PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Jurnal Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh:
MUKHLISHIN NPM: 942014047
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
2016
ABSTRAK Mukhlishin. NPM 942014047. 2016. Pengembangan model manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kata kunci: Model Manajemen KKG, kompetensi profesional guru Manajemen menentukan kesuksesan suatu organisasi, sebagai wadah pembinaan keprofesionalan guru KKG Gugus Hasanudin belum memberikan konstribusi yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, sehubungan dengan hal tersebut peneliti melakukan penelitian tentang pengembangan model manajemen kelompok kerja guru untuk peningkatan kompetensi profesional guru. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) bagaimana model manajemen KKG (b) bagaimana mengembangkan model manajemen KKG (c) kelayakan model manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi guru. Penelitian ini adalah pengurus dan anggota KKG Gugus Hasanudin. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pengembangan model manajemen KKG menggunakan langkah-langkah penelitian R & D, tahapan penyusunan dalam pengembangan model sesuai dengan tahapan penelitian yang telah dimodifikasi oleh peneliti yaitu: Research and information collecting, Planning, Develop preliminary form of product, Validasi ahli, Validasi lapangan melalui praktisi secara terbatas, revisi, produk final. Berdasarkan validasi ahli diperoleh rerata 3,56 dan praktisi diperoleh rata-rata 3,62 sehingga setiap komponen model dapat dikatakan bahwa model layak digunakan berdasarkan rentang nilai yang telah ditentukan dari skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi aras kelayakan
ABSTRACT Mukhlishin. NPM 942014047. 2016. Pengembangan model manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkan kompetensi guru. Program Magister Pendidikan UKSW Salatiga Pembimbing Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. Keywords: Teacher’s Group Work Management Model, Teachers Profesional Competence Management determines the successful of an organization, as a forum for fostering profesional of teachers KKG (Teacher’s Group Work) Hasanudin has not contribute significantly toward the improvement of teachers professional competence related to that problem then this research is aims to: (a) what is the KKG management models (b) how to develop the KKG’s management models (c) the feasibility of KKG’s management models to improve the teacher’s competency. This study is focused on the caretakers and the members of Hasanudin’s KKG. This is a research development study of KKG’s management model. This study used R & D research stages. The preparation stage in model development are based on research stage which have been modifed by the researcher. Thoose stage include research and information collecting, planning, preliminary product form, validation expert, field validation trough limited practitioners, revision, and finaly product. Based on the expert validation, the mean of the researh is 3.56 and 3.62 for the average of practitioners so each of the components can be used based on the predetermined value ranges from the highest score minus the lowest score divided by the eligibility cedar.
Pendahuluan Pendidikan
merupakan
salah
satu
sarana
untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai dasar pembangunan di Indonesia. Pendidik merupakan ujung tombak dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, sebagai guru harus memiliki: (i) kualifikasi akademik minimum S1/D-IV; (ii) kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional; dan (iii) sertifikat pendidik agar guru dapat memiliki kompetensi sebagai pembaharu dalam
pembelajaran
sebagaimana
yang
diamanatkan
pada
undang-undang tersebut di atas, sebagai guru harus senantiasa meningkatkan kompetensinya secara terus menerus melalui berbagai upaya antara lain melalui pelatihan, kegiatan karya tulis ilmiah. (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen) Pertemuan di kelompok kerja dan musyawarah kerja yang terdiri dari: Kelompok Kerja Guru (KKG) Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Pengawas (KKPS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja kepala Sekolah (MKKS), dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS). Michael, dkk (2007) Group work cannot solve this problem entirely, but it can certainly help. Kelompok kerja diharapkan dapat terbentuk pada masing-masing kelompok kerja dan musyawarah kerja, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja KKG, KKKS dan KKPS. Hakanen (2005) The teaching profession is known for having many job demands. Menurut Kunandar (2007:47) Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni (1) menuntut adanya
keterampilan
berdasarkan
konsep
dan
teori
ilmu
pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya;
(3) menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya;
(5)
memungkinkan
perkembangan
sejalan
dengan dinamika kehidupan. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
keterampilan
lebih
baik,
dan
menunjukkan
pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan
apa
yang
mereka
ketahui
dan
mampu
melakukannya.(Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1) Uji
Kompetensi
Guru
(UKG)
Kabupaten
Grobogan
dilaksanakan pada bulan November 2015, walaupun Kemdikbud mengatakan
bahwa
UKG
dimaksudkan
untuk
pemetaan
kompetensi guru di wilayah Indonesia tetapi guru-guru di Gugus Hasanudin tentunya telah mempersiapkan diri dalam mengahadapi UKG tersebut, baik secara fisik maupun mental yaitu dengan menjaga kesehatan, istirahat, memahami kisi-kisi dan belajar mencari materi melalui buku maupun internet. Usaha yang dilakukan guru-guru sudah maksimal, tetapi hasil tes kurang optimal masih banyak guru yang mendapat nilai dibawah standar yang ditetapkan oleh kemdikbud yaitu 5,5, untuk itu profesi guru haruslah menjadi catatan penting bagi pendidik untuk selalu meningkatkan keprofesionalannya, hal ini juga menjadi tugas rumah tersendiri bagi KKG Gugus Hasanudin untuk berperan aktif dalam
membantu
keprofesionalannya.
guru-guru
dalam
meningkatkan
Beberapa faktor yang mempengaruhi profe-sionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu faktor internal yaitu minat, motivasi,
kemauan
guru
untuk
menambah
wawasan
dan
pengetahuan, faktor eksternal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana dan prasarana. Oleh karna itu perlu adanya sistem pembinaan yang menjamin adanya dukungan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu upaya yang ditempuh untuk mengembangkan profesi guru adalah pembentukan gugus sekolah. Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI No 0487 Tahun 1982 tentang Sekolah Dasar, dan Keputusan Dirjen dikdasmen No. 079/C/Kep/I/1993,
Tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Sistem
Pembinaan Profesional Guru, bahwa strategi pembinaan dan peningkatan profesional guru sekolah dasar adalah pembentukan gugus sekolah, diantaranya melalui kelompok kerja guru (KKG). Penelitian yang dilakukan Jadmoko tahun 2014 dalam penelitiannya pendidikan
yang pada
berjudul Gugus
“Strategi
Jayabaya
peningkatan
Kecamatan
mutu
Gemawang
Kabupaten Temanggung” menyimpulkan bahwa kelompok kerja yang terdiri dari beberapa sekolah dasar yang bertujuan untuk memperlancar upaya meningkatan kemampuan profesional para guru SD dalam usahanya meningkatkan mutu proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa dengan mendayagunakan segala sumber
daya
dan
potensi
yang
dimiliki
sekolah,
tenaga
kependidikan dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan Guntoro tahun 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Model implementasi lesson study berbasis musyawarah guru MGMP mapel Biologi SMA di Kabupaten Pemalang” menyatakan bahwa program yang seringkali dirancang seringkali tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan dalam implementasi atau pelaksanaan tidak lepas dari dari hambatan dan kendala dilapangan. Dari beberapa hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa manajemen kelompok kerja guru sebagai wadah pembinaan keprofesionalan
guru
belum
memberikan
konstribusi
yang
signifikan terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja guru, perencanaan yang belum tersusun dengan baik, tidak semua peserta KKG mengetahui jadwal kegiatan, pengorganisasian yang belum mampu berfungsi sesuai tugas pokok dan fungsinya, pelaksanaan kegiatan yang belum berjalan secara efektif dan efisien
dikarnakan
jadwal
yang
sudah
terencana
dalam
pelaksanaannya sering bersamaan dengan kegiatan dinas, evalasi yang belum dapat mempengaruhi kegiatan kelompok kerja guru di Gugus Hasanudin, sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengembangan Model Manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk meningkatan Kompetensi Profesional Guru terutama di Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang a. Bagimana memperoleh gambaran model manajemen b. Bagaimana mengembangkan model manajemen c. Bagaimana menguji kelayakan model manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah sikap dan perilaku
guru
sekolah
dasar
dalam
upaya
meningkatkan
kompetensinya untuk menjadi guru profesional, yang kemudian difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi profesional guru? 2. Bagaimana mengembangkan model manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi profesional guru?
3. Bagaimanakah menguji kelayakan model manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Berdasarkan
rumusan
masalah
diatas
maka
tujuan
Penelitian adalah sebagai berikut: a) Memperoleh gambaran manajemen KKG Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati selama ini dilaksanakan. (b) Mengembangkan model manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. (c) Menguji kelayakan model manajemen KKG di Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati. Manfaat Penelitian ini antara lain; (a) Manfaat Teoritis yaitu menambah kajian di bidang manajemen pendidikan khususnya tentang pengembangan model KKG. (b) Manfaat Praktis yaitu menjadi pedoman bagi pengurus dan anggota KKG di Gugus Hasanudin untuk meningkatkan peran kegiatan yang mengarah pada upaya peningkatan profesionalis guru. Kajian Teori Pengertian Model Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang definisi model, seperti yang dikemukakan oleh Stockburger (1998:2) “a model is a representation containing the essential structure of some object or event in the real world. The representation may take two major forms: (1) Phisical, as in a model airplane or architect’s model of a building or (2) Symbolyc, as in a natural language, a computer program, or a set of mathematical equations”. Arti dari definisi tersebut adalah bahwa model merupakan sebuah representasi yang mengandung struktur pokok dari suatu obyek atau kejadian di dunia nyata. Representasi itu dapat berupa: (1) Fisik seperti model pesawat terbang atau bangunan atau (2) Simbolis seperti program komputer dan persamaan matematis. Pendapat yang hampir sama
dikemukakan oleh Law & Kelton (2000:5) yang memaparkan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem sesungguhnya. Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:75). Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya. (Simamarta, 1983: ix – xii) Pengertian manajemen Menurut (Usman, 2014: 5-6). Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere (melakukan). Kata-kata yang digabung menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya, management diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi manajemen (Pengelolaan). Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah yang meliputi: perencanaan program sekolah,
pelaksanaan
program
sekolah,
pengawasan/evaluasi,
sekolah, dan
kepemimpinan
sistem
informasi
2008:16)
Manejemen
sekolah/madrasah. Menurut
Terry
dalam
(Mulyono,
merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakantindakan: perencanaan, pengorganisasian, yang dilakukan untuk menentukan
serta
mencapai
sasaran-sasaran
yang
telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain Dengan perkataan lain manajemen merupakan kegiatan seorang pimpinan untuk (1) melakukan perencanaan terhadap tindakan-tindakan yang akan dilakukan, (2) mengorganisasi sumber daya manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang direncanakan,
(3)
mengarahkan
orang-orang
sesuai
dengan
pekerjaanya dan (4) mengawasi pelaksanaannya. Pengertian Kelompok Kerja Guru (KKG) Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan mutu profesionalisme guru. Langkahlangkah yang diambil melalui Surat Keputusan Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 079/C/K/1/93 menjelaskan bahwa KKG sebagai salah satu sistem pembinaan profesional guru yang dibentuk
oleh
pemerintah
terutama
untuk
meningkatkan
kemampuan profesional dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran disekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat Gugus atau Kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dan beberapa sekolah. KKG merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dan beberapa sekolah. (Depdiknas 2008) Sedangkan Kelompok Kerja Guru (KKG) menurut Direktorat Profesi Pendidik (2010) adalah: “Wadah kegiatan
profesional bagi
guru SD/MI/SDLB di tingkat Kecamatan yang terdiri dari sejumlah guru dan sejumlah sekolah” Setiyati (2013) Sebagai seorang pendidik, kita mengetahui bahwa
profesionalisme
seorang
guru
bukanlah
pada
kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh karena itu, tugas professional guru adalah menjadikan pelajaran yang belum menarik menjadi menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tidak berarti menjadi bermakna. Jika kondisi tersebut dapat dilaksanakan oleh guru yaitu siswa secara suka rela mempelajari lebih lanjut karena adanya kebutuhan dan belajar bukan hanya sekedar kewajiban maka guru sebagai pengajar dapat dikatakan berhasil. Pada pembelajaran tematik guru masih belum mampu melaksanakan dengan baik, artinya bahwa pada dasarnya peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, tiga berada pada rentangan usia dini. Penelitian yang dilakukan oleh Ghani pada tahun 2014 tentang
Pelaksanaan
Kegiatan
Kelompok
Kerja
Guru
PAI
Kecamatan Payaraman oleh mengenai peran kelompok kerja guru (KKG) pendidikan Agama islam dalam meningkatan kompetensi Pedagogik guru di sekolah dasar negeri Gugus kecamatan payaraman Kabupaten ogan ilir: (1) Penyusunan program kegiatan KKG, selain disesuaikan dengan kebutuhan guru dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,juga perlu dipikirkan terobosan-terobosan dan kerja sama dengan masyarakat, sejalan dengan peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah, (2) Adanya kecenderungan proses pembelajaran KKG yang pasif dan kurang menarik dapat ditempuh KKG dengan Sistem Gugus Terpadu secara berkala/insidental, (3) Pihak Gugus Sekolah perlu memikirkan upaya-upaya untuk mengaktifkan guru-guru dalam kegiatan KKG agar tepat waktu diantaranya dengan memberikan sertifikat KKG, (4) Para pemandu bidang studi/tutor dalam melakukan tugasnya perlu diimbangi
dengan kemampuannya berkolaborasi dengan media dan metode pembelajaran, (5) Selain tutorial bermedia. proses interaksi dapat dioptimalkan dengan mengadakan evaluasi secara sistematis oleh Gugus Sekolah yang kemudian berupaya untuk memperbaiki berbagai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan KKG, (6) Untuk menghilangkan kemonotonan di Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir perlu sekali-sekali melakukan kerjasama dengan pihak ketiga seperti pelaksanaan workshop yang bekerjasama dengan LPMP Provinsi Sumatera Selatan atau Unsri atau Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa: Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Payaraman sudah terlaksana dengan baik. Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum penyusunan progam KKG harus mengetahui jenis kebutuhan guru yang selama ini belum banyak dikuasai oleh kebanyakan guru. Metode penelitian Jenis penelitian ini menggunanakan penelitian pengembangan (Research and Development/R&D) yaitu sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Hasil
penelitian
pengembangan
tidak
hanya
pengembangan sebuah produk yang sudah ada tetapi untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Sukmadinata, (2010: 164-165) penelitian R & D Suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda, perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain. Penelitian Borg & Gall dalam (Sukmadinata, 2010: 169-170) mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan modul, yaitu: (1) Research and information collecting, (2) Planning,
(3) Develop
preliminary form of product, (4) Operational field, (5) Main product revision, (6) testing, (6) final product revision, (7) Operational product revision, (8) Operational field testing, (9) Final product revision, (10) Dissemination and implementation. Peneliti memodifikasi langkah penelitian R & D menjadi delapan langkah yaitu: (1) Research and information collecting pada tahapan ini peneliti melakukan studi literasi atau memahami tentang
kondisi
dan
manajemen
KKG
Gugus
Hasanudin
Kecamatan Kedungjati, (2) Planning pada tahapan ini peneliti menyusun rencana penelitian, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah- langkah penelitian, (3) Develop preliminary form of product, pada tahapan ini peneliti mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan dan menyiapkan pedoman, (4) Validasi ahli, pada tahapan ini produk yang dihasilkan diujikan kepada para ahli atau pakar di bidang manajemen, (5) Revisi produk, pada tahapan ini peneliti
melakukan
perbaikan
terhadap
produk
awal
yang
dihasilkan, berdasarkan hasil validasi dari para ahli atau pakar di bidang manajemen dan ahli praktisi oleh pengurus KKG dan peserta KKG, (6) Validasi lapangan
melalui
praktisi
secara
terbatas, pada tahapan ini produk yang telah direvisi kemudian divalidasi oleh praktisi dengan melibatkan khalayak terbatas yaitu
pengurus dan peserta KKG yaitu guru di gugus Hasanudin Kecamatan
Kedungjati, (7) Revisi, pada tahapan revisi ini peneliti
melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap
hasil uji coba
lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional, (8) Produk final, pada tahapan ini peneliti telah membuat atau menghasilkan produk akhir berupa model manajemen KKG Hasil Penelitian Produk
final
atau
produk
akhir
berupa
model
yang
didapatkan setelah draf model manajemen KKG ini telah direvisi berdasarkan kritik dan saran dari validator. Meskipun sudah merupakan model final, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima masukan kritik dan saran dari pihak-pihak di luar tim validator tadi sehingga model ini menjadi lebih baik lagi. Produk final terdiri dari pendahuluan, rasional model, spesifikasi model, gambar model, persyratan pokok model, deskrisi model manajemen KKGP, moditoring dan evaluasi, pengarsipan dan pelaporan dan kegiatan pasca KKG. Pembahasan Kelompok kerja guru saat ini di gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati merupakan organisasi profesi sebagai wadah untuk menghimpun dan membina guru-guru untuk mewujudkan guru yag profesional sesuai dengan tugas yang diembannya, manajemen KKG yang tidak berjalan dengan baik, menjadikan terhambatnya kegiatan yang sangat penting ini, karna pentingnya profesionalisme bagi guru untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Sebagai pengurus KKG perlu melakukan proses perencanaan sebagai pedoman bagi pelaksanaan KKG, dengan mengacu pada
pedoman KKG diharapkan akan terimplikasi pada pelaksanaan kegiatan KKG. Buku pedoman disusun beisi tentang latar belakang yang mengungkapkan pentingnya kegiatan KKG dilaksanakan bagi pengurus, narasumber, peserta. Pemilihan narasumber merupakan bagian yang penting dalam
menyampaikan
materi
KKG.
Kualitas
kegiatan
KKG
dipengaruhi oleh kelancaran pengurus, kualitas narasumber. Pengalaman kedalaman memahami materi, cara penyampaian, kemampuan
komunikasi
narasumber
dapat
mempengaruhi
peserta KKG dalam menerima materi yang disampaikan. Pengurus
KKG
merupakan
faktor
kunci
keberhasilan
pelaksanaan kegiatan KKG. Tanpa adanya pengurus KKG yang mampu memberikan pelayanan kegiatan secara baik. Prosedur bagi pengurus perlu dituliskan dalam pedoman KKG. Melalui prosedur tersebut pihak pengurus akan melakukan proses perencanaan dan pelaksanaan secara baik dan terarah. Tahapan penyusunan dalam pengembangan model sesuai dengan tahapan penelitian yang telah dimodifikasi oleh peneliti yaitu: Research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, validasi ahli, validasi lapangan melalui praktisi secara terbatas, revisi, produk final. Penyusunan draft produk yang diajukan kepada tim ahli mengalami beberapa kali revisi dari tim ahli, diantaranya mengenai spesifikasi draft produk, antara model, modul dan panduan, setelah mendapat arahan dan saran dari tim ahli dan dosen pembimbing maka peneliti menentukan draf produk berupa model manajemen dengan judul “model manajemen KKGP”. Setelah draft produk maka peneliti mengajukan angket atau instrumen kepada tim ahli untuk menilai atau memvalidasi hasil produk tersebut.
Hasil validasi ahli oleh Prof. Dr. Slameto, M.Pd. dan Dr. Wasitohadi, M.Pd diperoleh rata-rata setiap aspek dan komponen yaitu: aspek pendahuluan dengan rata-rata 3,50, perencanaan 3,46, pengorganisasian 3,42, pelaksanaan 4,00, monitoring dan evaluasi 3,50, kegiatan pasca KKG 3,50 kemudian semua aspek dirata-rata diperoleh rerata 3,56 , sehingga setiap komponen model dapat dikatakan bahwa model layak digunakan. Sedangkan hasil validasi praktisi oleh pengurus KKG dan peserta KKG diperoleh rata-rata setiap aspek dan komponen yaitu: aspek pendahuluan dengan rata-rata 3,44, perencanaan 4,00, pengorganisasian 3,44, pelaksanaan 4,00, monitoring dan evaluasi 3,58, kegiatan pasca KKG 3,50 kemudian semua aspek dirata-rata diperoleh rerata 3,62, sehingga setiap komponen model dapat dikatakan bahwa model layak digunakan. Penelitian Jadmoko pada tahun 2014 yang berjudul strategi peningkatan mutu pendidikan menyatakan bahwa kelompok kerja guru yang terdiri dari beberapa sekolah dasar yang bertujuan untuk memperlancar upaya meningkatan kemampuan profesional para guru SD dalam usahanya meningkatkan mutu proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa dengan mendayagunakan segala sumber
daya
dan
potensi
yang
dimiliki
sekolah,
tenaga
kependidikan dan masyarakat sekitarnya. Simpulan Kelompok
kerja
guru
merupakan
wadah
pembinaan
profesionalisme bagi guru-guru Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati namun saat ini KKG tidak berjalan dengan efektif, peserta KKG mengikuti kegiatan ada kecenderungan keterpaksaan, lantaran takut dengan kepala sekolah atau pengawas, bukan dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya wawasan dan
pengetahuan guna meningkatkan kompetensinya. Perencanaan KKG gugus Hasanudin diantaranya menyusun jadwal kegiatan, sampai pelaporan, tetapi dalam perencanaan selalu berubah dikarnakan bersamaan dengan kegiatan dinas, pengorganisasian tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi-fungsi, hanya beberapa pengurus yang aktif, pelaksanaan KKG sering bersamaan dengan kegiatan dinas lainnya, komitmennya pengurus masih rendah, terbatasnya narasumber yang berkompeten, materi yang cukup banyak dan membosankan, evaluasi terhadap kegiatan KKG namun evaluasi belum mampu mempengaruhi peserta KKG secara signifikan. Pengembangan
model
manajemen
KKG
menggunakan
langkah-langkah penelitian R & D, tahapan penyusunan dalam pengembangan model sesuai dengan tahapan penelitian yang telah dimodifikasi oleh peneliti yaitu: Research and information collecting, Planning, Develop preliminary form of product, Validasi ahli, Validasi lapangan melalui praktisi secara terbatas, revisi, produk final. Hasil pengembangan
terdiri
dari
pendahuluan,
rasional
model,
spesifikasi model, gambar model, persyratan pokok model, deskrisi model manajemen KKGP, monitoring dan evaluasi, pengarsipan dan pelaporan dan kegiatan pasca KKG. Berdasarkan validasi ahli diperoleh rerata 3,56 dan praktisi diperoleh rata-rata 3,62 sehingga setiap komponen model dapat dikatakan bahwa model layak digunakan berdasarkan rentang nilai yang telah ditentukan dari skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi aras kelayakan.
Saran Bagi kelompok kerja guru agar menggunakan model manajemen KKGP dengan baik, maka disarankan: 1. Penyelenggara minimal melakukan prosedur kerja sesuai dengan yang tercantum dalam pedoman pelaksanaan diantaranya melakukan
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
evaluasi dan monitoring. 2. Perlu melakukan pemilian narasumber yang kompeten sesuai dengan materi. 3. Diakhir kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga terlihat ketercapian kegiatan KKG dan kekurangankekurangan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan. Komitmen pengurus dan peserta KKG yang harus dilandasi dengan motivasi yang tinggi akan pentingnya wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kompetensinya. Daftar Pustaka Abdul Gani, 2012. Peran kelompok kerja guru (KKG) pendidikan agama islam dalam meningkatan kompetensi paedagogik guru di sekolah dasar negeri Gugus Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/conciencia/article/download /86/73 diakses pada tanggal 13 Januari Tahun 2016 Departemen P dan K, 1984. Model-model mengajar Depdikbud, 1994/1995. Peran dan fungsi pusat pembinaan Profesional guru (PKG) dalam sistem pembinaan Profesional Guru, Jakarta: Depdikbud Depdiknas, 2008. Petunjuk Pelaksanaan KKG dan MGMP, Jakarta: Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan departemen Pendidikan Nasional
Endah Setiyati, 2013.Peningkatan kemampuan mem-buat RPP dan menerapkan Pembelajaran dengan pendekatan tematik melalui Pembinaan akademik lewat pemberdayaan kkg Bagi guru sd .di akses pada tanggal 13 Januari 2016) Jari J. Hakanen, 2005 Burnout And Work Engagement Among Teachers http://www.beanmanaged.com/ doc/pdf/arnoldbakker /articles/articlesarnold_bakker_134.pdf di akses pada tanggal 12 Januari 2016 Michael H, 2007. Group Work, Interlanguage Talk, and Second Language Acquisition http://citeseerx .ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.498.6985&rep= rep1&type=pdf di akses pada tanggal 12 Januari 2016 Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Permen PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Simarmata (1983: ix-xii), definition of models. Sukmadinata, Nana Syodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya Stockburger M, Gomez-Doblas JJ, Lamas G, Alzueta J, FernandezLozano I, Cobo E, et al. Preventing ventricular dysfunction in pacemaker patients without advanced heart failure: results from a multicentre international randomized trial (PREVENTHF). Eur J Heart Fail. 2011;13(6):63341.http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/article/vie w File/5142/3234 di akses pada tanggal 12 Januari Tahun 2016 UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Usman, Husaini. 2012. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara