Pengembangan Media Pembelajaran .... (Herlina Ayu Ariyanti) 1
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MIBI (MINIATUR BUDAYA INDONESIA) TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD N KEPATIHAN THE DEVELOPMENT LEARNING MEDIA OF MIBI (MINIATUR BUDAYA INDONESIA) IN THE INDAHNYA KEBERSAMAAN THEME FOURTH GRADER OF KEPATIHAN ELEMENTARY SCHOOL Oleh: herlina ayu ariyanti, universitas negeri yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran MIBI yang layak digunakan untuk subtema Keberagaman Budaya Bangsaku tema Indahnya Kebersamaan kelas IV SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan pengembangan atau yang biasa kita sebut R&D (Research and Development) dengan mengikuti prosedur dari Borg and Gall. subjek yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Kepatihan Purworejo. Tahapan penelitian meliputi tahapan pengembangan produk media, tahapan validasi ahli materi dan ahli media, dan tahapan uji coba produk. Tahapan uji coba produk terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap uji coba perorangan dengan jumlah subjek uji coba 7 siswa, tahap uji coba kelompok kecil dengan jumlah subjek uji coba 21 siswa, dan tahap uji coba operasional dengan jumlah subjek uji coba 35 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa media MIBI layak digunakan sebagai media pembelajaran setelah melewati uji validasi tim ahli materi dan tim ahli media, serta melewati uji coba produk. Skor rata-rata yang diperoleh sebagai hasil validasi oleh kedua ahli materi adalah 4, termasuk dalam kategori "Baik". Skor rata-rata yang diperoleh sebagai hasil validasi oleh ahli media adalah 3,75 dan 3,625, termasuk dalam kategori "Baik". Skor rata-rata yang diperoleh sebagai hasil validasi praktisi adalah 3, 75 termasuk kategori "Baik". Hasil uji coba perorangan memperoleh skor rata-rata 3,55. Uji coba kelompok kecil memperoleh skor rata-rata 3,66. Uji coba operasional memperoleh skor 3,77. Ketiga tahapan uji coba produk media yang menggunakan siswa sebagai subjek uji coba menyatakan bahwa media MIBI layak digunakan sebagai media pembelajaran subtema Keberagaman Budaya Bangsaku tema Indahnya Kebersamaan.
Kata kunci: Media MIBI, Tema Indahnya Kebersamaan, Siswa Kelas IV SD. Abstract This research’s goal is to developing the learning media of MIBI (Miniatur Budaya Indonesia) in the Indahnya Kebersamaan theme on 4th elementary school grader. This research is research and development type with following Borg and Gall procedure. The research used 4th grader of Kepatihan Purworejo elementary school as the subject. The research phase is including media product development, media expert and material expert validation, and product tested. The product tested consisted of three phases, individual tested by 7 students, small group tested by 21 students, and operasional tested by 35 students. The data analyzed using qualitative and quantitative descriptive. The research result showed that the MIBI is suitable to be used as learning media after going through validation test from material expert team, media expert team, and product tested. Mean score gotten by the material expert was 4, media expert as the validation result was 3,75 and 3,625, practician expert was 3, 75 which was in "good" category. Individual test got 3,55 mean score, small group tested got 3,66, and operational tested got 3,77. The three phase of developing learning media showed that MIBI is suitable to be used as learning media in Indahnya Kebersamaan theme, subtheme Keragaman Budaya Bangsaku Keyword: MIBI media, Indahnya Kebersamaan theme, 4th grader of elementary school.
PENDAHULUAN
Russel, and Smaldino (1993: 2) mengungkapkan
Media merupakan salah satu komponen
bahwa "media is a channel of communication.
dalam kegiatan pembelajaran. Heinich, Molenda,
Derived from the Latin word meaning "between", the term refers "to anything that carries
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
information between a source and a receiver."
dapat mengasah tingkat keaktifan dan berpikir
Berdasar pandangan tersebut, media adalah salah
siswa secara mandiri.
satu
bentuk
saluran
dimana
Media juga membantu siswa dalam
merupakan sebuah perantara atau dapat diartikan
membentuk sebuah pengalaman belajar. Edgar
sebagai
dapat
Dale (Wina Sanjaya, 2008: 199-200) yang
menyampaikan informasi diantara sumber dan
dikenal dengan kerucut pengalamannya atau
penerima informasi.
lebih dikenal dengan cone of experience
segala
komunikasi,
sesuatu
yang
Gerlach dan Ely (1980: 241) menyatakan
menyatakan bahwa semakin konkret siswa
bahwa "A medium, conceived is any person,
mempelajari
material or event that establishes condition
pengalaman langsung maupun tiruan, maka akan
which enable the learner to acquire knowledge,
semakin
skill, and attitude." Media menurut Gerlach dan
diperoleh siswa.
Ely tersebut di atas dapat berupa orang, bahan,
bahan
banyak
pelajaran
pengalaman
melalui
belajar
yang
Media digunakan sebagai pendukung
atau kegiatan yang dapat menciptakan kondisi
keberlangsungan
yang
memperoleh
sedangkan kegiatan pembelajaran selalu berawal
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan
dari sebuah kurikulum. Aunurrahman (2009: 34)
demikian, sebuah media tidak hanya berkutat
menyatakan
pada wujud sebuah alat, tetapi dapat berupa
sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk
manusia yang dapat dijadikan sumber belajar
membantu proses belajar siswa, yang berisi
atau dapat juga berupa kegiatan yang dapat
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
dijadikan sumber atau pengalaman belajar,
sedemikian
bentuk kegiatan tersebut seperti seminar, diskusi,
mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa
karyawisata, dan lainnya.
yang bersifat internal.
memungkinkan
siswa
Penggunaan media pada tingkat sekolah
kegiatan
instruction
rupa
Kurikulum
pembelajaran,
atau
untuk
selalu
pembelajaran
mendukung
menjadi
dan
dasar
dasar merupakan hal yang penting, mengingat
pelaksanaan pembelajaran di kelas maupun di
bahwa usia siswa sekolah dasar termasuk dalam
luar kelas. Undang-Undang Nomer 20 Tahun
tahapan operasional konkret. Piaget (Rita Eka
2003 Pasal 1 ayat 19 tentang Sistem Pendidikan
Izzaty, dkk. , 2008: 35) berpendapat bahwa tahap
Nasional menyatakan bahwa kurikulum adalah
perkembangan kognitif siswa usia sekolah dasar,
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
yakni 6 sampai 12 tahun merupakan tahap
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
operasional konkret, dimana pada tahapan ini
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
siswa telah dapat membentuk ide berdasarkan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pemikiran yang muncul pada benda atau
pendidikan tertentu.
kejadian logis disekitarnya atau dengan kata lain
Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013
siswa mulai befikir logis terhadap obyek yang
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
konkret, sehingga penyampaian materi akan
SD/MI
lebih efektif jika dibantu oleh sebuah media yang
Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui
menyebutkan
bahwa
"Pelaksanaan
Pengembangan Media .Pembelajaran ... (Herlina Ayu Ariyanti) 3
pembelajaran
dengan
pendekatan
tematik
kelas IV A dan IV B dengan jumlah 20 siswa.
terpadu dari kelas I sampai kelas VI."
Globe, peta, dan atlas digunakan dengan
Pembelajaran yang tematik terpadu adalah
tidak maksimal. Biasanya peta hanya terpajang
pembelajaran terpadu dengan menggunakan
di sudut ruang kelas, dan globe dipajang di atas
tema.
meja guru ataupun di atas lemari. Atlas
Pelajaran-pelajaran
yang
ada
diintegrasikan melalui tema-tema yang telah
digunakan
ditetapkan. Perbedaan pembelajaran tematik
menggambar ulang peta provinsi atau peta
dalam kurikulum 2013 dengan Kurikulum
negara pada buku gambar. Gambar-gambar
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah
keberagaman
dasar yakni pada kurikulum 2013 pembelajaran
dinding-dinding
tematik diterapkan dari kelas I sampai kelas VI,
digunakan guru ketika pembelajaran materi
sedangkan pada KTSP pembelajaran tematik
keragaman sosial budaya adalah berupa beberapa
diterapkan dari kelas I sampai kelas III.
gambar dan daftar nama keberagaman yang ada
Pada kurikulum 2013, di jenjang kelas IV terdapat
empat
yaitu
siswa
budaya
mendapatkan
tugas
hanya
dipajang
Media
yang
kelas.
di
sudah
pada buku paket siswa.
Indahnya
Hasil wawancara di atas, menunjukkan
Kebersamaan, Selalu Berhemat Energi, Peduli
bahwa keterbatasan dan penggunaan media
terhadap
menjadi masalah utama yang harus diperhatikan.
Makhluk
tema,
jika
Hidup,
dan
Berbagai
Pekerjaan. Awal penerapan kurikulum 2013 ini,
Adanya
jenjang kelas di sekolah dasar yang digunakan
mengharapkan guru mampu menggunakan dan
untuk uji coba adalah kelas 1 dan kelas IV. Salah
mengembangkan
satu sub tema yang ada dalam Tema Indahnya
mendukung penyampaian materi keberagaman
Kebersamaan di kelas IV adalah Keberagaman
budaya Indonesia, media yang digunakan harus
Budaya Bangsaku. Keberagaman budaya bangsa
dapat
Indonesia meliputi tarian, alat musik, rumah,
menghafalkan
pakaian, dan senjata tradisional.
kesulitan guru dalam memberikan keseluruhan
Sekolah yang akan dijadikan subjek uji
penerapan
kurikulum
media.
menjawab
baru,
Terlebih
kesulitan
keberagaman
dalam
siswa
dalam
budaya
dan
materi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
coba adalah SD Negeri Kepatihan Purworejo
untuk
yang masih menerapkan KTSP. Berdasarkan
keberagaman
wawancara yang dilakukan tanggal 27 Januari
mengembangkan
2014 dengan dua orang guru yaitu guru kelas IV
mempelajari keberagaman budaya di Indonesia
A dan IV B diperoleh data bahwa media
selain gambar dan daftar namanya.
pembelajaran yang digunakan saat ini sangatlah
mengatasi
keterbatasan
budaya
Mengacu
adalah
media
pada
dengan
khusus
tahapan
media
untuk
operasional
terbatas dan kurang bervariasi. Media yang
konkret, pengalaman belajar, dan sebagai solusi
digunakan antara lain globe, gambar- gambar,
mengatasi
peta, atlas (kumpulan peta), model rangka,
menawarkan adanya pengembangan media baru
model tubuh manusia, dan lainnya. Hal tersebut
yang sesuai dengan tahapan operasional konkret
juga didukung dengan keterangan dari siswa
dan memberikan pengalaman tiruan. Media yang
keterbatasan
media,
peneliti
4
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
ditawarkan Budaya
berupa
media
MIBI
(Miniatur
Indonesia)
yaitu
sebuah
miniatur
kepulauan negara Indonesia lengkap dengan keterangan
ketinggian
daratan,
Indonesia) untuk tema Indahnya Kebersamaan di Kelas IV SD Negeri Kepatihan Purworejo. Waktu dan Tempat Penelitian
kedalaman
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV
perairan, dan kartu keberagaman budaya dari
SD Negeri Kepatihan Purworejo, Kecamatan
masing-masing provinsi di Indonesia, seperti
Purworejo, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa
tarian, alat musik, rumah adat, dan lainnya.
Tengah pada semester II tahun ajaran 2013/2014,
Pengembangan digunakan
untuk
media
ini,
mempelajari
selain tentang
yaitu pada bulan Juni. Subjek dan Objek Penelitian
keberagaman budaya dari masing- masing
Subjek penelitian dalam penelitian ini
provinsi, juga dapat memberikan pengetahuan
adalah siswa kelas IV SD Negeri Kepatihan,
tentang bentang wilayah kepulauan Indonesia
kecamatan Purworejo, kabupaten Purworejo.
dan mengenal letak ibukota provinsi dengan
Jumlah subjek keseluruhan 63 siswa dengan
melihat model mininya. Media ini bersifat 3
perincian subjek uji coba perorangan 7 orang
dimensi, daratan dibuat timbul 3 dimensi dengan
siswa, uji coba kelompok kecil 21 siswa dan uji
pola warna yang sesuai dengan tinggi rendahnya
coba operasional 35 siswa
daratan, kedalaman perairan, batas provinsi dan
Desain Penelitian
kartu keberagaman budaya dari setiap provinsi.
Model penelitian yang digunakan dalam
Media ini dapat dibongkar pasang dan digunakan
Penelitian pengembangan ini adalah menurut
kembali oleh siswa. Penggunaan media inilah
pada prosedur Borg and Gall yang membagi tiga
nantinya yang akan mengembangkan keaktifan
tahapan penelitian, yakni tahapan uji coba
siswa dan pemahaman materi secara discovery
perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji
yaitu siswa menemukan dan membangun sendiri
coba operasional.
pengetahuan yang diperolehnya sesuai dengan
Teknik, Instrumen, dan Jenis Data
tahap
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
perkembangan
intelektual
dan
pengalamannya. Tujuan
penelitian ini adalah angket. Instrumen dalam dari
penelitian
ini
adalah
penelitian ini terdiri dari instrumen kelayakan
mengembangkan produk media pembelajaran
untuk ahli media dan praktisi, instrumen
MIBI (Miniatur Budaya Indonesia) yang layak
kelayakan untuk ahli materi, dan instrumen uji
digunakan untuk sub tema Keberagaman Budaya
kelayakan untuk siswa. Jenis data dalam
Bangsaku pada kelas IV SD.
penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil
METODE PENELITIAN
angket yang digunakan dalam validasi ahli media
Jenis Penelitian
dan ahli materi berupa masukan yang digunakan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian
untuk bahan acuan revisi. Data kuantitatif
Pengembanganatau R&D yakni mengembangkan
diperoleh dari hasil validasi ahli dan uji coba
media pembelajaran MIBI (Miniatur Budaya
produk lapangan.
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Herlina Ayu Ariyanti) 5
pembuatan alas MIBI terlebih dahulu. Alas MIBI
Teknik Analisis Data Data hasil penelitian dapat terlihat dari
terbuat dari triplek yang dipotong dengan ukuran
teknik analisis data yang digunakan, karena
40 x 60 cm kemudian diamplas dan dicat warna
teknik analisis data merupakan langkah penting
hitam pada muka yang akan berfungsi sebagai
dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini
alas bawah. Triplek yang telah dicat dan kering,
menggunakan
untuk
selanjutnya dipasang list kayu di bagian tepi
menganalisis data dari uji ahli, uji kelompok
sehingga berbentuk menyerupai figura. Setelah
kecil, dan uji lapangan, sedangkan data kualitatif
pembuatan alas MIBI selesai, penggambaran
diubah menjadi data kuantitatif dengan cara
pola dilakukan langsung dengan menggambar
mengelompokkan
pola diatas alas bagian atas yang tidak dicat.
teknik
deskriptif
menjadi
empat
interval
sebagai berikut:
Pola-pola yang digambar pada alas Baik
=4
bagian atas adalah pola pulau Sumatra, Jawa,
Cukup
=3
Kalimantan, kepulauan Bali NTB NTT, Sulawesi,
Kurang
=2
Kepulauan
Tidak Baik
=1
Penggambaran
pola
dilakukan
dengan
menggunakan
pensil
kemudian
diulang
Skor yang diperoleh dari hasil uji coba produk dikonversikan menjadi data kualitatif sesuai dengan acuan kategori penilaian berdasar
Maluku,
dan
Irian
Jaya.
menggunakan spidol. Pembuatan miniatur pulau pada MIBI
Suharsimi Arikunto (2010: 192) yang membagi
menggunakan adonan bubur kertas
skor maksimal yang diperoleh dari uji coba
terbuat dari kertas koran bekas dan lem putih.
dengan jumlah kategori yang ditentukan. Produk
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
media yang memenuhi kriteria baik adalah media
memotong kertas koran menjadi bagian yang
yang layak digunakan.
lebih kecil, kemudian rendam dalam air selama
yang
5-6 jam. Rendaman kertas yang sudah agak HASIL PENELITIAN
lembek, diblender dengan dicampur air sedikit
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3
demi sedikit sekitar 1 menit. Pisahkan bubur
tahapan dengan sebelumnya melalui uji validasi
kertas dengan air yang dikandungnya dengan
dari tim ahli materi dan ahli media. Pelaksanaan
cara memeras dan diratakan diatas nampan,
penelitian dilakukan pada bulan Juni 2014
kemudian jemur. Campur bubur kertas yang agak
dimana uji coba perorangan dengan 7 orang
mengering dengan lem putih hingga merata.
siswa dilakukan pada tanggal 17 Juni 2014, uji
Pembuatan miniatur pulau adalah dengan
coba kelompok kecil 18 Juni 2014 dengan 21
cara menempelkan adonan bubur kertas pada
siswa, dan uji coba operasional dilakukan pada
alas triplek. Olesi pada gambar sket pulau
tanggal 19 Juni 2014 dengan 35 siswa sebagai
dengan lem putih sebelum adonan ditempelkan,
subjek uji coba.
hal ini bertujuan membuat daya rekat semakin
Tahapan pembuatan produk
kuat. Tempelkan adonan dengan mengikuti
Proses perancangan pola diawali dengan
bentuk liku pulau dan dengan ketebalan ± 1,5 cm.
6
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
Tahapan setelah gambar sket tertutup semua
Tahapan pewarnaan selanjutnya setelah cat putih
dengan adonan, tentukan letak satu titik di tiap
kering adalah pemberian warna hijau yang
provinsi dengan mengacu pada peta untuk
menunjukkan ketinggian 0 - 400 m. Pemberian
menempatkan
bening.
warna selanjutnya adalah pelapisan warna
Tancapkan potongan sedotan bening di titik yang
kuning diatas warna hijau (bagian mengacu pada
telah ditentukan dan rapatkan tepi kulit luar
peta) menunjukkan ketinggian 400 - 1000 m,
sedotan dengan memberikan lapisan adonan
angin-anginkan hingga mengering. Pewarnaan
tambahan dan olesi lem putih agar sedotan
selanjutnya adalah pemberian warna orange yang
bertambah lekat pada tempatnya. Miniatur pulau
menunjukkan ketinggian 1000 - 1500 m.
yang telah selesai dibentuk, dijemur di bawah
Pemberian warna terakhir bila diperlukan adalah
sinar matahari hingga kering.
pewarnaan merah bata untuk ketinggian > 1500
potongan
sedotan
Pembuatan simbol kebudayaan fisik yang
m. Proses pengeringan cukup diangin-anginkan.
terdiri dari rumah adat, pakaian adat, alat musik, tarian
tradisional,
dan
senjata
tradisonal
Pewarnaan pelengkap akhir dilakukan setelah
warna
daratan
kering.
Pewarnaan
berbentuk kartu budaya dimana terbuat dari
pelengkap ini meliputi pewarnaan batas provinsi
gambar yang dicetak kemudian dipotong dan
menggunakan
selanjutnya dilaminating. Kartu budaya yang
kenampakan
telah siap kemudian dijepit oleh potongan batang
pewarnaan tepian pulau dengan warna hijau tua,
cottonbud
dibelah
dan pewarnaan bendera merah putih pada bagian
bagian.
pola teratas triplek.
yang
diameternya
sebelumnya
sampai
telah
setengah
Pengencangan yang maksimal selanjutnya adalah dengan
cara
menambahkan
isolasi
warna danau
merah, dengan
pewarnaan warna
biru,
Proses finishing yang dilakukan adalah
kertas.
dengan memberikan semprotan pilox clear untuk
Adapun fungsi dari batang kartu budaya ini
menampilkan efek mengkilat yang sempurna.
adalah dapat dimasukkan dalam lubang sedotan
Pembuatan
bening, sehingga kartu budaya tetap tegak, tidak
penempelan keterangan arah mata angin, nama
jatuh, dan dapat diputar ke berbagai arah.
kepulauan, kedalaman laut serta ketinggian
kotak
penyimpanan
MIBI
dan
Pewarnaan kenampakan lautan diawali
daratan juga termasuk dalam proses finishing ini.
dengan memberikan cat warna biru muda terang
Sebelum dilakukan uji coba, produk
di tepian pulau, warna tersebut menunjukkan
MIBI yang dikembangkan terlebih dahulu
kedalaman
divalidasi oleh tim ahli materi dan ahli media
laut
0
-
200
m.
Pewarnaan
selanjutnya menggunakan warna biru, dibagian
dan menunjukkan hasil sebagai berikut:
perairan setelah warna biru muda, menunjukkan
Tahapan Validasi Ahli Materi:
kedalaman 200 - 3000 m. Pemberian warna
Tahapan validasi ahli media dilakukan
terakhir adalah warna biru tua gelap yang
oleh 2 ahli materi, yakni Ibu Mujinem, M. Hum
menunjukkan kedalaman > 3000 m.
sebagai ahli materi I dan Ibu Sekar Purbarini K.
Pewarnaan kenampakan daratan dimulai dengan memberikan warna dasar cat putih.
M. Pd sebagai ahli materi II. Hasil Validasi Ahli Materi I dilakukan
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Herlina Ayu Ariyanti) 7
melalui 2 tahapan. Tahap pertama skor rata-rata
Catatan revisi yang diperoleh di lapangan adalah
perolehan adalah 3 dengan kategori "cukup baik"
mengenai buku petunjuk penggunaan, dimana
dan memberikan catatan revisi. Validasi tahap
buku
kedua menghasilkan skor rata-rata 4 dengan
digunakan oleh siswa secara individu karena
kategori "baik" sehingga materi yang menyertai
jumlah
media MIBI dapat diujicobakan di lapangan
ditindaklanjuti
tanpa revisi.
petunjuk penggunaan.
petunjuk
buku
penggunaan
petunjuk
yang
tidak
dapat
terbatas
dengan menggandakan
dan buku
Validasi ahli materi II menghasilkan skor
Uji coba kelompok kecil melibatkan 21
rata-rata 4 dengan kategori "baik" dan dapat
siswa sebagai subjek uji coba memperoleh skor
diujicobakan di lapangan tanpa revisi.
rata-rata 3,66 termasuk kategori "baik". Catatan
Tahapan Validasi Ahli Media:
revisi
Ahli
media
I
adalah
Bapak
produk
yang
diperoleh
adalah ada
Deni
beberapa batang cottonbud yang patah dan
Hardianto, M. Pd dan ahli media II adalah Ibu
terlepas dari kartu budaya, hal ini kemudian
Unik Ambarwati, M. Pd. Validasi oleh ahli media
ditindaklanjuti
I terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
cottonbud yang baru.
dengan
mengganti
batang
memperoleh skor rata-rata 3,125 dengan kategori
Uji coba operasional dengan 35 siswa
"cukup baik" dan memberikan catatan revisi.
sebagai subjek uji coba memperoleh skor
Tahap
dilakukan,
rata-rata 3,77 termasuk kategori "baik". Catatan
memperoleh skor rata-rata 3,75 dengan kategori
revisi produk yang diperoleh adalah terlepasnya
"baik" dan dapat diujicobakan di lapangan tanpa
label
revisi.
ditindaklanjuti dengan memberikan lem berdaya
kedua
setelah
revisi
Validasi ahli media II memperoleh skor
keterangan
ketinggian
daratan
rekat lebih tinggi.
rata-rata 3,625 dengan kategori "baik" dan dapat
Ketiga tahapan uji coba menyatakan
diujicobakan di lapangan tanpa revisi.
bahwa media MIBI layak digunakan sebagai
Tahapan Validasi Praktisi:
media
Validasi praktisi dilakukan oleh Ibu
pembelajaran
subtema
Keberagaman
Budaya Bangsaku tema Indahnya Kebersamaan.
Jumaliyah Andriantari, M. Pd., Kepala Sekolah Dasar Negeri Kepatihan. Tahapan validasi
PEMBAHASAN Media MIBI telah selesai dikembangkan
praktisi memperoleh skor rata-rata 3, 75 dan termasuk kategori "Baik".
sesuai dengan proses dan tahapan pengembangan
Tahapan Uji Coba:
yang sebelumnya telah dijelaskan pada BAB III.
Tahapan uji coba terdiri dari 3 tahapan, yakni
Proses
tahapan uji coba perorangan, uji coba kelompok
serangkaian proses validasi dari ahli materi, ahli
kecil dan uji coba operasional.
media dan validasi praktisi untuk memperoleh
Uji coba perorangan melibatkan 7 orang
tahapan
pengembangan
melalui
data kelayakan produk dan acuan revisi.
siswa sebagai subjek uji coba dan memperoleh
Media yang dikembangkan bernama
skor rata-rata 3, 55 termasuk kategori "baik".
MIBI (Miniatur Budaya Indonesia) dan didesain
8
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
khusus subtema Keberagaman Budaya Bangsaku
dan batang cottonbud adalah sebagai tempat
yang
peletakkan kartu budaya.
termasuk
dalam
tema
Indahnya
Kebersamaan Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Berdasar dari hasil validasi ahli media,
SD, dimana pembelajaran disampaikan secara
media
tematik Integratif model webbed, sesuai dengan
perkembangan siswa. Keamanan, keawetan,
pernyataan Robin Fogarty (2009: 65) bahwa
proporsi, dan pewarnaan MIBI sudah baik. Hasil
webbed model adalah pembelajaran yang dalam
validasi ini sesuai dengan salah satu pernyataan
penyampaiannya disajikan secara tematik dengan
Rayandra Asyhar (2012: 82-85) yaitu media
mengintegrasikan pembelajaran dalam satu tema.
harus
Berdasar dari hasil validasi ahli materi,
MIBI
telah
sesuai
dengan
memperhatikan
pembiayaan,
baik
tingkat
keterjangkauan
pembuatan,
pengadaan,
materi yang dikembangkan dalam media MIBI
maupun perawatannya. Hal tersebut juga sesuai
ini telah sesuai dengan Kompetensi Inti,
dengan pernyataan Dick dan Carey (Arief S.
Kompetensi Dasar, Indikator pembelajaran, dan
Sadiman,
sesuai dengan isi materi yang akan diajarkan
memperhatikan keluwesan, kepraktisan, dan
dalam
ketahanan.
pembelajaran
subtema
Keberagaman
2009:
86)
yaitu
media
harus
Budaya Bangsaku tema Indahnya Kebersamaan
Pemanfaatan media MIBI berdasarkan
Kurikulum 2013. Hal tersebut sesuai dengan
hasil uji coba di lapangan sesuai dengan
pernyataan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
perrnyataan Azhar Arsyad (2011: 26-27) bahwa
(2011: 4-5) bahwa salah satu pertimbangan
kemanfaatan media adalah media pembelajaran
pemilihan media adalah kesesuaian dengan
dapat menyajikan pesan dan informasi, dapat
tujuan dan isi pembelajaran.
meningkatkan perhatian, minat, dan motivasi,
Media MIBI ini terdiri dari miniatur
dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
gugus kepulauan Indonesia yang dibagi menjadi
keterbatasan
indra
7 gugus kepulauan dan kartu budaya fisik
menciptakan
kondisi
Indonesia. MIBI termasuk dalam media model
interaktif antara guru dan siswa.
padat seperti uraian yang disampaikan oleh Nana
Proses
manusia,
dan
dapat
pembelajaran
yang
pembuatan
media
dilakukan
Sudjana dan Ahmad Rivai (2011: 156) bahwa
melalui tahapan pengembangan dan spesifikasi
model padat atau solid model adalah suatu model
produk dari segi materi dan media, selanjutnya
yang memperlihatkan bagian permukaan luar
dilakukan validasi dengan ahli materi, ahli media
dari obyek dan memperhatikan bentuk dan
dan praktisi. Produk media yang telah divalidasi
pewarnaannya.
selanjutnya diujicobakan dengan siswa sebagai
Bahan dasar utama yang digunakan
subjek uji coba. Uji coba perorangan dilakukan
dalam pembuatan MIBI adalah kertas koran
dengan mengambil sampel uji coba sebanyak 7
bekas
kertas,
siswa secara undian. Uji coba kelompok kecil
sedangkan alas pulau menggunakan triplek.
mengambil sampel uji coba sebanyak 21 siswa
Kartu budaya terbuat dari gambar yang dicetak
dan uji coba operasional mengambil sampel uji
dan dilaminating. Penggunaan sedotan bening
coba sebanyak 35 siswa dimana sampel dalam
yang
dibuat
adonan
bubur
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Herlina Ayu Ariyanti) 9
tiap tahapan tersebut juga diambil secara undian.
memperoleh skor rata-rata 3,55. Uji coba
Kajian Produk Akhir:
kelompok kecil memperoleh skor 3,66. Uji coba operasional memperoleh skor rata-rata 3,77. Ketiga hasil uji coba menunjukkan bahwa media MIBI termasuk dalam kategori "Baik" dan layak digunakan
sebagai
media
penunjang
pembelajaran subtema Keberagaman Budaya Bangsaku, tema Indahnya Kebersamaan di Kelas IV SD sesuai Kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA Gambar 1. Miniatur Kepulauan MIBI
Arief S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran: Raja Grafindo Persada. Borg, W.R. and Gall, M.D. 1983. Educational Research. New York: Longman Inc. Fogarty, R. 2009. How to Integrate the Curricula.
Gambar 2. Kartu Budaya MIBI
United States: Corwin. Gerlach, V.S., Ely, D.P., Melnick R. 1980.
SIMPULAN Hasil
Teaching pengembangan
produk
yang
dihasilkan telah menempuh tahapan validasi oleh ahli materi dan ahli media, yang memberikan catatan revisi untuk penyempurnaan produk. Hasil validasi kedua ahli materi memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori "Baik". Hasil validasi ahli media memperoleh skor rata-rata 3,75 dan 3,625 dengan kategori "Baik". Hasil validasi praktisi memperoleh skor 3, 75 dan termasuk dalam kategori "Baik". Hasil validasi dari ahli materi, media, dan praktisi menyatakan bahwa media MIBI layak diujicobakan di lapangan tanpa revisi. Tahapan uji coba terdiri dari
tiga
tahapan.
Uji
coba
perorangan
and
Media.
United
States:
Prentice-Hall, Inc. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J.D., Smaldino, S.E. 1993. Instructional Media and Technologies for Learning. United States: Macmillan Coll Div. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran.
Bandung:
Sinar
Kurikulum
2013
Baru
Algesindo. Panduan
Teknis
-
SD.
Kemendikbud. Rayandra
Asyhar.
Mengembangkan
2012. Media
Jakarta: Referensi Jakarta.
Kreatif
Pembelajaran.
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
Rita Eka Izzaty. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.