PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PROGRAM LINEAR UNTUK SISWA KELAS X SMK
Jurnal Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Winda Dwi Astuti NIM 12301241009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 1
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PROGRAM LINEAR UNTUK SISWA KELAS X SMK A DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIALS USING PROJECT BASED LEARNING ON LINEAR PROGRAM FOR GRADE X STUDENTS OF SMK (VOCATIONAL HIGH SCHOOL) Winda Dwi Astuti 1) dan Dr. Dhoriva Urwatul Wutsqa, M.S.2) NIM. 123012410091) dan NIP. 19660331 199303 2 001) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 1) dan Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta2)
[email protected] dan
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk siswa kelas X SMK yang layak (valid, praktis, dan efektif). Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE, dengan tahapan sebagai berikut: Analysis (Analisis), Design (Desain/Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Penelitian ini diujicobakan di SMK Piri 3 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan kualitas RPP dan LKS yang dihasilkan berdasarkan aspek kevalidan RPP memenuhi kriteria sangat baik dengan skor kevalidan adalah 270 dan LKS memenuhi kriteria sangat baik dengan skor kevalidan adalah 155. Aspek kepraktisan berdasarkan hasil penilaian guru memenuhi kriteria sangat baik, aspek kepraktisan berdasarkan penilaian siswa memenuhi kriteria sangat baik, sedangkan aspek kepraktisan berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran diperoleh skor kepraktisan yaitu 86% dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, untuk aspek keefektifan berdasarkan persentase ketuntasan belajar adalah 87%, sehingga produk yang dihasilkan efektif digunakan. Kata kunci: pengembangan, RPP, LKS, project based learning. Abstract This research aims at produce a Lesson Plan and “Program Linear” Mathematics Student Worksheet with a project based learning approach for the 10th grade students in Vocational High School that have feasible quality in terms of validity, practicality, and effectiveness. This research uses ADDIE model, consists of analysis, design, development, implementation, and evaluation. This research was conducted at SMK Piri 3 Yogyakarta. The results show that the quality of RPP and LKS by the validity aspect of RPP have very good criteria with 270 validity scoring and LKS have very good criteria with 155 validity scoring. The aspect of practicality based on the teacher’s assessment have very good criteria, the aspect of practicality based on student’s assessment have very good criteria. The aspect of practicality based on learning process, it is obtained 86% and have very good criteria. The aspect of effectivity based on the percentage of learning completion percentage is 87%, so that the product resulted is effectively used. Keywords: development, RPP (lesson plan), LKS (student worksheet), project based learning.
2 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016
berbagai program keahlian sesuai dengan dunia
PENDAHULUAN Perkembangan zaman menuntut adanya
kerja saat ini atau dengan kata lain siswa yang
upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini
telah lulus SMK diharapkan siap kerja. Hal
sejalan
dikembangkannya
tersebut berdasarkan Permendiknas Nomor 22
kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Tahun 2006 yang menyatakan bahwa pendidikan
Muhaimin
kejuruan
dengan
terus
(2008:
333),
kurikulum
adalah
bertujuan
untuk
meningkatkan
seperangkat rencana dan peraturan mengenai
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
mulia, serta keterampilan peserta didik untuk
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Oleh
pendidikan
karena
tertentu.
Dari
tahun
ke
tahun
itu
pendidikan
SMK
tidak
hanya
kurikulum di Indonesia mengalami banyak
dirancang untuk meningkatkan potensi afektif,
perubahan.
kognitif,
dan
psikomotor
peserta
didik
Kurikulum yang sekarang ini digunakan
berkembang secara optimal, tetapi juga dirancang
di Indonesia adalah Kurikulum 2013. Akan tetapi,
agar dapat menyiapkan peserta didik menjadi
masih terdapat satuan pendidikan yang masih
manusia produktif yang berjiwa kewirausahaan
mengunakan
dan mempunyai kecakapan hidup untuk nantinya
Pendidikan
Kurikulum (KTSP).
Tingkat KTSP
Satuan
merupakan
penyempurnaan dari kurikulum yang digunakan sebelumnya
yaitu
Kurikulum
memasuki dunia kerja. Berangkat dari hal di atas maka peserta
Berbasis
didik SMK harus dapat menyelesaikan seluruh
Kompetensi. Panduan pengembangan kurikulum
mata pelajaran dan program diklat sesuai dengan
KTSP yang disusun Badan Standar Nasional
waktu yang telah ditentukan. Mata pelajaran
Pendidikan (BSNP) mempunyai tujuan yang
tersebut terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu
salah satunya adalah memberikan kesempatan
kelompok normatif, adaptif, dan produktif.
bagi peserta didik agar dapat belajar untuk
Matematika sendiri merupakan salah satu
membangun dan menemukan jati diri melalui
mata pelajaran dalam kelompok adaptif yang
proses
menyenangkan
dimaksudkan
(Rusman, 2008: 472). Dengan demikian KTSP
pengetahuan
menuntut
belajar
yang
setiap
mengembangkan
aktif,
sekolah dan
untuk dan
menerapkan teknologi,
ilmu
membentuk
agar
dapat
kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
meningkatkan
proses
Siswa dibekali mata pelajaran matematika dengan
pembelajaran secara aktif dan mandiri. Sekarang ini pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK tidak
tujuan untuk menyiapkan lulusan menjadi tenaga kerja terampil dan memiliki bekal penguasaan profesi. Dalam pembelajaran matematika, siswa
hanya menyelenggarakan pendidikan saja tetapi
sebaiknya
dibiasakan
untuk
mendapatkan
juga ikut serta memberikan pelatihan dalam
pemahaman dari pengalaman melalui proses
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 3
mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki dan
sendiri
pengetahuannya
tidak dimiliki dari suatu objek matematis. Dengan
pembelajaran yang diajarkan, siswa mengalami
adanya hal ini, dalam pembelajaran matematika
kesulitan untuk memahami konsep matematika
di sekolah, guru hendaknya dapat memilih dan
yang diajarkan karena metode mengajar yang
menggunakan strategi, pendekatan, metode dan
digunakan oleh pendidik adalah metode ceramah.
media yang banyak melibatkan siswa dalam
Metode
belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial
penyampaian
sehingga tercipta pembelajaran matematika yang
sesorang kepada sejumlah pendengar di suatu
aktif dan kreatif serta mandiri.
ruangan
ceramah
terkait
merupakan
informasi
(Suherman,
suatu
dengan
2001:
materi
cara
lisan
169).
Hal
dari
ini
Terkait dengan menciptakan pembelajaran
bertentangan dengan Standar Proses dalam
matematika yang aktif dan kreatif, serta mandiri,
Peraturan Menteri Nomor 42 Tahun 2007, dimana
kehadiran
sangatlah
pembelajaran harus melibatkan proses mental dan
penting sebagai pendukung proses pembelajaran.
fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan
Dengan adanya perangkat pembelajaran yang
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
baik akan membantu guru beserta siswa untuk
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
mencapai tujuan pembelajaran secara runtut dan
Kegiatan pembelajaran yang belum melibatkan
sistematis. Salah satu perangkat pembelajaran
proses mental dan fisik membuat siswa pasif dan
yang harus ada di setiap pembelajaran adalah
mengakibatkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
belajar
merupakan salah satu perangkat pembelajaran
memecahkan masalah secara mandiri.
perangkat
pembelajaran
siswa
matematika
mengalami serta
belum
kesulitan mampu
yang penting karena dengan menggunakan RPP
Pada materi sistem persamaan linear,
guru mempunyai pedoman dalam melakukan
siswa kesulitan dalam menterjemahkan soal cerita
pembelajarannya. Oleh karena itu perlu diadakan
ke dalam bahasa matematika yang selanjutnya
suatu
dapat
menyelesaikan dengan metode eliminasi dan
membantu proses pembelajaran yang dilakukan
substitusi. Dapat dikatakan bahwa semua materi
berjalan lebih baik.
matematika
pengembangan
RPP
sehingga
menuntut
adanya
kemampuan
Agar dapat tercipta pembelajaran yang
pemecahan masalah yang baik, salah satunya
baik, guru juga harus memberikan kesempatan
adalah materi program linear. Materi ini akan
siswa
setiap
berguna bagi siswa SMK untuk nantinya menjadi
satu
dasar pemikiran memulai dunia usaha. Oleh
untuk
pembelajaran
berperan yang
aktif
dalam
dilakukan.
Salah
alternatif yang dapat dilakukan guru agar siswa
karena
dapat
untuk
dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut agar
mengembangkan pengetahuannya adalah dengan
siswa mudah menguasai konsep matematika yang
penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
dipelajari,
berperan
aktif
dan
mandiri
itu,
perlu
siswa
usaha-usaha
semakin
nyata
berminat
yang
dan
Siswa masih mengalami kesulitan belajar
termotivasi dalam belajar matematika. Salah satu
matematika karena belum dapat membangun
metode pembelajaran yang dapat dipilih dan
4 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016
dikembangkan
oleh
guru
adalah
metode
METODE PENELITIAN
pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Penelitian ini menghasilkan Bahan Ajar
Project Based learning (PjBL) atau
dengan Pendekatan Project Based Learning pada
pembelajaran berbasis proyek merupakan model
Materi Program Linear untuk Siswa Kelas X
pembelajaran yang menggunakan proyek atau
SMK. Uraian metode penelitian yang digunakan
kegiatan sebagai media (Hosnan, 2014: 319).
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Project Based Learning (PjBL) diduga dapat
Jenis Penelitian
meningkatkan prestasi matematik siswa. Alasan
Penelitian pengambangan ini mengikuti
dipilihnya PjBL adalah karena objek penelitian
model
kali ini adalah siswa SMK, aktivitas-aktivitas
ADDIE
belajar yang dilakukan siswa selama mengikuti
(design),
pembelajaran dengan model PjBL diharapkan
implementasi (implementation), dan evaluasi
dapat
(evaluation).
memberikan
pengalaman
nyata
dan
kecakapan hidup bagi siswa. Selain itu PjBL juga memfasilitasi
siswa
(analisis
sistem
pembelajaran
(analysis),
perencanaan
pengembangan
(development),
Waktu dan Tempat Penelitian
berinvestigasi,
Penelitian ini dilaksanakan pada semester
memecahkan masalah, bersifat students centered,
genap tahun ajaran 2015/2016 antara bulan
dan menghasilkan produk nyata berupa hasil
April-Mei 2016 dengan tempat penelitian adalah
proyek.
SMK Piri 3 Yogyakarta
Berdasarkan
untuk
pengembangan
uraian
di
atas,
sangat
Subjek Penelitian
menarik dan penting untuk dilakukan suatu
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
penelitian mengenai penggunaan PjBL dalam
kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta tahun ajaran
pembelajaran matematika yang dituangkan dalam
2015/2016.
judul “Pengembangan Bahan Ajar
Prosedur
dengan
Pendekatan Project Based Learning pada Materi
Prosedur
penelitian
yang
digunakan
Program Linear untuk Siswa Kelas X SMK”.
adalah sistem pembelajaran ADDIE. Model
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
pengembangan sistem pembelajaran ADDIE
adalah RPP dan LKS.
terdiri dari lima tahap, yaitu: analisis (analysis),
Melihat uraian latar belakang tersebut maka
perencanaan
(design),
pengembangan
rumusan masalah pada penelitian ini adalah
(development), implementasi (implementation),
bagaimana kualitas bahan ajar (RPP dan LKS)
dan evaluasi (evaluation).
dengan pendekatan Project Based Learning pada
1. Analisis (analysis)
materi Program Linear untuk siswa Kelas X SMK ditinjau
dari
keefektifan?
kevalidan,
kepraktisan
dan
Dalam
tahap
ini
dilakukan
analisis
kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa, meliputi: analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa.
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 5
2. Perancangan (design)
diperoleh dari masukan dosen pembimbing,
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
dosen ahli, dan guru matematika mengenai bahan
selanjutnya peneliti melakukan perancangan.
ajar
Beberapa langkah yang dilakukan pada tahap ini
kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil
adalah: a) mengumpulkan referensi dan gambar,
penilaian dosen ahli dan guru matematika, hasil
b) menyusun rancangan bahan ajar, dan c)
angket penilaian siswa, hasil lembar observasi
menyusun instruen bahan ajar.
keterlaksanaan
3. Pengembangan (development)
prestasi siswa.
Pada
tahap
ini
dilakukan
realisasi
yang
Teknik
dikembangkan.
pembelajaran,
pengumpulan
Sedangkan
dan
data
hasil
data
tes
dalam
kerangka produk menjadi produk yang siap
pengembangan ini, digunakan angket dan tes
untuk
juga
sebagai teknik pengumpulan data. Angket yang
dilakukan validasi dan revisi produk sehingga
digunakan meliputi lembar penilaian RPP dan
mengcapai tujuan yang diharapkan.
LKS oleh dosen ahli dan guru matematika, serta
4. Implementasi (implementation)
lembar penilaian LKS oleh siswa dan guru untuk
diimplementasikan.
LKS
yang
Selain
telah
itu
dikembangkan,
mengukur kevalidan dan kepraktisan produk.
selanjutnya divalidasi oleh dua dosen ahli.
Sedangkan pengumpulan data melalui tes didapat
Kemudian dilakukan ujicoba bahan ajar di
setelah siswa belajar menggunakan produk yang
sekolah secara terbatas pada kelas X-MM SMK
dikembangkan dengan bertujuan untuk mengukur
Piri 3 Yogyakarta. Saat kegiatan pembelajaran
keefektifan RPP dan LKS.
berlangsung dilakukan observasi keterlasanaan
Teknik Analisis Data
kegiatan pembelajaran oleh 2 observer lain.
Teknik analisis data dilakukan untuk
Setelah kegiatan pembelajaran menggunakan
mendapatkan produk berkualitas baik yang
bahan ajar yang dikembangkan selesai kemudian
memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan dan
dilakukan tes hasil belajar dan pengebaran angket
keefektifan.
penilaian guru dan siswa.
terpenuhi, maka diperoleh bahan ajar yang
5. Evaluasi (evaluation)
berkualits. Teknik anaisis data yang digunakan
Pada tahap evaluasi, dilakukan analisis
Apabila
ketiga
syarat
tersebut
pada penelitian ini adalah menjumlahkan skor
kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini
yang
penulis
mendeskripsikan
Kemudian, mengkonversikan data tersebut ke
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS yang
dalam bentuk kualitatif skala lima, dengan
dikembangkan dengan pendekatan project based
kriteria konversi data sebagai berikut:
menganalisis
dan
learning. Data,
Instrumen,
dan
Teknik
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian ini
diperoleh
dari
penilaian
para
ahli.
Tabel 1. Koversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Likert
6 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016 Rentang Skor ̅̅̅
Nilai
Kriteria
A
Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 3, bahan ajar dikatakan valid jika kevalidan yang dicapai minimal dalam
̅̅̅
̅̅̅
B
Baik
̅̅̅
̅̅̅
C
Cukup Baik
kategori baik. Jika kevalidan bahan ajar belum
̅̅̅
̅̅̅
D
Kurang Baik
mencapai kategori baik, maka perlu dilakukan
E
Tidak Baik
̅̅̅
Keterangan:
(Widoyoko, 2009: 238)
revisi kembali hingga diperoleh bahan ajar yang ideal.
= skor validator
b. Analisis Data Kepraktisan
̅̅̅̅ = rerata skor ideal
Teknik analisis data kepraktisan produk
= (skor maksimum ideal + skor minimum
yang dihasilkan didapatkan dari hasil analisis ideal)
lembar penilaian guru, penilaian siswa, dan
= simpangan baku ideal
observasi keterlaksanaan pembelajaran.
= (skor maksimum ideal - skor minimum ideal)
1) Analisis
kepraktisan
ditinjau
dari
hasil
penilaian guru
1. Analisis Data Kuantitatif
Skor maksimal, skor minimal, rata-rata
a. Analisis Data Kevalidan
skor ideal, dan simpangan baku ideal untuk
Skor maksimal, skor minimal, rata-rata skor ideal, dan simpangan baku ideal untuk kevalidan bahan ajar yang dikembangkan sebagai
penilaian guru sebagai berikut: Tabel 4. Skor Maksimal, Skor Minimal, Rata-rata Skor Ideal, dan Simpangan Baku untuk Penilaian Guru
berikut: Tabel 2. Skor Maksimal, Skor Minimal, Rata-rata Skor Ideal, dan Simpangan Baku untuk Kevalidan Bahan Ajar Matematika Komponen
Banyak Item
Skor Maksimal Ideal
Skor Minimal Ideal
RPP LKS
31 18
310 180
62 36
Ratarata Skor Ideal 186 108
Simpangan Baku Ideal 41,33 24
Komponen
Banyak Item
Skor Maksimal Ideal
Skor Minimal Ideal
RPP LKS
13 17
65 85
13 17
Ratarata Skor Ideal 39 51
Simpangan Baku Ideal 8,67 11,33
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 4 dapat dibuat kriteria
kepraktisan
bahan
ajar
matematika
berdasarkan penilaian guru sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dibuat kriteria
kevalidan
bahan
ajar
matematika
berdasarkan penilaian para ahli sebagai berikut: Tabel 3. Kriteria Kevalidan Bahan Ajar Matematika Berdasarkan Para Ahli Kevalidan
RPP
LKS
Interval Skor
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Tabel 5. Kriteria Kepraktisan Bahan Ajar Matematika Berdasarkan Penilaian Guru Kevalidan
RPP
Interval Skor
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Baik Baik
LKS
Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 7
Berdasarkan Tabel 5, bahan ajar dikatakan praktis
Berdasarkan
rumus
persentase
jika kepraktisan yang dicapai minimal dalam
keterlaksanaan tersebut, RPP dikatakan praktis
kategori baik.
berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran jika
2) Analisis
kepraktisan
ditinjau
dari
hasil
penilaian siswa
persentase keterlaksanaannya mencapai 75%. c. Analisis Data Keefektifan
Skor maksimal, skor minimal, rata-rata
Analisis data hasil tes prestasi siswa untuk
skor ideal, dan simpangan baku ideal untuk
mengetahui
respon siswa sebagai berikut:
dikembangkan adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Skor Maksimal, Skor Minimal, Rata-rata Skor Ideal, dan Simpangan Baku untuk Respon Siswa
1) Menghitung skor tiap butir yang diperoleh
Komponen
Banyak Item
Skor Maksimal Ideal
Skor Minimal Ideal
LKS
16
2400
480
Ratarata Skor Ideal 1440
Simpangan Baku Ideal
keefektifan
produk
yang
masing-masing siswa. 2) Menghitung skor akhir tiap siswa dengan menggunakan rumus:
320
Skor akhir Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 6 dapat dibuat kriteria
kepraktisan
bahan
ajar
matematika
berdasarkan respon sebagai berikut:
Interval Skor
LKS
atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan menggunakan rumus:
Tabel 7. Kriteria Kepraktisan Bahan Ajar Matematika Berdasarkan Respon Siswa Kevalidan
3) Menentukan persentase siswa yang tuntas
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Berdasarkan Tabel 7, LKS dikatakan valid jika kepraktisan yang dicapai minimal dalam kategori
Persentase
ketuntasan
Berdasarkan langkah-langkah analisis data hasi tes siswa di atas, bahan ajar matematika dikatakan efektif berdasarkan tes prestasi jika persentase siswa yang tuntas mencapai minimal 80%. 2. Analisis Data Kualitatif
baik. 3) Analisis kepraktisan ditinjau dari observasi
Data kualitatif diperoleh dari catatan di lapangan saat uji coba dan masukan dari siswa
keterlaksanaan pembelajaran Analisis ini dilakukan oleh dua pengamat, yang mengamati 20 kegiatan guru dan 20
pada angket penilaian siswa. Data tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif.
kegiatan siswa. setelah itu dihitung persentase keterlaksanaan
pembelajaran
pada
pertemuan dengan menggunakan rumus: Persentase keterlaksanaan
setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE.
Berdasarkan
model
pengembangan
ADDIE, langkah-langkah pengembangan yang dilakukan sebagai berikut:
8 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016
Analisis (analysis) a. Analisis Kebutuhan Hasil
analisis
ini
diperoleh
melalui
1.4 Menentuka n nilai optimum dari sistem pertidaksa maan linier
1.
1.5 Menerapka n garis selidik
1.
2.
observasi maupun wawancara. Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara yang dilakukan kepada seorang guru matematika kelas X SMK
2.
Piri 3 Yogyakarta diperoleh informasi bahwa peran
guru
masih
sangat
dominan
dalam
pembelajaran matematika di kelas. Informasi lain yang diperoleh adalah berdasarkan rata-rata hasil Ujian Nasional (UN) matematika siswa SMK Piri 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah, terutama pada materi program linear. Guru masih kesulitan menemukan bahan ajar
Analisis kurikulum dilakukan dengan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator pencapaian kompetensi dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pemaparan
standar
kompetensi, kompetensi dasar serta penjabaran indikator pencapaian kompetensi materi matriks untuk siswa kelas X SMK sebagai berikut: Tabel 8. SK,KD dan Indikator Materi Program Linear STANDAR KONPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1.
1.2 Membuat grafik himpunan penyelesaia n sistem pertidaksa maan
Menyelesai kan masalah program linier
Analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa yang akan menggunakan
LKS
yang
dikembangkankan.
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa kelas X SMK Piri
3
melaksanakan kegiatan PPL. Dari hasil analisis
b. Analisis Kurikulum
(KTSP).
c. Analisis Karakteristik Siswa
Yogyakarta. Analisis dilakukan selama peneliti
yang dapat memfasilitasi hal tersebut.
Pendidikan
ditentukan daerah penyelesaian Fungsi obyektif ditentukan dari soal Nilai optimum ditetukan berdasarkan fungsi obyektif Garis selidik dituliskan dari fungsi obyektif Nilai optimum ditentukan menggunakan garis selidik
1.3 Menentuka n model matematika dari soal cerita (kalimat verbal)
INDIKATOR 1.
2.
1.
2.
Pertidaksamaan linier ditentukan daerah penyelesaiannya Sistem pertidaksamaan linier dua variabel ditetukan daerah penyelesaiannya Soal cerita (kalimat verbal) diterjemahkan ke dalam kalimat matematika Kalimat matematika
didapatkan bahwa siswa kelas X memiliki kemampuan yang beragam. Hal ini dapat dilihat dalam pembelajaran misalnya terdapat siswa yang bertanya kepada guru jika menemui kebingungan. Perancangan (design) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan perancangan. Pada tahap ini ada dua jenis kegiatan, yaitu: a. Menyiapkan referensi, gambar dan materi Peneliti mencari dan mengumpulkan buku referensi yang relevan sebagai acuan dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa. Selain
buku
referensi,
peneliti
juga
mengumpulkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi untuk digunakan dalam lembar kegiatan siswa. peneliti memperoleh gambargambar tersebut dari internet.
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 9
b. Menyusun rancangan bahan ajar
2) Rancangan LKS berbasis project based
1) Rancangan RPP berbasis project based learning
Rancangan
RPP mengacu RPP mengacu pada standar proses.
Pada
dilakukan
learning
kegiatan
menggunakan
pembelajaran pendekatan
LKS
dengan
pendekatan
project based learning LKS yang dirancang
yang
adalah LKS dengan pendekatan problem based
project
learning pada materi program linear yang
based learning. RPP yang dirancang dalam
memperhatikan
kelayakan
penelitian ini terdiri dari 5 RPP yaitu:
penyajian
a) RPP 1
kesesuaian syarat didaktis, kesesuaian syarat
dengan
isi,
pendekatan
kesesuaian pembelajaran,
RPP ini berisi materi mengenai pengertian
kontruksi dan kesesuaian syarat teknis. LKS yang
pertidaksamaan
dirancang dalam penelitian ini terdiri dari 5 LKS.
dua
variabel
dan
menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah pertidaksamaan linear.
No
b) RPP 2 RPP ini berisi materi mengenai pengertian model matematika dan cara membuat model matematika dari suatu masalah program linear. c) RPP 3 RPP
ini
berisi
materi
mengenai
cara
menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah program linear. d) RPP 4 RPP ini berisi materi mengenai menentukan titik
optimum
dari
daerah
Tabel 9. Materi LKS
himpunan
penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dan menentukan nilai optimum dari fungsi obyektif. e) RPP 5 RPP ini berisi materi mengenai menentukan
LKS
Materi Pengertian pertidaksamaan dua variabel dan menggambar daerah 1 1 penyelesaian dari suatu masalah pertidaksamaan linear. Pengertian model matematika, cara membuat model matematika dari suatu 2 2 masalah program linear dan menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah program linear. Menentukan titik optimum dari daerah himpunan penyelesaian sistem 3 3 pertidaksamaan linear dan menentukan nilai optimum dari fungsi obyektif Menentukan titik optimum dari daerah himpunan 4 4 penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dengan garis selidik. Pengembangan (development)
himpunan
Tahap pengembangan merupakan tahap
penyelesaian sistem pertidaksamaan linear
realisasi rancangan bahan ajar dan rancangan
dengan garis selidik.
instrumen yang digunakan untuk mengukur
titik
optimum
dari
daerah
kinerja produk yang telah dikembangkan.
10 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016
a. Pengembangan bahan ajar
RPP. Hasil penilaian RPP oleh ahli sebagai
1) Pengembangan RPP
berikut:
Pada penelitian ini. RPP yang disusun sebanyak lima RPP, yaitu RPP 1, RPP 2, RPP 3, RPP 4, dan RPP 5. Masing-masing RPP tersebut dirancang untuk satu kali pertemuan. 2) Pengembangan LKS Pada penelitian ini, LKS yang disusun sebanyak empat LKS, yaitu LKS 1, LKS 2, LKS 3, dan LKS 4. LKS 1 dirancang Untuk satu kali pertemuan. LKS 2 dirancang untuk dua kali pertemuan. LKS 3 dirancangan utnuk satu kali pertemuan. LKS 4 dirancang untuk satu kali pertemuan. b. Penilaian Ahli Penilaian oleh ahli ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP dan LKS. Hasil validasi bahan ajar oleh ahli dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli No.
Validator
1. 2.
1 2 Skor Total Skor Maksimal Ideal Skor Minimal Ideal
Produk yang Divalidasi RPP LKS 133 79 137 76 270 155 310 180 62
36
Adapun penjelasan penjelasan penilaian para ahli tersebut terhadap masing-masing bahan ajar
Tabel 11. Hasil Analisis Validasi RPP oleh Ahli Aspek Skor Kejelasan Identitas 50 Kelengkapan Identitas 40 Ketepatan penjabaran kompetensi dasar dalam indikator dan tujuan 16 pembelajaran Kesesuaian dengan tujuan 8 pembelajaran Kelengkapan dan keruntutan materi 16 Kesesuaian dengan kebutuhan 8 siswa Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan tujuan 16 pembelajaran Kesesuaian pendekatan 16 pembelajaran dengan materi ajar Alokasi waktu pembelajaran 8 Kesesuaian dengan standar proses 36 Kesesuaian sumber belajar dengan 16 tujuan pembelajaran Kesesuaian sumber belajar dengan 16 pendekatan pembelajaran Kesesuaian teknik penilaian 16 Kelengkapan instrumen 8 Skor Total 270 Kriteria Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 19 diperoleh skor total validasi RPP dari kedua ahli yaitu
270,
maka
RPP
yang
dihasilkan
dikriteriakan sangat baik. Dari kriteria tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
RPP
yang
dikembangkan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran matematika. 2) Penilaian LKS Data kuantitatif yang diperoleh berupa
adalah:
skor penilaian ahli terhadap kevalidan LKS.
1) Penilaian RPP
Kemudian, data tersebut dikonversi menjadi data
Data kuantitatif yang diperoleh berupa
kualitatif untuk menentukan kriteria kevalidan
skor penilaian ahli terhadap kevalidan RPP.
LKS. Hasil penilaian LKS oleh para ahli sebagai
Kemudian, data tersebut dikonversi menjadi data
berikut:
kualitatif untuk menentukan kriteria kevalidan
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 11
Tabel 12. Hasil Analisis Validasi LKS oleh Ahli Aspek Kelayakan Isi Penyajian Materi Kebahasaan Kegrafikan Skor Total Kriteria Berdasarkan
Data
Skor 45 40 18 52 155 Sangat Baik
hasil
analisis
pada
155,
maka
LKS
yang
disimpulkan
bahwa
Tabel
20
terhadap LKS yang dikembangkan. Adapun hasil analisis penilaian guru sebagai berikut: Tabel 13. Hasil Analisis Penilaian Guru
dihasilkan
LKS
yang
Implementasi (implementation) 1. Uji Coba Lapangan RPP
dan
oleh
berupa penilaian terhadap RPP dan penilaian
pembelajaran matematika.
coba
dilakukan
melalui pemberian suatu lembar penilaian yang
dikembangkan valid dan layak digunakan dalam
Uji
guru
X SMK Piri 3 Yogyakarta. Penilaian diperoleh
Aspek
dikriteriakan sangat baik. Dari kriteria tersebut dapat
penilaian
seorang guru matematika yang mengajar di kelas
diperoleh skor total validasi LKS dari kedua ahli yaitu
1) Data penilaian guru
LKS
yang
dikembangkan dilaksanakan di kelas X MM SMK Piri 3 Yogyakarta dengan jumlah siswa 30 orang. Kegiatan pembelajaran dilakukan antara tanggal 22 April – 10 Mei 2016 sebanyak 5 kali pertemuan termasuk pre-test dan post-test. Sebelum melaksanakan uji coba ini, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan guru mata pelajaran matematika kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Dari hasil diskusi dan uji coba yang
Nilai RPP
Komponen Kesesuaian dengan SK/KD Keruntutan materi Kesesuaian waktu Ketepatan pemilihan pendekatan Adanya penggunaan media, dll Kejelasan Ketepatan teknik penilaian Kesesuaian bahasa Kemudahan memahami bahasa Kejelasan bahasa Skor Total RPP Kriteria RPP Kesesuaian dengan KD Materi Kegunaan LKS Kemudahan LKS Alokasi Waktu Keefektifan LKS Skot Total LKS Kriteria LKS RPP dan LKS
9 10 4 4 4 5 5 4 5 5 4 59 Sangat Baik 10 9 17 32 5 5 78 Sangat Baik 137
dilakukan, peneliti mendapatkan data yang digunakan untuk mengetahui kualitas RPP dan
Berdasarkan
LKS yang dikembangkan. Penjelasan mengenai
diperoleh skor total dari penilaian RPP dan LKS
data yang diperoleh dari hasil diskusi dan uji coba
yaitu
diuraikan sebagai beriku:
dikembangkan
a. Data kepraktisan
Berdasarkan
Data kepraktisan diperoleh dari penilaian guru,
respon
siswa,
dan
keterlaksanaan
137,
hasil
maka
analisis
RPP
pada
dan
dikriteriakan pengkriteriaan
disimpulkan bahwa
Tabel
LKS
21
yang
sangat
baik.
tersebut
dapat
RPP dan LKS yang
dikembangkan praktis berdasarkan penilaian
pembelajaran. Adapun penjelasan mengenai data
guru.
tersebut adalah:
2) Data penilaian siswa
12 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016
Data penilaian siswa diperoleh dari 30 siswa di kelas X MM SMK Piri 3 Yogyakarta. Penilaian
ini
diperoleh
setelah
siswa
melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS yang dikembangkan. Adapun hasil analisis penilaian siswa sebagai berikut: Tabel 14. Hasil Analisis Penilaian Siswa Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total Kriteria Berdasarkan
hasil
Nilai 140 123 133 135 131 128 130 142 142 120 133 139 141 139 13 141 2153 Sangat Baik
analisis
pada
maka
dikriteriakan
LKS sangat
yang baik.
keterlaksanaan
b. Data keefektifan Data keefektifan diperoleh dari hasil tes prestasi yang dilakukan di akhir pembelajaran matematika. Soal tes yang diberikan kepada siswa merupakan soal post-test, yang terdiri dari lima soal uraian. Adapun perbandingan ketuntasan Tabel
22
dikembangkan
siswa pada tes prestasi sebelum dan sesudah pembelajaran adalah: Tabel 16. Perbandingan Ketuntasan Siswa
Berdasarkan
3) Data keterlaksanaan pembelajaran
observasi
observasi
praktis berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran.
penilaian siswa.
dilakukan
hasil
75%. Ini berarti bahwa RPP yang dikembangkan
LKS yang dikembangkan praktis berdasarkan
pelaksanaan
Tabel 15. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase Pertemuan Pengamat Kegiatan Kegiatan Guru Siswa 1 75% 75% 1 2 75% 75% 1 85% 85% 2 2 85% 80% 1 100% 95% 3 2 100% 100% Rata-rata Keseluruhan 86%
pembelajaran diperoleh persentase ketercapaian >
pengkriteriaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
Selama
berikut:
Berdasarkan
diperoleh skor total dari penilaian LKS yaitu 2153,
pembelajaran pada setiap pertemuan sebagai
pembelajaran,
Rata-rata Banyak Siswa yang Tuntas Persentase Siswa yang Tuntas Persentase Siswa yang Tidak Tuntas
Pre-Test 51,5
Post-Test 81,42
2
26
7%
87%
93%
13%
untuk
mengetahui
langkah-langkah
pembelajaran
perbedaan antara hasil pre-test dan post-test.
yang ada pada RPP yang dikembangkan. Pada
Sebelum pembelajaran, persentase siswa yang
penelitian ini, observasi dilakukan oleh dua
tuntas sebesar 7%. Ini berarti sebagian besar
pengamat. Adapun hasil observasi keterlaksanaan
siswa belum mempunyai pemahaman terhadap
keterlaksanaan
Berdasarkan
hasil
analisis
di
atas terlihat
materi yang terkait dengan program linear. Pada
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 13
hasil post-test terlihat bahwa ada 26 siswa yang
Berdasarkan penilaian siswa diperoleh skor
tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 87%.
kepraktisan LKS yaitu 2153, dengan kriteria
Dari persentase tersebut, sebagian besar siswa
sangat baik. LKS memudahkan siswa untuk
telah mencapai Kriterian Ketuntasan Minimum
memahami
(KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 75. Sesuai
memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada
dengan yang dijelaskan pada BAB III, bahan ajar
siswa (Prastowo, 2011: 208). Hasil lembar
yang dikembangkan dikategorikan sangat baik
observasi keterlaksanaan pembelajaran menurut
sehingga bahan ajar dapat dikatakan efektif.
observer pertama pada pertemuan pertama,
Kajian Produk Akhir
kedua,
materi
dan
yang
ketiga
secara
diberikan
dan
berturut-turut
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menunjukkan persentase 75%, 85%, dan 98%.
diuraikan di atas, diperoleh produk berupa
Sedangkan hasil lembar observasi kegiatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
pembelajaran menurut observer kedua pada
Lembar
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga secara
Kegiatan
Siswa
(LKS)
dengan
pendekatan project based learning yang valid,
berturut-turut
menunjukkan persentase 75%,
praktis, dan efektif.
83%, dan 100%. Rata-rata hasil lembar observasi
1. Kevalidan
keterlaksanaan
kegiatan
pembelajaran
Nieveen (1999: 127) bahwa bahan ajar
menunjukkan persentase 86% dengan kriteria
dikatakan valid jika sesuai dengan teorinya. Skor
sangat baik. Berdasarkan skor kepraktisan yang
kevalidan untuk RPP adalah 270, dengan kriteria
diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sangat baik. Skor kevalidan untuk LKS adalah
bahan ajar yang dihasilkan praktis dan layak
155, dengan kriteria sangat baik.
digunakan.
Berdasarkan
skor
kevalidan
yang
3. Keefektifan
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Hasil analisis dari tes prestasi siswa
bahan ajar yang dihasilkan valid dan layak
sebanyak 30 orang menunjukkan siswa yang
digunakan.
tuntas pada pre-test sebanyak 2 orang dengan
2. Kepraktisan
ketuntasan sebesar 7% dan siswa yang tuntas
Praktis menurut Nieveen (1999: 127)
pada post-test sebanyak 26 orang dengan
dapat diartikan bahwa perangkat pembelajaran
ketuntasan sebesar 87%. Berdasarkan kualitas
yang
dan
bahan ajar dari hasil pre-test dan post-test yang
penggunanya.
telah ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa bahan
Berdasarkan hasil analisis kepraktisan ditinjau
ajar matematika yang dikembangkan memiliki
dari penilaian guru diperoleh bahwa skor
kualitas efektif. Bahan ajar dikatakan efektif jika
kepraktisan RPP 59 dan skor kepraktisan LKS
bahan ajar yang digunakan dapat membatu siswa
adalah 78. Kedua penilaian guru mencapai
mencapai kompetensi yang harus dimilikinya
kriteria sangat baik. Selanjutnya, skor kepraktisan
(Widodo dan Jasmadi, 2008: 48). Persentase
keduanya adalah 137 dengan kriteria sangat baik.
ketuntasan siswa lebih dari 75%. Ini berarti
dikembangkan
memberikan
dapat
kemudahan
membantu
bagi
14 Jurnal Pendidikan Matematika Edisi Juli Tahun 2016
bahwa bahan ajar matematika yang dihasilkan
kriteria
efektif dan layak digunakan.
pengembangan LKS berada pada kriteria
Ketercapaian
baik
dan
hasil
perangkat
sangat baik. Aspek kepraktisan ditinjau
pembelajaran menggunakan pendekatan project
dari hasil penilaian guru terhadap RPP
based learning untuk meningkatkan hasil prestasi
dan LKS, serta penilaian siswa terhadap
siswa ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan
LKS yang digunakan mempunyai kriteria
oleh Ariyanti (2015: 133) bahwa model project
baik,
based learning efektif ditinjau dari minat belajar
ditinjau dari hasil penilaian guru terhadap
matematika siswa yang mengakibatkan hasil tes
RPP dan LKS yang digunakan dalam
prestasi siswa meningkat.
pembelajaran mempunyai kriteria sangat
Berdasarkan
kualitas
sangat
uraian
tersebut,
sedangkan
aspek
kepraktisan
dapat
baik. Skor kepraktisan yang ditinjau dari
disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis project
keterlaksanaan pembelajaran diperoleh
based learning yang dikembangkan memiliki
kriteria sangat baik. Aspek keefektifan
kualitas valid, praktis, dan efektif.
dilihat dari hasil tes prestasi siswa. Berdasarkan
hasil
Tes
Prestasi
KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan bahwa RPP dan LKS yang
Kesimpulan
digunakan dalam pembelajaran efektif.
Berdasarkan pembahasan
yang
hasil telah
analisis
dan
dilakukan,
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan
Saran-saran
yang
dapat
diberikan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan
adalah sebagai berikut: a) RPP dan LKS yang
Learning
dikembangkan telah memenui kriteria penilaian
padamateri Program Linear untuk siswa kelas
berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan dan
X SMK menggunakan model pengembangan
keefektifan sehingga dapat dijadikan salah satu
ADDIE yang terdiri dari lima tahap, yaitu:
alternatif sumber belajar yang digunakan guru
analisis (analysis), perencanaan (design),
untuk menunjang kegiatan pembelajaran, 2)
pengembangan (development), implementasi
Untuk
(implementation), dan evaluasi (evaluation).
mengembangkan RPP dan LKS pada materi
a. RPP dan LKS berbasis Project Based
program linear dengan metode pembelajaran yang
pendekatan
Bahan
Saran
Project
Ajar Based
Learning (PBL) pada materi Program
penelitian
selanjutnya
dapat
berbeda.
Linear untuk siswa SMK kelas X layak untuk digunakan ditinjau dari aspek
DAFTAR PUSTAKA
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.
Ariyani, M. (2014). Perbandingan Keefektifan Model Project-Based Learning dan Problem-Based Learning Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Minat Belajar Matematika
Aspek
kevalidan
ditinjau
dari
hasil
penilaian RPP dan LKS oleh validator. Hasil pengembangan RPP berada pada
Pengembangan Bahan Ajar.... (Winda Dwi Astuti) 15
Siswa SMA Kelas XI. Thesis. Yogyakarta: UNY. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia Marsigit. (2013). Metodologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY. Moore , K. D. (2008). Effective instructional strategies: from theory and practice (2nd ed). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications. Muhaimin, dkk. (2008). Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo. Mulyatiningsih, E. (2012). Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta: UNY Press. Nieveen, N. (1999). Prototyping to reach product quality. Dalam Akker, J. V. et al. Design approaches and tools in education and training. London: SpringerScience+Business Media, B.V. Peraturan Pemerintah. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Pendidikan Nasional. Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia. Widodo, C. S. & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.