Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
PENGELOLAAN PAUD RAMAH ANAK BERBASIS MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN METAKOGNISI Luluk Elyana Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email :
[email protected] Abstrak PAUD ramah anak berbasis masyarakat merupakan layanan pendidikan anak usia dini yang memberikan pelayanan dengan memenuhi kebutuhan dasar anak, berpihak kepada hak-hak anak dan memberikan perlindungan terhadap anak. Pengelola PAUD harus memahami konsep kebermaknaan pada diri anak. Pengelola harus dapat mengedukasi seluruhstake holder dengan metode yang tepat dan hasil akhirnya bermuara pada awarness. Ramah keluarga, ramah lingkungan ramah masyarakat, ramah pembelajaran dan ramah kelembagaan adalah elemen dasar dari terwujudnya PAUD ramah anak berbasis masyarakat. Berangkat dari masyarakat dan untuk masyarakat. Gagasan MAKE (Lima Kepedulian) melalui pendekatan metakognisi adalah sebuah metode yang memiliki kekhasan yaitu awarness yang tinggi dan penemuan metode yang bersifat inovatif. Pendekatan metakognisi merupakan sebuah pendekatan yang berhubungan dengan self regulation atau regulasi diri melalui cheking, planning, monitoring, testing, revising, dan evaluating. Melalui proses tersebut akan dihasilkan kepribadian yang ramah anak yaitu peduli dengan kesadaran yang mendalam. Permasalahan yang dihadapi diselesaikan melalui problem solving yang tepat, PAUD ramah anak akan terwujud melalui kepribadian stake holder yang baik, service excellent pada semua lini, suasana PAUD yang menyenangkan, dan ramah pada seluruh layanan program yaitu TPA, SPS, KB, dan TK. PAUD ramah anak berbasis masyarakat mendapatkan dukungan sepenuhnya dari masyarakat dan memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Kata Kunci : Ramah Anak, Lima Kepedulian, Pendekatan Metakognisi, Pengelolaan PAUD
I. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suara proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir sampai dengan usia enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, moral spiritual, motorik, emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat berkembang secara optimal, dan memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila berada pada lingkungan yang mendukung, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitarnya. Namun di kalangan masyarakat masih banyak yang berasumsi bahwa sekolah adalah lembaga yang dibangun atas dasar tiga anggapan yang sampai saat ini diterima begitu saja. “Anak hadir di sekolah, anak belajar di sekolah, anak hanya bisa diajar di sekolah. Kesemuanya merupakan anggapan yang perlu diuji kebenarannya, dan menjadi pembahasan yang perlu dipersoalkan secara serius. Kenyataannya, banyak anak-anak kehilangan masa kanak-kanaknya. Mereka tidak bisa merasakan masa kanak-kanak karena dalam pembelajaran masih banyak diwarnai dengan belajar Calistung dan PR-PR yang semestinya belum saatnya diberikan pada anak usia dini. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
78
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
Banyak diantara mereka mereka sekedar terpaksa melewatinya dan tidak benar-benar bahagia memainkan peran seorang anak kecil. Tumbuh melewati masa kanak-kanak berarti terpaksa mengalami suatu proses konflik yang tidak manusiawi diantara kesadaran diri dan peran yang dipaksakan oleh masyarakat sebagai anak usia sekolah. Berdasarkan hal tersebut, sangatlah penting untuk merancang sebuah konsep pendidikan anak usia dini yang sistem pengelolaannya “Ramah Anak“. Lembaga PAUD yang ramah anak merupakan institusi yang mengenal dan menghargai hak anak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, kesempatan bermain dan bersenang, melindungi dari kekerasan dan pelecehan, dapat mengungkapkan pandangan secara bebas, dan berperan serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas mereka. Paud Terpadu dengan layanan program Yaitu TPA, KB, SPS danTK membutuhkan pengelolaan yang cermat dan tepat. Empat program dalam satu atap tentu saja membutuhkan ketelitian dalam pengelolaan oleh karena spesifikasi yang berbeda dalam setiap program. Kepedulian pada masing-masing bagian harus menyentuh pada elemen pokok. Ketidakseimbangan dalam kepedulian menyebabkan tidak adanya keserasian dalam bekerja misalnya percekcokan antara pengelola, guru, orang tua murid dan masyarakat. Penyebab utama adalah sikap dari para pelaksana yang tidak memahami arti peduli yang sebenamya sehingga dalam pelaksanaannya tidak berjalan dengan maksimal. Lima kepedulian (make) diharapkan terbentuk untuk mencapai awreness yaitukesadaran memiliki sikap tersebut melalui pendekatan metakognisi. Pendekatan ini adalah salah satu cara mencapai kepedulian yang indah, berasal dari hati nurani, berangkat dari sebuah proses berpikir.
II. Tinjauan Pustaka Menurut Yuliani (2009147) Pendidikan Anak Usia Dini merupakansalah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menitikberatkan padapeletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasimotorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Sesuai
dengan
keunikan
dan
pertumbuhan
anak
usia
dini
maka
penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak. Upaya PAUD bukan hanya darisisi pendidikan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
79
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu dan komprehensif (Depdiknas; Panduan Mengajar di TK/RA,2002:5) Menurut UNICEF (2011:44) ramah anak berarti menjamin hak anak sebagai warga kota. Ramah anak mempakan masyarakat yang terbuka, melibatkan anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak. Karena itu, dapat dikatakan bahwa ramah anak berani menempatkan, memperlakukan dan menghonnati anak sebagai manusia dengan segala hak-haknya. Dengan demikian ramah anak dapat diartikan sebagai upaya sadar untuk menjamin dan memenuhi hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab. Prinsip utama upaya ini adalah “non diskriminasi”, kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak sesuai dengan UU perlindungan anak. Prinsip-Prinsip PAUD Ramah Anak meliputi : 1) PAUD dituntut untuk mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah media, tidak sekedar tempat yang menyenangkan bagi anak belajar. 2) Dunia anak adalah “bermain”. Dalam bermain itulah sesungguhnya anak melakukan proses belajar. PAUD merupakan tempat bermain yang menyenangkan bagi anak. 3) PAUD harus menciptakan ruang bagi anak untuk berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. 4) PAUD bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak dalam keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahkan dari realitas keseharian. Untuk menyiasati hal tersebut sekolah dapat mengadakan jam khusus yang berisi saling berbagi cerita antar anak maupun antar guru dengan anak tentang realitas hidupnya di keluarga masing-masing. Kesimpulannya prinsip PAUD ramah anak meliputi bahwa PAUD adalah sebuah media pembelajaran, sarana bemain bagi anak, ruang yang menyenangkan, cermin dari kehidupan keluarga. Definisi metakognisi, diantaranya adalah menurut Flavell dalam Dimyati Mahmud (2009:81) metakognisi adalah pengetahuan seseorang mengenai prosesproses dan produk-produk kognitifnya sendiri atau sesuatu yang bertahan dengannya, misalnya data yang ada kaitannya dengan belajar. Metakognisi berkaitan dengan mekanisme self-regulation seperti cheking, planning, monitoring, testing, revisingdan evaluating.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
80
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
Pendapat
lain
adalah
menumt
Matlin
dalam
(http://ihd.shvoong.com)
metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran dan pengontrolan seseorang terhadap proses kognisinya dan metakognisi juga sangat penting karena pengetahuan tentang proses kognisi dapat membantu seseorang dalam menyeleksi strategi-strategi pemecahan
masalah.
Sedangkan
menurut
McDevitt
dan
Ormrod
dalam
(http://id.shvoong.com) the term metacognition refers both to the knowledge that people have about their own cognitive processes and to the intentional use of certain cognitive processes to improve learning and memory.
III. Metode dan Pendekatan Lima Kepedulian (MAKE) menggunakan unsur - unsur yang terdapat dalam pendekatan metakognisi yaitu a. Checking Dengan cara mengenali sikap peduli yang ada pada diri kita. Apakah kita sudah benar - benar memilikinya?, Apakah sudah berasal dari hati kita?, ataukah hanya bersifat konformitas?. Checking dimaksudkan agar kita mengetahui sejauh mana awarness peduli yang kita miliki. b. Planning Merencanakan pengelolaan dengan matang dengan unsur lima kepedulian (make) yang ada di dalamnya yaitu peduli keluarga, lingkungan, masyarakat, kelembagaan dan pembelajaran, Membuat frame dan menegaskan bahwa peduli harus memiliki perencanaan yang matang dalam pengelolaan PAUD ramah anak. c. Monitoring Mencermati dan melihat proses dari semua stake holder. Apakah dalam pengelolaan ini semua telah menjalankan ranah-ranah yang terdapat dalam setiap frame kepedulian? d. Testing Memberikan tugas-tugas yang mencerminkan sikap peduli. Misalnya meminta kepala sekolah menyelesaikan miss communication yang terjadi antar orang tua murid supaya tidak merebak ke masyarakat dan mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga. e. Revising Memperbaiki kesalahan dan kekeliruan dari berjalannya proses pengelolaan. Membangun komunikasi positif dalam melakukan revisi. Selain komunikasi cara yang di tempuh adalah dengan mediasi.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
81
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
f. Evaluating Seluruh content dalam sebuah manajemen duduk bersama untuk melakukan evaluasi. Masing-masing membuat koreksi dan masukan yang bersifat membangun. Evaluasi tersebut juga melibatkan masyarakat, instansi terkait, komite sekolah dan orang tua. Pengelolaan PAUD ramah anak berbasis masyarakat melalui pendekatan metakognisi digambarkan dalam bagan berikut ini : Gambar 1. Diagram Pengelolaan PAUD ramah anak berbasis masyarakat melalui pendekatan metakognisi
IV. Hasil dan Pembahasan A. Paud Ramah Anak Pengelolaan PAUD Ramah Anak dapat tercermin dalam lingkup : 1) Peduli Keluarga Peduli keluarga dalam PAUD ramah ini mencakup peduli dengan melihat latar belakang keluarga anak, pola asuh, hal-hal yang bersifat instrumental seperti rekrutmen anak didik tanpa diskriminasi, siapapun dan berasal darimanapun, tanpa membedakan status sosial, anak didik berhak masuk dan mendapat layanan pendidikan di PAUD.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
82
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
2) Peduli Lingkungan Lingkungan atau sering juga disebut lingkungan hidup adalah jumlah semua benda hidup dan benda mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Dalam pengelolaan PAUD ramah anak penataan lingkungan harus memperhatikan 3 hal yaitu keselarasan, keamanan, kenyamanan 3) Peduli Masyarakat Masyarakat memiliki peran yang sangat penting untuk kemajuan PAUD. Melalui kepercayaan masyarakat maka PAUD akan tetap eksis memberikan pelayanannya. 4) Peduli Pembelajaran Pembelajaran ini meliputi kurikulum yang di pakai. Misalnya memakai metode sentra maka harus disiapkan sentranyadi antaran yasentra BAS, sentra seni dan kreativitas, sentra persiapan, sentra main peran, sentra religi, sentra musik budaya. Pelayanan pengembangan anak usia dini dengan jenis pelayanan yang lengkap dan utuh mencakup pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, gizi, pendidikan,
pengasuhan
serta
perlindungan
yang
dilaksanakan
secara
terintegrasi, oleh berbagai pihak penyelenggara, di berbagai lokasi. Peduli pembelajaran ini mencakup pula layanan pembelajaran tanpa diskriminasi seperti layanan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. 5) Peduli Kelembagaan Kelembagaan ini meliputi struktur organisasi, penernpatan dan pemberian tugas untuk para pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan ahlinya masing-masing agar terbentuk sistem kerja yang profesional, kondusif dan ramah. Unsur utama dalam pengelolaan ini adalah sikap peduli meliputi peduli keluarga, lingkungan, masyarakat, kelembagaan, pembelajaran. Instrumen yang harus diperhatikan dalam pengelolaan ini meliputi sarana prasarana, SDM, Kelembagaan dan lingkungan kelas.Dengan strategi tersebut diharapkan pengelolaan
akan
berjalan
lancar
dalam
mengatasi semua
hambatan,
mengendalikan manajemen dengan ramah untuk mewujudkan PAUD.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
83
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
B. Pengelolaan PAUD Ramah Anak Berbasis Masyarakat Melalui Pendekatan Metakognisi PAUD Ramah Anak bila ditinjau dari beberapa aspek dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Sikap terhadap anak didik Perlakuan adil bagi anak didik laki-laki dan perempuan, cerdas-lemah, kaya-miskin, normal-anak yang merniliki kebutuhan khusus, anak pejabat-anak buruh, penerapan norma agama, sosial dan bndaya setempat. Bersikap kasih sayang terhadap anak didik, memberikan perhatian bagi mereka yang Iemah dalam proses belajar. Saling menghormati hak-hak anak, baik antar anak didik, antar tenaga, kependidikan serta antara tenaga kependidikan dan anak didik. 2) Metode Pembelajaran Terjadi proses belajar sedernikian rupa sehingga anak didik merasakan senang mengikuti proses pembelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan waswas, tercipta suasana have fun (menyenangkan), anak lebih aktif dan kreatif. Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif. Misalnya: belajar tidak harus di dalam kelas, guru sebagai fasilitator proses belajar meningkatkan ketertarikan dan kesenangan dalam pengembangan kompetensi, termasuk lingkungan sekolah sebagai sumber belajar (pasar, kebun, sawah, sungai, laut, dll). 3) Proses belajar mengajar didukung oleh APE Variatif dan aman. Guru sebagai dan motivator dan fasilitator menerapkan proses belajar mengajar yang kooperatif, interaktif, Terjadi proses belajar yang partisipatif. Anak didik lebih aktif dalam proses belajar. Guru sebagaifasilitator proses belajar mendorong dan memfasilitasi murid dalam menemukan cara atau jawaban sendiri dalam suatu persoalan. 4) Student center Pembelajaran berpusat pada anak. Anak didik dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan kompetensi dengan menekankan proses belajar melalui pemberian stimulasi, melalui bemain dan berbuat sesuatu (learning by stimulating, learning by playing dan learning by doing). 5) Setting Class Anak dilibatkan dalam penataan setting ruangan, misalnya menata balok pada rak balok dan rak mainan yang ramah anak (terjangkau oleh anak), menempel lukisan di dinding, membuat jurnal pagi dll. Anak dilibatkan dalam memajang hasil karya, APE, bahan ajar dan buku sehingga artistik dan menarik MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
84
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
serta menyediakan space untuk baca (pojok baca). Bangku dan kursi sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan ukuran postur anak Indonesia serta mudah untuk digeserguna menciptakan kelas yang dinamis. 6) Lingkungan Kelas Anak dilibatkan dalam mengungkapkan gagasannya dalam menciptakan lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman kebun sekolah), Tersedia fasilitas air bersih, higienis dan sanitasi, fasilitas kebersihan dan fasilitas kesehatan, Fasilitas sanitasi seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak. PAUD ramah anak memiliki ciri-ciri tidak ada perlakuan berbeda pada semua anak didik, pembelajaran bersifat have fun atau menyenangkan, APE variatif dan aman, pembelajaran berpusat pada anak, setting class bersifat moving, lingkungan sekolah yang nyaman. V. Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan Penerapan PAUD ramah anak melibatkan semua unsur yang terkait di PAUD sehingga dapat disimpulkan bahwasannya : 1. PAUD ramah anak tidak terlepas dari MAKE (Lima Kepedulian) melalui pendekatan metakognisi Pengelolaan PAUD yang komprehensif tidak terlepas dari faktor eksternal yaitu hubungan dengan keluarga, lingkungan dan masyarakat. Faktor internal dalam pengelolaan meliputi proses belajar mengajar dan kelembagaan. Maka diperlukan sinergi dan harmoni yang baik antara faktor eksternal dan internal. 2. Unsur-unsur kerja pada teori tersebut di atas sangat menunjang pelaksanaan manajemen berbasis kepedulian. Pendekatan metacognition dipergunakan sebagai upaya menghasilkan sebuah keputusan kognisi Proses yang terjadi akan membawa individu berada dalam penemuan kesadaran penuh dan problem solving yang tepat. 3. Deskripsi
pendekatan
adalah
menggunakan
teori
metakognisi
dengan
mekanisme self-regulation yaitu Cheking, planning, monitoring, testing, revising, dan evaluating.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
85
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
B. Rekomendasi 1. Penerapan metode ini hendaknya mendapat dukungan dari pemerintah karena metode ini tepat digunakan dalam pengelolaan, berguna tidak hanya dalam pengelolaan PAUD tetapi dalam semua ruang lingkup Kemaupan karena karakter positif akan terbentuk dengan kesadaran yang tinggi. 2. Pengelola PAUD yang lebih peduli yang merupakanessensi dari PAUD ramah anak, bersifat fleksibel, perencanaan yang matang dan problem solving yang tepat. 3. Kepedulian dalam mendidik, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, individual differences dan pemenuhan hak - hak serta perlindungan terhadap anak sehingga terwujud PAUD ramah anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Repository.usu.ae.id/beatstream/29937/3/chapter II.pdf Aqib, Zainal,2010. Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung:Nuansa Aulia Baron, RA & Byrne D, 2005.Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga Chatib, Munif.2011. Gurunya Manusia. Kaifa : Bandung Dahar, RW.2011.Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. King, L.A. 2010. Psikologi Dasar. Jakarta : Salemba Humanika Kristanto, dkk Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 2011 Meda Wahini. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi Pada Anak http://tumoutou.net/702 05123/meda wahini.htm 3 Mei 2013 Nasrudin, E. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung : Pustaka Setia Sujiono, Y. N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Pusdiani Press UNJ Usman, H. 2009. Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta 1 Bumi Aksara Wilcox, L.2012. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Diva Press
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
86