STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING) DANA ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: PUNGKY SEPTYANI HAPSARI NIM: 1111 0463 00010
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK
Pungky Septyani Hapsari. 1111046300010. Strategi Penghimpunan (Fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 H/ 2015 M, xiv + 75 halaman + 32 lampiran. Penelitian ini untuk menganalisa bentuk penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dan dampaknya terhadap peningkatan dana ZIS dan donatur. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan oleh LAZIS GYD dalam menghimpun dana ZIS dan hasilnya terhadap peningkatan perolehan dana ZIS dan donatur. Penulis melakukan penelitian di LAZIS GYD yang bertempat di Virgin Island NA-7 De-Latinos BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang di analisa dan kemudian diambil sebuah kesimpulan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak LAZIS GYD , sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan, majalah dan internet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama, ada enam strategi penghimpunan (fundraising) dana ZIS yang diterapkan oleh LAZIS GYD, yaitu personal ZIS, advertising, interaktif marketing, direct marketing, public relation, dan event. Kedua, penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZIS GYD telah berdampak signifikan terhadap jumlah penghimpunan dana ZIS. Faktanya, terjadi peningkatan pada tiap tahunnya. Yaitu, pada tahun 2013 mampu menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 16.506.242.212,- dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 19.406.910.258,-. Terjadi peningkatan penghimpunan dana ZIS sebesar Rp. 2.900.668.046,- (14,95%). Penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZIS GYD juga telah berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah donatur. Faktanya, terjadi peningkatan pada tiap tahunnya. Yaitu, pada tahun 2013 ada sebanyak 6.868 orang dan pada tahun 2014 ada sebanyak 8.039 orang. Terjadi peningkatan jumlah donatur sebanyak 1.171 orang (14,57%).
Kata Kunci Pembimbing Rujukan Buku
: Strategi Fundraising, Peningkatan Dana ZIS, Peningkatan Jumlah Donatur, LAZIS GYD. : Dr. Hendra Kholid, M.A. : 45 literatur (1978-2015) v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang. Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING) DANA ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)” dapat diselesaikan penulis. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihakpihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Prodi Muamalat dan Bapak Abdurrauf, Lc, M.A. selaku Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3.
Bapak Dr. Hendra Kholid, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu,
pikiran,
perhatiannya
dalam
memberikan
pengarahannya kepada penulis. 4.
Bapak Mujiburrahman, S.Ag., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
5.
Bapak Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M. selaku penguji skripsi I dan Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. selaku penguji skripsi II yang telah mengarahkan serta memberikan masukan yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6.
Ayahanda Joko Sriyanto dan Ibunda Sarijem tercinta yang senantiasa tidak pernah lelah setiap harinya memberikan semangat, motivasi dan doa serta dukungan materi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. Serta adik tercinta Tiara Mulia Sari yang telah menemani, menyemangati dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Pimpinan dan staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.
8.
Segenap Bapak/ ibu dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Lembaga Amil Zakat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang bersedia memberikan kesempatan waktu, data dan informasi yang penting kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
vii
10. Bapak Tarjuni S.Pd.I. selaku Direktur Administrasi di Lembaga Amil Zakat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya guna membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 11. Ananda Rostadhi Akbar S.Or yang telah dengan sabar dan ikhlas mau menjadi teman bertukar pikiran dan pendapat, cerita keluh kesah, tertawa menangis serta tidak pernah lelah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga Besar Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF) dan terutama keluarga ZISWAF angkatan 2011; Sahabat SMA N 90 Jakarta; Teman KKN DREAM; Teman HMPS Prodi Muamalat yang sedikit banyak telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Seluruh rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan hingga selesai di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhir kata hanya kepada Allah SWT, penulis memanjatkan doa agar segala kebaikan berupa motivasi dan kontribusi yang telah diberikan mendapat balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka. Amin...
Jakarta, 29 September 2015
Pungky Septyani Hapsari NIM. 1111 0463 00010 viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
5
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
6
D.
Review Studi Terdahulu
7
E.
Metode Penelitian
9
F.
Kerangka Teori dan Konseptual
13
G.
Sistematika Penulisan
14
ix
BAB II A.
B.
C.
BAB III
LANDASAN TEORITIS
16
Konsep Strategi 1. Pengertian
16
2. Tahapan
17
3. Manfaat
19
Konsep Fundraising 1. Pengertian
20
2. Metode
21
3. Manfaat
22
Konsep Zakat, Infak dan Sedekah 1. Pengertian
24
2. Dasar Hukum
26
3. Hikmah dan Manfaat
30
4. Perbedaan
32
PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA ZIS PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)
33
A.
Sejarah dan Perkembangan
33
B.
Visi, Misi dan Tujuan
36
x
C.
Struktur Organisasi
37
D.
Lokasi Jejaring
39
E.
Penghimpunan Dana ZIS
39
F.
Penyaluran Dana ZIS
43
BAB IV
PENERAPAN STRATEGI DAN PENINGKATAN PENGHIMPUNAN DANA ZIS PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)
49
A.
Penerapan Strategi Fundraising Dana ZIS
49
B.
Dampak Penerapan Strategi Fundraising
57
PENUTUP
69
A.
Kesimpulan
69
B.
Saran
70
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Surat Permohonan Data/ Wawancara
1
2.
Surat Jawaban Mohon Data/ Wawancara
2
3.
Data Hasil Wawancara
3
4.
Tabel Jumlah Penghimpunan Dana ZIS dan Donatur
17
5.
Legalitas LAZIS Griya Yatim & Dhuafa
18
6.
Daftar Alamat Jejaring dan Sekolah Binaan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
7.
19
Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan (untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 & 2010)
8.
Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan (untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 & 2011)
9.
20
22
Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan (untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 & 2012)
24
10.
Jumlah Penghimpunan dana ZIS untuk tahun 2014
26
11.
Donasi Iklan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa
26
12.
Brosur “Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa
27
13.
Gerakan Sedekah Seribu Sehari (GS3) di LAZIS Griya Yatim &
14.
Dhuafa (GYD)
28
Daftar Donatur Periode Januari – Maret 2015
29
xii
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 1. Tinjauan (review) Studi Terdahulu
7
2.
Tabel 2. Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah
32
3.
Tabel 3. Jumlah Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS
58
4.
Tabel 4. Peningkatan Jumlah Donatur
64
xiii
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar 1.
Kerangka Teori
13
2.
Gambar 2.
Jumlah Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS
63
3.
Gambar 3.
Jumlah Donatur
68
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah terbesar yang cukup merisaukan di hampir semua negara, termasuk negara Indonesia. Kemiskinan dianggap sebagai musuh utama dalam program pembangunan ekonomi. Ketidakstabilan perekonomian Indonesia saat ini, menyebabkan banyak di antara masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat belum tercapai maksimal, walaupun jumlah penduduk miskin mengalami penurunan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan bahwa hasil survei penduduk miskin di Indonesia hingga bulan Maret 2014 sebesar 28,28 juta orang (11,25%) menurun dibandingkan bulan September 2013 lalu sebesar 28,60 juta orang (11,46%).1 Dampak krisis ekonomi ini turut dirasakan oleh anak-anak. Dimana kemiskinan yang melanda orang tua mereka akan membuat peran mereka dalam keluargapun bergeser, karena mereka harus ikut membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Pada umumnya, mereka
1
VOA Indonesia, “BPS: Tingkat Kemiskinan Indonesia Menurun”, artikel di akses pada tanggal 3 Maret 2015 dari http://www.voaindonesia.com/content/bps-tingkatkeliskinan-indonesia-menurun/1948483.html.
1
2
bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan parkir liar.2 Fenomena anak yang bekerja di usia dini berpengaruh terhadap jumlah anak yang putus sekolah. Angka anak putus sekolah tahun 2014 jumlahnya mencapai 7,39 juta orang.3 Hal tersebut terlihat sangat memprihatinkan, mengingat mereka adalah aset jangka panjang negara sebagai penerus bangsa ini nantinya. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang dianggap mempunyai peran yang signifikan dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi. Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki keunikan tersendiri. Karena terdapat dua dimensi, yaitu dimensi kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT (hablum minallah) dan dimensi kepedulian terhadap sesama (hablum minannas).4 Adanya zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan orang miskin sehingga terjadi pemerataan pedapatan serta meningkatkan perekonomian, baik pada level individu maupun pada level sosial masyarakat.5 Dana zakat memiliki potensi yang besar bagi kesejahteraan umat apabila dikelola secara tepat dan profesional. Namun, sangat disayangkan
2
Megapolitan Kompas News, “Jumlah Anak Jalanan Meningkat Signifikan”, artikel diakses pada tanggal 28 November 2014 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/24/1641249/Jumlah.Anak.Jalanan.Meningkat .Signifikan. 3 Republika Online, “Anak Putus Sekolah Capai 7,39 Juta”, artikel di akses pada tanggal 19 Maret 2015 dari http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/ 14/04/02/n3ea9b-anak-putus-sekolah-capai-7,39-juta. 4 Muhammad Syafe’ei El Bantanie, GAPTEK: Gampang Praktek Zakat Infak dan Sedekah (Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009), h. 6. 5 Nurdin Muhammad Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 2.
3
bahwa penghimpunan dana zakat di Indonesia saat ini masih jauh dari potensinya. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyebutkan bahwa dari Rp. 217 triliun potensi zakat di Indonesia baru terserap dan dikelola oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebesar Rp. 2,73 triliun (sekitar 1%).6 Seiring besarnya potensi dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) tersebut, banyak bermunculan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Banyaknya Lembaga Amil Zakat (LAZ) ini akan memicu persaingan antar-lembaga nirlaba dalam meraih simpati donatur. Ini tentunya merupakan hal yang positif, sebab agresifitas lembaga-lembaga ini dapat menolong distribusi kekayaan diantara masyarakat Indonesia.7 Salah satu lembaga pengelola zakat yang telah dipercaya oleh masyarakat untuk menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf ke berbagai program yang dikelola secara profesional dan transparan serta berupaya membantu mengurangi jumlah angka anak putus sekolah adalah LAZIS Griya Yatim & Dhuafa atau disingkat GYD. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berdiri pada bulan Juni 2009, bermula dari adanya rasa gelisah melihat kondisi anak-anak yang putus sekolah di Kampung Dadap, Bumi Serpong Damai (BSD).8 LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memberikan pelayanan dalam bidang sosial 6
Republika Online, “Potensi Zakat Rp 217 Triliun Terserap Satu Persen”, artikel diakses pada tanggal 28 November 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/13/04/29/mm039y-potensizakat-rp-217-triliun-terserap-satu-persen. 7 Muhammad Fakhryrozi, ”Strategi Pemasaran Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf (ZISWAF)”, artikel diakses pada tanggal 10 November 2014 dari https://fahrirozy.wordpress.com/category/ngo-management/ 8 Griya Yatim & Dhuafa, “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada tanggal 28 November 2014 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html.
4
keagamaan yang bertujuan untuk membantu meringankan beban orang tua anak yatim dan dhuafa dalam membiayai pendidikan, memberikan pembinaan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi, usia dan jenjang sekolahnya. Diharapkan mereka akan menjadi mandiri dengan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan berguna bagi agama dan bangsa. Tantangan yang dihadapi oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) adalah strategi penghimpunan dana (fundraising). Dimana LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) harus mampu memaksimalkan penghimpunan dan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai zakat, infak dan sedekah secara terus-menerus dan berkesinambungan agar timbul kesadaran dan kepedulian masyarakat. Penghimpunan dana tersebut digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasionalnya sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Saat ini total dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang mampu dihimpun oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dari tahun 2010 sampai bulan Maret 2015 mencapai Rp. 54.454.617.153,- (lima puluh empat miliar empat ratus lima puluh empat juta enam ratus tujuh belas ribu seratus lima puluh tiga rupiah). Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang strategi penghimpunan dana (fundraising) Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Penulis tertarik untuk
menyusun
skripsi
dengan
judul
“Strategi
Penghimpunan
(Fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).”
5
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan permasalahan yang dibahas tidak meluas, maka penyusun membatasi permasalahannya mengenai: a.
Fundraising dibatasi pada model penghimpunan dana.
b.
Dana ZIS dibatasi pada jumlah dari dana Zakat, Infak dan Sedekah yang terhimpun.
c.
LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dibatasi pada Kantor Pusat yang beralamat di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
d.
Data yang diperoleh dibatasi pada laporan keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dari tahun 2010 - Maret 2015.
2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut, agar penelitian yang dilakukan lebih spesifik, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a.
Bagaimana penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)?
b.
Bagaimana dampak dari penerapan strategi penghimpunan (fundraising) terhadap peningkatan penghimpunan jumlah dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan donatur yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)?
6
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk: a.
Mengidentifikasi strategi penghimpunan dana (fundraising) yang diterapkan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) terhadap penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).
b.
Menjelaskan dampak dari penerapan strategi penghimpunan dana (fundraising) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) terhadap peningkatan jumlah dana ZIS dan donaturnya.
2.
Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan akan berguna: a.
Bagi Akademisi Menambah pengetahuan keilmuan ekonomi Islam dan memberikan informasi yang berguna mengenai penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
b.
Bagi Praktisi Dapat memberikan masukan positif yang membangun bagi semua pihak, khususnya LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dalam upaya meningkatkan jumlah penerimaan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dikelola secara lebih produktif guna membantu mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.
7
c.
Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan tentang strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang diterapkan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan kepada masyarakat agar dapat percaya untuk memberikan dananya kepada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
D.
Review Studi Terdahulu Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting dan prospektif, diantara penelitianpenelitian yang terdahulu antara lain: Tabel 1. Review Studi Terdahulu No. 1.
Aspek Studi Terdahulu Perbandingan a. Judul Strategi Fundraising Skripsi yang Dilakukan BAZIS DKI Jakarta Untuk Mencapai Target Penerimaan Dana Zakat Infak dan Sedekah. Penulis Arif Khamdan (FSH/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). b. Fokus Skripsi ini membahas tentang strategi fundraising yang dilakukan dan upaya
Rencana Skripsi Strategi Penghimpunan (fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim dan Dhuafa (GYD).
Skripsi ini membahas tentang model penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat,
8
c. Metode Penelitian
d. Waktu/ Tempat
2.
a. Judul Skripsi
b. Fokus
c. Metode Penelitian
d. Waktu/ Tempat
BAZIS DKI Jakarta dalam memaksimalkan potensi dana zakat, infak, dan sedekah yang ada di wilayah DKI Jakarta untuk mencapai target penerimaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada tahun 2010 di BAZIS DKI Jakarta. Strategi Fundraising Program Pemberdayaan Ekonomi (Senyum Mandiri) Pada Rumah Zakat. Penulis Nurlaelatul Afifah (FSH/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011). Skripsi ini membahas tentang strategi fundraising pada program pemberdayaan ekonomi (Senyum Mandiri) di Rumah Zakat serta melihat perkembangan jumlah penerima manfaat programnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 di
Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampaknya terhadap jumlah dana dan donatur yang terhimpun di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), BSD Tangerang, tahun 2015. Strategi Penghimpunan (fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
Skripsi ini membahas tentang model penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampaknya terhadap jumlah dana dan donatur yang terhimpun di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di LAZIS Griya Yatim &
9
Rumah Zakat. 3.
a. Judul Skripsi
b. Fokus
c. Metode Penelitian
d. Waktu/ Tempat
E.
Strategi Fundraising di BAZDA Kota Bekasi. Penulis Ayatulloh Humaini (FDK/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013). Skripsi ini membahas tentang model strategi fundraising yang dilakukan di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Bekasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di BAZDA Kota Bekasi.
Dhuafa (GYD), BSD Tangerang, tahun 2015. Strategi Penghimpunan (fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Skripsi ini membahas tentang model penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampaknya terhadap jumlah dana dan donatur yang terhimpun di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), BSD Tangerang, tahun 2015.
Metode Penelitian Penelitian (research) adalah kegiatan mencarikan penjelasan dan jawaban
terhadap
permasalahan
serta
memberikan
alternatif
bagi
kemungkinan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.9 Adapun metode penelitian ini kemudian dibagi menjadi:
9
Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 1990), h. 1.
10
1.
Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang objek berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati guna mendapatkan data-data yang diperlukan.10 Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.11 Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitannya antara variabel-variabel yang diteliti. Variabel ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.12
2.
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.
Observasi, yaitu cara untuk menghimpun bahan, keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
10
Sudarto, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan Ke-tiga (Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2002), h. 62. 11 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), h. 6. 12 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 25.
11
sedang dijadikan sasaran pengamatan.13 Agar mendapatkan data yang konkret, maka penulis mengadakan kunjungan dan pengamatan terhadap LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). b.
Dokumentasi, yaitu peneliti menelusuri berbagai macam dokumen antara lain buku, majalah, koran, notulen rapat, peraturan-peraturan dan sumber informasi lain.14 Penulis melakukan pengumpulan data-data yang ada pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), seperti laporan keuangan dan lain-lain.
c.
Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide.15
3.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat (Head Office) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Alamatnya berada di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Telp. 021 9355 5981. Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Januari 2015.
13
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h. 76. 14 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Cetakan Ke-enam (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 146. 15 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan Ke-enam (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 193.
12
4.
Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisa, yaitu suatu teknik data dimana penulis lebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara teknis, kemudian mengklarifikasikan data-data tersebut secara sistematis untuk di analisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah berupa skripsi.
5.
Kriteria Data Pada penyusunan skripsi ini, penulis akan mengambil data yang akan dijadikan penelitian sebagai berikut: a.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek risetnya.16 Dalam hal ini, penulis mengambil data melalui wawancara, buku sejarah dan penelitian langsung kepada pihak yang terkait dengan judul guna memperoleh data mengenai strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan.17 Data sekunder bisa juga disebut sebagai data tambahan. Penulis dapat memperoleh data atau informasi melalui jurnal, surat kabar, artikel media internet
16
H. M. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 69. 17 Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2008), h. 5.
13
dan bahan informasi lainnya yang memiliki keterkaitan dengan masalah sebagai penunjang penelitian. 6.
Pedoman Penulisan Skripsi Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan
Skripsi
Fakultas
Syariah
dan
Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012”.
F.
Kerangka Teori dan Konseptual Gambar 1. Kerangka Teori
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
14
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.18 Fundraising merupakan suatu upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana zakat, infak dan sedekah serta sumber dana lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, dan perusahaan yang akan disalurkan dan di dayagunakan untuk mustahik.19 Adapun strategi fundraising dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) diantaranya: personal ZIS, advertising, interaktif marketing, direct marketing, public relation dan event. Dengan cara tersebut sangat memudahkan donatur jika berdonasi.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini, penulis menyusun 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bagian yang pada garis besarnya yaitu: BAB I:
PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan
mengenai
latar
belakang,
pembatasan
dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, kerangka teori dan konseptual, serta sistematika penulisan. BAB II:
LANDASAN TEORITIS. Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai landasan teori yang mecakup tentang
18
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Jakarta: Erlangga, 1998), h. 12. 19 Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 65.
15
konsep strategi fundraising dan konsep mengenai Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). BAB III:
LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD). Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, lokasi jejaring, penghimpunan dan penyaluran dana ZIS.
BAB IV:
PENERAPAN
STRATEGI
DAN
PENINGKATAN
PENGHIMPUNAN DANA ZIS DAN PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD). Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai penerapan strategi fundraising dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampak dari penerapannya. BAB V:
PENUTUP. Bab penutup ini, penulis memuat kesimpulan dan saran mengenai hasil analisa penerapan strategi fundraising dan dampak dari strategi fundraising tersebut.
Demikianlah, penjelasan diatas mengenai pendahuluan, yang meliputi: latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, kerangka teori dan konseptual serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORETIS (TENTANG STRATEGI FUNDRAISING ZIS)
A.
Konsep Strategi 1.
Pengertian Secara etimologis, strategi berasal dari kata majemuk bahasa Yunani; stratos (artinya pasukan) dan agein (artinya memimpin). Menurut istilah, strategi berarti hal-hal yang berkenaan dengan cara menguasai dan mendayagunakan sumber daya suatu masyarakat atau bangsa untuk mencapai tujuannya. 1 Strategi adalah ilmu perencanaan dan pengerahan sumber daya untuk operasi besar-besaran, melansir kekuatan pada posisi siap yang paling menguntungkan sebelum melakukan penyerangan terhadap lawan.2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kata strategi memiliki empat arti makna. Pertama, strategi merupakan ilmu dan seni yang menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai. Kedua, strategi merupakan ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang 1
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: CSIS, 1978), h. 7. Jemsley Hutabarat dan Martani Huseini, Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 18. 2
16
17
menguntungkan. Ketiga, strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Keempat, strategi adalah tempat yang baik menurut siasat perang. 3 Berdasarkan beberapa pengertian strategi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi merupakan sebuah ilmu dan seni mengenai rencana atau siasat yang harus dikelola dengan cermat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun, terlebih dahulu memperhatikan
segala
kemungkinan
yang
akan
terjadi
dan
mempersiapkan segala potensi yang ada secara efektif, karena strategi merupakan kunci dari terlaksananya sebuah rencana untuk mencapai tujuan tertentu.
2.
Tahapan Dalam proses penerapannya, strategi menggunakan beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Analisis Lingkungan Merupakan
proses
awal
untuk
mengidentifikasikan
berbagai masalah yang mempengaruhi kinerja lingkungan organisasi. Terbagi dalam dua komponen kelompok, yaitu
3
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi Ke-Empat, h. 1340.
18
analisis lingkungan internal dan eksternal, dikenal dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).4 b.
Perumusan Strategi Perumusan strategi dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategi dan keuangan perusahaan serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dalam rangka menyediakan customer value terbaik.5
c.
Implementasi Strategi Implementasi
strategi
berarti
memobilisasi
untuk
mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan, disiplin, motivasi dan kerja keras. Sangat dibutuhkan komitmen dan kerja sama dari unit, tingkat dan anggota organisasi. 6 d.
Evaluasi Strategi Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dituju telah dicapai. Ada tiga macam aktivitas untuk melakukan evaluasi strategi, yaitu meninjau faktor-faktor eksternal dan internal; mengukur
4
Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Stratejik (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2002), h. 127. 5 Jurnal SDM, "Konsep Strategi, Definisi, Perumusan, Tingkatan, dan Jenis Strategi", artikel diakses pada 14 Januari 2015 dari http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html. 6 Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, Cetakan Ke-Dua (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), h. 215.
19
prestasi; mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa ada empat tahapan strategi, yakni: analisis lingkungan, perumusan, implementasi dan evaluasi. Tahapan strategi sangat penting untuk kelancaran sebuah program dan juga untuk menemukan cara terbaik menghasilkan bentuk strategi yang mampu diterima oleh masyarakat.
3.
Manfaat Strategi Adapun manfaat strategi bagi organisasi antara lain sebagai berikut: 7 a.
Strategi mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh proses pencapaian tujuan strategik berlangsung terkendali.
b.
Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreativitas, dan informasi serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional, nasional dan global kepada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
c.
Strategi yang disepakati dapat memperkecil bahkan meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada pencapaian tujuan strategi.
7
Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, Cetakan Ke-Dua (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), h. 216.
20
d.
Berfungsi untuk menyatukan sikap bahwa keberhasilan bukan sekedar untuk manajemen puncak, tetapi juga merupakan keberhasilan bersama keseluruhan organisasi dan masyarakat. Penulis berkesimpulan bahwa manfaat strategi adalah sebagai
pengendali rencana dalam mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh hasil pencapaian yang maksimal dan dapat memetakan tindakan yang tepat dalam persaingan dengan pesaingnya.
B.
Konsep Fundraising 1.
Pengertian Fundraising dalam kamus Inggris-Indonesia diartikan sebagai pengumpulan dana, dan yang mengumpulkan dananya disebut fundraiser.8 Menurut istilah, fundraising diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, organisasi, perusahaan maupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut.9 Fundraising bagi lembaga pengelola zakat merupakan proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana ZIS serta sumber dana lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi dan
8
Peter Salim, Salim's Nith Collegiate English-Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern English Press, 2000), h. 607. 9 Hendra Sutisna, Fundraising Database (Depok: Piramedia, 2006), Cetakan Pertama, h. 11.
21
perusahaan
yang akan
disalurkan
dan
didayagunakan
untuk
mustahik.10 Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fundraising adalah kegiatan menghimpun atau mengumpulkan dana dan sumber daya lainnya dengan cara menjual ide dan daya kreativitas dari sebuah program agar mempengaruhi donatur dan mampu menyentuh rasa empatinya untuk tergerak berdonasi.
2.
Metode Metode fundraising harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan, kebanggaan dan manfaat lebih bagi masyarakat sebagai donatur. Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, ada dua metode yang harus dilakukan oleh sebuah lembaga, yakni:11 a.
Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising) Metode fundraising langsung adalah metode dengan menggunakan teknik atau cara yang melibatkan partisipasi donatur secara langsung, dimana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon donatur bisa seketika (langsung) dilakukan. Contoh dari model metode ini adalah direct mail, direct advertising, telefundraising dan presentasi langsung.
10
Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 65. 11 Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 66.
22
b.
Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising) Metode fundraising tidak langsung merupakan metode yang tidak melibatkan partisipasi donatur secara langsung. Metode ini dilakukan dengan cara promosi yang mengarah kepada pembentukan citra yang kuat, tanpa secara khusus diarahkan untuk menjadi transaksi donatur pada saat itu. Contohnya
adalah
advertorial,
Image
Campaign
dan
penyelenggaraan event, menjalin relasi, melalui referensi ataupun mediasi para tokoh. Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat dua metode fundraising yakni direct dan indirect fundraising. Mengkombinasikan kedua metode tersebut secara fleksibel merupakan cara yang paling baik digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana.
3.
Manfaat Fundraising merupakan tulang punggung sebuah organisasi atau lembaga pengelola zakat. Adapun manfaat dari fundraising adalah:12 a.
Menghimpun dana Merupakan tujuan dari fundraising yang paling mendasar. Tanpa adanya aktivitas fundraising, maka kegiatan lembaga pengelola zakat tidak akan berarti sama sekali. Apabila
12
Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 67.
23
fundraising tidak menghasilkan dana, termasuk fundraising yang gagal meskipun memiliki bentuk keberhasilan lainnya. b.
Memperbanyak donatur Organisasi pengelola zakat yang melakukan fundraising, ada dua cara, yaitu menambah donasi dari setiap donatur atau menambah jumlah donatur pada setiap donatur mendonasikan dana yang tetap sama. Di antara kedua pilihan tersebut, maka menambah donatur adalah cara yang relatif lebih mudah daripada menaikkan jumlah donasi dari setiap donatur.
c.
Membangun citra lembaga atau oganisasi Aktivitas fundraising baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra lembaga. Citra lembaga berkaitan dengan kepercayaan donatur.
d.
Menghimpun simpatisan/ relasi/ pendukung13 Kadangkala ada seseorang atau sekelompok orang yang telah berinteraksi dengan aktivitas fundraising dan mempunyai kesan positif. Kelompok ini secara natural bersedia menjadi promotor positif tentang lembaga kepada orang lain.
e.
Meningkatkan kepuasan donatur Merupakan manfaat yang tertinggi dan bernilai untuk jangka panjang. Mereka akan mendonasikan dananya secara berulang-ulang. 13
Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 67.
24
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa manfaat fundraising bagi lembaga adalah memberikan gambaran kepada masyarakat tentang lembaga tersebut. Sedangkan, manfaat fundraising bagi masyarakat adalah memberikan informasi berbagai pilihan cara yang mudah dan praktis dalam menyalurkan donasinya.
C.
Konsep Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) 1.
Pengertian a.
Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu „keberkahan‟; al-namaa „pertumbuhan dan perkembangan‟; ath-thaharatu „kesucian‟ dan ash-shalahu „keberesan‟. Secara istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu dari Allah SWT yang mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.14 Dari pengertian di atas, dijelaskan bahwa zakat adalah kewajiban seorang muslim dari sejumlah harta yang dimilikinya bila telah mencapai nishab dan haul, kemudian diserahkan kepada orang tertentu yang berhak menerima.
14
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Cetakan KeEmpat (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 7.
25
b. Infak Infak berasal dari kata nafaqa, yang berarti sesuatu yang telah berlalu atau habis. Menurut terminologi syaraih, infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperuntukkan ajaran Islam. Jika zakat ada nishab-nya, Infak tidak mengenal nishab.15 Berdasarkan pengertian di atas, dijelaskan bahwa infak adalah mendermakan rezeki berupa materi kepada orang lain sebanyak yang dikehendakinya dengan rasa ikhlas. c.
Sedekah Kata sedekah berasal dari bahasa Arab yakni shadaqah yang berarti tindakan yang besar.16 Sedekah memiliki arti yang luas, tidak terbatas pada pemberian yang sifatnya materiil, tetapi sedekah juga mencakup semua perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik maupun non-fisik.17 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, baik berupa materi ataupun non-materi.
15
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 6. 16 Nasrun Harun, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 88. 17 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 5.
26
2.
Dasar Hukum a.
Zakat Zakat sangat ditekankan di dalam Surah At-Taubah/ 9: (103) yang berbunyi:18
Artinya: ”Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan (dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta) dan menyucikan (menyuburkan sifat-sifat kebaikan di dalam hati mereka dan memperkembangkan harta mereka) mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar dan Maha Mengetahui.” (Surah At-Taubah/ 9: 103) Ayat ini menyuruh kepada kepala negara (penguasa) untuk mengambil zakat untuk mensucikan harta mereka. Instinbath dari surah At-Taubah ayat 103, bahwa zakat wajib hukumnya bagi seluruh umat muslim yang mampu/ Kaya. Jika seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfak atau bersedekah.19 Selain Al-Qur‟an, ada juga hadist yang menganjurkan berzakat, yakni hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi SAW bersabda,
18
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 13. 19 Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 70.
27
Artinya: “Sesungguhnya Allah menerima zakat dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya lalu menambahkannya untuk salah seorang di antara kalian, sebagaimana salah seorang di antara kalian menumbuhkembangkan anak kudanya atau anak untanya. Bahkan, satu suapan akan menjadi sebesar Gunung Uhud.”20 Dasar hukum zakat juga terdapat di dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat (2), bahwa zakat adalah harta yang wajib oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariah Islam. b. Infak Hukum infak adalah sunnah, karena infak tidak mengenal nishab, dan infak dikeluarkan setiap orang yang beriman baik yang berpenghasilan tinggi ataupun rendah, apakah dia sedang lapang atau sempit dan infak tidak mengenal batas waktu kapan pun bisa mengeluarkan infak. Di dalam Al-Qur‟an ayat yang menganjurkan agar berinfak, yakni Surah Al-Baqarah/2: (261) yang berbunyi:21
20
Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Ma Ja’a fi Fadhli ash-Shadaqah, Jilid II, h. 134; dan Ahmad di dalam Musnad Ahmad, Jilid II, h. 268, 404, dan 471. 21 Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), h. 44.
28
Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan barang siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Surah AlBaqarah/ 2: 261) Selain Al-Qur‟an, ada juga hadist yang menganjurkan berinfak, yakni hadist Nabi SAW bersabda,
Artinya: “Setiap pagi ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti untuk orang yang meninfakkan hartanya.’ Dan salah satu yang lain berdoa, ’Ya Allah, berilah kerusakan untuk orang yang tidak mau menginfakkan hartanya.’”22 Dasar hukum infak juga terdapat di dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat
22
Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Qaulillahi Ta’ala: fa-Amma Man A’tha wa Ittaqa qa Shaddaqa bil-Husna faSanuyassiruhu lil-Yusra, wa Amma Man Bakhila wa Istagna wa Kadzdzaba bilHusna fa-Sanuyassiruhu li-‘Usra, Jilid II, h. 142; Muslim di dalam Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab fil-Munfiqi wal-Mumsik, Jilid II, h. 700, hadits nomor 57; dan Ahmad di dalam Musnad, Jilid V, h. 197.
29
(3), bahwa infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemashlahatan umum. c.
Sedekah Hukum sedekah ialah sunnah. Pengertian sedekah sama dengan
pengertian
infak,
termasuk
juga
hukum
dan
ketentuannya. Hanya saja, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat materi dan non-materi. Di dalam Al-Qur‟an ayat yang menganjurkan agar kita bersedekah di antaranya terdapat dalam firman-Nya antara lain dalam Surah Al-Baqarah/2: (280) yang berbunyi:23
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Surah Al-Baqarah/ 2: 280) Selain Al-Qur‟an, ada juga hadist yang menganjurkan bersedekah, yakni hadist yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Ahmad bahwa nabi SAW bersabda,
23
Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), h.47.
30
Artinya: “Setiap manusia diwajibkan bersedekah setiap hari. Di antara macam sedekah, mendamaikan dua pihak yang bertikai dengan adil adalah sedekah, menolong seseorang naik ke atas kendaraannya adalah sedekah, mengangkatkan barangbarangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah, menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah, perkataan baik adalah sedekah, dan setiap langkah untuk shalat adalah sedekah.”24 Dasar hukum sedekah juga terdapat di dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat (4), bahwa sedekah adalah harta atau non-harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemashlahatan umum.
3.
Hikmah dan Manfaat Adapun hikmah dan manfaat dari zakat, infak dan sedekah adalah:25 a.
Menyucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa, menumbuhkan akhlak mulia menjadi murah hati dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah.
24
Diriwayatkanoleh Bukhari di dalam Shahih Bukharii, Kitab al-Jihad wa as-Siyar, Bab Man Akhadza bi ar-Rukkab wa Wahwih, Jilid IV, h. 68; Muslim di dalam Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab Bayani Anna Isma as-Shadaqati yaqa’u ‘ala Kulli Nau’in min al-Ma’ruf, Jilid II, h. 699, hadits nomor 56; dan Ahmad di dalam Musnad Ahmad, Jilid II, h. 316 dan 350. 25 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 13.
31
b.
Menolong, membina dan membangun kaum yang lemah untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
c.
Memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya muncul ketika melihat orang-orang sekitarnya dengan kemewahan.
d.
Menuju terwujudnya sistem masyarakat Islam yang berdiri di atas prinsip umat yang satu (ummatan wahidatan); persamaan derajat, hak dan kewajiban (musawah); persaudaraan Islam (ukhuwah islamiah); dan tanggung jawab bersama (takaful ijtimai).
e.
Mewujudkan keseimbangan dalam distribusi dan kepemilikan harta serta keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat.
f.
Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan adanya hubungan antar masyarakat rukun, damai dan harmonis sehingga tercipta ketentraman dan kedamaian lahir dan batin. Penulis menyimpulkan bahwa hikmah dan manfaat zakat, infak
dan sedekah sangat banyak, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhannya maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia.
32
4.
Perbedaan Tabel 2. Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah26 Zakat Infak Shadaqah Wajib, bagi Sunnah Secara Umum: Hukum yang Wajib* Sunnah memenuhi Secara Wajib: syarat zakat** Tidak ada Tidak ada Nishab (Batas Ada Minimal) Tidak ada Tidak ada Haul (Waktu) Ada 8 (delapan) Lebih utama: Lebih utama: Mustahik Golongan Keluarga, Keluarga, kerabat, kerabat, orang/ orang/ lembaga lembaga yang yang sangat sangat memerlukan memerlukan Harta/ Materi Harta/ Materi dan Dalam bentuk Harta/ Materi bukan materi apa? Sumber: Gus Arifin, Zakat, Infak, dan Shadaqah: Dilengkapi dengan Tinjauan 4Mazhab Catatan: *Nafkah kepada Istri, Anak (Keluarga). **Sebagian ulama fiqh, menyatakan bahwa sedekah wajib adalah zakat, dan sedekah sunnah dinamakan infak. Sebagian yang lain mengatakan infak wajib dinamakan zakat, sedangkan infak sunnah dinamakan sedekah.
Demikianlah, penjelasan diatas mengenai strategi fundraising dan dana zakat, infak, sedekah, yang meliputi: konsep strategi, konsep fundraising, dan konsep dana zakat, infak sedekah.
26
Gus Arifin, Zakat, Infak, dan Shadaqah: Dilengkapi dengan Tinjauan 4 Madzhab, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h. 258.
BAB III LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)
A.
Sejarah dan Perkembangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) merupakan lembaga pengelola amanah umat yang berfungsi sebagai mediator antara kaum aghniya dengan kaum dhuafa yang dikelola secara profesional dengan mekanisme accountable dan credible. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki potensi untuk mengelola anak-anak yatim dan dhuafa dengan menggunakan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Didirikan pada tanggal 9 Juni 2009, berawal dari rasa galau melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah Kampung Dadap, yakni wilayah pemukiman kumuh yang berada di tengah megahnya perumahan elit di Bumi Serpong Damai (BSD). Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat, maka dengan kesepakatan bersama dibentuklah LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang fokus pada masalah khususnya pada pemberdayaan anak-anak yatim dan dhuafa.1
1
Griya Yatim & Dhuafa, “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griya-yatim-duafa.
33
34
LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 09 tanggal 4 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Ny. Gerda Joice Lusia, S.H. Notaris di Tangerang dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI dengan surat No. AHU2494.AH.01.04. tahun 2009 tanggal 7 Agustus 2009. Anggaran Dasar Perusahaan (ADP) telah mengalami perubahan dengan akta No. 08 tanggal 13 April 2011 yang dibuat dihadapan Notaris yang sama seperti yang sebelumnya. Perubahan ini telah diinformasikan dan telah mendapat jawaban dari Menteri Hukum dan HAM RI dengan Surat Nomor AHUAH.01.08-372 tanggal 24 Mei 2011.2 Surat Kantor Layanan Pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No: 21.100.477.5-411.000 a.n. Yayasan Griya Yatim & Dhuafa.3 Awal kegiatannya, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hanya menempati sebuah rumah di Jalan Magnolia 1 Sektor 1.2 Bumi Serpong Damai (BSD) yang digunakan sebagai asrama tinggal. Pada awal berdirinya, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menampung 9 orang anak yang tinggal di asrama dan membina sekitar 15 orang anak yang semuanya berasal dari Kampung Dadap, BSD. Banyaknya dukungan dan animo masyarakat yang besar membuat LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berkembang dengan pesat. Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus 2009 asrama kedua dibuka di Jalan Elang Raya-Bintaro Jaya.
2
Griya Yatim & Dhuafa, Laporan Auditor Independen dan Keuangan Periode 2010-2011 (Jakarta: LAZIS Griya Yatim & Dhuafa, 2011), h. 6. 3 Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
35
Berlanjut di tahun 2010, pertumbuhan asrama meningkat, yakni asrama ketiga dibuka di Cibubur-Jakarta Timur dan asrama keempat dibuka di Kranggan-Bekasi. Pembangunan sistem teknologi informasi dimulai untuk peningkatan mutu pelayanan dan hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yakni www.griyayatim.com diliris dan disempurnakan, menggantikan alamat situs sebelumnya yakni www.griyayatim.org. Menjelang akhir tahun 2010, regenerasi puncak kepemimpinan diestafetkan dari Adi Prabowo beralih ke Haryono. Babak sejarah baru dimulai, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) melakukan serangkaian adaptasi dan perubahan visi, misi di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan profesional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, training, seminar dan lain-lain. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga telah diaudit oleh akuntan publik dan berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”.4 Pada tahun 2011, implementasi program LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu. Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai pendamping, KBA (Komunitas Berbasis Asrama) menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur dan terkontrol. 4
Griya Yatim & Dhuafa, “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griya-yatim-duafa.
36
Pada tahun 2012, atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan anak yatim dan dhuafa, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di Indonesia yang menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dalam menyalurkan bantuan.5 Telah enam tahun LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berdiri, hingga sampai periode akhir tahun 2014 telah membuka 32 asrama dan kantor cabang serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf.6
B.
Visi, Misi dan Tujuan Visi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD): “Menjadi organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan masa depan yatim dan dhuafa”. Misi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD):7 1.
Pemberdayaan potensi yatim dan dhuafa.
2.
Menjadi fasilitator yang memiliki integritas.
3.
Menjadi organisasi profesional dan modern.
4.
Menjadi organisasi yang lebih peduli terhadap lingkungan hidup.
5
Griya Yatim & Dhuafa, “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griya-yatim-duafa. 6 “Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). 7 Griya Yatim & Dhuafa, “Visi dan Misi”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/visi-misi.
37
Adapun tujuan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yakni:8 1.
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berperan untuk mengurangi jumlah kemiskinan dan kebodohan yang ada di Indonesia.
2.
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hadir untuk membantu memajukan kompetensi dan mencerdaskan generasi anak bangsa.
3.
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hadir untuk memberikan rasa aman kepada anak-anak yatim dan dhuafa. Berdasarkan visi, misi dan tujuan tersebut, LAZIS Griya Yatim &
Dhuafa (GYD) memiliki tagline yakni, “Tanggung jawab kita adalah masa depan mereka”. Melalui tagline ini LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mengajak para dermawan turut berpartisipasi untuk peduli terhadap pendidikan, pengembangan lifeskill dan penanaman akhlak yang baik untuk masa depan dan kesejahteraan anak-anak yatim dan dhuafa.9
C.
Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan di inginkan.10 Maka, untuk menunjang visi, misi dan tujuan yang telah
8
Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015. 9 Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015. 10 Rynaldi Dwitama, “Pengertian Struktur Organisasi”, artikel diakses pada tanggal 24 Maret 2015 dari http://rynaldidwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html.
38
baik dirancang untuk dicapai, maka perlu menetapkan struktur organisasi. Adapun struktur organisasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yaitu: 1.
Susunan Badan Pengurus11 Pembina – Ketua Pembina – Anggota Pembina – Anggota Pembina – Anggota Pembina – Anggota Pengurus – Ketua Sekretaris Bendahara Pengawas
2.
: Karso Nurhuda : Herdi : Suyatno : Solihin Adnan : Suyono : Moh. Ramdhan : Tarjuni : Engkos Kosasih : Munif Haekal Salim Hilabi
Susunan Pelaksanaan Harian12 Direktur Eksekutif Direktur Administrasi Direktur Operasional Manajer Fundraising Manajer Marketing Operational Manajer Wakaf Manajer HUMAS PLT Manager (HRD) Manajer Keuangan Manajer Keasramaan IT Hardware, NE dan Web Developer Tim Fundraising
Admin Fundraising Admin Wakaf Admin Operasional
11
: Moh. Ramdhan : Tarjuni S.Pd.I : Bayu Jatmiko S.Hum : Mustaqim : Pardinal : Nasrulloh : Roni Anto : Abdurrahman Wahid : Engkos Kosasih Amd.Kom : Maman Firmansyah : Ilham : Amsori Sam Zulfikar Syarif Tambakyoso : Dani Milar Suryana : Ibrahim : Sabilillah
Griya Yatim & Dhuafa, Laporan Auditor Independen dan Keuangan Periode 2012-2013 (Jakarta: LAZIS Griya Yatim & Dhuafa, 2013), h. 7. 12 Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
39
D.
Lokasi Jejaring LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) kini telah membuka 32 asrama dan kantor cabang pelayanan yang tersebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia (data terlampir di halaman belakang). Hal tersebut juga di dukung oleh amil yang profesional serta pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan zakat, infak, sedekah dan wakaf.13 Alamat kantor pusat LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berada di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Telp. 021 9355 5981. Selain memiliki 32 cabang asrama yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga memiliki sekolah binaan mulai dari jenjang TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama) (data terlampir di halaman belakang).
E.
Penghimpunan Dana ZIS Menghimpun dana merupakan sebuah proses, menggalang dana bukan sekedar meminta uang, akan tetapi menjual dan meyakinkan pemberi bahwa memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan akan dapat memberikan perubahan kepada masyarakat. Dengan demikian, pemberi akan menerima ide dan mau menyumbangkan hartanya untuk kepentingan masyarakat. Model penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah pada LAZIS Griya
13
“Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa.
40
Yatim & Dhuafa (GYD) secara umum terbagi menjadi dua metode yaitu direct marketing dan indirect markerting. Adapun fasilitas layanan yang disediakan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) untuk memberikan kemudahan untuk donatur dalam menyalurkan dana zakat, infak ataupun sedekahnya, yaitu antara lain: 1.
Gerai Zakat/ Sedekah Merupakan fasilitas layanan penerimaan dana zakat, infak, sedekah, wakaf ataupun barang layak pakai dan sebagainya di kantor pusat, kantor cabang, asrama anak asuh yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
2.
ZISCo (Zakat, Infak dan Sedekah Consultation/ Konsultasi) Merupakan
fasilitas
layanan
konsultasi
beserta
sarana
penghimpunan dana zakat, infak, sedekah, wakaf dan dana kemanusiaan yang dilakukan dengan membuka gerai sementara pada saat event tertentu di pusat keramaian publik dan bersifat sementara waktu/ insidentil.14 3.
Sedekah via Fixed/ Mobile EDC Machine Merupakaan transaksi zakat, infak, sedekah ataupun dana bantuan kemanusiaan lainnya dengan menggunakan kartu debit dari berbagai bank yang tersedia di kantor pusat, kantor cabang ataupun cabang asrama LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
14
Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
41
4.
Internet Banking Merupakan transaksi zakat melalui fasilitas layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet setiap hari selama 24 jam, sehingga donatur yang menjadi nasabah Bank tertentu yang memiliki jasa layanan ini dapat dengan mudah dan efisien waktu dalam mendonasikan sebagian hartanya yang tersimpan di dank.
5.
Voucher Kupon Sedekah Merupakan cara bersedekah dengan bentuk voucher/ kupon dicetak dengan nominal tertentu. Dikeluarkan dari pihak LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sebagai bentuk tanda bukti donasi sedekah secara praktis. Nominal sedekah yang di cetak di kupon sedekah tersebut senilai Rp. 50.000,- dan Rp 100.000,-. 15
6.
KASIFA Program KASIFA (Kotak Solidaritas Yatim dan Dhuafa) merupakan program santunan melalui kotak amal maupun kencleng yang ditempatkan di beberapa pusat keramaian publik, tempat perbelanjaan, perkantoran, rumah makan dan toko.
7.
Rekening ZISWAF Program rekening ZISWAF ini memudahkan donatur untuk mengeluarkan donasinya ke LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) tanpa harus datang ke kantor ataupun asramanya. Adapun daftar rekening ZISWAF dan programnya adalah sebagai berikut: 15
Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
42
8.
Donasi Iklan Merupakan program untuk mengajak para pengusaha yang akan mempromosikan produknya melalui majalah bulanan „Jendela Info‟ terbitan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Berbeda dengan majalah konvensional lainnya, bagi pembaca yang memiliki Usaha Kecil
Menengah
(UKM)
atau
instansi
pendidikan
dapat
mempromosikan produknya sekaligus berkontribusi dalam programprogram utama di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). 9.
Careline Center LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menyediakan fasilitas ini untuk para donaturnya bertanya langsung via telepon di nomor telepon 0896-5100-0012. Membuat Gerakan Sedekah Seribu Sehari (GS3).16 Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas, bahwa dari metode
penghimpunan dana ZIS di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) terbagi menjadi dua yaitu direct marketing dan indirect marketing. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah menyediakan 9 (sembilan) cara untuk donatur agar mudah berdonasi. Melalui cara-cara tersebut LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah mampu menghimpun dana ZIS dari tahun 2010 hingga bulan Maret tahun 2015 mencapai Rp 54.454.617.153,- (lima puluh empat miliar empat ratus lima puluh empat juta enam ratus tujuh belas ribu seratus lima puluh tiga rupiah).
16
B. Jatmiko, “Jendela Info: Smart Competition Bukan Hanya Sekedar Juara”, Edisi 12 (Mei 2015).
43
F.
Penyaluran Dana ZIS Penyaluran dana adalah sesuatu yang harus dikeluarkan oleh lembaga amil zakat untuk menyalurkannya kedalam program-program yang berjalan. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf ke dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kemasyarakatan dan pemberdayaan tokoh masyarakat. Adapun program-program yang saat ini berjalan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) adalah:17 1.
Pendidikan a.
SEGAR (Sekolah Gratis) Merupakan program berupa santunan pendidikan penuh yang diberikan kepada anak-anak asuh binaan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) meliputi penanggunan biaya sekolah dan perlengkapan sekolah.
b.
SEMPATI (Santunan Peduli Anak Asuh Non-Panti) Merupakan program berupa santunan reguler setiap bulan yang diberikan kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang tidak tinggal di asrama. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dengan memberikan fasilitas dan kemudahan kepada mustahik melalui sistem Anjungan Tunai Mandiri (ATM).18
17
“Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Griya Yatim & Dhuafa, “Program GYD”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/program-gyd. 18
44
c.
BASIS (Beasiswa Berprestasi) Merupakan program berupa beasiswa dengan tidak membatasi jenjang pendidikan. Diberikan kepada anak yatim dan dhuafa yang berprestasi, baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama.
2.
Kesehatan a.
PSIA (Pos Sehat Ibu dan Anak) Merupakan program berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan secara gratis untuk anak-anak yatim dan dhuafa dan ibunya yang dilaksanakan secara berkala di sekitar wilayah cabang LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) secara nasional.19
b.
Khitan Ceria Merupakan program berupa sunatan/ khitanan secara massal yang diperuntukkan untuk anak-anak yatim dan dhuafa yang sudah siap untuk di khitan.
c.
Pelayanan Ambulance Gratis Merupakan program berupa penyediaan sebuah mobil yang
dijadikan
sebagai
ambulance
gratis
yang
akan
dipergunakan sebagai jasa pelayanan antar/ jemput pasien ke/
19
“Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
45
dari rumah sakit ataupun jenazah yang berstatus kurang mampu menyewa jasa ambulance.20 d.
GYD Hijau Merupakan program berupa peduli lingkungan hidup dan hidup sehat. Program ini pernah dilaksanakan dengan program penanaman pohon. Sebanyak 730 pohon telah di tanam di lingkungan sekitar danau Situ Gintung pasca bencana. Program ini memberikan pesan edukatif kepada anak asuh binaan maupun masyarakat umum sebagai wujud dari upaya pelestarian lingkungan. 21
3.
Pemberdayaan Ekonomi a.
Peternakan Sapi Ternak Nusantara Merupakan program berupa penggemukan ternak sapi. Program ini digunakan untuk pemenuhan program kurban dan aqiqah yang dibuat oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
b.
Pelatihan Keterampilan Service Hand-Phone (HP) Merupakan program berupa pelatihan keterampilan untuk anak-anak yatim dan dhuafa yang telah berusia remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama dalam bentuk pelatihan life skill servis HP. Program ini bertujuan agar
20
“Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Griya Yatim & Dhuafa, “Program GYD”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/program-gyd. 21
46
selepas dari asrama mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri dan memiliki keterampilan diluar pengetahuan akademiknya. c.
Pelatihan Design Grafis Merupakan program berupa pelatihan keterampilan untuk anak-anak yatim dan dhuafa yang telah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama dalam bentuk pelatihan life skill design grafis. Program ini bertujuan agar selepas dari asrama mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri dan memiliki keterampilan diluar pengetahuan akademiknya.
d.
Pelatihan Keterampilan Bengkel Motor Merupakan program berupa pelatihan keterampilan untuk anak-anak yatim dan dhuafa yang telah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama dalam bentuk pelatihan life skill bengkel motor. Program ini bertujuan agar selepas dari asrama mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri dan memiliki keterampilan diluar pengetahuan akademiknya.22
4.
Sosial Kemasyarakatan 1.
GDR (Griya yatim Disaster Relief) Merupakan program kemanusiaan yang di khususkan untuk membantu para korban bencana alam seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, gunung meletus dan lain-lain. 22
Griya Yatim & Dhuafa, “Program GYD”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/program-gyd.
47
Bantuan ini juga membantu anak-anak yatim dan dhuafa korban bencana alam dengan memberikan hiburan dan pemulihan trauma pasca bencana. 2.
Bina Lansia Merupakan program rutin sosial kemasyarakatan dalam membina dan menyantuni para dhuafa yang lanjut usia. Program ini dilakukan secara berkala/ reguler setiap bulan maupun secara tidak berkala/ insedentil. Pembinaan para dhuafa yang lanjut usia ini lebih ke arah pembinaan agama. 23
3.
Mudik Gembira Merupakan program sosial guna menjembatani bagi kaum yatim dan dhuafa khususnya anak-anak untuk bertemu sanak saudaranya dikampung halaman. 24
5.
Pemberdayaan Tokoh Agama a.
Bantuan Sarana Ibadah Merupakan program bantuan sarana ibadah bagi umat Islam dan khususnya bagi sarana ibadah yang sudah rusak dan butuh perawatan pembenahan.
b.
Semangat Da’i Program santunan para da’i kalangan dhuafa guna menunjang dalam mensyiarkan agama Islam lebih luas lagi.25 23
Griya Yatim & Dhuafa, “Program GYD”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/program-gyd. 24 “Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
48
Dapat disimpulkan bahwa penyaluran yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) disalurkan ke bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan tokoh agama. Total penyaluran dana ZIS dari tahun 2010 hingga tahun 2013 mencapai Rp. 30.694.985.055 (tiga puluh miliar enam ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu lima puluh lima rupiah). Sehingga masyarakat dan anak-anak yatim dan dhuafa banyak yang terbantu ekonomi dan pendidikannya.
Demikianlah,
penjelasan
diatas
mengenai
penerapan
strategi
penghimpunan (fundraising) dan penyaluran dana ZIS pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang meliputi: sejarah dan perkembangan; visi, misi dan tujuan; struktur organisasi; lokasi jejaring; penghimpunan dana; dan penyaluran dana ZIS.
25
“Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
BAB IV PENERAPAN STRATEGI DAN PENINGKATAN PENGHIMPUNAN DANA ZIS DAN PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)
A.
Penerapan Strategi Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) resmi diperkenalkan kepada publik enam tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 9 Juni 2009. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris No. 09 yang dibuat di hadapan Ny. Gerda Joice Lusia, S.H. tanggal 4 Juni 2009.1 Melihat aktivitas lembaga amil zakat sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana dari masyarakat sebagai modal untuk menjalankan kegiatan program dan biaya operasional. Sehingga, kegiatan fundraising harus ditangani dengan serius, karena akan sangat mempengaruhi maju mundurnya lembaga. Jika lembaga pengelola zakat aktif dan baik dalam merencanakan bentuk strategi fundraising, maka eksistensi lembaga tersebut akan berlangsung lama, dan sebaliknya. Menanggapi permasalahan tersebut, menurut Bapak Tarjuni S.Pd.I. dalam proses pengoptimalan penghimpunan dana (fundraising) dana ZIS di 1
Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
49
50
LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) terdapat beberapa langkah strategis, yaitu:2 1.
Menjaga tingkat kepercayaan masyarakat dan donatur. Hal ini merupakan indikator utama untuk menghimpun dana ZIS.
2.
Menambah jumlah donatur dari beberapa kalangan dan digiring untuk menyalurkan donasinya ke LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Hal ini merupakan cara yang lebih mudah dalam meningkatkan jumlah penghimpunan dana ZIS dibandingkan meningkatkan jumlah donasi dari setiap donatur yang telah berdonasi.
3.
Meningkatkan sumber daya amil LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menjadi profesional, seperti mengadakan program seminar, workshop atau pelatihan lainnya guna lebih baik lagi kedepannya.
4.
Membuat anggota kepengurusan yang terkoordinasi untuk membuat laporan kerja yang rapi, membuat pembukuan penghimpunan dana ZIS sesuai dengan aturan yang berlaku.
5.
Mengadakan sosialisasi dan mengajak kerja sama dengan masyarakat luas dengan memberikan gambaran mengenai LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
6.
Mengundang masyarakat untuk mau berkunjung ke asrama untuk bersilaturahmi dengan anak yatim dan dhuafa yang diasuh dan dapat melihat dengan sendiri program di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), sehingga mereka tertarik untuk memberikan donasi. 2
Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
51
Untuk mewujudkan visi misi dan tujuannya, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) melakukan proses penghimpunan dana melalui beberapa cara yang dapat memudahkan donatur untuk berdonasi. Ada 6 (enam) bentuk strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan guna meningkatkan penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS), yaitu: 1.
Personal Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Personal ZIS adalah strategi penghimpunan dana dari lembaga amil zakat terhadap para donatur secara bertatap muka atau langsung menawarkan dan menjelaskan mengenai program-program yang dijalankan. Personal ZIS dilakukan untuk mengajak donatur agar mau dan percaya memberikan donasinya. Personal ZIS merupakan bentuk dari metode direct fundraising yang sifatnya secara lisan. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi dua arah sehingga dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan pendapat donatur. Adapun cara personal ZIS LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), yaitu: a.
Kantor Donatur
dapat
berkunjung
secara
langsung dalam
memberikan donasinya ke kantor LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terdapat di daerah BSD, Serpong. Sedangkan, kantor cabang dan asramanya terdapat 32 cabang di 11 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.
52
b.
Gerai Gerai merupakan sebuah solusi yang baik bagi donatur yang tidak sempat berkunjung ke kantor, namun ingin memberikan dananya secara langsung. Gerai dapat dijumpai di tempat
keramaian
publik
seperti
mall,
pertokoan
dan
perkantoran. c.
Relawan Relawan (volunteer) merupakan orang yang bekerja secara sukarela menyediakan waktunya untuk membantu lembaga amil zakat memberikan informasi kepada donatur. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki beberapa relawan guna menyapa donatur dalam membantu memudahkan memberikan informasi yang dibutuhkan donatur.
2.
Advertising Advertising atau pengiklanan bagi lembaga amil zakat merupakan strategi penghimpunan dana yang paling umum digunakan dalam mempromosikan atau menginformasikan program-program yang dijalankan kepada masyarakat melalui media masa. Advertising memakai komunikasi non-pribadi yang bersifat mudah diingat dengan kata-kata persuasif. Merupakan cara yang paling efektif dalam penghimpunan dana secara indirect fundraising karena menjangkau banyak pembaca sehingga dapat memperkecil biaya publikasi.
53
Adapun cara advertising LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) melalui media cetak seperti surat kabar/ majalah, brosur, baliho dan plang. Diharapkan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dapat dikenal oleh masyarakat luas. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga telah menerbitkan majalah ‘Jendela Info’ yang terbit setiap bulan. Majalah ini memegang peranan penting, yakni mencari dan menambah donatur baru, merawat kepercayaan donatur tetap dan sebagai media penyampaikan hasil capaian dari program-program yang dijalankan serta menjadi media dakwah.
3.
Interaktif Marketing Interaktif marketing atau pemasaran interaktif merupakan jenis strategi penghimpunan dana yang digunakan oleh lembaga amil zakat dengan mengandalkan kemampuan karyawan atau relawan untuk berinteraksi
dengan
donatur.
Karyawan
diharuskan
memiliki
keterampilan dalam melayani donatur, ramah, mau mendengarkan keluhan, hormat, sabar, jujur dan dapat dipercaya. Lembaga amil zakat bergerak dalam pelayanan jasa, mutu pelayanan ditentukan oleh pelayanan yang dilakukan oleh karyawannya. Interaktif marketing atau pemasaran interaktif merupakan metode penghimpunan secara langsung (direct marketing) dan cara yang paling mudah dalam melayani donatur secara jarak jauh dan sepanjang hari.
54
Adapun alat interaktif marketing atau pemasaran interaktif LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) adalah sebagai berikut: a.
Media Sosial Cara penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) melalui media sosial, seperti facebook (akun: Griya Yatim dan Dhuafa) dan twitter (akun: GRIYATIMdhf). Donatur pengguna media sosial dapat lebih mudah mengetahui program dan kegiatan dari LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
b.
Careline Centre Careline centre adalah model dari telefundraising LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dengan menyapa donatur yang ingin
bertanya
langsung
via
telepon.
Donatur
dapat
menghubungi ke nomer 08965 10000 12. Careline Centre diharapkan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dapat lebih dekat dan memudahkan donatur yang ingin segera bertanya mengenai program-programnya ataupun yang lain.
4.
Direct Marketing Direct marketing atau penjualan/ pemasaran langsung bagi lembaga amil zakat adalah proses atau sistem pemasaran dimana lembaga berkomunikasi secara langsung dengan target donatur. Lembaga amil zakat mengarahkan model penghimpunan pada target donatur menggunakan satu atau lebih media dengan tujuan
55
menghasilkan respon melalui telepon, kunjungan, donasi langsung/ via transfer bank. Direct marketing berguna untuk mengefektifkan kegiatan penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Salah satu cara direct marketing yang digunakan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) adalah sebagai berikut: a.
Direct Mail Direct mail merupakan strategi penghimpunan dana dengan mengirimkan surat kepada donatur yang potensial via email. Hal ini merupakan cara termudah yang digunakan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) untuk memperkenalkan programprogram yang berjalan kepada donatur dengan harapan mau turut berpartisipasi kembali mendonasikan sebagian hartanya.
b.
SMS Blast SMS blast merupakan strategi penghimpunan dana dengan mengirimkan banyak SMS ke beberapa donatur secara langsung hanya dengan waktu yang singkat dan tenaga serta biaya yang relatif murah.
c.
BBM (Blackberry Messenger) Aplikasi media sosial BBM merupakan aplikasi terbaru yang banyak digunakan oleh lembaga amil zakat. Masyarakat dapat bertanya melalui BBM LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Sehingga mampu menjawab pertanya-pertanyaan yang
56
diajukan oleh masyarakat dan masyarakat merasa lebih dekat dengan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). d.
Email Blast Email blast merupakan cara yang digunakan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dalam menyebarkan informasi dan berita via email dengan seketika diterima oleh donatur. Keuntungan menggunakan email blast adalah dapat menghemat waktu karena dpat mengirimkan informasi sekaligus dengan banyak alamat email donatur.
5.
Public Relation Public relation adalah proses interaksi komunikasi dari pihak LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dengan publik guna menciptakan opini publik atau citra lembaga amil zakat yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, baik lembaga amil zakat maupun
masyarakat.
Aktivitas
ini
bertujuan
untuk
menjalin
komunikasi di antara keduanya.
6.
Event Event merupakan kegiatan penghimpunan dana yang sangat bermanfaat bagi lembaga amil zakat, karena dari event ini para amil/ relawan lembaga amil zakat dapat menjalin loyaliyas dengan donatur. Event dilakukan di tempat-tempat keramaian yang bertujuan agar
57
mendapatkan banyak donatur. Event yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) biasanya berupa pengajian rutin tiap bulan, pameran ZIS, seminar, pelatihan dan workshop. Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang diterapkan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sudah tepat dengan konsep strategi penghimpunan (fundraising). Ada 6 (enam) bentuk strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan yaitu: personal Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS); advertising; interaktif marketing; direct marketing; public relation dan event.
B.
Dampak Penerapan Strategi Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS Dampak dari penerapan strategi penghimpunan (fundraising) yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dinilai sudah sangat tepat. Karena, strategi penghimpunan (fundraising) yang dilakukan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah dana ZIS dan peningkatan jumlah donatur tiap tahunnya. Adapun dampak dari penerapan strategi penghimpunan (fundraising) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) untuk tahun 2010 hingga bulan Maret 2015 sebagai berikut: 1.
Peningkatan Jumlah Dana ZIS Penerapan strategi fundraising berdampak terhadap peningkatan jumlah dana ZIS yang mampu dihimpun oleh LAZIS Griya Yatim &
58
Dhuafa (GYD). Berikut ini merupakan jumlah dana ZIS di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) pada tahun 2010-Maret 2015 yaitu: Tabel 3. Jumlah Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS Tahun 2010-2015 Tahun
Zakat
Infak, Sedekah
Jumlah ZIS
2010
Rp
695.000.000
Rp 1.372.750.000
Rp
2.067.750.000
2011
Rp 1.598.385.679
Rp 4.118.720.330
Rp
5.717.106.009
2012
Rp 3.113.409.105
Rp 7.487.301.819
Rp 10.600.710.924
2013
Rp 4.511.343.391
Rp 11.994.898.821
Rp 16.506.242.212
2014
Rp 5.562.951.635
Rp 13.843.958.623
Rp 19.406.910.258
Maret 2015
-
Total Penghimpunan Dana ZIS
Rp
155.897.750
Rp 54.454.617.153
Sumber: Laporan Keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Dilihat dari tabel diatas, menunjukkan dana zakat yang mampu dihimpun pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 695.000.000,- (enam ratus sembilan puluh lima juta rupiah). Pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 1.598.385.679,- (satu miliar lima ratus sembilan puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh sembilan rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan sebesar Rp. 903.385.679,- (sembilan ratus tiga juta tiga ratus delapan puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh sembilan rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 56.51%. Pada tahun 2012 jumlah penghimpunan dana zakatnya bertambah menjadi sebesar Rp. 3.113.409.105,- (tiga miliar seratus tiga belas juta empat ratus sembilan ribu seratus lima rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan sebesar Rp. 1.515.023.426,- (satu miliar lima ratus lima belas juta
59
dua puluh tiga ribu empat ratus dua puluh enam rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 48,66%. Pada tahun 2013, jumlah penghimpunan dana zakatnya bertambah menjadi sebesar Rp. 4.511.343.391,- (empat miliar lima ratus sebelas juta tiga ratus empat puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh satu rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan sebesar Rp. 1.397.934.286,- (satu miliar tiga ratus sembilan puluh tujuh juta sembilan ratus tiga puluh empat ribu dua ratus delapan puluh enam rupiah) dari tahun sebelumnnya atau
sebesar
30,98%.
Kemudian
pada
tahun
2014,
jumlah
penghimpunan dana zakatnya kembali bertambah lagi menjadi sebesar Rp. 5.562.951.635,- (lima miliar lima ratus enam puluh dua juta sembilan ratus lima puluh satu ribu enam ratus tiga puluh lima rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan kembali sebesar Rp. 1.051.608.244,- (satu miliar lima puluh satu juta enam ratus delapan ribu dua ratus empat puluh empat rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 18,90% saja. Untuk
dana
infak
dan
sedekahnya,
tabel
diatas
juga
menunjukkan dana infak dan sedekah yang mampu dihimpun oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 1.372.750.000,- (satu miliar tiga ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Pada tahun 2011, mampu menghimpun dana infak dan sedekah sebesar Rp. 4.118.720.330,- (empat miliar seratus delapan belas juta tujuh ratus dua puluh ribu tiga ratus tiga
60
puluh rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan sebesar Rp. 2.745.970.330,- (dua miliar tujuh ratus empat puluh lima juta sembilan ratus tujuh puluh ribu tiga ratus tiga puluh rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 66,67%. Pada tahun 2012, mampu menghimpun dana infak dan sedekah sebesar Rp. 7.487.301.819,(tujuh miliar empat ratus delapan puluh tujuh juta tiga ratus satu ribu delapan
ratus
sembilan
belas
rupiah),
terjadi
peningkatan
penghimpunan sebesar Rp. 3.368.581.489,- (tiga miliar tiga ratus enam puluh delapan juta lima ratus delapan puluh satu ribu empat ratus delapan puluh sembilan rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 44,99%. Pada tahun 2013, mampu menghimpun dana infak dan sedekah sebesar Rp. 11.994.898.821,- (sebelas miliar sembilan ratus sembilan puluh empat juta delapan ratus sembilan puluh delapan ribu delapan ratus dua puluh satu rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan sebesar Rp. 4.507.597.002,- (empat miliar lima ratus tujuh juta lima ratus sembilan puluh tujuh ribu dua rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 37,58%. Kemudian pada tahun 2014, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) kembali mampu menghimpun dana infak dan sedekahnya sebesar Rp. 13.843.958.623,(tiga belas miliar delapan ratus empat puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu enam ratus dua puluh tiga rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan kembali sebesar Rp. 1.849.059.802,- (satu miliar delapan ratus empat puluh sembilan juta lima puluh sembilan
61
ribu delapan ratus dua rupiah) dari tahun sebelumnya atau hanya sebesar 13,35% saja. Analisis dampak strategi fundraising terhadap peningkatan jumlah penghimpunan dana berikutnya pada tabel diatas, yakni jumlah penghimpunan dana ZIS, dimana dana tersebut berasal dari penjumlahan dari dana zakat dan dana infak, sedekah pada tiap tahunnya. Dana ZIS yang mampu dihimpun oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 2.067.750.000,(dua miliar enam puluh tujuh juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Pada tahun 2011 mampu menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 5.717.106.009,- (lima miliar tujuh ratus tujuh belas juta seratus enam ribu sembilan rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan dana ZIS sebesar Rp. 3.649.356.009,- (tiga miliar enam ratus empat puluh sembilan juta tiga ratus lima puluh enam ribu sembilan rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 63,83%. Pada tahun 2012, mampu menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 10.600.710.924,- (sepuluh miliar enam ratus juta tujuh ratus sepuluh ribu sembilan ratus dua puluh empat rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan dana ZIS sebesar Rp. 4.883.604.915,- (empat miliar delapan ratus delapan puluh tiga juta enam ratus empat ribu sembilan ratus lima belas rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 46,06%. Pada tahun 2013, juga mampu menghimpun dana ZIS sebesar Rp.16.506.242.212,- (enam belas miliar lima ratus enam juta dua ratus empat puluh dua ribu dua ratus
62
dua belas rupiah), terjadi peningkatan penghimpunan sebesar Rp. 5.905.531.288,- (lima miliar sembilan ratus lima juta lima ratus tiga puluh satu ribu dua ratus delapan puluh delapan rupiah) dari tahun sebelumnya atau sebesar 35,77%. Hal serupa juga terjadi pada tahun 2014, jumlah penghimpunan dana ZIS kembali bertambah menjadi Rp. 19.406.910.258,- (sembilan belas miliar empat ratus enam juta sembilan ratus sepuluh ribu dua ratus lima puluh delapan rupiah), terjadi peningkatan sebesar Rp. 2.900.668.046,- (dua miliar sembilan ratus juta enam ratus enam puluh delapan ribu empat puluh enam rupiah) dari tahun sebelumnya atau hanya sebesar 14,95% saja. Selanjutnya, jumlah penghimpunan dana ZIS sementara pada periode bulan Januari-Maret tahun 2015 terkumpul Rp. 155.897.750,- (seratus lima puluh lima juta depalan ratus sembilan puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh rupiah). Total penghimpunan dana ZIS LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dari tahun 2010 hingga akhir bulan Maret 2015 adalah sebesar Rp 54.454.617.153,- (lima puluh empat miliar empat ratus lima puluh empat juta enam ratus tujuh belas ribu seratus lima puluh tiga rupiah). Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak dari strategi fundraising terhadap peningkatan jumlah penghimpunan dana ZIS, dapat disimpulkan bahwa strategi fundraising memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah penghimpunan dana
63
Zakat ZIS. Terbukti dari tahun 2010 hingga tahun 2014 jumlah penghimpunan dana ZIS terus mengalami peningakatan tiap tahunnya dengan rata-rata peningkatannya sebesar 40,15%. Gambar bagan peningkatan jumlah penghimpunan dana ZIS adalah sebagai berikut: Gambar 2. Jumlah Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) Tahun 2010-2015
155.897.750
Mar-15
19.406.910.258 13.843.958.623
2014 5.562.951.635
16.506.242.212 11.994.898.821
2013 Tahun
4.511.343.391
10.600.710.924 7.487.301.819
2012
3.113.409.105
5.717.106.009 4.118.720.330
2011
1.598.385.679
2.067.750.000 1.372.750.000
2010
695.000.000
0
10.000.000.000 20.000.000.000 Jumlah Penghimpunan Dana ZIS (rupiah) Jumlah ZIS
Infak, Sedekah
Zakat
64
2.
Peningkatan Jumlah Donatur Penerapan strategi penghimpunan (fundraising) juga berdampak terhadap peningkatan jumlah donatur baik
muzakki
maupun
mustahaddiq LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Berikut ini merupakan jumlah donatur (muzakki dan mustahaddiq) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) pada tahun 2010-2015.3 Tabel 4. Jumlah Donatur (Muzzaki dan Mustahaddiq) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) Tahun 2010-2015 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Maret 2015
Muzakki 695 1.061 1.557 2.255 2.610 -
Mustahaddiq 1.373 2.059 2.995 4.613 5.429 -
Jumlah Donatur 2.068 3.120 4.552 6.868 8.039 499
Total Donatur
25.146
Sumber: Database Donatur LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa penerapan strategi penghimpunan (fundraising) juga berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah donatur baik
muzakki
maupun
mustahaddiq. Jumlah muzakki pada tahun 2010 ada sebanyak 695 (enam ratus sembilan puluh lima) orang. Pada tahun 2011, jumlah muzakki ada sebanyak 1.061 (seribu enam puluh satu) orang, terjadi peningkatan muzakki sebanyak 366 (tiga ratus enam puluh enam) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 34,50%. Pada tahun 2012, jumlah muzakki 3
Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.
65
ada sebanyak 1.557 (seribu lima ratus lima puluh tujuh) orang, terjadi peningkatan muzakki sebanyak 496 (empat ratus sembilan puluh enam) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 31,85%. Pada tahun 2013, jumlah muzakki ada sebanyak 2.255 (dua ribu dua ratus lima puluh lima) orang, terjadi peningkatan muzakki sebanyak 698 (enam ratus sembilan puluh delapan) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 30,95%. Peningkatan jumlah muzakki kembali terjadi pada tahun 2014, jumlah muzakki ada sebanyak 2.610 (dua ribu enam ratus sepuluh) orang, terjadi peningkatan muzakki kembali sebanyak 355 (tiga ratus lima puluh lima) orang dari tahun sebelumnya atau hanya sebesar 13,60% saja. Dari tabel di atas juga menunjukkan jumlah mustahaddiq pada tahun 2010 ada sebanyak 1.373 (seribu tiga ratus tujuh puluh tiga) orang. Pada tahun 2011, jumlah mustahaddiq ada sebanyak 2.059 (dua ribu lima puluh sembilan) orang, terjadi peningkatan mustahaddiq sebanyak 686 (enam ratus delapan puluh enam) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 33,32%. Pada tahun 2012, jumlah mustahaddiq ada sebanyak 2.995 (dua ribu sembilan ratus sembilan puluh lima) orang, terjadi peningkatan mustahaddiq sebanyak 936 (sembilan ratus tiga puluh enam) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 31,25%. Pada tahun 2013, jumlah mustahaddiq ada sebanyak 4.613 (empat ribu enam ratus tiga belas), terjadi peningkatan mustahaddiq sebanyak 1.618 (seribu enam ratus delapan belas) orang
66
dari tahun sebelumnya atau sebesar 35,07%. Peningkatan kembali terjadi pada tahun 2014, jumlah mustahaddiq ada sebanyak 5.429 (lima ribu empat ratus dua puluh sembilan) orang, terjadi peningkatan mustahaddiq kembali sebanyak 816 (delapan ratus enam belas) orang dari tahun sebelumnya atau hanya sebesar 15,03% saja. Analisis
dampak
strategi
penghimpunan
(fundraising)
berikutnya pada tabel diatas, yakni jumlah donatur. Dimana jumlah donatur tersebut berasal dari penjumlahan muzakki dan mustahaddiq pada tiap tahunnya. Pada tahun 2010, jumlah donatur ada sebanyak 2.068 (dua ribu enam puluh delapan) orang. Pada tahun 2011, jumlah donatur ada sebanyak 3.120 (tiga ribu seratus dua puluh) orang, terjadi peningkatan jumlah donatur sebanyak 1.052 (seribu lima puluh dua) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 33,71%. Pada tahun 2012, jumlah donatur ada sebanyak 4.552 (empat ribu lima ratus lima puluh dua) orang, terjadi peningkatan jumlah donatur sebanyak 1.432 (seribu empat ratus tiga puluh dua) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 31,46%. Pada tahun 2013, jumlah donatur ada sebanyak 6.868 (enam ribu delapan ratus enam puluh delapan) orang, terjadi peningkatan jumlah donatur sebanyak 2.316 (dua ribu tiga ratus enam belas) orang dari tahun sebelumnya atau sebesar 33,72%. Peningkatan kembali terjadi pada tahun 2014, jumlah donatur ada sebanyak 8.039 (delapan ribu tiga puluh sembilan) orang, terjadi peningkatan jumlah donatur kembali sebanyak 1.171 (seribu seratus tujuh belas) orang dari tahun
67
sebelumnya atau hanya sebesar 14,57% saja. Selanjutnya, jumlah donatur sementara pada periode bulan Januari-Maret 2015 ada sebanyak 499 (empat ratus sembilan puluh sembilan) orang. Total donatur LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dari tahun 2010 hingga akhir bulan Maret 2015 atau hampir selama enam tahun berdirinya lembaga tersebut tercatat ada sebanyak 25.146 (dua puluh lima ribu seratus empat puluh enam) orang. Berdasarkan hasil analisa mengenai dampak dari strategi fundraising terhadap peningkatan jumlah donatur baik muzakki maupun mustahaddiq, dapat disimpulkan bahwa strategi fundraising memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah donatur baik muzakki maupun mustahaddiq. Terbukti dari tahun 2010 hingga tahun 2014 jumlah donaturnya terus mengalami peningakatan tiap tahunnya. Peningkatan jumlah donatur ini terjadi karena LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mampu menerapkan strategi fundraising
yang
baik
sehingga
dapat
dengan
mudah
mensosialisasikan zakat, infak dan sedekah kepada masyarakat. Adapun gambar bagan peningkatan jumlah donatur adalah sebagai berikut:
68
Gambar 3. Jumlah Donatur (Muzakki dan Mustahaddiq) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) Tahun 2010-2015
Dari hasil analisa seluruh data diatas, penulis menarik garis besar dan menyimpulkan bahwa penerapan strategi fundraising dana ZIS yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah dana ZIS yang terhimpun maupun peningkatan jumlah donatur dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Demikianlah, penjelasan di atas mengenai penerapan strategi fundraising dana ZIS pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), yang meliputi penerapan strategi fundraising dana ZIS dan dampak penerapan strategi fundraising dana ZIS.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan 1.
Ada enam strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan oleh LAZIS GYD, yaitu personal ZIS, advertising, interaktif marketing, direct marketing, public relation dan event.
2.
Penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZIS GYD telah berdampak signifikan terhadap jumlah penghimpunan dana ZIS. Faktanya, terjadi peningkatan pada tiap tahunnya. Yaitu, pada tahun 2013 mampu menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 16.506.242.212,- dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 19.406.910.258,-. Terjadi peningkatan penghimpunan dana ZIS sebesar Rp. 2.900.668.046,- (14,95%). Penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZIS GYD juga telah berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah donatur. Faktanya, terjadi peningkatan pada tiap tahunnya. Yaitu, pada tahun 2013 ada sebanyak 6.868 orang dan pada tahun 2014 ada sebanyak 8.039 orang. Terjadi peningkatan jumlah donatur sebanyak 1.171 orang (14,57%).
69
70
B.
Saran 1.
Mempertahankan dan mengembangkan kembali penerapan strategi penghimpunan (fundraising) yang sudah berjalan karena telah memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan jumlah dana ZIS dan jumlah donatur tiap tahunnya.
2.
Menjadikan keberhasilan penghimpunan (fundraising) dana ZIS lembaga amil zakat lainnya baik dari pola penghimpunan maupun program sebagai contoh bagi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).
3.
Mengoptimalkan potensi ZIS dengan cara mensosialisasikan tentang keberadaan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dan membuat polapola baru sebagai strategi, baik dari kegiatan penghimpunan maupun kegiatan pemberdayaannya.
4.
Merealisasikan program yang belum dilaksanakan agar kegiatan penghimpunan dana dalam program dapat berjalan dengan baik.
5.
Tingkatkan kerjasama dengan pihak lembaga atau perusahaan lainnya, dari segi penghimpunan dana ZIS.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahan. Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006.
Ali, Nurdin Muhammad. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
Amirullah dan Sri. Budi, Cantika. Manajemen Stratejik. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2002.
Arifin, Gus. Zakat, Infak, dan Shadaqah: Dilengkapi dengan Tinjauan 4 Madzhab. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2011.
Azwar, Syarifuddin. Metode Penelitian. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 1990. El-Bantanie, Muhammad Syafe’ei. GAPTEK: Gampang Praktek Zakat Infak dan Sedekah. Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009.
Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press, 2004. -------------------------- Anda Bertanya tentang Zakat, Infak dan Sedekah Kami Menjawab. Jakarta: BAZNAS-Gema Insan, 2006.
Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.
Hutabarat, Jemsley dan Martani, Huseini. Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006.
Jauch, Lawrence R. dan William. F, Glueck. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 1998. 71
72
Kementerian Agama. Manajemen Pengelolaan Zakat. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
Kusnardi. Pengantar Manajemen Strategi. Malang: Universitas Brawijaya, 2001.
Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997.
Manajemen Pengelolaan Zakat. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Muhammad. Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2008. Murtopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta: CSIS, 1978.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Qadir, Abdurrachman. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Salim, Peter. Salim's Nith Collegiate English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press, 2000.
Sandjaja, B. dan Albertus, Heriyanto. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010.
73
Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Sudarto. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2002.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Sumarsono, H. M. Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Sutisna, Hendra. Fundraising Database. Depok: Piramedia, 2006.
Internet Dwitama, Rynaldi. “Pengertian Struktur Organisasi”. Artikel diakses pada tanggal 24 Maret 2015 dari http://rynaldidwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html. Fakhryrozi, Muhammad. ”Strategi Pemasaran Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf (ZISWAF)”. Artikel diakses pada tanggal 10 November 2014 dari https://fahrirozy.wordpress.com/category/ngomanagement/.
Jurnal SDM. "Konsep Strategi, Definisi, Perumusan, Tingkatan, dan Jenis Strategi". Artikel diakses pada 14 Januari 2015 dari http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html. Megapolitan Kompas News. “Jumlah Anak Jalanan Meningkat Signifikan”. Artikel diakses pada tanggal 28 November 2014 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/24/1641249/Jumlah.Anak.J alanan.Meningkat.Signifikan.
74
Griya Yatim & Dhuafa. “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”. Artikel di akses pada tanggal 20 Maret 2015 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarahgyd.html. ------------------------------- “Program Griya Yatim dan Dhuafa”. Artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/program-gyd.
------------------------------- “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”. Artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griyayatim-duafa. ------------------------------- “Visi dan Misi”. Artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/visi-misi. Republika Online. “Anak Putus Sekolah Capai 7,39 Juta”. Artikel di akses pada tanggal 19 Maret 2015 dari http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/ 14/04/02/n3ea9b-anak-putus-sekolah-capai-739-juta. ----------------------- “Potensi Zakat Rp 217 Triliun Terserap Satu Persen”. Artikel diakses pada tanggal 28 November 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariahekonomi/13/04/29/mm039y-potensi-zakat-rp-217-triliun-terserap-satupersen. VOA Indonesia. “BPS: Tingkat Kemiskinan Indonesia Menurun”. Artikel di akses pada tanggal 3 Maret 2015 dari http://www.voaindonesia.com/content/bps-tingkat-keliskinan-indonesiamenurun/1948483.html.
75
Laporan Auditor dan Independen Keuangan
Laporan Audit Keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa tahun 2010-2011. Laporan Audit Keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa tahun 2011-2012. Laporan Audit Keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa tahun 2012-2013.
Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Bapak Tarjuni. Tangerang, 17 Maret 2015.
Sumber Lain “Brosur: Ayo Berbagi” Griya Yatim & Dhuafa. Jatmiko, B. “Jendela Info: Smart Competition Bukan Hanya Sekedar Juara.” Edisi 12 (Mei 2015).
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Griya Yatim dan Dhuafa Nama Narasumber : Bapak Tarjuni S.Pd.I Jabatan
: Direktur Administrasi
Hari/ Tanggal
: Selasa, 17 Maret 2015
Pukul
: 13.27 – 15.55 WIB
Tempat
: Kantor Pusat LAZ Griya Yatim dan Dhuafa (GYD) Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Rawa Buntu Kecamatan Serpong Tangerang Selatan.
1. Kapan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) didirikan? Jawab: Griya Yatim & Dhuafa (GYD) didirikan secara resmi di Jakarta. Hal ini berdasarkan akta No. 09 tanggal 4 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Ny Gerda Joice Lusia, S.H. Notaris di Tangerang. 2. Bagaimana sejarah awal berdirinya dan perkembangan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) tiap tahunnya? Jawab: Cerita singkat mengenai sejarah berdirinya Griya Yatim & Dhuafa (GYD) itu bermula dari tahun 2009, ya kira-kira enam tahun yang lalu. Berawalnya ya dari rasa galau para pendiri Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sebelumnya yang melihat banyak anak-anak di daerah Kampung Dadap BSD yang kondisinya saat itu telah putus sekolah atau tidak bersekolah lagi. Dengan kondisi berada di bawah garis kemiskinan tersebut, mereka akhirnya harus bekerja untuk membantu orang tuanya, ya hanya sekedar untuk membantu menyambung hidup mereka. Banyak dari mereka adalah anak-anak yang tergolong anak yatim dan dhuafa. Nah, Kampung Dadap sendiri itu merupakan daerah
pemukiman yang tergolong kumuh dan pemukiman ini ada ditengah-tengah perumahan elit di Bumi Serpong Damai (BSD). Ya, terlihat sangat kontras dalam di ekonomi masyarakat dan timbul ketimpangan sosial. Dengan adanya realita seperti itu, maka dibentuklah organisasi yang bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang bernama Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Latar belakangnya adalah tadi, dari rasa keprihatinan terhadap anak-anak yang seharusnya berhak mengenyam pendidikan yang layak di bangku sekolah, namun harus putus sekolah akibat ketiadaan biaya pendidikan. Dengan menggunakan konsep manajemen yang amanah dan profesional diharapkan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menjadi salah satu fasilitator untuk menjembatani sebagian masyarakat yang mampu untuk membantu mereka yang kurang mampu namun terhalangi oleh kesibukannya. Awalnya sekali, hanya menempati sebuah rumah kecil di Magnolia 1 Sektor 1.2 Bumi Serpong Damai (BSD), rumah tersebut dijadikan sebagai asrama dan tempat belajar dan mendidik mereka tanpa adanya pungutan biaya apapun atau dikatakan gratis. Saat itu, baru mampu menampung sekitar 9 orang anak yang tinggal di asrama tersebut dan membina sekitar 15 orang anak yang semuanya berasal dari Kampung Dadap tadi serta baru memiliki 6 orang sukarelawan yang mengelola asrama dan merangkap tugas sebagai pengajar juga saat itu. Dengan seiringnya waktu berjalan, dukungan dan animo masyarakat sekitar yang cukup besar dan mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi yang lebih baik dan terorganisir untuk merintis beasiswa pendidikan yatim dan dhuafa, santunan kesehatan, layanan donasi barang layak pakai dan lain-lain. Alhamdulillah, hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus 2009 asrama kedua Griya Yatim & Dhuafa (GYD) di Bintaro Jaya dibuka.
Kemudian berlanjut di tahun 2010, pertumbuhan jumlah asrama meningkat dan mulai meluas ke Jakarta dan Bekasi, asrama ketiga dibuka di Cibubur-Jakarta Timur dan asrama keempat di Kranggan-Bekasi. Kantor pelayanan mengenai Griya Yatim & Dhuafa (GYD) pun dibuka di daerah Bintaro dan mulai membangun jaringan sistem teknologi informasi untuk peningkatan mutu pelayanan dan penghubung seluruh kantor cabang asrama secara online. Website digunakan untuk memudahkan pertukaran informasi kepada donatur juga mengenai aktifitas dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD), yakni www.griyayatim.com. Pada akhir tahun, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah mampu membina sekitar lebih dari 800 orang anak binaan yatim dan dhuafa termasuk janda dan lansia serta mengasuh 50 orang anak yang tinggal di seluruh asrama kita. Selanjutnya di tahun 2011, perngembangan implementasi program dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mulai difokuskan hingga mengerucut kepada enam induk program, yaitu pendidikan, sosial, pemberdayaan, kemanusiaan, lingkungan hidup dan wakaf. Tahun 2012, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mendapatkan pengakuan dari Museum rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial keagamaan pertama di Indonesia yang memiliki inovasi yakni menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dalam menyalurkan bantuannya kepada para penerima manfaatnya. Kemudian tahun 2013, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mulai mengurus kelegalan resmi menjadi Lembaga Amil Zakat tingkat Nasional oleh Kemenag. Pada tahun ini, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mampu membina sekitar 950 orang anak yatim dan dhuafa di luar asrama (non-mukim) dan mengasuh sekitar 340 orang anak yang tinggal di asrama (mukim). Saat itu, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah memiliki 30 cabang asrama yang tersebar di daerah di Indonesia. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga menambahkan program aqiqah dan qurban.
Berlanjut ke tahun 2014, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menambah cabang asrama dengan membuka 2 asrama cabang, yakni asrama di rawamangun dan asrama kebayoran lama, sehingga cabang asrama yang dimiliki samppai saat ini sebanyak 32 cabang asrama yang tersebar di Indonesia. 3. Bagaimana legalitas dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Legalitasnya, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah mengantongi Surat Keterangan Dinas Sosial; Akta Notaris; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan nomor 21.100.477.5-411.000 a.n. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa; Surat Kantor Layanan Pajak dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial serta Kementerian Agama. Di Kemendagri, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) masuk ke dalam bentuk Ormas yang harus patuh ke dalam Undang-Undang Organisasi Masyarakat (Ormas). Di Kemensos, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) masuk ke dalam bentuk Yayasan. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI dengan surat No. AHU-2494.AH.01.04. Tahun 2009 tanggal 7 Agustus 2009. Anggaran Dasar Perusahaan (ADP) telah mengalami perubahan dengan akta No. 08 tanggal 13 April 2011 dan telah mendapat jawaban dari Menteri Hukum dan HAM RI dengan Surat Nomor AHU-AH.01.08-372 tanggal 24 Mei 2011. Untuk legalitas dari Kemenag sedang di proses agar Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sah menjadi lembaga pengelola zakat. Dengan banyak legalitas yang telah kami miliki, Insyaallah kami mampu menjadi lembaga pengelola zakat yang terakui keberadaannya secara legal di depan hukum dan semakin dipercaya donatur dalam mengelola dana ZISWAF untuk anak yatim dan dhuafa.
4. Apa tujuan didirikannya Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Tujuannya adalah untuk mendidik dan menyantuni kepada orang-orang yang kurang mampu, khususnya bagi anak-anak yatim dan dhuafa yang selama ini masih banyak ada di masyarakat sekitar. Untuk memberantas dan mengurangi jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia, salah satunya ya dengan prinsip untuk memajukan kompetensi dan mencerdaskan generasi anak bangsa. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) ini hadir untuk memberikan rasa aman kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang diasuh dan dibina sekaligus mempermudah pemantauan perkembangan anak-anak hingga mereka benar-benar dapat menjadi generasi penerus kemajuan bangsa ini. Pendidikan terbaik yang dapat diberikan adalah pendidikan terpadu dengan pengawasan menyeluruh ke anak-anak asuh, tidak hanya pendidikan formal saja yang diberikan, tetapi penempatan karakter positif yang juga berperan penting sebagai bekal kemandirian dan kualitas kerja bagi masa depan mereka. Tujuan utamanya adalah menitik beratkan perhatiaanya kepada penuntasan pendidikan dengan pengelolaannya yang berasal dari dana zakat, infak/ sedekah dan wakaf karena pangkal dari kemajuan sebuah negara adalah siapnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. 5. Apa visi dan misi dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Visi dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD) adalah “Menjadi organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan masa depan yatim dan dhuafa”. Visinya dirasa sudah kurang relevan untuk saat ini, karena dahulu berawal dari fokusnya lembaga sosial kemanusiaan. Saat ini Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sudah menjadi salah satu lembaga amil zakat nasional yang di akan di akui oleh Kementerian Agama secara legal.
Sebenarnya untuk visinya, akan diperbaharui untuk tahun ini, namun belum di diskusikan kembali oleh pihak-pihak berwenang di sini. Kemudian misi, misi ada 4 yakni: 1) Pemberdayaan potensi yatim dan dhuafa. 2) Menjadi fasilitator yang memiliki integritas. 3) Menjadi organisasi yang profesional dan modern. 4) Menjadi organisasi yang lebih peduli terhadap lingkungan hidup. 6. Bagaimana struktur organisasi di Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Berdasarkan hasil rapat pembina dan pengurus pada tanggal 12 September 2014, susunan pembina dan pengurusnya yakni: Pembina – Ketua
: Karso Nurhuda
Pembina – Anggota
: Herdi
Pembina – Anggota
: Suyatno
Pembina – Anggota
: Solihin Adnan
Pembina – Anggota
: Suyono
Pengurus - Ketua
: Moh. Ramdhan
Sekretaris
: Tarjuni
Bendahara
: Engkos Kosasih
Pengawas
: Munif Haekal Salim Hilabi
Sruktur kepengurusan hariannya saat ini yakni: Direktur Eksekutif
: Moh. Ramdhan
Direktur Administrasi
: Tarjuni S.Pd.I
Direktur Operasional
: Bayu Jatmiko S.Hum
Manajer Keuangan
: Engkos Kosasih Amd.Kom
Manajer Fundraising
: Mustaqim
Manajer Marketing Operasional
: Pardinal
Manajer Wakaf
: Nasrulloh
Manajer HUMAS
: Roni Anto
Manajer Keasramaan
: Maman Firmansyah
PLT Manager (HRD)
: Abdurrahman Wahid
IT Hardware, NE dan Web Developer : Ilham Team Fundraising
: Amsori Sam Zulfikar Syarif Tambakyoso
Admin Fundraising
: Dani Milar Suryana
Admin Wakaf
: Ibrahim
Admin Operasional
: Sabilillah
7. Ada dimana lokasi pusat pengelola Griya Yatim & Dhuafa? Dan ada berapa cabang asramanya? Jawab: Untuk alamat kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) awal tahun ini pindah dari alamat lama di Bintaro Jaya Jalan Kasuari Raya Sektor 9, namun saat ini telah pindah dan ada di sini, di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Rawa Buntu Kecamatan Serpong Tangerang Selatan. Selama 6 tahun beroperasi, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) telah memiliki 32 cabang kantor dan asrama, yakni: 1) Asrama I
: BSD
2) Asrama II
: Bintaro Jaya
3) Asrama III
: Cibubur
4) Asrama IV
: Bekasi
5) Asrama V
: Kebayoran Baru
6) Asrama VI
: Kramat Jati
7) Asrama VII
: Pamulang
8) Asrama VIII
: Depok
9) Asrama IX
: Wakaf Life Skill & Education Centre (LEC)
10) Asrama X
: Serang
11) Asrama XI
: Solo
12) Asrama XII
: Lampung
13) Asrama XIII
: Medan
14) Asrama XIV
: Palembang
15) Asrama XV
: Banjarmasin
16) Asrama XVI
: Jogjakarta
17) Asrama XVII
: Surabaya
18) Asrama XVIII
: Padang
19) Asrama XIX
: Condet
20) Asrama XX
: Ciledug
21) Asrama XXI
: Joglo
22) Asrama XXII
: BSD-2
23) Asrama XXIII
: Depok -2
24) Asrama XXIV
: Permata Pamulang
25) Asrama XXV
: Ciputat
26) Asrama XXVI
: Bogor
27) Asrama XXVII
: Malang
28) Asrama XXVIII : Bandung 29) Asrama XXIX
: Cinere
30) Asrama XXX
: Bogor-2
31) Asrama XXXI
: Rawamangun
32) Asrama XXXII
: Kebayoran Lama
8. Program apa saja yang di miliki oleh Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Sampai saat ini, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki beberapa program, ada dari bidang lingkungan ada GYD Hijau. GYD relief sebenarnya program non-rutin yang dilakukan oleh kami berupa pendidikan kepada anak asuh yang tinggal di asrama sebagai upaya dari pelestarian lingkungan. Program ini sudah pernah dilaksanakan di daerah Situ Gintung pasca bencana rubuhnya tanggul bendungan. Program lain di bidang sosial itu ada SI BALAP, SEMPATI, KASIFA dan Bina Lansia. SI BALAP singkatan dari Aksi Bantuan Layak Pakai, program santunan barang layak pakai seperti baju, buku, alat olahraga, sepeda, mainan ataupun alat elektronik seperti telvisi dan komputer ataupun lainnya. SEMPATI singkatan dari Santunan Peduli Anak Yatim Dhuafa non-Panti itu merupakan program santunan reguler setiap bulan yang diberikan ke anak-anak asuh binaan diluar asrama, bantuan yang diberikan berupa uang saku sekolah sebesar Rp. 100.000,- per bulannya. KASIFA singkatan dari Kotak Solidaritas Yatim & Dhuafa itu berupa kotak amal yang ditaruh di pusat perkantoran dan perbelanjaan. Bina Lansia adalah pembinaan dan satunan kepada mustahik yang lanjut usia berupa bantuan dana sebesar Rp. 200.000,- per bulan. Di bidang pemberdayaan, programnya ada SI MANTAP dan Smart Leadership Centre. SI MANTAP, Aksi Dhuafa Mandiri dan Bangkit ini merupakan program pemberian modal untuk pengembangan usaha kecil sebesar 1.000.000,- per usaha dan ada juga pemberian pelatihan keterampilan kewirausahaaan. Smart Leadership Centre adalah program dari pelatihan pengembangan SDM remaja-remaja yatim dan dhuafa.
Dalam bidang pendidikan, programnya ada PEKAN, BASIS, GEMA dan SEGAR. PEKAN, Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa, program pelatihan life skill anak-anak yatim dhuafa, sepeti teknisi komputer, handphone, sepeda motor, kursus menjahit, dll. BASIS, Beasiswa Anak Berprestasi yang diberikan kepada anak binaan di luar asrama. SEGAR, Sekolah Gratis Bagi Anak Yatim dan Dhuafa ini santunan pendidikan penuh untuk seluruh anak-anak yatim dan dhuafa dengan jenjang SD sampai SMA, dapat berupa biaya sekolah maupun perlengkapan sekolah. Kalau GEMA singkatan dari Gerakan Mandiri yatim dan Dhuafa, program pembinaan yang dikhususkan untuk anak yatim dhuafa yang tinggal di asrama agar selepas dari asrama dapat menjadi pribadi yang mandiri. Di bidang kemanusiaan adalah GDR yakni singkatan dari GYD Disaster Relief, program untuk membantu korban pasca bencana dan juga ada GYD Sehat seperti khitanan gratis dan pengobatan gratis untuk kaum dhuafa. Di wakaf, ada wakaf pembangunan Leadership and Education Centre (LEC). Ada juga program aqiqah dan qurban. 9. Apa kriteria untuk anak asuh di Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Kriteria untuk menjadi anak asuh di Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang pasti adalah anak yatim yang tergolong miskin atau dhuafa dengan melampirkan surat keterangan kematian ayah dari orang tua, fotokopi KTP orang tua, Kartu Keluarga, serta nilai raport juga diperlukan untuk melihat kemampuan akademik sang anak. Nah, Setelah lengkap semua, kemudian melengkapi surat pernyataan dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berupa formulir pendaftaran untuk anak asuh. Adanya formulir pernyataan dari Griya Yatim & Dhuafa (GYD) ini digunakan untuk menghindari tuduhan-tuduhan yang berbahaya seperti penjualan anak, karena Griya Yatim & Dhuafa
(GYD) tidak sama sekali mengizinkan adopsi anak asuhnya kepada donatur/ orang lain. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) tidak hanya mengasuh anak yatim dhuafa saja, namun juga mengasuh anak dhuafa dengan melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan. 10. Bagaimana strategi penghimpunan/ fundraising yang digunakan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dalam menghimpun dana ZISWAF? Jawab: Strategi yang dilakukan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) untuk menghimpun dana Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf itu ada dua pola, pola aktif dan pola pasif. Pola pasifnya itu seperti donatur yang datang sendiri secara langsung ke asrama atau kantor pelayanan donatur untuk memberikan donasinya. Biasanya donatur yang seperti ini adalah donatur yang ingin bersilahturahmi bertemu langsung ke anak-anak yatim dan dhuafa yang ada di asrama. Sedangkan, pola aktifnya itu dari pihak Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang aktif untuk melakukan penghimpunan dana, seperti para fundraiser bertatap muka langsung (face to face/ door to door) dengan donatur, menyebarkan brosur, pamphlet, kupon sedekah dan sebagainya. Untuk event tertentu, pihak Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga mengadakan ZISCO (Zakat Infak Sedekah Konsultasi) dalam kegiatan penghimpunan dana ZIS. Voucher Kupon sedekah yang ditawarkan oleh Griya Yatim & Dhuafa (GYD) bernilai Rp. 50.000,- sampai dengan Rp 100.000,-. Kemudian ada juga model penghimpunan melalui kotak amal tadi itu KASIFA; memasang baliho atau plang untuk mengajak donatur bergabung dengan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memberantas anak putus sekolah; melalui internet dengan membuka website untuk meluas jaringan donatur dan memperkenalkan Griya Yatim & Dhuafa (GYD) ke semua pemakai internet; melakukan interaktif komunikasi dengan donatur melalui aplikasi sosial seperti facebook, mengirim email blast, sms blast kepada para
donatur. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga telah menerbitkan majalah “Jendela Info” yang sampai saat ini telah ada 10 edisi dengan mengajak untuk berdonasi iklan; Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga bekerja sama dengan beberapa pihak dalam menghimpun dana ZISWAF seperti bekerjasama dengan foodhall supermarket dengan sedekah via kasir, Circle K, ACT, IMZ, beberapa perkantoran dan pusat perbelanjaan lainnya. Adanya artis Indra Bekti sebagai duta ZIS untuk Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga menjadi salah satu strategi kita untuk menghimpun dana ZISWAF masyarakat. 11. Bagaimana dampak penerapan strategi penghimpunan/ fundraising dana ZISWAF yang dilakukan Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Dampaknya alhamdulillah cukup meningkat signifikan, dapat dilihat dari jumlah penghimpunan dana ZISWAF yang meningkat setiap tahun semenjak berdirinya Griya Yatim & Dhuafa (GYD). 12. Apakah dengan adanya program untuk anak yatim dan dhuafa, dapat meningkatkan penghimpunan dana ZISWAF di Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Ya sangat mempengaruhi, alhamdulillah donatur menanggapi Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dengan respon yang sangat baik dan mempercayakan kami dalam mengasuh anak yatim dan dhuafa untuk menuntaskan pendidikan dan melatih keterampilan berwirausaha mereka untuk bekal masa depannya. 13. Apakah
yang
menjadi
pendukung
dan
penghambat
dalam
melakukan
penghimpunan/ fundraising di Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Pendukung kegiatan pengimpunan dana ZISWAF itu sendiri dari SDM amil, kecakapan skill dalam pengelolaan dana ZISWAF dan kemampuan menguasai
teknologi untuk memperluas jaringan dan marketing di bidang ZISWAF harus dimiiliki oleh amil Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga merupakan lembaga yang fokus mengasuh dan mendidik anak-anak yatim secara langsung dengan dana ZISWAF yang disalurkan oleh donatur yang telah percaya kepada kami. Penghambatnya sih sebagian besar berada di persaingan atau kompetisi antar lembaga pengelola dana ZISWAF. Semua lembaga pengelola ZISWAF berlomba menarik perhatian donatur untuk bisa bergabung. Namun, Griya Yatim & Dhuafa (GYD) tidak merasa hal itu sebagai persaingan tetapi sebagai pembelajaran kedepan cara mengelola dana ZISWAF yang baik dan benar secara amanah dan bertanggung jawab, karena Griya Yatim & Dhuafa (GYD) merasa bahwa kami masih lembaga baru yang mengabdikan dirinya untuk memajukan pendidikan anak bangsa dan menghapuskan kebodohan mereka karena kemiskinan mereka. 14. Bagaimana strategi penyaluran untuk dana ZISWAF pada Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Untuk
penyaluran
dana
ZISWAF,
Griya
Yatim
&
Dhuafa
(GYD)
menyalurkannya kedalam program-program yang diadakan dalam bebeberapa bidang, dimana lebih banyak menggunakan dana zakatnya untuk kepentingan anak-anak yatim dhuafa yang diasuh kami baik di dalam asrama maupu diluar asrama yang ada disuluruh wilayah Indonesia dalam bentuk dana pendidikan dan sosial. Penyaluran untuk pemberdayaan juga ada, pemberdayaan ini ditujukan kepada orang yang dhuafa. Pemberdayaannya ada yang bersifat pemberian modal saja maupun adanya pelatihan keterampilan berwirausaha, seperti pelatihan teknisi handphone atau komputer, montir sepeda motor, tata boga, kursus menjahit, dll. Untuk pemberian modal pihak Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hanya memantau perkembangan usahanya, biasanya
pemberian modal ini diperuntukkan guna penambahan modal usaha, seperti para pedagang gorengan, tambal ban, pedagang bakso, pedagang sembako, dll. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) melakukan penyeleksian pemberian modal dengan cara mensurvei sendiri lokasi berjualan, tidak melalui pengajuan proposal. Dana zakat yang terhimpun disalurkan untuk santunan kepada yang berhak menerima zakat, seperti santunan untuk anak yatim dan dhuafa, beasiswa untuk anak yatim dan dhuafa, santunan lanjut usia, dll. Sedangkan dana sedekah disalurkan untuk operasional kebutuhan anak-anak yatim dan dhuafa, asrama dan pemberdayaan. Dana wakaf disalurkan untuk pembangunan fasilitas sarana pendidikan dan pelatihan keterampilan anak-anak yatim dan dhuafa. 15. Adakah usaha produktif yang dijalankan oleh Griya Yatim & Dhuafa (GYD)? Jawab: Ya kami sempat memiliki usaha produktif dari dana zakat bagian amil, Yatim & Dhuafa (GYD) sempat memiliki Hemart, yakni minimarket dan Ternak Nusantara. Namun, akibat sumber dananya berasal dari dana zakat bagian amil maka jumlah dananya pun terbatas sehingga tidak dapat berjalan dengan baik hingga kini. Yatim & Dhuafa (GYD) masih menjaga kehati-hatian penyaluran dana zakat, sehingga masih belum berani memproduktifkan dana zakat secara besar-besaran.
Tangerang, 17 Maret 2015
Tarjuni S.Pd.I
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Maret 2015
Penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) Tahun 2010-2015 Zakat Infak/ Sedekah Jumlah ZIS Rp 695.000.000 Rp 1.372.750.000 Rp 2.067.750.000 Rp 1.598.385.679 Rp 4.118.720.330 Rp 5.717.106.009 Rp 3.113.409.105 Rp 7.487.301.819 Rp 10.600.710.924 Rp 4.511.343.391 Rp 11.994.898.821 Rp 16.506.242.212 Rp 5.562.951.635 Rp 13.843.958.623 Rp 19.406.910.258 -
-
Rp
155.897.750
Total Penghimpunan Dana ZIS Rp
54.454.617.153
Sumber: Laporan Keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Tahun 2010 2011 2012 2013
Penyaluran dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) Tahun 2010-2015 Zakat Infak/ Sedekah Jumlah Rp 480.789.100 Rp 836.042.727 Rp 1.316.831.827 Rp 462.884.310 Rp 3.740.851.502 Rp 4.203.735.812 Rp 2.234.640.648 Rp 7.584.124.677 Rp 9.818.765.325 Rp 2.535.199.791 Rp 12.820.452.300 Rp 15.355.652.091 Total penyaluran Dana ZIS Rp 30.694.985.055
Sumber: Laporan Keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Pertumbuhan Donatur (Muzzaki dan Mustahaddiq) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) Tahun 2010-2015 Tahun Muzakki Mustahaddiq Jumlah 965 1.373 2.068 2010 1.061 2.059 3.120 2011 1.557 2.995 4.552 2012 2.255 4.613 6.868 2013 2.610 5.429 8.039 2014 499 2015 Total Donatur
25.146
Sumber: Database Muzakki dan Mustahaddiq LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Legalitas LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Daftar Alamat Jejaring dan Sekolah Binaan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa
Jumlah Penghimpunan Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) tahun 2014
Donasi Iklan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)
Brosur “Ayo Berbagi”
Gerakan Sedekah Seribu Sehari (GS3)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
DAFTAR DONATUR LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2015 Nama Donasi Rizqy Amalia Dinar Anggraini Karlinawati Bambang Wisnu Utomo Fachrina Oktavia Bregas Waras Sentoso Hamba Allah Ema Damayanti Adita Primakurniani Adita Primakurniani Widia Trisnawati M. Noor Halim Perdana Kusuma Toni Effendi Selsi Rini Artha Nanang Ating Sudiyati Yanne Rina Alfin Ira Ira Isren Nevy Novi Ny. Doemiartoei Nike Hery Mulyawan Hery Mulyawan Hery Mulyawan M. Kurri Ibu Sugeng Hamba Allah Hamba Allah Lina Lucky Hardiansyah Ulfah Maria KK Hamba Allah Peggy Peggy Peggy Kel. Anhar Mega Citra Sari Alexander Meiyer Zainab Enong Masitoh Hamba Allah Ghoib Pujiantoro Gusti Gusti Annisa Soraya Bapak Andi Eko Supriyanto Ganesha Putra Hamba Allah Ana Athallah Nafis Widarto Budi Widarko Intan Erwin Desi Sylvia Hery Nuraiza Mora Juliawan Mitra Atensi Ny. Diah Ayhallah Nafis Widarto Budi Widarko Sukirman Intan Hamba Allah Ari Teguh Haryono Ari Teguh Haryono H. Robby Syahri H. Robby Syahri Hj. Farida
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
300,000 300,000 50,000 200,000 125,000 4,000,000 20,000 607,000 2,700,000 1,300,000 221,250 500,000 90,000 100,000 300,000 50,000 150,000 200,000 100,000 250,000 250,000 100,000 250,000 300,000 100,000 500,000 500,000 100,000 300,000 250,000 200,000 150,000 200,000 150,000 550,000 50,000 50,000 400,000 100,000 100,000 100,000 500,000 100,000 300,000 500,000 100,000 350,000 50,000 300,000 200,000 420,000 200,000 200,000 550,000 200,000 100,000 150,000 50,000 100,000 500,000 600,000 1,250,000 100,000 100,000 100,000 50,000 100,000 350,000 350,000 350,000
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
Hj. Farida Seachi Alfa Audira Audi Zufri Ninda Suwan Tomo Anna Nur Putri TB Bolamas Adji S. Nining Yuningrat Karina Yogatama Ovie Windi Hamba Allah Hamba Allah Adil A. Gani Akhmad Faizal Sita Tb. Yusuf Isnaini Tb. Yusuf Isnaini Rika Rika Hamba Allah Hamba Allah Endang Hamba Allah Yusti Widyawati Nuralam Novianty Satriani Syahrani Aziz Rina Pak Erwin Dyah Nining Dyah Nining Fatma Karim Lywa S. Fauzie Lywa S. Fauzie Zara Abdul Wahid Mahdi Ibu Dini Mega Untung S. Rosi Mardhiah Rosi Mardhiah Bapak Krisna Hamba Allah M. Irfan Anto Cecilia Hamba Allah Ahmad Kesma Dino Jaman Yuli Aisyah Restya Azzahra Hendri Hamba Allah Okky Devi Panji Yuni Yuli Ida Azizah Dani Hadi Suyitno Budi M. Ikhsan Falakh Hamba Allah Suradi Shiena Chichilia
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
350,000 400,000 400,000 300,000 300,000 200,000 300,000 200,000 500,000 500,000 250,000 100,000 500,000 165,000 180,000 100,000 110,000 100,000 500,000 100,000 500,000 200,000 100,000 100,000 200,000 500,000 50,000 500,000 100,000 500,000 100,000 100,000 50,000 100,000 500,000 500,000 100,000 200,000 200,000 500,000 100,000 150,000 100,000 100,000 200,000 100,000 600,000 100,000 200,000 350,000 100,000 500,000 200,000 100,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000 400,000 400,000 200,000 200,000 100,000 500,000 200,000 200,000 250,000 100,000 500,000
141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215
Sutrisno Usman Hamba Allah Angga Gita Devi Angga Gita Devi Sherly Nurdin Nurdin Hamba Allah Sulastri Ester Puskesmas Gedung Tataan Kiki Mulyadi Afandi Akbar Ali Sulton Abiyyu Ibnu Zayan Dinal Salim Kel. Rizal W. Michael Susanto Sinta Wiwi Teguh Hamba Allah Faris Sutinah Aisah Masye Mas Bagus S. Hj. Ira Hj. Ira Edi Sulindra Darti Hamba Allah Arief Rachman Arief Rachman Arief Rachman Alisa Risa Zaini Rosyid Sugeng Riadi Sugeng Riadi Lawfirm Budi Santoso Mukti Ali Siknun Desti Winie Ayu Sagita Ani Suryani Alvira Raga Pamungkas Fadli Reni H. Dalius Renaldo Aswansyah Putera Darmaji Kiki Ardiyan Kirno Ellsye Anugrah Kel. Susanto Ricky W. B. Dr. Noldy & Kel. Nasrul Abdullah Ibrahim Achmad Amnil Hamba Allah May Aan Heni Regar Budi Artinah Arjanto Lisman Wike Nur Junaidi Lani Riyadi Iskandar Ibu Putri
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
100,000 500,000 100,000 180,000 300,000 100,000 100,000 100,000 200,000 300,000 135,000 1,500,000 250,000 100,000 500,000 150,000 250,000 300,000 100,000 100,000 500,000 100,000 100,000 650,000 200,000 150,000 100,000 500,000 200,000 300,000 600,000 250,000 100,000 300,000 200,000 500,000 200,000 500,000 200,000 300,000 1,250,000 50,000 100,000 100,000 100,000 250,000 400,000 400,000 300,000 250,000 100,000 50,000 300,000 100,000 400,000 500,000 200,000 100,000 655,000 500,000 500,000 350,000 50,000 100,000 100,000 100,000 200,000 500,000 300,000 300,000 150,000 300,000 300,000 300,000 200,000
216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290
Rudi S. Ryan Putra Tama Dedek Dedek Rini Rini Eka Arifianti Eka Arifianti Windu Nugroho Windu Nugroho Agus Effendi Ibu Indri Bapak Said Bayu Putra Djoko Rizky M. Ridwan Ruli Ruli Ruli Hendra Hendra Doyo Hamba Allah Liliek Suemaryati Eka Noor Bani Lisya Laila S. Hamba Allah Laila Oktaviani Siti Mashitoh Siti Mashitoh Chaca Bunga M. Indrawan Widi Yana Reka Puspitasari Dimas Nugroho Rois Wina Imran Hamba Allah Nalurita Cucuk Sandra Aprita Yanti Ade Ariestanti Ade Ariestanti Eko Topan Wulan Dedi Anindita Anindita Adityanto Budi Satrio Kel. Yusuf Reka Puspitasari Dwi Nanda Banu Putra Dwi Nanda Banu Putra Arnis Langgeng Hamba Allah Bunda Ita Ibu Erni Hamba Allah Rere Dila Lingga Sandi Bagus Wijonarko Kurniawan Nuraini Dian Rifqi A. Hendri Ninik Widyastuti Robby R. Robby R. J. Ojo Ruslani J. Ojo Ruslani Kel. Sumardi
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
100,000 500,000 300,000 200,000 300,000 200,000 500,000 500,000 100,000 300,000 600,000 250,000 500,000 1,500,000 200,000 200,000 100,000 250,000 250,000 250,000 100,000 220,000 400,000 200,000 500,000 100,000 130,000 500,000 150,000 200,000 200,000 500,000 500,000 500,000 500,000 350,000 400,000 500,000 500,000 200,000 200,000 200,000 10,000 90,000 500,000 500,000 500,000 250,000 250,000 100,000 300,000 500,000 200,000 800,000 200,000 100,000 500,000 100,000 500,000 200,000 1,500,000 1,500,000 100,000 50,000 300,000 200,000 200,000 200,000 150,000 500,000 100,000 300,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365
Kel. Sumardi Hamba Allah Moh. Imam Afandi E. Rudjimin M. Faichwan M.J. Syaiful H. Irwan Setiawan Wisoko Gallan K. Gallan K. Reni Sudarti Tika Esti Sukartika Mulyana Rico Bina Bangun Persada Gida Anggada Johan Nurcahyo Adi N. Lucky Kurniawan Kismanto Yuni Etik Kristiningsih Hamba Allah Pandu Pandu Syifa Syifa Al-Fatih Al-Fatih Hamba Allah Harif Harif Rani Hamba Allah Hamba Allah Siti hardiyanti Helena A. Noor Miss Mina Kel. Sugeng Kel. Sugeng Mayaza Khalfan Taryan Ibrahim Achmad Abdul Rohman Gamesa Almh. Laksmiari binti Ningsih Hamba Allah Hamba Allah Rizky Angga Agung Syarif Agung Syarif Saiful Fauzan Alza Melinda Mirza Jasmin Arya Adin Ramdan Silvy Yusron Lia Enyati Dwi Eli Juni N. Hamba Allah M. Fahrurozi Jamal Juna A. Rike Dewi Susanti Kel. Hijab Malang Dito Diah Hamba Allah Budi
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,500,000 600,000 250,000 1,000,000 100,000 500,000 100,000 200,000 100,000 900,000 200,000 300,000 700,000 100,000 125,000 400,000 150,000 300,000 50,000 400,000 50,000 100,000 50,000 150,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000 400,000 100,000 500,000 200,000 65,000 100,000 100,000 500,000 200,000 100,000 500,000 500,000 500,000 500,000 250,000 300,000 300,000 200,000 300,000 150,000 300,000 15,000 75,000 200,000 300,000 200,000 200,000 200,000 200,000 30,000 30,000 15,000 30,000 20,000 100,000 200,000 20,000 30,000 30,000 175,000 75,000 75,000 250,000 200,000
366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440
Syukur Reny Sepvi Hamba Allah Rani Hamba Allah Asep Koswara Dikkel Anderson Riris Marito Hutabarat Purwati Istiono Istiono Hamba Allah Sriyono Lantip Hj. Tuti Sukeksi Mulyadi Rachma Lanjarwati Ibu Tyas Atin S. Gatot Heri Santoso Indah Syaidah Shofi Toto Iswanto Linda Linda Enny windhy P.U. M. Taufik Syafei H. Edy Yanto Gilang T. Edi Edi M. Ferdyan Mursa Mas Aldho Lili Iriani Abby Yassin Ninik & Hadjar Susi H. Kel. Bambang S. Kel. Bambang S. Hamba Allah Fathi Raihan Oktarisa Bachtiar Putri Taufik Hidayat Damanik Dani W. Nuralam Novianty Rina Dini Bapak Jani Suhanda Fetty Dika Novianto Setyadi Novianto Setyadi Puji E. M. Puji E. M. Rica Sinaga Jandid Sarwono Emil Aprilio Hamba Allah Hamba Allah Tenri Angga Hamba Allah Hamba Allah Tri Sundari Ali Tony P.P. Tony P.P. Ir. Kuswidi Irianto Akbar PT Dawan Pratama Indonesia
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
100,000 200,000 150,000 50,000 150,000 50,000 150,000 500,000 500,000 100,000 200,000 500,000 1,732,000 400,000 200,000 200,000 100,000 500,000 100,000 25,000 800,000 500,000 300,000 150,000 300,000 400,000 100,000 200,000 1,250,000 100,000 120,000 200,000 400,000 500,000 500,000 200,000 50,000 200,000 200,000 350,000 1,000,000 100,000 100,000 700,000 100,000 900,000 100,000 150,000 300,000 50,000 100,000 100,000 200,000 300,000 500,000 200,000 200,000 50,000 50,000 500,000 300,000 300,000 100,000 110,000 300,000 200,000 750,000 500,000 200,000 60,000 100,000 50,000 200,000 500,000 10,000,000
441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499
Hamba Allah Samsul Raden Dana Prakasyana Mas Susilo Kel. Ano Bapak Febri Andi Andi Dhika Melinto Hamba Allah Maryam Lilis Reny Lilis Reny Siti Tasriyah Devi Purnama Anggi Purnama Anggi Apriyadi Putra Mulya P. Putra Mulya P. Yayuk Uni Erfin Zamroni Yuman Yuasmitha Ibu Novi Dany Yusda Sholeh Eny Saraswati Nur Kary Fitri Voky Y. Didik S. Rufiansyah Rufiansyah Yoga Dewi Puspitasari Melina Lily Sujandi Gusti Mayhendro Melia Jose Willem Poad SE Niken W. Edi Niken W. Edi Niken W. Edi Agus Mala Rahmatul Khairun Insani Andita Whani Whani Hanky Hendian
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
125,000 250,000 1,872,500 100,000 125,000 250,000 125,000 125,000 200,000 400,000 2,000,000 250,000 250,000 50,000 500,000 100,000 100,000 400,000 200,000 100,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 100,000 100,000 30,000 100,000 30,000 30,000 400,000 400,000 100,000 100,000 200,000 100,000 300,000 200,000 500,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 500,000 500,000 100,000 200,000 150,000 50,000 100,000 50,000 200,000
TOTAL
Rp
155,897,750