Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 63-72
e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id
Pengembangan Aplikasi Mobile untuk Pelayanan Administrasi Posyandu dengan menggunakan Google Maps Api Geolocation Tagging Nadia Savitri1, Heru Nurwasito2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
[email protected],
[email protected] Abstrak Saat ini penggunaan smartphone sudah menjadi gaya hidup hampir di semua lapisan masyarakat. Ibuibu sudah terbiasa menggunakan smartphone Android untuk berkomunikasi melalui media sosial. Pada umumnya smartphone tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif. Makalah ini membahas pemanfaatan aplikasi Android untuk menunjang kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan terpadu). Aplikasi yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggantikan sistem administrasi Posyandu yang masih bersifat manual dan konvensional. Proses pencatatan data balita, jadwal imunisasi, dan perkembangan balita dapat dilakukan dengan mudah dan cepat menggunakan aplikasi Android pada smartphone. Dengan aplikasi ini, kegiatan administrasi di Posyandu menjadi lebih efisien dan sekaligus mendorong ibu-ibu untuk memanfaatkan smartphone dengan aplikasi-aplikasi yang lebih produktif. Kata Kunci: Android, balita, imunisasi, Posyandu.
Abstract Today the use of smartphones has become a way of life in almost all walks of life. Mothers are already accustomed to using the Android smartphone to communicate through social media. In general, smartphones are not fully utilized for activities that are productive. This paper discusses the use of Android applications to support the activities of Posyandu (Integrated Service Post). Applications developed can be used to replace the IHC administration system which still manual and conventional. Toddlers data recording process, the immunization schedule, and early childhood development can be done easily and quickly using the Android app on the smartphone. With this application, administrative activities in Posyandu become more efficient and encourages mothers to take advantage of a smartphone with applications more productive. Keywords: Android, toddlers, immunization, IHC.
Posyandu berdampak positif bagi peningkatan kesehatan masyarakat khususnya balita dan bayi. Tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan seperti imunisasi, kegiatan Posyandu ini juga mencakup kegiatan administasi seperti pencatatan berat dan tinggi bayi yang tertera pada kartu sehat atau yang terdaftar pada Posyandu tersebut, serta dapat melakukan kegiatan pencatatan aktivitas lainnya seperti konsultasi kesehatan bayi. (Kemenkes, 2012) Google Maps API Geolocation Tagging adalah sebuah library dalam bentuk JavaScript yang berguna untuk memodifikasi peta yang ada di Google Maps sesuai kebutuhan, dimana dengan menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging aplikasi yang dibuat oleh developer dapat menghemat waktu dalam
1. PENDAHULUAN Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu adalah kegiatan yang berhubungan dengan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan dan dikelola dari oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan, agar dapat memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperloleh pelayanan kesehatan dasar sehingga membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (Kemenkes, 2012) Saat ini kegiatan Posyandu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan ibu-ibu di lingkungan RT/RW/Kelurahan. Kegiatan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
63
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
pembuatan aplikasi dan biaya yang dikeluarkan. Google Maps API Geolocation Tagging menyediakan sebuah layanan pemetaan berbasis web service yang disediakan oleh Google dan bersifat gratis, yang memiliki kemampuan terhadap banyak layanan pemetaan berbasis web. Google Maps juga memiliki sifat server side, yaitu peta yang tersimpan pada server Google dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Maps yang akan ditampilkan adalah milik Google, sehingga tidak perlu membuat maps suatu lokasi jika menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging. (Ionescus & Daniel, 2010) Mobile application adalah proses pengembangan aplikasi perangkat bergerak seperti Smartphone, asisten digital untuk perusahaan-perusahaan atau handphone. Aplikasi ini mudah didapatkan dengan melakukan download oleh pengguna dari toko aplikasi dan melalui distribusi software mobile platform yang lain. Dengan semakin berembangnya sistem berbasis Android, beberapa peneliti dan pengembang mulai mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan yang berbasis Android seperti penentuan status gizi Bayi, aplikasi informasi kesehatan ibu dan anak. (Mulyani & Purnama, 2013) Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, perlu adanya pemanfaatan teknologi khususnya perangkat bergerak untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu penulis mengangkat judul skripsi “Pengembangan Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging”. Aplikasi yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk untuk membantu pelayanan administrasi di Posyandu menjadi lebih efisien serta membantu orang tua untuk melakukan monitoring kesehatan sekaligus pengingat kepada orang tua akan kewajiban melakukan cek kesehatan bayi. Aplikasi yang dibuat dirancang sehingga memudahkan pengguna terutama anggota Posyandu dalam mengoperasikan aplikasi ini melalui perangkat Smartphone yang berbasis Android. Kelebihan aplikasi ini adalah memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan administrasi di Posyandu, dapat mengetahui informasi terkait dengan bayi yang dimiliki oleh pengguna seperti informasi proses pencatatan data bayi, jadwal imunisasi, dan perkembangan bayi. Pengguna juga dimudahkan dengan fitur maps yang dapat membantu dalam pencarian lokasi Posyandu yang ingin Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
64
dikunjungi dengan menggunakan metode Google Maps API Geolocation Tagging. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu sistem administrasi Posyandu yang masih bersifat manual dan konvensional. 2. DASAR TEORI 2.1 Perangkat Bergerak Mobile Device atau perangkat bergerak merupakan perangkat telepon genggam yang minimalis, praktis dan dapat dibawa ke manamana. Dalam perangkat bergerak terdapat berbagai layanan seperti pesan teks, MMS, email, akses internet, MAPS, komunikasi nirkabel jarak pendek (inframerah, Bluetooth), aplikasi bisinis, game dan fotografi. Perangkat bergerak yang menawarkan layanan tersebut dan komputasi yang lebih umum sebagai smartphone. (Elian & Mazharuddin, 2012) Pada penelitian ini menggunakan perangkat bergerak dengan sistem operasi Android. Karena Android merupakan sistem operasi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Peredaran smartphone di tanah air dengan pengembangan pasar sebesar 55,72%. (Elian & Mazharuddin, 2012) 2.2 Posyandu Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu dibentuk berdasarkan Intruksi Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN atau Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional pada tahun 1984 yang menggabungkan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat kedalam satu wadah secara terintegrasi. Perencanaan Posyandu dilakukan secara massal oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Pada tahun 1990 keluar Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Dengan adanya instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu yang dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah. (Kemenkes, 2012) Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan, kegiatan utama meliputi, kesehatan ibu dan anak (bayi), keluarga Berencana (KB), imunisasi,
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
pemeriksaan gizi, pencegahan dan penanggulangan diare. Sedangkan untuk kegiatan pengembangan dan pilihan, masyarakat dapat menambahkan kegiatan baru seperti Bina Keluarga Bayi (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan program pembangunan masyarakat lainnya. (Kemenkes, 2012) 2.3 Puskesmas Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan sarana yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis pada dinas kabupaten/ kota dan bertanggungjawab sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan pada suatu wilayah kerja. (Depkes, 2011) Puskesmas sebagai unit pelaksana fungsional yang memiliki fungsi pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, pusat pembangunan kesehatan serta sebagai pusat penyedia layanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan memiliki kesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu. (Azwar, 1996) Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangku oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (Depkes, 2011) Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai saran pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran. (Depkes, 2007) 2.4 Kader Posyandu Kader Posyandu dinamakan juga promotor kesehatan desa merupakan tenaka sukarela yang Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
65
dipilih oleh masyarakat yang memiliki tanggujawab bertugas mengembangkan masyarakat. (Zulkifli, 2003) Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”. (Dinkes, 2005) Kader kesehatan masyarakat merupakan seseorang yang dipilih oleh masyarakat dan mendapatkan pelatihan untuk menangani masalah kesehatan individu maupun sejumlah masyarakat dan sedang bekerja pada tempat yang berdekatan dengan pelayanan kesehatan. (Dinkes, 2005) 2.5 Android Android adalah platform mobile open source yang dirancang untuk perangkat bergerak. Android dirancang untuk berjalan pada segala bentuk perangkat bergerak. Inti dari Android dirancang agar dapat portable atau mudah dibawa kemana saja dan tidak membuat asumsi apapun tentang ukuran layar, resolusi, chipset dan sebagainya. (Elian & Mazharuddin, 2012) Untuk membangun atau membuat aplikasi berbasis Android, terdapat dua cara. Pertama, kita harus memiliki perangkat telepon seluler yang berbasis Android langsung. Kedua, menggunakan emulator yang sudah disediakan oleh Google. Aplikasi Android biasanya terdiri dari activity- activity yang saling terikat. Activity merupakan sebuah komponen yang terdapat di dalam aplikasi dan menyediakan User Interface/antarmuka pada layar sehingga pengguna dapat melakukan interaksi dengan aplikasi yang sedang dijalankan. (Elian & Mazharuddin, 2012) Aplikasi android memiliki life-cycle atau siklus hidup hal ini disebut android activity, dalam aplikasi android terdapat beberapa activity yang saling terikat. Activity merupakan komponen aplikasi yang menyediakan UI/antarmuka pada layar sehingga pengguna dapat melakukan interaksi dengan apliaksi yang sedang dijalankan. penjelasan dari siklus hidup android activity dapat dilihat pada gambar 1.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
66
database yang bisa diakses secara Real Time oleh pengguna aplikasi. Dan hebatnya adalah aplikasi bisa menyimpan data secara lokal ketika tidak ada akses internet, kemudian melakukan sync data segera setelah mendapatkan akses internet. (Octavianus, 2016) 2.7 Geolocation Tagging
Gambar 1. Siklus hidup Android
2.6 Firebase Firebase adalah BaaS (Backend as a Service) yang saat ini dimiliki oleh Google. Firebase ini merupakan solusi yang ditawarkan oleh Google untuk mempermudah pekerjaan Mobile Apps Developer. Dengan adanya Firebase, apps developer bisa fokus mengembangkan aplikasi tanpa harus memberikan effort yang besar untuk urusan backend. (Oktavianus, 2016) Beberapa fitur yang dimiliki oleh Firebase adalah sebagai berikut: • Firebase Analytics. • Firebase Cloud Messaging dan Notifications. • Firebase Authentication. • Firebase Remote Config. • Firebase Real Time Database. • Firebase Crash Reporting. Dua fitur yang menarik adalah Firebase Remote Config dan Firebase Real Time Database. Secara sederhananya, Remote Config adalah fitur yang memungkinkan developer mengganti atau mengubah beberapa konfigurasi aplikasi Android atau iOS tanpa harus memberikan update aplikasi via Play Store atau App Store. Salah satu konfigurasi yang bisa dimanipulasi adalah seperti warna atau tema aplikasi. (Oktavianus, 2016) Sedangkan Firebase Real Time Database adalah fitur yang memberikan sebuah NoSQL Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Geolocation Tagging merupakan proses penambahan informasi geospasial pada berbagai media foto dan video dalam metedata. Media yang telah mengalami proses Geolocation Tagging akan memiliki informasi koordinat berupa longitude (bujur), latitude (lintang) dan altitude (ketinggian). Hal tersebut memungkingkan media dapat diposisikan secara tepat pada peta. (Ionescus & Daniel, 2010) Geotagging dapat membantu pengguna menemukan berbagai informasi spesifik lokasi dari perangkat. Misalnya, seseorang dapat menemukan gambar yang diambil di dekat lokasi tertentu dengan memasukkan koordinat lintang dan bujur ke dalam mesin pencari gambar yang sesuai. Layanan informasi berbasis geotagging juga berpotensi digunakan untuk menemukan berita berbasis lokasi, situs web, atau sumber daya lainnya. Geotagging dapat memberi tahu pengguna lokasi konten gambar tertentu atau media lain atau sudut pandangnya, dan sebaliknya pada beberapa platform media menunjukkan media yang relevan dengan lokasi tertentu. (Ionescus & Daniel, 2010) 3.
PERANCANGAN DAN IMPLENTASI
3.1 Elisitasi Kebutuhan Tujuan dari tahapan elisitasi kebutuhan yaitu untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dari system. Metode yang digunakan untuk melakukan elisitasi kebutuhan adalah studi literature (literature review) dan observasi. Studi literature dilakukan dengan mereview penelitihan terdahulu yang sudah dipaparkan pada bagian landasan kepustakaan sedangkan observasi dilakukan melalui wawancara dengan wakil direktur produksi untuk mengetahui standar operasional prosedur yang terjadi dalam aktivitas produksi. Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh penulis, dalam pelayanan administrasi di Posyandu masih menggunakan sistem administrasi yang konvensional dimana untuk kegiatan administrasi seperti imuniasasi,
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
kegiatan Posyandu ini mencakup kegiatan administrasi seperti pencatatan berat dan tinggi Bayi yang tertera pada kartu sehat, serta pencatatan aktivitas lainnya seperti konsultasi, pemberian imunisasi dan lain-lain masih menggunakan cara yang tidak efisien yaitu dengan dicatat menggunakan kertas. Kegiatan posyandu dapat dilihat pada gambar 2. kegiatan posyandu.
67
bayi, melihat lokasi posyandu, melihat informasi jadwal imunisasi. Pada penelitian ini yang dituliskan dalam pembahasan pada skenario use case hanyalah kebutuhan fungsional menambah berita dan menerima pemberitahuan dikarenakan dua hal tersebut kebutuhan yang sangat mendasar pada aplikasi.
Gambar 3. Diagram Use Case
3.3 Implentasi Sistem
Gambar 2. Kegiatan Posyandu
3.2 Diagram Use Case Diagram use case adalah suatu diagram yang digunakan untuk memodelkan aspek prilaku sistem. Diagram use case menunjukkan sekumpulan use case, aktor dan hubungannya. Use case merupakan fungsionalitas dari sistem yang diinisialisasi oleh aktor. Diagram use case untuk aplikasi ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam Gambar 4.2 merupakan diagram use case pengguna yang dilakukan oleh pengguna dalam penggunaan aplikasi. Fitur yang dapat digunakan dalam aplikasi posyandu antara login, daftar dan logout, regristrasi data bayi, input riwayat imunisasi, input data lokasi posyandu, edit data bayi, dan hapus data bayi, melihat data Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 4. Splash
Selanjutnya jika layar disentuh/ditekan maka akan muncul menu untuk login ke aplikasi seperti terlihat pada Gambar 5. Jika pengguna sudah terdaftar, maka pengguna bisa login dengan memasukkan alamat email dan kata sandi. Jika pengguna belum terdaftar, maka pengguna dapat mendaftar dengan menekan tombol/menu daftar sehingga tampil menu pendaftaran seperti terlihat pada Gambar 6.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Gambar 5. Login
68
Gambar 7. Menu User
Gambar 6. Registrasi
Gambar 8. Informasi Data Bayi
Jika pengguna berhasil login ke aplikasi, maka akan tampil menu utama seperti terlihat pada Gambar 7. Pada menu utama user ini, jika pengguna (user) menekan tombol data bayi maka akan tampil menu melihat data bayi yang dimiliki oleh pengguna (user) Gambar 8. untuk melihat data bayi, jika nama bayi ditekan maka akan muncul riwayat imunisasi bayi.
Gambar 9. adalah riwayat imunisai yang dapat dilihat oleh pengguna (user) yang berisi informasi tentang tanggal imunisasi, nama, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, berat badan, tinggi badan, status ideal, status imunisasi, catatan.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
69
Gambar 9. Riwayat Imunisasi
Gambar 11. Menu Admin
Pada Gambar 10. menjelaskan bawah user dapat melihat lokasi posyandu yang ingin dituju serta informasi alamat posyandu dan nama posyandu.
Gambar 12. adalah menu input riwayat imunisasi. Jadi ketika admin memasukkan riwayat imunisasi harus mengisi tanggal imunisasi, umur bayi, berat badan, tinggi badan, memeriksa bayi sudah imunisasi apa saja, mengisi catatan dan menekan tombol simpan untuk menyimpan dan batal untuk membatalkan.
Gambar 10. Lihat Lokasi Posyandu
Gambar 11 adalah menu untuk admin, didalam menu admin terdapat beberapa fitur yaitu register bayi, data bayi, imunisasi, lokasi posyandu, input jadwal imunisasi, logout.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 12. Input Riwayat Imunisasi
Gambar 13. dan Gambar 14. menjelaskan bagaimana admin memasukan data lokasi. Admin melihat informasi tempat admin berada sekarang dengan menekan fitur current location, kemudian admin dapat melakukan tag pada posyandu yang ingin dimasukkan kedalam
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
database maps, dengan cara menekan marker kemudian digeser kelokasi posyandu yang ingin di tag. Admin menyimpan lokasi posyandu baru dan mengisi nama posyandu, alamat posyandu. Admin menekan tombol save untuk menyimpan dan batal untuk membatalkan.
70
usability. Pengujian validasi dilakukan untuk menguji apakah aplikasi sudah memenuji seluruh kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan sebelumnya. Sedangkan pengujian usability merupakan pengujian yang bertuan untuk mengetahui apakah Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging digunakan oleh pengguna baik atau tidak. 4.1 Pengujian Validasi dan Pembahasan Hasil
Gambar 13. Input Data Lokasi Posyandu
Gambar 14. Save Lokasi Posyandu
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Tahap pengujian dari Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging dilakukan dengan dua metode, yaitu pengujian validasi dan pengujian Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Pengujian validasi dilakukan dengan metode black-box yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap kebutuhan fungsional yang diuji valid atau tidak. Pengujian valisasi dilakukan dengan kasusu uji pada setiap kebutuhan fungsional. Kemudian hasil dari pengujian validasi akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil pengujian dikatakan valid jika hasil yang didapatkan sama dengan hasil yang diharapkan. Pengujian validasi dibagi menjadi dua yaitu pengujian validasi pada aplikasi dan pengujian validasi pada halaman admin aplikasi administrasi posyandyu. Pengujian Black Box pada aplikasi pelayanan administrasi Posyandu terdiri dari beberapa kasus uji. Pengujian dilakukan setelah dilakukan dengan implementasi metode yang telah disusun oleh penulis. Pengujian black box merupakan pengujian yang dilakukan dengan cara mengamati hasil eksekusi dari data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Proses analisis terhadap hasil pengujian validasi dilakukan dengan cara membandingkan kesesuaian antara uji dengan perancangan sistem yang telah dilakukan. Jika hasil uji sesuai dengan perancangan sistem maka aplikasi tersebut adalah valid atau memenuhi kebutuhan fungsional. Jika hasil uji tidak sesuai perancangan maka aplikasi tidak valid atau tidak memenuhi kebutuhan fungsional sistem. Berdasarkan pada hal tersebut, setelah dilakukan analisis hasil pengujian, bahwa Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging yang merupakan aplikasi mobile telah memenuhi semua kebutuhan fungsional sesuai hasil perancangan sistem atau semua fitur yang telah diuji adalah valid.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
4.2 Pengujian Usability dan Pembahasan Hasil Pengujian usability merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah aplikasi dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna atau tidak. Pengujian usability bertujuan untuk mengetahui seberapa besartingkat kepuasan dan kemudahan pengguna terhadap aplikasi. Metode yang digunakan pada pengujian usability adalah metode SUS (System Usability Scale). Metode SUS merupakan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Tahap pengujian usability dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai aplikasi yang dibuat kepada responden. Kemudian meminta responden untuk menggunakan aplikasi dan memberikan penilaian terhadap aplikasi menggunakan kuesioner yang telah diberikan. Jumlah responden yang diminta untuk memberikan penilaian kuesioner adalah sebanyak 20 karena menurut Jeff Sauro (2015) untuk mendapatkan indikator usability yang lebih baik adalah dengan menggunakan 20 responden. Responden adalah masyarakat secara umum dari berbagai latar belakang yang bisa menggunakan Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging. Proses analisis hasil pengujian usability dilakukan dengan melihat hasil perhitungan skor SUS pada Tabel 6.19. Skor SUS yang didapatkan pada pengujian usability adalah 75,5. Berdasarkan keterangan bahwa skor SUS dengan range 0-50 masuk kategori “Not Acceptable”, skor SUS 51-70 masuk kategori “Marginal” dan skor SUS 71-100 masuk kategori “Acceptable”. Sehingga, pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging mudah digunakan dan dapat diterima oleh pengguna. 5. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, serta dari hasil analisis hingga pengujian sistem yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aplikasi pelayanan administrasi Posyandu menyediakan informasi proses pencatatan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2.
3.
4.
71 data bayi, jadwal imunisasi, dan perkembangan bayi melalui fitur riwayat imunisasi berdasarkan tanggal imunisasi, informasi jadwal dan lokasi posyandu yang sedang mengadakan imunisasi maka Anggota posyandu mendapatkan informasi tentang proses pencatatan data bayi, jadwal imunisasi, dan perkembangan bayi. Teknologi Google Maps API Geolocation terdiri dari aplikasi digital maps yang memiliki fungsi untuk menandai lokasi Posyandu dan dapat memberikan informasi alamat dan nama Posyandu dengan tepat melalui letak longitude dan latitude dalam maps. Google Maps API Geolocation Tagging memberikan informasi Posyandu yang mencakup nama posyandu, alamat posyandu beserta jadwal imunisasi. Administrator dari aplikasi pelayanan administrasi posyandu yang merupakan kader Posyandu dapat menyediakan informasi data bayi, jadwal imunisasi dan perkembangan bayi untuk anggota posyandu melalui fitur registrasi bayi, input riwayat imunisasi dan input jadwal imunisasi. Aplikasi pelayanan administrasi posyandu dengan rata-rata nilai 75,5 dari 20 responden maka aplikasi pelayanan administrasi Posyandu termasuk dalam kategori “acceptable” yang berarti bahwa aplikasi yang dibangun dapat diterima oleh pengguna serta memenuhi kebutuhan fungsional aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, A., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. 3rd. Jakarta: Binapura. Depkes, Dinas Kesehatan., 2007. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Standar Minimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas. Depkes, Dinas Kesehatan., Kesehatan.
2011.
Dinkes, Dinas Kesehatan., 2005. Pegangan Kader Posyandu.
Sistem Buku
Elian & Mazharuddin, 2012. Layanan Informasi Kereta Api Menggunakan GPS, Google Maps dan Android. Ionescus & Daniel, 2010. Geolocation 101: How it Work, the Apss, and Your Privacy.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Kemenkes, RI, 2012. Pedoman Pengelolaan Posyandu.
Umum
Mulyani & Purnama, 2013. Pembangunan Sistem Informasi Balita pada Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. International Journaly on Networking and Security, Volume VII, pp. 15-20. Nielsen, J., 2016. Usability 101: Introduction to Usability.Nielsen Norman Group. Oktavianus, 2016. Apa itu Firebase?. Wibowo & Santoso, 2014. Perancangan Sistem Informasi Posyandu Online. Zulkifli, 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
72