PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REMEDIAL (Remedial Teaching) BERBANTUAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI UNTUK SMA (DEVELOMPMENT A COMPUTER ASSISTED REMEDIAL TEACHING USING CAMTASIA ON OPTICAL GEOMETRI MATERIAL FOR SENIOR HIGH SCHOOL) Binti Azizatul Auwaliyah*, Purbo Suwasono dan Winarto Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah (1) menghasilkan media pembelajaran remedial materi optika geometri (2) validasi media pembelajaran remedial untuk mengetahui tingkat kelayakan media. Prosedur penelitian pengembangan yang digunakan mengadaptasi model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983), langkah-langkah pengembangan yang dilakukan peneliti sampai dengan tahap penyempurnaan produk hasil uji lapangan. Media pembelajaran remedial ini dikemas dalam bentuk VCD. Subjek penelitian dalam penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas XII IPA. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Media ini divalidasi oleh 4 orang validator ahli materi, dan 4 orang validator ahli media. Setelah dianalisis, media ini dinyatakan valid dengan prosentase rata-rata diatas 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa media ini layak digunakan sebagai media pembelajaran remedial. Kata Kunci : Media, Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching), Camtasia, Optika Geometri.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa SMA. Pernyataan ini di dukung dari hasil wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa kelas XI IPA SMA di kabupaten Tulungagung. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi Optika Geometri. Selain karena materi optik yang abstrak, letak materi optik yang terletak di KD 3.9 untuk kelas X menyebabkan materi ini jarang dapat tersampaikan sepenuhnya. Hal ini menyebabkan banyak siswa tidak mampu memahami materi khusunya mengenai konsep dari Optika Geometri dan tidak mampu menuntaskan pembelajaran yang diharapkan Berdasarkan peraturan kurikulum 2013 yang terangkum dalam permendikbud no 69 tahun 2013 telah ditentukan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa menengah atas /madrasah Aliyah. Oleh karena itu, diharapkan setiap siswa mampu menguasai kompetensi dasar secara tuntas. Salah satu indikator ketuntasan siswa adalah tercapainya KKM. Sehingga salah satu konsekuensi pembelajaran tuntas yang harus dilakukan adalah pembelajaran remedial untuk siswa yang belum mampu menguasai kompetensi dasar secara tuntas. Namun pada kenyataannya sedikit guru yang melakukan pembelajaran remedial. Berdasarkan data hasil wawancara dan angket yang dilakukan di salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Tulungagung menunjukkan bahwa guru tidak pernah melaksanakan pembelajaran remedial. Alasan utama guru tidak melaksanakan pembelajaran remedial karena banyaknya materi yang harus disampaikan serta
keterbatasan waktu yang dimiliki guru. Oleh karena itu, diperlukan suatu media pendamping dan atau pengganti guru dalam melaksanakan pembelajaran remedial. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru sebagai alternatif media pembelajaran remedial adalah media pembelajaran berbantuan komputer dengan menggunakan program Camtasia. Media yang dihasilkan oleh program ini adalah media berbentuk audio visual. Dengan adanya pengembangan media pembelajaran ini, diharapkan baik guru atupun siswa akan sama-sama diuntungkan, karena guru tetap dapat melaksanakan pembelajaran remedial dan siswa tetap mendapat pembelajaran remedial. Selain itu, tujuan khusus pengembangan media ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan media melalui uji validasi, serta mengetahui ketertarikan siswa terhadap media melalui uji coba terbatas. METODE Metode penelitian yang digunakan mengadaptasi model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg &Gall, langkah-langkah pengembangan yang dilakukan peneliti hanya sampai pada tahap penyempurnaan produk hasil uji lapangan. Prosedur penelitian pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan media pembelajaran remedial (remedial teaching) berbantuan computer menggunakan program camtasia pada materi optika geometri adalah sebagai berikut; (1) studi pendahuluan yang mencakup survey lapangan dan studi kepustakaan, (2) tahap pengembangan yang berisi penyusunan draft dan rancangan produk kemudian dilanjutkan dengan pengembangan media pembelajaran remedial, (3) tahap evaluasi yang berupa validasi ahli media dan ahli materi, (4) tahap uji coba terbatas dan yang terakhir (5) tahap penyempurnaan produk hasil uji lapangan. Hasil produk pengembangan ini dikemas dalam bentuk DVD yang telah dibuat file autorunnya, sehingga bisa dioperasikan langsung ketika DVD dimasukkan ke dalam laptop. Desain uji coba pengembangan ini melalui dua tahap, pertama pada subjek uji validator ahli media dan ahli materi kemudian yang kedua kepada subjek uji coba siswa. Hasil dari uji coba ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu media. Ahli media dan ahli materi dalam penelitian ini adalah 2 orang dosen Fisika yang berkompeten di bidang pengembangan dan materi pembelajaran , serta 2 orang guru fisika SMA. Sedangkan subjek coba pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas XII IPA yang telah menempuh materi Optika Geometri. Instrument pengambilan data menggunakan teknik wawancara dan angket. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (sugiyono, 2013:194). Selain wawancara, siswa juga diberikan angket untuk melengkapi studi pendahuluan. Pada tahap evaluasi, angket diberikan kepada validator ahli media dan ahli materi untuk menguji kelayakan media yang dikembangkan. Angket juga diberikan kepada pengguna untuk mengetahui daya tarik siswa terhadap media. Jenis data dalam pengembangan ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitaif diperoleh dari hasil angket validasi para ahli, serta angket pengguna. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran ahli media dan ahli materi. Untuk rubrik penilaian pada angket para ahli dan pengguna menggunakan acuan skala Likert seperti pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1 Rubrik Penilaian Menggunakan Acuan Skala Likert Skala Penilaian 1
2
3
4
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Tidak Tepat
Tidak Tepat
Tepat
Sangat Tepat
Sangat Tidak Menarik
Tidak Menarik
Menarik
Sangat Menarik
Sangat Tidak Jelas
Tidak Jelas
Jelas
Sangat Jelas
Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
(diadaptasi dari Sugiyono, 2013:135)
Teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis data prosentatse. Adapaun rumus yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut. βπ₯ π = βπ₯ Γ 100 % 1
Keterangan :
P x x1
= Presentase = Jumlah skor yang diberikan responden = Skor tertinggi x jumlah item x jumlah responden
Dari hasil analisis data, selanjutnya dapat diketahui tingkat validasi produk dengan kriteria interpretasi skor seperti pada tabel 3.2 berikut. Tabel 2 Kriteria Interpretasi Skor Tingkat Presentase (%) Interpretasi 0-40
sangat tidak valid (terlarang digunakan dan harus di ganti)
41-60
Tidak Valid (dapat digunakan dengan revisi sebagian besar)
61-80
Cukup valid (dapat digunakan dengan revisi sebagian)
81-100
Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)
(diadaptasi dari Arikunto)
HASIL Validasi Ahli Media 4
Nilai Rata-rata Validator
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Item No
Gambar 1 : Diagram Rata-rata Hasil Validasi Ahli Media
Setelah dilakukan analisis data hasil valiadasi ahli media, diperoleh prosentase rata-rata sebesar 87.05 % yang berarti media pembelajaran remedial ini masuk dalam kategori layak dan dapat digunakan. Sedangkan hasil validasi ahli materi seperti pada gambar 2. Validasi Ahli Materi 4.5
Rata-Rata Nilai VAlidator
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Item No
Gambar 2: Diagram Rata-rata Hasil Validasi Ahli Materi
Setelah dilakukan analisis data hasil valiadasi ahli media, diperoleh prosentase rata-rata sebesar 87.05 % yang berarti media pembelajaran remedial ini masuk dalam kategori layak dan dapat digunakan. Oleh karena itu, berdasarkan
hasil pengolahan data validasi ahli media dan ahli materi diperoleh data sebagai berikut. Tabel 3 Data Validasi No
Responden
Rata-rata
Kriteria
1
Ahli Media
87.5 %
Sangat Valid
2
Ahli Materi
87.05 %
Sangat Valid
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa media pembelajaran remedial (remedial teaching) berbantuan komputer menggunakan program camtasia pada materi optika geometri untuk SMA memperoleh hasil dari ahli media dan ahli materi dengan prosentase rata-rata di atas 80 % dan termasuk dalam kriteria layak. Uji coba pada ahli media dan ahli materi mendapatkan komentar dan saran bahwa media pembelajaran remedial ini sudah valida, dan layak digunakan setelah melalui tahap revisi. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data uji coba kepada 10 siswa kelas XII diperoleh skor 76.625 % yang menunjukkan bahwa media pembelajaran remedial yang dikembangkan termasuk dalam kategori cukup menarik bagi siswa. Berikut adalah diagram rata-rata hasil uji coba terbatas Hasil Uji Coba Terbatas 4 3.5
Rata-rata Nilai
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Item No
Gambar 3 : Diagram Rata-rata Hasil Uji Coba Terbatas
PEMBAHASAN Media pembelajaran remedial ( Remedial teaching) merupakan produk pengembangan dalam penelitian pengembangan ini. Dilihat dari arti katanya, istilah remedial berasal dari kata remedy (bahasa inggris) yang berarti obat, memperbaiki,
atau menolong. Karena itu, remedial berarti hal-hal yang berhubungan dengan perbaikan (Rusmini dan Mukhtar, 2008:8). Pengajaran remedial (remedial teaching) bertitik tolak dari konsep belajar tuntas (Rusmini dan Mukhtar, 2008:28). Pada intinya, dalam prinsip belajar tuntas atau mastery learning ini , siswa harus mencapai suatu tujuan-tujuan penguasaan tertentu sebelum pindah ke unit pelajaran yang berikutnya. Dengan diterapkannya prinsip belajar tuntas ini, maka tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat dicapai secara optimal. Pembelajaran remedial juga merupakan salah satu model pembelajaran dalam kurikulum 2013 yang harus dilakukan ketika peserta didik belum mampu mencapai ketuntasan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat dismpulkan bahwa pembelajaran remedial harus diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sehingga tidak mampu mencapai ketuntasan belajar. Akan tetapi, dalam kenytaannya banyak guru yang jarang atau bahkan tidak melaksanakan pembelajaran remedial. Banyak faktor yang menyebabkan guru tidak dapat melaksanakan pembelajaran remedial, diantaranya karena banyaknya materi yang harus di sampaikan dengan tenggang waktu yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternative lain untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya yaitu dengan menggunakan suatu media pembelajarn remedial berbantuan computer menggunakan program camtasia. Camtasia memiliki kemampuan untuk merekam suara yang ada dalam layar, termasuk kegiatan di desktop, presentasi powerpoint, narasi suara, dan webcam video (Aripin, 2009:2). Media yang terbentuk dari program camtasia ini berupa media audio visual. Penggunaan media pembelajaran yang memuat komponen audio βvisual (suara dan tampilan) dalam penyampaian materi pembelajaran dapat menarik perhatian siswa untuk belajar Produk pengembangan ini di kemas dalam bentuk DVD yang telah di buat file autorunnya, sehingga dapat di jalankan langsung saat di masukkan ke dalam laptop. Pada media pembelajaran ini dilengkapi dengan berbagai tombol-tombol interaktif sehingga pengguna dapat dengan bebas memilih materi ataupun pilihan yang ingin dipilih. Selain itu, pada setiap tombol disertai dengan nama-nama tombol. Hal ini bertujuan agar pengguna tidak kebingungan saat mengoperasikannya. Pada setiap soal pada latihan soal, diberikan umpan balik langsung saat pengguna mencoba menjawab soal soal yang diberikan. Jika jawaban yang dipilih benar, pengguna bisa melanjutkan ke soal selanjutanya, atau jika masih merasa ragu dengan jawaban yang dimilik, pengguna bisa membuka pembahansan yang telah di sediakan oleh pengembang. Akan tetapi, jika jawaban pengguna salah, maka pengguna bisa mencoba kembali soal tersebut, atau jika pengguna ingin mengetahui pembahasannya, pengguna bisa lansung menuju ke halaman pembahasan. Pada saat pengguna merasa kesulitan saat menjawab soal , pengguna juga bisa membuka kembali materi yang telah disediakan dengan memilih tombol pilihan materi. Dengan adanya penjelasan materi kemudian di sertai dengan latihan soal, pemberian umpan balik dan pembahasan., maka media ini dianggap cukup menarik bagi siswa. Hal ini di dukung dengan hasil angket yang diberikan kepada siswa yang memperoleh prosentase rata-rata sebesar 76. 625 %. selain itu, berdasarkan komentar dari siswa juga menunjukkan bahwa siswa metrasa terbantu dengan adanya media pembelajaran remedial ini. Dengan menggunakan ,media pembelajaran remedial ini mereka merasa lebih mudah memahami materi khususnya materi optika geometri
Materi optika geometri yang mereka anggap sulit dan terkesan abstrak, semakin mudah dipahami dengan menggunakan media pembelajaran remedial berbentuk audio visual. Karena selain mereka dapat melihat ilustrasi dari animasi, mereka juga dapat belajar melalui audio yang di keluarkan. Bentuk media yang mudah dioperasikan serta interaktif juga membantu siswa untuk berinteraksi dengan media, sehingga siswa tidak bosan ataupun mengantuk saat menggunakan media ini. Dari hasil validasi ahli media dan ahli materi, juga diperoleh data bahwa media pembelajaran remedial ini valid dan layak untuk digunakan. Ha ini di dukung dengan prosentase nilai rata-rata yang diberikan oleh ahli media dan ahli mater diatas 80% yang menunjukkan bahwa media ini sudah layak digunakan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil validasi ahli media dan ahli materi serta uji coba pengguna menunjukkan bahwa produk pengembangan ini dalam kategori valid dan layak digunakan setelah melalui tahap revisi Produk hasil pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kekurangan media pembelajaran remedial berbantuan komputer menggunakan program Camtasia materi optika geometri ini adalah (1) terbatas materi optika geometri dan alat optik, (2) di butuhkan computer/ laptop untuk menjalankannya, (3) tidak dilengkapi dengan alat evaluasi. Sedangkan kelebihan media pembelajaran remedial ini adalah (1) media ini dapat di gunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri, (2) dilengkapi dengan contoh soal pembahasan dalam setiap pembahasan materi, (3) dilengkapi 10 soal latihan, (4) disediakan 10 pembahasan dari 10 soal jika penggguna mengalami kesulitan, dan (5) materi yang di sajikan dalam media ini mencakup hukum pemantulan dan pembiasan, lensa tipis, pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung, pembentukan dan sifat bayangan yang dibentuk pada alat optik seperti halnya, mata, kacamata, mikroskop, teropong bumi, teropong bintang, teropong tonil dan teropong newtonian. Beberapa saran berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran remedial menggunakan program Camtasia pada materi Optik Geometri untuk SMA adalah sebagai berikut: (1) produk yang dikembangkan belum dilengkapi dengan penilaian dan hanya terbatas pada latihan soal. Pengembang selanjutnya diharapkan untuk menambah dengan program penilaian sehingga produk yang dihasilkan lebih sempurna, (2) produk yang dikembangakan hanya terbatas materi Optik dan alatalat Optik. Pengembangan selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran remedial berbasis komputer dengan materi lain dan dibuat semenarik mungkin. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi.(tahun terbit tidak dicantumkan), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara. Mukhtar dan Rusmini. 2008.Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta: Nimas Multima Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 69 tahun 2013 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta