ANALISIS PROYEKSI EKSPOR PRODUK UTAMA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA INDONESIA
Vicky Louisa Marlan Alamat Email :
[email protected] Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Abstraction
This thesis entitled "Dynamic Modeling Products Exports to Major Trading Partner Countries" to determine Indonesian export projections using RCA and CMS. And to create a model obtained by using the software MATLAB version R2008aThe results showed that by using RCA and CMA that some of Indonesia's main export commodities have high competitiveness in the world it means exports to Indonesia next year to continue to grow. The output from this research is that Indonesia has 3 main exports have a huge influence for Indonesia's export growth. That amounted to 0.019 footwear, textiles for 0.002 and 0.014 amounted shrimpobtained from the dynamic model. Which if the value is less than 0.5 then export hasmengaruh great. While the function of Y total in this study produced a pretty good value at 1.1963 which means that Indonesia has an opportunity to increase exports of other key in promoting economic growth in Indonesia. Keywords: Dynamic Modeling, projected exports, the main export (xi + 91 + Appendix) Bibliography (2000-2011)
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori ekonomi, perdagangan (ekspor dan impor) merupakan salah satu kunci dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, disamping konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah (Todari, 1981). Ekspor Indonesia pada Oktober 2011 mengalami penurunan sebesar 4,21 persen dibanding September 2011 yaitu dari US$17.543,4 juta menjadi US$16.804,2 juta. Bila dibandingkan dengan Oktober 2010, ekspor mengalami peningkatan sebesar 16,70 persen. Penurunan ekspor Oktober 2011 dibanding September 2011 disebabkan oleh menurunnya ekspor migas sebesar 26,30 persen yaitu dari US$3.931,0 juta menjadi US$2.897,0 juta. Sementara, ekspor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 2,17 persen dari US$13.612,4 juta menjadi US$13.907,2 juta. Oleh karena itu guna menetapkan target-target pencapaian ekspor baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang berdasarkan perkembangan ekonomi dan perdagangan yang terjadi dipasar global terutama negara tujuan utama ekspor Indonesia. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian menyusun dan membuat model proyeksi ekspor Indonesia kebeberapa mitra dagang utama dan produk utama.
1.2 TujuanPenelitian Maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menyusun proyeksi ekspor Indonesia berdasarkan beberapa produk utama dan Negara tujuan utama. 2. Untuk mengetahui model pendekatan dinamik untuk menganalisis ekspor non migas utama Indonesia.
2.1 METODE PENELITIAN 2.1.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran a. Variabel Penelitian: Dalam penelitian ini akan menggunakan data sekunder dari berbagai instansi yang berkaitan baik variable yang langsung atau tidak langsung berkaitan dengan penelitian ini. Variabel-variabel
yang diperlukan adalah mengukur daya saing industry dengan berbagai pendekatan dan alat analisis dari nilai produksi. Berikut variabel-variabel yang digunakan: •
Variabel Output (13 produk ekspor utama Indonesia) : 1. Pakaian jadi (apparel). 2. Tembaga (copper). 3. Karet (rubber). 4. Kertas (paper). 5. Plastik (plastic). 6. Alas kaki (footwear). 7. Besi/baja (steel). 8. Kayu (wood). 9. Tekstil (textile). 10. Timah (tin). 11. Udang (shrimp). 12. Kopi (coffee). 13. Coklat (cocoa).
•
Variabel Input 1. Nilai kurs dolar (kurs jual dankurs beli). 2. Nilai tukar riil (USD IDR dan IDR USD). 3. Harga bbm. 4. Total ekspor ke negara mitra (Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Singapura, China, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Australia). 5. Suku bunga libor. 6. Kurs valas. 7. Saham.
3.1 Metode dan Analisis Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.Metode kuantitatif Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk menganalisis daya saing keunggulan komparatif suatu produk dan metode CMS (contant market share) untuk mengetahui faktor/determinan yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor produk Indonesia yang sensitive terhadap lingkungan, digunakan metode pangsa pasar konstan. Pengolahan data dilakukan secara bertahap.Tahap pertama adalah pengelompokan data.Tahap kedua adalah pengolahan data dalam model analisis. Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel 2003, software MATLAB versi R2008a.
3.3.1. Revealed Comparative Advantage (RCA)
Revealed Comparative Advantage digunakan dengan obyektif untuk menganalisis keunggulan komparatif atau daya saing suatu komoditi dalam suatu negara, yang cukup sering digunakan.Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun 1965, yang menganggap bahwa keunggulan komparatif suatu negara direfleksikan atau terungkap dalam ekspornya (Syahresmita dalam Pramudito, 2004). Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya
menunjukkan
keunggulan
komparatif
yang
dimiliki
oleh
suatu
wilayah.Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia. Dengan metode RCA, posisi daya saing dan ekspor produk Indonesia yang sensitive terhadap lingkungan di pasar dunia dapat diketahui.
Indeks
ini
bisa
digunakan untuk mengukur satu jenis produk saja atau sekelompok produk. Dasar pemikiran indeks ini adalah kinerja ekspor suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat daya saing terhadap produk serupa dari negara lain (subtitusi maupun komplementer).
Asumsi yang digunakan adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor tetap tidak berubah Pengertian dari indeks ini adalah bahwa jika pangsa pasar dari satu atau sekelompok komoditi suatu negara di dalam ekspor totalnya lebih besar dibandingkan
Indeks RCAai = (Xai / Xat) / (Wi / Wt) …………………………………………………… 1
nilai ekspor dari komoditi yang sama sebagai suatu persentase dari ekspor total di pasar dunia. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Dimana : Xai adalah nilai ekspor barang i dari negera a Xat adalah nilai ekspor total (barang i dan lainnya) dari negara a. Wi adalah nilai dari ekspor total barang i di pasar dunia. Wt adalah nilai ekspor total di pasar dunia. Nilai indeks RCA adalah antara 0 (nol) dan lebih besar dari 0 (nol). Lebih besar dari satu (1) berarti negera bersangkutan mempunyai keunggulan komparatif atas negara lain. Jika nilai lebih kecil dari satu (1) berarti tingkat daya saingnya sangat buruk, atau negara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif
3.3.2. Constant Market Share (CMS) CMS sebenarnya bukan suatu indikator tapi sebagai suatu metode analisis.
CMS
digunakan untuk mengukur dinamika tingkat daya saing atau keunggulan komparatif dari suatu industri atau negara. Dalam CMS pertumbuhan ekspor dapat diuraikan ke dalam empat efek,
yaitu: (1) efek pertumbuhan standar; (2) efek komposisi komoditas ekspor; (3) efek distribusi pasar dunia; dan (4) efek daya saing.
4.1 PEMBAHASAN 4.1.1 Pertumbuhan Ekspor Indonesia Ekspor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain, ekspor Indonesia terdiri dari ekspor migas dan non migas. yang meliputi ekspor barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi, komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya. Termasuk juga dalam ekspor adalah pembelian langsung atas barang dan jasa di wilayah domestik oleh penduduk negara lain. Secara kuantitatif dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2011.Perkembangan ekspor Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2010 sampai 2011. Pada tahun 2010 peningkatan total ekspor sebesar 157.778 US $. Dibanding tahun sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar 116.510 US $.Dan pada tahun 2011 total ekspor indonesia mengalami peningkatan sebesar 203.525 US $.
Grafik Perkembangan Ekspor Indonesia 250000 200000 150000
Migas
100000
Non Migas
50000
Total Ekspor
0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 1. Perkembangan Ekspor Indonesia Tahun 2000-2011 (dalam US $)
Pertumbuhan nilai ekspor Indonesia pada kurun waktu 2010-2011 dapat disebabkan oleh total ekspor Indonesia yang meningkat, yang didominasi oleh perkembangan ekspor non migas. Pada tahun 2010 total ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar 129.739 US $ di bandingkan tahun sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar 97.492 US $. Dan pada tahun
2011 total ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar 162.047 US $. Itu berarti komoditi non migas Indonesia mempunyai keunggulan di dunia. Setelah di dapatkan y1 s/d y13, maka hasil y tersebut masing-masing dimasukkan kerumus sebagai berikut: Y= 0,073+ (0,35*3.766.240) – (0,09*1.668.290) – (0,014*5.219.380) + (0,009* 2.983.260) – (0,023*76.002.000) + (0,075*6.842.750) – (0,042*68.053.600) + (0,046*1.473.190) – (0,018*3.214.690) – (0,008*1.245.740) – (0,129*-2.268.540) – (0,048*3.779.550) + (0,013*1.395.290) = 1,196330042238727e+19 Berdasarkan perhitungan di atas di dapatkan hasil total Y sebesar 1,196330042238727e+19 (dalam milyar ). Dari 13 produk ekspor indonesia yang memberikan kontribusi terbesar adalah produk Alas kaki, Tekstil dan Udang. Bisa dilihat dari hasil total Y diatas menunjukkan nilai positif yang artinya proyeksi ekspor produk utama indonesia untuk periode tahun berikutnya menghasilkan nilai ekspor yang baik.
5.1 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan yang di dapatkan, hasil total proyeksi yang dirumuskan dalam Y didapatkan hasil sebesar 1,196330042238727e+19 (dalam milyar ). Dari 13 produk ekspor indonesia yang memberikan kontribusi terbesar adalah Alas kaki, Tekstil dan Udang. Bisa dilihat dari hasil diatas menunjukkan nilai positif yang artinya proyeksi ekspor produk utama indonesia untuk periode tahun berikutnya menghasilkan nilai ekspor yang baik.
2. Kurva output target, kurva output hasil simulasi, dan kurva error galat (error) relative keduanya terhadap target dalam persen. Terlihat kedua kurva output sudah mirip, baik dalam bentuknya maupun nilainya (terlihat skala nilainya sama). Kurva galat relatif juga menunjukkan nilai yang kecil, di bawah 9%.
5.1.1 Saran Pemerintah
disarankan
terus
berupaya
meningkatkan
ekspor
produk
utama
Indonesia.Oleh sebab itu sektor perdagangan sebagai saluran utama dalam penerimaan devisa harus dapat mengamankan dan meningkatkan kegiatan ekspor. tentunya harus dipikirkan bagaimana Indonesia tidak terlalu yakin dan banyak mengandalkan pendapatan negara dari sektor migas, karena masih banyak peluang yang belum dimanfaatkan secara optimal diluar migas ini, yang sebetulnya sektor-sektor non migas ini adalah sektor-sektor yang banyak memberikan peluang bagi perekonomian, dan alam telah menyediakan ini semua, tapi masih belum banyak yang dapat digarap.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), Berita Resmi Statistik: Jakarta 2011 Badan Pusat Statistik, 2008., Indikator Ekonomi Makro, Jakarta. www.bps.go.id Bank Indonesia, 2008., Laporan Tahunan Bank Indonesia., Jakarta. www.bi.go.id Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, 2006., Laporan Pemetaan Ekonomi Sektor Industri Nonmigas, Desember 2006, Jakarta. Departemen Perdagangan Indonesia, Revealed Comparatif Advantage (RCA) dan Constant Market Share(CMS), Jakarta. www.kemendag.go.id Dr. Mukhyi, Mohammad Abdul, Dr. Asep Juarna, dan Prof. Dr. Mutiara Achmad Benny, Pengembangan Model Dinamika dan Proyeksi Ekspor Indonesia ke Beberapa Negara Mitra Dagang Utama Indonesia (Hibah Unggulan), Universitas Gunadarma, September 2011 Sadli, Mohammad, 2004, Trade and Industrial Policy di Indonesia, Koran Tempo, Edisi 2 Februari 2004, Jakarta. Tambunan, Tulus. TH., 2001, Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang : Kasus Indonesia., Jakarta, Ghalia Indonesia.