Disampaikan dalam: “Workshop Nasional Pengembangan Industri Kecil Gula Kelapa dan Aren”, Di Hotel Horison Ultima Purwokerto, 17 Desember 2015
PENGEMBANGAN GULA SEMUT DALAM KONTEKS STRATEGI INDUSTRI INDONESIA
Totok Hari Wibowo Kabid Pengembangan dan Optimalisasi Sarana Pendukung Ekonomi Kawasan Kemenko Perekonomian
OUTLINE Latar belakang permasalahan Respond: pemilihan industri prioritas (analisa)
Strategi (kebijakan) industri: horizontal vs vertikal Kelembagaan dan implementasi Step berikutnya
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Masalah Utama Pertumbuhan yang melambat, penciptaan lapangan kerja yang rendah, distribusi ketimpangan (gini ratio) melebar Surplus tenaga kerja (pencari kerja) dan jumlah pekerja informal sangat besar dengan produktivitas yang rendah Manakala pertumbuhan meningkat pemanasan ekonomi cepat terjadi: neraca berjalan (current account deficit) memburuk, impor meningkat cepat (elastisitas barang impor terhadap pertumbuhan ekonomi tinggi) dan inflasi meningkat (indikator ketidakefisienan ekonomi) Perekonomian Indonesia dimanjakan oleh ketergantungan kepada sumberdaya alam dan komoditas yang harganya sangat baik dari tahun 2003 hingga tahun 2011 (siklus komoditas). Akibatnya Indonesia terlena dan terms of trade cenderung membuat sektor manufaktur menjadi tidak kompetitif.
Siklus harga komoditas sekarang bergerak turun dan diperkirakan siklus di bawah ini berlangsung lama sementara sektor manufaktur belum mampu menggantikan sektor komoditas tersebut. Perkiraan IMF, WB dan banyak pihak lain bahwa kondisi ekonomi global serta geopolitik yang tidak kondusif masih akan berlangsung dalam jangka 3-4 tahun ke depan. Sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Indonesia akan terpengaruh oleh perkembangan global. 4
PERKEMBANGAN EKSPOR INDUSTRI MANUFAKTUR
MANUFAKTUR BERBASIS KOMODITAS SANGAT DOMINAN, SEMENTARA BERBASIS PADAT KARYA MELAMBAT
Manufactured, Labor-Intensive & Commodity-Based Exports in Current Prices (US$) 1975-2015
1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
160 140 120 100 80 60 40 20 0
Manufactured exports Source: Badan Pusat Statitik (2015)
Labor-intensive manufactures
Commodity-based exports
Manufactured Goods Exports Index for various countries 2002-2014 (2002 = 100)
Source: UNCTAD Stat Data Center 2014 and central bank in each country
PERKEMBANGAN EKSPOR YANG PADAT KERJA DARI WAKTU KEWAKTU MENGALAMI PENURUNAN SECARA SIGNIFIKAN Percentage Change in Exports, 1975-2014 (%) In current prices - in US $ 70%
62%
60% 50%
45% 39%
40% 30%
26%
23% 17%
20% 10%
10% 3%
8%
7%
4%
9% 3%
0% -10%
-2%
-6% 75-85 85-90 90-96 96-13 Jan-July 20132014exports Manufactured Products Labor-intensive manufactures Commodity-based
Source: Badan Pusat Statitik (2015)
MANUFAKTUR BERBASIS KOMODITAS MENGALAMI NEGATIVE GROWTH UNTUK PERIODE 2013-2014 Percentage Change in Exports, 1975-2014 (%) In constant prices - in US $ 60% 50%
49%
40% 30%
33%32%
26%
23% 17%
20% 10% 0%
-10%
5%
5%
0% 75-85
85-90
5% 4% 5%
90-96
-20%
-30%
96-13
1% Jan-July 2013-4% 2014 -18%
Manufactured Products
Source: Badan Pusat Statitik (2015)
Labor-intensive manufactures
Commodity-based exports
WHERE TO WIN?—
PEMILIHAN INDUSTRI
Aktivitas Industri Yang Baru Paling Tidak Memenuhi 4 Kriteria Menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang sangat besar terutama untuk tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian, dari sektor jasa beproduktivitas rendah, sektor informal (termasuk pembantu rumah tangga) serta bagi pencari kerja yang baru masuk ke pasar tenaga kerja Terjadi peningkatan produktivitas dibanding dengan yang sudah ada atau dibanding dengan sektor yang sudah mengecil (shrinking sectors) Mempunyai potensi ekspor yang lebih tinggi dibanding dengan sektor yang sudah ada.
Proyek industri harus menguntungkan secara ekonomis dan keuangan dalam jangka menengah, meskipun mungkin secara keuangan tidak menguntungkan dalam jangka pendek
10
Pemetaan Pilihan Industri Manufaktur Yang Menjadi Prioritas Berdasarkan penciptaan lapangan kerja Berdasarkan ekspor and penetrasi ekspor ke pasar dunia Berdasarkan produktivitas
Berdasarkan kekuatan keuangan dan pertumbuhan penjualan Berdasarkan sumber dan strategi pembiayaan Berdasarkan data perbankan/pasar modal Berdasarkan elastisitas impor terhadap PDB
Analisa Yang Lebih Luas (Di Luar Industri Manufaktur) Industri Farmasi Dan Alat Kesehatan: Potensi Bertumbuh Sangat Cepat Termasuk Karena Dorongan Dari Keberadaan Sistim Jaminan Kesehatan Nasional Industri Agribisnis: Mempunyai Keunggulan Komparatif Yang Tinggi Sebagai Penghasil Bahan Hasil Pertanian Yang Secara Khusus Tumbuh Sangat Baik Di Indonesia Industri Kreatif Dikaitkan Dengan Kekayaan Budaya Serta Terangkat Oleh Keberadaan Aplikasi ICT Yang Sangat Menolong Pengembangannya. Industri Pariwisata Dikaitkan Dengan Kekayaan Alam Serta Kekayaan Budaya
Pemilihan Industri: Pemilihan industri berdasarkan Lapangan Kerja, Produktivitas, Ekspor, Keterkaitan industri (Forward & Backward Linkage) dan mempertimbangkan industri yang ditinggalkan China, yang diperebutkan oleh negara-negara kompetitor, seperti India, Vietnam, Thailand, Filipina dan Bangladesh. Berdasarkan kelima kriteria tersebut, dihasilkan tiga kelompok industri:
(1) Orientasi ekspor, labor intensive, produktivitas di atas rata rata (kategori tinggi) Kebijakan prioritas terhadap industri manufaktur dalam kategori ini adalah mempertahankan dan bahkan memenangkan pasar dunia yang lebih besar. Opsi strategis perlu dibuat untuk beberapa industri yang berpeluang menguasai dunia
(2) Orientasi ekspor, labor intensive, produktivitas rendah Kebijakan prioritas adalah bagaimana meningkatkan produktivitas industri manufaktur dalam kategori ini melalui pelatihan/perbaikan keterampilan, inovasi produk dan design, dll
(3) Orientasi ekspor, tapi capital intensif, produktivitas tinggi Kebijakan prioritas adalah penetrasi pasar dunia. Juga perlu diperhatikan industri seperti ini cenderung punya kandungan impor yang tinggi, sehingga perlu kebijakan khusus agar industri hulunya dapat berkembang di Indonesia (menjaga agar neraca berjalan tetap aman)
PRIORITAS INDUSTRI • Manufaktur padat tenaga kerja serta berorientasi ekspor: bertujuan untuk mengatasi surplus tenaga kerja serta memperkuat devisa • Manufaktur dengan elastisitas impor yang tinggi: bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan neraca berjalan ketika ekonomi bertumbuh tinggi. • Pengolahan hasil pertanian : bertujuan untuk menaikkan produktivitas dan kualitas produk industri pertanian serta pengembangan sistim pasokan yang efisien • Proces hilirisasi mineral secara rasional dan terencana: bertujuan mengoptimalkan nilai tambah dalam negeri • Industri budaya kreatif dan pariwisata • Industri manufaktur baru (aplikasi dari ICT dan kombinasi dengan budaya) • Industri farmasi dan alat kesehatan/rumah sakit: bertujuan memanfaatkan program BPJS kesehatan. Menjadi “uncontested industry” namun harus dibuat skema agar mencegah monopoly rent • Pengembangan industri rantai nilai/pasokan: merupakan element kunci dalam strategi indutrialisasi karena meningkatkan potensi produksi and utilisasi sumber daya lintas batas daerah atau negara 14
HOW TO PLAY–
S T R AT E G I B E S A R I N D U S T R I M A N U FA K T U R N A S I O N A L
Strategi Besar Industri Nasional
Jangka menengah (2015-2025)
1. Kebijakan Horizontal (berlaku umum untuk semua industri yang dipilih) dengan fokus Industri padat karya yang ditujukan terutama untuk peningkatan ekspor dan produktivitas. 2. Kebijakan Vertikal (industri spefisik) pada substitusi import terutama untuk intermediate goods. 3. Pembuatan kawasan ekonomi khusus untuk industri yang menjadi prioritas
Jangka Panjang (2025-…)
Perpindahan ke industri yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, terutama industri padat modal yang berproduktivitas tinggi, untuk memperluas market share di dunia internasional
Instrumen Yang Dapat Berlaku Umum Untuk Seluruh Manufaktur Dan Dapat Diperlakukan Secara Khusus Terhadap Industri Prioritas Strategi
Aksi/Inisiatif Kebijakan
Hilangkan semua hambatan untuk bertumbuh
Menyelesaikan hambatan sisi supply (penyediaan), logistik dan infrastruktur Menaikkan belanja infrastruktur Memperkuat kelembagaan dan lingkungan regulasi
Alokasi sumberdaya secara efisien
Nilai tukar yang kompetitif Regime perdagangan terbuka Lembaga yg dapat memastikan kontrak dan membuat pasar berfungsi dg baik Pasar tenaga kerja yg flexible yg memungkinkan T Kerja berpindah kesektor yg baru dan lebih tinggi produktivitasnya Perbaiki akses ke sistim keuangan
Akumulasi Modal/Kapital
Pemupukan tabungan dalam negeri, dan menarik FDI Pemerintah : kebijakan makro berkesinambungan, Kebijakan dan administrasi pajak yang rasional Efisiensi birokrasi, Kepemilikan yg aman dan pasti, Ekspektasi thd masa depan yg lebih pasti Makro-ekonomi yg stabil dan Akses kepada keuangan
Penyerapan dan pengejaran ketertinggalan teknologi
Lembaga yg dapat mempromosikan riset dan regime patent secara adaptif. Pendidikan dg prioritas STEM, Kebijakan perdagangan dan investasi yg menarik FDI. Kebijakan fiskal utk penyerapan dan adaptasi teknologi serta RnD
Integrasi dan perluasan pertumbuhan
Integrasi dan ketersambungan manufaktur dengan sektor pertanian dan sektor lain (kenaikan produktivitas). Kawasan industri diberbagai daerah. Ketersambungan industri besar dg SME, supply chain. Ketersambungan produksi desa dengan kota, Ketersambungan dengan global value chain 17
Strategi Industri: Strategi Vertical (Substitusi Impor) Strategi substitusi impor menjadi penting karena:
1.
Impor Indonesia didominasi oleh bahan baku dan barang modal cenderung akan meningkat saat pertumbuhan ekonomi tinggi. Hal ini dapat berakibat terhadap peningkatan defisit neraca berjalan (Current Account Deficit) di tengah export komoditas yang cenderung tidak meningkat
2.
Missing link di value chain industri Indonesia. Produk manufaktur yang dihasilkan Indonesia sebagian besar yang bernilai tambah rendah sedangkan konten yang diimpor malah yang bernilai tambah tinggi.
Industri Yang Punya Keunggulan Komparatif Secara Alamiah
Perlu dikombinasikan dengan perkembangan teknologi terbaru, rantai pasokan, penyimpanan, teknologi informasi Industri agribisnis (kelapa sawit, kelapa, coklat, kopi, karet, jagung, buah buahan, sayur mayur, dll) Industri kreatif (budaya + hiburan + aplikasi IT)
Industri pariwisata
Perbaikan Jasa Di Sepanjang Supply Chain Dan Pembiayaan Untuk SME Pengembangan sistim informasi dan supply chain antara lain dengan mengadopsi secara cepat aplikasi dari ICT Membuat mekanisme jalur komunikasi untuk dialog formal antara investor dan pemerintah untuk menjawab hambatan yang ditemui (trouble shooting unit) Memperbaiki akses kepada pembiayaan (MSME: mikro, small, medium enterprise) melalui sistim sertifikasi asset (alat produksi, mesin dll), sertifikasi tempat berusaha, sertifikasi skill berusaha, jaringan supply chain dan/atau bank/lembaga pembiayaan khusus (community bank) Revitalisasi kembali fungsi BPD-BPD untuk menjadi pilar “community bank” Kembangkan dan efektifkan Supply chain finance
Reformasi cepat untuk memfasilitasi aktifitas bisnis oleh pemerintah pusat dan daerah
Strategi Industri: Sistim Rantai Pasokan ...MEMPERBAIKI LOGISTIK DAN SUPPLY CHAIN ANTAR RURAL DAN CITIES ...GEOGRAPHIC APPROACH UNTUK MEMPERBAIKI LOGISTIK DAN VALUE CHAIN DESA-KOTA
RURAL RURAL
RURAL
CITIES
RURAL
RURAL
RURAL
RURAL RURAL
Pemerintah juga harus meningkatkan value chain antara desa dengan kota, melalui perbaikan logistik dan aplikasi ICT (seperti bukalapak.com) sehingga memotong middle man/tengkulak
Kelembagaan dan implementasi
Arsitektur Kelembagaan Presiden sebagai pemimpin politik dan kepala pemerintahan berperan aktif dalam penetapan strategi industrialisasi Komite koordinasi dan implementasi Libatkan dunia usaha secara aktif untuk implementasi strategi industri
Mekanisme yang transparan dan akuntable dalam intervensi kebijakan Mekanisme rapat evaluasi dan monitoring serta melakukan penyesuaian
Goals Strategi ini bertujuan untuk melakukan perubahan struktur industri, peningkatan produksi manufaktur, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan ekspor
24
Dari Komoditas Ke Industri Manufaktur Pengembangan manufaktur dengan prioritas hingga 10 tahun ke depan: Pilihan industri prioritas Penciptaan lapangan pekerjaan besar besaran Perpindahan dari sektor pertanian, sektor informal dan/atau sektor kurang produktif ke sektor yang lebih produktif Peningkatan penetrasi ekspor bahkan untuk industri tertentu dapat mendominasi dipasar global
Ikut merebut pasar ekspor yang ditinggalkan China Punya daya dorong (forward linkage) dan daya tarik (Backward linkage) yang besar Industri yang dapat mengurangi permintaan terhadap barang impor yang selama ini sangat tinggi manakala pertumbuhan meningkat. Pertumbuhan yang lebih tinggi tanpa terjadi pemanasan ekonomi (batas toleransi current account deficit dijaga dibawah 3%) Indonesia dengan ukuran ekonomi yang relatif besar dengan dukungan permintaan domestik yang besar (penduduk yang besar), perlu melakukan strategi industri keluar (outward looking) yang berbasis kekuatan permintaan domestik sebagai batu loncatan
25
Peran Pemerintah Peran utama adalah menciptakan kebijakan yang rasional dan mendukung (kondusif terhadap) usaha bisnis serta lingkungan regulasi dalam rangka mempercepat industrialisasi dengan perioritas utama mengatasi hambatan yang besar yaitu infrastruktur, pengembangan keterampilan dan pembiayaan serta peningkatan investasi. Pemerintah mengambil peran dalam membangun infrastruktur industri seperti kawasan industri yang mendukung pengembangan klaster industri, mendukung investasi pada R&D untuk pengembangan industi dan inovasi
26
Intervensi Strategis Kerangka makro-ekonomi: tetap menjaga stabilitas dan keseimbangan makro dengan fokus kepada pertumbuhan inklusif, diversifikasi ekonomi serta peningkatan daya saing Menyingkirkan penghalang utama (most binding constraint) Infrastructur yang efisien dan jasa infrastruktur yang “affordable” (mencakup transportasi, komunikasi, ICT, energi dan penyediaan air) Pengembakan keterampilan: mendukung industrialisasi, sistim pendidikan perlu direstrukturisasi dengan fokus pada keterampilan teknik dan praktek di berbagai jenis keahlian, termasuk pada teknologi modern berkaitan dengan aplikasi ICT. Membantu pembuatan strategi Pembiayaan yang berkesinambungan, terutama untuk industri menengah dan kecil Bekerja sama dengan dunia usaha dan pekerja agar dapat menekan biaya ketenaga kerjaan dan promosi ekspor (melalui efisiensi biaya usaha disegala lini, penaikan produktivitas tenaga kerja terkait dengan penaikan gaji, rasionalisasi biaya pemutusan kerja, nilai rupiah yang kompetitif dalam rangka ekspor, kawasan industri khusus) 27
Peran Dari Dunia Usaha Dunia usaha diikutkan dalam konsultasi dan ikut serta aktif dalam implementasi strategi industrialisasi Public-Private Partnerships sangat penting dalam mencari, indentifikasi dan mengurangi hambatan terhadap bisnis dan peningkatan lapangan kerja serta memperbaiki iklim berusaha dan menarik investasi Dunia usaha berpean untuk menjaga standard kualitas produksi serta ikut serta dalam memperbaiki keterampilan tenaga kerja dalam rangka peningkatan produktivitas
28
STEP BERIKUTNYA
LANGKAH BERIKUTNYA 1.
Untuk setiap sektor yang dipilih perlu dipetakan siapa yang menjadi pesaing kita, analisa industri, linkage dan pasar di tingkat global/regional maupun di dalam negeri. Analisa tentang global value dan supply change juga sangat penting dalam rangka perdagangan internasinal
2.
Perlu dilakukan analisa keuangan tingkat korporasi di sektor sektor tertentu yang menjadi rencana prioritas, sehingga dapat dibuat kebijakan yang lebih tajam.
3.
Tetapkan prioritas industri, strategi, inisiatif yang akan dikembangkan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang
4.
Pembagian peran dan tanggung jawab: pemerintah pusat/daerah, dunia usaha (swasta dan BUMN), peran investor, serta sumber pembiayaan
5.
Evaluasi, monitor, koordinasi untuk trouble shooting
REFLEKSI Tidak ada satu kebijakan yang berlaku untuk semua, pendekatan berbeda pada setiap tahapan kemajuan pembangunan suatu negara dan berbeda pula antar sektor Kebijakan ada yang dapat berperan ke arah horizontal (berlaku untuk semua industri/sektor) namun saat yang bersamaan juga bergerak secara selektif sesuai dengan prioritas strategi industrialisasi yang dipilih
Memerlukan fleksibilitas dan ketegasan serta persistence Kebijakan industri yang baru mengedepankan sistim, jaringan, kelembagaan dan kemampuan
Risiko kegagalan pemerintah selalu diperhitungkan Tantangan untuk melakukan evaluasi terhadap strategi dan program kebijakan. Implementasi yang berhasil memerlukan rencana deasin untuk melakukan monitoring dan evaluasi 31
Biodata Name
:
Education and Training
:
Totok Hari Wibowo • Bachelor in Control System Engineering from the University of the Hague,
• • •
Works
Contacts
:
:
Netherlands, 1992 Master in Regional Science from the University of Tokyo, Japan, 2001 Doktorate in Management of Technology from Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Japan, 2005 Postdoctoral in Technology Commercialization at JAIST, Japan, 2007
1986 - 2010
Research Staff at Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT)
2010 -
Staff at the Coordinating Ministry for Economic Affairs
[email protected] 081388668805