PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR LUBUK BUAYA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG
JURNAL
SRI WAHYUNI NIM: 10030016
Pembimbing I
Pembimbing II
Erna Juita, S.Pd, M.Si
Rika Despica, S.Pd, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
Environmental Health Management Lubuk Buaya Market District of Koto Padang by : Sri Wahyuni* Erna Juita** Rika Despica** *Geography Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat ** Lecturer at Geography Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT Inin study aims to describe and analyze on Environmental Health Management Market Buaya Lubuk Tangah Koto Padang Subdistrict , in terms of : 1 ) Management of the availability of a place or a means of waste disposal , 2 ) Management of the cleanliness of the place los traders , 3 ) The participation of traders in hygiene bins , 4 ) The government's efforts in the availability of parking. This type of research used in this study is a qualitative analysis of research in the area of market research sites Lubuk Buaya district. Tangah Koto Padang while the information in this study is the office manager of Buaya Lubuk market district. Tangah Koto Padang , and there are 14 merchants using the techniques of documentation , observation , and interview data accuracy is tested by using purposive sampling technique that consists of data reduction and conclusions The results showed that: the management of environmental hygiene market Lubuk Buaya district. Tangah Koto Padang is ( 1 ) Management of the availability of a place or a means of waste disposal such as boots , masks and small carts and bins are already available , but the clerk uses these tools are used at a particular time , garbage collection has also been carried out by the janitor market . ( 2 ) Management of the cleanliness of the place los traders have been implemented by the merchant and place it in the wake los government of 1981 as many as 92 plots the store but there are contracted status . ( 3 ) The participation of traders in the cleanliness of garbage just to participate in cleaning up trash alone is by way of cleaning up trash after they sell and they are worn in the payment of hygiene ( parrots ). ( 4 ) The business of government in the management of the parking lot in this market is not really a market agency managers who manage , but which manages the market parking lot to do with parking or transportation agencies called UPTD Keywords: Environmental Health Management Market
PENDAHULUAN Di Indonesia pertambahan penduduk semakin hari semakin meningkat, dimana masyarakat sangat membutuhkan pasar untuk tempat mendapatkan segala kebutuhan hidup mereka, pengelolahan lingkungan pasar bertujuan untuk tercapainya keselarasan
hubungan antara manusia dengan pasar itu sendiri, salah satunya dari berbagai sistim yang terkait, prosedur hubungan sosial dan infrastuktur dimana usaha penjual, barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.
1
Banyak masyarakat atau orang sangat membutuhkan tempat berbelanja untuk mencari bahan pangan,sandang,dan papan untuk keperluan kelangsungan hidup manusia, Indonesia merupakan negara yang sedang berkemban. Oleh sebab itu, tidak terlepasdari masalah yang dihadapisalah satunya masalah kebersihan lingkungan pasar.Masalahkebersihan lingkungan pasar cendrung meningkat apabila tidak dapat perhatian khusus dan kepedulian yang tinggi dari masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan bernegara masyarakat berkewajiban menjaga kebersihan lingkungan.Berdasarkan undang-undang lingkungan hidup no 23 tahun 1997 tentang pengelolahan lingkungan hidup yang berdefenisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,kelangsungan perkembangan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Efrida, 2012). Dalam pengertian sederhana, pengertian pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Adapun defenisi pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual (Gunadarma, 2012). Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian,yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang
disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin. Disamping itu untuk kelangsungan dalam suatu pasar tersebut mempunyai beberapa syarat-syarat berdirinya suatu pasar yaitu:(a) Ada tempat untuk berniaga, (b) Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan, (c) Terdapat penjual barang tertentu, (d) Adanya pembeli barang, (e) Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.(Gunadarma, 2012). Padang merupakan ibu kota dari Sumatera Barat, diPadang banyak terdapat pasar tradisional contohnya pasar Raya, pasar Banda Buek, pasar Tabing, pasar Alay, pasar Pagi dan sebagainya. Pasar sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia, perkembangan pasar akan meningkatkan penghasilan,akan tetapi perkembangan dan pengelolahan kebersihan lingkungan pasar tersebut bukanlah hal yang sangatmudah.Untuk perkembangan dan pengelolahan lingkungan pasar ini banyak factor-faktor yang mendorong untuk kelangsungan pasar tersebut.Ada beberapa faktor menentukan suatu daerah baik atau tidaknya berkembangnya suatu pasar tersebut, yaitu adanya kebebasan bergerak dalam arti melakukan perjalanan kelengkapan sarana transportasidan faktor alam. Menurut Ihsan dalam Efrida (2012), sedangkan pasar itu merupakan sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar.Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi jika kegiatan distribusi tidak berjalan lancar.Untuk memperlancar kegiatan distribusi di pasar maka pasar dilengkapi oleh beberapa unsur pengelola pasar yang terdiri dari kepala
2
pasar, sekretaris, bendahara, bagian ketertiban serta bagian pemeliharaan. Selain itu bukan hanya pengelolahan tempat saja,tetapi pengelolahan kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap berdirinya pasar tersebut.Berdasarkan observasi sebelumnya, pengelolahan di pasar Lubuk Buaya kecamatan Koto Tangah Padang kurang terancang dengan baik, salah satunya letak suatu pedagang dengan tukang parkir yang tidak teratur dan pasar tersebut tidak rapi dan bersih dilihat apalagi terjadinya hujan. Pasar lubuk buaya memiliki luas tanah 3602 dan luas bangunan 3168 meter persegi.jumlah para pedagang di pasar Lubuk Buaya berdasarkan data, dahulu sebanyak 100 orang pedagang, sedangkan jumlah para pedagang sekarang sebanyak 200 orang pedagang (Unit Pasar Tingkat Daerah pasar Lubuk Buaya, 2012). Pasar lubuk buaya termasuk pasar tradisional, dimana dibangun oleh pihak pemerintah dan swadaya masyarakat, dan tempat usaha dapat berupa toko, kios, serta tenda yang menyediakan barang-barang konsumen sehari-hari, disini adanya trnsaksi jual beli terjadi setiap hari akan tetapi, yang ramai terjadinya transaksi jual beli tersebut terjadi pada hari Rabu dan Minggu atau sering disebut hari balay (nama hari pasar), masyarakat banyak membeli bahan-bahan pangan, sandang, dan papan ini untuk kelangsungan hidup manusia, kadang-kadang masyarakat datang dari berbagai tempat seperti Tabing, Tunggul hitam, Ulak karang dan lain-lain. Pengelolaan sampah dipasar lubuk buaya sudah berjalan dengan baik, namun ketersediaan tempat dan sarana seperti tempat sampah hanya satu terdapat di pasar Lubuk Buaya, sementara itu pedagang membuang sampah hanya pada tempat dia berjualan saja danmasih banyak terdapat
tumpukan sampah yang masih bertebaran di tempat para pedagang berjualan, terutama pedagang sayur dan tempat pedagang kaki lima, sementara itu petugas kebersihan pasar tersebut mengambil sampah dilakukan pada malam hari. Keberadaan keteraturan tempat los ikan, daging dan ayam sudah teratur letaknya dengan baik, namun pengelolaan kebersihan tempat los tersebut kurang bersih salah satunya tempat pedagang ayam, apalagi terjadinya hujan, tempat ini becek, kotor dan bau, sementara itu pedagang kurang menyadari akan keikutsertaannya dalam mengelolah sampah, pedagang hanya mementingkan daganganya dan setelah habis barang dagangannya lalu mereka pergi dan membiarkan sampah mereka tertumpuk, seharusnya para pedagang setelah berjualan, lalu mereka bersihkan dan sampah tersebut mereka buang pada tempat sampah yang telah disediakan oleh pengelola dinas pasar. Berdasarkan observasi sebelumnya keberadaan pengelolaan tempat parkir sangat tidak teratur, dan banyak masyarakat mengatakan dahulu pemerintah telah menyediakan tempat parkir tersebut, tetapi keadaan tempat parkir tersebut sekarang sudah menjadi tempat pedagang kaki lima sehingga tempat parkir sekarang berada ditepi jalan. tempat yang berdiri disembarangan mengakibatkan pengelolaan pasar Lubuk Buaya tersebut terlihat tidak bersih disebabkan kurang teraturnya antara tempat pedagang dan tempat parkir. Permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat “Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang” METODOLOGI PENELITIAN Moleong (2010), menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak
3
mengadakan perhitungan atau mengunakan angka-angka. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak termaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya pengelolaan lingkungan pasar secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama: pengelolaan ketersediaan tempat atau sarana pembuangan sampah di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang sudah tersediaseperti tempat bak sampah, gerobak kecil dan lain sebagainya, akan tetapi di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang ini kalau ketersediaan tempat sampa sememtara kepada para pedagang belum tersedia, pedagang kadang-kadang hanya menyediakan karung untuk sisa dagangannya, kemudian para petugas kebersihan yang mengambil tumpukan sampah yang telah dikumpulkan oleh masing-masing pedagangdan sistim pengangkutan sampahnya, pertama sesudah pedagang berjaualan mereka letakkaan sisa dagangannya di samping tempat mereka berjualan, setelah itu baru diangkut dengan gerobak kecil oleh petugas kebersihan pasar setelah sampah diambil ke tempat-tempat pedagang satu persatu lalu diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Hampir seluruh pasar tradisional di Indonesia masih bergelut dengan masalah internal seperti buruknya menajemen pasar, sarana dan prasarana yang masih sangat minim, menjadi target penerimaan retribusi, menjamurnya pedagang kaki lima (PKL), dan minimnya bantuan permodalan (poesoro, 2007), menurut Kuncoro (2008), permasalahan umum
yang dihadapi pasar tradisional adalah sebagai berikut: a. Banyaknya pedagang yang tidak tertampung di pasar b. Sigma pasar yang mempunyai pesan kumuh c. Barang dagangan siap saji mempunyai kesan yang kurang higienis d. Pasar moderen yang tumbuh dan berkembang memiliki daya saing bagi pasar tradisional e. Rendahya kesadaran para pedagang untuk mengembangkan usahanya dan menempati tempat yang sudah ditentukan f. Status tanah yang tidak jelas, sebagai tanah berstatus milik pemerintah daerah dan sebagian berstatus milik pemerintah desa g. Banyaknya pasar yang tidak beroperasi secara maksimal, karena adanya pesaing pasar lain sehingga perlu pemanfaatan lokasi secara efektif h. Masih rendahnya pedagang dalam menyadari retribusi i. Masih adanya pasar yang beroperasi hanya pada hari pasar Namun demikian keberadaan pasar tradisional di Indonesia memiliki nilai yang sangat strategis, menurut Kuncoro (2008), nilai strategis pasar tradisional terlihat dari besarnya jumlah pedagang tradisional yang berjumlah 12 juta pedagang, kemudian adanya kenyataan bahwa pasar tradisional merupakan pasar yang paling sering dikunjungi oleh pembeli dimana masyarakat Indonesia melakukannya kurang lebih 25 kalin dalam sebulan, adanya kemudahan akses bagi pemasok kecil bagi petani serta terjadi keunggulan dimana terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli, kualitas barang yang segar serta lokasi pasar tradisional yang dekat dengan masyarakat.
4
Kedua: pengelolaan kebersihan tempat los pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang sudah terancang dengan baik, akan tetapi pengelolaan di tempat pedagang los ikan tidak tersedia tempat sampah, para pedagang meletakkan kotoran ikan mereka di samping mereka berjualan, itu pun tidak ada keranjang tapi hanya mereka buang di lantai, sehingga keadaan kebersihan tempat los ikan tersebut terlihat tidak bersih dan bau. Pada tahun 1981 pengelola membangun tempat los di pasar ini sebanyak 92 petak toko, dimana terdapat 56 petak batu dan pada tahap II yaitu pada tahun 1993 terdapat 40 petak toko di tambah dengan meja batu 40 petak, los daging 20 petak, los ikan 24 petak, dan los ayam 30 petak. Dimana yang memiliki tempat los ini tetap pemerintah tetapi statusnya ada yang mengontarak, apabila para pedagang ini tidak mentaati peraturan yang telah diberikan oleh dinas pasar seperti tidak membersihkan sisa mereka berjualan maka mereka diberi sangsi pertama-tama para pedagang itu ditegur terlebih dahulu kemudian di beri sangsi ringan, intinya ada lah dinas pasar memberikan sangsi kepada pedagang yang tidak mentaati peraturan yang telah diberikan. Peraturan menteri dalam negeri republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 tentangpengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional mengatakan bahwa untuk mendorong pasar tradisional mampu berkopetensi dan berdaya saing dalam pusat perbelanjaan dan toko modern diperlukan pengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional secara profesional yang memiliki tujuan (a) menciptakan pasar tradisional yang tertib, aman, bersih, dan sehat. (b) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (c) menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak perekonomian daerah dan (d) menciptakan pasar tradisional yang berdayua saing dengan pusat
perbelanjaan dan toko moderen. Seperti yang telah ditetapkan pada pasal 6 ayat 1 adanya perencanaan fisik yang meliputi penentuan lokasi, penyediaan fasilitas bangunan dan tata letak pasar dan sarana pendukung adalah: 1. Fasilitas bagunan dan tata letak pasar seperti bangunan toko, kios, dan los dibuat berdasarkan ukuran standar ruang tertentu 2. Petak atau blok dengan akses penunjang kesegala arah 3. Percahayaan dan sirkulasi udara yang cukup 4. Penataan toko, kios dan los berdasarkan jenis barang daganganya 5. Bentuk bangunan pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah Ketiga: Keikutsertaan pedagang dalam kebersihan sampah di pasar Lubuk Buaya Padang. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa umunya pedagang makanan dan sayur sampah mereka masukan ke dalam karung kemudian dibiarkan saja sampahnya di tepi tempat berjualan. Tempat sampah sementara seperti kardus, karung, dan ember merupakan sarana yang sangat efektif bagi pedagang dalam proses pengumpulan sampah untuk mengetahui sejauh mana kepedulian pedagang dalam menyediakan tempat sampah sementara seperti kardus, karung dan tong. Dengan adanya tempat sampah sementara mempermudah petugas kebersihan membersihkan pasar, sampah-sampah yang ada ditempat sampah sementara dapat langsung dipindahkan kedalam gerobak untuk langsung dibawa ke truk kountainer pengangkut sampah sehingga petugas tak perlu susah menyapu sampah-sampah yang berserakan di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang. Keikutsertaan pedagang juga terlihat dari kepatuhan seluruh pedagang
5
dalam membayar uang retribusi (Beo) sebesar 2000/lapak. Hal ini sesuai dengan pendapatan Baratha dalam Efrida (2012) bahwa lingkungan mula-mula secara umum diartikan hannyalah sebagai tempat tinggal, tetapi pengertian lingkungan sebenarnya mempunyai makna luas. Lingkungan hidup meliputi segala apa saja, baik itu benda mati maupun benda hidup yang ada disekitar tempat kita, baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi hidup maupun kehidupan. Keempat: Usaha pemerintah dalam ketersediaan tempat parkir pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang, pada umumnya para pedangang mengatakan bahwa pengelolaan tempat parkir di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah tidak terancang dengan baik atau bisa dikatakan kurang teratur, karena yang mengatur tempat parkir tersebut bukan dinas, melainkan yang mengatur tempat parkir tesebut ada kaitannya dengan dinas perhubungan perpakiran. Pasar dapat dibedakan menadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar moderen. Pasar tradisional merupakan salah satu infrastruktur ekonomi bagi kabupaten dan ikut serta mendukung keberhasilan otonomi daerah tetapi pada kenyataannya pasar tradisional secara kwalitas maupun kwantitas masih kalah jauh dengan pasar moderen. Kondisi demikian memerlukan peranan dinas pasar dalam mengelola dan membina pasar tradisional. Bagaimana peranan dinas pasar dalam mengelola dan membina pasar daerah untuk dapat terwujudkan tujuan pengelolaan pasar dan tempat berjualan pedagang (Fattah, 2008). Peranan dinas pasar dalam mengelola pasar daerah yaitu memberikan tata pemberian ijin, melaksanakan standarisasi pasar, melaksanakan ketentuan retribusi dan pemeliharaan pasar sedangkan dalam
membina pasar daerah, dengan mengunakan standar pelayanan publik, meningkatkan pengetahuan pedagang, meningkatkan disiplin pedagang dan meningkatkan keamanan dan kebersihan pasar. Secara umum peranan dinas pasar tersebut sudah baik dan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004 tentang pengelolaan pasar dan tempat penjualan pedagang. Solusi agar pelaksanaan pengelolaan dan pembina pasar daerah bisa berjalan dengan baik adalah memperbaiki fasilitas, melakukan pendataan ulang data pasar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian wawancara yang telah dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan ketersediaan sarana dan prasarana yang disediakan oleh dinas pengelola pasar sudah tersedia seperti tempat sampah, sapu, dan alat bantu lainnya,akan tetapi satu yang tidak ada disediakan oleh dinas pasar seperti tempat sampah sementara. 2. Pedagang yang berjualan di sekitar los ayam, ikan, dan daging di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang mereka memanfaatkan sampah/kotoran dari mereka berjualan, mereka manfaatkan untuk makanan ternak lele akan tetapi ketersediaan. 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa umunya pedagang makanan dan sayur sampah mereka masukan ke dalam karung atau ember, kemudian mereka biarkan saja sampah mereka di tepi tempat mereka berjualan karena mereka dikenakan uang retribusi (beo) sebesar 2000/lapak. 4. Pengelolaan tempat parkir di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah tidak terancang dengan baik atau bisa dikatakan kurang teratur, karena yang mengatur tempat parkir tersebut bukan dinas, melainkan yang
6
mengatur tempat parkir tesebut ada kaitannya dengan dinas perhubungan perpakiran.
Moleong. 2010.Metdologi Penelitian kuantitatif. Bandung. Remaja Rusdakarya.
Saran 1. Kepada dinas pengelola pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah untuk mensolisasikan, kepada pedagang agar lebih memperhatikan kebersihan pasar. dan kepada dinas pengelolaan memberikan tempat sampah sementara pada tiap-tiap pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang. 2. Seluruh pedagang pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang agar ikut serta dalam menjaga kebersihan pasar terutama disekitar tempat mereka berjualan. 3.Penelitian lanjutan tentang pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang.
Sejati, Kuncoro. 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu Dengan Sistim Node, Sub Poin da Cebter Poin. Yogyakarta: Kanisius. Slamet,
S. J. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyaarta: Gajah Mada University Press.
Soemirat, 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
DAFTAR PUSATAKA Gunadarma 2012. http:/ Elearning. Ac.Id/ Pokok-pokok pengertian pasar. Diakses 17 Maret 2013. Efrida,
Ade. 2012. Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Pasar di Kenagarian Aur Kunng Kabupaten Pasaman Barat. Padang. STKIP PGRI. Skripsi.
Fatah,
Sanusi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP /MTsN kelas VIII. Jakarta. Pendidikan Nasional.
Hermanto. 2007. Pengelolaan Sampah Kota Padang (Studi Kasus Pada Loasi Pembuangan Air Dingin). Padang. Fis UNP. Skripsi. Karim,
Ihsan. 2004. Konsep Dan Pemaknaan Tentang Pasar. Padang Fis UNP. Skripsi.
7