PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN 1,2
Rahma Widiantie1, Lilis Lismaya2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan Email:
[email protected] ABSTRAK
Keterampilan generik sains merupakan keterampilan dasar yang harus dilatihkan dan dikembangkan pada mahasiswa khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, dimana alat penilain yang dikembangkan juga harus disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat penilaian berbasis keterampilan generik sains (KGS) pada praktikum struktur hewan dan menganalisis profil KGS mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research &Development). Sampel penelitian untuk uji coba skala kecil adalah 10 orang dan uji coba skala luas adalah 27 mahasiswa yang menempuh praktikum struktur hewan. Hasil penelitian diawali hasil validasi ahli yang menunjukkan alat penilaian valid dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Hasil uji coba skala kecil adalah alat penilaian valid dan reliabel dengan kategori cukup tinggi. Sedangkan hasil uji coba skala luas adalah alat penilaian mempunyai validitas tinggi dan reliabilitas tinggi baik dari hasil ujian praktikum maupun proses praktikum serta laporan praktikum. Profil keterampilan generik sains mahasiswa adalah baik dengan rata-rata skor 9,5, dimana skor tertinggi pada indikator keterampilan pengamatan langsung dan skor terendah pada indikator inferensi logika. Alat penilaian yang dikembangkan juga efektif berdasarkan hasil analisis angket menunjukkan mahasiswa memberikan respon positif terhadap aplikasi alat penilaian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah alat penilaian berbasis keterampilan generik sains adalah valid, reliabel dan efektif untuk diaplikasikan pada praktikum struktur hewan. Kata kunci: alat penilaian, keterampilan generik sains, pengembangan, praktikum struktur hewan
A. PENDAHULUAN Biologi sebagai ilmu yang mencakup 3 aspek dasar, yaitu produk, proses dan sikap. Pembelajaran biologi harus dapat mengintegrasikan ketiga aspek tersebut sebagai satu kesatuan. Pembelajaran biologi selain menekankan pada pemahaman dan penguasaan konsep secara teoritis juga harus menekankan pada keterampilan mahasiswa dalam mengobservasi, merancang percobaan, menganalisis dan membuat kesimpulan, dimana aspek tersebut dapat difasilitasi pada kegiatan praktikum. Pembelajaran biologi baik di sekolah maupun di perguruan tinggi tidak cukup hanya teori saja, tetapi memerlukan praktikum. Namun umumnya pembelajaran biologi hanya bersifat teoritis, melalui ceramah, diskusi dan penyelesaian soal, tanpa eksperimen atau demonstrasi (Depdiknas, 2002). Apabila di sekolah dan perguruan tinggi telah membiasakan praktikum dalam pembelajaran biologi seharusnya diikuti dengan alat penilaian yang komprehensif yang dapat menilai kegiatan peserta didik secara keseluruhan. Praktikum merupakan kegiatan praktik yang dilakukan di laboratorium maupun di luar laboratorium untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan IPA, dalam hal ini adalah biologi praktikum merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar (Rahman, 2007). Praktikum merupakan wahana yang ideal untuk mengembangkan keterampilan generik, namun pada kegiatan praktikum kurang ditekankan pada pengembangan keterampilan generic mahasiswa. Keterampilan generic sains merupakan kemampuan dasar perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan tersebut tidak mengacu pada displin ilmu tertentu,namun dapat diaplikasikan pada berbagai bidang (Gibb dalam Rustaman. dkk, 2007). Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata kuliah struktur hewan khususnya praktikum selama ini yaitu belum ada alat penilaian yang menilai kegiatan praktikum mahasiswa selama satu semester. Kegiatan yang dimaksud adalah proses praktikum secara berkelompok dan individu, proses diskusi dalam menyelesaikan lembar kerja praktikum dan ujian praktikum. Proses praktikum sudah mulai dapat memfasilitasi keterampilan generic sains
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017
142
mahasiswa namun belum terdapat alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Praktikum mempunyai bobot yang cukup besar yaitu 30 % dari total keseluruhan nilai akhir mahasiswa, sehingga nilai praktikum akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap hasil penilaian akhir mahasiswa pada mata kuliah struktur hewan. Dua hal di atas yang melatar belakangi perlunya dikembangkan alat penilaian praktikum struktur hewan yang berbasis keterampilan generic sains. Dengan dikembangkannya alat penilaian tersebut diharapkan dapat mempermudah dosen dalam memberikan penilaian terhadap kinerja dan hasil belajar mahasiswa berbasis keterampilan generic pada praktikum struktur hewan. Bentuk upaya yang dapat dilakukan sehingga kegiatan praktikum sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai adalah dengan melakukan pembenahan pada pembelajaran biologi dan penilaian yang bersifat komprehensif. Brotosiswoyo (2001) menyatakan bahwa hendaknnya model pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep tetapi harus menekankan pada keterampilan berpikir, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi , mengkomunikasikan proses dan hasil belajar serta keterampilan generic sains untuk diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan. Pengembangan kemampuan generik tidak terlepas dari pengembangan kemampuan berpikir dan strategi kognitif peserta didik (Gibb, 2002). Keterampilan generik merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh mahasiswa. Keterampilan generik dikenal pula dengan sebutan kemampuan kunci, atau kemampuan inti (core ability). Keterampilan generik ada yang secara spesifik berhubungan dengan pekerjaan seperti keterampilan menggunakan alat tertentu, ada yang relevan dengan aspek sosial seperti keterampilan berkomunikasi misalnya (Gibb, 2002). Keterampilan generic sains adalah kemampuan berfikir dan bertindak yang dimiliki peserta didik berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya (Liliasari, 2007). Keterampilan generik adalah apa yang diacu Gagne sebagai “ strategi-strategi kognitif” dan apa yang disebut sebagai “pengetahuan yang tidak tergantung pada domain.” Jenis-jenis utama dari keterampilan generik adalah keterampilan berpikir (seperti teknik memecahkan masalah), strategi pembelajaran (seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat sesuatu), dan keterampilan metakognitif (seperti memonitor dan merevisi teknik memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik) (Gibb, 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan alat penilaian berbasis keterampilan generik sains pada praktikum struktur hewan dan menganalisis profil keterampilan generik sains mahasiswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan praktikum selanjutnya. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research &Development) yang terdiri dari dua tujuan utama yaitu mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan (Borg & Gall, 2003). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat alat penilaian berbasis keterampilan generic sains pada praktikum struktur hewan. Subyek yang digunakan dalam uji coba skala kecil berjumlah 10 orang mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Struktur Hewan. Pengambilan subjek dengan menggunakan teknik purposive sampling. Subjek pada uji coba skala luas menggunakan kelas yang sedang menempuh mata kuliah Struktur Hewan dengan jumlah mahasiswa 27 orang. Kriteria keberhasilan produk yang dikembangkan berdasarkan 2 kriteria yaitu validitas dan reliabilitas produk alat penilaian berbasis keterampilan generic sains yang dapat digunakan sebagai alat penilaian yang baik, apabila memiliki validitas dengan kriteria tinggi dan nilai reliabilitas minimal 0,6. Kriteria kedua yaitu keefektifan alat penilaian ketermpilan generic sains diperoleh dari respon mahasiswa, dikatakan efektif apabila rata-rata persentase respon dosen dan mahasiswa adalah > 80% memberikan respon positif.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017
143
Hasil penelitian diawali dengan hasil validasi ahli perangkat alat penilaian berbasis keterampilan generik sains (KGS) oleh validator yang ahli di bidang alat evaluasi dan struktur hewan. Hasil validasi ahli adalah alat penilaian dapat digunakan dengan sedikit revisi yang dihadirkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil validasi alat penilaian berbasis KGS
No. 1. 2.
Validasi
Rata-rata skor
Keterangan
3,3
Valid
3,4
Valid
Validasi konstruk Validasi isi
Hasil validasi ahli digunakan sebagai bahan untuk perbaikan alat penilaian kemudian dilakukan uji coba skala kecil pada 10 orang mahasiswa. Hasil analisis angket keterbacaan alat penilaian adalah valid dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Validitas alat penilain adalah cukup dan reliabilitasnya adalah tinggi. Sedangkan profil KGS mahasiswa uji coba skala kecil adalah baik. Hasil analisis uji coba skala kecil dihadirkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Relibilitas No Uji Statistik Nilai 1. 2. 3.
Validitas Reliabilitas Rata-rata skor KGS
Simpulan
0,5 0,6 10
Cukup Tinggi Baik
Validitas dan reliabilitas alat penilaian berbasis KGS diketahui dari uji coba skala luas berdasarkan hasil validasi pakar dan uji coba skala kecil. Subjek uji coba skala luas adalah seluruh mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Struktur Hewan yang berjumlah 27 orang mahasiswa. Tabel 3. berikut ini menjelaskan rangkuman hasil skor soal praktikum, asesmen kinerja KGS dan kriteria atau level KGS mahasiswa. Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Coba Skala Luas No 1. 2. 3.
4.
Aspek Pengujian Skor soal praktikum Asesmen kinerja Keterampilan generic sains berdasarkan indikator pada soal: a.Pengamatan langsung b.Pemodelan c.Hubungan sebab akibat d.Inferensi logika Keterampilan generic sains berdasarkan indikator asesmen kinerja: a.Pengamatan langsung b. Pemodelan c. Hubungan sebab akibat d. Inferensi logika
Rata-rata skor
Simpulan
9,5 10
Baik Baik
2,6 2,1 2,5 2,3
Baik Baik Baik Baik
2,7 2,5 2,4 2,2
Baik Baik Baik Baik
Pengembangan alat penilaian berbasis KGS pada praktikum struktur hewan didasarkan pada analisis kebutuhan alat penilaian yang dapat digunakan untuk menilai dan menganalisis KGS siswa sebagai kemampuan dasar sains mahasiswa semester awal dalam hal ini adalah mahasiswa semester II sehingga pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep, tetapi
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017
144
keterampilan berpikir, dalam hal ini adalah keterampilan generik sains yang merupakan keterampilan dasar ilmiah untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari (Brotosiswojo, 2001). Alat penilaian ini dirancang untuk diaplikasikan pada praktikum struktur hewan karena praktikum merupakan aspek yang sangat penting dalam membantu penguasaan konsep mahasiswa dan Praktikum merupakan wahana yang ideal untuk mengembangkan keterampilan generik sains mahasiswa. Hasil tersebut diperjelas pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Skala Besar Hasil skor soal praktikum asesmen kinerja mahasiswa skala luas dilakukan uji validitas dan reliabilitas. hasil uji validitas soal praktikum pada kelas uji coba skala luas yaitu 0,71 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan soal praktikum memiliki tingkat validitas yang termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa diperoleh nilai sebesar 0,77, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan soal praktikum memiliki tingkat reliabilitas yang termasuk dalam kategori tinggi.Asesmen kinerja juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas, hasilnya adalah Berdasarkan hasil uji validitas kelas uji coba skala luas diperoleh nilai korelasi antara skor butir dengan skor total sebesar 0,78, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan asesmen kinerja kelas ujicoba skala luas memiliki tingkat validitas tinggi. Sedangkan Berdasarkan hasil uji reliabilitas asesmen kinerja kelas uji coba skala luas diperoleh nilai crobach alpha sebesar 0,79, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrumen soal essai kelas ujicoba skala luas memiliki tingkat reliabilitas yang termasuk dalam kategori tinggi. Sesuai dengan pendapat Murtiyasa (2001) dan Sudjana ( 2006) menyatakan bahwa alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila memenuhi syarat validitas, reliabilitas dan praktis. Validitas adalah alat penilaian mampu mengukur apa yang harus diukur, meliputi validitas isi dan konstruk. Reliabilitas adalah alat penilaian apabila dipergunakan kapanpun akan menunjukkan hasil yang relatif sama, sedangkan praktis adalah alat penilaian mudah dipergunakan dan dipahami oleh pengguna alat penilaian. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat penilaian berbasis KGS yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai kualitas yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu (Haksani, 2013) hasil pengembangan perangkat asesmen berbasis keterampilan generik sains pada mata kuliah praktikum kimia dasar lanjut menghasilkan asesmen yang valid, reliabel dan efektif sehingga dapat diaplikasikan sebagai asesmen pada praktikum kimia dasar lanjut. Hasil penelitian sejalan juga dengan hasil penelitian (Jusniar,dkk, 2014) yang mengembangkan perangkat asesmen berbasis keterampilan generik sains pada mata kuliah praktikum kimia fisik dimana asesmen yang dikembangkan efektif dan praktis berdasarkan hasil analisis data penelitian. Hasil analisis KGS mahasiswa pada praktikum struktur hewan tersebut adalah mahasiswa cenderung mendapatkan skor tertinggi pada indikator pengamatan langsung baik melalui soal ujian maupun melalui asesmen kinerja, hal tersebut disebabkan karena mahasiswa termotivasi untuk melakukan pengamatan objek karena dihadapkan pada objek nyata sehingga hal tersebut juga akan lebih lama untuk diingat oleh mahasiswa. hasil analisis KGS mahasiswa terendah yaitu keterampilan hubungan sebab akibat dan yang paling rendah adalah inferensi logika karena pada
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017
145
indikator sebab akibat mahasiswa harus melakukan analisis terhadap fenomena yang terjadi di alam yang dihadirkan pada permasalahan lembar kerja praktikum dihubungkan dengan hasil pengamatan praktikum dan kajian teoritis yang relevan. Sejalan dengan Rahman (2010) keterampilan pengamatan langsung memiliki nilai yang paling tinggi dan mudah untuk dikembangkan karena mahasiswa dihadapkan pada objek konkret yang teramati, mudah dipahami dan mudah diingat. Sedangkan keterampilan inferensi logika mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi terhadap keseluruhan hasil eksperimen berdasarkan ciri-ciri class hewan coba kemudian membuat sebuah kesimpulan yang relevan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Brotosiswoyo (2012) urutan ketermpilan generic sains dari urutan yang sukar dikembangkan ke urutan yang mudah dikembangkan adalah keterampilan generik inferensi logika, hubungan sebab akibat, pemodelan dan pengamatan langsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa skor tertinggi adalah indikator pengamatan langsung dan skor terendah adalah inferensi logika. Menurut Brotosiswojo (2012) inferensi logika dikategorikan sebagai keterampilan generic sains yang sulit dikembangkan. Keefektifan perangkat alat penilaian berbasis KGS diperoleh dari data sekunder yang mendukung keefektifan perangkat alat penilaian berbasis KGS adalah respon mahasiswa terhadap aplikasi alat penilaian berbasis KGS pada praktikum struktur hewan. Tabel 4 menunjukkan rekapitulasi respon mahasiswa kelas uji coba skala luas. Tabel 4. Rekapitulasi Respon Mahasiswa Terhadap Aplikasi Alat Penilaian Berbasis KGS No Aspek Penilaian Rata-rata persentase Keterangan 1. 2. 3.
4. 5.
Kalimat dalam soal Kesesuain soal dan lembar kerja praktikum dengan materi Kendala dan respon mahasiswa terhadap aplikasi alat penilaian berbasis KGS
97% 70%
Jelas Sesuai
20,5%
Sedikit kesulitan
Alat penilaian dapat memfasilitasi indikator KGS Hubungan antara alat penilaian dengan KGS
97%
Sesuai
100%
Sesuai
Rata-rata respon keseluruhan
77 %
Baik (positif )
Mahasiswa Program studi Pendidikan Biologi sangat antusias dalam melakukan kegiatan pengamatan terutama yang dilakukan pada objek nyata karena semkakin meningkatkan rasa ingin tahunya, dan mahasiswa juga antusias dalam membuat laporan praktikum berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, dimana pembuatan laporan praktikum tersebut dapat memfasilitai KGS dengan indikator pemodelan, hubungan sebab akibat dan inferensi logika sehingga menurut mereka alat penilaian tersebut dapat membantu meningkatkan KGSnya. Keterampilan melaksanakan praktikum dan membuat laporan praktikum yang berbasis keterampilan generik sains pada kegiatan praktikum merupakan suatu keterampilan yang melibatkan aspek keterampilan intelektual, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap (Rahman, 2010). Mengembangkan kemampuan praktikum berarti pula mengembangkan kemampuan investigasi dan discovery yang penting untuk mahasiswa calon guru (Subiyanto, 1988). D. KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan perangkat alat penilaian berbasis keterampilan generic sains (KGS) pada praktikum struktur hewan yang terdiri dari pedoman penggunaan alat penilaian, soal ,asesmen kinerja dan pedoman penskoran. Perangkat alat penilaian yang dikembangkan mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi sehingga alat penilaian tersebut layak digunakan sebagai alat penilaian dengan kualitas baik. Alat penilaian berbasis KGS yang
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017
146
dikembangkan efektif untuk mengukur keterampilan generic sains . Keefektifan alat penilaian berdasarkan mahasiswa yang memberikan respon positif terhadap aplikasi alat penilaian dalam praktikum. Profil keterampilan berpikir generik sains mahasiswa termasuk dalam kategori baik pada semua indikator melalui soal praktikum dan asesmen kinerja, dimana keterampilan tertinggi yaitu pengamatan langsung dan terendah adalah inferensi logika. Saran dari penelitian ini adalah mahasiswa harus dibiasakan untuk menggunakan keterampilan generic sains pada semua materi praktikum pada beragam mata kuliah, dan alat penilaian yang dikembangkan selanjutnya hendaknya menilai lebih banyak indikator keterampilan generik sains. E. DAFTAR PUSTAKA Borg W. R dan Gall M. D. (2003). Educational Research An Introduction. NewYork:Von Hoffman Press, Inc. Brotosiswoyo, B. S. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA Fisika Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pusat Antar Universitas Departemen Pendidikan Nasional. Brown, B.L. (2002), Generic Skills In Career and Technical Education:Myth and Realitties no. 2 Dearing, R. (1997), The Summary Report of The National Comitte of Inquiry Into Higher Education, London, HMSO. Edi,S, Sudarmin, dan Arif, W, (2014), Pengembangan Modul IPA Terpadu Tema Perubahan Zat Berbasis Discovery Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik dan Hasil Belajar Siswa, Unnes Science Education Journal, Prodi Pendidikan IPA FMIPA, Universitas Semarang Haladyna, T.M. (1997). Writing Test Item To Evaluate Higher Order Thinking. Boston: Allyn and Bacon. Jusniar, dkk. (2014). Pengembangan Perangkat Asesment Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Pada Mata Kuliah Praktikum Kimia FisikII, Jurnal Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makasar. Rahman, T. (2007). Profil Kemampuan Generik Caton Guru dalam Membuat Laporan Praktikum. Jurnal Sosiohumanitas. 11, (1). 63 – 78. Rustaman, et al. (2007). Peran Praktikum Dalam Membekali Kemampuan Generik Pada Calon Guru (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK). Bandung: Proceeding of The First International Seminar on Science Education. Stasz,C, et al, (2001), Classroom That Work: Teaching Generic Skills in Academic and Vocational Setting . [on line], Tersedia: http//ncrve/Berkeley.edu. Sudarmin. (2012). Keterampilan Generik Sains dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Kimia Organik, Semarang, UNNES Press.
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017
147