Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017
PENGEMBANGAN ALTERNATOR GANESHA ELECTRIC VEHICLES 1.0 GENERASI I Oleh: I Md. Rudi Andika Putra1, Ny. Arya Wigraha2, Kd. Rihendra Dantes3 1
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
2
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
3
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Penelitian ini bertujuan untuk (1) Bagaimana rancangan alternator pada rangkaian kelistrikan Ganesha Electric Vehicles 1.0 Generasi I (2) Berapakah tegangan alternator yang dihasilkan kendaraan Ganesha Electric Vehicles 1.0 Generasi I. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut dimana suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan beberapa pengujian dengan menggunakan tachometer digital untuk mendapatkan rpm , setelah data rpm didapat kemudian dilakukan proses pengukuran dengan menggunakan ampere meter dan apometer digital. Jadi hasil dari pengukuran menggunakan sudut primary pulley 4 perbandingan roller 12 gram didapatkan tegangan pengisian 4.9 volt, tegangan lampu 3.6 volt, amper pengisian dan ampere lampu didapatkan 2 amper pada 4500 rpm. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin berat roller yang digunakan semakin meningkat pula tegangan yang dihasilkan pada setiap peningkatan rmp sepeda motor. Kata Kunci : Alternator, Ganesha Electric Vehicles 1.0 dan Tegangan Abstract This study aimed to (1) How to design the alternator on the electrical circuit Ganesha Electric Vehicles 1.0 Generation I (2) What is the alternator voltage generated Ganesha vehicle Electric Vehicles 1.0 Generation I. Method used in this reseach was Research and Development. Research and Development is a research method that is used to produce a particular product, and test the effectiveness of these products in which a process or steps to develop a new product, or enhance existing products, which can be accounted for. In this study, the research subject was Ganesha Electric vechiles 1.0 Generation I. The data of this study were collected by doing some testing using a digital tachometer to get rpm, after the rpm data obtained and then do the measurement process by using digital ampere meter and apometer. The result of the measurement using the angle of the primary pulley 4 ative roller 12 gram obtained 4.9 volt charging voltage, lamp voltage 3.6 volt, ampere charging and ampere charging
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 lamp obtained 2 amperes at 4500 rpm. It can be concluded that the heavy roller is used also increase the voltage generated on any increase in rpm motorcycle. Keywords : Alternator, Ganesha Electric Vehicles 1.0 and Voltage
PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin pesat memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia industri. Salah satu dunia industri yang berkembang pesat dewasa ini adalah industri otomotif. Semakin banyaknya pertambahan jumlah penduduk berdampak semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi. Menurut Nasution (1996), transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Secara umum,kendaraan adalah alat tranportasi yang sangat penting untuk menunjang aktivitas masyarakat di daerah perkotaan maupun pedesaan, terbukti banyaknya kendaraan yang berjalan melintasi jalan raya baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Salah satu alat transportasi yang banyak digunakan dan menjadi pilihan mayoritas masyarakat umum adalah sepeda motor. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktivitas manusia. Selain itu, sepeda motor lebih mudah dan praktis dibanding dengan alat transportasi lainnya untuk mendukung segala aktivitas manusia. Oleh karena itu, kebutuhan akan sepeda motor sebagai alat transportasi sangatlah tinggi sehingga sepeda motor harus dilengkapi dengan sistem-sistem yang mendukung fungsi utama sepeda motor, yaitu untuk memindahkan barang atau manusia dari suatu tempat ketempat lain, baik jarak jauh ataupun dekat. Sepeda motor menjadi salah satu
transportasi pilihan masyarakat karena harganya relatif terjangkau dan simple. Peninjauan dari penelitian yang serupa yang pernah dilakukan dan diharapkan dapat memberikan hal-hal yang positif bagi peneliti. Kelebihan penelitian lain dapat mendukung dan memperjelas permasalahan dan kekurangan penelitian lain dapat dilengkapi oleh penelitian ini. David Richo Kristanto dan Aris Ansori (2003) tentang “P b M P b l j Praktikum Kelistrikan Bodi Otomotif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mahasiswa D3 Te M UNESA”, penelitian ini menghasilkan pemilihan trainer sebagai media pembelajaran dianggap yang paling tepat dikarenakan trainer mampu mewakili bentuk media pembelajaran bagi seorang pembelajar untuk memperoleh pengalaman langsung yang dapat melibatkan indera penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan peraba. Trainer kelistrikan system penerangan yang telah dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata kuliah Praktikum Kelistrikan Otomotif di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Sumadi (2013) tentang “P b M S t Penerangan Sepeda Motor Berbasis LED Untuk Pembelajaran Kompetensi M R ” lt menghasilkan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa setelah menggunakan media berbasis LED untuk pembelajaran kompetensi mendiagnosa rangkaian. . Edy Agus Wuryantoro dan Warju (20 4) t t “P j T Yamaha Mio-J YMJet-Fi Sebagai Media Pembelajaran Praktik Sepeda Motor dan M t K l” lt h l pengujian trainer Yamaha Mio-J YMJet-Fi didapat tegangan baterai sebesar 12,12 V
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 dengan spesifikasi standar 12V/3 ah, tahanan alternator 0,56 Ohm dengan spesifikasi standar 0,52-0,78 Ohm, t h t t b 4,4 KΩ dengan f t 5 KΩ, t h coil 2,9 Ohm dengan spesifikasi standar 2,16-2,64 Ohm, tahanan secondary coil 11,15 K Ohm dengan spesifikasi standar 8,64-12,96 K Ohm, tegangan Trottle Position Sensor 4,73 V dengan spesifikasi standar 5 V, tahanan Idling Speed Control Valve 20,9 Ohm dengan spesifikasi standar 20 Ohm, tahanan Crankshaft Position Sensor 337 Ohm dengan spesifikasi standar 248-372 Ohm, tahanan E T t S 2,54 KΩ dengan spesifikasi standar 2,512-2,777 KΩ. ses yang dilakukan untuk pengujian trainer Yamaha Mio-J YMJ-Fi berdasarkan buku panduan Yamaha MioJ YMJet-Fi. Dari penelitian diatas, kebanyakan para pemilik kendaraan belum mengetahui tentang perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan, khususnya pada sistem penerangan dan kebanyakan para jasa yang diberikan oleh tenagatenaga di bengkel-bengkel kecil di sekitar kita belum mampu untuk memberikan jasa atau pelayanan yang memenuhi standarisasi pabrik. Setiap sepeda motor dilengkapi dengan beberapa rangkaian sistem kelistrikan. Umumnya sebagai sumber listrik utama sering digunakan baterai, namun ada juga yang menggunakan flywheel magnet (alternator) yang menghasilkan pembangkit listrik arus bolak-balik atau AC (alternating current). Alternator atau generator berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi bateraidan mensuplai kebutuhan sistemsistem kelistrikan. Sumber tegangan pada sepeda motor merupakan sumber tegangan AC yang sering disebut alternator. Alternator terdiri atas kumparan pembangkit (Kumparan Stator) dan magnet permanen (Rotor), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus AC. (Nugraha,Beni Setya.2005:10-11)
Prinsip kerja alternator hampir sama dengan prinsip kerja generator listrik yaitu bekerja sesuai hukum faraday, yakni apabila suatu penghantar diputar dalam sebuah medan magnet hingga memotong garis gaya magnet (GGM), maka akan menimbulkan garis gaya listrik (GGL) dalam satuan volt pada ujung penghantar tersebut. Pada alternator yang akan digunakan tahanan koil penerangan sebesar 0,24 – 0,36 Ω t h l pengisian sebesar 0,32 – 0,48 Ω. D arus yang akan keluar sebelum diberikan beban pada alternator sebesar 12,3 – 13,3 V pada 1500 rpm. Didalam sepeda motor juga terdapat banyak sistem yang juga perlu memerlukan pemahaman untuk menunjang dalam pengoperasian dan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Salah satu sistem yang ada pada sepeda motor adalah sistem kelistrikan bodi. Sistem ini sangat penting bagi pengendara meskipun hanya tambahan atau pendukung. Sistem kelistrikan bodi mencakup sistem pengisian (charging system) dan sistem penerangan (lighting system), seperti lampu kepala/depan (headlight), lampu belakang (taillight), lampu rem (breaklight), lampu sein/tanda belok (turn signal lights), klakson (horn), dan lampu-lampu instrument/indikator. Sistem penerangan pada sepeda motor sangatlah penting, hal ini dikarenakan komponen tersebut sangat membantu para pengendara dalam berkendara pada siang hari maupun malam hari. Di siang hari, sistem penerangan membantu pengendara untuk berbelok dengan menggunakan lampu sein atau lampu belok, lampu rem untuk berhenti sehingga akan mengurangi tingkat kecelakaan dalam berkendara. Demikian pula pada malam hari sistem penerangan sangat dibutuhkan agar dapat menerangi jalan. Dari paparan diatas, maka penulis ingin merancang sistem kelistrikan bodi Ganesha Electric Vehicles 0.1 Generasi I dengan menggunakan standarisasi dari pabrik, dimana rangkain sepeda motor yang dibuat nantinya dapat dipakai
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 sebagai panduan dalam merancang rangkaian kelistrikan sepeda motor. Pada penelitian ini, seorang peneliti sedikit tidaknya perlu memiliki pengetahuan tentang kendaraan yang diteliti tentang sistem kelistrikannya. Dari uraian diatas, maka saya tertarik untuk memilih judul “ PENGEMBANGAN ALTERNATOR GANESHA ELECTRIC VEHICLES 1.0 GENERASI I” b t h . METODE Pada penelitian tugas akhir ini harus terdapat rancangan penelitian, sehingga mempermudah peneliti bagaimana penelitian ini akan dilakukan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan Dalam penelitian tugas akhir ini dapat dijelaskan dengan oleh diagram alir penelitian. Diagram alir penelitian Pengembangan Alternator Ganesha Electric Vehicles 1.0 Generasi I adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 3.1.1 Baterai Merupakan penyimpanan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC) yang diperlukan untuk sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung oleh sistem pengisian. Kontruksi sel baterai dari bak/case, plat positif, plat negative dan elektrolit baterai. Setiap sel baterai menghasilkan beda tegangan 2 volt. Karena pada umumnya sistem kelistrikan sepeda motor menggunakan refrensi tegangan 12 volt, maka sebuah baterai 12 volt didapat dengan menggabungkan 6 sel baterai dirangkai dengan seri.
Gambar 3.5 Baterai (Hasil Dokumentasi Sendiri) 3.1.2 Tachometer Tachometer adalah sebuah instrument atau alat yang mampu untuk
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 mengukur kecepatan putaran dari poros atau piringan, seperti yang terdapat pada sebuah motor atau mesin lainnya. Alat ini biasanya menampilkan Revolution Per Minute (RPM) pada sebuah pengukur skala analog.
Gambar 3.10 Multimeter Digital (Hasil Dokumentasi Sendiri)
Gambar 3.9 Tachometer Dokumentasi Sendiri)
(Hasil
3.1.3
Multimeter Pengertian multimeter secara menyeluruh yang mencakup pada alat pengukuran tegangan, arus, dan tahanan dalam dunia elektronika. Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm). Multimeter yang akan digunakan adalah multimeter digital dimana memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
3.2 Parameter yang diamati Adapun parameter yang diamati atau yang diukur dalam sekripsi ini ialah pengembangan alternator pada sistem kelistrikan motor Electric Vechiles Ganesha 1.0 Generasi I dengan variasi kemiringan primary pulley dan berat roller yang dimodifikasi damana alternator akan dipasang pada blok mesin roda belakang dan magnet akan dipasang pada tromol roda yang akan diputar oleh as roda belakang. Dimana dalam melakukan proses pengukuran apakah ada peningkatan tegangan pada alternator, sehingga sistem pengisian sepeda motor dapat bekerja sesuai standar buku manual book. 3.3 Pemasangan dan Pembuatan Rumah Alternator pada Tromol Belakang. 3.3.1 Pembuatan lobang dan Pemasangan Magnet pada Tromol Roda Belakang a. Penentuan posisi lobang magnet agar tepat ditengah-tengah tromol sehingga penentuan lobang baut pada tromol dan magnet bisa disesuaikan.
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 3.3.2
a.
b.
c.
d. Gambar 3.11 Penentuan posisi lobang Magnet pada Tromol Belakang (Hasil Dokumentasi Sendiri) b. Dalam proses pengeboran menggunakan mata bor 11,5 tetapi posisikan dahulu pada titik yang sudah ditandai agar pas sehingga bisa memasang menggunakan baut 12. c. Proses pemasangan tinggal memposisikan lobang sehingga pas saat pemasangan baut.
e.
Pemasangan dan Pembuatan Rumah Alternator pada Tromol Belakang Lepas pegangan kampas rem pada sepeda motor, lalu gerinda dudukan kampas rem agar rata bagian sisi-sisi blok mesin. Cocokan lobang alternator pada as roda belakang dan ukur berapa diameternya barulah dilakukan proses pembubutan alternator sesuai lobang as roda belakang. Setelah selesai dalam proses pembubutan, sebainya bersihkan dahulu sisa-sisa proses pembubutan agar tidak menempel pada rangkaian alternator. Proses pemasang alternator pada as roda belakang dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada komponen alternator. Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah alternator terpasangan dengan baik dan kuat sehingga nantinya agar tidak terlepas pada proses pengisian.
Gambar 3.13 Proses Pemasangan Alternator (Hasil Dokumentasi Sendiri) Gambar 3.12 Pemasangan Magnet pada Tromol Belakang (Hasil Dokumentasi Sendiri)
f.
Setelah semua terpasangan dengan baik, maka selanjutnya pasang roda belakang dan kencangkan baut-bautnya.
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 pada 1500, 2500, 3500 dan 4500 rpm sepeda motor. RP M
Tegang an Pengisi an
Tegang an Lampu
Amper Pengisi an
Amp er Lam pu
150 0 250 0 350 0 450 0 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengukuran tegangan alternator divariasi dengan putaran RPM sepeda motor listrik 1. Posisikan sepeda motor dalam keadaan di standar dobel sehingga roda belakang tidak menyentuh atau dalam keadaan bebas 2. Posisikan tachometer sehingga dapat mengukur rpm sepeda motor 3. Selanjutnya hidupkan sepeda motor dan ukur setiap 1500 rpm, 2500 rpm, 3500 rpm dan 4500 rpm menggunakan tachometer 4. Setelah didapatkan rpm yang disebutkan tadi, selanjutnya ukur arus dan tegangan dari alternator menggunakan multimeter digital saat motor keadaan hidup 5. Catat hasil pengukuran tersebut sesuai dengan yang dihasilkan 6. Foto pada saat kegiatan pengukuran sebagai dokumentasi 7. Buatlah table variasi tegangan alternator motor Electric Vechiles Ganesha 1.0 Generasi I dengan variasi sudut primary pulley dan berat roller. Table 3.1 Data variasi hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley 4 3.5 divariasikan menggunakan berat roller
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data variasi hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley divariasikan menggunakan berat roller pada 1500, 2500, 3500 dan 4500 rpm. 4.1.1 Data hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley berat roller 12 gram Table 4.5 Data hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley 4 b t roller 12 gram RP M
Tegang an Pengisi an
Tegang an Lampu
Amper Pengisi an
Amp er
150 0
0
0
0
0
250 0
1
0,7
0
0
350 0
2,2
1,6
1
1
450
4.9
3,6
2
2
Lam pu
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 0
Roller 12 gram 2,5
RP M
Tegang an Pengisi an
Tegang an Lampu
Amper Pengisi an
Amp er
150 0
0
0
250 0
1
350 0
1,7
1,1
0
0
450 0
4.4
3,4
2
2
Lam pu
0
0,7
0
1 1
1 0,5
0000
0000
1500
2500
0 0
0 3500
4500
RPM
Ampere Pengisian 14'
Ampere Pengisian 13.5'
Ampere Lampu 14'
Ampere Lampu 13.5'
t
4.2 Pembahasan 4.2.1 Perbandingan pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley memvariasikan berat roller.
Histogram data hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley 4 3.5 b t roller 12 gram Roler 12 gram 6 Tegangan (Volt)
1,5
Grafik 4.3 Data hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley 4 3.5 b roller 12 gram
0
0
Arus (Ampere)
Table 4.6 Data hasil pengukuran menggunakan perbandingan sudut primary pulley 3.5 b t roller 12 gram
2222
2
4,9 4,4 3,63,4
4 2 0000
1 10,70,7
2,2 1,71,6 1,1
0 1500
2500
3500
4500
RPM
Tegangan Pengisian 14'
Tegangan Pengisian 13.5'
Tegangan lampu 14'
Tegangan Lampu 13.5'
Berdasarkan dari data hasil pengukuran menggunakan sudut primary pulley 4 t sudut primary pulley 3,5 memvariasikan berat roller 10, 11, 12, 1011, 10-12 dan 11-12 gram. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil pengujian alternator sistem kelistrikan Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I, dilihat dari kurva histogram didapatkan tegangan yang paling tinggi menggunakan perbandingan roller 12 gram dimana menggunakan sudut primary pulley 4 . Sehingga didapatkan tegangan pengisian 4.9 volt, tegangan lampu 3.6 volt, amper pengisian dan ampere lampu didapatkan 2 amper pada 4500 rpm. Dibandingkan dengan menggunakan sudut primary pulley 3,5 , di pengukuran kurva histogram pada 4500 rpm menunjukan tegangan yang paling tinggi menggunakan variasi berat roller 11-12 gram tegangan pengisian sebesar 4.6 volt, tegangan lampu 3.3 volt, ampere pengisian sebesar 2 ampere dan ampere lampu sebesar 2 ampere. Jadi pada pengukuran tegangan dan ampere yang menggunakan perbandingan berat roller pada 4500 rpm, dapat menghasilkan
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 tegangan dan ampere yang lebih besar daripada menggunakan berat roller yang lebih ringan. SIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan dari pengembangan alternator Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan telah dibuatnya rangkaian kelistrikan dan diaplikasikan langsung pada Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I ini sebagai berikut, penulis dapat memberikan gambaran tentang bagaimna Sistem kelistrikan bodi yang mencakup sistem penerangan (lighting system), seperti lampu kepala/depan (headlight), lampu belakang (taillight), lampu rem (breaklight), lampu sein/tanda belok (turn signal lights), klakson (horn), dan lampu-lampu instrument/indicator sudah berfungsi dengan baik. Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai panduan dalam pembuatan trainer sepeda motor bagi siswa SMK. 2. Hasil pengujian alternator Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I didapatkan tegangan yang paling tinggi menggunakan perbandingan berat roller 12 gram dimana menggunakan sudut primary pulley 4 .S h t t pengisian sebesar 4.9 volt, tegangan lampu 3.6 volt, amper pengisian dan ampere lampu didapatkan 2 amper pada 4500 rpm. Dimana dalam pengembangan alternator Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I, dimana hasil yang didapatkan belum sesuai standar, sehingga tegangan yang didapat saat pengujian hanya mampu mengisi baterai sampai 4.9 volt pada 4500 rpm. Dimana tegangan baterai normal sepeda motor sebesar 12 volt. Saran yang didapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Adapun saran yang penulis dapat sampaikan sehubungan dengan pengembangan alternator Ganesha Electric Vechiles 1.0 Generasi I, agar
nantinya untuk pengembangan selanjutnya menggunakan rangkaian alternator yang berbeda atau jumlah lilitannya ditambah sehingga diharapkan bisa sesuai dan memenuhi standar sistem pengisian sepeda motor. Selain itu, saran yang dapat penulis sampaikan untuk masyarakat sehubungan dengan sistem kelistrikan adalah sehingga tau apa fungsi dari sistem kelistrikan sepeda motor dan nantinya sebagai panduan dalam merangkai sistem kelistrian sepeda motor oleh siswa SMK. Harapan terbesar dari penulis, semoga sebagian ataupun seluruh isi dari Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, lembaga, maupun masyarakat lainnya. DAFTAR PUSTAKA Bishop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga. Boentarto. 2005. Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Sepeda Motor. Yogyakarta : C.V Andi Offest Daryanto. 2011. Sistem Kelistrikan Motor. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Gunadi. 2008. Teknik Bodi Otomotif Jilid 3. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jama, Jalius, dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jama, Jalius, dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Nugraha, Beni Setya. 2005. Sistem Pengisian dan Penerangan. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Otomotif UNY. Suganda, Hadi. 2000. Pedoman Perawatan Sepeda Motor. Jakarta : Pradnya Paramita. Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung Suganda H dan Kageyama K. Pedoman Perawatan Sepeda Motor. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume: 7 No: 1 Tahun: 2017 Tjandrakusuma W dan Senjaya M Susilo. 2009. Lampu LED Sebagai Lampu Masa Depan yang Hemat Listrik dan Ramah Lingkungan.
Bandung: Jurnal Pengajar Fisika Sekolah Menengah, ISSN 19794959, Volume, 1 Nomor. 2, Mei.