Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 403
PENGEMBANGAN MEDIA MONOPOLI PENDIDIKAN KARAKTER TAAT BERAGAMA ISLAM TENTANG PELAKSANAAN SALAT DAN DOA UNTUK SISWA KELAS II SD DONOTIRTO KASIHAN BANTUL DEVELOPING MONOPOLY MEDIA OF CHARACTER EDUCATION ABOUT ISLAM RELIGION LOYALTY ON SHALAT AND PRAYING FOR STUDENT ON GRADE II OF SD DONOTIRTO KASIHAN BANTUL Oleh: Lingga Bayu Anshori, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan menghasilkan media monopoli taat beragama Islam tentang panduan sholat dan perintah membaca doa yang layak untuk untuk siswa kelas dua SD Donotirto Kasihan Bantul. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development, langkah-langkah dalam penelitian ini ada delapan yaitu pengumpulan data awal, perencanaan, uji coba awal, revisi produk awal, uji coba lapangan, revisi produk utama, uji coba operasional, revisi produk akhir. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas dua SD Donotirto Kasihan Bantul. Kelayakan media dibuktikan dengan hasil uji validasi materi (4,7) dan uji validasi ahli media (4,08). Penilaian kelayakan media juga diperkuat dengan hasil uji coba lapangan awal melibatkan 4 siswa. Hasil uji coba lapangan awal diperoleh persentase sebesar 85,7% sehingga memenuhi kriteria layak. Uji lapangan utama melibatkan 8 siswa diperoleh presentase 94,6%, sedangkan hasil uji coba operasional menghasilkan 95,5%. Hasil keseluruhan penilaian uji coba Media Monopoli Pendidikan Karakter Taat Beragama Islam untuk siswa kelas dua SD ini layak digunakan sebagai media pembelajaran . Kata kunci: Media Monopoli,Taat Beragama Islam, Sholat, Doa
Abstract The goal of this development is production monopoly media of Islam religion loyalty about solat escort and prayerinstruction that suitable for students on 2 grade of SD Donotirto Kasihan Bantul. The kind of this development is Research and Development, there are 8 steps of this development that is data collecting,planning, premierly product-testing, premierly product-revision, main product-testing,main product-revision, operational product-testing, and operational product revision. The subject of this development is student on 2 grade of SD Donotirto Kasihan Bantul. The Suitable of this media is showed by result of content validation-testing and media validation-testing. The suitable assesmentof media is also showed by result of premierly product-testing that involve 4 students. The result of premierly product-testing is 85,7 %.So this includes in suitable criteria. The main product-testing involves 8 student that get 94,6%. While result of operational product-testing is 95,5%. Totality result of product testing monopoly media of Islam religion loyalty for students on 2 grade is suitable to use as instructional media. Keywords: monopol mediay, Islam religion loyalty, grade 2 of elementary school. bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat dan
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
upaya
terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,
berakhlak mulia
(Darmiyati
Z.2011,466).
Menurut George F. Keller pendidikan dalam arti luas merujuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang
404 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
berhubungan
dengan
atau
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
perkembangan jiwa (mind), watak (character),
dan bekerja sama, baik dalam lingkup
atau
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
kemampun
individu
(Dwi
pertumbuhan
fisik
(physical
Siswoyo,
dkk.
ability) 2011:53).
Sedangkan
pendidikan
karakter
menurut
Undang-Undang N.20 tahun 2003 tentang
Albertus adalah diberikannya tempat bagi
Sistem Pendidikan Nasional menegaskan,
kebebasan individu dalam mennghayati nilai-
“Pendidikan
nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan
nasional
mengembanagkan
berfungsi
kemampuan
dan
layak
diperjuangkan
bertingkah
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
berhadapan dengan dirinya, sesama dan Tuhan
kehidupan
(Doni Koesoema, 2010:5).
bertujuan
untuk
bagi
pedoman
membentuk watak serta peradaban bangsa
bangsa,
laku
sebagai kehidupan
pribadi
berkembangnya potensi siswa agar menjadi
Pendidikan karakter taat beragama
manusia yang beriman dan bertakwa kepada
sangat penting bagi siswa sekolah dasar,
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
karena dalam Islam anak usia sekolah dasar
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
berada pada masa-masa untuk mulai taat
menjadi warga negara yang demokratis serta
beribadah terutama sholat. Seperti
bertanggung
dijelaskan
jawab”(pasal
3).
Dengan
dalam
sabda
Rosululloh
demikian pendidikan merupakan usaha yang
“Perintahkan
dilakukan untuk mempengaruhi kemampuan
melakukan shalat saat usia mereka tujuh
dan watak manusia ke arah yang lebih baik
tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh
dalam
tahun.
kaitannya
dengan
interaksi
antar
anak-anak
yang
Dan
kalian
pisahkan
untuk
tempat
tidur
manusia, interaksi dengan lingkungannya serta
mereka.”(HR.
interaksi dengan Tuhannya.
Tirmidzi). Melalui pendidikan karakter siswa
Dari rumusan di atas terlihat bahwa
mendapat
Abu
bekal
Daud
tentang
dan
HR.At-
ketaatan
dan
pendidikan memiliki tujuan untuk membangun
ketakwaan dalam masa pertumbuhan dan masa
manusia yang utuh dan paripurna yang
belajar mereka
memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap
Pendidikan karakter juga mengajarkan siswa
Tuhan Yang Maha Esa. Untuk membangun
nilai-nilai terpuji tentang interaksi mereka
manusia yang bertakwa dan taat kepada
dengan Tuhannya.
sebagai
umat
beragama.
agamanya dibutuhkan pendidikan karakter
Uraian di atas mengindikasikan bahwa
yang bertujuan untuk membangun nilai-nilai
nilai-nilai ketaatan beragama harus mulai
karakter taat beragama sejak usia dini.
dimasukkan dalam proses pembelajaran sejak
Menurut Suyanto (2009) pendidikan karakter
dini.
merupakan cara berfikir dan berperilaku yang
diperhatikan untuk menyisipkan nilai-nilai
Strategi
dan
pembelajaran
harus
Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 405
ketaatan beragama tersebut. Kondisi belajar
Hasil pengamatan dan wawancara
harus sesuai dengan karakter siswa sekolah
yang dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2015
dasar. Menurut Basset, Jacka dan Logan
dengan siswa kelas dua SD Donotirto, mereka
(dalam
menyatakan bahwa mereka tidak pernah
Sumantri
dan
Permana,
1999)
karakteristik siswa kelas rendah sekolah dasar
membaca
adalah suka bermain karena mereka masih
beraktivitas. Guru Pendidikan Agama Islam di
berada dalam masa peralihan dari TK yang
SD Donotirto, memberikan 2 alasan dasar
penuh dengan permainan. Agar lebih efektif
yang menyebabkan mereka tidak membaca
dalam proses belajar perlu menggunakan
doa harian. Pertama, mereka lupa dengan
metode bermain sambil belajar. Karena dunia
bacaan doa yang pernah mereka pelajari di
mereka masih dalam dunia bermain maka
TK. Kedua, siswa belum mengenal bacaan doa
siswa akan lebih termotivasi dalam belajar.
harian
Selain
pendidikan
itu
menggunakan
media
yang
doa
karena TK
sebelum
dulu dan
dan
tidak tidak
sesudah
menempuh mengaji
di
mengandung unsur bermain juga penting
TPA/TPQ. Hal tersebut kurang baik bagi
untuk menyampaikan pesan-pesan tentang
perkembangan karakter siswa, karena doa
ketaatan beragama kepada siswa.
merupakan cara manusia untuk mengingat
Peran
dalam
Tuhannya dan wujud rasa sukur manusia
menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter
kepada Tuhannya. Dalam Al-Quran, Allah
tentang taat beragama kepada siswa sekolah
menegaskan kepada manusia untuk selalu
dasar juga tidak kalah pentingnya. Media
ingat dan bersyukur kepada-Nya melalui surat
pembelajaran memiliki banyak fungsi yang
Al-Baqarah ayat 152 yang mempunyai arti
dapat memudahkan seorang pendidik dalam
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku,
mengimplementasikan
karakter
niscaya Aku ingat(pula) kepadamu, dan
berfungsi
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
memperjelas penyajian pesan-pesan tentang
mengingkari (nikmat)Ku.” (QS. Al-Baqarah
taat beragama kepada siswa secara lebih
[2] : 152).
taat
media
beragama.
pembelajaran
pendidikan
Media
dapat
bermakna dan tidak terlalu verbalistis. Dengan
Masalah lain yang ditemui di SD
menggunakan media pembelajaran siswa lebih
Donotirto adalah rendahnya motivasi siswa
ringan
tentang
untuk belajar sholat. Siswa sering mengalami
ketaatan beragama yang bersifat kaku. Selain
kesulitan dalam menghafal beberapa bacaan
itu media pembelajaran juga memberikan
beserta gerakannya, sehingga sebagian besar
wahana
dari mereka kurang termotivasi untuk belajar
menangkap
yang
esensi-esensi
bervariatif
dalam
proses
pembelajaran yang biasanya bersifat klasikal.
sholat. Jika hal tersebut tidak segara ditangani, maka
akan
berdampak
buruk
bagi
406 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
perkembangan
karakter
religius
mereka
yang bergerak dalam bidang desain, produksi
terutama dalam hal ketaatan umat beragama
dan
terhadap Tuhannya.
beragama
Media
monopoli
dapat
penyampaian Islam
materi yang
tentang
bertujuan
menjadi
menghasilkan
variasi
alternatif untuk mengatasi masalah-masalah di
pembelajaran.
atas. Media monopoli mampu membawa siswa
METODE PENELITIAN
berperan langsung dalam skema permainan
Jenis Penelitian
taat untuk
teknologi
dalam
yang dapat memicu keatifan mereka dalam
Jenis penelitian yang digunakan oleh
situasi belajarnya. Dalam kaitannya dengan
peneliti adalah Research and Development
pendidikan karakter media monopoli juga
(R&D). Alasannya, karena hasil dari media ini
mampu membawa anak untuk memenuhi
berupa
komponen moral knowing, moral feeling dan
Monopoli Taat Beragama Islam untuk kelas II
moral action dalam proses belajar mereka.
di SD Donotirto Kasihan, Bantul yang baik
Seperti yang ditekankan Thomas Lickona
dan layak digunakan.
dalam Doni Koesoema(2007) tentang tiga
Waktu dan Tempat Penelitian
komponen dari karakter yang baik yaitu
produk pembelajaran yaitu media
Penelitian
ini
SD
Donotirto.
perasaan tentang moral (moral feeling), dan
Waktu Penelitian dilakukan pada bulan juni
perbuatan
2016 tahun ajaran 2015/2016.
(moral
action).
Bantul,
di
pengetahuan tentang moral (moral knowing),
bermoral
Kasihan,
dilakukan
Yogyakarta.
Keistimewaan lain dari media monopoli ini adalah media ini dimainkan oleh empat orang peserta sehingga dalam permainan ini akan terjadi interaksi sosial yang secara tidak langsung juga melatih skill siswa dalam berinteraksi dengan sesama. Dalam
kaitannya
ini
pengembangan.
ada Kawasan
dengan
bidang
pada
kawasan
pengembangan
merupakan kawasan yang mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran.
Kawasan
Subjek
penelitian
pengembangan
media monopoli pendidikan karakter taat beragama Islam ini adalah ahli materi, ahli media dan siswa kelas 2 SD Donotirto.
garapan Teknologi Pendidikan, kedudukan penelitian
Subjek Penelitian
ini
berfungsi
mendesain, memproduksi dan menyampaikan. Hal-hal tersebut sama dengan penelitian ini
Prosedur Prosedur
penelitian
atau
langkah-
langkah yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini mengadaptasi dari model penelitian dan pengembangan Borg and Gall & model pengembangan pembelajaran Dick & Carey (Punaji Setyosari 2012: 223-230). Terdapat 10 langkah pada model penelitian dan pengembangan Borg & Gall,
Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 407
yaitu:
(1)
penelitian
dan
pengumpulan
informasi; (2) perencanaan; (3) pengembangan
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Observasi
bentuk produk pendahuluan; (4) uji coba pendahuluan; (5) revisi terhadap produk utama; (6) uji coba utama; (7) revisi produk operasional; (8) uji coba operasional; (9) revisi produk
akhir;
(10)
diseminasi
dan
implementasi.
Metode observasi atau pengamatan merupakan
mengumpulkan mengadakan
tahapan dalam pengembangan pembelajaran, yaitu: (1) analisis kebutuhan; (2) analisis
lingkungannya;
penilaian;
data
atau
dengan
pengamatan
cara jalan
terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam
berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi berkenaan dengan perilaku yang diamati (Nana Syaodih, 2015: 220).
pembelajaran; (3) analisis pelaku belajar dan
(5)
teknik
penelitian kuantitatif pedoman observasi
Model Dick & Carey memiliki 10
khusus;
suatu
(4)
merumuskan
mengembangkan
(6)
tujuan
instrumen
mengembangkan
strategi
pembelajaran; (7) mengembangkan materi pembelajaran;
(8)
mengembangkan
merancang
evaluasi
formatif;
dan (9)
merevisi pembelajaran; (10) mengembangkan evaluasi sumatif. Setelah
Dalam pengembangan media ini, Observasi dilakukan untuk melihat situasi lapangan, fasilitas dan bagaimana proses belajar berlangsung. Selain itu observasi ini juga mengamati anak ketika bermain monopoli. Anak tampak kesulitan atau tidak, anak suka atau tidak serta anak antusias atau tidak ketika menggunakan media mnopoli.
proses
analisis
dan
2. Metode Wawancara
penggabungan kedua model tersebut sesuai Wawancara
dengan kebutuhan penelitian,terdapat delapan tahap
penelitian
pengembangan
monopoli TBI yang dipakai yaitu; 1. Pengumpulan data awal 2. Perencanaan 3. Pengembangan 4. Uji coba awal 5. Revisi produk awal
media
merupakan salah satu
8. Uji coba operasional 9. Revisi produk akhir
interview
bentuk teknik
pengumpulan data secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual (Nana
Syaodih,
2015:
melakukan wawancara, mempersiapkan
216).
Dalam
peneliti
harus
instrumen
sebagai
pedoman untuk wawancara. Metode
6. Uji coba lapangan 7. Revisi produk utama
atau
setelah
wawancara
pengamatan
digunakan
secara
visual
dilaksanakan. Wawancara ditempuh untuk menggali informasi lebih lanjut dari keterangan guru dan siswa. Wawancara
408 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
ditujukan kepada guru dan siswa untuk
operasional lapangan sebagai acuan untuk
mendapatkan data yang akurat tentang
perbaikan produk.
kemampuan siswa membaca dan sholat..
Dalam validasi ahli pengembangan alat
Data yang diperoleh dari observasi ini
permainan edukatif ini teknik analisis data
adalah data kualitatif.
yang digunakan dengan menggunakan skala
3. Kuesioner (Angket) Angket
Likert dengan skala penilaian 1-5, yaitu merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk dijawab. Angket ini selanjutnya akan diberikan kepada kepada ahli media, ahli materi serta dalam uji coba lapangan
dengan keterangan sebagai berikut: 1) sangat kurang, 2) kurang, 3) cukup, 4) baik, 5) sangat baik. Menurut
S.
Eko
mengemukakan
rumus
materi memberikan penilaian mengenai
konversi
Rerata Skor
seperti
Kategori
Interval Skor
Skor 5
𝑋̅ > 𝑋𝑖 + 1,8 𝑆𝑏𝑖
> 4,2
Sangat Baik
4
𝑋̅𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 < 𝑋̅
> 3,4 – 4,2
Baik
> 2,6 – 3,4
Cukup
> 1,8 – 2,6
Kurang Baik
≤ 1,8
Tidak Baik
menilai dari segi teknis dan kualitas produk pembelajaran. Sedangkan ahli
Widoyoko,
berikut:
yang melibatkan siswa kelas II SD Donotirto Kasihan, Bantul. Ahli media
Putro
≤ 𝑋̅𝑖 + 1,8 𝑆𝑏𝑖 𝑋̅𝑖 − 0,6 𝑆𝑏𝑖 < 𝑋̅
3
≤ 𝑋̅𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 𝑋̅𝑖 − 1,8 𝑆𝑏𝑖 < 𝑋̅
2
≤ 𝑋̅𝑖 − 0,6 𝑆𝑏𝑖
kualitas media dari aspek materi.
𝑋̅ ≤ 𝑋̅𝑖 − 1,8 𝑆𝑏𝑖
1
Keterangan: Teknik Analisis Data
𝑋̅𝑖 (Rerata ideal)
Analisis data pada pengembangan media monopoli Taat Beragama Islam (TBI) menggunakan
analisis
data
penilaian dari ahli media dan ahli materi
1 2
(skor maks.
=
1 6
(skor maks.
ideal + skor min. ideal) 𝑆𝑏𝑖 (simpangan baku ideal)
deskriptif
kuantitatif. Analisis data diperoleh melalui
=
ideal - skor min. ideal) X = skor empiris
mengenai kualitas dan kelayakan media dengan metode angkat. Sedangkan siswa
Konversi kuantitatif ke data kualitatif skala 5
diberikan
tersebut dapat disederhanakan menjadi sebagai
metode
wawancara
dengan
menggunakan angket yang sudah disusun beserta alternatif jawabannya. Teknik analisis data kuantitatif ini digunakan untuk hasil data pada uji coba operasional utama dan uji coba
berikut: Skor 5 4
Rumus X > 4,08 3,36 < X ≤ 4,08
Kriteria Sangat baik Baik
Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 409
3
2,64 < X ≤ 3,36 1,92 < X ≤ 2,64 X ≤ 1,92
2 1
Berdasarkan penghitungan tersebut alat
Cukup
permainan edukatif Monopoli Taat Beragama
Kurang
Islam dapat dikatakan “layak/baik” digunakan
Sangat kurang
dalam
pembelajaran
apabila
persentase
kelayakan mencapai > 75%. Sebaliknya, Kemudian, data kuesioner yang ada dianalisis dengan menghitung rata-rata skor
dikatakan “Tidak layak/tidak baik” apabila persentase kelayakan ≤ 75%.
(X) pada tiap-tiap aspek. Mencari skor (X)
Persentase
dengan menggunakan rumus rata-rata: X=
∑X n
X
= skor rata-rata
∑x
= jumlah skor
n
= jumlah responden
Dari
keterangan
diata
𝑥̅ > 75%
Kategori Layak
𝑥̅ ≤ 75%
Tidak layak
HASIL dapat
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
disimpulkan bahwa produk atau media bisa apabila
A. Hasil Penelitian
mendapatkan kategori “Baik”. Hasil tersebut
Pengumpulan Data
dikatakan
layak
diaplikasikan
diambil melalui validasi dari para ahli, yaitu ahli media dan ahli materi. Untuk
menguji
Berikut permasalahan yang muncul berdasarkan hasil dari pengumpulan data di
kelayakan
media
terhadap siswa atau subyek uji coba, peneliti menggunakan skala Guttman.
SD Donotiro Kasihan. a. Hasil Wawancara Guru PAI Proses wawancara kepada guru IPA kelas VI dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober
Pada
Skor
Kriteria
0
Tidak Setuju
1 perhitungan
Setuju instrumen
2015.
mengetahui
𝑋= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎
X = Persentase Skor
materi
ini
bertujuan
pelajaran
apa
untuk yang
mengalami kendala dalam proses belajar, siswa
menggunakan skala Guttman dan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Wawancara
metode yang digunakan, bagaimana proses pembelajaran, sumber belajar yang digunakan, media pembelajaran yang digunakan dan fasilitas sekolah yang dimiliki sekolah. Setelah
𝑥 100%
proses wawancara selesai, diketahui bahwa guru masih menggunakan metode ceramah dalam
mengajar,
proses
pembelajaran
berlangsung lancar namun siswa sering hilang
410 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
konsentrasi. Sumber belajar yang dipakai
Perencaanaan
adalah
a. Merumuskan Tujuan
buku
LKS.Guru
masih
belum
menggunakan media yang lain dalam dalam pembelajaran khususnya yang terkait dengan sholat dan doa.
dan
beragama
wawancara
tentang
siswa.
Peneliti
merumuskan tujuan berdasarkan masalahwawancara
dengan
siswa
dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana guru dalam mengajarkan sholat dan doa, apakah proses pembelajaran menarik, dan apakah guru pernah menggunakan media dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh adalah guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa sering merasa jenuh,guru belum
menggunakan
media
pembelajaran.
dari
pembelajaran
pengamatan
pada
berlangsung
saat adalah
pembelajaran berjalan satu arah dan siswa hanya sekedar mendengarkan ceramah dari guru. Guru sesekali memberikan contoh tentang materi dengan beberapa gerakan, namun siswa tidak diberikan kesempatan untuk mempraktikannya. Dari
yang
pengumpulan
diperoleh
data
serta
dari
hasil
menyinkronkan
dengan SK, KD dan indikator pada RPP mata pelajaran
PAI.
dimodifikasi
dan
Keduanya
kemudian
menghasilkan
rumusan
tujuan yang berhubungan dengan sholat dan doa. Tujuan tersebut adalah siswa dapat melaksanakan
sholat
dan
dzikir
dengan
sempurna. b. Menetapkan Materi
media
yang
dapat
memudahkan siswa untuk belajar sholat dan membudayakan siswa untuk selalu berdoa dalam rangka menanamkan nilai-nilai ketaatan beragama kepada siswa.
maka langkah selanjutnya adalah menetapkan materi.
Penetapan
materi
untuk
media
monopoli ini disesuaikan dengan SK dan KD yang
telah
dirumuskan
pada
tahap
sebelumnya. SK dan KD tersebut berhubungan erat dengan sholat dan doa tersebut kemudian dijabarkan menjadi beberapa sub-materi. Submateri sholat yaitu gerakan sholat dan bacaan
permasalahan-permasalahan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkannya
masalah
Setelah itu peneliti menentukan tujuan
c. Hasil Pengamatan Pembelajaran di Kelas Hasil
observasi
ketaatan
Donotirto
juga
peneliti menemukan beberapa masalah dari hasil
b. Hasil Wawancara Siswa Kelas II SD
Proses
Setelah melakukan pengumpulan data,
sholat, sedangkan sub-materi doanya adalah doa aktivitas sehari-hari dan doa untuk dzikir. c. Evaluasi Siswa Alat evaluasi yang disusun berupa soalsoal yang berhubungan dengan sholat dan doa. Soal-soal tersebut disusun dari sub-materi yang ada pada media monopoli ini yaitu
Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 411
gerakan sholat, bacaan sholat, doa beraktivitas
yang sudah didesain sesuai kebutuhan
dan doa untuk dzikir. Sub materi gerakan
media.
sholat dikembangkan menjadi 3 soal. Sub-
b. Validasi Materi dan Media
materi bacaan shoat dikembangkan menjadi 2
Validasi Materi
soal. Sedangkan sub materi doa beraktivitas dan doa untuk dzikir dikembangkan menjadi 3 soal. Jadi total soal yang digunakan dalam alat evaluasi ini berjumlah 8 soal.
Validasi ahli materi akan dijadikan acuan untuk merevisi produk sebelum di uji cobakan. Ahli materi dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen yang expert dibidang agama Islam yaitu oleh Dr. Amir Syamsudin, M.Ag. Validasi materi ini ditempuh dalam 2 kali proses validasi.
Pengembangan
Berdasarkan penilaian ahli materi pada
a. Pengembangan Produk Setelah tahap penyusunan alat evaluasi untuk siswa selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap pengembangan produk. Dalam tahap ini
tahap I dapat diperoleh jumlah keseluruhan 52 dengan rerata skor 3. Jika dikonversikan ke
terdapat sub tahapan yaitu :
dalam skala 5, maka dapat ditarik kesimpulan
1)
bahwa media monopoli TBI masuk dalam
Tahap pertama, perancangan desain awal media
Monopoli
TBI
dengan
menggunakan software (Photoshop CS5
2)
dan Corel Draw X6)
indikator mendapatkan rentang dari 3-5
Tahap kedua, Browsing Picture dan
dengan kriteria Cukup - Sangat Baik.
Editing
Picture.
mencari
Tahap
ini
gambar-gambar
peneliti yang
mendukung dan berkaitan tentang isi media. Setelah gambar diperoleh, gambar diedit dan didesain ulang dan disesuaikan dengan konten isi. 3)
kriteria “Cukup”. Skor yang diperoleh setiap
Tahap ketiga, Pada awal pembuatan media
dan
perlengkapannya.
Media
dibuat menggunakan kertas karton namun karena alasan keawetan bahan, maka bahan
yang
digunakan
diganti
menggunakan kayu yang dibentuk papan. Papan tersebut kemudian ditempel stiker
Berdasarkan penilaian ahli materi pada tahap II dapat diperoleh jumlah keseluruhan 71 dengan rerata skor 4,7. Jika dikonversikan ke dalam skala 5, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Monopoli TBI masuk ke dalam kriteria “Sangat Baik”. Skor yang diperoleh
setiap
indikator
mendapatkan
rentang dari 4-5 dengan kriteria Baik - Sangat Baik. Validator ahli materi menyatakan bahwa monopoli TBI layak untuk di uji coba tanpa revisi.
412 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
Validasi Media
dikatakan
Validasi ahli media akan dijadikan acuan untuk merevisi produk sebelum di uji
bahwa
media
monopoli
TBI
“Layak”. Revisi Produk Awal
cobakan. Ahli media dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil uji coba awal media “Layak/baik”
monopoli
media
Deni
digunakan untuk siswa kelas II SD Donotirto
Hardianto, M.Pd. Validasi media ini ditempuh
Kasihan, Bantul. Hanya ada sedikit revisi,
dalam 2 kali proses validasi.
yaitu di penambahan jumlah pin pahala
pembelajaran
yaitu
oleh
Berdasarkan penilaian ahli media pada
sebagai
TBI
dinyatakan
dilakukan oleh dosen yang expert dibidang
indikasi
tahap I dapat diperoleh jumlah skor 70 dengan
permainan.
rerata skor 3,8. Jika dikonversikan ke dalam
Hasil Uji Coba Utama
skala 5, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Hasil
uji
kemenangan
coba
media
awal monopoli
dalam
pada
Monopoli TBI masuk ke dalam kriteria
pengembangan
TBI
“Baik”. Skor yang diperoleh setiap indikator
dilakukan oleh 8 siswa kelas II SD Donotirto
mendapatkan rentang dari 2-4 dengan kriteria
Kasihan, Bantul. Berdasarkan hasil penelitian
Cukup - Baik.
yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil
Berdasarkan penilaian ahli media pada
dengan jumlah penilaian sebanyak 53 dari
tahap II dapat diperoleh jumlah skor 73
total jumlah penilaian sebanyak 56. Dari
dengan rerata skor 4,05. Jika dikonversikan ke
jumlah
dalam skala 5, maka dapat ditarik kesimpulan
dipresentasikan menjadi 94,64% sehingga
bahwa Monopoli TBI masuk ke dalam kriteria
dapat dikatakan bahwa media monopoli TBI
“Baik”. Skor yang diperoleh setiap indikator
“Layak”.
mendapatkan rentang dari 3-5 dengan kriteria
Revisi Produk Utama
Cukup - Sangat Baik.
penilaian
Berdasarkan
tersebut
hasil
uji
dapat
coba
pendahuluan media monopoli TBI dinyatakan
Hasil Uji Coba Awal pada
“Layak/baik” digunakan untuk siswa kelas II
TBI
SD Donotirto Kasihan, Bantul. Siswa tampak
dilakukan oleh 4 siswa kelas II SD Donotirto
tidak kesulitan memainkan dan menggunakan
Kasihan, Bantul. Berdasarkan hasil penelitian
media monopoli TBI ini.
yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil
Hasil uji Coba Operasional
Hasil
uji
pengembangan
coba
media
awal monopoli
dengan jumlah penilaian sebanyak 24 dari
Hasil uji coba pendahuluan pada
total jumlah penilaian sebanyak 28. Dari
pengembangan
jumlah
dapat
dilakukan oleh 16 siswa kelas II SD Donotirto
dipresentasikan menjadi 85,7% sehingga dapat
Kasihan, Bantul. Berdasarkan hasil penelitian
penilaian
tersebut
media
monopoli
TBI
Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 413
yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil
produk utama; (7) uji coba operasional; (8)
dengan jumlah penilaian sebanyak 107 dari
revisi produk akhir.
total jumlah penilaian sebanyak 112. Dari jumlah
penilaian
dapat
ini menggunakan dua teori besar sebagai
dipresentasikan menjadi 95,5% sehingga dapat
landasan teori utama yaitu teori behavioristik
dikatakan
dan kognitif, karena monopoli ini bersifat
bahwa
tersebut
Media monopoli taat beragama Islam
media
monopoli
TBI
“Layak”.
membudayakan dan mengembangkan diri. Media ini membudayakan karena materi yang disajikan mirip dengan kegiatan sehari-hari
Revisi Produk Akhir Setelah uji coba operasional selesai
serta dikerjakan secara berulang-ulang oleh
dilaksanakan dan hasil dari penilaian angket
pemain/siswa.
Media
dianalisa, hasil yang didapat sudah sangat baik
mengembangkan diri karena dalam skema
dan layak untuk digunakan. Dalam proses
permainan tersebut siswa melatih dirinya
penelitian didapatkan data bahwa siswa tidak
sendiri
mengalami kesulitan dalam memainkan media
kemampuannya dalam hal ibadah yaitu sholat
monopoli TBI ini dan layak untuk digunakan.
dan doa.
untuk
ini
juga
bersifat
mengembangkan
Monopoli pendidikan karakter taat beragama Islam ini divalidasi oleh 2 ahli, yaitu
B. Pembahasan Penelitian
media
ahli materi dan ahli media. Ahli materi
monopoli pendidikan karakter taat beragama
berperan sebagai validator media ditinjau dari
Islam ini mengacu pada dua model penelitian
segi materi yang bertugas melakukan koreksi
pengembangan Borg & Gall dan Dicki &
terhadap isi materi yang ada dalam media.
Carey. Penggabungan dua model tersebut
Sedangkan ahli media bertugas meninjau
digunakan
tahapan
kelayakan dari segi media. Proses validasi ahli
penelitian yang baik dan sesuai dengan produk
materi melalui 2 tahap validasi, dan proses
yang dibuat. Setelah proses analisis dan
validasi dari ahli media juga melalui 2 tahap
penggabungan kedua model tersebut sesuai
validasi.
untuk
pengembangan
memperoleh
dengan kebutuhan penelitian, terdapat delapan
Dari hasil validasi ahli materi terdapat
tahap penelitian pengembangan multimedia
2 aspek yang ada pada instrumen penilaian
pembelajaran
(1)
ahli materi yaitu aspek pembelajaran, aspek isi
penelitian dan pengumpulan informasi awal;
dan aspek tugas. Pada proses validasi tahap I,
(2) perencanaan; (3) uji coba awal; (4) revisi
penilaian
produk awal; (5) uji coba lapangan; (6) revisi
mendapatkan rerata 3,46 dengan kriteria
yang
dipakai
yaitu;
dari
ketiga
aspek
tersebut
cukup dan kategori layak. Pada proses validasi
414 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
tahap II, penilaian dari ketiga aspek tersebut
Pada uji coba lapangan ini siswa kelas II
mendapatkan rerata 4,7 dengan kriteria sangat
sangat antusias menggunakan monopoli TBI.
baik dan layak.
Mereka sangat menikmati belajar sholat dan
Validasi
media
menggunakan
doa menggunakan monopoli TBI. Siswa
instrumen penilaian yang terdiri dari 18 butir
menjadi lebih aktif dalam situasi berinteraksi
instrumen yang terdiri dari aspek fisik,
dengan temannya dan aktif mempraktikkan
pemakaian, gambar, warna dan tulisan. Proses
gerakan-gerakan sholat dan doa.
validasi ahli media tahap I mendapatkan hasil
Uji coba operasional melibatkan 16
rerata skor 3,8 dengan kriteria baik dan
siswa kelas II SD dengan perolehan persentase
kategori
proses
sebanyak 95,5% dengan kategori “Layak”.
validasi tahap II mendapatkan hasil rerata 4,08
Pada uji coba yang terakhir ini siswa kelas II
dengan
memberikan respon yang sangat baik dalam
layak.
kriteria
Sedangkan
baik
dan
pada
layak
untuk
diujicobakan.
menggunakan monopoli TBI. Mereka tertarik
Pada uji coba awal proses uji coba
untuk memainkan monopoli TBI karena
menggunakan 4 orang siswa sebaagai subjek.
mereka bisa belajar sambil bermain. Dalam
Hasil penilaian dari keempat subjek tersebut
konsep permainan monopoli TBI tersebut,
adalah baik. Dari 4 angket yang sudah diisi
siswa dilatih untuk mempraktikan sholat dan
oleh ssiswa sebagai subyek mendapatkan hasil
membaca doa-doa yang dilakukan dengan cara
dengan presentase yang cukup tinggi yaitu
yang menyenangkan. Pada saat proses uji
mencapai 85,7 %. Dari presentase hasil angket
coba,
siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa media
memainkan media monopoli TBI ini secara
monopoli TBI itu layak dengan revisi. Revisi
berkelompok.
berupa penambahan jumlah pin pahala yang
karakterstik sosial anak usia 7/8 tahun yang
dirasa kurang oleh siswa ketika memainkan
sering pula disebut sebagai usia berkelompok
monopoli TBI tersebut. Namun pada uji coba
karena pada masa ini ciri-ciri menonjol
ini
banyak
ditandai dengan minat besar terhadap aktifitas
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
dengan teman-teman sebaya dan meningkanya
mendengarkan uraian guru. Keaktifan siswa
keinginan untuk diterima sebagai anggota
tersebut
kelompok (Endang dan Nur,2002:97).
siswa
sudah
sesuai
tampak
dengan
lebih
manfaat
media
pembelajaran yang dikemukakan Sudjana dan Rivai (Arsyad Azhar, 2006:24-25).
diketahui
bahwa
Hali
ini
siswa
sesuai
tertarik
dengan
Hal positif terlihat pada saat dua kali tahap uji coba menggunakan monopoli TBI
Uji coba lapangan dilakukan oleh 8
ini. Siswa tampak antusias dan termotivasi
siswa kelas II SD mendapatkan presentase
sehingga mereka menjadi aktif dalam proses
sebanyak 94,6 % dengan kategori “Layak”.
belajarnya.
Siswa
tampak
senang
Pengembangan Media Monopoli Pendidikan Karakter .... (Lingga Bayu Anshori) 415
menggunakan media monopoli TBI karena
dengan rata-rata nilai 3,8. Tahap kedua
dapat belajar melalui skema permainan yang
dinyatakan “layak” dengan rata-rata nilai
menyenangkan. Hal tersebut menunjukkan
4,08.
bahwa media ini memenuhi fungsi media
3. Uji coba pendahuluan dengan subyek 4
pembelajaran menurut Kemp dan Dayton yaitu
orang siswa mendapatkan presentase 85,7
(1) memotivasi minat atau tindakan, (2)
%dengan kategori “layak”.
menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi (Sukiman,2012:39).
siswa mendapatkan presebtase 94,64%
Monopoli pendidikan karakter taat beragama
Islam
ini
4. Uji coba lapangan dengan subyek 8 orang
diharapkan
dengan kategori “layak”.
dapat
5. Uji coba operasional oleh 16 siswa kelas II
digunakan sebagai sarana untuk menanamkan
SD Donotirto mendapatkan presentase
nilai ketaatan beragama kepada siswa. Dengan
95,5 % dengan kategori “layak”.
mengusung unsur bermain dalam media ini diharapkan siswa lebih termotivasi untuk menggunakan
dan
memainkan
media
B. Saran Berdasarkan
hasil
monopoli yang berisi panduan sholat dan
dilakukan,
anjuran membaca doa ini.
disampaikan diantaranya: 1. Bagi
ada
penelitian
beberapa
guru
PAI
di
saran
SD
yang yang
Donotirto,
Simpulan dan Saran
diharapkan untuk memanfaatkan media
A. Simpulan
monopoli
Berdasarkan
hasil
analisis
data
pendidikan
karakter
taat
dan
beragama Islam sebagai media untuk
pembahasan penelitian dapat disimpulkan
menanamkan nilai ketaatan beragama
bahwa monopoli pendidikan karakter taat
kepada siswa terutama dalam hal ibadah
beragama Islam ini “layak” untuk digunakan.
sholat dan doa.
Berikut hasil penilaian dari validasi ahli
2. Bagi
siswa
kelas
2
Donotirto,
materi, ahli media, uji coba pendahuluan dan
diharapkan
uji coba operasional:
monopoli ini dapat dimanfaatkan sebagai
1. Validasi dari ahli materi yang melalui 2
sarana
tahap. Tahap pertama yang mendapatkan dengan kategori “layak” dengan rata-rata nilai 3,46. Tahap kedua mendapatkan kategori “layak” dengan rata-rata nilai 4,7. 2. Validasi ahli media yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama dinyatakan “layak”
dengan
SD
belajar
yang
adanya
menarik
media
dan
menyenangkan. 3. Media Monopoli TBI ini dapat digunakan di SD yang berbasis agama Islam.
416 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an al Karim Darmiyati Zuchdi. (2011), Pendidikan Karakter dalam Perspektif teori dan Praktik. Yogyakarta : UNY Press. Doni Koesoema A., (2007). Pendidikan karakter: Strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: Grasindo. Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Punaji Setyosari. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sumantri, M. dan Permana, J. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Dirjen Pendidikan Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.