55
STAIN Palangka Raya
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBANTUAN KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN TAFSIR AL-QUR'AN DI PTAI Fatkhurohman Al-Munawar Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan model multimedia berbantuan komputer dalam pembelajaran Tafsir Al-Qur'an di PTAI, dan mengungkapkan keefektifan penggunaannya dalam pembelajaran Tafsir Al-Qur'an. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan (FITK) UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo untuk mahasiswa Program Studi PAI Semester II Tahun Akademik 2006/2007. Penelitian ini dilakukan melalui proses validasi dan uji coba. Validasi dilakukan oleh dua orang ahli materi dan dua orang ahli media. Uji coba diikuti oleh 30 mahasiswa (responden) yang dilakukan dalam tiga tahap, yakni: uji coba perorangan yang diikuti oleh dua responden, uji coba kelompok kecil yang diikuti oleh lima responden, dan uji coba lapangan yang diikuti oleh 23 responden. Instrumen pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket), pretes dan postes, yang didukung dengan observasi dan wawancara. Lembar kuesioner berisi tiga aspek penilaian terhadap produk, yakni: aspek materi dan isi, aspek tampilan dan operasional, dan aspek instruksional dan motivasi. Data kuesioner dan hasil tes dianalisis secara deskriptif kuantitatifkualitatif. Hasil akhir kualitas produk ini termasuk kategori sangat baik (X > 4,2) dengan skor ratarata akhir hasil validasi dan uji coba mencapai 4,8 dengan klasifikasi sebagai berikut: (1) validasi oleh ahli materi dan ahli media memiliki skor rata 4,9 (sangat baik); (2) uji coba perorangan menghasilkan skor rata-rata 4,83 (sangat baik); (3) uji coba kelompok kecil menghasilkan skor rata-rata 4,73 (sangat baik); dan (4) uji coba lapangan menghasilkan skor rata-rata 4,76 (sangat baik). Pembelajaran Tafsir Al-Qur'an di PTAI dengan produk ini dinilai efektif karena: (1) pemahaman mahasiswa dalam belajar mengalami peningkatan yang signifikan, dengan t-test sebesar 15,398; dan (2) tingkat ketuntasan belajar dengan produk ini mencapai 100%, dengan persentase nilai individu 66-100, dan persentase nilai rata-rata kelas sebesar 78. Kata kunci: Pengembangan, Multimedia, Pembelajaran, Tafsir Al-Qur'an.
A. Pendahuluan Al-Qur'an adalah mu'jzat terbesar Nabi Muhammad Saw. Kitab ini benarbenar suci, jauh dari distorsi seperti yang dialami oleh kitab-kitab suci yang lain. Kitab ini adalah kitab sumber yang paling autentik dalam sejarah peradaban manusia, sehingga sampai sekarang belum ada seorang sarjana atau ahli bahasa yang dapat meniru keindahan bahasa dan kepadatan isinya. Al-Qur'an sebagai sumber berbahasa Arab telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap bahasa Arab. Dari kitab inilah bahasa Arab mendapat jaminan keabadiannya. Berkat kitab ini pulalah umat Arab menjadi satu suku bangsa, dan
Penulis Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program Studi Bahasa Arab, tahun 1994. Menyelesaikan Program Ta'hil al-Mu'allimin di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta (Cabang Universitas Malik bin Sa'ud Arab Saudi), tahun 2001. Menyelesaikan pendidikan S2 di Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Program Studi Teknologi Pembelajaran, tahun 2007.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
56
STAIN Palangka Raya
umat Islam bisa menggali banyak ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, AlQur'an menjadi titik sentral pandangan umat Islam sejak zaman Nabi hingga sekarang.1 Tidak ada satu kitab sucipun di dunia ini yang mendapatkan perhatian dari umatnya melebihi apa yang terjadi pada Al-Qur'an. Al-Qur'an begitu diagungkan oleh umumnya umat Islam di dunia. Keyakinan akan bebenaran Al-Qur'an merupakan bagian dari rukun iman, dan pembelaan terhadap eksistensinya diyakini sebagai bagian dari jihad. Setiap muslim diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Al-Qur'an, baik melalui kegiatan membaca teksnya, menghafal ayat-ayatnya, memahami isi kandungannya, maupun mengamalkan ajarannya. Di Indonesia --negara berpenduduk muslim terbesar di dunia-- Al-Qur'an juga mendapatkan perhatian yang besar dan perlakuan istimewa dari umat Islam. Umat Islam Indonesia pada umumnya paham dan yakin bahwa Al-Qur'an adalah sumber kebenaran dan pedoman hidup bagi mereka. Hanya saja, tingkat pengenalan mereka terhadap Al-Qur'an pada umumnya barulah pada tataran verbal, yakni lebih terfokus pada kegiatan membaca dan menghafal ayat-ayat, dan cenderung mengabaikan aspek pemahaman makna dan isi kandungannya. Dengan perkataan lain, masih berkutat pada wilayah permukaaan dan kulit, belum serius memasuki wilayah isi dan subtansi. Fenomena lain yang terjadi adalah masih adanya pembatas yang lebar antara umat Islam dengan kitab sucinya itu. Masalah dan fenomena tersebut di atas tidaklah terlepas dari tingkat pemahaman umat Islam itu sendiri terhadap ayat-ayat Al-Qur'an. Dalam rangka memberikan pemahaman kepada mereka tentang Al-Qur'an, para ulama dan cendekiawan muslim telah melakukan berbagai upaya, di antaranya adalah melalui jalan interpretasi ayat-ayat Al-Qur'an (Tafsir Al-Qur'an). Sejak dahulu hingga sekarang telah lahir berbagai metode penafsiran Al-Qur’an, baik metode analitis (manhaj tahlili), metode global (manhaj ijmali), metode komparatif (manhaj muqarin), maupun metode tematik (manhaj maudhu'i) yang merupakan metode paling modern dan sekarang banyak dikembangkan oleh para ahli tafsir di berbagai perguruan tinggi Islam, baik di negara-negara Arab maupun non-Arab seperti Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Indonesia. PTAI di Indonesia-sebagai salah satu pilar pengkajian dan pengembangan ajaran Islam-tidak ketinggalan juga berusaha memberikan kontribusinya dalam bidang Tafsir Al-Qur'an, baik melalui forum diskusi, perkuliahan, penelitian ilmiah maupun penulisan dalam bentuk buku. Hanya saja, kebanyakan PTAI masih menggunakan media tradisional dalam pembelajaran Tafsir Al-Qur'an. Buku, kitab, modul atau diktat merupakan media utama dalam menyampaikan materi perkuliahan Tafsir. Belum banyak dikembangkan media modern seperti multimedia berbantuan komputer dalam bentuk CD pembelajaran Tafsir AlQur'an. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu ikut berpartisipasi dalam pengembangan multimedia berbantuan komputer dalam 1
Suyuthi Anshori, Ta'lim al-maharat al-qur'aniyah. Journal of Islamic Studies, Volume 42, No. 2. ISSN: 0126-012X. 2004, h. 431.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
57
STAIN Palangka Raya
pembelajaran Tafsir Al-Qur'an di PTAI. B. Multimedia Pembelajaran Tafsir Berbasis Komputer 1. Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer Kata media berasal medius (bahasa Latin) atau bentuk jamak dari medium yang secara lughawi (etimologi) berarti tengah, perantara atau pengantar. Secara umum, media bermakna perantara (wasilah, wasa-il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. AECT,2 mendefinisikan media sebagai "all of forms and channels used ini the transmittal of information process". Media adalah segala bentuk sarana dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pada prinsipnya, apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi, itulah media. Sedangkan istilah multimedia secara etimologi berarti berbagai media atau sehimpunan media. Ellington & Harris mengatakan: “Multimedia a collection of materials in several different media or a single work designed to be presented through the integrated use off more than one medium.”3 Multimedia adalah koleksi materi dalam berbagai media atau satu paket kerja yang didesain untuk disajikan melalui penggunaan lebih dari satu medium secara terintegrasi. Dengan demikian, multimedia bukan sekedar kumpulan media, akan tetapi sejumlah media yang saling melengkapi, yang dikombinasikan dan diorganisasikan secara integral dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarananya. Dalam dunia pendidikan, media/multimedia dirancang dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pembelajaran dengan multimedia dikemas dalam suatu program instruksional atau paket belajar yang terintegrasi. Media pembelajaran merupakan suatu bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi. Oleh karena itu, media menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh para pengajar. Menurut basisnya, media pembelajaran diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu: (1) media berbasis manusia, (2) media berbasis cetakan, (3) media berbasis visual, (4) media berbasis audio-visual, dan (5) media berbasis komputer.4 Di antara kelima jenis media tersebut, media berbasis komputer, yang juga disebut Computer-Based Technologies (teknologi berbasis komputer), dianggap sebagai media paling canggih dan modern. Seels dan Richey mengatakan: Computer-based technologies are ways to produce or deliver materials using microprocessor-based resources. Computer-based technologies are distinguished from other technologies because information is stored electronically in the form of digital data rather than as print or visuals. Basically, computer-based technologies use screen displays to present information to students.5 2
AECT, The definition of educational technology. (Woshington, D.C. 20036: AECT 1126 16th Street, N.W. 1977), h. 162. 3 Seels dan Richey, Instructional technology: the definition and domains of the field. Washington, DC: AECT, 1994), h. 131. 4 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 81–82. 5 Seels dan Richey, Instructional…, h. 39.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
58
STAIN Palangka Raya
Dewasa ini komputer memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam pembelajaran yang dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI) atau Computer-Assisted Learning (CAL). CMI, CAI, dan CAL, ketiganya merupakan jenis aplikasi Program pembelajaran berbantuan komputer (CAI)-sebagai salah satu jenis aplikasi teknologi berbasis komputer-dapat dikembangkan pada kurikulum atau sebagian daerah kurikuler. Ada empat bentuk/jenis perangkat lunak pengajaran dengan bantuan komputer, yaitu: (1) latihan dan praktik, (2) tutorial, (3) simulasi, dan (4) pengajaran dengan instruksi komputer. Dewasa ini komputer bisa diisi dengan berbagai program yang bisa dimanfaatkan dalam dunia pendidikan untuk membuat software pembelajaran. Di antara program terbarunya adalah Macromedia Flash MX. Flash MX merupakan standar profesional pembuatan animasi atau web yang sudah teruji keandalannya. Sekitar tahun 2003 Macromedia mengeluarkan Flash versi terbarunya, Flash MX Proffesional 2004. Flash MX 2004 menggunakan ActionScript v 2.0 yang lebih powerfull dibanding ActionScript 1.0 di versi MX ke bawah.6 Flash MX 2004 mempunyai kemampuan dapat membuat animasi grafis yang rumit secara cepat dan mudah. Flash MX 2004 telah banyak digunakan oleh para designner web dan merupakan software multimedia yang canggih.7 Dalam perkembangannya, saat ini Macromedia Flash MX 2004 tidak hanya digunakan untuk membuat animasi web ataupun animasi kartun, melainkan juga digunakan dalam pembuatan CD tutorial interaktif. Bukan hanya itu, Flash MX 2004 juga banyak digunakan untuk membuat presentasi software seperti contoh Windows XP Tour pada sistem operasi Windows XP.8 Flash MX 2004 juga banyak dimanfaatkan sebagai media presentasi di dunia pendidikan dan pelatihan. 2. Media Pembelajaran Al-Qur'an dan Tafsirnya Media pembelajaran Al-Qur'an telah mengalami perkembangan dari masa ke masa, mulai dari media tradisional hingga media teknologi mutakhir. Media yang populer digunakan dalam pembelajaran Al-Qur'an antara lain adalah: buku atau kitab, kaset, MP3, VCD, dan CD Interaktif. Di antara kelima media tersebut, CD interaktif dianggap media yang paling mutakhir dalam pembelajaran Al-Qur'an dewasa ini. Di antara CD interaktif pembelajaran Al-Qur'an yang sekarang sangat terkenal secara internasional adalah program the Holy Quran yang sudah diproduksi dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia ini. Pada tahun 2004 juga telah muncul Al-Qur'an Digital versi 2.1 (versi Indonesia) dengan empat menu utamanya, yakni: Contents, Index, Search, Favorites. User bisa dengan cepat dan mudah mencari ayat, terjemah, dan masalah yang dikehendaki secara tematik lengkap dengan nama surat, nomor ayat, 6
Chandra, Menu interaktif flash mx. (Palembang: Maxikom, 2004), h. vii. Wahana Komputer, Panduan aplikatif macromedia flash MX 2004, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), h. 1. 8 Candra, Menu interaktif flash mx 2004, (Palembang: Maxikom, 2005), h. iii. 7
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
59
STAIN Palangka Raya
dan teksnya. C. Metode Penelitian 1. Model Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (developmental recearch), yaitu penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan pemanfaatan sebuah produk, bukan dimaksudkan untuk menguji teori. Produk yang dikembangkan berupa software pembelajaran Tafsir Al-Qur'an. Ada beberapa model pengembangan pembelajaran berbantuan komputer yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya adalah model yang dikembangkan oleh Bork9 dan Luther.10 Mengacu kepada kedua model pengembangan tersebut yang dilengkapi dengan model yang kembangkan oleh Borg & Gall (1983: 775), peneliti melakukan modivikasi dan menempuh empat tahapan utama dalam mengembangkan multimedia berbantuan komputer hingga diperoleh produk akhir, yaitu: a. Desain, yang terdiri tiga langkah utama, yakni: pembuatan flowchart, pembuatan storyboard, dan desain materi pembelajaran. b. Produksi, yang terdiri dari tiga langkah utama, yakni: koleksi materi dan bahan, perangkaian dan pemaduan, dan pembuatan produk. c. Evaluasi/Uji Coba, yang terdiri dari empat tahap, yakni: pretes, validasi ahli, uji coba, dan postes. d. Revisi, yang terdiri dari 4 tahap, yakni: revisi I, revisi II, revisi III, dan revisi IV (produk akhir).11 2. Prosedur Pengembangan Dalam melakukan penelitian pengembangan ini peneliti menempuh serangkaian prosedur pengembangan sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian pendahuluan di UNSIQ Wonosobo sebagai sampel PTAI yang akan dijadikan tempat uji coba produk. 2. Melakukan perencanaan penelitian dan pengembangan. 3. Membuat desain pengembangan. 4. Melakukan pengembangan produk awal. 5. Meminta validasi ahli terhadap produk CD pembelajaran, dengan langkahlangkah sebagai berikut: validasi dua orang ahli materi dan analisis, validasi dua orang ahli media dan analisis, dan merevisi produk (revisi I). 6. Melakukan pretes dan pembelajaran klasikal dengan CD Interaktif.. 7. Melakukan uji coba produk dan merevisinya sesuai sesuai keperluan dan masukan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: uji coba perorangan dan revisi II, uji coba kelompok kecil dan revisi III, dan uji coba lapangan dan revisi akhir (IV). 9
Walker & Hess, Instructional software: principles and perspectives for design and use. (Belmont: Wadsworth. Inc., 1984), h. 98-99. 10 Adi Sutopo, Multimedia interaktif dengan flash. (Yogyakarta: Graha Ilmu Multimedia interaktif dengan flash, 2003), h. 32-48. 11 Borg dan Gall, Educational research: an introduction, ( New York and London: Longman, 1983), h. 775.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
60
STAIN Palangka Raya
8. Melakukan postes sebagai bentuk tes formatif setelah selesai proses uji coba secara keseluruhan. 9. Membuat produk final software pembelajaran Tafsir Al-Qur'an dalam bentuk CD interaktif setelah dilakukan revisi akhir. 10. Membuat laporan hasil penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran Tafsir Al-Qur'an: 3. Subjek Uji Coba Subjek uji coba adalah semua responden (mahasiswa) yang dilibatkan dalam uji coba produk software pengembangan multimedmedia pembelajaran Tafsir Al-Qur'an, baik dalam uji coba perorangan, kelompok kecil, maupun kelompok besar (lapangan). Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menentukan jumlah subjek uji coba produk sebagai berikut: a. Tempat uji coba : UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo b. Fakultas/Program Studi : FITK / PAI c. Semester/Kelompok : II / B d. Jumlah subjek uji coba : 30 responden, dengan klasifikasi sebagai berikut: 1) 2 responden sebagai subjek uji coba perorangan; 2) 5 responden sebagai subjek uji coba kelompok kecil; dan 3) 23 responden sebagai subjek uji kelompok besar (lapangan). D. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kuesioner Untuk menganalisis data kuesioner, baik data validasi maupun data uji coba, peneliti menempuh tahap awal dan tahap lanjut. Pada tahap awal, analisis dilakukan untuk mencari rerata persentase dan skor rata-rata dari keseluruhan data. Selanjutnya, untuk mengetahui dan menentukan kualitas produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan, skor rata-rata tersebut dianalisis dengan skala 5 untuk mengkonversi data kuantitatif (skor aktual) menjadi data kualitatif (kriteria interpretasi) dengan pendekatan Evaluasi Acuan Patokan (EAP). Data kualitatif tersebut dikategorikan menjadi lima kategori dengan pernyataan positif, yaitu: (1) sangat baik (SB) = 5, (2) baik (B) = 4, (3) cukup (C) = 3, (4) kurang (K) = 2, dan (5) sangat kurang (SK) = 1. Dengan mengadopsi model konversi skor aktual menjadi nilai skala 5 yang dikemukakan oleh Sukardjo,12 diperoleh hasil perhitungan skala 5 sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Konversi Data Kuantitatif Menjadi Data Kualitatif dengan Skala 5 dan Pendekatan EAP Skala
Kriteria
Skor Perhitungan
Hasil
12
Sukardjo, Evaluasi pembelajaran. Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana UNY Program Studi Teknologi Pembelajaran. (Tidak diterbitkan, 2005), h. 52-53.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
61
5 4 3 2 1
STAIN Palangka Raya
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
X > 3 + (1,8 x 0,67) 3 + (0,6 x 0,67) < X < 3 + (1,8 x 0,67) 3 – (0,6 x 0,67) < X < 3 + (0,6 x 0,67) 3 – (1,8 x 0,67) < X < 3 – (0,6 x 0,67) X < 3 – (1,8 x 0,67)
X > 4,2 3,4 < X < 4,2 2,6 < X < 3,4 1,8 < X < 2,6 X < 1,8
2. Teknik Analisis Skor Pretes dan Postes Untuk menganalisis hasil pretes dan postes guna mengetahui taraf signifikansi, peneliti menggunakan t-test. Menurut Suharsimi (2002:275-276), untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design, maka rumusnya adalah:
t=
Md ∑ x 2d _______________
N (N – 1) Adapun untuk menganalisis dan mengetahui tingkat ketuntasan belajar, peneliti menggunakan tingkat ketuntasan hasil postes minimal 60% dengan nilai rata-rata kelas minimal 75%, sebagaimana dikemukakan Daryanto (2001: 196). E. Hasil Pengembangan dan Pembahasan ,1. Hasil Pengembangan Multimedia a. Desain Multimedia Pembelajaran Tafsir 1) Pembuatan Flowchart dan Storyboard Langkah pertama yang penulis lakukan dalam tahap desain adalah membuat flowchart dan storyboard multimedia pembelajaran Tafsir (CD interaktif). Flowchart menggambarkan hubungan antar scene yang satu dengan scene lainnya. Sedangkan storyboard menggambar rancang bangun tiap scene dan slide-slide yang ada di dalamnya dengan segala perangkat yang diperlukannya. Software CD interaktif dalam pembelajaran Tafsir ini disajikan dalam sembilan scene, yakni: Latar, Pendahuluan, Ayat, Terjemah, Tafsir, Quiz, Tes, Penutup, dan Info. 2) Desain Materi Pembelajaran Tafsir Pada tahap desain, penulis menyusun materi pembelajaran Tafsir yang meliputi: Silabus Mata Kuliah, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Pembelajaran Tafsir tentang "Iman dan Amal Shaleh". b. Produksi CD Pembelajaran 1) Koleksi Bahan dan Perangkaian Sebelum memproduksi multimedia pembelajaran Tafsir, penulis mengumpulkan bahan-bahan dan program-program yang diperlukan dalam membuat CD interaktif. Program utama yang penulis gunakan adalah Program Macromedia Flash MX 2004. Untuk menguasai program ini dengan baik, penulis mengumpulkan buku-buku Macromedia Flash MX dan beberapa CD programnya. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
62
c. 1)
2)
3)
4)
STAIN Palangka Raya
Bahan-bahan yang penulis kumpulkan untuk membuat produk ini adalah sebagai berikut: a) Teks ayat-ayat Al-Qur'an beserta terjemahnya (Indonesia dan Inggris) yang dikopi dari Program The Holy Qur’an (CD-ROM). b) MP3 Al-Qur’an untuk mengisi bunyi ayat, khususnya MP3 QS. Al'Ashr, QS. At-Tin, dan QS. Al-Bayyinah. c) MP3 lagu-lagu islami. d) VCD lagu-lagu islami. e) Shotingan program-program pengajian di televisi yang berkaitan dengan topik "Iman dan Amal Shaleh". f) Bahan-bahan button, baik yang dikopi dari berbagai program maupun yang penulis buat dengan kreasi sendiri. g) Berbagai image (foto, gambar, grafis, dan lain-lain) untuk membuat background dan frame. Untuk mentransfer, mengolah dan mengorganisasikan bahan-bahan tersebut, penulis juga menggunakan program-program pendukung yang terintegrasikan dalam komputer. Program-program tersebut adalah sebagai berikut: a) Power Point yang digunakan untuk mempermudah pemformatan sebagian teks dan gambar untuk kemudian dikopi ke program Flash MX. b) Corel Draw untuk membuat gambar grafis yang kemudian dikopi ke Flash MX melalui Power Point. c) Ulead Video Studio 10 untuk mengolah DVD Handycam menjadi VCD dan membuat VCD pada umumnya. d) Zoom Browser EX untuk mengolah hasil kamera digital. e) Picture Package DVD Viewer untuk mengolah DVD Handycam (movies atau still image) dan mengkopinya ke hard disk. f) Nero Burning ROM untuk mengkopi/membakar hasil program CAI ke CD. Bahan-bahan yang sudah diolah dengan program-program pendukung tersebut kemudian dirangkai dengan Macromedia Flash MX 2004 dan diintegrasikan dengan teks-teks, baik static text maupun dynamic text, dan fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia dalam program tersebut. Tahap-tahap Produksi CD interaktif ini diproduksi melalui empat tahap sebagai berikut: Produk Pra-Validasi Yang dimaksud produk pra-validasi di sini adalah produk yang penulis buat pada masa perancangan hingga sebelum dilakukannya validasi ahli. Produk Awal Produk awal merupakan produk yang sudah diperbaiki dari produk sebelumnya sebagai bahan validasi ahli dan evaluasi awal. Produk Kedua Produk kedua adalah produk yang diujicobakan dalam uji coba perorangan, yang merupakan hasil revisi dari produk awal. Produk Ketiga
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
63
STAIN Palangka Raya
Produk ketiga adalah produk yang diujicobakan dalam uji coba kelompok kecil, yang merupakan hasil revisi dari produk kedua. 5) Produk Keempat Produk keempat adalah produk yang diujicobakan dalam uji coba lapangan, yang merupakan hasil revisi dari produk ketiga. 6) Produk Akhir Produk akhir adalah produk hasil revisi dari produk keempat, sebagai produk jadi yang siap dipubikasikan. d. Operasionalisasi Program CD pembelajaran ini dalam bentuknya finalnya dioperasikan dengan tombol-tombol yang disusun secara sistematis dan berfungsi untuk masuk pada materi pembelajaran dan data-data atau informasi yang berkaitan. Tombol-tombol tersebut adalah sebagai berikut: 1) Tombol utama, digunakan untuk masuk ke pokok bahasan dan data/informasi utama. Tombol ini terdiri dari 9 buah tombol, yakni: tombol Latar, tombol Pendahuluan, tombol Ayat, tombol Terjemah, tombol Tafsir, tombol Quiz, tombol Tes, tombol Penutup dan tombol Info. 2) Tombol cabang, berupa tombol-tombol tentang sub pokok bahasan dan sub data untuk masuk ke materi pembelajaran dan data yang diperlukan. Setiap tombol utama memiliki tombol-tombol cabang. 3) Tombol pelengkap, yang terdiri dari: tombol next, tombol back, tombol play, tombol pause, tombol stop, tombol volume, tombol close, tombol MP3, dan tombol petunjuk. F. Data Hasil Pengembangan 1. Data Validasi Ahli a. Data Validasi Ahli Materi Validasi dan evaluasi aspek materi dilakukan oleh dua orang ahli materi, yaitu: (1) Drs. Ahsin Wijaya Al-Hafidz, M.Ag., selaku dosen mata kuliah Tafsir UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, dan (2) Drs. KH. Muchotob Hamzah, M.M., selaku ahli tafsir dan dosen PAI UNSIQ. Berdasarkan data skor penilaian dua ahli materi diketahui bahwa: 1) 26 jawaban (86,7%) menyatakan kualitas aspek materi produk sangat baik, dan 2) 4 jawaban (13,3%) menyatakan kualitasnya baik. b. Data Validasi Ahli Media Validasi dan evaluasi aspek media dari produk dilakukan dua orang ahli media, yaitu: (1) Prof. Dr. Abdul Gafur, M.Sc., selaku dosen Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana UNY, dan (2) Maya Rini Handayani, M.Kom., selaku dosen Teknik Informatika UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo. Berdasarkan data skor penilaian dua ahli media diketahui bahwa: 1) 32 jawaban (94,1%) menyatakan kualitas aspek materi produk sangat baik, dan 2) 2 jawaban (5,9%) menyatakan kualitasnya baik
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
64
STAIN Palangka Raya
2. Data Uji Coba Perorangan Uji coba perorangan yang dilakukan pada tanggal 18 April 2007. Subjek uji coba terdiri dari dua mahasiswa. Data uji coba berupa skor hasil penilaian mahasiswa (responden) terhadap kualitas produk setelah dilakukan revisi I. Berdasarkan data skor ketiga aspek uji coba perorangan, diketahui bahwa: (1) 90 % jawaban menyatakan kualitas aspek materi dan isi sangat baik, dan 10% menyatakan baik; (2) 90 % jawaban menyatakan kualitas aspek tampilan dan operasional sangat baik, dan 10% menyatakan baik; dan (3) 70 % jawaban menyatakan kualitas aspek instruksional dan motivasi sangat baik, dan 30% menyatakan baik. 3. Data Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dilakukan pada tanggal 2 Mei 2007. Subjek uji coba berjumlah lima mahasiswa dengan kemampuan beragam. Data uji coba berupa skor hasil penilaian responden terhadap produk setelah dilakukan revisi II. Berdasarkan data skor ketiga aspek uji coba kelompok kecil, diketahui bahwa: (1) 74 % jawaban menyatakan kualitas aspek materi dan isi sangat baik, 24% menyatakan baik, dan 2% menyatakan cukup; (2) 72 % jawaban menyatakan kualitas aspek tampilan dan operasional sangat baik, dan 28% menyatakan baik; dan (3) 37 % jawaban menyatakan kualitas aspek instruksional dan motivasi sangat baik, dan 13% menyatakan baik 4. Data Uji Coba Lapangan Berdasarkan data skor ketiga aspek uji coba lapangan, diketahui bahwa: (1) 79,1 % jawaban menyatakan kualitas aspek materi dan isi sangat baik, 19,6% menyatakan baik, dan 1,3% menyatakan cukup; (2) 83,9% jawaban menyatakan kualitas aspek tampilan dan operasional sangat baik, 13,5% menyatakan baik, dan 2,6% menyatakan cukup; dan (3) 76,96% jawaban menyatakan kualitas aspek instruksional dan motivasi sangat baik, 17,83% menyatakan baik, dan 4,35% menyatakan cukup, 0,43% menyatakan kurang, dan 0,43% menyatakan sangat kurang 5. Data Pretes dan Postes Pretes dilakukan pada tanggal 17 April 2007, sebelum dilaksanakan uji coba. Sedangkan postes dilakukan pada tanggal 29 Mei 2007, sesudah dilakukan tiga tahap uji coba (perorangan, kelompok kecil dan lapangan). Data hasil pretes dan postes dapat dilihat pada lampiran: Dari data tersebut diketahui perbandingan hasil pretes dan postes sebagai berikut: a. Pretes: 1) Nilai maksimum (ideal) = 50 (100%) 2) Nilai tertinggi (aktual) = 39 (78%) 3) Nilai terendah (aktual) = 16 (32%) 4) Nilai rata-rata = 25,3 (50,6%) b. Postes: 1) Nilai maksimum (ideal) = 50 (100%) 2) Nilai tertinggi (aktual) = 50 (100%) Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
65
STAIN Palangka Raya
3) Nilai terendah (aktual) = 33 (66%) 4) Nilai rata-rata = 39 (78%) G. Analisis Data 1. Analisis Data Validasi Ahli Dari skor validasi ahli materi dan ahli media, dapat diketahui hasil evaluasi ahli terhadap kualitas produk sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Hasil Evaluasi Ahli Terhadap Kualitas Produk No. 1. 2.
Aspek Hasil Validasi Ahli Materi Hasil Validasi Ahli Media Skor Rata-rata
Skor (X) 4,87 4,94 4,90
Nilai X X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Dari data tabel di atas diperoleh skor rata-rata akhir sebesar 4,9 (98%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk CD pembelajaran Tafsir, baik dari aspek materi maupun media, sangat baik karena X (4,9) > 4,2. 2. Analisis Data Uji Coba Perorangan Hasil analisis terhadap skor ketiga aspek penilaian dalam uji coba perorangan menunjukkan bahwa kualitas produk sangat baik, baik dari aspek materi dan isi, tampilan dan operasional, maupun instruksional dan motivasi, karena diperoleh X > 4,2, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Kualitas Produk Berdasarkan Ketiga Aspek Penilaian Dalam Uji Coba Perorangan No. 1. 2. 3.
Aspek Materi dan Isi Tampilan dan Operasional Instruksional dan Motivasi Skor Rata-rata
Skor (X) 4,9 4,9 4,7 4,83
Nilai X X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
3. Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Hasil analisis terhadap skor ketiga aspek penilaian dalam uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa kualitas produk sangat baik, baik dari aspek materi dan isi, tampilan dan operasional, maupun instruksional dan motivasi, karena diperoleh X > 4,2, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Kualitas Produk Berdasarkan Ketiga Aspek Penilaian dalam Uji Coba Kelompok Kecil No. 1. 2. 3.
Aspek Materi dan Isi Tampilan dan Operasional Instruksional dan Motivasi Skor Rata-rata
Skor (X) 4,72 4,72 4,74 4,73
Nilai X X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
4. Analisis Data Uji Coba Lapangan Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
66
STAIN Palangka Raya
Hasil analisis terhadap skor ketiga aspek penilaian dalam uji coba lapangan menunjukkan bahwa kualitas produk sangat baik, baik dari aspek materi dan isi, tampilan dan operasional, maupun instruksional dan motivasi, karena diperoleh X > 4,2, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5 Kualitas Produk Berdasarkan Ketiga Aspek Penilaian dalam Uji Coba Lapangan No. 1. 2. 3.
Aspek-aspek Penilaian Materi dan Isi Tampilan dan Operasional Instruksional dan Motivasi Skor Rata-rata
Skor (X) 4,78 4,81 4,70 4,76
Nilai X X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2 X > 4,2
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
5. Analisis Data Pretes dan Postes Dalam bab sebelumnya telah dipaparkan bahwa untuk mengetahui taraf signifikansi perbedaan pretes dan postes, digunakan t-test. Berdasarkan skor pretes dan postes, diperoleh perhitungan sebagai berikut: - ∑d = 413 - N = 30 - ∑x2d = 695,367 413 - Md =
30
= 13,766
= Berdasarkan data angka di atas diperoleh perhitungan t-test sebagai berikut:
t=
13,766 695.367 30 x 29
=
13,766 0,894
= 15,398
Jika Thitung dikonsultasikan dengan Ttabel, baik T0,05 maupun T0,01, maka diketahui: - Thitung = 15,398 - T0,05 = 2,045 dan T0,01 = 2,746 - T0,05 < Thitung > T0,01 = 2,045 < 15,398 > 2,756 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil postes mengalami peningkatan yang signifikan dari hasil pretes, karena Thitung lebih besar dari Ttabel, baik dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Sedangkan untuk mengetahui tingkat ketuntasan hasil postes digunakan patokan nilai individu minimal 60% dan nilai rata-rata kelas minimal 75%. Dari perbandingan hasil pretes dan postes diketahui tingkat ketuntasan belajar sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
67
STAIN Palangka Raya
Tabel 6 Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Pretes dan Postes Tingkat Kelulusan Lulus Tidak Lulus
Tes
Jumlah
1. 2.
Pretes Postes
5 30
Persentase
16,7 100,0
Jumlah
Persentase
25 0
83,3 0
Persentase Tingkat Nilai Ketuntasan rata-rata 50,6 16,7% 78,0 100,0%
Berdasarkan hasil postes, diketahui bahwa belajar dengan produk ini dinyatakan tuntas, karena semua subjek (100%) dinyatakan lulus, dengan nilai minimal 66% dan nilai maksimal 100%, dan nilai rata-rata kelas mencapai 78%. H. Penutup ,1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengembangan ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penilaian ahli, kualitas produk ini dinyatakan sangat baik, baik dari aspek materi (X = 4,87) maupun aspek media (X = 4,94). Ahli media dan ahli materi menyatakan bahwa program ini layak diproduksi dan dijadikan model pengembangan dalam pembelajaran Tafsir Al-Qur'an di PTAI. 2. Berdasarkan penilaian subjek uji coba (perorangan, kelompok kecil, dan lapangan), kualitas produk ini dinyatakan sangat baik, baik dari aspek materi dan isi (X = 4,8), aspek tampilan dan operasional (X = 4,81), maupun aspek instruksional dan motivasi (X = 4,71). 3. Pembelajaran Tafsir Al-Qur'an dengan produk multimedia ini dinilai efektif karena: (1) diperoleh perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan hasil pretes dengan t-test = 15,398, dan (2) berdasarkan hasil postes, tingkat ketuntasan belajar dengan produk ini mencapai 100%, dengan persentase nilai 66 hingga 100 dan persentase nilai rata-rata kelas sebesar 78. B. Saran Untuk memperoleh nilai kemanfaatan nyata dari produk ini dan guna kepentingan pengembangannya lebih lanjut, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Agar pembelajaran dengan produk ini dan produk-produk semacamnya bisa lebih efektif, dosen dan mahasiswa di PTAI hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang multimedia pembelajaran dan keterampilannya dalam menggunakan produk teknologi pembelajaran. 2. Dalam penerapan pembelajaran dengan produk semacam ini, dosen hendaknya bisa berperan sebagai fasilitator yang baik sesuai dengan kaidahkaidah pem-belajaran. Dosen hendaknya juga tidak terjebak pada sentralisasi fokus kepada multimedia dengan mengabaikan aspek-aspek lainnya, seperti pendekatan yang mengena, pemilihan metode yang efektif, dan pengembangan materi kuliah. 3. Dengan adanya produk ini dan semacamnya, mahasiswa hendaknya bisa memanfaatkannya dengan baik untuk belajar secara mandiri guna meningkatkan penguasaan materi-materi PAI, baik bidang kajian Al-Qur'an maupun pengetahuan keislaman pada umumnya. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
68
STAIN Palangka Raya
4. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ilmu-ilmu keislaman, pengelola PTAI hendaknya semakin memiliki kepedulian terhadap pengembangan multimedia berbantuan komputer, khususnya dalam bidang kajian Al-Qur'an. Hal itu dimaksudkan agar materi-materi keislaman memiliki kemasan yang baik, menarik dan mudah dikuasai, sehingga menarik minat generasi muda Islam untuk belajar di PTAI. 5. Untuk pengembangan produk ini lebih lanjut, hendaknya pihak PTAI membentuk sebuah tim ahli yang terdiri dari ahli Tafsir dan ahli media pembelajaran, sehingga produk yang dihasilkan bisa memenuhi standar kelayakan yang lebih baik dan daya sebar pemanfaatan yang lebih luas.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
69
STAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA AECT. (1977). The definition of educational technology. Woshington, D.C. 20036: AECT 1126 16th Street, N.W. Azhar Arsyad. (2000). Media pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983), Educational research: an introduction. New York & London: Longman. Candra. (2005). Menu interaktif flash mx 2004. Palembang: Maxikom. Daryanto, M. (2001). Evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi Sutopo, A. (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta. Graha Ilmu. Seels, B.B. & Richey, R.C. (1994). Instructional technology: the definition and domains of the field. Washington, DC: AECT. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardjo. (2005). Evaluasi pembelajaran. Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana UNY Program Studi Teknologi Pembelajaran. Tidak diterbitkan. Suyuthi Anshori, Ahmad. (2004). Ta'lim al-maharat al-qur'aniyah. Journal of Islamic Studies, Volume 42, No. 2. ISSN: 0126-012X. Wahana Komputer. (2004). Panduan aplikatif macromedia flash MX 2004. Yogyakarta: Penerbit Andi. Walker, D.F. & Hess. R.D (1984). Instructional software: principles and perspectives for design and use. Belmont: Wadsworth. Inc.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008