PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP BIOTEKNOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DI SMP Maria Candra Dewi1 ; H. Muhammad Zaini2; H. Yudi Firmanul Arifin3 Abstract The concept of Biotechnology is materials science subjects taught in the first semester of class IX which had only delivered using lecture method, so that student learning outcomes are not optimal. Aims of the research is developing learning instrument using problem based learning model on the concept of biotechnology and improve higher-order thinking skills. This research is classified in research development, which aims to develop learning tools that include lesson plan (RPP), Teaching Material and Student Worksheet (LKS). Data significance of learning outcomes test results obtained product results signify the product of learning outcomes between the experimental class and control class (F = 375.88, P = 0.0001) with R2 of 0.8754 which means that 87.54 % of the experimental class influence the control class. Test data to learn the significance of the results obtained by the results of the significance of learning outcomes between the experimental class and the control class (F = 102.1, P = 0.0001) with R2 of 0.6562 which means that 65.62 % of the experimental class influence the control class. High level thinking skills gained from the work of students working on worksheets. High thinking ability of students included in the category quite well until well. Based on the results of research and discussion of the results of learning and thinking skills at the junior high level students learning the concept of biotechnology using problem based learning model can be inferred produce devices that have been revised after learning through individual testing and field testing. Key Words: biotechnology concept, problem based learning, higher order thinking skills Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada mata pelajaran IPA untuk SMP adalah mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Kemampuan berpikir ilmiah siswa dapat dicapai apabila guru mampu menyusun perencanaan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran merupakan salah satu aspek terciptanya pembelajaran yang efektif dan efesien. Perencanaan proses pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang standar proses sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan belajar siswa yang berlangsung sepanjang hayat. 1
Aumni S2 Pendidikan Biologi PPs Unlam Dosen S1 dan S2 Pend. Biologi Unlam 3 Dosen S2 Pend. Biologi Unlam 2
Standar
proses
memberi
ketentuan
terhadap
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun harus lengkap dan sistematis sehingga pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan standar proses tersebut, guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa. Model pembelajaran yang tidak sesuai menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan optimal yang berimbas pada hasil belajar siswa. Siswa kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir, namun seringkali hanya diarahkan untuk menghafal informasi tanpa memahaminya dalam proses pembelajaran. Menurut Armanto (2002) tradisi mengajar seperti ini merupakan karakteristik umum bagaimana guru di Indonesia melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran seperti ini tidak mengakomodasi pengembangan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah dan penalaran akibatnya keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa sangat lemah karena kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan hanya mendorong siswa untuk berpikir pada tingkat rendah (Armanto, 2002). Pembelajaran hanya merupakan pemindahan pengetahuan dari buku ke siswa melalui bantuan guru. Guru mementingkan pembenaran informasi daripada peningkatan keterampilan berpikir. Pemindahan pengetahuan dari buku ke siswa mengakibatkan siswa cenderung menghafalkan informasi/materi yang diberikan guru dan tidak mampu menghubungkan hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari. Konsep bioteknologi merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran IPA yang diajarkan pada kelas IX semester 1 yang selama ini hanya disampaikan menggunakan
metode
ceramah
sehingga
hasil
belajar
siswa
tidak
optimal.Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran konsep bioteknologi disebabkan oleh keterbatasan waktu, mengejar materi dan sarana prasarana yang kurang memadai.Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif menyebabkan kurang seimbangnya antara kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Siswa akan terbiasa menggunakan sebagian kecil dari keterampilan pikirnya dan menjadikan siswa malas untuk berpikir serta terbiasa malas berpikir mandiri (Subali dkk., 2011). Kurang
sesuainya model pembelajaran yang digunakan guru menyebabkan hasil yang kurang maksimal pada konsep bioteknologi. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran konsep bioteknologi dan hasil belajarnya. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dilakukan dengan cara mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Siswa harus diupayakan mengurangi pembelajaran yang cenderung menghafal dengan menggantikan pada pembelajaran menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu model pembelajaran untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam orientasi masalah. PBM adalah suatu model yang menggunakan dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir,
keterampilan pemecahan masalah dan
memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Hidayat, 2012). Peran guru dalam PBM adalah menyajikan masalah dan mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide secara terbuka. Kondisi riil yang dihadapi oleh peneliti, guru-guru di SMPN 8 Banjarbaru adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa belum dikembangkan sehingga siswa hanya menghafal pengetahuan yang diperolehnya di kelas.Berdasarkan hasil ulangan harian konsep bioteknologi tahun pelajaran 2012/2013 di SMPN 8 Banjarbaru menunjukkan lebih dari 50% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).KKM yang ditetapkan untuk kompetensi dasar pada konsep bioteknologi adalah 70. Siswa tidak mampu mengerjakan soal ulangan yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada konsep bioteknologi dan pembelajarannya terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research & Development) menggunakan model pengembangan ASSURE.
Langkah-langkah
dalam penelitian dan pengembangan menggunakan model ASSURE sebagai berikut:
1. Analisis karakteristik siswa Analisis karakteristik siswa meliputi identifikasi keterampilan awal spesifik (pengetahuan), motivasi, dan gaya belajar siswa. Analisis terhadap siswa diharapkan memudahkan peneliti dalam tahap berikutnya. Teknik yang akan digunakan peneliti dalam menganalisis karakteristik siswa melalui observasi dan angket. 2. Menentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi Perumusan tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan menggunakan format ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree). Berikut ini merupakan tujuan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti berdasarkan silabus yang dikembangkan pada konsep bioteknologi. 3. Memilih metode, media dan materi pembelajaran Metode yang digunakan peneliti adalah ceramah, diskusi, tanya jawab. Media yang digunakan adalah slide power point dan bahan ajar. Pemilihan materi pembelajaran dapat diperoleh dengan memilih satu dari tiga kegiatan yaitu memilih materi yang tersedia, memodifikasi yang sudah ada, atau dapat pula dengan mendesain materi baru. 4. Memanfaatkan bahan dan media pembelajaran Tahapan berikutnya ialah guru menyiapkan penggunaan kelas dan alat-alat perlengkapan yang diperlukan dan fasilitasnya.Siswa menggunakan media dan bahan ajar secara individu dan belajar bekerjasama. Siswa dapat memanfaatkan buku penunjang lain atau hasil penelusuran internet. 5. Melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran Pada tahapan ini guru meminta siswa memberikan umpan balik pada konsep bioteknologi yang dipelajari. Pada tahapan ini proses pembelajaran diupayakan berpusat kepada siswa karena meminta peran serta siswa sebanyak mungkin. Keterlibatan siswa dapat diberikan dalam bentuk menyampaikan ide/pendapat dan mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa lain. Siswa harus dapat menunjukkan karakter kerjasama dalam kelompok dan teliti dalam mengerjakan tugas baik secara individu maupun kelompok. 6. Evaluasi dan Revisi Evaluasi merupakan langkah akhir dalam model ASSURE. Peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan perangkat pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk menguji signifikansi hasil belajar yang dicapai siswa pada konsep sistem bioteknologi pada siswa kelas IXB SMPN 8 Banjarbaru Evaluasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk menguji keefektifan dan keefisienan perangkat pembelajaran dalam menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Bioteknologi Perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Lembar Penilaian (LP), dan Bahan Ajar Siswa seperti Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Perangkat Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Silabus
Bagian yang dikembangkan Kompetensi Dasar Alokasi waktu
Indikator dan tujuan pembelajaran
RPP
Sebelum Pengembangan
Sesudah Pengembangan
Dituliskan di bagian bawah identitas sekolah 4 x 40 menit
Dituliskan di dalam tabel
Kegiatan pembelajaran
Disusun berdasarkan buku teks yang digunakan Dituliskan secara umum
Alokasi waktu
4 x 40 menit
Indikator dan tujuan pembelajaran
Disusun berdasarkan buku teks yang digunakan Terdapat ranah kognitif saja
Materi ajar Kegiatan pembelajaran
Dicantumkan topik pembelajaran saja Dituliskan secara umum
Lembar Penilaian
Bagian yang dinilai
Memuat ranah kognitif saja
Bahan Ajar
Isi
Menggunakan buku teks yang ada
Adanya penambahan waktu menjadi 6 x 40 menit Disusun oleh peneliti
Dituliskan secara terperinci dan sesuai sintaks PBM Adanya penambahan waktu menjadi 6 x 40 menit Disusun oleh peneliti Terdapat ranah kognitif, psikomotor, afektif, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi Dicantumkan topik dan sub topik pembelajaran Dituliskan secara terperinci Memuat ranah kognitif, psikomotor, afektif, keterampilan berpikir tingkat tinggi Disusun oleh peneliti dengan mengadaptasi dari beberapa sumber belajar
Tabel 1 menunjukkan beberapa perbedaan pada perangkat pembelajaran sebelum dan sesudah dilakukan pengembangan oleh peneliti.Perbedaan utama pada perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan memuat kemampuan kognitif, psikomotor, afektif, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi sedangkan perangkat pembelajaran yang belum dikembangkan hanya mengutamakan kemampuan kognitif. B. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Analisis karakteristik siswa (analyze learners) Data karakteristik siswa meliputi jumlah siswa, jenis kelamin, usia, gaya belajar dan kemampuan awal siswa seperti Tabel 2. Tabel 2 Hasil Analisis Karakteristik Siswa Jumlah Siswa L P
A
V
Gaya Belajar K Perpaduan
Usia (tahun) 14 15
Tahapan
Ujicoba kelp. kecil Uji lapangan Eksp 1 Eksp 2
Implementasi
6 (50%)
6 (50%)
0 (0%)
9 (75%)
3 (25%)
0 (0%)
5 (42%)
7 (58%)
15 15 30 (54%) 13 (48%)
13 13 26 (46%) 14 (52%)
2 5 7 (13%) 5 (19%)
20 14 34 (61%) 20 (74)
5 3 8 (14%) 2 (7%)
1 6 7 (13%) 0 (0%)
9 10 19 (34%) 9 (33%)
19 18 37 (66%) 18 (67%)
Ratarata raport kelas VIII 79
77 76
76
Catatan: L = Laki-laki A = Audio K = Kinestetik P = Perempuan V = Visual
2. Tujuan Pembelajaran (State objectives) Menentukan tujuan pembelajaran adalah tahapan yang dilakukan setelah menganalisa siswa;. Kognitif Produk 1. Siswa mampu mendefinisikan pengertian bioteknologi secara mandiri sesuai dengan kunci LP 1 Produk. 2. Siswa mampu menunjukkan tiga keuntungan pemanfaatan bioteknologi secara mandiri sesuai dengan kunci LP 1 Produk. 3. Siswa mampu membedakan tiga ciri-ciri bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern secara mandiri sesuai dengan kunci LP 1 Produk.
4. Siswa mampu mencontohkan lima produk bioteknologi sesuai dengan kunci LP 1 Produk. 5. Siswa mampu menjelaskan lima dampak bioteknologi modern sesuai dengan kunci LP 1 Produk. Kognitif Proses 6. Diberikan LKS 1, siswa mampu menyelidiki pengaruh penambahan ragi terhadap terbentuknya biomassa kedelai sesuai dengan kunci LKS 1. 7. Diberikan LKS 2, siswa mampu menyelidiki pengaruh penambahan larutan gula terhadap tapai yang dihasilkan sesuai dengan kunci LKS 2. 8. Diberikan LKS 3, siswa mampu menyelidiki pengaruh penambahan volume stater Acetobacter xylium terhadap terbentuknya nata de coco sesuai dengan kunci LKS 3. c. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dapat menunjukkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meliputi keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif selama proses pembelajaran sesuai dengan lembar penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3. Metode, media, dan bahan pembelajaran (Select methods, media, and materials) Metode yang digunakan pada uji coba pengembangan perangkat di dalam kelas adalah metode ceramah, praktikum, diskusi dan tanya jawab. Media yang digunakan adalah slide power point dan bahan ajar yang dibagikan kepada siswa. Metode, media, dan bahan pembelajaran ditentukan oleh peneliti berdasarkan analisis karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. a. Uji perseorangan Hasil
pada
tahapan
analisis
karakteristik
siswa,
penentuan
tujuan
pembelajaran dan pemilihan metode, media dan bahan menghasilkan draft perangkat pembelajaran konsep bioteknologi.Hasil validasi sintaks dan isi menunjukkan perlunya perbaikan pada semua komponen pada hasil validasi sintaks dan isi pada perangkat pembelajaran seperti Tabel 3. Hasil penilaian rumusan tujuan yang divalidasi oleh validator 2 menunjukkan bahwa pada komponen audience, behavior, dan conditions sudah dirumuskan dengan baik. Komponen degree diberikan penilaian
Tabel 3 Hasil Validasi Sintaks dan Isi Perangkat Pembelajaran No.
Komponen
1.
Bagian awal
2.
Silabus
3.
RPP
4.
LKS dan kunci LKS Buku siswa/bahan bacaan
5.
6.
Tabel spesifikasi LP
7.
LP dan kunci LP
Hasil Penilaian V1 Sudah baik
Perlu perbaikan pada format matriks silabus pada bagian: a. identitas sekolah b. alokasi waktu Perlu perbaikan pada: a. domain karakter b.indikator RPP c. materi pembelajaran d. motivasi
Keterangan
V2 Perlu perbaikan pada: a. kata pengantar b. daftar isi Sudah baik
Perlu perbaikan pada: a. alokasi waktu b.kognitif proses c. indikator RPP d. alat dan bahan e. langkah pembelajaran pada bagian bahan ajar Perlu perbaikan pada kunci LKS Perlu perbaikan pada: a. tujuan b. rangkuman c. latihan d. besar huruf Perlu perbaikan pada: a. daftar pustaka b. keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak ada Perlu perbaikan pada: a. LP kognitif b. LP psikomotor c. LP afektif d. LP keterampilan berpikir tingkat tinggi
Keterangan: V1 (Validator 1): Rita Rahmaniati, M.Pd; V2 (Validator 2): Rina Herawati Nihe, M.Pd
sudah dirumuskan dengan baik pada rentang kecermatan, sebagian dirumuskan dengan baik pada proporsi jawaban benar yang dikehendaki, dan tidak lengkap pada batas waktu dan standar-standar kualitatif disajikan pada Tabel 4. Hasil penilaian bahan ajar siswa menunjukkan bahwa validator 3 secara umum memberikan penilaian baik dan sangat baik kecuali pada bagian kebahasaan dan penyajian. Pada aspek kebahasaan yaitu pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan aspek penyajian yang sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan membaca siswa perlu adanya perbaikan pada beberapa bagian sehingga bahan ajar yang digunakan lebih mudah dipahami siswa. Validator 3 memberikan saran pada isi bahan ajar yaitu menggolongkan produk makanan berdasarkan
Tabel 4. Hasil Validasi Rumusan Tujuan Pembelajaran Komponen 1 Audience Menyebut peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan Behavior (kata kerja tindakan) Mendeskripsikan kemampuan siswa yang diharapkan setelah mengikuti pelajaran dinyatakan sebagai kinerja siswa dinyatakan sebagai perilaku yang dapat diamati mendeskripsikan keterampilan dunia nyata (bukan hanya kinerja tes) Condition (bahan dan/atau lingkungan) Mendeskripsikan kondisi-kondisi saat kinerja itu harus didemonstrasikan perlengkapan, peralatan atau referensi yang dapat atau tidak dapat digunakan siswa kondisi-kondisi lingkungan tertentu saat siswa harus menampilkan kinerjanya Degree (kriteria) Bila dipakai dan/atau dapat dipakai, menyatakan standar untuk kinerja yang dapat dipakai batas waktu rentang kecermatan proporsi jawaban benar yang dikehendaki standar-standar kualitatif
Penilaian 2
3
Masukan Perbaikan
√
√ √ √
√
√
√ √ √
√
Kognitif produk no 2 dan 3: Berapa keuntungan dan dampak yang diinginkan? Sudah ada di rubrik Sudah ada di rubrik
Keterangan: 1 = dirumuskan dengan baik, 2 = sebagian dirumuskan dengan baik, 3 = tidak lengkap
organisme yang aktif terlibat, menghilangkan hidroponik dan aeroponik karena bukan merupakan contoh bioteknologi, dan menambahkan contoh makanan lokal merupakan hasil fermentasi asam laktat seperti mandai dan jaruk tigaron seperti disajikan Tabel 5. Penilaian yang diberikan validator menunjukkan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan masih memerlukan beberapa perbaikan sebelum bisa diujicobakan.Peneliti melakukan beberapa perbaikan sesuai dengan saran-saran dan masukan yang diberikan masing-masing validator terhadap bagian-bagian yang seharusnya direvisi.Hasil revisi perangkat diujicobakan oleh peneliti terhadap sekelompok siswa dalam uji coba kelompok kecil.
Tabel 5 Hasil Validasi Bahan Ajar Siswa No
Aspek yang Dinilai
Materi a. Kebenaran konten (fakta, konsep, prinsip, hokum, teori, dan proses ilmiah) b. Kemutakhiran konten c. Memperhatikan keterkaitan sains, teknologi, dan masyarakat d. Sistematis, sesuai dengan struktur kelimuan 2 Kebahasaan a. Keterbacaan bahasa atau bahasa yang digunakan sesuai dengan usia siswa b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar c. Istilah yang digunakan tepat dan dapat dipahami d. Menggunakan istilah dan simbol secara ajeg 3 Penyajian a. Membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu b. Sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan membaca siswa c. Mendorong siswa terlibat aktif d. Memperhatikan siswa dengan kemampuan /gaya belajar yang berbeda e. Menarik/menyenangkan 4. Penilaian materi ajar siswa dalam menunjang inovasi dan peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar. a. Kesesuaian dengan KTSP b. Menekankan pada penerapan-penerapan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari c. Menunjang keterlaksanaan proses belajar mengajar yang lebih diwarnai oleh student centered daripada teacher centered d. Memberikan kemudahan dalam mengembangkan salah satu atau lebih keterampilan proses/inkuiri/pemecahan masalah/berpikir tingkat tinggi/kreatifitas/life skills/karakter e. Menunjang terlaksananya pembelajaran yang lebih diwarnai oleh belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup dalam kebersamaan f. Menunjang terlaksananya pembelajaran yang bervariasi g. Memberikan kemudahan dalam membuat soal evaluasi hasil belajar h. Memberikan kemudahan dalam melaksanakan penilaian yang menyeluruh dan berkelanjutan (penilaian berbasis kelas) i. Mampu mengundang keingintahuan siswa lebih lanjut. j. Penilaian menyeluruh Bapak/Ibu terhadap materi ajar ini dibandingkan buku pelajaran Keterangan: 1 = kurang sekali, 2 = kurang, 3 = baik, 4 = sangat baik
Skala Penilaian 1 2 3 4
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √
b. Uji Coba Kelompok Kecil Uji kelompok kecil dilaksanakan tanggal 23 September 2013. Uji kelompok kecil terdiri 2 tahap yaitu one to one evaluation dan small group evaluation. 1. One to one evaluation, bertujuan menguji keterbacaan LKS dan bahan ajar yang dilakukan oleh 6 orang siswa kelas IXA pada SMP Negeri 8 Banjarbaru disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6 Ringkasan Penilaian Siswa terhadap LKS No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Siswa ARS DA KUZ R MR KAP
Skor Penilaian (1-4) 3 3 2,75 3,25 3,25 3,75
Kategori Baik Baik Kurang Baik Baik Baik
Keterangan: 1-1,9 : Kurang Sekali, 2-2,9 : Kurang, 3-3,9 : Baik, > 4 : Sangat Baik
Tabel 6 menunjukkan bahwa 5 dari 6 siswa memberikan skor penilaian di atas angka tiga.Secara umum, LKS yang dikembangkan oleh peneliti dapat dikategorkan baik meskipun ada beberapa harus diperbaiki sesuai komentar siswa. Beberapa komentar siswa terhadap LKS yang dikembangkan antara lain kejelasan istilah dan perbaikan kalimat agar mudah dipahami siswa. Tabel 7. Ringkasan Penilaian Siswa terhadap Bahan Ajar No. Nama Skor Penilaian (1-4) 1. ARS 3,18 2. DA 3,06 3. KUZ 3 4. R 3,21 5. MR 3,13 6. KAP 3,44 Keterangan: 1-1,9 : Kurang Sekali, 2-2,9 : Kurang, 3-3,9 : Baik, > 4 : Sangat Baik
Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Tabel 7. menunjukkan seluruh siswa memberikan skor penilaian di atas angka tiga yang berarti bahwa bahan ajar yang disusun dapat dikategorikan baik. Beberapa komentar siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan antara lain kejelasan istilah dan perbaikan kalimat agar mudah dipahami siswa. Saran perbaikan terhadap LKS, dan bahan ajar digunakan sebagai perbaikan sebelum peneliti melaksanakan uji separuh kelas.
2.
Small group evaluation, menguji keterlaksanaan RPP yang dilaksanakan
selama tiga kali pertemuan yaitu tanggal 30 September 2013, 1 Oktober 2013, dan 3 Oktober 2013. Data-data yang diperoleh sebagai berikut:
a. Hasil belajar produk
Hasil belajar kognitif produk siswa selama proses pembelajaran didapatkan dari hasil posttest siswa selama proses pembelajaran. Hasil belajar produk siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan skor minimal 72. Hasil belajar kognitif produk siswa pada uji separuh kelas mengalami peningkatan dari 5 orang siswa yang tidak tuntas menjadi 2 orang siswa yang tidak tuntas seperti Gambar 1.
Gambar 1 Hasil Belajar Produk Siswa pada Small Group Evaluation
Penilaian terhadap produk hasil karya siswa menunjukkan dua kelompok mendapatkan nilai cukup dan satu kelompok mendapatkan nilai baik.Rata-rata nilai tertinggi terletak pada aspek warna produk yang dihasilkan sedangkan rata-rata nilai terendah pada aspek bentuk produk yang dihasilkan.Warna produk dapat mengindikasikan keberhasilan percobaan yang dihasilkan seperti Tabel 8. Tabel 8 Hasil Penilaian Produk Hasil Karya Siswa Kelompok 1 2 3 Rata-rata
Warna 27 30 30 29
Penilaian Produk Hasil Karya Siswa Bentuk Kebersihan 30 30 25 30 20 25 25 28
Skor Total
Kategori
77 85 75 82
Baik Baik Cukup Baik Baik
Keterangan kategori: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010)
Kebersihan diperlukan dalam menghasilkan suatu produk karena dalam proses pembuatan tidak terjadi kontaminasi. Apabila terjadi kontaminasi maka terdapat mikroorganisme yang bekerja selain mikroorganisme yang diinginkan. Dampak dari kehadiran mikroorganisme yang tidak diinginkan adanya kegagalan mikroorganisme
mengubah suatu bahan baku menjadi produk yang diharapkan. Aspek bentuk memiliki rata-rata nilai terendah disebabkan siswa baru pertama kali membuat produk bioteknologi terutama pada pembuatan nata de coco. Penilaian terhadap makalah siswa menunjukkan dua orang mendapatkan nilai cukup baik dan sepuluh orang mendapatkan nilai baik.Secara umum, penilaian terhadap makalah siswa dikatakan baik.Penyusunan makalah mendorong siswa untuk mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil Penilaian Makalah Siswa No.
Penilaian Makalah
Nama
Jml
Kategori
2 8
3 12
4 25
5 15
6 12
7 4
81
Baik
1
ER
1 5
2
HR
3
10
15
22
12
15
4
81
Baik
3
LM
5
8
12
20
15
10
3
73
Cukup Baik
4
MP
5
8
12
22
15
10
5
77
Baik
5
MI
3
10
15
25
15
8
3
79
Baik
6
MFS
5
10
15
22
12
15
4
83
Baik
7
MPR
5
7
10
25
15
12
4
78
Baik
8
MY
3
8
15
22
12
12
5
77
Baik
9
NS
5
8
12
20
12
15
5
77
Baik
10
PP
5
10
15
20
15
12
2
79
Baik
11
PM
2
10
10
22
15
12
3
74
Cukup Baik
12
R
2
10
10
25
15
12
4
78
Baik
Rata2
4
8.92
12.75
22.50
14.00
12.08
3.83
78.08
Baik
Keterangan kategori: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010)
b.
Hasil belajar proses Hasil belajar kognitif proses didapatkan dari hasil posttest siswa selama
proses pembelajaran. Hasil siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan skor minimal 72.Hasil belajar kognitif produk siswa pada uji separuh kelas mengalami peningkatan dari 7 orang siswa yang tidak tuntas menjadi 3 orang siswa yang tidak tuntas seperti Gambar 2.
Gambar 4.2 Hasil Belajar Proses Siswa pada Small Group Evaluation c. Keterampilan berpikir tingkat tinggi Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa menunjukkan 11 orang siswa dapat dikategorikan baik dan satu orang siswa memiliki penilaian cukup.Penilaian tertinggi terdapat pada saat siswa menganalisis data dan nilai terendah diperoleh siswa saat merumuskan masalah seperti Tabel 10. Tabel 10 Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa No.
Nama Siswa
1 9 8 8 10 9 9 9 10 9 7 10 7 8.75 87.5
Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 2 3 4 5 6 6 9 20 18 18 8 8 22 19 18 8 10 20 18 17 9 8 18 19 19 9 8 18 15 17 8 8 21 17 19 8 8 21 17 18 5 8 18 20 19 6 10 16 18 19 7 9 16 15 13 7 10 18 19 19 5 10 15 18 18 7.17 8.83 18.58 17.75 17.83 71.7 88.3 74.32 88.75 89.15
7 5 3 5 2 3 5 5 5 4 3 3 4 3.92 78.4
Total Skor
Kategori
1. ER 85 Baik 2. HR 86 Baik 3. LM 86 Baik 4. MP 85 Baik 5. MI 79 Baik 6. MFS 87 Baik 7. MPR 86 Baik 8. MY 85 Baik 9. NS 82 Baik 10. PP 70 Cukup Baik 11. PM 86 Baik 12. R 77 Baik Rata-rata 82.83 % 82.83 Keterangan: a. Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 1 = Menentukan permasalahan di dalam artikel (nilai maksimal 10) 2 = Merumuskan masalah (nilai maksimal 10) 3 = Merumuskan hipotesis (nilai maksimal 10) 4 = Merancang percobaan (nilai maksimal 25) 5 = Melaksanakan penyelidikan (nilai maksimal 20) 6 = Menganalisis data (nilai maksimal 20) 7 = Merumuskan kesimpulan (nilai maksimal 5) b. Kategori: 76 -100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010)
Siswa memperoleh nilai tertinggi saat menganalisis data disebabkan siswa telah melaksanakan penyelidikan dengan benar.Siswa melaksanakan penyelidikan dengan benar didukung dengan perolehan nilai saat melaksanakan penyelidikan berada tertinggi kedua setelah menganalisis data.Siswa membuat analisa data berdasarkan data yang diperoleh saat melaksanakan penyelidikan.Nilai terendah diperoleh siswa saat merumuskan masalah karena siswa belum terbiasa menentukan rumusan masalah.
c. Penyajian dan Analisis Data Uji Lapangan Uji lapangan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu tangggal 5, 6, 8 November 2013 di kelas eksperimen 1 dan tanggal 11, 12, 14 November 2013 di kelas eksperimen 2. Data yang didapatkan dalam uji lapangan antara lain: 1.
Hasil belajar kognitif produk siswa Hasil belajar kognitif produk pada kelas eksperimen yang dalam proses
pembelajaran menggunakan model PBM berbeda signifikan dengan kelas kontrol yang dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif (F = 375,88; Pr = 0,0001). Kesignifikan sebesar 87,54% disebabkan oleh pengaruh pemberian pembelajaran berdasarkan masalah pada siswa di kelas eksperimen sisanya belum terungkapkan dalam penelitian seperti Tabel 11. Tabel 11 Signifikansi Hasil Belajar Produk pada Uji Lapangan Source Model Error Corrected Total
Keterangan:
DF 2 107 109
Sum of Squares 0.80482294 6.45934545 5.65452251
R-Square C.V 0.875402 4.966193 R2 = 0,88; C.V = 4,97
Mean Square 2.82726126 0.00752171
Root MSE 0.086728
F Value 375.88
Pr > F 0.0001
Y Mean 1.74636364
Penilaian terhadap produk hasil karya siswa menunjukkan satu kelompok mendapatkan nilai cukup baik dan sebelas kelompok mendapatkan nilai baik seperti Tabel 12.
Tabel 12 Penilaian Produk Hasil Karya Siswa pada Uji Lapangan Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rata-rata
Warna 30 22 25 30 30 28 26 30 32 28 30 32 28.58
Penilaian Produk Hasil Karya Siswa Bentuk Kebersihan 20 27 22 28 30 30 30 28 25 30 27 26 25 28 28 25 27 27 28 25 26 28 28 28 26.33 27.50
Skor Total
Kategori
77 72 85 88 85 81 79 83 86 81 84 88 82.42
Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Kategori: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010).
Tabel 12 menunjukkan secara umum siswa mendapatkan nilai baik. Nilai tertinggi terletak pada aspek kebersihan dan terendah pada aspek warna produk. Kebersihan diperlukan dalam menghasilkan suatu produk karena dalam proses pembuatan tidak terjadi kontaminasi. Kontaminasi terjadi bila terdapat mikroorganisme yang bekerja selain mikroorganisme yang diinginkan. Dampak dari kehadiran mikroorganisme yang tidak diinginkan adanya kegagalan mikroorganisme mengubah suatu bahan baku menjadi produk yang diharapkan. Ringkasan penilaian terhadap makalah siswa menunjukkan siswa pada kedua kelas eksperimen mendapatkan nilai baik.Penyusunan makalah mendorong siswa untuk mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis seperti Tabel 13.
Tabel 13 Ringkasan Penilaian Makalah Siswa pada Uji Lapangan No. 1 2
Penilaian Makalah
Kelas
Jml
Kategori
1
2
3
4
5
6
7
Eksperimen 1
4.57
8.36
13.04
21.04
12.46
14.18
4.036
77.68
Baik
Eksperimen 2
4.56
8.67
12.78
22.56
13.59
13.04
4.333
79.52
Baik
4.56
8.51
12.91
21.80
13.03
13.61
4.18
78.60
Baik
Rata-rata
Keterangan: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010).
2. Hasil belajar kognitif proses siswa Hasil belajar kognitif produk pada kelas eksperimen yang dalam proses pembelajaran menggunakan model PBM berbeda signifikan dengan kelas kontrol yang dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif (F = 102,14; Pr = 0,0001). Kesignifikan sebesar 65,62% disebabkan oleh pengaruh pemberian pembelajaran berdasarkan masalah pada siswa di kelas eksperimen sisanya belum terungkapkan dalam penelitian seperti Tabel 14. Tabel 14 Signifikansi Hasil Belajar Proses pada Uji Lapangan Source Model Error Corrected Total
Keterangan:
3.
DF 2 107 109
Sum of Squares 0.22927626 0.64385919 1.87313545
R-Square C.V 0.656267 4.268367 R2 = 0,66; C.V = 4,27
Mean Square 0.61463813 0.00601738
F Value 102.14
Root MSE 0.077572
Pr > F 0.0001
Y Mean 1.81736364
Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas eksperimen 1
menunjukkan 24 orang siswa dapat dikategorikan baik dan 4 orang siswa memiliki penilaian cukup baik. Penilaian tertinggi terdapat pada saat siswa menentukan permasalahan dalam artikel dan nilai terendah diperoleh siswa saat merancang percobaan disajikan pada Tabel 15. Siswa memperoleh nilai tertinggi saat menentukan permasalahan dam artikel berarti siswa telah mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis.Nilai terendah diperoleh siswa saat merancang percobaan sehingga guru harus memberikan bimbingan pada siswa sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas eksperimen 2 menunjukkan 24 orang siswa dapat dikategorikan baik dan 3 orang siswa memiliki penilaian
cukup.Penilaian
tertinggi
terdapat
pada
saat
siswa
menentukan
permasalahan dalam artikel dan nilai terendah diperoleh siswa saat merancang percobaan seperti Tabel 16.
Tabel 15 Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas Eksperimen 1 No.
Nama Siswa
1. AR 2. A 3. BAS 4. BSR 5. DSH 6. EF 7. EEP 8. H 9. HNI 10. JN 11. JI 12. MRA 13. M 14. MR 15. MA 16. MAS 17. MGM 18. ML 19. MRA 20. MZ 21. RT 22. SS 23. SR 24. SN 25. SMD 26. TY 27. WPB 28. Y Rata-rata % Nilai tertinggi Nilai terendah
1 10 8 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 8 10 10 10 8 10 9.64 96.4 10 8
Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 2 3 4 5 6 10 10 15 20 18 7 8 17 15 17 8 10 13 15 18 5 8 15 18 18 7 10 13 20 18 10 10 13 18 18 10 10 13 20 18 10 10 13 20 18 8 8 13 15 18 8 8 13 18 18 8 7 13 15 18 8 8 25 20 18 10 10 13 12 18 8 10 13 15 18 10 10 15 20 18 7 8 13 12 18 5 8 13 15 18 8 10 15 15 15 5 10 15 20 18 8 10 12 15 17 10 7 13 15 18 10 10 15 20 18 10 7 13 17 17 8 8 13 20 15 8 10 13 15 18 8 10 13 20 15 10 8 13 12 17 8 10 15 15 15 8.29 9.04 14.04 16.86 17.43 82.9 90.4 56.16 84.3 87.15 10 10 25 20 18 5 7 12 12 15
7 4 4 3 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4.07 81.4 5 3
Total Skor 87 76 77 78 81 84 84 84 76 79 75 93 78 78 88 72 70 77 82 76 77 88 76 78 78 80 72 77 79 79 93 70
Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik CukupBaik Baik Baik Baik Baik CukupBaik CukupBaik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik CukupBaik Baik
Keterangan: a. Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 1 = Menentukan permasalahan di dalam artikel (nilai maksimal 10) 2 = Merumuskan masalah (nilai maksimal 10) 3 = Merumuskan hipotesis (nilai maksimal 10) 4 = Merancang percobaan (nilai maksimal 25) 5 = Melaksanakan penyelidikan (nilai maksimal 20) 6 = Menganalisis data (nilai maksimal 20) 7 = Merumuskan kesimpulan (nilai maksimal 5) b. Kategori: 76 -100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010).
Tabel 16 menunjukkan siswa memperoleh nilai tertinggi saat menentukan permasalahan dam artikel berarti siswa telah mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis.Nilai terendah diperoleh siswa saat merancang percobaan sehingga
Tabel 16 Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas Eksperimen 2 No.
Nama Siswa
Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 2 3 4 5 6 10 7 22 15 15 8 7 15 15 18 10 8 17 20 18 8 8 15 12 18 10 7 15 15 15 8 5 15 20 18 8 8 15 12 18 10 7 15 15 18 7 5 15 15 18 10 10 15 20 18 10 5 15 18 15 10 7 15 15 18 10 7 18 17 18 8 3 17 15 18 8 10 15 20 15 8 10 15 22 18 8 7 15 15 18 8 7 15 18 18 7 8 17 15 18 8 5 15 20 18 8 8 15 12 18 8 10 15 15 18 10 10 15 20 18 10 7 15 12 18 8 7 13 15 18 8 10 10 20 15 8 5 15 20 18 8.64 7.32 15.5 16.64 17.36 86.4 73.2 62 82.7 86.8 10 10 22 20 18 7 3 10 12 15
Total Skor
Kategori
1 7 A DA 7 5 81 Baik ES 10 5 78 Baik GMR 10 4 87 Baik H 10 5 76 Baik HP 10 5 77 Baik KA 10 4 80 Baik KAP 10 4 75 Cukup MI 10 4 79 Baik MLS 10 5 75 Cukup MRN 10 3 86 Baik MYS 10 5 78 Baik MZF 10 4 79 Baik MNP 10 5 85 Baik MIQ 10 4 75 Cukup MRB 8 4 80 Baik MSI 10 3 86 Baik MSN 8 5 76 Baik NR 10 4 80 Baik N 10 4 79 Baik NH 10 5 81 Baik NPA 10 5 76 Baik SA 8 2 76 Baik SY 10 3 86 Baik SR 10 5 77 Baik SNM 10 5 76 Baik TR 10 5 78 Baik YT 10 5 81 Baik Rata-rata 9.61 4.32 79.29 % 96.1 86.4 79.29 Nilai tertinggi 10 5 87 Nilai terendah 7 2 75 Keterangan: a. Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 1 = Menentukan permasalahan di dalam artikel (nilai maksimal 10) 2 = Merumuskan masalah (nilai maksimal 10) 3 = Merumuskan hipotesis (nilai maksimal 10) 4 = Merancang percobaan (nilai maksimal 25) 5 = Melaksanakan penyelidikan (nilai maksimal 20) 6 = Menganalisis data (nilai maksimal 20) 7 = Merumuskan kesimpulan (nilai maksimal 5) b. Kategori: 76 -100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto, 2010). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
guru
harus
memberikan
bimbingan
pada
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.
siswa
sehingga
siswa
mampu
C. Revisi Produk Penelitian ini telah berhasil mengembangkan perangkat pembelajaran.Hasil uji coba kelompok kecil dan uji lapangan menjadi acuan peneliti untuk merevisi produk.Produk yang berupa perangkat RPP direvisi sesuai masukan dan kekurangan yang didapatkan selama penggunaannya pada uji coba.Hasil revisi produk ada pada bagian silabus, RPP, LKS dan kunci LKS, tabel spesifikasi, LP dan buku ajar.Hasil revisi produk disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Perbandingan Perangkat Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Revisi Perangkat Pembelajaran Silabus
Bagian yang direvisi Penulisan kelas/semester dan mata pelajaran Penulisan kompetensi dasar Kegiatan pembelajaran
RPP
Indikator Materi ajar Kegiatan pembelajaran Sumber belajar
LKS dan Kunci LKS
Fase pada PBM
Sebelum Revisi Letak penulisan kelas/semester sebelum mata pelajaran Letak penulisan kompetensi dasar di atas matriks Pada bagian motivasi siswa menunjukkan produk bioteknologi melalui gambar Belum sesuai dengan silabus Tertulis materi pokok saja Beberapa indikator belum dicantumkan Lembar penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi belum dicantumkan Masih dicantumkan
Tujuan LKS 1
Tertulis “menyelidiki terbentuknya biomassa dari kedelai pada pembuatan tempe”
Prosedur kerja pada kunci LKS 1 Kesimpulan pada kunci LKS 1 Produk bioteknologi pada LKS 2
Tidak jelas pada beberapa kalimat Tidak sesuai dengan tujuan LKS 1 Tercantum “pembuatan peuyeum”
Kesimpulan pada kunci LKS 2 Prosedur kerja dan alat/bahan pada percobaan
Tidak sesuai dengan tujuan LKS 2 Kurang terperinci
Sesudah Revisi Letak penulisan mata pelajaran sebelum kelas/semester Letak penulisan kompetensi dasar di dalam matriks Pada bagian motivasi siswa menunjukkan produk bioteknologi secara nyata Sesuai dengan silabus Tertulis materi pokok ditambah sub materi Indikator sudah dicantumkan Lembar penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah dicantumkan Tidak dicantumkan Diubah “menyelidiki pengaruh pemberian ragi terhadap terbentuknya biomassa kedelai” Pengubahan beberapa kalimat sehingga jelas Disesuaikan dengan tujuan LKS 1 Penggantian kata “peuyeum” dengan “tapai” Disesuaikan dengan tujuan LKS 2 Diperinci dengan penggantian kalimat dan kejelasan ukuran
Tabel 17 (tabel sambungan)
Tabel spesifikasi
Lembar penilaian
Bahan ajar
Kesimpulan pada kunci Tidak sesuai dengan Disesuaikan dengan LKS 3 tujuan LKS 3 tujuan LKS 3 Indikator produk Membedakan jenis Membedakan jenis dan proses bioteknologi termasuk pada bioteknologi termasuk pada indikator proses indikator produk Lembar penilaian Belum dicantumkan Sudah dicantumkan keterampilan berpikir tingkat tinggi Lembar penilaian 1: Jumlah butir soal kurang Penggantian butir soal Produk Soal tidak sesuai dengan disesuaikan dngan indikator indikator yang ada Lembar penilaian 2: Dalam RTK terdapat Identifikasi variabel dan Proses identifikasi variabel dan mendefinisikan variabel mendefinisikan variabel operasional dihapus operasional Penilaian dilakukan oleh Penilaian dilakukan oleh siswa sendiri dan guru siswa sendiri, teman sejawat siswa, dan guru Lembar penilaian 3: Jenis spesifikasi alat dan Spesifikasi alat dan bahan Psikomotor bahan belum terperinci diperinci sehingga jelas Penilaian dilakukan oleh Penilaian diserahkan pada siswa sendiri, teman sejawat pengamat siswa, dan guru Lembar penilaian 4: Penilaian dilakukan oleh Penilaian diserahkan pada Perilaku berkarakter siswa sendiri, teman sejawat pengamat siswa, dan guru Lembar penilaian 5: Keterampilan sosial yang Keterampilan sosial yang Keterampilan sosial diamati menyumbang diamati menyumbang ide/pendapat dan komunikasi ide/pendapat dan bertanya Penggunaan bahasa Sulit dipahami Penggantian beberapa pada beberapa kalimat sesuai dengan saran kalimat validator Isi Hidrofonik dan aerofonik Hidrofonik dan aerofonik merupakan contoh dihilangkan karena bukan bioteknologi merupakan contoh bioteknologi Menambahkan contoh Contoh makanan lokal hasil makanan lokal yang fermentasi belum merupakan hasil fermentasi dicantumkan
KAJIAN DAN SARAN A. Kajian Produk yang Telah Direvisi Penelitian
dan
pengembangan
berhasil
mengembangkan
perangkat
pembelajaran konsep bioteknologi dengan menggunakan model PBM di SMP Negeri 8 Banjarbaru menggunakan model pengembangan ASSURE. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Singleton, dkk. (2013) yang telah berhasil mengembangkan prototipe pembelajaran.
Keberhasilan pengembangan perangkat pada penelitian dapat ditunjukkan dengan data hasil uji lapangan antara lain: aktivitas guru, aktivitas siswa, keterlaksanaan RPP, hasil belajar produk siswa, hasil belajar proses siswa, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, keterampilan psikomotor siswa, afektif siswa dan respon siswa. Hasil data uji lapangan dapat diperinci sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif siswa dapat dibedakan menjadi hasil belajar kognitif produk dan hasil belajar kognitif proses selama pembelajaran sebagai berikut. a. Hasil Belajar Produk Hasil belajar produk selama proses pembelajaran diperoleh melalui nilai pretest dan nilai posttest yang kemudian dilakukan uji signifikansi. Pembelajaran menggunakan model PBM memberikan pengaruh 87,54% pada kelas eksperimen. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kartini (2011), Lissa dkk (2012), Noorhasanah (2012), Ahmadi dkk.(2013), dan Palennari (2013). Kartini (2011) melaporkan pembelajaran menggunakan model PBM dengan strategi debat berpengaruh terhadap hasil belajar produk. Lissa dkk. (2012) melaporkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi memiliki pengaruh positif terhadap capaian belajar. Noorhasanah (2012) menyatakan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas perlakuan dibandingkan kelas kontrol. Ahmadi dkk. (2013) mengemukakan hasil belajar dengan penerapan perangkat pembelajaran IPA terpadu tipe webbed yang berorientasi model PBI dengan tema pencemaran air memperoleh ketuntasan 96%. Palennari (2013) menyimpulkan strategi integrasi PBL dan Jigsaw memiliki potensi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan kelas tradisional.
b. Hasil Belajar Proses Hasil belajar proses selama proses pembelajaran diperoleh melalui nilai pretest dan nilai posttest yang kemudian dilakukan uji signifikansi. Pembelajaran menggunakan model PBM memberikan pengaruh 65,62% pada kelas eksperimen. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian Klegeris dan Hurrent (2011), Yulinda (2011), Rahmaniati (2011), dan Tayyeb (2013). Klegeris and Hurrent (2011)
mengemukakan adanya peningkatan ketrampilan pemecahan masalah siswa setelah siswa mengalami pembelajaran model PBL. Yulinda (2011) mengemukakan melalui hasil penelitian yang dilakukan bahwa rata-rata hasil belajar produk dan proses pada kelas perlakuan meningkat. Rahmaniati (2011) menunjukkan terdapat pengaruh penerapan model PBI terhadap hasil belajar performans proses siswa. Tayyeb (2013) melaporkan PBL merupakan cara yang efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah antar siswa.
2. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Hasil penilaian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas IXB SMPN 8 Banjarbaru dan kelas IXC SMPN 2 Martapura termasuk dalam kategori cukup baik dan baik. Sebagian kecil siswa dinilai cukup baik dan dominasi kemampuan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam kategori baik. Keterampilan berpikir tingkat tinggi melibatkan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif.Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan dkk. (2013) yang mengungkapkan keaktifan siswa dan sikap siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan problem based learning dapat meningkatkan keterampilan higher order thinking siswa dengan pengaruh yang tinggi. Lissa dkk.(2012), menyimpulkan keterampilan berpikir tingkat tinggi memiliki pengaruh positif terhadap hasil capaian belajar. Masek (2013) mengemukakan PBL mengembangkan keterampilan berpikir kritis sesuai dengan desain yang ditetapkan.
B. Saran Pemanfaatan Produk Saran-saran yang penulis kemukakan berkenaan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut sampai pada tahap diseminasi terhadap perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian dengan subjek coba yang lebih luas sehingga dapat melakukan evaluasi sumatif terhadap perangkat yang telah dikembangkan. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pengembangan ASSURE. 2. Pada tahap implementasi sebaiknya menggunakan sekolah yang berbeda sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
3. Perlunya penelitian lebih lanjut menggunakan uji statistika untuk mengetahui signifikansi keterampilan berpikir tingkat tinggi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Armanto, D., 2002. Teaching Multiplication Realistically in Indonesian Elementary Schools. Utrecht: Dissertation Utrecht University. Gage, N. L., 1966. Handbook of Research On Teching Project of The American Educational Research Association. A Departement of The National Education Association. Chicago.
Hidayat. 2012. Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Optik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa SMP.Jurnal Fisika UM.2(1): 1-8. Kartini, N.H. 2011. Hasil Belajar dan Keterampilan Bertanya Siswa Madrasah Aliyah pada Pembelajaran Konsep Virus melalui Penerapan Model PBM dengan Stratedi Debat.Tesis tidak diterbitkan. Banjarmasin: Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Klegeris, A., dan Hurrent, H., 2011.Problem Based Learning in aLarge Classroom Setting Methodology. Student Perception and Problem Solving Skills.Proceeding of Edulearn 11 Conference. 4-6 July 2011. Barcelona. Spain. Lisa., Prasetyo, A.P.B., dan Indriyani. D.R., 2012.Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Materi Sistem Respirasi dan Ekskresi.Lembaran Ilmu Kependidikan. 2(1): 1-8. Masek, A., 2013. The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking Ability: A Theoretical and Empirical Review. International Review of Social Sciences and Humanities. 2(1) 215-221. Pallenari, M., 2013.Potensi Strategi Integrasi PBL dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa.Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran 1(3) 303-311.
Rahmaniati, R. 2011. Pengaruh Penerapan Perangkat Pembelajaran dengan Model PBI terhadap Keterampilan Performans Siswa.Tesis tidak diterbitkan. Banjarmasin: Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Setiawan, T., Sugianto, dan Junaedi, I. 2012.Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Higher OrderThinking.Unnes Journal of Research Mathematics Education.1(1): 1-8. Singleton, C., Omar, A., and Belmasrour, R., 2013. Assessment of Students’ Outcomes in Mathematics: Using the ASSURE Model as a Strategy for Selecting Effective Multimedia. American Journal of Advanced scientific Research.1(2) 257-263. Subali, B. Setyorini, U. Sukiswo. 2011. Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. 7 1(3): 1-8. Tayyeb, R., 2013. Effectiveness of Problem Based Learning as an Instructional Tool for Acquisition of Content Knowledge and Promotion of Critical Thinking Among Medical Students. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan 2013, 23 (1): 42-46. Yulinda, R. 2011. Hasil Belajar, Kinerja, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMA pada Pembelajaran Konsep Daur Ulang Limbah melalui Pendekatan Problem Solving. Tesis tidak diterbitkan. Banjarmasin: Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.