Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
PENGEMBANGAN MODEL PERFORMANCE MEASUREMENT DENGAN INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD, ANP DAN CSF (STUDI KASUS PT. XYZ) 1)
Yogie Setiarko1) dan Suparno2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK PT. XYZ adalah perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang pembuatan Boiler untuk pembangkit listrik. Perusahaan ini melakukan pekerjaan di wilayah Ende propinsi NTT, Tanjung balai karimun propinsi kepulauan Riau, Tidore, propinsi Maluku utara, Tembilahan propinsi Riau. Jenis pekerjaan yang dilakukan meliputi pengerjaan proyek perancangan boiler, proyek EPC (Engineering, Procurement and Contruction). Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana mengetahui kinerja perusahaan saat ini serta tindakan apakah yang perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan saat ini serta untuk menemukan solusi yang tepat guna meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard yang tidak hanya melihat sisi perusahaan dari aspek financial melainkan juga memperhatikan aspek non financial perusahaan. Dalam pengukuran Balanced Scorecard kinerja perusahaan diukur dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan juga perspektif pembelajaran serta pertumbuhan. Metode ANP digunakan untuk pembobotan kriteria. Solusi dari penerapan metode ANP hanya dapat digunakan jika jumlah kriteria dan alternatif terbatas. CSF digunakan untuk menentukan sebuah wilayah kunci dimana sebuah kinerja yang memuaskan diperlukan untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi. Pendekatan CSF digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang akan mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Metode CSF juga dapat digunakan untuk menemukan solusi yang tepat dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Setelah dilakukan pembobotan dan perankingan, perusahaan akan mengetahui kriteria-kriteria manakah yang harus diperhatikan guna mempertahankan ataupun meningkatkan kinerja perusahaan. Kata kunci: Balanced Scorecard, ANP, CSF, Kinerja perusahaan.
PENDAHULUAN PT. XYZ adalah merupakan perusahaan nasional dengan tipe EPC (Engineering Procurement Construction) di bidang boiler untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Salah satu produk boiler yang dipasarkan adalah SBU New Unit Boiler. Boiler tersebut pertama kali dipasarkan pada tahun 2008 bersamaan dengan dimulainya pelaksanaan Program Percepatan Pembangkit tahap pertama. Boiler tersebut terpasang di salah satu PLTU milik PLN di NTT. Semenjak itu sampai tahun 2010, PT. XYZ menjadi market leader di bisnis boiler untuk PLTU skala kecil di PLN. Pada tahun 2011, predikat tersebut sudah bukan menjadi milik perusahaan ini karena aspek harga dan lead time dari perusahaan ini bukanlah yang terbaik.
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Dalam rangka mengukur keberhasilan perusahaan maka perlu dilakukan suatu pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai proses untuk mengukur efisiensi dan efektivitas dari tindakan yang lalu. Sistem pengukuran kinerja memungkinkan adanya pengambilan keputusan serta tindakan (Neely, 2002). Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Kinerja juga dapat didefinisikan sebagai keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan (Mulyadi, 2001). Bagi perusahaan, pengukuran kinerja sangat dibutuhkan seperti pendapat yang menyebutkan “if you cannot measure it, you cannot manage it” (Kaplan, 2006). Kinerja perusahaan dalam waktu tertentu sangat penting untuk diketahui. Hal tersebut berkaitan dengan prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu. Selama ini pengukuran kinerja perusahaan hanya menggambarkan kinerja dari sisi internal perusahaan saja tanpa mempertimbangkan sisi eksternal perusahaan. Pengukuran kinerja yang demikian dirasa kurang efektif sehingga perlu dilakukan pengukuran yang lebih efektif. Salah satu pengukuran kinerja adalah Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran kinerja dengan BSC memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari berbagai perspektif secara simultan. Ada empat perspektif dalam BSC yaitu perspektif financial, customer, internal bussiness process serta learning and growth. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balance scorecard. Balance scorecard digunakan karena metode ini bersifat komprehensif serta sangat responsif dan adaptif terhadap berbagai lingkungan bisnis. Selain itu, dalam Balanced Scorecard setiap perspektif yang ada didalamnya memiliki keterkaitan satu sama lain dan semua aktivitas internal maupun eksternal perusahaan dilibatkan dalam pengukuran kinerja. ANP dipilih dalam penelitian ini karena ANP mampu menemukan keterkaitan criteria satu sama lain Selain itu, ANP dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang bersifat kompleks dengan adanya kriteria yang saling mempengaruhi dan memiliki hubungan ketergantungan satu sama lain (Ismail, 2011). Metode CSF digunakan untuk menentukan faktor kritis yang harus dilakukan. Dalam CSF, akan dilakukan penentuan Misi, Goal / Objectives, dan setelah itu faktor kritis. Dengan menggunakan metode CSF akan dapat ditemukan alternatif action yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan suatu model pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan integrasi metode BSC, ANP dan CSF dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan dari penelitian ini antara lainuntuk mengembangkan suatu model pengukuran kinerja dengan menggunakan integrasi metode BSC, ANP dan CSF, melakukan pengukuran kinerja perusahaan dan meningkatkan serta memperbaiki kinerja perusahaan. METODE Tahapan utama dalam penelitian ini ada 3, yaitu pengukuran kinerja menggunakan Balanceed Scorecard, pembobotan dengan metode ANP serta perankingan dengan metode CSF. Output dari pembobotan ANP akan digunakan sebagai input dalam metode CSF. Output dari pembobotan ANP juga akan digunakan sebagai input dalam scoring system. Secara keseluruhan tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan para ahli/expert perusahaan. Setelah itu dilakukan perancangan pengukuran kinerja hingga didapatkan KPI perusahaan. KPI yang telah didapatkan dari tahap pengumpulan data tersebut ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
selanjutnya diolah menggunakan metode ANP dan dilanjutkan dengan CSF. ANP digunakan untuk mengetahui hubungan antar kriteria dan alternatif dan CSF digunakan untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam upaya perbaikan kinerja perusahaan. Penghitungan nilai bobot kriteria dilakukan dengan menggunakan ANP dengan menginput data dari hasil kuisioner pada software super decision. Bobot yang didapat dari perhitungan ANP. KPI yang dihasilkan oleh metode BSC digunakan sebagai objectives pada CSF, dan digunakan untuk menemukan faktor kritis. Bobot yang didapat dari perhitungan ANP juga digunakan dalam perhitungan Balanced scorecard. Bobot tersebut akan digunakan untuk menghitung skor dari masing-masing KPI dalam BSC.
HASIL DAN PEMBAHASAN PT. XYZ merupakan perusahaan jasa konstruksi konversi energi yang memiliki sejarah dan berpengalaman pada jalur bisnis utamanya yaitu bidang jasa konstruksi konversi energi. Jenis pekerjaan yang dikerjakan PT. XYZ, meliputi: pembangunan pembangkit listrik, perakitan boiler, maintenance mesin pembangkit. PT.XYZ memiliki visi“Penyedia produk dan jasa yang berkualitas di bidang ketenaga-listrikan dengan kandungan lokal yang tinggi dan harga yang layak” serta misi PT.XYZ adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) perusahaan, melakukan riset dan pengembangan yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan stakeholder melalui penciptaan nilai tambah dan kepuasan pelanggan (Pengembangan teknologi dan sumber daya manusia yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan). Setelah diketahui visi misi perusahaan maka ditetapkan sasaran obyektif perusahaa. Sasaran obyektif tersebut yang akan digunakan dalam perancangan KPI. Key performance indicator merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian setiap sasaran strategi perusahaan. Tabel berikut ini merupakan KPI dari setiap sasaran obyektif yang dikelompokkan dalam masing-masing perspektif. Ada 16 KPI yang digunakan dalam pengukuran kinerja perusahaan. KPI tersebut terbagi 4 perspektif dalam Balanced Scorecard meliputi finansial, customer, internal bussiness process serta learning and growth. Pada tabel 1, akan ditampilkan hasil perancangan KPI di perusahaan PT. XYZ. KPI tersebut dibuat berdasarkan sasaran obyektif yang telah ditentukan perusahaan. Tabel 1. Key Performance Indicator Perspektif
Financial
Customer Internal Bussiness Process
Sasaran Objektif F1 Pencapaian Revenue F2 Pencapaian Profit F3 Pencapaian Bonus and Reward F4 Pencapaian Return on Asset F5 Pencapaian Return on Equity C1 Pencapaian Customer Satisfaction C2 Pencapaian Customer Retention C3 Pencapaian Customer Market Share I1 Mengaplikasikan DEN Sys I2 Pencapaian Internal Loading I3 Pencapaian Reduce Cycle Time I4 Pencapaian Cost of Poor Quality
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-3
KPI Revenue Profit Prosentase penyerapan R.O.A R.O.E Index Kepuasan Pelanggan Jumlah customer Presentase market share Presentase Modul Presentase manhour Reduce manhour / durasi Presentase order
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Learning and Growth karyawan & Organisasi
I5
Pencapaian Continous Improvement Program
Prosentasi implementasi program Manhour training / org / year
L1
Pencapaian Leadership Development
L2
Pencapaian Turn Over Ratio Karyawan
Presentase karyawan tiap tahun
L3
Pencapaian Reduce gap Competency
Manhour training
L4
Pencapaian Teamwork Building
Program Teamwork Building
Setelah itu dilakukan perancangan KPI perusahaan maka langkah selanjutnya adalah pembobotan dengan menggunakan metode ANP. Sebelum dilakukan pembobotan, perlu diketahui hubungan keterkaitan dalam pengukuran kinerja. Pada table 2, akan dijelaskan hubungan keterkaitan yang terjadi dalam antar KPI dalam pengukuran kinerja. Tabel 2.Hubungan keterkaitan Cluster
Node
innerdependence
outerdependence
Goal
KPI
-
-
F1
-
-
F2
F1,F4
-
F3
-
-
F4
-
-
F5
-
-
C1
C2,C3
F1,F2
C2
-
F1,F2
C3
-
F1,F2,F5
I1
I3
-
I2
I3
F3
I3
I1
-
Financial
Customer
Internal bussiness process
Learning and growth
I4
F2
C1
I5
I1,I3,I4
C1,C2
L1
L4
I5
L2
-
I3
L3
L4
I3
L4
-
I1,I2,I3,F3
Setelah diketahui hubungan keterkaitan antar KPI, maka langkah selanjutnya adalah pembobotan dengan metode ANP. Pengolahan data ANP menggunakan software Super Decision. Hasil pembobotan dengan metode ANP dapat dilihat pada gambar 3.
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Gambar 3. Hasil pembobotan ANP dengan menggunakan Super Decision Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa bobot paling tinggi dimiliki oleh KPI F1,F2, C3 dan C1. KPI-KPI tersebut menggambarkan bobot tertinggi dalam pengukuran kinerja perusahaan adalah revenue, profit, market share dan customer satisfaction. Bobot akumulasi dari keempat KPI tersebut mencapai 78,9% dari keseluruhan KPI perusahaan. Sedangkan pembobotan antar perspektif BSC dapat dilihat pada tabel 3. Tabel3.BobotKriteriaPenentuanLokasi Perspektif Financial Customer Internal Bussiness Process Learning & Growth
Bobot 0.565953 0.305110 0.073351 0.055586
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa perspektif dengan bobot tertinggi dalam pengukuran kinerja perusahaan ada pada perspektif finansial dengan bobot 56,59%. Hal tersebut dikarenakan perspektif finasial merupakan kulminasi dalam strategy map perusahaan. Setelah dilakukan dengan menggunakan metode ANP, selanjutnya dilakukan proses menentukan faktor kritis dengan CSF. Dalam metode CSF diharuskan menentukan misi dan goal / objectives terlebih dahulu. Setelah itu menggunakan skala traffic light system untuk menentukan KPI mana yang memasuki daerah kritis. Hasil pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat pada tabel 4. Pengukuran kinerja perusahaan PT. XYZ dilakukan pada periode 2013. Table 4. Hasil pengukuran kinerja PT. XYZ tahun 2013
F1 F2
KPI
Bobot
Target
F1 - Revenue F2 - Profit
0,268690 399.5 M 0,133449 40 M
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-5
Pencapaian 327.4 M 33 M
Persentase Skor pencapaian 82% 0,220198 83% 0,110095
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
F3 F4 F5 C1 C2 C3 I1 I2 I3 I4 I5 L1 L2 L3 L4
F3 - Bonus And Reward F4 - ROA F5 - ROE C1 C.Satisfaction C2 C.Retention C3 - Market Share I1 Pembelajaran DEN Sys I2 - Internal Loading I3 - Reduce Cycle Time I4 - Cost of Poor Quality I5 - Continous Improvement L1 Leadership Development L2 - Turn Over Ratio Karyawan L3 - Reduce Gap Competency L4 Teamwork Building
0,070732 100%
80%
80%
0,05658
0,075930 10% 0,087039 10%
10% 10%
100% 100%
0,075930 0,087039
0,090110 3.3
3.2
97%
0,087379
0,059442 1
2
200%
0,118884
0,090518 75 %
58%
77%
0,070001
0,012089 100%
100%
100%
0,012089
0,010279 70%
60%
86%
0,008811
0,036300 6%
5%
83%
0,023050
0,009180 2%
3%
150%
0,013770
0,010861 100%
100%
100%
0,010861
0,006982 32
32
100%
0,006982
0,006982 3%
3%
100%
0,006982
0,013963 50
50
100%
0,013963
0,017454 1
1
100%
0,017454
Pengukuran kinerja PT. XYZ pada tahun 2013 menunjukkan kinerja perusahaan yang memerlukan banyak perbaikan. Sasaran obyektif yang ditetapkan perusahaan belum tercapai. Dari hasil pengukuran kinerja diatas, terdapat indikasi dari pengukuran traffic light system yang berwarna kuning, hal ini menandakan bahwa perlu dilakukan proses perbaikan kinerja pada KPI yang memiliki indikasi traffic light system berwarna kuning. Perbaikan kinerja yang dilakukan oleh metode CSF dapat ditunjukan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Faktor kritis CSF F1 F1 - Pencapaian Revenue F2 - Pencapaian Profit
Action perusahaan Menaikkan prospek pelanggan Memperbanyak customer Meningkatkan kualitas barang dan jasa Bekerja sama dengan Supplier dengan harga bersaing Menurunkan harga pokok produksi Mempercepat pergerakan stock
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 F3 - Pencapaian Bonus dan Reward C3 - Pencapaian Market Share I3 - Pencapaian Reduce Cycle Time
Membuat system penilaian baku tentang bonus dan penghargaan Membuat himbauan agar karyawan mendapatkan bonus Mendukung prestasi dan penemuan karyawan Meningkatkan promosi perusahaan Mengikuti pameran-pameran teknik Bekerja sama dengan perusahaan lain yang terkait Membuat dokumentasi proses bisnis Membuat proses paralel Membuat automatisasi proses
Dengan adanya metode CSF maka, perusahaan dapat menetapkan action plan guna meningkatkan kinerja yang dirasa kurang memenuhi target. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil pembobotan KPI dengan metode ANP menunjukkan 4 KPI yang berpengaruh besar pada pengukuran kinerja perusahaan adalah revenue (0,26869), profit (0,133449), market share (0,090518) perusahaan serta customer satisfaction (0,09011). 2. Hasil analisa CSF dan hasil dari indicator traffic light system terdapat beberapa KPI yang mengindikasikan warna kuning yang artinya achievement dari KPI tersebut hampir tercapai. Berikut adalah faktor kritis yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja : a. Pencapaian Revenue : Menaikkan prospek pelanggan, Memperbanyak customer, Meningkatkan kualitas barang dan jasa b. Pencapaian Profit : Bekerja sama dengan Supplier dengan harga bersaing, Menurunkan harga pokok produksi, Mempercepat pergerakan stock c. Pencapaian Bonus dan Reward : Membuat system penilaian baku tentang bonus dan penghargaan, Membuat himbauan agar karyawan mendapatkan bonus, Mendukung prestasi dan penemuan karyawan d. Pencapaian Market Share : Meningkatkan promosi perusahaan, Mengikuti pameran-pameran teknik, Bekerja sama dengan perusahaan lain yang terkait e. Pencapaian Reduce Cycle Time : Membuat dokumentasi proses bisnis, Membuat proses parallel, Membuat automatisasi proses 3. Pencapaian kinerja perusahaan PT XYZ dari perspektif financial, customer serta learning and growth harus ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Perusahaan perlu meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan usaha dengan menjaga kinerja keuangan dalam mempertahankan keunggulan bersaing di tahun 2015. 2. Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, sebaiknya perusahaan melakukan perbaikan untuk beberapa indicator kinerja yang masih belum memenuhi target perusahaan. 3. Perusahaan perlu melakukan pelatihan karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja menjadi lebih maksimal. Materi-materi yang diberikan untuk mengembangkan kompetensi karyawan sesuai dengan posisi dan kebuhan karyawan.
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
4. Perusahaan perlu mempertahankan keunggulan bersaingnya dengan melakukan inovasi maupun diversifikasi produk. DAFTAR PUSTAKA Ervil, Riko (2010), Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus: PT. Semen Padang). S2 Magister Teknologi Industri, ITS. Hanugrani, Nikita., Setyanto, Nasir Widha., Efranto, Remba Yanuar. (2014). Pengukuran Performansi Supply Chain Dengan Menggunakan Supply Chain Operation Refference (SCOR) Berbasis Analitycal Hierarchy Process (AHP) Dan Objective Matrix (OMAX). Teknik Industri, Universitas Brawijaya. Kharis, Mochammad (2014), Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Antara Metode Balanced Scorecard Dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN Berbasis Malcolm Baldridge Criteria (MBC) Untuk Mencapai Kinerja Ekselen Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. S2 Magister Manajemen Teknologi Industri, ITS. Melisa, Arica (2014), ANALISIS PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN PENYUSUNAN STRATEGI PADA KLINIK TIGA MANDIRI. S1 Akuntansi, Universitas Bina Nusantara. Mulyadi. (1993), Akuntansi Biaya Edisi ke-5, Yogyakarta: BP-STIE YKPN. Mulyadi. (2001), Balanced Scorecard: Alat Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. PT.Salemba Empat: Jakarta. Neely, A.D., Gregory, M., dan Platts, K. (1995), Performance measurement system design: A literature review and research agenda, International Journal of Operations & Production Management, vol. 15 no. 4, pp.80-116. Ostrega, Anna (2009), ANP - SWOT APPROACH TO MINIMIZE ENVIRONMENTAL IMPACTS DUE MINING ACTIVITIES. AGH University of Science and Technology Faculty of Mining and Geoengineering. Pamulu, Muhammad Sapri. (2012), Strategic Management Practices in the Construction Industry: A Dynamic Capabilities View. Lap Lambert Academic Publishing. Saaty, T. L. (1990), The Analytical hierarchical Process. McGraw Hill: New York Saragih, Hoga (2014), PERENCANAAN STRATEGIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT ABC. S1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara. Syazwan Ab Talib, Mohamed (2014), Application of Critical Success Factors in Supply Chain Management. Faculty of Management, Universiti Teknologi Malaysia. Takim, Roshana dan Akintoye, Akintola. (2002), Performance Indicators for Successful Construction Project Performance. Greenwood, D (Ed.), 18th Annual ARCOM Conference. Tirtamassari, Dian (2014), ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCE SCORECARD DI PT. GOLDEN SOLUTION INDONESIA. S1 Akuntansi, Universitas Bina Nusantara. Uysal, Fahriye (2012), An integrated model for sustainable performance measurement in supply chain, Procedia. Yuwono, dkk. (2005), Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya : Universitas Airlangga. Yoon, K.dan Hwang, C.L. (1981), Multiple Attribute Decision Making: Methods and Applications, Berlin: Springer Verlag.
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-70-8