PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Ganis Achun Laarde NIM: 131134144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS H PADA
mTA PELAJARAN PKm DISD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA
C)lehi
彙■1■ 募毅母婆異豪II「 L
要III童「 :営 11]塁 霧 IRI:ち
≧11≦壁雲糞亀曇遣塾≧
11111壽
卜[.Hum_
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
Tal
Desember 2016
Tanggal 13]Desember 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS H PADA PIATA PELAJARAN PKn DISD KANISIUS BANTUL
YOGYAKARTA E》
ipersiapkan dan disusun olehi
Ganls Achun Laarde NI〕 I:131134144 Telah dipertahankan di depan panitia penguJl pada tanggal 13 Januari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Panitia Pentti l Nama Ketua Sekretaris
Anggota
I
Anggota
II
Anggota
III
Yogyakarta,iS
Jcavluqf
i
9o1?
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada: 1. Allah S. W. T, sumber kekuatan dan sahabat sejatiku. 2. Kedua orang tuaku Alm. Sumarno dan Watimah S.Pd yang senantiasa memberikan kasih sayang dan ketulusan. 3. Kakakku Ganes May Laardo dan Ria Eka Meyda S. yang memberiku semangat. 4. Andika Widyantoro yang selalu memberikan semangat. 5. Sahabat-sahabatku yang bersama berjuang, sebagai penyemangat dan penghiburku. 6. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Kalahkan rasa malasmu, sebab rasa malas akan menghambat kesuksesanmu. Suksesmu ada di tanganmu bukan berada di tangan orang lain. (Ganis Achun Laarde) Tidak ada orang bejo, yang ada adalah orang yang mau belajar, berusaha, pantang menyerah, dan berdoa. (Ganis Achun Laarde)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya mcnyatakan dcngan scsungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak mernutt karya ttau bagian karya orang lain,kecudi yang telah disebutkan ddam da■ar kutipan dan da■ ar rcfercnsi scbagdmana layaknya karya ilmiah。
Yogyakarta, 13 J anuan 2017
Ganis Achun Laarde
V:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAII PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Ganis Achun Laarde
NomorMahasiswa :13L134144 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
*IIUBTINGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS
II
PADA MATA
PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA", beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selam
a
tetap mencantumkan nama
a
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 J anuan 2017
Yang menyatakan,
M
Ganis Achun Laarde
V‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Laarde, Ganis Achun. (2017). Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Bantul Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap semakin buruknya persepsi siswa dimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Bantul Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Factorial Design.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IISD Kanisius Bantul Yogyakartayaitu sebanyak 30 siswa.Sampel penelitian ini terdiri dari 30 siswa kelas II.Treatment yang diterapkan di kelompok tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL)ada 5 langkah yaituorientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga Sig (2tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,638 N=60. Termasuk hubungan korelasi yang kuat karena 0,638 berada pada rentang 0,60-0,799.
Kata kunci: persepsi siswa, sikap siswa, model pembelajaran PBL
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Laarde, Ganis Achun. (2017). Correlation of The Perception and Attitude of 2rd Grade on Civic Education in Kanisius Bantul School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Department of Elementary School Teacher Education, University of Sanata Dharma. The background of this research was concern over the deterioration of students 'perceptions of where these perceptions can influence students' attitudes toward the subjects Civics Education. The purpose of this study was to determine the relationship of class II student perception towards learning model Problem Based Learning (PBL) with the attitude of students in the Civics Education in Kanisius Bantul School Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year. This study research design Factorial Design. Populasi this research is all class student II Kanisius Bantul School Yogyakarta was 30 students. Sampel this study consisted of 30 students of class II as a group. Treatment applied in the group was learning model Problem Based Learning (PBL ). In learning to use the Problem Based Learning (PBL) there are 5 steps were orientation, organizing, guiding investigations, develop and present work, analyzing and evaluating. The results showed that: there is a relationship between students' perception of the learning model Problem Based Learning (PBL) with the attitude of students in the Civics Education. This is shown by the price of Sig (2-tailed) of 0.000 (p <0.05); Pearson correlation = 0.638 N = 60. Including a strong correlation for 0.638 were in the range 0.60 to 0.799. Keywords: Student’s Perception, Student’s Attitude, Problem Based Learning (PBL)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA KELAS II TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3.
Apri Damai Sagita Krissandi,. S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.
5.
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing kami dengan penuh kesabaran.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Ch Winarsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
7.
Ratna Kuntari Ningrum, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
8.
Siswa kelas II SD Kanisius Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.
9.
Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi.
10. Ayahku Alm. Sumarno yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya dari surga. 11. Ibu Watimah, S.Pd yang dengan sabar selalu menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, dan materi. 12. Kakakku terkasih Ganes May Laardo, A.Md.yang selalu menyemangati dan mendukungku dalam doa. 13. Kakakku iparku, Ria Eka Meyda S., S.Pd yang senantiasa memberi doa dan dukungan semangat. 14. Ponakanku, Mehdion Adillio Avicenna yang menjadi penyemangatku. 15. Andika Widyantoro yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa. 16. Sahabat-sahabatku Cicil, Achichi, Vero, Vera, Lola, Listi, Nindi, Martha, Elwita, Damai, dan Gemma yang selalu mendukungku.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Peneliti
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
ABSTRACT .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xix
DAFTAR GRAFIK ..........................................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xxi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
1.2 Batasan Masalah...................................................................
6
1.3 Rumusan Masalah ................................................................
6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................
6
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................
6
1.6 Definisi Operasional.............................................................
9
LANDASAN TEORI 2.1.
Kajian Pustaka ..................................................................
11
2.1.1
Persepsi Siswa ..................................................................
11
2.1.1.1 Pengertian Persepsi ..........................................................
11
2.1.1.2 Sifat-Sifat Persepsi ...........................................................
12
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
2.1.1.3 Syarat Terjadinya Persepsi ...............................................
13
2.1.1.4 Jenis-Jenis Persepsi ..........................................................
14
2.1.1.5 Indikator Persepsi .............................................................
15
2.1.2
Sikap Siswa ......................................................................
16
2.1.2.1 Pengertian Sikap ...............................................................
16
2.1.2.2 Karakterisitik Sikap ..........................................................
17
2.1.2.3 Faktor Pembentukan Sikap ...............................................
18
2.1.2.4 Indikator Sikap .................................................................
19
2.1.3
Problem Based Learning (PBL) .......................................
20
2.1.3.1 Pengertian PBL ................................................................
20
2.1.3.2 Tujuan PBL ......................................................................
21
2.1.3.3 Ciri-Ciri PBL ....................................................................
22
2.1.3.4 Prinsip-Prinsip PBL .........................................................
22
2.1.3.5 Langkah-Langkah PBL ....................................................
24
2.1.4 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ..................
26
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .............
26
2.1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn .............
28
2.1.4.3 Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar ...............................
29
2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong.
30
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ...........................
31
2.2.1 Literatur Map .......................................................................
34
2.3 Kerangka Berpikir ...............................................................
35
2.4 Hipotesis Penelitian .............................................................
37
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ....................................................................
38
3.2 Setting Penelitian ................................................................
39
3.2.1 Lokasi Penelitian ...............................................................
39
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................
40
3.3 Populasi dan Sampel ...........................................................
40
3.4 Variabel penelitian ..............................................................
41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................
43
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6 Instrumen Penelitian ...........................................................
45
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...............................................
54
3.7.1 Validitas Instrumen .............................................................
54
3.7.2 Reliabilitas ..........................................................................
57
3.8 Teknik Analisi Data ............................................................
65
3.8.1
Uji Prasyarat ....................................................................
66
3.8.1.1 Uji Normalitas Data ........................................................
66
3.8.1.2 Uji Homogenitas ..............................................................
67
3.8.1.3 Uji Linearitas ...................................................................
68
3.8.2
Uji Hipotesis ....................................................................
68
3.8.2.1 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ................................
68
3.8.3
70
Analisis Tambahan ..........................................................
3.8.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembela lajaran PBL dengan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran
BAB IV
PKn ...................................................................................
70
3.8.3.2 Uji Kenaikan Skor pretest ke posttest .............................
71
3.8.3.3 Dampak Perlakuan Siswa ................................................
72
3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................
74
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................
75
4.1.1
Implementasi Penelitian....................................................
75
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ..........................................
75
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ............................
76
4.2
Hasil Uji Hipotesis ............................................................
79
4.2.1
Uji Prasyarat ....................................................................
80
4.2.1.1 Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembela jaran PBL ........................................................................
80
4.2.1.2 Uji Normalitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ...
82
4.2.1.3 Uji Homogenitas Persepsi Siswa .....................................
84
4.2.1.4 Uji Homogenitas Sikap Siswa .........................................
85
4.2.1.5 Uji Linearitas ...................................................................
86
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2
Uji Hipotesis ....................................................................
88
4.2.2.1 Uji Hipotesis Korelatif .....................................................
88
4.2.3
89
Analisis Tambahan .........................................................
4.2.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembela jaran PBL ........................................................................
89
4.2.3.2 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ....
91
4.2.3.3 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL ...............................
93
4.2.3.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke PosttestSikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn .........................................................
96
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................
99
4.3.1
Pembahasan Uji Hipotesis ...............................................
99
4.3.1.1 Hubungan Antara Persepsi Siswa Dengan Sikap Siswa ..
99
4.3.2
Pembahasan Analisis Tambahan .....................................
100
4.3.2.1 Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran PKn yang Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dengan PBL .....................................................................
100
4.3.2.2 Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PKn yang Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dengan PBL .....................................................................
103
Dampak Perlakuan Siswa ................................................
106
4.3.3.1 Proses Belajar ..................................................................
106
4.3.3.2 Hasil Belajar ....................................................................
112
4.3.3.3 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................
114
4.3.3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ..........................................................................
117
5.2 Keterbatasan Penelitian ..........................................................
118
5.3 Saran ......................................................................................
118
DAFTAR REFERENSI ...............................................................
120
LAMPIRAN ................................................................................
124
CURRICULUM VITAE ................................................................
188
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tebel 2.1 Sintaks atau Langkah-langkah PBL ...........................................
25
Tabel 3.1
Jadwal Pengambilan Data .........................................................
40
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner.......................................................................
44
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pembelajaran .............................................................
46
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..........................
48
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn .............................................................................
51
Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..........................
53
Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn .............................................................................
53
Tabel 3.8 Kriteria koefisien reliabilitas .....................................................
60
Tabel 3.8 Hasil
Uji
Validitas
presepsi
siswa
terhadap
model
pembelajaran Problem Based Learning .....................................
61
Tabel 3.10 Validasi setiap Indikator .............................................................
62
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap PKn ........................
63
Tabel 3.12 Validasi setiap Indikator .............................................................
64
Tabel 3.13 Tabel Kualifikasi Koefisien Korelasi ..........................................
64
Tabel 3.14 Tabel
Reliabilitas
Prespsi
Siswa
Terhadap
Model
Pembelajaran Problem Based Learning ......................................
65
Tabel 3.15 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn...
65
Tabel 3.16 Kategori Koefisien Korelasi ........................................................
70
Tabel 3.17 Pedoman Wawancara Siswa........................................................
73
Tabel 3.18 Pedoman Wawancara Guru ........................................................
73
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..........................
81
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas terhadap Sikap Siswa ...............................
83
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas terhadap persepsi siswa ...........................
84
Tabel 4.4
Hasil uji homogenitas terhadap sikap siswa ...............................
85
Tabel 4.5
Hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn ..............................................................................................
86
Tabel 4.6 Uji Korelasi Posttest Persepsi Siswa-Posttest Sikap Siswa ........
88
Tabel 4.7 Kategori Koefisien Korelasi ........................................................
89
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL..............................................................................................
90
Tabel 4.9 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ..............
92
Tabel 4.10 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa ..............
94
Tabel 4.11 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa ..........................................................................................
95
Tabel 4.12 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa ..................
97
Tabel 4.13 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa
98
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Bagan Syarat Terjadinya Persepsi ..............................................
13
Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan .......................................
34
Gambar 3.1 Variabel Penelitian ....................................................................
42
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Halaman Gambar 4.1
Grafik Scatterplot Hasil Uji Linearitas ..................................
Gambar 4.2
Grafik Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Kelompok Eksperimen .................................
Gambar 4.3
Gambar 4.6
91
Grafik Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa Kelompok Eksperimen ................................................
Gambar 4.4
87
Grafik
93
Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Persepsi
Siswa ......................................................................................
96
Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa ..
98
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 3.1
Instrumen Penelitian ..............................................................
125
Lampiran 3.3
Expert Judgement .................................................................
128
Lampiran 3.4
Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa ...............................
130
Lampiran 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa ..................
132
Lampiran 3.6
Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa ....................................
135
Lampiran 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa ......................
136
Lampiran 4.1
Silabus Kelompok Eksperimen ............................................
122
Lampiran 4.2
RPP Kelompok Eksperimen .................................................
126
Lampiran 4.3
Soal .......................................................................................
157
Lampiran 4.4
Nilai Pretest Persepsi Siswa ..................................................
160
Lampiran 4.5
Nilai Posttest Persepsi Siswa .................................................
161
Lampiran 4.6
Nilai Pretest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ............
162
Lampiran 4.7
Nilai Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ..........
163
Lampiran 4.8
Uji Normalitas Pretest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa ......
164
Lampiran 4.9
Uji Normalitas Posttest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa ....
165
Lampiran 4.10 Uji Normalitas Selisih Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa .........................................................
166
Lampiran 4.11 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembeajaran PBL .................................................................
167
Lampiran 4.12 Uji Homogenitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ....
168
Lampiran 4.13 Uji Linearitas ........................................................................
169
Lampiran 4.14 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL ................................................................
171
Lampiran 4.15 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn .........
172
Lampiran 4.16 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ..............................................................
173
Lampiran 4.17 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) .....................................
174
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.18 Transkirp Wawancara Siswa ................................................
175
Lampiran 4.19 Transkirp Wawancara Guru .................................................
181
Lampiran 5.1
Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ........................................
183
Lampiran 5.2
Surat Ijin Penelitian ...............................................................
185
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini terdapat enam hal yang akan dibahas oleh peneliti. Enam hal yang dibahas dalam bagian pendahuluan adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan wadah yang dapat membantu seseorang untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kesejahteraan suatu bangsa sangat bergantung pada tingkat pendidikan dari rakyatnya. Menurut Zamroni (dalam Elmubarok, 2009: 3) pendidikan adalah suatu proses yang menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan dan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya dalam masyarakat dapat bermakna dan berfungsi secara optimal. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Freire (dalam Yunus, 2004: 49) pendidikan berusaha mengarahkan tujuan pendidikan sebagai usaha untuk menghumanisasi diri dan sesama, yaitu melalui tindakan sadar untuk dapat merubah dunia. Dari pandangan tokoh
Indonesia
Ki
Hajar
Dewantara
(dalam
Elmubarok,
2009:
2)
mengungkapkan jika pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan pertumbuhan nilai moral, pikiran, dan tubuh anak antara yang satu dengan lainnya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu keselarasan antara kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik. Dilihat dari kenyataan yang terjadi di Indonesia, pendidikan yang mengarah pada kesadaran akan nilai belum terarah dengan baik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran di Indonesia masih menekankan dalam ketercapaian aspek kognitifnya saja sedangkan aspek yang lain seperti aspek sikap atau afektif masih belum ditekankan sebab dirasa belum penting oleh kalangan pendidik. Siswa dalam proses pembelajarannya hanya diberikan oleh berbagai macam pengetahuan, mereka hanya ditumbuhkan dengan pengetahuannya saja. Para pendidik atau guru sering beranggapan jika siswa mampu mengingat dan memahami materi yang diberikan dengan baik maka proses pendidikan telah dianggap berhasil. Namun, pada kenyataannya proses pendidikan seharusnya tidak selalu hanya bertumpu pada aspek kognitif tetapi juga pada aspek-aspek sikap. Pembelajaran merupakan program yang dirancang untuk menggali potensi dan pengalaman belajar peserta didik agar mampu memenuhi pencapaian kompetensi tertentu. Pembelajaran yang baik mengarah pada pembelajaran yang efektif yaitu suatu pembelajaran dengan melaksanakan beberapa langkah dengan menggunakan satu atau lebih metode pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan yang akan kita capai. Pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberdayakan potensi peserta didik, yang berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang. Dengan peran sentral yang di embannya, guru dituntut tak sekedar 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan pelajaran secara rutin. Tetapi lebih dari itu dituntut mempunyai kemampuan memberikan variasi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang menanamkan konsep pada peserta didik dengan matang dan benar, sehingga peserta didik dapat menguasai materi yang disampaikan oleh guru secara utuh dan benar. Tingkat penguasaan peserta didik biasa dinyatakan dengan hasil nilai yang diperoleh peserta didik pada akhir pembelajaran (tes formatif). Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran yang wajib di sekolah dasar. Di sekolah dasar banyak ditemui pembelajaran PKn yang mana dalam pembelajaran tersebut siswa hanya diuntut untuk dapat mengahafal materi saja. Siswa hanya diminta untuk memerhatikan guru, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran berlangsung, dan mengerjakan soal. PKn belum banyak melahirkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis terhadap kegiatan yang ada di lingkungan sekitarnya seperti kegiatan gotong royong. Selain itu juga belum banyak melahirkan pengalaman sikap dan keterampilan yang baru bagi siswa. Hal ini terjadi karena Pendidikan Kewarganegaraan saat ini cenderung hanya mengajarkan pada nilai-nilai moral Pancasila. Mata pelajaran PKn juga sering dianggap membosankan karena materinya hanya hafalan saja dan materinya banyak serta waktu yang diperlukan terbatas. Padahal seharusnya PKn adalah salah satu tempat bagi siswa mendapatkan pendidikan nilai, seperi nilai dalam bergotong royong. Melalui pendidikan kewarganegaran 3 ranah yang berupa aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek
psikomotorik
diharapkan
dapat
tercapai
sebab
pendidikan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kewarganegaraan tidak hanya berkaitan dengan aspek kognitif saja tetapi juga berkaitan dengan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan karakter bangsa. Pentingnya pendidikan karakter yang mengajarkan tentang kebaikan sehingga seseorang mampu membedakan antara sikap yang baik dan sikap yang buruk. Dari hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat masalah dari model pembelajaran yang digunakan SD Kanisius Bantul.SD Kanisius Bantul menggunakan model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) namun pada kenyataannya SD tersebut tidak menerapkan tahapantahapan dari model pembelajaran PPR dengan baik. Dalam model pembelajaran PPR terdapat refleksi dan aksi namun guru tidak melakukan refleksi di akhir pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya memberikan metode ceramah dimana metode tersebut akan membuat siswa cepat merasa jenuh, malas dan mengantuk saat mengikuti pelajaran. Selain itu berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan pada persepsi yang dialami oleh siswa ini sebesar 83% siswa (25 dari 30 siswa) menganggap bahwa mata pelajaran PKn tidak bermanfaat dan tidak penting dikarenakan ketika dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya memberikan metode ceramah dimana metode tersebut akan membuat siswa cepat merasa jenuh, malas dan mengantuk saat mengikuti pelajaran. Persepsi seorang anak menjadi tidak baik terhadap model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran PKn. Siswa berfikir jika mata pelajaran PKn itu adalah mata pelajaran yang tidak penting dan tidak memiliki manfaat bagi anak dalam kehidupannya sehari-hari.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persepsi anak saat diajar oleh guru menggunakan model pembelajaran yang konvensional ada mengarah pada persepsi negatif. Hal tersebut terlihat dari ekspresi wajah anak yang tidak bersemangat ketika mendapatkan pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran seperti biasanya. Persepsi yang terbentuk dalam diri anak akan mempengaruhi sikap anak. Permasalahan tersebut menyebabkan terjadinya permasalahan pada sikap siswa terlihat 86% siswa (26 dari 30 siswa) menjadi kesulitan untuk mengerti nilai apa yang disampaikan pada setiap pembelajaran PKn. Dimana sikap menjadi tidak sesuai dengan tujuan yang ada dalam pembelajaran PKn. Siswa menjadi malas saat mengikuti pembelajaran hingga mereka berbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Sikap siswa yang terbentuk pun tidak terlihat aktif karena siswa hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru dimana setelah mendengarkan siswa mencatatnya. Berdasarkan hasil kuisioner pretest persepsi siswa pada indikator menyerap dan mengamati yang telah dilakukan terlihat permasalahan dengan rerata skor 74. Sedangkan permasalahan sikap dari hasil kuisioner dengan indikator kognitif, konatif dan afektif terlihat permasalahan dengan rerata skor 73. Pendidikan akan nilai dapat diajarkan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL). Tujuan dariProblem Based Learning (PBL) adalah mengajak siswa untuk belajar dengan berpikir kritis, mengajak siswa untuk dapat menambah wawasan, dan mengajak siswa untuk berani menyampaikan pendapatnya mengenai masalah yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Dengan PBL ini pembelajaran tidak hanya membuat siswa untuk belajar dengan cara mendengarkan penjelasan materi dari ceramah guru.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tetapi, siswa mampu belajar sendiri dengan menemukan masalahnya sendiri dengan guru hanya sebagai fasilitator dalam menganalisis masalah yang didapat. PBL ini digunakan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, agar siswa dapat mencari suasana baru, dan siswa dapat berlatih sedikit demi sedikit untuk berpikir kritis ketika siswa mendapat masalah. Sehingga siswa memiliki persepsi yang baik terhadap mata pelajaran PKn. Persepsi siswa akan mengarah ke persepsi positif seperti siswa akan menganggap jika mata pelajaran PKn itu adalah mata pelajaran yang penting dan menyenangkan. Dari hal tersebut sikap yang terbentuk dalam diri siswa akan berubah menjadi sikap yang baik. Dari permasalahan yang terjadi tersebut, maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran yang berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk mengetahui tentang ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tehadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti akan sangat menekankan tahapan-tahapan yang ada dalam PBL. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian eksperimen dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA”. 1.2Batasan Masalah Penelitian ini hanya terbatas meneliti tentang hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD Kanisius Bantul. Hubungan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya hubungan persepsi dengan sikap siswa dalam menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Pembelajaran PKn kelas II semester 1 ini dibatasi pada standar kompetensi 1 yaitu membiasakan hidup bergotong royong. Hasil penelitian ini hanya berlaku di SD Kanisius Bantul pada materi gotong royong. 1.3 Rumusan Masalah 1.3.1 Apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning)? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Kuantitatif, yaitu: 1.4.1 Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya bagi siswa, guru, sekolah, dunia pengetahuan, pembaca, dan peneliti. 1.5.1 Bagi Siswa Manfaat dari penelitian ini yang dapat diperoleh bagi siswa adalah
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) agar siswa dapat memahami, mengahayati, dan melaksanakan gotong royong melalui pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. b) siswa mendapatkan pengalaman beajar yang baru dan menyenangkan dengan menggunakan metode yang digunakan. 1.5.2 Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah a) guru mendapat tambahan wawasan tentang model pembelajaran yang baru untuk digunakan dalam pembelajaran bagi siswa . b) guru mendapat inspirasi untuk membuat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran lain yang berbeda dari metode pembelajaran sebelumnya agar persepsi dan sikap anak terhadap mata pelajaran PKn berubah. 1.5.3 Bagi Sekolah Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah bisa mendapatkan tambahan positif bagi kemajuan sekolah karena guru memperoleh wawasan tentang model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas dan mengubah persepsi serta sikap siswa dalam mata pelajaran PKn tentang gotong royong. 1.5.4 Bagi IPTEK Manfaat dari penelitian ini bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah penelitian ini sebagai referensi yang dapat digunakan untuk penelitian lain.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.5 Bagi Pembaca Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca adalah memberikan pengetahuan khususnya tentang adanya perubahan persepsi dan sikap siswa mengenai pembelajaran PKn. 1.5.6 Bagi Peneliti Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).Peneliti juga dapat mengetahui implementasi pembelajaran yang menggunakan PBL (Problem Based Learning). 1.6
Definisi Operasional
1.6.1
Persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olah daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang di respons melalui panca indra, daya ingat, dan jiwa.
1.6.2
Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif.
1.6.3
PBL
(Problem
Based
Learning)
adalah
seperangkat
model
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri. 1.6.4
PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan terpaan moral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan moral serta perilaku manusia.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian teori membahas teori-teori yang mendukung dan beberapa kajian penelitian yang relevan. Kerangka berpikir berisi pemikiran dan hipotesis yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. 2.1
Kajian Pustaka
2.1.1. Persepsi Siswa 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi dapat diartikan juga sebagai proses pemahaman ataupun pemberian maksud atas suatu informasi tehadap stimulus, stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap partisipan, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang diproses oleh otak (Sumanto, 2014). Sedangkan menurut Aditomo (2008) persepsi adalah tindakan menyusun informasi dari organ-organ sensorik menjadi suatu keseluruhan yang bisa dipahami. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku seseorang, sebagai contoh adalah guru dengan muridnya. Dengan demikian perlakuan guru dapat menimbulkan respon tertentu dari murid terhadap guru tersebut. Akibatnya respon murid tersebut akan sama dengan perlakuan guru tersebut. Persepsi menunjukkan bagaimana melihat, mendengar,
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita atau sesuatu yang dialami manusia (Morgan, King, dan Robinson dalam Sumanto, 2014). Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan jika persepsi adalah suatu proses dalam memahami informasi yang ditujukan pada stimulus, dimana stimulus diperoleh dari peginderaan yang individu tunjukkan melalui melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dari adanya suatu hubungan antar gejala yang terjadi atau suatu peristiwa yang diproses oleh otak manusia. 2.1.1.2 Sifat-sifat persepsi Omith 2008 ( dalam Kusumawati, 2010: 14-15) mengungkapkan bahwa sifat-sifat persepsi dibagi menjadi 5 yaitu : a)
persepsi adalah pengalaman, dalam memaknai seseorang, partisipan atau peristiwa,
maka
orang
tersebut
akan
menginterprestasikan
dengan
pengalaman masa lalu yang menyerupainya dan pengalaman akan menjadi pembanding untuk mempersiapkan suatu makna. b) persepsi adalah selektif, artinya seseorang melakukan seleksi pada hal-hal yang diinginkannya dan mengabaikan yang lain. c)
persepsi adalah penyimpulan, artinya mempersepsi makna adalah melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data sesungguhnya, tetapi berdasarkan penangkapan indera yang terbatas.
d) persepsi tidak akurat, artinya setiap persepsi yang dilakukan seseorang mengandug kesalahan tertentu yang disebabkan oleh pengalaman masa lalu.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e)
persepsi adalah evaluatif, artinya persepsi tidak pernah partisipatif karena interpretasi yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai, da keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada partisipan yang dipersepsi.
2.1.1.3 Syarat Terjadinya persepsi Sunaryo (2013: 106) menjelaskan bahwa syarat terjadinya persepsi meliputi: a)
adanya partisipan, partisipan berperan sebagai stimulus dan pancaindra berpera sebagai reseptor.
b) adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi. c)
adanya pancaindra sebagai reseptor penerima stimulus.
d) saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak ( pusat saraf atau pusat kesadaran ), kemudian dari otak dibawa melalui saraf motorik sebagai alat untuk mengadakan respon. Gambar di bawah berikut ini menunjukkan bagan syarat terjadinya persepsi.
Objek
Stimulus
Reseptor/ Alat Indera
Gambar 2.1 Bagan Syarat Terjadinya Persepsi
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.4 Jenis-Jenis Persepsi Sunaryo (2004:94) mengemukakan bahwa ada dua jenis persepsi yaitu sebagai berikut: a. Eksternal perception, yaitu terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu. b. Self perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu dan yang menjadi partisipan adalah dirinya sendiri. Berdasarkan jenis-jenis persepsi menurut Sunaryo tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan jika kedua jenis persepsi yaitu Eksternal perceptiondan Self perception memiliki suatu persamaan yang sangat terlihat yaitu keduanya terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu dan luar diri individu. Pada penelitian ini persepsi yang digunakan adalah Eksternal perception karena pada penelitian yang dilakukan ini melihat bagaimana persepsi anak pada model pembelajaran dan mata pelajaran PKn yang diberikan oleh guru di sekolah. Guru disini dimaksudkan sebagai pemberi rangsangan bagi diri individu dan guru adalah rangsangan yang datang dari luar diri individu.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.5 Indikator Persepsi 2.1.1.5 Indikator Persepsi Menurut Robbin (2003: 124-130), indikator-indikator persepsi ada dua macam, yaitu: a.
Penerimaan Proses penerimaan adalah indikator terjadinya persepsi dalam tahap fisiologis, dimana berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.
b.
Evaluasi Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif.Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai seuatu yang membosankan dan sulit. Sedangkan individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan menyenangkan. Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam,
yaitu: a.
Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Disitu terjadi proses analisis., diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.
b.
Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002: 101-106). 2.1.2 Sikap Siswa 2.1.2.1 Pengertian Sikap Thurstone dan Osgood (dalam Azwar, 2003) mengemukakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorabel) ataupun perasaan tidak mendukung
(tak-favorabel)
objek
tersebut
(Berkowitz,
1972).
Allport
mengemukakan jika sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara tertentu (Azwar, 2003). Bekorwitz mengungkapkan sikap adalah suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita kepada operasionalisasi sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapnya. Seperti terlihat dalam pembicaraan mengenai skala pengukuran sikap, pengungkapan sikap akan mengklasifikasikan respon evaluatif seseorang pada posisi favorabel atau tak favorabel, pada posisi setuju atau tidak setuju (Azwar, 2003). Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu hal yang dilakukan seseorang sebagai bentuk reaksi dari adanya perasan yang dapat dikelompokkan melalui posisi favorabel (perasaan yang mendukung) dan tak favorabel (perasaan yang tidak mendukung).
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.2 Karakteristik Sikap Sax (1980) menunjukkan beberapa karakteristik sikap yang meliputi arah, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas. (1) Sikap mempunyai arah, artinya sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak menyetujui, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap suatu objek sikap. (2) Intensitas atau kekuatan sikap pada seseorang belum tentu sama. Dua orang yang sama-sama mempunyai sikap positif terhadap sesuatu, mungkin tidak sama intensitasnya dalam arti yang satu bersikap positif akan tetapi yang lain bersikap lebih positif lagi dari yang pertama. Demikian pula sikap negatif memiliki derajat kekuatan yang bertingkat-tingkat. Tidak semua orang sama tidak sukanya pada sesuatu begitu pula tidak semua orang sama sukanya pada sesuatu. (3) Karakteristik keluasan sikap. Keluasan sikap menunjuk kepada luas-tidaknya cakupan aspek objeksikap yang disetujui atau tidak disetujui oleh seseorang. Seseorang dapat mempunyai sikap favorabel terhadap objek sikap secara menyeluruh, yaitu terhadap semua aspek yang ada pada objek sikap. (4) Karakteristik konsistensi sikap ditunjukkan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subjek dengan responnya terhadap objek sikap. Konsistensi juga ditunjukkan oleh tidak adanya kebimbangan
dalam
bersikap.
(5)
Karakteristik
yang
terakhir
adalah
spontanitasnya, yaitu sejauh mana kesiapan subjek untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Suatu sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila sikap dinyatakan tanpa perlu mengadakan pengungkapan atau desakan agar subjek
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyatakan sikapnya, spontanitas ini pada umumnya tidaklah dapat diukur (Azwar, 2003). 2.1.2.3. Faktor Pembentukan Sikap Azwar (2003) mengemukakan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dari dalam diri individu. 1) Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap namun pengalaman pribadi tersebut harus melalui kesan yang kuat. Karena itusikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya,individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dan untuk berafiliasi dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3) Pengaruh kebudayaan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individuindividu yang menjadi keompok masyarakat asuhannya.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Media Massa, dalam penyampaian informasi dalam media massa membawa pesan-pesan yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6) Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau penglihatan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang ebih persisten dan bertahan lama. 2.1.2.4 Indikator Sikap Menurut Walgito (dalam Puspasari, 2010:16) sikap mengandung tiga indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu: kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component).
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek. 2. Indikator afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. 3. Indikator
konatif
merupakan
komponen
yang
berhubungan
dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Berdasarkan pendapat dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator sikap menurut Walgito yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. 2.1.3 Problem Based Learning (PBL) 2.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL) Hosnan, Hmelo-Silver, Serafino dan Cicchelli (dalam Eggen dan Don, 2012) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning (PBL) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri. PBL memiliki karakteristik antara lain pelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, tanggung jawab siswa dalam memecahkan masalah, dan dukungan guru saat siswa mengerjakan masalah. Arends (dalam Hosnan, 2014) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
autentik sebagai pendekatan pembelajaran sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya
sendiri,
meningkatkan
ketrampilam
dan
inquiry,
dan
meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri siswa. Hosnan (2014) menyebutkan bahwa penggunaan masalah harus bersifat nyata pada kehidupan sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep. Pengetahuan tersebut tidak hanya pengetahuan deklaratif saja namun juga pada pengetahuan prosedural. Siswa haruslah memiliki pengetahuan awal pada saat masuk kelas dengan mengangkat permasalahan sebelum mereka mengetahui pengetahuan formal. Arends (dalam Hosnan, 2014) menyebutkan bahwa pentanyaan dan masalah yang diajukan haruslah berkriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan bermanfaat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dalam membangun pengetahuan anak pada pembelajaran di sekolah. Dalam model pembelajaran PBL diharapkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan berpikir kritis dan melalui pemecahan masalah. 2.1.3.2 Tujuan PBL Menurut Hosnan (2014), tujuan utama dari model pembelajaran PBL adalah pengembangan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta mengajak aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan sendiri. PBL juga dimaksudkan dapat mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik dapat 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbentuk dengan adanya kerja sama dalam mengidentifikasi informasi,strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. 2.1.3.3 Ciri-ciri PBL Hosnan (2014) menyebutkan cirri-ciri dari PBL, antara lain: 1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan Masalah atau pertanyaan yang diajukan haruslah penting dan memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas, dan bermanfaat. 2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu Masalah yang diajukan hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu. 3. Penyelidikan yang Autentik Penyelidikan yang autentik yaitu penyelidikan yang bersifat nyata. 4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya Siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.Hasil penyelesaian masalah dapat ditampilkan atau dibuat laporan. 5. Kolaborasi Pada saat penyelesaian masalah ataupun tugas-tugas, siswa mengerjakan dalam bentuk bersama/ kerja kelompok. 2.1.3.4 Prinsip-prinsip PBL Hosnan (2014, 300) menyatakan bahwa prinsip utama PBL adalah penggunaan
masalah
nyata
sebagai
sarana
bagi
peserta
didik
untuk
mengembangkan pengetahuan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Hosnan (2014) menyebutkan masalah tersebut bersifat terbuka (open-ended problem) dan tidak terstruktur dengan baik (ill-structured). Masalah bersifat terbuka maksudnya adalah masalah memiliki banyak jawaban atau strategi-strategi dan solusi-solusi. Masalah bersifat tidak terstruktur dengan baik maksudnya adalah masalah tidak dapat diselesaikan secara langsung melainkan perlu informasil lanjut untuk memahami serta perlu menggabungkan beberapa strategi untuk menyelesaikannya. Menurut Hosnan (2014), pusat pembelajaran PBL berada pada peserta didik, sementara guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan maupun berkelompok. Agar pembelajaran dapat menarik siswa, maka ada baiknya melakukan apresepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu: 1.
Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pengetahuan disusun dalam jaringan antar konsep yang mengacu pada jalinan semantik yang tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.
2.
Knowing about knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran. Belajar adalah proses cepat, bila pembelajar mengajukan keterampilan-keterampilan self-monitoring.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Faktor-faktor konstektual dan sosial mempengaruhi pembelajaran. Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pembelajar untuk memiliki pengetahuan dan agar pembelajar mampu menerapkan proses pemecahan masalah yang merupakan tujuan yang sangat penting.
2.1.2.5 Langkah-langkah PBL Hosnan (2014) menyebutkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah memiliki lima langkah utama, diantaranya: 1. Orientasi siswa pada masalah Guru memberikan penjelasan berupa tujuan pembelajaran, penjelasan tentang logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang diajukan. 3. Membimbing penyeidikan individual dan kelompok Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan melakukan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan
dan
pemecahan
masalah
dengan
adanya
dukungan/dorongan dari guru. 4. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Siswa merefleksikan atau mengevaluasi penyelidikan dan proses-proses yang mereka lakukan.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berikut adalah tabel sintaks atau langkah-langkah PBL menurut Hosnan (2014, 302): Tebel 2.1 Sintaks atau Langkah-langkah PBL Tahap
Aktivitas Guru dan Peserta Didik Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana
Tahap 1 Mengorientasikan
peserta atau logistic yang dibutuhkan. Guru memotivasi
didik terhadap masalah
peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan untuk belajar
dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Tahap 3 Membimbing
penyelidikan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen
individual maupun kelompok
untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4 Mengembangkan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.
Tahap 5 Menganalisis mengevaluasi
Guru membantu peserta didik untuk melakukan dan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan proses masalah yang dilakukan.
pemecahan masalah
2.1.2.6 Teknik Penilaian dalam PBL Hosnan (2014) menyatakan bahwa penilain PBL sesuai dengan tujuan dari PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilain kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist dan rating scale. Penilaian juga
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik utama dalam pembelajaran. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa agar siswa dapat berpikir kritis dan memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah. PBL berpusat pada siswa sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pendukung. Tahap-tahap yang ada di dalam model pembelajaran PBL yaitu pengajuan masalah, merangcang strategi dalam pemecahan masalah, melakukan eksperimen untuk menerapkan strategi, menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi. 2.1.4 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan terpaan moral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan moral serta perilaku manusia. Menurut Aryani dan Susatim (2010: 116) PKn dimaknai sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter, yang setia kepada Bangsa Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikit dan bertindak sesusai amanat Pancasila dan UUD 1945. Sumantoro, Subagyo, Indratno (2013) menyatakan bahwa Mata pelajaran
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan dapat melaksanakan hak-hak dan kewajiban dirinya yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dimanfaatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warganegara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku tersebut adalah seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perlaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan. Perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau kepentingan diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PKn adalah salah satu tempat bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan nilai dan pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan karakter bangsa.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn Muchtar, dkk (2007) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembeljaran PKn antara lain sebagai berikut: 1) Guru, Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuankemampuan tertentu. Guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas, cara berkomunikasi, berinteraksi dengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. 2) Siswa, dalam mata pelajaran PKn siwa adalah faktor penting demi tercapainya suatu pembelajaran. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam memberika pelajaran PKn kepada siswa sebab siswa kurang menyenangi pembelajaran PKn. 3) Sarana dan prasarana, Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasaranya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan. 4) Strategi pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu: a) adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara guru dan siswa. b) berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi indera, emosi, karsa, dan nalar.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.3 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan(PKn) di Sekolah Dasar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang strategis dan penting, yaitu dalam membentuk sikap siswa dalam berperilaku keseharian, sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi yang baik. Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan interaktif. Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas, pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya. Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran pada bidang studi PKn, karena PKn bukan sejarah maka hal yangsangat substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa sejak dini. Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya. Banyak kendala dalam pembelajaran mata pelajaran PKn yaitu susahnya siswa menghafal materi pelajaran karena materi pelajaran yang sangat banyak. Peserta didik menganggap jika mata pelajaran PKn adalah pelajaran yang membosankan. Pembelajaran PKn di sekolah dasar belum begitu besar peranannya secara realita di dalam kehidupan anak. Dari beberapa faktor tersebut maka anak menjadi sulit menerima materi yang diberikan.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong 1.
Pentingnya hidup rukun Dalam lingkungan rumah dan sekolah pasti ada suatu perbedaan, yaitu beda
agama, ras dan suku bangsa. Walaupun ada perbedaan kita harus hidup rukun agar dapat menciptakan suasana yang damai dan nyaman. Untuk mewujudkan hidup rukun kita harus mau berteman dengan siapa saja dan juga harus saling mengasihi, menyayangi, dengan sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama dan suku bangsa. 2.
Pentingnya saling berbagi Saling berbagi dengan sesama tanpa memandang perbedaan agama dan suku
bangsa merupakan sikap yang terpuji. Berbagi yaitu membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan berbuat dengan hati yang tulus, contoh sikap saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari yaitu memberi bantuan pada teman yang tertimpa musibah/mendapat kecelakaan, memberikan sedekah pada peminta-minta dan di sekolah misalnya : memberikan pinjaman alat tulis pada teman yang tidak membawa alat tulis. 3.
Pentingnya saling tolong menolong Dalam lingkungan rumah dan sekolah kita harus hidup saling tolong
menolong meskipun kita berbeda agama dan suku bangsa karena manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contoh menolong dengan harta benda yaitu memberikan buku bacaan yang sudah tidak dibaca, bantuan tenaga yaitu membantu mengumpulkan sumbangan dan menyalurkan kepada yang berhak.Saling tolong menolong merupakan pencerminan sikap gotong-royong dan
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai sesama makhluk Tuhan memang sepantasnya saling mengasihi tanpa membeda-bedakan agama dan suku bangsa.Tolong menolong sangat penting untuk mewujudkan hidup rukun. 2.2.Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Masni, Dr. Syamsu Qamar, dan Nursiya Bito (2014) melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan hasil belajar siswa kelas X SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo. Populasi penelitian ini siswa SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo kelas X. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitiannya adalah analisis deskriptif. Penelitian ini melibatkan satu kelas, yaitu: satu kelas sebagai kelompok eksperimen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi dan angket. Analisis data yang dilakukan dalam pe-nelitian ini adalah: (1) Uji regresi; (2) Uji korelasi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap mata pelajaran Matematika dengan hasil belajar siswa SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo, (2) koefisien determinasi 1,23% menggambarkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh variabel persepsi siswa terhadap mata pelajaran Matematika (X) terhadap hasil belajar siswa SMA N 2 Limboto (Y) adalah sebesar 1,23%. Persamaan dengan penelitian ini adalah samasama mengukur variabel tentang Persepsi Siswa.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Muji Astuti, Dra. Siswati, dan Imam Setyawan (2012) melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Kontekstual dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP N 18 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran kontekstual dengan minat belajar matematika pada siswa kelas VII SMP N 18 Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 18 Semarang. Desain penelitiannya adalah analisis deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan satu kelas, yaitu: satu kelas sebagai kelompok eksperimen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi dan angket. Analisis data yang dilakukan dalam pe-nelitian ini adalah: (1) Uji reliabilitas; (2) Uji validitas; (3) Uji asumsi yaitu uji normalitas data dan uji linear; (4) Uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) berdasarkan uji normalitas data, diketahui bahwa variabel persepsi terhadap pembelajaran konstektual memiliki signifikansi nilai 0,861 (p > 0,005) dimana hal tersebut menunjukkan jika data tersebut bersifat normal, (2) dalam uji linearitas diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,005) dimana hal tersebut menunjukkan jika kedua variabel adalah linear, (3) Uji hipotesis, pada uji ini diperoleh nilai skor korelasi sebesar rxy = 0,772 dimana nilai tersebut adalah positif yang berarti hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran konstektual dan minat belajar matematika adalah kuat. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-samamengukur variabel tentang Persepsi Siswa.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anang Rinandanto (2015) melakukan penelitian tentang Sikap siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Di SDN Balangan 1
Kecamatan Minggir
Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih di SDN Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu: kelas IV dan V. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Uji reliabilitas; (2) Uji uji validitas; (3) Uji asumsi yaitu uji normalitas data dan uji linear; (4) Uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di SD N Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabipaten Sleman berada pada kategori “sangat kurang aktif” yaitu sebesar 12,96% (7 siswa), “kurang aktif sebesar 12,96% ( 7 siswa), “cukup aktif” sebesar 33,33% (18 siswa), “aktif” sebesar 40,74% (22 siswa), dan “sangat aktif sebesar 0% ( 0 siswa). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengukur variabel tentang sikap siswa.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.1. Literatur Map Persepsi Siswa
Masni, Dr. Syamsu Qamar, dan Nursiya Bito (2014) Adanya hubungan yang positifantara persepsi siswa terhadap mata pelajaran Matematika dengan hasil belajar siswa Kelas X SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo
Sikap Siswa
Anang Rinandanto (2015) Adanya pengelompokkan kategori sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih di SDN Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Yang akan diteliti:
Persepsi Siswa
Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Bantul Yogyakarta
Muji Astuti, Dra. Siswati, dan Imam Setyawan (2012) Adanya hubungan yang positif antarapersepsi siswa terhadappembelajarankontekst ual dengan minat belajar Matematika pada siswa kelas VII SMP N 18 Semarang Matematika Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan Literatur Map diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian baru mengenai Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Bantul Yogyakarta. 2.3.Kerangka Berpikir Anak-anak dalam jenjang sekolah dasar adalah tahap dimana mereka berpikir atas dasar pengalaman nyata. Dalam proses pembelajaran di SD perlu adanya berbagai macam kegiatan dalam proses belajar mengajar agar dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Berbagai macam kegiatan tersebut dapat berupa penggunaan berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan di SD yakni model pembelajaranProblem Based Leaning (PBL). PBL merupakan suatu model pembelajaran yang mengangkat masalah untuk menjadi fokus pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model PBL tidak hanya semata-mata menuangkan konsep/pengetahuan kepada siswa melainkan siswa diajak untuk berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan masalah. Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based leaning (PBL) dapat membangun persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dari pengalaman siswa saat menggunakan model pembelajaran konvensional, persepsi siswa yang terbentuk dirasa tidak baik. Hal tersebut dikarenakan siswa beranggapan jika mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Siswa memiliki persepsi jika mata pelajaran adalah mata pelajaran yang yang menyulitkan karena banyak materi yang harus dihafalkan.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persepsi yang terbentuk di dalam diri siswa akan berpengaruh pada sikap siswa. Ketika siswa memiliki persepsi yang buruk pada mata pelajaran PKn, maka anak atau siswa tersebut akan memiliki sikap yang buruk pula. Sikap tersebut dapat terlihat ketika siswa malas mengikuti pembelajaran di kelas, siswa berbincang-bincang dengan teman sebangkunya, atau siswa tidak memperhatikan saat proses pembelajaran. Sikap anak tersebut terbentuk karena persepsi anak yang dipengaruhi oleh model pembelajaran konvensional yang tidak diminati atau tidak disukai oleh siswa. Melalui model pembelajaran PBL siswa akan membangun persepsinya dengan baik dibandingkan dengan persepsi yang terbentuk saat menggunakan model pembelajaran konvensional karena persepsi memuat unsur kognitif yang memiliki pengaruh pada sikap dan diharapkan memiliki hubungan untuk membentuk sikap terhadap mata pelajaran PKn karena PBL memiliki tahap-tahap pembelajaran yang memacu siswa untuk berpikir kritis antara lain pengajuan masalah, merangcang strategi dalam pemecahan masalah, melakukan eksperimen untuk menerapkan strategi, menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi. Jika model pembelajaran PBL diterapkan pada pembelajaran PKn kelas II, penggunaan model pembelajaran PBL akan berpengaruh pada persepsi dan sikap yang akan terjadi pada diri siswa. Dimana jika suatu persepsi berubah maka sikap yang ada pada diri siswa juga dapat berubah tergantung bagaimana persepsi yang dimunculkan oleh anak. Bahwa pembelajaran yang dijalankan akan membentuk persepsi dan sikap. Karena persepsi memuat unsur kognitif diharapkan dapat membentuk sikap
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa maka dalam penelitian ini ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap yang akan terbentuk dalam diri siswa. 2.4.Hipotesis Penelitian 2.4.1 Adanya hubunganantara persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn kelas II Sekolah Dasar.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN BAB III ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian jenis Kuantitatif. Bentuk desain penelitian yang digunakan adalah Factorial Design. Menurut Sugiyono (2012: 113) menjelaskan bahwa Factorial Design adalah penelitian yang
memperhatikan
kemungkinan
adanya
variabel
moderator
yang
mempengaruhi perlakukan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), variabel independen pada penelitian ini adalah persepsi, dan variabel dependen pada penelitian ini adalah sikap siswa pada mata pelajaran PKn Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan persepsi siswa tentang model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Bantul Yogyakarta.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Bantul yang terletak di Jl. Mangga, Badegan, Bantul, Bantul. SD Kanisius Bantul ini adalah sekolah swasta Katolik yang berada dalam naungan Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta.Latar belakang keluarga siswa berasal dari kalangan keluarga menengah. Sebagian besar orangtua siswa berprofesi sebagai guru, pengusaha, karyawan, TNI/ POLRI, dan wiraswasta. Sekolah ini terletak di daerah perkotaan dengan satu kelas pararel yaitu kelas V dengan total kelas ada 7 kelas dan jumlah guru sebanyak 7 orang sebagai guru kelas, 1 orang guru TIK, 2 orang bagian TU, 1 karyawan, jumlah seluruh siswa adalah 207 anak dengan jumlah siswa putra sebanyak 106 anak dan siswa putri sebanyak 101 anak. Pemilihan SD Kanisius Bantul sebagai tempat penelitian karena penelitian ini bersamaan dengan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) yang diselenggarakan oleh kampus. Peneliti juga tertarik untuk meneliti hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di kelas II karena dari hasil observasi yang dilakukan siswa mengalami suasana belajar yang tidak menyenangkan. Guru lebih banyak memberikan tugas dan ceramah saat melakukan proses belajar mengajar di kelas. Dalam halnya saat mata pelajaran PKn diberikan, siswa merasa bosan dengan mata pelajaran tersebut. Namun, nilai yang mereka peroleh saat latihan soal yang diberikan guru
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daam mata pelajaran PKn nilai yang diperoleh bagus. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti keadaan ini. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Pengambilan data penelitian eksperimental dilakukan dengan waktu yang singkat untuk mengurangi ancaman terhadap validitas penelitian karena efek seleksi, maturitas, dan mortalitas disamping biaya penelitian yang besar (Krathwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data kelompok eksperimen. Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Kelompok Eksperimen Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Kegiatan Pretest
Hari, tanggal Alokasi Waktu Selasa, 4 2 x 35 menit Oktober 2016 Pembelajaran tentang Jumat, 7 2 x 35 menit pentingnya hidup rukun Oktober 2016 dengan model pembelajaran PBL Pembelajaran tentang Jumat, 14 2 x 35 menit pentingnya saling berbagi Oktober 2016 dengan model pembelajaran PBL Pembelajaran tentang Jumat, 21 2 x 35 menit pentingnya saling tolong- Oktober 2016 menolong dengan model pembelajaran PBL Posttest Kamis, 27 2 x 35 menit Oktober 2016
3.3 Populasi dan Sampel Sugiyono (2013: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dari
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karakteristik tertentu yang ditetapkan dalam penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Kanisius Bantul. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan covenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sederhana dengan menggunakan kelas yang sudah ada sebelumnya (Cohen, 2007). Cara yang digunakan dalam memilih kelas untuk menentukan sampel adalah dengan cara tanpa adanya undian sebab tidak adanya kelas kontrol dan disetujui oleh guru kelas II. Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka sampel penelitian ini adalah kelas II yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL dalam mata pelajaran PKn. 3.4 Variabel penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 64). Menurut hubungan antara satu variabel yang lain, dalam penelitian ini ada tiga variabel pokok yang akan dipelajari hubungannya, yaitu: 3.4.1 Variabel Independen (variabel Bebas) Variabel Independen menurut Sugiyono (2014: 61) disebut juga stimulus, prediktor, antetecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dipenden(terikat). Variabel
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bebas dalam penelitian ini adalah presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 3.4.2 Variabel Dipenden (Variabel Terikat) Variabel Dipenden menurut Sugiyono (2014: 61) disebut juga output, skriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 3.4.3 Variabel Moderator (Variabe Yang Mempengaruhi Perlakuan) Variabel Moderator menurut Sugiyono (2012: 62) adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel Independen
Variabel Dependen Sikap siswa pada mata
Persespsi Siswa
pelajaran PKn
Model pembelajaran Problem Based Learning
Variabel Moderator Gambar 3.1 Variabel Penelitian
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner Ridwan (2005: 71) mengungkapkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a.
Angket terbuka (angket tidak berstruktur) yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
b.
Angket tertutup (angket berstruktur) yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (V). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup atau berstruktur
karena responden diminta untuk memberikan jawabannya dengan memberikan tanda checklist pada pernyataan yang sesuai dengan diri masig-masing responden.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No . 1
2
3
4
5
6
Indikator Persepsi terhadap penggunaan media dan sarana pembelajaran dalam materi pembelajaran PKn Persepsi terhadap langkahlangkah kegiatan pembelajaran PKn Persepsi terhadap interaksi dalam pembelajaran PKn Sikap terhadap mata pelajaran PKn sebelum mengikuti pelajaran PKn Sikap terhadap mata pelajaran PKn pada waktu mengikuti pelajaran PKn Sikap terhadap mata pelajaran PKn setelah mengikuti pelajaran PKn
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner Pernyataa Jumlah Pernyataan n pernyataan Favorabel unfavora favorabel bel 1, 2, 3 4, 5, 6 3
Jumlah pernyataan unfavorabe l 3
6
7,8
9,10,11
2
3
5
12,13,14
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21
3
7
10
-
1, 2, 3, 4, 5
0
5
5
6, 7
-
2
0
2
8
9
1
1
2
11
19
30
Total
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang akan diamati. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel (Sugiyono, 2013: 148). Penelitian ini berdasarkan materi mata pelajaran PKn yaitu hidup gotong royong dengan KD 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap siswa dalam mata pelajaran PKn. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 199). Kuesioner presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning terdapat 3 indikator (no 1 sampai 3), dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator (no 4 sampai 5).Indikator tentang presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning diperoleh dari Hamka (2002), sedangkan indikator tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator diambil dari Walgito (2010). Berikut adalah tabel presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pembelajaran No 1
2
Kisi-kisi Presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning
Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn
Indikator Presepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn Presepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn Presepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn Sikap sebelum mengikuti pelajaran Sikap saat mengikuti pelajaran Sikap setelah mengikuti pelajaran
Dari keseluruhan jumlah indikator tersebut (presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn) kemudian dirinci kedalam beberapa pernyataan yang disusun oleh peneliti bersama dengan peneliti yang lain dalam melakukan penelitian payung yang dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn kelas II dengan materi Membiasakan Hidup Bergotong-Royong.Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan kedalam 66 deskriptor. Deskriptor ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Kuesioner ini disusun menggunakan skala Likert. Menurut (Sugiyono, 2014: 134-135) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam menciptakan alat ukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan, dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataanperyataan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sanggat Setuju (Strongly Aprove), Setuju (Aprove), Tidak Mempunyai Pendapat (Unecided), Tidak Setuju (Disapprove), Sanggat Tidak Setuju (Strongly Disapprove) (Bima Walgita, 2003). Pernyataan farvorabel, dengan pilihan jawaban dan skor: -
Sanggat Setuju (SS)
: Skor 5
-
Setuju (S)
: Skor 4
-
Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3
-
Tidak Setuju (TS)
: Skor 2
-
Sanggat Tidak Setuju(STS)
: Skor 1
Pernyataan unfarvorabel, dengan pilihan jawaban dan skor: -
Sanggat Setuju (SS)
: Skor 1
-
Setuju (S)
: Skor 2
-
Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3
-
Tidak Setuju (TS)
: Skor 4
-
Sanggat Tidak Setuju(STS)
: Skor 5
Kemudian skala Likert ini di modifikasi. Peneliti membuat empat skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari jawaban dari responden memilih jawaban yang tidak mempunyai pendapat.Jadi kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Kuesioner
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berstruktur adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Farchan, 2007). Cara megisi kuesioner ini yaitu responden hanya perlu memeberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: -
Sanggat Setuju (SS)
: Skor 5
-
Setuju (S)
: Skor 4
-
Tidak Setuju (TS)
: Skor 2
-
Sanggat Tidak Setuju(STS)
: Skor 1
Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: -
Sanggat Setuju (SS)
: Skor 1
-
Setuju (S)
: Skor 2
-
Tidak Setuju (TS)
: Skor 4
-
Sanggat Tidak Setuju(STS)
: Skor 5
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 1.
Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn
No Indikator
Pernyataan Favorabel
1
Saya menerima penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn Setelah mengamati media yang digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas
Menyerap
2 Menyerap
Pernyataan Unfavorabel Saya mengabaikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn Saya tidak mengamati media yang digunakan dalam mata pelajaran PKn
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Menyerap 4 Mengamati
5 Mengamati
2.
Materi dalam mata pelajaran PKn mudah dipahami Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai Saya menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan
Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama Penggunaan media pembelajaran menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan
Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn
No Indikator
Pernyataan Favorabel
1
Saya mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn
Menyerap
2 Menyerap 3 Menyerap
4 Mengamati 5 Mengamati
6 Mengamati
Saya mampu membuat kesimpulan dari pembelajaran PKn Saya menyampaikan hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas
Pernyataan Unfavorabel Saya lupa dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn Saya kesulitan membuat kesimpulan dari pembelajaran PKn Saya menolak untuk menyampaikan hasil pembelajaranyang didapatkan di depan kelas Saya merasa kesulitan menemukan manfaat pembelajaran PKN Saya menolak untuk melakukan tugas kelompok
Saya mencoba menemukan manfaat pembelajaran PKN Saya memiliki rasa tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok Saya bisa menemukan Saya merasa inti pembelajaran menemukan sendiri pembelajaran
sukar inti
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn
No Indikator
Pernyataan Favorabel
1
Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar Saya dapat bekerja kelompok bersama teman
Mengamati 2 Mengamati
3 Mengamati
Saya ikut terlibat dalam diskusi saat pembelajaran
Menyerap
Saya dapat mengembangkan pengetahuan yang didapatkan kepada teman
Saya mengalami hambatan dalam mengembangkan pengetahuan yang didapat
Saya menyadari pentingnya bekerja sama dalam mencari pengetahuan Saya dapat membantu teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran Saya dapat bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan permasalahan dalam belajar
Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi Saya mengajarkan kepada teman tanpa menggunakan media pembelajaran
4
5 Menyerap
6 Menyerap
7 Menyerap
8
Pernyataan Unfavorabel Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar Saya mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi saat pembelajaran
Menyerap
Saya bekerjasama kelompok memecahkan permasalahan belajar
malas dengan untuk dalam
Saya senang dapat Saya sungkan berinteraksi dengan berinteraksi dengan teman sekelompok teman sekelompok
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn 4.
Sikap sebelum mengikuti pelajaran
No Indikator
Pernyataan Favorabel
1
Saya perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn
Konatif 2 3 4 Afektif 5 6 Kognitif 8
5. No
Saya tidak senang saat akan belajar PKn Saya malas memperhatikan mata pelajaran PKn Saya kurang memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn
Sikap saat mengikuti pelajaran Indikator
1 Afektif 2
3
Kognitif 4
Saya aktif menyiapkan buku PKn Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn Saya rajin masuk sekolah saat akan belajar PKn Saya senang saat akan belajar PKn Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn Saya segera memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn
Pernyataan Unfavorabel Saya tidak perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn Saya tidak menyiapkan buku PKn Saya malas mengikuti pelajaran PKn Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn
Pernyataan Favorabel Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn. Bagi saya pembelajaran PKn itu menyenangkan. Saya mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn. Mata Pelajaran PKn membuat ilmu pengetahuan saya
Pernyataan Unfavorabel Saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PKn. Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit. Saya tidak mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn. Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Konatif 6
6. No
berkembang. Mata Pelajaran PKn membuat ilmu pengetahuan saya berkembang. Saya mendengarkan dengan sungguhsungguh saat belajar mata pelajaranPKn.
Indikator
Pernyataan Favorabel Setelah mendapatkan pengetahuan, saya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Konatif Saya berperilaku baik setelah mempelajari pembelajaran Pkn.
2
Kognitif
4
Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan sehari-hari. Saya memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.
Afektif
5
Saya mendengarkan dengan tidak sungguhsungguh saat belajar mata pelajaran PKn.
Sikap setelah mengikuti pelajaran
1
3
Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya.
Saya mengetahui sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti pembelajaran.
Pernyataan Unfavorabel Setelah mendapatkan pengetahuan, saya tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya mengalami hambatan mengembangkan perilaku setelah mempelajari Pkn. Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan terbatas di lingkungan rumah. Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan. Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan setelah mengikuti pembelajaran.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Indikator
Indiaktor Ahli
Pernyataan farvorable
Pernyataan unfarvorable
Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajara n PKn Persepsi tentang langkahlangkah pelajaran dalam pembelajara n PKn Persepsi tentang interaksi dalam pembelajara n PKn
Menyerap
1, 2, 3
8, 9, 10,
Menggamati
4, 5, 6, 7
11, 12, 13, 14
Menyerap
15, 16
20, 21
Menggamati
17, 18, 19
22, 23,24
Menyerap
25, 26
30, 31, 32
Menggamati
27, 28, 29
33, 34, 38
Jumlah pernyataan farvorable
Jumlah pernyataan unfarvorable
Total
7
7
14
5
5
10
5
5
10
Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn Indikator Sikap siswa sebelum pembelajaran Sikap siswa saat pembelajaran Sikap siswa setelah pembelajaran
Indikator Pernyataan Ahli farvorable kognitif afektif konatif kognitif afektif konatif kognitif afektif konatif
1, 2 3 ,4 5, 6 13, 14 15, 16 17, 18 25, 26 27, 28 29, 30
Pernyataan unfarvorable 7, 8 9, 10 11, 12 19, 20, 21,22 23, 24 31, 32 33, 34, 35 36, 37, 38
Jumlah pernyataan farvorable
Jumlah pernyataan unfarvorable
Total
6
6
12
6
6
12
6
8
14
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Instrumen yang valid adalah instrumen yang bisa diukur sesuai dengan tujuan yang akan diukur (Widoyoko, 2012: 128). Sugiyono menambahkan bahwa validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek tertentu yang diteliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012: 361). Validitas penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: 1) validitas internal merupakan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil penelitian. 2) Validitas eksternal merupakan derajat akurasi penelitian dengan generalisasi atau penerapan terhadap populasi di mana sampel itu diambil. Validitas internal harus memenuhi validitas konstruk dan validitas isi. Rencana validitas dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 20 for windows dengan rumusan Pearson Correlation. Soal dikatakan valid jika Product momen dari Person untuk taraf signifikasi ˃ 5% dan untuk taraf signifikasi 1%. Sedangkan reabilitas dikatakan kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. 3.7.1 Validitas Instrumen Validitas instrumen menunjukkan jika hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Saifuddin Azwar (2001) menyatakan jika “vaiditas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu instrumen yang baik memiliki validitas tinggi sebaliknya jika validitas rendah tidak akan relevan dengan tujuan pengukuran. 3.7.1.1 Validitas Isi Validitas isi adalah untuk mengetahui sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional. Validitas isi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Validitas muka (Face validity) Validitas
muka
adalah
jenis
validitas
yang
paling
rendah
signifikansinya karena hanya didasarkan pada penelitian terhadap format penampilan tes. b. Validitas logik (Logical validity) Validitas logik menunjukkan pada sejumlah isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. 3.7.1.2 Validitas konstruk (Constract Validity) Validitas konstruk adalah jenis validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep. Pengujian validitas konstruk biasanya menggunakan teknik analisis yang lebih kompleks. 3.7.1.3 Validitas berdasarkan kriteria (Criterian Validity) Prosedur
pendekatan
validitas
berdasarkan
kriteria
menghendaki
tersedianya kriteria eksternal yang dijadikan pengujian skor tes. Prosedur validitas berdasar kriteria ada dua jenis, yaitu:
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Validitas prediktif (Prediktive validity) Prosedur validasi prediktif membutuhkan waktu yang lama dan hanya yang besar karena prosedur ini pada dasarnya adalah keberlanjutan dalam proses pengambilan tes. b. Validitas konkruen Validitas konkruen adalah indikasi yang layak ditegakkan jika tes tidak digunakan sebagai suatu prediktor dan merupaka validitas yang sangat penting dan situasi diagnosis. Validitas yang digunakan dan diuji coba dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity), karena item disusun berdasarkan teori yang relevan dengan variabel persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL (X1) dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn (X2) yang diteliti kemudian diukur dengan teknik analisis statistik. Instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu instrumen dinyatakan dengan korelasi (r). Uji validitas menggunakan rumus korelasi prodact moment dari Pearson dalam Arikunto (2002: 146), sebagai berikut: rxy =
( √
(
) √
)(
) (
)
Keterangan : rxy= koefisien korelasi antara X dan Y = jumlah skor butir kuesioner variabel x = jumlah skor butir kuesioner variabel y N = jumlah subyek uji coba
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika p < 0,05 maka dinyatakan item valid, sebaliknya jika p > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Dari uji validitas, item yang valid yang dipakai untuk kuesioner yang akan disebar kepada sampel penelitian, sedangkan yang tidak valid dibuang. Penentuan validitas kuesioner presepsi siswa terhadap metode Problem Based Learning dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dilakukan melalui expert judgement dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing. Kuesioner disebarkan pada siswa kelas II di enam Sekolah Dasar. Ke-enam Sekolah dasar itu adalah SD Negeri Ngaglik Sleman, SD N 2 Sedayu, SD N Deresan, SD Sambikerep, SD N Jetis Bantul, SD N Plaosan 1, SD Muhammadiyah Pepe Bantul. Jumlah seluruh sisiwa yang mengisi kuesioner ini adalah 154 siswa. Target penelitian ini adalah masing-masing indikator minimal satu item yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan validitas kuesioner data ditulis pada tabel 3.10 yang diperoleh hasil dari kuesioner persepsi yang terdiri dari 38 item yang valid ada 21 item yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 15, 18, 20, 21, 23, 26, 28, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38. Hasil perhitungan validitas kuesioner data ditulis pada tabel 3.12 yang diperoleh hasil dari kuesioner sikap yang terdiri dari 34 item yang valid ada 8 item yaitu nomor 8,10,11,12,14,18,30,31. 3.7.2 Reliabilitas Kuesioner yang digunakan dalam penelitian tidak hanya harus valid tetapi harus reliabel, dimana kuesioner tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian jika suatu instrumen cukup dapat
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrument itu sudah baik. Sehingga suatu alat ukur dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan tinggi apabila alat ukur dapat memberikan hasil yag relatif tetap, apabila alat ukur tersebut dikenakan pada subyek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang berbeda tetapi tempatnya sama (Arikunto, 2002: 154). 3.7.2.1 Reliabilitas Stabilitas Menyangkut usaha dalam memperoleh nilai yang sama untuk setiap orang atau unit yang diukur setiap saat mengukurnya. Reliabilitas stabilitas menggunakan indikator yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Perolehan reliabilitas setiap kali unit diukur skornya sama atau hampir sama, mengukur ukuran yang sama pada waktu yang berbeda. a)
Metode pengujian kembali Metode ini menggunakan ukuran atau tes yang sama untuk variabel tertentu pada suatu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat lain.
b) Teknik belah dua Teknik ini biasanya peneliti menggunakan teknik belah dua ganjil genap dengan pengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan pengelompokkan bernomor genap sebagai belahan kedua. c)
Teknik pararel
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan reliabilitas diukur dengan menggunakan dua jenis aat ukur yang digunakan untuk mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur kemudian diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya masingmasing. 3.7.2.2 Reliabilitas ekuivalen Menyangkut usaha perolehan nilai yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indikator pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan jenis reliabilitas dengan metode pengujian kembali karena menggunakan induktor, defisinisi operasional, dan proses pengumpulan data yang sama setiap saat, sehingga didapatkan nilai yang sama walaupun pada waktu yang berbeda. Untuk mengukur atau menghitung tingkat reliabilitas intrument digunakan rumus alpha (Azwar, 2011: 11)
Keterangan : r11
= koefisien reliabilitas instrument
K
= banyaknya butir pernyataan
Sb2
= jumlah varians butir
St2
= varians total
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika p> 0,05 maka hasil pengukurannya reliabel, sebaliknya jika p< 0,05 maka hasil pengukurannya tidak reliabel. Tabel 3.8 Kriteria koefisien reliabilitas Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Tabel di atas menunjukan interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitia ini. Pada interval 0,00 – 1,199 menunjukan kualifikasi sangat rendah. Pada interval 0,20 – 0,399 menunjukan kualifikasi rendah. Pada interval 0,40 – 0,599 menunjukan kualifikasi sedang. Pada interval 0,60 – 0,799 menunjukan kualifikasi Kuat. Pada interval 0,80 – 1,000 menunjukan kualifikasi Sangat Kuat. 3.7.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti melakukan face validity kepada dosen ahli berupa instrumen yang akan digunakan. Uji validitas judgment expert yang dilakukan oleh dosen ahli setelah merumuskan 3 indikator untuk presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (no 1 sampai 3), dan 3 indikator untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn (no 4 sampai 6).
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti melakukan validasi empiris kepada siswa kelas II di enam Sekolah Dasar yaitu SD Negeri Ngaglik Sleman, SD N 2 Sedayu, SD N Deresan, SD Sambikerep, SD N Jetis Bantul, SD N Plaosan 1, SD Muhammadiyah Pepe Bantul dengan alasan apakah kuesioner cocok dan mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Untuk mempermudah perhitungan validasi isi, peneliti menggunakan program SPSS 16 dengan uji Pearson Correlatin , dengan kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika harga probabilitas dalam Sig.(2-taled) di bawah 0,05 (p < 0,05). Berdasarkan susunan sebaran item uji coba kuesioner presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning Item
No
Person Corelation
Sin. (2-taled)
Keputusan
1
Item 1
1
Tidak valid
2
Item 2
-0,034
0,675
Tidak Valid
3
Item 3
0,166*
0,040
Valid
4
Item 4
0,322**
0,000
Valid
5 6 7 8
Item 5 Item 6 Item 7 Item 8
0,222** -0,407** 0,182* 0,031
0,006 0,000 0,024 0,703
Valid Valid Valid Tidak Valid
9 10 11 12 13 14
Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14
0,092 0,198* 0,553** 0,114 .-0,064 -0,023
0,255 0,014 0,000 0,161 0,431 0,780
Tidak Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak Valid
15
Item 15
16
Item 16
0,196** -0,073
0,015 0,368
Valid Tidak Valid
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 18 19 20
Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
21 22
Item 21 Item 22
0,078 0,332** 0,088 0,345** 0,275** 0,100
0,339 0,000 0,277 0,000 0,001 0,220
Tidak valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak valid
23
Item 23
0,325**
0,000
Valid
24 25 26 27
Item 24 Item 25 Item 26 Item 27
0,117 0,005 0,205*
0,150 0,951 0,011
Tidak valid Tidak valid Valid
-0,038
0,642
Tidak valid
28 29 30
Item 28 Item 29 Item 30
0,167 -0,058
0,039 0,479
Tidak Valid Tidak valid
0,507
Tidak valid
0,001
Valid
0,054 **
31 32
Item 31 Item 32
-0,268 0,168
0,038
Valid
33 34
Item 33 Item 34
0,069
35 36 37 38
*
0,396
Tidak valid
*
0,017
Valid
**
0,000 0,006 0,000 .0,009
Valid Valid Valid Valid
0,193
Item 35 Item 36 Item 37 Item 38
0,485 0,220** 0,498** 0,209**
Dari tabel di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 21 item.Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi validitas.Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator. Tabel 3.10 Validasi setiap Indikator No
Indikator
1
Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn.
2
3
Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn. Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn.
Indikator Ahli
No Item yang Valid
Menyerap
3 , 10
Mengerti Menyerap
4, 5, 6, 7,11 15, 20, 21
Mengerti
18, 23
Menyerap
26,28, 31,32 34, 35,36, 37, 38
Mengerti
Jumlah
Keterangan
7
Memenuhi
5
Memenuhi
9
Memenuhi
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap PKn No
Pernyataan
Person Corelation
Sin. (2-taled)
Keputusan
1
Item 1
1
2
Item 2
0,037
0,651
Tidak valid
3 4 5 6
Item 3 Item 4 Item 5 Item 6
7 8 9 10
Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Item 31 Item 32 Item 33 Item 34
0,142 0,131 0,003 -0,009 0,148 0,198* 0,088 0,184* 0,204* 0,167* 0,137 0,251** -0,042 0,035 -0,043 0,186* -0,091 0,072 0,109 0,106 0,061 0,097 0,063 0,088 0,102 -0,092 -0,071 -0,245** 0,172* -0,022 0,004 0,074
0,079 0,106 0,967 0,911 0,068 0,014 0,279 0,022 0,011 0,038 0,090 0,002 0,609 0,667 0,598 0,021 0,263 0,373 0,180 0,190 0,451 0,229 0,437 0,278 0,208 0,257 0,381 0,002 0,033 0,787 0,960 0,364
Tidak Valid Tidak valid Tidak Valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak Valid Tidak valid Tidak valid
Tidak valid
Dari tabel di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 8 dari 34 item.Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi validitas.Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.12 Validasi setiap Indikator No
Indikator
1
Sikap siswa sebelum mengikuti pelajaran
2
Sikap siswa saat mengikuti pelajaran
3
Sikap siswa setelah mengikuti pelajaran
Indikator Ahli Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif
No Item yang Valid 8, 10 11, 12 14
Kognitif
31
Jumlah
Keterangan
4
Memenuhi
2
Memenuhi
2
Memenuhi
18
Selain melakukan uji coba validasi dilakukan uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui taraf keajegan instrument. Berikut tabel kualifikasi koefisien korelasi. Tabel 3.13 Tabel Kualifikasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Berdasarkan hasil Reliabilitas prespsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning diperoleh hasil:
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.14 Tabel Reliabilitas Prespsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning Croach Alfa
Kriteria
0.820
Sangat Kuat
Dari tabel diatas menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen digunakan untuk presepsi siswa terhadap model Problem Based Learning sebesar 0, 820 masuk dengan kriteria sangat kuat. Sehingga instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid. Tabel 3.15 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn Croach Alfa
Kriteria
0,885
Sangat Kuat
Dari tabel diatas menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen digunakan untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn sebesar 0, 885 masuk dengan sangat kuat. Sehingga instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. 3.8 Teknik Analisi Data Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul untuk menguji hipotesis yang diajukan. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik analisis yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data sampel yang digunakan untuk populasi tertentu menurut
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugiyono (2012: 201). Setelah menentukan jenis statistiknya maka akan ditentukan statistik parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan. Statistik parametrik (Sugiyono, 2012: 201) digunakan untuk menguji parameter suatu populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. 3.8.1 Uji Prasyarat 3.8.1.1 Uji Normalitas Data Uji Normalitas data dilakukan setelah data-data terkumpul.Menurut Priyatno (2008: 28) uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah datadata yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini penting untuk menentukan jenis statistik yang nanti akan digunakan untuk analisis data lebih lanjut. Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Untuk penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Sarwono, 2010: 25): a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal. b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent samples ttest atau Paired samples t-test. Sedangkan jika data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik non parametrik dalam hal ini Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon signed ranks test. Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan teknik Kolmogorov-Smirnov test dengan tingkat kepercayaan 95%. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kelas yang diuji memiliki kemampuan dasar yang sama terlebih dahulu diuji kesamaan variansnya. Uji homogenitas ini ditujukan untuk menguji apakah beberapa kelompok memiliki varians yang sama atau tidak (Sugiyono, 2009). Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji homogenitas data dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk menguji kesamaan varians digunakan uji F sebagai berikut: Ho : ϭ12 = ϭ22 Ha : ϭ12 ≠ ϭ22 Dimana Ho : Kedua populasi mempunyai varians yang sama Ha : Kedua populasi mempunyai varians yang berbeda
F:
varians terbesar varians terkecil
Kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1.3 Uji linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus (Nisfiannoor, 2009). Teknik yang digunakan dalam menguji linearitas adalah Test for Linearity pada program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Untuk penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut 1.
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus.
2.
Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen tidak bersifat linear atau garis lurus.
3.8.2 Uji Hipotesis 3.8.2.1Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) Uji hipotesis korelatif dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi hubungan tidak dengan sendirinya menunjukkan apakah hubungan tersebut cukup substantif atau tidak. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
positif) atau berlawanan (korelasi negatif) (Sugiyono, 2015: 254). Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan korelasi pearson product moment. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji perbedaan skor (Priyatno, 2012: 51): Hnull : tidak ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa. Hi : ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa. Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno, 2012: 51): 1.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa, sehingga persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning).
2.
Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa, sehingga persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi kategori koefisien
korelasi dari hasil uji hipotesis menurut Sugiyono (2011):
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.16 Kategori Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Kategori
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
3.8.3 Analisis Tambahan 3.8.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Uji perbedaan skor pretest dan posttest bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran PBL dapat memberikan perbedaan persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Perbedaan skor dapat dihitung dari skor postest dan pretest kelompok. Perbedaan skor dapat diperloleh dengan rumus: (O2 – O1), yaitu dengan mengurangkan skor posttest dan pretest. Analisis statistic dapat dilakukan dengan program komputer yaitu IBM Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji statistic menggunakan Independent samples t-test untuk data berdistribusi normal dan Mann-Whitney U test untuk data berdistribusi tidak normal. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji perbedaan skor (Priyatno, 2012: 51):
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hnull
: tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest-pretest.
Hi
: ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest-pretest. Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno,
2012: 51): 1.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-postest, sehingga tidak ada perbedaan persepsi siswa dan sikap siswa terhadap pembelajaran
PKn
yang
menggunakan
model
pembelajaran
yang
konvensional dengan PBL (Program Based Learnig). 2.
Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara skor pretest-postest, sehingga ada perbedaan persepsi siswa dan sikap siswa terhadap pembelajaran
PKn
yang
menggunakan
model
pembelajaran
yang
konvensional dengan PBL (Program Based Learnig). 3.8.3.2 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Uji kenaikan skor dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor pada pretest ke skor postest pada kelompok eksperimen. Untuk data berdistribusi normal dilakukan dengan analisis statistik parametrik yaitu Paired samples t-test dan untuk data berdistribusi tidak normal dilakkan dengan analisis statistik nonparametrik yaitu Wilcoxon signed ranks test. Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Menurut Priyanto (2010: 102), uji ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dua kelompok data atau sampel yang berpasangan. Berikut adalah hipotesis statistik yang digunakan: Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno, 2010: 108) yaitu: 1.
Jika harga sig. (2- tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada skor pretest maupun postest, sehingga adanya kenaikan skor pretest ke skor postest.
2.
Jika harga sig. (2- tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest maupun postest, sehingga tidak terdapat kenaikan skor pretest ke skor postest. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan
rumus seperti berikut:
Gambar 3.2 Rumus Kenaikan Skor Pretest ke Posttest 3.8.2.4 Dampak perlakuan pada siswa Menurut Krathwohl (2004: 547 ) untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan elemen penelitian kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan variabelvariabel yang diteliti antara lain dengan melakukan interview dan observasi
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesudah penelitian. Untuk itu, selain menggunakan kuesioner pada penelitian ini digunakan triangulasi dalam bentuk wawancara kepada guru dan beberapa siswa dan observasi untuk melengkapi hasil penelitian.Observasi dilakukan sewaktu penelitian
dilaksanakan
sedangkan
wawancara
dilakukan
setelah
posttest.Observasi di kelas dilakukan dengan melihat cara guru mengajar, reaksi siswa dalam belajar PKn dengan model pembelajaran PBLdan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Sedangkan untuk wawancara, beberapa siswa yang terpilih akan diberikan 4 pertanyaan sebelum pretest dan 4 pertanyaan setelah posttest. Sedangkan untuk guru akan diberikan 3 pertanyaan sebelum pretest dan 5 pertanyaan setelah perlakuan dan posttest. Berikut adalah pedoman wawancara pada siswa dan guru. Tabel 3.17 Pedoman Wawancara Siswa No
Topik
1 2
Mata pelajaran PKn
3 4
Metode Mata pelajaran PKn dan metode
Posttest 5 Evaluasi 6
7 8
Problem Based Learning (PBL)
Pertanyaan Pretest Apa kamu senang belajar PKn? Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata pelajaran PKn? Bagaimana cara guru mengajar kan pelajaran PKn? Apa kamu dapat memahami dengan baik mata pelajaran PKn dengan cara mengajar guru yang seperi itu? Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan mana yang kamu anggap sulit? Mengapa? Bagaimana perasaanmu saat pertama kali belajar dengan cara belajar yang berbeda dari sebelumnya? Apakah kamu bosan dengan cara belajar yang baru dan berbeda dari biasanya? Apakah cara belajar dengan model pembelajaran PBL dapat membantu kamu dalam memahami materi?
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.18 Pedoman Wawancara Guru No
Topik
1
Metode
2
Mata pelajaran PKn
3
Media Pembelajaran
4
5
6
7
8
Pertanyaan Pretest Bagaimana Ibu mengajar ketika menjelaskan materi pada mata pelajaran PKn? Apa kesulitan yang Ibu alami saat mengajarkan mata pelajaran PKn? Media pembelajaran apakah yang Ibu gunakan saat menjelaskan materi pada mata pelajaran PKn? Posttest Apakah Ibu puas dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah ada perubahan ketika Ibu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam menjelaskan materi? Apakah ibu pernah menggunakan model pembelajaran yang lain selain model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Bagaimana hasil belajar dengan model pembelajaran tersebut?
3.8.2.5 Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) apakah memiliki hubungan yang besar atau menengah atau kecil terhadap persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest. Selain itu untuk melihat apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas atau tidak.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian berisi deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah diperoleh. Pada bagian penjelasan dijelaskan pengaruh perlakuan dengan diikuti dampak perlakuan. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini menggunakan satu kelas.Kelas tersebut ditentukan tidak berdasarkan undian tetapi kelas sudah ditentukan sejak awal bimbingan skripsi. Kelas yang diperoleh peneliti adalah kelas II. Berikut ini akan dideskripsikan populasi penelitian dan pelaksanaan pembelajaran pada kelas yang terpilih. 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa II di SD Kanisius Bantul. Sampel yang digunakan terdiri dari satu kelas yaitu kelas II yang bukan merupakan kelas pararel. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk kelas yang terpilih. Kelompok ini terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Jumlah seluruh siswa kelompok eksperimen adalah 30 orang. Siswa pada kelompok eksperimen ini berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah ke atas. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa di kelas ini antara lain buruh, karyawan swasta, guru, dosen, PNS, wiraswasta, dan dokter. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, dan S2. Prestasi akademik yang sejajar dikarenakan kelas II tersebut memiliki nilai rata-rata anak yang tidak jauh beda antara satu anak dengan anak yang lainnya. 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen dimulai dengan pretest pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2016. Tujuan pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Siswa mengisi kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dengan menjawab pada lembar kolom dalam kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner berupa pernyataan positif dan negatif dengan 2 bagian. Bagian pertama pada kuesioner adalah bagian kuesioner persepsi dengan jumlah pernyataan 21 dan bagian kedua adalah kuesioner sikap dengan jumlah pernyataan 9. Waktu mengerjakan pretest adalah 2 x 40 menit. Sebelum mengerjakan kuesioner, siswa mendengarkan pengarahan dari guru tentang langkah-langkah mengerjakan kuesioer dan maksud dari tiap butir pernyataan. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya pada guru tentang pernyataan yang belum dipahami. 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas dilaksanakan pada bulan Oktober setiap hari Jumat pada tanggal 7 Oktober 2016, 14 Oktober 2016, dan 21 Oktober 2016. Pembelajaran dilaksanakan dengan berpedoman pada KTSP, sehingga penelitian dilaksanakan selama satu kali pembelajaran atau pertemuan. Penelitian ini lebih fokus pada 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 06.45 WIB.Peneliti memiliki peran sebagai guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pengamat
kegiatan
pembelajaran,
serta
pembelajaran, menyiapkan
alat
dan dan
mendokumentasikan bahan
sebelum
kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti di dalam kelas. Materi pokok yang diajarkan adalah gotong royong yang meliputi tentang hidup rukun, saling tolong-menolong, dan saling berbagi. Kegiatan awal adalah siswa mendengarkan cerita guru dimana guru tersebut adalah peneliti itu sendiri dimana guru bercerita dengan menunjukkan gambar mengenai orang yang hidup rukun dengan orang lainnya walaupun mereka berbeda suku, agama, ataupun budaya. Setelah itu siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai gambar yang dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa dibimbing guru untuk mengaitkan kegiatan yang menggambarkan hidup rukun dengan kehidupannya di rumah atau di sekolah, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang hidup rukun. Kegiatan inti pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan langkah-langkah yang ada pada PBL. Kegiatan inti menggunakan langkah PBL yang pertama adalah orientasi siswa pada masalah. Siswa diberi gambar yang berhuungan dengan hidup rukun di masyarakat. Berdasarkan jawaban yang diajukan, siswa mencari tahu arti hidup rukun pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai manfaat dari hidup rukun. Siswa diajak oleh guru untuk memberikan contoh yang dapat
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggambarkan perilaku hidup rukun di sekolah dan di rumah. Langkah PBL kedua adalah mengorganisasikan siswa. Sebelum siswa melakukan kegiatan eksperimen, siswa diminta untuk membentuk kelompok belajar. Kelompok tersebut terdiri dari 4-5 anak. Lalu guru memberikan soal berupa gambar yang harus dijawab oleh anak secara berkelompok. Langkah PBL ketiga adalah membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada langkah pembelajaran ini siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengetahui perilaku apa saja yang dapat ditunjukkan agar hidup rukun, tolong-menolong, dan saling berbagi dapat tercipta lalu dicatat di dalam kertas yang akan menjadi laporan siswa. Langkah PBL keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya atau percobaan. Dari hasil yang telah diperoleh siswa menyiapkan hasil laporan yang telah dibuat. Guru meminta setiap kelompok menunjuk satu anak sebagai perwakilan dalam presentasi kelompok saat menyajikan hasil laporannnya di depan kelas. Langkah PBL kelima adalah menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada langkah pembelajaran ini, siswa di dalam kelompok diminta untuk menentukan kelompok mana yang akan menyajikan laporannya terlebih dahulu (dalam hal ini karena siswa masih kelas II, guru yang menentukan). Siswa dari kelompok penyaji diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban dari hasil diskusi mereka. Siswa dari kelompok yang mendengarkan diminta untuk memberikan nilai dan memberikan tanggapan. Guru bersama siswa mengevaluasi jawaban yang diberikan apakah sudah benar atau belum. Guru juga memberikan kesempatan bagi kelompok lain yang mau memberikan jawaban yang berbeda. Pada hari
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamis tanggal 27 Oktober 2016, siswa pada kelompok eksperimen mengerjakan kuesioner posttest
yang dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran
mengenai materi yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kuesioner yang diberikan pada posttest sama dengan kuesioner yang diberikan ketika pretest. Tujuan posttest adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 4.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama dengan teman dalam kelompok payung PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Penelitian tersebut dilakukan terhadap siswa SD (Sekolah Dasar) untuk membuktikan hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Peneliti hanya memfokuskan pembahasan penelitian tentang persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Penelitian dilakukan dengan Factorial Designsehingga menggunakan satu kelompok untuk diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yakni satu bagian untuk mengukur persepsi siswadan satu bagian yang lain untuk mengukur sikap siswa. Instrumen yang digunakan untuk pretest dan posttest merupakan instrumen yang sama dan diujikan pada satu kelompok penelitian, yakni kelompok eksperimen. Hasil penelitian yang akan dibahas lebih lanjut mengenai deskripsi data dan dipaparkan lebih lengkap mengenai data pretest dan posttest pada persepsi 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan disertai data kualitatif sebagai elemen tambahan untuk lebih mengetahui pengaruh tindakan. Data kuantitatif yang diperoleh adalah hasil pretest dan posttest menggunakan kuesioner tertutup. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk mengukur persepsi siswa dan sikap siswadianalisis dengan menggunakan program komputer yang bernama IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. 4.2.1 Uji Prasyarat 4.2.1.1 Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk mengukur persepsi siswa dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas tersebut untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal ini adalah Mann Whitney U-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.11, halaman 147). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) No.
Aspek
Sig. (2- tailed)
Keterangan
1
Rerata skor pretest
0,200
Normal
2
Rerata skor posttest
0,200
Normal
3
Rerata selisih pretest dan posttest
0,200
Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05), aspek posttest
terhadap
persepsi siswa memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05), dan aspek selisih pretest dan posttest memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05). Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest dan posttest pada persepsi siswa memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa skor pada aspek pretest dan posttest terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test. Analisis data pada persepsi siswa menggunakan statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test dengan tiga langkah berikut: 1) Uji homogenitas, yaitu untuk memastikan bahwa data yang diperoleh memiliki varians data yang sama atau tidak. 2) Uji Linear, yaitu untuk 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengatuhi apakah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus. 3) Uji hipotesis korelatif (hubungan), untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). 4) Uji perbedaan perbedaan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi dan sikap setelah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 5) Uji kenaikan skor pretest dan posttest, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen. 4.2.1.2 Uji Normalitas Data Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk mengukur sikap siswa dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas tersebut untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini adalah Mann Whitney U-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.11, halaman 147). Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas terhadap Sikap Siswa No. Aspek
Sig. (2- tailed)
Keterangan
1
Rerata skor pretest
0, 143
Normal
2
Rerata skor posttest
0,200
Normal
3
Rerata selisih pretest dan posttest
0,200
Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest terhadap sikap siswa memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,143 (atau p > 0,05), aspek posttest terhadap sikap siswa memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05), dan dan aspek selisih pretest dan posttest memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05). Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest dan posttest pada sikap siswa memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa skor pada aspek pretest dan posttest terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test. Analisis data pada sikap siswa menggunakan statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test dengan tiga langkah berikut: 1) Uji homogenitas, yaitu untuk memastikan bahwa data yang diperoleh memiliki varians data yang sama atau tidak. 2) Uji Linear, yaitu untuk mengatuhi apakah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
linear atau garis lurus. 3) Uji hipotesis korelatif (hubungan), untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). 4) Uji perbedaan perbedaan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi dan sikap setelah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 5) Uji kenaikan skor pretest dan posttest, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. 4.2.1.3 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis mengenai data memiliki varians yang sama atau tidak dengan menggunakan datadari kelompok persepsi siswa. Sebelum melakukan uji Independent Samples ttest, dilakukan uji Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas terhadap persepsi siswa No.
Aspek
Nilai Levene
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,782
Homogen
Statistic 1
Data pretest
0,575
Berdasarkan uji Levene’s Test pada data pretest dan posttest kelompok persepsi siswa diperoleh besar nilai F = 0,575 dengan signifkansi sebesar 0,782
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(atau p > 0,05) berarti tidak ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara hasil data persepsi siswa dengan kata lain data tersebut memiliki varian yang sama sehingga untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan independent samle t-test. 4.2.1.4Uji Homogenitas Terhadap Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis mengenai data memiliki varians yang sama atau tidak dengan menggunakan datadari kelompok sikap siswa. Sebelum melakukan uji Independent Samples ttest, dilakukan uji Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas terhadap sikap siswa No. Aspek
Nilai Levene Sig. (2-tailed)
Keterangan
Statistic 1
Data pretest
1,520
0,210
Homogen
Berdasarkan uji Levene’s Test pada data pretest dan posttest kelompok sikap siswa diperoleh besar nilai F = 1,520 dengan signifkansi sebesar 0,210 (atau p > 0,05) berarti tidak ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara hasil data sikap siswa dengan kata lain data tersebut memiliki varian yang sama sehingga untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan independent sample ttest.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.1.5 Uji Linearitas Berikut ini merupakan hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn: Tabel 4.5 Hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn Aspek
F
Sig. (2tailed)
Sikap siswa pada mata pelajaran Between PKn
Groups 16,696
0,000
(Combined) Linearity
Persepsi siswa terhadap model Deviation pembelajaran PBL
355,972 0,000 From 0,540
0,870
Linearity
Berdasarkan Hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, dapat diperoleh jika nilai signifikansinya adalah 0,000. Hal ini membuktikan bahwa data dalam penelitian ini memiliki hubungan yang lurus dari satu titik ke titik yang lain atau disebut juga linear karena memiliki nilai signifikasi yang kurang dari 0,05 atau (p < 0,05) (Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2009).
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1
Gambar grafik Scatterplot Hasil Uji Linearitas Hasil dari gambar grafik 4.1 menunjukkan bahwa data-data yang menyatakan hubungan antara persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn cenderung berkumpul pada garis lurus. Hal ini semakin menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini linear dan terlihat jika variabel persepsi mempengaruhi variabel sikap. Persepsi pada diri anak dapat mempengaruhi sikap yang dimunculkan dari dalam diri anak. 4.2.2 Uji Hipotesis 4.2.2.1 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) Uji hipotesis korelatif dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan korelasi pearson product moment. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa, jika harga sig. (2-tailed)< 0,05 maka ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa. Hasil uji hubungan skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa akan dibahas di bawah ini. Tabel 4.6 Uji Korelasi Posttest Persepsi Siswa-Posttest Sikap Siswa No 1
2
Aspek
Mean
Selisih 0,367 persepsi siswa Selisih sikap 0,317 siswa
Std. Deviation 0,275
Pearson Correlation 0,638
Sig. (2tailed) 0,000
Keterang an Ada hubungan
0,489
0,638
0,000
Ada hubungan
Hasil analisis dengan korelasi pearson product moment
padaposttest
persepsi siswa-posttest sikap siswadiperoleh nilai pada data posttest persepsi siswa Std. Deviation= 0,275 Mean= 0,367 dibandingkan dengan data posttest sikap siswa dengan nilai Std. Deviation= 0,317 Mean= 0,489 Pearson Correlation = 0,638. Harga sig. (2-tailed) yaitu 0,000 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa. Dengan kata lainada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning).
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi kategori koefisien korelasi dari hasil uji hipotesis menurut Sugiyono (2011): Tabel 4.7 Kategori Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Kategori
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
Berdasarkan kategori koefisien korelasi pada tabel di atas, penelitian ini memiliki nilai korelasi 0,638 sehingga koefisien korelasi pada penelitian ini termasuk dalam kategori kuat. Sehingga antara variabel persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn memiliki hubungan yang kuat dimana persepsi membangun adanya perubahan sikap. 4.2.3 Analisis Tambahan 4.2.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program Based Learnig). Hasil analisis yang dilakukan akan menjadi tolak ukur untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis yang dibuat peneliti di terima atau ditolak. Hasil yang didapat dari pengurangan pretest dan posttest di olah menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% secara prinsip digunakan rumus (O2-O1) yaitu 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan mengurangkan skor posttest-pretest. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Sebaliknnya jika harga sig < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest - posttest. Untuk melihat apakah ada perbedaan selisih skor pretest dan posttest atau tidak maka analisis statistik yang digunakan yaitu statistik parametrik independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini diperlukan dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s test(lihat lampiran 4.11). Tabel 4.8 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL Selisih Skor Levene’s test Posttest ke F Sig Pretest
T
Df
Mean Differ ence
Kelompok Eksperimen
- 3,532 58
-0,826
25,259
0,000
Std. Error Differ ence 0,234
Sig. (2tailed)
Ketera ngan
0,001
Ada perbed aan
Hasil analisis Levene’s test menunjukkan harga F = 25,259 dan harga sig. 0,051 (p >0,05) dengan demikian ada perbedaan varian dengan kata lain memiliki varian yang sama. Sehingga bisa digunakan independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Pada data pretest diperoleh nilai Std. Deviation= 01,191 Std Eror Mean= 0,217 M= 3,314 dibandingkan dengan data posttest dengan nilai Std. Deviation= 0,474 Std Eror Mean= 0,086 M= 4,140. Harga sig. (2-tailed) yaitu 0,001 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok persepsi siswa. Dengan kata lain ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan PBL (Program Based Learnig). Berikut adalah gambar diagram batang yang akan menunjukkan skor pretest dan posttest persepsi siswa. Perbandingan Pretest dan Posttest
Gambar 4.2 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa 4.2.3.2 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learnig). Hasil analisis yang dilakukan akan menjadi tolak ukur untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis yang dibuat peneliti di terima atau ditolak. Hasil yang didapat dari pengurangan
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest dan posttest di olah menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% secara prinsip digunakan rumus (O2-O1) yaitu dengan mengurangkan skor posttest-pretest. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Sebaliknnya jika harga sig < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest - posttest pada. Untuk melihat apakah ada perbedaan skor pretest dan posttest atau tidak maka analisis statistik yang digunakan yaitu statistik parametrik independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini diperlukan dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s test(lihat lampiran 4.12). Tabel 4.9 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Selisih Skor Posttest ke Pretest Kelompok Eksperime n
Levene’s test F Sig
T
D f
Mean Differe nce
Std. Error Difference
100,566
-3,522
58
-0,925
0,262
0,064
Sig. (2tailed ) 0,001
Keteranga n
Ada perbedaan
Hasil analisis Levene’s test menunjukkan harga F = 100,566 dan harga sig. 0,064 (p >0,05) dengan demikian tidak ada perbedaan varian dengan kata lain memiliki varian yang sama. Sehingga bisa digunakan independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Pada data pretest diperoleh nilai Std. Deviation= 1,419 Std Eror Mean= 0,259 M= 3,530 dibandingkan dengan data posttest dengan nilai Std. Deviation= 0,237 Std Eror Mean= 0,043 M= 4,455. Harga sig. (2-tailed) yaitu 0,001 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
posttest sikap siswa. Dengan kata lain ada perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learnig). Berikut adalah gambar diagram batang yang akan menunjukkan selisih skor pretest dan posttest sikap siswa. Perbandingan Pretest dan Posttest
Sikap Siswa Gambar 4.3 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa 4.2.3.3 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi dengan normal digunakan statistik paired samples t-test atau jika data terdistribusi dengan
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak normal digunakan statistik non parametrik Wilcoxon signedranks test. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2tailed)< 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest, jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest dan sebaliknnya. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276) untuk melihat ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar kenaikannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2 - O1). Jika hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Hasil uji peningkatan skor pretest dan posstest akan dibahas di bawah ini (lihat Lampiran 4.16). Tabel 4.10 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Hasil Uji
Kelompok
T
Df
7,525 29
M
0,395
eksperimen
Std.
Error Sig.(2-
Mean
tailed)
0,052
0,000
Keterangan
Ada Perbedaan
Pada kelompok eksperimen diperoleh t= 7,525 df= 29 M = 0,395 SE= 0,052. Perbedaan ini signifikan dengan nilai t (df = 29) t = 7,525, p = 0,000 lebih kecil atau (p< 0,05). Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest persepsi siswa. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagi berikut.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3 Kenaikan Skor Pretest ke Posttest
Di bawah ini akan dijelaskan hasil persentase kenaikan skor pretest ke posttest. Tabel 4.11 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa No.
Kelompok
Rerata Pretest
1
Eksperimen
111,9
Peningkatan
Sig. (2-
Posttest
(%)
tailed)
122
9,02
0,000
Keterangan
Ada Perbedaan
Dari tabel di atas hasil kenaikan pretest dan posttestyaitu sebesar 10,1 yangdiketahui hasil kausalnya positif yang berarti model pembelajaran PBL ada pengaruhnya terhadap persepsi siswa sebesar 9,02%. Sig (2-tailed) pada kelompok tersebut adalah 0,000 (atau p< 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dari keterangan tabel di bawah ini adalah grafik perbandingan skor pretest dan posttest persepsi siswa.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eksperimen Persepsi 138 136 134 132 130 128 Eksperimen Persepsi
126 124 122 120 118 116 Pretest Persepsi
Posttest Persepsi
Gambar 4.4 Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa Pada grafik diatas dapat dilihat kenaikan setelah dilakukan perlakuan. Model pembelajaran PBL memberikan pengaruh menengah terhadap persepsi siswa itu bisa dilihat dari kenaikan yang signifikan, dengan persentase kenaikan sebesar 9,02%. 4.2.3.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi dengan normal digunakan statistik paired samples t-test atau jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan statistik non parametrik Wilcoxon signedranks test. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2tailed)< 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest,
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest dan sebaliknnya. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276) untuk melihat ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar kenaikannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2 - O1). Jika hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Hasil uji kenaikan skor pretest dan posstest akan dibahas di bawah ini (lihat Lampiran 4.16). Tabel 4.12 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa Hasil Uji
Kelompok
T
Df
3,452 29
M
0,314
Std.
Error Sig.(2-
Mean
tailed)
0,091
0,002
eksperimen
Keterangan
Ada Perbedaan
Pada data tersebut diperoleh t= 3,452 df= 29 M = 0,314 SE= 0,091. Perbedaan ini signifikan dengan nilai t (df = 29) t = 3,452, p = 0,002 lebih kecil atau (p< 0,05). Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada sikap siswa. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 4.5 Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Di bawah ini akan dijelaskan hasil persentase kenaikan skor pretest ke posttest.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa No.
1
Kelompok
Eksperimen
Rerata
Peningkatan Sig. (2- Keterangan
Pretest
Posttest
(%)
tailed)
111,3
120,1
7,90
0,002
Ada Perbedaan
Dari tabel di atas hasil kenaikan pretest dan posttestyaitu sebesar 8,7 yangdiketahui hasil kausalnya positif yang berarti model pembelajaran PBL ada pengaruhnya terhadap sikap siswa sebesar 7,90%. Sig (2-tailed) pada kelompok tersebut adalah 0,002 (atau p< 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dari keterangan tabel di bawah ini adalah grafik perbandingan skor pretest dan posttest sikap siswa.
Eksperimen Sikap 136 134 132 130 128 Eksperimen Sikap
126 124 122 120 118 Pretest Sikap
Posttest Sikap
Gambar 4.6 Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa Pada grafik diatas dapat dilihat kenaikan setelah dilakukan perlakuan. Model pembelajaran PBL memberikan pengaruh menengah terhadap sikap siswa
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu bisa dilihat dari kenaikan yang signifikan, dengan persentase kenaikan pada kelompok eksperimen sebesar 7,90%. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Pembahasan Uji Hipotesis 4.3.1.1 Hubungan Antara Persepsi Siswa dengan Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn yang Menggunakan Model Pembelajaran yang Konvensional dengan PBL (Problem Based Learning) Hipotesis I penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran problem based learning sebagai variabel independent dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran problem based learning memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,638. Hasil tersebut berarti jika persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran problem based learning dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn memiliki hubungan positif yang signifikan dan tergolong kedalam kategori hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60-0,799 (Sugiyono, 2011). Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan jika semakin positif persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran PBL, maka sikap siswa pada mata pelajaran PKn semakin baik. Antara persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran PBL juga memiliki hubungan yang sangat kuat dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn karena persepsi seorang anak yang menganggap jika belajar dengan model
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran PBL itu menyenangkan dapat membuat sikap siswa pada mata pelajaran menjadi baik. Persepsi dapat mempengaruhi perubahan sikap pada diri anak. Persepsi positif dapat membangun sikap anak ke arah yang baik atau positif. Tetapi, jika persepsi anak negatif maka sikap yang terbentuk pada diri anak juga tidak baik atau negatif. Dalam pembelajaran persepsi positif terlihat yaitu anak yang menganggap belajar dengan model pembelajaran yang baru itu menyenangkan maka saat berlangsungnya proses pembelajaran anak tidak akan pernah malas untuk mencatat ataupun bolos saat pelajaran berlangsung. Namun, jika persepsi negatif anak yang tidak senang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran yang baru akan bersikap malas saat mengikuti pembelajaran. Dari hasil treatment yang diberikan peneliti persepsi positif muncul pada diri anak. Anak yang sebelumnya memiliki persepsi yang buruk pada mata pelajaran PKn, setelah diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL anak di kelas II bersikap antusias dalam mengikuti pembelajaran. Model Pembelajaran PBL membangun persepsi positif pada diri anak. Persepsi tersebut mempengaruhi sikap pada anak dimana anak menjadi tidak bolos saat pelajaran, tidak malas mencatat, dan selalu memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. 4.3.2 Pembahasan Analisis Tambahan 4.3.2.1 Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran PKn yang Menggunakan Model Pembelajaran yang Konvensional dengan PBL (Problem Based Learnig) Dalam penelitian ini perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Program Based Learnig) materi gotong royong pada siswa kelas II SD Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program Based Learnig) secara signifikan. Hal ini dibuktikan melalui uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,001 (sig.(2tailed) < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program Based Learnig). Perbandingan rerata skor pretest ke posttest persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar tersebut menunjukkan diagram perbandingan rerata skor pretest ke posttest. Selain terdapat perbedaan, terdapat peningkatan pula pada skor pretest ke posttest pada persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji signifikansi dengan diperoleh t= 7,525 df= 29 M= 0,395 SE= 0,052 dan p= 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kenaikan rerata skor yaitu sebesar 9,02%. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based learning (PBL). Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Hosnan, HmeloSilver, Serafino dan Cicchelli (dalam Eggen dan Don, 2012) menyatakan bahwa
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri. PBL memiliki karakteristik antara lain pelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, tanggung jawab siswa dalam memecahkan masalah, dan dukungan guru saat siswa mengerjakan masalah. Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide atau gagasan mereka lebih banyak selama pembelajaran. Siswa kelompok eksperimen aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Siswa berdiskusi dan membuat jawaban sementara (hipotesis) terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kemudian siswa melakukan interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan ketika mengamati media pembelajaran yang diberikan atau ditunjukkan oleh guru. Siswa juga mengamati hasil diskusi dan membandingkan dengan jawaban yang telah dimiliki masingmasing kelompok anak. Selanjutnya siswa menjelaskan pada guru dan temanteman tentang hasil diskusi dimana hal tersebut adalah jawaban berdasarkan pengalaman yang diperoleh oleh anak yang berasal dari dalam sekolah maupun dari luar sekolah. Perbedaan persepsi anak sebelum diberi perlakuan atau pembelajaran dengan model pembelajaran PBL terlihat pada anggapan anak mengenai mata pelajaran PKn. Sebelum diberi perlakuan anak merasakan jika mata pelajaran PKn itu membosankan dan tidak memiliki manfaat yang baik untuk diri anak. Sebelum anak belajar dengan metode yang baru, mereka tidak mau memperhatikan dengan
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baik saat pembelajaran berlangsung. Tetapi, saat kelas II tersebut diberikan cara belajar yang baru, mereka sangat antusias dan memberikan perubahan setelah diberikan treatment atau perlakuan dimana perlakuan tersebut menggunakan model pembelajaran PBL yang dibantu dengan media pembelajaran berupa gambar. Ketika guru menunjukkan gambar mereka mengamatinya dengan baik. Anak tidak merasa bosan sebab pada model pembelajaran PBL ada kegiatan diskusi yang membuat anak menjadi senang dengan mata pelajaran PKn. 4.3.2.2 Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PKn yang Menggunakan Model Pembelajaran yang Konvensional dengan PBL (Problem Based Learnig) Dalam penelitian ini adalah perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program Based Learnig) pada materi gotong royong pada siswa kelas II SD Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program Based Learnig) secara signifikan.Hal ini dibuktikan melalui uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,001 (sig.(2tailed) < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program Based Learnig). Perbandingan rerata skor pretest ke posttest terhadap sikap siswa pada mata pelajaran PKndapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar tersebut menunjukkan diagram perbandingan rerata skor pretest ke posttest. Selain terdapat perbedaan, terdapat peningkatan pula pada skor pretest ke posttest terhadap sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji signifikansi dengan diperoleh t= 3,452 df= 29 M= 0,314 SE= 0,091 dan p= 0,002 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kenaikan rerata skor pretest ke posttest yaitu sebesar 7,90%. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Siswa pada kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Hosnan, Hmelo-Silver, Serafino dan Cicchelli (dalam Eggen dan Don, 2012) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri. PBL memiliki karakteristik antara lain pelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, tanggung jawab siswa dalam memecahkan masalah, dan dukungan guru saat siswa mengerjakan masalah. Siswa sangat aktif dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan
pemikiran
mereka
dari
sikap-sikap
yang
ditunjukkan
anakselama pembelajaran. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ingin mereka ketahui. Siswa berdiskusi dan membuat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Kemudian siswa melakukan interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan ketika mengamati media pembelajaran berupa gambar. Siswa dapat memilih dan mengelompokkan perilaku-perilaku yang dapat dilakukan oleh anak sesuai pada gambar yang diunjukkan. Mereka dapat memberikan alasan mengenai pentingnya hidup rukun, saling tolong-menolong, dan saling berbagi dengan mengamati gambar yang diberikan. Selanjutnya siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman tentang hasil diskusi dimana hasil diskusi tersebut adalah jawaban anak. Perbedaan pada sikap siswa setelah menggunakan model pembelajaran PBL adalah terlihat dari perilaku anak pada kelas II tersebut. Sebelum diberikan perlakuan ada anak yang sering ijin untuk pergi ke kamar mandi. Mereka tidak menunjukkan perilaku yang baik setelah pembelajaran PKn karena mereka terihat sering berkelahi dan anak tersebut banyak yang tidak mau saling berbagi dengan teman yang lainnya. Namun, setelah diberikan pembelajaran ini anak merasa senang sebab mereka menjadi mudah memahami pembelajaran PKn, sehingga anak dapat menunjukkan sikap yang baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Saat pembelajaran berlangsung tidak ada anak yang bolakbalik untuk pergi ke kamar mandi sebab mereka tidak ingin tertinggal saat proses pembelajaran berlangsung. Anak –anak di kelas II tersebut menjadi tidak malas dengan mata pelajaran PKn lagi.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.3Dampak Pengaruh Perlakuan Peneliti melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan dua teknik pengumpulan data. Teknik yang pertama adalah kuesioner.Teknik kuesioner menjadi teknik utama yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik yang kedua adalah teknik non test dengan cara triangulasi sebagai metode kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Triangulasi dilaksanakan dengan menggunakan tiga cara yaitu observasi pembelajaran di kelas eksperimen, wawancara pada guru serta siswa setelah perlakuan, dan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pembelajaran. Analisis dampak pengaruh perlakuan ini bertujuan untuk menyingkapkan persepsi terhadap proses pembelajaran dari sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian Krathwohl (2004: 546). Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis dampak pengaruh perlakuan berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara. 4.3.3.1 Proses Belajar Peneliti melakukan observasi kelas pada tanggal 3 Oktober 2016 untuk mengetahui kondisi lingkungan kelas sebelum diadakannya percobaan. Peneliti mengamati bagaimana guru menyampaikan materi ajar kepada siswa. Dalam proses pembelajaran guru terlihat dapat menguasai kelas dengan baik dan siswa dapat mematuhi apa yang diperintah kan oleh guru. Siswa dapat tenang sehingga suasana kelas cukup kondusif untuk belajar. Guru dapat menyampaikan materi dengan baik hingga jam pelajaran usai, tetapi proses pembelajaran terkesan kurang efektif. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran hanya terpusat pada guru. Siswa hanya
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendengarkan dan sekali-kali melakukan tanya jawab jika guru menunjuk salah satu dari siswa. Tidak nampak aktifitas pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif seperti bekerja dalam kelompok atau memperagakan media pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar, guru memberikan latihan soal yang ada dalam buku paket. Proses pembelajaran terkesan monoton atau membosankan sehingga guru ditengah-tengah proses pembelajaran kerap kali memberikan motifasi berupa lelucon untuk menyegarkan perasaan siswa. Setelah mengetahui kondisi kelas melalui observasi peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas di waktu yang berbeda pada tanggal yang sama yaitu pada tanggal 3 Oktober 2016. Peneliti melakukan tanya jawab kepada guru tentang proses pembelajaran yang biasa dilakukan di dalam kelas. “Pembelajaran biasa saja. Maksudnya itu guru berbicara, siswa mendengarkan, jika ditanya juga menjawab”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 3 Oktober 2016). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa guru sudah terbiasa menggunakan metode ceramah. Guru terkesan aktif menjelaskan materi pelajaran, sedangkan siswa pasif dengan mendengarkan guru. Siswa sudah terbiasa menjawab jika guru memberikan pertanyaan. Dapat terlihat idak adanya kegiatan yang membuat siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Saat proses pembelajaran berlangsung tentunya kerap muncul kesulitan dalam mengajar. Untuk itu peneliti menanyakan kepada guru kelas apakah ada kesulitan dalam mengajar, khususnya dalam mata pelajaran PKn. “Kalo untuk pelajaran PKn kesulitannya, terkadang anak-anak itu susah menghafal. Apalagi kalau anak sudah malas membaca dan menulis! Jadi saya sering memberi soal
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memancing siswa yang terlihat kurang aktif agar mau belajar”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 3 Oktober 2016). Dari pernyataan tersebut, kesulitan siswa adalah dalam hal menghafal materi pelajaran. Guru sering kali hanya menyuruh siswa untuk membaca dan menulis, sehingga siswa menjadi bosan dalam menjalani proses pembelajaran. Untuk memancing keaktifan siswa, guru memberikan soal kepada siswa yang malas. Pertanyaan selanjutnya yaitu tentang media pembelajaran yang sering digunakan guru.“Paling hanya menggunakan cerita”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 3 Oktober 2016). Guru hanya menggunakan cerita untuk membantu menjelaskan materi pada siswa tanpa menggunakan media yang lebih konkrit yang dapat diamati siswa. Langkah selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada 3 siswa tentang proses pembelajaran yang biasa dilakukan. Peneliti menanyakan apakah siswa senang dalam belajar PKn. “Senang, karena tidak begitu sulit”, ungkap salah satu siswa (wawancara dengan siswa, 3 Oktober 2016). Semua siswa merasa senang belajar PKn karena dianggap mudah untuk dipelajari. Selanjutnya peneliti menanyakan cara guru mengajarka PKn selama ini pada siswa. “Dengan lisan dan merangkum dan itu membuat saya kesulitan dalam memahami materi”, jawab siswa (wawancara dengan siswa, 3 Oktober 2016). Berdasarkan pernyataan dari guru kelas dan juga pernyataan dari siswa terlihat adanya kesesuaian bahwa guru memang mengajar menggunakan metode ceramah. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru dan merangkum dalam buku catatan. Guru lebih berperan aktif dibandingkan siswa dalam proses pembelajaran.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara terhadap guru dan siswa, terdapat persamaan data yang diperoleh. Data tersebut memperlihatkan dimana guru yang berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya menjadi pendengar. Tidak terlihat kegiatan yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran seperti bekerja dalam kelompok sehingga siswa mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti akan menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran bekerjasama dengan peneliti sebagai guru. Peneliti ingin mengetahui bagaimana dampak dari penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap persepsi dan sikap siswa serta perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan observasi pada tanggal 7, 14, dan 21 Oktober 2016 saat model pembelajaran problem based learning digunakan dalam pembelajaran. Siswa terlihat tertarik dengan model pembelajaran problem based learning dimana menggunakan gambar sebagai media pembelajarannya dan memiliki warna serta gambar yang menarik. Setelah guru menjelaskan apa yang akan dilakukan anak dalam proses pembelajaran tersebutbersama kelompok yang telah ditentukan guru. Siswa terlihat antusias saat bekerjabersama kelompok untuk mengamati gambar. Guru hanya berperan sebagai pengarah, sedangkan siswa berperan aktif dalam menemukan dan menyelesaikan masalah yang ada pada gambar. Walaupun siswa terlihat sibuk dengan kelompoknya, kondisi kelas dapat dikelola guru dengan baik. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompoknya untuk menemukan permasalahan dan solusi dari peristiwa yang ada pada gambar.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah siswa selesai mengerjakan, dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Tiap kelompok saling berebut untuk mempresentasikan hasil kerjanya terlebih dahulu. Hingga proses pembelajaran selesai siswa dapat mengikutinya dengan baik dan bersemangat. Peneliti melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui tanggapan guru setelah menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran. “Anak-anak lebih senang karena, satu anak anak lebih suka dengan gambar. Yang kedua mereka lebih dong, apa yang ingin mereka tulis, mereka tuliskan. Terus lebih singkat, padat, dan jelas buat mereka”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 2 November 2016). Berdasarkan pernyataan guru mitra, model pembelajaran problem based learning berdampak positif bagi siswa. Siswa lebih termotivasi dalam belajar karena siswa dapat belajar sambil berdiskusi dan mengamati permasalahan. Menurut guru penggunaan model pembelajaran problem based learning lebih efektif dan efisien jika diterapkan dalam pembelajaran. Peneliti juga bertanya apakah model pembelajaran problem based learning membantu guru dalam mengajar. “Membantu! PKn kalau memakai model pembelajaran problem based learning saya tidak terlalu banyak bicara. Yang kedua anak-anak lebih mau membaca, lalu mengeluarkan apa yang mereka pengen tulis”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 2 November 2016). Penggunaan model pembelajaran problem based learning membantu guru dalam pembelajaran. Guru tidak perlu menjelaskan materi terlalu banyak dan guru hanya berperan sebagai pengarah atau fasilitator. Selain itu guru merasa bahwa
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minat siswa untuk membaca lebih besar, siswa juga lebih aktif untuk mengeluarkan pemikiran mereka. Setelah melakukan wawancara kepada guru, peneliti juga melakukan wawancara kepada 3 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum menggunakan model pembelajaran problem based learning. Peneliti ingin mengetahui apakah siswa senang membuat 3 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum menggunakan model pembelajaran problem based learning pada awal pertemuan. ” Senang, karena bisa diskusi dengan teman lainnya”,ungkap salah satu siswa (wawancara dengan siswa, 2 November 2016). Dari ke-3 siswa yang diwawancarai, semua berpendapat bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam permbelajaran membuat mereka lebih senang. Pertanyaan berikutnya ingin mengetahui apakah siswa bosan menggunakan model pembelajaran problem based learning setelah 3 kali pertemuan. ” Tidak, karena menyenangkan”. Jawaban dari siswa lainya sama, yaitu siswa tidak merasa bosan selama menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan pertanyaan mengenai pengerjaan dalam mengisi kuesioner yaitu pernyataan mana yang kamu anggap sulit dan mengapa kamu anggap sulit? Siswa pertama menjawab “ no 12, 14, dan 18 Bu soalnya kata-katanya susah dipahami”, siswa kedua menjawab “kalau saya no 3, 4, 7, 8, 10, sama 20 Bu karena saya bingung bu”, Siswa ketiga menajawab “kalau aku sih nggak ada yang bingung bu, hehehhe”. Jawaban dari siswa tersebut memiliki kesamaan yaitu mereka sulit memahami kata-kata yang ada pada kuesioner.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan kepada 3 siswa, terlihat adanya persamaan yaitu model pembelajaran problem based learning berdampak positif terhadap minat siswa dalam mengkuti proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat melatih kerja sama siswa saat menyelesaikan permasalahan yang diamati dari gambar dalam kelompok. Selain itu siswa merasa dapat memahami materi dengan mudah saat menggunakan model pembelajaran problem based learning. 4.3.3.2 Hasil Belajar Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran problem based learning membuat lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan observasi pada tanggal 7, 14, dan 21 Oktober 2016, siswa dapat bersosialisasi melalui kegiatan bekerja sama bersama teman kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diamati dari sebuah gambar. Saat siswa mempresentasikan hasil kerjadi depan kelas, siswa dapat melatih percaya diri. Kemampuan untuk memahami dan menjelaskan masalah pada gambarsangat membantu siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Peneliti
menanyakan
kepada
guru
apakah
penggunaan
model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. “Bisa! Karena anak-anak yang kurang dalam arti malas membaca dan menulis, setelah belajar dengan model pembelajaran problem based learning mereka nilainya naik”, ungkap guru mitra (wawancara kepada guru, 2 November 2016). Berdasarkan pendapat guru diatas, model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan nilai siswa. Siswa yang biasanya mendapatkan nilai yang
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurang dari siswa lainya, setelah menggunakan model pembelajaran problem based learning nilai siswa tersebut menjadi meningkat. Hal tersebut dapat terjadi karena siswa yang sebelumnya malas untuk membaca dan menulis, setelah belajar dengan model pembelajaran problem based learningmereka lebih termotivasi untuk mempelajari materi. Bekerja sama dalam kelompok juga dapat membuat siswa yang biasanya mendapat nilai jelek menjadi terbantu oleh teman yang ada pada kelompok tersebut. Untuk lebih memantabkan data yang diperoleh, selanjutnya peneliti mewawancarai
3
siswa
yang
sama
pada
saat
wawancara
sebelum
menggunakanmodel pembelajaran problem based learning. Peneliti menanyakan apakah model pembelajaran problem based learning dapat membantu siswa dalam belajar. “Ya, karena tidak membosankan dan banyak gambar”.Selanjutnya peneliti bertanya apakah kemampuan siswa dalam menjelaskan materi yang kamu miliki menjadi bertambah, “Iya karena mudah dalam menghafal, materinya tidak banyak”. Peneliti juga menanyakan apakah setelah menggunakan model pembelajaran problem based learning, siswa dapat menyebutkan perilakuperilaku yang baik dalam hidup bergotong royong, “Iya, karena mudah dipahami”, ungkap siswa (wawancara dengan siswa, 2 November 2016). Berdasarkan pendapat tersebut, siswa merasa bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat membantu siswa dalam belajar karena tidak membuat siswa menjadi bosan. Siswa lebih tertarik mempelajari materi dengan gambar seperti saat belajar dengan model pembelajaran problem based learning. Siswa lebih mudah memahami materi gotog royong menggunakan
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
model pembelajaran problem based learning karena materi lebih ringkas dan dapat dilihat dengan jelas. Model pembelajaran problem based learning memang baru pertama diterapkan kepada siswa, tetapi siswa dapat dengan mudah belajar dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam proses pembelajaran PKn. Model pembelajaran problem based learning membuat siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang menyenangkan. Siswa lebih senang dalam belajar. 4.3.3.3 Pembahasan Lebih Lanjut Kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara maju. Kompas (2013) Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah. Hasil Programme for International Student Assessment 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes. Hal ini sungguh memprihatinkan karena pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai kebijakan guna meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi tetap saja hasil belajar siswa masih rendah dan jauh dari kata memuaskan. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan program sertifikasi guru. Dengan program tersebut diharapkan guru kelas dapat meningkatkan pengetahuan pedagogis, keterampilan mengelola kelas, motivasi siswa dalam belajar, yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kenyataannya program tersebut bukanlah solusi yang tepat dan belum dapat mengobati masalah dalam pendidikan. Program
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sertifikasi guru hanya memperbanyak pengeluaran biaya pendidikan dan tidak diimbangi dengan naiknya kualitas pendidikan di Indonesia. Ada upaya yang dianggap lebih baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran inovatif yang benar-benar efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti dapat menjawab permasalahan yang akan diteliti secara ilmiah, metodes dan sistematis, sehingga dapat diketahui model pembelajaran yang benar-benar efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Peneliti akan meneliti hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn merupakan pernyataan yang mewakili persepsi dan sikap siswa. Pernyataan dalam kuesioner dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil korelasi yang menunjukkan jika ada hubungan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan kepada 3 siswa, terlihat adanya persamaan yaitu model pembelajaran PBL berdampak positif terhadap sikap siswa dalam mengkuti proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran PBL dapat melatih kerja sama siswa saat berada dalam kelompok. Selain itu siswa merasa dapat memahami materi dengan mudah saat menggunakan model pembelajaran PBL. Problem
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Based Learning memang baru pertama diterapkan kepada siswa, tetapi siswa dapat dengan mudah menerapkannyadalam proses pembelajaran PKn. Model pembelajaran PBL membuat siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang menyenangkan. Siswa lebih senang dalam belajar. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran yang inofatif dalam hal ini model pembelajaran PBL berdampak besar terhadap peningkatan kompetensi siswa atau kemampuan belajar siswa. Apabila model pembelajaran PBL diterapkan dalam proses pembelajaran pada anak dengan latar belakang yang hampir sama maka dapat dipastikan bahwa kemampuan belajar anak dapat meningkat. Apapun titik awal negara baik dari budaya, sosial, maupun ekonomi, perbaikan mutu pendidikan adalah mungkin. Semuanya kembali pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas.
Sudah
sepantasnya
pemerintah
lebih
memperhatikan
dan
lebih
memvasilitasi penelitian tentang model pembelajaran inovatif yang sudah jelas dapat dibuktikan secara ilmiah daripada hanya membuat program yang belum jelas dampaknya bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Penggunaan model pembelajaran inofatif akan membantu mengatasi problem rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu dana pendidikan yang dianggarkan dapat digunakan dengan jelas dan lebih menjanjikan hasil yang lebih baik yaitu meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Bagian kesimpulan ingin menunjukkan hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Selanjutnya bagian saran berisi saran untuk penelitian berikutnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Adanya hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional
dengan
PBL
(Problem
Based
Learning)
materi
membiasakan hidup gotong royong siswa kelas II SD Kanisius Bantul tahun ajaran 2016/2017. Hal itu ditunjukkan pada hasil analisis statistik correlation pearson product moment pada uji hipotesis korelasidengan harga sig. (2-tailed) yaitu 0,000 (atau p < 0,05). Sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran
yang
konvensional
dengan
PBL (Problem
Based
Learning).Diketahui pula nilai Pearson Correlation pada penelitian ini adalah 0,638. Sehingga dapat diketahui jika hubungan dari kedua variabel termasuk dalam hubungan yang kuat karena berada pada rentang nilai 0,60-0,799.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Peneliti memiliki keterbatasan dalam pembuatan media yang cukup banyak karena setiap kelompok harus mendapat satu media dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. 5.2.2 Dalam penelitian ini terbatas pada materi yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran PKn di kelas terlalu banyak sehingga siswa mudah bosan dan kurang berkonsentrasi untuk melakukan pembelajaran. 5.2.3 Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang dalam pelaksanaanya terbatas hanya pada subjek penelitian yaitu siswa kelas II SD Kanisius Bantul, sehingga pembelajaran
dengan
model
pembelajaran
Problem
Based
Learningkurang efektif untuk subjek lainnya. 5.3 Saran Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 5.3.1 Untuk peneliti selanjutnya dapat diadakan penelitian serupa yang fokus meneliti persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKndengan menambah atau menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)sebagaitreatmentpada SD lainnya.
5.3.2 Sebaiknya pemilihan strategi mengajar untuk pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)harus diperhatikan dengan
baik.
Penelitian
hendaknya
dilakukan
dengan
proses
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa dapat berkonsentrasi dengan optimal.
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Aditomo, A. (2008). Pengantar Psikologi Lintas Budaya: Buku Teks Utama Dalam Kelas Psikologi Lintas Budaya Tingkat Awal. Yogyakarta: PustakaPelajar Anderson, L. W dan David R. Krathwohl. (2004). Terjemahan: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Bloom.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta Aryani, I.K. dan Markum Susantim.(2010). Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai.Bogor : Ghalia Indonesia Astuti, M., Siswati, & Setyawan, I. (2012). Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Konstektual dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kela VII SMP N 18 Semarang. Semarang: Tidak Diterbitkan Azwar, S. (1998). Sikap Manusia. Yogyakarta : Liberty ------------. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ------------. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ------------. (2007). Sikap Manusia Teori Pengukuran Edisi ke 2.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cohen, L, et al. (2007). Research Methods in Education (Sixth Edition). New York : Routledge
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Farchan, A. (2007). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Hamka. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineko Cipta Hosnan.(2014). Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor: Galia Indonesia Kusumawati, F. dan Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika Masni, Badu, S., & Bito, N. (2014). Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Limboto Kabupaten Gorontalo. 2-11 Muchtar, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: UT Nisfianoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Empat Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press P. Robbins, Stephen. (2003). Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan.Jakarta : PT. Macanan Jaya Cemerlang Prayitno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS utk Analisis Data & Uji Statistik.Yogyakarta : Mediakom ---------------. (2010). SPSS: Paham Analisa Sytatistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
---------------. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Edisi Kesatu. Yogyakarta : ANDI Ridwan.(2005). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Rinandanto, A. (2015). Sikap Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD Negeri Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.Disertasi Doktor pada Universitas Negeri. Yogyakarta: tidak diterbitkan Slavin.(2010). Cooperative Learning.Bandung : Alfabeta Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta ------------. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta ------------. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta ------------. (2014). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta ------------. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta Sumanto.(2014). Psikologi Umum.Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service) Sumantoro,
Subagyo,
dan
Indratno.
(2013).
Ayo
Belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas 2 SD. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI) Sunaryo.(2004). Psikologi untuk Perawat. Jakarta: EGC
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
----------. (2013). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta : Kencana Perdana Group Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial.Yogyakarta : Andi Offset --------------. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi Wina, S. (2013). Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, Prosedur. Jakarta : Kencana Perdana Media Group Yunus, F.
(2004).
Perkembangan
Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:
Gramedia
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian 1. Identitas Responden Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin : 2. Daftar Pernyataan A. Kuesioner Persepsi No
Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
1
4
Saya menggunakan media pembelajaran (gambar dan benda nyata) untuk mencari informasi yang dibutuhkan Media pembelajaran (gambar dan benda nyata) membuat saya mudah untuk memahami pelajaran PKn Media pembelajaran (gambar dan benda nyata) dapat membuat tugas saya cepat selesai Saya tidak mendengarkan penjelasan guru saat pelajaran PKn
5
Saya tidak bertanya jika ada materi yang belum jelas
6
Media pembelajaran membuat saya lama dalam menyelesaikan tugas Saat pelajaran PKn saya memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
2 3
7 8 9 10 11
S
Saya memiliki rasa tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok Saya merasa pelajaran PKn tidak memiliki manfaat yang baik Saya merasa pembelajaran PKn tidak memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari Saya menghindar jika mengerjakan tugas bersama kelompok
125
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pilihan Jawaban SS
No 14
Pernyataan Saya senang dapat berinteraksi dengan teman sekelompok
15
Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi kelompok
16
Saya mengajari teman tanpa menggunakan media pembelajaran
17
Saya memilih untuk bekerja sendiri daripada dengan teman saat berdiskusi
18
Saya malas bekerja sama dengan kelompok saat belajar PKn
19
Saya malu berteman dengan teman satu kelompok
20
Saya menjauhi teman yang kesulitan menerima pembelajaran
21
Saya mengalami kesulitan bekerjasama dengan teman sekelompok
S
TS
B. Kuesioner Sikap No.
Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
1 2
Saya tidak perlu melakukan persiapan dalam pembelajaran PKn Saya malas megikuti pembelajaran PKn
3
Saya membolos saat pembelajaran PKn
4
Saya malas membaca buku PKn
5
Saya kurang memperhatikan pada mata pelajaran PKn
6
Saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat pelajaran PKn Mata pelajaran PKn mampu membuat pengetahuan saya lebih banyak
7 8
Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran PKn hanya di lingkungan rumah
9
Saya kesulitan memberikan contoh perilaku yang baik setelah mempelajari PKn
S
TS
STS
126
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Rubrik Penilaian Pernyataan Favorable
Skor
Pernyataan Unfavorable
Skor
Sanggat Setuju (SS)
5
Sanggat Setuju (SS)
1
Setuju (S)
4
Setuju (S)
2
Tidak Setuju (TS)
2
Tidak Setuju (TS)
4
Sanggat Tidak Setuju(STS)
1
Sanggat Tidak Setuju(STS)
5
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Expert Judgement Rubrik Penilaian No
Komponen Penelitian
Expert Judgement
Rerata Skor
Dosen Dosen
Guru
I
II
SD
Total
1
Kejelasan rumusan
3
4
4
11
2
Kelengkapan cakupan rumusan
4
4
3
11
4
3
3
10
4
3
3
10
3
3
3
9
3
4
3
10
4
4
4
12
3
3
4
10
indicator 3
Kesesuaian dengan buku yang digunakan
4
Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai
5
Kesesuaian dengan karakter peserta didik
6
Keruntutan dan sistematika isi instrument
7
Kesesuaian isi instrumen dengan buku yang digunakan
8
Mencantummkan referensi buku dalam instrument
9
Ketepatan ejaan
4
4
4
12
10
Ketepatan pilihan kata
3
4
3
10
11
Kebakuan struktur kalimat
3
3
4
10
12
Kebakuan bentuk huruf
4
3
4
11
Total Skor
126
Rata-rata
87,5
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumus Rata-Rata
Rentang Skor Kategori
Rentang Nilai
Layak tidak perlu perbaikan
100
Layak dengan perbaikan
41 - 99
Tidak Layak
1 - 40
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa TABULASI SKOR UJI VALIDITAS Item
No
Person Corelation
Sin. (2-taled)
Keputusan
1
Item 1
1
Tidak valid
2
Item 2
-0,034
0,675
Tidak Valid
3
Item 3
0,166*
0,040
Valid
4
Item 4
0,322**
0,000
Valid
5 6 7 8
Item 5 Item 6 Item 7 Item 8
0,222** -0,407** 0,182* 0,031
0,006 0,000 0,024 0,703
Valid Valid Valid Tidak Valid
9 10 11 12 13 14 15
Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15
0,092 0,198* 0,553** 0,114 .-0,064 -0,023
0,255 0,014 0,000 0,161 0,431 0,780
Tidak Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak Valid
16 17 18 19 20
Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
21 22
Item 21 Item 22
0,196** -0,073 0,078 0,332** 0,088 0,345** 0,275** 0,100
0,015 0,368 0,339 0,000 0,277 0,000 0,001 0,220
Valid Tidak Valid Tidak valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak valid
23
Item 23
0,325**
0,000
Valid
24 25 26 27
Item 24 Item 25 Item 26 Item 27
0,117 0,005 0,205*
0,150 0,951 0,011
Tidak valid Tidak valid Valid
-0,038
0,642
Tidak valid
28 29 30
Item 28 Item 29 Item 30
0,167 -0,058
0,039 0,479
Tidak Valid Tidak valid
0,507
Tidak valid
0,001
Valid
0,054 **
31 32
Item 31 Item 32
-0,268 0,168
0,038
Valid
33
Item 33
0,069
0,396
Tidak valid
*
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34 35 36 37 38
Item 34 Item 35 Item 36 Item 37 Item 38
0,193* **
0,485 0,220** 0,498** 0,209**
0,017
Valid
0,000 0,006 0,000 .0,009
Valid Valid Valid Valid
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa Case Processing Summary N Cases
Valid
% 152
98,7
2
1,3
154
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistic Cronbach’s Alfa
Cronbach’s
N of Items
Alfa Based on Standardized Items ,820
,818
38
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
item1
4,14
1,163
152
item2
4,13
1,211
152
item3
3,97
1,250
152
item4
4,41
,849
152
item5
4,36
,910
152
item6
2,93
1,694
152
item7
2,78
1,519
152
item8
3,35
1,425
152
item9
3,59
1,430
152
item10
3,24
1,522
152
item11
4,16
1,187
152
item12
4,05
1,280
152
item13
3,89
1,308
152
item14
3,91
1,302
152
item15
4,24
1,047
152
item16
3,70
1,410
152
item17
3,79
1,374
152
item18
3,53
1,361
152
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item19
3,36
1,512
152
item20
3,77
1,364
152
item21
3,57
1,458
152
item22
3,01
1,567
152
item23
3,81
1,399
152
item24
4,00
1,261
152
item25
4,05
1,060
152
item26
4,36
1,070
152
item27
4,19
1,144
152
item28
4,43
,786
152
item29
4,11
1,235
152
item30
4,16
1,171
152
item31
3,14
1,536
152
item32
2,88
1,434
152
item33
2,82
1,550
152
item34
3,07
1,620
152
item35
3,64
1,472
152
item36
3,50
1,478
152
item37
3,83
1,351
152
item38
3,48
1,557
152
Summary Item Statistics Mean Item Means
3,720
Minimum 2,776
Maximum
Maximum / Minimum
Variance
1,651
1,595
,233
Range
4,428
N of Items 38
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
137,22
321,645
,351
,709
,814
item2
137,23
336,788
-,014
,419
,824
item3
137,39
326,305
,216
,558
,818
item4
136,95
327,017
,322
,518
,816
item5
137,00
327,470
,283
,455
,816
item6
138,43
328,392
,104
,501
,823
item7
138,59
318,152
,317
,398
,815
item8
138,01
326,066
,185
,465
,819
item9
137,77
321,622
,272
,398
,816
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item10
138,12
310,476
,463
,428
,810
item11
137,20
322,411
,324
,608
,815
item12
137,31
327,235
,189
,433
,819
item13
137,47
324,158
,250
,562
,817
item14
137,45
328,116
,166
,465
,820
item15
137,13
325,819
,283
,465
,816
item16
137,66
327,655
,156
,424
,820
item17
137,57
320,935
,301
,496
,815
item18
137,83
310,871
,519
,630
,808
item19
138,00
311,960
,438
,631
,811
item20
137,59
315,541
,417
,498
,812
item21
137,79
310,061
,495
,543
,809
item22
138,36
316,442
,336
,450
,814
item23
137,55
318,196
,350
,443
,814
item24
137,36
328,087
,174
,422
,819
item25
137,31
327,910
,224
,402
,818
item26
137,01
325,927
,273
,383
,816
item27
137,17
334,527
,043
,350
,822
item28
136,93
329,823
,252
,473
,817
item29
137,26
330,748
,119
,419
,821
item30
137,20
328,491
,183
,391
,819
item31
138,22
326,281
,162
,548
,820
item32
138,49
323,616
,232
,456
,818
item33
138,55
315,203
,364
,532
,813
item34
138,29
309,187
,453
,522
,810
item35
137,72
306,864
,555
,568
,807
item36
137,86
307,550
,538
,616
,807
item37
137,53
311,337
,513
,699
,809
item38
137,88
313,734
,389
,467
,812
Scale Statistics Mean 141,36
Variance 337,623
Std. Deviation 18,375
N of Items 38
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa TABULASI SKOR UJI VALIDITAS No
Pernyataan
Person Corelation
Sin. (2-taled)
Keputusan
1
Item 1
1
2
Item 2
0,037
0,651
Tidak valid
3 4 5 6
Item 3 Item 4 Item 5 Item 6
7 8 9 10
Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Item 31 Item 32 Item 33 Item 34
0,142 0,131 0,003 -0,009 0,148 0,198* 0,088 0,184* 0,204* 0,167* 0,137 0,251** -0,042 0,035 -0,043 0,186* -0,091 0,072 0,109 0,106 0,061 0,097 0,063 0,088 0,102 -0,092 -0,071 -0,245** 0,172* -0,022 0,004 0,074
0,079 0,106 0,967 0,911 0,068 0,014 0,279 0,022 0,011 0,038 0,090 0,002 0,609 0,667 0,598 0,021 0,263 0,373 0,180 0,190 0,451 0,229 0,437 0,278 0,208 0,257 0,381 0,002 0,033 0,787 0,960 0,364
Tidak Valid Tidak valid Tidak Valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak Valid Tidak valid Tidak valid
Tidak valid
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa Case Processing Summary N Cases
Valid
% 154
100,0
0
,0
154
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistic Cronbach’s Alfa
Cronbach’s
N of Items
Alfa Based on Standardized Items ,885
,881
34
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
item1
4,57
,722
154
item2
4,44
,914
154
item3
4,05
1,275
154
item4
4,24
1,166
154
item5
4,23
1,148
154
item6
4,16
1,276
154
item7
4,12
1,149
154
item8
3,62
1,447
154
item9
3,54
1,504
154
item10
3,46
1,543
154
item11
3,92
1,412
154
item12
3,50
1,573
154
item13
3,70
1,474
154
item14
3,49
1,447
154
item15
3,85
1,494
154
item16
4,05
1,409
154
item17
3,93
1,419
154
item18
4,06
1,354
154
item19
4,02
1,369
154
item20
3,38
1,609
154
item21
3,31
1,549
154
item22
3,40
1,548
154
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item23
3,64
1,394
154
item24
3,44
1,592
154
item25
3,97
1,333
154
item26
3,90
1,456
154
item27
4,03
1,395
154
item28
4,14
1,140
154
item29
3,86
1,401
154
item30
3,63
1,534
154
item31
3,00
1,580
154
item32
2,67
1,589
154
item33
3,03
1,592
154
item34
3,30
1,564
154 Summary Item Statistics
Mean Item Means
3,754
Minimum 2,669
Maximum 4,571
Maximum / Minimum
Variance
1,903
1,713
,181
Range
N of Items 34
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
123,06
473,042
,148
,384
,886
item2
123,20
463,796
,345
,522
,883
item3
123,59
460,662
,291
,529
,884
item4
123,40
467,090
,194
,496
,886
item5
123,40
479,876
-,059
,445
,889
item6
123,47
474,251
,042
,582
,888
item7
123,52
459,022
,363
,523
,883
item8
124,02
442,568
,551
,719
,879
item9
124,10
445,030
,487
,593
,880
item10
124,18
441,583
,528
,638
,880
item11
123,71
444,336
,536
,660
,880
item12
124,14
443,400
,488
,621
,880
item13
123,94
440,662
,572
,704
,879
item14
124,15
440,076
,594
,662
,878
item15
123,79
441,647
,547
,743
,879
item16
123,58
445,016
,525
,718
,880
item17
123,71
443,881
,540
,751
,879
item18
123,58
445,265
,545
,748
,880
item19
123,62
444,813
,546
,718
,879
item20
124,26
443,814
,469
,572
,881
item21
124,32
440,443
,544
,547
,879
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item22
124,24
443,452
,496
,683
,880
item23
123,99
447,484
,488
,716
,881
item24
124,19
438,354
,560
,637
,879
item25
123,66
463,650
,223
,474
,885
item26
123,74
456,089
,322
,617
,884
item27
123,61
447,115
,494
,686
,880
item28
123,49
464,591
,251
,434
,885
item29
123,77
451,392
,418
,552
,882
item30
124,01
484,359
-,126
,370
,893
item31
124,64
451,409
,362
,515
,883
item32
124,97
445,509
,450
,558
,881
item33
124,61
449,403
,389
,560
,883
item34
124,34
447,297
,430
,517
,882
Scale Statistics Mean 127.64
Variance 478.220
Std. Deviation 21.868
N of Items 34
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.1 Silabus Kelompok Eksperimen
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 RPP Kelompok Eksperimen
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Soal
Nama
:
Kelas
:
Perhatikan gambar di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan yang berada di bawah gambar tersebut!
1. Apa yang dilakukan oleh kedua anak pada gambar tersebut? 2. Apakah gambar tersebut mencerminkan hidup yang rukun? 3. Bagaimana cara kalian agar dapat hidup rukun dengan keluarga dan teman?
1. Apa yang dilakukan oleh anak pada gambar tersebut? 2. Apakah gambar tersebut mencerminkan hidup yang rukun? 3. Bagaimana cara kalian ketika melihat kejadian seperti gambar di atas?
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama
:
Kelas
:
1. Apa yang dilakukan pada gambar tersebut? 2. Apakah gambar tersebut mencerminkan kegiatan saling berbagi antara sesama manusia? 3. Mengapa kalian harus saling berbagi dengan keluarga dan teman?
1. Apa yang dilakukan oleh kedua anak pada gambar tersebut? 2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling berbagi? 3. Bagaimana cara kalian ketika ada teman yang ingin meminjam barang yang kalian miliki?
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama
:
Kelas
:
1. Apa yang dilakukan pada gambar tersebut? 2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling tolong-menolong? 3. Mengapa kalian harus saling tolong-menolong dengan keluarga dan teman?
1. Apa yang terjadi pada gambar tersebut? 2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling tolong-menolong? 3. Apa yang sebaiknya kalian lakukan ketika meihat teman yang jatuh seperti pada gambar di atas?
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Nilai Pretest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Nilai Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Nilai Pretest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Nilai Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.8 Uji Normalitas Pretest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Mean a,b Parameters Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
Persepsi Sikap 30 30 4,1238 4,1407 ,40553 ,47405 ,107 ,058 -,107 ,107 ,200c,d
,139 ,111 -,139 ,139 ,143c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.9 Uji Normalitas Posttest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Mean a,b Parameters Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
post_pers post_sikap 30 30 4,5190 4,4556 ,23021
,23768
,101 ,101 -,097 ,101 ,200c,d
,119 ,119 -,115 ,119 ,200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.10 Uji Normalitas Selisih Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Mean a,b Parameters Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
Selisih persepsi siswa terhadap PBL 30 ,0680
Selish sikap siswa pada PKn 30 ,0640
,27663 ,28827 ,121 ,095 -,121 ,121 ,200c,d
,118 ,083 -,118 ,118 ,200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.11 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembeajaran PBL
Test of Homogeneity of Variances hom_prepers Levene Statistic ,575
df1
df2 8
14
Sig. ,782
ANOVA hom_prepers Sum of Squares
Mean Square
df
Between Groups
3,560
15
,237
Within Groups
1,209
14
,086
Total
4,769
29
F 2,749
Sig. ,033
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.12 Uji Homogenitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Test of Homogeneity of Variances hom_presikp Levene Statistic 1,520
df1
df2 8
21
Sig. ,210
ANOVA hom_presikp Sum of Squares Between Groups
Mean Square
df
,852
8
,106
Within Groups
4,514
21
,215
Total
5,365
29
F ,495
Sig. ,846
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.13 Uji Linearitas Case Processing Summary Cases Included N Sikap siswa pada PKn * Persepsi siswa terhadap PBL
Excluded
Percent
30
N
100,0%
Total
Percent
0
0,0%
N
Percent
30
100,0%
Report Sikap siswa pada PKn Persepsi siswa terhadap PBL Mean -,54 -,5400 -,42 -,4200
N 1 2
Std. Deviation 0,00000
-,41
-,4100
1
-,20
-,2000
1
-,18
-,1900
1
-,15
-,1500
1
-,08
-,0800
1
-,06
-,0600
1
-,04
-,0400
1
-,02
-,0133
3
,00577
,10
,1000
2
0,00000
,15
0,0000
2
,21213
,18
,1800
1
,23
,2300
1
,24
,2400
1
,26
,2600
1
,27
,2700
1
,28
,2800
1
,32
,3200
2
,34
,3400
1
,38
,3800
1
,42
,5900
1
,43
,4300
2
0,00000
Total
,0640
30
,28827
0,00000
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVA Table Sum of Squares Sikap siswa pada PKn * Persepsi siswa terhadap PBL
Between Groups
Mean Square
df
F
Sig.
(Combined)
2,365
22
,107
16,696
,000
Linearity
2,292
1
2,292
355,972
,000
Deviation from Linearity
,073
21
,003
,540
,870
,045
7
,006
2,410
29
Within Groups Total
Measures of Association R Sikap siswa pada PKn * Persepsi siswa terhadap PBL
,975
R Squared
,951
Eta
,991
Eta Squared
,981
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.14 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL Group Statistics
Kel_pers Nilai_persepsi
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
pre test persepsi
30
3,3140
1,19117
,21748
posttest persepsi
30
4,1407
,47405
,08655
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.15 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Group Statistics
Kel_sikap Nilai_sikap
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
pretest sikap
30
3,5302
1,41946
,25916
posttest sikap
30
4,4556
,23768
,04339
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.16 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
30
Std. Deviation ,23138
Std. Error Mean ,04224
post_pers
Mean 4,5190
N
pre_pers
4,1238
30
,40553
,07404
post_sikp
4,4556
30
,23768
,04339
pre_sikp
4,1407
30
,47405
,08655
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pair 2
Correlation
Sig.
post_pers & pre_pers
30
,721
,000
post_sikp & pre_sikp
30
,141
,459
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.17 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) Correlations sel_persp
Pearson Correlation
sel_persp
sel_sikp
1
,638
Sig. (2tailed) N sel_sikp
Pearson Correlation Sig. (2tailed)
**
,000 60
60
**
1
,638
,000
N
60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.18 Transkirp Wawancara Siswa 4.18.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
Wawancara I P
:
Apa kamu senang belajar Pkn?
S
:
Ya, senang
A 2
P
Keterangan
Senang belajar PKn
:
Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata pelajaran PKn?
S
:
Karena tidak sulit
A 3
P
Tidak sulit belajar PKn
:
Bagaimana cara guru mengajar kan pelajaran PKn?
S
:
Dengan cara lisan dan merangkum
A 4
P
Lisan dan merangkum
:
Apa kamu dapat memahami dengan baik mata pelajaran PKn dengan cara mengajar guru yang seperi itu?
S A
:
Saya kesulitan dalam memahami materi
Sulit
PKn
memahami materi
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.18.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016 Baris 1
Wawancara II P
:
Keterangan
Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?
S
:
A
no 12, 14, dan 18 Bu soalnya kata-katanya
Susah
susah dipahami
memahami no 12, 14, dan 18
2
P
:
Bagaimana perasaanmu saat pertama kali belajar dengan cara belajar yang berbeda dari sebelumnya?
S
:
Senang
A 3
P
Senang dengan PBL
:
Apakah kamu bosan dengan cara belajar yang baru dan berbeda dari biasanya?
S
:
Tidak
A 4
P
Tidak membosankan
:
Apakah cara belajar dengan model pembelajaran PBL dapat membantu kamu dalam memahami materi?
S A
:
Ya, membantu
Membantu siswa memahami materi
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.18.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
Wawancara I P
:
Apa kamu senang belajar Pkn?
S
:
Ya, saya senang
B 2
P
Keterangan
Senang belajar PKn
:
Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata pelajaran PKn?
S
:
Karena pelajaran PKn tidak sulit
B 3
P
Tidak sulit belajar PKn
:
Bagaimana cara guru mengajar kan pelajaran PKn?
S
:
Dengan cara lisan
:
Apa kamu dapat memahami dengan baik
Lisan
B 4
P
mata pelajaran PKn dengan cara mengajar guru yang seperi itu? S B
:
Saya sulit memahaminya
Sulit memahami materi
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.18.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016 Baris 1
Wawancara II P
:
Keterangan
Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?
S
:
B
kalau saya no 3, 4, 7, 8, 10, sama 20 Bu
Susah
karena saya bingung bu
memahami no 3, 4, 7, 8, 10, dan 20
2
P
:
Bagaimana perasaanmu saat pertama kali belajar dengan cara belajar yang berbeda dari sebelumnya?
S
:
Senang
B 3
P
Senang dengan PBL
:
Apakah kamu bosan dengan cara belajar yang baru dan berbeda dari biasanya?
S
:
Tidak
B 4
P
Tidak membosankan
:
Apakah cara belajar dengan model pembelajaran PBL dapat membantu kamu dalam memahami materi?
S B
:
Ya, membantu saya
Membantu siswa memahami materi
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.18.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
Wawancara I P
:
Apa kamu senang belajar Pkn?
S
:
Ya, saya senang dengan PKn
C 2
P
Keterangan
Senang belajar PKn
:
Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata pelajaran PKn?
S
:
Karena pelajaran PKn itu menyenangkan
C 3
P
Tidak sulit belajar PKn
:
Bagaimana cara guru mengajar kan pelajaran PKn?
S
:
Dengan cara lisan dan meringkas
C 4
P
Lisan dan meringkas
:
Apa kamu dapat memahami dengan baik mata pelajaran PKn dengan cara mengajar guru yang seperi itu?
S C
:
Saya sulit memahami materi dari guru
Sulit memahami materi
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.18.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016 Baris 1
Wawancara II P
:
Keterangan
Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?
S
:
C 2
P
kalau aku sih nggak ada yang bingung bu,
Tidak ada
hehehhe :
Bagaimana perasaanmu saat pertama kali belajar dengan cara belajar yang berbeda dari sebelumnya?
S
:
C 3
P
:
Senang sekali, karena bisa diskusi dengan
Senang
teman yang lain
dengan PBL
Apakah kamu bosan dengan cara belajar yang baru dan berbeda dari biasanya?
S
:
Tidak
C 4
P
Tidak membosankan
:
Apakah cara belajar dengan model pembelajaran PBL dapat membantu kamu dalam memahami materi?
S B
:
Ya, membantu saya
Membantu siswa memahami materi
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.19 Transkirp Wawancara Guru 4.19.1 Wawancara I Guru Sebelum Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
Wawancara I P
:
Keterangan
Bagaimana Ibu mengajar ketika menjelaskan materi pada mata pelajaran PKn?
G
:
Pembelajaran biasa saja. Maksudnya itu
Pembelajaran
guru berbicara, siswa mendengarkan, jika
dengan
ditanya juga menjawab
metode ceramah
2
P
:
Apa kesulitan yang Ibu alami saat mengajarkan mata pelajaran PKn?
G
:
Kalo untuk pelajaran PKn kesulitannya,
Sulit
terkadang anak-anak itu susah menghafal.
menghafal,
Apalagi kalau anak sudah malas membaca
malas
dan menulis! Jadi saya sering memberi
membaca,
soal untuk memancing siswa yang terlihat
dan menulis
kurang aktif agar mau belajar 3
P
:
Media pembelajaran apakah yang Ibu gunakan saat menjelaskan materi pada mata pelajaran PKn?
G
:
Paling hanya menggunakan cerita
Dengan bercerita kepada siswa
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.19.2 Wawancara II Guru Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016 Baris 1
2
3
4
5
P
:
G
:
P
:
G
:
P
:
G
:
P
:
G
:
P
:
G
:
Wawancara II Apakah Ibu puas dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Ya, saya puas karena Anak-anak lebih senang karena, satu anak anak lebih suka dengan gambar. Yang kedua mereka lebih dong, apa yang ingin mereka tulis, mereka tuliskan. Terus lebih singkat, padat, dan jelas buat mereka Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa? Membantu! PKn kalau memakai model pembelajaran problem based learning saya tidak terlalu banyak bicara. Yang kedua anak-anak lebih mau membaca, lalu mengeluarkan apa yang mereka pengen tulis
Keterangan
Puas dengan hasil belajar siswa
Model pembelajaran PBL membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa
Apakah ada perubahan ketika Ibu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam menjelaskan materi? Ada! Karena anak-anak yang kurang Ada dalam arti malas membaca dan menulis, perubahan setelah belajar dengan model pembelajaran problem based learning mereka nilainya naik Apakah ibu pernah menggunakan model pembelajaran yang lain selain model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Hanya metode ceramah Menggunakan metode ceramah Bagaimana hasil belajar dengan model pembelajaran tersebut? Nilai anak menajdi meningkat Nilai meningkat
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Ijin Penelitian
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRUCULUM VITAE
Ganis Achun Laarde merupakan anak kedua dari
pasangan
Alm.
Sumarno
dan
Watimah.Lahir di Magelang pada tanggal 11 Juni 1995. Pendidikan awal dimulai dari TK Bustanul
Athfal
Aisyiyah
Mungkid,
Magelang tahun 1999-2001. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Kartika XII-3, Magelang pada tahun 2001-2007. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Kartika XII-1, Magelang pada tahun 2007-2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Magelang pada tahun 2010-2013. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013 hingga sekarang. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan diantaranya: Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan Pengembangan Kepribadian II, English Club, Kursus Mahir Dasar, Inisiasi Mahasiswa Keguruan, Week End Moral, Seminar Reinventing Chilhood Education, Kuliah Umum Indonesia Mengajar, dan kepanitiaan dalam acara Parade Gamelan Anak 2013 Se-Jawa.
188