristik setiap fase. 3.6.4 Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2012: 326). Dokumen dapat berbentuk gambar atau catatan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto ketika melakukan ujicoba produk. Dokumentasi juga digunakan untuk mendokumentasikan data berupa catatan dalam bentuk tulisan dari hasil pengisian lembar observasi, angket validasi dosen, dan guru, angket pra-penelitian guru dan siswa serta hasil pekerjaan siswa yang terdapat di LKS.
3.7
Teknik Analisis Data Terdapat dua macam data penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kuantitatif
(Sugiyono, 2015: 252). Peneliti dalam teknik analisis data pengembangan ini menggunakan kedua data penelitian tersebut. 3.7.1 Data Kualitatif Data kualitatif yang peneliti lakukan dalam penelitian ini meliputi: 3.7.1.1 Observasi Teknik observasi peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang model dan metode pembelajaran yang guru gunakan serta untuk mengetahui kesulitan siswa saat mengikuti proses pembelajaran materi geometri bangun datar. Peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati langsung di dalam kelas ketika proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dideskripsikan sesuai dengan indikatorindikator pengamatan yang telah dibuat. 3.7.1.2 Angket Pra-penelitian Guru Teknik analisis data pada angket pra-penelitian guru memberikan kesempatan kepada guru untuk memberikan pendapat secara terbuka. Teknik analisis data untuk mengolah pendapat yang muncul dengan menginterpretasikan data kualitatif berupa pendapat terbuka dari guru. 3.7.1.3 Tes Salah satu teknik pengumpulan data yaitu tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi bangun datar persegi dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele. Cara mengukurnya yaitu siswa mengerjakan tes yang terdapat di LKS sehingga peneliti mendapatkan hasil tes. Hasil tes peneliti observasi dan diskrispsikan dengan bantuan dokumentasi dalam bentuk foto. Foto tersebut diambil ketika peneliti melakukan ujicoba produk dan setelah melakukan ujicoba produk, yaitu foto hasil pekerjaan siswa. Peneliti mendiskrisikan aktifitas siswa maupun guru yang terdapat di foto. 3.7.2 Data Kuantitatif Data kualitatif yang peneliti peroleh dalam penelitian ini, yaitu: 3.7.2.1 Angket Pra-penelitian Siswa Data dari angket pra-penelitian siswa tersebut merupakan penghitungan yang nilainya dalam bentuk persen. Tujuan dari penghitungan nilai dalam bentuk persen adalah untuk memperoleh data rasio dari analisis kebutuhan. Penghitungan tersebut untuk mengetahui persentase setiap item pada kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Presentase =
Rumus 3.1 Rumus Persentase Jawaban dalam Angket Pra-penelitian Siswa. 3.7.2.2 Teknik Analisis Validasi Ahli Data yang diperoleh berdasarkan lembar angket validasi ahli selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif sebagai pertimbangan dalam pengembangan prototipe berupa perangkat pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang berdasarkan teori van Hiele. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif meliputi: (1) pengumpulan data kasar, (2) pemberian skor untuk analisis kuantitatif, dan (3) skor yang diperoleh melalui uji validasi dikonversikan menjadi data kualitatif dengan skala empat. Pengkonversian tersebut mengacu pada skala Likert yang diadaptasi oleh Widoyoko (2013: 144). Tabel 3.13 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor 3,25<X≤4,00 2,50<X≤3,25 1,75<X≤2,50 1,00≤X≤1,75
Klasifikasi Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat kriteria penilaian, yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Konversi skor di atas menjadi acuan peneliti dalam mengukur kelayakan instrumen non tes prapenlitian maupun validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
3.8 Jadwal Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2015 hingga bulan Februari 2016.
No
Kegiatan
1.
Observasi Menganalisis hasil observasi Pembuatan angket prapenlitian Menganalisi angket prapenelitian Penyusunan proposal Penyusunan produk Validasi produk Uji coba produk Pengolahan data Penyusunan laporan Ujian skripsi Revisi skripsi dan produk
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12
Mei
Juni
Juli
Agust
Bulan Sept Okt
Nov
Des
Jan
Feb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab 4 berisi hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian terdiri dari uraian tentang penjelasan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran model van Hiele dan diskripsi kualitas prototipe perangkat pembelajaran model van Hiele dalam membantu siswa kelas V Sekolah Dasar untuk memahami konsep persegi. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penjelasan Proses Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Model van Hiele Bab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, dan ujicoba produk. 4.1.1.1 Potensi Masalah Peneliti melihat potensi tentang konsep geometri tentang sifat-sifat bangun datar kelas V dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan dalam bidang inteligensi matematis-logis dan inteligensi ruang-visual. Menurut Gardner (Suparno, 2003: 29-31), inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, Sedangkan inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang. Pembelajaran geometri materi bangun datar berkaitan dengan kedua inteligensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
tersebut
karena
siswa
dapat
mengembangkan
pola
logika,
belajar
membayangkan benda abstrak, dan mempelajari keruangan (bentuk, garis, dan lain sebagainya). Oleh karena itu, sangat penting dalam pemahaman materi sifat-sifat bangun datar. Masalah yang peneliti lihat saat Probaling di SD Bopkri Gondolayu pada tanggal 12 Februari 2015 sampai tanggal 28 Mei 2015. Peneliti pada saat itu juga memiliki kesempatan 2 kali untuk masuk kelas V dan melakukan observasi saat pelajaran matematika materi bangun datar pada tanggal 7 Mei 2015 dan 14 Mei 2015. Peneliti melihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami sifat-sifat bangun datar. Kedua hasil observasi dapat di lihat pada lampiran 1.2 dan 1.3 sedangkan hasil rekap observasi tersebut sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi Kelas
: V SD Bopkri Gondolayu
Tanggal
: 7 Mei 2015 dan 14 Mei 2015
Materi
: Sifat-sifat bangun datar
No
Aspek yang Diamati
media
Deskripsi Hasil Pengamatan
1
Penggunaan pembelajaran.
dalam
2
Penerapan suatu metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi.
3
Penerapan suatu model pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Observasi pertama: Menggunaka kayu berbentuk bangun datar. Observasi kedua: Masih menggunakan kayu berbentuk bangun datar. Observasi pertama: Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Observasi kedua: Masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab Observasi pertama: Belum terlalu nampak. Observasi kedua: Masih belum terlalu nampak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4
Kesulitan yang sering muncul pada siswa.
Observasi pertama: Siswa kesulitan dalam membedakan sifat-sifat antar bangun datar yang memiliki beberapa sifat sama seperti persegi dan belah ketupat. Observasi kedua: Siswa masih kesulitan dalam bangun datar persegi dan belah ketupat.
Berdasarkan tabel hasil observasi pertama pada tanggal 7 Mei 2015. Peneliti mendapatkan masalah yaitu siswa kesulitan dalam membedakan sifat-sifat antar bangun datar yang memiliki beberapa sifat sama seperti persegi dan belah ketupat. Peneliti juga mengetahui media, metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas. Guru wali kelas V Sekolah Dasar dalam mengajar sifat-sifat bangun datar berusaha menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media kayu yang berbentuk bangun datar dan untuk model pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan sifat-sifat bangun datar dan tanya jawab terlihat ketika guru menyuruh siswa yang belum paham untuk bertanya, beberapa siswa aktif bertanya dan guru menjawab. Berdasarkan tabel hasil observasi kedua pada tanggal 14 Mei 2015. Peneliti mendapatkan masalah yaitu kesulitan siswa dalam memahami bangun datar persegi dan belah ketupat. Peneliti juga mengetahui media, metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas. Penggunaan media, metode, dan model pembelajaran tidak jauh berbeda dengan hasil observasi pertama. Guru wali kelas V tersebut masih berusaha menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan kembali media kayu yang berbentuk bangun datar dan untuk model pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
pembelajaran terlihat dominan guru. Awal pembelajaran hingga pertengahan pembelajaran guru menjelaskan sifat-sifat bangun datar dan diakhir penjelasan siwa yang belum paham diminta untuk bertanya kemudian siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di papan tulis. Siswa antusias dalam mengerjakan soal namun nampak kebingungan karena mereka terlihat berulang kali bertanya kepada guru maupun teman. Berdasarkan kedua data observasi tersebut, peneliti mengembangkan prototipe berupa “Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Kekhasan prototipe yaitu penerapkan lima fase dalam pembelajaran van Hiele dalam setiap kegiatan pembelajaran pada prototipe sehingga dapat membantu siswa dalam mempelajari sifat-sifat bangun datar sesuai dengan tahapan berpikirnya.
4.1.1.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses mencari informasi sebagai bahan perencanaan produk (Sugiyono, 2011: 300). Pengumpulan data diperoleh berdasarkan hasil angket guru dan siswa. Hasil angket guru dan siswa tersebut sebagai berikut: 4.1.1.2.1 Hasil Angket Guru Peneliti menyebarkan angket kepada guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6 dan SD N Ambarukmo pada tanggal 31 Juli 2015 untuk mengetahui media, metode, model, ketercapaian nilai KKM dan kesulitan siswa. Kedua hasil angket guru dapat dilihat pada lampiran 2.2 dan 2.3 sedangkan hasil rekap angket guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6 dan guru wali kelas V SD N Ambarukmo sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru Wali Kelas V Sekolah Dasar No
Pertanyaan
Jawaban
Sifat-sifat bangun datar
1.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar?.
2.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar?.
3.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar?.
4.
Menurut Bapak/Ibu, bagaiaman ketercapaian nilai KKM siswa pada materi sifat-sifat bangun datar.
5.
Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat mempelajari sifat-sifat bangun datar?.
Guru 1 : Menggunakan media pembelajaran kertas yang dibentuk menyerupai bangun datar. Guru 2 : Model bangun datar, kertas yang bergambar bangun datar Guru 1: Ceramah dan diskusi. Guru 2: Ceramah, diskusi, demontrasi, pengamatan, penugasan Guru 1: Menggunakan media pembelajaran kertas. Guru 2 : CTL Guru 1 : Masih belum maksimal Guru 2 : Ketercapaian nilai KKM 80% Guru 1 : Terdapat beberapa bangun datar yang sifatnya sama sehingga saat menentukan nama bangun datar kesusahan. Guru 2: Memahami/membedakan antara persegi dan persegi panjang.
Berdasarkan hasil rekap angket guru 1 yaitu, guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6, peneliti mendapatkan beberapa data berupa informasi. Informasi tersebut,
yaitu: guru dalam proses pembelajaran sifat-sifat bangun datar
menggunakan media pembelajaran kertas yang dibentuk menjadi bangun datar dan untuk metode pembelajaran menggunakan metode, ceramah, dan diskusi. Sedangkan KKM pada materi sifat-sifat bangun datar masih belum tercapai dan masih terdapat kesulitan siswa yaitu siswa kesulitan dalam menentukan nama bangun datar karena beberapa bangun datar mempunyai sifat sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Sedangkan hasil rekap angket guru 2, yaitu: guru wali kelas V SD Ambarukmo, peneliti mendapatkan beberapa data. Data tersebut yaitu guru dalam proses pembelajaran sifat-sifat bangun datar menggunakan media pembelajaran kertas yang bergambar bangun datar dan untuk metode pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi, demontrasi, pengamatan, dan penugasan. Sedangkan KKM pada materi sifat-sifat bangun datar sudah mencapai 80% namun siswa masih kesulitan dalam memahami/membedakan persegi dan persegi panjang. 4.1.1.2.2 Hasil Angket Siswa Peneliti menyebar angket siswa kepada siswa kelas VI SD N Caturtunggal 6 dengan jumlah 27 siswa pada tanggal 31 Juli 2015. Peneliti menyebar angket siswa kepada siswa kelas VI karena siswa kelas VI sudah mendapatkan dan mempelajari geometri materi sifat-sifat bangun datar saat mereka berada di kelas V semester II. Nilai hasil angket siswa dapat dilihat pada lampiran 2.6, sedangkan hasil rekap angket siswa sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Rekap Angket Siswa Materi
1. Sifat-sifat bangun datar: 1. Segitiga
No
1. 2. 3.
Pernyataan Segitiga lancip, segitiga tumpul dan segitiga siku-siku merupakan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya. Segitiga sama kaki semua sisinya sama panjang. Diagonal persegi berpotongan sama panjang dan tepat di tengah.
A
Persentase ketidak tercapaian pernyataan 4% 22% 26%
B
2. Persegi 85%
4.
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
5. 3. Persegi panjang
Sudut ABC = Sudut BCD = Sudut D CDA = Sudut DAB = 90º. Sisi persegi panjang yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar.
A
30%
D 7. 8. 5. Jajar genjang 6. Belah ketupat 7. Layanglayang
B
6.
4. Trapesium
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
8. Lingkaran 16. 17. 18.
C
AC = BD Trapesium sama kaki dan trapesium siku-siku sama-sama memiliki sudut 90º. Semua jenis trapesium memiliki dua sisi sejajar. Jajar genjang mempunyai sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Sudut-sudut jajar genjang yang berhadapan sama besar. Diagonal belah ketupat saling tegak lurus. Belah ketupat mempunyai dua sudut lancip dan dua sudut tumpul. Layang-layang mempunyai sepasang sudut sama besar. Dua pasang sisi layang-layang sama panjang. Jarak dari titik pusat ke tepi lingkaran adalah jari-jari Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana. Dua bangun yang sudutnya seletak sama besar dan perbandingan panjang sisinya sama dapat dikatakan sebangun Terdapat beberapa pasang benda sebangun yang ada didalam kelas.
56% 41% 33% 26% 4% 82% 26% 89% 22% 37% 19% 7%
26%
19. 2. Kesebangunan antar bangun datar
11%
ketiga segitiga di atas tidak sebangun. Bangun dibawah ini yang sebangun adalah A dan B. A B C 15%
20.
21.
Sepasang bangun di bawah yang sebangun adalah B
4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
A
B
C
Berdasarkan hasil persentase angket siswa kelas VI SD N Caturtunggal 6 di atas, peneliti mendapatkan 3 data persentase tertinggi dari siswa yang salah menjawab pernyataan. 89% siswa belum memahami sisi layang-layang, 85% siswa belum memahami sudut persegi, dan 82% siswa belum memahami sudut belah ketupat. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami sifat-sifat bangun datar, terutama bangun datar layanglayang, persegi dan belah ketupat. Oleh karena itu, peneliti melihat bahwa siswa kelas VI yang sebelumnya sudah mendapatkan materi sifat-sifat bangun datar pada kelas V semester II masih mengalami kesulitan dalam memahaminya sehingga peneliti dalam pengembangan ini memilih subjek kelas V pada akhir semester I untuk mempersiapkan siswa mempelajari materi sifat-sifat bangun datar pada semester II.
4.1.1.3 Desain Produk Desain produk adalah alat yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ditemukan (Sugiyono, 2011: 300). Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti mengembangkan prototipe berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar persegi, belah ketupat, dan layang-layang berdasarkan teori van Hiele. Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
van Hiele dipilih karena teori tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Prototipe yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari 3 bagian. Kekhasan dari prototipe ini adalah penerapan lima fase dalam pembelajaran van Hiele dalam ketiga bagian tersebut. 1)
Bagian pertama berisi: (a) kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, (b) lima fase pembelajaran van Hiele (c) penerapan kelima fase pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran.
2)
Bagian kedua berisi silabus dan 3 RPP. Silabus berisikan materi tentang sifatsifat bangun datar persegi. Silabus yang disusun mengacu pada KTSP. Kegiatan pembelajaran dalam silabus ini juga mengacu pada lima fase proses pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Sedangkan 3 RPP yaitu RPP 1 tentang sifat-sifat bangun datar persegi, RPP 2 tentang sifat-sifat bangun datar belah ketupat, dan RPP 3 tentang sifat-sifat bangun datar layang-layang. Kegiatan dalam RPP yang disusun merupakan penjabaran dari indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran juga mengacu pada lima fase proses pembelajaran berdasarkan teori van Hiele,
3)
Bagian ketiga berisi 3 LKS yaitu LKS pembelajaran 1 tentang sifat-sifat bangun datar persegi, LKS pembelajaran 2 tentang sifat-sifat bangun datar belah ketupat, dan LKS pembelajaran 3 tentang sifat-sifat bangun datar layanglayang. Penyusunan LKS mencakup seluruh kegiatan proses pembelajaran dari awal hingga akhir dan mengacu pada lima fase proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
berdasarkan teori van Hiele sehigga kegiatan dalam LKS juga diperinci pada setiap fase.
4.1.1.4 Validasi Desain Validasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan mencerminkan isi yang dikehendaki (Sugiyono, 2011: 302). Validasi tersebut dilakukan oleh dosen ahli matematika dan guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6. Hasil validasi kedua validator sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen No
Item Yang Dinilai Bahasa
1.
2.
Skor 1
Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. d. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa. Format Penulisan Prototipe
Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele.
4
√
√
Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan buku. b.
3
√
c.
a.
2
Saran
√
Isi a.
Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele.
√
b.
Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam materi pembelajaran bangun datar untuk kelas V.
√
c.
Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang sifat-sifat bangun datar persegi, belah ketupat dan layanglayang sesuai dengan tahap operasional konkret siswa.
3.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
d.
e.
Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang sehinga membantu siswa memahami konsep geometri. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pmahaman siswa tentang konsep bangun datar. Total Skor
√
√ 31
Hasil validasi produk oleh dosen ahli matematika menunjukkan skor 3,44 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang telah diciptakan. Oleh karena itu, produk tersebut layak digunakan. Sedangkan hasil validasi produk oleh guru sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru No 1. 2. 3.
4.
Item yang Dinilai
1
Skor 2 3
4
Kesesuaian indikator dengan KD.
√
Materi sesuai dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar Kegiatan inti memuat : Fase Informasi d. Berisi tentang materi sifat-sifat bangun datar e. Memuat bahasa yang sederhana. f. Memuat pengantar tentang sifatsifat bangun bangun datar secara kontekstual. Fase Orientasi Langsung c. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang sifat-sifat bangun datar. d. Memuat tugas/aktivitas sederhana. Fase Penjelasan c. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. d. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. Fase Orientasi Bebas c. Memuat tugas yang lebih
√ √
√ √ √
√ √
√ √ √
Komentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
5.
kompleks sesuai dengan materi sifat-sifat bangun datar. d. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep bangun datar dengan kehidupan sehari-hari. Fase Integrasi a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi sifat-sifat bangun datar dari keseluruhan kegiatan. b. Memuat soal evaluasi tentang materi sifat-sifat bangun ruang datar. c. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi sifat-sifat bangun datar dalam bentuk refleksi yang imajinatif. Model pembelajaran van Hiele member inspirasi dalam mengajarkan materi sifat-sifat bangun datar Secara : e. Konteksual
√
√
√
√
f.
6.
Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. g. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi sifat-sifat bangun datar memudahkan siswa untuk megimajinasikan/ membayangkan benda h. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep sifat-sifat bangun datar kepada siswa. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guruguru. Total Skor
√
√
√
√
√
RPP sudah bagus dapat diterapkan oleh guru lain
76
Hasil kuesioner validasi produk oleh guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6 menunjukkan skor 3,80 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, produk tersebut layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Hasil validasi produk dosen dan guru menunjukan skor rata-rata 3,62. Dengan demikian, produk yang telah dikembangkan termasuk kategori “sangat baik” dan layak untuk digunakan. Rata-rata hasil validasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6 Rata-rata hasil Validasi Produk oleh Dosen dan Guru No 1
Validator Dosen
2 Guru Total Rata-rata
Nilai 3,44 3,80 7,24 3,62
4.1.1.5 Revisi Desain Setelah divalidasi, desain produk perlu direvisi berdasarkan saran-saran yang diperoleh (Sugiyono, 2011: 302). Mesikipun perangkat pembelajaran mendapat skor rata-rata 3,62 dan dalam kategori “sangat baik”, pada tahap ini peneliti tetap memperbaiki beberapa hal-hal kecil dari perangkat pembelajaran berdasarkan petunjuk dari ahli supaya perangkat pembelajaran menjadi lebih baik. Peneliti memperbaiki pada bagian kalimat, tanda baca, dan bahasa yang kurang tepat serta menambahkan daftar kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele maupun geometri.
4.1.1.6 Ujicoba Produk Setelah dilakukan revisi, produk yang telah dikembangkan sudah siap untuk digunakan dalam ujicoba produk. Produk tesebut berupa prototipe perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
pembelajaran yang terdiri dari 3 RPP. RPP 1 tentang materi sifat-sifat persegi, RPP 2 tentang materi sifat-sifat belah ketupat, dan RPP 3 tentang materi sifat-sifat layanglayang. Produk tersebut diujicobakan terbatas di kelas V SD N Caturtunggal 6 pada hari rabu, 16 Desember 2015 dengan jumlah siswa 19 anak. Peneliti hanya melakukan ujicoba terbatas pada materi RPP 1 (lampiran 6). Ujicoba tersebut dilaksanakan saat jam pelajaran dan alokasi waktu yang digunakan yaitu 2 JP (2 x 35 menit). Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Sugiyono, 2011: 302). 4.1.2 Diskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Model van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar untuk Memahami Konsep Persegi. Peneliti saat melakukan ujicoba produk mengajarkan materi sifat-sifat persegi dengan menerapkan lima fase van Hiele dengan tujuan supaya siswa memahami konsep bangun datar persegi. Adapun prosesnya sebagai berikut: 4.1.2.1 Fase Informasi Fase informasi memiliki 4 kegiatan, yaitu bermain puzzle, menggambar, tanya jawab dan pengamatan kelas. Setiap aktifitas pada fase informasi memuat tugas yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau informasi awal siswa tentang materi persegi yang akan dibahas. Sebelum masuk dalam kegiatan, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok, dengan jumlah siswa 4 hingga 5 dalam setiap kelompok. Hasil kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
1.
Bermain puzzle Setiap kelompok mendapatkan puzzle yang terbuat dari kertas HVS. Kemudian
secara berkelompok siswa diminta untuk menyusun puzzle tersebut dan menempelkannya dengan menggunakan lem pada kertas yang telah disediakan. Apabila siswa benar dalam menyusun puzzle maka puzzle tersebut akan membentuk gambar persegi dengan ukuran 14,5 cm x 14,5 cm. Kegiatan penyusunan puzzle oleh siswa:
Gambar 4.1 Kegiatan Menyusun Puzzle
Gambar 4.2 Kegiatan Menempel Puzzle pada HVS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Berdasarkan kedua gambar di atas, dapat dilihat bahwa saat menyusun puzzle siswa terlihat aktif dan senang. Setiap kelompok bekerjasama dengan memabagi tugas antar anggotanya. Siswa juga berinisiatif untuk berlomba antar kelompok untuk cepat-cepatan dalam menyusun. Hasil menyusun puzzle sebagai berikut:
Gambar 4.3 Hasil Puzzle Kegiatan menyusun puzzle tercapai dengan baik, dari foto di atas siswa dalam menyusun puzzle rapi dan tepat. Selain itu, setelah siswa menyusun puzzle, peneliti melontarkan pertanyaan “bangun apa yang terbentuk dari puzzle” dan siswapun serempak menjawab “bangun persegi”. Dengan demikian, peneliti dapat menggali pengetahuan siswa tentang bentuk bangun datar persegi. 2.
Menggambar persegi Setelah menyusun puzzle, siswa menggambar gambar persegi yang terbentuk
dari puzzle pada kolom yang tersedia di LKS. Siswa diminta mengukur persegi yang terdapat di puzzle lalu menggambar sesuai ukuran tersebut. Ukuran persegi tersebut yaitu 14,5 cm x 14,5 cm. Kegiatan menggambar persegi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Gambar 4.4 Kegiatan Menggambar Persegi Berdasarkan foto di atas, siswa sangat teliti dan cermat dalam menggunakan penggaris saat menggambar. Seluruh siswa sudah membawa penggaris karena pada saat meminta izin ujicoba kepada guru wali kelas V saya menitip pesan kepada beliau agar seluruh siswa diminta untuk membawa penggaris saat ujicoba. Seluruh siswa juga aktif menggambar gambar persegi dan ukuran pada gambar mereka sudah tepat. Siswa juga sudah langsung memperbaiki gambar yang kurang tepat seperti gambar berikut:
Gambar 4.5 Siswa Memperbaiki Ukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Siswa pada gambar di atas sedang memperbaiki ukuran yang salah. Saat peneliti bertanya kepada siswa tersebut, “kenapa kamu menghapus gambar persegimu?”, siswapun menjawab, “ukuran garisnya ternyata belum sama semua”. Dengan demikian, kegiatan menggambar persegi sudah tercapai dengan baik, peneliti secara tidak langsung telah menggali pengetahuan siswa tentang cara menggambar persegi yang tepat. 3.
Kegiatan tanya jawab Siswa diminta untuk mengamati gambar persegi yang telah mereka gambar.
Setelah itu siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang sifat-sifat bangun datar persegi. Peneliti memancing siswa untuk bertanya dengan meminta siswa membuat daftar pertanyaan pada LKS tentang sifat-sifat bangun datar persegi yang ingin mereka ketahui lebih dalam lagi. Hasil siswa menyusun pertanyaan sebagai berikut:
Gambar 4.6 Hasil Siswa Menyusun Pertanyaan Gambar di atas merupakan kegiatan siswa dalam menuliskan pertanyaan. Siswa bebas dalam menuliskan pertanyaan yang mereka ingin ketahui lebih dalam lagi tentang persegi. Siswa juga berkesempatan untuk menyampaikan sifat-sifat persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
sesuai dengan pengetahuan awal mereka lalu menyampaikan pertanyaan tentang sifatsifat persegi yang telah mereka tulis seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.7 Siswa Menyampaikan Pertanyaan Salah satu siswa menyampaikan pertanyaan dan peneliti tidak langsung menjawabnya. Peneliti melontarkan pertanyaan kepada siswa lain dan memberikan mereka untuk menjawab sesuai dengan pengetahuannya sehingga kegiatan tanya jawab menjadi kegiatan diskusi siswa satu kelas. Peneliti merangkum pertanyaan yang paling banyak siswa tulis yaitu, apakah persegi memiliki rusuk, apakah persegi memiliki diagonal?, dan pakah panjang sisi persegi selalu sama?. Kegiatan tanya jawab ini sangat tercapai karena peneliti dapat menggali pengetahuan awal siswa tentang sifat-sifat persegi. Pengetahuan awal siswa cukup sedikit dan terbalik-balik dengan sifat bangun datar yang lain bahkan dengan dengan bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
4.
Mengamati lingkungan kelas Siswa diminta mengamati dan mencari benda-benda di dalam kelas yang
bentuknya persegi. Benda di dalam kelas yang berbentuk persegi cukup banyak, antara lain yaitu meja dispenser, stop kontak, pitting lampu, ternit, dan ubin.
Gambar 4.8 Contoh Benda di dalam Kelas yang Bentuknya Persegi Kedua gambar di atas merupakan sebagian benda di dalam kelas yang berbentuk persegi. Selama kegiatan ini siswa bebas untuk berkeliling di dalam kelas agar dapat menemukan benda-benda tersbeut. Saat siswa berkeliling peneliti tetap mengawasi agar siswa selalu dalam kondisi tenang sehingga semua terkontrol dengan baik dan kegiatan tercapai. 4.1.2.2 Fase Orientasi Langsung Kegiatan dalam fase orientasi langsung memuat tugas singkat supaya memperoleh respon khusus dari siswa. Tugas tersebut yaitu membuat daftar dan menempel. Tugas tersebut bertujuan agar siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan mengetahaui sejauh mana pengetahuan awal mereka apabila diterapkan dalam tugas singkat. Uraian kegiatan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
1.
Membuat daftar Siswa secara individu membuat daftar dengan cara melist benda-benda di dalam
kelas yang bentuknya persegi dengan cara menuliskan pada tabel yang terdapat di LKS, pada tabel tersebut siswa juga diminta untuk menuliskan alasan mereka menyebutkan benda tersebut termasuk dalam benda yang bentuknya persegi. Setelah itu diminta merangkum persaamaan dari alasan tersebut. Hasil siswa membuat daftar sebagai berikut:
Gambar 4.9 Hasil Siswa dalam Membuat Daftar Gambar di atas menunjukkan kegiatan membuat daftar sudah tercapai dengan baik dengan siswa bisa dalam melaksanakan perintah dengan tepat. Semua siswa membuat daftar dengan rata-rata menuliskan 3 hingga 4 benda yang berbentuk persegi. Siswa juga dapat menuliskan alasan mereka menuliskan benda tersebut berbentuk persegi bahkan siswa juga dapat menarik kesimpulan dari alasan tersebut. 2.
Menempel Setiap kelompok mendapatkan 6 gambar perkotaan. Siswa diminta untuk
mengamati keenam gambar tersebut kemudian mencari gambar yang terdapat bangun persegi. Setelah menemukan gambar perkotaan yang terdapat bangun datar persegi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
siswa diminta untuk menempelkan gambar tersebut pada kertas HVS yang telah disediakan. Kegiatan menempel sebagai berikut:
Gambar 4.10 Kegiatan Menempel Semua kelompok menempel mengikuti kegiatan menempel dengan baik. Terdapat 4 gambar perkotaan yang harus mereka tempel dan semua kelompok menempel dengan tepat. Dengan demikian, kegiatan menempel telah tercapai dengan baik. Siswa juga dapat menjelaskan gambar yang mereka tempel pada fase penjelasan.
4.1.2.3 Fase Penjelasan Fase penjelasan memuat memuat kegiatan untuk siswa saling bertukar pikiran tentang materi yang telah diamati. Terdapat 3 kegiatan pada fase ini, yaitu: kegiatan presentasi, percobaan dan tanya jawab untuk materi yang belum dipahami. Uraian kegiatan sebagai berikut: 1.
Presentasi Keenam gambar yang telah ditempelkan juga terdapat pada LKS dan dilengkapi
dengan no. Setiap kelompok secara bergiliran maju kedepan kelas dengan penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
percaya diri untuk membacakan hasil gambar yang mereka tempel dan menjelaskan letak gambar persegi dalam gambar. Kegiatan presentasi sebagai berikut:
Gambar 4.11 Kegiatan Presentasi Semua kelompok percaya diri dalam maju dan menjelaskan. Semua kelompok juga tepat dalam menjelaskan letak persegi pada gambar. Dengan demikian, kegiatan presentasi tercapai dengan baik. Setelah semua kelompok presentasi, guru meluruskan jawaban siswa dengan menjelaskan sifat-sifat persegi. Guru menjelaskan dengan menggunakan media persegi. Media persegi sebagai berikut:
Gambar 4.12 Media Persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Peneliti membagikan media tersebut pada setiap kelompok. Media persegi terbuat dari karton dengan ukuran 15 cm x 15 cm sehingga saat peneliti menjelaskan siswa dapat langsung melihat, memegang, meraba, dan mengukur persegi tersebut. Peneliti menjelaskan materi sifat-sifat bangun datar persegi sebagai berikut:
Gambar 4.13 Peneliti Menjelaskan Sifat-sifat Bangun Datar Persegi
Gambar 4.14 Peneliti Mendatangi Siswa yang Belum Paham Gambar 4.13 dan 4.14 di atas memperlihatkan peneliti menjelaskan tentang definisi dan sifat-sifat bangun datar di depan kelas dan menghampiri siswa yang kurang paham dengan penjelasan. Saat menjelaskan peneliti mengunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, misal sebagai berikut: Saat menjelaskan sisi: “perhatikan garis tepi yang terdapat pada persegi, nah...garis tepi itu disebut sisi”. Saat menjelaskan sudut: “perhatikan keempat persegi, keempat pojok itu disebut sudut, jenis sudutnya adalah sudut siku-siku yaitu sudut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
90°”. Saat menjelaskan diagonal: “perhatikan garis pada 2 pojok titik, garis ini menghubungkan garis pada 2 pojok titik, nah...garis penghubung ini disebut diagonal”. Penjelasan dengan bahasa yang sederhana lebih cepat ditangkap oleh siswa. Siswa tidak asing dengan bahasa sederhana tersebut. Hal tersebut juga dapat dilihat dalam catatan siswa dari penjelasan guru. Hasil catatan siswa.
Gambar 4.15 Hasil Catatan Siswa Catatan siswa sudah langsung dengan kata-kata sisi, sudut, dan diagonal. Dengan demikian, siswa memang menangkap bahasa sederhana kemudian mengolahnya ke dalam bahasa matematika sehingga fase penjelasan tercapai dengan baik. 2.
Percobaan Siswa diajak untuk membuktikan sifat-sifat persegi dengan menggunakan
puzzle persegi. Puzzle terbuat dari karton dengan bentuk persegi yang mempunyai ukuran 18 cm x 18 cm. Tengah persegi tersebut terdapat persegi dengan ukuran 15 cm x 15 cm. Guru membuat puzzle tersebut dengan memotong dengan cutter persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
yang ada di tengah dan memberi sampul dengan kertas HVS warna, memberi nama sudut (A, B, C, dan D) dan melengkapi dengan lidi yang digunakan oleh siswa dalam membuktikan sifat-sifat diagonal persegi. Panjang lidi disesuiakan oleh peneliti dengan panjang diagonal persegi pada puzzle (21 cm). Kegiatan percobaan sebagai berikut:
Gambar 4.16 Kegiatan Percobaan Gambar di atas memperlihatkan siswa yang sedang berdiskusi dalam melakukan langkah-langkah percobaan. Penjelasan langkah-langkah percobaan untuk siswa sudah tersedia di LKS sehingga siswa selama percobaan tidak mengalami kesulitan. Hal tersebut juga terbukti dari hasil tabel percobaan siswa. Hasil tabel percobaan siswa sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Gambar 4.17 Hasil Percobaan Semua kelompok tepat dalam menjawab walaupun penjelasan berbeda-beda sesuai bahasa mereka sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan percobaan tercapai. Siswa dapat melaksanakan percobaan dengan tepat dan dapat menarik kesimpulan dari setiap percobaan. 3.
Tanya jawab Siswa yang belum paham dengan sifat-sifat persegi diberi kesempatan untuk
bertanya dan menuliskan pertanyaan pada tabel yang terdapat di LKS. Hasil tabel pertanyaan dan jawaban siswa sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Gambar 4.18 Hasil Tabel Pertanyaan dan Jawaban Sebagian siswa menuliskan “paham” dan sebagian siswa menuliskan “sudah paham” pada tabel pertanyaan dan jawaban. Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan kegiatan tanya jawab saat awal pembelajaran. Saat fase informasi pertanyaan siswa bermunculan cukup banyak, sedangkan pada fase penjelasan siswa sudah tidak memiliki pertanyaan karena mereka sudah paham. Siswa sudah paham karena sudah melalui beberapa kegaiatan. Dengan demikian, kegiatan tanya jawab juga sudah tercapai. Peneliti memberikan selingan games sebelum masuk pada kegiatan belajar selanjutnya. Games yaitu tebak aku. Peneliti menyediakan 3 lotre clue aku, 1) pada persegi aku berjumlah empat dan menjadi garis tepi, 2) aku menghubungkan dua pojok dan pada persegi jumlahku dua, 3) aku berada pada pojok bangun dan di persegi jumlahku empat. Cara bermainnya: salah satu siswa maju kedepan kelas, mengambil salah satu clue kemudian membacakan clue dan siswa yang lain berlomba untuk menebak dengan mengangkat tangan. Kegiatan bermain games sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Gambar 4.19 Kegiatan Bermain Games Foto di atas menunjukkan seluruh siswa sangat antusias dengan selingan games. Siswa berlomba untuk menjawab hingga ada siswa yang berdiri. Games ini bukan hanya sekedar selingan. Games ini juga merupakan tes, peneliti ingin mengetahui apakah siswa benar-benar memahami pengertian sisi, sudut dan diagonal. Melihat foto di atas, sudah sangat jelas bahwa kegiatan selingan games ini tercapai, siswa benar-benar memahami pengertian sisi, sudut dan diagonal.
4.1.2.4 Fase Orientasi Bebas Fase orientasi bebas dalam pembelajaran persegi memuat tugas yang lebih kompleks. Tugas tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa cara sehingga siswa menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas. Terdapat 2 kegiatan dalam fase orientasi bebas dalam pembelajaran persegi ini. Kegiatan siswa yaitu menyusun dan mengerjakan soal. Adapun kedua kegiatan siswa tersebut sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
1.
Menyusun bangun persegi Peneliti membagikan 29 potongan persegi yang berukuran 3 cm x 3 cm pada
setiap kelompok. Siswa diminta mendapat perintah untuk membuat 3 bangun datar persegi baru dengan menggunakan 29 potongan persegi yang telah diperoleh. Kegiatan menyusun bangun persegi sebagai berikut:
Gambar 4.20 Kegiatan Menyusun Bangun Persegi
Gambar 4.21 Kegiatan Menempel Bangun Persegi Kedua gambar di tas memperlihatkan setiap kelompok kompak dalam bekerja sama. Gambar 4.20 menunjukkan siswa sedang menyusun bangun datar persegi selanjutnya ditempel seperti pada gambar 4.21 yang menunjukkan siswa sedang menempel. Hasil menyusun ini adalah 3 bangun persegi baru dengan masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
bangun terdapat beberapa persegi. Bangun 1 terdapat 4 persegi. Bangun 2 terdapat 9 persegi. Bangun 3 terdapat 16 persegi. Seluruh anggota pada setiap kelompok terlihat sangat aktif. Siswa saling bekerjasama dengan membagi tugas. Kerjasama mereka membuahkan hasil yang sangat baik. Seluruh kelompok menyusun persegi dengan tepat. Hasil menyusun persegi sebagai berikut:
Gambar 4.22 Hasil Menyusun Persegi Siswa tidak bertanya bagaimana cara menyusun persegi tersebut. Mereka berusaha sendiri dalam memecahkan tugas. Terlihat pada gambar 4.22 di atas inti penyelesaian tugas semua kelompok sama, yaitu menyusun 3 bangun persegi baru hanya saja mereka berbeda dalam tata letak. Dengan demikian, kegiatan menyusun persegi ini telah tercapai dengan baik. 2.
Mengerjakan soal Siswa diminta mencari hubungan antara menyusun persegi dengan sifat-sifat
persegi yang telah dipelajari. Siswa mendapatkan perintah dengan bahasa yang sederhana, yaitu: “amati 3 bangun yang sudah terbentuk, setiap persegi baru tersusun dari beberapa persegi bukan? nah...setiap persegi tadi mempunyai sifat-sifat yang sudah kita pelajari, apakah setelah membentuk persegi baru masih mempunyai sifatsifat yang telah kita pelajari?”. Hasil mengerjakan soal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Gambar 4.23 Hasil Mengerjakan Soal Seluruh siswa menjawab sama namun penjelasan berbeda-beda sesuai dengan bahasa mereka sendiri. Siswa dapat memahami sifat-sifat bangun datar persegi dari gabungan beberapa bangun datar persegi. Dengan demikian, seluruh siswa memang sudah memahami sifat-sifat bangun datar persegi dan kegiatan mencari hubungan ini telah tercapai dengan seluruh siswa tepat dalam menjawab.
4.1.2.5 Fase Integrasi Terdapat 4 kegaiatan dalam fase integrasi. Kegiatan tersebut, yaitu: mengerjakan soal evaluasi, merangkum, merefleksikan dan beraksi. Keempat kegiatan tersebut sebagai berikut: 1.
Mengerjakan soal evaluasi Siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdapat di LKS. Soal evaluasi memiliki
3 bagian yaitu melingkari, TTS dan isian singkat. Kegiatan evaluasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Gambar 4.24 Kegiatan Evaluasi Siswa saat mengerjakan soal evaluasi sangat tenang. Mereka mengerjakan individu tanpa menyontek. Hasil pekerjaan siswa juga sangat baik. Hasil evaluasi sebagai berikut:
Gambar 4.25 Hasil Evaluasi Jawaban siswa di atas menunjukkan siswa sudah paham dengan materi sifatsifat bangun datar. Sebagian besar siswa tepat dalam menjawab dengan persentase 63% (12 siswa) mendapat nilai 100, 21% (4 siswa) mendapat nilai 96, 11% (2 siswa) mendapat nilai 92 dan 5% (1 siswa) mendapat nilai 88 dengan demikian rata-rata nilai kelas yaitu 98. Nilai rata-rata yang sangat tinggi sehingga kegiatan evaluasi tercapai dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
2.
Merangkum Siswa bersama menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menuliskan
kesimpulan pada kolom yang tersedia di LKS sebagai rangkuman pembelajaran. Kegiatan merangkum sebagai berikut:
Gambar 4.26 Kegiatan Merangkum Siswa saat merangkum terlihat mengerjakannya dengan sunguh-sungguh. Siswa dalam kondisi yang sangat tenang, mereka menuliskan materi yang telah dipelajari, dengan menuliskan materi yang telah dipahami, peneliti mengetahui tingkat pemahaman siswa dan apakah pemahaman siswa sesuai dengan konsep yang benar. Hasil merangkum siswa sebagai berikut:
Gambar 4.27 Hasil Merangkum Siswa sudah dapat merangkum. Mereka dapat menuliskan pemahaman mereka tentang sifat-sifat bangun datar persegi, selain itu konsep tentang sifat-sifat bangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
datar persegi juga sudah tepat. Kegiatan merangkum ini tercapai dengan baik dengan siswa tepat dapat melaksanakan perintah. 3.
Merefleksikan Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini pada kolom yang tersedia di LKS.
Siswa merefleksikan dengan cara menuliskan tanggapan/ refleksi mereka tentang tiga pernyataan yang tersedia pada LKS. Kegiatan refleksi sebagai berikut:
Gambar 4.28 Kegiatan Merefleksikan Siswa mengerjakan refleksi dengan tenang. Peneliti mendampingi siswa saat menuliskan refleksi, sehingga apabila ada siswa yang kesulitan peneliti dapat langsung membantu, namun siswa sudah sangat paham sehingga peneliti hanya berkeliling untuk mengecek. Hasil merefleksikan sebagai berikut.
Gambar 4.29 Hasil Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Gambar di atas menunjukkan siswa dapat merefleksikan dengan baik. Seluruh siswa juga dapat merefleksikan ketiga pernyataan yang terdapat di LKS dengan tepat. Peneliti merangkum tulisan refleksi seluruh siswa, yaitu: sebagai berikut, 1) sebagian besar siswa pada pernyataan pertama menuliskan mengetahui sifat-sifat persegi, 2) pernyataan kedua
sebagian besar siswa menuliskan sifat-sifat persegi dengan
memberikan contoh benda yang berbentuk persegi, 3) sedangkan pernyataan ketiga siswa sebagian besar siswa menuliskan dapat mengetahui benda di sekitar yang berbentuk persegi
Melihat ketiga rangkuman refleksi tersebut, dengan demikian
siswa sudah memahami sifat-sifat bangun datar dalam bidang matematika bahkan juga dalam kehidupan sehari-hari. 4.
Beraksi Aksi ini mengajak siswa untuk mengingat dan menyebutkan hal baik saat
berkelompok. Peneliti menggunakan bahasa pengantar yang sederhana yaitu sebagai berikut, setelah kamu bermain puzzle dan menyusun bangun persegi baru secara kelompok. Kamu belajar banyak dalam berinteraksi yang baik dengan temanmu. Tuliskan sikap yang akan kamu lakukan apabila berkelompok kembali!
Gambar 4.30 Kegiatan Aksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Siswa sangat tenang saat menuliskan bentuk kerjasama yang baik apabila berkelompok pada kolom yang tersedia di LKS. Selain itu, siswa dalam menuliskan aksi tidak mengalami kesulitan. Hasil aksi siswa sebagai berikut:
Gambar 4.31 Hasil Aksi Setiap siswa mempunyai jawaban masing-masing. Jawaban siswa yang paling banyak yaitu kerjasama, saling membantu dan menghargai pendapat. Siswa dapat menuliskan aksi seperti itu, dengan demikian kegiatan aksi ini telah tercapai. Siswa dapat melaksanakan tugas dan mengetahui hal baik dalam berkelompok untuk kegiatan berkelompok selanjutnya. Secara keseluruhan dari fase integrasi nampak jelas bahwa siswa memahami sifat-sifat bangun datar persegi. Hal tersebut juga nampak pada hasil rubrik penilaian. Berdasarkan rubrik penilaian, peneliti mendapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Rubrik Penilaian No 1 2 3 4
Indikator Menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi Mengidentifikasi benda di dalam kelas yang berbentuk bangun datar persegi Menjelaskan hasil diskusi kelompok tentang sifat-sifat bangun datar persegi dengan percaya diri Menunjukkan kerjasama saat melakukan games puzzle
Persentase siswa yang mendapatkan skor 5
10
-
-
-
15
20
25
-
26%
74%
-
26%
32%
42%
-
-
-
26%
74%
-
-
-
37%
63%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Data tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa prototipe perangkat pembelajaran dapat membantu siswa kelas V Sekolah Dasar memahami konsep sifat-sifat bangun datar persegi. Hal tersebut dikarenakan penyususunan prototipe perangkat pembelajaran disesuaikan dengan level pemahaman ide-ide ruang van Hiele yaitu level 1 (analisis) yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam sifat-sifat dari bangun datar. Terbukti dari data hasil rubrik penilaian: 1) 74% (14 siswa) mencapai skor maksimal dengan demikian, sebagian besar siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi, 2) 42% (8 siswa) mencapai skor maksimal dengan demikian, rata-rata siswa dapat mengidentifikasi benda di dalam kelas yang berbentuk bangun datar persegi, 3) 74% (14 siswa) mencapai skor maksimal dengan demikian, sebagian besar siswa dapat menjelaskan hasil diskusi kelompoknya dengan penuh percaya diri, dan 4) 63% (12 siswa) mencapai skor maksimal dengan demikian, sebagian besar siswa dapat menunjukkan kerjasama saat melakukan games puzzle.
4.2
Pembahasan Prototipe berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar
berdasarkan teori van Hiele telah divalidasi dan diimplementasikan. Validasi dilakukan oleh dosen ahli matematika dan guru wali kelas V SD N Caturunggal 6. Rata-rata hasil validasi perangkat tersebut adalah 3,62 dengan kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, prototipe tersebut telah layak digunakan dalam pembelajaran di kelas dan setelah diujicobakan hasilnya dapat dilihat pada setiap fase yaitu, sebagai berikut: 1) siswa pada fase informasi dapat menggali pengetahuan awalnya dengan bantuan objek dan kegiatan tanya jawab, 2) siswa pada fase orientasi langsung terlihat sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
antusias dengan tugas yang menarik sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik, 3) siswa pada fase penjelasan dapat saling bertukar pikiran dan sangat percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya, 4) siswa pada fase orientasi bebas dapat mengerjakan tugas yang lebih kompleks dan mereka dapat menemukan cara mereka sendiri dalam memecahkan tugas tersebut, 5) siswa pada fase integrasi dapat mengerjakan soal evaluasi dan menuliskan rangkuman serta refleksi sesuai dengan perintah. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele dapat membantu siswa memahami sifat-sifat bangun datar yang merupakan salah satu bagian dari konsep geometri. Hal tersebut dapat terjadi karena prototipe peneliti kembangkan dengan memperhatikan: A.
Perangkat pembelajaran untuk siswa kelas V disesuaikan dengan level pemahaman ide ruang van Hiele. Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Terbukti
prototipe perangkat pembelajaran dapat membantu siswa kelas V Sekolah Dasar memahami konsep sifat-sifat bangun datar persegi. Data hasil rubrik penilaian guru pada indikator kedua memang masih menunjukkan ada 26% (5 siswa) yang belum mencapai skor maksimal. Hal tersebut dikarenakan siswa belum dapat menyebutkan 5 benda di dalam kelas yang berbentuk bangun datar persegi. Terbukti dari hasil pekerjaannya, siswa tersebut hanya mampu menyebutkan 3 benda di dalam kelas yang berbentuk bangun datar persegi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengimajinasikan benda yang berbentuk bangun datar persegi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Berdasarkan uraian di atas, guru perlu melatih kebiasaan siswa supaya cermat dalam mengamati benda-benda di sekitar lingkungan yang berbentuk bangun datar persegi. Latihan tersebut dapat menanamkan berbagai macam bentuk dalam pikiran siswa sehingga siswa dapat lebih mudah membayangkan atau mengimajinasikan bentuk. Dengan demikian, hal tersebut juga dapat mengasah inteligensi ruang-visual pada siswa. B.
Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada siswa. Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi ruang-visual adalah
kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap bentuk. Prototipe perangkat pembelajaran terbukti dapat membantu siswa memiliki kemampuan untuk memahami bentuk persegi yang berkaitan dengan materi sifat-sifat bangun datar kelas V Sekolah Dasar. Hal tersebut terbukti dari data sebagai berikut: 1) 74% (14 siswa) dapat menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi, 2) 42% (8 siswa) dapat mengidentifikasi benda di dalam kelas yang berbentuk bangun datar persegi, 3) 74% (14 siswa) dapat menjelaskan hasil diskusi kelompoknya dengan penuh percaya diri, dan 4) 63% (12 siswa) dapat menunjukkan kerjasama saat melakukan games puzzle. Data persentase di atas masih perlu ditingkatkan karena belum 100% (seluruh siswa) yang mendapatkan nilai maksimal. Guru dapat meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai maksimal dengan menerapkan model pembelajaran van Hiele secara terus menerus sehingga dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada siswa. Kegiatan dalam lima model van Hiele telah disusun dengan memperhatikan latihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
yang sesuai untuk pengembangan inteligensi ruang-visual. Kegiatan tersebut antara lain, latihan untuk membayangkan sesuatu bentuk/benda pada fase informasi dan fase penjelasan, menggambar pada fase informasi, mengamati gambar pada fase orientasi langsung dan fase integrasi serta membangun suatu bangun pada fase orientasi bebas. Selain itu, guru juga dapat mengemas kegiatan tersebut sehingga lebih menarik misal dengan berbagai media yang sesuai dengan materi sifat-sifat bangun datar persegi. C.
Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan matematis-logis pada siswa. Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi matematis-logis
adalah kemampuan yang berkaitan dengan kepekaan pada logika, mengabstraksi, dan mengkategorisasikan. Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan siswa saat mengerjakan soal evaluasi pada fase integrasi. Ketiga soal evaluasi tersebut berkaitan karena dapat mengembangkan kepekaan pada logika, mengabstraksi, dan mengkategorisasikan. Penjelasan soal evaluasi sebagai berikut: 1.
Soal evaluasi pertama Soal evaluasi pertama yaitu mencari gambar-gambar yang memiliki unsur
bangun datar persegi Soal evaluasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 6.3 halaman 199. Tujuan dari soal evaluasi pertama yaitu supaya siswa dapat mengkategorisasikan sekumpulan gambar-gambar yang terdapat bangun datar persegi. 2.
Soal evaluasi kedua Soal evaluasi kedua yaitu TTS. TTS dapat dilihat pada lampiran 6.3 halaman
200. Siswa dalam soal evaluasi TTS mengisi 6 soal dengan hanya membayangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
bangun datar persegi. Tujuan dari hal tersebut supaya siswa dapat mengembangkan kemampuan abstraksinya. 3.
Soal evaluasi ketiga Soal evaluasi yang terakhir adalah isian singkat. Soal isian singkat dapat dilihat
pada lampiran 6.3 halaman 200. Siswa dalam soal isian singkat dihadapkan dengan 2 soal. Siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut sehingga soal evaluasi ini bertujuan supaya siswa dapat mengembangkan kepekaannya terhadap logika. Dengan demikian, prototipe dapat membantu mengambangkan matematis-logis. Hal tersebut juga terbukti dari hasil nilai siswa dalam mengerjakan soal evaluasi di fase integrasi. Hasil fase integrasi tersebut, yaitu: 63% (12 siswa) mendapat nilai 100, 21% (4 siswa) mendapat nilai 96, 11% (2 siswa) mendapat nilai 92 dan 5% (1 siswa) mendapat nilai 88 dengan demikian rata-rata nilai kelas yaitu 98. “Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Datar Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Peneliti mengetahui hal tersebut dari validasi produk oleh dosen ahli matematika dan guru wali kelas V SD N Caturtunggal 6. Berikut kelibihan dan kekurangan tersebut. Kelebihan dari produk, yaitu: A.
Perangkat pembelajaran dikemas dengan menerapkan lima fase van Hiele dengan dilengkapi gambar yang dapat menarik minat siswa dalam belajar dan dilengkapi dengan media yang kontekstual sehingga dapat membantu pemahaman siswa tentang sifat-sifat bangun datar melalui benda konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
B.
Setiap fase terdapat kegiatan yang dilengkapi dengan tugas sesuai dengan karakteristik fase. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap setiap fase nampak dari hasil pekerjaan tugas yang sudah tersedia. Kekurangan produk, yaitu:
A.
Produk hanya bisa diterapkan jika sungguh-sungguh mengerti teori van Hiele dan dalam penyusunannya kegiatan berdasarkan fase pembelajaran van Hiele membutuhkan waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
BAB 5 PENUTUP Bab 5 ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1
Prosedur pengembangan produk berupa prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar dilaksanakan melalui enam langkah-langkah berikut: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) ujicoba produk. 5.1.2
Produk prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar
berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas V Sekolah Dasar yang dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh dua validator. Nilai rata-rata dari kedua validator tersebut menunjukkan kriteria sangat baik dengan skor rata-rata 3,62. Peneliti mendapatkan data dari hasil ujicoba kepada 19 siswa di Sekolah Dasar Caturtunggal 6. Data tersebut berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar persegi: 63% siswa mendapat nilai 100, 21% siswa mendapat nilai 96, 11% siswa mendapat nilai 92 dan 5% siswa mendapat nilai 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
5.2 Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan keterbatasan penelitian yaitu: 5.2.1
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari tiga pembelajaran hanya satu
pembelajaran yang diujicobakan. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolah hanya mengizinkan peneliti untuk mengajar sebanyak 2 JP (2 x 35 menit). 5.2.2
Pelatihan kepada guru tentang model pembelajaran van Hiele belum bisa
dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu.
5.3 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti memberi saran kepada peneliti selanjutnya yaitu: 5.3.1
Ketiga pembelajaran yang sudah dikembangkan sebaiknya semuanya
diujicobakan sehingga peneliti dapat mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep bangun datar. 5.3.2
Perlu adanya pelatihan pembelajaran berdasarkan model van Hiele kepada
guru Sekolah Dasar sehingga guru dapat menerapkan model van Hiele dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
DAFTAR REFERENSI Chatib, Munif. 2012. Sekolah Anak Juara: Berbasis Kecerdaan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kalifa. Crowley, L. M. 1987. The Van Hiele Model of The Development of Geometric Thought. Dalam Learning and Teaching Geometry, K-12. Reston: Handbook of National Council of Teachers of Mathematics. Depdiknas. 2004. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Djuwita. 2015. Bangun Datar dan Bangun Ruang. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Erdogan, dkk. 2009. the Effect of the Van Hiele Model Based Instruction on the Creative the tinking Levels of 6th Grade Primary School Students. Dalam Kuram ve Uygulamada Eğitim Bilimleri/ Educational Sciences: Theory & Practice 9 (1) 181-194. Turki: Yayımlanmamış yüksek lisans tezi, Abant İzzet Baysal Üniversitesi, Sosyal Bilimler Enstitüsü, Bolu. Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta. Mason, Marguerite. 2002. The Van Hiele Levels of Geometric Understanding. Virginia: Professional Handbook for Teachers. Nur’aeni, Hj Epon. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori van Hiele. Jurnal; Saung Guru, I (2), hlm 28-33. Pareka, Putri El. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Van Hiele terhadap Kemampuan Memahami pada Konsep Geometri Bangun Datar dalam Pelajaran Matematika Kelas V SD. Skrispi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Runtukahu, J. T. Kandau, S. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Edisi 2). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sasmita. 2013. Pengaruh Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Geometri terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun. Skripsi. Singaraja: Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma pustaka Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and development/ R & D). Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N.S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rodakarya. Suparno, Paul. 2013. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Taniredja, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. van De Walle, John A. 2008. Sekolah Dasar dan Menengah Matematika Pengembangan dan Pengajaran. Jakarta: Erlangga. Widayaka, S.E.P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI 1.1
Lembar Observasi
Kelas
:
Tanggal
:
Materi
:
No
1
Aspek yang Diamati
Penggunaan
dalam
suatu
metode
pembelajaran.
Penerapan 2
media
pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Penerapan 3
suatu
model
pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi.
4
Kesulitan yang sering muncul pada siswa.
Deskripsi Hasil Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
1.2
Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 7 Mei 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
1.3
Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 14 Mei 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
LAMPIRAN 2. HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN 2.1 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Guru Petunjuk Mohon Bapak/Ibu guru untuk menuliskan jawaban yang berkaitan dengan sifatsifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar pada kolom yang sudah tersedia di bawah ini! No.
Pertanyaan
Jawaban
Sifat-sifat bangun datar Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan 1.
media pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar?. Bagaimana
2.
Bapak/Ibu
menerapkan
metode pembelajaran untuk membantu siswa
dalam
memahami
sifat-sifat
bangun datar?. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model 3.
pembelajaran untuk membantu siswa dalam
memahami
sifat-sifat
bangun
datar?. Menurut 4.
Bapak/Ibu,
bagaiaman
ketercapaian nilai KKM siswa pada materi sifat-sifat bangun datar.
Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang 5.
sering
muncul
pada
siswa
mempelajari sifat-sifat bangun datar?. Kesebangunan antar bangun datar
saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan 6.
media pembelajaran ketika mengajarkan kesebangunan antar bangun datar?. Bagaimana
7.
Bapak/Ibu
menggunakan
metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami kesebangunan antar bangun datar?. Bagaimana
8.
Bapak/Ibu
menggunakan
model pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami kesebangunan antar bangun datar?. Menurut
9.
Bapak/Ibu,
bagaiaman
ketercapaian nilai KKM siswa pada materi kesebangunan antar bangun datar. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang
10.
sering
muncul
pada
siswa
saat
mempelajari kesebangunan antar bangun datar?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
2.2
Hasil Angket Pra-penelitian oleh Guru SD N Caturtunggal 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
2.3
Hasil Angket Pra-penelitian oleh Guru SD Ambarukmo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
2.4
Lembar Angket Pra-penelitian untuk Siswa
Nama
:
Sekolah
:
Hari/Tanggal : Petunjuk Berilah tanda centang (√ ) yang sesuai pendapatmu pada kolom “Ya” atau “Tidak” ! Jawaban No
Pertanyaan Ya
1. 2. 3.
Segitiga lancip, segitiga tumpul dan segitiga siku-siku merupakan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya. Segitiga sama kaki semua sisinya sama panjang. Diagonal persegi berpotongan sama panjang dan tepat di tengah. B
A
4.
D
C
Sudut ABC = Sudut BCD = Sudut CDA = Sudut DAB = 90º. 5.
6.
Sisi persegi panjang yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar. A
B
D
C
AC = BD 7. 8.
Trapesium sama kaki dan trapesium siku-siku samasama memiliki sudut 90º. Semua jenis trapesium memiliki dua sisi sejajar.
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
9.
Jajar genjang mempunyai sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
10.
Sudut-sudut jajar genjang yang berhadapan sama besar.
11.
Diagonal belah ketupat saling tegak lurus.
12.
Belah ketupat mempunyai dua sudut lancip dan dua sudut tumpul.
13.
Layang-layang mempunyai sepasang sudut sama besar.
14.
Dua pasang sisi layang-layang sama panjang.
15.
Jarak dari titik pusat ke tepi lingkaran adalah jari-jari
16.
Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana. Dua bangun yang sudutnya seletak sama besar dan
17.
perbandingan panjang sisinya sama dapat dikatakan sebangun
18.
Terdapat beberapa pasang benda sebangun yang ada didalam kelas.
19. ketiga segitiga di atas tidak sebangun. Bangun dibawah ini yang sebangun adalah A dan B. 20.
A
B
C
Sepasang bangun di bawah yang sebangun adalah B A 21.
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
2.5 Hasil Angket Pra-penelitian oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
2.6
Rekap Nilai Hasil Angket Pra-penelitian Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
Rata-rata
Nilai 81 71 76 81 81 67 47 76 57 52 76 76 76 81 62 62 62 62 62 57 67 67 71 57 67 81 71 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
LAMPIRAN 3. HASIL VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN 3.1 Lembar Validasi Pra-penelitian Guru untuk Dosen No.
Komponen yang dinilai
Skor
Bahasa e. Bahasa
1 2 3 4 sesuai
dengan
kaidah
penulisan yang baik dan benar. 1.
f. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru. g. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian. Pertanyaan f. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang digunakan guru saat mengajar tentang sifatsifat
2.
bangun
datar
dan
kesebangunan antar bangun datar. g. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui digunakan
metode guru
saat
yang mengajar
tentang sifat-sifat bangun datar dan kesebangunan antar bangun datar. h. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang digunakan guru saat mengajar tentang sifatsifat
bangun
datar
dan
kesebangunan antar bangun datar. i. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan siswa yang muncul saat guru mengajar tentang sifat-sifat
bangun
datar
dan
Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
kesebangunan antar bangun datar. Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
3.2
Hasil Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
3.3 No.
Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa untuk Dosen
Bahasa
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. 1.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa. c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian. Pertanyaan e. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan sifatsifat bangun datar : 1. Segitiga 2. Persegi 3. Persegi panjang
2.
skor
Komponen yang dinilai
4. Trapesium 5. Jajar genjang 6. Belah ketupat 7. Layang-layang 8. Lingkaran f. Pertanyaan
yang
diajukan kepada siswa berkaitan
dengan
2
3
Saran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
kesebangunan
antar
bangun datar. g. Pertanyaan
yang
diajukan sesuai dengan konteks nyata kehidupan siswa. h. Pertanyaan
yang
diajukan sesuai dengan tingkat siswa. Total Skor
pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
3.4
Hasil Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
LAMPIRAN 4. HASIL VALIDASI PRODUK 4.1 Angket Validasi Produk untuk Dosen No
Item Yang Dinilai
Skor
Bahasa
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
1.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa. Format Penulisan Prototipe a. Format
penulisan
prototipe
sesuai dengan kaidah penulisan
2.
buku. b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele. Isi c. Memuat
5
fase
model
pembelajaran van Hiele. d. Memuat penerapan 5 fase van Hiele
dalam
pembelajaran
materi
bangun
datar
untuk kelas V. e. Memuat 3.
berpikir bangun
kekhasan
tahapan
tentang datar
sifat-sifat
persegi,
belah
ketupat dan layang-layang sesuai dengan
tahap
operasional
konkret siswa. f. Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar persegi, belah ketupat dan layang-layang sehinga
membantu
siswa
2
3
Saran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
memahami konsep geometri.
g. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pmahaman siswa tentang konsep bangun datar. Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
4.2
Hasil Validasi Produk oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
4.3
Angket Validasi Produk untuk Guru
No
1.
2.
3.
Skor
Item yang Dinilai Kesesuaian
indikator
1 dengan
KD. Materi sesuai dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar Kegiatan inti memuat : Fase Informasi g. Berisi tentang materi sifatsifat bangun datar h. Memuat
bahasa
yang
sederhana. i. Memuat pengantar tentang sifat-sifat bangun bangun datar secara kontekstual. Fase Orientasi Langsung e. Memuat 4.
kegiatan
mengeksplorasi
media
pembelajaran
untuk
memperoleh konsep awal tentang sifat-sifat bangun datar. f. Memuat
tugas/aktivitas
sederhana. Fase Penjelasan e. Memuat untuk
kegiatan menjelaskan
siswa topik
yang diamati dengan bahasa
2
3
4
Komentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
mereka sendiri. f. Memuat
kegiatan
untuk
saling
siswa bertukar
pendapat. Fase Orientasi Bebas e. Memuat tugas yang lebih kompleks materi
sesuai
dengan
sifat-sifat
bangun
datar. f. Memuat
aktivitas/kegiatan
yang memungkinkan siswa untuk
menemukan
keterkaitan antara konsep bangun
datar
dengan
kehidupan sehari-hari. Fase Integrasi d. Memuat
aktivitas
siswa
untuk menyimpulkan materi sifat-sifat bangun datar dari keseluruhan kegiatan. e. Memuat tentang
soal
evaluasi
materi
sifat-sifat
bangun ruang datar. f. Memuat untuk materi
aktivitas
siswa
menginegrasikan sifat-sifat
bangun
datar dalam bentuk refleksi yang imajinatif. Model pembelajaran van Hiele 5.
member
inspirasi
dalam
mengajarkan materi sifat-sifat bangun datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Secara : i. Kontekstual j. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. k. Bahasa yang disampaikan kepada
siswa
berkaitan
dengan
materi
sifat-sifat
bangun datar memudahkan siswa
untuk
megimajinasikan/ membayangkan benda l. Kelima
fase
van
Hiele
memudahkan
guru
untuk
mengajarkan konsep sifatsifat bangun datar kepada siswa. RPP dengan model van Hiele 6.
tersebut layak untuk dilatihkan kepada guru-guru. Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
4.4
Hasil Validasi Produk oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
LAMPIRAN 5. HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP FASE 5.1
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
5.2
Hasil Pekerjaan Siswa pada Orientasi Langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
5.3
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
5.4
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
5.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
5.6
Rekap Nilai Soal Evaluasi pada Fase Integrasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
S Rata-rata
Skor 88 96 100 100 100 92 100 100 100 96 96 100 96 100 92 100 100 100 100 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
5.7
Hasil Rubrik Penilaian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
S Rata-rata
Skor per-indikator
Jumlah skor
1
2
3
4
25
15
20
20
80
25
15
25
20
85
20
25
25
25
95
25
25
25
25
100
25
25
25
25
100
25
15
20
20
80
20
20
25
25
90
25
25
25
25
100
20
20
25
25
90
25
15
20
20
80
25
20
25
20
90
25
25
25
25
100
25
25
20
20
90
20
20
25
25
90
25
15
20
20
80
20
20
25
25
90
25
25
25
25
100
25
20
25
25
95
25
25
25
25
100 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN PERSEGI 6.1
Silabus Nama Sekolah
: SD N Caturtunggal 6
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (lima)
Semester
: 2 (dua)
Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Berilah
1. Fase Informasi -
Menyusun puzzle.
-
Menggambar
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
gambar
persegi yang terbentuk dari
6.1
puzzle.
Bangun datar persegi
-
1. Menjelaskan sifat-sifat bangun
Observasi
datar persegi.
sifat-sifat
jawab
tentang
bangun
persegi. 2. Fase Orientasi Langsung
datar
yang
berbentuk bangun datar persegi.
Tes tertulis
− Lembar Kerja Siswa
Lembar
centang (√)
(2JP)
(terlampir).
pengamatan
berdasarkan
− Nasar dkk.
pengamatan
Lembar
pada siswa.
Belajar
Amatilah
Tematik
lingkungan
Matematika.
kelasmu!
Jakarta:
Apakah
Grasindo.
2. Mengidentifikasi benda
70
Sumber Belajar
menit
Mengamati gambar persegi
Bertanya
Alokasi Waktu
tanda
yang telah di gambar. -
Instrumen
Isian singkat
kamu dapat
− Sunaryo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 -
-
Membuat
daftar
benda-
menemukan
R.J. 2007.
benda di dalam kelas yang
benda yang
Matematika
bentuknya persegi.
bentuknya
5: untuk
persegi?.
S/MI Kelas
Jelaskan di
5. Jakarta:
depan kelas
Pusat
letak bangun
Perbukuan,
datar persegi
Departemen
pada gambar
Pendidikan
yang telah
Nasional.
Menjelaskan
hasil
pekerjaan. -
Mencari
gambar
yang
terdapat bangun persegi. 3. Fase Penjelasan -
-
3. Menjelaskan hasil diskusi kelompok
Menjelaskan letak gambar
dengan
persegi dalam gambar.
diri.
percaya
Tes praktik
Presentasi
Penjelasan dari guru tentang
kalian
definisi
tempel!.
dan
sifat-sifat
bangun datar. -
Berilah
Membuktikan
sifat-sifat
persegi. -
Mencatat
hal-hal
penting
dari penjelasan guru tentang sifat-sifat persegi. -
Bertanya jawab bagi siswa yang belum paham dengan sifat-sifat persegi.
-
tanda 4. Menunjukkan
Selingan games.
4.
Fase Orientasi Bebas -
Menyusun persegi.
-
Mencari hubungan antara
kerjasama games puzzle.
saat
Tes praktik
Lembar
centang (√)
pengamatan
berdasarkan pengamatan pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 menyusun persegi dengan sifat-sifat persegi. 5.
Fase Integrasi -
Memberikan
penguatan
kembali tentang sifat-sifat persegi. -
Bertanya sifat-sifat
jawab persegi
tentang yang
belum dipahami oleh siswa. -
Mengerjakan soal evaluasi.
-
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
-
Merefleksikan pembelajaran.yang
telah
dipelajari. -
Beraksi: menuliskan bentuk kerjasama yang baik apabila berkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SD N Caturtunggal 6
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/I Materi Pokok
: Bangun datar persegi
Pertemuan
:1
Waktu
: 70 menit (2JP)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. Indikator 1. Menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi. 2. Mengidentifikasi benda yang berbentuk bangun datar persegi. 3. Menjelaskan hasil diskusi kelompok dengan percaya diri. 4. Menunjukkan kerjasama saat games puzzle.
D. Tujuan 1. Siswa mampu menjelaskan 3 sifat-sifat bangun datar persegi melalui kegiatan diskusi kelompok. 2. Siswa mampu mengidentifikasi 3 benda yang berbentuk bangun datar persegi melalui kegiatan pengamatan lingkungan kelas. 3. Siswa mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok di depan kelas melalui kegiatan praktik (percaya diri).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
4. Siswa mampu menunjukkan kerjasama melalui kegiatan games puzzle.
E. Materi Pokok − Bangun datar persegi (terlampir).
F. Pendekatan, Metode dan Metode Pembelajaran − Pendekatan
: Kontekstual.
− Metode
: Tanya jawab, diskusi kelompok, ceramah, dan praktik.
− Model
: Teori van Hiele.
G. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) − Guru memberikan salam pembuka. − Salah satu siswa memimpin doa. − Guru mengabsen siswa yang tidak masuk pada hari ini. − Guru menanyakan kabar siswa. − Apersepsi: − Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang bangun datar persegi, misalnya dengan guru menunjuk benda di dalam kelas yang bentuknya persegi, “apa bentuk benda ini?”. − Orientas: − Guru
menyampaikan
materi
pembelajaran
yang
akan
disampaikan hari ini. − Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang tujuan dari materi yang akan dipelajari. − Motivasi: − Siswa bersama dengan guru melakukan kegiatan permainan konsentrasi, misalnya dengan permainan “tupai melompat”, guru membuat cerita tentang tupai yang suka melompat dan membuat perjanjian dengan siswa, pada saat guru bercerita dan mengeluarkan kata “angin topan” duduk dan badan siswa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
condong ke kiri, “angin kencang” duduk dan badan siswa harus condong ke kanan, “angin sepoi-sepoi” siswa harus berdiri. Contoh cerita: Terlihat dari kejauhan beberapa tupai sangat asik berlompatan. Mereka sangat menikmati pepohonan yang rindang dan angin sepoi-sepoi. Namun tiba-tiba datang angin kencang, mereka pun berlompatan semakin cepat untuk mencari tempat berlindung.
Semua tupai tersebut terlihat sangat
kebingungan karena sebelum medapatkan tempat berlindung ditengah
perjalanan
datang
angin
topan.
Merekapun
memutuskan untuk berdiam dibawah pohon dan berharap angin kecang dan angin topan tidak datang lagi, sehingga mereka bisa berlompatan di pohon dan menikmati angin sepoi-sepoi dengan tenang. 2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi − Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 - 6 siswa. −
Guru menyiapkan bahan diskusi untuk dibagikan kepada setiap kelompok.
−
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan secara berkelompok.
−
Guru membagikan LKS pada setiap siswa.
Elaborasi −
Siswa masuk ke dalam kelompok.
1.
Fase Informasi − Setiap kelompok mendapatkan puzzle (gambar persegi) kemudian siswa diminta untuk menyusun puzzle tersebut dan menempelkan puzzle pada kertas HVS yang disediakan oleh guru. − Siswa menggambar gambar persegi yang terbentuk dari puzzle pada kolom yang tersedia di LKS. Siswa diminta mengukur
persegi
yang
terdapat
di
puzzle
lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
menggambar sesuai ukuran tersebut. Ukuran persegi tersebut 14,5 cm x 14,5 cm. − Siswa mengamati gambar persegi yang telah mereka gambar. − Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang sifatsifat bangun datar persegi. Guru memancing siswa untuk bertanya dengan meminta siswa untuk membuat daftar pertanyaan tentang sifat-sifat bangun datar persegi yang ingin mereka ketahui, misal sebagai berikut: Coba amati gambar persegi yang telah kalian gambar. Nah...sekarang buatlah pertanyaan tentang apa yang ingin kamu ketahui dari gambar tersebut. Contoh pertanyaan: − Apakah ukuran keempat sisi persegi selalu sama? − Apakah kedua diagonal mempunyai ukuran sama? − Apakah keempat sudut persegi besarnya sama? − Siswa diminta mengamati dan mencari benda-benda di dalam kelas yang bentuknya persegi. 2. Fase Orientasi Langsung − Setiap siswa membuat daftar benda-benda di dalam kelas yang bentuknya persegi dengan cara menuliskan pada tabel yang terdapat di LKS, pada tabel tersebut siswa juga
diminta
untuk
menuliskan
alasan
mereka
menyebutkan benda tersebut termasuk dalam benda yang bentuknya persegi. Setelah itu diminta merangkum persaamaan dari alasan tersebut. Sebagai contoh ubin. − Siswa yang ditunjuk oleh guru membacakan dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan menggunakan bahasanya sendiri dan guru memberikan tanggapan. − Setiap kelompok mendapatkan 6 gambar perkotaan. − Siswa mencari gambar yang terdapat bangun persegi lalu menempelkannya pada kolom yang terdapat di LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
− Siswa saling berdiskusi dan guru mengamati serta mengarahkan siswa. 3.
Fase Penjelasan −
Keenam gambar tersebut juga terdapat pada LKS. Setiap kelompok secara bergiliran maju kedepan kelas dengan penuh percaya diri untuk memperlihatkan gambar yang telah ditempel dan menjelaskan letak gambar persegi dalam gambar. Kemudian guru memberikan tanggapan.
−
Guru membagikan satu persegi yang terbuat dari karton dengan ukuran 15 cm x 15 cm pada setiap kelompok. Saat guru menjelaskan siswa dapat langsung melihat, memegang, meraba, dan mengukur persegi tersebut.
−
Guru menjelaskan tentang definisi dan sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan persegi yang sama dibagikan pada setiap kelompok dan saat menjelaskan guru mengunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, misal sebagi berikut: Saat menjelaskan sisi: “perhatikan garis tepi yang terdapat pada persegi, nah...garis tepi itu disebut sisi,”. Saat
menjelaskan
sudut:
“perhatikan
keempat
persegi, keempat pojok itu disebut sudut, jenis sudutnya adalah sudut siku-siku yaitu sudut 90°”. Saat menjelaskan diagonal: “perhatikan garis pada 2 pojok titik, garis ini menghubungkan garis pada 2 pojok titik, nah...garis penghubung ini disebut diagonal” −
Siswa diajak untuk membuktikan sifat-sifat persegi dengan menggunakan puzzle persegi. Puzzle terbuat dari karton dengan bentuk persegi yang mempunyai ukuran 18 cm x 18 cm. Tengah persegi tersebut terdapat persegi dengan ukuran 15 cm x 15 cm. Guru membuat puzzle tersebut dengan memotong dengan mengunakan cutter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
persegi yang ada di tengah dan memberi sampul dengan kertas warna, memberi nama sudut (A, B, C, dan D). Guru juga menyediakan 1 lidi untuk membuktikan sifatsifat diagonal persegi. Panjang lidi disesuaikan oleh guru dengan panjang diagonal persegi pada puzzle (21cm). Penjelasan cara kerja: Sisi: siswa diminta mencoba memasang puzzle persegi pada tempatnya kemudian memutar persegi searah jarum jam dan sebanyak 4 kali. Sudut: siswa diminta mengamati sudut saat puzzle persegi diputar, guru dapat melontarkan pertanyaan, “apakah ada perubahan bentuk sudut?”. Diagonal: siswa diberikan 1 potongan lidi dan diminta untuk meletakkan ujung lidi di pojok persegi A dan D sehingga menjadi diagonal setelah itu siswa diminta kembali meletakkan ujung lidi di pojok B dan D. Guru dapat melontarkan pertanyaan, “apakah
panjang lidi
sama dengan panjang jarak pojok A ke D dan panjang pojok B ke D?”. −
Siswa diminta mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru tentang sifat-sifat persegi dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
−
Siswa yang belum paham dengan sifat-sifat persegi diberi kesempatan untuk bertanya dan menuliskan pertanyaan pada kolom pertanyaan yang terdapat di LKS serta jawaban pada kolom jawaban.
−
Guru memberikan selingan games yaitu tebak aku. Guru menyediakan 3 clue aku, 1) pada persegi aku berjumlah empat dan menjadi garis tepi, 2) aku mehubungkan dua pojok dan pada persegi jumlahku dua, 3) aku berada pada pojok bangun dan di persegi jumlahku empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
Cara bermainnya: salah satu siswa maju kedepan kelas, mengambil salah satu clue kemudian membacakan clue dan siswa yang lain berlomba untuk menebak. 4. Fase Orientasi Bebas − Guru membagikan 29 potongan persegi yang berukuran 3 cm x 3 cm pada setiap kelompok. − Siswa diminta untuk bermain menyusun 29 persegi dengan perintah, “buat 3 bangun datar persegi baru dengan menggunakan 29 potongan persegi yang telah diperoleh” kemudian menempelkan ketiga bangun persegi baru ke kertas HVS yang telah disediakan oleh guru.. − Siswa diminta mencari hubungan antara kegiatan menyusun dengan sifat-sifat persegi yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa yang sederhana, misalnya, “amati 3 bangun yang sudah terbentuk, setiap persegi baru tersusun dari beberapa persegi bukan? nah...setiap persegi tadi mempunyai sifat-sifat yang sudah kita pelajari, apakah setelah membentuk persegi baru masih mempunyai sifat-sifat yang telah kita pelajari?”. Konfirmasi 5. Fase Integrasi − Guru melakukan evaluasi dan memberikan kembali penguatan tentang sifat-sifat persegi − Guru memberikan kesempatan kembali kepada siswa untuk bertanya tentang sifat-sifat persegi yang belum dipahami oleh siswa. − Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) − Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menuliskan kesimpulan pada kolom yang tersedia di LKS sebagai rangkuman pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
− Refleksi: siswa bersama dengan guru merefleksikan pembelajaran hari ini pada kolom yang tersedia di LKS − Aksi: siswa menuliskan pada kolom yang tersedia di LKS bentuk kerjasama yang baik apabila berkelompok. − Salah satu siswa memimpin doa penutup. − Guru mengucapkan salam penutup.
H. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar − Media
:
− Puzzle persegi − Puzzle gambar persegi − Lidi − Gambar persegi − 6 gambar perkotaan − 29 kotak untuk potongan kertas persegi − Alat
:
− Gunting − Bahan
:
− Kertas HVS − Lem/doubletip − Sumber belajar : − Lembar Kerja Siswa (terlampir). − Nasar dkk. Lembar Belajar Tematik Matematika. Jakarta: Grasindo. − Sunaryo, R.J. 2007. Matematika 5: untuk S/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian 1. Indikator 1 Indikator
: Menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi.
Teknik Penilaian
: Observasi.
Bentuk Instrumen
: Lembar observasi.
Instrumen
: Berilah tanda centang (√) berdasarkan pengamatan pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Sifat-sifat bangun datar persegi: 1. Mempunyai empat sisi sama panjang. 2. Mempunyai empat sudut siku-siku. 3. Mempunyai dua diagonal sama panjang. Format Kriteria Penilaian: Aspek yang dinilai
10
Skor 15
25
Jumlah dalam menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi Keterangan : Skor 10 = Siswa dapat menjelaskan 1 sifat-sifat bangun datar persegi. Skor 15 = Siswa dapat menjelaskan 2 sifat-sifat bangun datar persegi. Skor 25 = Siswa dapat menjelaskan 3 sifat-sifat bangun datar persegi.
2. Indikator 2 Indikator
: Mengidentifikasi benda-benda di dalam kelas yang berbentuk bangun datar persegi.
Teknik Penilaian
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Isian singkat
Instrumen
: Amatilah lingkungan kelasmu! Apakah kamu dapat menemukan benda yang bentuknya persegi?. Tuliskan pada tabel jikakamu menemukannya!
Benda-benda di dalam kelas yang berbentuk persegi: 1. Meja dispenser 2. Eternit 3. Ubin 4. Stop kontak 5. Fitting lampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Format Kriteria Penilaian: Aspek yang dinilai
Skor 5
10
15
20
25
Jumlah dalam menyebutkan benda-benda di dalam kelas yang berbentuk persegi Keteragan : Skor 5
= Siswa dapat menemukan 1 benda di dalam kelas yang berbentuk persegi.
Skor 10 = Siswa dapat menemukan 2 benda di dalam kelas yang berbentuk persegi. Skor 15 = Siswa dapat menemukan 3 benda di dalam kelas yang berbentuk persegi. Skor 20 = Siswa dapat menemukan 4 benda di dalam kelas yang berbentuk persegi. Skor 25 = Siswa dapat menemukan 5 benda di dalam kelas yang berbentuk persegi.
3. Indikator 3 Indikator
: Menjelaskan hasil diskusi kelompok tentang sifatsifat bangun datar prsegi dengan percaya diri.
Teknik Penilaian
: Tes praktik.
Bentuk Instrumen
: Presentasi.
Instrumen
: Jelaskan di depan kelas letak bangun datar persegi pada gambar yang telah kalian tempel!.
Format Kriteria Penilaian: Skor
Aspek yang Dinilai (Sikap percaya diri) Berani maju ke depan kelas Suara lantang
Baik
Kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Konsentrasi Komunikatif Menggunakan bahasa yang baik Keterangan : Baik mendapat skor 5 Kurang baik mendapat skor 0
4. Indikator 4 Indikator
: Menunjukkan kerjasama saat melakukan games puzzle persegi.
Teknik Penilaian
: Tes praktik
Bentuk Instrumen
: Lembar pengamatan.
Intrumen
: Berilah tanda centang (√) berdasarkan pengamatan pada siswa.
Format Kriteria Penilaian: Skor
Aspek yang Dinilai (Sikap peduli) Saling membantu Tidak mendominasi permainan Mendengarkan pendapat teman Bersama-sama mengerjakan sesuai panduan Bersama-sama menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan
Keterangan : Baik mendapat skor 5 Kurang baik mendapat skor 0
Baik
Kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Lembar Penilaian Skor No
Nama Peserta Didik
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Jumlah Skor
Penilaian soal evaluasi pada fase integrasi: 1 soal = 1 poin
Yogyakarta,
2015
Mengetahui Kepala Sekolah,
Wali Kelas
.................................
.................................
NIP.
NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
6.3 Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
CURRICULUM VITAE Dian Listyawati merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di Sleman, 10 Juni 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD Muhammadiyah Ngabean 1, lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 1 Sleman, lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 1 Godean, lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menemupuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan. Berikut beberapa daftar kegiatan yang pernah di ikuti peneliti: 1. Pendamping Kelompok Parade Gamelan Anak 2012 se DIY-Jateng 2. Peserta English Club periode Agustus 2012 – Juli 2014 3. Peserta Kemampuan Mahir Dasar (KMD) periode 14 Januari 2013 - 19 Januari 2013 4. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge 2014” Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.