Pengembangan alat permainan... (Tanfilu Awalizah) 86 PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOTAK SEKAT HITUNG (KOKATUNG) MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS II SD DONOTIRTO KASIHAN BANTUL DEVELOPMENT TOOL EDUCATIVE GAME ARITHMETIC BOX PARTITION (KOKATUNG) CLASS MATH FOR SECOND GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL AT DONOTIRTO KASIHAN BANTUL Oleh: Tanfilu Awalizah, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Alat Permainan Edukatif Kokatung mata pelajaran Matematika pokok bahasan operasi hitung yang layak. Pengembangan Alat Permainan Edukatif Kokatung ini menggunakan penelitian pengembangan model Borg and Gall (Development and Research) yang dimodifikasi menjadi 9 tahap. Subyek uji coba penelitian dari Alat Permainan Edukatif Kokatung adalah siswa kelas II SD Donotirto Kasihan Bantul. Media diuji cobakan kepada subyek uji coba sebanyak 3 tahap, tahap uji coba awal melibatkan 3 siswa, uji coba lapangan utama melibatkan 6 siswa, dan uji coba pelaksanaan melibatkan 21 siswa. Metode dan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan angket. Data dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh bahwa, ditinjau dari validasi materi mendapatkan mendapatkan perolehan skor 4,6 dengan kategori Sangat Baik dan dari ahli media mendapatkan perolehan skor 3,85 dengan kategori Baik. Sedangkan hasil penelitian ditinjau dari uji coba produk awal dinyatakan Layak sebanyak 79,1%, uji coba lapangan utama dinyatakan Layak sebanyak 95,8%, uji pelaksanaan lapangan, dinyatakan Layak sebanyak 98,8%. Alat Permainan Edukatif Kokatung dinyatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Matematika untuk dijadikan penunjang dalam belajar siswa kelas II SD. Kata kunci: alat permainan edukatif, matematika, operasi hitung, kelas 2 sekolah dasar
Abstract This research aims to generate educative game media kokatung math class subject of arithmetic operation is feasible. This development of educative game media use a Research and Development (R & D) using Borg and Gall method, that modified by 9 step. The subjects of the research trial educative game media kokatung was second grade elementary school Donotirto Kasihan Bantul. Media tested to the subject of the trial as much as 3 stages, the initial testing phase involving three students, a major field trial involving six students, and pilot implementation involved 21 students. Methods and data are collected using observation, interviews and questionnaires. Data were analyzed using descriptive quantitative. The results showed that, in terms of getting material validation earning achievements score of 4.6 with the category of Very Good and media experts to get the acquisition score of 3.85 with good category. While the research results in terms of the testing phase, the initial product trials stated Worth as much as 79.1%, major field trials stated Worth as much as 95.8%, the test field implementation, otherwise Worth as much as 98.8%. Educative game media Kokatung declared eligible for use in the process of learning in the subjects of Mathematics to be supporting the students of second grade elementary school. Keywords: educative game media, math, arithmetic operation, grad 2 of elementary school.
87 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 5 Tahun 2016 PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamnya transformasi
pengetahuan,
mengandung
nilai-nilai
yaitu kompetensi guru dan situasi di kelas (Martiyono, 2012: 18 ).
dan
Berlangsungnya
proses
pembelajaran
keterampilan-keterampilan, di dalam dan di
tidak
luar sekolah
tersedianya narasumber, tempat dan waktu
hayat.
Di
yang berlangsung sepanjang
dalamnya
bergantung
kepada
belajar. Ketersedian beragam media, baik
keterbatasan-keterbatasan yang dapat melekat
berupa perangkat lunak maupun perangkat
pada
keras
didik,
terlepas
mutlak
dari
peserta
tidak
lagi
pendidik,
interaksi
telah
memungkinkan
proses
pendidikan, serta pada lingkungan dan sarana
pembelajaran berlangsung sesuai kebutuhan
pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
individu. Media pembelajaran adalah sarana
tentang
atau alat yang digunakan untuk menampilkan,
Sistem
pendidikan
Pendidikan
adalah
mewujudkan
usaha
suasana
Nasional,
sadar
belajar
untuk
menyampaikan
dan proses
pelajaran dari
informasi,
atau
materi
pemberi pesan ke penerima
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pesan. Media pembelajaran menurut artikel
mengembangkan
dari Yusufhadi Miarso memberikan batasan
memiliki
potensi
kekuatan
dirinya
spiritual
untuk
keagamaan,
media pembelajaran adalah yang
akhlak
yang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
negara (UU No. 20 Tahun 2003 dalam Ilmu
proses belajar pada diri siswa (Hujair AH
Pendidikan, 2011: 55).
Sanaky, 2013: 4).
serta
keterampilan
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk
digunakan
Berdasarkan
untuk
sesuatu
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, mulia,
dapat
segala
observasi
merangsang
yang
telah
membuat peserta didik belajar atau suatu
dilakukan peneliti pada 24 Oktober 2015 di
kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.
kelas II SD Donotirto Kasihan, Bantul bahwa
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
siswa
terdiri atas berbagai komponen baik input,
matematika
proses, maupun output. Proses pembelajaran
penjumlahan,
meliputi
pembagian. Dalam konsep dasar berhitung
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
kurang
memahami
khususnya
mata materi
pengurangan,
berhitung
perkalian
matematika
oleh
pengurangan, anak kelas II belum mengerti
dipengaruhi
oleh
berbagai
konsep
tujuan,
dan
mengambil angka dalam proses berhitung.
evaluasi maupun yang tidak direncanakan,
Karena penjumlahan dan pengurangan siswa
materi,
metode,
media,
cara
menyimpan
dan
komponen, baik yang direncanakan yaitu isi/
bagaimana
penjumlahan
dan
penilaian. Proses pembelajaran yang dilakukan siswa
mengenai
pelajaran
dan
Pengembangan alat permainan... (Tanfilu Awalizah) 88 Mayke
kelas II belum menguasai, maka dalam operasi
Sugianto,
T.
1995,
hitung perkalian dan pembagian anak masih
mengemukakan
menemui kesulitan. Selain itu, nilai akademis
edukatif (APE) adalah alat permainan yang
yang
sengaja
cenderung
Kasihan,
rendah.
SD
Donotirto
Bantul menentukan nilai
KKM
bahwa
dirancang
kepentingan
alat
secara
pendidikan.
permainan
khusus
untuk
Pengertian
alat
(Kriteria Ketuntasan Minimal) 75 untuk mata
permainan
edukatif
tersebut
pelajaran matematika. Sedangkan siswa kelas
bahwa
pada
pengembangan
II hanya mendapatkan nilai rata-rata 73.
pemanfaatannya tidak semua alat permainan
Media pelajaran
pembelajaran
matematika
yang
untuk
mata
berupa
alat
permainan edukatif dianggap cocok untuk
yang
dirancang
secara
menunjukkan
khusus
anak (Modul APE untuk LPMP Banten: 3). Alat
permainan
edukatif
Kokatung
merupakan
media
pembelajaran
berupa APE untuk mata pelajaran matematika.
bertujuan
untuk
membantu
Pemilihan media
pembelajaran yang dapat
penunjang
alat
pembelajaran yang
permainan edukatif
untuk
mengembangkan aspek-aspek perkembangan
mengatasi permasalahan yang ada, karena belum ada
dan
dimainkan
yang proses siswa
dipilih karena terbatasnya media serta siswa
kelas II SD. Alat ini dirancang dengan tujuan
yang lebih cenderung menyukai permainan,
memberikan cara kepada siswa khususnya
dapat memberikan suasana pembelajaran yang
kelas II dalam mempelajari materi dasar
variatif. Media pembelajaran ini
berhitung. Dalam
untuk
memfasilitasi
siswa
bertujuan
dalam
proses
pembelajaran.
edukatif
ini
media alat permainan
terdapat
kotak-kotak
yang
bersekat, manik-manik untuk media hitung,
Media pembelajaran adalah sebuah alat
serta berisi soal-soal yang harus diselesaikan
yang berfungsi dan dapat digunakan untuk
dengan
menyampaikan
pembelajaran.
Media ini berisi kotak kotak bersekat yang
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara
terbuat dari kayu. Masing-masing kotak ini
pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Maka
berfungsi sebagai wadah yang digunakan
dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi
untuk
tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk
menggunakan
menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus
disediakan. Manik-manik tersebut digunakan
dapat
media,
untuk media berhitung dengan menyesuaikan
diantaranya adalah hubungan atau interaksi
jumlah yang ditentukan dalam soal dengan
manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak,
menggunakan kotak-kotak bersekat yang ada.
tulisan dan suara yang direkam. (Hujair AH
APE Kokatung dapat melatih siswa untuk
Sanaky, 2013: 3)
belajar matematika mengenai materi operasi
pesan
dipergunakan
sebagai
menggunakan
media
alat
berhitung manik-manik
yang
siswa yang
tersedia.
dengan telah
89 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 5 Tahun 2016 penjumlahan,
pengurangan,
perkalian
dan
maka diperlukan penelitian untuk menguji
pembagian. Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan tersebut
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas,
pada
bilangan.
adalah:
(1)
keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu
Operasi-operasi
penjumlahan;
(2)
pada prosedur menurut Borg dan Gall (1989)
pengurangan; (3) perkalian; (4) pembagian.
yang dikutip dari Nana Syaodih Sukmadinata
Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang
(2015:
sangat erat sehingga pemahaman konsep dan
pelaksanaan
keterampilan melakukan operasi
pengembangan,
yang
satu
169-170).
Ada
sepuluh
langkah
strategi
penelitian
dan
yaitu:
(1) Penelitian
dan
akan mempengaruhi pemahaman konsep dan
pengumpulan
keterampilan operasi yang lain (Muchtar A.
Pengembangan produk awal, (4) Uji coba
Karim, 1996: 99).
lapangan, (5) Merevisi hasil uji coba, (6) Uji
data,
(2)
Perencanaan,
(3)
pada dasarnya
coba lapangan utama, (7) Penyempurnaan
merupakan suatu aturan yang mengaitkan
produk hasil uji lapangan, (8) Uji coba
setiap pasang bilangan dengan bilangan yang
pelaksanaan,
Operasi
lain.
penjumlahan
Sedangkan
merupakan
pengurangan
operasi
kebalikan
dari
Operasi
perkalian
penjumlahan.
pembagian
dapat
Penyempurnaan
produk
Akhir, (10) Diseminasi dan implementasi.
operasi dapat
didefinisikan sebagai penjumlahan berulang. Operasi
(9)
didefinisikan
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
pengembangan
APE
Kokatung ini dilakukan pada bulan april sampai dengan bulan mei. Penelitian ini
sebagai pengurangan berulang.
dilakukan di SD Donotirto yang beralamatkan di Donotirto, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Metode penelitian Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang untuk
menghasilkan
digunakan
produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut
Target/Subjek Penelitian Subjek
penelitian
dalam
pengembangan ini adalah siswa kelas II SD Donotirto Kasihan, Bantul. Jumlah subjek uji coba lapangan awal sebanyak 3 orang siswa, uji coba lapangan utama 6 orang siswa dan uji coba pelaksanaan 21 orang siswa.
Pengembangan alat permainan... (Tanfilu Awalizah) 90 Prosedur
Angket merupakan teknik pengumpulan
Pada penelitian
pengembangan
ini
data
yang
dilakukan
dengan
cara
menggunakan prosedur penelitian menurut
memberikan seperangkat pertanyaan atau
Borg and Gall dengan sedikit modifikasi.
pernyataan tertulis kepada responden untuk
Dalam penelitian ini menggunakan 9 tahap
dijawab.
pengembangan tidak sampai kepada langkah
diberikan kepada kepada ahli media, ahli
mendesiminasikan dan mengimplementasikan
materi serta dalam uji coba lapangan yang
produk.
melibatkan siswa kelas II SD Donotirto
Angket
ini
selanjutnya
akan
Kasihan, Bantul. Ahli media akan menilai Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
dari
Data
pembelajaran. Sedangkan ahli materi akan Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitan Alat Permainan
segi teknis
dan
kualitas
produk
memberikan penilaian mengenai kualitas media dari aspek materi.
Edukatif Kokatung adalah metode observasi, wawancara, dan angket. Metode
Teknik Analisis Data
pengumpulan
data
yang
Analisis
data
pada
pengembangan
Alat
digunakan diantaranya:
Permainan Edukatif Kokatung menggunakan
a. Metode observasi
analisis data
deskriptif kuantitatif.
Analisis
Dalam pengembangan media ini, peneliti
data diperoleh melalui penilaian dari ahli
melakukan observasi dengan mengamati
media dan ahli materi mengenai kualitas dan
pada saat kegiatan belajar berlangsung
kelayakan
untuk dijadikan pedoman dalam pembuatan
Sedangkan
media pembelajaran yang akan digunakan.
menggunakan angket yang sudah
b. Metode Wawancara
media
dengan metode
siswa
diberikan
angkat. dengan disusun
beserta alternatif jawabannya. Teknik analisis
Teknik wawancara dilakukan pada awal
data kuantitatif ini digunakan untuk hasil data
penelitian, untuk mendapatkan informasi
pada uji coba operasional utama, uji coba
mengenai permasalahan yang ada dalam
lapangan utama, uji coba pelaksanaan sebagai
proses kegiatan belajar. Peneliti melakukan
acuan untuk perbaikan produk.
wawancara
kepada guru kelas
Data
Donotirto
Kasihan,
memperoleh berkaitan
Bantul,
informasi-informasi dengan
permasalahan
ditemui pada proses pembelajaran. c. Angket
II SD untuk yang yang
yang
diperoleh
dikategorikan
berdasarkan konversi S. Eko Putro Widoyoko:
91 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 5 Tahun 2016 mudah bosan jadi kendala guru dalam
Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skor
Rerata Skor
5 4 3 2 1 Alat
menyampaikan pelajaran
Kategori
> 4,2 > 3,4 – 4,2 > 2,6 – 3,4 > 1,8 – 2,6 1,8 Permainan
b. Guru merasa kesulitan mengajarkan
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik Edukatif tersebut
materi
c. Siswa sulit memahami konsep-konsep yang ada pada operasi hitung d. Masih terbatasnya media pembelajaran
Sedangkan teknik analisis data untuk coba
menggunakan
untuk
skala
siswa
Guttman
kelas
yang
hitung
media
didapatkan minimal dengan kriteria “Baik”.
uji
operasi
matematika tanpa adanya perantara
dikatakan layak apabila hasil penilaian yang
subjek
mengenai
II
dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
yang mendukung b.
Hasil Perencanaan Dari
hasil
studi
pendahuluan
yang
dilakukan, peneliti menemukan masalah.
Tabel Penilaian Total Instrumen Siswa Persentase Kategori Layak
Permasalahan
tersebut
adalah
siswa
kesulitan dalam materi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
Tidak layak
pembagian. Untuk itu peneliti melakukan pengembangan Alat Permainan Edukatif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kokatung dengan kegiatan perencanaan sebagai berikut: 1) Merencanakan isi
a. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data
pengembangan
APE
Kokatung
Penelitian dan pengumpulan data
Matematika kelas II SD untuk mengetahui
pada penelitian ini dilakukan melalui
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
observasi dan wawancara kepada guru
dan Indikator yang akan dicapai dalam
yang
pembelajaran,
bertujuan
untuk
mendapatkan
informasi awal dan gambaran mengenai kondisi dan kendala yang ada pada proses pembelajaran.
2)
Mengumpulkan
referensi materi tentang operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, 3) Mencari gambar-gambar
Berdasarkan hasil dari observasi
yang mendukung dan berkaitan dengan
dan pengumpulan data di SD Donotiro
operasi hitung menggunakan internet, 4)
Kasihan,
Bantul
diperoleh
kendala
sebagai berikut: a. Karakteristik
Perancangan desain awal media APE Kokatung.
siswa
yang
masih
dominan untuk bermain serta siswa
Pengembangan alat permainan... (Tanfilu Awalizah) 92 c. Hasil Pengembangan Produk Awal
layak dikarenakan beberapa alasan,
Pengembangan produk awal melalui proses
diantaranya:
dan langkah-langkah sebagai berikut:
Kokatung
kurang
1. Mengumpulkan materi terkait operasi
Kepraktisan
media,
hitung
penjumlahan,
1)
Komponen
dalam
lengkap; tempat
2)
manik-
pengurangan,
manik untuk masing-masing operasi
perkalian dan pembagian untuk kelas II
hitung dibedakan; 3) Penjelasan pada
SD.
buku petunjuk lebih rinci dan lengkap.
2. Mengumpulkan bahan yang digunakan
Tahap II mendapatkan jumlah skor 76
3. Pelaksanaan Pembangan Produk
dengan rata-rata 3,8 termasuk kategori
4. Evaluasi Media. Dalam pengembangan
baik. Validator ahli media menyatakan
Alat Permainan Edukatif ini, evaluasi
bahwa Kokatung layak untuk di uji
media meminta pertimbangan kepada
coba
ahli media dan ahli materi.
diantaranya: 1) Keterangan warna pada
Validasi materi dilakukan oleh
dengan
revisi
sesuai
saran,
komponen Kokatung; 2) Penggunaan
dosen PGSD, dengan validasi melalui
Bahasa
2 tahapan. Tahap
mendapatkan jumlah skor 77 dengan
I
mendapatkan
jumlah skor 40 dengan rata-rata
4
dan
Bold.
Tahap
III
rata-rata 3,85 termasuk kategori baik.
masuk kedalam kategori baik, dengan
Validator
saran revisi: a) konsep pengurangan,
bahwa Kokatung layak dan sudah bisa
tidak boleh menciptakan subyek baru;
di uji cobakan dengan sedikit saran,
b) Konsep perkalian yang terbalik.
yaitu
Tahap II mendapatkan jumlah skor 46
dirapikan agar lebih menarik
dengan rata-rata 4,6 masuk kategori
ahli
jenis
media
huruf
menyatakan
disesuaikan
dan
d. Uji Coba Awal
sangat baik. Validator ahli materi
Pada uji coba lapangan utama ini,
menyatakan bahwa APE Kokatung
subyek uji coba nya dilakukan oleh 3
layak dan baik untuk di uji cobakan
siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang
tanpa revisi.
dilakukan,
peneliti
memperoleh
hasil
Validasi media dilakukan oleh
dengan jumlah penilaian sebanyak 19 dari
dosen Teknologi Pendidikan, dengan
total jumlah penilaian sebanyak 24. Dari
validasi melalui 3 tahapan. Tahap I
jumlah
mendapatkan jumlah skor 68 dengan
dipresentasikan menjadi 79,1% sehingga
rata-rata 3,4 masuk kedalam kategori
dapat dikatakan bahwa media Kokatung
baik, namun validator
“Layak”.
ahli
media
menyatakan bahwa Kokatung belum
penilaian
Namun
tersebut
dalam
dapat
prakteknya
terdapat saran dari siswa, bahwa manik-
93 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 5 Tahun 2016 manik yang digunakan dalam
e.
dilakukan,
proses
memperoleh
hasil
berhitung masih kurang.
dengan jumlah penilaian sebanyak 166
Hasil Merevisi Uji Coba Awal
dari total jumlah penilaian sebanyak 168.
Berdasarkan hasil uji coba produk awal
Dari
media Kokatung Matematika mengenai
dipresentasikan menjadi 98,9% sehingga
operasi hitung penjumlahan, pengurangan,
dapat dikatakan bahwa media Kokatung
perkalian dan pembagian ini dinyatakan
“Layak”.
“Layak/baik”. Hanya ada sedikit revisi,
h.
jumlah
penilaian
tersebut
dapat
Hasil Penyempurnaan Produk Akhir
yaitu di penambahan jumlah manik-manik
f.
peneliti
Pada uji coba pelaksanaan APE
yang disediakan dalam Kokatung.
Kokatung
Hasil Uji Coba Lapangan Utama
pokok
Pada uji coba lapangan utama ini, subyek
pengurangan, perkalian dan pembagian
uji coba nya dilakukan oleh 6 siswa.
sudah dikatakan layak dan baik untuk
Berdasarkan
untuk
Matematika
bahasan
dengan
penjumlahan,
penelitian
yang
digunakan untuk kelas II Sekolah Dasar.
memperoleh
hasil
Dalam proses penelitian, didapatkan data
dengan jumlah penilaian sebanyak 46 dari
bahwa siswa tidak mengalami kesulitan
total jumlah penilaian sebanyak 48. Dari
dalam
jumlah
tersebut.
dilakukan,
hasil peneliti
penilaian
tersebut
dapat
memainkan
media
Kokatung
dipresentasikan menjadi 95,8% sehingga dapat dikatakan bahwa media Kokatung
Pembahasan Media
“Layak”. g.
Hasil
Penyempurnaan
Produk
Uji
merupakan
yang
alat
dikembangkan
permainan
edukatif
ini yang
Lapangan Utama
dirancang khusus untuk kelas II Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil uji coba produk awal,
pada mata pelajaran Matematika, dengan
media Kokatung Matematika mengenai
mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
operasi
Pendidikan
hitung
ini
“Layak/baik” digunakan
dinyatakan untuk
siswa
diharapkan
(KTSP). dapat
Melalui
APE
mengoptimalkan
ini
proses
kelas II SD Donotirto Kasihan, Bantul.
pembelajaran yang berlangsung pada mata
Sehingga peneliti tidak melakukan revisi
pelajaran Matematika kelas II Sekolah Dasar.
pada media Kokatung.
Dari
h. Hasil Uji Coba Pelaksanaan
pengembangan
diharapkan
dapat
APE
ini
menunjang
adalah proses
Pada uji coba lapangan utama ini,
pembelajaran siswa terutama kelas II SD yang
subyek uji coba nya melibatkan 21 siswa
dapat digunakan untuk perseorangan maupun
kelas II. Berdasarkan hasil penelitian yang
kelompok maksimal 5 siswa. Seperti menurut
Pengembangan alat permainan... (Tanfilu Awalizah) 94 Hujair AH Sanaky, 2013: 6-7 keterkaitan
“Baik”. Validator ahli materi
antara media pembelajaran dengan tujuan
saran dan komentar berupa kesalahan dari
pembelajaran, materi, metode, dan kondisi
konsep
siswa,
dan
perkalian yaitu, konsep dari pengurangan tidak
pertimbangan pengajaran dalam memilih dan
boleh menciptakan subyek baru, harus diambil
menggunakan
proses
dari benda yang ada. Sedangkan konsep
pembelajaran di kelas, sehingga media yang
perkalian 5 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 bukan 5 x
digunakan lebih efektif dan efisien untuk
3 = 5 + 5 + 5. Hal tersebut sesuai dengan yang
mencapai tujuan pembelajaran.
dikemukakan oleh Muchtar A. Karim (1996:
harus
menjadi
perhatian
media
dalam
operasi
hitung
memberikan
pengurangan
dan
Tujuan dari pengembangan APE ini
101), operasi perkalian dapat didefinisikan
adalah untuk menghasilkan Alat Permainan
sebagai penjumlahan berulang. Misalkan pada
Edukatif untuk siswa kelas II SD yang layak
perkalian 4 x 3 dapat didefinisikan sebagai 3 +
digunakan
3 + 3 + 3 = 12.
sehingga
proses
mentransfer
Pada
informasi antara guru dan siswa akan lebih
tahap
validasi
memperoleh
tersebut
“Sangat Baik”. Saran dan komentar yang
pada
pendapat
Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai, 1991: 2 tujuan
diberikan oleh validator ahli
materi
kategori
yaitu,
mempermudah
media sudah baik dan materi sesuai dengan
proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi
siswa kelas II SD. Hal ini sesuai dengan salah
pembelajaran, menjaga relevansi antara materi
satu tujuan media pembelajaran yaitu menjaga
pembelajaran dan tujuan pembelajaran, serta
keterkaitan antara materi pelajaran dengan
media
pembelajaran
membantu
yaitu,
dengan
II,
mudah dengan adanya media pendukung. Hal mengacu
penilaian
materi
konsentrasi
siswa.
Media
tujuan belajar menurut Nana Sudjana dan
pembelajaran yang baik merupakan media
Ahmad
pembelajaran yang dapat mendorong
dinyatakan layak dan dapat diuji cobakan
siswa
untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar lebih optimal.
(1991: 2). Media tersebut
tanpa melakukan revisi. Pada validasi media dilakukan 3
Kelayakan dari pengembangan media ini diperoleh dengan
Rivai
menggunakan
angket
tahap, pada tahap I media dinyatakan belum layak dikarenakan media kurang efekif dan
yang diberikan kepada ahli media, ahli materi
efisien, kurang multifungsi
dan subyek uji coba atau siswa kelas II. Pada
yang digunakan untuk operasi hitung pada
tahap uji kelayakan media terdapat beberapa
mata pelajaran Matematika. Pada
tahapan. Pada memperoleh
tahap penilaian
validasi dengan
sebagai
media
validasi media II validator
I,
menyatakan bahwa APE tersebut memperoleh
kategori
penilaian dalam kategori “Baik” dan terdapat
materi
95 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 5 Tahun 2016 bagian-bagian yang harus direvisi, diantaranya
memainkan
yaitu
berkelompok.
keterangan
warna
Kokatung,
yaitu
penggunaan
bahasa
pada
komponen
manik-manik dan
bold,
serta untuk
serta
penggunaan
tulisan
yang
seharusnya tidak perlu menggunakan bold. Tahap
validasi
media
Kokatung
dengan
Mereka
menyelesaikan soal
cara
mencoba
bersama-sama
dengan
temannya secara berpasangan.
penggunaan bahasa harus disesuaikan dengan siswa,
APE
Uji coba pelaksanaan melibatkan 21 siswa kelas II SD dengan perolehan persentase sebanyak 98,8% dengan
kategori
“Layak”.
III,
Pada uji coba yang terakhir ini, siswa kelas II
memperoleh penilaian dalam kategori “Baik”.
memberikan respon yang sangat baik dalam
Media sudah dapat di uji cobakan namun
menggunakan APE Kokatung. Berdasarkan hasil penelitian melalui
masih ada sedikit revisi, padabuku petunjuk penggunaan
diantaranya
jenis
huruf
5 tahap, yaitu 1) validasi
ahli
materi
2)
disesuaikan dan buku petunjuk dirapikan agar
validasi ahli media 3) uji coba lapangan awal
lebih menarik.
4) uji coba lapangan utama 5) uji coba
Selanjutnya, peneliti melakukan uji
pelaksanaan, maka Alat Permainan Edukatif
coba sebanyak 3 tahap. Pada tahap uji coba
“Layak”
lapangan awal, melibatkan 3 orang siswa kelas
dalam menunjang proses pembelajaran
II SD untuk dijadikan subyek uji coba media.
kelas pada mata pelajaran Matematika dengan
Penilaian pada subyek uji coba menggunakan
pokok bahasan operasi hitung.
angket
dengan
8
indikator
yang
untuk
digunakan
sebagai
media di
ada
didalamnya. Pada tahap uji coba lapangan
KESIMPULAN DAN SARAN
awal, APE Kokatung mendapatkan perolehan
Kesimpulan
persentase sebanyak 79,1% dengan kategori
Alat
“Layak”. Mereka sangat tertarik dan antusias
dikembangkan melalui tahapan penelitian dan
untuk menggunakannya. Hal ini sesuai dengan
pengembangan menurut Borg dan Gall (1989)
prinsip yang dikemukakan oleh Dr. C. Asri
dengan melakukan 9 tahapan. Hasil penelitian
Budiningsih 2003: 122, salah satu dari prinsip-
berupa persentase skor dari ahli materi, ahli
prinsip desain pembelajaran yaitu, prinsip
media dan uji lapangan di Donotirto Kasihan,
penggunaan alat pemusat perhatian.
Bantul.
Pada tahap uji coba lapangan utama,
Permainan
Edukatif
Kokatung
ini
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
melibatkan 6 siswa kelas II SD. Pada tahap ini
ada
APE Kokatung memperoleh hasil penilaian
diantaranya:
dengan persentase sebanyak 95,8% dengan
1. Bagi pengembang atau peneliti, diharapkan
kategori
“Layak”.
Siswa
tertarik
untuk
beberapa
untuk
lebih
saran
yang
disampaikan
menyempurnakan
alat
Pengembangan alat permainan... (Tanfilu Awalizah) 96 permainan edukatif yang
dikembangkan
agar lebih kreatif dan inovatif sehingga
BADRU_ZAMAN/Modul_APE_untuk_ LPMP_Banten.pdf diakses pada 13 Januari 2016 09.27 WIB
dapat bermanfaat bagi siswa dalam proses belajarnya. 2. Bagi guru, diharapkan untuk memanfaatkan alat permainan edukatif Kokatung sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Matematika, agar proses pembelajarannya lebih menyenangkan. 3. Bagi siswa, diharapkan dengan adanya alat permainan edukatif ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar yang menarik dan menyenangkan.
Modul Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) Anak Usia 3-6. 2007. Depdiknas Muchtar A. Karim, dkk. (1996). Pendidikan Matematika I. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Nana Syaodih Sukmadinata. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Punaji Setyosari. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
PRENADA MEDIA GROUP Andang Ismail. (2009). Education Games. Yogyakarta: Pro-U Media
Rita Eka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Arif
S. Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
C. Asri Budiningsih. 2012 . Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dwi
Siswoyo. 2013. Ilmu Yogyakarta: UNY Press
Pendidikan.
Hujair AH Sanaky. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Modul Alat Permainan Edukatif untuk Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Banten.Diunduh http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._P GTK/197408062001121-
Ruseffendi, ET. 1989. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru. Bandung: Tarsito Penelitian Sugiyono. 2013. Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Yusufhadi Miarso. (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.