PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA PARAGRAF BERAKSARA JAWA BERBASIS BLOG UNTUK SISWA KELAS VII DI KABUPATEN PATI
Skripsi disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Oleh: Iqo Maulana Al Fatah 2601410013
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul Pengembangan
Media Pembelajaran Membaca
Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog untuk Siswa Kelas VII di Kabupaten Pati telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, 14 Januari 2015 Pembimbing
Joko Sukoyo, S .Pd. , M . NIP.
ii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog untuk Siswa Kelas VII di Kabupaten Pati ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada hari
: Rabu
tanggal
: 21 Januari 2015 Panitia Ujian
Ketua,
,
Drs. Agus Yuwono, M .Si ., M .Pd. NIP. 196812151993031003
Ermi Dyah Kurnia, S .S ., M . NIP.
Penguj i ,
Drs. Hardyanto, M Pd. . .
Penguj i II,
Penguj i
Yusro Edy Nugroho, S .S., M .Hum . NIP. 196512251994021001
Joko Sukoyo, S .Pd. , M . NIP.
iii
.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi dengan judul Pengembangan
Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara
Jawa
Berbasis Blog untuk Siswa Kelas VII di Kabupaten Pati ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 14 Januari 2015
Iqo Maulana Al Fatah 2601410013
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: -
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyroh: 6)
-
Ingatlah selalu tekad anda untuk sukses adalah jauh lebih penting daripada hal-hal lain (Abraham Lincoln)
Persembahan: - Untuk Bapak, Ibu,dan Adik-adikku tercinta yang selalu mendoakan, menyemangati, dan menginspirasiku. -
Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
- Teman-teman sejawat yang telah berjuang bersama dan memotivasiku.
v
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkah rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan
Media Pembelajaran
Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog untuk Siswa Kelas VII di Kabupaten Pati. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang saya sebut di bawah ini. 1. Bapak Yusro Edy Nugroho, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Satra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Joko Sukoyo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing atas semua bimbingan yang diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Hardyanto, M.Pd. dan Bapak Yusro Edy Nugroho, S.S., M.Hum., selaku penelaah sekaligus dosen penguji atas semua sarannya. 4. Ibu Sapto Puji Rahayuningsih, S.Pd., selaku penguji ahli materi dan Bapak Tarjiyanto, S.Pd., selaku penguji ahli desain atas penilaian dan sarannya terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog ini. 5.
Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluarga besar yang senantiasa mendukung dan mendoakan kelancaran penyusunan skripsi ini.
vi
6.
Bapak dan Ibu guru serta murid-murid SMP N 1 Wedarijaksa, SMP N 8 Pati, SMP N 1 Margorejo yang telah membantu penelitian pengembangan ini.
7.
Teman-teman Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Unnes.
8.
Teman-teman Rombel 1 BSJ 2010.
9.
Seluruh sahabat Kost Rahno, CANDIKA, PERSIDEWA dan HJC.
10. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah melimpahkan ilmunya kepada penulis. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Atas semua doa, motivasi, bimbingan, bantuan, saran, dan kritik dari pihak-pihak yang telah membantu terselesainya penulisan skripsi ini, semoga berlimpah rahmat kepadanya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi maupun semua pihak.
Penulis
vii
ABSTRAK Al Fatah, Iqo Maulana. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog untuk Siswa Kelas VII di Kabupaten Pati. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Joko Sukoyo, S.Pd., M.Pd. Kata kunci: media, membaca, paragraf, aksara Jawa, blog. Aksara Jawa merupakan warisan leluhur yang patut untuk dilestarikan. Nilai filosofis dan nilai estetis yang terkandung dalam aksara Jawa patut diajarkan guna pendidikan karakter. Seiring perkembangan jaman, penggunaan aksara Jawa mulai tergerus dan semakin sedikit orang yang menguasainya. Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin maju memunculkan wadah untuk menuangkan gagasan melalui blog. Permasalahan yang dihadapi pembelajaran bahasa Jawa sekarang ini yaitu masih kurangnya variasi media pembelajaran membaca aksara Jawa. Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan blog media pembelajaran membaca paragraf berksara Jawa di Kabupaten Pati untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Berdasarkan uraian tersebut, masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, (2) bagaimana prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati berdasarkan kebutuhan guru dan siswa, (3) bagaimana penilaian ahli terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, dan (4) bagaimana perbaikan prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, (2) menyusun prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati berdasarkan kebutuhan guru dan siswa, (3) mendapatkan penilaian ahli terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, dan (4) menghasilkan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian ini meliputi guru, siswa, dan dosen. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket. Instrumen penelitian ini berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan angket. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
viii
Penelitian ini menghasilkan blog media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. Blog tersebut berisi kumpulan bacaan cerita rakyat Kabupaten Pati yang ditulis dengan aksara Jawa, serta dapat dimuat melalui gadget maupun perangkat komputer. Setelah blog disusun, selanjutnya diujikan kepada ahli untuk mendapatkan saran perbaikan produk. Perbaikan tersebut, yaitu: (1) perbaikan sampul, (2) aspek kebahasaan, dan (3) aspek grafika. Prototipe yang telah direvisi kemudian dikemas dalam kotak VCD dengan dilengkapi aplikasi-aplikasi pendukung. Hasil penelitian ini berupa blog media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Disarankan kepada guru untuk diujicobakan kepada siswa sebagai alternatif media pembelajaran dan bahan ajar bahasa Jawa serta bahan bacaan bagi siswa.
ix
SARI Al Fatah, Iqo Maulana. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog untuk Siswa Kelas VII di Kabupaten Pati. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Joko Sukoyo, S.Pd., M.Pd. Tembung Pangrunut: medhia, maos, paragraf, aksara Jawi, blog. Aksara Jawi inggih menika warisan leluhur ingkah kedah dipunlestantunaken. Nilai filosofis lan nilai estetika ingkang wonten salebetipun aksara Jawi langkung sae kangge pendidikan karakter. Jaman sangsaya majeng, ananging tiyang ingkang ngginakaken aksara Jawi sangsaya suda. Sangsaya majeng jaman ugi nambah maneka warna medhia kangge ngandharaken pamanggih, salah satunggalipun inggih menika lumantar blog. Pasinaon basa Jawi sakmenika taksih wonten pepalang inggih menika taksih kirang variasi medhia pasinaon maos aksara Jawi. Pramila, panaliten menika ngembangaken blog medhia pembelajaran maos paragraf aksara Jawi kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati. Saking andharan kasebut, masalah panaliten menika (1) kadospundi kabetahan dwija lan siswa dhateng medhia pasinaon maos paragraf aksara Jawi berbasis blog kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati, (2) kadospundi wujud saking prototipe medhia pasinaon maos paragraf aksara Jawi berbasis blog kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati jumbuh kaliyan kabetahan, (3) kadospundi pambiji saking ahli media babagan prototipe medhia pasinaon maos paragraf aksara Jawi berbasis blog kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati, lan (4) kadospundi prototipe medhia pasinaon maos paragraf aksara Jawi berbasis blog kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati sasampunipun dipundandosi. Panaliten menika kagungan ancas (1) njlentrehake kabetahan dwija lan siswa dhateng medhia pasinaon maos paragraf beraksara Jawi berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, (2) ndamel prototipe medhia pembelajaran maos paragraf aksara Jawi berbasis blog kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati, (3) njlentrehake pambiji saking ahli medhia babagan prototipe medhia pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawi berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, lan (4) ndamel medhia pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawi berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati sasampunipun dipundandosi. Panaliten menika kalebet panaliten Research and Development (R&D). Subjek panaliten menika dwija, siswa, lan dhosen. Pangumpulan data panaliten menika ngginakaken teknik observasi, wawancara, lan angket. Teknik analisis dhatanipun ngginakaken teknik deskriptif kualitatif.
x
Panaliten menika ngasilaken blog medhia pembelajaran maos paragraf aksara Jawa berbasis blog kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati jumbuh kaliyan kabetahan dwija lan siswa. Blog menika ngandharaken kempalan cariyos rakyat Kabupaten Pati ingkang dipunserat ngginakaken aksara Jawi, ingkang saged dipunbikak mawi gadget lan piranti komputer. Saksampunipun blog kasusun, lajeng dipunujikaken dhateng ahli kangge angsal saran panyampurnaning blog. Ingkang dipunleresaken inggih menika: (1) sampul, (2), aspek kebahasaan, lan (3) aspek grafika. Prototipe ingkang sampun leres dipunbungkus wonten ing salebetipun kothak VCD kanthi dipunjangkepi kaliyan aplikasi-aplikasi. Panaliten menika ngasilaken blog medhia pembelajaran maos paragraf aksara Jawi kagem siswa kelas VII wonten ing Kabupaten Pati. Panulis atur pamrayoga dhumateng dwija bilih blog menika dipunujikaken dhateng siswa kangge salah satunggaling medhia pembelajaran lan bahan ajar basa Jawi sarta waosan kangge siswa.
xi
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .....................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................................
iii
PERNYATAAN .......................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
v
PRAKATA ...............................................................................................
vi
ABSTRAK ...............................................................................................
viii
SARI .........................................................................................................
x
DAFTAR ISI ............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................
5
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................
7
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................
7
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................
7
1.6 Manfaat Penelitian .....................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka ...........................................................................
10
2.2 Landasan Teoretis ......................................................................
14
2.2.1 Media Pembelajaran ................................................................
15
2.2.2 Blog .........................................................................................
22
2.2.3 Membaca .................................................................................
30
2.2.4 Aksara Jawa .............................................................................
32
2.2.5 Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog ....................
36
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................
37
xii
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .......................................................................
40
3.2 Subjek Penelitian ........................................................................
41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
42
3.3.1 Teknik Observasi .....................................................................
43
3.3.2 Teknik Wawancara ..................................................................
43
3.3.3 Teknik Dokumentasi ................................................................
43
3.3.4 Teknik Angket .........................................................................
44
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................
45
3.4.1 Pedoman Observasi .................................................................
46
3.4.2 Pedoman Wawancara ...............................................................
47
3.4.3 Angket Kebutuhan ...................................................................
48
3.4.3.1 Angket Kebutuhan Siswa ......................................................
48
3.4.3.2 Angket Kebutuhan Guru ........................................................
50
3.4.4 Angket Penilaian Ahli ..............................................................
51
3.4.4.1 Angket Penilaian Ahli Media .................................................
51
3.4.4.2 Angket Penilaian Ahli Materi .................................................
52
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi terhadap Pembelajaran Bahasa Jawa dan Fasilitas Pendukung Pembelajaran pada Sekolah di Kabupaten Pati .........
54
4.2 Kebutuhan Siswa dan Guru Terhadap Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog ......................................
57
4.2.1
Kebutuhan Siswa .................................................................
57
4.2.2
Kebutuhan Guru ...................................................................
60
4.2.2.1 Kebutuhan Guru berdasarkan Hasil Angket Kebutuhan ........
60
4.2.2.2 Kebutuhan Guru berdasarkan Hasil Wawancara ....................
62
4.3 Prototipe Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog .............................................................................
64
4.4 Hasil Uji Validasi Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog ....................................................................
xiii
67
4.4.1 Hasil Uji Ahli Media ...............................................................
67
4.4.2 Hasil Uji Ahli Materi ..............................................................
70
4.5 Hasil Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog Setelah Uji Validasi ...........................................................
72
4.6 Pembahasan Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog ............................................................................
76
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan.....................................................................................
79
5.2 Saran ..........................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................
86
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian ........................................
45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Dokumen Sekolah ........................
46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Guru ................................
47
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa ............................................
49
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru ..............................................
50
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Media ......................................
52
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Materi ......................................
52
Tabel 4.1 Cuplikan kesalahan naskah dan perbaikannya pada blog “Media Jawa” ........................................................................................
xv
73
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Halaman Utama “Media Jawa“ ................................................
65
Gambar 4.2 Menu Aksara Legena ..............................................................
66
Gambar 4.3 Halaman Wacan 1....................................................................
67
Gambar 4.4 Halaman Kuis Gladhen Aksara Jawa ......................................
67
Gambar 4.5 Penggunaan font Carakan-anyar.YBG pada blog......................
74
Gambar 4.6 Perubahan tampilan menu gladhen pada blog...........................
75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lembar Observasi Sekolah ......................................................
87
Lampiran 2 Lembar Wawancara Guru .......................................................
90
Lampiran 3 Angket Kebutuhan Siswa ........................................................
96
Lampiran 4 Angket Kebutuhan Guru .........................................................
105
Lampiran 5 Angket Penilaian Uji Ahli (Materi) .........................................
117
Lampiran 6 Angket Penilaian Uji Ahli (Media) ..........................................
123
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ................................................................
128
Lampiran 8 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ......................
131
Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Bimbingan Proposal ........................
132
Lampiran 10 Naskah Materi Bacaan Blog .................................................
135
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Aksara Jawa merupakan aksara warisan leluhur yang patut untuk dikembangkan dan dilestarikan. Aksara Jawa merupakan adaptasi dari aksara Dewanagari pada era kerajaan Hindu-Budha, kemudian dipergunakan dalam berbagai naskah di lingkungan keraton-keraton Jawa. Penggunaan aksara Jawa pada dasarnya untuk menuliskan bahasa Jawa, selain itu di dalamnya memiliki kandungan nilai filosofis dan estetis yang tinggi. Kandungan nilai yang terdapat dalam aksara Jawa inilah yang patut untuk diajarkan kepada siswa dalam pembentukan karakter. Nilai filosofis yang terkandung di dalam aksara Jawa tak lepas dari legenda asal muasal terciptanya aksara Jawa itu oleh Aji Saka. Hingga saat ini dalam legenda, Aji Saka dipercaya sebagai seorang yang menciptakan aksara Jawa. Aji Saka menciptakan aksara setelah menemui kedua pelayannya yang setia mencoba mempertahankan tanggungjawab yang diberikan hingga meninggal setelah bertempur. Sedangkan
nilai
estetis
yang
terkandung
di dalam aksara
Jawa
mengajarkan bagaimana seorang siswa untuk menyikapi tantangan saat berusaha baik membaca maupun menulis aksara Jawa. Siswa secara tidak langsung akan
1
melatih kesabaran dan ketelitian dalam membaca maupun menulis aksara Jawa. Dengan demikian perlu diajarkan penggunaan aksara Jawa bagi siswa sekolah dalam pembentukan karakter sehingga siswa nantinya tidak tergerus arus modernisasi. Selain itu siswa dapat ikut terlibat dalam proses pelestarian aksara Jawa yang notabene merupakan warisan nenek moyang. Seiring berjalannya waktu, modernisasi secara perlahan menggeser penggunaan aksara Jawa apabila tidak dipertahankan. Salah satu cara untuk tetap menjaga
kelestarian
aksara
Jawa
yaitu
dengan
memasukkannya
dalam
pembelajaran bahasa Jawa dan mengajarkan pada siswa. Pembelajaran bahasa Jawa dalam sekolah mengarahkan siswa untuk mengenal dan mendayagunakan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah, dewasa ini sebagian besar masih menerapkan metode pembelajaran yang kurang menarik. Siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa menjadi kurang tertarik, sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif.
Penyebab kurang efektinya pembelajaran bahasa Jawa
dapat berasal dari beberapa faktor, seperti kurangnya kreativitas guru untuk menarik minat siswa melalui media pembelajarannya. Guru masih banyak yang kurang maksimal memanfaatkan penggunaan media dalam pembelajaran di kelas. Dewasa ini teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sedemikian pesat membuat berbagai perubahan dalam setiap aspek kehidupan. Kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sebagai mesin pendorong perubahan era modern membuat segala aspek kehidupan menjadi lebih mudah dan
ringkas. IPTEK yang semakin berkembang pesat membuat berkembang dan semakin canggihnya ragam alat komunikasi antar umat manusia. Semakin canggih alat komunikasi antar umat manusia maka akan lebih banyak variasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Teknologi informatika dalam IPTEK mengenal internet sebagai jembatan penghubung antar umat manusia lintas dimensi. Alat komunikasi yang semakin canggih dan mampu mengakses internet di dalamnya, merupakan sebuah jalan baru untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan demikian setelah kemajuan IPTEK dan semakin dikenalnya internet memunculkan wadah-wadah baru untuk menuangkan gagasan dan pikiran dalam berbagai bentuk, baik lisan maupun tulisan. Salah satu wadah yang dapat dimanfaatkan dari internet yaitu media blog melalui situs Blogger (http://blogger.com), yang memiliki berbagai fungsi dan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan pada siswa SMP dalam pembelajaran bahasa Jawa dalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting yang menunjang aspek bahasa lainnya. Pembelajaran membaca aksara Jawa menuntut siswa agar mampu mengenali berbagai aksara Jawa, membaca dengan lancar, runtut, baik dan benar. Pembelajaran membaca aksara Jawa dewasa ini masih banyak mengalami kendala, baik dari siswa maupun guru. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru belum memperoleh jalan untuk mendapatkan media yang lebih segar guna menarik minat
belajar siswa. Media blog sebagai salah satu alternatif media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa dapat dipergunakan sebagai media yang lebih baru untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran. Minat siswa terhadap pembelajaran membaca aksara Jawa yang cukup rendah dapat diakibatkan kurangnya referansi media yang diberikan oleh guru yang hanya berupa tulisan tanpa disertai media pendukung lainnya. Selain itu, lebih senangnya siswa bermain gadget yang terhubung jaringan internet daripada belajar membaca aksara Jawa merupakan faktor lain kurang suksesnya pembelajaran membaca aksara Jawa. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah media pembelajaran baru dan mampu menarik minat siswa yang
sesuai dengan
kebutuhan siswa dan guru. Bentuk media pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa blog untuk pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa. Media tersebut akan disajikan dalam bentuk online sehingga lebih fleksibel ketika digunakan. Blog menjadi fleksibel karena semakin mudah dan luasnya akses internet dan beragam gadget canggih yang dewasa ini hampir semua orang memilikinya. Media blog membaca paragraf beraksara Jawa ini memuat bacaan berparagraf yang menerapkan aksara Jawa di dalamnya. Bermacam paragraf beraksara Jawa ini disusun sesuai tema dan disertai gambar didalamnya. Gambar serta tema diharapkan akan menarik perhatian siswa untuk belajar membaca paragraf beraksara Jawa.
Media pembelajaran yang akan dikembangkan ini diharapkan dapat diaplikasikan pada saat pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. Pengembangan media pembelajaran ini juga diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih tertarik belajar membaca bacaan beraksara Jawa baik dengan guru sebagai pendamping, maupun belajar secara mandiri. Media ini diharapkan membantu guru untuk lebih mudah menuangkan kreativitasnya dalam media pembelajaran. Sehingga setelah pembelajaran tersebut dilaksanan, besar harapan siswa dapat membaca paragraf beraksara Jawa dengan lancar, runtut, baik dan benar. 1.2 Identifikasi Masalah Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa sangat dibutuhkan. Akan tetapi, kenyataan di lapangan belum banyak diketemukan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa. Media yang digunakan dalam pembelajaran membaca paragraf sederhana berakasara Jawa cenderung masih konvensional dan buku teks, sehingga siswa merasa bosan dan cenderung kurang berminat
dalam mengikuti proses
pembelajaran. Guru terkadang merasa kesulitan untuk menemukan media yang tepat untuk menuangkan kreativitas dalam pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa. Kebutuhan tersebutlah yang akan dijadikan landasan utama dalam penelitian. Berdasarkan paparan latar belakang di atas, dapat diketahui bahawa media pembelajaran untuk siswa kelas VII dalam pembelajaran membaca paragraaf berakasara Jawa masih kurang bervariasi sehingga siswa cenderung kurang
berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Beberapa
masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut. Pertama, masih terdapat kekurangan yang terdapat dalam media yang digunakan dalam pembelajaran membaca paragraf berakasara Jawa. Media pembelajaran masih terkesan konvesional dan membosankan. Selain itu, media pembelajaran yang ada belum bisa menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran belum bisa maksimal. Kedua, guru belum maksimal dalam memanfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Guru belum memanfaatkan berkembangnya teknologi untuk inovasi media pembelajaran. Proses pembelajaran masih monoton dan terpaku pada buku pelajaran yang ditentukan. Selain itu, masalah yang dapat diidentifikasi lainnya adalah kurang berminatnya siswa terhadap pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa karena siswa kurang menguasai aksara Jawa dan penggunaannya. Beberapa
identifikasi
tersebut
merupakan
permasalahan
dalam
pembelajaran bahasa Jawa yang dapat diatasi dengan memilih media yang sesuai. Pembelajaran membaca paragraf berakasara Jawa dengan memanfaatkan media pembelajaran berbentuk blog diharapkan dapat mempermudah siswa untuk mengaplikasikan materi pembelajaran, baik dengan bantuan guru maupun mandiri. Selain itu, media pembelajaran dalam bentuk blog akan lebih fleksibel dalam penggunaannya serta dengan tampilan yang menarik besar haarapan dapat menarik perhatian siswa.
1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian perlu dibatasi. Penelitian ini berusaha mengembangkan media pembelajaran berupa blog sebagai media pembelajaran membaca paragraf berakasara Jawa untuk siswa kelas VII. Media tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi dan pelengkap pembelajaran yang dapat membantu siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kebutuhan siswa dan guru terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII? 2)
Bagaimanakah prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII?
3) Bagaimanakah
penilaian ahli terhadap prototipe media pembelajaran
membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII? 4) Bagaimanakah perbaikan prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan kebutuhan siswa dan guru terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII.
2) Merancang prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII. 3) Memperoleh penilaian ahli terhadap prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII. 4) Mendeskripsikan perbaikan prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. 1) Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil akhir
dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai rujukan tentang pengembangan media blog dalam
pembelajaran,
khususnya
pengembangan
media
pembelajaran
membaca paragraf beraksara Jawa. 2) Manfaat Praktis a) Bagi guru, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran bahasa Jawa yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Selain itu, dengan mengacu pada penelitian ini, guru dapat berinovasi secara mandiri mengembangkan media pembelajaran berbasis blog. Pembelajaran bahasa Jawa menjadi lebih menarik dan up to date, sehingga pelaksanakan pembelajaran tidak hanya terpaku pada buku-buku teks saja.
b) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman belajar siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca bacaan paragraf beraksara Jawa. Siswa stelah proses pembelajaran usai, siswa dapat belajar secara mandiri membaca bacaan paragraf beraksara Jawa dimanapun dan kapanpun melalui media berbasis blog ini. c) Bagi sekolah, media berbasis blog ini dapat dijadikan sebagai koleksi media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa sehingga dapat menambah koleksi media pembelajaran di sekolah, dan memperkaya referensi media pembelajaran bagi guru bahasa Jawa di sekolah.
BAB II LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka Penelitian
pengembangan
media
berbasis
blog
sebagai
media
pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa tidak lepas dari beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat media pembelajaran, blog dan membaca aksara Jawa. Tujuan bagian ini adalah untuk memberikan gambaran perbedaan antara penelitian ini dengan yang lainnya. Beberapa penelitian yang berkaitan berkaitan
dengan
pengembangan
media
pembelajaran
membaca
paragraf
beraksara Jawa berbasis blog diantaranya sebagai berikut. Amrullah (2011) melakukan penelitian berjudul Penerapan Teknologi Web Blog Sebagai Media Pembelajaran Alternative Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII Di Madrasah Aliyah Yaumi Ringinharjo Gubug Grobogan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan Web Blog sebagai media pembelajaran alternatif berbasis Web pada mata pelajaran SKI kelas XII di Madrasah Aliyah Yaumi Ringinharjo Gubug, (2) Untuk mengetahui menerapkan web blog sebagai media pembelajaran alternatif berbasis web. Persamaan penelitian Amrullah (2011) dengan penelitian ini adalah samasama mengembangkan blog sebagai media pembelajaran dan mendeskripsikan
10
bagaimana pengembangan media berbasis blog. Perbedaannya terletak pada subjek penelitiannya. Masalah yang dikaji Amrullah berupa penerapan web blog sebagai media pembelajaran alternatif berbasis web sedangkan penelitian ini berfokus pengembangan media blog dalam pembelajaran bahasa Jawa. Subjek penelitian Amrullah adalah siswa SKI kelas XII di Madrasah Aliyah Yaumi Ringinharjo, Gubug, sedangkan penelitian ini adalah guru bahasa Jawa, calon guru bahasa Jawa, dan siswa-siswi kelas VII di Kabupaten Pati. Lestari (2007) melakukan penelitian berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Kartu pada Kelas VIII-F SMP Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman bacaan huruf Jawa pada siswa masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil tes awal kemampuan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dalam penelitian ini menunjukkan skor 65,71% untuk aspek memahami bacaan, 26,12% aspek menceritakan kembali dan rata-rata kelas sebesar 45,91% dalam aspek membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa. Dengan rata-rata skor di atas masih berada dalam kategori kurang. Dengan demikian terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan untuk membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa. Persamaan penelitian Lestari (2007) dengan penelitian ini adalah samasama mengkaji bacaan berhuruf Jawa. Perbedaannya terletak pada jenis penelitian, variabel dan subjek penelitiannya. Jenis penelitian yang dilakukan Lestari adalah penelitian
tindakan
kelas
sedangkan
penelitian
ini
berupa
penelitian
pengembangan media pembelajaran. Masalah yang dikaji Lestari berupa
keterampilan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa siswa kelas VIII-F di SMP Negeri 1 Pulokulon yang masih rendah sedangkan penelitian ini berfokus pada penggunaan huruf Jawa dalam media pembelajara paragraf berakasara Jawa. Subjek penelitian Lestari adalah siswa kelas VIII-F di SMP Negeri 1 Pulokulon, sedangkan dalam penelitian ini adalah guru bahasa Jawa, calon guru bahasa Jawa, dan siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Nurseto (2011) melakukan penelitian dalam artikel yang berjudul Membuat Media Pembelajaran yang Menarik yang termuat dalam Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan
Universitas
Negeri Yogyakarta.
Berdasarkan
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Selain itu, media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran
memiliki karakteristik, kelebihan serta
kekurangannya. Itulah sebabnya maka
perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran. Hubungan penelitian yang dilakukan Nurseto dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama mengkaji tentang penggunaan media dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Nurseto meneliti dan mendefinisikan tentang berbagai jenis media pembelajaran secara umum, sedangkan dalam penelitian ini peneliti lebih fokus terhadap pengembangan media pembelajaran berbasis blog.
Comas-Quinn, Mardomingo dan Valentine (2009) melakukan penelitian dalam artikel berjudul Mobile blogs in language learning: making the most of informal and situated learning opportunities yang dimuat dalam jurnal ReCALL Volume 21. Berdasarkan penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan teknologi pembelajaran mobile memiliki potensi untuk memfasilitisai peserta didik dalam ikut berperan aktif dalam penggunaan blog, serta menciptakan lingkungan belajar baik formal maupun informal. Penelitian ini berusaha untuk menemukan suatu formula pembelajaran berbahasa dalam konteks yang dibuat senyaman mungkin, seakan-akan tidak ada proses pembelajaran yang formal, namun guru dapat mengambil penilaian dari kegiatan blogging antara siswa dan guru. Hubungan persamaan penelitian yang dilakukan oleh Comas-Quinn, Mardomingo
dan
Valentine
dengan
peneliti
adalah
keduanya
berusaha
memanfaatkan penggunaan teknologi baik blog maupun internet. Secara umum penelitan yang dilakukan sepintas memiliki kesamaan dalam penyusunan media pembelajaran, namun penelitian yang dilakukan oleh Comas-Quinn, Mardomingo dan Valentine mengacu pada aspek menulis dan menekankan pada penggunaan percakapan (komentar dalam blog) senatural mungkin. Sedangkan peneliti mengacu pada aspek membaca dan menyusun media pembelajaran membaca. Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat di simpulkan bahwa penelitian pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian di atas masih membahas blog, membaca aksara Jawa dan media secara terpisah. Penelitian tentang blog masih berupa penelitian tindakan kelas dan penerapan
dalam penggunaan media blog, sedangkan penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian tentang membaca aksara Jawa hanya sebatas dalam upaya meningkatkan kemampuan menguasai aksara Jawa yang berupa penelitian tindakan kelas. Penelitian tentang media hanya sebatas pengembangan protipe media pembelajaran secara umum dalam proses pembelajaran, dan masih kurang spesifik dalam pembelajran apa yang akan dilaksanakan, sedangkan dalam penelitian ini peneliti berupaya mengembankan media pembelajara melalui sarana blog. Penelitian yang akan dilakukan berupa pengembangan media blog sebagai media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development), yang bertujuan menghasilkan produk tertentu yaitu berupa media blog sebagai media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa. Media berbasis blog ini berisi bacaan berparagraf yang menggunakan aksara Jawa. Berdasarkan pada penelitian di atas, media bebasis blog ini akan memaksimalkan, mempertahankan, dan memodernisasi serta mencoba mengembalikan penggunaan aksara Jawa sebagai bahasa tulis dengan lebih mudah diakses, dimengerti, menarik, dan menghibur. 2.2 Landasan Teoretis Bagian ini menguraikan teori-teori dari berbagai sumber yang mendukung penelitian, yakni tentang (1) media pembelajaran; (2) blog; (3) membaca; (4) aksara Jawa dan (5) media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog.
2.2.1
Media Pembelajaran
2.2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai penyebaran ide atau gagasan itu sampai pada penerima (Hamijaya dalam Rohani. 1997:2). Dalam kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah penghubung antara si empunya gagasan (guru) hingga sampai kepada sasaran (siswa) yang ditujukan untuk menerima gagasan tersebut. Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan; dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut (Koyo dkk dalam Sukiman. 2012:28). Pendapat lain dikemukakan oleh Rohani (1997:3) yang menyebutkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dilihat oleh alat indra yang dapat berfungsi sebagai perantara, sarana, atau alat untuk proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti „perantara‟ atau „pengantar‟ (Sadiman dkk dalam Sukiman, 2006:6). Selain itu, Soeparno (1988:1) menyebutkan bahwa media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya.
Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010:112) media pengajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Berdasar pendapat ahli tentang konsepsi media, dapat disimpulkan bahwa sebuah media memang dapat berbeda bentuknya namun tujuannya sama yaitu untuk menyebarakan ide atau gagasan pada penerimanya. Media pembelajaran adalah sarana yang dipergunakan dalam proses pembelajaran untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan, dan keterampilan siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2.2.1.1 Ciri media Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2005:12) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media . Ciri-ciri tersebut adalah sebgai berikut: a. Ciri Fiksatif (Fixative property) Ciri Fiksatif adalah ciri dimana media mampu merekam, menyimpan, melestarikan dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Dimana suatu kejadian atau objek dapat dibadikan dengan media seperti fotografi, video, audio dan film. Dengan ciri ini, memungkinkan media untuk merekam suatu objek maupun kejadian disuatu waktu dapat dilihat kembali diwaktu yang lain.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative property) Ciri manipulatif adalah ciri media yang dapat mentransformasikan suatu kejadian atau objek. Kejadian atau objek yang memakan waktu lama dapat disajikan dalam waktu yang singkat. Selain dipercepat, suatu objek atau kejadian pun dapat pula diperlambat. c. Ciri Distributif (Distributive property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian untuk digunakan secara bersamaan diberbagai tempat dan digunakan secara berulang-ulang. Konsistensi informasi yang telah ada dalam media akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri dari media adalah dapat melestarikan dan mentransformasikan suatu objek atau kejadian yang terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya, serta memuat informasi yang konsisten. Sedangkan dalam penelitian ini media yang akan dikembangkan akan lebih cenderung untuk masuk dalam Ciri Distributif. Dalam pengembangan protipe media blog memungkinkan untuk digunakan secara bersama-sama dan berulang-ulang, serta konsistensi informasinya akan terjamin sama. 2.2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2009:2) media pembeljaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Beberapa alasan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran menjadi lebih baik, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain sebagainya. Sukiman (2012:44) menyatakan bahwa manfaat media terutama dalam pembelajaran yaitu (1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (2) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih bagus antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. (3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera ruang dan waktu. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah mempermudah dan memperjelas pemberian informasi secara efektif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
2.2.1.3 Jenis dan Pengelompokan Media Asyhar (2012:44) mengelompokkan media menjadi empat jenis, yaitu (1) media visual, (2) media audio, (3) media audiovisual, dan (4) multimedia. Media
visual,
yaitu jenis media
yang digunakan
dengan
hanya
mengandalkan indera penglihatan dari peserta didik. Pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada pengalaman penglihatannya. Beberapa contoh media visual antara lain: (a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, (b) model dan prototipe seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan lain sebagainya. Media
audio,
yaitu jenis
media
yang digunakan
dalam
proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang diterima berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, sedangkan pesan nonverbal yang diterima dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan, dan lain sebagainya. Media audiovisual, yaitu jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan dalam satu kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan indera penglihatan dan pendengaran. Beberapa contoh media ini adalah film, video, program TV, dan lain sebagainya. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Media ini melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks,
visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi informasi. Rudy Bretz (dalam Sukiman, 2012:44) juga membagi taksonomi media menjadi 8 kategori yaitu: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi gerak, (4) media visual herak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak. Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pun mengalami perkembangan
melalui
pemanfaatan
teknologi
itu
sendiri.
Berdasarkan
perkembangan teknologi Arsyad (2002) mengklasifikasi media atas empat bagian: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Berdasarkan berbagai pendapat di atas tentang jenis dan pengelompokan media, dapat disimpulkan dari beberapa pengelompokan jenis media yang dilakukan oleh para ahli, sampai sekarang belum ada klasifikasi media yang baku. Namun, pendapat Asyhar tentang pengelompokan media sudah mencakup pendapat para ahli lainnya. 2.2.1.4 Pemilihan Media Pembelajaran Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran, Sudjana dan Rivai (2009:4) berpendapat bahwa pendidik sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria yang meliputi (1) ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan seperti unsur pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis lebih memungkinkan penggunaan
media, (2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa, (3) kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh dan mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar, (4) keterampilan guru dalam menggunakannya, syarat utama yang diperlukan adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran, (5) tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung, dan (6) sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa. Hamalik (2008:204) menyebutkan bahwa pemilihan media dilakukan dalam kerangka sistem yang lebih luas yang mencakup keseluruhan sistem dalam kaitannya dengan pekerjaan tertentu. Hal-hal yang harus dipertimbangkan agar komunikasi dapat berjalan efektif adalah (1) faktor siswa, (2) faktor isi pelajaran, dan (3) tujuan yang akan dicapai. Faktor siswa berkenaan dengan siapa yang belajar baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Jumlah siswa yang banyak menuntut sistem penyampaian secara masal atau pendidikan jarak jauh. Jumlah siswa yang relatif sedikit dapat menggunakan sistem langsung atau pendidikan tatap muka. Dalam konteks ini, guru merupakan media utama yang dibantu dengan alat bantu pengajaran. Faktor isi pelajaran berkenaan dengan materi pelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan topik-topik yang diajarkan. Tujuan pembelajaran harus
menyesuaikan informasi yang akan disampaikan dengan jenis media yang digunakan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan media adalah (1) media harus jelas dan rapi, (2) kesesuaian dengan sasaran, (3) relevan dengan topik yang diajarkan, (4) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (5) praktis, dan (6) ukuran sesuai dengan lingkungan belajar. 2.2.2
Blog Menurut Kindarto (2006:1) mendefinisikan sebenarnya blog adalah suatu
web page atau homepage yang dikembangkan lebih lanjut melalui database tertentu. Dengan demikian, pengguna atau pengelolanya dapat mengatur sajian halaman blog secara mudah dan cepat, tanpa konfigurasi atau perubahan web page secara keseluruhan. Blog dapat dipahami sebagai sebuah tipe atau bentuk website yang biasanya disusun secara teratur dan kronologis, dengan susunan entri atau posting paling baru pada pengaturan paling atas dari halaman pertama, dan selanjutnya berurutan ke entri atau posting sebelumnya. Blog terkadang ditulis dan di-update secara teratur. Sering kali blog ditulis dengan topik tertentu. Biasanya komunitas blog memiliki keterikatan yang kuat dan menjadikan blog sebagai tempat berinteraksi, berbagi saran dan ide, memperoleh teman, memperkenalkan bentuk usahanya kepada orang lain.
Dalam sebuah artikel Student Experience In Blog Use For Supplementary Purposes In Courses dalam Jurnal Turkish Online Journal of Distance Education yang ditulis oleh Kurt, Izmirli, dan Sahin-Izmirli (2011:79), Blogs are websites where the content sent regulary and shown in a reverse chronological order (text, image, audio etc.) is frequently updated and where the readers have the right to make related comments. Kutipan jurnal diatas mengutarakan bahwa blog adalah website dimana isinya secara umum ditampilkan dalam urutan kronologis terbalik (teks, gambar, audio, dan lain-lain) sering diperbarui dan di mana pembaca memiliki hak untuk membuat komentar terkait. Dalam sebuah artikel Peer Feedback Through Blogs: Student and teacher perceptions in an advanced German class dalam Jurnal ReCALL yang ditulis oleh Dippold (2009:19), In many universities across the UK, virtual learning environments (VLEs) such as Blackboard or WebCT are already part and parcel of daily teaching practice, being used to support the face-to-face delivery of classes. These VLEs are becoming increasingly more interactive, offering, for example, discussion forums to which both staff and students can contribute. Some even integrate blogs directly, such as, for example, the „Sharepoint‟ environment. Kutipan jurnal diatas mengutarakan bahwa blog
di beberapa Universitas
di Inggris difungsikan seperti papan tulis virtual yang telah menjadi bagian tak terpisahkan
dari praktek
belajar mengajar sehari-hari.
Blog difungsikan
sebagaimana papan tulis virtual yang digunakan untuk mendukung pembelajaran tatap muka di kelas. Dengan menggunakan metode virtual, pembelajaran menjadi semakin lebih interaktif. Jadi blog merupakan sejenis papan tulis yang
dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran namun dalam bentuk virtual/digital. Definisi blog menurut Mason dan Rennie (2010:19) adalah sebuah weblog, web blog atau biasa disingkat blog, adalah aplikasi web yang berisi post periodik di website biasa. Post ini sering kali, tetapi tidak harus, tertata dalam urutan kronologis waktu secara terbalik. Blog biasa ditulis oleh seorang penulis tunggal yang isinya agak mirip buku harian, tetapi kadang-kadang ditulis secara kelompok dengan banyak penulis. Kebanyakan web blog membolehkan pengunjung meninggalkan komentar, yang dapat mengarah ke komunitas pembaca yang terpusat disekitar blog itu. Akan tetapi ada juga blog yang noninteraktif. Blog merupakan singkatan dari web blog, adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. (Anonim. Blog. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Blog. diunduh pada tanggal 20 Mei 2014). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa blog adalah aplikasi web yang berisi post periodik atau homepage yang dikembangkan lebih lanjut melalui database tertentu, yang ditulis oleh seorang penulis tunggal yang isinya agak mirip buku harian, tetapi kadang-kadang ditulis secara kelompok dengan banyak penulis.
2.2.2.1 Struktur dan Fitur Blog Sebuah blog memiliki struktur dan fitur yang kompleks didalamnya. Menurut Kindarto (2006:3) blog secara umum memiliki struktur dan fitur utama, yaitu; a. Arsip Saat melihat halaman muka sebuah blog, anda akan berpikir bahwa di dalam blog tersaji tampilan yang sederhana. Tampilan tersebut terdiri dari beberapa posting atau entri, beberapa link ke situs lain, dan beberapa menu pelengkap. Namun, perlu diingat bahwa sifat blog yang selalu dapat diupdate akan membuat jumlah entri atau postingannya menjadi sangat banyak dan akan bertumpuk. Untuk itu, diperlukan adanya menu pengarsipan dalam suatu blog. Arsip akan memudahkan pencarian dan pemanggilan kembaali filefile yang telah diposting apabila diperlukan. Menu arsip dapat anda ibaratkan sebagai fillingcabinet bagi karya dan entri yang telah anda masukkan. Penyedia blog biasanya menyediakan fasilitas arsip pada Sidebar (di sebelah kiri atau kanan jendela blog anda), dengan ikon atau menu archieves. Di sana terdapat link ke seluruh posting yang telah dikirimkan. Posting dapat diakses berdasarkan urutan bulan, tanggal, atau kategori tertentu, sepeti judul posting.
b. Kotak Komentar Tidak seluruh Blog menyediakan fitur komentar bagi pengunjung. Fitur ini umumnya menjadi andalan penyedia blog dalam menarik penggunanya. Blog memang dirancang tidak monolog atau statis tetapi lebih kepada percakapan. Anda dapat memberikan umpan balik, tanggapan atas permasalahan yang diposting atau bahkan menuliskan apa saja di fitur komentar. Anda dapat melakukan hal ini dengan mengklik link Comments. Pada pemakaiannya, anda diharapkan memasukkan nama, email, link alamat blog anda (jika ada), dan komentar, kritik, atau pertanyaan. Dengan melihat dan memberi komentar pada suatu blog, anda memiliki keuntungan untuk mempelajari dan mendapatkan inspirasi bagi pembuatan blog anda. Kesimpulan yang didapat dari pendapat diatas adalah, sebuah blog pada dasarnya memiliki struktur dasar yang hampir semua blog memilikinya. Struktur dasar dalam blog selain kolom posting, terdapat pula fitur arsip dan komentar. Kedua fitur tersebutlah yang membuat daya tarik dalam sebuah blog, karena penulis blog dapat berinteraksi dengan pengunjung lewat komentar, dan berbagai posting dapat tertata rapi dan dapat dibuka kembali secara konsisten melalui arsip.
2.2.2.2 Jenis-jenis Blog Menurut Amrullah (2011:31) secara umum blog dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Blog Portofolio Blog yang menampilkan hasil karya dari blog. Pada umumnya blog jenis ini dibuat untuk menampilkan karya desain, fotografi (photoblog), dan komik (comicblog). b. Blog Bertopik Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu. c. Blog Katalog Blog yang kontennya berisikan daftar hal–hal yang menarik untuk blog. Pada umumnya katalog design, kumpulan link-link, dsb. d. Blog General Blog ini umumnya memiliki banyak topik dan tidak ada korelasi antar topik. Karena sifatnya yang umum maka blog ini bisa kombinasi antara Blog Personal dan Blog Specific. e. Blog Sebagai Newsroom Blog berperan sebagai media elektronik yang menyebarluaskan berita yang sedang terjadi. Perubahan kecenderungan
manusia untuk
mengakses berita dari media cetak menjadi media elektronik menjadikan tulisan-tulisan dalam blog sebagai sumber-sumber berita terkini secara online.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa bahwa blog terbagi atas beberapa jenis, antara lain Blog Portofolio, Blog Bertopik, Blog Katalog, Blog General, dan Blog Sebagai Newsroom. Dalam penelitian pengembangan media ini, Blog yang akan dikembangkan cenderung untuk masuk pada kategori blog Bertopik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa pengembangan prototipe media blog ini bertujuan untuk menggembangkan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa, sehingga hanya berfokus pada satu topik yakni penerapan aksara Jawa. 2.2.2.3 Blogger Blogger adalah sebuah layanan publikasi blog yang dibuat oleh Pyra Labs dan diakusisi oleh Google pada tahun 2003. Secara umum, blog yang dihost oleh Google berada di bawah subdomain . Blogger memperbolehkan penggunanya untuk mempublikasikan blognya di server lain, melalui FTP hingga 1 Mei 2010. Setelah tanggal tersebut, semua data dalam blog harus disimpan di server Google, meskipun pengguna dapat menggunakan alamat situsnya sendiri dengan fitur Custom
URL.
(Anonim.
Blogger.
Tersedia
pada
http://id.wikipedia.org/wiki/Blogspot. diunduh pada tanggal 20 Mei 2014). Blogger atau Blogspot adalah sebuah platform blog atau penyedia layanan gratis untuk media kita dalam menulis, Blogger sama halnya dengan situs namun ini gratis dan tidak dipungut biaya apapun. (Anonim. Blogger. Tersedia pada http://indahpunyaa.Blogspot.com/2014/02/apa-itu-BlogBlogspot.html. pada tanggal 21 Mei 2014).
diunduh
Menurut Kindarto (2006:5) Blogger adalah penyedia Blog gratis. Penyedia Blog ini sangat popular. Banyak pengguna memanfaatkan layanan blogger.com. Blogger.com menyediakan fasilitas standar, seperti menu arsip, profil, komentar, serta fasilitas untuk menyisipkan foto atau gambar. Blogger ini juga relatif bebas dari iklan atau ad-banner. Satu-satunya iklan yang ada hanyalah banner garis kecil blogger.com diatas jendela utama. Banner ini pun dapat anda hilangkan atau nonaktifkan nantinya. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Blogger dapat disebut pula Blogspot merupakan sebuah penyedia layanan gratis untuk media kita dalam menulis artikel dalam blog. Dimana para penulis blog bisa menuliskan berbagai ide dan hasil karyanya di dalam blog sesuai dengan keinginannya secara gratis setelah mendaftar pada alamat www.blogger.com. Setelah mendaftar kemudian akan mendapatkan subdomain.blogspot.com (baca: dot blogspot dot com) adalah subdomain atau domain kedua dari situs anda, contoh : nama-bloganda.blogspot.com. 2.2.2.4 Sejarah Blogger Pada 23 Agustus 1999, Blogger diluncurkan oleh perusahaan Pyra Labs. Sebagai salah satu perangkat publikasi blog pertama di dunia, Blogger berperan dalam mempopulerkan format blog di dunia. Pada Februari 2003, Pyra Labs diakusisi oleh Google, membuat sejumlah fitur premium Blogger yang sebelumnya dikomersialkan Pyra Labs menjadi layanan yang sepenuhnya gratis. Pada Oktober 2004, salah satu pendiri Pyra Labs, Evan Williams, mengundurkan diri dari Google.
Pada tahun 2004, Google membeli Picasa, dan mengintegrasikannya dengan Blogger sehingga pengguna Picasa dapat mempublikasikan koleksi foto miliknya ke situs blognya. Pada 9 Mei 2004, Blogger memperkenalkan beberapa perubahan besar pada
sistem
publikasi
blognya,
menambahkan
fitur seperti template yang
memenuhi standar web, halaman arsip individual untuk masing-masing posting dan komentar, serta fitur posting melalui email. Pada 14 Agustus 2006, Blogger meluncurkan versi terbarunya dalam tahap beta, yang diberi nama kode "Invader". Versi terbaru ini memigrasikan pengguna Blogger ke server milik Google dan menambahkan beberapa fitur baru. Pada Desember 2006, versi baru ini keluar dari tahap beta. Mei 2007, Blogger selesai memigrasikan semua data penggunanya ke server Google. 2.2.3
Membaca Membaca merupakan sebuah interaksi antara pembaca dan penulis yang
untuk saling berkomunikasi. Komunikasi antara pembaca dan penulis dilakukan melalui
karya
tulis
yang
digunakan
pengarang
sebagai
media
untuk
menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalamannya. Seorang pembaca harus mampu menyusun pengertian-pengertian yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disajikan pengarang untuk bisa mendapatkan informasi berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kompetensi kebahasaannya.
Dalam sebuah artikel Evaluation of Reading Attitudes of 8th Grade Students in Primary Education According to Various Variables
dalam Jurnal
Educational Research and Reviews yang ditulis oleh Sahbaz (2012:571), Reading skill is a cognitive process in which the words are perceived, given a meaning, comprehended and then interpreted. Kutipan jurnal diatas mengutarakan bahwa keterampilan membaca adalah sebuah proses kognitif di mana kata-kata tersebut dirasakan, memberikan arti, memahami dan kemudian diinterpretasikan. Kemudian, dalam sebuah artikel berjudul Developing Speaking Skills Through Reading dalam Jurnal International Journal of English Linguistics, Nunan (dalam Mart, 2012:91) menyatakan bahwa pengertian membaca adalah sebagai berikut: Reading is a fluent process of readers combining information from a text and their own background knowledgeto build meaning and the goal of reading is comprehension (Nunan: 2003: 68). Kutipan jurnal diatas menyatakan bahwa kemampuan membaca seseorang selain dipengaruhi informasi
teks juga dipengaruhi
oleh latar belakang
pengetahuan pembaca sendiri. Hal itu memudahkan pembaca dalam menemukan makna dan tujuan membaca. Latar belakang pengetahuan dan kompetensi kebahasaan diperlukan untuk memberikan makna terhadap tanda-tanda dan simbol-simbol. Kemampuan membaca akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran apa pun di sekolah. Selain itu, seseorang yang ingin membaca harus mempunyai tujuan yang jelas agar mudah memahami dan mendapatkan informasi dari apa yang dia baca.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan proses komunikasi antara pembaca dan penulis yang bersifat interaktif melalui media karya tulis. Pembaca berusaha memahami isi bacaan berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kompetensi kebahasaannya. 2.2.4
Aksara Jawa Kemunculan aksara Jawa sering dikaitkan dengan kisah legenda Ajisaka.
Dia adalah seorang kesatria yang dipercaya menimbulkan adanya 20 aksara Jawa baku. Dalam ceritanya ada dua pengawal Aji Saka yang bernama Sembada dan Dora. Kedua pengawal Aji Saka itu sama-sama setia terhadapnya. Mereka diberi tanggung jawab menjaga keris pusaka dan satunya mengikuti Aji Saka. Suatu ketika timbul satu angkara yang menimbulkan keduanya saling membunuh. Cerita tersebut menjadi landasan dalam memperkenalkan dan mempermudah pengajaran aksara Jawa kepada siswa. Menurut beberapa penelitian, aksara Jawa berasal dari India yang lebih dikenal aksara Dewa Nagari. Menurut cerita babad tanah Jawa yang membawa aksara Jawa dari tanah India adalah Ajisaka (Adi, 1983:112). Slamet Riyadi (dalam Mohamed, 1996:1) berpendapat bahwa orang Jawa sudah mempunyai penulisan aksara yang dianggap adi luhung leluhur bangsa Jawa hingga kini. Mohammed dalam jurnal yang berjudul Aksara Jawi: Makna dan Fungsi berpendapat bahwa aksara Jawa dipercayai muncul setelah berlakunya pertemuan antara peradaban Jawa dengan India. Hal ini juga dikuatkan oleh Poerbatjaraka (1952:vii) dan Slamet Riyadi (1985:15) bahwa sebelum India datang tidak terdapat bukti yang menunjukkan bangsa Jawa mempunyai aksaranya sendiri.
Aksara Jawa yang ada pada masa kini adalah hasil dari pada pembentukan kembali bentuk dan gaya aksara Jawa Kuna (kuno) (Raffles, 1982:370). Lestari (2009:152) mengutarakan bahwa Aksara Jawa terdiri dari aksara legena (nglegena), pasangan, sandhangan, aksara murda, aksara rekan dan aksara swara. Berdasarkan pendapat Lestari tersebut paling tidak dalam mempelajari aksara Jawa wajib mengenal aksara legena (nglegena), pasangan, sandhangan dan swara. 2.2.4.1 Aksara legena (nglegena) Aksara legena merupakan aksara Jawa yang masih utuh, belum memperoleh penambahan. Aksara legena juga dikenal dengan Dentawyanjana. Dentawyanjana mempunyai arti aksara gigi. Tapi aksara legena sekarang lebih dikenal dengan Carakan (Lestari, 2009:152). Carakan ini terdiri dari 20 huruf dasar yang baku, dimana urutan aksara legena ini lah yang disusun menjadi cerita pendek tentang kedua pengawal Ajisaka. Kedua puluh aksara tersebut, sebagai berikut:
ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ ha
na
ca
ra
ka
ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ da
ta
sa
wa
la
ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ pa
dha
ja
ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ ꦀ
ya
nya
ma
ga
ba
tha
nga
2.2.4.2 Aksara pasangan Aksara pasangan gunanya untuk menekan vokal dan konsonan aksara legena di depannya sehingga hanya menjadi konsonan. Aksara pasangan juga dikenal sebagai cara lain penulisan aksara Jawa legena yang jumlahnya dua puluh. Penulisan aksara pasangan tidak boleh pisah dengan aksara yang dipasangkan. Berikut 20 aksara pasangan :
..ꦀ ...ꦀ ...ꦀ ... ...ꦀ ha
na
ca
ra
ka
... ...ꦀ ...ꦀ da
ta
sa
... ...ꦀ
wa
...ꦀ ... ...ꦀ ...ꦀ pa
dha
ja
la
... ya
nya
...ꦀ ...ꦀ ... ... ... ma
ga
ba
tha
nga
2.2.4.3 Sandhangan Sandhangan digunakan untuk pengubahan bunyi di dalam tulisan jawa. Namun, aksara sandhangan ini tidak dapat berdiri sendiri dan harus mengikuti aksara nglegena. Aksara sandhangan dibagi menjadi tiga yaitu sandhangan
swara, sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan pambuka wanda. Berikut ketiga sandhangan tersebut: (a) Sandhangan swara ...
wulu : i
...
pepet: e
....
suku: u
ꦀ...
taling: é
ꦀ...ꦀ
taling tarung: o
(b) Sandhangan panyigeg wanda
...ꦀ
wignyan: nyigeg aksara ha
...
layar: nyigeg aksara ra
...
cecak: nyigeg aksara nga
...ꦀ
pangkon: nyigeg aksara di depannya
(c) Sandhangan pambuka wanda
ꦀ ... ....
cakra: seselan aksara ra keret: seselan aksara re
....ꦀ
pengkal: seselan aksara ya
2.2.4.4 Aksara Swara Aksara Swara (suara) berjumlah lima buah. Aksara swara digunakan untuk menuliskan aksara vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing untuk memperjelas pelafalannya. Aksara swara tidak dapat digunakan sebagai pasangan sehingga aksara sigegan yang terdapat didepannya harus dimatikan dengan pangkon. Berikut kelima aksara tersebut:
A A 2.2.5
I
U
E
O
I
U
E
O
Media Pembelajaran Membaca Paragraf Beraksara Jawa Berbasis Blog Protipe media pembelajaran yang akan dikembangakan dalam penelitian
ini adalah web blog atau blog yang berisikan media pembelajaran membaca paragraf aksara Jawa dalam bentuk gambar dan paragraf singkat. Blog ini berbentuk media digital yang dapat diakses melaui internet. Blog ini merupakan sebuah web blog berdasarkan situs www.blogger.com yang dapat diakses dan dan dikembangkan secara gratis. Secara rinci dapat digambarkan bahwa dalam blog ini terdapat beberapa gambar ilustrasi yang disertai dengan paragraf yang menggunakan aksara Jawa, gambar beserta paragraf beraksara Jawa tersebut tersusun secara mengelompok sesuai tema tertentu, sehingga akses untuk membuka menjadi lebih mudah. Blog ini dapat diakses melaui berbagai piranti
(gadget) baik Handphone atau Smartphone maupun Laptop/Notebook yang telah terhubung dengan akses internet. Pengembangan media blog ini berdasarkan beberapa faktor, antara lain; semakin berkembangnya IPTEK sehingga semakin banyaknya siswa sekolah yang telah memiliki gadget yang mampu mengakses internet, semakin banyaknya sekolah-sekolah yang telah menerapkan teknologi Wi-fi di lingkungannya sehingga memudahkan akses internet, serta kemampuan anak dalam bidang IPTEK semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Kemampuan guru menyusun dan mengembangkan media pembelajaran yang up to date merupakan faktor lain kurang menariknya pembelajaran membaca aksara Jawa. Selain itu, semakin mernurunnya kemampuan peserta didik dalam keterampilan membaca aksara Jawa mendorong penelitian ini untuk dilaksanakan. 2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran membaca merupakan salah satu pembelajaran yang termasuk dalam pengembangan empat keterampilan berbahasa. Seseorang dapat memperoleh berbagai informasi yang dia butuhkan lewat membaca. Akan tetapi, pembelajaran membaca aksara Jawa dewasa ini seakan dianggap sukar bagi siswa. Hal ini disebabkan oleh siswa yang kurang berminat terhadap pembelajaran membaca karena siswa kurang menguasai dengan baik kosakata maupun aksara Jawa dalam bahasa Jawa. Pembelajaran membaca aksara Jawa juga kurang ditunjang dengan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Media pembelajaran sebagai sarana yang digunakan dalam pembelajaran seharusnya mampu menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran membaca parafgraf beraksara Jawa dapat ditunjang dengan penggunaan media berbasis blog. Media ini dapat melatih untuk membaca paragraf beraksara Jawa yang disertai dengan tampilan menarik minat siswa. Pemanfaatan media blog dengan pengelolaan yang baik diharapkan mampu menarik minat belajar siswa terhadap pembelajaran membaca aksara Jawa. Sejalan dengan hal itu, besar harapan tingkat antusias siswa akan meningkat pada kompetensi dasar tentang membaca paragraf berakasara Jawa sehingga siswa dapat memperoleh nilai yang lebih baik dan KD dapat tercapai dengan baik. Kerangka berpikir pengembangan media media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
Kerangka berpikir ini digambarkan dalam bagan sebagai berikut. Guru siswa kelas VII
Siswa kelas VII
Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam kelas, sedangkan fasilitas sekolah telah memadai.
Siswa menerima pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa namun kurang berminat dan masih mengalami kesukaran
Tahap Pendahuluan Proses pembelajaran tidak optimal
Analisis kebutuhan guru kelas VII
Analisis media pembelajaran membaca paragraf beraksara jawa
Analisis kebutuhan siswa kelas VII
Merancang prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis Blog
Validasi Prototipe/Uji Ahli
Revisi Prototipe berdasarakan saran dan penilaian uji ahli Tahap Pengembangan
Uji terbatas prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis Blog di Kabupaten Pati
Guru mudah dan lebih kreatif dalam mengajarkan pembelajaran membaca aksara Jawa
Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca akasara Jawa dimana saja dan kapan saja.
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan secara berturut-turut mengenai desain penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 3.1 Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development), artinya penelitian yang dipergunakan untuk menghasilkan
produk
tertentu
dan
menguji
keefektifan
produk tersebut.
(Sugiyono 2013:407). Penelitian ini diarahkan pada pengembangan produk dalam bentuk media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati yang berupa media visual untuk mempermudah pembelajaran membaca dan melatih siswa agar terbiasa bacaan beraksara Jawa. Menurut Sugiyono (2013:409) penelitian ini mempunyai
sepuluh
langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten
Pati,
sehingga
dalam
prosesnya
hanya
difokuskan
untuk
mengembangkan media tanpa diujikan langsung dalam pembelajaran. Jadi,
40
langkah-langkah tersebut disederhanakan menjadi lima langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, analisis tentang potensi dan masalah dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sekolah terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Analisis ini dilakukan
sebelum
menentukan
model
media
yang
akan
disusun,
(2)
pengumpulan data, data berasal dari observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Observasi dilakukan terhadap kondisi proses kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung dalam kelas. Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Jawa kelas VII untuk memperoleh informasi awal tentang keadaan pembelajaran bahasa Jawa. Dokumentasi dilakukan untuk pendokumentasian sebagai bukti telah dilaksanakan penelitian. Angket terbagi menjadi tiga yaitu angket kebutuhan siswa, angket kebutuhan guru, dan angket penilaian oleh ahli media dan ahli materi, (3) desain produk, yaitu kegiatan merancang dan menyusun media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati, (4) validasi desain, penilaian prototipe oleh guru, ahli media, dan ahli materi, dan (5) revisi produk, merupakan tahap akhir dan akan menghasilkan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP di Kabupaten Pati dan guru kelas VII SMP di Kabupaten Pati. Siswa dan guru menjadi sumber pemerolehan data kebutuhan terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog.
3.2.1 Siswa Siswa yang menjadi subjek dalam pemerolehan data kebutuhan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog adalah siswa kelas VII SMP di Kabupaten Pati dari tiga sekolah yaitu SMP Negeri 8 Pati, SMP Negeri 1 Margorejo, dan SMP Negeri 1 Wedarijaksa. Alasan dipilih sekolah tersebut adalah sekolah tersebut dianggap telah memiliki fasilitas internet dan fasilitas lain yang mendukung adanya penelitian ini. Selain itu, sekolah tersebut diperlukan untuk menjaring data dari beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pati sehingga media yang dikembangkan dapat bermanfaat untuk semua siswa. 3.2.2 Guru Guru sebagai
subjek dalam pemerolehan data tentang kebutuhan media
pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa kelas VII dari tiga SMP di Kabupaten Pati. Masing-masing satu guru dari SMP Negeri 8 Pati, SMP Negeri 1 Margorejo, dan SMP Negeri 1 Wedarijaksa. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan teknik observasi, dokumentasi, wawancara, dan angket. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan memperoleh informasi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. Dokumentasi dilakukan untuk mendokumetasikan proses penelitian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas VII di Kabupaten Pati untuk memperoleh informasi
awal tentang keadaan pembelajaran bahasa Jawa. Angket terdiri atas angket kebutuhan dan angket penilaian ahli. 3.3.1 Teknik Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam sebuah proses penelitian. Observasi
atau pengamatan
merupakan salah
satu teknik pengumpulan data/ fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisik nya atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini observasi terhadap sekolah untuk mengetahui proses pembelajaran dan memperoleh informasi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. 3.3.2 Teknik Wawancara Teknik wawancara secara langsung ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa Jawa dengan tujuan untuk memperoleh informasi awal tentang keadaan proses kegiatan pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. Teknik wawancara dilakukan pada langkah pertama untuk menemukan berbagai masalah atau kendala yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui teknik wawancara pula diharapkan guru akan memberikan masukan terhadap prototipe media yang akan dikembangkan. 3.3.3 Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan sebagai bukti dalam penelitian yang telah dilaksanakan. Dokumentasi dilakukan dengan cara pendokumentasian berbagai kegiatan dan dokumen-dokumen yang terdapat pada proses penelitian. Hal ini
dilakukan untuk membantu dalam mengolah data. Selain itu, dokumentasi yang didapat merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, gambar(foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian. 3.3.4 Teknik Angket Teknik angket digunakan guna menelusuri berbagai kebutuhan siswa dan guru terhadap pengembangan prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis Blog. Angket juga akan dipergunakan sebagai penilaian oleh ahli media dan ahli materi terhadap hasil pengembangan protipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog. 3.3.4.1 Angket Kebutuhan Teknik angket kebutuhan digunakan pada siswa dan guru. Pembuatan angket kebutuhan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang media pembelajaran yang dibutuhkan dan diinginkan oleh siswa dan guru. 3.3.4.1.1 Angket Kebutuhan Siswa Siswa sebagai sasaran utama dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan yang sangat penting. Siswa yang terlibat dalam pengisian angket adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Pati, SMP Negeri 1 Margorejo, dan SMP Negeri 1 Wedarijaksa. 3.3.4.1.2 Angket Kebutuhan Guru Angket kebutuhan guru digunakan untuk memperoleh data tentang kebutuhan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Guru yang terlibat dalam pengisian
angket ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Pati, SMP Negeri 1 Margorejo, dan SMP Negeri 1 Wedarijaksa. 3.3.4.2 Angket Penilaian Ahli Angket penilaian ahli ini bertujuan untuk melihat kelebihan dan kekurangan prototipe yang telah dibuat. Setelah adanya koreksi dan masukan dari ahli, tujuan berikutnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan produk. Ahli yang terlibat dalam penilaian ini adalah ahli media dan ahli materi. 3.4 Instrumen Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yaitu pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII SMP di Kabupaten Pati, maka dibutuhkan dua data yang berbeda, yaitu (1) data tentang kebutuhan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog, (2) data tentang penilaian terhadap prototipe media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog. Gambaran umum tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian Data 1. Kebutuhan media
Subjek
Instrumen
Siswa kelas VII SMP
Angket
blog sebagai media
di Kabupaten Pati
siswa
pembelajaran
Guru mata pelajaran
Pedoman wawancara
membaca paragraf
bahasa Jawa kelas VII
Angket
beraksara Jawa
SMP di Kabupaten
guru
siswa kelas VII di
Pati
Pedoman observasi
Kabupaten Pati.
kebutuhan
kebutuhan
2. Penilaian ahli
Ahli media
Angket penilaian ahli media
Ahli materi
Angket penilaian ahli materi
3.4.1 Pedoman Observasi Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Kabupaten Pati. Gambaran tentang
pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.2 kisi-kisi pedoman observasi terhadap proses pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Pati. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Observasi No. 1.
Pedoman Observasi Alokasi
waktu
Jawaban
pertemuan
pembelajaran bahasa Jawa. 2.
Sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendukung proses pembelajaran di sekolah.
3.
Cara guru menyampaikan materi saat proses pembelajaran.
4.
Media yang dipergunakan guru pada saat proses pembelajaran.
5.
Sikap
siswa
menerangkan pembelajaran.
pada dalam
saat
guru proses
3.4.2 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa kelas VII di Kabupaten Pati. Gambaran tentang pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi pedoman wawancara terhadap guru pada pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa kelas VII di Kabupaten Pati di bawah ini. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru No. 1.
Pedoman Pertanyaan Alokasi
waktu
Jawaban
pertemuan
pembelajaran bahasa Jawa. 2.
Keterampilan
berbahasa
yang
diajarkan. 3.
Media yang sudah digunakan saat pembelajaran
membaca
paragraf
pemerolehan
media
membaca
paragraf
beraksara Jawa. 4.
Sumber pembelajaran
beraksara Jawa. 5.
Tanggapan siswa terhadap media yang sudah digunakan.
6.
Kendala
yang
pembelajaran
dihadapi
membaca
saat paragraf
beraksara Jawa. 7.
Akses guru terhadap internet dan pengetahuan guru tentang blog.
8.
Penerapan LCD proyektor, teknologi internet dalam peroses pembelajaran
9.
Respon
terhadap
pengembangan
media
pembelajaran
membaca
paragraf beraksara Jawa berbasis blog. 10.
Harapan media
terhadap
pengembangan
pembelajaran
membaca
paragraf beraksara Jawa berbasis blog.
3.4.3
Angket Kebutuhan Angket kebutuhan media pembelajaran membaca paragraf beraksara
Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati dibagi menjadi dua, yaitu (1) angket kebutuhan siswa dan (2) angket kebutuhan guru. Data yang diperoleh dari angket ini akan menjadi bahan pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. 3.4.3.1 Angket Kebutuhan Siswa Angket kebutuhan siswa terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati digunakan untuk
memperoleh
data
sebagai
acuan
pengembangan
prototipe
media
pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog. Dalam angket ini, hal-hal yang akan dibahas meliputi: (1) penggunaan aksara Jawa dalam keseharian siswa, (2) penggunaan internet dalam keseharian siswa,(3) pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa yang sudah berlangsung, dan (4) harapan terhadap pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk kelas VII di Kabupaten Pati. Gambaran tentang angket ini
dapat dilihat pada tabel kisi-kisi angket kebutuhan siswa terhadap media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis Blog untuk kelas VII di Kabupaten Pati pada tabel 3.4 di bawah ini. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa Aspek Penggunaan
Nomor
Indikator aksara Penggunaan
aksara
Soal Jawa
dalam
1
yang
sering
2
Jawa dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari
Penggunaan
aksara
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari Penggunaan internet
Penggunaan internet dalam kehidupan
dalam keseharian
sehari-hari
siswa
Melalui
media
apa
saja
siswa
3
4,5
mengakses internet Pembelajaran membaca
Respon
terhadap
pembelajaran
6
paragraf membaca paragraf beraksara Jawa
beraksara Jawa
Hal-hal
yang
dilakukan
saat
7
pembelajaran
8
pembelajaran Respon
terhadap
membaca paragraf beraksara Jawa Sumber belajar yang digunakan guru
9
Respon terhadap media yang digunakan
10
guru
Harapan
terhadap Respon terhadap pengembangan media
pengembangan media pembelajaran pembelajaran membaca
membaca
beraksara Jawa berbasis blog paragraf
paragraf
11
beraksara berbasis kelas
blog VII
Kabupaten Pati
Jawa Minat siswa terhadap media blog
12
untuk Minat siswa terhadap ilustrasi yang
13
di dipergunakan dalam blog Tema apa saja yang diinginkan
14
Respon terhadap pengemasan media
15
3.4.3.2 Angket Kebutuhan Guru Dalam angket ini, hal-hal yang dibahas meliputi: (1) pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa yang sudah berlangsung dan (2) harapan terhadap pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk kelas VII di Kabupaten Pati. Gambaran tentang angket ini, dapat dilihat pada tabel 3.5 kisi-kisi angket kebutuhan guru di bawah ini. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru
Aspek
Nomor
Indikator
Soal
Pembelajaran
Alokasi Waktu pembelajaran bahasa Jawa
1
membaca
Keefektifan pembelajaran membaca paragraf
2
paragraf
beraksara Jawa yang sudah berlangsung
beraksara yang berlangsung
Jawa Kesulitan siswa saat pembelajaran
3
sudah Cara guru mengajar
4
Penggunaan media saat pembelajaran membaca
5
paragraf beraksara Jawa Bentuk media yang sudah digunakan
6
Sumber pemerolehan media
7
Keefektifan media yang sudah digunakan
8
Kesesuaian
media
dengan
kehidupan
di
9
masyarakat Harapan terhadap Kebutuhan akan media pembelajaran membaca
10
pengembangan
paragraf beraksara Jawa berbasis blog
media
Respon terhadap pengembangan media
11
pembelajaran
Jenis media yang diinginkan
12
membaca
Respon terhadap penggunaan tema dalam blog
13
paragraf
Ilustrasi dalam blog
14
beraksara
Jawa Respon terhadap pengemasan media
15
berbasis blog
3.4.4 Angket Penilaian Ahli Angket ini diisi oleh ahli media dan ahli materi setelah melihat media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Angket penilaian ahli ini bertujuan untuk melihat koreksi dari prototipe yang telah dibuat. Setelah adanya koreksi dan masukan dari ahli, tujuan berikutnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan produk. Angket penilaian ahli ini dibagi menjadi dua, yaitu angket penilaian ahli media dan angket penilaian ahli materi. 3.4.4.1 Angket Penilaian Ahli Media Penilaian ahli media dilakukan ketika prototipe berupa produk yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Dalam hal ini aspek-aspek yang dinilai oleh ahli lebih kepada tampilan grafis produk. Gambaran tentang angket penilaian ini dapat dilihat pada tabel 3.6 kisi-kisi angket penilaian ahli media di bawah ini.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Media Aspek
Indikator
Nomor Soal
Kualitas produk
Kualitas gambar dalam produk
1
(konten blog)
Kualitas akses ke dalam laman/konten blog
2
Kualitas ukuran blog dengan jaringan internet
3
(kecepatan mengakses blog) Aspek penyajian
Harmonisasi warna dalam produk
4
(tampilan blog)
Penataan tulisan produk
5
Penataan gambar pada produk
6
Kesesuaian ilustrasi dengan tema
7
Kesuaian ukuran font dengan ilustrasi
8
Harmonisasi warna font dalam produk
9
Penataan laman dalam produk
10
Penataan aplikasi tambahan (widget) dalam
11
produk
3.4.4.2 Angket Penilaian Ahli Materi Penilaian ahli materi dilakukan ketika prototipe produk yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Dalam hal ini aspek-aspek yang dinilai oleh ahli lebih kepada isi materi dalam produk. Gambaran tentang angket penilaian ini dapat dilihat pada tabel 3.7 kisi-kisi angket penilaian ahli materi di bawah ini. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Materi Aspek Isi blog
Indikator Kesesuaian isi blog dengan media pembelajaran
Nomor Soal 1
Kelayakan isi blog dengan media pembelajaran
2
Keterkaitan isi blog dalam mendorong minat
3
belajar siswa Tingkat kesukaran isi blog sebagai media
4
pembelajaran
Kebahasaan
Pemilihan tema
5
Pemilihan ilustrasi
6
Pemilihan komposisi warna
7
Kesesuaian bahasa yang digunakan
8
Pilihan kata yang digunakan
9
Ketepatan penggunaan aksara Jawa
10
3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah teknik deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:335) analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu (1) data analisis kebutuhan siswa dan guru, dan (2) data uji ahli sebagai proses perbaikan dan penguatan media pembelajaran yang akan dibuat.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati yang telah dilaksanakan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Siswa dan guru membutuhkan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa. Media pembelajaran untuk pembelajaran paragraf berkasara Jawa belum banyak ditemukan sehingga pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa belum sepenuhnya berjalan efektif. Media pembelajaran yang selama ini digunakan sebagai media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa masih berbentuk teks bacaan dan masih banyak siswa yang tidak hafal aksara Jawa sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika membaca paragraf beraksara Jawa. Media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa yang dibutuhkan siswa dan guru adalah media berbentuk blog yang dapat diakses melalui internet dan dapat diakses melalui berbagai gadget. Melalui media blog, siswa dapat belajar membaca paragraf beraksara baik secara berkelompok di dalam kelas maupun secara individu ketika usai proses pembelajaran. Cerita rakyat dan permainan tradisional menjadi bahan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa berbasis blog untuk menambah wawasan pengetahuan siswa.
79
2) Prototipe media pembelajaran membaca paragaraf beraksara Jawa berbasis blog untuk siswa kelas VII berupa blog yang memuat berbagai bacaan tentang cerita rakyat Kabupaten Pati dan permainan tradisonal, dasar pedoman membaca aksara Jawa, serta kuis. Dalam blog tersebut terdapat lima menu utama. Menu pertama merupakan Aksara Legena, menu kedua adalah Pasangan, menu ketiga adalah Sandhangan, menu keempat adalah Wilangan dan menu kelima adalah Gladhen. 3) Uji validasi dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Berdasarkan penilaian ahli materi, isi blog ini dinyatakan layak sebagai media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa dengan beberapa perbaikan terutama pada penerapan penulisan aksara Jawa. Sedangkan ahli media menilai perlu dilakukan perbaikan pada tampilan tombol-tombol menu dan sub menu yang terdapat dalam blog, perbaikan ukuran dan konsistensi jenis font juga perlu mendapatkan perhatian khusus, agar media pembelajaran menjadi lebih baik. Serta perlu adanya pengemasan media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa dalam bentuk VCD yang disertai berbagai aplikasi penunjang di dalamnya. 4) Media pembelajaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah media blog. Media pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa untuk siswa kelas VII di Kabupaten Pati. Media pembelajaran tersebut dapat membantu guru dalam mengembangkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran membaca paragraf beraksara Jawa tidak hanya menggunakan media pembelajaran dalam bentuk teks
bacaan. Media pembelajaran tersebut juga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Siswa dapat belajar secara bersama maupun individu, baik di dalam kelas maupun di luar kelas melalui media blog yang dapat diakses baik melalui perangkat komputer maupun gadget lainnya. Sehingga diharapkan siswa dapat belajar membaca paragraf beraksara dimanapun dan kapanpun, serta menambah wawasan terhadap cerita rakyat Kabupaten Pati dan permainan tradisional. 5.2 Saran Saran yang dapat disampaikan berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai berikut. 1) Hendaknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengembangan media
pembelajaran
membaca
paragraf
beraksara
Jawa
dengan
memanfaatkan teknologi digital lainnya untuk menambah referensi media pembelajaran yang telah ada. 2) Hendaknya pembelajaran bahasa Jawa pada masa sekarang dapat beradaptasi dengan berbagai gadget
dan internet
yang dapat dimanfaatkan
dan
dimaksimalkan oleh guru, baik dalam mencari sumber referensi pembelajaran maupun mencari contoh berbagai media dan metode pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas, sehingga proses pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. 3) Hendaknya perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih menyempurnakan penelitian pengembangan media pembelajaran membaca paragraf beraksara
berbasis blog misal dengan menambah referensi materi cerita agar lebih bervariasi. 4) Hendaknya guru lebih selektif dan kreatif dalam memilih media pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Sutjipto. 1983. Piwulang Paramasastra lan Kasustran Jawi. Solo: Tiga Serangkai. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Amrullah, Ahmad Syukron. 2011. Skripsi : Penerapan Teknologi Web Blog Sebagai Media Pembelajaran Alternative Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII Di Madrasah Aliyah Yaumi Ringinharjo Gubug Grobogan. Semarang. Anonim. 2014. Blog. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Blog. (diunduh pada tanggal 20 Mei 2014). Anonim. 2014. Blogger. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Blogspot. (diunduh pada tanggal 20 Mei 2014) Anonim. 2014. Blogger atau Blogspot. Tersedia pada http://indahpunyaa.blogspot.com/2014/02/apa-itu-bloggerblogspot.html. (diunduh pada tanggal 21 Mei 2014) Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Comas-Quinn , Anna., Raquel Mardomingo dan Chris Valentine. 2009. Mobile blogs in language learning: making the most of informal and situated learning opportunities. ReCALL. 21: 96 – 112. Dippold, Doris. 2009. Peer Feedback Through Blogs: Student and teacher perceptions in an advanced German class. ReCALL. 21: 18-36. Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kindarto, Asdani. 2006. Tip Mudah Membuat Blog Bergaya dan Interaktif. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
83
Kurt, Adile Askim., Serkan Izmirli, dan Ozden Sahin-Izmirli. 2011. Student Experience in Blog Use for Supplementary Purposes in Courses. Turkish Online Journal of Distance Education. 12: 78-96. Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Lestari, Endang Dwi. 2009. Kawruh Sapala Basa. Klaten: PT Intan Pariwara Lestari, Nur Indah. 2007. Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Kartu pada Kelas VIIIF SMP Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007. Semarang. Mart, Cagri Tugrul. 2012. Developing Speaking Skills Through Reading. International Journal of English Linguistics. 2 (6):91-96. Mason, Robin & Rennie, Frank. 2010. ELEARNING Panduan Lengkap Memahami Dunia Digital dan Internet. Yogyakarta: Pustaka Baca!. Nurseto, Tejo. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8. Hlm. 19-35. Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Sahbaz, Namik Kemal. 2012. Evaluation of Reading Attitudes of 8th Grade Students in Primary Education According to Various Variables. Educational Research and Reviews. 7 (26): 571-576. Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: PT Intan Pariwara. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algasindo. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
(Pendekatan
Kuantitatif,
Sujanto, J Ch. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jayapura: FKIP Universitas Cendrawasih.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pusaka Insani Madani. Wilkinson, Gene L. 1984. Media dalam Pembelajaran Penelitian Selama 60 Tahun. Jakarta: CV Rajawali.
LAMPIRAN