METODE FUNDRAISING DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT INFAK SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAK SEDEKAH (LAZIS) PT. GARUDA INDONESIA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : QONITA KAMALIAH NIM: 1111053000002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN IlMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK
Qonita Kamaliah, 1111053000002, “Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah pada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) PT. Garuda Indonesia”, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Pengelolaan zakat tidak hanya sebatas pemberdayaan dana zakat saja, tetapi yang terpenting adalah pengumpulan atau penghimpunan dana zakat. Karena sebuah lembaga pengelola zakat tidak dapat melakukan pemberdayaan apabila tidak memiliki dana zakat yang memadai untuk menjalankan setiap programnya. Akan tetapi, keberhasilan lembaga pengelola zakat bukan hanya terletak pada kemampuannya dalam mengumpulkan dana zakat, tetapi juga pada kemampuan mendistribusikan dana tersebut untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia, serta bagaimana metode pendistribusian zakat, infak dan sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu mengambarkan secara jelas fenomena yang terjadi dilapangan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan membuat list pertanyaan yang diajukan kepada pengurus LAZIS PT. Garuda Indonesia. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari hasil kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain membahas mengenai metode fundraising zakat, infak dan sedekah, penelitian ini juga membahas mengenai bagaimana pendistribusian zakat, infak dan sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode fundraising yang dilakukan oleh LAZIS PT. Garuda Indonesia menggunakan metode langsung dan tidak langsung, diantaranya yang menggunakan direct fundraising yaitu menggunakan surat sms blass dan email blass, membuka konsultasi zakat, membuka gerai zakat ramadhan, menggunakan media dakwah. Metode indirect fundraising yaitu menggunakan media sosial, menggunakan brosur dan banner. Sedangkan Metode pendistribusian yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Pendistribusian langsung yaitu diberikan kepada mustahik secara langsung, baik bersifat konsumtif maupun produktif. Metode pendistribusian tidak langsung yaitu pendistribusian yang menggunakan proposal atau kerjasama dengan lembaga kemanusian lain. Kata kunci : Metode Fundraising dan Pendisitribusian Zakat Infak Sedekah
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai kelengkapan tugas dan memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Suparto, M.Ed. Ph.D. sebagai Wakil Dekan bidang akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Drs. Jumroni sebagai Wakil Dekan bidang administrasi umum dan Drs. Wahidin Saputra, MA. sebagai Wakil Dekan bidang kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. sebagai Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Drs. Sugiharto, MA. sebagai Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah
ii
3. Prof. Dr. H. Murodi, MA. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberi arahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini. 4. Kepada Tim Penguji Skripsi yang telah meluangkan waktunya demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat serta menjadi berkah bagi penulis. 6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Yang telah banyak membantu penulis mendapatkan buku referensi yang penulis perlukan. Ungkapan terima kasih juga penulis tujukan kepada segenap staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Komunikasi. 7. Orang tua tercinta, Ayahanda H. Muhammad Romli, B.A dan Ibunda Hj. Mawah yang telah merawat dan membesarkan penulis, yang selalu memotivasi dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, membantu penulis baik moril maupun materiil, serta untuk Kakakku tercinta Fahmi Hazami, S.Sy., Kakak iparku Mira Silvia, S.Pd.I., dan Adikku Farhan Hariri yang selalu mendoakan dan memberi masukan untuk penulis. 8. Afrizal yang selalu memberikan dukungan baik moril, tenaga, dan pikirannya kepada penulis. 9. Keluarga besar LAZIS Garuda Indonesia khususnya kepada Bapak Dody Muhadi selaku pimpinan LAZIS Garuda Indonesia. Ust. Komarudin, Bapak M. Amsori, Dian Annisa, Ibu Mutmainah dan Ibu Fitri Rahayu Wulandari
iii
yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta arahan kepada penulis dan telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat mengadakan penelitian di Lazis Garuda Indonesia untuk bersedia menjadi sumber informasi melalui wawancara dipenelitian skripsi ini. 10. Segenap kawan-kawan Alumni Pondok Pesantren Al-Itqon 2005-2007 dan Alumni Sekolah Da’il Khairaat khususnya alumni angkatan 2008-2010. 11. Sahabat-sahabat penulis teman seperjuangan Qoyyimah, S.Pd.I., Nur’azizah Has, S.Sy., St. Nisrina, S.Pd., Ratu Solihat , Janah Jamillah, khususnya kepada Nurul Milah, S.Pd., yang selalu ada baik suka maupun duka dan selalu memberikan motivasi kepada penulis hingga skripsi ini selesai. 12. Teman-teman Manajemen Dakwah dan Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2011, khususnya kepada Indah Nurwasilah, Septi Andari, Sri Utami, Chairunisa Wahyu Utami, Sonya Maryana, Aang Anwar Mujahid, Wahyu Amaludin, Ardi Kurniawan, Asrul Sani Nasution, dan Agus Nasor Kahfi. Serta teman-teman kkn amnesia 2014 UIN Syarif Hidayatullah khususnya kepada mutiara afni dan nurul hikmah (noe). Akhirnya penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca dan semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT. Amin. Jakarta, 21 Juni 2015 Penulis Qonita Kamaliah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN . ................................................................................ vii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ..............................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................
4
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ...................................
5
D. Tinjauan pustaka ........................................................
6
E. Metodologi penelitian ................................................
9
F. Sistematika penulisan ................................................. 11 BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
TENTANG
METODE
FUNDRAISING DANPENDISTRIBUSIAZAKAT, INFAK, SEDEKAH A. Teori Metode Fundraising .......................................... 13 1. Pengertian Metode ................................................. 13 2. Pengertian Fundrasing ........................................... 13 3. Metode Fundraising ............................................... 14 4. Tujuan Fundraising ................................................ 16 B. Teori Pendistribusian.................................................. 18 1. Pengertian Distribusi ............................................. 18 2. Pola Pendistribusian Zakat .................................... 19 C. Pengertian Zakat,Infak, dan Sedekah ......................... 20 1. Zakat . ................................................................... 20 a. Macam-Macam Zakat .................................... 24
v
b. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat ..... 25 2. Infak .................................................................... 27 3. Sedekah ................................................................ 28 BAB III
GAMBARAN UMUM LAZIS PT. GARUDA INDONESIA A. Profil LAZIS ............................................................. 30 B. Visi, Misi dan Tujuan. ................................................ 31 C. Struktur Organisasi Pengurusan ................................. 32 D. Tugas Pokok dan Wewenang Lazis-GA .................... 33 E. Program-Program LAZIS PT. Garuda Indonesia ...... 41
BAB IV
METODE FUNDRAISING DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT INFAK SEDEKAH LAZIS PT.GARUDA INDONESIA A. Analisis terhadap Metode fundraising LAZIS PT. Garuda Indonesia ....................................................... 42 B. Analisis terhadap Metode pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia ................................................................... 49
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan................................................................. 56 B. Saran ........................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58 LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Penelitian di LAZIS PT. Garuda Indonesia 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian di LAZIS PT. Garuda Indonesia 3. Berita Wawancara dengan Bapak M. Amsori 4. Berita Wawancara dengan Dian Annisa 5. Lampiran Surat Kuasa Pemotongan Gaji 6. Laporan Keuangan LAZIS PT. Garuda Indonesia 7. Lampiran Data muzakki 2014 LAZIS PT. Garuda Indonesia 8. Berita trend data muzakki LAZIS PT. Garuda Indonesia 9. Lampiran Data mustahik 2014 LAZIS PT. Garuda Indonesia 10. Lampiran Data Penerima Manfaat Kurban 2012.
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lahirnya UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat memberikan perkembangan yang menggembirakan. Perkembangan yang menggembirakan itu antara lain dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat. Dengan demikian, meningkatnya kesadaran
berzakat
menyebabkan
semakin
meningkatnya
jumlah
penghimpunan dana zakat.1 Pengelolaan zakat tidak hanya sebatas pemberdayaan dana zakat saja, tetapi yang terpenting adalah pengumpulan atau penghimpunan dana zakat. Karena sebuah lembaga pengelola zakat tidak dapat melakukan pemberdayaan apabila tidak memiliki dana zakat yang memadai untuk menjalankan setiap programnya. Dalam kata lain, harus dikelola juga manajemen yang baik, transparan, dan akuntabel. Bagi sebuah lembaga pengelola zakat yang tidak memiliki dana awal yang cukup, maka pengumpulan dana untuk membiayai program dan kegiatan sebuah keharusan untuk lembaga tersebut. Pengumpulan dana untuk membiayai program dan kegiatan biasa disebut dengan fundraising.2 Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat baik individu, 1
Hamka, Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 31. 2 Setiyo Iswoyo, Seri Panduan Menggalang Dana, In Kina Fundraising, (Depok: Piramedia, 2006), h. 45.
1
2
kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah yang digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi atau lembaga sehingga mencapai tujuannya.3 Keberhasilan lembaga pengelola zakat bukan hanya terletak pada kemampuannya dalam mengumpulkan dana zakat, tetapi juga pada kemampuan mendistribusikan dana tersebut.4 Permasalahan yang kerap terjadi di masyarakat, pendistribusian zakat dilakukan secara langsung oleh pihak pengelola kepada mustahik. Dibanyak pedesaan di Indonesia, tidak sedikit yang membagikan zakat harta secara langsung, baik yang dikirim melalui amplop maupun dengan cara mengumpulkan mustahik pada suatu tempat tertentu.
Fenomena
yang
cukup
memperihatinkan
adalah,
muzzaki
membagikan zakat hartanya dengan cara membagikan kupon, lalu para mustahik berkumpul didepan rumahnya dan saling berebut zakat yang dibagikan. Penyaluran zakat seperti itu justru menimbulkan banyak korban dan menghabiskan biaya perawatan yang lebih besar dari pada jumlah zakat yang diterima. Oleh sebab itu, lembaga pengelola zakat dituntut untuk dapat merumuskan cara yang efektif untuk dapat mendistribusikan zakat melalui program-program yang dapat diterima oleh masyarakat.5 Zakat tidak hanya sekedar sebagai kewajiban, tetapi zakat harus dikelola dengan baik dan didistribusikan secara merata hingga sampai ke tangan yang berhak. Dengan demikian, maka peran organisasi pengelola zakat sangat
3
Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),h.4 Didin Hafiduddin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 247 5 Hamka, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 50 4
3
penting. Pada zaman Rasuullah Saw. dikenal sebuah lembaga yang disebut Baitul Mal. Lembaga ini memiliki tugas mengelola keuangan negara mulai dari
mengidentifikasi,
menghimpun,
memungut,
mengembangkan,
memelihara, hingga menyalurkan. Sumber pemasukannya berasal dari dana zakat, infak, kharaj (pajak bumi), jizyah (pajak yang dikenakan bagi nonmuslim), ghanimah (harta rampasan perang) dan lain-lain. Sedangkan penggunaannya untuk asnaf mustahik (yang berhak menerima) yang telah ditentukan, untuk kepentingan dakwah, pendidikan, pertahanan, kesejahteraan sosial dan lain sebagainya.6 Di Indonesia saat ini ada organisasi atau lembaga pengelola zakat. Keberadaan organisasi tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Lembaga pengelola zakat dalam hal ini yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemasyarakatan umat Islam.7 Di samping itu, LAZ tidak hanya mengelola zakat, tetapi juga mengelola infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya. Salah satu contohnya adalah LAZIS PT. Garuda Indonesia untuk mengelola dana zakat khususnya zakat profesi, infak dan sedekah yang berasal dari karyawan PT. Garuda Indonesia.
6
Djuanda, Gustian dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 3 7 Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat Infak dan Sedekah (Menurut Hukum Syara’ dan Undang-undang), (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2006), h. 31
4
LAZIS PT. Garuda Indonesia merupakan lembaga yang turut membantu pemerintah dalam menangani permasalahan pengelolaan zakat, yaitu dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah sesuai untuk mustahik yang membutuhkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) PT. Garuda Indonesia.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar dalam pembahasan ini tidak terlalu luas dan keluar dari tema persoalan, maka dalam hal ini penulis membatasi pada bahasan metode fundraising dan pendistribusian dana zakat infak sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia untuk mensejahterakan mustahik. 2. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang ada di atas maka rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ? b. Bagaimana metode pendistribusian zakat, infak dan sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis dapat menjelaskan tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: a. Mengetahui metode fundraising yang dilakukan Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah PT. Garuda Indonesia. b. Mengetahui metode pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang zakat, infak, sedekah dan memperkaya khazanah keIslaman pada umumnya, civitas akademika jurusan Manajemen Dakwah program studi Manajemen Zakat Infak Sedekah Wakaf pada khususnya. b. Manfaat Praktis 1) Agar masyarakat mengetahui dan memahami metode fundraising dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah
yang dilakukan
LAZIS PT. Garuda Indonesia. Sehingga dapat berpartisipasi dalam menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya kepada LAZIS PT. Garuda Indonesia. 2) Sebagai bahan masukan bagi LAZIS PT. Garuda Indonesia dalam menerapkan
dan
mengembangkan
pengelolaan
mengenai penghimpunan dana dan pendistribusian.
zakat
teruma
6
D. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah awal penulis terapkan adalah membaca, mempelajari dan mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Karena tidak menutup kemungkinan adanya kemiripan dengan yang dituliskan penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam hal pembahasan maupun objek kajian dalam penelitian ini. Adapun tinjauan pustaka terdahulu dalam menunjang penelitian ini dengan melihat beberapa penelitian skripsi sebelumnya, yaitu 1. Karya milik “Dewi Mayang Sari” yang berjudul Kajian Strategi Fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Peningkatan Pengelolaan Dana ZIS. Jurusan Muammalat (Ekonomi Islam), konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.8 Dalam penelitian ini dibahas tentang strategi fundraising yang dilakukan BAZIS Provinsi terhadap peningkatan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah. Selain itu pada judul skripsi ini membahas tentang kelebihan dan kekurangan program yang sudah berjalan. Kesimpulan dari skripsi ini bahwa strategi fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta dalam peningkatan pengelolaan dana ZIS, BAZIS DKI selalu berinovasi dan mencari sumber-sumber ZIS baru karena potensi ZIS terutama di Jakarta
8
Dewi Mayang Sari, Kajian Strategi Fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Peningkatan Pengelolaan Dana ZIS, (Jakarta: FSH UIN Jakarta, 2010), Skripsi Tidak diterbitkan.
7
masih banyak yang belum sehubungan dengan banyaknya warga muslim diwilayah ibu kota. 2. Karya milik “Niamullah” yang berjudul Metode Fundraising Dana Zakat, Infak dan Shodaqoh Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi. Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.9 Dalam penelitian ini dibahas tentang metode fundraising yang dilakukan BAZ Kabupaten Sukabumi dan pengaruhnya terhadap peningkatan dana zakat, infak, shodaqah yang diperoleh. Kesimpulan dari skripsi ini adalah metode fundraising di BAZ Kabupaten Sukabumi yaitu dengan memotivasi donatur melalui programprogram yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Sukabumi untuk menunaikan zakat, infak, dan shodaqah. 3. Karya milik “Arif Hamdan” yang berjudul Strategi Fundraising Yang Dilakukan BAZIS DKI Jakarta Untuk Mencapai Target Penerimaan Dana Zakat Infak Dan Sedekah. Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.10 Kesimpulan dari skripsi ini adalah strategi fundraising yang dilakukan BAZIS DKI Jakarta melalui kebijakan fundraising, program sosialisasi, konsep komunikasi, manajemen kemitraan dengan perusahaan, pencarian sumber ZIS kontemporer dan manajemen
9
motivasi
dan
control.
Sendangkan
upaya
untuk
Niamullah, Metode Fundraising Dana Zakat, Infak dan Shodaqoh Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi, (Jakarta: FIDKOM UIN Jakarta, 2013), skripsi tidak diterbitkan. 10 Arif Hamdan, Strategi Fundraising Yang Dilakukan BAZIS DKI Jakarta Untuk Mencapai Target Penerimaan Dana Zakat Infak Dan Sedekah, (Jakarta: FSH UIN Jakarta, 2010), skripsi tidak diterbitkan.
8
memaksimalkan potensi zakat yang ada diwilayah DKI Jakarta dilakukan dengan membentuk petugas operasional yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan. 4. Karya millik “Wahyuddin” yang berjudul Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq. Jurusan Manajemen dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.11 Kesimpulan dari skripsi ini adalah proses penghimpunan dana zis dan wakaf uang pada lembaga portalinfaq selain menggunakan internet sebagai one stop servicenya, para amil dari lembaga ini juga melakukan penghimpunan
secara
konvensional.
Begitu
juga
dengan
proses
pendayagunaan dana zis dan wakaf uang. Dilihat dari judul di atas, penelitian penulis berbeda dari penelitian sebelumnya.
Penelitian
kali
ini
menggambarkan
bagaimana
metode
fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia dan bagaimana metode pendistribusian dana ZIS yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia dengan menggunakan metode tersebut. LAZIS PT. Garuda Indonesia merupakan lembaga yang turut membantu pemerintah dalam menangani
pengelolaan
zakat,
yaitu
dengan
cara
mengoptimalkan
pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah sesuai untuk mustahik yang membutuhkan.
11
Wahyuddin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq, (Jakarta: FIDKOM UIN Jakarta), skripti tidak diterbitkan.
9
E. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan penulis yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan pada datadata penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.12 Sedangkan tipe penelitan menggunakan metode deskriptif karena penulis akan menggambarkan secara jelas fenomena yang terjadi di lapangan. 2. Objek penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian adalah mengenai metode fundraising dan pendistribusian dana ZIS yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia. 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber data primer; yaitu hasil temuan data di lapangan melalui wawancara dengan 3 orang pengurus LAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu dengan Bapak M. Amsori, Ibu Dian Annisa Dan Ibu Fitri Rahayu. b. Sumber data sekunder; yaitu data yang diperoleh dari literatur bukubuku dan kepustakaan ilmiah lain yang menjadi referensi maupun sumber pelengkap penelitian.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1998), Cet. Ke-2, h. 10.
10
4. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan atau survei, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut : a.
Observasi Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial keagamaam terutama sekali penelitian naturalistik (kualitatif). Metodenya pengumpulan datanya dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis atas strategi fundraising dan pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia.
b. Wawancara Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dan pihak-pihak terkait, dalam hal ini pengurus LAZIS PT. Garuda Indonesia. c. Dokumentasi Dalam hal ini peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di LAZIS PT. Garuda Indonesia serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan majalah sesuai dengan masalah yang diteliti.
11
5. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis mendegarkan, membaca, mempelajari, memahami dan kemudian menguraikan semua data yang diperoleh lalu membuat analisa-analisa komprehensif sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. 6. Teknik Penulisan Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011”.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun rincian pembahasannya dalah sebagai berikut: BAB I
Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Tinjauan pustaka, Metodologi penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Pada bab ini memuat tentang Pengertian Metode Fundraising, Tujuan Fundraising, Pengertian Distribusi, Pola Pendistribusian Zakat, Pengertian ZIS.
BAB III
Dalam Bab ini membahas Sejarah Singkat LAZIS PT. Garuda Indonesia, Visi Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan wewenang LAZIS PT. Garuda Indonesia , Programprogram LAZIS PT. Garuda Indonesia .
12
BAB IV
Dalam bab ini memuat hasil pembahasan penelitian tentang analisis terhadap metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia Indonesia dan Analisis terhadap metode pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia Indonesia.
BAB V
Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam penelitian ini. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran yang sudah diterangkan di bab-bab sebelumnya, dan juga pengembangan lebih lanjut.
berisi
beberapa saran-saran untuk
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lahirnya UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat memberikan perkembangan yang menggembirakan. Perkembangan yang menggembirakan itu antara lain dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat. Dengan demikian, meningkatnya kesadaran
berzakat
menyebabkan
semakin
meningkatnya
jumlah
penghimpunan dana zakat.1 Pengelolaan zakat tidak hanya sebatas pemberdayaan dana zakat saja, tetapi yang terpenting adalah pengumpulan atau penghimpunan dana zakat. Karena sebuah lembaga pengelola zakat tidak dapat melakukan pemberdayaan apabila tidak memiliki dana zakat yang memadai untuk menjalankan setiap programnya. Dalam kata lain, harus dikelola juga manajemen yang baik, transparan, dan akuntabel. Bagi sebuah lembaga pengelola zakat yang tidak memiliki dana awal yang cukup, maka pengumpulan dana untuk membiayai program dan kegiatan sebuah keharusan untuk lembaga tersebut. Pengumpulan dana untuk membiayai program dan kegiatan biasa disebut dengan fundraising.2 Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat baik individu, 1
Hamka, Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 31. 2 Setiyo Iswoyo, Seri Panduan Menggalang Dana, In Kina Fundraising, (Depok: Piramedia, 2006), h. 45.
1
2
kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah yang digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi atau lembaga sehingga mencapai tujuannya.3 Keberhasilan lembaga pengelola zakat bukan hanya terletak pada kemampuannya dalam mengumpulkan dana zakat, tetapi juga pada kemampuan mendistribusikan dana tersebut.4 Permasalahan yang kerap terjadi di masyarakat, pendistribusian zakat dilakukan secara langsung oleh pihak pengelola kepada mustahik. Dibanyak pedesaan di Indonesia, tidak sedikit yang membagikan zakat harta secara langsung, baik yang dikirim melalui amplop maupun dengan cara mengumpulkan mustahik pada suatu tempat tertentu.
Fenomena
yang
cukup
memperihatinkan
adalah,
muzzaki
membagikan zakat hartanya dengan cara membagikan kupon, lalu para mustahik berkumpul didepan rumahnya dan saling berebut zakat yang dibagikan. Penyaluran zakat seperti itu justru menimbulkan banyak korban dan menghabiskan biaya perawatan yang lebih besar dari pada jumlah zakat yang diterima. Oleh sebab itu, lembaga pengelola zakat dituntut untuk dapat merumuskan cara yang efektif untuk dapat mendistribusikan zakat melalui program-program yang dapat diterima oleh masyarakat.5 Zakat tidak hanya sekedar sebagai kewajiban, tetapi zakat harus dikelola dengan baik dan didistribusikan secara merata hingga sampai ke tangan yang berhak. Dengan demikian, maka peran organisasi pengelola zakat sangat
3
Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),h.4 Didin Hafiduddin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 247 5 Hamka, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 50 4
3
penting. Pada zaman Rasuullah Saw. dikenal sebuah lembaga yang disebut Baitul Mal. Lembaga ini memiliki tugas mengelola keuangan negara mulai dari
mengidentifikasi,
menghimpun,
memungut,
mengembangkan,
memelihara, hingga menyalurkan. Sumber pemasukannya berasal dari dana zakat, infak, kharaj (pajak bumi), jizyah (pajak yang dikenakan bagi nonmuslim), ghanimah (harta rampasan perang) dan lain-lain. Sedangkan penggunaannya untuk asnaf mustahik (yang berhak menerima) yang telah ditentukan, untuk kepentingan dakwah, pendidikan, pertahanan, kesejahteraan sosial dan lain sebagainya.6 Di Indonesia saat ini ada organisasi atau lembaga pengelola zakat. Keberadaan organisasi tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Lembaga pengelola zakat dalam hal ini yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemasyarakatan umat Islam.7 Di samping itu, LAZ tidak hanya mengelola zakat, tetapi juga mengelola infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya. Salah satu contohnya adalah LAZIS PT. Garuda Indonesia untuk mengelola dana zakat khususnya zakat profesi, infak dan sedekah yang berasal dari karyawan PT. Garuda Indonesia.
6
Djuanda, Gustian dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 3 7 Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat Infak dan Sedekah (Menurut Hukum Syara’ dan Undang-undang), (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2006), h. 31
4
LAZIS PT. Garuda Indonesia merupakan lembaga yang turut membantu pemerintah dalam menangani permasalahan pengelolaan zakat, yaitu dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah sesuai untuk mustahik yang membutuhkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) PT. Garuda Indonesia.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar dalam pembahasan ini tidak terlalu luas dan keluar dari tema persoalan, maka dalam hal ini penulis membatasi pada bahasan metode fundraising dan pendistribusian dana zakat infak sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia untuk mensejahterakan mustahik. 2. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang ada di atas maka rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ? b. Bagaimana metode pendistribusian zakat, infak dan sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis dapat menjelaskan tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: a. Mengetahui metode fundraising yang dilakukan Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah PT. Garuda Indonesia. b. Mengetahui metode pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang zakat, infak, sedekah dan memperkaya khazanah keIslaman pada umumnya, civitas akademika jurusan Manajemen Dakwah program studi Manajemen Zakat Infak Sedekah Wakaf pada khususnya. b. Manfaat Praktis 1) Agar masyarakat mengetahui dan memahami metode fundraising dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah
yang dilakukan
LAZIS PT. Garuda Indonesia. Sehingga dapat berpartisipasi dalam menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya kepada LAZIS PT. Garuda Indonesia. 2) Sebagai bahan masukan bagi LAZIS PT. Garuda Indonesia dalam menerapkan
dan
mengembangkan
pengelolaan
mengenai penghimpunan dana dan pendistribusian.
zakat
teruma
6
D. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah awal penulis terapkan adalah membaca, mempelajari dan mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Karena tidak menutup kemungkinan adanya kemiripan dengan yang dituliskan penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam hal pembahasan maupun objek kajian dalam penelitian ini. Adapun tinjauan pustaka terdahulu dalam menunjang penelitian ini dengan melihat beberapa penelitian skripsi sebelumnya, yaitu 1. Karya milik “Dewi Mayang Sari” yang berjudul Kajian Strategi Fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Peningkatan Pengelolaan Dana ZIS. Jurusan Muammalat (Ekonomi Islam), konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.8 Dalam penelitian ini dibahas tentang strategi fundraising yang dilakukan BAZIS Provinsi terhadap peningkatan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah. Selain itu pada judul skripsi ini membahas tentang kelebihan dan kekurangan program yang sudah berjalan. Kesimpulan dari skripsi ini bahwa strategi fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta dalam peningkatan pengelolaan dana ZIS, BAZIS DKI selalu berinovasi dan mencari sumber-sumber ZIS baru karena potensi ZIS terutama di Jakarta
8
Dewi Mayang Sari, Kajian Strategi Fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Peningkatan Pengelolaan Dana ZIS, (Jakarta: FSH UIN Jakarta, 2010), Skripsi Tidak diterbitkan.
7
masih banyak yang belum sehubungan dengan banyaknya warga muslim diwilayah ibu kota. 2. Karya milik “Niamullah” yang berjudul Metode Fundraising Dana Zakat, Infak dan Shodaqoh Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi. Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.9 Dalam penelitian ini dibahas tentang metode fundraising yang dilakukan BAZ Kabupaten Sukabumi dan pengaruhnya terhadap peningkatan dana zakat, infak, shodaqah yang diperoleh. Kesimpulan dari skripsi ini adalah metode fundraising di BAZ Kabupaten Sukabumi yaitu dengan memotivasi donatur melalui programprogram yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Sukabumi untuk menunaikan zakat, infak, dan shodaqah. 3. Karya milik “Arif Hamdan” yang berjudul Strategi Fundraising Yang Dilakukan BAZIS DKI Jakarta Untuk Mencapai Target Penerimaan Dana Zakat Infak Dan Sedekah. Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.10 Kesimpulan dari skripsi ini adalah strategi fundraising yang dilakukan BAZIS DKI Jakarta melalui kebijakan fundraising, program sosialisasi, konsep komunikasi, manajemen kemitraan dengan perusahaan, pencarian sumber ZIS kontemporer dan manajemen
9
motivasi
dan
control.
Sendangkan
upaya
untuk
Niamullah, Metode Fundraising Dana Zakat, Infak dan Shodaqoh Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi, (Jakarta: FIDKOM UIN Jakarta, 2013), skripsi tidak diterbitkan. 10 Arif Hamdan, Strategi Fundraising Yang Dilakukan BAZIS DKI Jakarta Untuk Mencapai Target Penerimaan Dana Zakat Infak Dan Sedekah, (Jakarta: FSH UIN Jakarta, 2010), skripsi tidak diterbitkan.
8
memaksimalkan potensi zakat yang ada diwilayah DKI Jakarta dilakukan dengan membentuk petugas operasional yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan. 4. Karya millik “Wahyuddin” yang berjudul Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq. Jurusan Manajemen dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.11 Kesimpulan dari skripsi ini adalah proses penghimpunan dana zis dan wakaf uang pada lembaga portalinfaq selain menggunakan internet sebagai one stop servicenya, para amil dari lembaga ini juga melakukan penghimpunan
secara
konvensional.
Begitu
juga
dengan
proses
pendayagunaan dana zis dan wakaf uang. Dilihat dari judul di atas, penelitian penulis berbeda dari penelitian sebelumnya.
Penelitian
kali
ini
menggambarkan
bagaimana
metode
fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia dan bagaimana metode pendistribusian dana ZIS yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia dengan menggunakan metode tersebut. LAZIS PT. Garuda Indonesia merupakan lembaga yang turut membantu pemerintah dalam menangani
pengelolaan
zakat,
yaitu
dengan
cara
mengoptimalkan
pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah sesuai untuk mustahik yang membutuhkan.
11
Wahyuddin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq, (Jakarta: FIDKOM UIN Jakarta), skripti tidak diterbitkan.
9
E. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan penulis yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan pada datadata penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.12 Sedangkan tipe penelitan menggunakan metode deskriptif karena penulis akan menggambarkan secara jelas fenomena yang terjadi di lapangan. 2. Objek penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian adalah mengenai metode fundraising dan pendistribusian dana ZIS yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia. 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber data primer; yaitu hasil temuan data di lapangan melalui wawancara dengan 3 orang pengurus LAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu dengan Bapak M. Amsori, Ibu Dian Annisa Dan Ibu Fitri Rahayu. b. Sumber data sekunder; yaitu data yang diperoleh dari literatur bukubuku dan kepustakaan ilmiah lain yang menjadi referensi maupun sumber pelengkap penelitian.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1998), Cet. Ke-2, h. 10.
10
4. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan atau survei, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut : a.
Observasi Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial keagamaam terutama sekali penelitian naturalistik (kualitatif). Metodenya pengumpulan datanya dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis atas strategi fundraising dan pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia.
b. Wawancara Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dan pihak-pihak terkait, dalam hal ini pengurus LAZIS PT. Garuda Indonesia. c. Dokumentasi Dalam hal ini peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di LAZIS PT. Garuda Indonesia serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan majalah sesuai dengan masalah yang diteliti.
11
5. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis mendegarkan, membaca, mempelajari, memahami dan kemudian menguraikan semua data yang diperoleh lalu membuat analisa-analisa komprehensif sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. 6. Teknik Penulisan Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011”.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun rincian pembahasannya dalah sebagai berikut: BAB I
Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Tinjauan pustaka, Metodologi penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Pada bab ini memuat tentang Pengertian Metode Fundraising, Tujuan Fundraising, Pengertian Distribusi, Pola Pendistribusian Zakat, Pengertian ZIS.
BAB III
Dalam Bab ini membahas Sejarah Singkat LAZIS PT. Garuda Indonesia, Visi Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan wewenang LAZIS PT. Garuda Indonesia , Programprogram LAZIS PT. Garuda Indonesia .
12
BAB IV
Dalam bab ini memuat hasil pembahasan penelitian tentang analisis terhadap metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia Indonesia dan Analisis terhadap metode pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia Indonesia.
BAB V
Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam penelitian ini. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran yang sudah diterangkan di bab-bab sebelumnya, dan juga pengembangan lebih lanjut.
berisi
beberapa saran-saran untuk
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG METODE FUNDRAISING DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH
A. Teori Metode Fundraising 1. Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan tempuh. Metode merupakan cara kerja yang mempelajari jalannya pekerjaan manajer. Fungsi metode yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaiman cara melakukan atau membuat sesuatu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode adalah kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan.1 2. Pengertian Fundraising Kegiatan Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun atau menggalang dana dari masyarakat (baik individu, kelompok organisasi dan pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program kegiatan dan kegiatan operasional lembaga sehingga tercapainya tujuan.2 Penggalangan dana adalah sebuah proses menjual ide-ide kreatif bahwa donasi dapat mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka mereka mau menyumbang dengan memberikan sebuah gambaran menggalang dana, bukan meminta
1 2
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode. Diakses pada tanggal 09 Juli 2015, Jam 13.06 Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),
Cet 1, h. 4
13
14
uang.3 Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah : 103
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Maka dapat disimpulkan, bahwa metode fundraising merupakan pola atau cara-cara yang dilakukan oleh sebuah lembaga zakat dalam rangka menggalang dana zakat, infak dan sedekah dari masyarakat. Metode harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan dan manfaat lebih bagi masyarakat (muzakki). 3. Metode Fundraising Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, banyak metode dan teknik yang dapat dilakukan. Adapun yang dimaksud metode disini adalah suatu bentuk kegiatan yang khas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Metode ini pada dasarnya dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu langsung (direct fundraising) dan tidak langsung (indirect fundraising).4 a. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
3
Iqbal Setyarso, Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatra, (Jakarta: Khairul Bayan, 2008), h. 17 4 Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005), Cet 1, h. 8
15
Metode
Fundraising
Langsung
adalah
metode
yang
menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi
muzakki
secara
langsung.
Yaitu
bentuk-bentuk
fundraising dimana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon muzakki bisa seketika (langsung) dilakukan. Dengan metode ini apabila dalam diri muzakki muncul keinginan untuk melakukan donasi setelah mendapatkan promosi dari fundraiser lembaga, maka segera dapat melakukan dengan mudah dan semua kelengkapan informasi yang diperlukan untuk melakukan donasi sudah tersedia. Contoh metode fundraising langaung yaitu direct mail (email langsung), telefundraising (penggalangan dana melalui telepon) dan presentasi langsung. 5 b. Metode Fundraising Tidak Langsung ( indirect fundraising) Metode
fundraising
ini
adalah
suatu
metode
yang
menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi
muzakki
secara
langsung.
Yaitu
bentuk-bentuk
fundraising dimana tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon muzakki seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu. Metode fundraising tidak langsung seperti, advetorial. 5
Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, (Ciputat: IMZ, 2006), h. 56
16
Pada umumnya setiap lembaga melakukan kedua metode tersebut, karena kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan tujuannya sendiri-sendiri. Metode fundraising langsung diperlukan, karena tanpa metode tersebut muzakki akan kesulitan untuk mendonasikan dananya. Sedangkan jika semua bentuk fundraising menggunakan metode langsung, maka akan tampak menjadi baku dan berpotensi menjadi jenuh. 6 4. Tujuan Fundraising a. Menghimpun dana Menghimpun dan merupakan tujuan fundraising yang paling dasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang memiliki nilai material, tujuan inilah yang paling pertama dan utama. Karena apabila sumber daya sudah tidak ada, maka lembaga akan kehilangan kemampuan untuk terus menjaga kelangsungannya sehingga pada akhirnya mati.7 b. Menghimpun muzakki Tujuan kedua fundraising yaitu menghimpun muzakki. Lembaga yang melakukan fundraising harus terus menambah jumlah muzakki. Karena jika jumlah muzakki meningkat, maka pencapaian dana zakat, infak dan sedekahnya pun akan meningkat. Sehingga, akan banyak
6
Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, (Ciputat: IMZ, 2006), h. 57 7 Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005), Cet 1, h. 5
17
lagi mustahik yang dapat diberdayakan.8 c. Menghimpun simpatisan dan pendukung Kadang ada seseorang atau kelompok orang yang telah berinteraksi dengan aktivitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah lembaga zakat, kemudian mereka terkesan, menilai positif dan bersimpati. Akan tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk memberikan sesuatu seperti dana. Kelompok seperti ini kemudian menjadi simpatisan dan pendukung lembaga meskipun tidak menjadi donatur.9 d. Membangun citra lembaga Aktivitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah lembaga zakat, baik langsung maupun tidak langsung akan membentuk citra lembaga tersebut. Fundraising adalah garda terdepan yang menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Hasil informasi dan interaksi ini akan membentuk citra lembaga di masyarakat. Jika citra lembaga positif, maka mereka akan mendukung, bersimpati dan akhirnya memberikan donasi.10 e. Memuaskan muzakki Tujuan memuaskan muzakki adalah tujuan yang bernilai jangka panjang, karena jika muzakki puas, maka mereka akan mengulang lagi
8
Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),
Cet 1, h. 6 9
Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),
Cet 1, h. 6 10
Cet 1, h. 7
Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),
18
untuk mendonasikan dananya kepada sebuah lembaga tersebut.11 untuk itu, bagi sebuah lembaga pengelola zakat sangat penting untuk memberikan pelayanan yang baik kepada muzakki. Karena jika pelayanannya baik, maka muzakki pun tidak akan sungkan untuk mengajak kerabat atau temannya untuk turut memberikan donasi kepada lembaga zakat tersebut. Sebaliknya bila pelayanan yang diberikan tidak baik atau tidak memuaskan, makan muzakki pun tidak mau memberikan sumbangannya kembali karena merasa kecewa kepada lembaga pengelola zakat tersebut.
B. Teori Pendistribusian 1. Pengertian Distribusi Kata distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti pembagian atau penyaluran. Secara terminologi distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat.12 Distribusi zakat mempunyai sasaran dan tujuan. Sasaran di sini adalah pihak-pihak yang diperbolehkan menerima zakat, sedangkan tujuannya adalah
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
dalam
bidang
perekonomian sehingga dapat memperkecil kelompok masyarakat yang kurang mampu, yang pada akhirnya akan meningkatkan kelompok
11
Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail Untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),
Cet 1, h. 7 12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 612.
19
muzakki.13 Maka, pendistribusian zakat merupakan penyaluran atau pembagian dana zakat kepada mereka yang berhak. 2. Pola Pendistribusian Zakat Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan miskin, karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatasi kemiskinan yang merupakan masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. Agar dana zakat yang disalurkan itu dapat berdaya guna dan berhasil guna, maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif dan produktif.14 a. Konsumtif Tradisional Zakat dibagikan kepada mustahik secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras atau uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat maal secara langsung oleh para muzakki kepada mustahik yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek dalam mengatasi permasalahan umat.15 b. Konsumtif Kreatif Zakat yang diwujudkan dalam bentuk jasa/ barang konsumtif yang
13
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003),
h.169 14
Hamka, Standar Operasional Prosedur (SOP) Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 66 15 Hamka, Standar Operasional Prosedur (SOP) Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 67
20
digunakan
untuk
membantu
orang
miskin
dalam
mengatasi
permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti sarung dan mukenah maupun sejadah.16 c. Produktif Tradisional Zakat diberikan dalam dalam bentuk barang-barang produktif tradisional, seperti kambing, sapi, mesin jahit, dan sebagainya. Pemberian zakat dalam bentuk ini akan dapat mendorong menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu lapangan kerja baru bagi fakir miskin.17 d. Produktif Kreatif Zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir baik untuk permodalan proyek sosial seperti membangun sarana sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.18
C. Pengertian Zakat, Infak dan Sedekah 1. Zakat Zakat berasal dari kata zaka, yang artinya tumbuh dengan subuh. Makna lain kata zaka sebagaimana digunakan dalam Al-Qur’an adalah 16
Hamka, Standar Operasional Prosedur (SOP) Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 67. 17 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998),h. 63 18 Hamka, Standar Operasional Prosedur(SOP) Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 68.
21
suci dari dosa. Zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula. Syarat-syarat tertentu itu adalah nisab, haul, dan kadar-nya.19 Tabel 1. Jenis Harta, Nisab, Haul dan Kadar Zakat No
Jenis Harta
A. I.
Zakat Harta : Emas, Perak, dan uang : 1. Emas Murni 2. Perhiasan wanita, peralatan dan perabotan dari emas 3. Perak 4. Perhiasan wanita, peralatan dan perabotan dari perak 5. Logam mulia selain emas, perak, seperti platina 6. Batu permata seperti intan berlian Perusahaan/Pendapa tan/Perdagangan : 1. Industri, seperti tekstilm baja, keramik, batu merah, genting, kapur, tempe/tahu, batik, ukir-ukiran. 2. Industri pariwisata, seperti hotel, cottage, penginapan, villa, restoran, bioskop, kolam renang 3. Perdagang, seperti
II
19
Nisab
Haul
Kadar Zakat
Ket
96 gram emas Senilai 96 gram emas murni 672 gram Senilai 672 gram perak
1 tahun 1 tahun
2,50% 2,50%
1 tahun 1 tahun
2,50% 2,50%
Yang dinilai semua kekayaan pada saat mengeluarkan zakatnya
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96
1 tahun
2,50%
Cara menghitung penjumlahan pendapatan 1 tahun, dapat dikeluarkan pada waktu menerima
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 38
22
III
ekspor-impor, perdagangan dalam negeri, pertokoan, warung, depot/kios, percetakan, penerbitan 4. Jasa, seperti notaris akuntan, travel, birobiro, reklame, designer, salon, transportasi laut, darat dan udara 5. Real estate, seperti perumahan, penyewaan rumah/tanah. 6. Pendapatan, seperti gaji, honorium, komisi, penghasilan dokter 7. Usaha-usaha pertanian, perkebunan, perikanan, seperti tambak, kebun teh/karet/kopi, peternakan ayam, bebek, kelinci dan sebagainya 8. Uang simpanan, seperti tabanas, deposito, uang tunai. Binatang Ternak : 1. Kambing, biri-biri, domba
gram emas
2.
Sapi
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
Senilai 96 gram emas
1 tahun
2,50%
40-120 ekor 121-200 ekor 201-300 ekor
1 tahun 1 tahun 1 tahun
2,50% 2,50% 2,50%
30 ekor 40 ekor 60 ekor 70 ekor
1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun
2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Dan seterusnya setiap tambahan 100 ekor, kadar zakatnya tambah 1 ekor Dan seterusnya setiap tambahan 30 ekor sapi, kadar zakatnya tambah 1 ekor sapi
23
3.
IV
Kerbau dan kuda
Tumbuh-tumbuhan : 1. Padi
2. Biji-bijian, seperti jagung, kedelai 3. Umbi-umbian, seperti ubi, kentang,ubi kayu, ubi jalar, jahe 4. Buah-buahan, seperti kelapa, pisang, durian, rambutan, duku, salak, apel, jeruk, pepaya, nanas, kelapa sawit, mangga, alpukat, lada, pinang, pala 5. Tanaman hias, sepeti anggrek, segala jenis bunga termasuk cengkeh 6. Rumput-rumputan, seperti serei (minyai serei), bambu, tebu 7. Daun-daunan, seperti teh, tembakau, vanilli 8. Kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kedelai, kadang tanah 9. Sayur-sayuran, seperti bawang, mentimun, kol, bit, wortel, petai, bayam, sawi, cabai. Zakat Fitrah : Beras, sagu, jagung, singkong/gaplek
30 ekor 40 ekor 60 ekor 70 ekor
1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun
2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
1.350 kg gabah atau 750 kg beras
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras
Tiap panen
5 % atau 10 %* 5 % atau 10 %*
Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Senilai 1.350 kg gabah atau 750 kg beras
Tiap panen
5 % atau 10 %*
Mempunyai kelebihan makanan untuk keluarga pada hari raya Idul
Tiap akhir 2,5 % kg Ramadhan atau 3,5 liter
Tiap panen
umur 2 tahun. Zakat kerbau dan kuda sama dengan sapi. *Jika airnya susah 5 %, jika airnya mudah 10 %
*Jika airnya susah 5 %, jika airnya mudah 10 %
Dikeluarkan pada bulan Ramadhan. Biasa dibayarkan
24
Fitri
dengan uang harga barang tersebut. dilakukan didaerah yang berlaku makanan pokoknya
Sumber : M. Daud Ali, Buku Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, 1998.
Dari pengertian zakat di atas maka dapat disimpulkan bahwa zakat adalah sejumlah harta yang diberikan kepada orang yang berhak menerimanya dengan jumlah dan persyaratan yang ditentukan oleh hukum Islam. a. Macam-macam zakat 1) Zakat Maal (harta) Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.20 Pada umumnya di dalam kitab fikih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati atau dikeluarkan zakatnya digolongkan ke dalam kategori, yaitu21 : a) Emas, perak dan uang (simpanan) b) Barang yang diperdagangkan c) Hasil peternakan d) Hasil bumi e) Hasil tambang dan barang temuan
20
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 42 21 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 44
25
2) Zakat fitrah Zakat fitrah adalah zakat untuk diri yang diwajibkan untuk dikeluarkan setiap akhir bulan Ramadhan atau disebut juga dengan zakat pribadi yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim pada hari raya idul fitri. Ketentuan waktu pengeluaran zakat dapat dilakukan mulai dari awal ramadhan sampai yang paling utama pada malam idul fitri dan paling lambat pagi hari idul fitri. Sedangkan hukum wajib atas setiap orang muslim kecil atau dewasa, laki-laki atau perempuan, budak atau merdeka. Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekaran adalah 2,5 kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan zakatnya yang disebut oleh nash hadist yaitu jewawut, kurma, gandum, zahir (anggur), danagit (semacam keju). Untuk daerah atau negara
yang
makanannya selain makanan di atas, mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok lainnya.22 b. Golongan yang berhak menerima zakat Golongan (orang) yang berhak menerima zakat telah ditentukan berdasarkan ayat Al-Qur’an At-Taubah ayat 60 sebagai berikut23 :
22
Abdullah Bin Abdurahman Bin Jibria, Panduan Praktis Rukun Islam, (Jakarta: Darul Haq, 2001), h. 159. 23 Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 60
26
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orangorang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Ayat di atas menerangkan bahwa golongan yang berhak menerima zakat yaitu : fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil. Penjabaran rumusan kedelapan golongan tersebut dilakukan oleh manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad dalam berbagai aliran hukum Islam. Di Indonesia, tidak ada riqab dalam pengertian semula, oleh karena itu diisi dengan pengertian baru yaitu pembebasan manusia dari “perbudakan” lintah darat (rentenir).24 Perumusan tentang penerima zakat lain juga disesuaikan dengan keadaan Indonesia dan perkembangan masa kini, seperti fakir miskin yaitu biasa penyantunan orang-orang miskin di lembaga-lembaga sosial, panti asuhan, bantuan modal agar mereka dapat berusaha secara produktif. Ke dalam pengertian amil dimasukan juga biaya-biaya administrasi dan personal badan atau organisasi amil serta aktivitas yang dilakukannya untuk meningkatkan kesadaran berzakat di masyarakat. Untuk
muallaf, selain diadakan dana untuk membantu
penyantunan dan pembinaan orang-orang yang baru masuk Islam disediakan juga dana untung membiayai lembaga dakwah agama. Gharim orang yang berhutang, dirumuskan pengertiannya dengan kata24
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 48
27
kata : orang-orang atau lembaga-lembaga Islam yang jatuh (bangkrut) dan mempunyai tanggungan hutang sebagai akibat pelaksanaan kegiatan yang baik dan sah menurut hukum. Ke dalam sabilillah dimasukan
segala
keperluan
peribadatan,
pendidikan,
dakwah,
penelitian, penerbitan buku-buku, majalah ilmiah. Untuk ibnu sabil dimasukan segala usaha guna membantu biaya perjalanan seseorang yang kehabisan biaya, beasiswa, dan biaya-biaya kegiatan ilmiah.25 2. Infak Infak adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendaki sendiri. 26 Kata infak dapat berarti mendermakan atau memberikan rezeki (karunia Allah) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena Allah SWT.27 Jika zakat harus diberikan kepada 8 ashnaf, maka infak boleh diberika kepada siapa pun, seperti kepada teman atau kelurga. Infak pun tidak memiliki nishab seperti halnya zakat, karena infak dikeluarkan bisa ketika dalam keadaan lapang atau sempit. Maka dari penjelasan tentang infak di atas dapat disimpulkan bahwa infak merupakan pemberian secara sukarela kepada siapapun dan tidak dibatasi dengan nominal.
25
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 68 26 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 23 27 Cholid Fadlullah, Mengenai Hukum /ZIS dan Pengamalannya di DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 6
28
3. Sedekah Sedekah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Sedekah tidak terbatas pada pemberian bersifat material saja, tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain.28 Diantara ayat yang menerangkan tentang sedekah sebagaimana firman Allah SWT, dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 114, sebagai berikut :
. Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” Hadist riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah SAW menyatakan “jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, membaca tahmid, tahlil, dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah sedekah.”29 Dari pengertian sedekah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sedekah merupakan perbuatan amal kebaikan baik pemberian berupa
28
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), h. 23 29 Abdurrachman Qodir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 70
29
material ataupun nonmaterial kepada orang lain. Karena memberikan senyum kepada orang lain dengan ikhlas juga termasuk dalam kategori sedekah, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dzar).
BAB III GAMBARAN UMUM LAZIS PT. GARUDA INDONESIA
A. Profil LAZIS PT. GARUDA INDONESIA LAZIS PT. Garuda Indonesia atau yang sering disebut LAZIS -GA merupakan lembaga yang berupaya mendukung pelaksanaan misi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didalam pengembangan masyarakat melalui ZIS. Sebelum terbentuk LAZIS, lembaga ini masuk kedalam lembaga pengembangan infak at-taqwa (LPIA) dibawah kendali Binroh Teknik pada tahun 1994. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2001 terjadi perubahan organisasi yang kemudian ditetapkan 2 organisasi terpisah yaitu ROHIS-GA dan LAZIS-GA. Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Garuda Indonesa (LAZIS-GA) dikukuhkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berdasarkan Surat Keputusan Nomor : 059/UPZ/BAZNAS/XI/ Tahun 2004 tentang Pembentukan
Unit
Pengumpul
Zakat
dilingkungan
PT.
Garuda
Indonesia. dan Surat Keputusan Nomor : 059/UPZ/BAZNAS/XI/ Tahun 2004 tentang Penetapan Susunan Pengurus UPZ PT. Garuda Indone sia serta Surat Nomor DZ/SKEP/5007/05 tentang Penunjukan Lembaga Pengelola ZIS tanggal 7 Maret 2005. 1 Salah satu bentuk komitmen Garuda Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT. Garuda Indonesia Nomor
1
Data LAZIS PT. Garuda Indonesia Kantor Pusat, tahun 2005.
30
31
DZ/SKEP/5007/05 tentang pemotongan gaji pegawai untuk penunaian ZIS. Diharapkan dengan komitmen ini dapat diikuti oleh seluruh pegawai muslim dilingkungan Garuda Indonesia sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
B. Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi LAZIS PT. Garuda Indonesia Membangun kesadaran berzakat, berinfak, dan bersedekah pegawai BUMN dan instasi pemerintah lainnya di Indonesia. 2. Misi LAZIS PT. Garuda Indonesia a. Membangun
image
melalui
pengelolaan
ZIS
yang
amanah,
professional, dan transparan. b. Meningkatkan kesadaran berzakat, berinfak, dan bersedekah. c. Meningkatkan jumlah muzakki dari waktu ke waktu. d. Merubah posisi mustahik menjadi mustahik. e. Melaksanakan pendistribusian dan pemberdayaan ZIS sesuai syariah. f. Membangun kerjasama dan aliansi strategis.2 3. Tujuan LAZIS PT. Garuda Indonesia Tujuan didirikannya LAZIS PT. Garuda Indonesia
adalah untuk
membantu mustahik yang berada disekitar bandara, dan memberikan kemudahan pada karyawan garuda yang ingin membayar zakat.3
2
Data LAZIS PT. Garuda Indonesia Kantor Pusat, tahun 2005 M. Amsori (Staff Pemberdayaan LAZIS-GA), Wawancara Pribadi, (Jakarta:15 Mei 2015), Jam 13.00 wib. 3
32
C. Struktur Organisasi Pengurusan 1. Struktur Organisasi Lazis-Ga Pusat
Badan Pembina
-------------------Badan Pengawas
BAZNAS
Badan Pertimbangan Badan Pelaksana
LAZIS-GA PERWAKILAN
Bidang Akutansi
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
& Keuangan
Ti & Promosi
Pengumpulan
Pendayagunaan
Sekretariat
Sumber : Pedoman Pengelolaan ZIS LAZIS-GA th 2005
2. Struktur Organisasi LAZIS-GA Perwakilan Struktur organisasi LAZIS-GA Perwakilan adalah sebagaimana bagan dibawah ini, atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Penetapan struktur organisasi dan jumlah amil LAZIS-GA Perwakilan ditunjuk dan ditetapkan oleh Badan Pelaksana Pusat atas usulan LAZIS-GA Perwakilan.4
4
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 7
33
STRUKTUR ORGANISASI LAZIS-GA PERWAKILAN Ketua Badan Pelaksana LAZIS-GA Pusat
Ketua dan Wakil Ketua LAZIS-GA Perwakilan
Bidang
Bidang
Bidang
Pengumpulan
Pendayagunaan
Administrasi
Sumber : Pedoman Pengelolaan ZIS LAZIS-GA th 2005
D. Tugas Pokok dan Wewenang LAZIS-GA Pusat 1. Badan Pembina mempunyai tugas dan wewenang al. : a. Memberikan pembinaan serta penilaian terhadap penyelenggara pengumpulan serta pendayagunaan ZIS. b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Badan Pelaksana baik diminta maupun tidak diminta mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan dan pengembangan ZIS.5 2. Badan Pertimbangan mempunyai tugas dan wewenag al. : a. Memberikan masukan kepada Badan Pembina dan Badan Pelaksana baik diminta maupun tidak diminta mengenai hal-hal terkait dengan pengumpulan, pendayagunaan, dan pemanfaatan dana ZIS. 5
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h.8
34
b. Memberikan kepastian hukum dan aspek legal yang dibenarkan AlQur’an dan Sunnah serta UU No. 38 serta aspek hukum lainnya yang mendukung arah dan kebijakan pengelolaan dana ZIS.6 3. Badan Pengawas mempunyai tugas dan wewenang al. : a. Mengawasi kinerja organisasi Badan Pelaksan LAZIS-GA Pusat dan LAZIS-GA Perwakilan. b. Memeriksa laporan keuangan, bila dipandang perlu dapat meminta bantuan akuntan publik. c. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. d. Merekomendasikan kepada Ketua Badan Pelaksana dan Badan Pembina dalam hal pemberian sanksi kepada pengurus yang melanggar ketentuan/aturan lembaga.7 4. Ketua Badan Pelaksana LAZIS-GA Pusat mempunyai tugas dan wewenang al. : a. Menetapkan dan menyetujui rencana kerja dan anggaran. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang. c. Merekomendasikan program-program yang bersifat insidentil untuk diagendakan sebagai program LAZIS-GA Pusat maupun program LAZIS-GA Perwakilan dan atau BAZNAS untuk dilaksanakan pada tahun berjalan.
6
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h.8 7 Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h.8
35
d. Memimpin rapat-rapat yang diselenggarakan secara periodik (bila berhalangan dapat menunjukan wakil ketua dab atau pelaksana harian). e. Melaporkan kegiatan LAZIS-GA Pusat kepafa Badan Pembina dan BAZNAS secara periodik minimal 3 bulan sekali. f. Membuat laporan tahunan kepada Pemerintah cq. Menteri Agama dengan tembusan disampaikan kepada Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf, Badan Pembina dan BAZNAS. g. Melakukan koordinasi dengan Badan Pembina, Badan Pertimbangan dan LAZIS-GA Perwakilan dan BAZNAS serta lembaga lainnya. h. Ketua
Badan
Pelaksana
dapat
melimpahkan
tugas-tugas
dan
wewenangnya kepada Wakil Ketua. i. Menandatangani persetujuan proposal-proposal permintaan bantuan yang telah direkomendasikan oleh bidang-bidang terkait melalui rapat Badan Pengurus. j. Menyetujui dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Transfer (SPT) LAZIS-GA k. Menandatangani biaya operasional dan dana pemberdayaan. l. Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama LAZIS-GA ke dalam maupun keluar.8 5. Wakil Ketua Badan Pelaksana LAZIS-GA mempunyai tugas dan wewenang al. :
8
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 8
36
a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang. b. Memberikan usulan kepada Ketua tentang program-program yang bersifat insidentil, untuk diagendakan sebagai program LAZIS-GA. c. Mempelajari usulan-usulan yang disampaikan disampaikan oleh bidang-bidang, LAZIS-GA Perwakilan dan BAZNAS. d. Memimpin rapat-rapat yang diselenggarakan secara periodik (bila Ketua Badan Pelaksana berhalangan hadir). e. Melakukan koordinasi dengan Badan Pembina, Badan Pertimbangan dan LAZIS-GA Perwakilan. f. Melaporkan kegiatan LAZIS-GA Pusat kepada Badan Pembina dan BAZNAS secara periodik minimal 3 bulan sekali. g. Membuat laporan tahunan kepada Pemerintah cq. Menteri Agama dengan tembusan disampaikan kepada Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf, Badan Pembina. h. Menandatangani permintaan kas kecil (besarnya akan ditetapkan kemudian) 1* i. Menandatangani SPP LAZIS-GA Pusat (besarnya akan ditetapkan kemudian) 2* j. Bertindak untuk dan atas nama Ketua Badan Pelaksana, melaksanakan tugas sehari-hari bila Ketua Badan Pelaksana berhalangan.9
9
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 9
37
6. Bidang Keuangan mempunyai tugas dan wewenang antara lain. : a. Mengelola seluruh asset dana ZIS b. Menerima tanda bukti penerimaan setoran kas dari muzakki. c. Menerima tanda bukti pendayagunaan dana ZIS dari bidang pemberdayaan. d. Meminta laporan penggunaan dana yang telah diberikan kepada masing-masing bidang LAZIS-GA. e. Memonitor penggunaan dana yang telah diberikan kepada masingmasing bidang LAZIS-GA. f. Melakukan pengelolaan dana seoptimal mungkin atas persetujuan Ketua Badan Pelaksana. g. Menyusun rencana anggaran tahunan. h. Membuat laporan arus kas masuk dan keluar yang accountable dan auditable setia bulan dan melaporkan kepada Ketua Badan Pelaksana. i. Membuat laporan keuangan berkala dan laporan tahunan dalam satu annual report/laporan tahunan. j. Dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Ketua dan Wakil Ketua Badan Pelaksana.10 7. Bidang TI & Promosi mempunyai tugas dan wewenang al. : a. Melakukan promosi baik sarana Internet, E-mail, Millis untuk menjaring minat para muzakki agar mereka menyalurkan ZIS-nya melalui LAZIS-GA. 10
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 9
38
b. Membuat jaringan informasi pengumpulan dan pendayagunaan dana yang telah dan akan dilaksanakan melalui media-media tersedia. c. Membuat/menyiapkan aplikasi pengelolaan dana ZIS. d. Pemeliharaan dan pengelolaan website LAZIS-GA. e. Bertanggungjawab terhadap pengumpulan berita, design dan tampilan layout dan produksi buletin LAZIS-GA yang terbit minimum 3 bulan sekali. f. Membina hubungan baik dengan media massa Islami sebagai bagian dari upaya mempublikasikan informasi-informasi LAZIS-GA. g. Menyusun rencana kerja dan anggaran serta progress report.11 8. Bidang Pengumpulan mempunyai tugas dan wewenang al. : a. Mendata secara lengkap daftar muzakki yang menunaikan ZIS. b. Mencari dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan ZIS selain yang rutin diterima oleh LAZIS-GA Pusat atau pemotongan gaji pegawai muslim. c. Membuat laporan penerimaan ZIS setiap bulan untuk diberikan kepada seluruh donatur (muzakki) sebagai informasi. d. Membuat/menyusun program kerja, rencana kerja dan anggaran tahunan. e. Melakukan koordinasi dengan LAZIS-GA Perwakilan dan bidangbidang lainnya. 12
11
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 9 12 Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 10
39
9. Bidang Pendayagunaan mempunyai tugas dan wewenang al.: a. Melakukan verifikasi dan survei secara cermat kepada calon mustahik. b. Mengusulkan/merekomendasikan
calon
mustahik
setelah
diverifikasi/disurvei c. Merekomendasikan program pengembangan pendayagunaan ZIS LAZIS-GA Pusat
dan Perwakilan yang belum dilaksanakan untuk
diagendakan sebagai program bulanan maupun tahunan. d. Merekomendasikan pengehentian atau melanjutkan bantuan kepada mustahik dengan alasan yang patut dipertimbangkan. e. Mengevaluasi dan membina para mustahik. f. Membuat usulan rencana kerja dan anggaran untuk pemanfaatan dan penyaluran dana ZIS kepada mustahik. g. Melaporkan hasil pendayagunaan ZIS kepada Ketua Badan Pelaksan. h. Melakukan koordinasi dengan LAZIS-GA Perwakilan dan pengurus lainnya. i. Melakukan pendataan para mustahik yang berhak menerima ZIS.13 10. Bidang Kesekretariatan mempunyai tugas dan wewenang al.: a. Mencatat surat masuk dan keluar b. Menerima dan mencatat proposal dari para mustahik. c. Membuat surat internal dan eksternal serta konsep proposal setiap kegiatan yang telah ditentukan. d. Membuat daftar hadir dan laporan bulanan kehadiran amil, 13
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h. 10
40
e. Menjadwalkan rapat rutin yang meliputi rapat mingguan, bulanan dan tahunan. f. Menyiapkan bahan-bahan rapat, menyusun agenda rapat dan membuat notelan rapat. g. Membuat dokumentasi kegiatan LAZIS-GA. h. Membuat data muzakki dan mustahik dalam data base. i. Melakukan koordinasi dengan bidang-bidang terkait. j. Ikut membantu melakukan survei dan membuat laporan survei. k. Mengelola kebutuhan-kebutuhan ATK, barang umum dan perlengkapan (PC & Printer). l. Mengelola asset dan inventaris kantor. m. Melakukan hubungan komunikasi kepada pihak internal maupun eksternal. n. Menyusun rencana kerja dan anggaran bidang sekretariat. o. Menyusun semua laporan/progress report kegiatan LAZIS-GA. p. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan dari semua bidang. q. Mengelola kantor Sekretariat. r. Mengelola kendaraan operasional.14 Uraian tugas dan wewenang untuk LAZIS-GA Perwakilan dapat mengacu dan menyesuaikan dengan uraian seperti tersebut di atas.
14
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h.10
41
E. Program-Program LAZIS PT. Garuda Indonesia 1) Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, meliputi : Beasiswa, pendidikan alternatif terpadu, dan pendidikan keterampilan siap guna. 2) Program Pelayanan Sosial dan Kemanuasiaan, meliputi : Bantuan kemanusiaan, bantuan/subsidi pelayanan kesehatan dan bantuan / subsidi biaya hidup fakir dan miskin. 3) Program Pengembangan Ekonomi Umat, meliputi : Bantuan sarana usaha, pendanaan modal usaha dan pendampingan/pembinaan usaha. 4) Program Bina Dakwah Masyarakat, meliputi : Bina dakwah masjid, bina dakwah kampus / sekolah dan bina dakwah masyarakat.15
15
Emirsyah Satar dan Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta: LAZISGA, 2005), h.12- 13
BAB IV METODE FUNDRAISING DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT INFAKSEDEKAHLAZISPT. GARUDA INDONESIA
A. Analisis Terhadap Metode Fundraising LAZIS PT. Garuda Indonesia Indonesia Secara umum, LAZIS PT. Garuda Indonesia
memiliki dua sumber
penerimaan dana ZIS yaitu melalui sistem langsung dan tidak langsung. Sistem langsung yaitu dimana muzakki melakukan pembayaran langsung zakat/ infak dan sedekahnya kepada amil LAZIS Garuda. Muzakki yang dimaksud baikkaryawan garuda maupun selain karyawan garuda, yang terpenting orang-orang internal Bandara Soetta. Sedangkan, sistem tidak langsung yaitu melalui pemotongan gaji karyawan garuda yang biasa disebut dengan sistem payroll.1 Meskipun memiliki dua sumber penerimaan dana zis, tetapi sumber dana zis yang sebagian besar yang diterima adalah dari pemotongan gaji karyawan garuda. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT.Garuda Indonesia Nomor DZ/SKEP/5007/05 tentang pemotongan gaji pegawai untuk penunaian ZIS. Sistem pemotongan yang telah diamanahkan kepada LAZIS PT. Garuda Indonesia
yaitu melalui surat kuasa pemotongan
(payroll) kepada karyawan garuda. Jadi, tidak langsung memotong gaji karyawan tersebut tetapi diminta persetujuan muzakki untuk mau/tidak dipotong gaji setiap bulannya.
1
M. Amsori (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15 Mei 2015), Jam
13.00 wib.
42
43
Setiap lembaga amil zakat pasti memiliki metode dalam melakukan fundraising tidak terkecuali dengan LAZIS PT. Garuda Indonesia . Meskipun, muzakki yang diperoleh hanya lingkungan internal Bandara Soetta saja tetapi bukan lingkungan eksternal Bandara Soetta. Dari data dan sumber yang diperoleh, metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia sesuai dengan teori sebelumnya, sebagai berikut: 1. Metode Fundraising Langsung(direct fundraising) Metode fundraising yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu menggunakan metode fundraising langsung dalam mengumpulkan dana. Diantara metode fundraising langsung tersebut yaitu: a. Menggunakan SMS Blass dan Email Blass Sms Blass dan Email Blassdalam melakukan fundraising.2Sms blass yang dimaksud yaitu amil mengirim pesan kepada muzakki garuda yang tujuannya untuk mengajak muzakki memiliki kesadaran untuk berzakat. Biasanya Sms Blassdilakukan ketika mendekati bulan ramadhan yang berisikan tentang ajakan untuk membayar zakat fitrah. Sms Blass juga digunakan ketika LAZIS PT. Garuda Indonesia
melakukan event,
seperti donur darah dan bazar ramadhan. Dari setiap sms yang dikirim dicantumkan juga nomor rekening LAZIS PT. Garuda Indonesia, untuk mempermudah muzakki yang ingin membayar zakatnya.3
2
M. Amsori (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15 Mei 2015), Jam
13.00 wib. 3
12.30 wib.
Dian Anissa (Staff Unit Usaha), Wawancara Pribadi, (Tangerang: 22 Mei 2015), jam
44
Sedangkan, cara penggunaan email blass sama dengan sms blass. Setiap muzakki garuda memiliki account email masing-masing, seperti qonitakamaliah.garuda/indonesia.com.4 LAZIS PT. Garuda Indonesia memiliki kontak-kontak email muzakki, sehingga memudahkan amil untuk mengirimkan berita-berita atau laporan keuangan LAZIS kepada muzakki melalui email. b. Membuka Konsultasi Zakat Dalam hal ini amil dituntut untuk memahami tentang tatacara dan hukum membayar zakat yang benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Karena dalam hal penerimaan dana zakat diperoleh dari
pemotongan gaji karyawan garuda, dan masih banyak karyawan garuda (muzakki) yang belum memahami tentang penunaian zakat profesi, sebaiknya membayar zakat berbentuk nominal atau persentase. Misalnya ada karyawan garuda yang ingin membayar zakat dan dipotong hanya mau 200.000 saja, sedangkan gaji muzakki tersebut melebihi batas nishab. Akan tetapi, muzakki tersebut hanya mau dipotongnya 200.000, berarti muzakki tersebut tidak sesuai standarisasi 2,5% yang diwajibkan. Untuk itu, diadakan konsultasi zakat untuk diberikan pengertian, bahwa zakat itu bukan bersifatnya nominal melainkan persentase.5 Dalam kegiatan konsultasi dilakukan ditempat LAZIS PT. Garuda Indonesia. Konsultasi zakat dibuka untuk umum 4
Dian Anissa (Staff Unit Usaha), Wawancara Pribadi, (Tangerang: 22 Mei 2015), jam
12.30 wib. 5
12.30 wib.
Dian Anissa (Staff Unit Usaha), Wawancara Pribadi, (Tangerang: 22 Mei 2015), Jam
45
tidak hanya karyawan garuda saja tetapi juga karyawan Angkasa Pura, supir, office boy dan lain-lain yang masih lingkungan Bandara Soekarno Hatta. c. Membuka Gerai Zakat Ramadhan Membuka gerai zakat merupakan metode yang diharapkan dapat menarik karyawan garuda untuk membayar zakatnya. Gerai zakat dilakukan disekitar kantor PusatLAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu GCC (Garuda City Center) yang beralamat di Masjid At-Taqwa Garuda Cityy Center
Bandara Soekarno HattaTangerang dan diluar kantor
Pusat LAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu GITC (Garuda Indonesia Training Center) yang berada didaerah Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat. Biasanya dalam kegiatan membuka gerai juga melayani konsultasi zakat untuk muzakki.6 d. Menggunakan Media dakwah Metode fundraising menggunakan media dakwah masih bersifat tradisional yaitu melalui ceramah atau khutbah, yang dilakukan pada saat selesai shalat dzuhur dan ketika khutbah jum’at di masjid AtTaqwa Garuda City Center atau di Masjid yang terletak di Garuda Indonesia Training Center Duri Kosambi. Biasanya tema yang diberikan yaitu mengenai tentang kewajiban berzakat. Menurut Bapak Amsori selaku amil LAZIS PT. Garuda Indonesia, menggunakan media
6
12.30 wib.
Dian Anissa (Staff Unit Usaha), Wawancara Pribadi, (Tangerang: 22 Mei 2015), jam
46
dakwah lebih menyentuh kepada hati donatur (muzakki). Karena masih ada beberapa karyawan garuda yang kurang memiliki kesadaran untuk membayar zakat diperusahaannya sendiri yaitu LAZIS PT. Garuda Indonesia . Tujuan dari kultum atau khutbah yang diberikan yaitu untuk memberikan rasa peduli disekitar Bandara, kemudian baru keorang lain (lembaga lain).7 2. Metode Fundraising Tidak Langsung (indirect fundraising) Metode fundraising LAZIS PT. Garuda Indonesia
selanjutnya
menggunakan metode fundraising tidak langsung, diantara metode tersebut yaitu : a. Menggunakan Media Sosial (facebook dan twitter) Isikonten dari facebook dan twitter yaitu mengenalkan kepada masyarakat luas tentang LAZIS PT. Garuda Indonesia, kemudian memaparkan program-program apa saja yang sudah dilakukan LAZIS Garuda, serta mengajak untuk memiliki kesadaran membayar zakat.8 Di bawah ini adalah alamat web LAZIS PT. Garuda Indonesia melalui twitter dan facebook.
7
M. Amsori (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15 Mei 2015), Jam
13.00 wib. 8
12.30 wib.
Dian Anissa (Staff Unit Usaha), Wawancara Pribadi, (Tangerang: 22 Mei 2015), jam
47
Gambar 1. Twitter
Gambar 2. Facebook
Dari kedua akun ini terlihat, bahwa sudah lama tidak dikelola lagi. Ini terbukti jumlah followers twitter yang hanya 14 followers saja. Padahal LAZIS PT. Garuda Indonesia sudah dikukuhnya semenjak tahun 2004 oleh BAZNAS. Foto profil facebook pun tidak terlihat, yang terlihat hanya seperti akun kosong. Hal ini terjadi, karena kurangnya sumber daya manusia dalam bidang IT yang menyebabkan metode fundraising ini kurang efektif dilakukan. b. Menggunakan Brosur dan Banner Dari penelitan yang dilakukan, media yang digunakan LAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu melalui banner dan juga menggunakan brosur yang diletakan dimeja kerja amil LAZIS Garuda. Banner digunakan ketika melakukan sebuah event baik mandiri maupun melalui kerjasama dengan pihak lain sebagai sponsor. Seperti
48
penggunaan banner pada program ibu sadar gizi yang bekerjasama dengan lembaga kemanusian PKPU. Sedangkan, brosur hanya diletakan dimeja kerja amil LAZIS PT. Garuda Indonesia. Sama halnya seperti lembaga zakat lainnya seperti Griya Yatim dan Dhuafa (GYD) yang meletakan brosur dimeja kerja amil, dan brosur diberikan kepada muzakki (donatur) biasanya setelah melakukan akad, atau kemauan muzakki sendiri yang ingin mengambil brosur tersebut di atas meja. Adapun sumber dana zakat yang diperoleh LAZIS PT. Garuda Indonesia sebagai berikut9 : a. Zakat Profesi Dalam hal meningkatkan jumlah penerimaanzakat, PT. Garuda Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor DZ/SKEP/5007/05 tentang pemotongan gaji pegawai muslim sebesar 2,5 % bagi yang sudah mencapai nishab. Tabel 2. Zakat Profesi LAZIS PT. Garuda Indonesia Tahun
Nominal (Rp.)
2012
930,399,243.32
2013
903,461,778.00
2014
923,172,373.33
2015
305,788,995.00
(Jan-Apr) Sumber: Data keuangan LAZIS PT. Garuda Indonesia thn 2014-215 periode Jan-Apr 9
Data keuangan LAZIS PT.Garuda Indonesia Kantor Pusat, thn 2014 - 2015 periode Jan-
Apr.
49
b. Infak dan sedekah Infak dan sedekah didapat dari karyawan garuda maupun selain karyawan garuda. Selain itu untuk meningkat kesadaran dan menggali potensi penghimpunan dana, LAZIS PT. Garuda Indonesia melakukan sistem bagi hasil pada setiap mustahik yang meminjam uang untuk modal usaha. Hal itu dilakukan agar mustahik memiliki rasa berbagi juga terhadap orang-orang yang membutuhkan. Tujuan dari sistem bagi hasil ini adalah untuk merubah posisi mustahik menjadi muzakki. Tabel 3. Infak dan Sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia Tahun
Nominal (Rp.)
2012
8,762,621.51
2013
5,065,528.06
2014
5,061,261.50
2015
2,340,104.53
(Jan-Apr) Sumber: Data keuangan LAZIS PT. Garuda Indonesia thn 2014-215 periode Jan-Apr
B. Analisis Terhadap Metode Pendistribusian Dana Zakat Infak dan SedekahLAZIS PT. Garuda Indonesia Indonesia Dalam Undang-Undang RI Tentang Pengelolaan Zakat No. 23 Tahun 2011 disebutkan bahwa dana zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam dan berdasarkan skala prioritas dengan
50
memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.10 Begitu juga dengan LAZIS PT. Garuda Indonesia, skala prioritas pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah disalurkan secara proporsional sesuai dengan kebutuhan para mustahik. Dalam hal pendistribusiannya, LAZIS PT. Garuda Indonesia menyalurkan dana ZIS nya kepada golongan fakir, miskin, riqab, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil, dan mu’allafati qulubuhum. Akan tetapi dari semua pendistribusian yang diberikan kepada golongan-golongan diatas, LAZIS PT. Garuda Indonesia lebih memprioritaskan memberi bantuan untuk mustahik fakir dan miskin (dhuafa) yang berada disekitar BandaraSoetta. Karena disekitar wilayah Bandara Soetta masyarakatnya masih dibawah garis kemiskinan.11 Metode pendistribusian yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Pendistribusian langsung yaitu diberikan kepada mustahik secara langsung, baik bersifat konsumtif maupun produktif. Pendistribusian konsumtif yaitu penyaluran secara langsung dalam rangka memberikan zakat pada waktu yang telah ditentukan.12 Sedangkan, pendistribusian produktif yaitu penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha atau bisnis.13
10
Hamka, Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 83 11 M. Amsori (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15 Mei 2015), Jam 13.00 wib. 12 Hamka, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 81 13 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. hudri, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 35
51
Metode pendistribusian tidak langsung yaitu pendistribusian yang menggunakan proposal atau kerjasama dengan lembaga kemanusian lain. Seperti kegiatan jambore anak yatim dan dhuafa di Cibubur Jakarta Timur yang bekerja sama dengan BAZNAS pada tahun 2006.14 Pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia diberikan kepada mustahik internal dan eksternal garuda. Mustahik internal yaitu bantuan yang diberikan kepada karyawan garuda, misalnya suami yang bekerja di garudameninggal dunia, kemudian meninggalkan istri dan anaknya. Maka keluarga yang ditinggal wajib diberikan bantuan hidup oleh LAZIS PT. Garuda Indonesia . Sedangkan, Mustahik eksternal diberikan kepada wilayah-wilayah disekitar Bandara Soetta seperti daerah Neglasari Tangerang yang kebanyakan sudah lansia. Maka, LAZIS berkewajiban untuk memberikan bantuan hidup setiap bulannya. Selain memberikan dana secara konsumtif, dibentuk juga sebuah majelis taklim di daerah tersebut.15 Adapun pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah dalam bentuk produktif dinilai masih kurang maksimal. Oleh karena itu, dibentuklah baitul maal wat tamwil (BMT) LAZIS-GA untuk mengoptimalkan penggunaan dana zakat, infak dan sedekah.16 Dengan adanya BMT ini diharapkan mampu memberikan kontribusi besar kepada mustahik yang membutuhkan agar bisa lebih hidup mandiri dan memiliki pekerjaan tetap. 14
Data Lazis Garuda Pemberdayaan tahun 2006 Fitri Rahayu Wulandari (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 22 Mei 2015), Jam 13.30 wib. 16 M. Amsori (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15 Mei 2015), Jam 13.00 wib. 15
52
Pemberian dana zakat, infak dansedekah pada mustahik secara konsumtif dan produktif harus disesuaikan dengan kondisi mustahik, sehingga dana tersebut benar-benar sampai kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Maka dari itu, untuk mengetahui kondisi mustahik amil sebaiknya melakukan survei langsung ketempat mustahik yang dituju. Berikut program-program pendistribusian zakat, infak dan sedekah LAZIS PT. Garuda Indonesia berdasarkan pola pendistribusiannya:
Tabel 4 : Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah Konsumtif
Konsumtif
Produktif
Produktif
Tradisional
Kreatif
Tradisional
Kreatif
1. Bantuan hidup 2. Bantuan
1. Biaya
1. Desa ternak 1. Unit usaha
operasional
(kambing
(BOP)
etawa,
bencana
2. Beasiswa
penggemuk
3. Program ibu
3. Bantuan
an sapi)
sadar gizi (budarzi)
mikro
pengobatan 4. Bantuan khitanan
Sumber : Wawancara langsung17 Pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah dengan pola konsumtif dan produktif tersebut, dilihat dari ciri pemanfaatannya sejalan dengan teori pola pendistribusian zakat: a. Konsumtif Tradisional Maksud pendistribusian zakat secara konsumtif tradisional adalah 17
M. Amsori (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15 Mei 2015), Jam
13.00 wib.
53
bahwa dana tersebut diberikan kepada mustahik secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti program bantuan hidup yang diberikan untuk fakir miskin dan lansia yang memang sangat mendesak untuk dibantu. Bantuan bencanayang diberikan kepada mustahik yang mendapatkan musibah karena ketiadaan pangan. b. Konsumtif Kreatif Pendistribusian secara konsumtif kreatif ini diarahkan kepada pendistribusian
konsumtif
non
makanan
(sembako).
Pola
pendistribusian ini bertujuan untuk orang miskin dan dhuafa dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, LAZIS PT. Garuda Indonesia memiliki program peningkatan kualitas SDM yaitu dengan pemberian beasiswa bagi siswa-siswi yang kurang mampu dalam ekonomi keluargannya. Serta memberikan biaya operasional (BOP) untuk sekolah-sekolah seperti alat sekolah (kapur/ spidol, pengahapus dan lain-lain), dan untuk biaya operasional majelis taklim.18 Selain program peningkatan kualitas sumber daya manusia, LAZIS PT. Garuda Indonesia
juga mempunyai program dalam bidang
pelayanan sosial yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan kaum dhuafa. Untuk meningkatkan pelayanan dalam bantuan kesehatan yang bekerja sama dengan yayasan Nur Amaliah untuk
18
Fitri Rahayu Wulandari (Staff Pemberdayaan), Wawancara Pribadi, (Jakarta: 22 Mei 2015), Jam 13.30 wib.
54
membatu mustahik yang membutuhkan layanan kesehatan.19 c. Produktif Tradisional Pendistribusian zakat secara produktif tradisional adalah dana ZIS yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif tradisional, seperti desa ternak kambing dan sapi. Pemberian zakat dalam bentuk ini diharapkan dapat mendorong menciptakan suatu usaha baru bagi fakir miskin. Pendistribusian
produktif
tradisional
ini
diberikan
untuk
pengembangan ekonomi umat, yang tujuanya agar masyarakat mempunyai penghasilan dan hasil dari penggemukan sapi yaitu untuk penyediaan hewan kurban. Dan hasilnya akan dikembalikan lagi kepada umat.20 d. Produktif Kreatif Pendistribusian yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir baik untuk permodalan proyek sosial maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil. Dalam melakukan pendistribusian secara produktif dinilai kurang maksimal, maka LAZIS PT. Garuda Indonesia mendirikan baitul maal wat tamwil. BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan usaha 19
Data LAZIS PT. Garuda Indonesia Kantor Pusat M. amsori (staff pemberdayaan), wawancara via whatsap, tanggal 17 Mei 2015, jam
20
12.40 wib.
55
mikro dalam rangka mengangkat derajat, martabat dan membela kepentingan masyarakat yang kurang mampu. Hadirnya Baitu Tamwil bertujuan untuk mengoptimalkan peran dan operasional Baitul Maal.21 Pendistribusian
produktif
kreatif
ini
merupakan
upaya
pemberdayaan mustahiq yang dilakukan oleh LAZIS PT. Garuda Indonesia dengan memberikan pinjaman modal usaha kepada mustahik. Salah satunya yang sudah berjalan yaitu Laziiz Fried Chicken (LFC). Lazizz fried chicken ini mirip dengan KFC yang ada di Indonesia. Pemberdayaan usaha mikro ini selain memberikan pinjaman untuk usaha juga diberikan gerobag untuk berjualan Laziiz Fried Chicken. Dalam memberikan modal usaha, amil juga melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para mustahik dalam kegiatan usahanya. Hasil keuntungan dari usaha ini dapat dikembangkan dan diperluas untuk mustahik lain sehingga terjadi pemerataan bagi usaha produktif yang menguntungkan.22 Pendistribusian zakat, infak dan sedekah secara produktif perlu dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat agar dapat mencapai sasaran yang tepat guna. Maka dapat disimpulkan, bahwa penyaluran yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia masih banyak yang bersifat konsumtif. Terbukti dari program-program LAZIS yang konsumtif lebih banyak dari pada program produktif. 21
Data BMT LAZIS PT. Garuda Indonesia Kantor Pusat, th 2013 Hamka, Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012, h. 84 22
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang metode fundraising dan pendistribusian zakat, infak dan sedekah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode fundraising yang digunakan LAZIS PT. Garuda Indonesia yaitu melalui metode langsung dan tidang langsung. Melalui metode langsung diantaranya pertama menggunakan sms blass dan email blass. Kedua membuka konsultasi zakat untuk para muzakki yang ingin bertanya mengenai masalah zakat. Ketiga membuka gerai zakat ramadhan. Keempat dengan menggunakan media dakwah. Menggunakan media dakwah ini dianggap efektif karena lebih menyentuh kepada hati donatur (muzakki). Sedangkan, melalui metode tidak langsung yaitu dengan menggunakan media sosial facebook dan twitter, yang terakhir menggunakan brosur dan banner. 2. Metode pendistribusian yang dilakukan LAZIS PT. Garuda Indonesia ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Pendistribusian langsung yaitu diberikan kepada mustahik secara langsung, baik bersifat konsumtif maupun produktif. Sedangkan, Metode pendistribusian tidak langsung yaitu pendistribusian yang menggunakan proposal atau kerjasama dengan lembaga kemanusian lain. Seperti kegiatan jambore anak yatim dan dhuafa
56
57
di Cibubur Jakarta Timur yang bekerja sama dengan BAZNAS pada tahun 2006.
B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran dalam upaya meningkatkan jumlah penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah, serta lebih mengoptimalkan pendistribusian yang ke arah produktif, yaitu : 1. Menambah jumlah pengurus agar pekerjaan yang dilakukan lebih maksimal, khususnya menambah pengurus pada bidang IT. 2. Meningkatkan kemudahan kepada masyarakat untuk mencari informasi tentang LAZIS Garuda, khususnya dengan memperbaharui alamat web LAZIS Garuda. 3. Meningkatkan sosialisasi kepada karyawan Bandara Soetta untuk menghimpun dana zakat, infak dan sedekah. Serta menjelaskan betapa pentingnya dalam menunaikan zakat dalam kehidupan pribadi maupun untuk orang banyak. 4. Meningkatkan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain agar bisa menambah
banyak
pelajaran
dan
pengalaman
baik
dari
segi
penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat , infak dan sedekah. 5. Meningkatkan kualitas pendistribusian yang ke arah produktif agar lebih bermanfaat bukan hanya untuk jangka pendek saja, tetapi untuk keberlangsungan hidup para mustahik agar tidak lagi menjadi kaum dhuafa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1998 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1998 Bariadi, Lili, Muhammad Zen, M. hudri, Zakat & Wirausaha, Jakarta: CED, 2005 Bin Jibria, Abdullah bin Abdurahman, Panduan Praktis Rukun Islam, Jakarta: Darul Haq, 2001 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Djuanda, Gustian dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Fadlullah, Cholid, Mengenai Hukum ZIS dan Pengamalannya di DKI Jakarta, Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 1993 Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998 _______________, Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press, 2003 _______________, Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, Ciputat: IMZ, 2006 Hamka, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, Kementrian Agama RI Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012 _____________,Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelola Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012 Haroen, Nasrun, Standarisasi Manajemen Zakat Departemen Agama RI 2007
58
59
Hasan, Ali, Zakat dan Infak : Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008 Iswoyo, Setiyo, Seri Panduan Menggalang Dana, In Kina Fundraising, Depok: Piramedia, 2006 Juwaini, Ahmad, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, Depok: Piramedia, 2005 Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003 Mutjaba, Saefuddin, Belanjakan Harta Anda Sesuai Amanah Allah, Jakarta: H. I. Press, 1997 Niamullah, Metode Fundraising Dana Zakat, Infak dan Shodaqoh Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi, Jakarta: FMD UIN Jakarta, 2013 Qodir, Abdurrachman, Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 Sari, Dewi Mayang, Kajian Strategi Fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Peningkatan Pengelolaan Dana ZIS, Jakarta: FSH UIN Jakarta, 2010 Satar, Emirsyah, Dody Muhadi, Pedoman Pengelolaan ZIS, Jakarta: LAZIS-GA, 2005 Setyarso, Iqbal, Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatra, Jakarta: Khairul Bayan, 2008 Sudewo, Eri, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004 Qardhawi, Yusuf, Hukum Zakat, Jakarta: Lintera Antar Nusa, 2006
HASIL WAWANCARA
Informan Hari/Tanggal/Tempat Waktu
: M. Amsori (Staff Pemberdayaan) : Jum’at, 15 Mei 2015/GITC Kosambi : Jam 13.30 WIB
1. Apa tujuan didirikannya LAZIS Garuda Indonesia? Tujuan didirikannya LAZIS adalah untuk membantu mustahik yang berada disekitar bandara. Dan menerima masukan karyawan Garuda yang ingin berzakat. 2. Bagaimana sistem pemotongan gaji karyawan? Pembayaran zakat memiliki dua sistem. Pertama Sistem verol. Kedua Sistem langsung. Sistem verol (tidak langsung), pemotongan melalui sistemnya Garuda, melalui surat kuasa yang diamanahkan kepada lembaga zakat, jadi tidak langsung kita potong melainkan melalui surat kuasa, jadi pegawai menguasakan surat tersebut kepada lembaga zakat untuk di potong gajinya untuk membayar zakat. Sistem Langsung itu yang datang dan langsung membayarkan kepada amil. 3. Strategi fundraising apa yang dilakukan LAZIS Garuda untuk mendapat dana zakat, infaq dan shadaqah ? Pertama kita menggunakan teknologi, internet kita memiliki yang namanya email blass sama sms blass. Kedua media sosial, melalui fb, twitter. Ketiga memberikan info melalui media-media. Seperti banner, pamplet, brosur dsb. Keempat Media dakwah melalui kultum duzhur dan khutbah jum’at. Kelima kita membuka gerai zakat spesial ramadhan dan keenam kita membuka konsultasi zakat semuanya ada disitu. Jadi ,cara fundraising banyak menggunakan elektronik, media sosial, media kabar. 4. Apakah lazis GA membentuk kelompok amilin dalam menggalang dana? Tidak, karena kita internal, kalau eksternal mungkin iya karena eksternal memiliki markeeting fundraising untuk keluar. Lazis GA tidak menggunakan cara seperti itu karena kita menggalang dari dana-dana karyawan yang ada disini. Jadi yang benar-benar kita kuatkan melalui sistem seperti sosial media,
IT, sms blas atau email blas dan dengan menyampaikan dakwah-dakwah, lebih ke media dan konsultasi. 5. Apakah LAZIS GA pernah bekerjasama dengan perusahaan lain atau LAZIS lain? Pernah, kita pernah bekerjasa dengan PKPU, BWA (Badan Wakaf AlQur’an), LAZ Jogja. Kita bekerjasama dalam bidang program pemberdayaan. 6. Bagaimana pendistribusian yang dilakukan oleh LAZIS GA? Pendistribusian ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Kalau yang langsung diberikan kepada mustahik yang bisa disebut konsumtif dan ada juga pengembangan usaha yang bisa disebut dengan produktif. Contohnya konsumtif bantuan hidup, bantuan bencana, program ibu sadar gizi, biaya operasional, beasiswa, bantuan pengobatan, dan bantuan khitanan. Dan ada juga pemberdayaan usaha mikro dan desa ternak (pengggemukan sapi, dan kambing) yang bisa disebut dengan produktif. Jadi ada dua program produktif dan konsumtif. Kalau yang tidak langsung seperti menggunakan proposal, program-program lain atau kerjasama. Dalam melakukan penyaluran sasarannya adalah mustahik-mustahik yang berada disekitar bandara. Kalau disini (GITC) beda. LAZIS GA itu adalah pusat dan office mereka juga ada zis nya biasanya mereka langsung ke pusat. Yang membayar hanya karyawan saja karena SK nya internal maka dari itu diberi nama LAZIS Garuda indonesia, maka semua BUMN tidak boleh keluar semua fundraisingnya keluar karena memang dia lingkungannya internal karena muzakkinya internal bukan exsternal. Kemudian ada 2 pemberdayaan, eksternal dan internal. Contoh internal: janda-janda yang ditinggal suaminya dan kemudian anaknya kita bantu dalam beasiswa, kalau ekstenal masyarakat yang ada disekitar bandara. Karena disekitar wilayah bandara ini masyarakatnya masih dibawah garis kemiskinan. Jakarta, 15 Mei 2015 Nara Sumber
Muhammad Amsori
Pewawancara
Qonita Kamaliah
HASIL WAWANCARA
Informan Hari/Tanggal/Tempat Waktu
: Dian Annisa (Staff Unit Usaha) : Jum’at, 22 Mei 2015/LAZIS-Ga : Jam 12.30 WIB
1. Apa saja isi konten dari facebook dan twitter dalam hal melakukan fundraising ? Isi konten fb dan twitter yaitu mengenalkan dulu lazis garuda, kemudian mengenalkan program-program apa saja yang sudah dilakukan lazis selama ini dari tahun sekian sampai sekian, terakhir baru mengajak dan mempublis laporan keuangan lazis. 2. Bagaimana proses kerja sms blass dan email blass ? Jadi kita memiliki data muzakki, kita kan punya nomor-nomor sendiri inventaris kantor. Biasanya sms dilakukan ketikan sebelum memasuk bulan ramadhan isinya tentang ajakan untuk membayar zakat fitrah. Sedangkan Email blass, garuda itu memiliki email masing-masing, seperti qonitakamaliah.Garuda/Indonesia.com, jadi memiliki akun garuda sendiri. Kalau menggunakan via telepon jarang. 3. Dimana saja biasanya membuka gerai zakat ramadhan ? Dilakukan disekitar kantor lazis garuda yaitu GCC (garuda city center) dan diluar kantor lazis garuda yaitu GITC (garuda indonesia training center)
4. Bagaimana cara kerja konsultasi zakat ? Misalkan suka ada yang nanya “kita bayar zakat itu sebaiknya nominal atau pake persentase”. Kalau nominal misalkan saya mau potong 500rb saja, padahal gaji dia itu sekian puluh juta tetapi dia hanya mau dipotongnya 500rb, berarti dia tidak sesuai standarisasi 2,5% yang diwajibkan, tapi masih ada yg maunya nominal.
Jakarta, 22 Mei 2015
Nara Sumber
Dian Annisa
Pewawancara
Qonita Kamaliah
Foto peneliti dengan Bapak Amsori (staff pemberdayaan) pada saat wawancara, di Masjid GITC (Garuda Indonesia Training Center) Jakarta Barat, pada tanggal 15 Mei 2015, jam 13.30 WIB
Foto peneliti dengan dian annisa (staff unit usaha) pada saat selesai wawancara, di LAZIS PT. Garuda Indonesia Tangerang, pada tanggal 22 Mei 2015, jam 12.30 wib
Foto peneliti dengan ibu fitri (staff pemberdayaan) pada saat selesai wawancara, di LAZIS PT. Garuda Indonesia Tangerang, pada tanggal 12 Juni 2015, jam 13.30 wib
Capture email dengan ibu mutmainah (sekertaris LAZIS Ga), pada tanggal 15 Juni 2015 melalui handphone.
Mohon setelah form ini diisi Harap di email kembali ke :
[email protected] Terima Kasih Atas Kepercayaannya
SURAT KUASA PEMOTONGAN GAJI UNTUK PENUNAIAN ZIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama lengkap / No. Peg. : ………………................................…………….…………………………… Unit kerja / Sandi bagian : …………………………................................…….………………………… Alamat Rumah : …………………….................................……………………………………
.…………….............................………………………………………………. Telp. Kantor / rumah/ HP : ………………..........................……………………………………………… Alamat e-mail : ………….................................……………………………………………… Dengan ini memberi kuasa kepada LAZIS PT. Garuda Indonesia untuk melakukan pemotongan gaji saya setiap bulan dan ditransfer ke rekening LAZIS-GA, mulai bulan ……..................……………… tahun …………................ Adapun tujuan dan besarnya pemotongan per bulan adalah sebagai berikut : 1. Zakat Profesi / Pendapatan a. Dengan nilai Rp. …………………. / terbilang ……...………..........................…………..…… atau b. Sebesar : ………… % dari penghasilan kotor (gross) yang diterima setiap bulan. 2. Infaq / Shadaqah Dengan nilai Rp. …………..…….. ….………………...……………………………………….
FORM LAZIS-GA/SKPG/Rev8/VIII/12
/
terbilang
Selanjutnya penyaluran dan pengelolaan sepenuhnya saya serahkan kepada lembaga yang ditunjuk oleh PT. Garuda Indonesia.
” Ya Allah jadikanlah harta zakat ini suatu keuntungan dan jangan jadikan suatu kerugian ” Jakarta,……………………………………… Pemberi kuasa,
(……………..………… /……………)
Catatan : 1. Mohon isi formulir ini selengkap mungkin, agar kami dapat menghubungi melalui beberapa alternatif, apabila ada informasi yang perlu disampaikan. 2. Bagi Bapak/Ibu yang telah menyalurkan ZIS-nya secara rutin kepada mustahik di luar LAZIS-GA, maka dapat menghubungi sekretariat untuk mengisi data mustahik, yang nantinya akan disantuni melalui LAZIS-GA. 3. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat LAZIS – GA. Telp (021) 7064 6164, (021) 60 2020 22 Web : www.lazisgarudaindonesia.or.id E-mail :
[email protected] /
[email protected]
FORM LAZIS-GA/SKPG/Rev8/VIII/12
LAPORAN KEUANGAN LAZIS PT. GARUDA INDONESIA TAHUN 2012 – 2015 (Jan – Apr)
SALDO AWAL (Per 1 Januari)
2012
2013
2014
2015 (Jan-Apr)
129.712.969.00
339.230.792.96
96.242.732.39
283.078.858.67
930.399.243.32
903.461.778.00
923.172.373.33
305.788.995.00
8.762.621.51
5.065.528.06
5.061.261.50
2.340.104.53
939.161.864.83
908.527.306.06
928.233.634.83
308.129.099.53
726.890.558.93
1.150.000.000.00
740.000.000.00
295.000.000.00
726.890.558.93 1.150.000.000.00
740.000.000.00
295.000.000.00
PENERIMAAN Penerimaan Zakat Penerimaan Infak/Sedekah dan Bagi Hasil
TOTAL PENERIMAAN
PENYALURAN Penyaluran zakat, infak, dan sedekah
TOTAL PENYALURAN
PENGGUNAAN Biaya Administrasi + Pajak
2.753.481.94
1.515.366.63
1.397.508.55
642.020.70
TOTAL PENGGUNAAN
2.753.481.94
1.515.366.63
1.397.508.55
642.020.70
SURPLUS/DEFISIT
209.571.823.96
(242.988.060.57)
186.836.126.28
12.487.078.83
SALDO AKHIR
129.712,969.00
96.242.732.39
283.078.858.67
295.565.937.50
.
DATA MUZAKKI LAZIS GARUDA INDONESIA TAHUN 2014
NO. URUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA Slamet Hermania Zabidi Tugiyem Meilaningsih Sartono RD. Tjepi Mangaraja S.E. Nasution Badruzzaman Rudi Rachman Nano Atmono Salim Supandi Edi Suryo Suharto Mohamad Syah Iman Karyo N. Nurul Fuadah Harry Herlambang Ichwan Zulhidzaan Ponco Hartono Noor Rosyid Agus Habban A Sigit Sugasrianto Dody Muhadi Agus Saleh Edwin D R. Berlianto Edri Saptio Sari Heru Sakthi Satyawati Sitawardhani Fajar Hudaya Tri Amarnita Rudyat Kuntarjo Adrian Azhar Nunuk Apriyani Wahyu Putra Heri Hutomo Esti Hendriani Endy Susanto Suparjan Liza Bettyastuti Yulianti Prima Kusumasari
POSISI Sales & Marketing Executive Financial Report Officer Customer Relation Specialist Spvr Warehouse Customer Service Spvr General Sevice W/H Cargo Handing Officer Cargo Customer Service Analyst Mgr Cargo Domestic Spvr Cargo Transit W/H Cargo Handing Officer W/H Cargo Handing Officer Cargo Service Specialist W/H Cargo Handing Officer Spvr Station & Service Training Analyst Mgr Quality Assurance VP SBU Garuda Sentra Medika Mgr General & Dental Klinik General Nurse Specialist Physician Specialist Physician Integration : default posi Membership Officer Purchase Analyst Hajj Planner Sales & Marketing Executive Sales & Marketing Executive VVIP & Charter Analyst Sales & Marketing Executive Customer Relation Specialist Fleet Acquisition Expert VP Fleet Acquisition Aircraft Maintenance Planeer Aircraft Maintenance Planeer SM Financial System & Procedure Financial Acounting Analyst Financial Acounting Analyst Financial Acounting Analyst SM Head Office Accounting Mgr Withholding Tax
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
Andhisa Setya Hapsari Hery Mochamad Ischak Edi Rahadi Ekanti Suharminah Kiki Cempaka Yusbar Reni Kustanti Maryatun Kiftiyah Ratna Heliyanti R. Allis Nirnaty Eryn Marlina Puspitasari Dewi Ika Irma Kusumawati Heriyanto Arief Permana Banjari Suhardi Rusmiyatun Farida Yuningsih Sufrenita M Agus Saktiawati Fitri Dhiastuti Santoso Herman Prihandono Emilda kasjmir Dhian Ganggassari Lorrens Sulistiyowati Pipit Inspari Sopiyatun G.A.N. Rai Rachmi W. Prijastono Purwanto Widyo Wibowo Tri Poetra Indra Sakti Dijah Kriswinarti Rita Permatasari Adhi Subekti Tita Yultin Juwita P. Muchlis Mery Asyurawati Hutagaol Lina Yulinawati Wieta Virgiantiny Liliek Indrayati M. Irma Sriyani S. Lanny Delima Bestari Irma Santi Arif Rinaldi Pertiwi Sari Andreas Firdaus Haryanto Devi Yanti Siti Rahayu Acdmad Djatisantoso Edy Fachrizal
Mgr Cargo Reporting & Accounting Treasury Analyst Mgr Insurance Mgr Collection Treasury Analyst Financial Analyst Financial Analyst Financial Analyst Financial Analyst Financial Analyst Financial Analyst Financial Analyst Financial Analyst SM Corporate Sales Account & Sales Management Analyst Account & Sales Management Analyst Account & Sales Management Analyst Account & Sales Management Analyst Account & Sales Management Analyst Flight Service Manager Flight Attendant Flight Service Manager Flight Service Manager Flight Attendant Service Analyst Service Analyst VP Group Services Mgr Inflight SM Inflight Services Standt. & Dev. Marketing Analyst Marketing Analyst Marketing Analyst Marketing Analyst Marketing Analyst Network Management Analyst SM Network Control & Reporting Network Management Analyst Network Management Analyst Customer Relation Analyst Customer Relation Analyst Mgr FA Assigment & Training MAnagement Service Quality Auditor Service Analyst Commersial Expert Assistant to Director VP Revenue Management Leader of MEA, Europe & Africa Route Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
Miftahudin Masri Pocut Arfan Nanang Gartiwa Cythia Fatiha Puji Astuti Abdussyakur Herminingsih Dian Rosmawardiani Siti Cholifah Thomas Indriandi Synta Purnama Herti Komara Ajar Purnawan Hestiadi Erma Hadi Prasetya Ervina Nasution Arlansyah Rusli Bayu Sri Ananto Desi Dwi Muspitasari Dimas Zulhazmi Wigraha Indra Arif Widodo Risa Farah Fawziah Agny Gallus Pratama Mulyo Santoso Reko Budi Susanto Novi Suprapti Arief Abdul Rozaq A.H. Renny Wijayanti Raeny Nurdiana Chieke Handani Rudy Ubai Dillah Suwasono Amas Wiyono Muhammad Rasyid Ridho Heny Nopiyanti Budi Sukoco Rachmad Widagdo Endang Rianiwulan Yothi Aziwta Tanjung Budi Setyadi Daniel Agus Prasetyo Eddy Kustardjo T. Hwason Fahman Budi Adyatmiko Tri Kumara Shopian D. Noor Dirgantara Arief Jatmiko Mukhmmad Alfiasyahr A. Mamang Isnanda
Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Leader of Klmtn, Slwsi, Mlku & Papua Route Leader of Asia Route Revenue Management Analyst Leader of Australia & New Zealand Route Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst SM Pricing & Revenue Planning Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Leader of GDS Strategy & Policy Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Revenue Management Analyst Human Capital Analyst Management Trainee Procurement Analyst General Affairs Officer Procurement Analyst Mgr General Affairs Procurement Analyst General Affairs Officer Procurement Analyst Procurement Analyst Mgr Non Aircraft Asset Management Logistic System Analyst Logistic System Analyst Procurement Analyst Procurement Analyst SM HC Quality Assurance SM Organization Effectiveness Integration : default posi Flight Operation Support Analyst Syspro & Authorization Analiyst Captain Captain Captain Captain Captain Flight Operation Support Analyst Fisrt Officer Flight Dispatcher
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187
Weepy Ryan Angkasa Muhasan Ilyas Mirah Mustika Budiyanto Desilia Helmy Ayu Putri Wulandari Novi Pamelina Anda Maramiz Larasati Cahya Wening Tras Budiantoro Heru Saptono Dadang Rohadia Achmad Pudjiono Kukuh Witono Taufan Hartanto H. Ratnaningsih Rusnendar Bina Ardianto TD Wachid Aris Budiman Sigit Pramono Suci Rahmadianti Emi Danti Muksin Rachmat Irawan Chaurilaini K.P.S Mansur Pandam Indri Handoyo Jati Ridwan Edi Betty Nila P. Emirsyah Satar Yudha Husin Syah Murti Wahyuningsih Rianto Aldina Sofyan Okke Gartika S. Edi Wardojo Sukmajaya Noer Rochman Hidayati Desi Desriyanti Muhammad Kholid Erwin Yasir Nanang F. Majdi Citawati Ninig Mulyaningsih Heri Rianto Suharno Basuki Hartoyo Wahyu Widiyanti Mohammad Nurdin
Captain Flight Permit Control Operation Planner Mgr Flight Planning Mgr Cockpit Crew Roostering Operation Planner Operation Planner Line Station Analyst Crew Tracking Controller SM Operation Performance & Control Operation Technology Compliance Analyst Publication Analyst SM Operation Data Mangement Operation Naavigation Analyst Ops. Perfomance & Cost Control Analyst Business Expert IT ERP Application Analyst IT Airlines Application Analyt SM IT Service Delivery IT ERP Application Analyst IT General Application Analyst SM Commercial & General Audit SM Planning, Analyst, Evaluation & Inv. Team Leader Auditor Team Leader Auditor Senior Internal Auditor Team Leader Auditor Senior Internal Auditor SM Corporate Social Responsibility Safety Analyst Integration: default posi IT General Application Analyst Cargo Treasury Analyst Mgr Finance Purchase Analyst Mgr Human Capital SM Cargo HC & Business Support Integration: default posi SM Revenue Management Mgr Intl. Revenue Optimizer Cargo Capacity Control Specialist Cargo Capacity Control Specialist SM Business Develpoment For WEI SM Service Quality Management Spvr Ticketing Mgr Marketing & Sales Spvr Pre-Flight Check Reservation-4 Sales & Marketing Executive Sales & Marketing Executive
188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210
Takarina Risyanti Syaiful Bahri Berkah Ary Prasetyo Antok Dhiantoro Prabowo Siti Asiyah M. Shahroom Sharullah Adi Putra S. Nasution Bobby Pratama Saragih Aminullah Noer Syahlendra Abdul Mutolib Evi Dwi Novani Andi Ichsan Tahir Saud Maruli Tuah S. Widiatmanto Cahyo N. Hari Wibowo Hartono Hadiwiyoto Andyanto Tukul Sukamto Suyud Supriyanto Teddy Supriyarso TB. Irfan Farhan Fuadi
Sales & Marketing Executive Sales & Marketing Executive Customer Relation Specialist Customer Relation Specialist Spvr Sales & Services Spvr Sales & Services Mgr Station & Service Spvr General Affairs Human Capital Officer Spvr Station & Services malang Duty Manager Operation Mgr Finance Spvr Airport Sales & Services Office Mgr Station & Services Mgr Finance Duty Manager Station Operation Mgr Cargo Sales Surabaya SM HR & General Affairs SM Service Quality Management Mgr Station & Services Spvr Treasury SM Service Quality Management Mgr Sales & Services