Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar yang Berorientasi pada Keterampilan Proses dan Komunikasi Sosial Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd (2007). Program Studi Pendidikan Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
pembelajaran, (4) silabus, RPP, model
RINGKASAN
pembelajaran, buku pegangan siswa, dan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
buku pedoman guru yang selama ini
perangkat
digunakan
pembelajaran pengetahuan sosial untu
penerapan
siswa kelas awal sekolah dasar. Tujuan
komunikasi
tersebut
melalui
kompetensi pengetahuan sosial sekolah
penelitian pengembangan dengan tipe
dasar berdasarkan kurikulum 2006 telah
front-enden analysis. Lokasi penelitian
mengandung
adalah sekolah dasar di kota singaraja.
keterampilan
Penelitian ini akan dilakukan selama tiga
sosial, dan (6) rancangan awal model
tahun. Produk tahun pertama ini adalah
buku pegangan siswa dan pedoman guru
analisis
mengacu
mengembangkan
akan
direalisasikan
kebutuhan
pembelajaran
belum
mencerminkan
keterampilan sosial,
proses
(5)
candraan
pokok-pokok proses
pada
materi komunikasi
aplikasi
keterampilan
penelitian
sosial. Berdasarkan temuan ini, maka
menggunakan
dengan
observasi,
wawancara,
pada
tahun
kedua
dan
model
pengetahuan sosial, dan profil guru. Data dikumpulkan
proses
dan
dan
akan
komunikasi
dilakukan
angket, dan studi dokumen. Keseluruhan
pengembangan model dan eksperimen
data
dalam skala terbatas.
dianalisis
dengan
menggunakan
metode kualitatif dan metode statistik, Kata kunci: keterampilan proses sosial,
yaitu analisis varian dua jalur. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa: (1) siswa kelas I dan II rata-rata berumur
antara
6
–
7
tahun,
(2)
pengalaman mengajar guru rata-rata di atas
20
pendidikan
tahun sarjana,
dengan (3)
kualifikasi phenomena
didaktik yang dihadapi guru adalah sulit mengembangkan
dan
menemukan
sumber materi, serta terbatasnya sarana
perangkat pembelajaran, dan IPS
2 textbook and teacher guidance is relate at
SUMMARY
application of skill process and social Development of Elementary Social
communications model. Base on this
Studies Teaching Instrument
finding, the second step of this research
which Orienting of Skill Process and
will
be
development
and experiment
model in limited scale.
Social Communications
This research aim to to develop of early elementary social studies teaching
Key words: social skill process, instrumen of teaching, and social studies.
instruments. This target will be realized to through of research and development with front-enden type analysis. The location of
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemberlakuan
research is elementary school in singaraja
kurikulum
2006,
town. This research will be done by during
telah menghadirkan beribu warna baru
three year. The first year prosuct is need
bagi
assesment analysis of student in learning
instruksionalnya.
Prinsip
social studies, and teacher profile. The
dan
yang
data
kurikulum 2006, telah menjadikan guru
of
research
was
collected
by
guru
kesatuan
observation, interview, questionaire, and
sebagai
documentary
profesinya.
study.
The
data
was
dalam
“innovator” Sejalan
kegiatan keberagaman
diusung
bagi
tugas
dengan
tersebut,
oleh dan
tuntutan
analysed by qualitative and statistical
inovasi
selayaknya
methods, that is two-ways varian analysis.
pembelajaran pengetahuan sosial harus
The result of research indicate
dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar
that: (1) the old of students between 6 - 7
mampu mendidik dan melatih peserta
year, (2) the teachers experience teach
didik secara dini menjadi warga negara
above 20 year, (3) the problems of
yang berkualitas dan eksis dalam tataran
teacher in teachig social studies is difficult
kehidupan global. Salah satu pendekatan
to develop and find the teaching sources,
pembelajaran pengetahuan sosial yang
and also the instrument of teaching is
dapat
limited, (4) syllabus, RPP, teaching model,
menumbuhkembangkan
student textbook, and guidance book of
keterampilan sosial, dan keterampilan
teacher is not yet expressed applying of
berkomunikasi
skill process and social communications,
keterampilan
(5) curriculum 2006 have contained skill
pengimplementasian keterampilan sosial
process and social communications items,
dan komunikasi sosial dapat terlaksana
and (6) prelimenary model of student
dengan baik dan optimal, perlu didukung
memfasilitasi
adalah proses
dan kompetensi,
pendekatan sosial.
Agar
3 oleh
perangkat
pengetahuan
pembelajaran
sosial
yang
berorientasi
pengetahuan sosial yang sesuai dengan karakteristik
kurikulum
2006
dan
pada keterampilan proses dan komunikasi
berorientasi pada keterampilan proses
sosial yang valid, praktis, efektif, dan
dan komunikasi sosial, sehingga secara
sesuai dengan karakterisrik kurikulum
langsung dapat merasakan kevalidan,
2006. Hal ini semakin dipandang urgen
kepraktisan, dan keefektipan dari model
untuk dilakukan, mengingat selama ini
pembelajaran
belum
pembelajaran
ada
perangkat
pengetahuan
sosial
pembelajaran
yang
dan yang
perangkat dihasilkan
bagi
berorientasi
peningkatan kualitas proses dan produk
pada keterampilan proses dan komunikasi
pembelajaran pengetahuan sosial yang
sosial yang valid, praktis, efektif, dan
dilakukannya, dan sebagai dasar berpijak
sesuai dengan kurikulum 2006.
dalam
Pengembangan pembelajaran
dan
pembelajaran
yang
keterampilan
proses
sosial
merupakan
pembelajaran pengetahuan sosial secara
perangkat
lebih luas dan bermakna, khususnya
pada
dalam upaya pembentukan peserta didik
komunikasi
menjadi warga Negara yang berkompeten
kebutuhan
yang
mendesak untuk dilakukan, bila mengacu pada
semangat
dan
teori-teori
model
berorientasi dan
pengembangan
tujuan
dan mampu melakoni kehidupan global yang dinamis.
dari
Berdasarkan
rasional
tampaknya
diperkuat lagi dengan semakin gencarnya
terstruktur
implikasi sosial yang ditimbulkan oleh
pengetahuan sosial sekolah dasar agar
globalisasi. Di sisi lain, pengembangan
mampu merealisasikan tujuan pendidikan
perangkat
nasional
pengetahuan
inovasi
atas,
pemberlakuan kurikulum 2006. Hal ini
pembelajaran
diperlukan
di
dalam
secara
secara
pembelajaran
optimal.
Model
sosial sekolah dasar yang berorientasi
pembelajaran pengetahuan sosial dan
pada keterampilan proses dan komunikasi
perangkat
sosial akan menjadi “sinar terang” di
diselaraskan dengan tuntutan globalisasi
tengah-tengah kegelapan yang dialami
dan pencapaian tujuan pendidikan pada
oleh
jenjang
para
guru
terkait
dengan
pendukungnya
sekolah
dasar
harus
sebagaimana
pemberlakuan kurikulum 2006. Dengan
termaktub dalam kurikulum 2006. Salah
demikian,
satu
maka
keutamaan
atau
pendekatan
pentingnya penelitian ini dilakukan adalah:
pengetahuan
memberikan pengalaman riil kepada para
relevan
guru
menjembatani kepentingan di atas adalah
sekolah
mengembangkan dan
dasar model
perangkat
dalam
pembelajaran pembelajaran
pendekatan
sosial
pembelajaran yang
dipandang
dikembangkan
untuk
pembelajaran
yang
4 berorientasi pada keterampilan proses
pengetahuan
sosial dan komunikasi sosial.
pada keterampilan proses dan komunikasi
Berdasarkan masalah
di
latar
atas,
belakang
yang
berorientasi
pada siswa kelas I dan II yang
dapat
sesuai dengan latar sosial-budaya siswa,
masalah
dan (2) untuk menghasilkan perangkat
penelitian pada tahun 1 (tahap I) ini
pembelajaran pengetahuan sosial yang
sebagai
bagaimana
berorientasi pada keterampilan proses
karakteristik siswa kelas I dan kelas II
dan komunikasi sosial yang valid, praktis,
sekolah dasar di kota Singaraja Bali ?, (2)
dan efektif untuk siswa kelas I dan II
bagaimana karakteristik guru kelas I dan
sekolah
kelas II pada sekolah dasar di kota
pengembangan
Singaraja
penalaran, dan komunikasi sosial.
diformulasikan
maka
sosial
sosial
rumusan
berikut:
Bali
(1)
?,
(3)
bagaimana
dasar
dalam
rangka
pemecahan
masalah,
phenomena didaktik yang dihadapi oleh guru kelas I dan kelas II pada sekolah
B. KAJIAN PUSTAKA
dasar di kota Singaraja Bali ?, (4)
Inovasi
kurikulum
pendidikan
bagaiamana candraan kompetensi dan
nasional pada dasarnya dimaksudkan
model pembelajaran pengetahuan sosial
untuk memperbaiki berbagai kelemahan
pada siswa kelas I dan kelas II sekolah
dan kekurangan yang ada pada kurikulum
dasar yang dikembangkan oleh guru saat
terdahulu. Pemberlakuan kurikulum 2006
ini ?, (5) bagaimana bentuk perangkat
secara nasional, dimaksudkan sebagai
pembelajaran
salah satu cara memperbaiki kualitas
(model
pembelajaran,
silabus, buku pegangan siswa, dan buku
pendidikan
nasional
pedoman guru) yang saat ini digunakan
Kurikulum
2006
oleh guru dan siswa dalam pembelajaran
“keberagaman
pengetahuan sosial ?, dan (6) bagaimana
diversity in unity, sehingga menuntut
rancangan
setiap
perangkat
awal
(prototife)
pembelajaran
keterampilan komunikasi dikembangkan
proses sosial dalam
model
berorientasi sosial
yang
dan relevan
pembelajaran
secara
makro.
menganut
prinsip
dalam
pelaku
kesatuan”
dan
atau
pengembang
pendidikan melakukan pembaharuan, baik yang
menyangkut
kualitas
personal,
institusional, dan profesionalnya. Hal ini penting,
mengingat
kurikulum
2006
pengetahuan sosial pada siswa kelas I
(Puskur, 2006) emberikan porsi yang
dan kelas II sekolah dasar ?.
cukup leluasa kepada kalangan pelaku
Berdasarkan uraian di atas, maka
dan pengembang kurikulum, termasuk di
tujuan khusus penelitian ini adalah : (1)
dalamnya kalangan birokrat pendidikan
untuk menghasilkan lokal teori tentang
yang selama ini sering tidak “satu bahasa”
penerapan
yang
perangkat
pembelajaran
menyebabkan
komunikasi
5 penanganan masalah pendidikan sering terhenti di tengah jalan.
permasalahan
Pemberlakuan (kurikulum
berbasis
kurikulum
2006)
Menyadari demikian kompleksnya berkait
dengan
kurikulum
2006
pemberlakuan kurikulum
kompetensi
atau
nasional, khususnya yang menyangkut
dengan
dimensi sumber daya manusia (pelaku
sejalan
semangat otonomi yang saat ini tengah
dan
digalakkan dalam tatanan kenegaraan
diperlukan
Indonesia.
terprogram dan sejalan dengan semangat
Melalui
kurikulum
2006
pengembang
2006 secara
kurikulum),
berbagai
terobosan
kurikulum
bisa ditingkatkan. Namun masalahnya,
mampu membantu dan memperlancar
“pemberian kewenangan” yang cukup
pelaksanaan
luas
untuk
otonomi saat ini. Di dalam kurikulum
menterjemahkan
2006, setiap mata pelajaran/bidang studi
kalangan
mengkreasikan
atau
guru
kurikulum
2006
di
kebutuan
masing-masing
SMU/SMK terdapat kompetensi dasar
merupakan “sesuatu yang baru” bagi
yang harus “diterjemahkan” oleh guru
guru,
menjadi
selama
cenderung
dicekoki
ketentuan
dan
ini
oleh
mereka berbagai
“batasan”
instrumental
beberapa sesuai
dasar
era
dari
karena
sekolah
nantinya
kurikulum sesuai dengan kondisi dan daerahnya
jenjang
sehingga
yang
diharapkan kualitas pendidikan nasional
kepada
2006,
maka
hingga
kompetensi dengan
kondisi
secara
daerah dan kebutuhan belajar peserta
sentralistik (Hasan, 2005). Kondisi ini
didik pada setiap mata pelajaran/bidang
semakin
belum
studi (Wahab, 2005). Seorang guru,
meratanya upaya-upaya yang dilakukan
dituntut untuk memiliki wawasan dan
oleh
ketrampilan
yang
kaitanhya
dengan
diperkuat
pemerintah
dengan
(Jakarta)
regulator
pembaharuan
nasional
dalam
sebagai pendidikan
memadai
dalam
“pembedahan”
mensosialisasikan
kompetensi dasar menjadi seperangkat
kurikulum 2006 dan piranti-piranti yang
kompetensi instrumental pada setiap mata
harus dipersiapkan atau dilakukan oleh
pelajaran/bidang studi, sehingga nantinya
pemerintah daerah sebagai perwujudan
pencapaian belajar peserta didiknya bisa
semangat otonomi. Di sisi lain, tidak
optimal. Di sisi lain, seorang guru dituntut
meratanya penyebaran kualitas sumber
pula
daya manusia pendidikan di daerah,
ketrampilan proses yang kondusif dalam
merupakan
ikut
setiap pembelajaan yang dilakukannya,
munculnyaa
mengingat “stressed’ dari kurikulum 2006
“kekhawatiran” tercapainya tujuan dan
bukan lagi pada “transfering concepts”
semangat kurikulum 2006.
melainkan
berkontribusi
masalah
lain
bagi
yang
untuk
mampu
pada
mengembangkan
“penanaman
dan
pemupukan” kompetensi akademis dan
6 sosial untuk setiap mata pelajaran/bidang
membantu mereka dalam memahami dan
studi (Puskur, 2006).
melasanakan kurikulum 2006. Hal ini
Pada
jenjang
sekolah
dasar,
diperkuat
lagi
dengan
pemberlakuan
dimana sistim manajemen gurunya lebih
manajemen berbasis sekolah, dimana
banyak menggunakan sistim guru kelas,
kebijakan
bisa dibayangkan betapa berat beban dan
akademis, sosial, ekonomis dikelola dan
tuntutan
oleh
diupayakan terpenuhi secara mandiri oleh
seorang guru. Mereka harus memiliki
masing-masing sekolah melalui koordinasi
wawasan, kemampuan, dan ketrampilan
dengan
“mengurai” kompetensi dasar untuk setiap
dalam komite sekolah.
yang
harus
dipenuhi
sekolah
mulai dari urusan
masyarakat
yang
tergabung
mata pelajaran yang dibelajarkannya ke dalam
kompetensi-kompetensi
C. METODE PENELITIAN
instrumental yang hanya mungkin dicapai melalui proses
pengembangan akademis
dan
ketrampilan sosial
dalam
pembelajaran yang dikembangkannya. Seorang
dari
Dinas
Pendidikan Kabupaten Buleleng, jumlah SD Negeri yang ada di kota Singaraja adalah
52
buah.
Berdasarkan
profil
geografis dari masing-masing Kelurahan,
menguasai ketrampilan akademis yang
maka akan diambil masing-masing 2 SD
memadai dalam “mengurai” kompetensi
Negeri dari setiap kelurahan, sehingga
dasar
yang
ada 8 sekolah dasar yang menjadi
kompetensi-
populasi dalam penelitian ini. Penelitian ini
dibelajarkan
mata ke
SD
data
harus
setiap
guru
Berdasarkan
pelajaran
dalam
kompetensi instrumental (Wahab, 2005).
pada
Jika dia membelajarkan 7 mata pelajaran,
merancang,
maka secara logika formal, guru tersebut
mengevaluasi perangkat pembelajaran,
harus mampu mengurai kompetensi dasar
dan menganalisis kondisi-kondisi yang
ke tujuh mata pelajaran tersebut ke dalam
memfasilitasi
kompetensi-kompetensi instrumental bagi
pembelajaran.
kepentingan belajar peserta didiknya. Di
tersebut,
sisi lain, selama ini mereka cenderung
menggunakan
telah merasa “enak dan nikmat” dengan
pengembangan tipe “Prototipycal Studies”
kurikulum
mereka
sebagaimana yang dikedepankan oleh
hanya melaksanakan apa yang digariskan
Akker (1999) dan Plomp (2001). Hal
oleh Jakarta secara sentralistik. Bisa
penting yang perlu diperhatikan dalam
dibayangkan
dan
penelitian pengembangan adalah kualitas
kelabakannya kalangan guru, jika tidak
perangkat pembelajaran (produk) yang
ada upaya-upaya inovatif yang dapat
dihasilkan. Plomp (2001), memberikan
terdahulu,
betapa
dimana
semrawut
dasarnya
bertujuan
untuk
mengembangkan,
penggunaan Berdasarkan
maka
dan
perangkat rasional
penelitian desain
ini
penelitian
7 criteria
kualitas
produk
yaitu
valid
(merefleksikan pengetahuan state-of-the-
mengatakan pembelajaran pengetahuan sosial membosankan.
art dan konsisten internal), mempunyai nilai tambah (added value), praktis, dan
b. Karakteristik Guru Kelas I dan II
efektif.
Untuk
Sekolah Sasaran
secara
empiris
mendapatkan
pertanyaan
Karakteristik guru yang dimaksud
penelitian yang telah diajukan, data dalam
akan dilihat dari beberapa indikator, yaitu:
penelitian ini akan dikumpulkan dengan
umur,
studi pustaka, lembar validasi, lembar
mengajar,
jenis
observasi, angket, tes hasil belajar, dan
mengikuti
forum
format
mengorganisir pembelajaran. Sementara
wawancara.
merupakan yang
terhadap
jawaban
penelitian
menggunakan
Penelitian
ini
pengembangan tipe
kualifikasi
dilihat
dari
pendidikan, kelamin, ilmiah,
kemampuan
lama
pengalaman dan
cara
pengelolaan
prototipycal
pembelajaran yang selama ini dilakukan
studies, sehingga analisis datanya juga
oleh guru, dapat diformulasikan beberapa
harus mengacu pada teknik analisis data
hal
penelitian sejenis.
memerankan dirinya sebagai dominator
yaitu:
(1)
guru
masih
sering
selama berlangsungnya pembelajaran, (2) D. HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber belajar yang digunakan oleh guru
1. Hasil Penelitian
masih terbatas pada penggunaan buku
a. Karakteristik Siswa Sasaran
teks atau buku penunjang lainnya yang
Karakteristik siswa dalam konteks
belum tenu sesuai dengan kebutuhan
ini akan dilihat dari beberapa indikator,
belajar siswa, (3) media pembelajaran
yaitu:
yang digunakan oleh guru masih sangat
umur,
jenis
kelamin,
jumlah
saudara, bahasa di rumah, pendamping
sederhana,
belajar, motivasi belajar, dan frekuensi
memberikan
belajar. Secara faktual, karakteristik siswa
kepada
kelas I yang dilibatkan dalam penelitian ini
membelajarkan materi guru cenderung
menunjukkan bahwa: (1) rata-rata siswa
mendominasi
berumur antara 6 – 6.5 tahun, (2)
sangat
kebanyak siswa adalah perempuan, (3)
berpartisipasi
kebanyakan siswa adalah bersaudara
pembelajaran, (6) guru biasanya langsung
lebih dari 1 orang, (4) sebagian besar
menjawab apa yang ditanyakan kepada
siswa belajar dengan didampingi oleh
siswa,
guru private atau orang lain di luar ayah
tanggapan secara benar, dan (7) model
dan
evaluasi yang dikembangkan oleh guru
ibunya,
(5)
kebanyakan
siswa
lebih
(4)
sangat
tugas-tugas
siswa,
(5)
kelas,
sedikit
unya selama
sebelum
sering
guru
kelompok pada
saat
sehingga
siswa
peluang
untuk
berlangsungnya
siswa
berupa
jarang
memberikan
evaluasi
produk
8 dengan menggunakan test hasil belajar
9. Terjadinya
mismatch
antara
yang telah ada di bagian belakang buku
tuntutan kurikulum dengan realitas
teks atau buku pegangan siswa.
kelas 10. Terbatasnya buku (referensi) di
c. Phenomena Didaktik Pembelajaran
perpustakaan.
Pengetahuan Sosial Berdasarkan
angket
yang
disebarkan kepada guru pengetahuan
d. Model Silabus, RPP, Buku Pegangan Siswa dan Guru, Serta Model Belajar
sosial yang mengajar di kelas I dan kelas
Berlandaskan wawancara
mendalam
diperoleh
terhadap guru dan siswa di sekolah
gambaran bahwa ada beberapa kendala
sasaran diperoleh data sebagai berikut:
yang
dihadapi
mereka,
dalam
(1)
pengetahuan
sosial
pedoman membelajarkan pengetahuan
yang
sosial adalah hasil kerja Tim Pengembang
dituntut oleh kurikulum sekolah dasar saat
Silabus Gugus di tingkat kecamatan, (2)
ini, yaitu:
RPP
secara
tematik
sebagaimana
1. Alat peraga (media pembelajaran) yang tidak mencukupi
silabus
yang
dokumentasi
guru
membelajarkan
oleh
studi
hasil
II, dan didukung dengan hasil wawancara dengan
dan
pada
digunakan
(rencana
sebagai
pelaksanaan
pembelajaran) yang digunakan oleh guru selama ini mengacu pada model dan
2. Sulit mengaitkan materi dengan
sistimatika RPP yang dikeluarkan oleh
contoh riil (nyata) melalui benda
KKG (kelompok kerja guru), (3) buku
(objek)
pegangan siswa yang digunakan adalah
3. Sulit
membelajarkan
materi
dengan bercerita 4. Sulit
penerbit nasional yang tidak seragam, (4)
dalam
membelajarkan
kebiasaan sehari-hari (pemodelan) 5. Minat siswa terhadap pengetahuan sosial relatif rendah 6. Sulit
dalam
campuran
merancang (cerita
buku
pegangan
membelajarkan
guru
pengetahuan
dalam sosial
adalah sama dengan apa yang dijadikan sebagai pegangan oleh siswa, hanya
soal yang
mengevaluasi) 7. Candraan materi yang cenderung luas 8. Sulit menemukan sumber belajar dalam buku teks (referensi untuk anak)
buku yang diterbitkan oleh beberapa
jumlahnya yang berbeda, dan (5) model pembelajaran
yang
selama
ini
dikembangkan oleh guru lebih banyak bertumpu pada model ceramah, yang sesekali diselingi dengan tanya jawab dan pemberian tugas rumah (PR).
9
f. Candraan Kompetensi dan Model Pembelajaran Pengetahuan Sosial Dilihat dari tujuan dan ruang lingkup pembelajaran pengetahuan sosial di sekolah dasar secara umum berdasarkan angket yang diberikan kepada guru, dan hasil analisis kurikulum pengetahuan sosial diperoleh data sebagai berikut. Tujuan dari pembelajaran pengetahuan sosial di sekolah dasar pada dasarnya adalah: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sementara ruang lingkup atau keluasan dari pembelajaran pengetahuan sosial pada jenjang sekolah dasar berdasarkan hasil analisis kurikulum tingkat satuan pendidikan yang saat ini diberlakukan di sekolah sasaran, adalah: 1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
g. Rancangan Awal (Prototife) Model Perangkat Pembelajaran Rancangan awal dari buku pegangan siswa yang berorientasi keterampilan proses dan komunikasi sosial tersebut adalah: Topik Materi
Berisi uraian tentang topik materi yang bersifat TEMATIK sesuai dengan sebaran SK-KD
Standar Kompetensi
Berisi uraian tentang standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa di semester 1 dan 2
Kompetensi Dasar
Berisi uraian tentang standar kompetensi dasar dari materi yang harus dimahiri oleh siswa di setiap TOPIK dan SEMESTER (1 dan 2)
Indikator Hasil Belajar
Berisi uraian tentang INDIKATOR yang akan digunakan oleh guru
untuk
menyatakan
bahwa
seorang
siswa
telah
menguasai materi (kompetensi) yang dibelajarkan pada setiap
2 kompetensi dasar (KD) Sumber Pembelajaran
Berisi
uraian
tentang
SUMBER
BELAJAR
yang
bisa
digunakan dan diakomodasi oleh guru untuk membelajarkan topik materi tertentu sesuai dengan tingkatan semester dan kelas siswa. Model Pembelajaran
Berisi uraian tentang model atau strategi atau teknik pembelajaran
yang
yang
BISA
DIPILIH
DAN
DIKEMBANGKAN oleh guru dalam membelajarkan topik materi sesuai dengan candraan SK-KD pada setiap kelas dan semester Deskripsi Materi
Berisi
uraian
tentang
MATERI
secara
singkat,
jelas,
sederhana, dalam bentuk ”PESAN CERITA” yang dilengkapi dengan gambar, bagan, peta, atau foto yang sesuai dengan karakteristik masing-masing Topik materi ajar. Latihan Kerja Siswa
Berisi latihan kerja siswa yang berupa soal uraian, menjawan singkat, mencocokkan, pilihan ganda, dan merakit gambar (scrabel)
di
masing-masing
akhir
topik
materi
per
semesternya, yang dilengkapi dengan gambar atau panflet yang berkaitan dengan soal-soal .
h. Rancangan Awal (Prototife) Model Buku Pegangan Guru Setelah melakukan analisis kurikulum, analisis kebutuhan belajar siswa, dan analisis kebutuhan guru dalam membelajarkan pengetahuan sosial pada siswa kelas I dan kelas II berdasarkan angket yang telah disebarkan dengan dukungan data hasil wawancara, maka dapat diformulasikan desain awal (prototife) model petunjuk guru seperti berikut. Bagian Satu
Berisi tentang hakekat, misi, fungsi dan tujuan pembelajaran pengetahuan sosial di sekolah dasar, khususnya pada siswa kelas I dan II.
Bagian Dua
Berisi tentang pemetaan analisis sebaran standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD) mata pelajaran pengetahuan sosial di kelas I dan II untuk setiap semesternya.
Bagian Tiga
Berisi tentang model-model pembelajaran pengetahuan sosial inovatif yang bisa diacu oleh guru dalam membelajarkan materi pada siswa kelas I dan II (disediakan alternatif model pembelajaran).
3 Bagian Empat
Berisi tentang struktur urutan topik materi yang bersifat tematik,
dimana
sebelah
kirinya
akan
dihiasi
oleh
gambar/photo/pamflet yang sesuai dengan karakteristik topik materi di sebelah kiri, dan di sebelah kanannya akan diisi dengan suruhan kepada siswa untuk menceritakan gambar dan mengenali gambar kemudian menceritakannya dalam lembar kerja yang telah ada di buku pegangan siswa.
Mengapa kita harus hidup hemat .....? Ceritakanlah gambar disamping...? Bagaimana caranya kita hidup hemat...? Dst............ Bercerita tentang apa gambar disamping...? Mengapa kita harus menjaga kebersihan lingkungan ?. Bagaimana caranya menjaga kebersihan...?
(1) Menceritakan
tentang
apa
gambar
di
samping..? (2) Mengapa kita harus hormat pada guru...? (3) Bagaimana cara memberi hormat yang baik..? (4) Dimana saja kita harus hormat pada orang tua? (5) Dst........................ Bagian Lima
Berisi tentang ”konsep pemberian layanan belajar” yang berbasis keterampilan proses dan komunikasi sosial. Hal ini dimaksudkan agar guru terampil memberi layanan belajar.
oleh PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di
Standar Nasional Pendidikan, khususnya
atas, maka dapat dilihat secara umum,
yang
mengatur
guru yang dilibatkan dalam penelitian ini
pendidikan
sebagai guru mitra rata-rata kualifikasi
sekolah dasar. Sementara dilihat dari
pendidikannya adalah Strata
1 (S1),
karakteristik kelaminnya, sebagian besar
sehingga telah memenuhi persyaratan
adalah guru perempuan. Di sisi lain,
minimal sebagaimana yang diharuskan
dilihat dari pengalaman mereka mengikuti
tenaga
tentang pendidik
standar (guru)
2 pelatihan atau pertemuan ilmiah yang
kelas I dan II dominan mempunyai umur
terkait dengan pengembangan profesinya,
lebih dari 40 tahun, serta berjenis klamin
rata-rata telah mengikutinya lebih dari 10
perempuan. Kiranya pertimbangan guru
kali. Hal ini tentu sangat membantu dalam
senior dan sosok perempuan dijadikan
kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan
sebagai pertimbangan untuk guru kelas I
kewajibannya sebagai tenaga profesional
dan II. Hal ini dapat dipahami karena
dalam bidang ke-IPS-an. Pengalaman ini
siswa kelas I dan II yang umurnya sangat
sebenarnya sangat membantu guru dalam
muda memerlukan sosok guru yang sabar
merancang
melaksanakan
dan dapat “melindungi”, serta ”mendidik”.
pembelajaran yang inovatif. Akan tetapi
Kondisi ini tentu sangat menguntungkan
dilihat dari pengelolaan pembelaran di
bagi
kelas,
khususnya pada saat pengembangan
dan
guru
cenderung
pembelajaran
menerapkan
individual.
Sumber
pelaksanaan
model
yang
penelitian
merupakan
ini,
fokus
dari
pembelajaran yang digunakan adalah
penelitian pada tahun ke-2 (tahap II).
buku siswa. Guru mengajar mengikuti
Kedewasaan
materi yang ada pada buku siswa, serta
akademik guru ini, sangat berkontribusi
langsung merespon siswa tanpa memberi
pada
kesempatan siswa lainnya untuk memberi
model perangkat pembelajaran yang akan
komentar.
dilakukan pada tahun kedua.
Phenomena didaktik yang dapat
saat
umur
dan
kematangan
dilakukannya
perancangan
Bertalian dengan hambatan atau kendala
digunakan sebagai sumber pembelajaran
yang
untuk siswa Kelas I adalah permainan,
membelajarkan
lingkungan , kebun, diri sendiri, dan
kebanyakan
keluarga, sedangkan untuk kelas II adalah
mereka kesulitan dalam menyampaikan
disampaikan oleh guru dari ketiga lokasi
materi
sekolah, relatif sama yaitu permainan, ke
menggunakan pendekatan tematik. Hal ini
pasar,
disebabkan
pengukuran
benda,
lingkungan,
kegiatan
permainan,
kegemaran,
makanan, sehari-hari,
dan
badan.
dihadapi
oleh materi
guru
dalam
memiliki tersebut
IPS
bentuk
saat
cerita
mereka
dilatihkan
sebelum
ini,
bahwa
atau
belum
keterampilan
diberlakukannya
Semua fenomena didaktik ini sesuai
kurikulum
dengan semua anak untuk semua lokasi.
penggunaan pendekatan tematik bagi
Oleh
siswa kelas-kelas awal di sekolah dasar.
karena
itu,
sebagai
fenomena
didaktik yang digunakan sebagai tema adalah
lingkungan
keluarka,
kebun,
pasar, sekolah, serta kegiatan sehari-hari. Dilihat dari usia guru yang mengajar di
2006
dalam
menyatakan
karena
atau
guru
yang
menuntuk
3 E. KESIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran,
(2)
sulitnya
1. Kesimpulan
mengakses sumber belajar, (3)
Berdasarkan hasil penelitian dan
guru sulit membelajarkan materi
pembahasan di atas, dapat diformulasikan
dalam bentuk bercerita, (4) model
kesimpulan sebagai berikut:
pembelajaran
1. Dilihat
dari
karakteristik
guru
bersifat
dan
kurang
dan
(5)
dalam
kondusif,
yang dilibatkan dalam penelitian
pengelolaan
ini,
guru
mereka
telah
cenderung
searah
pengetahuan sosial sekolah dasar
rata-rata
guru
pembelajarannya,
cenderung
berkualifikasi strata 1 (S1), dan
mengambil
kebanyakan perempuan dengan
pada
masa kerja di atas 20 tahun. Hal
tanggapan yang disampaikan oleh
ini
bagi
siswa kurang tepat, dengan tanpa
perangkat
memberikan kesempatan kepada
sangat
mendukung
pengembangan
alih
langsung
saat
pembelajaran pengetahuan sosial
siswa
yang
jawabannya.
berorientasi
keterampilan
pada
proses
dan
untuk
pembelajaran jawaban
atau
memperbaiki
4. Candraan materi mata pelajaran pengetahuan sosial di kelas I dan
komunikasi sosial. 2. Siswa kelas I dan II sekolah dasar
II sekolah dasar secara umum
dari
berisikan kompetensi yang terkait
penelitian ini rata-rata berumur di
dengan: lingkungan, kesenangan
atas 6 tahun dan di bawah 8
diri (hobi), kebersihan, kerjasama,
tahun. Hal ini membuktikan bahwa
dan tempat-tempat umum (public
secara psikologis, usia mereka
area),
memang
berada
berurutan sesuai dengan semester
tersebut.
dan kelasnya. Sementara model
Sementara komposisi antara siswa
pembelajaran yang saat ini banyak
laki
hampir
dikembangkan oleh guru adalah
berimbang, yaitu 46 % laki-laki dan
model ceramah dan penugasan
54 % perempuan.
rumah (PR), yang bagi siswa
yang
menjadi
pada
subjek
sangat
tepat
kelas-kelas
dan
perempuan
3. Phenomena dihadapi
oleh
membelajarkan
didaktik
yang
guru
dalam
pengetahuan
yang
menarik minat belajar mereka. 5. Rancangan buku pegangan siswa sebagai
adalah
pembelajaran
dengan:
(1)
keterbatasan saran dan media
secara
sangat membosankan dan kurang
sosial pada siswa kelas I dan II terkait
tersaji
salah
satu yang
perangkat akan
dikembangkan dalam penelitian ini
4 berorientasi
pada
proses
komunikasi
dan
sebagai
keterampilan
alternatif
mengeliminir
sosial, untuk
berbagai
kesulitan
yang dialami oleh guru dalam pembelajaran pengetahuan sosial. Buku pegangan siswa ini akan dikemas
dalam
bentuk
sajian
materi yang singkat, sederhana, dan praktis, dengan dilengkapi gambar, photo, flochart, maupun peta, sehingga menarik bagi siswa
Menengah. Bandung: PPS IKIP Bandung. Inten, G. (2005) Pengembangan model resolusi konflik dalam pembelajaran IPS pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Tejakula – Buleleng. (Thesis). Singaraja: Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja Lasmawan, W. (2006). Pengembangan Modul yang Berwawasan Konstruktivis dalam Pembelajaran Ilmu Politik dan Sistim Politik Indonesia pada Mahasiswa Program Studi PPKN IKIP Singaraja. (laporan penelitian).
untuk mempelajarinya. Marshall, S. P. & Dee D. (2000). New Learning Models. Seatle-USA: Prentice.
2. Saran Berdasarkan penelitian
di
diformulasikan
kesimpulan
atas, saran
hasil
maka
dapat
sebagai
berikut:
Perlu diperhatikan secara khusus aspek budaya lokal yang menghambat proses pembelajaran, sehingga para guru tidak terkontaminasi oleh hal-hal lain di luar dimensi akademiknya. Di sisi lain, dalam perancangan
dan
pembelajaran
guru
pelaksanaan disarakan
menggunakan masalah aktual dan faktual atau tema yang dekat dengan kehidupan anak.
DAFTAR PUSTAKA Djahiri, K. (2003). Profil Guru IPS Masa Depan. (Makalah). Disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan di Jakarta tahun 1994. Hasan, S. H. (2006). Inovasi dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan
National Council for the Social Studies.(2005). Social Studies Instruction and Developing of Social Skills: Position Paper. Washington DC: NCSS. National Council for the Social Studies. (2005). Guidelines for Teaching About Skills of Proccess in Social Studies: Education for Citizenship in the 21st Century: htp://www.uow.edu.au/sts/ ncss/pubs/00nvt.html. Shaver, J. P.(Ed). (1991). Handbook of Research on Social Studies Teaching and Learning: A Project of the National Council for the Social Studies. New York, Toronto: MacMillan Publishing Company. Sukadi. (2005). Mengembangkan iklim konstruktivis dalam pembelajaran mata kuliah belajar dan pembelajaran untuk meningkatkan ketrampilan berpikir dan perolehan hasil belajar mahasiswa Jurusan PPKn STKIP Negeri Singaraja. Laporan penelitian (tidak diterbitkan).