PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SHADAQAH (Studi Kasus Pada Rumah Zakat Indonesia) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah(S.E Sy)
Disusun Oleh: SUHARNO NIM : 204046102992
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2010M/1431H
PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SHADAQAH (Studi Kasus Pada Rumah Zakat Indonesia) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)
Disusun Oleh: Suharno NIM : 204046102992
Dibawah bimbingan
Pembimbing I
Dr. KH A. Juaini Syukri, Lcs MA. NIP. 195507061992031001
Pembimbing II
Dra. Maskufa, M.Ag NIP.196807031994032002
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 September 2010
Suharno
KATA PENGANTAR Segala puji sukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat-Nya, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Penulisan karya Ilmiah dalam bentuk sekripsi ini merupakan salah satu bagian syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis sampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr Komarudin Hidayat. MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Euis Amalia, M. Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
vi
4. Drs. Djawahir Hajazziey, SH, MA Ketua Program Non Reguler dan Drs. H. Ahmad Yani, MA. Sekretaris Program Non Reguler. 5. Dr. KH. Juaini Syukri Lcs, MA dan Dra. Maskufa, M.Ag, Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta bantuan literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. 6. Ibu Lilik Istiqoriyah, S.Ag, SS kaur perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta setaf-setafnya yang tak bosan-bosanya melayani penulis dalam proses penulisan sekripsi ini. 7. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan. 8. Pihak PT. Rumah Zakat Indonesia, Tbk yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi. 9. Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Sutardi dan Ibunda Bibit Hartini atas dukungan moril dan materiil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habishabisnya bahkan Do’a-do’a munajatnya yang tak henti-hentinya siang dan malam kepada Allah SWT. Penulis persembahkan skripsi ini. untuk kedua orangtua dan Nenek Penulis Ibunda Bibit Hartini yang telah membimbing, mendidik dan membesarkan sejak kecil, penulis ucapkan banyak terima kasih
vii
10. Kakak dan adikku tersayang: Suharti, Sumarno, Agung Sunyoto, Nur rahmawati dan Tini Oktaviani yang telah memberikan dukungan semangat. Terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayangnya. 11. Untuk seseorang yang selalu menemani penulis dan selalu memberikan semangat, pengertian, pengorbanan cinta dan kasih sayangnya Allah cinta para mujahid “Cinta Adalah Kebaikan”. 12. Untuk sahabat-sahabat terbaik penulis di kampus Hijau UIN Jakarta: Mustofa, Puri Hariyadi Nugroho, Agung Sunyoto, M. Fajar Ramadhani, Ahmad Pauzan, Endri Harnanto, Nahrawi, Agusti Restu Aprilianti, Laura Yunita Pribadi, Lela Musyarofah, Nuzdatun Zakiyah, Herfina, Ngudi Raharjo, Fathurrahman SEI, Ja’far Sidik, Muhammad Kholid, SEI, Ema Rahmawati, dan untuk seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah 2004 Non Reguler Sepecial PS D yang tercinta yang namanya tidak dapat di sebutkan satu persatu oleh penulis, semoga hubungan kita tidak akan terputus sampai kapanpun. “Sahabat Sejati Selamanya” 13. Untuk waktu yang bergerak perlahan namun pasti, yang selalu menemani penulis
dalam suka
maupun
duka. Untuk malam yang selalu
mendengarkan gema Do’a yang bergetar di tengah kesunyian. Untuk semua rasa dan pengalaman, yang menjadi saksi bisu bagi penulis untuk tetap tegar melewati manis dan pahit hidup ini, “Semoga kita akan selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya”
viii
Dan akhirnya penulis akhiri dengan rasa Syukur kepada Allah SWT, Raja dari segala Raja, pencipta Jagad Raya dan penguasa Ilmu Pengetahuan, Dengan segala kelemahan dan kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah. Amin.
Jakarta,
03 Agustus 2010
Suharno
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... v KATA PENGANTAR................................................................................. vi DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xii DAFTAR SINGKATAN...........................................................................xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................... 1 B. Pembatasan dan perumusan Masalah ............................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 6 D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ......................... 7 E. Studi Reviw Terdahulu..................................................... 8 F. Sistematika penulisan ...................................................... 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Zakat, Infak dan Shadaqah........................... 11 B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah. .................... 15 C. Harta yang Wajib di Zakatkan........................................ 17 D. Tujuan dan Hikmah Zakat, Infak dan Shadaqah ........... 20 E. Sasaran Zakat ................................................................. 25 F. Lembaga Pengelolaan Zakat, Infak dan Shadaqah ........ 30 G.
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT INDONESIA A. Sejarah singkat PT. Rumah Zakat Indonesia.................. 43 B. Profil Rumah Zakat Indonesia........................................ C. Visi dan Misi .................................................................. 44 D. Struktur Organisasi......................................................... 45 E. Program Rumah Zakat Indonesia ................................... 50
x
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prinsip Pengelolaan Zakat, Infak dan Shadaqah............ 61 B. Mekanisme Pengelolaan Zakat, Infak dan Shadaqah .... 73 C. Program Penghimpunan dan Penyaluran Zakat, Infak dan Shadaqah
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................... 81 B. Saran .............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 84 LAMPIRAN ............................................................................................ 87
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang sempurna diturunkan oleh allah SWT kemuka bumi untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam adalah satu-datunya agama allah SWT yang memberikan panduan yang lugas dan dinamis terhadap aspek kehidupan manusia kapan saja dan dalam berbagai situasi, disamping itu mampu menghadapi dan menjawab berbagai macam tantangan pada setiap zaman. 1 Islam mengatur tatanan hidup dengan sempurna, tidak hanya mengatur masalah ibadah seseorang kepada allah SWT, tetapi juga mengatur masalah muamalah yaitu mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan mahluk lain dan dengan alam sekitarnya, deperti sosial budaya, pertanian, tehnologi, tidak terkecuali di bidang ekonomi, hal ini dikarenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan, namun bukanlah merupakan tujuan akhir dari kehidupan ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Setiap manusia mempunyai kebutuhan pokok, yaitu sandang pangan dan papan. Semua kebutuhan tersebut tidak dapat diperoleh secara gratis tetapi harus di usahakan dengan benar dan sah. Telah menjadi sifat alami manusia untuk memenuhi kebutuhannya karena merupakan fitrah jika kemudian manusia bekerja untuk memperoleh harta demi tepenuhinya kebutuhan1
Muhammad syafi’i antonio, bank syariah dari teori ke praktel”, (jakarta : gema insani press, 2003), h.4
1
2
kebutuhan tersebut. Begitu juga dengan plato yang menyatakan “ bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah”. 2 Dan islam sendiri membenarkan seseorang memiliki kekayaan lebih banyak dari orang lain, sepanjang cara dan pemanfaatannya benar yaitu dengan memperlihatkan kewajiban dan tanggung jawab kepada kesejahteraan masyarakat. Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat di manfaatkanb untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 3 Zakat merupakan pokok agama yang penting dan strategis dalam islam, ia bukan saja berfungsi membentuk kesalehan pribadi tetapi juga membentuk kesalehan sosial. Oleh karena itu zakat sering disebut sebagai ibadah maliyah ijtima’iyah. 4 maksudnya adalah ibadah yang dilaksanakan dengan sesama manusia sehingga zakat harus di aktualisasikan dan diterapkan dalamkehidupan ekonomi umat sebagai rahmat bagi manusia . pembentukan kepribadian yang memiliki kesalehan pribadi dan sosial ini menjadi dalah datu tujuan di turunkannya risalah islam kepada manusia. Ajaran islam secara normatif telah mengatur persoalan zakat dari aspek makna, hikmah tujuan zakat itu sendiri juga dari aspek pengelolaan pemungutan dan penyalurannya. Demikian pula secara historis sejak zaman nabi dan pemerintah islam zakat merupakan persoalan yang urgen untuk
2 3
4
Deliarnov, ”perkembangan pemikiran ekonomi”, (jakarta : PT raja grafindo persada,203),h.30 Penjelasan undang undang republik indonesia no.38 thn 1999 tentang pengelolaan zakat. Yusuf qardawi, Al-ibadah fill islam” (beirut : muassasah risalah 1993), h. 2355
3
diatur. Sejalan dengan perkembanganpemikiran dikalangan umat islam dan perjuangannya untuk membumikan islam kedalam kehidupan masyarakat masalah ini kemudian dibakukan dengan lahirnya UU no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaaan zakat. Undang undang no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaaan zakat ini diterapkan dan diberlakukan . masyarakat berharap banyak bahwa zakat itu akan lebih diefektifkan dalam pengambilan maupun pendistribusiannya. Konsekuensi undang-undang itu adalah memposisitifkan hal-hal yang tadinya hanya bersifat normatif. 5 Hal ini sejalan dengan undang-undang tersebut. Zakat yang diberikan kepada mustahik akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidak adaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja,dengan adanya madalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara di jadikannya dana zakat sebagai modal usaha, pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan membantu fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung.
5
Didin hafidudin, ”islam aplikatif”, (jakarta : gema insani press,2001), h.103
4
Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimalbila dikelola oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah (BAZIS) karena LAZ dan BAZIS sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. Mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihantersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layakdan mandiri. Secara demografik dan kultural bangsa indonesia khususnya masyarakat muslim indonesia sebenarrnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemeretaan pendapatan yaitu institusi zakat, infak dan shadaqah. Karena secara demografik, mayoritas penduduk indonesiaadalah beragama islam. Secara kultural kewajiban zakat, dorongan berinfak dan shadaqah di jalan Allah telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat muslim. Denganindonesia secara idealdapat terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat. Apabila hal itu dapat terlaksana dalam aktifitas sehari-hari umat islam, maka secara hipotik zakat termasukdidalamnya adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional. 6 Besarnya potensi zakat, infakdan shadaqah di indonesia mendorong berkembangnya lembaga-lembaga yang dapat membantu pemerintah dalam menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana zakat, infak dan shadaqah dari masyarakat. Menjamurnya lembaga-lembaga Amil zakat, infak dan
6
Djamal Doa, ”Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan zakat Harta”(Jakarta:Nuansa Madani,2002) cet.II,h.3
5
Shadaqah menandakan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kewajiban zakat, kesadaran untuk berinfakdan bershadaqah mulai tumbuh. Rumah zakat indonesia adalah lembaga amil zakat (LAZ) yang menyalurkan dana zakat produktif pada suatu program yang kemudian dikembagngkan yaitu program pemberdayaaan ekonomi, program ini adalah program pemberdayaan pembinaan umat atau mustahik produktif dengan memberikan bantuan modal usaha yang disalurkan dengan fasilitas qardul hasan untuk bantuan modal yang berupa hewan ternak. Dengan bantuan modal usaha yang diberikan rumah zakat indonesia, mustahik dapat mengembangkan usaha mereka. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan mereka. Berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari zakat akan menyeraptenaga kerja. Hal in berarti angka penganggurandapat dikurangi. Berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatuproduk barang ataupun jasa, meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang kakan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai zakat produktif dengan judul: “ PENGELOLAAN ZAKAT, IFAK, SHADAQAH (Studi ksus pada Rumah Zakat Indonesia)”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan mengenai pengelolaan zakat infak dan shadaqah, maka perlu pembatasan masalah yang jelas. Pembatasan masalah ini di harapkan agar pembahasan tidak terlalu meluas dan melebarserta agar terarah. Adapun pembatasan permasalahan dalam skripsi ini adalah pengelolaan zakat indonesia, untuk pemberdayaan ekonomi umat khususnya umat islam. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang di hadapi adalah permasalahan ekonomi umat seperti pengangguran, kemiskni\\inan di indonesia saat ini, adapun selanjutnya dapat penulis rumuskan permasalahansebagai berikut: a. Apa Prinsip pengelolaan zakat infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia? b. Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia? c. Apa saja program penghimpunan dan penyalurkan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta memberikan kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran kajian dan praktik pemberdayaan
7
ekonomi umat melalui pengelolaan zakat, infak dan shadaqah. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Mengetahui prinsip pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah pada rumah zakat indonesia. b. Mengetahui mekanisme pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia. c. Mengetahui program-program penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia
2. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi baik bagi praktisimaupun akademisi diantaranya: a. Bagi penulis, penelitian ini dapat bernilai lebih untuk menambahdan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan serta pengalaman di dalam pemberdayaanekonomi umat melalui zakat produktif dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan. b. Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiranbagi ilmu syariah pada umumnya dan keuangan islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif. c. Bagi praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuaan.
8
d. Adapun bagi rumah zakat indonesia, dapat dijadikan sebagai catatan atau korelasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja lembaga. D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data diskriptif dan tertulis dengan informasi dari intansi terkait dalam objek penelitian. Sumber utama penelitian ini adalah penelitian langsung kelapangan (Rumah zakat indonesia). Sedangkan untuk memperoleh data berkenaan dengan judul penelitian penulis menggunakan jenis metode pengumpulan data sebagai berikut: 1.
pendekatan penelitian penelitian ini merupakan sebuah penelitian lapangan (Field Reseach) dengan ditambah instrumen wawancara sebagai alat bantu untuk mendapatkan data yang lebih detail dan terpercaya.
2.
sumber data Dalam penelitian ini sumber datadibagi dalam dua kategori a. sumber data primer yaitu data yang tertuang dala item-item pertanyaan yang dihasilkan dari wawancara mendalam dengan responden. b. Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian. Dumber data sekunder diambil dari berbagai literatur yang ada seperti buku-buku, dokumen-dokumen, bai dari surat kabar, internet dan kepustakan lain yang berkaitan dengan pembahasan salam skripsi ini.
9
3.
Teknik pengumpulan data Ada dua cara yang ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: a. Riset kepustakaan (Library Reseach) Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mengajari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku mengenai zakat, infak dan shasaqah, majalah-majalah, artikel, jurnal, surat kabar, internet dan informadi-informadi tertulis lainya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui penelitian ini akan di dapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder. b. Riset lapangan (Field Reseach) Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer. Cara ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi pertisipan pada LAZ rumah zakat indonesia, bisnis park kebun jeruk jakarta. Wawncara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mengajukansejumlah pertanyaan secara lisan.
Sedangkan
observasi
atau
pengamatan
adalah
melihatdari dekat kegiatan yang berlangsung di rumah zakat indonesia, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan zakat, infak dan shadaqah. 4.
Teknik analisa dan pengolahan data
10
Setelah data diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi, maka langkah berikutnya adalah analisa dan pengolahan data. Analisa data merupaka proses pencandraan (Description) dan penyusunan transkip interview. Data-data yang telah kesimpulan deskriptif. Metode yang digunakan dalam menganalisa kesimpulan deskriptif analisis. 5. Teknik penulisan Sedangkan teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku ”PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI, fakultas syariah dan hukum UIN Syarif hidayatullah jakarta 2007”.
E. Review Studi Terdahulu Dari beberapa literatur skripsi yang berada diperpustakaan fakultas syariah dan hukum maupun perpustakaan universitas islam negeri syarif hidayalullah jakarta penulis banyak menemukan literatur yang membahas mengenai zakat produktif. Dari beberapa literatur itu yang mempunyai kemiripan dari jenis skripasi yang penulis buat diantaranya: 1.
Mustikorini Indrajatiningrum, zakat sebagai Alternatif penggalangan dana masyarakat untuk pembangunan, tahun 2005. Potensi zakat penghasilan atau profesi yang dapat dihimpun dari masyarakatindonesia adalah sebesar Rp.12.27 triliun. Sementara data realisasipengumpulan zakat mal yang tercatat Rp. 199 Miliyaratau sekitar 1.6 persen dari potensi zakat penghasilah atau profesi. Gap yang sangat besar antara potensi dan realisasi, di identifikasikan disebabkan karena
11
masalah kelembagaan pengelolaan zakat, masalah kesadaran masyarakat dan masalah sistem manajemen zakat yang belum terpadu. Pelaksanaan zakat di indonesia masih jauh dari pelaksanaan ideal yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. Pada masa pemerintahan rasulullah, zakat dikelola dengan profesionaldanmerupakan sumber pendapatan untuk pembangunan. Untuk mengatasi masalah tersebut beberapa prioritas kebijakan perlu dilakukanyaitu penerapan sanksi bagi yang tidak melakukan kewajiban berzakat: meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan
keprofesionalisme
kredibilitas,
akuntabilitas
dan
transparasi sebagai pengelola zakat dan mensinergikan pelaksanaan sistem zakat dan zakat secara nasional sebagai upaya peningkatan realisasi potensi zakat. Skenario terbaik dalam meningkatkan realisasi potensi zakat adalah melalui revormasi perundang-undangan . reformasi ini dapat di wujudkan melalui amandemen undang-undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakatm menjadi undang-undang tentang zakat yang mengatur dan mencakup berbagai aspek secara nasional termasuk kelembagaan, kesadaran masyarakat dan sistem manajemen zakat yang terpadu. 2.
Emmy hamidiyah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat, infak dan shadaqah. Wakaf dan qurban di dompet dhuafa republika tahun 2005. Berdasarkan pembahasan hasil penelitiannya dapatdisimpulkan sebagai berikut:
12
1) faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan ziswk pada lembaga lembaga pengelola zakat di jakarta khususnya di dompet dhuafa republika 75,8 persen dijelaskan oleh biaya promosi, jumlah jaringan, regulasi dan moment bulan ramadhan djul hijah. Sedangkan jika tanpa variable pengumpulan ZISWK. 2) Biaya promosi secara signifikan berpengaruh positif terhadap ziswk 3) Jaringan
,
berpengaruh
positif
dan
signifikan
mempengaruhi pengumpulan ZISWK pada lembaga pengelola zakat dhompet dhuafa. 4) Regulasi, tidak signifikan mempengaruhi pengumpulan ziswk pada lembaga pengelola zakat dompet dhuafa. 5) Momen bulan keagamaan yaitu ramadhan dan dzulhijah berpengaruh positif pada pengumpulan ziswkpada lembaga pengelola zalat dhompet dhuafa. 3.
Abdul Waiz, Efektifitas Zakat Produtif terhadap tingakat pendapatan masyarakat petani(studi di lembagarertanian sehat dompet dhuafa republika). Dalam skripsinya membahas mengenai efektifitas dana zis yang digulirkan kepada petani oleh dompet dhuafa republika (jakarta,program study perbankan syariah muamalat fakultas syariah dan hukum universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta,2008) sifat penelitian ini bersifat kuantitatif.
13
4.
faradila, efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahiq pada LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra (BSM umat), dalam skripsinya membahas mengenai sejauh mana tingkat efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahik. Dapat disimpulkan bahwa penyaluran zakat yang dimaksud adalah pola penyaluran dalam bentuk pemberdayaan(produktif) yang disertai target terjadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan adanya peningkatan pendapatan bagi mustahik.
F. Sistematika Penulisan Merujuk pada semua yang dituliskan di atas dan methode yang digunakan serta dalam rangka memudahkan penulian skripsi maka pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang di susun sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuam penelitian, manfat penelitian, study review terdahulu serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas tentang : pengertian zakat, infak dan shadaqahharta yang wajib dijakati, tujuan dan hikmah zakat, infak dan shadaqah sasaran zakat, pengelolaan zakat infak dan shadaqah.
14
BAB III : OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini diantaranya menjelaskan tentang : sejarah singkat rumah zakat indonesia , visi dan misi, struktur organisasi, program pendayagunaan zakat, infak dan shadaqh, pengelolaaan zakat, infak dan shadaqah. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam ban ini diantaranya menjelaskan tentang prinsip pengelolaan zakat, infak dan shadaqah, mekanisme, pengelolaan zakat,
infak
dan
shadaqah,
program
penghimpunan
dan
penyaluran zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia. BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam
bab
ini
berisikan
penutup,
yang
berisikan
kesimpulan yang merupakan jawaban permasalahan dengan disertai saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Zakat, Infak dan Shadaqah 1. Pengertian Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata Zakat berasal dari kata zaka (bentuk masdar), yang mempunyai arti berkah, tumbuh, bersih, suci, baik. 1 Dengan demikian, Zakat itu Membersihkan (Mensucikan) diri seseorang dari hartanya, pahalanya bertambah, hartanya tumbuh dan membawa berkah. Sedangkan menurut istilah, zakat adalah bagian dari sejumlah harta tertentu dimana harta tersebut mencapai syarat nishab ( batas harta yang wajib dizakatkan), yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. 2 Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang, bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat atTaubah : 103 dan surah ar-Ruum : 39,
I h.396.
1
Majma Lughah al-Arabiyyah, al-mu’jam al-Wasith, (mesir : Daar el-Ma’arif, 1972), Juz
2
Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Rukun Islam : zakat (Jakarta : Al-kautsar Prima,
2008), h.3
☺
⌦
Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”. (QS. At-taubah (9)103). Kedua , zakat bermakna albarakatu, yang artinya berkah. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan oleh allah SWT, kemudian keberkahan harta ini akan berdampak kepada keberkahan hidu. Keberkahan ini lahir karena harta yang kita gunakan harta yang suci dan bersih, sebab harta kita telah dibersihkan dari kotoran dengan menunaikan zakat yang hakikatnya zakat itu sendiri berfungsi untuk membersihkan dan menyucikan harta. Ketiga, zakat bermakna an-numuw, yang artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya (dengan izin allah) akan selalutumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh kesucian dan keberkahan hartayang telah ditunaikan kewajiban zakatnya. Tentu kita tidak pernah mendengar orang yang selalu menunaikan zakat dengan ikhlas karena allah, kemudian banyak mengalami masalah dalam harta dan usahanya, baik itu kebangkrutan, kehancuran, kerugian usaha, dan lain sebagainya. Tentu kita tidak pernah mendengar hal seperti itu, yang ada bahkan sebaliknya. Allah SWT berfirman dalam surat ar-rum ayat39
⌧ ⌧ ☺ Artinya: “Dan sesuatu riba(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhoan allah, maka(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)” . (QS. Ar-Ruum(30): 39) Dalam ayat ini allah berfirman tentang zakat yang sebelumnya didahului dengan firman tentang riba. Dengan ayat ini allah maha pemberi rezeki menegaskan bahwa riba tidak akan pernah melipat gandakan harta manusia, yang sebenarnya dapat melipat gandakan adalah dengan menunaikan zakat. Keempat zakat bermakna as-sholahu, yang artinya beres atau keberesan, yaitu orang orang yang selaluberes dan jauh dari masalah. Orang yang dalam hartanya selalu ditimpa musibah atau masalah, misalnya kebangkrutan, kecurian, kerampokan hilang. Danlainsebagainya boleh jadi karena mereka selalu melalaikan zakat yang merupakan kewajiban mereka dan hak fakir miskin beserta golongan lainnya yang telah allah sebutkan dalam al-qur’an
2. Pengertian Infak
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti ‘ mengeluarkan sesuatu harta untuk kepentingan sesuatu’ termasuk kedalam pngertian ini, infak yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk kpentingan agamanya, sebagai mana firmn allah dalam surah al-anfal ayat: 36
⌧
⌧
⌧
⌧
36. Artinya : ‘Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, Kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,(alanfal:36) Sedangkan
menurut
terminoloogi
syariat,
infak
berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau peng hasilan untuk suatu kepentinagn yang diperintahkan ajaran islam. Jika zakat ada nisabnya, infak tidakmengenal hisab. Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit, dijelaskan Dalam surat al-imran ayat : 134
⌧
☺
⌧
☺ Artinya : (yaitu) orang orang yang menafkahkan (hartanya baik waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang . allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan. (Ali imran: 134) Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan sebagainya, 3 di jelaskan dalam firman Allah surat al-baqarah ayat 215
⌧ ☺
Artinya : Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.(al-baqarah :215)
3. Pengertian shadaqah Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak,
3
Didin hafiudin, panduan praktis tentang zakat infak sedekah, jakarta, PT. Gema insani press,1998, h. 14-15
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materil. Hadis riwayat ini muslim abu dzar, rasullullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami istri, dan melakukan kegiatan amal ma’ruf nahi munkar adalah sedekah. 4 Berdasarkan penjelasan tersebut shadaqah memiliki makna yang sangat luas.
B. Dasar Hukum Zakat , Infak dan Shadaqah 1
Dasar hukum zakat Dasar hukum kewajiban mengeluarkan zakat terdapat dalam nash yang sharih (jelas), baik dari al-quran maupun al-hadits. Adapun perintah menunaikan zakat dalam al-quran diantaranya adalah:
☺
☺
☺
Artinya: Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (al-baqarah : 110)
4
Ibid ., h.15
Orang yang kafir tidak berhak masuk dalam barisan kaum muslimin dan tidak berhak memperoleh ikatan persahabatan seagama yang membuatnya termasuk salah seorang dari kaum muslimin itu, sama-sama merasakan suka dan duka, dan terkait oleh suatu ikatan yang kokoh. Kecuali bila ia bertaubat dari segala kesyirikan dengan implikasi-implikasinya, seperti mendirikan shalat dan membayar zakat sebagai sarana solidaritas sosial. Allah SWT berfirman : Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian menurut stilah, sangat nyata dan erat sekali , yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakat nya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang , bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah at-taubah :103 dan surah ar-ruum :39
⌦ ☺ Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (at-taubah :103). Pada ayat diatas disebutkan bahwa tujuan seorang muslim menunaikan ibadah zakat adalah untuk membersihkan dan sensucikan mereka. Berarti dengan berzakat jiwa seorang muslim menjadi bersih dan suci. Kebersihan jiwa dan berkah pada harta akan membuat
manusia bahagia di dunia dan akhirat. Pengertian tersebut dikuatkan pada surat yang lain seperti,
⌧ ⌧ ☺ Artinya : “ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. (arruum :39).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ibadah zakat tidak mengurangi harta pemiliknya tapi justru melipat gandakan. Allah akan melipat gandakan harta tersebut maupun pahala orang yang melaksanakan zakat. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama, dan disalurkan kepada orang-orang yang telah ditentukan pula, yaitu delapan golongan yang berhak menerimazakat sebagaimana yang tercantum dalam al-qur’an surat At-taubah ayat 60, yang berbunyi
☺ ☺
⌧
⌧
☺
☺
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang
diwajibkan
Allah,
dan
Allah
Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana” (At-taubah : 36) Ayat di atas menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu diberikan, tetapi tidak merinci cara-cara dan pertimbangan pembagian antara orang yang terdapat dalam satu golongan dan antara golongan yang satu dengan yang lain. Ayat tersebut hanya menetapkan kategori-kategori yang berhak menerima zakat hanya ada delapan golongan . Ketegasan hukum wajib zakat ini dapat pula dilihat dalam bebarapa ayat al-quran yang mengecam dan mengancam orang –orang yang enggan mengeluarkan wajib zakat. Hal ini antara lain terungkap dalam firman allah SWT: Hadits riwayat imam bukhari dari muadz bin jabal, ketika rasulullah SAW mngutusnya untuk pergi ke yaman, beliau bersabda kepadanya sebagai berikut:
ان ﻻ اﻟﻪ اﻻاﷲ و اﻧﺊ ر ﺳﻮ ل اﷲ ﻓﺎ ن هﻢ اﻃﺎﻋﻮ: ادﻋﻬﻢ اﻟﻰ ﺷﻬﺎدة: ﻓﻘﺎل اﻟﺬﻟﻚ ﻓﺎ ﻋﻠﻤﻬﻢ ان ااﷲ اﻓﺘﺮض ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺣﻤﺲ ﺻﻠﻮ ات ﻓﻰ آﻞ ﻳﻮ م و ﻟﻴﻠﺔ ﻓﺎ ن هﻢ ا ﻃﺎ ﻋﻮ اﻟﺬ ا ﻟﻚ ﻓﺄ ﻋﻠﻤﻬﻢ ان اﷲ اﻓﺘﺮ ض ﺻﺪﻗﺔ ﻓﻰ أﻣﻮ اﻟﻬﻢ ﺗﺆ ﺧﺬ ﻣﻦ ا 5 ( )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎ ر ي. ﻏﻨﻴﺎ أ ﻏﻨﻴﺎﺋﻬﻢ ﻟﻔﻘﺮ ا ﺋﻬﻢ Artinya : Ajarkanlah mereka (penduduk yaman) untuk mengakui bahwasannya tiada tuhan yang wajib di sembah selain allah. Dan bahwasannya aku adalah utusan allah. Jika mereka telah mengikutinya maka beritahu pula kepada mereka bahwa allah SWT mewajibkan pada harta mereka sedekah akat yang diambil” (H.R. Bukhari) Umat islam adalah umat yang mulia, umat yang dipilih allah SWT untuk mengemban risalah, agar mereka menjadi khalifah di muka bumi. Tugas umat islam adalah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram, dan sejahtera. 6 Oleh karena itu (berdasarkan pada surat ayat ), islam seharusnya menjadi rahmat bagi sekalian alam. Kenyataan umat islam, jauh dari kondisi ideal, karena belum optimal dalam mengelola potensi yang ada. Bila seluruh potensi sumberdaya manusia dan ekonomi yang melimpah, dikembangkan secara baik, tentu akan memberikan hasil yang optimal. Salah satu sisi ajaran islam yang harus ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat. Dengan demikian , zakat merupakan kewajiban bagi seorang mukmin yang memenuhi syarat –
5 6
Shahih bukhari, (riyadh : daar el-salam, 2000), h. 111 hadits no.1417 Lili bariadi muhammad zen, m . hudri, zakat dan wira usaha, (jakarta : CED, 2005) h.6
syarat islam sebagai muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atauharta guna diberikan kepada mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) yang telah ditetapkan syariat islam. Sedangkan menurut bazis : zakat adalah salah satu rukun islam yang merupakan ibadah kepada allah SWT dan sekaligus merupakan amal
sosial
kemasyarakatan
dan
kemanusiaan
dalam
wujud
mengkhususkan sejumlah harta atau nilainya dari milik perorangan atau badan hukum untuk diberikan kepada yang berhak dengan syaratsyarat tertentu untuk mensucikan dan mempertumbuhkan harta serta jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi penderitaan masyarakat, memelihara keamanan, serta meningkatkan pembangunan. 7
2
Dasar Hukum infak Infak adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri. 8 Infak merupakan pemberian harta diluar zakat, hukumnya adalah sunat dan dianjurkan melalui beberapa firmanNya, antera lain dikemungkakan dalam surat Ali-Imran ayat 92, yang berbunyi :
☺ ⌧
7
BAZIS DKI, Rekomendasi dan pedoman pelaksanaan zakat , (jakarta : BAZIS DKI, 1981), h.xii Muhammad Daud ali, Sistem ekonomi islam zakat dan wakaf, penerbit universitas Indonesia, 1988, cet. Pertama, h.23.
8
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” Melalui ayat ini Allah mengemukakan anjuranNya kepada umat islam agar membangun citra ke-islaman dan ketakwaan nya melalui amal harta, yakni menginfakkan sebagian yang dimiliki dan disukainya dalam jalur-jalur yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin serta jalur-jalur lainnya dari ashnaf ashnaf distribusi zakat. Dan bagi mereka yang telah mentaati perintah tersebut, Allah janjikan akan memperoleh kebajikan “al-bir” (kebajikan). Kebijakan dimaksud dijelaskan kembali dalam surat Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi:
☺⌧
☺ (92 :)اﻟﻌﻤﺮان Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orangorang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Dalam firmannya ini, Allah tidak memerintahkan umatnya dengan bentuk perintah, tapi memberi informasi penting, bahwa allah SWT akan melipat gandakan pahala orang yang mengeluarkan untuk
kepentingan pembangunan masjid sebagai tempat peribadatan, madrasah, peralatan sekolah, labolaturium atau perpustakaan sekolah sebagai sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, atau memberi kepada fakir miskin . mereka yang bersedekah dalam jalur-jalur yang diperintahkannya itu, memperoleh jaminan pahala berlipat ganda, karena pemanfaatan dari harta sedekahnya itu yang cukup besar untuk kemaslahatan umat. Berdasarkan pada ayat-ayat diatas, serta perintah wajib pada ayat zakat at-taubah ayat 103, maka para ulama fiqh menyimpulkan bahwa distribusi harta melalui infak di jalan allah termasuk pemberian sedekah yang hukumnya sunat. Bagi mereka yang dengan ikhlas memenuhi perintah sunat tersebut, allah memberikan jaminan pahala yang sangat besar atas prestasi dan kebaikannya itu. 3
Dasar Hukum Shadaqah Shadaqah adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri. 9
shadaqah sunat tersebut dapat dilakukan
kapan saja, saat mereka lapang dan ketika ada tuntutan sosial untuk melakukannya, umpamanya pembangunan rumah ibadah di kampung dan lingkungannya, pembangunan madrasah, pembinaan sarana belajar, baik labolaturium maupun perpustakaannya, ada orangyang memerlukan bantuan nya, atau ada kepentingan-kepentingan sosial 9
BAZIS DKI JAKARTA, Mengenal Hukum Zakat Infak / Shedekah, BAZIS DKI JAKARTA, 1999, h.9-11.
lainya yang menuntut uluran tangan mereka yang mampu, dan termasuk salah satu dari jalur yang allah perintahkan oleh umat islam. Akan tetapi, khusus untuk shadaqah terhadap fakir miskin, rasullullah SAW lebih menekankannya pada bulan ramadhan, hal ini sangat logis, karena tidak sedikit kalangan mereka yang tidak dapat melaksanakan kewajiban ibadahnya di bulan ramadhan disebabkan harus bekerja keras yang memeras tenaga. Dengan demikian mereka sangat
memerlukan
shadaqah
dalam
upaya
pelaksanaan
peribadatannya di bulan ramadhan secara kualitatif akan bersinergi dengan ibadah-ibadah lainnya. Sejalan dengan itu pulalah , Allah SWT menjanjikan bahwa ibadah dibulan ramadhan akan dilipat gandakan
pahalanya
dibanding
ibadah
diluarbulan
ramadhan.
Sebagaimana rasullullah SAW kemukakan dalam salah satu hadist yang berbunyi :
ﺳﺌﻞ ر ﺳﻮ ل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ,ﻋﻦ اﻧﺶ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل ). ﺻﺪ ﻗﺔ ﻓﻲ ر ﻣﻀﺎ ن, ﻗﺎ ل, اي ﺻﺪ ﻗﺔ أ ﻓﻀﻞ,و ﺳﻠﻢ (رواﻩ اﻟﺘﺮ ﻣﺰ ي Artinya : “ Dari Anas RA, dia berkata, bahwa rasulullah SAW pernah ditanya, shadaqah mana yang lebih baik, beliau menjawab shadaqah dibulan ramadhan”. (HR Turmidzi)
C. Harta yang Wajib Dizakatkan Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam: pertama, zakat yang berhubungan dengan badan atau disebut zakat fitrah. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang
mempunyai kelebihan dari nafkah yang wajar yang dilaksanakan maksimal sebelum khatib turun dari mimbar pada hari raya Idul Fitri, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT karena telah selesai menunaikan ibadah puasa. Selain untuk menggembirakan hati fakir miskin pada raya Idul Fitri, zakat fitrah dimaksudkan untuk mensucibersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin ada ketika melaksanakan puasa Ramadhan.
ر ض ر ﺳﻮ ل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ و ﺳﻠﻢ ز آﺎ ة ا ﻟﻔﻄﺮ ﻃﻬﺮ ة ﻏﺼﺸﻢ ﻣﻦ اﻟﻠﻐﻮ و اﻟﺮ ﻓﺚ و ﻃﻌﻤﺔ ﻟﻠﻤﺴﺎ آﻴﻦ )روا ﻩ ا ﺑﻦ ﻋﺒّﺎ (س Artinya :“Rasululah SAW, telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari omongan yang tidak ada manfaatnya dan omongankotor. Serta untuk memberikan makanan pada orang orang miskin “ (HR. ibnu Abbas)
Kedua, zakat yang berhubungan dengan harta atau zakat māl. Dalam penulisan ini, lebih memfokuskan kajian mengenai zakat zakat māl yang telah mengalami perkembangan pada perekonomian modern, sehingga dengan demikian hanya sedikit membahas tentang zakat fitrah. Menurut al-Jaziri, ulama mazhab yang empat secara ittifaq (sependapat) mengatakan bahwa jenis harta yang wajib dizakatkan ada lima macam yaitu: binatang ternak (unta, sapi, kerbau, kambing/domba), emas dan perak, perdagangan, pertambangan dan harta temuan, pertanian (gandum, korma, anggur). 10
10
Abdurrahman al-Jaziri, Kītāb al-Fīqh ‘alā al-Madzahib al-arba’ah, (kairo :daaru ibnu al-hasan, 1360H, cet.terbaru),h.336-349
Sementara itu, menurut Yusuf al-Qardhawi 11 jenis-jenis harta yang wajib dizakati, adalah: binatang ternak, emas dan perak, hasil perdagangan, hasil pertanian, hasil sewa tanah, amdu dan produksi hewan lainnya, barang tambang dan hasil laut, hasil investasi, pabrik dan gudang, hasil pencarian dan profesi, hasil saham dan obligasi. Memperhatikan pendapat diatas, maka jenis yang wajib dizakati ini mengalami perubahan dan perkembangan. Artinya jenis-jenis harta sebagaimana disebut diatas, masih dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada perkembangan dan kemajuan ekonomi dan dunia usaha. Didin Hafidhuddin mengemukakan jenis harta yang wajib dizakati sesuai dengan perkembangan perekonomian modern saat ini meliputi: zakat profesi, zakat perusahaan, zakat surat-surat berharga, zakat perdagangan mata uang, zakat hewan ternak yang diperdagangkan, zakat madu dan produk hewani, zakat investasi property, zakat asuransi syariah, zakat usaha tanaman anggrek, sarang burung wallet, ikan hias, dan sektor modern lainnya yang sejenis, zakat sektor rumah tangga modern. 12 Sedangkan dalam Undang-undang tentang Pengelollah Zakat, disebutkan tujuh jenis harta yang dikenai zakat, yaitu: emas, perak dan uang, perdagangan dan perusahaan, hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil perternakan, hasil pendapatan dan jasa, rikaz. 11
12
Yusuf qardawi, fiquh zakat (beirut: muasasah ar-risalah , 1991, cet k 20) h. 123-536 Didin hafidhudin, zakat dalam perekonomian modern,( jakarta : gema insani, 2002), h.91-92
Harta-harta kekayaan sebagaimana disebutkan di atas, wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat (mencapai nisab, kadar dan waktu/haul). Adapun syarat-syarat kekayaan yang wajib dizakati, yaitu: 13 1. Milik penuh, yaitu kekayaan yang berada di bawah kekuasaan pemilik dan tidak tersangkut di dalamnya hak orang lain. 2. Berkembang, yaitu kekayaan yang dikembangkan atau mempunyai potensi untuk berkembang produktif dan memberikan keuntungan atau pendapatan. 3. Cukup Nishab, yaitu jumlah minimal harta kekayaan yang harus dikeluarkan zakatnya. 4. Lebih dari kebutuhan rutin. Yang dimaksud kebutuhan rutin adalah sesuatu yang harus ada untuk ketahanan hidup, seperti makan, minum, pakaian, perumahan dan sebagainya. 5. Bebas dari hutang (pemilikan sempurna). Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat. 6. Berlaku satu tahun. Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah berlalu satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.
D. Tujuan, Hikmah dan Hakikat Zakat Infak dan Shadaqah 13
Ensiklopedi Islam jilid 5, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999, h. 224
1. Tujuan Zakat , infak dan Hikmah Zakat Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam melaksnakan ibadah zakat. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, vertikal dan horizontal. 14 Artinya secara vertikal, zakat sebagai ibadah dan wujud ketaqwaan dan kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas nikmat berupa harta yang diberikan Allah kepadanya serta untuk membersihkan dan mensucikan diri dan haranya itu. Dalam konteks inilah zakat bertujuan untuk menata hubungan seorang hamba dengan Tuhannya sebagai pemberi rezeki. Sedangkan secara horizontal; zakat bertujuan mewujudkan rasa keadilan sosial dan kasih sayang di antara pihak yang mampu dengan pihak yang tidak mampu dan dapat memperkecil problema dan kesenjangan sosial serta ekonomi umat. Dalam konteks ini zakat diharapkan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial di antara kehidupan ummat manusia, terutama Islam. Dalam hal ini, para ulama telah membahas mengenai apa hikmah dan tujuan dari adanya zakat. Diantaranya, menurut Yusuf Qardhawi, secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk
kehidupan
individu
dan
untuk
kehidupan
sosial
kemasyarakatan. Tujuan pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan 14
Asnaini, Zakat Produktif dalam Persektif Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 42
ungkapan lain, esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. 15 Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan masyarakat, zakat merupakan bagian dari sistem jaminan sosial dalam islam. Kehidupan masyarakat sering terganggu oleh problem kesenjangan, gelandangan, problem kematian dalam keluarga dan hilangnya perlindungan, bencana alam maupun kultural dan lain sebagainya. 16 Hikmah yang terkandung di dalamnya, baik yang berkaitan dengan Allah SWT maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara lain: 17 1. Mensyukuri karunia Illahi, menumbuh suburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari sifat kikir, dengki dan iri 2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan 3. Mewujudkan
tatanan
masyarakat
yang
sejahtera
dimana
hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin.
2. Tujuan Zakat
15
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera, 1991), h. 848-876 Ibid, h. 881-917 17 Ibid, h. 15 16
Yang dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini adalah sasaran praktisnya tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 18 a. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. b. Mengembangkan rasa tangggung jawab sosial pada diri seseorang. c. Mengangkat derajat dan membantunya keluar dari kesulitan hidup mustahiq. d. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial. 3. Hakikat Zakat Adapun
hakikat
zakat,
berdasarkan
dalil-dalil
yang
mewajibkannya adalah merupakan hak mustahiq dan bukan merupakan pemberian atau kebaikan hati orang-orang kaya semata. Dengan kata lain, zakat mencerminkan kewajiban bagi orang-orang kaya dan hak yang legal bagi golongan miskin, baik diminta ataupun tidak. 19 Dengan demikian di dalam zakat tidak ada istilah hudang budi, balas budi, malu ataupun hina. Hal ini karena hakikatnya zakat adalah pemberian dari Allah SWT. Lagi pula menurut Islam seseorang yang kaya tidaklah berlebih kedudukannya di sisi Allah dari orang miskin karena hartanya. Karena yang membedakannya hanya derajat ketaqwaannya.
18
M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta:UI Press, 1988). H. 40 Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 44 19
Hakikat zakat yang demikian menanamkan kesadaran bahwa segala yang ada di bumi dan dilangit serta seisinya adalah milik Allah dan harta yang dimiliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah dari Allah SWT semata. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi:
⌫ ☺ ⌧ ⌧ ☺ ⌧
☺
☺
Artinya : “ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);
tidak
mengantuk
dan
tidak
tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Artinya “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (at-taubah :104)
Berdasarkan
surat
at-Taubah
ayat
104,
zakat
adalah
menyerahterimakan harta benda kepada Allah SWT, sebelum diterima oleh orang fakir dan orang yang berhak menerimanya. Zakat adalah proses pengoperan hak milik kepaad Allah SWT. Dengan demikian hakikat zakat sebenarnya adalah mengeluarkan harta benda kepada Allah ta’ala. Artinya orang fakir miskin menerima pengalihan harta itu bukan dari orang kaya, akan tetapi dari Allah Ta’ala. Harta yang diberikan Allah kepada orang-orang kaya dikembalikan lagi oleh mereka kepada Allah, dan Allah yang berikan kepada orang miskin. 20 Jadi orang miskin bukan menerima harta dari orang kaya melainkan dari Allah.
E. Sasaran Zakat
20
Ibid, h. 46
Mustahiq zakat atau orang yang berhak menerima zakat harta benda (zakat maal) ada delapan asnaf (golongan) yakni fakir, miskin, amil (petugas zakat), muallaf (orang yang baru masuk islam), riqab (budak), gharimin (orang yang berhutang), fisabilillah (orang yang berjihad dijalan Allah), ibnu sabil (yang dalam perjalanan). Sebagaimana didasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi :
☺ ☺ ⌧
☺ ⌧
☺
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah (9) : 60)
1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau mempunyai
harta
atau
usaha
yang
kurang
dari
seperdua
kecukupannya, Tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanjanya. 21
21
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algresindo, 1995), h. 213
2. Miskin adalah orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak seperdua kecukupannya atau lebih, tetapi tidak sampai mencukupi. 3. Amiin adalah orang-orang yang bertugas mengambil zakat dari para muzakki dan mendistribusikan kepada para mustahiq. 22 4. Muallaf adalah orang-orang yang sedang dilunakkan hatinya untuk memeluk Islam, atau untuk menguatkan Islamnya, atau untuk mencegah keburukan sikapnya terhadap kaum muslimin, atau mengharapkan dukungan sikapnya terhadap kaum muslimin, atau mengharapkan dukungannya terhadap kaum muslimin. Muallaf ada empat macam: 1.
Orang yang baru masuk Islam, sedangkan imannya belum teguh.
2.
Orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya, dan kita berpengharapan kalau dia diberi zakat, maka orang lain dari kaumnya akan masuk Islam.
3.
Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir. Kalau dia diberi zakat, kita akan terpelihara dari kejahatan kafir yang di bawah pengaruhnya.
4.
Orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat. 23
5.
Riqab artinya mukatab ialah budak belian yang diberi kebebasan usaha mengumpulkan kekayaan agar dapat menebus dirinya untuk merdeka. 24
22
M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (Jakarta:: Kencana, 2006), h. 96 Departemen Agama RI, Pedoman Zakat Seri 9, (Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf, 2006), h. 83 24 Ibid, h. 83 23
6.
Gharimin (orang berhutang) adalah orang yang berhutang dan tidak mampu membayarnya.
7.
Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah, seperti orang ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal.25
8.
Ibnu sabil adalah orang-orang yang berpergian jauh untuk kepentingan ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal. 26
F. Lembaga pengelolaan zakat, Infak dan Shadaqah Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman allah yang terdapat pada surat at-taubah ayat 60 dan 103. ☺ ☺ ⌧
☺ ⌧
☺
Artinya : “ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (at-taubah : 60)
25
Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Rukun Islam: Zakat (Jakarta: Al-Kautsar Prima, 2008) h. 11 26 Ibid, h. 11
☺
⌦
Artinya : “ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (At-taubah :103) Dalam surat at-taubah ayat 60 tersebut dijelaskan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yangbertugas mengurus urusan zakat (‘amilina ‘alaiha). Sedangkan dalam surat at-taubah ayat 103 dijelaskan bahwa zakat itu diambilatau di jemput dari orang orang yang berkewajiban untuk berjakat (muzakki) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik) yang mengambil dan menjemput tersebut adalah para petugas (amil). Imam qurtubi
27
ketika menafsirkan ayat tersebut (at-taubah ayat
60) menyatakan bahwa amil itu adalah orang –orang yang ditugaskan (di utus oleh imam atau pemerintah) untuk mengambil , menuliskan , menghitung dan mencatatkan zakat yang diambilnya dari para muzakki untuk kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya. Karena itu, Rasullulah SAW pernah mengutus muaz bin jabal pergi keyaman, disamping bertugas sebagai da’i (menjelaskan
27
Al-qurtubi, al-jami ‘ li ahkam al-quran, beirut lebanon, daar el kutub ilmiyyah 1413 H / 1993 M. Jilid VII-VIII, h.112-113.اﻟﻜﺎا
ajaran islam secara umum), juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat.
أﻧﻼ إ ﻟﻪ إﻻاﷲ وأ ﻧﻰ ر ﺳﻮل: اد ﻋﻬﻢ اﻟﻰ ﺷﻬﺎ د ة: ﻓﻘﺎل اﷲ ﻓﺎن هﻤﺄ ﻃﺎ ﻋﻮ اﻟﺬ ﻟﻚ ﻓﺎﻋﻠﻬﻢ ان اﷲ اﻓﺘﺮ ض ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺣﻤﺲ ﺻﻠﻮ ات ﻓﻰ آﻞ ﻳﻮ م و ﻟﻴﻠﺔ ﻓﺎ ن هﻢ أ ﻃﺎ ﻋﻮ اﻟﺬاﻟﻚ ﻓﺄ ﻋﻠﻤﻬﻢ أن اﷲ اﻓﺘﺮ ض ﺻﺪ ﻗﺔ ﻓﻰ أ ﻣﻮ ااهﻢ ﺗﻮ ﺧﺬ ﻣﻦ أ 28 (ﻏﻨﻴﺎ ﺋﻬﻢ )ر و ا ﻩ ا ﻟﺒﺨﺎ ر ي Artinya :” Ajarkanlah mereka (penduduk yaman) untuk mengakui bahwsannya tiada tuhan yang wajib di sembah selain allah . dan bahwasannya aku adalah utusan allah. Jika mereka telah mengikutinya, maka bertahu kepada mereka, bahwasannya allah swt mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika merekamengikutinya maka beritahu pula kepada mereka, bahwa allah SWT mewajibkan pada harta mereka sedekah (zakat) yang diambil “ Demikian pula yang dilakukan oleh para khulafaur rasyidin sesudahnya, mereka selalu mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat, baik pengambilan maupun pendistribusiannya. Diambilnya zakat dari muzakki (orang yang memiliki kewajiban berjakat) melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoritatif.(ijbari) 29 28
Shahih bukhari , (riyadh : daar el-salam, 2000), h. 111 hadits no.1417 Abdurrahman qadir, zakat dalam dimensi mahdah dan sosial, raja grafindo persada, jakarta, 1998), h.85 29
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki bebarapa keuntungan , antara lain: Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat. Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakatdari para muzakki . ketiga, untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. Ke empat, utnuk memperlihatkan syiar islam dalam semangatenyelenggaraan pemerintahan yang islami. Di indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan undang–undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dengan keputusan menteri agama (KMA) no. 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan undang-undang no.38 tahun 1999 dan keputusan direktur jendral bimbingan masyarakat islam dan urusan haji no.D/291 tahun 2000 tentang pedonman teknis pengelolaan zakat.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. SEJARAH SINGKAT RUMAH ZAKAT INDONESIA Pada Tahun 1998 , Abu Syauqi, salah satu tokoh da'i muda Bandung, bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Ta'lim Ummul Quro sepakat membentuk lembaga sosial yang konsern pada bantuan kemanusiaan. 2 Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 sekaligus sebagai tempat kajian. Jamaah pengajian semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian rutin. Pada tahun 1999 Terjadi kerusuhan sosial dan konflik SARA pada pertengahan bulan Januari di Ambon dan Maluku Utara. Kasus tersebut mendorong DSUQ mulai memfokuskan kerja untuk rehabilitasi korban dan pengungsi konflik. Kantor sekretariat pindah ke Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al Manaar. Pada tahun 2000 Berkaca pada pengalaman menangani korban konflik dan kerusuhan di Ambon dan Maluku Utara, ternyata masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas . Dirintislah program bea siswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang Yogyakarta, Mei 2000 di Jl.
43
44
Veteran 9. Cabang Bandung dipindah ke sekretariat awal di Jl. Turangga 33 Bandung Pada tahun 2001 Februari, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor Kuning Rawamangun, Jaktim Pada tahun 2002 Identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat semakin dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43 Pulogadung Pada tahun 2003DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2004 Kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau. Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.rumahzakat.net. Menguatkan branding lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia Pada tahun 2005 Pertumbuhan cabang meningkat pesat. Kantor cabang Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru
45
juga berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem informasi lembaga mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi online, absensi on line, dan beberapa software keuangan. Pada tahun 2006 Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru ' Transformation From Traditional Corporate to Professional Corporate ' dimulai. Sehingga
pada
tahun
2007
pengembangan
progam semakin
disempurnakan termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga mengerucut pada empat induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare. Pengelolaan program dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas. ICD merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer sebagai SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat
Indonesia
melebarkan
layanan
program
pendidikan
dengan
menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis. Guru-guru terbaik dipilih untuk mendidik calon pemimpin bangsa di sana. Pada tahun 2008, Rumah Zakat Indonesia berkeinginan kuat untuk memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan
46
masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni ”transformasi mustahik ke muzakki”. Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota. Tidak hanya itu, Rumah Zakat Indonesia pun menyelenggarakan pelatihanpelatihan motivasi dan ketrampilan dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi ini memegang peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan. Dan yang tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik Relation Officer (MRO) dengan didukung para relawan.
B.
PROFIL RUMAH ZAKAT INDONESIA
Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Semangat membumikan nilai spiritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahiq. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki dan mitra lembaga. Merekalah yang menjadi tiang
47
penyangga lembaga, selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan. Sebelas tahun sudah Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzakki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa, didukung simpati sobat zakat sekalian, Rumah Zakat Indonesia telah hadir di 44 jaringan kantor di 34 kota besar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Alhamdulillah semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, Rumah Zakat Indonesia mengembangkan empat rumpun program, yaitu HealthCare, EduCare, EcoCare, dan YouthCare. Implementasi setiap core program pun diupayakan agar terarah, terpadu, dan berintegrasi di wilayah Integrated Community Development (ICD) yang tersebar di seluruh kantor dan jaringan Rumah Zakat Indonesia. Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau lebih Mustahik Relation Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga. Untuk memaksimalkan pemberdayaan masyarakat, telah berdiri unitunit layanan sebagai sentra optimalisasi 4Care : 8 Sekolah Juara, 7 Rumah Bersalin Gratiis, 20 Layanan Bersalin Gratis, 18 Koperasi Syariah Mozaik, dan 1 Youth Development Centre (YDC).
48
Hingga Mei 2009, tercatat 87.300 donatur bergabung, didukung 634 amil dengan fungsi mulai dari back office, tenaga funding, hingga personil program. EcoCare melalui pembiayaan usaha kecil dan mikro telah mampu membukukan 26.803 orang dan dana bergulir hingga Rp 29 M. Begitu juga YouthCare telah mencatat 14.291 relawan bergabung dengan 5.495 relawan aktif. Aktivitas Kampus Relawan yang berjalan dari Aceh hingga Papua, menggulirkan kurikulum Community Development, Emergency Resque Team, dan Pendampingan Masyarakat yang memberi nilai manfaat bagi 84.734 warga. Tidak ketinggalan HealthCare dengan 31 armada ambulans & mobil jenazah, 14 armada mobil klinik keliling, telah merekam 206.176 peserta aksi Siaga Sehat. Sedangkan Rumah Bersalin Gratiis telah memberikan 102.193 layanan dari pemeriksaan umum hingga persalinan dan ragam tindakan medis lainnya. Terakhir namun tetap salah satu yang utama, EduCare telah merangkul 20.777 anak asuh melalui dana beasiswa KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa). Potensi anak Indonesia juga semakin diasah melalui Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A) di 13 Kota dengan 456 anak asuh terlibat, serta Kids Learning Centre menjadi ajang pembinaan bagi 16.622 anak lainnya didampingi oleh 698 pementor. Belum lagi pendidikan formal gratis berbasis multiple intellegence kini memiliki 270 siswa dan 40 guru sesuai disiplin ilmunya.
C. Visi dan Misi
49
1. Visi Menjadi Lembaga amil zakat Taraf Internasional Yang Unggu dan terpercaya. 2. Misi a.
Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara produktif
b.
Menyempurnakan kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani.
50
D.
51
E. Program Rumah zakat Indonesia Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, Rumah Zakat indonesia mengembangkan empat rumpun program, diantaranya adalah: 1. Educare merupakan program yang bertujuan mencerdaskan bangsa melalui sejumlah tahapan pendidikan yang diberikan secara gratis kepada masyarakat miskin. 2. Healthcare. salah satu program rumah zakat indonesia untuk ikut menyehatkan masyarakat khususnya masyarakat yang kurang mampu. program ini berbasis layanan kesehatan gratisuntuk meningkatkan kesadaran dan aksebilitas masyarakat terhadap kesehatan. 3. Youthcare. rumah zakat indonesia memberikan wahana pemberdayaan pemuda melalui aksi nyata program pengembangan kapasitas relawan, pengembangan kemandirian pemuda, dan siaga bencana. rumah zakat indonesia menyiapkan pula youth development centre sebagai balai latihan keterampilan usaha. 4. Ecocare
program
ini
memberdayakanekonomi
dirancang kerakyatan
rumah melalui
zakat
indonesia
serangkaian
untuk
kegiatan
pembinaan terpadu serta kemitraan modal. ecocare di implementasikan dalam program kelompok usaha kecil mandiri (kukmi). yaitu sebuah program qordul hasan untuk pemberdayaaan usaha kecil dan mikro. investasi donasi untuk program ini adalah rp. 2.500.000,-/ tiap peserta dalam KUKMI.
kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki dan mitra lembaga. merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan. Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzakki dan mustahik, menyambung empati dan simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan . rumah zakat indonesia di 44 jaringan kantor di 34 kota besar di jawa, sumatera, kalimantan, sulawesi dan papua. Semua kantor (pusat-regionalcabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan , rumah zakat indonesia mengembangkan empat rumpun program, yaitu healt care, educare, eco care dan yout care. Implementasi setiap core programpun di upayakan agar terarah, terpadu, dan berintegrasi di wilayah integrated comunity developmen (ICD) yang tersebar diseluruh kantordan jaringan Rumah zakat indonesia. Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau lebih mustahik relation Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga . utnuk memaksimalkan pemberdayaan masyarakat telah berdiri unit-unit layanan sebagai sentra optimlisasi 4 care : 8 sekolah juara, 7 rumah bersalin gratis, 20 layana bersalin gratis, 18 koperasi syariah mozaik, dan 1 youth development centre (YDC).
Hingga mei 2009, tercatat 87.300 donatur bergabung, didukung 634 amil dengan fungsi mulai dari back office, tenaga funding, hingga personil program. Ecocare
melalui
pembiayaan
usaha
kecil
dan
mikro
telah
mampu
membukukan26.803 orang dan dana bergulir hingga 29 M . begitu juga yout care telah mencatat 14.291 relawan bergabung dengan 5.495 relawan aktif. Aktivitas kampus relawanyang berjalan dari aceh hingga papua, menggulirkan kurikulum comunity development, emergency resque team. Panpendampingan masyarakat yang memberi nilai manfaat bagi 84.734 warga . tidak ketinggalan healt care dengan 31 armada ambulan & mobil jenazah, 14 armada mobil klinik keliling, telah merekam 206.176 peserta aksi siaga sehat. Sedangkan rumah sakit bersalin gratis telah memberikan 102.193 layanan dari pemeriksaan umum hingga persalinan dan ragam tindakan medis lainnya. Terakhir namun tetap salah satu yang utama, educare telah merangkul20.777 anak asuh melalui dana beasiswa KSAB (kembalikan senyum anak bangsa). Potensi anak indonesia juga semakin di asah melalui pusat pengembangan potensi anak (P3A) di kota dengan 456 anak asuh yang terlibat, serta kids learning centre menjadi ajang pembinaan bagi 16.662 anak lainnya di dampingi oleh 698 pementor. Belum lagi pendidikan formal gratis berbasis mutple intelegence kini memiliki 270 siswa dan 40 guru sesuai disiplin ilmunya. Basis pemberdayaan hingga kini selakin meluas dengan hadirnya 228 lokasi ICD (integrated comunity development) dengan 10.469 mustahik binaan. Semua berkat kepercayaan , amanah, dan kepedulian.
C. Program penghimpunan dan penyaluranzakat, infak dan shadaqah
1.
Program penghimpunan zakat, infak dan shadaqah Berbagai program yang dilakukan oleh rumah zakat indonesia untuk menghimpundana dari masyarakat atau muzakki, diantaranya: a. Layanan jemput zakat gratis , sehingga tidak ada ruang dan waktu yang menghalangi muzakki untuk menunaikan zakat, infak dan shadaqahnya. Caranya sangat mudah, muzakki hanya menghubungi interaction centre rumah zakat indonesia (081573001555), ZIS konsultan siap membantu muzakki dalam pendampingan , konsultasi dan penjemputan donasi. b. Transfer zakat via atm, dapat memudahkan para muzakki dalam menunaikan kewajibannya degan cepat, aman melalui kartu debet anda di 22 juta merchant di seluruh dunia, 70 ribu merchant dan 11 ribu ATM (jaringan ATM BCA, ALTO, dan ATM bersama) serta 900 ribu atm (visa atau plus) di seluruh indonesia. c. Interaction centre, melalui sms center (081573001555), call center (08041001000,021-85918020), e-mail (
[email protected]) d. layanan pesan anda, sampaikan pesan anda melalui sms center kamidi nomor 081573001555. e. Laporan online, anda bisa mudah meihat rekam donasi sejak awal bergabung. Hanya dengan masukan username dan paswoord anda. f. Ayo ke bank! Dapatkan layanan dan konsultasi langsung melalui gerai zakat kami di kota anda. Kunjungan langsung seluruh kantor rumah zakat yang ada di kota anda dapat digunakan untuk menunaikan kewajiban zakat, infak shadaqah, wakaf atau donasi kemanusiaan.
g. Via kartu kredit, bagi para muzakki tidak perlu repot jika tidak ada waktu untuk datang langsung kerumah zkat indonesia cukup manfaatkan kartu kreditnya dengan mengirimkan sms berformat: nomor kartu anda#batas masa berlaku# jenis program#jumlah donasi. Lalu kirim ke sms center di nomor 081573001555. Online interaction officer kami akan memfolow up untuk memastikan data anda. h. EDC setor tunai. Manfaat fasilitas edc (electronik data capture) ketika anda berdonasi tunai melalui ZISco (zis consultant) kami. 2.
Program penyaluran zakat, infak dan shadaqah Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, rumah zakat indonesia mengembangkan empat rumpun program, diantaranya adalah: a. Educare
merupakan
bangsamelalui
program
yang
bertujuan
mencerdaskan
sejumlah tahapan pendidikan yang diberikan secara
gratis kepada masyarakat miskin a) Beasiswa kembalikan senyum anak bangsa (KSAB) Beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa bagi anak asuh rumah zakat indonesia , tidak saja yang bersekolah di sekolah umum lainnya. Anak asuh yang telah memiliki orang tua asuh akan menerima beasiswa ini secara rutin setiap bulan. - Investasi donasi SD Rp 75.000, smp Rp. 100.000, SMA Rp 125.000, mahasiswa Rp. 500.000/ bulan tiap anak. b) Kids learning center (KLC) Merupakan salah satu program yang dirangkum dalam bentuk aktivitas pendidikan luar sekolah dengan fokus pada
penelusuran minat dan bakat. Dengan materi antara lain aku anak soleh. IPTEKNA (ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna), dan menjadi wartawan cilik. -
Investasi donasi Rp. 80.000bulan/ anak
- Paket komplit beasiswa KSAB + klc: - SD : Rp.125.000,- ; SMP : Rp 150.000,- ; SMA Rp : 175.000,c) Pusat pengembangan potensi anak (P3A) Program ini di ajarkan untuk melejitkan potensi anak asuh. Dalam P3A dibuka kelas musik dan vocal, kelas komputer kelas menjahit, kelas bimbel serta kelas motivasi. Out put dari P3A adalah kemandirian dan kreatifitas. - Investasi donasi Rp. 680.800/ anak / satu tahun pembinaan . d) SD juara Adalah sekolah gratis berbasis multipe intelegences ditujukan untuk anak yatim dan kurang mampu di lingkungan integreted comunity development. Pembangunan SD juara terus di tingkatkan dalam segi kualitas dan kuantitas melalui sinergi para donatur. - Untuk berpartisipasi dalam beasiswa juara adalah sebesar Rp. 375.000/ anak/ bulan. e) Pelatihan bagi guru Untuk mendukung sistem pembelajaran yang baik guru memegang peranan yang besar, untuk tu dibutuhkan skill dan kapabilitas yang mumpuni.
•
Investasi donasi Rp.750.000/ tahun
f) Pendampingan sekolah Untuk mewujudkan sekolah yang unggul dan profesional diperlukan pendampingan sekolah oleh pihak-pihak terkait. - Investasi donasi Rp573.400.000/ tahun b. Health Care. Salah satu program rumah zakat indonesia untuk ikut menyehatkan masyarakat pada khususnya masyarakat yang kurang mampu. Program ini brbasis layanan kesehatan gratis utuk meningkatkan kesadaran dan aksetibilitas masyarakat terhadap kesehatan. a) Rumah bersalin gratis (RGB) Konsep rumah sakit gratis bagi keluarga yang kurang mampu. Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan pemeriksaan kehamilan dan persalinan (USG), dan pemeriksaan umum. - Investasi donasi Rp.800.000,- / ibu melahirkan b) Layanan bersalin gratis (LBG) Sebuah layanan persalinan gratis bagi ibu hamil di kota-kota cabang RZI dimana tidak ada RGB. LBG bekerja sama dengan bidan mitra profesional. - Investasi donasi Rp. 800.000/ibu melahirkan. c) Pengantaran mobil zenajah gratis Adalah layanan gratis pengantaran jenazah bagi masyarakat yang membutuhkan . prosedur penggunaan yang mudah sesuai keperluan keluarga duka yang membutuhkan.
- Investasi donasi sebesar Rp75.000,-/pengantaran d) Pengadaan mobil zenajah / ambulance gratis/ mobil klonik sebuah armadamobil lengkap dengan peralatan medis untuk ambulance gratis dan perlengkapan zenajah bagi warga miskin dan kurang
mampu.
Donatur
dapat
memilih
salah
satu
dari
programtersebut. -
Investasi donasi sebesar Rp. 220.000.000,- Satu buah mobil ambulance & jenazah ( jenis mobil suzuki APV GX) & Rp.350.000.000,-/ satu buah mobil klinik (jenis mobil Mitsubishi Elf).
e) Aksi layanan mobil klinik keliling gratis merupakan layanan pendukung mobilitas aksi kesehatan ke wilayah pelosok dengan fasilitas lengkap disertai tim medis yang profesional. - Investasi donasi : layanan armada kesehatan keliling Rp. 10.625.000, event untuk 250 kepala keluarga. f) Siaga sehat & siaga pangan Adalah layanan kesehatan secara berkala di wilayah ICD, meliputi pemeriksaan , pemberian obat, penyuluhan hidup sehat, serta pemberian makanan tambahan bagi balita. - Investasi donasi Rp. 42.000,- pasien - Paket siaga pangan Rp. 100.000,g) Khitanan masal
Program khitan untuk anak dari keluarga miskin dan kurang mampu. Dengan tujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin yang tidak dapat mengkhitankan anaknya. - Investasi donasi operasi katarak Rp. 2.500.000,- / satu kali operasi - Investasi donasi operasi bibir sumbing Rp. 4.000.000,- / satu kali operasi - Investasi donasi operasi hernia Rp. 5.000.000,- / satu kali operasi c. Youthcare.
Rumah
zakat
indonesia
memberikan
wahana
pemberdayaan pemuda melalui aksi nyata program pengembangan kapasitas relawan, pengembangan kemandirian pemuda melalui aksi nyata program pengembangan kapasitas relawan, pengembangan kemandirian pemuda, dan siaga bencana rumah zakat indonesia juga menyiapkan youth developmen center
sebagai balai latihan
keterampilan usaha. a) Program pengembangan kemandirian pemuda Adalah rangkaian pelatihan keterampilan dan motivasi, workshop, serta pembinaan yang mengarahkan setiap peserta agar memiliki kemampuan untuk berwira usaha. - Investasi donasi rp.1.600.000,-/peserta /paket. b) Program pendampingan keberdayaan masyarakat
Program ini di tujukan untuk memberikan pembinaan , pendidikan dan mediasi kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan karakter produktif - Investasi donasi rp.800.000,-/ keluarga binaan / tahun atau rp.32.000.000,-/ 50 keluarga binaan / tahun. c) Program siaga bencana Sebuah aksi tanggap bencana yang dikelola rumah zakat indonesia dengan program terpadu yang fokus pada peningkatan gizi dan kesehatan korban bencana. - Investasi donasi Rp. 125.000,-/ layanan kesehatan / pasien. d) Program super qurban Merupakan program optimalisasi daging qurban melalui kornetisasi dalam kemasan kaleng, yang tahan hingga tiga tahun dan tanpa pengawet. Super qurban didistribusikan ke wilayah pelosok termasuk daerah bencana, di 227 ICD dan para pequrban. - Investasi donasi Qurban sapi Rp. 9.950.000,-/ ekor sapi - Investasi donasi qurban kambing Rp. 995.000,-/ ekor kambing e) Waterwell Program pengadaan air bersih di wilayah pelosok dan pinggiran yang tidak memiliki fasilitas air bersih maupun tidak terjangkau sarana air bersih. Kini waterwell telah berdiri di seluruh pelosok negeri. - Investasi donasi untuk pengadaan waterwell adalah Rp. 12.300.000,/ unit
f) Pengadaan ICD centre sebuah pusat fasilitas keberdayaan masyarakat yang beroperasidi wilayah di ICD, dalam jangka waktu setahun. Dengan tujuan untuk menumbuhkan potensi modal sosial seperti pelatihan , majelis hikmah dan lain-lain. -
Investasi donasi Rp.32.900.000,-/unit
d. Ecocare . program ini di rancang rumah zakat indonesia untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan melalui serangkaian kegiatan pembinaan
terpadu
serta
kemitraan
modal.
ecocare
di
implementasikan dalam program kelompok usaha kecil mandiri (kukmi). yaitu sebuah program qordul hasan untuk pemberdayaan usaha kecil dan mikro. investasi donasi untuk program ini adalah rp.2.500.000,-/ tiap peserta KUKMI.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas , penulis mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. prinsip pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat Indonesia adalah hasil dari penerimaan rumah zakat, yang dilakukan dengan cara penghimpunan dana dari para muzakki. Penerimaan rumah zaakat indonesiaini dibagi menjadi dua yaitu penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri. Dari kedua penerimaan itu, kemudian dibagi lagi menjadi dua regional, dimana regional mempunyai cabang masingmasing. 2. mekanisme yang dilakukan pada rumah zakat Indonesia yaitu diantaranya : pertama, menghimpun sumber-sumber dana yang berasal daripihak ke 1 (muzakki). Kedua setelah donasi tersebut terkumpul maka pengelola atau pihak kedua dalam hal ini adalah rumah zakat indonesiaharus mengeluarkan dana pengelolaan. Ketiga setelah dana pengelolaan
dikeluarkan
maka
rumah
zkaat
Indonesia
bias
menyalurkannya pada pihak ke 3 (mustahik). 3. rumah zakat indonesia memiliki berbagai program untuk menghimpun dana zakat yaitu diantaranya layana jemput zakatgratis , transfer zakat cia ATM, interaction center, layanan pean anda, laporan online, ayo ke
64
65
bank, via kartu kredit, EDC setor tunai, payroll dan pay pall. Sedangkan program dalam penyaluran zakat, infak dan shadaqah ada empat yaitu educare(pendidikan), healthcare(kesehatan), ecocare(ekonomi), youth care(kepemudaan). B. SARAN 1. Sosialisai zakat secara khomprensip yang berkaitan dengan hukum, hikmah, tujuan dan sumber sumber zakat secara rindi serta tata cara perhitungannya, harus terus menerus dilakukan . sosialisasi ini dilakukan dengan menggunakan berbagai media , seperti khutbah jum’at, majelis ta’lim, audio visual, brodur, surat kabar dan majalah. Sosialisasi ini dilakukan oleh para ahli dan para tokoh agama, dan terutama juga oleh lembaga-lembaga pengumpul zakat. 2. Untuk mengetahui perkebangan sumber zakat dengan perkembangan ekonomi modern , lembaga-lembaga pengumpul zakat, baik badan amil zakat (BAZ) maupun lembaga amil zakat(LAZ) lainnya. Perlu menguraikan sumber-sumberzakat pada kolom penerimaannya dan rincian asnaf pada kolom pengeluarannya. 3. Sejalan dengan salah satu tujuan dan hikmat zakat yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan kaum fakir miskin maupun asnaf lainnya, maka sumber-sumber zakat yang berfariasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah penerimaan zakat. Karenanya upaya penggalian sumber zakat harus terus menerus dilakukan terutama oleh badan amil zakat maupun oleh lembaga amil zakat. Kedua jenis lembaga ini yang
66
telah disahkan keberadaannya oleh undang-undang no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, perlu melakukan kerjasaa yang saling menguntungkan agar hasil guna dan daya guna zakat dapat lebih dioptimalkan amanah dan profesionalisme harus terus dilakukan agar masyarakat semakin percaya kepada lembaga tersebut. 4. Zakat dan pajak yang kedua-duanya merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, perlu segera diatur pelaksanaannya oleh peraturan pemerintah (PP) yang merupakan implementasi dan penjabaran dari undang-undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan undang0-undang no.17 tahun 2000 tentang perubahan ketiga undang-undang no.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, diharapkan pemerintah memiliki kemauan politik yang kuat untuk menindak lanjuti undang-undang tersebut sehingga benar-benar dapat diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-karim dan terjemahnya, departemen agama RI AL-Jazairi, abdurrahman, kitab al-fiqh ala al-mazahib al-arba’ah(kairo: Daaru Ibnu al-haisan , 1360H, cet. Terbaru) Al-Qardawi, Yusuf, al-Ibadh Fill Islam (Beirut : Muasasah Risalah 1993) _________, Fiquh zakah, (Beirut : Muasasah Ar-Risalah, 1991, cet ke 20). _________, Hukum zakat, (jakarta lentera dan mizan , 1991). Antonio syafi’i, bank syariah dari teori ke praktek (jakarta: gema insani press,2003). Asnaini, zakat produktif dalam perspektif hukum islam (yogyakarta: pustaka pelajar,2008) Badriadi, lili, dkk, zakat dan wirausaha, (jakarta : CED,2005) BAZIS DKI, Rekomendasi da pedoman pelaksanaan zakat, (jakarta: bazis DKI,1981). BAZIS DKI JAKARTA, Rekomendasi dan pedoman pelaksanaan zakat, (Jakarta BAZIS DKI, 1981). BAZIS DKI JAKARTA, Mengenal hukum zakatdan infak atau sedekah, (jakarta: BAZIS DKI 1999). Daud M. Ali sistem ekonomi islam dan wakaf, (jakarta : UI Press,1988 cet. Pertama). Deliarnov, Perkembangan Pemikiran ekonom, (jakarta: PT Raja Gafindo persada, 2003). Departemen agama RI, Pedoman zakat seri 9, jakarta: bagian proyek peningkatan zakat dan wakaf,2006) Doa, Djamal, membangun ekonomi umat melalui pengelolaan zakat harta (jakarta :nuansa madani ,2002). Hafidhudin, Didin, Islam Aplikati, (jakarta : Gema insani Press,2001). _________, Didin panduan praktis tentang zkata infak sedekah ,(jakarta: PT Gema Insani Press, 1998).
67
68
Hamidiyah, Emmy, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat, infak, sedekah, wakaf dan kurban di dompet dhuafa republika, (jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis, Vol.1 No.4 Oktober- Desember,2005). Hasan , M, Ali, Zakat dan infak, (jakarta : Kencana , 2006) Hidayatullah , Dyarif Ensiklopedia rukun islam : zakat (jakarta: al-Lautsar Prima,2008). Indrijatiningrum Mustikorini, Zakat sebagai alternatif Penggalangan danaMasyarakat ntuk pembangunan, (jurnal Ekonomi keuangan dan bisnis, vol.1 no. 4 oktober-desember, 2005). Majma Lughah al-arabiyyah, al-mu’jam al-wasith, (Mesir : Daar el Ma’arif, 1972, juz.1) Rasjid, sulaiman, Fiqh islam, (bandung: sinar baru Algresindo,1995).