1
Layanan Informasi Kereta Api Menggunakan GPS, Google Maps, dan Android Supeno Djanali, Ary Mazharuddin S, Alqod Elian Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
[email protected] Abstrak—Kereta api telah menjadi moda transportasi yang banyak diidolakan oleh masyarakat dikarenakan kemurahan dan kemudahannya. Akan tetapi, moda angkutan ini masih menyisakan pekerjaan rumah kepada pengelolanya, diantaranya adalah permasalahan keterlambatan, lokomotif mogok, sistem informasi yang kurang, dsb yang masih menjadi kendala utama dalam memaksimalkan fungsinya. Pada penelitian ini, dibuat sebuah sistem informasi untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan di tersebut. Sistem ini memberikan informasi tentang posisi kereta yang berguna untuk pemantauan dan pengaturan lalu lintas kereta api. Selain itu, informasi tersebut juga dapat mendeteksi apabila terjadi kemungkinan tabrakan. Sehingga, resiko kecelakaan antar kereta api dapat dikurangi. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem ini dapat memenuhi kebutuhan untuk memberikan informasi posisi kereta api dan pelaporan peringatan kecelakaan antar kereta api. Sistem ini cukup cepat dalam menyajian informasi posisi kereta yang diperoleh dari satelit GPS. Selain itu, akurasi dari sistem ini juga termasuk baik, yaitu 9,89 meter. Kata Kunci—Android, Google Map, GPS, kereta api.
I. PENDAHULUAN Bertambah banyaknya jumlah pengguna kereta api tidak didukung dengan peningkatan kualitas layanan perkeretaapian di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan sering munculnya berbagai masalah mulai dari kecelakaan sampai masalah keterlambatan jadwal datang kereta di stasiun. Data dari Departemen Perhubungan tahun 2010 menunjukkan bahwan telah terjadi 40 kasus kecelakaan kereta api dengan korban jiwa 249 orang, dan diantaranya 60 orang meninggal. Penyebab dari kecelakaan tersebut bermacammacam tetapi yang paling fatal terjadi 3 kali kecelakaan yang penyebabnya adalah tabrakan antara kereta api dengan kereta api. Keterlambatan jadwal kereta api juga masih sering terjadi, sehingga banyak sekali pelanggan yang merasa kecewa. Seringkali pelanggan harus menunggu di stasiun cukup lama karena kereta api datang terlambat. Ditambah kurangnya informasi untuk pelanggan tentang posisi kereta dan estimasi waktu kedatangan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibangun aplikasi untuk mengatasi masalah-masalah di atas. Untuk menangani kecelakaan kereta, sistem ini dapat memberikan peringatan (alert) kepada masinis yang mengemudikan kereta apabila ada kereta lain mendekat. Sehingga, masinis dapat lebih waspada
dan ini dapat menghindarkan dari kecelakaan antar kereta. Masalah yang kedua adalah masalah keterlambatan jadwal kedatangan kereta ke stasiun. Sistem ini dapat berguna bagi para penumpang kereta dengan memberikan informasi posisi kereta dan estimasi waktu kedatangan di stasiun. Sehingga penumpang dapat mengetahui berapa lama kereta mereka harus menunggu. Selain itu, penumpang juga akan mendapatkan notifikasi melalui sms apabila kereta akan segera tiba di stasiun. Dibangunnya sistem ini akan memungkinkan para pengguna jasa kereta api untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, serta meningkatkan standard keamanan dan kemajuan dunia transportasi dan teknologi Indonesia. II. SISTEM OPERASI ANDROID Android adalah sistem operasi yang terdapat pada piranti bergerak yang berbasis Linux dan bersifat terbuka (open source). Sehingga, para pengembang dapat menciptakan aplikasi mereka sendiri agar dapat digunakan untuk bermacam kebutuhan[2]. Sistem operasi Android memiliki beberapa versi yang sudah diluncurkan ke pasar, mulai dari Android versi 1.1, Android versi 1.5 (Cupcake), Android versi 1.6 (Donut), Android versi 2.0/2.1 (Eclair), Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt), Android versi 2.3 (Gingerbread), Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb), dan yang terbaru adalah Android versi 4.0 (ICS :Ice Cream Sandwich) [3]. A. Android Development dan SDK Untuk membangun atau membuat aplikasi berbasis Android, terdapat dua cara. Pertama, pengguna harus memiliki perangkat telepon seluler yang berbasis Android langsung. Kedua, menggunakan emulator yang sudah disediakan oleh Google. Sebelum memulai membangun aplikasi berbasis Android, diperlukan beberapa perangkat, antara lain [6]: • The Eclipse IDE. • Sun’s Java Development Kit (JDK). • The Android Software Developer’s Kit (SDK). • The Android Developer Tool (ADT). • Plug-in Eclipse. Windows (XP, Vista dan 7), Linux dan Mac OS X merupakan sistem operasi yang dapat digunakan untuk pengembangan pembuatan aplikasi berbasis Android dengan memanfaatkan Android SDK.
2 B. Google Maps Google Maps adalah layanan pemetaan berbasis web service yang disediakan oleh Google dan bersifat gratis, yang memberikan layanan pemetaan berbasis web. Google Maps bersifat server side, yaitu peta yang tersimpan pada server Google dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk javascript yang berguna untuk memodifikasi peta yang ada di Google Maps sesuai kebutuhan. Untuk membangun aplikasi yang memanfaatkan Google Maps di desktop dan mobile device, maka akan digunakan Google Maps Javascript API v3 yang lebih cepat dari versi sebelumnya [10]. C. JavaScript Object Notation (JSON) JSON merupakan format pertukaran data yang memiliki format sederhana. JSON merupakan bahasa pertukaran data yang ideal karena tidak bergantung pada bahasa pemprograman apapun. JSON terbuat dari dua struktur yaitu, kumpulan pasangan nama atau nilai dan daftar nilai yang terurutkan (an ordered list of values). Kumpulan pasangan nama atau nilai pada beberapa bahasa dinyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list), atau associative array. Sedangkan, daftar nilai terurutkan (an ordered list of values) dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence) [11]. Pada dasarnya, struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal karena semua bahasa pemrograman modern mendukung struktur data ini. III. RANCANGAN SISTEM Penelitian ini membangun suatu sistem informasi kereta api yang terdiri dari beberapa aplikasi yang dibangun pada mobile device berbasis Android dan perangkat lunak berbasis web. Aplikasi pertama bertugas mendapatkan posisi kereta (longitude dan latitude) dari sistem GPS dan kemudian mengirimkannya melalui koneksi GPRS ke server melalui mekanisme web service. Aplikasi kedua bertugas meminta data seluruh posisi kereta dari server pusat dengan menggunaakan web service dan teknologi JSON. Data yang masuk kemudian diproses sehingga data masing-masing kereta dapat dimanfaatkan untuk menggambar posisi kereta dengan bantuan Google Map. Aplikasi ketiga bertugas untuk meminta data dari server pusat untuk menentukan posisi kereta dan tujuan dari kereta. Pengguna akan mendapatkan laporan yang berupa notifikasi pada mobile device berbasis Android apabila kereta akan sampai pada tujuan yang sudah ditentukan. Aplikasi keempat ini memiliki tugas untuk meminta data posisi kereta dari server pusat. Data yang masuk kemudian mengalami proses pembacaan dan penerjemahan sehingga didapatkan posisi dari masing-masing kereta, dan selanjutnya melakukan penghitungan jarak antara kereta satu dengan lainnya. Jika jarak kereta satu dengan lainnya kurang dari jarak aman yang telah ditentukan, maka akan dikirimkan peringatan antara kereta satu dengan lainnya. Hal ini akan dapat
meminimalisasi kemungkinan terjadinya tabrakan kereta. Jarak di sini merupakan suatu perkiraan karena pengukuran jarak tersebut dengan menggunakan perhitungan jarak lurus terhadap objek. Sehingga, tetap terdapat selisih jarak dengan jarak sebenarnya. Aplikasi kelima dalam sistem ini merupakan aplikasi berbasis web. Aplikasi ini meminta data posisi kereta dari database server. Data posisi kereta tersebut digunakan untuk menggambar posisi kereta dengan bantuan Google Map. Aplikasi pertama, kedua, ketiga, dan keempat di atas dibangun pada mobile device berbasis Android. Sedangkan aplikasi kelima dibangun pada perangkat lunak berbasis web. Berikut akan diterangkan beberapa flowchart yang ada dalam system ini. 1. Flowchart proses update posisi kereta api pada aplikasi mobile device. Gambar 1 merupakan flowchart proses update posisi kereta api pada aplikasi mobile device berbasis Android. Proses dimulai pada halaman utama, lalu pada halaman kereta. Kemudian pengguna menjalankan GPS listener. Listener ini pertama kali akan mencari sinyal dari satelit. Jika sudah mendapatkan sinyal, maka posisi satelit akan dikunci. Selanjutnya, dalam rentang waktu tertentu, aplikasi akan terus mengirimkan posisi terakhir ke dalam server melalui mekanisme web service sampai pengguna menekan tombol turn off GPS. Mulai
Kirim posisi via webservice
Masuk halaman utama
tidak
Masuk halaman kereta
Stop listener
Start GPS listener
ya Selesai
Mencari posisi satelit tidak Lock posisi ya
Gambar 1. Flowchart proses update posisi kereta api pada mobile device
2. Flowchart proses mengolah data jarak kereta api dengan stasiun tujuan untuk mendapatkan notifikasi. Gambar 2 merupakan flowchart proses mengolah data jarak kereta api dengan data stasiun tujuan untuk mendapatkan notifikasi apabila kereta tersebut akan segera sampai di stasiun tujuan. Proses dimulai dengan menjalankan thread yang akan melakukan proses looping selama aplikasi berjalan. Secara berkala aplikasi mengambil data posisi kereta api dengan data
3 tujuan menggunakan teknologi web service. Data yang didapat akan dihitung dan dibandingkan jaraknya. Jika kurang dari 1 km, maka sistem akan mengirimkan notifikasi. Mulai
Start thread loop
Mengambil posisi kereta via webservice
Hitung jarak kereta dengan stasiun tujuan
Jarak < 1km
ya
Kirim notifikasi
tidak
tidak
Stop thread loop? ya Selesai
Gambar 3. Flowchart proses mengolah data jarak kereta api untuk mendapatkan tanda peringatan tabrakan antar kereta api
1. Skenario proses melihat posisi kereta api via web. Skenario ini dipakai untuk melihat posisi kereta api dalam peta berbasis web dengan memanfaatkan teknologi Google Map. Untuk menjalankan skenario ini, pengguna cukup mengakses halaman utama pada web seperti terlihat pada Gambar 4. Kemudian dapat dilihat posisi kereta pada peta, seperti pada Gambar 5.
Gambar 2. Flowchart proses mengolah data jarak kereta api dengan stasiun tujuan untuk mendapatkan notifikasi
3. Flowchart proses mengolah data jarak kereta api untuk mendapatkan tanda peringatan tabrakan antar kereta api. Gambar 3 menyajikan flowchart proses mengolah data jarak kereta api untuk mendapatkan tanda peringatan apabila terdapat kereta lain yang mendekat. Proses dimulai dengan menjalankan thread yang akan melakukan proses looping selama aplikasi berjalan. Secara berkala aplikasi mengambil data posisi kereta api satu dengan kereta lainnya menggunakan teknologi web service. Data yang didapat akan dihitung dan dibandingkan jaraknya. Jika kurang dari 1km, maka sistem akan mengirimkan tanda peringatan yang berupa notifikasi pada mobile device berbasis Android. Gambar. 4. Tampilan halaman utama web.
IV. UJI COBA DAN EVALUASI A. Uji Coba Fungsionalitas Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah masingmasing fitur dalam sistem bekerja sesuai dengan kebutuhan sistem dan berfungsi optimal. Uji coba fungsionalitas dilakukan terhadap aplikasi berbasis mobile device dan aplikasi berbasis web. Mulai
Start thread loop
Mengambil posisi kereta via webservice
Hitung jarak kereta dengan kereta lain
Gambar. 5. Posisi kereta api pada peta
2. Skenario proses update data posisi kereta api dari mobile device untuk pengemudi kereta api
4 Uji coba ini bertujuan untuk mendapatkan posisi kereta api dengan bantuan satelit GPS. Uji coba dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi untuk update posisi kereta api. Kemudian dilakukan dengan mensimulasikan perjalanan kereta dengan melewati rute tertentu dan diamati apakah data tertransmisi dengan benar. Untuk menjalankan skenario ini, terdapat pada halaman utama aplikasi, seperti ditunjukkan Gambar 6.(a). Kemudian pengguna memilih menu Kereta, sehingga tampil Gambar 6.(b).
masuk ke halaman utama aplikasi, kemudian dipilih menu Pengguna sehingga tampil Gambar 8.(a). Lalu pengguna harus melakukan proses update data dengan cara menekan tombol Update Data.
(a)
(b)
Gambar 8. (a) Tampilan halaman utama pada menu Pengguna, (b) . Tampilan halaman setelah mendapatkan update posisi.
(a)
(b)
Gambar 6. (a) Tampilan halaman utama aplikasi pada mobile device, (b) Tampilan halaman utama pada menu Kereta.
Setelah itu, pengguna harus melakukan proses update data untuk memastikan data yang ditampilkan merupakan data terbaru. Menu Konfigurasi digunakan untuk memilih nama kereta dan kategori kereta yang akan disimulasikan kemudian disimpan. Tampilan proses ini ada pada Gambar 7.(a). Setelah itu, kembali ke menu Kereta dan dipilih menu Jarak dari Kereta untuk masuk pada halaman update Posisi Kereta. Kemudian dipilih tujuan dari kereta, lalu dipilih Scan GPS untuk mendapatkan posisi kereta seperti pada Gambar 7.(b). Tombol Hitung Jarak berguna untuk mendapatkan jarak dari posisi kereta sekarang ke tujuan yang dilengkapi dengan perubahan posisi, jarak, kecepatan, dan waktu tempuh pada saat kereta berjalan.
(a)
(b)
Gambar 7. (a) Tampilan proses konfigurasi kereta, (b) Tampilan halaman setelah mendapatkan posisi kereta.
3. Skenario melihat jarak, kecepatan, dan estimasi waktu sampai kereta api melalui aplikasi mobile device untuk penumpang kereta Skenario ini digunakan untuk melihat jarak, kecepatan, dan estimasi waktu sampai kereta pada posisi yang dituju. Setelah
Setelah itu, pengguna memilih menu Lihat Jarak Kereta untuk masuk ke halaman Posisi Kereta. Kemudian pengguna memilih tujuan yang akan dituju oleh kereta dan memilih nama kereta yang akan dilihat posisinya. Lalu pengguna menekan tombol Update dan tunggu sampai mendapatkan posisi dari kereta. Seperti terlihat pada Gambar 8.(b). 4. Skenario melihat posisi kereta api dalam peta pada aplikasi mobile device Skenario ini dipakai untuk melihat posisi kereta api dalam peta dengan memanfaatkan teknologi Google Map. Untuk menjalankan skenario ini, pengguna harus masuk ke halaman utama dan memilih menu Pengguna. Setelah itu, pengguna harus melakukan proses update data. Kemudian pengguna memilih menu Lihat Peta sehingga muncul lokasi kereta api pada peta. Tampilan posisi kereta api dalam peta aplikasi mobile device dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Tampilan posisi kereta api dalam peta
5. Skenario proses mendapatkan laporan peringatan kecelakaan kereta api pada aplikasi mobile device Skenario ini bertujuan untuk mendapatkan laporan peringatan kecelakaan kereta api. Untuk mendapatkan skenario ini pengguna harus menjalankan skenario update data posisi kereta terlebih dahulu. Pada saat skenario update data sedang berjalan dan pengguna mendapatkan data bahwa ada kereta lain yang jaraknya kurang dari 1 km, maka pada pengguna
5 akan mendapatkan laporan peringatan kecelakaan kereta api yang berupa notifikasi. Tampilan laporan notifikasi dapat dilihat pada Gambar 10.(a). Setelah mendapatkan laporan notifikasi, pengguna juga dapat memastikan bahwa benar ada kereta lain yang mendekat. Pengguna dapat memastikan hal tersebut dengan cara melihat pada peta yang ada pada mobile device. Seperti yang terlihat pada Gambar 10.(b).
Tabel 1. Tabel hasil uji kecepatan akses satelit GPS Peng ujian
Koneksi
Longitude
Cuaca
Latitude
Kecepa tan Akses (detik)
I
112.6503813
-7.1775588
Cerah
4,9
II
112.6460399
-7.1793434
Cerah
3,9
III
112.6492707
-7.1776259
Cerah
4,5
IV
112.6465874
-7.1784109
Cerah
4
V
112.6479388
-7.1788791
Berawan
9,9
VI
112.6490070
-7.1788972
Berawan
5,5
VII
112.6460084
-7.1792056
Berawan
7,3
VIII
112.6465409
-7.1784167
Berawan
6,7
Dari tabel hasil pengujian di atas, didapatkan rata-rata kecepatan akses aplikasi terhadap satelit GPS pada cuaca cerah adalah 4,325 detik, sedangkan pada cuaca berawan didapatkan rata-rata kecepatan adalah 7,35 detik. (a)
(b)
Gambar 10. (a) Tampilan notifikasi peringatan pada mobile device, (b) Tampilan dalam peta yang menunjukkan ada kereta lain yang mendekat.
6. Skenario proses mendapatkan laporan kereta api akan tiba di tujuan pada aplikasi mobile device Skenario ini digunakan untuk mendapatkan laporan bahwa kereta api akan tiba di stasiun tujuan. Untuk menjalankan skenario ini pengguna harus melakukan skenario melihat jarak, kecepatan, dan estimasi waktu sampai kereta di stasiun. Pada saat melakukan skenario tersebut pengguna akan mendapatkan update data secara berkala dan pada saat update data menunjukan jarak kereta api kurang dari 1 km dengan stasiun tujuan, seperti terlihat pada Gambar 11.(a), maka pengguna akan mendapatkan laporan yang berupa notifikasi bahwa kereta akan tiba di stasiun tujuan. Tampilan laporan notifikasi dapat dilihat pada Gambar 11.(b).
(a)
(b)
Gambar 11. (a) Tampilan jarak kereta kurang dari 1 km dengan stasiun tujuan, (b) Tampilan notifikasi kereta akan tiba d stasiun.
B. Uji Kecepatan Akses GPS Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan akses aplikasi untuk menerima posisi awal dari satelit GPS pada saat aplikasi pertama dijalankan. Dari hasil pengujian didapatkan beberapa hasil seperti yang dijelaskan dalam Tabel 1.
C. Uji Akurasi Posisi Uji coba dilakukan dengan menjalankan aplikasi pengirim posisi GPS dalam kondisi diam pada suatu lokasi. Data posisi latitude dan longitude yang terkirim ke database server kemudian dibandingkan dengan posisi dalam Google Map pada lokasi sama. Semakin dekat jarak antara titik yang didapat dengan titik pada Google Map, berarti akurasinya semakin baik. Dari hasil pengujian didapatkan beberapa hasil seperti yang dijelaskan dalam Tabel 2. Dari tabel hasil pengujuan, rata-rata jarak antara posisi yang didapatkan oleh aplikasi pada mobile device yang telah dibangun dengan posisi dalam Google Map adalah 9.89 meter. Tabel 2. Tabel hasil uji akurasi posisi Pen guji an
Posisi pada Aplikasi
Posisi pada Google Map
Long
Lat
Long
Lat
Jarak (meter)
I
112.6460084
-7.1792056
112.6460138
-7.1792016
9,91
II
112.6492707
-7.1776259
112.6492546
-7.1776459
7,66
III
112.6465409
-7.1784167
112.6465275
-7.1784100
12,1
D. Uji Kecepatan Pemuatan Peta Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan pemuatan peta pada aplikasi mobile device untuk melihat posisi kereta api berbasis Android. Peta yang digunakan merupakan peta berbasis Google Map, sehingga membutuhkan waktu untuk mentransfer image dari server Google Map. Dari hasil pengujian didapatkan beberapa hasil seperti dijelaskan dalam Tabel 3.
6 [2]
Tabel 3. Tabel hasil uji kecepatan pemuatan peta
[3] Pengujian I II III IV V VI
Koneksi
Kecepatan Pemuatan Peta (dalam detik) 14,3 9,2 11,3 6,7 5,4 6,2
EDGE EDGE EDGE HSDPA HSDPA HSDPA
[4] [5]
[6]
[7]
Dari tabel hasil pengujian di atas didapatkan rata-rata kecepatan pemuatan peta melalui jaringan EDGE dalam aplikasi mobile device yang telah dibangun adalah 11,6 detik, sedangkan yang melalui jaringan HSDPA didapatkan rata-rata 6,1 detik. Pada Tabel 4 ditunjukkan beberapa sampel data yang dikirim dari mobile device Android ke server. Data ini sebenarnya mencapai ribuan mengingat waktu pengiriman yang real time. Tabel 4. Contoh data yang ada di server Waktu
Long
Lat
11:37:26 11:37:40 11:37:53 11:38:06 11:38:23
112.7395724 112.7395367 112.7395408 112.7394743 112.739199
-7.3016996 -7.3017405 -7.3017143 -7.3017531 -7.3019497
Kecepatan 0.56 5.41 4.15 4.41 7.05
[9]
[10]
[11] [12]
Jarak 4.23 4.24 4.23 4.24 4.27
V. KESIMPULAN Sistem yang dibuat sudah dapat memenuhi kebutuhan untuk melakukan proses update posisi kereta api dari mobile device dengan GPS ke server penyimpanan data. Sistem yang dibuat juga telah memenuhi kebutuhan pengguna untuk dapat mengakses peta dan posisi kereta api melalui aplikasi berbasis mobile device dan web. Selain itu, sistem yang dibuat mampu mengirimkan tanda peringatan yang berupa notifikasi apabila terdapat kereta lain yang mendekat dan mampu mengirimkan laporan yang berupa notifikasi pada mobile device bahwa kereta api akan sampai di stasiun tujuan. Uji coba menunjukkan bahwa pada saat cuaca cerah akses terhadap satelit GPS oleh mobile device bekerja lebih cepat daripada cuaca berawan. Rata-rata jarak antara posisi yang didapatkan oleh aplikasi pada mobile device yang telah dibangun dengan posisi dalam Google Map adalah 9,89 meter. Uji coba juga menunjukkan bahwa aplikasi pada mobile device berbasis Android bekerja lebih baik pada koneksi HSDPA dibandingkan dengan koneksi EDGE, walaupun pada koneksi EDGE aplikasi ini sudah dapat bekerja cukup baik. DAFTAR PUSTAKA [1]
[8]
Departemen Perhubungan, Tim. 2010. Statistik Jumlah Kecelakaan Kereta Api; 2010. [Diakses tanggal 2 Mei 2012].
.
[13] [14] [15]
Google. 2012. About Android. [Diakses tanggal 3Mei 2012]. < http://www.android.com/about/>. Android Developers. 2012. Platform Versions. [Diakses tanggal 3 Mei 2012]. . Katysovas, T., Jan. 2008. A First Look At Google Android. [Diakses tanggal 3 Mei 2012]. . Brady, Patrick. 2008. Anatomy & Physiology of an Android. [Diakses tanggal 3 Mei 2012]. . Bhawiyuga, Adhitya, 2011. Sistem Pelaporan dan Informasi Posisi Kereta Api Berbasis Global Positioning System (GPS) pada Device Berbasis Android. Surabaya: ITS Android Developers. 2012. Application Components. [Diakses tanggal 5 Mei 2012]. . Tanoe, Andre. 2009. GPS Bagi Pemula: Dasar-Dasar Pemakaian Sehari Hari. Jakarta Theiss, A., David, C. Yen, Cheng-Yuan Ku. 2005. Global Positioning System: an analysis of applications, current development and future implementations. Proceeding of Computer Standards & Interfaces. Google Developers. 2012. Google Maps JavaScript API V3. [Diakses tanggal 5 Mei 2012]. . JSON. 2006. Pengenalan JSON. [Diakses tanggal 7 Mei 2012]. < http://www.json.org/>. Kadir, Abdul. 2008. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Penerbit Andi. PHP, Group. 2012. General Information. [Diakses tanggal 7 Mei 2012]. . Dimarzio, Jerome. 2008. Android: A Programmer’s Guide. New York: The McGraw-Hill Companies. Murphy, M. L. 2010. Beginning Android 2. New York: Apress.