[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI BERORIENTASI BIOENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS, MINAT WIRAUSAHA DAN HASIL BELAJAR SISWA Eka Fitriah Jurusan Tadris IPA Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Abstrak Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Oleh karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses sains agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar tempat tinggal mereka. Sebagian besar lulusan Madrasah Aliyah (MA) Ash Shiddiqiyyah Cirebon tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu siswa perlu diberi pemahaman dan keterampilan wirausaha sebagai bekal diri untuk memulai atau melanjutkan kehidupan secara layak. Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimanakah mengembangkan perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi bioentrepreneurship, seberapa besar pengembangan perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi bioentrepreneurship dapat meningkatkan keterampilan proses sains (KPS), minat wirausaha dan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R & D). Pengembangan perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi bioentrepreneurship dan diujicobakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data diambil dengan observasi, angket dan tes. Metode analisis data menggunakan deskriptif persentase skor untuk KPS dan minat wirausaha dan tes dianalisis dengan stastistik parametrik, yaitu uji t- paired samples test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi bioentrepreneurship dapat meningkatkan KPS sebesar 21,40%, dapat meningkatkan minat wirausaha siswa sebesar 7,30% dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 18,85% . Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi bioentrepreneurship yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan instrumen yang dilengkapi dengan pembuatan nata de soya, kemasan dan analisis ekonomi produk, selain itu perangkat pembelajaran bioentrepreneurship dapat meningkatkan KPS, minat wirausaha dan hasil belajar siswa. memunculkan
I. PENDAHULUAN
berbagai Sejalan dengan perkembangan
persaingan
bidang
pendidikan
yang
dalam
kehidupan. akan
Dunia
mencetak
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
generasi
didukung oleh arus globalisasi yang
berkualitas
hebat
menjadi sarana terciptanya lulusan yang
dari
waktu
ke
waktu,
muda
yang
diharapkan
handal
dan
benar-benar
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
siap
bersaing
persaingan
dalam
di
menghadapi
berbagai
bidang
kehidupan tersebut
menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan
hasil
temuan
secara beragam, menggali dan memilah
Pengajaran sains selama ini masih
informasi faktual yang relevan untuk
memiliki banyak kelemahan antara lain :
menguji
(1) kurikulum dan pengajaran sains
memecahkan masalah sehari – hari.
yang diterapkan saat ini merupakan
Disamping
pengajaran
mengembangkan
yang
berorientasi
pada
gagasan
itu
–
gagasan
atau
kemungkinan teknologi
untuk relevan
disiplin ilmu. Implikasinya materi yang
dengan konsep – konsep biologi yang
diajarkan kepada siswa sifatnya sering
dipelajari
kali menjadi lebih abstrak dan jauh dari
kegiatan pembelajaran, sehingga siswa
pengalaman
dapat merasakan manfaat pembelajaran
siswa
(2)
minimnya
sangat
dianjurkan
tersebut
bagi
dalam
keterkaitan antara konsep dan teori
biologi
diri
serta
dengan aplikasi dan pengalaman dalam
masyarakatnya (Rustaman, 2005).
kehidupan sehari – hari (Hidayat,1996).
Sementara dalam pembelajaran di
Dalam kurikulum mata pelajaran
sekolah KPS jarang dilatihkan guru
biologi
jelas
dikatakan
bahwa
kepada
siswa.
Alasan
yang
sering
pendidikan biologi menerangkan pada
dikemukakan oleh guru pada umumnya
pemberian
adalah bahan pengajaran yang terlalu
pengalaman
secara
langsung. Oleh karena itu siswa perlu
padat
dibantu
mengerjakannya
untuk
mengembangkan
sehingga
tak
sempat
dengan
untuk
pendekatan
proses
agar
tersebut, alat – alat untuk melakukan
menjelajahi
dan
kegiatan sains kurang memadai, guru
memahami alam sekitar tempat tinggal
sendiri kurang memahami dengan baik
mereka (Depdiknas,2003).
apa artinya keterampilan proses sains
sejumlah keterampilan mereka
mampu
Keterampilan meliputi
proses
keterampilan
sains
mengamati
yang
dimaksudkan
dan
bagaimana
seharusnya melakukannya.
dengan seluruh indera, mengajukan
Begitu juga yang terjadi pada
hipotesis, menggunakan alat dan bahan
pembelajaran bioteknologi di SMA ada
secara
sebagian
benar
dengan
selalu
guru
mengajarkan
materi
mempertimbangkan keselamatan kerja,
dengan cara berceramah atau secara
mengajukan
konvensional,
pertanyaan,
ironisnya
materi
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
pelajaran ini sering dilewatkan guru
setelah usai dapat memperoleh peluang
begitu saja dengan anggapan siswa bisa
bekerja. Bahkan sebagian yang lain lagi
membaca sendiri. Skenario atau rencana
mencari pekerjaan ke luar negeri hanya
pembelajaran yang dituliskan guru jauh
sekedar menjadi tenaga kerja (TKI)
dari aplikasinya. Belajar hanya sebatas
yang nasibnya belum tentu lebih baik.
di
lingkungan,
Uraian tersebut memberikan gambaran
masyarakat dapat dijadikan sebagai
bahwa sebenarnya masyarakat kita
sumber
memerlukan
kelas
saja,
padahal
belajar
khususnya
pada
pembelajaran bioteknologi.
suatu
perangkat
pembelajaran yang berorientasi pada
Kebanyakan bahan ajar yang
pendidikan
pencaharian,
artinya
diberikan di sekolah masih terasa lepas
perangkat pembelajaran biologi yang
dengan
berorientasi
permasalahan
pokok
yang
timbul di masyarakat, terutama yang berkaitan
dengan
ke
suatu
pekerjaan
tertentu.
perkembangan
Tersedianya kesempatan kerja
teknologi dan kehadiran produk –
bagi setiap warga negara merupakan
produk teknologi di tengah – tengah
salah
masyarakat
pembangunan yang dilaksanakan oleh
oleh
karena
itu
perlu
satu
ukuran
adanya usaha untuk mengembangkan
pemerintah.
dan menyelaraskan bahan ajar sains
kesempatan kerja dewasa ini ternyata
dengan
teknologi
dihadapi oleh banyak bangsa di dunia
setempat dan permasalahannya yang
baik di negara-negara miskin, negara
berkaitan dengan bahan kajian yang
yang sedang berkembang, maupun di
tercantum dalam kurikulum.
beberapa negara maju. Kenyataannya
perkembangan
banyak Sebagian besar lulusan Madrasah Aliyah
(MA)
sekitar
75%,
tidak
melanjutkan pendidikan jenjang yang
Masalah
keberhasilan
negara
yang
keterbatasan
menghadapi
masalah dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran. Pengangguran
hanya
lebih tinggi (perguruan tinggi). Sebagian
disebabkan
dari mereka harus masuk ke dunia kerja
kesempatan kerja, tetapi juga oleh
bagi yang memenuhi persyaratan dan
ketidakmampuan pencari kerja untuk
sebagian
memenuhi persyaratan atau kualifikasi
yang
lain
harus
belajar
keterampilan tertentu agar nantinya
oleh
tidak
terbatasnya
yang diminta oleh dunia usaha.
Oleh
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
karena itu, setiap pencari kerja perlu
termasuk daya kreasi dan inovasi
dibekali pengetahuan, keterampilan dan
peserta didik sehingga menumbuhkan
sikap tertentu. Sikap yang diperlukan
semangat peserta didik berwirausaha.
oleh
Melalui
semua
orang
yang
akan
pengembangan
perangkat
berwirausaha maupun sebagai pencari
pembelajaran bioteknologi berorientasi
kerja.
bioentrepreneurship Siswa
diberi
pemahaman
wirausaha sebagai bekal
diri untuk
memulai atau melanjutkan kegiatan
menjadikan menarik,
wirausaha
siswa
dapat
pelajaran
biologi
menyenangkan
dan
lebih lebih
bermakna.
secara layak. Menurut Purnomo (2005), minat
diharapkan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengembangkan
perangkat
ditingkatkan melalui proses pendidikan
pembelajaran
sebagai
berorientasi bioentrepreneurship.
usaha
sadar
untuk
mengembangkan potensi peserta didik
2.
Menentukan
bioteknologi
seberapa
agar dapat diwujudkan dalam bentuk
perangkat
kemampuan,
sikap,
bioteknologi
tujuan
bioentrepreneurship
keterampilan,
kepribadian
sesuai
dengan
pendidikan nasional.
perlu
pembelajaran berorientasi dapat
meningkatkan keterampilan proses
Atas dasar pemikiran di atas, tentunya
besar
upaya
yang
terus-
sains siswa. 3.
Menentukan
seberapa
menerus untuk mengembangkan suatu
perangkat
perangkat pembelajaran bioteknologi
bioteknologi
berorientasi bioentrepreneurship, yaitu
bioentrepreneurship
perangkat pembelajaran yang mampu
meningkatkan
memotivasi
siswa.
peserta
didik
untuk
berwirausaha. Perangkat pembelajaran bioteknologi
berorientasi
4.
Menentukan
besar
pembelajaran berorientasi
minat
dapat wirausaha
seberapa
besar
perangkat pembelajaran biteknologi
bioentrepreneurship diharapkan dapat
berorientasi
menarik
mampu
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
bagi
siswa,
menumbuhkan
kecakapan
berfikir,
meningkatkan
keterampilan
proses
bioentrepreneurship
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
II. METODE PENELITIAN
perangkat pembelajaran dan dilakukan
Penelitian ini adalah penelitian
uji coba pada kelas kecil dan kelas besar.
pengembangan dengan menggunakan
Kemudian perangkat pembelajaran dan
rancangan
research and development
instrumen yang sudah divalidasi dan
(R&D) (Sugiyono, 2008). Penelitian ini
direvisi diujicobakan pada kelas kontrol
mengembangkan
menguji
dan kelas eksperimen. Desain penelitian
perangkat pembelajaran bioteknologi
menggunakan pretest-posttest control
berorientasi bioentrepreneurship untuk
groups design (Arikunto, 2002).
meningkatkan
dan
keterampilan
proses
Subjek penelitian adalah siswa
sains, minat wirausaha dan hasil belajar
kelas XII MA Asshidiqiyah Kabupaten
siswa.
Cirebon Pengembangan
sebanyak
tiga
kelas
yang
didahului
kemampuan kognitifnya setara. Satu
dengan studi pendahuluan berupa studi
kelas sebagai kelas kontrol, satu sebagai
pustaka
kelas eksperimen dan satu kelas lagi
dan
studi
empirik.
Studi
pustaka meliputi kajian terhadap hasil-
untuk uji coba instrumen.
hasil penelitian yang berkaitan dengan
masing kelas berjumlah 39 orang.
penelitian.
Masing-
Studi empirik meliputi
kajian kondisi awal terhadap objek
Prosedur penelitian
penelitian melalui observasi, terutama
Ada lima tahap yang harus
terhadap kondisi siswa, guru biologi dan
dilakukan guru dalam kegiatan proses
fasilitas
belajar
penunjang
pembelajaran.
proses
Setelah itu dilakukan
mengajar,
pendahuluan,
yaitu
tahap
:
tahap
pembentukan
analisis kebutuhan objek studi dan
konsep, tahap aplikasi konsep, tahap
dilakukan
pemantapan konsep dan tahap evaluasi.
penyusunan
pembelajaran.
perangkat Selanjutnya
pengembangan
Kegiatan
meliputi
pembelajaran
di
perangkat
kelas, observasi lapangan, praktikum
pembelajaran dilakukan sesuai dengan
pembutan produk nata de soya dari
hakikat biologi sebagai sains yang
limbah
mencakup produk, proses dan sikap,
kemasan
serta pendekatan konstruktivistik.
analisis ekonomi dari produk. Langkah
Penelitian ini diawali dengan penyusunan
dan
pengembangan
awal
industri produk
penelitian
tahu,
pembutan
dan
melakukan
dengan
melakukan
pengembangan perangkat pembelajaran
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
(silabus, RPP, Bahan Bacaan Siswa dan
respon siswa) serta dokumentasi.
instrumen),
Tehnik pengolahan data
setelah
itu
dilakukan
ujicoba pada kelas terbatas, revisi,
Pengolahan data dilakukan dengan
setelah dianalisis dan disetujui oleh
analisis kuantitatif dan kualitatif. Data
pembimbing baru dilakukan uji coba
kuantitatif
dianalisis
penelitian pada kelas eksperimen dan
menggunakan
uji
kelas kontrol.
menggunakan
software
–
dengan t
dengan komputer
program SPSS 12.0 dan microsoft excel Metode pengumpulan data Metode dilakukan
2003. Data kualitatif dianalisis secara
pengumpulan
dengan
data
tes (pretes dan
deskriptif dengan cara menskoring data dan
mengelompokkan kriteria
data
yang
sesuai
postes) untuk hasil belajar dan nontes
dengan
ditentukan
(lembar observasi untuk KPS dan
berdasarkan permasalahan penelitian.
angket untuk minat wirausaha dan
III.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
keudian dilakukan uji t. Hasil belajar siswa dilihat dari kenaikan nilai pretest-
Dalam penelitian ini, peningkatan
postest
(N-Gain).
Untuk
melihat
keterampilan proses sains (KPS) dapat
signifikasi perbedaan kenaikan rerata
dilihat dari persentase rata-rata skoring
hasil
yang dilakukan untuk setiap indikator
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
KPS dan disesuaikan dengan kriteria
juga uji-t.
yang
Keterampilan Proses Sains (KPS)
telah
ditentukan,
kemudian
belajar
siswa
antara
kelas
dilakukan uji t. Peningkatan Minat
Tabel. 1. Persentase jumlah siswa
wirausaha
dengan rentang nilai serta kriteria KPS
juga
perhitungan
dapat
dilihat
persentase
dari
rata-rata
skoring angket mint wirusaha siswa, No. Rentang Nilai
1
x >80
Kelas Eksperimen Jumlah Siswa (orang) 29
Persentase (%) 74,35
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas kontrol Jumlah Persentase Siswa (%) (orang) -
Kriteria
Sangat baik
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
2 3 4
66 ≤ x ≤ 80 50≤ x ≤ 65 x <50
7 3 -
Berdasarkan
hasil
penelitian
eksperimen kriteria KPS siswa berkisar
bahwa
melalui
dari kriteria cukup sampai sangat baik
penggunaan perangkat pembelajaran
dan tidak terdapat siswa yang kriteria
bioentrepreneurship
dapat
KPS rendah, sedangkan pada kelas
proses
kontrol kriteria KPS siswa berkisar dari
sains siswa. Hal tersebut tergambar
kriteria rendah sampai dengan baik,
pada
tidak terdapat siwa dengan kriteria KPS
menunjukkan
meningkatkan
17,94 7,69 -
keterampilan
pengelompokkan
siswa
berdasarkan indikator KPS, pada kelas
21 18 -
53,85 46,15 -
Baik Cukup Rendah
sangat baik .
Tabel 2. Peningkatan KP S antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Rata-rata Peningkatan thitung dk p value skor (%) Kelas Kontrol 66,10 21,40 20,56 38 0,000 Kelas 87,55 eksperimen
Dilihat pada tabel 2, persentase
Kriteria Signifikan
peningkatan sebesar 21,40 %.
Nilai
rata-rata hasil skoring KPS siswa pada
rata-rata
yang
kelas kontrol sebesar 66,10% dan pada
melakukan
kelas
87,55%
dengan praktikum pembutan produk
sehingga terdapat peningkatan KPS
nata de soya lebih tinggi dibandingkan
siswa sebesar 21,40 %.
dengan
eksperimen
sebesar
Berdasarkan
kelas
eksperimen
kegiatan
kelas
pembelajaran
kontrol
yang
hasil uji t diperoleh t hitung sebesar
pembelajarannya hanya ceramah dan
20,56 dengan p value = 0,000. Karena
diskusi
nilai p value < 0,05, menunjukkan
praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa
terdapat
pemberian penugasan pada siswa untuk
perbedaan kriteria KPS antara kelas
membuat produk telah memberikan
eksperimen dan kelas kontrol.
pengalaman
secara
signifikan
dikelas
tanpa
langsung
kegiatan
pada
siswa
Berdasarkan hasil uji t terhadap
sehingga pembelajaran lebih bermakna.
nilai rata-rata KPS siswa pada kelas
Melalui pembelajaran yang berbasis
eksperimen dan kelas kontrol terdapat
laboratorium
siswa
merasa
lebih
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
senang, tidak merasa kesulitan dalam
laboratorium. Salah satu sikap positif
menerapkan konsep, sehingga dapat
yang ditunjukkan siswa adalah minat
meningkatkan kemampuan menerapkan
yang besar dalam pembelajaran. Gott
konsep dan sikap ilmiah siswa.
dan Dugan (1996), mengemukakan
bila
Rustaman (2005) menyatakan,
bahwa kegiatan praktikum memiliki tiga
keaktifan
ranah yang saling berkaitan, yaitu aspek
siswa
dengan
keterampilan
dalam
proses
dihubungkan proses
belajar
sains
mengajar,
motivasional yang akan mendorong minat
dan
keterampilan
keaktifan siswa tersebut dapat diukur
penerapan
dengan keterampilan proses sains yang
pengembangan
dikembangkan
eksperimen.
siswa
selama
pembelajaran sains berlangsung. Makin
pengetahuan
sosial,
substansif, keterampilan
Minat Wirausaha
banyak keterampilan proses sains yang
Menurut (Purnomo, 2005) minat
dikembangkan siswa, makin aktif siswa
wirausaha siswa dapat dilihat dari
dalam kegiatan belajar mengajar dan
sembilan indikator, yaitu : 1). Kemauan
makin
keras untuk mencapai tujuan hidup dan
banyak
kesempatan
yang
diperolehnya untuk berpikir. Menurut
Luneta
akan kekuatan diri, 3). sikap jujur dan
(1992), menyatakan bahwa pengalaman
tanggung jawab, 4). ketahanan fisik dan
dan situasi siswa di dalam laboratorium
mental, 5). ketekunan dan keuletan
seharusnya menjadi bagian integral dari
dalam bekerja dan berusaha, 6). tidak
mata
Kegiatan
mudah melepaskan hal yang diyakini,7).
laboratorium merupakan salah satu
berani mengambil resiko, 8). pemikiran
kegiatan yang sangat berperan dalam
yang
meningkatkan
berorientasi
belajar
Hofstein
pelajaran
dan
kebutuhan hidup, 2). keyakinan kuat
sains.
keberhasilan proses
mengajar
biologi.
Dalam
mempelajari IPA kurang dapat berhasil
kreatif
dan untuk
inovatif, masa
9).
depan.
Distribusi minat wirausaha siswa dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
bila tidak ditunjang oleh kegiatan Tabel 3. Distribusi minat wirausaha siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol No. Rentang Nilai Kelas eksperimen Kelas kontrol Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase Kriteria Siswa siswa (%) 1 81,26 – 100 15 38,41 sangat tinggi
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
2 3 4
62,51 – 81,25 43,76 – 62,50 25,00 – 43,75
24 -
61,53 -
33 6 -
84,62 15,38 -
tinggi rendah sangat rendah
Tabel 4. Peningkatan Minat wirausaha antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas RataPeningkata thitung dk p value Kriteria rata n skor (%) Kelas Kontrol 69,99 7,30 12,96 38 0,000 Signifikan Kelas eksperimen 77,30 Dilihat pada tabel 4, persentase rata-rata hasil skoring angket minat wirausaha siswa pada kelas sebesar
69,99
dan
kontrol
pada
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan. Adanya
pertumbuhan
minat
kelas
wirausaha siswa yang cukup tinggi
eksperimen sebesar 77,30, sehingga
dikarenakan adanya perlakuan pada
terdapat peningkatan minat wirausaha
kelas eksperimen dengan menggunakan
siswa sebesar 7,30%. Berdasarkan hasil
perangkat
uji t diperoleh t hitung sebesar 12,96
bioentrepreneurship
dengan p value = 0,000. Karena nilai p
pelaksanaan
value
produk
< 0,05, menunjukkan bahwa
pembelajaran dan
praktikum
nata
de
disertai pembuatan
soya.
Pada
secara signifikan terdapat perbedaan
pembelajaran bioentrepreneurship lebih
minat wirausaha siswa pada kelas
menuntut kompetensi siswa agar dapat
eksperimen dan kelas kontrol.
mengembangkan
Penggunaan
perangkat
bidang
kompetensinya
tertentu.
Proses
di
belajar
pembelajaran bioentrepreneurship juga
bioteknologi tidak lagi berorientasi pada
dapat meningkatkan minat wirausaha
banyaknya materi pelajaran tetapi lebih
siswa sebesar 7,30% , siswa merasa
fokus pada kecakapan yang ditampilkan
tertantang
tugas
oleh siswa (life skill oriented). Melalui
praktikum pembuatan produk nata de
penggunaan perangkat pembelajaran ini
soya, dimulai dari persiapan bahan,
maka siswa lebih terfokus perhatiannya
pembuatan,
dan lebih termotivasi untuk dapat
dengan
diberikan
pengemasan
sampai
membuat analisis usaha. Siswa lebih
berkreasi
mampu
suatu produk yang bernilai ekonomi,
berkreasi
dan
berinovasi
terhadap produk yang dibuatnya dan
dan
berinovasi
membuat
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
sehingga diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna (D’amore et. all, 2003). Menurut Pihie dan Sani (2009), melalui
pembelajaran
Hasil Belajar Siswa Berdasarkan
hasil
penelitian,
penilaian hasil belajar kognitif dapat
dengan
dilihat dari nilai yang diperoleh siswa
dapat
dari hasil pelaksanaan pretes dan
meningkatkan sikap wirausaha siswa
postes. Untuk mengetahui hasil belajar
dan keterampilan siswa.
siswa meningkat atau tidak setelah
pendekatan
entrepreneurship
Kegiatan
pembelajaran yang diterapkan berupa
diterapkan
pelaksanaan diskusi, studi literatur dan
bioentrepreneurship.
kegiatan
keterampilan
pembelajaran
pembuatan
Data hasil belajar kognitif (pretes
produk yang dapat membangkitkan
dan postes), dilakukan analisis dengan
kreativitas
Penerapan
nilai gain. Berikut disajikan persentase
pembelajaran yang berfokus pada siswa
nilai gain kelas kontrol dan kelas
(student center) dapat meningkatkan
eksperimen dapat dilihat pada tabel 5.
siswa.
pemahaman siswa dan pemikiran yang positif tentang minat wirausaha. Tabel 5. Hasil persentase nilai gain kelas kontrol dan kelas eksperimen Kelas kontrol Kelas eksperimen Rentang No. Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kriteria Nilai Siswa (%) Gain Siswa (%) Gain 1 5,13 Tinggi g>70 2 4 7,69 2 7,69 Sedang 30
gain
seberapa besar perbedaan antara nilai
tersebut kemudian dianalisis dengan Uji
hasil belajar kognitif kelas kontrol dan
t
kelas eksperimen.
paired
No. 1. 2.
test,
data
untuk
nilai
mengetahui
Tabel 6. Tabel peningkatan hasil belajar kognitif Kelas Rata- Peningkata df t hitung p value rata n Kelas Kontrol 21,56 18,85 38 5,596 0,000 Kelas 40,41 38 Eksperimen
Kriteria signifikan
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Berdasarkan tabel 6,
dapat
Berdasarkan
hasil
angket
dilihat bahwa hasil perhitungan uji t
tanggapan siswa secara umum siswa
diperoleh
5,596,
memberikan respon positif terhadap
dengan p value 0,000. Karena nilai p
penggunaan perangkat pembelajaran
value < 0,05, menunjukkan bahwa
biologi
terdapat
belajar
bioentrepreneurship. Sebanyak 15 orang
kognitif yang signifikan antara kelas
siswa sangat setuju (38,46%) dengan
kontrol dan kelas ekperimen.
penggunaan perangkat pembelajaran
t
hitung
sebesar
peningkatan
hasil
Adanya peningkatan hasil belajar dan
ketuntasan
bioentrepreneurship dan 24 orang siswa
telah
menyatakan setuju (61,53%) terhadap
pembelajaran
penggunaan perangkat pembelajaran
perangkat
bioentrepreneurship. Menurut pendapat
pembelajaran
berorientasi
siswa melalui penggunaan perangkat
bioentrepreneurship
memberikan
pembelajaran ini dapat menumbuhkan
Dalam proses
minat wirausaha, siswa dipacu untuk
pembelajaran sebagian besar siswa
lebih berkreasi dan berinovasi serta
mampu
meningkatkan
membuktikan dengan
belajar
berorientasi
bahwa
menggunakan
pengaruh yang positif.
mengikuti
kegiatan
pembelajaran dan mengerjakan tugas
sains
yang diberikan guru secara baik.
praktikum.
Penggunaan
pada
keterampilan saat
Siswa
proses
pembelajaran merasa
dengan
perangkat
menggunakan perangkat pembelajaran
pembelajaran bioentrepreneurship dapat
ini dapat memotivasi potensi dalam
meningkatkan
dirinya
hasil
belajar
siswa,
keterampilan proses sains siswa dan
dan
menumbuhkan
minat
terhadap wirausaha mandiri.
menumbuhkan minat wirausaha. Sesuai
Guru memberikan tanggapan yang
dengan penelitian Mursiti (2006), yang
positif terhadap penerapan perangkat
menyatakan
pembelajaran
dengan
pembelajaran
bioentrepreneurship,
entrepreneurship dapat meningkatkan
karena pembelajaran biologi khususnya
belajar
bioteknologi
kognitif,
psikomotorik
dan
ketuntasan belajar siswa.
belum
pernah
dilaksanakan menggunakan perangkat pembelajaran semacam itu.
Menurut
Tanggapan Siswa dan Guru terhadap
guru, siswa merasa senang dan tidak
perangkat pembelajaran
merasa
bosan
mengikuti
pelajaran
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
terutama ketika pelaksanaan praktikum
Kesulitan
dan
kendala
yang
pembuatan nata de soya. Keterampilan
dirasakan oleh guru, yaitu keterbatasan
siswa dalam hal observasi, intrepretasi,
waktu, fasilitas dan pengalaman guru
prediksi,
untuk
klasifikasi,
hipotesis,
komunikasi,
menerapkan
melaksanakan mengajukan
kegiatan
konsep,
pembelajaran semacam itu juga kurang
dan
sehingga jarang sekali melaksanakan
percobaan pertanyaan
melaksanakan
meningkat
praktikum
terutama
dapat dilihat semua siswa antusias
pembuatan
produk
mengikuti semua materi pada saat
analisis usahanya.
praktikum yang
disertai
pembelajaran. V. PENUTUP
siswa sebesar 7,30 %.
A. Simpulan
4. Perangkat pembelajaran bioteknologi
Berdasarkan hasil penelitian dan
berorientasi
bioentrepreneurship
pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
yang
1. Perangkat pembelajaran bioteknologi
meningkatkan hasil belajar siswa
berorientasi
bioentrepreneurship
dikembangkan
dapat
sebesar 18,85 %.
yang telah dikembangkan meliputi silabus, RPP, bahan ajar dan LKS
B. Saran
dengan karakteristik pembelajaran
Berdasarkan
hasil
adanya kegiatan observasi lapangan,
menunjukkan
praktikum pembuatan produk nata
meningkat dengan adanya kegiatan
de soya, pembuatan kemasan produk
observasi
dan analisis ekonomi produk.
praktikum
pada
pembelajaran
bioteknologi
dengan
menggunakan
2. Perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi yang
bioentrepreneurship
dikembangkan
dapat
bahwa
penelitian
lapangan
perangkat
KPS
dan
siswa
kegiatan
pembelajaran
bioentrepreneurship.
Oleh karena itu
meningkatkan keterampilan proses
disarankan kepada guru biologi agar
sains siswa sebesar 21,40 %.
dapat
3. Perangkat pembelajaran bioteknologi berorientasi yang
bioentrepreneurship
dikembangkan
dapat
meningkatkan minat berwirausaha
memberikan
bioteknologi Kegiatan
yang praktikum
pembelajaran lebih agar
variatif. lebih
ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
akan
lebih
kontekstual
dan
lebih
bermakna.
bioentrepreneurship
tidak
hanya
dilakukan di dalam kelas saja tetapi
Penggunaan
perangkat
dapat
juga
sebagai
kegiatan
pembelajaran bioentrepreneurship juga
ekstrakulikuler siswa sehingga dapat
dapat meningkatkan minat wirausaha
lebih melatih wirausaha siswa. Dengan
siswa, oleh karena itu disarankan agar
demikian diharapkan di lingkungan
guru memberikan kesempatan pada
sekolah dapat tumbuh sentra industri
siswa untuk berkreasi dan berinovasi
kecil yang dikelola siswa yang bekerja
dengan
sama dengan koperasi sekolah.
membuat
berbagai
macam
produk bioteknologi yang lain (misalnya
Perangkat
pembelajaran
nata de manggo, nata de fruity, nata de
bioteknologi
radia dan lainnya)
serta siswa juga
bioentrepreneurship dapat diterapkan
dapat melakukan analisis usaha atas
pada materi biologi yang lain sehingga
produk tersebut.
belajar
Selain itu untuk menindaklanjuti pembelajaran perangkat
dengan
menggunakan
biologi
berorientasi
akan
terasa
lebih
bermakna dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. D’Amore, J.L. Palmer,D.Duggins,R.E Pacinski. 2003. Conducting Research with Junior and High School Student using Remotely Operated Vehicle, a Colaborative Project between Private and Public Agencies, Proceeding of Georgia Basin/Puget Sound Research Conference, 1-6. Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pedoman khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Mata Pelajaran Biologi. Kurikulum 2004 Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Gott and Dugan. 1996. Practical work: Its Role in the Understanding of Evidence in Science. Journal Science Education, 791-806. Hidayat. 1996. Sains-Teknologi-Masyarakat. Makalah Seminar Literasi Sains dan Teknologi Siswa Pendidikan Dasar : Jakarta. Hofstein, Ari And Lunetta. 1992. The role of Laboratory in Science Teaching : Negleted Aspect of Research. Review of Education Research, 201-207.
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Mursiti, S., Supartono., T. Wahyukaeni, Sugimurni dan K. Siadi. 2006. Peningkatan Kreativitas Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan CEP. Laporan Hibah Penelitian PHK A2 BATCH III Tahun I. Semarang : FMIPA Unnes. Pihie, Z.A.,dan Sani,A.S. Exploring The Entrepreneurial Mindset Of Students: Implication For Improvement Of Entrepreneurial Learning at University. Faculty of Educational Studies, University Putra Malaysia The Journal of International Social Research Volume 2 / 8 Summer 2009. Purnomo, B.H. 2005. Membangun Semangat Kewirausahaan. Yogyakarta : Laksbang Pressindo. Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, R&D. Bandung : CV. Alfabeta.