STUDI KASUS
PENGELOLAAN ASET IRIGASI UNTUK PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN. Suseno Darsono 1. Agus Suprapto Kusmulyono2 1. Universitas Diponegoro 2. Kementrian Pekerjaan Umum
INTISARI Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama dalam ketahanan nasional, oleh karena itu perlu dukungan semua pihak. Beras adalah makanan pokok masysarakat Indonesia, maka peningkatan produksi beras merupakan suatu hal yang mutlak dalam mewujudkan ketahanan pangan. Peningkatan produksi beras memerlukan dukungan infrastruktur irigasi yang handal, oleh karena itu pengelolaan jaringan irigasi perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan melakukan pengelolaan asset irigasi secara optimal. Peraturan dan perundangan mengamanatkan metoda pelaksanaan manajemen asset irigasi, oleh karenanya perlu piranti `agar pengelolaan asset irigasi dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pemerintah telah menyiapkan piranti untuk pengelolaan asset irigasi berupa pedoman (draft), dilengkapi dengan perangkat lunak untuk mendukung pelaksanaannya (Sistem Aplikasi Pengelolaan Aset Irigasi-SIPAI), yang ditujukan untuk melakukan inventarisasi asset sebagai langkah awal dalam perencanaan pengelolaan asset. Pada paper ini akan disampaikan pengalaman dalam penerapan perangkat lunak tersebut, karena penulis mendapat kesempatan untuk menerapkan perangkat lunak tersebut pada ` tahap pengembangan. Kata Kunci : ketahanan pangan, irigasi, pengelolaan asset , perangkat lunak. PENDAHULUAN Peningkatan efisiensi irigasi merupakan salah satu permasalahan utama di dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Pengoperasian dan pemeliharaan suatu daerah irigasi merupakan suatu keharusan agar kinerjanya meningkat. Jadi pemanfaatan sumber daya air dapat maksimal (Phengphaengsy dan Okudaira, 2008). Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi merupakan dasar dalam melaksanakan operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi. Ketersediaan air irigasi secara dinamis baik spasial maupun temporal dari suatu sistem irigasi sangat dipengaruhi sistem sosio-kultural masyarakat (Pusposutardjo dan Arif,1999). Oleh karena itu keberhasilan pengelolaan sistem irigasi akan
sangat tergantung pada azas legal dan tujuan manajemen. Modal (aset) dasar yang kuat dan sistem manajemen yang handal termasuk adanya alat bantu pengambilan keputusan sangat diperlukan untuk dapat mewujudkan tujuan manajemen yang optimal (Arif, 2006). Pengertian aset adalah aktiva berwujud yang memiliki umur yang lebih panjang dari satu tahun. Seperti pada sistim irigasi, aset utama infrastruktur irigasi berupa jaringan saluran pembawa termasuk bendung atau waduk, talang, bangunan bagi atau sadap yang terdiri dari komponen sipil dan mekanikal, jaringan pembuang dan aset pendukung terdiri dari Kelembagaan, Sumber Daya Manusia (SDM), Bangunan Gedung, Peralatan O&P dan Lahan. Pengelolaan aset irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk perencanaan pemeliharaan, pendanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan. Maksud dari penyusunan sistim informasi pengelolaan aset irigasi sebagai alat bantu agar para pengelola irigasi mampu melaksanakan pengelolaan aset irigasi secara efektif dan efisien serta berkelanjutan dalam keterbatasan dana O&P. Perangkat lunak Sistim Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI) merupakan suatu alat bantu pengambilan keputusan yang berisi data dasar sistim irigasi dan model optimasi untuk mengelola suatu daerah irigasi. Kegunaan dari perangkat lunak Sistim Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI) adalah alat bantu dalam menentukan prioritas pemeliharaan bangunan dan saluran dalam keterbatasan dana, tetapi diharapkan dapat menghasilkan kinerja sistim yang optimal. Maksud dari tulisan ini adalah menjelaskan penerapan` dan manfaat Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI) yang dikembangkan dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan aset irigasi pada DI Jejeruk di Wilayah Sungai Bengawan Solo. Sesuai dengan PP No.20 tahun 2006 pasal 65 ditetapkan bahwa SIPAI mencakup jenis-jenis kegiatan : Inventarisasi, Perencanaan pengelolaan, Pelaksanaan pengelolaan, Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi, dan Pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi. Sedang tujuan dari penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI) adalah; Menyediakan data dasar dalam rangka mendukung Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) yang meliputi antara lain data jumlah, jenis, dimensi, kondisi, fungsi, areal pelayanan, ketersediaan dan kebutuhan air. Menyediakan data dalam rangka mendukung Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) bidang irigasi. Menyediakan data dasar perkiraan kebutuhan / rencana biaya pemeliharaan, rehabilitasi dan atau peningkatan jaringan irigasi, per lokasi atau ruas. Menyusun alat bantu pengambilan keputusan guna mengelola daerah irigasi dengan keterbatasan dana pemeliharaan.
0 0 0 0 6 6
0 0 5 2 5 6
0 0 0 5 4 6
0 0 5 7 3 6
0 0 0 0 3 6
0 0 5 2 2 6
0 0 0 5 1 6
0 0 5 7 0 6
0 0 0 0 0 6
0 0 5 2 9 5
0 0 0 5 8 5
0 0 5 7 7 5
0 0 0 0 7 5
0 0 5 2 6 5
0 0 0 5 5 5
0 0 5 7 4 5
0 0 0 0 4 5
N W
E
TUBAN 0 0 0 5 2 2 9
S
0 0 5 7 1 2 9
JA WA TENG AH LAMONGAN
0 0 0 0 1 2 9
0 0 0 0 1 2 9
0 0 5 2 0 2 9
0 0 5 2 0 2 9
Daerah Irigasi Jejeruk
#
BOJONEGORO
Be ndu ng Sa lu ra n I rig asi Su nga i
Dae ra h L ayan an Irig asi
luas areal irigasi 5657 Ha.
#
W ad uk
# 0 0 0 0 8 1 9
NGAWI KOTA MOJOKERTO
0 0 5 2 7 1 9
JOMBANG
NGANJUK
0 0 0 5 6 1 9
0 0 0 5 6 1 9
0 0 5 2 7 1 9
0 0 0 0 8 1 9
0 0 5 7 8 1 9
0 0 5 7 8 1 9
MADIUN 0 0 5 7 5 1 9
KOTA MADIUN ## # #
# 0 0 0 0 5 1 9
MAGETAN #
0 0 5 2 4 1 9
0 0 5 2 4 1 9
KOTA KEDIRI 0 0 0 0 6 6
0 0 5 2 5 6
0 0 0 5 4 6
0 0 5 7 3 6
0 0 0 0 3 6
0 0 5 2 2 6
0 0 0 5 1 6
0 0 5 7 0 6
0 0 0 0 0 6
0 0 5 2 9 5
0 0 0 5 8 5
0 0 5 7 7 5
0 0 0 0 7 5
0 0 5 2 6 5
0 0 0 5 5 5
0 0 5 7 4 5
0 0 0 0 4 5
0 0 0 5 3 1 9
0 0 5 7 5 1 9
0 0 0 5 3 1 9
Keterangan :
# 0 0 0 5 9 1 9
0 0 0 5 9 1 9
0 0 0 0 5 1 9
DEPAR T EME N PE KER JA AN UMU M D IRJEN SUM B ER D AYA A IR B BW S BEN G AW AN SOLO
0 0 0 5 2 2 9
0 0 5 7 1 2 9
0 0 5 2 3 2 9
0 0 5 2 3 2 9
PETA LOKASI STU DY
0
4
8
12 Kilo meters
Gambar -1, Lokasi Daerah Irigasi Jejeruk
METODOLOGI PENYUSUNAN PAI Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo merupakan unit pelaksana teknis menyelenggarakan pengelolaan aset irigasi pada daerah irigasi Jejeruk yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah.
PERSIM'AN SURYEY CAN PELATIHAN
• •
'
I
• •
• •
SURVEY INYENTARISASI ASET IRlGASI
DATA PRIMER ASET IRIGASI
CATA SEl
lrlc,>sl IDato Ket..rsedlaan Air Daito Skem" 1rig.. si d"n Skema B>ongun"n Data Lahan Data Desaln S..luran
• •
• •
INSTANSI TERKAIT Dinn PSCA B
• Cfnas PU/Pengalran ._
• •
8apeda Praplnsl 8apeda l
dan8angunan
1......._
'-iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiil,
...,...
I
PELATIHAN PERANGKAT
U A N Kii i iiiii_,I �lliiiiiiiiiiL��
PENVIAPAN SISTIMPAI
Gambar -2, Metodologi penyusunan PAI
KELUARAN SIPAI DAERAH IRIGASI JEJERUK Output atau keluaran entry data yang dihasilkan oleh SIPAI versi 1,0 merupakan suatu data dasar yang tersaji secara rapi dan lengkap serta mudah dimengerti karena tersaji secara urut dalam folder berdasarkan jenis bangunan dan saluran. Pengelolaan aset irigasi Jejeruk wilayah Sungai Bengawan Solo ini di Kabupaten Megetan dan Madiun dengan luas areal irigasi 5657 Ha. Data sekunder didapat dari instasi-instansi terkait, sedang data primer didapat dengan survey pengukuran di lapangan. Data yang didapat ini nantinya digunakan sebagai input untuk program SIPAI, sehingga didapat data dasar yang lengkap guna pengelolaan aset irigasi. Daerah Irigasi Jejeruk dibangun Sejak jaman kolonial Belanda pada tahun 1901 dan direhab pada tahun 1977/1978. Wilayah Jejeruk mendapatkan air dari Sungai Gandong, berada di Kabupaten Magetan, Propinsi Jawa Timur, dengan luas areal persawahan sebesar 5657 Ha. Bangunan utama berupa bendung permanen, yang diberi nama Dam Jejeruk dengan lebar 35.00 meter dan terdapat pada aliran Sungai Gandong. Bangunan pelengkap yang ada pada Jaringan Irigasi D.I Jejeruk terdiri dari Bangunan Ukur, Bangunan Bagi, Sadap, Gorong-gorong, Tempat Mandi Hewan, Penguras, Pelimpah. Jumlah seluruh bangunan pelengkap pada Jaringan Irigasi tersebut dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 1 yang merupakan hasil inventarisasi di lapangan. Mengenai hasil Pengelolaan Data Aset Irigasi di Daerah Irigasi Jejeruk dengan perangkat lunak SIPAI, dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini :
SEKEMA JARINGAN IRIGASI LUAS.5657 ha
Ts.1 ta 92 Ts 1.ki Kl.3 ki
64 R.Kt.2 A=3093 ha L=868 m
44,10
97
43
L.S
EK
.K
H R.tB.1 GA EN A=766 ha IT AL B.Tb.1 L=1210 m
70,36
Wk.5 M 104
KE
KE MAGETAN
2,10
Sb.2 ki B.Sb.2
17
8,93
B.Bb.1
SAL.SEKUNDER SRAMBAH
90
34,65 R.Tb.3 A=418ha L=946 m
47,25 R.Tb.2 A=804ha L=1191 m
P.I 1ki
B.Tb.2
114
R.Dk.1 A=1228ha L=4165 m
B.Tb.5
120
19
74,55
124
19,95
Ss.2 ki
R.Sb.7 A=1365 ha L=1350 m
67,20
104 B.Ss.1
B.Sb.9 B.Sb.8
SAL.SEK MOJOPURNO
B.Sb.7
Sb.8 ka 22,5
R.Sb.8 A=1364,5 ha L=626 m
11,81
90
54,60
74,05
139,65
223
117,08 71
Su.4 ki
81,36
B.Ss.3
R.Ss.2 A=345 ha L=1460 m
86 ha
124
59,85
B.Su.1
R.Su.3 A=241 ha L=750 m
65,10
R.Su.4 A=526ha L=741 m
B.Su.5
37,28 B.Su.6
R.Su.3 A=717 ha L=961 m
163
86,58
R.Su.6 A=234ha L=2473 m
Su.5 ka 168
B.Su.4
R.Su.2 A=779 ha L=1057 m
88,20
R.Su.5 A=402ha L=1283 m
B.Su.3
45,15
Ss.3 ka
B.Su.2
R.Pn.1 A=206 ha L=1123 m
91
Su.2 ka 62
100,28
32,55
Mpl ki 90
Mpl ka 118
33,08
Wk.8 ki 141
266 Ds 1 ka
R.Su.1 A=893ha L=6508 m
Ss.3 ka 47,25
42,53
Su.6 ka
155
B.Ss.2
R.Ss.1 A=449 ha L= 495 m
63 121,27
Su.6 ki
Ss.3 ki
SAL.SEKUNDER SRAMBAH SELATAN
Sa.1 ka
231
Ds. 1 ki
R.Ds.1 A=489ha L=3959 m
Wk.8 ki
Du. 3 ka
R.Du.3 A=416ha L=2701 m
61
29.93
R.Wk.8 A=204ha L=692 m
B.Du.2
65,10
114
10,76
R.Sb.7 A=1366 ha B.Sb.7 L=1550 m SAL.SEKUNDER SRAMBAH
B.Mp.1
65,63
Su.1 ki
Sb.5 ki 12,8
R.Sb.6 A=1593 ha L=2200 m
125
57
96,18 B.Wk.8
B.Du.2
Ds. 2 ka
SAL.SEKUNDER SRAMBAH UTARA
20,5 B.Sb.5
36
63,00
9,98 Sb.7 ki
R.Du.2 A=499ha L=3683 m
SAL.SEKUNDER DUKUH UTARA
R.Du.1 A=739ha L=263 m SAL.SEKUNDER DUKUH SELATA N
142
187
Tb.5 ka
Tb.3 ka
Tb.2 ka Sb.4 ki
R.Bb.2 A=219ha L=516m
58,80
Wk.7 ki
B.wk.7
Du.3 ki
Tb. 5 ki
B.Tb.4
R.Ds.1 A=489ha L=3959 m
B.Sb.4
77,18
37,60
PI. 1 ka
B.Du.1
59,85
R.Tb.4 A=380ha L=727 m
BTb.3
60,38
115 ha R.PI.1 B.PI.1 A=240ha L=195 m
Tb.4 ki
66
147
R.Wk.7 A=261ha L=272 m
Bb.2 ka 72
SAL.SEKUNDER DUKUH
Sa.1 ka
42
B.Bb.2
SAL.SEKUNDER BIBIS R.Bb.1 A=244ha L=207 m
Tb.2 ki
B.Sb.3
Bb.1 ki 5 2,63
R.BI.1 A=304ha L=2186 m
112
Bb.2 ki
80
R.BI.2 A=80ha L=4788 m
43,56
IUN
SAL.SEKUNDER BANGLE
I
MAD
4
83
AW
Wk.6 ki
B.Wk.6 A=373ha L=1786 m
B.Wk.5
Wk.4 ka
163 85,56 B.BI.2 BI.2 ki
B.BI.1
R.Sb.1 A=1798 ha L=350m
B.Wk.4
B.Wk.3
Wk.3 ka
Wk.2 ka 44,63 85
NG
54,60
R.Wk.5 A=477ha L=2246 m
SAL.SEKUNDER WENGKAL
B.Wk.2
85,05 AHAN TAMB DER EKUN SA L.S
B.Sb1
DAM JEJERUK
R.Sb.5 A=1721 ha L=306 m
59,85
R.Wk.4 A=863ha L=3101 m
KE
162 Sb.1 ka
R.Sb.4 A=1740 ha L=633 m
134
R.Wk.2 A=1311ha L=965 m
R.Wk.3 A=1160ha L=1777 m
B.Tk.1
B.JoI
R.Sb.3 A=177 ha L=245 m
114
Wk.3 ki
34,65
B.Wk.1
Wk.l ka 45 23,63
Sb.1 ka
R.Sb.2 A=1794 ha L=245m
66
R.Wk.1 A=1434ha L=250m
R.Kt.4 A=2966 ha L=2625 ha B.Kt.4
R.Tb L=235 m
B.Kt.1
R.Jo.I A=5657 ha L=460 m
50,93
Wk.2 ki
Wk.l ki 78 40,95
R.Kt.3 A=3009 ha L=395 m
B.Kt.3
47,25
INJEKSI KE PG
SA
R.Ts.1 A=303ha L=827m
Ts 1 ka
22,56
B.Kt.2
R.Kt.1 A=3859 ha L=1182 m
48,30
B.Tk.1
SAL.SEK. T SEPREH
Sb.2 ki
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PERENCANAAN DAN PROGRAM Jl. Solo - Kartasura Km 7 PO BOX 267 / SLO Telp/Fax (0271) 716428 Surakarta
PROPINSI: JAWA TIMUR PEKERJAAN: P A I WS Bengawan Solo
GAMBAR:
SKEMA JARINGAN IRIGASI (J.I.JEJERUK)
61,95
PT. TATAREKA PARADYA Dm. Mlati Dukuh MT II/79, RT/RW 12/05, Sendangdadi, Mlati, Sleman Yogyakarta - 55285 Telp. (0274) 4362074
KABUPATEN: MAGETAN
DIRENCANAKAN
NO REGISTER NO / JML LEMBAR
DIPERIKSA
TANGGAL
DISETUJUI DIREKSI
Gambar 3. Skema jaringan irigasi jejeruk
NO. KONTRAK
Gambar 4. Skema Jaringan Irigasi Sesuai Geometri
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL Perlu kami garis bawahi bahwa pada saat melaksanakan kegiatan inventarisasi jaringan irigasi dengan menggunakan perangkat lunak SIPAI yang masih dalam tahap awal pengembangan, dan dalam perjalannya sampai saat ini sudah cukup banyak perkembangan yang diakomodasi dari masukan yang didapat selama dilakukan uji coba oleh beberapa pihak termasuk yang dilakukan oleh penulis.. Secara umum SIPAI dapat dikatakan cukup mudah untuk dipergunakan, tentunya diawali dengan pelatihan yang memerlukan waktu relatif singkat (kira-kira 1 hari pelatihan) untuk dapat memahami penggunaan SIPAI. SIPAI secara praktis telah dapat memenuhi kebutuhan dalam rangka inventarisasi, karena data dasar yang diinginkan dapat terfasilitasi penyimpanannya. Disamping itu, skema jaringan irigasi hasil tracking yang dilakukan pada saat walktrhough di lapangan dapat sekaligus digambarkan, dan disimpan sebagai bagian dari data dasar. Pada saat ujicoba di DI Jejeruk, beberapa kekurangan masih dijumpai pada SIPAI adalah sebagai berikut: a. hanya dapat dioperasikan oleh satu operator, dan tidak bisa menggabungkan beberapa file yang dikerjakan secara terpisah.
b. SIPAI tidak mempunyai fiture untuk undo/redo serta pemakaian scroll pada dengan menggunakan mouse. c. SIPAI belum bisa menghitung kinerja jaringan dengan kondisi dan fungsi masing-masing bangunan yang dicatat selama inventarisasi. Dengan pengalaman tersebut diatas, penulis menyampaikan saran perbaikan perangkat lunak sebagai berikut: Perangkat lunak SIPAI versi 1.0 masih perlu untuk dikembangkan menuju kesempurnaan sebuah perangkat lunak alat bantu pengambil keputusan, perlu dilengkapi dengan perintah undo/redo serta pemanfaatan scroll mouse untuk mempermudah dan mempercepat pengisian data. Perangkat lunak SPAI perlu diberi kemampuan untuk menggabung data dari berbagai file. Hal ini dimaksud untuk mempercepat penyiapan data. Pada keluaran/ output program ini tidak hanya ditampilkan Sistim Inventarisasi Aset Irigasi tetapi disarankan ditambah tampilan Kinerja Jaringan Irigasi dengan demikian diharapkan ada keseragaman cara penilaian untuk seluruh Daerah Irigasi yang ada di Indonesia. KESIMPULAN : SIPAI sebagai alat pendukung Pengelolaan Aset Irigasi sangat bermanfaat dalam membantu inventarisasi sistem irigasi yang merupakan hal dasar untuk mendasari Pengelolaan Aset Irigasi. Penggunaan SIPAI cukup sederhana dan mudah dilakukan meskipun memerlukan ketekunan dan ketelitian yang memadai agar mendapatkan hasil seperti yang diharapkan . Perbaikan yang telah dilaksanakan selama pengembangan perangkat lunak SIPAI, kinerja Sistem Irigasi telah dapat disajikan, selain itu juga disediakan menu analisis untuk menyusun prioritas kegiatan yang perlu dilakukan, yang tentunya sangat membantu dalam perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi. SIPAI merupakan perangkat pendukung yang cukup memadai untuk melaksanakan pengelolaan aset irigasi dengan lebih baik, karena dapat didukung data yang cukup lengkap. Penyempurnaan perangkat tetap diperlukan agar SIPAI menjadi semakin mudah untuk dipergunakan oleh pengelola irigasi.
Tabel 1. Summary Aset Bangunan Irigasi DI Jejeruk Kode
: 35200002
Nama
: JEJERUK-2 Bangunan Sipil
No
Jenis Aset
Kondisi
Jumlah Aset Baik
Rusak Sedang
Rusak Berat
Kurang
Buruk
Tdk Berfungsi
2
Bagi-Sadap
2
2
2
1
3
Bagi
6
6
6
6
39
32
1
1
3
2
98
71
11
10
2
2
8
5
2
2
2
18
18
18
42
38
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
Baik
Bendung
Sadap Sadap Langsung Bangunan Ukur Terjunan Pembawa Talang GorongGorong Pelimpah Samping Pintu Pembuang Jembatan Orang Jembatan Desa Tempat Mandi Hewan TOTAL
1
Baik
Kondisi
1
4
1
Rusak Ringan
Bangunan Mechanical and Engineering Fungsi
6
1
24
1
3
3
87
1
10
Rusak Berat
Baik
Tdk Berfungsi
Bangunan ME
Total
7,500,000
7,500,000
2
10,000,000
10,000,000
4
7,500,000
7,500,000
10,000,000
10,000,000
Kurang
Buruk
Bangunan Sipil
5
31
1 6
2
3
13
1 2
1
1
5
1 1
1
20,000,000
20,000,000
7
66,799,137
66,799,137
1
20,000,000
20,000,000
600,000
600,000
1
50,000,000
50,000,000
1
25,000,000
25,000,000
2 2
2
1
1
1
7
40
1 190
Rusak Sedang
1
1
1 234
34
Rusak Ringan
Biaya Pekerjaan Yang Diperlukan (Rp.)
Fungsi
34
1
9
213
2
15
43
1
7
4
5
19
3
5
182,399,137
35,000,000
217,399,137
Tabel 2. Summary Aset Saluran Irigasi DI Jejeruk
• No
SUMMARY ASET SALURAN/ALUR IRIGASI Kode
: 35200002
Nama
: JEJERUK-2 Panjang Saluran Jenis Aset
Total Panjang
Kondisi Baik
1
Saluran Primer Pembawa
31
31
2
Saluran Sekunder Pembawa
71,830
37,327
3
Saluran Primer Drainase TOTAL SALURAN
28,782
28,782
100,643
66,139
Fungsi
Rusak Ringan
Rusak Sedang
24,799
9,704
24,799
9,704
Rusak Berat
Biaya Pekerjaan Yang Diperlukan (Rp.)
Kurang
Buruk
Tdk Berfungsi
2,748
47,844
16,388
3,012
3,559,872,457
2,778
47,844
16,388
3,012
3,559,872,457
Baik 31
TOTAL
3,559,872,457
UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih penulis ucapkan pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo atas kepercayaan untuk melaksanakan studi kasus penyusunan perangkat lunak SIPAI Daerah Irigasi Jejeruk. PUSTAKA Arif. S.S. 2006. Operasi dan Pemeliharaan masa depan: sebuah gagasan untuk mengantisipasi perubahan kebijakan dan lingkungan. Jurnal Agritech. Vol. 26 (3)2006. p136-144. Direktorat Bina Program, Ditjen SDA, PU, 2004, Konsep Pengembangan PDSDA-PAI, Unpublish. Phengphaengsy, F. dan Okudaira, H., 2008, Assessment of irrigation efficiencies and ater productivity in paddy fields in the lower Mekong River Basin, Paddy Water Environ pringer-VerlagVol. 6:105–114/ Pusposutardjo. S. dan S.S .Arif (1999).Asas donat (the doughnut principle) dalam implementasi kebijakan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi kecil 1987 : kasus proyek Penyerahan Irigasi Kecil (PIK). Dalam. Rochdiyanto dan Arif.(ed).Kajian evaluatif Program Penyerahan Irigasi Kecil. Fakultas Teknologi Pertanian, UGM dan International Management Institute, Srilanka.