PENGELOLAAN PEMANGKASAN JERUK KEPROK (Citrus sp.) DI KEBUN BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR
CUCUN YULIANA A24080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Abstrak The internship programe was conducted at Blawan Estate, PTPN XII, Bondowoso, East Java for three months from February 13th until May 13th 2012. The purpose of this internship program is to improve technical and managerial skill. This internship programe was conducted using direct and indirect method, by followed all of the practices in the field, field plantation observation, and discussion with staf (direct method). The information were collected including primary and secondary data. Pruning criteria, plant condition, labour achievement, pruning time, and bud growing rapidity was collected as primary data. Pruning could decrease the intensity and severity of antracnose. However, management pruning of orange could not implementable as SOP (Standart Operating Prosedure). Key Word: orange, pruning, intensity, severitas
RINGKASAN
CUCUN YULIANA. Pengelolaan Pemangkasan Jeruk Keprok (Citrus sp.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondomoso, Jawa Timur. (dibimbing oleh Diny Dinarti dan Winarso D. Widodo). Kegiatan magang dilaksanakan untuk mempelajari budidaya, teknis dan manajerial dalam suatu kondisi yang nyata dilapangan yang mengembangkan jeruk secara skala perkebunan dengan aspek pendalaman yaitu pengelolaan pemangkasan. Magang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei 2012 bertempat di PTPN XII Jember, Jawa Timur. Pelaksanaan magang berlangsung selama tiga bulan yang terdiri atas tiga kegiatan, yaitu sebagai KHL (Karyawan Harian Lepas) selama tiga minggu, sebagai pendamping mandor tiga minggu dan sebagai pendamping asisten selama enam minggu. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL yaitu mengikuti seluruh kegiatan yang ada di kebun, diantaranya pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, pengisian polybag, dan panen. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor adalah penulis membantu dalam pengawasan kegiatan pelaksanaan, membantu dalam membagi pekerjaan dan membantu menyusun RKO dan ketika menjadi pendamping asisten, penulis mempelajari dan mengikuti kegiatan manajerial, seperti kegiatan administrasi dan inventaris tanaman. Pemangkasan yang dilakukan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan adalah pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan wiwil.. Pemangkasan bentuk dilakukan pada TBM (tanaman belum menghasilkan), pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada TM (tanaman menghasilkan) serta wiwil dilakukan pada TBM dan TM. Pengamatan pengelolaan pemangkasan dilakukan terhadap tanaman contoh yang itentukan secara acak sebanyak ≥ 5 % dari populasi di tiga blok (Blok Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Jumlah tanaman contoh di Blok Strawberry dengan Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, Varietas Pulung sebanyak 10 tanaman dan Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh
di Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan sejumlah 20 tanaman dengan Varietas Batu 55. Masing-masing tanaman contoh dipilih satu dan dua cabang pangkasan untuk dilakukan pengamatan. Peubah yang diamati meliputi kriteria pemangkasan, kondisi tanaman, waktu pemangkasan, tenaga kerja pemangkasan, serta kecepatan tumbuh tunas. Pemangkasan TM dan TBM pada tanaman jeruk dapat menurunkan severitas
penyakit
antraknosa
(Colletotrichum
gloeosoprioides
Penz.).
Pemangkasan dapat menurunkan severitas antraknose pada TM sebesar 33%, sedangkan pada TBM sebesar 60%. Pada TM severitas dan intensitas hama dan penyakit ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp.), Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), thrips (Scirtotfrips citri.), lalat buah (Dacus sp.), Ulat daun (Papilio demolion), kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), embun jelaga (Odidium sp.), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) cenderung meningkat sampai 4 MSP. Pemangkasan pada TBM menurunkan severitas ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella) sebesar 15%, namun intensitas serangan tetap. Severitas dan intensitas ulat daun (Papilio demolion) cenderung meningkat. Pertumbuhan panjang tunas TM dan TBM berbeda, serta jumlah cabang yang dibuang dalam pemangkasan juga berbeda. Pertumbuhan panjang tunas TBM lebih cepat dan jumlah cabang yang dibuang dalam pemangkasan paling banyak. Namun banyaknya tunas yang tumbuh pada cabang bekas pangkas tidak berbeda.
PENGELOLAAN PEMANGKASAN JERUK KEPROK (Citrus sp.) di KEBUN BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
CUCUN YULIANA A24080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Judul
:
PENGELOLAAN
PEMANGKASAN
JERUK
KEPROK (Citrus sp.) DI KEBUN BLAWAN, PTPN XII , BONDOWOSO, JAWA TIMUR Nama :
CUCUN YULIANA
NIM
A24080038
:
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Diny Dinarti, M.Si NIP 19660408 199203 2 003
Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS NIP 19620831 198703 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :................................................
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1990 di Karawang, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama Bapak Budi Sastro dan Ibu Nurhasanah. Riwayat pendidikan penulis diawali dengan tahun 1996 lulus dari TK.Raudatul Atfal Masyitah Karawang, kemudian penulis
melanjutkan
pendidikan di SDN Karawang Wetan VII dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2005 penulis lulus dari SLTPN 4 Karawang, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 3 Karawang dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui USMI dan diterima di
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian tahun 2008. Semasa kuliah, penulis tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Panatayudha, Karawang. Penulis juga mengikuti kepanitiaan dalam acara OMDA dan mengikuti kepanitiaan Bina Desa Nasional 2010. Penulis juga mengikuti Go Field pada tahun 2010.
KATA PENGANTAR Segenap puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi pengetahuan, kemajuan teknologi dan telah memberi kesempatan kepada kami sehingga skripsi magang yang berjudul “Pengelolaan Pemangkasan Jeruk Keprok (Citrus sp.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir Diny Dinarti, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS atas segala dukungan, bimbingan serta saran selama kegiatan magang dan penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu memberikan motivasi, serta terima kasih penulis sampaikan kepada staf dan karyawan Kebun Blawan, teman-teman dan pihak-pihak yang telah memberikan dorongan, semangat dan membantu selama magang sampai selesainya penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini merupakan salah
satu
prasayarat
untuk
menyelesaikan tugas akhir program sarjana Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini semoga dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2012 Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xii
PENDAHULUAN .................................................................................... Latar Belakang ................................................................................. Tujuan ..............................................................................................
1 1 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... Botani dan Morfologi ...................................................................... Syarat Tumbuh................................................................................. Pemangkasan ...................................................................................
3 3 3 4
METODE MAGANG ............................................................................... Tempat dan Waktu ........................................................................... Metode Pelaksanaan ........................................................................ Pengamatan ...................................................................................... Pengolahan Data ..............................................................................
6 6 6 7 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. Keadaan umum ................................................................................ Iklim, tanah dan tanaman.......................................................... Aspek manajerial ...................................................................... Asisten tanaman................................................................. Mandor besar ..................................................................... Mandor .............................................................................. Karyawan harian lepas ...................................................... Budidaya jeruk di Kebun Blawan .................................................... Pembibitan ................................................................................ Perbaikan tanaman .................................................................... Penyulaman tanaman ................................................................ Pengairan .................................................................................. Pemupukan ............................................................................... Jenis pupuk ........................................................................ Aplikasi pupuk................................................................... Dosis pupuk dan waktu pemupukan .................................. Pemangkasan ............................................................................ Pemangkasan bentuk ......................................................... Pemangkasan pemeliharaan............................................... Wiwil ................................................................................. Alat pangkas ...................................................................... Penjarangan buah ...................................................................... Pengendalian OPT .................................................................... Pengendalian gulma...........................................................
8 8 9 11 12 14 14 15 16 16 19 20 21 22 22 22 24 25 25 25 25 26 26 27 27
Pengendalian hama dan penyakit ...................................... Panen ........................................................................................ Pengelolaan pemangkasan di Kebun Blawan .................................. Kriteria pangkasan .................................................................... Kondisi tanaman ....................................................................... Tenaga kerja pemangkasan ....................................................... Waktu pemangkasan ................................................................. Kecepatan tumbuh tunas ...........................................................
27 31 34 35 36 39 40 40
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. Kesimpulan.................................................................................... Saran ..............................................................................................
44 44 44
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
45
LAMPIRAN ..............................................................................................
47
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Keadaan iklim Kebun Blawan Bulan Januari-Mei 2007-2011 .....
9
2. Keadaan iklim Kebun Blawan Bulan Januari-Mei 2012 ...............
10
3. Populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan tahun 2012 .................
10
4. Produksi jeruk Kebun Blawan Tahun 2011-2012 .........................
11
5. Populasi tanaman jeruk Afdeling Besaran, Kebun Blawan ..........
11
6. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan 2012 .....................................
15
7. Rekomendasi pemupukan berdasarkan umur tanaman .................
24
8. Aplikasi dan dosis pemupukan di Afdeling Besaran.....................
24
9. Grade atau kelas jeruk berdasarkan ukuran buah ..........................
33
10. Jumlah cabang dan ranting yang dibuang dalam pemangkasan ....
36
11. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit ....................
37
12. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit .....................
37
13. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit pada TBM .
38
14. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit pada TBM ...
39
15. Jumlah tunas yang tumbuh ............................................................
42
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII .............................
12
2. Prosedur pengadaan bibit ..............................................................
16
3. Alat dan bahan stek sambung dan sambung stek ..........................
17
4. Pembibitan di Afdeling Besaran ...................................................
18
5. Langkah-langkah penyambungan .................................................
20
6. Kegiatan penyulaman tanaman .....................................................
21
7. Kegiatan penyiraman ....................................................................
21
8. Aplikasi pemupukan......................................................................
24
9. Pemangkasan .................................................................................
26
10. Gunting pangkas tarik ...................................................................
26
11. Penjarangan buah ..........................................................................
27
12. Contoh gejala serangan hama pada jeruk ......................................
28
13. Contoh gejala serangan penyakit pada jeruk .................................
29
14. Kegiatan pengendalian OPT .........................................................
31
15. Kegiatan panen ..............................................................................
32
16. Pertumbuhan tunas setelah pemangkasan .....................................
41
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur ...............................................................
48
2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII , Bondowoso, Jawa Timur ....................................................................................
49
3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur ....................................................................................
50
4. Peta Kebun Blawan .......................................................................
52
5. Peta Afdeling Besaran ...................................................................
52
6. Data curah hujan dan jumlah hari hujan Kebun Blawan tahun 2002-2012 .....................................................................................
53
7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan ..
54
8. Analisis usaha tani jeruk Kebun Blawan ......................................
59
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah jeruk umumnya digemari oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Jeruk mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun sebagai olahan (juice). Setiap 100 g bagian jeruk yang dapat dimakan mengandung energi 28.00 kal, protein 0.5 g, lemak 0.1 g, karbohidrat 7.20 g, kalsium 18 mg, phospor 10 mg, serat 0.2 g, besi 0.1 mg, vitamin A 160 RE, vitamin B1 0.06 cg, vitamin B2 0.03 mg, vitamin C 29 mg, dan niacin 0.30 g (Wirakusumah dalam Departemen Pertanian, 2004). Konsumsi buah jeruk pada tahun 2008 sebesar 3.59 kg/kapita/tahun (Kuntarsih, 2012). Kondisi ini memungkinkan jeruk sebagai komoditias buah yang berpotensi untuk dikembangkan. Pada tahun 2010, produksi jeruk nasional sebesar 2,028,904 ton dengan impor buah jeruk segar mencapai 31,344 ton dan ekspornya 2.737 ton (Badan Pusat
Statistik,
2010).
Kondisi
seperti
ini
mengharuskan
kita
untuk
mengembangkan produksi buah lokal dengan meningkatkan pengelolaan serta budidaya yang baik, sehingga dapat mengimbangi impor. Jeruk merupakan buah yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan berasal dari Cina Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk keprok (Citrus nobilis L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah subtropis dan tropis, pada daerah tropis seperti di Indonesia jeruk dapat tumbuh dengan baik, tetapi produktivitas dan kualitasnya lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah subtropis. Hal ini karena di daerah tropis memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, 2003). Kelembaban yang tinggi sepanjang tahun mengakibatkan serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk di daerah tropis lebih banyak, serta pertumbuhan yang relatif lebih cepat
sehingga pertumbuhan tajuk pun
menjadi lebih cepat. Hama dan penyakit yang umum menyerang pertanaman jeruk di Indonesia adalah ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu loncat (Diaphorina citri.), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), penggerek buah
2 (Citripestis
sagittiferella.),
thrips
(Scirtotfrips
citri.),
kutu
dompolon
(Planococcus citri.), lalat buah (Dacus sp.), kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), Citrus Vein Phloem Degenertaion (Bacterium like organism), tristeza (Citrus tristeza), diplodia (Diplodia natalensis), embun jelaga (Odidium sp.), kudis (jamur Sphaceloma fawcetti), busuk buah (Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae), ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.), busuk akar pangkal batang (Phyrophthoranicotianae), antraknosa
(Colletotrichum
gloeosoprioides
Penz.),
jamur
upas
(Upasia
salmonicolor), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) (Sutopo, 2012). Namun daerah tropis memiliki keunggulan yaitu, waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan masaknya buah lebih pendek (Pracaya, 2002). Pemangkasan diperlukan untuk mengurangi kelembaban yang dapat menurunkan risiko serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Selain itu pemangkasan
dapat
merangsang
tumbuhnya
tunas-tunas
produktif,
dan
menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunas-tunas yang mengarah ke dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman serta membentuk tajuk pohon (tanaman muda). Sukses usaha budidaya tanaman jeruk salah satunya bergantung pada pemangkasan yang baik (Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian, 2005). Oleh karena itu manajemen atau pengelolaan pemangkasan perlu dipelajari untuk pengembangan usaha jeruk.
Tujuan Magang ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Mempelajari aspek manajerial dan teknis budidaya jeruk, termasuk pemangkasan. 2. Mempelajari proses pemangkasan dan hal-hal yang mempengaruhi pemangkasan (jenis, waktu dan umur). 3. Mempelajari pengaruh pemangkasan terhadap intensitas dan serangan hama penyakit pada tanaman jeruk.
3
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Jeruk bukan merupakan buah asli Indonesia, melainkan berasal dari Cina Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk keprok (Citrus nobilis L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk termasuk kedalam family Rutaceae, sub family Aurantioideae, dan genus Citrus. Genus Citrus memiliki dua sub genus yaitu Citrus dan Papeda, yang dapat dibedakan dari daun, bunga dan karakteristik buah. Sub genus Citrus dibedakan 16 spesies dan salah satunya adalah C. nobilis L (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, 2003). Tanaman jeruk keprok mempunyai batang yang rendah dan tingginya sekitar 2-8 m sedangkan ranting atau batang ada yang berduri dan ada yang tidak berduri. Tajuk jeruk ini berbentuk tidak beraturan, berdahan kecil, bercabang banyak, dan memiliki tajuk yang rindang. Daun berbentuk tunggal dan mempunyai ukuran kecil serta tangkainya pendek. Warna daun pada permukaan atas hijau tua mengkilat sedangkan warna daun pada permukaan bawah yaitu hijau muda. Tanaman ini berbunga majemuk dan bunga keluar pada ketiak daun atau ujung cabang, ukuran bunga kecil dan mempunyai bau yang harum dengan warna bunga putih berbinti-bintik dan berkelenjar. Bakal buah berbentuk seperti bola yang mempunyai garis tengah 0.15-0.2 cm. Buah yang sudah jadi mempunyai warna kulit yang mengkilat, licin, penuh pori-pori dan sedikit berbau harum. Daging buahnya berwarna orange dan mengandung banyak air (Sarwono, 1994).
Syarat tumbuh Tanaman jeruk dapat hidup pada daerah subtropis dan tropis. Pada daerah subtropis jeruk dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl sedangkan di daerah tropis dapat ditanam sampai ketinggian 2,000 m dpl. Temperatur optimal pertumbuhan tanaman jeruk yaitu antara 25-30
o
C.
Pertumbuhan jeruk akan terhambat jika temperaturnya diatas 38 oC atau dibawah 13 oC. Curah hujan optimum 1,000-2,000 mm per tahun dan merata sepanjang
4 tahun. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung atau ternaungi akan berkurang produksinya. Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Cabang yang kekurangan sinar matahari seringkali mati atau mudah terserang penyakit (Pracaya, 2002). Tanah yang subur merupakan tanah yang ideal untuk tanaman jeruk, akan tetapi tanaman ini dapat juga diusahakan pada tanah yang kurang subur. Budidaya pada tanah yang kurang subur memerlukan pemupukan dan pemeliharaan tanaman yang lebih intensif (Sarwono, 1994).
Pemangkasan Pemangkasan adalah suatu tindakan membuang sebagian dari bagian tanaman dengan maksud untuk menunbuhkan atau merangsang pembungaan dan pembuahan ke arah yang dikehendaki (Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian, 2005). Pemangkasan
meliputi
pemangkasan
bentuk
dan
pemangkasan
pemeliharaan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk tanaman yang diinginkan dengan maksud untuk membentuk cabang yang ideal sehingga dicapai produktivitas dan mutu buah yang optimal. Selain itu pemangkasan bentuk dilakukan untuk mengatur bentuk tajuk tanaman dan mengurangi kerimbunan, sehingga tanaman tidak terserang hama dan penyakit (Setiawan dan Trisnawati, 1999). Pemangkasan bentuk atau pembentukan arsitektur pohon dimulai dengan memangkas setinggi 30-40 cm dari pangkal batang dan kemudian tunas-tunas yang tumbuh dipilih, disisakan dan dipertahankan 3 tunas/cabang yang tumbuhnya menyebar merata ke semua arah. Pemangkasan bentuk selanjutnya dilakukan dengan menyisakan 3 tunas untuk masing-masing cabang yang akan menjadi kerangka kanopi/tajuk tanaman membentuk pola 1-3-9 (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika, 2010). Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif, dan menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunastunas yang mengarah ke dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman, serta mengurangi resiko serangan OPT (Departemen Pertanian, 2004). Selain itu
5 pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk mengurangi kerimbunan agar sinar matahari masuk kedalam tajuk pohon dan tidak tumbuh tunas-tunas di bawah okulasi atau sambungan sehingga sinar matahari tidak terdistribusi pada seluruh bagian tanaman, hal ini akan mengakibatkan mutu buah tidak terjaga. Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan tunas air, cabang balik, cabang dan ranting yang kering serta lapuk (Setiawan dan Trisnawati, 1999). Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap saat jika kondisi menghendaki atau pemangkasan yang dilakukan bersamaan/ setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman, menjaga kestabilan produksi dan kualitas buah atau untuk peremajaan (Lesmana, 2009). Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga ranting yang telah dipotong akan segera bertunas kembali, jika pemangkasan dilakukan pada waktu tidak ada hujan, sebaiknya tanaman diberi pengairan yang cukup (Sarwono, 1994). Pemangkasan dilakukan secara berkala dengan membuang cabang-cabang yang mati dan wiwilan (Muhammad et al., 2003).
6
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur, dengan ketinggian tempat berkisar antara 900–1500 m dari permukaan laut. Magang dilakukan selama tiga bulan mulai dari 13 Februari 2012 sampai 13 Mei 2012.
Metode Pelaksanaan Metode magang yang digunakan terdiri atas tiga tahap yaitu bekerja aktif secara langsung di lapangan, pengumpulan data atau pengamatan, dan pengkajian data. Magang yang dilakukan selama tiga bulan ini terdiri dari tiga macam kegiatan yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, sebagai pendamping mandor selama tiga minggu, dan sebagai pendamping asisten selama enam minggu. Kegiatan sebagai KHL meliputi pembibitan, pengendalian OPT, pemangkasan, dan menulis serta menghitung prestasi kerja. Kegiatan sebagai pendamping mandor yaitu mengawasi kegiatan yang dilakukan KHL, membantu membuat laporan pekerjaan harian. Kegiatan sebagai pendamping asisten adalah membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja. Pengamatan tetap dilakukan disamping mengikuti kegiatan seperti yang terdapat di atas. Pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan cara bekerja langsung di lapangan yang berkaitan dengan teknik budidaya jeruk dan pengamatan yang terkait dengan materi pendalaman yaitu pemangkasan, wawancara dan diskusi dengan staf, karyawan dan pekerja. Hasil dari pengumpulan data dengan metode langsung ini merupakan data primer. Data primer yang diperoleh berupa prestasi kerja, hasil pengamatan yang terkait dengan pemangkasan dan uraian kegiatan. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen (laporan bulanan, laporan semesteran, tahunan) dan studi pustaka. Data sekunder digunakan untuk melengkapi dan membandingkan serta menguji kebenaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi sejarah, letak administratif, keadaan
7 tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan serta peta lokasi.
Pengamatan Pengamatan pada kegiatan pengelolaan pemangkasan dilakukan dengan mengambil tanaman contoh secara acak sebanyak ≥ 5 % di tiga blok (Blok Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Jumlah tanaman contoh di Blok Strawberry terdiri atas Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, Varietas Pulung sebanyak 10 tanaman dan Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh di Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan terdiri atas 20 tanaman dengan Varietas Batu 55. Parameter yang diamati pada kegiatan magang pengelolaan pemangkasan jeruk meliputi: 1. Kriteria pangkasan Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pemangkasan, diantaranya cabang yang mati dan wiwilan. 2. Kondisi tanaman Kondisi tanaman yang mempengaruhi pemangkasan berupa kesehatan tanaman. 3. Prestasi kerja untuk tenaga kerja pemangkasan Data diambil melalui wawancara dengan mandor dan pengamatan di lapangan. 4. Waktu pemangkasan Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kesesuaian waktu pelaksanaan pemangkasan dengan SOP. 5. Kecepatan tumbuh tunas Pengamatan tumbuh tunas dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman setelah pemangkasan.
Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata, persentase, atau perhitungan matematis sederhana yang kemudian dibandingkan dengan standar kerja kebun.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umun Kebun Blawan sejak awal merupakan Perkebunan Kopi Arabika yang penanaman pertamanya dilaksanakan pada tahun 1894 sebagai milik warga Belanda. Selanjutnya Kebun Blawan mengalami beberapa kali perubahan kepemilikan dan induk perusahaan, antara lain David Birnie Administratie Kantoor (DBAK), Land Bouw Maatschappij Ond Djember (LMOD) tahun 1955, PPN Baru Unit A tahun 1958, Kesatuan Djatim VII tahun 1961, PPN Antan XIII tahun 1963. Pada tahun 1968 berada dalam lingkup P.N.P.XXVI, yang sejak tahun 1972 berubah menjadi PTP XXVI (Persero). Pada tahun 1994 PTP XXVI (Persero) mengalami transisi penggabungan kedalam PTP Kelompok Jawa Timur. Akhirnya sejak tahun 1996 hingga saat ini Kebun Blawan menjadi salah satu unit usaha PTP Nusantara XII (Persero). PTP Nusantara XII (Persero) merupakan hasil peleburan tiga perusahaan Perkebunan aneka tanaman yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, dan PTP XXIX. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 17/1996 yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1996. Pendirian Perusahaan disahkan oleh notaris Harun Kamil, SH dengan akte nomor 45 tanggal 11 Maret 1996, yang dikukuhkan oleh Menteri Kehakiman RI melalui keputusan nomor C.22-834 HT.01. Kebun Blawan berada di kawasan Gunung Ijen yang lokasinya berdekatan dengan Kebun Kopi Arabika PTPN XII (Persero) lainnya, yaitu Kebun Kalisat/Jampit, Kebun Pancur/Angkrek, dan Kebun Kayumas. Lokasi Kebun Blawan berada di wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Propinsi Jawa Timur. Jarak dari Sempol sekitar 8 km, dari kota Bondowoso 60 km, Banyuwangi 47 km, dan dari Surabaya 298 km. Ketinggian tempat berada pada kisaran 900 – 1,500 m dari permukaan laut. Areal konsesi Kebun Blawan seluas 4,751 ha, terdiri dari areal tanaman Kopi Arabika 1,869.67 ha, TTI (Tanaman Tahun Ini) Kopi Arabika 288 ha, sengon 611.81 ha, Mindi 552.93 ha Akasia 255 ha, Gamelina 3.98 ha , Pinus 2.50 ha, 5 ha Strawberry serta areal cadangan, emplasement, jalan, sungai, jurang
9 dan lain-lain seluas 1,167.56 ha. Seluruh areal tersebut terbagi dalam sembilan wilayah Afdeling, yaitu Besaran, Plalangan, Kalisengon, Kaligedang, Girimulyo, Sumberejo, Gunung Blau, Watu Capil, Gending Waloh. Peta Kebun Blawan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan peta Afdeling Besaran dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada tahun 2008, Kebun Blawan mulai mengusahakan tanaman jeruk sebagai tanaman sela kopi atau tumpangsari dengan kopi. Luas areal yang digunakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yaitu 144.64 ha. Seluruh areal tersebut terbagi ke dalam tujuh Afdeling, yaitu Afdeling Besaran seluas 20.56 ha, Adeling Plalangan seluas 96.54 ha, Afdeling Kali Sengon 1.20 ha, Afdeling Kali Gedang seluas 3.12 ha, Afdeling Giri Mulyo seluas 7.19 ha, Afdeling Gunung Blau 5.20 ha dan Afdeling Sumberejo seluas 10.83 ha.
Iklim, Tanah dan Tanaman Iklim di Kebun Blawan menurut Schmidt dan Fergusson termasuk D sampai E. Suhu rata-rata maksimum 23 oC dan minimum 10 oC. Curah hujan ratarata berkisar antara 1,000-2,200 mm/tahun. Kelembaban di Kebun Blawan antara 57-70 %. Jenis tanah umumnya adalah seri Andosol. Keadaan iklim di Kebun Blawan Bulan Januari-Mei tahun 2007-2011 tersaji dalam Tabel 1. Data curah hujan lima tahun terakhir menunjukan curah hujan terbesar terjadi di tahun 2010 yaitu 2,186 mm/tahun. Data keadaan iklim Bulan Januari sampai April 2012 dapat dilihat pada Tabel 2 dan data curah hujan untuk sebelas tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 1. Keadaan iklim Kebun Blawan bulan Januari-Mei 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Curah Hujan (mm/tahun) 1,092 1,608 989 2,186 1,068
Unsur Klimatologi Kelembaban Hari Hujan (%) 77 66 108 60 88 61 170 66 105 59
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Suhu (oC) 13 19 18 13 19
10 Tabel 2. Keadaan iklim Kebun Blawan bulan Januari-Mei 2012 Bulan Januari Februari Maret
Unsur Klimatologi Curah Hujan Hari Hujan (hari) ..........(mm/tahun)........... .................(hari).................. 296 22 278 16 258 19
April 94 Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
7
Tabel 2 menunjukan adanya penurunan curah hujan dari bulan ke bulan yang menyebabkan adanya perbedaan waktu tumbuh tunas antara pangkas bulan Februari 2012 dan bulan April 2012. Jeruk merupakan komoditas yang masih dikembangkan. Kultivar dan jenis jeruk yang dikembangkan di Kebun Blawan terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan tahun 2012 Tahun Tanam 2008
Jumlah 2009 Jumlah 2010
Afdeling Besaran
Keprok Trigas Keprok Pulung Keprok Batu 55
Plalangan Kali Sengon
Keprok Batu 55 Keprok Pulung
Besaran Plalangan
Keprok Batu 55 Keprok Batu 55 Soe Gayo Gommun Ponkam Garut Koleksi Keprok Batu 55 Keprok Batu 55 Keprok Batu 55
Kali Gedang Giri Mulyo Gunung Blau Jumlah 2012
Varietas
Besaran Giri Mulyo Sumberejo
Jumlah Total Populasi Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Garut Garut Garut Trigas
Populasi .......(pohon)....... 258 141 264 663 3,024 300 3,324 2,220 9,761 3,370 2,498 186 1,979 2,216 84 780 1,300 1,300 25,694 5,000 1,050 4,600 1,400 12,050 41,731
11 Tanaman jeruk yang dikembangkan di Kebun Blawan sebagian besar belum menghasilkan, tanaman jeruk yang sudah menghasilkan baru terdapat di Afdeling Besaran. Data produksi jeruk dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi jeruk Kebun Blawan tahun 2011-2012 Tahun Panen 2011
2012
Panen per bulan Juni Juli Oktober Desember Februari April
Luas areal (ha)
Produksi (kg)
0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
Mei
164 10 10 176 162 332.2 1255.6 1777.6
Total Produksi
Produktivitas (kg) 309.4 18.9 18.9 332.1 305.7 626.8 2,369.6 3,353.9
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Areal pertanaman jeruk di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, terbagi ke dalam enam blok, yaitu Blok Strawberi, Blok C, Blok Blawan Ulangan, Blok Manager, Blok Lorong Anyar 1, dan Blok Lorong Anyar 2. Data inventaris tanaman jeruk Afdeling Besaran dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Populasi tanaman jeruk Afdeling Besaran, Kebun Blawan Tahun Tanam 2010 2010 2010 2010 2008
2010 2012 2012 2010
Blok C Blawan Ulangan Lorong Anyar 1 Lorong Anyar 2 Strawberry
Strawberry
Manajer
Kultivar Keprok Batu 55 Keprok Batu 55 Keprok Batu 55 Keprok Batu 55 Trigas (TM) Pulung Pulung-Trigas Japanese Citrus X (belum teridentifikasi) Komun Keprok Batu 55 Garut Trigas Keprok Batu 55
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Populasi (pohon) 448 488 714 174 267 186 22 19 4 1 236 171 14 146
12 Aspek Manajerial Kebun Blawan, PTPN XII dipimpin oleh seorang manajer kebun. Manajer mengelola kebun berdasarkan rencana yang terdiri dari sembilan afdeling, kebijakan dan peraturan yang ditetapkan direksi manajer kebun dalam menjalankan tugasnya merupakan sistem organisasi yang membagi wewenang dan tanggung jawab di dalam setiap tingkat. Wewenang dan tanggung jawab tersebut
menjadi tanggung jawab dan sekaligus memberi wewenang untuk
menentukan kebijakan mengenai tugas yang dilaksanakan. Manajer kebun dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten tanaman. Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor dalam melaksanakan tugasnya di lapangan. Struktur organisasi Kebun Blawan dapat dilihat pada Gambar 1. Manajer
Wakil Manajer
PJS Asisten
Asisten Tanaman
Juru Tulis
Asisten Teknologi dan pengolahan pabrik
Asisten Akuntansi
Mandor Besar
Staf
Mandor Gambar 1. Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII Asisten Tanaman. Asisten tanaman merupakan kepala afdeling yang bertugas mengelola afdeling. Kegiatan pengelolaan kebun ini meliputi perencanaan sampai evaluasi. Asisten tanaman dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh mandor besar dan mandor. Kegiatan yang dilakukan asisten tanaman
13 dalam mengelola afdelingnya mencakup POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluating). Perencanaan (planning) dilakukan oleh asisten tanaman dengan membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Rencana kerja ini dibuat oleh asisten tanaman dan dibantu mandor besar serta disetujui oleh manajer kebun. RKAP berupa rancangan
kegiatan yang akan dilakukan satu tahun, waktu
pelaksanaan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, volume bahan ( misalnya banyaknya
pupuk dan pestisida), dan volume bahan. RKAP kemudian akan
diringkas menjadi PPAP (Program Permintaan Anggaran Perusahaan) yang merupakan rancangan kegiatan yang akan dilakukan serta dana yang dibutuhkan selama 3 bulan. PPAP akan diringkas kembali menjadi otorisasi, yaitu kegiatan serta dana yang akan dialokasikan selama 1 bulan kedepan. Asisten tanaman dalam menjalankan tugasnya berkewajiban untuk mengatur (organizing) kegiatan yang akan dilakukan agar sesuai dengan otoritas. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan, asisten tanaman tidak selamanya harus mengikuti otoritas jika dalam keadaan darurat. Asisten tanaman harus mengutamakan atau memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting, meskipun pekerjaan tersebut tidak termasuk ke dalam otoritas. Misalkan pada saat kunjungan Balitjestro ke kebun, Balitjestro menyarankan agar segera dilakukan penjarangan buah dikarenakan buah yang dihasilkan terlalu kecil, maka pekerjaan pada hari berikutnya akan dilakukan penjarangan buah (prioritas pekerjaan). Pelaksana
kegiatan
(actuating)
di
lapangan,
asisten
tanaman
mendelegasikan kepada bawahanya untuk melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan.
Asisten tanaman juga harus melakukan pengawasan (controlling)
kepada para bawahannya mengenai pekerjaan yang dilakukan, agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tugas yang terakhir yaitu asisten tanaman melakukan evaluasi (evaluating). Kegiatan evaluasi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilakukan agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik dari kegiatan sebelumnya. Selama menjadi pendamping asisten tanaman, penulis tidak sepenuhnya mengikuti kegiatan sacara keseluruhan dikarenakan komoditas yang diusahakan di
14 afdeling bermacam-macam. Namun penulis tetap mempelajari dan mengikuti kegiatan manajerial, seperti kegiatan administrasi dan inventaris tanaman. Kegiatan menjadi pendamping asisten dilakukan selama 6 minggu. Mandor Besar. Mandor besar merupakan mandor kepala yang bertugas membantu asisten tanaman dalam menjalankan kewajibannya. Mandor besar dibantu oleh mandor-mandor dan bertanggung jawab atas pekerjaannya kepada asisten tanaman. Mandor besar juga bertugas mengkoordinasikan pengawasan pekerjaan yang dilakukan oleh para mandor serta mengurus pengajuan permintaan pupuk dan pestisida yang dibutuhkan oleh mandor. Mandor besar dalam pelaksaan kegiatan di lapangan bertugas untuk menginstruksikan kepada para mandor mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan otoritas, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi kebun (prioritas pekerjaan). Selain itu mandor besar juga bertugas mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan, seperti menghentikan, meneruskan atau mengalihkan jenis pekerjaan atau lokasi (blok dan nomor kebun) sesuai dengan kondisi kebun. Setelah pekerjaan di lapangan selesai, mandor besar melanjutkan pekerjaannya di kantor afdeling, seperti bertukar informasi dengan pekerja yang lain serta mengadakan evaluasi terhadap hasil kerja. Mandor besar bertugas membuat laporan harian yang dibuat setiap hari pada saat apel pagi. Laporan ini berisi tentang jenis pekerjaan yang dilakukan serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Laporan ini diserahkan kepada juru tulis afdeling untuk direkapitulasi. Penulis tidak menjadi pendamping mandor besar selama mengikuti kegiatan magang, namun penulis sewaktu-waktu membantu mandor besar dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan. Mandor. Pelaksanaan kegiatan di lapangan akan berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan jika sumber daya manusia (SDM) yang ada dilapangan bekerja dengan baik. Oleh karena itu pengawasan terhadap tenaga kerja lapangan perlu untuk dilakukan. Mandor bertugas untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh para tenaga kerja lapangan. Selain itu mendor juga bertugas untuk menginstruksikan pekerjaan yang akan dilakukan kepada para karyawan, serta memberikan contoh pekerjaan yang dilakukan dengan benar dan meluruskan pekerjaan yang salah.
15 Laporan mandor diisi setiap hari, laporan ini berisi jenis pekerjaan yang dilakukan, hasil pekerjaan yang didapat pada hari itu, prestasi kerja, jumlah tenaga kerja, dan absensi pekerja. Laporan tersebut diserahkan kepada jutu tulis afdeling untuk direkap dalam buku asisten dan sebagai bahan pembuatan laporan harian di kantor induk kebun. Kegiatan pemangkasan dilakukan sesuai dengan otoritas yang telah dibuat, namun dalam pelaksanaannya kegiatan pemangkasan yang dilakukan tidak dilakukan secara tuntas. Hal ini dikarenakan keadaan kebun dan adanya pekerjaan yang diprioritaskan oleh kebun (pekerjaan darurat). Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor adalah membantu dalam pengawasan kegiatan pelaksanaan, membantu dalam membagi pekerjaan dan membantu menyusun rencana kerja operasional (RKO). Karyawan Harian Lepas (KHL). Kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh
KHL
antara
lain
perbaikan
tanaman,
pemupukan,
pemangkasan,
pengendalian OPT, pengairan, dan panen. Upah 1 HOK sebesar Rp. 19,000. Upah tambahan diberikan bila diadakan jam kerja tambahan atau lembur, dan diberikan upah sebesar Rp. 9,500 per 4 jam. Gaji KHL diberikan setiap dua minggu sekali. Penulis selama menjadi KHL mengerjakan pekerjaan yang ada di lapangan, seperti pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, pengisian polybag, dan panen. Tenaga kerja di Kebun Blawan terbagi kedalam dua jenis yaitu karyawan tetap dan karyawan harian lepas atau KHL. Karyawan harian tetap terbagi kedalam empat golongan yaitugolongan A, B, C, dan D. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan dapa dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan 2012 Golongan IA ID-IID IIIA-IVD KHL Total Sumber : Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Jumlah 40 65 10 3,106 3,221
16 Jumlah jam kerja yang berlaku di lapangan (Kebun Blawan), yaitu 6 jam kerja setiap harinya, kecuali hari Jumat jam kerja hanya 4,5 jam. Asisten dan para mandor melakukan pra roll pukul 05.15 di kantor afdeling untuk merencanakan atau menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah pra roll selesai, karyawan diharuskan untuk mengikuti roll pagi. Kegiatan yang dilakukan selama roll pagi adalah mengecek kehadiran tenaga kerja dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan dikebun.
Budidaya Jeruk di Kebun Blawan Pembibitan Pembibitan yang dilakukan masih berskala kecil. Bibit yang digunakan pada awal tanam adalah bibit bersertifikat atau berlabel yang berasal dari Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika). Penggunaan bibit bersertifikat dari Balitjestro merupakan salah satu prosedur pengadaan bibit jeruk PTPN XII. Prosedur pengadaan bibit terdapat pada Gambar 2. Direksi Balitjestro
Kebun Untuk Kesesuaian Lahan
Jenis Jeruk
Balitjestro
Bibit Jeruk Bebas Penyakit
Bibit Jeruk diterima Kebun
Gambar 2. Prosedur pengadaan bibit Sumber: PTPN XII, 2010
Pembuatan Bibit Sertifikasi Bibit Jeruk
17 Bibit yang digunakan meskipun masih berasal dari Balitjestro, namun pembibitan tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit sulaman. Bibit yang dihasilkan ini akan digunakan untuk penyulaman. Metode yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman adalah dengan metode stek sambung dan sambung stek. Batang atas yang digunakan untuk perbanyakan Keprok Madu Terigas karena varietas ini memiliki permintaan pasar yang cukup besar dan untuk batang bawah menggunakan Japanese citrus (JC) karena memiliki perakaran yang kuat serta tahan terhadap hama penyakit yang ada dalam tanah. Perbanyakan dengan metode stek sambung menggunakan beberapa alat dan bahan, diantaranya adalah pisau okulasi, gunting pangkas, dan plastik polyetheylene. Perbanyakan dengan metode sambung stek menggunakan bahan tambahan disamping plastik yaitu Rooton F. Gambar alat dan bahan yang digunakan dalam stek sambung dan sambung stek dapat dilihat pada Gambar 3.
a
b
c
d
Gambar 3. Alat dan bahan stek sambung dan sambung stek : a) Pisau okulasi, b) Gunting pangkas, c) Plastik polyethilen, d)Rooton F Pelaksanaan di lapangan penstrerilan peralatan tidak dilakukan dengan pertimbangan efisiensi biaya dan waktu. Menurut SOP PTPN XII menyatakan bahwa alat-alat ini sebelum digunakan harus disterilkan terlebih dahulu karena sterilisasi alat merupakan salah satu pengendalian penyakit pada pembibitan
18 secara preventif. Pisau dan gunting sebelum dan sesudah digunakan pada kegiatan okulasi harus dicelup atau dibasahi dengan alkohol 70 % atau klorox 10 %. Langkah-langkah stek sambung adalah penyiapan batang bawah, penyiapan batang atas, pembelahan batang bawah, penempelan dan pengikatan. Batang bawah dipilih dengan batang yang lebih besar dari batang atas. Pemilihan batang atas yang baik yaitu dengan melihat mata tunas yang tumbuh diketiak daun, mata tunas yang baik yaitu mata tunas yang masih hijau dan terbelah, sedangkan mata tunas yang berwarna coklat dan tertutup merupakan mata tunas tidur. Mata tunas tidur tidak akan tumbuh meskipun kondisi memungkinkan untuk terjadinya pertumbuhan tunas. Batang atas yang sudah disediakan kemudian disambungkan dengan batang bawah, setelah itu dilakukan pengikatan dari bawah ke atas dengan rapat, untuk mencegah air masuk ke dalam sambungan tersebut, jika air masuk ke dalam sambungan, maka sambungan akan busuk. Pembibitan yang dilakukan di Afdeling Besaran dapat dilihat pada Gambar 4.
a
b
Gambar 4. Pembibitan di Afdeling Besaran, a) Hasil stek sambung, b) Penyungkupan hasil stek Perbedaan pembibitan metode stek sambung dan sambung stek terletak pada ada atau tidaknya akar pada batang bawah. Batang bawah yang digunakan dalam metode stek sambung memiliki akar, sedangkan pada metode sambung stek batang bawah tidak memiliki akar, oleh karena itu untuk merangsang pertumbuhan akar, maka diberikan rooton F pada batang bawah dengan cara dicelupkan. Presentase tumbuh dengan metode stek sambung adalah 80% dan dengan metode sambung stek 60%. Persentase tumbuh dengan menggunakan metode stek sambung lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan
19 sambung stek. Hal ini dikarenakan perbanyakan dengan metode sambung, batang bawah sudah memiliki akar, sehingga translokasi hara lebih baik. Tenaga kerja untuk melakukan kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif ini memerlukan keahlian yang khusus. Pekerja mampu melakukan stek sambung sebanyak 50 bibit dan sambung stek sebanyak 100 bibit per hari, tidak ada standar kerja untuk kegiatan ini dikarenakan pembibitan yang dilakukan masih berskala kecil.
Perbaikan Tanaman Perbaikan tanaman dalam budidaya jeruk dilakukan karena beberapa faktor, diantaranya adalah kemampuan tumbuh dan produksi yang kurang baik serta adanya permintaan pasar yang berbeda terhadap varietas jeruk tertentu. Penggantian Varietas Pulung menjadi Keprok Madu Terigas merupakan perbaikan tanaman yang dilakukan di Afdeling Besaran. Perbaikan tanaman ini didasarkan atas permintaan pasar Keprok Madu Terigas yang lebih besar. Teknik perbaikan tanaman ini menggunakan teknik “Top Working” dengan metode sambung tusuk. Top Working adalah teknologi perbanyakan yang dilakukan pada tanaman/pohon dewasa yang sudah mempunyai perakaran yang cukup kuat. Teknik ini dapat dilakukan secara grafting (penyambungan) dan okulasi (penempelan) (PTPN XII, 2010). Metode yang digunakan di Afdeling Besaran adalah metode okulasi. Batang dari tanaman jeruk varietas pulung disambung dengan Keprok Madu Terigas dengan tanpa memotong tajuk Pulung. Alat-alat yang digunakan adalah pisau okulasi, gunting dan plastik. Langkah-langkah teknik sambung tusuk yaitu penyiapan batang atas, membuat torehan huruf T, buat torehan tambahan diatas torehan agar hasil sambung terlihat rapi. Batang atas ditusukan pada torehan huruf T tersebut, kemudian hasil sambungan diikat dengan plastik, ikatan plastik harus tertutup rapi agar air tidak masuk dalam sambungan sehingga tidak terjadi pembusukan. Hasil sambungan akan terlihat berhasil atau tidak setelah sambungan tersebut berumur satu bulan. Langkah-langkah penyambungan dapat dilihat pada Gambar 5.
20
a
b
c
Gambar 5. Langkah-langkah penyambungan, a) Pembuatan torehan, b) Penempelan batang atas, c) Pengikatan Kegiatan top working ini merupakan kegiatan yang memerlukan keahlian. Kegiatan perbaikan tanaman perusahaan tidak memiliki standar prestasi kerja, dalam kegiatan di lapangan satu orang tenaga kerja dapat menyambung 25 tanaman, hal ini dikarenakan dalam satu pohon semua batang sekunder harus disambung atau disesuaikan dengan keadaan tanaman.
Penyulaman Tanaman Penyulaman tanaman harus dilakukan untuk menjaga populasi agar tetap sama. Penyulaman dilakukan jika terdapat tanaman yang mati ataupun tanaman yang terserang hama penyakit yang berbahaya, misalnya penyakit Phytopthora. Prosedur penyulaman sama seperti penanaman, yaitu pembuatan lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, penyiapan bibit dan penyiapan pupuk kandang ± 30 kg. Tanah galian dicampur dengan sebagian pupuk kandang, sebagian pupuk kandang yang tersisa dimasukkan ke dalam lubang tanam. Saat penanaman bibit jeruk dasar polybag dipotong ± 1 cm dengan menggunakan sabit atau pisau agar akar jeruk yang melingkar pada dasar polybag terpotong. Penanaman dilakukan dengan cara setengah bagian polybag berada dibawah permukaan tanah dan setengah lainnya diatas permukaan tanah. Polybag ditarik keatas setelah ditempatkan pada lubang tanam diikuti penimbunan tanah sampai menutup media tanam sehingga membentuk bumbunan. Penimbunan tanah tidak dilakukan melebihi bidang pertautan batang bawah dengan batang atas karena untuk menghindari serangan Phytopthora pada batang atas. Kegiatan penyulaman
21 tanaman dapat dilihat pada Gambar 6. Prestasi kerja berdasarkan SOP, 1 HOK mampu menyulam sebanyak 25 tanaman.
a
b
Gambar 6. Kegiatan penyulaman tanaman, a) Penanaman, b) Pembumbunan tanah Pengairan Pengairan diperlukan jika kebutuhan air tanaman tidak tercukupi oleh air hujan atau curah hujan rendah (musim kemarau). Pengairan di Afdeling Besaran dilakukan secara manual menggunakan selang dengan menyiram satu per satu tanaman. Air yang digunakan berasal dari sumber mata air. Disekitar petakan blok terdapat saluran air yang dimaksudkan untuk membuang kelebihan air. Gambar 7 merupakan kegiatan penyiraman yang dilakukan di Kebun Blawan.
Gambar 7. Kegiatan penyiraman tanaman jeruk Kegiatan menyiram dalam SOP hanya diterapkan pada TBM, namun dalam praktik di lapangan, pada TM juga dilakukan penyiraman. Berdasarkan SOP, 1 HOK mampu menyiram 100 pohon untuk TBM, pada realisasi di lapangan pekerja mampu menyiram sebanyak 103 pohon. Prestasi kerja untuk kegiatan
22 penyiraman sudah tercapai, hal ini karena air untuk menyiram tersedia, sehingga memudahkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Pemupukan Persiapan pemupukan. Kegiatan yang dilakukan sebelum pemupukan adalah persiapan pemupukan (persipu), yaitu pembersihan areal piringan pohon atau kesrik serta pembuatan alur pupuk disekeliling pohon. Alur pupuk yang dibuat di Afdeling Besaran, Kebun Blawan berbentuk lingkaran dan persegi. Berdasarkan SOP 1 HOK pekerja mampu melakukan kesrik 100 pohon, namun pada kegiatan di lapangan kegiatan kesrik dan pembuatan alur pupuk dilakukan bersamaan sehingga 1 HOK mampu melakukan persipu sebanyak 50 tanaman. Praktek di lapangan pekerja hanya mampu melakukan persipu sebanyak 34 tanaman, hal ini dikarenakan pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang cukup berat karena membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Jenis pupuk. Pemupukan efektif
mengikuti konsep „Empat T‟, yaitu
Tepat jenis, Tepat dosis, Tepat cara, dan Tepat waktu. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terbagi kedalam dua jenis, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan oleh tanaman dalam dosis yang banyak, contohnya adalah unsur N, P, dan K, dan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang kecil, misalnya Cu, Mn, dan Zn. Pemupukan yang dilakukan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan terdiri atas pemupukan unsur hara makro dan mikro, yang meliputi pemupukan unsur N, P, K, Cu, Mn dan Zn. Jenis pupuk yang diaplikasikan merupakan pupuk organik dan anorganik, pupuk organik berupa pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing dan pupuk anorganik berupa pupuk tunggal (N, P, K, Cu, Mn, dan Zn) dan pupuk daun serta costombio. Pupuk daun merupakan pupuk dengan kandungan N, P2O5, K2O, MgO, Ca, Mn, Zn, S, Fe, Cu, B, Mo, dan Co. Aplikasi pupuk. Sebelum melakukan aplikasi pemupukan dilakukan terlebih dahulu pencampuran pupuk atau bland. Pencampuran pupuk dilakukan dengan mencampurkan semua pupuk yang akan diaplikasikan menjadi satu dengan tujuan untuk mempermudah pekerja dalam aplikasi. Pekerja mampu
23 mencampur pupuk sebanyak 500 kg/HOK, dalam SOP tidak terdapat prestasi kerja untuk bland atau pencampuran pupuk. Aplikasi pupuk dapat dilakukan melalui tanah, daun dan batang. Pupuk kandang, urea, SP-36 dan KCl diaplikasikan melalui tanah dengan cara dibenamkan dialur pupuk yang telah dibuat sebelumnya dan ditutup dengan tanah kembali. Penutupan pupuk dengan tanah dilakukan dengan membuat lubang baru disamping alur pupuk, lubang ini akan menjadi alur pupuk pada saat pemupukan berikutnya. Kegiatan tersebut bertujuan agar daerah serapan hara meluas, sehingga akan meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara. Pupuk Cu, Mn dan Zn dapat diaplikasikan melalui tanah dengan cara dibenamkan (dicampur dengan NPK), melalui daun dengan cara disemprotkan atau diaplikasikan dengan cara mencampur pupuk tersebut dengan
bubur
kalifornia. Aplikasi pupuk daun, pupuk hayati, dan pupuk tunggal mikro (Cu, Mn, dan Zn) yang diaplikasikan melalui daun, dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk tersebut dengan air kemudian disemprotkan dengan menggunakan alat semprot. Prestasi kerja untuk aplikasi pupuk kandang tidak terdapat pada SOP, 1 HOK mampu melaksanakan pemupukan sebanyak 16-20 pohon/HOK. Sedangkan prestasi kerja untuk memupuk daun dan hayati 1 HOK mampu menyemprot 1 ha, namun praktik di lapangan dalam 1 HOK mampu melaksanakan 0.75 ha. Kemampuan pekerja dibawah prestasi kerja dikarenakan luas areal seluas 1,5 ha dikerjakan oleh dua pekerja, jadi masing-masing tenaga kerja mengerjakan atau menyemprot 0,75 ha. Aplikasi pupuk dapat dilihat pada Gambar 8.
a
b
Gambar 8. Aplikasi pemupukan, a) Pupuk kandang, b) Pupuk Cu, c) Pupuk daun dan costombio
c
24 Dosis pupuk dan waktu pemupukan. Pedoman pemupukan dalam teknik budidaya ada dua yaitu pemupukan dengan rekomendasi berdasarkan umur tanaman dan berdasarkan produksi (SOP PTPN XII, 2010). Rekomendasi pemupukan berdasarkan umur tanaman dapat dilihat pada Tabel 7. Namun dalam aplikasinya pemupukan yang dilakukan tersaji ke dalam Tabel 8. Tabel 7. Rekomendasi pemupukan berdasarkan umur tanaman Pupuk Urea SP-18 ZK ................(g/pohon)............... 20 20 10 60 50 20 100 75 30 150-200 100-150 50 200-300 150-200 75-100 Berdasarkan jumlah produksi
Umur (tahun) 0-1 1-2 2-3 3-4 4-5 >5
Aplikasi/tahun
Pupuk Kandang
6 4 3 2 2 2
.......(kg/phn)....... 20 20 30 40 40 40-60
Sumber: SOP Budidaya Jeruk PTPN XII
Tabel 8. Aplikasi dan dosis pemupukan di Afdeling Besaran Umur (tahun) 0-1 1-2 2-3
Pupuk Urea SP-18 ZK .........(g/pohon)......... 60 50 20 60 50 20 150-200 100-150 50
Aplikasi/tahun
Pupuk Kandang
3 3 2
.......(kg/phn)....... 20 20 40
Sumber: SOP Budidaya Jeruk PTPN XII
Berdasarkan SOP kebun, waktu pemupukan anorganik pada TM dan TBM dilakukan pada bulan April, namun pemupukan di Afdeling Besaran baru bisa terlaksana pada bulan Mei. Ketidaktepatan waktu pemupukan dikarenakan tidak tersedianya pupuk pada bulan April. Dosis pupuk Cu, Mn dan Zn yang digunakan sebesar 5 g/pohon yang diaplikasikan setiap empat bulan sekali untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan 10 g/pohon untuk TM (Tanaman Menghasilkan) yang diaplikasikan setiap enam bulan. Konsentrasi pupuk daun dan hayati yaitu 1 g/l air., dengan dosis yang digunakan 72 g/ha. Aplikasi pupuk daun dan costombio dilakukan satu bulan sekali.
25 Alat yang digunakan dalam menentukan takaran memupuk per tanaman yaitu dengan menggunakan ember atau karung untuk pupuk organik dan sendok takar berukuran 5 g.
Pemangkasan Pemangkasan di Afdeling Besaran mencakup pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan serta wiwil. Pemangkasan bentuk dilakukan pada TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada TM (Tanaman Menghasilkan) serta wiwil dilakukan pada TBM dan TM. Pemangkasan bentuk. Pemangkasan bentuk mulai diterapkan pada tanaman tahun pertama yang tingginya sudah melebihi 75 cm. Pucuk akan dipangkas menjadi setinggi ± 60cm yang kemudian akan dipelihara 4-5 tunas. Tunas yang dipelihara tersebut akan menjadi cabang yang kemudian akan dipilih 3 cabang utama baik yang akan dipertahankan. Kegiatan pemangkasan dapat dilihat pada Gambar 9. Hasil dari pemangkasan bentuk di Afdeling Besaran (pada tanaman TM) tidak semua tanaman mengikuti pola (1-3-9), hal ini disesuaikan dengan keadaan dan kondisi tanaman. Pemangkasan
pemeliharaan.
Pemangkasan
pemeliharaan
hanya
dilakukan pada pohon produktif. Pemangkasan pemeliharaan pohon jeruk produktif bertujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif tanaman dan untuk melaksanakan sanitasi kebun. Dalam pemangkasan pemeliharaan bagian tanaman yang dibuang adalah cabang yang tidak produktif, seperti cabang balik, tangkai bekas buah, dan cabang atau ranting yang sakit. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah panen. Wiwil. Pemangkasan wiwilan atau wiwil dilakukan juga pada TBM selain dari pemangkasan bentuk. Wiwil dilakukan untuk membuang tunas-tunas air yang tumbuh di batang bawah, karena petumbuhan tunas batang bawah lebih cepat dari pada batang atas. Wiwil juga dilakukan untuk menghindari cabang batang bawah lebih besar dari pada batang atas, yang dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu wiwil dilakukan dua bulan sekali. Pada cabang atau ranting bekas pangkasan tumbuh tunas baru, tunas baru tersebut
26 tumbuh pada 4 MSP. Kegiatan pemangkasan yang dilakukan disajikan pada Gambar 9.
a
b
c
Gambar 9. Pemangkasan, a) Bentuk dan wiwil, b) Pemeliharaan, c) Tunas yang baru tumbuh setelah pemangkasan. Alat pangkas. Pemangkasan pemeliharaan, bentuk, maupun wiwil memerlukan alat. Alat-alat yang digunakan dalam pemangkasan yaitu gunting pangkas, tangga dan gunting pangkas tarik yang dapat digunakan untuk mempermudah pemangkasan pohon yang sudah tinggi. Gunting pangkas tarik dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Gunting pangkas tarik
Penjarangan Buah Pada pohon jeruk yang berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan agar pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga (SOP PTPN XII). Penjarangan buah dilakukan pada buah saat berukuran seperti kelereng, namun jika buah masih terlalu lebat maka dipilih buah sekitar umur 4 bulan dari pembungaan. Kegiatan penjarangan buah, 1 HOK mampu
27 menjarangkan sebanyak 25 pohon, tidak ada standar prestasi kerja berdasarkan SOP untuk kegiatan ini. Kegiatan penjarangan buah terdapat pada Gambar 11.
a
b
Gambar 11. Penjarangan buah, a) Sebelum dijarangkan, b) Setelah dijarangkan Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun), yang paling kecil dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Dalam satu tangkai utama buah yang ditinggalkan hanya 2-3 buah atau disesuaikan dengan kondisi tanaman. Penjarangan buah menggunakan alat yang sama dengan pemangkasan yaitu gunting pangkas (Gambar 1b).
Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan segala sesuatu yang dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. OPT meliputi hama, penyakit, dan gulma. Pengendalian gulma. Pengendalian gulma terdiri dari dua jenis, yaitu pengendalian gulma secara manual dan secara kimiawi. Pengendalian gulma yang dilakukan di Afdeling Besaran dilakukan secara manual. Gulma yang terdapat di Afdeling Besaran seperti Ageratum conyzoides, Cyperus roduntus, dan lain-lain. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah parang serta cangkul. Pengendalian tidak dilakukan secara kimiawi karena dikhawatirkan akan merusak akar serta akan berbahaya bagi kesehatan manusia, dikarenakan varietas jeruk yang dikembangkan merupakan varietas jeruk dengan periode berbuah bertahap. Prestasi kerja untuk kegiatan pengendalian gulma secara manual berdasarkan SOP adalah 0.2 ha, namun pada kegiatan di lapangan, 1 HOK mampu melaksanakan 0.19 ha. Prestasi kerja untuk kegiatan ini hampir mendekati standar kebun.
28 Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit di dilakukan secara berkala dan tidak berdasarkan ambang batas. Serangan hama (Gambar 12) dan penyakit (Gambar 13) diantaranya adalah ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp.), Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), thrips (Scirtotfrips citri.), lalat buah (Dacus sp.), Ulat daun (Papilio demolion), kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), embun jelaga (Odidium sp.), antraknosa (Colletotrichum gloeosoprioides Penz.), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri)
a
b
c
d
e
f
g Gambar 12. Contoh gejala serangan hama pada jeruk, a) Lalat buah (Dacus sp.), b) Trips (Scirtotfrips citri.), c) Tungau (Tenuipalsus sp.), d) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), e) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), f) Ulat daun (Papilio demolion), f) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
29
a
b
c
Gambar 13. Contoh gejala serangan penyakit pada jeruk, a) Antraknosa (Colletotrichum gloeosoprioides Penz.),b) Kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri), c) Embun jelaga (Odidium sp.)
Jadwal pengendalian OPT minggu pertama dilakukan penyemprotan dengan deterjen. Deterjen yang digunakan berupa sabun cream. Deterjen ini merupakan bahan untuk mengendalikan hama (kutu sisik) serta penyakit (embun jelaga). Minggu kedua dilakukan aplikasi bubur kalifornia. Bubur kalifornia merupakan bubur dengan campuran kapur sebanyak 4 kg untuk TM dan 2 kg untuk TBM, belerang sebanyak 2 kg untuk TM dan 1 kg untuk TBM, serta Cu sebanyak 20 g. Bubur kalifornia dapat ditambah pupuk Cu atau tidak. Bubur kalifornia ini digunakan untuk mengendalikan hama kutu sisik. Minggu ketiga dilakukan pengendalian hama menggunakan insektisida dengan bahan aktif alfametrin konsentrasi 15 g/l dengan dosis 150 cc/ha, profenofos
konsentrasi bahan aktif 500 g/l dengan dosis 150 cc/ha atau
imidacloprid konsentrasi 200 g/l dengan dosis 150 cc/ha. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara menyemprot dengan alat penyemprotan berupa sprayer punggung. Insektisida dengan bahan aktif alfametrin digunakan untuk mengendalikan
kutu
daun,
profenofos
merupakan
bahan
aktif
untuk
mengendalikan ulat peliang daun dan bahan aktif imidacloprid digunakan untuk mengendalikan ulat peliang daun, kutu daun, trips, dan kutu sisik. Kegiatan pengendalian penyakit dilakukan pada minggu ke empat dengan menggunakan fungisida propineb konsentrasi 700 g/l dengan dosis 75 g/ha. Bahan aktif ini digunakan untuk mengendalikan penyakit jamur. Selain dilakukan
30 pengendalian secara kimia, pengendalian hama juga dilakukan secara mekanis seperti pemangkasan cabang yang sakit. Kegiatan pengendalian OPT yang lain yaitu penegendalian lalat buah, apid dan tungau. Pengendalian lalat buah dilakukan dengan cara membuat perangkap yang terbuat dari botol bekas air mineral. Di dalam perangkap diberi cairan petrogenol, petrogenol ini merupakan cairan yang mirip dengan cairan yang dikeluarkan oleh lalat betina. Prinsip pengendalian menggunakan petrogenol yaitu lalat jantan dikelabui dengan adanya cairan petrogenol sehingga lalat jantan masuk ke dalam perangkap. Cairan petrogenol ini disuntikan ke kapas yang berada di dalam perangkap sebanyak ±1 ml. Monitoring hama dan penyakit dilakukan di Afdeling Blawan dengan sebutan EWS (Early Warning System) yang dilakukan setiap hari untuk mengetahui perkembangan hama dan penyakit. Setelah diketahui pola perkembangan penyakit, kegiatan EWS akan dilakukan sesuai dengan pola perkembangan hama dan penyakit. Kegiatan EWS ini dilakukan dengan mengambil contoh tanaman. Hama penting yang perlu dikendalikan adalah apid. Apid ini dianggap hama yang penting karena apid merupakan vektor penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Penyakit CVPD merupakan penyakit yang sampai saat ini belum diketahui cara pengendaliannya. Monitoring apid dilakukan dengan cara membuat perangkap yellow trap. Perangkap yellow trap dibuat dengan bahan pipa, plastik mika, lem tikus, dan kertas kuning. Pipa dibalut dengan kertas kuning kemudian dibalut kembali dengan plastik mika bening yang sudah diolesi dengan lem tikus secara merata, setelah itu diberikan label yang berisi tanggal pemasangan perangkap dan yang terakhir perangkap digantung. Prinsip perangkap ini yaitu mengelabui apid, karena perangkap berwarna kuning (apid suka pada warna yang terang). Hama lain yang perlu dikendalikan adalah tungau, terdapat dua jenis tungau, yaitu tungau merah dan tungau karat. Jenis tungau yang terdapat di Afdeling Besaran adalah jenis tungau karat. Tungau ini sangat cepat penyebarannya, buah yang terserang berwarna hitam keperakan, dan jika serangan sudah parah, kulit jeruk akan mengeras atau kering. Perubahan warna kulit buah
31 jeruk diakibatkan oleh kerusakan jaringan tanaman pada lapisan sel epidermis rusak. Di lapangan populasinya dapat dikendalikan secara alami oleh musuh alami seperti predator Phytoseidae, Chrysopidae (Endarto, 2004). Namun di Afdeling Besaran dilakukan pengendalian tungau secara kimiawi dengan menggunakan cairan belerang yang ditambahkan dengan air dan diaplikasikan menggunakan alat semprot punggung. Aplikasi penyemprotan belerang ini dilakukan dengan konsentrasi 200 cc/l air . Gambar pengendalian OPT dapat dilihat pada Gambar 14.
a
b
d
c
e
Gambar 14. Kegiatan pengendalian OPT, a) Pengendalian gulma secara manual, b) Penyemprotan pestisida, c) Aplikasi bubur kalifornia, d) Pengendalian lalat buah, e) Pemasangan yellow trap Panen Kegiatan yang dilakukan sebelum panen adalah taksasi penen. Taksasi panen dilakukan untuk memperkirakan hasil panen yang akan didapat. Taksasi panen dilakukan 1-2 minggu sebelum panen. Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal. Dipanen saat optimal karena tingkat kemasakan saat panen berpengaruh terhadap mutu buah. Buah yang waktu
32 panennya terlalu muda rasanya asam, kulit buah mudah keriput, dan kurang tahan simpan, jika dipanen terlalu masak maka buah akan cepat busuk. Kriteria panen yang ditetapkan PTPN XII yaitu kulit buah sudah menguning sekitar 50 %, buah tidak terlalu keras, bagian bawah tidak terlalu keras bila ditekan dengan jari dan nilai brix sari buah telah mencapai 10 %. Tujuannnya adalah memperoleh buah jeruk dengan mutu yang baik sesuai dengan keinginan konsumen, memiliki tingkat kerusakan yang rendah dan tidak mudah rusak pada saat proses transportasi/ distribusi. Penerapan kriteria panen di Afdeling Besaran sama seperti yang ditetapkan SOP, namun tidak menggunakan parameter nilai brix sari buah yang akan dipanen. Aplikasi pestisida dihentikan satu minggu sebelum panen. Panen dilakukan dengan memangkas tangkai buah sedekat mungkin dengan buah, agar tangkai buah tidak akan merusak buah yang lain pada saat pengumpulan buah atau mengurangi kerusakan akibat gesekan antara tangkai buah dengan kulit buah yang lain. Alat panen yang digunakan adalah gunting pangkas (Gambar 1b).
a
b
c
d
e
f
Gambar 15. Kegiatan panen, a) Pemetikan buah, b) Pengumpulan buah, c) Grading, d) Pengelompokan buah, e) Pembersihan buah, f) Pengepakan
33 Buah yang sudah dipetik lalu dikumpulkan untuk dilakukan grading berdasarkan ukuran buah dengan menggunakan alat grade, kemudian dilakukan pembersihan kulit buah dengan menggunakan sikat dan lap, pengemasan berdasarkan ukuran/ grade menggunakan kotak kayu dan kegiatan yang terakhir adalah penimbangan. Kegiatan panen dapat dilihat pada Gambar 15. Berdasarkan bobot buah, jeruk keprok digolongkan dalam empat ukuran yaitu kelas A, B, C, dan D, sedangkan berdasarkan diameter buah dilakukan dengan menggunakan alat pengkelasan buah. Pengkelasan atau penggredan berdasarkan bobot buah dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Grade atau kelas jeruk keprok berdasarkan diameter dan bobot buah Kelas
Diameter buah (cm)
Bobot per buah (g)
A
> 7,1
> 151
B
6,1–7
101 – 150
C
5,1–6
51 – 100
D
4–5
50
Sumber : Direktorat tanaman buah (2002)
Direktorat Tanaman Buah (2010) menyatakan bahwa target pencapaian presentase grade A 25 %, B 40 % dan C 25 %. Berdasarkan pengkelasan, Kebun Blawan menghasilkan jeruk dengan grade A sebanyak 2 %, grade B 23 %, grade C 68 %, dan D 7 %. Hasil yang tidak sesuai ini diduga karena Kebun Blawan belum tepat dalam kegiatan penjarangan buah, yang menyebabkan presentase buah grade C tinggi. Produktivitas karyawan untuk kegiatan panen berdasarkan standar kebun belum ada, namun mandor jeruk menetapkan 1 HOK mampu memanen buah jeruk sebanyak 50 kg. berdasarkan pengamatan di lapangan satu orang karyawan mampu memanen 50 kg, hal ini menunjukan prestasi kerja karyawan sudah memenuhi kriteia. Namun, penulis dalam kegiatan ini hanya mampu memanen buah sebanyak 30 kg. prestasi yang lebih kecil ini karena panen merupakan kegiatan yang memerlukan tenaga serta kebiasaan melakukan pemilihan buah yang memenuhi kriteria panen.
34 Produktivitas jeruk keprok madu terigas di Kebun Blawan mencapai 4.7 kg/pohon/tahun, namun produktivitas jeruk madu terigas yang dicapai oleh petani di Kabupaten Sambas yaitu 20 kg/pohon/ha (Wiguna, 2009). Perbedaan produktivitas ini diduga karena kedua daerah tersebut memiliki ketinggian yang berbeda, sehingga menghasilkan produktivitas yang berbeda. Kebun Blawan merupakan daratan tinggi dengan ketinggian 900-1500 mdpl dan Kabupaten Sambas termasuk dataran rendah dengan ketinggian tempat <400 mdpl. Menurut Sutopo (2012), dalam perencanaan usahatani jeruk, pemilihan lingkungan kebun yang sesuai dengan kebutuhan tanaman merupakan kunci masuk untuk meraih sukses. Faktor lingkungan yang menentukan dalam usahatani jeruk terutama adalah ketinggian tempat, suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembaban udara, dan kesuburan tanah. Ketinggian daerah yang tepat untuk jeruk keprok madu terigas adalah ≤ 400 mdpl. Analisis usaha tani perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah usaha. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani jeruk terdiri atas biaya tetap dan operasional (Lampiran 7). Berdasarkan analisis usaha tani budidaya jeruk (Lampiran 8) yang dilakukan Kebun Blawan saat ini belum memilki keuntungan, dikarenakan jeruk merupakan varietas yang baru dikembangkan pada tahun 2008 dan baru berproduksi satu tahun. Hasil analisis usaha tani yang dilakukan per hektar untuk Varietas Jeruk Keprok Terigas sampai tahun ke 4 memiliki B/C rasio -0.6, artinya kebun masih merugi. Nilai PP (payback periode) Kebun Blawan adalah 3.7, berarti kebun dapat mengembalikan biaya infestasi setelah 3.7 tahun. Analisis usaha tani menunjukan bahwa budidaya jeruk dengan masa produktif ± 15 tahun memiliki B/C rasio 9.7, ini menunjukan bahwa usaha tani yang dijalankan Kebun Blawan layak untuk dikembangkan.
Pengelolaan Pemangkasan di Kebun Blawan PTPN XII Pemangkasan diartikan membuang sebagian bagian tanaman untuk maksud tertentu. Pemangkasan didalam budidaya jeruk mempunyai dua tujuan utama, yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk arsitektura pohon sehingga akan mempunyai luas permukaan bidang produksi buah yang optimal. Pemangkasan pemeliharaan
35 dilakukan untuk memelihara keseimbangan fase vegetatif generatif tanaman sehingga selain meningkatkan produksi dan mutu buah sesuai potensinya, menghindari terjadinya fluktuasi pembuahan tahunan, dan juga sekaligus melaksanakan sanitasi kebun (Supriyanto, 2003). Namun kegiatan pemangkasan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan mencakup kegiatan pemangkasan bentuk, pemeliharaan, dan wiwil.
Kriteria Pangkasan Pemangkasan dilakukan jika keadaan pohon sudah terlihat rimbun. Pada kegiatan pemangkasan bentuk, pemangkasan dilakukan agar diperoleh tajuk yang kuat serta mempunyai bentuk yang baik. Arsitektura pohon atau bentuk tajuk atau kanopi pohon sangat menentukan produktivitas tanaman jeruk maupun mutu buahnya. Bentuk tajuk pohon yang baik mampu menampung sebaran cahaya matahari dan menjaga sirkulasi udara disekitar pohon sehingga memberikan iklim mikro yang optimal (Supriyanto, 2003). Pelaksanaan kegiatan pemangkasan bentuk yaitu cabang pertama akan dipotong dan dibiarkan tumbuh cabang baru, cabang baru yang tumbuh kemudian dipilih 3 cabang yang paling bagus, cabang ini kemudian akan dipelihara. Pemangkasan pemeliharaan merupakan kegiatan membuang tunas-tunas yang tidak produktif, seperti tunas air atau tunas liar yang tumbuhnya tegak lurus ke atas dan ke dalam, cabang atau ranting yang sakit, tangkai bekas pendukung buah, dan cabang/ ranting yang terlalu rimbun. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah panen ataupun pada kondisi yang memungkinkan untuk pemangkasan, seperti tanaman yang serangan hama atau penyakitnya tinggi, agar mencegah menyebarnya penyakit atau hama tersebut (Supriyanto, 2003). Aplikasi kegiatan di lapangan, pemangkasan bentuk dilakukan tidak hanya pada tanaman menghasilkan, TBM III juga dilakukan pemangkasan pemeliharaan. Wiwil merupakan kegiatan membuang tunas air. Pemangkasan tunas air yang terlambat menyebabkan dominasi pertumbuhan yang kuat. Tunas air akan membentuk cabang kipas, lambat berbunga, tetapi pada saat berbunga akan banyak menghasilkan buah yang bergerombol. Tunas air akan menutup permukaan tajuk sehingga pohon terlihat lebih rindang dan cahaya matahari yang
36 masuk ke dalam tajuk akan terhalang (Balai Penelitian dan Pengembangan pertanian, 2005). Setiap pohon memiliki tingkat kriteria pangkasan yang berbeda, data jumlah cabang dan ranting yang dibuang dalam pemangkasan terdapat pada Tabel 10. Tabel
No. 1 2 3 4
10.
Jenis pangkasan Bentuk dan wiwil Pemeliharaan dan wiwil Bentuk dan wiwil Pemeliharaan dan wiwil
Jumlah cabang pemangkasan
dan
ranting
yang
dibuang
dalam
Varietas
Tahun tanam
Batu 55
2010
Jumlah cabang dan ranting yang dibuang 10
Pulung
2008
26
Blawan ulangan Strawberry
Batu 55
2010
26
Strawberry
Terigas
2008
32
Strawberry
Lokasi
Sumber: Hasil pengamatan penulis
Varietas Terigas memiliki jumlah cabang dan ranting yang dibuang lebih banyak dari Varietas Pulung, hal ini diduga karena spesies keduanya berbeda sehingga memiliki ukuran tajuk yang berbeda. Sedangkan Varietas Batu 55 di Blok Blawan Ulangan lebih banyak daripada di Blok strawbery, hal ini diduga karena pertanaman di Blok Strawberry dipupuk secara teratur dengan menggunakan pupuk daun komplit dan costombio setiap satu bulan sekali. Pupuk daun yang diaplikasikan mengandung unsur N, P2O5, K2O, MgO, Ca, Mn, Zn, S, Fe, Cu, B, Mo, dan Co yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga pertumbuhan tunas lebih baik.
Kondisi Tanaman Pemangkasan
diperlukan
untuk
mengurangi
kelembaban
mikro
(kelembaban dalam pohon). Kelembaban mikro dapat dikurangi dengan dilakukannya pemangkasan secara teratur pada tanaman jeruk. Menurut Departemen Pertanian (2004), salah satu tujuan pemangkasan yaitu mengurangi resiko serangan OPT (Organisme Penggangu Tanaman).
37 Data perkembangan kondisi kesehatan tanaman berupa tingkat serangan sebelum dan sesudah pemangkasan dapat dilihat pada Tabel 11 dan perkembangan kondisi kesehatan tanaman berupa tingkat intensitas pada TM Varietas Terigas dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 11. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hama dan Penyakit Tungau Trips Kutu Sisik Lalat Buah Kutu Daun Ulat Daun Ulat Peliang Antraknosa Embun Jelaga Kanker
Tingkat Serangan (%)* 1 2 3 4 ...............Minggu Setelah Pangkas............. 73 80 53 60 60 87 87 93 100 100 100 100 100 100 100 0 73 67 87 73 0 0 0 7 7 0 0 27 87 80 100 100 100 100 100 87 40 53 60 53 93 93 93 100 100 0 7 27 87 67 0
Sumber: Hasil pengamatan penulis
Tabel 12. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hama dan Penyakit Tungau Trips Kutu sisik Lalat buah Kutu daun Ulat daun Ulat peliang daun Antraknosa Embun jelaga Kanker
Tingkat Intensitas (%)* 0 1 2 3 4 ...............Minggu Setelah Pangkas............. 8 16 13 14 24 3 6 6 9 14 31 44 42 47 46 0 2 2 2 2 0 0 0 1 4 0 0 13 9 16 6 5 5 6 11 6 2 2 3 8 14 13 13 13 19 0 1 4 1 1
Sumber: Hasil pengamatan penulis Keterangan :1* Tingkat severitas (%) kecuali antraknose, ulat daun dan kutu daun (pucuk)
Kegiatan pemangkasan TM dilakukan pada saat minggu pengendalian hama, sehingga hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa pemangkasan dapat mengurangi intensitas dan severitas penyakit antraknosa. Namun untuk intensitas dan serangan trips dan kutu sisik cenderung meningkat, serta hama dan penyakit
38 lainnya cenderung berfluktuatif. Sebelum pemangkasan, ranting yang terserang antraknose rata-rata per pohon sejumlah 6 ranting dan setelah pemangkasan sejumlah 2, ini berarti bahwa pemangkasan dapat menurunkan intensitas antraknose sebesar 33 %. Severitas dan intensitas kutu sisik serta trips cenderung meningkat. Intensitas trips meningkat 300 % dan kutu sisik meningkat 48 % dari sebelum dilakukan pemangkasan sampai 4 MSP (Minggu Setelah Pangkas). Intensitas trips dan kutu sisik yang terus meningkat mendorong untuk lebih menjaga lingkungan tajuk tanaman agar tidak terlalu rapat sehingga sinar matahari dapat masuk sampai ke bagian dalam tajuk. Pemangkasan pemeliharaan selama pelaksanaan magang dilakukan sebanyak dua kali (pemangkasan setelah panen). Sedangkan pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada saat kondisi tertentu atau pemangkasan untuk membuang bagian tanaman yang sakit (kering) / pemangkasan sebagai salah satu cara pengendalian penyakit secara kultur teknis dilakukan beberapa kali (lebih dari dua kali). Kegiatan pemangkasan bentuk ini juga dapat mengurangi kelembaban mikro tanaman sehingga dapat mengurangi serangan hama dan penyakit (Supriyanto, 2003). Perkembangan kondisi kesehatan tanaman pada TBM tersaji dalam Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 13. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit pada TBM
No 1 2 3 4
Hama dan Penyakit Kutu daun Ulat peliang Ulat daun Antraknosa
Sumber: Hasil pengamatan penulis
Tingkat Serangan (%)* 0 1 2 3 4 ...............Minggu Setelah Pangkas............. 0 0 0 0 0 100 100 100 100 100 0 0 50 75 70 50 50 40 60 40
39 Tabel 14. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit pada TBM
No 1 2 3 4
Hama dan Penyakit Kutu daun Ulat peliang Ulat daun Antraknosa
Tingkat Intensitas (%)* 0 1 2 3 4 ...............Minggu Setelah Pangkas............. 0 0 0 0 0 20 17 18 15 14 0 0 3 3 8 5 7 3 5 2
Sumber: Hasil pengamatan penulis Keterangan :* Tingkat severitas (%) kecuali antraknose, ulat daun dan kutu daun (pucuk)
Tabel 13 dan 14 diatas menunjukan adanya kecenderungan penurunan serangan dan intensitas penyakit antraknose. Pada saat dilakukan pemangkasan dilakukan pengendalian hama, sehingga pemangkasan dapat menurunkan serangan dan intensitas penyakit antraknose baik pada TM ataupun TBM. Hal ini karena penyakit antraknose dapat dikendalikan dengan secara kultur teknis, yaitu pemangkasan. Penurunan intensitas antraknose setelah dipangkas sebesar 60 %.
Tenaga Kerja Pemangkasan Prestasi kerja berdasarkan SOP untuk kegiatan pemangkasan pemeliharaan 1 HOK (Hari Orang Kerja) mampu memangkas 10 pohon. Realisasi di lapangan, 1 HOK dapat mengerjakan sekitar 9-10 pohon, hal ini menunjukan prestasi kerja karyawan sudah tercapai. Namum dalam kegiatan ini penulis hanya mampu melakukan pangkasan sebanyak 7-8 pohon, hal ini dikarenakan pemangkasan merupakan kegiatan yang membutuhkan keterampilan serta latihan. Wiwil untuk TM dalam SOP 1 HOK mampu melaksanakan sebanyak 500 pohon, namun dalam fakta dilapangan kegiatan wiwil tidak dilakukan secara terpisah tetapi bersamaan dengan pemangkasan pemeliharaan. Kegiatan pemangkasan bentuk berdasarkan SOP, 1 HOK mampu melaksanakan 125 pohon, namun dalam pelaksanaan di lapangan pemangkasan bentuk dilakukan bersamaan dengan wiwil, sehingga standar prestasi kerja yang ditetapkan oleh mandor adalah 100 pohon per HOK. Pekerja mampu melakukan pemangkasan ini sebanyak 110 pohon per HOK, nilai ini sudah melebihi nilai standar yang sudah ditetapkan. Penulis dalam hal ini hanya mampu melaksanakan pangkasan sebanyak 80-90 pohon, hal ini dikarenakan pemangkasan memerlukan
40 keterampilan, latihan serta areal pertanaman jeruk yang berbukit. Kegiatan pemangkasan bentuk ataupun pemeliharaan yang dilakukan secara bersamaan bertujuan untuk mengefisienkan tenaga kerja. Tanaman yang terdapat pada blok selain blok strawbery dengan posisi tanaman di ujung blok, beberapa memiliki batang bawah yang lebih besar dari batang atas. Pengawasan pada saat pemangkasan perlu lebih ditekankan atau diperhatikan, karena ada beberapa tanaman mempunyai cabang batang bawah yang lebih besar dari pada batang atas.
Waktu Pemangkasan Pemangkasan pemeliharaan pada TM dapat dilakukan setelah panen. Pemangkasan dilakukan setelah panen ditujukan agar menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif-generatif tanaman serta untuk melaksanakan sanitasi kebun. Selain dilakukan setelah panen pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kondisi tanaman, karena pemangkasan merupakan salah satu cara pengendalian hama dan penyakit secara kultur teknis. Pemangkasan bentuk berdasarkan SOP dilakukan pada TBM 1 (Varietas Garut) dan TBM 2 (Varietas Batu 55). Pemangkasan bentuk dilakukan dua kali dalam setahun, untuk TBM 1 pemangkasan bentuk dilakukan pada Bulan Maret dan Oktober, serta untuk TBM 2 dilakukan pada Bulan Januari dan September. Wiwil hanya dilakukan pada TBM 1 sebanyak 6 kali dalam satu tahun. Namun pada kenyataanya TBM 2 tidak hanya dilakukan pemangkasan bentuk, wiwil juga dilakukan pada tahap pertumbuhan tanaman ini, karena tunas air masih tumbuh pada pertautan batang atas dan batang bawah, serta tunas air tumbuh pada batang utama atau primer. Pemangkasan bentuk dan wiwil di lapangan dilakukan secara bersamaan untuk mengefisienkan tenaga kerja dengan selang waktu dua bulan. TBM 3 dilakukan pemangkasan pemeliharaan pada bulan Januari dan September, namun dalam realisasi di lapangan pemangkasan dilakukan pada bulan Februari.
Kecepatan Tumbuh Tunas Menurut Supriyanto (2003) tunas-tunas akan mulai tumbuh pada 2-3 minggu
setelah
pemangkasan.
Hasil
pengamatan
menunjukan
bahwa
41 pemangkasan pertama pada Varietas Terigas, Pulung dan Batu 55 mulai tumbuh tunas setelah 3 MSP. Namun, pemangkasan kedua pada jeruk Varietas Terigas tidak ada tunas yang tumbuh sampai minggu ke 4 MSP, sedangkan Varietas Batu 55, tunas baru tumbuh setelah 4 MSP. Perbedaan waktu tumbuh tunas ini dikarenakan adanya perbedaan curah hujan yang disebabkan oleh waktu pengamatan yang berbeda. Pengamatan di Blok Blawan Ulangan dilakukan pada bulan Februari-April, di Blok Strawberry Bulan Februari-Maret ,sedangkan pengamatan di Blok Lorong Anyar berlangsung dari bulan April sampai awal Mei. Pertumbuhan tunas di Blok Lorong Anyar hanya teramati satu kali. Rata-rata panjang tunas yang mulai tumbuh sekitar 0,6 cm. Pertumbuhan tunas baru pada pemangkasan pertama dapat dilihat pada Gambar 16. 12 10 8 Batu 55, Blawan Ulangan Pulung, Strawbery
6
Terigas, Starwbery 4
Batu 55, Strawbery
2 0 3
4
5
Gambar 16. Pertumbuhan tunas setelah pemangkasan Gambar 16 menunjukan pertumbuhan tunas setelah pemangkasan pada jeruk Varietas Terigas paling rendah dan jeruk Varietas Batu 55 lokasi Blok Blawan Ulangan paling tinggi. Jeruk Varietas Terigas merupakan TM dan ditanam secara monokultur, sedangkan jeruk Varietas Batu 55 di lokasi Blok Blawan merupakan TBM dan jeruk ditanam tumpangsari dengan kopi. Menurut Zukarnain (2009), fase reproduktif
juga membutuhkan suplai karbohidrat. Karbohidrat yang
diperoleh tidak seluruhnya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ vegetatif (batang, daun, dan akar), namun sebagian digunakan untuk perkembangan organ-organ reproduktif (bunga, buah, dan biji) serta organ-organ
42 penyimpanan. Pertumbuhan tunas di Blok Blawan Ulangan lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan panjang tunas di Blok Strawberry, meskipun waktu pengamatan yang dilakukan berlangsung sama. Hal ini diduga karena tanaman jeruk yang diamati di Blok Blawan Ulangan merupakan tanaman jeruk yang tumpang sari dengan tanaman kopi, sehingga kelembaban di Blok Blawan Ulangan lebih tinggi yang mendukung untuk pertumbuhan tunas. Pemangkasan TBM menurut SOP yang berlaku terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu pemangkasan TBM 1, pemangkasan TBM 2 dan pemangkasan TBM 3. Pemangkasan pada TBM 1 yaitu pangkas bentuk dan wiwil, pada TBM 2 yaitu pangkas bentuk dan pada TBM 3 yaitu pangkas pemeliharaan. Pemangkasan bentuk harus dilakukan pada TBM karena akan mempengaruhi keadaan tanaman selanjutnya (TM).
Bentuk tajuk atau kanopi pohon sangat
menentukan produktivitas tanaman jeruk maupun mutu buahnya. Bentuk tajuk pohon yang baik mampu menampung sebaran cahaya matahari dan menjaga sirkulasi udara disekitar pohon sehingga memberikan iklim mikro yang optimal (Supryanto, 2003) Tunas yang tumbuh dari cabang yang dipangkas tidak hanya tumbuh satu tunas, melainkan ada beberapa tanaman yang tumbuh lebih dari satu tunas dalam satu bekas cabang pangkas. Jumlah tunas yang tumbuh dalam bekas cabang pangkas dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah tunas yang tumbuh No. 1 2 3 4
Jenis pangkasan Bentuk dan wiwil Pemeliharaan dan wiwil Bentuk dan wiwil Pemeliharaan dan wiwil
Varietas
Tahun tanam
Batu 55
2010
Rata-rata jumlah tunas yang tumbuh 2
Pulung
2008
2
Blawan ulangan Strawberry
Batu 55
2010
2
Strawberry
Terigas
2008
2
Strawberry
Lokasi
Sumber: Hasil pengamatan penulis
Tabel 15 menunjukan jumlah tunas rata-rata yang tumbuh pada bekas pangkasan yang sama. Hal ini diduga karena terbatasnya waktu pengamatan,
43 sehingga jumlah tunas yang tumbuh belum terlihat perbedaannya. Pemangkasan bentuk TBM 1 belum dilakukan karena tinggi tanaman belum mencukupi tinggi minimal, yaitu 75-100 cm. Pemangkasan yang dilakukan pada TBM 1 pada saat kegiatan magang berlangsung hanya pemangkasan wiwilan atau wiwil. Menurut Zulkarnain (2009), pemangkasan yang dilakukan terhadap ujung batang menyebabkan aktifnya tunas-tunas aksilar yang biasanya terdapat langsung dibawah pangkasan. Hal ini sebagai akibat dari hilangnya meristem penghasil auksin sehingga konsentrasi auksin yang turun ke bawah menjadi berkurang. Akibatnya, terjadi rangsangan untuk inisiasi pertumbuhan tunas-tunas aksilar, sehingga pemangkasan dengan membuang ujung batang dapat menghasilkan bentuk baru sebagai rusaknya dominasi apikal.
44
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan kerja mengenai aspek manajerial dan teknis budidaya jeruk, khususnya pemangkasan, baik pemangkasan bentuk maupun pemeliharaan. Pemangkasan yang dilakukan di Kebun Blawan belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP kebun, seperti tenaga kerja dan waktu pemangkasan, sedangkan kriteria pangkasan dan kondisi tanaman sudah sesuai dengan SOP. Pemangkasan TM dan TBM pada tanaman jeruk dapat menurunkan severitas penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosoprioides Penz.). Pemangkasan dapat menurunkan severitas antraknose pada TM sebesar 33%, sedangkan pada TBM sebesar 60%. Pada TM severitas dan intensitas hama dan penyakit ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp.), Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), thrips (Scirtotfrips citri.), lalat buah (Dacus sp.), Ulat daun (Papilio demolion), kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), embun jelaga (Odidium sp.), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) cenderung meningkat sampai 4 MSP. Pemangkasan pada TBM menurunkan severitas ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella) sebesar 15%, namun intensitas serangan tetap. Severitas dan intensitas ulat daun (Papilio demolion) cenderung meningkat. Pola pangkas di Kebun Blawan sudah benar yaitu menerapkan pola (1-3-9). Namun, pemangkasan tidak dilakukan terhadap cabang balik yang mulai masuk fase generatif.
Saran Pemangkasan sebaiknya dilakukan lebih berani (untuk meningkatkan mutu buah jeruk) seperti dengan membuang cabang balik, meskipun cabang balik tersebut sudah masuk fase generatif. Revisi SOP perlu dilakukan agar tercapai manajemen kebun yang lebih baik. Revisi dilakukan terhadap jenis pangkasan, tenaga kerja pemangkasan, teknik pangkasan, dan waktu pemangkasan,
45
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistika. 2011. Produksi, impor, dan ekspor buah jeruk. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php. (22 November 2011) Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id. (01 Mei 2011).
Pemangkasan.
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Edisi ke2. http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/jeru k/jeruk-bagian-a.pdf. (01 Mei 2011). Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Jeruk. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika. 2010. Pengelolaan Terpadu Kebun Jeru Sehat. Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Batu. 56 hal. Departemen Pertanian. 2004. SOP Jeruk. www.deptan.go.id/pesantren /ditbuah/Komoditas /spo jeruk.htm. (01 Mei 2011). Direktorat Tanaman Buah. 2004. Pedoman penerapan jaminan terpadu jeruk. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-jeruk. (11 Sept 2012) Endarto, O. 2004. Tungau karat (Eriophyidae= Phyllocoptruta oleivora (ashmead) penyebab burik buah jeruk dan cara pengendalian. Badan Penelitian Tanaman jeruk dan Buah Subtropika. Batu. Kuntarsih, S. 2012. Program rehabilitasi agribisnis jeruk keprok. http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/530.html. (04 Okt 2012) Lesmana, D. 2009. Analisis finansial jeruk keprok di kabupaten kutai timur. EPP 6(1): 36-43 Muhammad, H., Armianti, dan W. Dewayani. 2003. Jeruk keprok selayar dan upaya pelestariannya. Litbang Pertanian 22: 87-94.
46 Pracaya. 2002. Jeruk Manis. Catakan ke 10. Penebar Swadaya. Jakarta. 157 hlm. Sarwono, B. 1994. Jeruk dan Kerabatnya. Cetakan ke 7. Penebar Swadaya. Jakarta. 198 hlm. Setiawan, A I. dan Trisnawati. 1999. Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siam. Cetakan ke 6. Penebar Swadaya. Jakarta. 100 hlm. Soeroto. 2003. Profil Usaha Pembibitan Jeruk. Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Jakarta. 64 hlm. Sutopo. 2012. Lingkungan ideal kunci masuk meraih sukses usaha tani jeruk. balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/484.html. ( 11 September 2012) Spiegel Roy, P dan E.E Goldschmidt. 2003. Biology of Citrus. Cambridge University Press. New york, USA. 221 page. Supriyanto, A., Setiono dan Suhariyono. 2003. Pembentukan arsitektura pohon dan pemangkasan pada tanaman jeruk. Citrusindo 02. Trisnawati, W dan J. Renaldi. 2006. Analisis usahatani skala rumah tangga terhadap produk olahan sari buah dan sirop buah jeruk siam. ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2006/SP/analisisusahatani.doc. (30 Oktober 2011).
Wiguna, I. 2008. Keprok (11 Sept 2012)
mempesona di 20 ha.
www.trubus-online.co.id.
Wirakusumah, E.S. 2004. Panduan teknologi pasca panen dan pengolahan jeruk, hal 4. Dalam Departemen Pertanian (Ed). Buah dan sayur untuk terapi. Penebar swadaya. Jakarta. Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Hortikultura. Cetakan pertama. Bumi Aksara. Jakarta. 336 hal.
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur Tanggal
Uraian Kegiatan
13-02-2012
Orientasi Kebun
14-02- 2012
Panen Jeruk
15-02- 2012 16-02-2012 17-02-2012 18-02-2012
20-02-2012
Pemangkasan Bentuk dan Wiwil TBM Pemangkasan Pemeliharaan TM Pemangkasan Pemeliharaan TM Pemengkasan Bentuk dan Wiwil TBM Pemangkasan Bentuk dan wiwil TBM
Penulis
Prestasi Kerja Karyawan
Standar
-
-
-
30 kg
50 kg
50 kg
80 pohon
96 pohon
100 pohon
8 pohon
10 pohon
10 pohon
8 pohon
10 pohon
10 pohon
85 pohon
98 pohon
100 pohon
90 pohon
98 pohon
100 pohon 400 polybag 400 polybag 400 polybag
21-02-2012
Pengisian Polybag
250 polybag
400 polybag
22-02-2012
Pengisian Polybag
250 polybag
400 polybag
23-02-2012
Pengisian Polybag
265 polybag
400 polybag
9 pohon
10 pohon
10 pohon
9 pohon
10 pohon
10 pohon
24-02-2012 25-02-2012
Pemangkasan Pemeliharaan TM Pemangkasan Pemeliharaan TM
27-02-2012
Pengisian Polybag
267 polybag
400 polybag
400 polybag
28-02-2012
Pemangkasan TM
9 pohon
10 pohon
10 pohon
29-02-2012
Pemengkasan TM
9 pohon
10 pohon
10 pohon
01-03-2012
Pengisian Polybag
270 polybag
400 polybag
02-03-2012
Pengisian Polybag
277 polybag
400 polybag
400 polybag 400 polybag
Lokasi Blok Strawbery Blok Strawbery Blok C No 4,5 dan 6 Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Blawan Ulangan No. 4 dan 5 Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Manager Blok Manager Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery
49
Lampiran 2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
Tanggal
Uraian Kegiatan
Pengisian polybag
05-03-12
06-03-12 07-03-12 08-03-12
Pengendalian gulma secara manual Persiapan pupuk Pembuatan tiang penyangga pohon Meratakan tanah Pengisian polybag Pemangkasan TBM Pemangkasan TBM Penataan polybag Pengendalian gulma secara manual
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luas KHL Area Lama yang yang Kegiatan diawasi Diawasi (Jam) (orang) (ha) 4 1 1,5
6
1,5
6
1,5
6
1
1,5
6
2
Lokasi
Blok Strawbery
1 1 2 2 2 2
Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery
09-03-12
Pemangkasan TBM
2
1,5
6
10-03-12
Pemangkasan TBM
2
1,5
6
12-03-12
Pemangkasan TBM
2
1,5
6
1,5
6
Blok Strawbery
1,5
6
Blok Strawbery
13-03-12
14-03-12 15-0312 17-03-12
Persiapan pupuk Pemangkasan Pengisian polybag Penjarangan buah Pembuatan tiang penyangga Penjarangan buah Pemangkasan Persiapan pupuk Pemangkasan Persiapan pupuk Pembersihan piringan pohon dari buah rontok
5 1 1 1 1 1 1 2 1 4
1,5
6
1
1,5
6
19-03-12
Aplikasi pupuk kandang
3
1,5
6
20-03-12
Aplikasi pupuk kandang
2
1,5
6
3
1,5
6
1
1,5
6
1,5
6
21-03-12 22-03-12
24-03-12
Pengendalian gulma secara manual Pengendalian gulma di polybag secara manual Aplikasi pupuk kandang Pengendalian gulma di polybag secara manual
3 1
Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery Blok Strawbery
50
Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
Tanggal
26-03- 2012 27-03-2012 28 -03-2012
29 -03-2012
Uraian Kegiatan
Mengawasi aplikasi pupuk kandang Taksasi panen Mengawasi pembersihan gawangan jeruk Mengawasi pembersihan gawangan jeruk
Prestasi Kerja Luas Jumlah Area Mandor yang yang Diawasi Diawasi (orang) (ha) 1,5
6
-
1,5
6
-
1,5
6
-
1,5
6
Blok Strawberry
-
6
Blok Strawberry
-
-
6
Blok Strawberry
-
1,5
6
Blok Strawberry Blok Lorong Anyar Blok Strawberry Kantor Blok Strawberry
Lama Kegiatan (jam)
Lokasi
Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry
30-03-2012
2-04- 2012
Pengendalian gulma secara manual dengan para mandor Konsultasi dengan asisten dan pembersihan piringan jeruk Panen
3-04-2012
Pemangkasan TBM
-
1
6
4-04-2012
Pemangkasan TM
-
-
6
5-04-2012 6 -04-2012
-
-
6 6
-
-
6
9-04-2012
Administrasi Pemangkasan TM dan pengambilan contoh tanaman Pemangkasan TM dan pengambilan contoh Pemangkasan TM
-
-
6
10-04-2012
Pemangkasan TBM
-
-
6
11-04-2012
Pemangkasan TBM
-
-
6
12-04-2012
Pemangkasan TBM
-
-
6
13-04-2012
Penganbilan contoh dan pengamatan EWS kebun Pengamatan EWS kebun Penganbilan contoh dan pengamatan EWS kebun
-
-
6
-
-
6
-
-
6
31-03-2012
7-04-2012
14 -04-2012 16-04-2012
Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Blawan Ulangan Blok Blawan Ulangan Blok Blawan Ulangan Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry
51
Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur Prestasi Kerja Tanggal
Jumlah Mandor yang Diawasi (orang)
Uraian Kegiatan
17-04-2012
Pengamatan EWS kebun
18-04-2012
Pengamatan EWS kebun
19-04-2012
Pengamatan EWS kebun Pengamatan EWS kebun Pengamatan EWS kebun Pengamatan EWS kebun Pengarsipan data jeruk
-
Luas Area yang Diawasi (ha)
Lama Kegiatan (jam)
Lokasi
-
6
Blok Strawberry
-
6
Blok Strawberry
-
6
-
-
6
-
-
6
-
-
6
-
-
6
-
-
6
-
-
6
-
-
6
-
-
6
Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry
-
6
-
-
20-04-2012 21-04-2012 22-04-2012 23-04-012 24-04-2012 25-04-2012 26-04-2012 27-04-2012
Penjarangan buah pemangkasan TM Penjarangan buah dan pemangkasan TM Penjarangan buah pemangkasan TM Pengambilan data primer
28-04-2012 30-04-2012
Pengambilan data dan pengarsipan data kebun Penjarangan buah
-
-
6
1-05-2012
Pengenalan Kopi
-
-
6
2-05- 2012
Pemangkasan TM
-
-
6
3-05-2012
Pemangkasan TM
-
-
6
4-05-2012
Pengambilan data primer Pengambilan data primer
-
-
6
-
-
6
5-05-2012
Blok Strawberry Blok Strawberry Bedengan, Blok Kalirejo Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry Blok Strawberry
52
Lampiran 4. Peta Kebun Blawan Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Lampiran 5. Peta Afdeling Besaran Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
53
Lampiran 6. Data curah hujan dan jumlah hari hujan Kebun Blawan tahun 2002-2012 Bulan
2002 278 362 283 65 8 3 3 1 182 350 1536
2003 198 382 157 39 254 4 9 5 6 263 271 1536
2004 207 205 229 7 32 7 14 115 287 1104
Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (Hari) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 118 190 172 191 260 546 94 257 165 338 252 268 166 187 336 356 106 300 155 187 143 45 316 161 20 86 93 6 10 10 10 16 52 7 31 1 110 5 123 33 3 75 75 50 160 31 143 301 175 247 367 195 241 944 1167 1092 1608 989 2186
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember CH per tahun HH per 83 83 98 90 tahun Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
102
77
108
88
170
2011 205 97 125 79 25 235 302 1068
2012* 296 278 258 94
105
64*
926*
54
Lampiran 7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan Uraian komponen I. Biaya investasi Pengadaan bibit Gunting pangkas tarik Knapsack sprayer Jumlah biaya investasi II. Biaya operasional 1. Biaya tetap Gaji mandor Statistik pohon Pengolahan tanah Pemupukan Perawatan jalan Pemeliharaan saluran air Kesrik piringan Penanaman Menyiang manual Penyemprotan Pemupukan organik Pangkas bentuk dan wiwil Aplikasi bubur kalifornia Jumlah biaya tetap 2. Biaya tidak tetap Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZK Pupuk Cu Pupuk Mn Pupuk Zn Pestisida Curacorn Pestisida Antracol Kapur Belerang Sabun krim Costombio Mamigro Jumlah biaya tidak tetap Jumlah biaya operasional Total biaya tahun ke-1
Jumlah
Satuan
Harga satuan (Rp)
500 1 1
pohon buah buah
7,500 200,000 600,000
3,750,000 200,000 600,000 4,550,000
300 1 20 18 2 2 84 20 20 48 75 30 16
HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK
32,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000
9,600,000 19,000 380,000 342,000 38,000 38,000 1,596,000 380,000 380,000 912,000 1,425,000 570,000 304,000 21,334,000
30 25 10 2.5 2.5 2.5 1 1 2 1 12 12 1
kg kg kg kg kg kg l l kg kg buah tablet kg
4,790 5,741 1,400 60,000 14,925 18,785 293,150 42,500 1,000 3,000 500 75,000 40,000
143,700 143,525 14,000 150,000 37,313 46,962 293,150 42,500 2,000 3,000 6,000 900,000 40,000 1,822,150 23,156,150 27,706,150
Total
55
Lampiran 7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan Uraian komponen 1. Biaya tetap Gaji mandor Statistik pohon Pemupukan Perawatan jalan Pemeliharaan saluran air Kesrik piringan Menyiang manual Penyemprotan Pemupukan organik Pangkas bentuk dan wiwil Aplikasi bubur kalifornia Jumlah biaya tetap 2. Biaya tidak tetap Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZK Pupuk Cu Pupuk Mn Pupuk Zn Pestisida Curacorn Pestisida Antracol Kapur Belerang Sabun krim Costombio Mamigro Jumlah biaya tidak tetap Total biaya tahun ke-2
Jumlah
Satuan
Harga satuan (Rp)
Total
300 1 12 2 2 56 20 48 75 30 16
HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK
32,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000
9,600,000 19,000 228,000 38,000 38,000 1,064,000 380,000 912,000 1,425,000 570,000 304,000 14,578,000
30 25 10 2.5 2.5 2.5 1 1 2 1 12 12 1
kg kg kg kg kg kg l l kg kg buah tablet kg
4,790 5,741 1,400 60,000 14,925 18,785 293,150 42,500 1,000 3,000 500 75,000 40,000
143,700 143,525 14,000 150,000 37,313 46,962 293,150 42,500 2,000 3,000 6,000 900,000 40,000 1,822,150 16,400,150
56
Lampiran 7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan Uraian komponen 1. Biaya tetap Gaji mandor Statistik pohon Pemupukan Perawatan jalan Pemeliharaan saluran air Kesrik piringan Menyiang manual Penyemprotan Pemupukan organik Pangkas bentuk dan wiwil Aplikasi bubur kalifornia Jumlah biaya tetap 2. Biaya tidak tetap Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZK Pupuk Cu Pupuk Mn Pupuk Zn Pestisida Curacorn Pestisida Antracol Kapur Belerang Sabun krim Costombio Mamigro Jumlah biaya tidak tetap Total biaya tahun ke-3
Jumlah
Satuan
Harga satuan (Rp)
300 1 12 2 2 42 20 48 75 100 16
HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK
32,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000
9,600,000 19,000 228,000 38,000 38,000 798,000 380,000 912,000 1,425,000 1,900,000 304,000 15,642,000
4,790 5,741 1,400 60,000 14,925 18,785 293,150 42,500 1,000 3,000 500 75,000 40,000
479,000 287,050 35,000 300,000 74,625 93,925 586,300 42,500 1,000 6,000 6,000 900,000 40,000 2,851,400 18,493,400
100 50 25 5 5 5 2 1 1 2 12 12 1
kg kg kg kg kg kg l l kg kg buah tablet kg
Total
57
Lampiran 7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan Uraian komponen I. Biaya Investasi Pembuatan tiang trap Semen Batu bata Batu kali Cat Seng Pipa Tenaga kerja Jumlah biaya investasi 1. Biaya tetap Gaji mandor Statistik pohon Pemupukan Perawatan jalan Pemeliharaan saluran air Kesrik piringan Menyiang manual Penyemprotan Pemupukan organik Pangkas pemeliharaan Penjarangan buah Aplikasi bubur kalifornia Yellow trap Jumlah biaya tetap 2. Biaya tidak tetap Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZK Pupuk Cu Pupuk Mn Pupuk Zn Pestisida Curacorn Pestisida Antracol Kapur Belerang Sabun krim Costombio Petrogenol Mamigro Kertas trap Lem tikus
Harga satuan (Rp)
Jumlah
Satuan
Total
1 200 1 1 1 1 5
sak buah m3 kaleng lembar batang HK
50,000 370 190,000 20,000 63,000 318,000 19,000
50,000 74,000 190,000 20,000 63,000 318,000 95,000 810,000
300 1 6 2 2 28 20 48 50 100 60 16 12
HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK
32,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000
9,600,000 19,000 114,000 38,000 38,000 532,000 380,000 912,000 950,000 1,900,000 1,140,000 304,000 228,000 16,155,000
100 50 25 5 5 5 2 2 2 4 12 12 0.1 1 5 3
kg kg kg kg kg kg l l kg kg buah tablet l kg buah buah
4,790 5,741 1,400 60,000 14,925 18,785 293,150 42,500 1,000 3,000 500 75,000 1,122,000 40,000 10,000 11,000
479,000 287,050 35,000 300,000 74,625 93,925 586,300 85,000 2,000 12,000 6,000 900,000 112,200 40,000 50,000 33,000
58
Lampiran 7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan
Uraian komponen Plastik mika Jumlah biaya tidak tetap Jumlah biaya operasional Total biaya tahun ke-4 1. Biaya tetap Gaji mandor Statistik pohon Pemupukan Perawatan jalan Pemeliharaan saluran air Kesrik piringan Menyiang manual Penyemprotan Pemupukan organik Pangkas pemeliharaan Penjarangan buah Aplikasi bubur kalifornia Yellow trap Jumlah biaya tetap 2. Biaya tidak tetap Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZK Pupuk Cu Pupuk Mn Pupuk Zn Pestisida Curacorn Pestisida Antracol Kapur Belerang Sabun krim Costombio Petrogenol Mamigro Kertas trap Lem tikus Plastik mika Jumlah biaya tidak tetap Total biaya tahun ke-5
Jumlah
Satuan
240 buah
300 1 6 2 2 28 20 48 50 100 60 16 12
100 50 25 5 5 5 2 2 2 4 12 12 0.1 1 5 3 240
HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK HK
kg kg kg kg kg kg l l kg kg buah tablet l kg buah buah buah
Harga satuan (Rp) 1,000
Total 240,000 3,336,100 19,491,100 20,301,100
32,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000
9,600,000 19,000 114,000 38,000 38,000 532,000 380,000 912,000 950,000 1,900,000 1,140,000 304,000 228,000 16,155,000
4,790 5,741 1,400 60,000 14,925 18,785 293,150 42,500 1,000 3,000 500 75,000 1,122,000 40,000 10,000 11,000 1,000
479,000 287,050 35,000 300,000 74,625 93,925 586,300 85,000 2,000 12,000 6,000 900,000 112,200 40,000 50,000 33,000 240,000 3,336,100 19,491,100
Keterangan: Biaya untuk tahun selanjutnya sampai 15 tahun sama dengan biaya tahun ke 5 untuk setiap tahunnya.
59
Lampiran 8. Analisis usaha tani jeruk Kebun Blawan Uraian Pengeluaran I. Biaya investasi II. Biaya operasional Total pengeluaran Pendapatan Penjualan jeruk Keuntungan Uraian Pengeluaran I. Biaya investasi II. Biaya operasional Total pengeluaran Pendapatan Penjualan jeruk Keuntungan B/C sampai 4 tahun B/C PP
Tahun ke1
2 3 4 5 6 7 8 ........................................................................Rp............................................................................ 4,550,000 0 0 810,000 0 0 0 0 23,156,150 16,400,150 18,493,400 19,491,100 19,491,100 19,491,100 19,491,100 19,491,100 27,706,150 16,400,150 18,493,400 20,301,100 19,491,100 19,491,100 19,491,100 19,491,100 0 0 0 35,250,000 150,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 -27,706,150 -16,400,150 -18,493,400 14,948,900 130,508,900 280,508,900 280,508,900 280,508,900
9
Tahun ke Total 10 11 12 13 14 15 ........................................................................Rp............................................................................ 0 0 0 0 0 0 0 931,048
19,491,100 19,491,100
19,491,100 19,491,100
19,491,100 19,491,100
19,491,100 19,491,100
19,491,100 19,491,100
19,491,100 19,491,100
19,491,100 19,491,100
137,881,775 137,026,730
300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 3,185,250,000 280,508,900 280,508,900 280,508,900 280,508,900 280,508,900 280,508,900 280,508,900 2,887,947,100 -0,6 9,7 3.7
60