PENGEMBANGAN MODEL DINAMIKA DAN PROYEKSI EKSPOR INDONESIA KE BEBERAPA NEGARA MITRA DAGANG UTAMA Mohammad Abdul Mukhyi Asep Juarna Achmad Benny Mutiara Q.N.
Abstract The phenomenon that Indonesia can not continue to rely on foreign exchange earnings from oil and gas sector and labor (workers and migrant workers) due to the multiplier effect that occurs relatively small and too small in creating foreign exchange. Indonesia as an agricultural country rich in natural resources and is not optimal use peluan market potential for development as a major factor of foreign exchange as well as improving the welfare of society in general and farmers in particular. Similarly, in the nonoil sector development is one of the key strategies to spur economic growth in the future, is still considered to have the opportunity to be developed and exported, because Indonesia is actually wealthy and a wide variety of non-oil and gas sectors that has not been used optimally. This research is to develop a modeling approach for non-oil exports (the main export sector) and game theory simulation variable changes affecting non-oil exports to the countries of Indonesia's main export. The main indicators of research output comprises an integrated export projection model with dynamic modeling approach, the results of this study can be used by governments as an input in the formulation of export targets (planning), the formulation of policies to boost exports and anticipatory policy dynamics of Indonesian exports and dynamics of the world economy. The main contribution of the GDP of Indonesia contributed the largest nonoil sector is the manufacturing sector, which is in line with the existing data in the field, which is further supported by the main factors forming the dynamic model is agriculture, industry, and trade and excavation pertambagan, hotels and restaurants. Dynamic models of non-oil exports have accounted for factors affecting internal and external exports of Indonesia, and has been found supporting factors (domestic and foreign investment, inflation, and oil prices). Keywords: export, dynamics models, projections, CGE. Pendahuluan Berdasarkan teori Ekonomi, perdagangan (ekspor dan impor) merupakan salah satu kunci dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, disamping konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah (Todaro, 1997). Kinerja makro ekonomi Indonesia sebenarnya sangat baik hal ini dapat dilihat dari laporan Berita Resmi Statistik No. 73/11/Th. XV, 5 November 2012, bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan III-
Mohammad Abdul Mukhyi, Asep Juarna, dan Achmad Benny Mutiara Q.N.
Pengembangan Model Dinamika dan Proyeksi Ekspor Indonesia ke Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
2012 meningkat sebesar 3,21 persen terhadap triwulan II-2012 (q-to-q). Seluruh sektor perekonomian Indonesia pada triwulan III-2012 mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), pertumbuhan terbesar terjadi pada Sektor Pertanian sebesar 6,15 persen, terutama karena terjadinya pertumbuhan yang cukup tinggi pada Subsektor Perkebunan sebesar 23,43 persen. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 4,20 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 3,99 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 3,97 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 2,21 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 1,81 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran tumbuh 1,79 persen, dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh 1,04 persen, selanjutnya Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 0,11 persen. PDB triwulan III-2012 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim) tumbuh 6,17 persen (y-on-y) terutama dipengaruhi oleh kenaikan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh 10,48 persen. Selanjutnya Sektor Konstruksi tumbuh 7,98 persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan tumbuh 7,41 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran tumbuh 6,91 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 6,36 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh 5,56 persen, Sektor Pertanian tumbuh 4,80 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 4,44 persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian minus 0,09 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia semenjak masa krisis pada tahun 1998 lebih banyak didorong oleh sektor Jasa (non tradable) yang meliputi sektor Jasa Konstruksi, Finansial, Transportasi dan Komunikasi, Perdagangan, Hotel dan Restoran dan jasa-jasa lainnya yang tumbuh 6 persen per tahun. Dan ini belum mampu mendorong pertumbuhan dan perluasan kesempatan kerja baru. Kejadian pada tahun 1998 yang diawali dari krisis ekonomi internasional, juga mempengaruhi perekonomian negara-negara lain seperti Thailand, Malaysia, Philipina, dan Indonesia. Dinamika perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan iklim investasi, infrastruktur, produktivitas dan daya saing (sisi penawaran) dalam negeri (Bank Indonesia, OEI). Untuk itu kejadian perekonomian dunia akan berdampak positif dan atau negatif terhadap perekonomian negara-negara lain, kecuali kalau negara tersebut mempunyai landasan dan tonggak ekonomi yang kuat, kalau tidak maka akan terhempas angin resesi ekonomi dunia. Perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara juga berkaitan dengan corak pergeseran struktur ekonominya. Sedangkan corak pergeseran struktur ekonomi ditentukan oleh perubahan komposisi produksi dan perkembangan serta pertumbuhan sektor industri, atau keseimbangan kedua sektor tersebut. Corak pergeseran struktur ekonomi juga ditentukan oleh perbedaan faktor waktu dan ketepatan di mana pergeseran struktur 651
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 10 No. 1 April 2013
ekonomi berlangsung. Dengan demikian, terlihat adanya hubungan yang relatif erat antara pergeseran struktur ekonomi dengan corak perdagangan suatu negara.(Sarwedi, 2010). Dalam rangka memperkuat daya saing global, pembangunan sektor Perdagangan perlu diarahkan untuk menciptakan sistem perdagangan dalam negeri yang kuat dan efisien yang terintegrasi dengan pasar global yang mampu meningkatkan daya saing produk nasional yang berkualitas internasional pada era perdagangan global. Untuk itu, cita-cita yang ingin dicapai baik dalam jangka menengah dan jangka panjang adalah mewujudkan visi yang memberikan arahan membangun sektor Perdagangan yang mampu menjawab tantangan globalisasi ekonomi serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan lingkungan yang cepat. Fokus dari strategi pembangunan industri dan perdagangan di masa depan adalah membangun daya saing yang berkelanjutan di pasar global. Nilai ekspor Indonesia Oktober 2012 mencapai US$15,67 miliar atau mengalami penurunan sebesar 1,45 persen dibanding ekspor September 2012. Sementara bila dibanding Oktober 2011 mengalami penurunan sebesar 7,61 persen. Ekspor nonmigas Oktober 2012 mencapai US$12,68 miliar, turun 3,42 persen dibanding September 2012, sementara bila dibanding ekspor Oktober 2011 turun 8,75 persen. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2012 mencapai US$158,66 miliar atau turun 6,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2011, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$127,03 miliar atau turun 5,70 persen. Penurunan ekspor nonmigas terbesar Oktober 2012 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$519,2 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$254,2 juta. (Berita Resmi Statistik No. 77/12/Th. XV, 3 Desember 2012) Meningkatkan ekspor non-migas dan mewujudkan Indonesia menjadi negara pemasok produk berkualitas dan bernilai tambah tinggi, maka sasaran kuantitatif pembangunan sektor perdagangan yang dicetuskan oleh Departemen Perdagangan dan Industri tahun 2005 sampai 2009 seperti nampak dalam Tabel 1 di bawah ini. Sasaran kuantitatif ini dapat dicapai bilamana ada kebijakan dalam peningkatan ekspor dan upaya antisipatif terhadap dinamika ekonomi dan kebijakan di beberapa negara mitra dagang utama Indonesia di sektor Non Migas. Melalui pengelolaan permintaan (management demand) pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri dengan memanfaatkan secara optimal pengelolaan sumber daya (management resources) yang dimiliki di dalam negeri. Hal ini perlu didukung dengan pengelolaan jaringan (management network) yang efisien dan efektif, pengembangan instrumen perdagangan yang menciptakan iklim usaha kondusif, pengembangan kelembagaan jasa di sektor Perdagangan serta Pembangunan Infrastruktur, baik fisik maupun non fisik yang memadai. Perkembangan ekspor Indonesia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai kurs, tingkat pendapatan per kapita negara mitra 652
Mohammad Abdul Mukhyi, Asep Juarna, dan Achmad Benny Mutiara Q.N.
Pengembangan Model Dinamika dan Proyeksi Ekspor Indonesia ke Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
dagang Indonesia, nilai elastisitas produk, dan sebagainya yang semuanya sangat dinamis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik internal maupun eksternal, atas kondisi demikian maka sangatlah sulit untuk memprediksi secara tepat tingkat permintaan dan penawaran produk. Sampai detik ini model dinamika ulntuk proyeksi ekspor komoditi utama dan non utama di Indonesia masih relatif mendasarkan dan masih menggunakan pendekatan regresi, karena data terus berkembang dan banyak faktor yang bergerak sangat cepat, maka model ini belum banyak dikaji, sehingga dalam penelitian ini akan dikaji model dinamika untuk proyeksi ekspor produk utama Indonesia ke negara mitra dagang utama. Masalahnya adalah bagaimanakah model proyeksi ekspor terbaik yang dapat digunakan dalam menetapkan target jangka pendek maupun jangka panjang, berdasarkan perkembangan ekonomi dan perdagangan yang terjadi di pasar global terutama negara tujuan utama ekspor? 1. Mengukur tingkat kontribusi sektor Non Migas serta produk-produk utama terhadap pendapatan nasional dari tahun 2000 sampai tahun 2011. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia berdasarkan beberapa produk utama dan negara tujuan utama. Model Penelitian dan Metode Analisa Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat eksploratif dengan tujuan mengembangkan dan menjelaskan lebih mendalam berbagai konsep yang terkait dan bersifat expost facto, yaitu menjelaskan apa yang sudah terjadi tanpa penelitian melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variable yang mempengaruhi, dan bersifat kausal, yaitu untuk melihat keterkaitan sebabakibat antara variabel-variabel yang diteliti. Pengambilan datanya dengan menggunakan data sekunder dari berbagai instansi yang berkaitan dengan penulisan ini. Model dinamis adalah salah satu alat analisa yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak jangka pendek dan jangka panjang dari suatu kebijakan. Model dinamis ini digunakan karena ada 3 faktor utama : pertama, dalam memproduksi dan mendistribusikan membutuhkan tenggang waktu, apalagi kaitannya dengan proses dan prosedur serta pengangkutan; kedua, kebijakan tersebut sering mempunyai pengaruh yang lambat terhadap perubahan dan keinginan yang dicapai; dan ketiga, adanya fluktuasi nilai tukar yang akan digunakan dan syarat pembayaran serta pengirimannya. Konsep utama dari sistem dinamis adalah bahwa semua unsur-unsur dalam sistem yang satu sama lain saling berhubungan sampai dengan umpan balik arus (Richardson, 1983). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan makro ekonomi dengan menggunakan 15 variabel, yaitu ekspor non-migas, pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, bahan baku 653
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 10 No. 1 April 2013
dan barang modal, indeks tendensi bisnis, indeks tendensi konsumen, inflasi, indeks upah riil, BBM, investasi PMA, investasi PMDN, kurs USD, IHK, dan indeks produksi bulanan, di mana ekspor non-migas menjadi variabel terikat dan lainnya menjadi variabel bebas. Data yang digunakan dari tahun 2000-2011. Penelitian ini hanya mengkaji dari sektor Penawaran Hasil Produk Indonesia sedangkan untuk sektor Permintaan akan dikaji dalam kajian berikutnya. Data sekunder yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : 1. Data kapasitas industri, harga di pasar domestik, harga bahan bakar minyak dan impor barang modal intermediate yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. 2. Gross Domestic Product (GDP) dari Indonesia dan negara mitra dari International Monetary Funds (IMF). 3. Informasi mengenai kebijakan yang mempengaruhi biaya produksi, distribusi, dan perdagangan, serta informasi mengenai FTA bilateral/regional, berbagai kebijakan yang terkait akses pasar, dan pesaing Indonesia di negara tujuan dari Departemen Perdagangan. Hasil dari model dinamika ini juga menunjukkan model kausal. Model kausal mengasumsikan bahwa variabel yang diramalkan (variabel dependen) terkait dengan variabel lain (variabel independen) dalam model. Dalam bentuknya yang paling sederhana, regresi linear digunakan untuk mencocokkan baris ke data. Baris itu kemudian digunakan untuk meramalkan variabel dependen yang dipilih untuk beberapa nilai dari variabel independen. Model yang digunakan sama dengan model pada regresi linier berganda. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan data yang ada dari tahun 1999 sampai 2011 maka ratarata kontribusi total nilai ekspor terhadap PDB total atas dasar harga konstan adalah 5,78, rata-rata kontribusi total nilai ekspor non migas terhadap PDB total atas dasar harga konstan adalah 4,65 sedangkan ratarata kontribusi total ekspor non migas terhadap PDB non migas total atas dasar harga konstans adalah 5,06. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan harga pasar, berdasarkan harga pasar rata-rata kontribusi total nilai ekspor terhadap PDB total atas dasar harga berlaku adalah 3,07, rata-rata kontribusi total nilai ekpor non migas terhadap PDB total atas dasar harga pasar adalah 2,44 dan rata-rata kontribusi total ekspor non migas terhadap PDB total non migas atas dasar harga pasar adalah 2,71. Perkembangan kontribusi berdasarkan atas dasar harga konstan cenderung mengalami peningkatan seperti nampak pada Gambar 1. Pada Gambar 2 maka besaran kontribusi ekspor non migas terhadap PDB atas dasar harga pasar cenderung mengalami penurunan hal ini disebabkan semakin banyaknya persaingan-persaingan dari negara-negara lain sebagai pesaing produk-produk Indonesia, untuk ini perlu ada 654
Mohammad Abdul Mukhyi, Asep Juarna, dan Achmad Benny Mutiara Q.N.
Pengembangan Model Dinamika dan Proyeksi Ekspor Indonesia ke Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
terobosan dan gagasan untuk mengantisipasi penurunan ini agar tidak berlanjut terus. Sektor yang memiliki kontribusi besar non migas terhadap Produk Domestik Produk Indonesia adalah sektor Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan, Pertambangan Non Nigas, Industri Pengolahan bukan Migas, Perdagangan, Hotel dan Restoran serta jasa-jasa. Tapi yang paling dominan adalah sektor Industri Non Migas yang terdiri dari : 1. makanan, minuman, dan tembakau; 2. tekstil, barang kulit, dan alas kaki; 3. barang kayu dan hasil hutan lainnya; 4. kertas dan barang cetakan; 5. pupuk, kimia, dan barang dari karet; 6. semen dan barang galian bukan logam; 7. logam dasar besi dan baja; 8. alat angkutan, mesin, dan peralatannya; 9. barang lainnya. Berdasarkan nilai R (0,993) maka ada hubungan positif antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini terhadap nilai ekpor produk utama Indonesia, varibel tersebut adalah inflasi, kurs, indeks harga konsumen, upah nominal, indeks produksi, investasi dalam negeri dan investasi luar negeri, jumlah industri dan nilai tambah yang diterima industri. Besarnya nilai kontribusi variabel independen tersebut sebesar 0.986 cukup besar dan sisanya oleh sumbangan variabel diluar yang diduga. Nilai R2 mencerminkan bahwa model mampu menjelaskan 98.6 persen variasi dari penawaran ekspor, sehingga model dapat dikatakan sudah cukup memadahi. Ini diperkuat dengan nilai probabilitas F yang lebih kecil dari tingkat keyakinan 5 persen. Secara umum tidak ada permasalahan terhadap asumsi pelanggaran ekonometrika dalam model tersebut. Dari Tabel 3 maka didapatkanlah model dinamis dari ramalan ekspor produk utama ke negara ekspor utama sebagai berikut. Y = 20.697 + 0.190Pertanian + 0.123Industri + 0.002Investasi 0.025IHK
PMA
+ 0.006Kurs
USD
–
Dengan uji variabel bebas secara parsial, maka semua variabel yang diduga tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai ekspor utama Indonesia, hal ini dikarenakan melihat dari sisi penawaran produk Indonesia ke luar negeri, untuk itu maka perlu dicari nilai permintaan dari produk ekspor Indonesia. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi ekspor Indonesia dan ini yang menjadi dasar untuk memprediksi nilai ekspor yaitu sektor Pertanian, Industri, Investasi Asing (PMA), Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar (kurs USD), dan Indeks Harga Konsumen. Secara uji keseluruhan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh terhadap besaran ekspor Indonesia, hal ini karena semua faktor bersama655
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 10 No. 1 April 2013
sama berinteraksi dalam penentuan ekspor Indonesia. Proyeksi dilakukan untuk memperkirakan jumlah penawaran ekspor komoditas pertanian tahun 2013 dan 2014 setiap kuartalnya. Pengujian reliabilitas model dalam melakukan proyeksi dilakukan dengan pengecekan nilai Theil Inequality. Sepanjang nilainya kurang dari 0,1, model dinilai reliable untuk digunakan dalam proyeksi. Setelah dilakukan pengujian diperoleh nilai Theil Inequality 0,045 yang artinya model sudah reliable untuk forecasting, variabel-variabel independen dalam model diproyeksikan terlebih dahulu. Simpulan dan Saran Simpulan 1. Kontribusi PDB Indonesia dari tahun 2000–2010 disumbangkan oleh sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan dan Perdagangan, Hotel dan Restoran, akan tetapi sumbangan dari sektor Industri Pengolahan disumbangkan oleh Non Migas demikian juga untuk Pertambangan dan Penggalian. 2. Model dinamis yang ditemukan bahwa variabel sektor Pertanian, Industri, Investasi PMA, Nilai Kurs USD dan IHK adalah variabel pembentuk model dinamis peramalan komoditi utama non migas ke negara ekspor utama. Akan tetapi semua variabel yang digunakan untuk membuat model dinamis ini secara bersama-sama mempengaruhi peramalan ekspor komoditi utama ke negara mitra dagang utama, dan diperkirankan sampai tahun 2014 peramalan untuk ekspor komoditi utama masih meningkat. Saran-saran 1. Tingkat proyeksi ke depan penawaran produk utama ke negara utama mengalami kenaikan yang sangat kecil, maka perlu ada kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor lebih besar. 2. Perlu ada pengkajian lagi untuk tahap kedua penelitian skim ini yaitu melanjutkan dengan mengukur tingkat permintaan dari negara-negara ekspor utama Indonesia. ***** Daftar Pustaka Abdurohman dan Rahadian.Zuladin , 2002, Performance of Indonesia’s Key Non Oil Export During The Crisis: Value VS Quantity Movement., Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 4 No. 4, Desember 2002., http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian/Durahman-4.pdf. Amir Hidayat, 2004, Pengaruh Ekspor Pertanian dan Non Pertanian Terhadap
Pendapatan Nasional: Studi Kasus Indonesia Tahun 1981-2003., Economist The Indonesia Economic Intelligence dan Peneliti pada BAPEKKI-Depkeu RI (email:
[email protected]). Tulisan ini telah diterbitkan di Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Departemen Keuangan, Edisi Desember 2004.
656
Mohammad Abdul Mukhyi, Asep Juarna, dan Achmad Benny Mutiara Q.N.
Pengembangan Model Dinamika dan Proyeksi Ekspor Indonesia ke Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
ARTNet, 2007., Working Paper Series No. 32, Februari 2007. Badan Pusat Statistik, 2008., Indikator Ekonomi Makro, Jakarta. www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik, 2012, Berita Resmi Statistik No. 77/12/Th. XV, 3 Desember 2012. Badan Pusat Statistik, 2012, Berita Resmi Statistik No.73/11/Th. XV, 5 November 2012. Bank Indonesia, 2008., Laporan Tahunan Bank Indonesia., Jakarta. www.bi.go.id. Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, 2006., Laporan Pemetaan Ekonomi Sektor Industri Nonmigas, Desember 2006, Jakarta. Damodar Gujarati, 2003, Basic Econometrics, 4/e., West Point Military Academy@2003 Mc.Graw-Hill Higher Education. New York. G Adirinekso, 2000, Dampak Ekspor Sektor Migas dan Nonmigas Terhadap Produk
Nasional Bruto dan Komponennya (Kasus Indonesia Tahun 1970-1996).,
Paper Ekonometrika I, Program Pascasarjana FEUI, Depok. George P. Richardson and Alexander Plugh, 1983,. Introduction to System Dynamics Modelling With Dynamo, Mit Press. http://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme. http://www.imd.ch/research/publications/index.cfm?nav1=true. http://www.imf.org/external/index.htm_World_Economic_outlook(WEO). http://www.irsa.or.id. Michael E Porter., Schwab Klaus and Xavier Sala-I-Martin, 2008, WTO: Developing, Transitioin Economics Caushion Trade Slowdown., www.wto.org. The Global
Competitiveness Report 2007-2008.
Mohammad Sadli,, 2004, Trade and Industrial Policy di Indonesia, Koran Tempo, Edisi 2 Februari 2004, Jakarta. Mudrajat Kuncoro, 2000, Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan., UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Narjoko, Dionisius Ardiyanto dan Atje, Raymond, Promoting Export: Some Lessons
From Indonesia Manufacturing.
Palgrave Macmillan, http://www.palgrave.com/products/title.aspx?PID=274748. Sarwedi, 2010, Analisis Determinasi Perubahan Penawaran Barang Ekspor Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2010. Sritua Arief, 1984, Industri Minyak Bumi dan Ekonomi Indonesia: Suatu Studi Dampak., Publised in Penerbit Universitas Indonesia, Lembaga Studi Pembangunan., Jakarta. Todaro , MP., 1997, Economic Development in The Third World., London: Longman, 6th edition, hal 302. www.Amazon.com. WTO, 2008, World Trade 2007, Prospect for 2008., www.wto.org. www.dprin.go.id.
657
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 10 No. 1 April 2013
Tabel 1 Sasaran Kuantitatif Pembangunan Sektor Perdagangan 2005-2009 No. Sektor Perdagangan 1 Peranan sektor perdagangan terhadap PDB (%) 2 Pertumbuhan sektor perdagangan (%) 3 Pertumbuhan ekspor (%) 4 Pertumbuhan ekspor non migas (%) 5 Pertumbuhan impor (%) 6 Pertumbuhan impor non migas (%) 7 Inflasi umum (%) Sumber : Departemen Perdagangan dan Perindustrian
Target 2006-2011* 15 7,5 – 8,9 13,2-36,5 % 5,5 – 8,7 5.8 – 31,9 % 4,6 – 27,0 % 7–3
Tabel 2 Ringkasan Hubungan dan Kontribusi Variabel Bebas Model R
R Adjusted Square R Square
Change Statistics Std. Error of Durbinthe Estimate R Square F Change df1 df2 Sig. F Watson Change Change
1
.993a
.987
.980
2.88279
.987
157.325
15
32
.000
2
.993b
.987
.981
2.83962
.000
.019
1
32
.891
3
.993c
.987
.981
2.79840
.000
.020
1
33
.889
4
.993d
.987
.982
2.75963
.000
.037
1
34
.849
5
.993e
.987
.982
2.72439
.000
.087
1
35
.770
6
.993f
.987
.983
2.69021
.000
.077
1
36
.782
7
.993g
.986
.983
2.65885
.000
.119
1
37
.732
8
.993h
.986
.984
2.63103
.000
.188
1
38
.667
9
.993i
.986
.984
2.60813
.000
.307
1
39
.583
10
.993j
.986
.984
2.58925
.000
.408
1
40
.526
11
.993k
.986
.984
2.60925
.000
1.651
1
41
.206
1.361
k. Predictors: (Constant), Investasi PMA (12), kurs USD (X13), Industri (X3), IHK, Pertanian (X1) l. Dependent Variable: Expor Non Migas (Y). Sumber : Data hasil olahan statistik
Tabel 3. Uji Simultan Variabel Bebas Model
Sum of Squares
df
Mean Square F
11 Regression
19591.668
5
3918.334
Residual
285.944
42
6.808
Total
19877.612
47
Sig.
575.532 .000k
k. Predictors: (Constant), Investasi PMA (12), kurs USD (X13), Industri (X3), IHK, Pertanian (X1) l. Dependent Variable: Expor Non Migas (Y). Sumber : Data hasil olahan statistik
658
Mohammad Abdul Mukhyi, Asep Juarna, dan Achmad Benny Mutiara Q.N.
Pengembangan Model Dinamika dan Proyeksi Ekspor Indonesia ke Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
Gambar 1 Kontribusi Ekspor Non Migas Terhadap PDB atas Dasar Harga Konstan
Sumber : Data BPS di olah dari tahun 1999 sampai 2011
Gambar 2 Kontribusi Ekspor Non Migas Terhadap PDB atas Dasar Harga Konstan
Sumber : Data BPS di olah dari tahun 1999 sampai 2011
659
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 10 No. 1 April 2013
Gambar 3 Tingkat Ramalan Ekspor Indonesia/2012-2014
Sumber : Data hasil olahan statistik dan ramalan tahun 2012 sampai 20014
660