PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Mila Kukuh Caesar Yani NIM. 10402244024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Mila Kukuh Caesar Yani
NIM
: 10402244024
Prodi
: Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas
: Ekonomi
Judul Tugas Akhir : “PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN” Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 11 April 2014 Penulis,
Mila Kukuh Caesar Yani NIM. 10402244024
iv
MOTTO
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Imran: 139)
Self-pity is our worst enemy and if we yield to it, we can never do anything wise in this world. (Hellen Keller)
Bantulah urusan orang lain, maka yang akan membantu urusanmu adalah Allah SWT. (Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu, Bapak dan Ibu adalah motivasi terbesarku setelah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Membahagiakanmu adalah kewajibanku. Terimakasih atas doa dalam setiap keringat lelahmu. Terimakasih telah merawat dan mendidikku dengan hatimu. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta
vi
Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman
Oleh: Mila Kukuh Caesar Yani NIM. 10402244024
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan arsip dinamis dan hambatan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan kunci (key information) penelitian yaitu satu pegawai seksi bina produksi tanaman pangan dan holtikultura yang juga petugas kearsipan. Informan pendukung terdiri dari satu pegawai bina usaha tanaman pangan dan holtikultura, satu pegawai seksi pengolahan dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan holtikultura, dan satu pegawai sarana dan prasarana tanaman pangan dan holtikultura. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi dara, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data ditentukan menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengelolaan arsip dinamis, pedoman yang digunakan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 Tetang Pedoman Tata Kearsipan Di Daerah. Pengelolaan arsip berbentuk surat masuk dan surat keluar. Ruang penyimpanan arsip kurang mendapat perhatian. Peralatan arsip dinamis belum cukup memadahi. Petugas khusus arsip belum ada hanya penunjukkan salah satu staf seksi. Sistem penyimpanan arsip surat dan kartu kendali mengunakan sistem subjek numerik, lembar disposisi menggunakan sistem kronologi. Asas penyimpanan arsip menggunakan asas kombinasi antara sentralisasi-desentralisasi. Pemeliharaan dan pengamanan arsip sudah cukup baik. Peminjaman dan penemuan arsip belum sesuai prosedur. Penyusutan arsip dilakukan dengan cara pemindahan arsip ke sekretariat. 2) Hambatan pengelolaan arsip dinamis, belum ada petugas arsip yang khusus menangani arsip. ruangan pengelolaan arsip yang masih menyatu dengan ruang aula, dan tidak dilengkapi dengan AC, belum adanya kesadaran dari para pegawai untuk mengelola arsip dengan baik. Kata kunci: Arsip, Pengelolaan Arsip, Pengelolaan Arsip Dinamis
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang member rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengelolaan Arsip Dinamis Di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman.” Dalam penyusunan skripsi ini tentunya banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta telah menerima saya sebagai salah satu mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang telah member ijin dari kegiatan penulisan proposal hingga pelaksanaan ujian skripsi. 3. Bapak Joko Kumoro, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus narasumber yang telah menfasilitasi dari tahap penulisan proposal hingga pelaksanaan ujian skripsi. 4. Bapak Sutirman, M.Pd., dosen pembimbing akademik yang banyak memberikan masukan, dan insipirasi hingga penyusunan skripsi ini.
viii
5. Bapak Djihad Hisyam, M.Pd, dosen pembimbing yang telah sabar dan tulus memberikan pengarahan, inspirasi dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 6. Bapak Purwanto, M.M., M.Pd., ketua penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 7. Bapak-Ibu dosen Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah banyak memberikan ilmu dan inspirasinya. 8. Bapak Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Bagian Tanaman dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. 9. Bapak Ir. Edy Sri Harmanta, MM., Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 10. Bapak Ir. Dwi Cahyono, MP.,
dan Bapak/Ibu pegawai dan staf Bidang
Tanaman dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman terimaksih telah menjadi informan penelitian yang baik. 11. Orang tua, nenek, keluarga, dan sahabat karib. Terimakasih atas doa dan semangatnya. 12. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran 2010 terimakasih atas bantuan dan semangat kalian.
ix
13. Teman-teman KKN-PPL 2013 di SMK N 1 Godean atas inspirasi dan semangatnya. 14. Teman-teman Bank Mandiri KC UGM atas doa dan semangatnya. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran, penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang kearsipan dan semoga dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan. Yogyakarta, Maret 2014 Penulis
Mila Kukuh Caesar Yani NIM. 10402244024
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ KATA PENGANTAR .......................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................... DAFTRAR GAMBAR ......................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ BAB I
PENDAHULUAN .................................................................. A. Latar Belakang Masalah .................................................. B. Identifikasi Masalah ........................................................ C. Pembatasan Masalah ....................................................... D. Rumusan Masalah ........................................................... E. Tujuan Penelitian ............................................................ F. Manfaat Penelitian ..........................................................
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................... A. Deskripsi Teori ............................................................... 1. Arsip dan Kearsipan ................................................... a. Pengertian Arsip ................................................. b. Pengertian Kearsipan .......................................... c. Pengertian Arsip Dinamis ................................... d. Peran dan Fungsi Arsip ....................................... e. Kegunaan Arsip .................................................. f. Bentuk Arsip Dinamis ........................................ 2. Pengelolaan Arsip Dinamis ........................................ a. Penataan dan Penyimpanan Arsip Dinamis ........ b. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis ............................................................... c. Pemeliharaan Arsip Dinamis .............................. d. Pengamanan Arsip Dinamis ............................... e. Penyusutan Arsip Dinamis ................................. 3. Faktor-faktor Pengelolaan Arsip Dinamis ................. a. Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis.................... b. Peralatan Arsip Dinamis ..................................... c. Petugas Arsip ...................................................... B. Kerangka Pikir ................................................................ C. Pertanyaan Penelitian .....................................................
xi
Halaman vii viii xi xiv xv xvi 1 1 5 6 6 6 7 9 9 9 9 10 11 12 14 15 23 24 29 33 34 36 40 40 42 45 47 49
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... A. Desain Penelitian ............................................................ B. Informan Penelitian ........................................................ C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ D. Teknik Pengumpulan Data ............................................. E. Instrumen Penelitian ....................................................... F. Teknik Analisis Data ..................................................... G. Teknik Keabsahan Data ..................................................
51 51 51 52 52 54 54 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN ...................... A. Hasil Penelitian ............................................................... 1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................... 2. Deskripsi Data Penelitian ......................................... B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................... 1. Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Pangan Tanaman dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman .................................................... 2. Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ......................... 3. Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ......... 4. Peralatan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ................................ 5. Petugas Kearsipandi Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ................................ 6. Penyimpanan dan Penataan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ................................................... 7. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ....................................................
57 57 57 80 97
xii
97
98
101
102
103
105
107
8. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman .................................................... 9. Penyusutan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman .......................... 10. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman ...................................................
108
111
113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. A. Kesimpulan ..................................................................... B. Saran ...............................................................................
114 114 116
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
118
Lampiran ..............................................................................................
120
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Prosedur Penyimpanan Surat Keluar .......................................... 23 2. Alur Kerangka Pikir ................................................................... 49 3. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan Kebupaten Sleman ..................................................................... 66
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Persebaran Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2012 .................................................................................... 70 2. Persebaran Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan Pendidikan Tahun 2012 ..................................................................................... 73 3. Transkrip Hasil Wawancara Pengelolaan Arsip Dinamis ............... 82 4. Transkrip Hasil Wawancara Petugas Arsip dan Pendidikan Petugas Arsip .................................................................................. 90 5. Transkrip Hasil Wawancara Penyimpanan dan Peralatan Arsip Dinamis ................................................................................. 91 6. Transkrip Hasil Wawancara Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis ................................................................................. 93 7. Transkrip Hasil Wawancara Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis................................................................... 95 8. Transkrip Hasil Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis ................ 96
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Halaman 1. Pedoman Observasi .................................................................. 120 2. Hasil Observasi ........................................................................ 121 3. Pedoman Wawancara ............................................................... 124 4. Tanskrip Hasil Wawancara ...................................................... 126 5. Contoh Kartu Kendali Masuk dan Keluar ............................... 140 6. Contoh Lembar Pengantar ....................................................... 141 7. Contoh Lembar Pinjam Arsip .................................................. 142 8. Contoh Lembar Disposisi ......................................................... 143 9. Contoh Surat Masuk ................................................................ 144 Lampiran 2 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................ 2. Surat Ijin Penelitian .................................................................. 3. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................
xvi
145 146 147
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu organisasi saat ini menuntut kebutuhan informasi yang cepat dan akurat. Informasi dalam suatu organisasi mempunyai peran yang strategis untuk menentukan kebijakan bahkan mengambil keputusan. Saat ini suatu informasi dibutuhkan untuk menunjang kecepatan pelayanan. Salah satu upaya yang harus diperhatikan dalam rangka menunjang kecepatan pelayanan suatu organisasi adalah kegiatan kearsipan. Kegiatan kearsipan adalah suatu kegiatan mengolah arsip atau warkat. Arsip mempunyai peran sebagai penyedia informasi yang akurat. Suatu organisasi pasti semua bagian dalam organisasi akan membutuhkan suatu informasi. Arsip dalam suatu organisasi mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi yang lengkap, cepat, dan benar maka harus ada sistem dan prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan. Dengan demikian kearsipan menjadi suatu kegiatan yang sangat penting dan strategis. Peran penting arsip tersebut disadari oleh Pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat membuat Undang-Undang yang khusus untuk mengatur tentang kearsipan yaitu Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan yang kemudian di ubah menjadi Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
1
2
Hal ini dapat diartikan bahwa keseriusan dalam mengelola arsip harus disadari oleh setiap organisasi baik organisasi tingkat atas maupun tingkat bawah, dan dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. Tujuan dari dibuatnya undang-undang tentang kearsipan tersebut tidak lain untuk pedoman atau landasan agar arsip dapat dikelola dengan baik dan benar sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai. Bagi suatu instansi, terutama instansi pemerintah pada umumnya mempunyai fungsi sebagai penyedia layanan bagi masyarakat umum. Kelancaran dan keberhasilan pelayanan tersebut tidak lepas dari keberhasilan dalam pengelolaan arsip yang baik dan benar. Hal tersebut dapat didukung karena beberapa faktor salah satunya adalah sistem kearsipan yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan instansi. Petugas arsip diharapkan mempunyai kecakapan dan kesadaran yang tinggi akan pentingnya pengelolaan arsip disuatu organisasi. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan organisasi dan tuntutan dari penerima layanan organisasi maka sering menemui kendala atau hambatan. Hambatan tersebut bermacam-macam seperti pendidikan tenaga arsip yang tidak berkaitan dengan kearsipan, kurang menguasai teknologi, tenaga arsip yang sedikit, minimnya dana yang dianggarkan untuk pengelolaan arsip. Halhal tersebut dapat berdampak pada pengelolaan kearsipan yang belum maksimal.
3
Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan kabupaten Sleman adalah sebuah lembaga pemerintah yang melayani tentang bidang pertanian, perikanan dan kehutanan di wilayah kabupaten Sleman. Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan kabupaten Sleman dibagi kedalam lima bidang, yakni bidang tanaman pangan dan holtikultura, bidang perkebunan & kehutanan, bidang perikanan, bidang peternakan, bidang ketahanan pangan & penyuluhan. Penyelenggaraan tugas di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman tidak lepas dari kegiatan kearsipan. Pengamatan awal, dan hasil wawancara dengan Bapak Skr selaku petugas arsip bahwa pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman masih menemui banyak kendala. Para pegawai kurang menyadari akan pentingnya arsip dalam sebuah organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan meletakkan surat-surat yang sudah masuk dalam katagori inaktif masih diletakkan di meja dan bercampur dengan arsip yang masih aktif.
Hal
tersebut akan menghambat saat kegiatan penemuan kembali arsip dan akan menggangu pekerjaan yang lain. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman penyerahan wewenang untuk mengelola arsip hanya sebagai tugas tambahan kepada salah satu staf seksi. Latar belakang pendidikan petugas arsip bukanlah tentang kearsipan. Petugas arsip hanya diberi beberapa kali pengelolaan arsip dari pusat dan
pelatihan tentang
tidak rutin. Peralatan arsip untuk
4
mendukung kegiatan kearsipan juga masih minim. Peralatan arsip seperti tempat penyimpanan arsip yakni filing cabinet hanya ada satu diruang pengelolaan arsip sedangkan surat masuk maupun keluar yang akan disimpan cukup banyak. Hal ini menyebabkan ketidak rapian penyimpanan didalam filing cabinet dan penemuan kembali arsip menjadi terhambat. Ruangan penyimpanan arsip bercampur dengan ruangan pengelolaan surat serta fungsi utama ruangan tersebut adalah ruang rapat bidang tanaman pangan dan holtikultura. Selain itu ruangan penyimpanan arsip belum dipasang AC. Pencahayaan yang kurang, banyak barang-barang kantor yang rusak
yang diletakkan di ruangan pengelolaan arsip akan menghambat
kegiatan pengelolaan surat maupun arsip. Selain itu masih ada arsip milik bendahara yang seharusnya ditata di ruangnnya namun di letakkan di ruang pengelolaan arsip.
Hal ini menjadi kekhawatiran tentang keamanan dan
kerusakan arsip. Asas yang digunakan adalah asas kombinasi desentralisasisentralisasi. Asas desentralisasi digunakan pada setiap bagian untuk mengelola arsipnya. Penyusutan arsip inaktif untuk didipindahkan ke pusat arsip sering menemui kendala. Kendala tersebut antara lain petugas harus menata kembali dan mengurutkan arsip dengan data yang ada dari masing-masing seksi di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura. Hal lain yang sering terjadi saat penyusutan adalah data dengan arsip yang ada tidak cocok sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mencocokan sebelum dikirim ke pusat arsip.
5
Berdasarkan permasalahan yang muncul di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman tersebut, maka penelitian ini akan meneliti tentang “Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan,
maka
dapat
di
identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman belum optimal. 2. Masih kurangnya perhatian para pegawai mengenai pentingnya mengelola arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. 3. Masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan pegawai kearsipan tentang pengelolaan arsip dinamis. 4. Peralatan arsip yang belum memadai. 5. Ruangan penyimpanan kurang representatif dan belum dipasang AC.
6
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Kantor Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman yang belum optimal.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: Mengapa pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman belum optimal?
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. 2. Hambatan yang timbul dalam pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
7
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, diharapkan penelitian yang dilaksanakan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam pengembangan teori dan analisisnya untuk penelitian di masa yang akan datang, baik untuk referensi atau untuk pertimbangan sebuah kajian pengembangan ilmu sejenis, khususnya pengelolaan arsip dinamis pada suatu instansi atau organisasi. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan mengenai pengelolaan arsip dinamis pada suatu instansi atau kantor. Selain itu penelitian ini sebagai salah satu syarat mutlak untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. b. Bagi Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi, dan dokumentasi untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
8
c. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan dan menjadi bahan pustaka bagi mahasiswa yang ingin meneliti tentang pengelolaan arsip dinamis di instansi atau kantor.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Arsip dan Kearsipan a. Pengertian Arsip Setiap kegiatan organisasi selalu berkaitan dengan kegiatan pengelolaan arsip. Arsip merupakan salah satu produk dari suatu lembaga atau organisasi yang berbentuk fisik yang harus dikelola dengan baik agar mempunyai nilai guna kepada organisasi tersebut. Arsip sering kali menjadi hal yang kurang diperhatikan dalam sebuah organisasi. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian khususnya organisasi agar proses kegiatan utama organisasi dapat berjalan dengan baik. Disadari atau tidak pengelolaan arsip yang kurang baik akan mengambat kegiatan utama organisasi tersebut. Pengertian arsip menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan adalah: Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
9
10
Sedangkan pengertian arsip menurut Basir Barthos (2007:1) adalah “setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang (itu) pula.” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa arsip adalah dokumen yang mempunyai keterangan-keterangan tentang suatu hal, dan disimpan secara sistematis yang akan diketemukan kembali jika diperlukan.
b. Pengertian Kearsipan Kearsipan merupakan bentuk kegiatan-kegiatan pengelolaan warkat/arsip. Arsip perlu dikelola dengan baik agar dapat menunjang kegiatan utama suatu organisasi. Kearsipan menurut Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 3) kearsipan adalah “dasar dari pemeliharaan surat, kearsipan mengandung proses penyusunan dan penyimpanan surat-surat sedemikian rupa, sehingga surat/berkas tersebut dapat diketemukan kembali bila diperlukan.” Sedangkan Basir Barthos (2007: 2) mungkapkan bahwa: Kearsipan mempunyai peran sebagai pusat ingatan sebagai sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembanganm perumusan kebijakan, pengembalian keputusan, pembuatan laporan,
11
pertanggung jawaban, penilaian dan pengendalian setepattepatnya. Pendapat-pendapat
tersebut
dapat
disimpulkan
kearsipan adalah bagian kegiatan organisasi
bahwa
yang merupakan
tatacara pengelolaan arsip yang bertujuan untuk menunjang kegiatan organisasi dan digunakan sesuai dengan fungsinya.
c. Pengertian Arsip Dinamis Arsip dibedakan menjadi dua yaitu arsip dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip yang masih digunakan dalam penyelesaian pekerjaan suatu organisasi. Sedangkan arsip statis adalah arsip yang tidak langsung digunakan dalam proses penyelesaian pekerjaan suatu organisasi. Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang ketentuan pokok kearsipan dikemukakan bahwa arsip dinamis merupakan arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Menurut Sulistyo Basuki (2003: 13) pengertian arsip dinamis adalah: Informasi terekam, termasuk data dalam sistem komputer yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi atau perorangan dalam transaksi kegiatan atau melakukan tindakan sebagai bukti aktivitas tersebut. Arsip dinamis harus memenuhi syarat yang ditentukan, lengkap, cukup, bermakna, komprehensip, tepat dan tidak melanggar hukum.
12
Sedangkan Basir Barthos (2007: 4) mengungkapkan bahwa arsip dinamis adalah: Arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. Arsip dinamis dilihat dari kegunaannya dibedakan menjadi dua yaitu arsip dinamis aktif, dan arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif adalah arsip yang langsung dan terus menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari serta masih dikelola oleh unit pengolah. Sedangkan arsip dinamis inaktif adalah arsip yang tidak secara langsung atau tidak terus menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi seharihari serta dikelola oleh pusat arsip. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian arsip dinamis adalah arsip yang masih diperlukan dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
d. Peran dan Fungsi Arsip Adanya informasi yang tepat adalah salah satu pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Informasi yang tepat tersebut dapat bersumber dari arsip. Dengan demikian arsip mempunyai peran penting dalam sebuah organisasi. Peran penting arsip tersebut khususnya dalam hal sumber informasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna mencapai tujuan organisasi.
13
Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 8) bahwa: Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik dibidang pengelolaan arsip.
Sedangkan fungsi arsip menurut Tri Lestari & Endang Wiryatmi (1993: 14) yaitu: “1) sumber informasi, 2) sumber penelitian, 3) sumber sejarah, 4) sumber ingatan, 5) sumber komunikasi.” Kelima fungsi arsip tersebut, haruslah mempunyai sifat informatif dan dokumentasi. Informatif berarti informasi yang terdapat dalam arsip mempunyai kegunaan untuk dapat digunakan sebagai
pertimbangan
dokumentasi
berarti
pembuatan
arsip
dapat
kebijakan.
nyata
dilihat,
Sedangkan dan
dapat
dipertanggung jawabkan. Menurut Sulistyo-Basuki (2003: 31) fungsi arsip yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Merupakan memori bahan korporasi Pengambilan keputusan manajemen Menunjang legitimasi Mengurangi biaya dan volume penggunaan kertas Efisiensi badan korporasi Ketentuan hokum Rujukan historis
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peran arsip dalam organisasi adalah penting, mengingat arsip dijadikan salah satu pertimbangan dalam pembuatan keputusan suatu organisasi guna menunjang tercapainya tujuan organisasi.
14
Peran penting arsip berkaitan erat dengan fungsi arsip, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi arsip tidak hanya sebagai sumber informasi, namun akan berkembang sesuai peranananya.
e. Kegunaan Arsip Keberadaan arsip yang mempunyai peran strategis dalam organisasi. Peran arsip berhubungan erat dengan kegunaan arsip yang beragam dan menyeluruh disegala bidang yang berkaitan dengan kegiatan organisasi. Kegunaan arsip haruslah didukung dengan pengelolaan arsip yang baik dan sesuai. Hal ini bertujuan agar saat ingin ditemukan kembali arsip dapat segera ditemukan dan dapat ditindak lanjuti. Menurut The Liang Gie (2009: 117), nilai guna arsip ada 6 yang disingkat “ALFRED” yaitu: A= Administratie Value (nilai guna administrasi) L = Legal Value (nilai guna hukum) F = Fishal Value (nilai guna keuangan) R = Research Value (nilai guna penelitian) E= Education Value (nilai guna pendidikan) D= Dokumentary Value (nilai guna dokumen) Sedangkan menurut Milton Reitzfeld (dalam The Liang Gie, 2009: 117) nilai yang ada pada warkat yaitu: 1) Value for administrative use (nilai untuk kegunaan administrasi) 2) Value for legal use (nilai untuk kegunaan hukum) 3) Value for policy use (nilai untuk kegunaan haluan organisasi ) 4) Value for operating use (nilai untuk kegunaan pelaksanaan kegiatan) 5) Value for historical use (nilai untuk kegunaan sejarah) 6) Value for research use (nilai untuk kegunaan penelitian)
15
Pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kegunaan arsip hampir melingkupi seluruh sendi dalam organisasi baik itu secara administrasi, pelaksanaan kegiatan utama organisasi hingga sejarah dan penelitian. Kegunaan arsip sangat penting dalam kegiatan organisasi, sehingga pengelolaan
arsip mulai dari
penyimpanan hingga penyusutan harus dikelola dengan baik dan sesuai pedoman yang sudah ditetapkan.
f. Bentuk Arsip Dinamis Salah satu bentuk arsip dinamis adalah surat. Surat tersebut masih sering digunakan dalam kegiatan organisasi. Surat yang merupakan arsip dinamis hendaknya dikelola dengan baik dan benar, sehingga kegiatan organisasi dapat berjalan dengan lancar. 1) Pengelolaan Surat Masuk Setiap harinya suatu organisasi
menerima surat baik
surat biasa, penting atau rahasia. Hal tersebut membutuhkan pengelolaan surat agar segera diproses dan ditindaklanjuti. Menurut Widjaja, A. W (1986: 33) penggolongan surat masuk ada tiga yaitu:
16
a) Surat penting Merupakan surat yang mengemukakan permasalahan pokok yang baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi ketercapaian tujuan organisasi. pengurusan surat penting menggunakan kartu kendali rangkap tiga. Setelah semua kolom diisi, maka lembar pertama ditinggal pada pengarah, lembar kedua dan ketiga disampaikan kepada unit pengolah untuk diselesaikan. Kartu kendali lembar kedua dikembalikan pada unit pengarah untuk diarsip sedangkan lembar ketiga disatukan pada surat yang akan diselesaikan oleh unit pengolah b) Surat Rahasia dan Surat Pribadi Surat rahasia biasanya beramplop dua. Surat rahasia tidak boleh dibuka oleh petugas penerima maupun pengarah. Penyampaian surat ini menggunakan lembar pengantar surat rahasia (RH). Setelah lembar ditandatangani penerima surat sesuai alamat yang dituju maka lembar pengantar disimpan atau diarsipkan sebagai bukti telah disampaikan kepenerima surat. Surat pribadi merupakan surat yang siampulnya terdapat nama pribadi perseorandgan yang dituju. Jika surat pribadi tersebut bersifat dinas maka harus dikembalikan kepada satuan kerja pengarah untuk diproses lebih lanjut. c) Surat Rutin dan Biasa Adalah surat yang mempunyai kegunaan relative singkat, karena itu tidak perlu disimpan lama. Penyimpanan surat rutin atau biasa kepada pengolah tidak menggunakan kartu kendali, cukup dicatat pada lembar pengantar surat rutin atau biasa (RT). Menurut Basir Barthos (2007: 24) tahapan pengurusan surat masuk yaitu: a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Penyortiran surat Penyortiran selanjutnya Pembukaan sampul (amplop) Pengeluaran sampul dari dalam sampul Penelitian surat Pembacaan surat Penyampaian surat (intern) Pencatatan surat Penyimpanan surat
17
Penjelasan mengenai kesembilan tahapan pengurusan surat masuk yaitu, penyortir surat bearti memilah-milah surat sesuai dengan kepentingannya. Biasanya surat disortir tingkat kepentingannya. Surat-surat bagi pimpinan biasanya surat dinas pemerintahan, surat-surat dinas dari perusahaan, dan surat dinas dari perorangan semuanya ini dipisahkan dari surat-surat yang kurang penting. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara meneliti asal surat dan meneliti cara pengiriman surat. Tahap selanjutnya yaitu penyortiran selanjutnya adalah menyortir surat-surat menurut jenisnya. Jenis-jenis surat tersebut adalah jenis surat-surat dinas atau surat pribadi. Pisah-pisahkan namanama surat dinas dari instansi pemerintah (pusat daerah) dari kantor atau dari perorangan. Jika surat yang disortir banyak maka perlu rak atau kotak sortir. Pembukaan sampul (amplop) disarankan menggunakan alat seperti pisau atau pembuka surat. Dalam membuka sampul dengan pisau atau alat pembuka surat, mula-mula surat digeser menjauhi bagian yang akan dipotong. Hal ini bertujuan agar amplop tetap rapi dan surat yang ada didalamnya tidak sobek. Pengeluaran surat dari dalam sampul yang telah dibuka diletakkan pada kotak sampul. Selanjutnya surat-surat yang telah dikeluarkan dari sampulnya dirapikan lipatan-lipatannya. Kaitkan sampul pada suratnya dengan paper clip.
18
Penelitian surat ini meliputi penelitian alamatnya adapakah sudah sesuai dengan amalat disampulnya, jika ada lampiran diteliti apakah benar ada dan sesuai atau tidak. Setelah surat
diteliti
tahap
selanjutnya
yaitu
pembacaan
surat.
Pembacaan surat dibaca untuk mengetahui isinya dan untuk mengetahui surat mana yang harus segera disampaikan kepada pimpinan, mana yang surat biasa, mana surat yang penting. Tahap
selanjunya
yaitu
penyampaian
surat
(intern).
Penyampaian surat (intern) yaitu setelah surat-surat yang telah mendapat disposisi oleh pimpinan langsung disampaikan kepada pejabat atau unit yang ditunjuk. Hal ini bertujuan agar surat cepat ditindak lanjuti atau diproses. Pencatatan surat adalah mencatat semua surat untuk memudahkan pengendalian. Pencatatan surat bisa menggunakan kartu kendali, buku agenda serta buku pembantu agenda untuk penyimpanan dan penemuan kembali surat-surat. Pencatatan surat dengan kartu kendali disesuaikan dengan sifat surat, yaitu surat penting, surat rahasia, dan surat biasa. Buku agenda digunakan jika suatu organisasi belum menggunakan kartu kendali. Pencatatan dalam buku agenda yang dicatat hanya surat-surat yang penting dan perlu disimpan lama.
19
Penanganan surat bertujuan menangani surat-surat yang masuk dalam organisasi agar tidak hilang Surat-surat yang masih dalam pengerjaan tindak lanjutnya dikatakan arsip aktif. Sehingga penanganannya harus disesuaikan dengan katagori arsip aktif. Surat-surat yang belum selesai pengerjaan tindak lanjutnya masih disimpan di unit pengolah atau unit yang mengerjakan tindak lanjut dari surat tersebut. Sedangkan suratsurat yang sudah selesai tindak lanjutnya penyimpanannya dipusatkan pada unit kearsipan instansi, sebagai arsip inaktif Sedangkan menurut Wursanto, Ig (2004: 110) dasar pengurusan dan pengendalian surat masuk dibagi menjadi lima langkah, yaitu: a) b) c) d) e)
Penerimaan surat Penyortiran surat Pembukaan surat Pencatatan surat Pengarahan surat
Penjelasan mengenai kelima dasar pengurusan surat masuk yaitu, penerimaan surat sebaiknya penerimaan semua surat masuk ditangani oleh suatu unit sendiri, yaitu unit kearsipan. Semua surat masuk termasuk barang yang diterima oleh penerima surat harus segera diteruskan kepada pencatat surat. Surat masuk yang diterima diberi bubuhi cap dan tanggal penerimaan
disampul
penyortiran surat.
surat.
Tahap
selanjutnya
adalah
20
Penyotiran surat masuk adalah kegiatan memisahkan surat-surat yang diterima dari kantor/instansi lain ke dalam kelompok atau golongan-golongan yang telah ditentukan. Surat dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu surat pribadi dan surat dinas. Surat pribadi masih digolongkkan lagi dalam beberapa kelompok diantaranya, surat biasa, surat kilat, surat kilat khusus, telegram, surat tercatat, dan lain-lain. Surat-surat yang sudah digolongkan dikelompokkan kembali sesuai unit kerja yang dituju. Surat dinas dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu surat rahasia atau tertutup dan surat dinas yang boleh dibaca oleh pegawai. Tahap selanjutnya yaitu pembukaan surat. Pembukaan surat adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang petugas dalam bidng kearsipan untuk mengeluarkan surat dari dalam sampul surat agar dapat segera diproses lebih lanjut. Surat-surat yang penting hendaknya dibubuhi stempel agenda. Sebelum surat dibuka hendaknya diteliti dahulu apakah surat yang diterima benar-benar untuk organisasinya atau tidak. Cara membuka sampul surat yaitu bukalah sampul surat dibagian atas dari salah satu sisi dengan hati-hati agar surat yang ada didalam tidak rusak.
21
Pencatatan surat masuk, sebelum surat-surat tersebut disampaikan kepada yang dituju maka harus dilakukan pencatatan. Surat dinas penting dicatat dalam kartu kendali (control card), sedangkan surat-surat biasa dan rutin cukup dicatat pada kartu atau lembar pengantar. Tahap selanjutnya yaitu pengarahan surat. Pengarahan surat masuk dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengarahan surat masuk penting, pengarahan surat masuk biasa, dan pengarahan surat masuk rahasia. Surat masuk penting dicatat dalam kartu kendali rangkap tiga. Lembar satu untuk petugas pengarah surat, lembar dua untuk petugas arsip, lembar tiga untuk pejabat pengolah surat. Surat masuk biasa dicatat dalam lembar pengantar rangkap dua kemudian disampaikan kepada pengolah (unit pengolah) surat. Lembar satu dikembalikan kepada pengarah surat, sedangkan lembar dua disimpan oleh unit pengolah. Surat masuk rahasia dicatat dalam dua lembar pengatar surat rahasia dan
disampaikan
kepada
unit
pengolah.
Lembar
satu
dikembalikan kepada pengarah surat, sedangkan lembar dua disimpan oleh unit pengolah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan surat masuk sebagai salah satu bentuk arsip dinamis harus diperhatikan. Tahap pertama yaitu penerimaan
22
surat, penyortiran surat, penggolongan surat hingga pengarahan dan penyimpanan surat harus dimengerti oleh petugas pengolah agar surat masuk dapat diproses dengan baik dan mudah temukan kembali.
2) Pengelolaan Surat Keluar Suatu organisasi sering melakukan kerjasama dengan organisasi lain untuk menjalin kerjasama atau kepentingan lain. Surat keluar juga disebut sebagai representasi dari suatu organisasi, jadi dalam pengelolaan surat keluar mulai dari pengonsepan hingga pengiriman dan mengarsipan harus diperhatikan dengan baik. Menurut Widjaja, A.W (1986:41) surat keluar diproses sebagai berikut: Pengurusan surat keluar, sama halnya dengan pengurusan surat masuk, hendaknya digolongkan menjadi tiga pula yaitu: a) surat penting, b) surat rutin, c) surat biasa. Semua surat penting yang akan dikirim keluar, konsepnya harus dibuat oleh satuan kerja pengolah setelah disetujui pimpinan. Surat-surat dalam bentuk siap kirim selesai ditangani pimpinan, oleh pengarah dilampiri kertas kembali yang setelah diisi kolom-kolomnya, lembar pertama, tinggal pada pengarah, lembar kedua dan ketiga dikembalikan ke unit pengolah. setelah ditandatangani oleh penerima sebagai tanda terima, maka lembar kedua kembali ke unit pengarah untuk disimpan penata arsip pusat, sedangkan surat asli langsung dikirim oleh unit pengarah.
23
Sedangkan menurut Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 27) lima prosedur penyimpanan surat keluar yaitu: Pemeriksaan
Mengindeks
Memberi Tanda
Meletakkan
Menyortir
Gambar 1. Prosedur Penyimpanan Surat Keluar
Pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan surat keluar harus diperhatiakan baik oleh pengarah surat hingga petugas arsip. Petugas arsip harus menguasai cara-cara dari setiap tahapan penyimpanan surat keluar agar saat dapat disimpan dengan baik dan dapat ditemukan kembali jika diperlukan.
2. Pengelolaan Arsip Dinamis Arsip sebagai salah satu sumber informasi dalam organisasi mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting. Adanya informasi yang tepat dan cepat menjadi suatu kebutuhan dalam penyediaan informasi disuatu organisasi dalam rangka menunjang tercapainya tujuan organisasi. Berkembangnya suatu organisasi maka akan semakin banyak pula arsip yang akan disimpan, dan akan semakin banyak pula arsip yang ingin ditemukan kembali. Hal tersebut berdampak pula dengan
24
bekembangnya bentuk dan macam arsip. Arsip dalam suatu organisasi menjadi barang sudah biasa didengar, namun dalam kenyataanya arsip dalam organisasi besar maupun kecil pengelolaannya masih sering dikesampingkan. Kurniatun (2011: 142) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa : Pengelolaan arsip secara baik yang akan menunjang kegiatan administrasi agar lebih lancar. Akan tetapi, hal itu seringkali diabaikan dengan berbagai macam alasan. Berbagai kendala seperti kurangnya tenaga arsiparis/pengelolaan kearsipan maupun terbatasnya sarana dan prasarana selalu menjadi alasan buruknya pengelolaan arsip dihampir sebagian besar instansi pemerintah maupun swasta. Kondisi semacam itu diperparah dengan image yang selalu menempatkan bidang kearsipan sebagai “bidang pinggiran” yang selalu dikesampingkan diantara aktivitas kerja lainnya.
Pengelolaan arsip yang baik akan menunjang kelancaran aktivitas organisasi tersebut. Organisasi harus memperhatikan arsip yang ada di organisasinya untuk dikelola dengan baik, agar tidak menjadi hambatan bagi kegiatan organisasi yang lainnya.
a. Penataan dan Penyimpanan Arsip Dinamis Penataan arsip dalam suatu organisasi
harus ditetapkan
sebelumnya dan harus dimengerti oleh seluruh pegawai terlebih arsiparis. Hal ini agar arsip dapat disimpan dengan aman, awet, efektif dan efisien. Asas penyimpanan arsip harus sesuai dengan situasi dan kondisi suatu organisasi. Menurut Agus Sugiarto &
25
Teguh Wahyono (2005: 22) ada tiga asas pengorganisasian arsip yaitu: 1) Asas Sentralisasi Yaitu sistem pengelolaan arsip yang dilakukan secara terpusat dalam suatu organisasi, atau dengan kata lain penyimpanan arsip yang dipusatkan disatu unit kerja khusus yang lazin disebut Sentral Arsip. Dengan sentralisasi arsip maka semua surat-surat kantor yang sudah selesai diproses akan disimpan disentral arsip. Sistem ini akan lebih menguntungkan bila diterapkan pada organisasi yang relatif kecil atau sederhana. 2) Asas Desentralisasi Pengelolaan arsip yang dilakukan pada setiap setiap unit kerja dalam suatu organisasi. Bila suatu kantor atau organisasi menganut sistem pengelolaan secara desentralisasi, ini berarti bahwa semua unit mengelola arsipnya masing-masing. Dalam sistem ini setiap unit yang ada mempunyai tugas untuk mengatur dan mengelola arsipnya semdiri. Sistem ini akan lebih menguntungkan bila diterapkan pada organisasi yang relatif besar. 3) Asas Capuran (Kombinasi) Untuk mengatasi kelemahan dari dua cara pengelolaan arsip, baik sentralisasi maupun desentralisasi, sering ditemukan diperkantoran penggunaan kombinasi dari dua cara tersebut. Dengan cara ini kelemahankelemahan kedua cara memang dapat diatasi. Didalam penanganan arsip yang masih aktif dipergunakan atau disebut arsip aktif (sktive file) dikelola diunit kerja masing-masing poengolah, dan arsip yang sudah kurang dipergunakan atau disebut arsip inaktif dikelola disentral arsip. Dengan demikian, pengelolaan arsip aktif dilakukan secara desentralisasi dan arsip inaktif secara sentralisasi. Prakteknya banyak organisasi yang menggunakan sistem pengorganisasi an kombinasi ini.
Asas penyimpanan arsip juga harus ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, agar mudah dalam penyimpanan dan penemuan kembali. Menurut Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005:52) ada enam sistem penyimpanan yaitu
26
1) Sistem Abjad Adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan susunan abjad dari kata tangkap (nama) dokumen bersangkutan. Melalui sistem abjad ini, dokumen disimpan berdasarkan abjad, kata demi kata, huruf demi huruf. Nama dapat terdiri dari dua jenis, yaitu nama orang dan nama badan. Nama orang (nama individu) terdiri dari nama lengkap dan nama tunggal. Sedangkan nama badan terdiri dari nama badan pemerintah, nama badan swasta dan nama organisasi. 2) Sistem Nomor Sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama-nama badan disebut sistem nomor (numeric filing system). Hampir sama dengan sistem abjad yang penyimpanan dokumen didasarkan kepada nama, sistem nomor pun penyimpanan dokumen berdasarkan nama, hanya disini diganti dengan kode nomor. 3) Sistem Geografis Adalah sistem penyimpanan dokuemn yang berdasarkan kepada pengelompokan menurut nama tempat. Sistem ini sering disebut juga sistem lokasi atau sistem nama tempat. 4) Sistem Subjek Adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kepada isi dari dokumen bersangkutan. Isi dokumen sering juga disebut perihal, pokok masalah, permasalahan atau subjek. Jumlah arsip yang banyak dengan berbagai macam subjek, maka pada sistem subjek harus dibuatkan suatu daftar tingkat-tingkat kelas. Subjek digunakan harus ringkas dan dapat mendiskripsikan materi yang diwakili. Daftar klasifikasi abjad yang dikombinasikan dengan angka yang disebut sebagai sistem subjek numerik. Penggunaan numerik dalam subjek untuk mempermudah dalam sistem tersebut. 5) Sistem Kronologi Adalah sistem penyimpanan yang didasarkan pada urutan waktu. Waktu disini dapat dijabarkan sebagai tanggal, bulan, tahun, dekade, ataupun abad. Dalam sistem ini semua dokuemn diurutkan pada urutan tanggal, bulan dan tahun dokumen itu disimpan. 6) Sistem Warna Penggunaan warna sebagai dasar penyimpanan dokumen sebenarnya hanya penggunaan simbol atau tanda untuk mempermudah pengelompokan dan pencarian dokumen.
27
Sedangkan Menurut The Liang Gie (2009: 120) ada lima macam sistem penyimpanan warkat yaitu: 1) Penyimpanan Menurut Abjad (Alphabetic Filing) Penyimpanan ini, warkat-warkat disimpan menurut abjad dari nama-nama orang atau organisasi utama yang tertera dalam tiap-tiap warkat itu. Sistem urut-urutan abjad ini, sepucuk surat yang berhubungan dengan seseorang langganan dapat diketemukan kembali dengan lebih cepat daripada kalau semua surat dicampur-adukan. 2) Penyimpanan Menurut Pokok Soal (Subject Filing) Warkat-warkat dapat pula disimpan menurut urusan yang dimuat dalam tiap-tiap warkat. Demikian pula misalnya surat-surat kontrak tentang pembelian tanah dapat pula dihimpun dalam berkas yang diberi tanda berupa perkataan “tanah.” 3) Penyimpanan Menurut Wilayah (Geographic Filing) Surat-surat yang harus dipelihara oleh sebuah organisasi dapat pula disimpan menurut pembagian wilayah. Indonesia misalnya, dapat diadakan pembagian menurut pulau-pulau (Sumatera, Jawa, Kalimantan) atau menurut wilayah propinsi. Menggunakan pula sistem abjad untuk mengatur urut-urutan nama-nama langganan itu, tetapi pengelompokan ututannya adalah menurut pembagian wilayah. 4) Penyimpanan Menurut Nomor (Numeric Filing) Sistem penyimpanan ini, warkat yang mempunyai nomor disimpan menurut urut-urutan angka dari 1 terus meningkat hingga bilangan yang lebih besar. Ini misalnya faktur-faktur yang dibuat oleh sebuah perusahaan 5) Penyimpanan Menurut Tanggal (Chonological Filing) Sebagian sistem terakhir untuk menyimpan warkatwarkat ialah menurut urut-urutan tanggal yang tertera pada tiap-tiap warkat itu. Sistem ini dapat dipakai bagi warkat-warkat yang harus memperhatikan sesuatu jangka waktu tertentu, misalnya surat-surat tagihan. Selain sistem dan asas penyimpanan arsip, yang harus diperhatikan oleh petugas arsip adalah proses penyimpanan (filing). Sebelum melakukan tindakan penyimpanan arsip, tentunya arsip harus dipersiapkan terlebih dahulu agar proses penyimpanan arsip
28
dapat berjalan dengan baik. Menurut Basir Barthos (2007: 255) sebelum surat disimpan dalam file, beberapa tindakan tertentu yang dilakukan untuk menjamin kecepatan dan ketelitian adalah: 1) Pemberian release mark (pemberian tanda pelepas atau tanda tanggung jawab) Surat baru bisa di file oleh petugas filing, bila surat tersebut dibubuhi cap, paraf atau tanda lain, asal dapat dikenal oleh juru simpan sebagai tanda yang sah dan sebaiknya dibubuhi tanggal. 2) Tanda bagaimana harus disimpan (coding) Surat yang akan disimpan hendaknya diberi tanda-tanda tertentu (coding). Hal ini dilakukan dengan member garis bawah pada kata-kata yang dianggap penting, misalnya dibawah suatu nama atau subyek yang terdapat dalam surat. 3) Tunjuk silang (cross reference cards) Seringkali surat diberi kode dengan nama dan subyek. Agar memudahkan mencari kembali suatu surat, maka surat itu disimpan ditempat arsip atas dasar pilihan nama atau subyek yang paling sering dipakai. Kemudian untuk surat tersebut dibuatkan kartu tunjuk silangnya yang disimpan tersendiri. 4) Penggolongan (sorting) Merupakan langkah pertama memasukkan surat-surat pada tempatnya. Surat-surat disortir didalam bak, sesuai dengan sistem yang dipakai. Cara ini ditempuh untuk memudahkan dan sebagai persiapan memasukkan surat ke dalam folder (map). 5) Prosedur penyimpanan (storage) Surat yang telah diteliti, disortir disiapkan dalam bak segera dipindahkan masuk ke dalam folder (map) yang bersangkutan (sesuai dengan kodenya). Cara memasukkan kedalam folder sebagai berikut: a) Muka surat menghadap ke depan folder b) Kepala surat harus disebelah kiri c) Penyimpanan menurut tanggal (yang terbaru berada didepan) d) Arsip jawaban surat dijepitkan pada surat yang bersangkutan.
29
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilihan sistem kearsipan pada suatu organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Sistem penyimpanan dapat dikatakan baik apabila arsip dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Sebelum menentukan sistem penyimpanan dan asas penyimpanan arsip yang akan digunakan, seharusnya petugas arsip mengetahui sistem yang cocok diterapkan di organisasinya. Selain itu petugas arsip juga harus mengetahui tata cara penyimpan arsip dengan benar, agar dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat.
b. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis 1) Peminjaman Arsip Salah satu fungsi arsip yaitu sebagai sumber informasi. Sebagai sumber informasi, arsip sering dipinjam untuk kepentingan tertentu dalam organisasi, misalnya saja untuk pertimbangan pengambilan keputusan, atau untuk kepentingan lain. Proses peminjaman arsip akan berkaitan dengan penemuan kembali arsip. Dalam proses peminjaman arsip, seharusnya menggunakan prosedur yang benar dan harus ditaati oleh peminjam arsip. Hal tersebut untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti hilangnya arsip.
30
Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2012 Tentang Tata Kearsipan Lingkungan Pemerintah Daerah memuat aturan mengenai peminjaman arsip dengan prosedur sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) g) h)
Permintaan baik melalui lisan maupun tertulis Pencarian arsip dilokasi simpan Penggunaan tanda keluar Pencatatan Pengambilan atau pengiriman Pengendalian Pengembalian Penyimpanan kembali
Selain itu, hal-hal yang dipergunakan dalam proses peminjaman arsip adalah kartu pinjam arsip. Kartu pinjam arsip tersebut dipergunakan juga sebagai bukti atas arsip yang sedang dipinjam. Kartu pinjam arsip tersebut di isi oleh peminjam arsip dan diserahkan oleh petugas arsip agar dicarikan arsip yang diinginkan. Menurut Wursanto, Ig (2004: 187) tentang peminjaman arsip bahwa: Warkat atau arsip yang dipergunakan harus diperlukan harus diberitahukan oleh yang memerlukan dengan menggunakan surat pinjam atau kartu permintaan peminjam kepada petugas pada bagian kearsipan. Pada surat atau kartu pinjam tersebut dicantumkan keterangan-keterangan yang menyebutkan tentang: a) nama atau subyek b) perihal c) isi surat (yang menyangkut permasalahan) d) asal surat e) tanggal surat f) nomor surat, dan ciri-ciri lain yang dianggap perlu
31
Sedangkan menurut Basir Barthos (2007:213) kartu pinjam arsip adalah: Kartu yang dipergunakan untuk pinjam arsip. setiap pejabat yang memerlukan arsip harus diberi kartu pinjam arsip ini. Kartu ini dibuat rangkap tiga masing-masing untuk: (1) disertakan pada surat yang dipinjam, (2) ditinggal dipenata arsip (sebagai pengganti arsip sementara), dan (3) pada berkas pengingat.
Pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peminjaman arsip haruslah sesuai dengan prosedur yang ada. Setiap organisasi harus memberlakukan prosedur peminjaman arsip dengan tegas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu sebagai peminjam arsip juga harus menyadari tanggung jawabnya.
2) Penemuan Kembali Arsip Proses penemuan kembali arsip sering menemui hambatan
yang
disebabkan
oleh
faktor-faktor dalam
pengelolaan arsip tersebut tidak baik. Proses penemuan kembali arsip bukan sekedar menemukan bentuk fisik dari arsip tersebut, namun yang lebih penting adalah informasi yang terdapat dalam arsip tersebut. Menurut Wursanto, Ig (2004: 195) pencarian dokumen dapat dilakukan dengan cara:
32
a) Penelusuran dengan sistem kartu kendali, dengan sarana sebagai berikut: (1) Indeks (2) Kode pola klasifikasi kearsipan (3) Tunjuk silang (4) Kartu kendali (5) Lembar pengantar (6) Kartu bukti pinjam arsip b) Penelusuran dengan buku agenda (1) Peminjam arsip mengajukan permintaan dengan mengisi kartu pinjam arsip. (2) Kartu pinjam arsip diberikan kepada petugas pada unit kearsipan. (3) Berdasarkan kartu permintaan, petugas unit kearsipan mencari nomor agenda pada buku agenda dari surat yang diminta berdasarkan pada nomor surat, prihal surat, atau asal surat. (4) Setelah nomor agenda ditemukan, diteruskan mencari laci filing cabinet. (5) Menemukan warkat folder. Untuk menemukan warkat dalam folder, petugas pada unit kearsipan harus tahu termasuk dalam kode folder berapa nomor agenda surat tersebut. Kartu pinjam arsip dimasukkan ke dalam folder tersebut sebagai pengganti surat yang keluar/dipinjam. c) Penelusuran dengan kode-kode sistem arsip (1) Sistem arsip menurut abjad (2) Sistem arsip menurut pokok masalah (3) Sistem arsip menurut wilayah (4) Sistem arsip menurut nomor (5) Sistem arsip menurut tanggal Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan penemuan kembali arsip, haruslah mengetahui sistem penyimpanan arsip yang digunakan agar penelusuran arsip dapat berjalan dengan cepat. Penemuan kembali arsip membutuhkan kecakapan petugas arsip agar penemuan kembali arsip dapat cepat dan tepat.
33
c. Pemeliharaan Arsip Dinamis Peranan arsip dalam suatu organisasi tergolong penting. Perlu diadakan pemeliharaan agar arsip tetap awet dan terpelihara. Pemeliharaan arsip dilakukan dengan cara fisik dan non fisik. Pemeliharaan secara fisik berarti memelihara dan mengamankan bentuk fisik dari arsip tersebut sehingga informasi yang terkandung didalamnya
dapat
terpelihara
keautentikannya.
Sedangkan
memelihara arsip secara non fisik adalah memelihara informasi yang ada didalamnya. Menurut Wursanto, Ig (2004: 220) pentingnya pemeliharaan arsip adalah: Usaha pemeliharaan arsip berupa melindungi, mengatasi, mencegah, dan mengambil langkah-langkah, tindakantindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip berikut informasinya (isinya) serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yang sebenarnya tidak diinginkan. Pemeliharaan arsip dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut: 1) Pengaturan Ruangan Pengaturan ruangan yang dimaksud meliputi suhu, kelembaban, ventilasi udara yang cukup, pencahayaan yang cukup, ruangan yang terhindar dari bahaya seperti kebakaran,kebanjiran dan lain-lain. 2) Kebersihan Kebersihan yang dimaksud disini meliputi kebersihan ruangan penyimpanan arsip dan kebersihan kertaskertas arsip. 3) Pemeliharaan Tempat Penyimpanan Arsip a) Rak Arsip Sebaiknya dibuat dari logam, jarak antara laci terbawah dengan lantai kurang lebih 6 inci, rak arsip yang terbuat dari kayu hendaknya diolesi dengan dieldrin. b) Almari Arsip Sebaiknya almari arsip harus sering dibuka, untuk menjaga kelembabannya, susun arsip didalam almari agak renggang, almari arsip yang terbuat dari kayu
34
hendaknya diolesi dengan dieldrin, ditaruh kapur barus (kanfer) didalam almari arsip. Faktor penyebab kerusakan arsip dapat terjadi karena faktor ekstrinsik dan intriksik. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang disebabkan diluar dari arsip itu sendiri, sebaliknya faktor intrinsik adalah faktor yang disebabkan oleh arsip sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 83) bahwa “faktor penyebab kerusakan arsip diantaranya dari faktor intriksik yaitu penyebab kerusakan yang berasal dari benda arsip itu sendiri, misalnya kualitas kertas, pengaruh tinta, pengaruh lem perekat, dan lain-lain.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa arsip harus dipelihara secara fisik dan non fisik. Pemeliharaan secara fisik adalah usaha memelihara arsip agar tidak rusak sehingga informasi dapat terjaga. Sedangkan pemeliharaan arsip juga dari segi non fisik yaitu pemeliharaan informasi yang ada pada arsip agar tidak tersebar ke pihak yang tidak diinginkan.
d. Pengamanan Arsip Dinamis Selain pemeliharaan, arsip juga harus diamankan dari berbagai pihak yang tidak mempunyai kewenangan untuk mengetahui atau memiliki arsip tersebut. Selanjutnya pengaman arsip dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi fisik dan non fisik seperti yang diuangkapakan oleh Wursanto, Ig (2004: 229)
35
“pengamanan arsip menyangkut pengamanan arsip dari segi informasinya
dan
pengamanan
arsip
dari
segi
fisiknya.”
Pengamanan arsip dari segi fisiknya dimaksudkan agar jika fisiknya terjaga maka isinya pun terjaga dan sebaliknya. Mengingat fungsi dan peran arsip yang sangat penting dalam sebuah
organisasi,
maka
banyak
cara
dilakukan
untuk
mengamankan arsip. Menurut Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 92) tentang usaha pengamanan arsip diantaranya sebagai berikut: 1) Petugas arsip harus betul-betul orang yang dapat menyimpan rahasia 2) Harus dilakukan pengendalian dalam peminjaman arsip. misalnya dapat ditetapkan bahwa peminjaman arsip hanya boleh dilakukan oleh petugas atau unit kerja yang bersangkutan dengan penyelesaian surat itu. 3) Diberlakukan larangan bagi semua orang selain petugas arsip mengambil arsip dari tempatnya. 4) Arsip diletakkan pada tempat yang aman dari pencurian.
Pemerintah dalam hal pengamanan arsip mengaturnya dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 Pasal 44 tentang Kearsipan sebagai berikut: Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum dapat: 1) Menghambat proses penegakan hukum 2) Mengganngu kepentingan perlindungan atas kekayaan intelektual dan perlingdungan dari persaingan usaha tidak sehat 3) Membahayakan pertahanan dan keamanan Negara 4) Mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang termasuk dalam kategori dilindungi kerahasiaannya 5) Merugikan ketahanan ekonomi nasional
36
6) Merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri 7) Mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum 8) Mengungkapkan rahasia atau data pribadi, dan 9) Mengungkap memorandum atau surat-surat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa arsip memerlukan pengamanan arsip dari segi fisik dan non fisik. Petugas
arsip
harus
memiliki
kredibilitas
tinggi
untuk
melaksanakan tugasnya dalam pengamanan arsip. Pengamanan arsip yang baik hanya dapat tercapai jika petugas arsip dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang bersangkutan sehingga arsip dapat terlindungi.
e. Penyusutan Arsip Dinamis Kegiatan penyusutan arsip termasuk didalam rangkaian kegiatan pengelolaan arsip. Setiap arsip memiliki jangka waktu kepentingan atau kegunaannya masing-masing, sehingga jika arsip tersebut telah sampai masa aktifnya akan dilakukan penyusutan agar tidak bercampur dengan arsip yang masih aktif. Arsip yang dinilai mempunyai jangka waktu terbatas maka harus segera disusutkan
agar
tidak
terjadi
penumpukkan
yang
dapat
menghambat pekerjaan yang lain. Sebaliknya arsip yang masih
37
selalu digunakan harus diletakkan atau disimpan pada tempat yang strategis agar penemuan kembali arsip mudah dan cepat. Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, penyusustan arsip adalah “kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan.” Menurut Sulistyo-Basuki (2003: 309), penyusutan arsip dinamis merupakan kegiatan pengurangan arsip dinamis dengan cara: 1) Memindahkan arsip dinamis aktif yang memiliki frekuansi penggunaan rendah ke penyimpanamn arsip inaktif. 2) Memindahkan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah atau penerima ke pusat arsip dinamis inaktif. 3) Memusnahkan arsip dinamis jika sudah jatuh waktu. 4) Menyerahkan arsip dinamis inaktif dari unit arsip dinamis inaktif ke depo arsip statis.
Sebelum dilakukan penyusutan, arsip harus dinilai terlebih dahulu sesuai jadwal retensi arsip. Menurut The Liang Gie (2009: 146) bahwa: Penyusutan arsip itu ialah menggolong-golongkan semua warkat dari sesuatu organisasi dalam kelas-kelas tertentu menurut urutan pentingnya. Penggolongan tersebut ialah: 1) Warkat vital 2) Warkat penting 3) Warkat berguna 4) Warkat tidak penting
38
Penggolongan
arsip,
organisasi
hendaknya
sudah
menetapkan pedoman baku untuk menggolongkan arsip-arsip tersebut. Kepentingan dan kebutuhan masing-masing organisasi berbeda sehingga pedoman penggolongan arsip juga harus berbeda. Pedoman pengelolaan arsip harus dimengerti dan dipahami oleh arsiparis agar pengelolaan arsip dapat berjalan dengan lancar. Adanya pedoman penggolongan arsip maka akan menjadi penjamin bahwa arsip disusutkan adalah arsip yang telah habis nilai gunanya. Rangkaian kegiatan penyusutan arsip terdapat kegiatan pemindahan arsip. Pemindahan arsip ini dilakukan setelah penilaian terhadap arsip dilakukan apakah masih aktif atau sudah in-aktif sehingga memerlukan tempat tersendiri untuk menyimpannya. Pemindahan arsip dari unit pengolah ke unit pusat arsip sering dilakukan pada organisasi yang menggunakan sistem kombinasi. Namun pada pemindahan dari unit pengelola ke unit pusat harus disertai berita acara pemindahan arsip untuk pertanggung jawaban. Sedangkan untuk sistem arsip yang menggunakan asas sentralisasi dan desentralisasi pemindahan arsip hanya pindah tempat penyimpanan yang masih satu lokasi dengan arsip yang lain. Salah satu acuan dalam penyusutan arsip adalah jadwal retensi arsip. Kegiatan penyusustan arsip menggunakan jadwal retensi arsip maka akan lebih efisien dan mudah. Menurut Sulistyo Basuki (2003: 311) jadwal retensi arsip adalah:
39
Jadwal penyimpanan arsip dinamis inaktif yang disimpan dipusat arsip dinamis inaktif serta kemudian memusnahkannya bila arsip tersebut tidak lagi memiliki kegunaan bagi badan korporasi dan menyerahkan ke depo arsip untuk disimpan.
Sedangkan menurut Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 111) jadwal retensi arsip adalah: Daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip. Bentuk jadwal rentensi pada dasarnya adalah tabel yang berisi tentang pokok masalah, masalah, perincian masalah, jangka waktu penyimpanan baik untuk arsip aktif maupun in-aktif, dan nilai yang meliputi sementara dan permanen. Pada dasarnya jadwal retensi arsip adalah pedoman suatu organisasi berapa lama batas periode arsip aktif berubah menjadi arsip in-aktif.
Selanjutnta Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 112) mengungkapkan bahwa dengan adanya jadwal retensi maka organisasi atau kantor akan memiliki keuntungan sebagai berikut: 1) Arsip-arsip aktif yang secara langsung masih digunakan tidak tersimpan menjadi satu dengan arsip-arsip inaktif 2) Memudahkan pengelolaan dan pengawasan baik arsip aktif maupun inaktif 3) Memudahkan penemuan kembali arsip 4) Meningkatkan efisiensi kerja 5) Memudahkan pemindahan arsip-arsip yang bernilai permanen 6) Menyelamatkan arsip-arsip yang bersifat permanen sebagai bukti pertanggungjawaban dibidang pemerintah. . Tahap yang terakhir dalam penyusutan arsip adalah pemusnahan arsip. Cara pemusnahan arsip ada tiga yaitu dengan cara pembakaran, pencacahan, proses kimiawi, dan pembuburan
40
atau pulping. Tentunya selalu dalam rangkaian penyusutan arsip, harus dinilai terlebih dahulu. Rangkaian penyusutan arsip tersebut harus bersumber dari pedoman yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyusutan arsip adalah kegiatan menggolongkan arsip hingga memusnahkan arsip pada periode waktu tertentu agar arsip menjadi efisien dan efektif. Salah satu indikator keberhasilan pengelolaan arsip dapat di ukur salah satunya dengan melihat rangkaian kegiatan penyusutan arsip mulai dari penilaian arsip hingga pemusnahan arsip.
3. Faktor-faktor Pengelolaan Arsip a. Ruang Penyimpanan Arsip Faktor pengelolaan arsip yakni ruangan penyimpanan arsip juga harus diperhatikan, hal ini untuk menjaga agar arsip tidak rusak dan aman. Salah satu cara yang ditempuh adalah meletakkan arsip pada ruangan khusus dengan sarana pendukungnya seperti AC, lampu, ventilasi udara yang cukup, terhindar dari berbagai macam bahaya dan ruangan yang memadahi. Seperti yang diungkapkan Basir Barthos (2007:56) bahwa “menyimpan arsip bukanlah disembarang tempat, akan tetapi ruangan penyimpanan harus terhindar dari kemungkinankemungkinan serangan api, air, serangga, dan lain-lain.” Selain itu ruangan arsip harus bebas dari kemungkinan bahaya seperti
41
kebakaran, kebanjiran, atau atap bocor. Hal tersebut merupakan bentuk pengamanan dari segi ruangan penyimpanan arsip. Sedangkan suhu udara ruangan penyimpanan arsip juga diperhatikan, idealnya ruangan penyimpanan arsip 24 jam AC harus terus menyala. Menurut Wursanto, Ig (2004: 221) kriteria ruangan penyimpanan arsip sebagai berikut: 1) Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu lembab. Supaya ruangan tidak terlalu lembab aturlah suhu udara dalam ruangan berkisar 65˚F sampai 75˚F dan kelembabab udara sekitar 50% dan 65%. Untuk mengatur kelembaban udara dan temperature udara dapat dipasang AC, yang dihidupkan selama 24 jam terus-menerus. 2) Ruangan harus terang, dan sebaiknya mempergunakan penerang alam, yaitu sinar matahari. 3) Ruangan harus diberi ventilasi secukupnya. 4) Ruangan harus terhindaar dari kemungkinan serangan api. 5) Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan air (banjir). 6) Dalam hal-hal tertentu (hujan) periksalah ruangan untuk mengetahui kemungkinan adanya talang, saluran air dan atap gedung yang bocor. 7) Ruangan hendaknya terhindar dari kemungkinan serangan hama/serangan perusak/pemakan kertas arsip. 8) Lokasi ruang/gedungpenyimpanan arsip hendaknya bebas dari tempat-tempat industry, sebab polusi udara (kotoran udara) sebagai hasil pembakaran minyak sangat berbahaya bagi kertas-kertas arsip. 9) Ruangan penyimpanan arsip sebaiknya terpisah dari ruangan-ruangan kantor yang lain. 10) Ruangan penyimpanan arsip hendaknya disesuaikan dengan bentuk arsip yang akan disimpan didalamnya.
42
Sedangkan kriteria ruangan penyimpanan arsip menurut Basir Barthos (2007: 56) bahwa: Tempat penyimpanan arsip harus kering, kuat, terang, dan berfentilasi yang baik. Usahakan sinar matahari tidak langsung masuk ruangan. Jika ada talang atau pipa air diusahakan jangan melewati ruang penyimpanan arsip. namun, jika sudah terlanjur maka jagalah agar saluran tersebut tidak bocor. Disamping itu perlulah memasang AC yang dipasang selama 24 jam terus menerus. AC selain berfungsi untuk mengatur kelembaban dan temperature udara juga untuk mengurangi banyaknya debu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan ruangan penyimpanan arsip mempunyai peran penting dalam pemeliharaan dan pengamanan arsip. Mengingat pentingnya arsip maka ruangan penyimpanan arsip juga harus dilengkapi dengan sarana yang mendukung guna terciptanya pengelolaan arsip dinamis yang baik.
b. Peralatan Arsip Dinamis Pengelolaan arsip yang baik tentunya didukung oleh faktor penggunaan peralatan penyimpanan arsip. Peralatan penyimpanan arsip yang digunakan harus disesuaikan dengan sistem penyimpanan arsip yang digunakan. Peralatan pengelolaan arsip yang tepat juga mendukung untuk penemuan kembali arsip agar cepat dan tepat.
43
Menurut Sulistyo Basuki (2003: 273) alat untuk menyimpan arsip dinamis yaitu: 1) Spindle file Merupakan sebuah jarum atau paku menganga keatas yang digunakan untuk menyimpan kertas dengan cara menusukkan kertas kedalam paku tersebut. 2) Lemari laci vertical Penggunaan lemari laci vertikal untuk penyimpanan arsip kertas sangat berguna untuk organisasi yang mempunyai ruangan yang sempit dengan arsip yang cukup banyak. 3) Open-self file Merupakan jajaran yang terdiri dari lemari terbuka, sama seperti rak buku. Arsip dinamis diakses dari samping dengan panduan dan pengenal folder ada disamping. 4) Lateral file Merupakan unit penyimpanan, berkas di akses dari samping secara horizontal. 5) Unit box lateral file Merupakan sistem penjajaran rak yang menggunakan boks yang khusus dirancang tergantung pada rel. Rel tersebut ditempelkan pada tiang sepanjang rel. 6) Card file Merupakan sebuah jajaran yang menyimpan stok kartu berbagai ukuran. Jajaran kartu digunakan untuk berbagai keperluan menyediakan referensi kepada informasi yang sering dipergunakan, indeks, butir spesifik atau jajaran lain, catatan kegiatan. 7) Microrecord file Merupakan container penyimpanan vertikal yang berisi laci, sehingga dapat memuat mikrofis, atau lengam (aperture card) atau microfilm.
Sedangkan menurut Agus Sugiarto & Teguh Wahyono (2005: 79) selain peralatan utama untuk penyimpanan arsip perlu juga disediakan perlengkapan-perlengkapan dalam penyimpanan arsip, yaitu:
44
1) Penyekat Penyekat adalah lembaran yang dapat dibuat dari karton atau tripleks yang digunakan sebagai pembatas dari arsiparsip yang disimpan. Dan pada penyekat ini ditempelkan label yang berisikan kata tangkap sebagai prnunjuk (guide) sesuai dengan sistem penyimpanan yang digunakan. 2) Map (folder) Folder dapat diperoleh dalam berbagai model dan bahan. Jumlah dan jenis dokumen yang di file, serta cara pemuatan didalamnya hendaknya dijadikan pedoman dalam menentukan pilihan. 3) Penunjuk (guide) Penunjuk mempunyai fungsi sebagai tanda untuk membimbing dan melihat cepat kepada tempat-tempat yang diinginkan didalam file. 4) Kata tangkap Judul yang terdapat pada tonjolan disebut dengan kata tangkap. Untuk membuat kata tangkap baik berupa huruf abjad, nama maupun subjek haruslah dibuat sesingkat mungkin sehingga dapat dibaca dengan mudah dan cepat. 5) Perlengkapan lain Perlengkapan lainnya diantaranya adalah label. Label adalah sejenis stiker yang dipakai untuk membuat kode kemudian stiker itu ditempelkan pada bagian-bagian tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peralatan arsip mempunyai kegunaan selain untuk memudahkan penyimpanan dan pencarian arsip dinamis, peralatan di atas juga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada arsip. Pemilihan peralatan arsip juga harus memperhatikan kualitas, kuantitas serta kebutuhan organisasi.
45
c. Petugas Arsip Fasilitas yang mencukupi, peralatan yang mendukung tentunya belum dapat dikatakan bahwa pengelolaan arsip telah baik. Petugas arsip merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung kegiatan pengelolaan arsip dapat berjalan dengan lancar. Petugas arsip seharusnya seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan kearsipan atau telah melalui serangkaian pelatihan kearsipan. Kecakapan dan keterampilan adalah faktor pendukung agar pengelolaan arsip dinamis disuatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Arsiparis menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan adalah “seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.” Sementara The Liang Gie (2009: 150) mengungkapkan bahwa untuk dapat menjadi petugas kearsipan yang baik diperlukan sekurang-kurangnya 4 syarat yaitu: 1) Ketelitian Pegawai itu dapat membedakan perkataan-perkataan, nama-nama, atau angka-angka yang sepintas lalu tampaknya sama. Untuk ini disamping sikap jiwa yang cermat, ia harus pula mempunyai mata yang sempurna. 2) Kecerdasan Untuk itu memang tidak perlu suatu pendidikan yang sangat tinggi. Tetapi sekurang-kurangnya pegawai arsip harus dapat menggunakan pikirannya dengan baik, karena ia harus dapat memilih kata-kata untuk sesuatu pokok soal. Selain daya ingatannya juga cukup tajam sehingga ia tak
46
melupakan sesuatu pokok soal yang telah ada kartu arsipnya. 3) Kecekatan Pegawai arsip harus mempunyai kondisi jasmani yang baik sehingga ia dapat bekerja secara gesit. Lebih-lebih kedua tangannya, ia harus dapat menggunakan dengan leluasa untuk dapat mengambil warkat dari berkasnya secara cepat. 4) Kerapian Sifat ini diperlukan agar kartu-kartu, berkas-berkas, dan tumpukan warkat tersusun rapi. Surat yang disimpan dengan rapi akan lebih mudah dicari kembali. Selain itu, surat-surat juga menjadi lebih awet, karena tidak sembarangan ditumpuk saja sampai berkerut-kerut atau robek.
Menurut Widjaja, A.W (1986: 104) petugas kearsipan setidaknya memiliki pengetahuan dibeberapa bidang yaitu: 1) Pengetahuan umum, terutama yang menyangkut masalah surat menyurat dan arsip. 2) Pengetahuan tentang seluk beluk instansinya yakni organisasi beserta tugas-tugasnya, dan pejabat-pejabatnya. 3) Pengetahuan khusus tentang kearsipan 4) Memiliki keterampilan untuk melaksanakan teknik tata kearsipan yang sedang dijalankan 5) Berkripadian.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa petugas arsip
mempunyai
pengaruh
yang
besar
dalam
keberhasilan
pengelolaan arsip disuatu organisasi. Petugas arsip harus mempunyai loyalitas tinggi dan mempunyai keterampilan-keterampilan dibidang kearsipan, mengetahui tata kearsipan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, memahami seluk beluk organisasi, tekun, rapi, jujur, dan mempunyai latar belakang pendidikan kearsipan atau telah menempuh pelatihan tentang kearsipan.
47
B. Kerangka Pikir Kearsipan merupakan salah satu kegiatan administrasi yang mempunyai fungsi penting dalam organisasi. Administrasi pada dasarnya adalah kegiatan pelayanan, yang mendukung kegiatan utama dalam organisasi . Tujuan utama dari kearsipan adalah menyediakan informasi yang terdapat dalam arsip sehingga kapanpun digunakan siap untuk ditemukan. Informasi tersebut juga digunakan untuk mendukung kegiatan pokok suatu organisasi. Pengelolaan arsip dinamis dalam sebuah organisasi tidak dapat berjalan
sendiri
tanpa
didukung
oleh
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya, seperti petugas arsip, ruangan penyimpanan arsip, peralatan arsip serta sistem penyimpanan. Petugas arsip merupakan sumber daya utama dalam meningkatkan penyelenggaraan kearsipan yang lebih baik. Tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang professional maka pengelolaan arsip disuatu organisasi akan mengalami banyak hambatan. Selain itu sistem kearsipan yang digunakan oleh suatu instansi juga menentukan mudah tidaknya penemuan kembali suatu arsip. Peralatan dan perlengkapan arsip harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pengelolaan arsip. Kegiatan pengelolaan arsip dinamis meliputi kegiatan pencatatan, pengendalian,
pendistribusian,
penyimpanan,
pemeliharaan,
dan
penyusutan. Pengelolaan arsip dinamis memiliki fungsi penting dalam suatu organisasi. Fungsi tersebut adalah sebagai sumber informasi,
48
sumber sejarah, sumber ingatan, sebagai alat pengawasan dalam rangka melaksanakan berbagai kegiatan pengembangan organisasi, dan sebagai bahan penelitian atau mendukung penelitian bagi individu atau kelompok. Sifat dari arsip sendiri adalah informatif dan dokumentasi. Informatif artinya informasi digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan dokumentasi adalah sebagai bukti nyata yang dapat dilihat dan dipertanggung jawabkan. Kerangka pikir penelitian tersebut dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
49
Pengelolaan Arsip Dinamis adalah: 1. Pencatatan 2. Pengendalian 3. Pendistribusian 4. Penyimpanan 5. Pemeliharaan 6. Penyusutan
Fungsi pengelolaan arsip dinamis dalam organisasi adalah: 1. Sumber informasi 2. Sumber sejarah 3. Sumber ingatan 4. Alat pengawasan dalam rangka pengembangan organisasi 5. Bahan penelitian individu atau kelompok
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan arsip dinamis adalah: 1. Petugas kearsipan 2. Sistem penyimpanan arsip 3. Peralatan dan Perlengkapan arsip 4. Ruangan penyimpanan arsip
Sifat arsip dinamis: 1. Informatif 2. dokumentasi
Pekerjaan Utama Organisasi
Gambar 2. Alur Kerangka Pikir
C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana sistem penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 3. Peralatan apa saja yang ada di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman?
50
4. Bagaimana keadaan ruangan penyimpanan untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 5. Apakah petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dapat mengelola arsip dinamis dengan baik? 6. Bagaimana pemeliharaan dan pengamanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 7. Bagaimana tata cara peminjaman dan penemuan kembali arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 8. Bagaimana pelaksanaan penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman?
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah yang menjadi pokok penelitian dengan menggali fakta tentang Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan
dan
Kehutanan
Kabupaten
Sleman.
Penelitian
ini
akan
menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari objek penelitian, dan perilakunya yang dapat diamati. Data atau informasi yang diperoleh dideskripsikan sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan dan disajikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat kemudian ditarik suatu kesimpulan.
B. Informan Penelitian Informan penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa informan dapat memberi informasi yang selengkap-lengkapnya dan relevan dengan tujuan penelitian. Informan penelitian ini yaitu
satu pegawai seksi bina
produksi tanaman pangan dan holtikultura yang juga petugas kearsipan sebagai informan kunci (key informan) yang secara langsung melaksanakan kegiatan kearsipan. Sedangkan untuk informan pendukung terdiri dari satu pegawai bina usaha tanaman pangan dan holtikultura, satu pegawai seksi
51
52
pengolahan dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan holtikultura, dan satu pegawai sarana dan prasarana tanaman pangan dan holtikultura yang masing-masing pegawai tersebut mengolah arsip dimasing-masing seksinya. Pengumpulan data bergerak dari informan satu ke informan yang lain sedemikian rupa sehingga bagai bola salju (snowball). Snowball adalah teknik pengumpulan data yang bergerak dari informan satu ke informan yang lain.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman yang beralamat di jalan Dr. Radjiman Sucen Triharjo Sleman adapaun waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2014 sampai 10 April 2014.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan dan lengkap dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Wawancara Tujuan utama dilakukan wawancara yaitu untuk menggali informasi dari informan penelitian tentang pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Wawancara dilaksanakan dengan metode
bebas
terpimpin
yaitu
merupakan
kombinasi
antara
wawancara bebas dan terpimpin. Jadi peneliti membuat pokok-pokok
53
masalah pengelolaan arsip dinamis yang akan diteliti. Selanjutnya proses wawancara berlangsung mengikuti situasi. 2.
Observasi Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data secara sisitematis. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati rangkaian proses pengelolaan arsip dinamis, berdasarkan tahapannya, selain itu dilakukan
observasi
untuk
fasilitas
yang
digunakan
dalam
mengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. 3.
Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan melihat secara langsung dokumen yang berhubungan dengan sejarah berdiri, struktur organisasi, komposisi karyawan, hasil laporan, keteranganketerangan secara tertulis, tergambar maupun tercetak. Dokumen tersebut kemudian digunakan sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menafsirkan hasil penelitian yang berkaitan dengan aktivitas pengelolaan arsip dinamis yang terjadi di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kebupaten Sleman.
54
E. Instrumen Penelitian Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri dan menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai rangkaian proses pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan arsip dinamis di Bagian Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh disajikan apa adanya untuk memperoleh gambaran tentang fakta yang ada dilapangan. Teknik analisis data menggunakan model interaktif menurut Miles dan Huberman., dilakukan dengan tiga alur kegiatan, adapun ketiga alur kegiatan tersebut adalah: 1.
Reduksi data (data reduction) Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan
55
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. 2.
Penyajian data (data display) Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Menyajikan data, akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3.
Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukankan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan
data,
maka
kesimpulan
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
yang
56
G. Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode. Teknik triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan hasil wawancara antara informan yang satu dengan lainnya. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh bersifat valid dan diakui kebenarannya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian a. Sejarah Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6 tahun 1995, Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang Pertanian Tanaman Pangan yang menjadi tanggung jawabnya meliputi Produksi padi dan palawija, hortikultura, penyuluhan, rehabilitasi lahan dan perlindungan tanaman pangan serta usaha tani dan pengolahan hasil dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 32/Kep.KDH/1995 tentang uraian tugas masing-masing unsur organisasi serta tata kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat II Sleman. Instansi-instansi
yang
menangani
sektor
pertanian
penggabungan ke dalam Dinas Pertanian dan Kehutanan dilakukan pada tahun 2000 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor
12 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah
57
58
Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor
12 tahun 2003 tentang Perubahan Pertama Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman, dan ditindaklanjuti
dengan
Keputusan
Bupati
Sleman
Nomor
27/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi, Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kehutanan, yang merupakan penggabungan dari 5 Dinas, yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan, dan Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah. . Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman dibentuk Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang terdiri dari Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Peternakan, Bidang Perikanan, dan Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dan Sekretariat. b. Visi
Misi
Dinas
Pertanian,
Perikanan,
dan
Kehutanan
Kabupaten Sleman 1) Visi Terwujudnya Masyarakat Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang Mandiri, Berdaya Saing, dan Sejahtera.
59
2) Misi Misi Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2011- 2015 beserta strategi dan kebijakan sebagai berikut: a) Memberdayakan sumber daya manusia dan kelembagaan pertanian, perikanan dan kehutanan b) Mengembangkan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan dengan basis agroindustri/aquaindustri untuk memantapkan ketahanan pangan. c) Meningkatkan daya saing dan pemasaran produk pertanian, perikanan, kehutanan d) Mengoptimalkan
pemanfaatan
sumberdaya
alam
dan
Perikanan,
dan
lingkungan hidup dengan lestari
c. Susunan
Organisasi
Dinas
Pertanian,
Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman dibentuk Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang terdiri dari Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Peternakan, Bidang Perikanan, Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dan Sekretariat. Susunan
60
Organisasi Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: 1) Kepala Dinas 2) Kelompok Jabatan Fungsional 3) Sekretariat a) SubBagian Umum b) SubBagian Kepegawaian c) SubBagian Keuangan d) SubBagian Perencanaan dan Evaluasi 4) Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura a) Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Holtikultura b) Seksi
Bina
Produksi
Tanaman
Pangan
dan
Holtikultura c) Seksi Pengolahan dan Penanganan Pacsa Panen Tanaman Pangan dan Holtikultura d) Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura 5) Bidang Kehutanan dan Perkebunan a) Seksi Bina Usaha Kehutanan dan Perkebunan b) Seksi Bina Produksi Kehutanan dan Perkebunan c) Seksi Bina Tanaman dan Lahan Kehutanan dan Perkebunan
61
6) Bidang Perikanan a) Seksi Bina Usaha Perikanan b) Seksi Bina Produksi Perikanan c) Seksi Pengembanan Perikanan 7) Bidang Perternakan a) Seksi Bina Usaha Perternakan b) Seksi Bina Produksi Peternakan c) Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner 8) Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan a) Seksi Ketersediaan Pangan b) Seksi Distribusi dan Penganekaragaman Pangan c) Seksi Kelembagaan Penyuluhan d) Seksi Penyelenggaraan Penyuluhan 9) Unit Pelaksana Teknis
d. Fungsi dan Tugas Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha, produksi, pengolahan pasca panen, penanganan pasca panen, sarana dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura. Bidang Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) mempunyai fungsi:
62
1) penyusunan rencana kerja Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2) perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha, produksi, pengolahan pasca panen, penanganan pasca panen, sarana, dan prasarana tanaman pangan dan holtikultura; 3) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan dan hortikultura; 4) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura; 5) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan
pengolahan
dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan hortikultura; 6) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura; dan 7) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang tanaman pangan dan holtikultura.
Sedangkan untuk tugas dan fungsi masing-masing seksiseksi di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura dinas pertanian, perikanan, dan kehutanan kabupaten sleman sebagai berikut:
63
1) Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan dan hortikultura. Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: a) penyusunan rencana kerja seksi bina usaha tanaman pangan dan hortikultura; b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan dan hortikultura; c) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan dan hortikultura; d) penyelenggaraan
pembinaan
dan
pengembangan
kelembagaan usaha tani tanaman pangan dan hortikultura; e) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan sarana usaha tanaman pangan dan hortikultura; f) penyelenggaraan pelayanan dan pengawasan perizinan usaha tanaman pangan dan hortikultura; g) penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi pembiayaan usaha tanaman pangan dan hortikultura; dan h) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja seksi Bina Usaha tanaman Pangan dan Hortikultura.
64
2) Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai
tugas
menyelenggarakan
pembinaan
dan
pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura. Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: a) penyusunan rencana kerja seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura; c) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura; d) penyelenggaraan
pembinaan,
pengembangan,
dan
pembinaan,
pengembangan,
dan
pengembangan,
dan
pengendalian pupuk; e) penyelenggaraan
pengendalian pestisida; f) penyelenggaraan
pembinaan,
pengendalian benih tanaman pangan dan hortikultura; g) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan penerapan teknologi produksi tanaman pangan dan hortikultura; h) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan alat dan mesin produksi tanaman pangan dan hortikultura; i) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan penerapan pola tanam tanaman pangan dan hortikultura; dan
65
j) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3) Seksi pengolahan dan Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dan
Hortikultura
mempunyai
tugas
menyelenggarakan
pembinaan dan pengembangan pengolahan dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan hortikultura. Seksi Pengolahan dan Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: a) penyusunan rencana kerja Seksi Pengolahan dan Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura; b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan pengolahan dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan hortikultura; c) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan penanganan panen dan pasca panen tanaman pangan dan hortikultura; d) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura; e) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan penerapan teknologi panen dan pasca panen tanaman pangan dan hortikultura; f) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura; dan
66
g) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi Pengolahan dan Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura.
4) Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai
tugas
menyelenggarakan
pembinaan
dan
pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: a) penyusunan rencana kerja Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura; b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura; c) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura; d) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan alat dan mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura; e) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pelayanan perizinan pengadaan dan peredaran alat dan mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura; f) penyelenggaraan dan pembinaan perlindungan tanaman pangan dan hortikultura;
67
g) penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan tata guna lahan tanaman pangan dan hortikultura dan pemanfaatan air irigasi; dan h) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
Sarana
dan
Prasarana
Tanaman
Pangan
dan
Holtikultura.
Adapun
bagan
struktur organisasi
Dinas
Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman dapat lilihat pada gambar 3 berikut ini:
68
69
Berdasarkan bagan struktur organisasi di atas diperoleh informasi bahwa Kepala Dinas membawahi sekretariat, kelompok jabatan fungsional, dan lima bidang. Kelompok jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Lima bidang di Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman adalah Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Bidang Perikanan dengan Kepala Bidang, Bidang Peternakan, Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Kepala
Bidang
Tamanan
Pangan
dan
Holtikultura,
membawahi empat seksi. Empat seksi tersebut adalah seksi bina usaha tanaman pangan dan holtikultura, seksi bina produksi tanaman pangan dan holtikultura, seksi pengolahan dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan holtikultura, seksi sarana dan prasarana tanaman pangan dan holtikultura Sedangkan untuk persebaran pegawai
Dinas Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2012 sebagai berikut:
70
Tabel 1. Persebaran Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2012 Jabatan Fungsional No
Bidang
PPA
PPL
PMHP
Arsiparis
Med Veteriner
L
P
L
P
L
P
1
-
-
-
1
Jumlah
L
P
L
P
L
P
Sekretariat
-
-
-
-
-
-
1
Bidang TPH
5
3
30
5
4
2
-
-
-
-
39
10
2
Bidang Peternakan
1
1
14
5
4
1
-
-
11
12
30
19
3
Bidang Perikanan Bidang Kehutanan dan Perkebunan
2
1
16
1
-
-
-
-
-
-
18
2
2
2
17
8
5
-
-
-
-
-
24
10
111
42
4
Jumlah Total
153
Sumber: Laporan tahunan tahun 2012 Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman berdasarkan jabatan fungsional yakni di bidang sekretariat terdiri 1 pegawai dengan jabatan fungsional arsiparis dengan jenis kelamin perempuan. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) mempunyai pegawai dengan jabatan fungsional berjumlah 49 yang terdiri dari 39 laki-laki dan 10 perempuan yang terbagi dalam
beberapa
jabatan
fungsional
antara
lain
Petugas
Pengembang Agribisnis (PPA) terdiri dari 5 pegawai laki-laki dan dan 3 pegawai perempuan. Jabatan fungsional Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 30 pegawai laki-laki, dan 5 pegawai perempuan. Jabatan fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) terdiri dari 4 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Jabatan fungsional sebagai arsiparis dan med veteriner tidak ada.
71
Bidang Peternakan mempunyai pegawai dengan jabatan fungsional berjumlah 39 pegawai dengan jenis kelamin 30 pegawai laki-laki dan 10 pegawai perempuan yang terbagi dalam beberapa jabatan fungsional antara lain Petugas Pengembang Agribisnis (PPA) berjumlah 1 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. Jabatan fungsional Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) berjumlah 14 pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan. Jabatan fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) berjumlah 4 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. Jabatan fungsioanl Medik Veteriner (Med Veteriner) berjumlah 11 pegawai laki-laki dan 12 pegawai perempuan. Med Veteriner adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan. Jabatan fungsional sebagai arsiparis tidak ada. Bidang Perikanan mempunyai pegawai dengan jabatan fungsional berjumlah 20 pegawai dengan rincian 18 pegawai lakilaki dan 2 pegawai perempuan yang terbagi dalam beberapa jabatan fungsional antara lain Petugas Pengembang Agribisnis (PPA) terdiri dari 2 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) terdiri dari 16 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. Jabatan fungsioanal sebagai Pengawas
72
Mutu Hasil Pertanian (PMHP), arsiparis, dan med veteriner tidak ada. Bidang Kehutanan dan Perkebunan mempunyai pegawai dengan jabatan fungsional berjumlah 34 dengan rincian 24 pegawai laki-laki dan 10 pegawai perempuan yang terbagi dalam beberapa jabatan fungsional antara lain Petugas Pengembang Agribisnis (PPA) terdiri dari 2 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) terdiri dari 17 pegawai laki-laki dan 8 pegawai perempuan. Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) berjumlah 5 pegawai laki-laki. Jabatan fungsional sebagai arsiparis dan med veteriner tidak ada. Sedangkan untuk pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten berdasarkan pendidikan tahun 2012 sebagai berikut
73
Tabel 2. Persebaran Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Berdasarkan Pendidikan Tahu 2012 Berdasar Pendidikan Bidang
No
1
SD L P
SMP L P
SMA L P
D. III L P
S.1 L
S.2
Jml
P
L
P
L
P
3 2
23 109
15 44 10
Sekretariat Fungsional Bidang TPH
1 -
2 -
13 20 9
2 2 2
-
2
8
-
3 -
1
2 3
42
12
47
28
2
-
3
5
2 2 2
4
Bidang Peternakan
-
-
-
-
11
3
2
-
5
4
-
-
18
7
5
Bidang Perikanan Bidang Kehutanan & Perkebunan Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan UPT Pasar Hewan dan RPH UPT Pelayanan Keswan
-
-
-
-
4
2
-
1
4
4
1
2
9
9
-
-
-
-
9
1
1
-
9
2
2
1
20
4
-
-
-
-
3
3
-
1
9
5
1
1
13
10
-
-
-
-
5
-
2
-
4
-
-
-
12
0
-
-
1
-
2
1
2
1
1
5
-
-
6
7
-
-
-
-
2
-
-
-
3
2
-
5
2
1
-
12
-
1
-
1
1
-
-
19
1
6 7 8 9 10
16
4
12
UPT Terminal Agribisnis UPT Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan UPT BP3K Wilayah I
-
-
-
-
2
-
-
-
-
1
1
-
3
1
13
UPT BP3K Wilayah II
-
-
-
-
4
-
-
-
-
1
1
-
5
1
14
UPT BP3K Wilayah III
-
-
-
-
3
-
1
-
1
-
-
-
5
-
15
UPT BP3K Wilayah IV
-
-
-
-
2
-
-
-
1
1
-
-
3
1
16
UPT BP3K Wilayah V
-
-
1
-
1
-
-
-
2
-
1
-
5
-
17
UPT BP3K Wilayah VI
-
-
-
-
2
-
-
-
1
-
-
1
3
1
18
UPT BP3K Wilayah VII
-
-
-
-
1
-
1
-
2
-
-
-
4
-
19
UPT BP3K Wilayah VIII
-
-
-
-
2
-
2
-
2
-
-
-
6
-
14
1 0
285
110
11
Jumlah Total
5
0
6
2
107
17
56
395
15
96
69
395
Sumber: Laporan tahunan tahun 2012 Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
Menurut tabel tersebut dapat diperoleh informasi bahwa jumlah pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman berdasarkan pendidikan tahun 2012 berjumlah 395 pegawai dengan rincian 285 pegawai laki-laki dan 110 pegawai perempuan yang terbagi dalam 19 bidang yaitu di sekretariat dengan rincian tingkat pendidikan SD berjumlah 1 pegawai laki-laki. Tingkat pendidikan SMP terdiri dari 3 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan SMA terdiri dari 13 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Tingkat
74
pendidikan D.III terdiri dari 1 pegawai laki-laki. Tingkat pendidikan S.1 terdiri dari 2 pegawai laki-laki dan 8 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan S2 terdiri dari 2 pegawai laki-laki dan 3 pegawai perempuan. Jadi jumlah pegawai di sekretariat berdasar tingkat pendidikan berjumlah 23 pegawai laki-laki dan 15 pegawai perempuan Jabatan fungsional terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan SD dan SMP tidak ada. Pegawai dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 20 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan DIII berjumlah 42 pegawai laki-laki dan 12 pegawai perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S1 berjumlah 47 pegawai laki-laki dan 28 pegawai perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S2 berjumlah 2 pegawai laki-laki. Jadi jumlah pegagawai pada jabatan fungsional berjumlah 109 pegawai laki-laki dan 44 pegawai perempuan. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada, sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA berjumlah 9 pegawai laki-laki, dan 2 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 2 pegawai laki-laki saja. Tingkat pendidikan S1 dengan rincian 3 pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan S2 dengan rincian 2 pegawai laki-
75
laki dan 2 pegawai perempuan. Jadi jumlah pegawai di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 16 pegawai laki-laki dan 10 pegawai perempuan. Bidang Peternakan terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada, sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA berjumlah 11 pegawai laki-laki, dan 3 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 2 pegawai laki-laki saja. Tingkat pendidikan S1 dengan rincian 5 pegawai laki-laki dan 4 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan S2 tidak ada. Jadi jumlah pegawai di Bidang peternakan berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 18 pegawai laki-laki dan 7 pegawai perempuan. Bidang Perikanan terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada, sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA berjumlah 4 pegawai laki-laki, dan 2 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 1 pegawai perempuan saja. Tingkat pendidikan
S1
dengan rincian 4 pegawai laki-laki dan 4 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan S2 dengan rincian 1 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Jadi jumlah pegawai di Bidang perikanan berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 9 pegawai lakilaki dan 9 pegawai perempuan.
76
Bidang Kehutanan & Perkebunan terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada, sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA berjumlah 9 pegawai laki-laki, dan 1 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 1 pegawai laki-laki saja. Tingkat pendidikan S1 dengan rincian 9 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan S2 dengan rincian 2 pegawai lakilaki dan 1 pegawai perempuan. Jadi jumlah pegawai di Bidang Kehutanan & Perkebunan berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 20 pegawai laki-laki dan 4 pegawai perempuan. Bidang Ketahanan Pangan & Penyuluhan terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada, sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA berjumlah 3 pegawai laki-laki, dan 3 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 1 pegawai perempuan saja. Tingkat pendidikan S1 dengan rincian 9 pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan. Tingkat pendidikan S2 dengan rincian 1 pegawai lakilaki dan 1 pegawai perempuan. Jadi jumlah pegawai di Bidang Ketahanan Pangan & Penyuluhan berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 13 pegawai laki-laki dan 10 pegawai perempuan. UPT Pasar Hewan dan RPH terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada, sedangkan
77
untuk pegawai tingkat pendidikan SMA berjumlah 5 pegawai lakilaki saja. Pegawai dengan tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 2 pegawai laki-laki saja. Pegawai dengan tingkat pendidikan
S1 dengan rincian 4 pegawai laki-laki. Pegawai
dengan tingkat pendidikan S2 tidak ada. Jadi jumlah pegawai di UPT Pasar Hewan dan RPH berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 12 pegawai laki-laki. UPT Pelayanan Kesehatan Hewan (Keswan) terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD tidak ada, sedangkan untuk pegawai tingkat pendidikan SMP berjumlah 1 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 2 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan DIII dengan jumlah pegawai 2 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S1 dengan rincian 1 pegawai laki-laki dan 5 pegawi perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S2 tidak ada. Jadi jumlah pegawai di UPT Pelayanan Kesehatan Hewan (Keswan) berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 6 pegawai lakilaki dan 7 pegawai perempuan. UPT Terminal Agribisnis terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD tidak ada, sedangkan untuk pegawai tingkat pendidikan SMP berjumlah 1 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 2 pegawai
78
laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan DIII tidak ada. Pegawai dengan tingkat pendidikan S1 dengan rincian 3 pegawai laki-laki dan 2 pegawi perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S2 tidak ada. Jadi jumlah pegawai di UPT Terminal Agribisnis berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 5 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. UPT Terminal Agribisnis terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD tidak ada, sedangkan untuk pegawai tingkat pendidikan SMP berjumlah 1 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 2 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan DIII tidak ada. Pegawai dengan tingkat pendidikan S1 dengan rincian 3 pegawai laki-laki dan 2 pegawi perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S2 tidak ada. Jadi jumlah pegawai di UPT Terminal Agribisnis berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 5 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan. UPT Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terakhir SD berjumlah 1 pegawai laki-laki, sedangkan untuk pegawai tingkat pendidikan SMP berjumlah 1 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 12 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan DIII berjumlah 1 pegawai laki-laki. Pegawai dengan tingkat pendidikan S1 dengan rincian 1 pegawai
79
laki-laki dan 1 pegawi perempuan. Pegawai dengan tingkat pendidikan S2 tidak ada. Jadi jumlah pegawai di UPT Pengembang Budidaya dan Pemasaran Perikanan berdasar tingkat pendidikan tahun 2012 berjumlah 19 pegawai laki-laki dan 1 pegawai perempuan. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah I terdiri dari 2 pegawai laki-laki tingkat SMA, 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan S1, dan 1 pegawai laki-laki tingkat pendidikan S2. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah II terdiri dari 4 pegawai laki-laki tingkat pendidikan SMA, 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan S1, dan 1 pegawai laki-laki tingkat pendidikan S2. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah III terdiri dari 3 pegawai laki-laki tingkat SMA, 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan DIII, dan 1 pegawai laki-laki tingkat pendidikan S1. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah IV terdiri dari 2 pegawai laki-laki tingkat SMA, 1 pegawai perempuan dan 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan S1. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah V terdiri dari 1 pegawai laki-laki tingkat SMP, 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan SMA, 2 pegawai laki-laki tingkat pendidikan S1 dan 21 pegawai dengan tingkat pendidikan S2. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan
80
dan Kehutanan (BP3K) Wilayah VI terdiri dari 2 pegawai laki-laki tingkat SMA, 1 pegawai laki-laki tingkat pendidikan S1, dan 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan S2. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah VII terdiri dari 1 pegawai laki-laki tingkat SMA, 1 pegawai perempuan tingkat pendidikan DIII, dan 2 pegawai laki-laki tingkat pendidikan S1. UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Wilayah VIII terdiri dari 2 pegawai laki-laki tingkat SMA, 2 pegawai perempuan tingkat pendidikan DIII, dan 1 pegawai lakilaki tingkat pendidikan S1.
2. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan observasi dan wawancara serta dokumentasi dilakukan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sleman. a. Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dapat diketahui bahwa dalam Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman terdapat Peraturan Mentri Dalam
81
Negeri Nomor 39 Tahun 2005 tentang Pedoman Tata Kearsipan di Daerah.
b. Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Sebelum menjadi arsip, warkat harus dikelola terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura. Arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura berupa surat-surat baik masuk dan keluar seperti surat undangan, surat tugas, surat permohonan, surat edaran, nota dinas dan lain sebagainya. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan penelitian tentang pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
82
Tabel. 3. Transkrip Hasil Wawancara Pengelolaan Arsip Dinamis Informan Hasil Wawancara a. Surat masuk kita menerima surat dari sekretariat dinas yang sebelumnya sudah mendapat disposisi dan ada kartu kendalinya jika surat itu penting. Kalau sudah sampai bidang terus disampaikan ke kepala bidang. Surat dari kepala bidang sebelum mendapat disposisi dicatat dibuku. Kartu kendali Bapak Skr (jika ada) di ambil untuk disimpan selanjutnya surat di distribusikan sesuai catatan lembar disposisi. b. Pengurusan surat keluar yang memberi nomor sekretariat dinas, kita hanya membantu mencatat kartu kendali keluar beserta kodenya. 1) Kalau untuk prosedur surat masuknya ya kalau ada disposisi dari kepala dinas, nanti diterima oleh Pak Skr mungkin nanti disana dicatat buku, itu baru dikasihkan ke kepala bidang, nanti kepala bidang mendisposisi ke seksi-seksi. Seksi bina usaha saya kalau tidak ada tugas lapangan saya yang biasa menerima dan saya ajukan ke kepala seksi. Kepala seksi nanti ada disposisi ke pelaksana. Langsung saya kasihkan ke pelaksana. Surat dan disposisi dibawa oleh pelaksana dan kadang lupa dikembalikan. Bapak MM 2) Surat keluar kan ada dasar hukumnya. Misal saja surat masuk yang sudah didisposisi kepala seksi untuk dibalas, nanti saya baca dan dalami terlebih dahulu. Baru saya konsep dan ketik, setelah itu saya ajukan ke kepala seksi untuk diparaf jika sudah sesuai. Lalu diajukkan lagi ke kepala bidang untuk diparaf. Jika sudah saya sampaikan ke situ (menunjuk meja Pak Skr) untuk dicatat terlebih dahulu (dikartu kendali keluar) dan dimintakan nomor surat tanda tangan kepala dinas.
Berdasarkan hasil observasi bahwa pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman meliputi pengelolaan surat masuk dan surat keluar. Surat masuk diterima dari sekretariat
83
dinas ruang rapat. Sedangkan untuk surat keluar mulai dari pengonsepan hingga pengetikan dilakukan di seksi pembuat surat, kemudian dilampiri kartu kendali keluar oleh Pak Skr kemudian baru dimintakan nomor dan tanda tangan sekreatriat dinas. Setelah selesai dimasukkan amplop dan dikirim ke alamat yang dituju. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan untuk pengurusan surat masuk sebelum menjadi arsip adalah sebagai berikut: 1) Surat masuk diterima dari sekreatriat dinas yang sudah distempel kode dan tanggal terima pada bidang bawah surat dan sudah dilampiri lembar disposisi dari kepala dinas beserta kartu kendali masuk jika surat tersebut penting. 2) Surat dicek, dan dibaca sekilas oleh pengolah surat, kemudian dicatat dibuku bantu yaitu pengirim surat, nomor surat, tanggal surat dan perihal, jika disposisi penuh, maka diberi lembar disposisi lagi, namun jarang dilakukan. 3) Surat langsung di ajukan ke kepala bidang. 4) Jika surat tersebut sudah mendapat disposisi maka di ambil oleh staf pengolah, kemudian dicatat dibuku bantu tadi kepada siapa disposisi tersebut diberikan. Lembar kedua disposisi diambil untuk di arsip. 5) Surat tersebut didistribusikan ke kepala seksi yang ditunjuk dalam disposisi tersebut.
84
6) Kepala seksi mendisposisi kepada staf untuk melaksanakan atau menindak lanjuti surat tersebut. Sedangkan untuk pengurusan surat keluar yang dilakukan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sleman yaitu: 1) Surat dibuat konsep terlebih dahulu, kemudian dicetak untuk dikonsultasikan ke kepala seksi kemudian kepala bidang. Jika sudah benar maka kepala seksi dan kepala bidang member paraf. 2) Dimintakan kartu kendali keluar ke Pak Skr dan di isi. 3) Surat keluar yang sudah dilampiri kartu kendali keluar dimintakan nomor urut sekaligus tanda tangan kepala dinas di bagian sekretariat dinas. 4) Kartu kendali keluar lembar pertama di ambil untuk di arsip di sekretariat, kemudian kartu kendali lembar kedua disimpan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura oleh staf pengolah. 5) Surat dimintakan amplop di bidang umum dan segera dikirimkan. Dalam pengurusan surat masuk dan keluar Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura menggunakan beberapa fasilitas seperti; 1) Buku bantu Buku bantu ini seperti buku agenda, hanya saja dalam buku bantu ini yang dicatat hanya surat masuk saja, sedangkan surat
85
keluar tidak dicatat, karena pencatatan surat keluar berada di sekretariat dinas. 2) Lembar disposisi Lembar disposisi adalah lembar yang terdiri dua lembar yang digunakan pimpinan untuk menindaklanjuti surat masuk yang diterima. 3) Kartu kendali keluar Lembar kartu kendali keluar adalah lembar yang terdiri dari dua lembar yang digunakan untuk mengontrol surat yang dikirimkan.
c. Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Pengelolaan arsip dinamis harus didukung oleh faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengelolaan arsip tersebut.
Ruangan untuk menyimpan maupun untuk mengelola arsip harus diperhatikan. Hal tersebut adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan arsip dinamis. Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi yang telah dilakukan bahwa ruangan penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura
kurang mendapat perhatian.
Ruangan penyimanan sekaligus pengelolaan arsip di Bidang
86
Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah diruangan rapat internal berukuran 5x7 meter. Sudut timur ruangan terdapat meja kerja dan filing cabinet dan disampingnya ada laci untuk menyimpan kartu kendali, lalu disampingnya ada almari kaca untuk menyimpan laporan-laporan dan sebagian digunakan untuk menyimpan box file arsip. Penerangan untuk ruangan tersebut menggunakan satu lampu pijar berukuran 50 watt yang menghasilkan 3 foot candle. Ruangan tersebut tidak dilengkapi dengan AC. Suhu ruangan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura 28˚ C - 31˚ C dengan kelembaban >65%.
d. Peralatan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Peralatan arsip dinamis merupakan salah satu pendukung keberhasilan pengelolaan arsip. Peralatan arsip dinamis tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan sistem penyimpanan yang digunakan. Peralatan arsip dinamis mempunyai tujuan agar pengelolaan arsip menjadi lebih mudah dan tertata rapi. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan tentang peralatan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) diantaranya adalah:
87
1) Filing cabinet Filing cabinet adalah almari yang tersusun atas laci bertingkat yang terbuat dari besi. Keberadaan filing cabinet di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura berjumlah 12 buah. Ruangan bagain umum filing cabinet digunakan untuk menyimpan surat. Namun
diruangan
seksi-seksi
sering
digunakan
untuk
menyimpan laporan-laporan atau dokumen-dokumen. 2) Map Map yang digunakan untuk mendistribusikan surat ke seksiseksi menggunakan map kertas biasa. Sedangkan map untuk diajukan ke ruangan kepala bidag menggunakan map snelhecter. 3) Box file Box file terbuat dari kardus berwarna coklat, yang didalamnya terdapat guide dan folder untuk menyimpan surat. Jumlah box file di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura berjumlah 10 box file. Masing-masing Bidang mendapat 1 box file untuk menyimpan surat. sisanya ada di ruangan umum. 4) Guide Box file sudah disediakan guide didalamnya, dan foldernya. Petugas arsip mempunyai guide baru sebagai pengganti jika ada guide yang rusak atau perlu diganti.
88
5) Almari arsip Almari arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura totalnya berjumlah 18 buah. Almari arsip untuk menyimpan dokumen-dokumen, laporan-laporan kegiatan dimasing-masing seksi. 6) Buku agenda Buku agenda digunakan untuk mencatat surat masuk dan surat keluar.
Bidang
tanaman
pangan
dan
holtikultra
tidak
menggunakan buku agenda, namun lebih ke buku bantu. Buku bantu tersebut berisi kolom; nomor, tanggal surat, nomor surat, perihal, keterangan. 7) Lembar disposisi Lembar disposisi terdiri dari 2 lembar, dengan ukuran 11x16,5 cm. Lembar disposisi berisi kolom-kolom yaitu: indeks, kode, no.urut, tanggal penyelesaian, isi ringkas, asal surat, tanggal, nomor, lampiran, diajukan atau diteruskan kepada, informasi atau instruksi. 8) Kartu kendali masuk dan keluar a) Kartu kendali keluar terdiri dari 2 lembar, dengan ukuran 11x16,5 cm, berisi kolom-kolom: index, kode, nomor urut, isi ringkas, kepada, pengolah, tgl.surat, lampiran, catatan. b) Kartu kendali masuk terdiri dari 2 lembar, dengan ukuran 11x16,5 cm, berisi kolom-kolom: index, kode, nomor urut,
89
isi ringkas, dari, tanggal surat, nomor surat, lampiran pengolah, tgl diteruskan dan tanda terima. 9) Komputer dan printer Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura terdapat 13 komputer dan 4 laptop namun lima komputer yang tidak berfungsi. Sedangkan untuk printer ada 15 buah namun ada 3 printer yang tidak berfungsi.
e. Petugas Kearsipan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Petugas kearsipan adalah faktor pengelolaan arsip yang penting. Tanpa didukung oleh petugas kearsipan yang professional maka pengelolaan arsip akan mengalami banyak hambatan. Organisasi atau instansi pemerintah seharusnya menyadari akan hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan penelitian mengenai petugas kearsipan dan latar belakang pendidikan bahwa petugas kearsipan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah Bapak Skr dengan pendidikan terakhir SLTA. Seperti yang terekam dalam hasil wawancara dengan informan penelitian sebagai berikut:
90
Tabel. 4. Transkrip Hasil Wawancara Petugas Arsip dan Pendidikan Petugas Arsip Informan Hasil Wawancara a. Kebetulan saya yang ditugasi. Dulu pernah ada surat dari kepala dinas yang menugasi perseksi Bapak Skr tapi kok kelihatannya tidak ada kabarnya. Tapi untuk yang baru-baru ini belum ada lagi. b. SLTA a. Kalau dibidang ya Pak Skr. Kalau di seksi Binus Bapak Mm jika saya kalau tidak tugas dilapangan. b. SLTA a. Saya kalau untuk di seksi sarpras kalau Bapak Bnt keseluruhan untuk bidang TPH Pak Skr b. SLTA a. Pak Skr. Kalau yang di seksi ini Saya dan Mbak Bapak Mry Erni bergantian seperti itu. b. SLTA
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dideskripsikan bahwa Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman jumlah petugas kearsipan adalah satu pegawai saja. Pegawai tersebut tercatat sebagai staf seksi bina produksi tanaman pangan dan holtikultura yaitu Bapak Skr dengan pendidikan terakhir SLTA/SMA yang diserahi tugas sampingan sebagai petugas pengelola arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH).
91
f. Penyimpanan dan Penataan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Penyimpanan dan penataan arsip dinamis merupakan salah satu pendukung keberhasilan pengelolaan arsip dinamis. Hal tersebut juga disadari oleh Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura untuk menyimpan dan menata arsip dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh informan penelitian dibawah ini: Tabel. 5. Transkrip Hasil Wawancara Penyimpanan dan Penataan Arsip Dinamis Informan Hasil Wawancara Surat masuk, masing-masing seksi yang menyimpan dengan sistem subjek berdasar klasifikasi, disimpan di Bapak Skr box file. Lembar disposisi disimpan dengan sistem kronologi penyelesaian, sedangkan kartu kendali menggunakan sistem subjek numerik. Disimpan dipelaksana surat, tapi kalau nanti Pak Skr akan memindahkan ke dinas nanti surat-surat di seksi Bapak Bnt saya, saya kumpulkan lalu saya kasihkan ke Pak Skr. Kalau undangan jika sudah dilaksanakan ya saya buang saja. Surat masuk, masing-masing seksi yang menyimpan dengan sistem subjek numerik. Setelah satu tahun Bapak Mry nanti dikasihkan ke Pak Skr.. Tapi kalau untuk kartu kendali semua Pak Skr yang simpan.
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dideskripsikan bahwa sistem penyimpanan surat masuk maupun keluar serta kartu kendali menggunakan
sistem
subjek
berdasarkan
daftar
klasifikasi,
sedangkan untuk lembar disposisi disimpan menggunakan sistem
92
kronologi
tanggal,
tanggal
yang
digunakan
adalah
tanggal
penyelesaian surat. Selain wawancara juga dilakukan observasi dan hasilnya di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) penyimpanan surat yang dikategorikan dinamis aktif, disimpan dimasing-masing seksi pelaksana surat masuk dan keluar tersebut disimpan di box file yang sudah dilengkapi dengan folder dan guidenya. Sistem penyimpanan dalam box file tersebut menggunakan sistem subjek numerik. Sedangkan untuk lembar disposisi dan kartu kendali disimpan diruang rapat Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura . Lembar disposisi yang disimpan adalah lembar kedua menggunakan sistem kronologi tanggal penyelesaian, dan lembar pertama disimpan bersama surat. Kartu kendali keluar juga disimpan disimpan diruang rapat Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kartu kendali keluar yang disimpan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah lembar yang kedua, sedangkan kartu kendali keluar lembar pertama disimpan di sekretariat (bidang umum) dinas. Kartu kendali keluar disimpan menggunakan sistem subjek numerik. Hasil observasi yang telah dilakukan tentang asas yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis bahwa Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) menggunakan asas kombinasi sentralisasi–desentralisasi, dimana masing-masing seksi.
93
g. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Pemeliharaan dan pengamanan arsip dinamis disuatu organisasi atau instansi merupakan salah satu rangkaian pengelolaan arsip dinamis yang baik. Arsip mempunyai informasi yang dapat membantu proses kegiatan utama dalam organisasi atau instant, contohnya pengambilan keputusan. Pengelolaan arsip dinamis yang frekuensi pemakain arsipnya masih sering digunakan harus dilakukan pengamanan atau pemeliharaan agar mudah ditemukan kembali. Tabel. 6. Transkrip Hasil Wawancara Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis Informan Hasil Wawancara Surat masuk, masing-masing seksi yang menyimpan dengan sistem subjek berdasar klasifikasi, disimpan Bapak Skr di box file. Lembar disposisi disimpan dengan sistem kronologi penyelesaian, sedangkan kartu kendali menggunakan sistem subjek numerik. Ditaruh map dulu kalau saya mbak, nanti kalau ada Bapak Bnt waktu dan sudah lama saya masukkan ke box file tadi itu Pemeliharaannya agar tidak tercecer ya pakai box file Bapak Mry itu.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dideskripsikan bahwa pemeliharaan arsip dinamis dilakukan dengan menggunakan box file untuk menyimpan dimasing-masing seksi. Hal tersebut untuk menghindari agar surat tercecer atau hilang. Penggunaan box file
94
juga akan memudahkan saat penemuan kembali arsip. Selanjutnya dilakukan observasi di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura tentang waktu dan alat untuk membersihkan arsip dinamis bahwa waktu untuk memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura tidak tentu atau tidak ada waktu khusus. Sedangkan untuk peralatan yang digunakan adalah kemoceng.
h. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Arsip mempunyai peran penting dalam sebuah organisasi atau instansi dalam menyediakan informasi. Peran penting tersebut harus disadari oleh semua pegawai atau staf dalam organisasi tersebut, sehingga pengelolaan arsip dapat didukung oleh banyak pihak. Penemuan kembali arsip adalah rangkaian tahap untuk menyediakan informasi dari arsip yang harus diperhatikan. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan penelitian tentang peminjaman dan penemuan kembali arsip dinamis.
95
Tabel. 7. Transkrip Hasil Wawancara Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis Informan Hasil Wawancara Pakai buku pinjam arsip. Nanti bilang sama saya lalu mencatat dibuku pinjam arsip lalu paraf saja. Nanti saya carikan. Sedangkan penemuan kembali langsung Bapak Skr saya cari tapi sebelumnya dilihat permasalahanya kemudian saya carikan jika tidak ketemu baru menggunakan kartu kendali. Melalui kartu kendali akan diketahui letak surat tersebut. Pakai buku pinjam tersendiri. Nanti dicarikan sama Bapak Mry pak Skr
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dideskripsikan bahwa peminjaman arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikulturan (TPH) menggunakan buku khusus untuk mencatat peminjaman arsip, dan tidak menggunakan lembar pinjam arsip walaupun berdasarkan dokumentasi lembar pinjam arsip disediakan. Sedangkan untuk cara penemuan kembali arsip sejauh ini yang dapat menemukan kembali arsip adalah Bapak Skr dengan menggunakan kartu kendali.
i. Penyusutan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Pemandangan yang kurang enak jika dalam suatu kantor terjadi penumpukan arsip, laporan yang menumpuk dalam kantor. Hal tersebut juga dapat memnyebabkan terhambatnya pekerjaan yang
lain.
Arsip
tentunya
mempunyai
jangka
waktu
96
keaktifannya, arsip yang sudah tidak aktif seharusnya sudah disusutkan. Penyusutan arsip adalah Bidang terakhir dalam pengelolaan arsip. Penyusutan arsip dalap dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara yaitu, pemindahan arsip atau pemusnahan arsip. Tabel. 8. Transkrip Hasil Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis Informan Hasil Wawancara Kalau penyusutan itu yang melakukan sekretariat dinas. Disini kami Cuma memindahkan ke unit pusatnya yaitu sekretariat dinas. Yang diserahkan arsip yang sudah berusia 2 tahun keatas. Kesulitan Bapak Skr saya kalau pas mencocokan data dengan suratnya, sulitnya sih tidak tapi membutuhkan waktu yang lama, sering perseksi karena banyak pekerjaan jadi kadang tidak sempat membatu. Bapak Mm
Dipindah ke sekretariat mbak, sebelumnya nanti semua seksi mengumpulkan ke Pak Skr. Tapi itu tadi karena pekerjaannya banyak, jadi kadang arsip disini tidak rapi.
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) hanya melakukan pemindahan arsip yang sudah berusia dua tahun keatas ke bagian sekretariat, namun sebelumnya Bapak Skr selaku petugas arsip mengkoordinasi masing-masing seksi di bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) untuk mendata dan mengumpulkannya kepada Bapak Skr. Setelah semua arsip dalam box file dari masing-masing seksi sudah terkumpul bersama datadatanya, tugas Bapak Skr adalah mencocokan dengan arsip yang ada dengan data yang dibuat. Pada kegiatan tersebut Bapak Skr
97
mengalami banyak kendala dimana arsip dengan data sering berbeda dan untuk mencocokannya membutuhkan waktu yang lama, selain itu Bapak Skr sebenarnya mempunyai tugas pokok sebagai staf di seksi bina usaha produksi tanaman pangan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasrkan perolehan data-data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan secara langsung di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman dapat diuraikan dan disajikan dalam pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman masih menggunaan pedoman yaitu Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 tentang Pedoman Tata Kearsipan di Daerah. Penerapan pedoman Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 tentang Pedoman Tata Kearsipan di Daerah tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan banyaknya tugas utama petugas arsip diseksi yang harus
98
dilakukan. Petugas arsip hanya melakukan hal-hal yang sudah berjalan. Pedoman tersebut dicetak buku dan dibagikan setiap bidang untuk digunakan sebagai acuan dalam mengelola arsip. Saat ini pedoman tersebut telah disempurnakan menjadi Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata Kearsipan dilingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 tentang Pedoman Tata Kearsipan Di Daerah. Pedoman baru tersebut belum digunakan oleh Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
2. Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Pengelolaan arsip dinamis dalam suatu organisasi atau instansi merupakan hal yang penting dan pasti ada. Pengelolaan arsip disuatu organisasi atau instansi biasanya berupa surat masuk maupun surat keluar seperti surat undangan, surat tugas, surat edaran, surat permohonan,
dan
lain-lain.
Bidang
Tanaman
Pangan
dan
Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman juga tidak terlepas dari kegiatan pengelolaan arsip dinamis. Pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura
99
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman juga berupa penanganan surat masuk dan surat keluar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman bahwa pengelolaan arsip dinamis berbentuk surat masuk dan surat keluar. Surat masuk terlebih dahulu diterima di sekretariat dinas, kemudian surat masuk tersebut dikelola di sekretariat dinas dengan menggunakan beberapa fasilitas seperti buku agenda surat masuk, lembar disposisi, dan kartu kendali jika dirasa surat tersebut penting. Surat kemudian didistribusikan ke bidang yang ditunjuk. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura , surat tersebut dikelola kembali, yakni dengan menggunakan fasilitas seperti buku bantu, dan stofmap snelhecter untuk diajukan ke kepala bidang. Jika kepala bidang sudah mendisposisi ke seksi, maka surat tersebut langsung diberikan ke masing-masing seksi yang ditunjuk. Pengelolaan surat keluar, mulai dari pengonsepan hingga pengiriman dilakukan oleh bidang yang membuat, sekretariat hanya memberi nomor pada surat keluar pada suratnya dan lembar kartu kendali keluar, dan mengarsip kartu kendali lembar pertama, kartu kendali keluar lembar kedua diarsip di bidang. Teori kearsipan khususnya pengelolaan surat pada prinsipnya memerlukan
tahapan-tahapan.
Tahapan
surat
masuk
seperti
penerimaan surat, penyortiran surat berdasarkan jenis surat,
100
pembukaan surat, pencatatn surat dibuku agenda masuk, dicatat dilembar disposisi dan kartu kendali, pengarahan surat. Sedangkan pengelolaan surat keluar melalui tahapan seperti mengonsepan, pemeriksaan oleh pimpinan, pengetikan dan pencetakan, mencatat dibuku agenda keluar dan kartu kendali keluar, meminta tanda tangan pimpinan dan tahap terakhir pengiriman. Kegiatan pengurusan surat masuk dan keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman kurang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pengelolaan arsip masih menemui beberapa ketidak tertiban administrasi. Pengelolaan surat di bagian sekretariat dinas memang sudah sesuai prosedur, namun penanganan di bidang kurang maksimal yakni surat masuk kadang tidak diberi lembar disposisi lagi dan hanya menggunakan disposisi dari sekretariat. hal ini akan menyebabkan bidang tidak mempunyai arsip berupa lembar kedua disposisi. Sedangkan untuk pengelolaan surat keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman sudah baik. Pengelolaan surat masuk dikonsep oleh masing-masing seksi, dikonsultasikan dengan kepala seksi dan kepala bidang dan jika sudah sesuai maka diberi paraf, kemudian surat tersebut dicatat dikartu kendali keluar dan dimintakan nomor surat dan dicatat dibuku agenda keluar di
101
sekretariat dan dimintakan tanda tangan kepala dinas, kemudian lembar kartu kendali keluar lembar pertama disimpan di sekretariat dan lembar kedua disimpan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura baru kemudian diberi amplop dan dikirim.
3. Ruangan Penyimpanan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Ruangan penyimpanan arsip dimanis adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pengelolaan arsip dinamis. Suatu organisasi atau instansi harus menyadari akan hal tersebut. Dalam teori
kearsipan
khususnya
pembahasan
mengenai
ruangan
penyimpanan atau pengelolaan arsip bahwa ruangan penyimpanan arsip harus terhindar dari kemungkinan–kemungkinan serangan api, air, serangga, dan lain-lain. Selain itu ruangan arsip juga harus terhindar dari bahaya kebakaran, kebanjiran, atau atap yang bocor. Sedangkan hal lain pendukung seperti AC atau kipas anging juga harus ada,
hal ini untuk menjaga tingkat kelembabab dan suhu
ruangan arsip, agar arsip tidak rusak. Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi yang telah dilakukan bahwa ruangan penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura
kurang mendapat perhatian.
Ruangan penyimanan sekaligus pengelolaan arsip di Bidang
102
Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah di ruangan rapat internal berukuran 5x7 meter. Teori kearsipan khususnya tentang ruangan penyimpanan bahwa untuk menyimpan arsip seharusnya tidak disembarang tempat dan terhindar dari kemungkinan-kemungkinan bahaya serta idealnya dipasang AC yang menyala 24 jam. Sedangkan ruangan penyimpanan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura
belum terpasang AC dan ruangan masih menyatu
dengan ruang rapat internal sehingga kurang ideal untuk dijadikan ruang pengelolaan dan penyimpanan arsip dinamis. Selain itu penerangan hanya menggunakan 1 lampu pijar dan cahaya matahari, hal ini kurang baik untuk pekerjaan mengarsip. Ruangan arsip seharusnya mempunyai penerangan 30 foot candle, namun diruangan arsip kurang dari 30 foot candle. Hal ini yang harus diperhatikan dalam mengelola dan menyimpan arsip selanjutnya.
4. Peralatan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Peralatan arsip dinamis merupakan faktor yang cukup menentukan
dalam
keberhasilan
pengelolaan
arsip
dinamis.
Peralatan arsip dinamis mempunyai peran dalam menyimpanan agar tampak rapi dan tertata sehingga jika suatu saat ingin ditemukan kembali dapat cepat dan tepat. Untuk dapat mendukung hal tersebut
103
tentunya peralatan arsip dinamis yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan suatu organisasi. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman mempunyai peralatan arsip dinamis yang belum cukup memadahi baik dari segi kuantitas dan kualitas. Peralatan arsip dinamis tersebut meliputi seluruh alat dan pelengkapan arsip yang digunakan dalam penyimpanan arsip dinamis. Peralatan penyimpanan arsip dinamis disetiap seksi menggunakan box file yang terbuat dari kardus yang sudah dilengkapai dengan guide dan folder. Filing cabinet disetiap seksi jumlahnya berbeda-beda dan sudah ada yang karatan sehingga susah untuk dibuka. Filing cabinet tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya namun lebih untuk menyimpan barang-barang seperti laporan-laporan kegiatan, proposal dan lain-lain.
5. Petugas Kearsipan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Petugas kearsipan adalah faktor yang dapat menentukan keberhasilan pengelolaan arsip disuatu organisasi. Petugas arsip seharusnya mempunyai latar belakang pendidikan tentang kearsipan atau
pernah
mendapatkan
pelatihan
dan
terus
menerus
dikembangkan. Kegiatan kearsipan memerlukan kecermatan dan ketekunan petugas arsip dalam mengelolanya.
104
Teori kearsipan selalu membahas tentang petugas arsip yang harus mempunyai keterampilan seperti ketelitian, kecerdasan, kecekatan, kerapian. Selain itu juga ada yang berpedapat bahwa petugas arsip juga harus mempunyai pengetahuan umum khususnya surat dan arsip, pengetahuan tentang seluk beluk instansinya, pengetahuan
khusus
tentang
kearsipan,
keterampilan
teknik
kearsipan dan mempunyai kepribadian yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan bahwa petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman hanya berjumlah satu orang. Petugas tersebut sebenarnya adalah staf seksi bina produksi tanaman bidang tanaman dan holtukultura dan diberi kewenangan atau tugas secara lisan untuk menangani surat dan arsip. Latar belakang pendidikan dari petugas arsip tersebut adalah SLTA, dan tentunya tidak ada kaitannya dengan kearsipan. Petugas arsip hanya diberi pelatihan beberapa kali yang dilakukan oleh Arsip Daerah Kabupaten Sleman dan tidak secara rutin diadakan. Pengelolaan arsip dilakukan hanya pada saat petugas arsip sudah menyelesaikan pekerjaan utamanya di seksi bina usaha produksi pangan. Hal-hal tersebutlah yang menjadikan salah satu alasan mengapa SDM untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman kurang maksimal.
105
6. Penyimpanan dan Penataan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Salah satu kegiatan kearsipan yang penting yaitu pada saat penyimpanan arsip. Sebelum menyimpan arsip, tentunya harus ditentukan tentang sistem yang akan digunakan agar sesuai dengan kebutuhan organisasi dan saat penemuan arsip menjadi cepat dan tepat. Secara teoritis tidak ada suatu sistem yang paling baik untuk digunakan dalam suatu kantor. Bentuk atau jenis arsip yang berbedabeda, seharusnya menjadi pertimbangan sistem penyimpanan yang akan digunakan disuatu organisasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, bentuk atau jenis arsip yang ada di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura yaitu surat masuk, surat keluar, lembar disposisi, lembar kartu kendali masuk dan keluar. Penyimpanan surat masuk dan keluar menggunakan sistem subjek dengan menggunakan klasifikasi. Surat-surat tersebut dikelola oleh masing-masing seksi di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura , dengan menggunakan box file sebagai tempat untuk menyimpannya. Box file tersebut dilengkapi dengan guide berisi nomor dan folder. Sedangkan penyimpanan lembar disposisi menggunakan sistem penyimpanan tanggal, tanggal yang digunakan adalah tanggal penyelesaian. Kartu
106
kendali masuk dan keluar disimpan jadi satu dengan menggunakan sistem subjek dengan menggunakan klasifikasi. Sistem penyimpanan arsip yang digunakan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura sudah sesuai dengan keadaan atau bidang masalah yang ditangani yakni sistem subjek. Sistem subjek untuk penyimpanan surat berdasarkan klasifikasi. Sebagai instansi pemerintah dalam penyelenggaraan kegiatan selalu dihadapkan pada masalah-masalah dalam bidang pemerintahan yang kompleks, sehingga surat-surat yang diterima terdiri dari
berbagai macam
perihal. Selain itu terlihat saat penemuan kembali arsip, petugas arsip hanya menanyakan perihal surat, karena petugas arsip sudah hafal nomor klasifikasinya maka arsip mudah ditemukan kembali. Sistem penyimpanan arsip yang baik juga harus didukung adanya asas kearsipan yang sesuai. Asas yang digunakan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman yaitu asas kombinasi sentralisasidesentralisasi. Setiap seksi dalam Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura menyimpan surat masuk menggunakan box file. Namun, setelah satu tahun box file tersebut dikumpulkan ke Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura. Hal ini juga akan memudahkan dalam pencarian arsip, sehingga asas ini sesuai digunakan pada instansi seperti di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian,
107
Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman dengan seksi yang berbeda-beda tugas dan fungsinya.
7. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Arsip mempunyai peran penting dalam suatu organisasi, yakni sebagai salah satu sumber informasi. Keberadaan arsip tentunya harus dipelihara dan dijaga baik secara fisik maupun secara non fisik. Kerusakan arsip disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intriksik adalah penyebab kerusakan arsip yang berasal dari arsip itu sendiri, seperti pengaruh tinta, kertas dengan kualitas tidak bagus, lem, dan lain-lain. Sedangkan
faktor
ekstrinsik
adalah
kerusakan
arsip
yang
ditimbulkan dari luar benda arsip seperti, kelembaban udara, sinar matahari, debu, jamur, tikus, kutu, atau karena ulah manusia seperti percikan bara rokok. Pemeliharaan arsip dapat dengan menggunakan beberapa alat seperti AC, sulak, sapu, lap, atau tindakan pencegahan seperti memasang larangan untuk tidak merokok diruangan arsip dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pemeliharaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten
108
Sleman tidak begitu diperhatikan. Hal ini dikarenakan petugas arsip adalah salah satu staf disalah satu seksi sehingga mempunyai tugas pokok yang cukup banyak diseksi tersebut. Walaupun begitu, petugas arsip tetap memelihara arsip yakni dengan cara merapikan surat-surat yang ada dimeja untuk diarsip atau diolah. Pemeliharaan arsip hanya menggunakan kemoceng atau sulak biasa. Waktu pemeliharaan arsip juga tidak tentu, jika terlihat kotor maka petugas baru membersihkan atau merapikan arsip. Sedangkan pengamanan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, juga tidak begitu diperhatikan. Hal ini terlihat saat observasi dilakukan, bahwa ruangan arsip selalu ditinggalkan atau kosong dengan keadaan pintu dan jendela yang terbuka sehingga siapa saja dapat masuk dan mencari arsip yang diinginkan. Selain itu tidak adanya AC menyebabkan ruangan yang lembab, sehingga arsip akan mudah rusak.
8. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Kegiatan peminjaan arsip merupakan salah satu langkah awal dalam penyajian informasi. Peminjaman arsip merupakan kegiatan yang kadang terjadi dalam suatu organisasi. Dalam
109
peminjaman arsip seharusnya terdapat aturan yang telah ditentukan. Hal ini untuk mengantisipasi tercecer atau hilangnya arsip. Kartu pinjam arsip, buku pinjam arsip adalah salah satu alat untuk mengontrol
peminjaman
arsip.
Kedisiplinan
pegawai
dalam
meminjam arsip juga sangat membantu agar kegiatan peminjaman arsip dapat berjalan dengan lancar. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi bahwa peminjam arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman belum berjalan dengan baik. Peminjaman arsip belum sepenuhnya mengikuti aturan yang ada. Peminjam arsip tidak menggunakan kartu pinjam arsip walaupun sudah disediakan dari sekretariat, namun hanya menulis dibuku pinjam arsip. Buku pinjam arsip hanya mengisi kolom nomor, nama peminjam, tanggal pinjam, perihal surat, paraf. Petugas arsip tidak menetapkan waktu pengembalian arsip, karena sejauh ini arsip yang dipinjam hanya untuk dicontoh formatnya misal saja format nota dinas dan langsung dikembalikan pada hari itu juga. Jika ada arsip yang dibutuhkan dalam rentang waktu yang lama, peminjam arsip hanya menggandakan arsip tersebut dan langsung dikembalikan. Hingga saat ini belum ada masalah dalam hal peminjaman arsip hanya saja sesuai teori yang ada belum dijalankan secara baik dan benar.
110
Kegiatan peminjaman arsip tentunya juga berkelanjutan dengan kegiatan penemuan arsip. Berdasarkan teori kearsipan tentang penemuan kembali arsip, arsip dapat ditemukan dengan beberapa cara misalnya dengan kartu kendali, buku agenda, atau dengan kode sistem arsip. Penemuan kembali arsip dikatakan baik apabila proses penemuan kembali suatu arsip maksimal adalah satu menit. penemuan kembali arsip Secara garis besar kegiatan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura belum berjalan sesuai prosedur. Petugas arsip melihat dan menanyakan arsip apa yang ingin ditemukan dan langsung mencari arsip di filing cabinet atau box file yang ada diruangan umum. Jika arsip tersebut tidak ketemu, barulah petugas arsip mencarinya dikartu kendali. Pada Kartu kendali akan ditemukan diseksi mana letak arsip tersebut disimpan. Waktu yang diperlukan untuk menemukan arsip membutuhkan waktu lebih dari 1 menit. Penyimpanan arsip yang kurang disiplin menjadi kendala saat penemuan
arsip.
Surat-surat
belum
ditempatkan
sesuai
klasifikasinya, sehingga akan menyulitkan saat penemuan kembali.
111
9. Penyusutan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Salah satu prinsip dalam administrasi yaitu efektif dan efisien. Penumpukan arsip dalam suatu organisasi atau instansi merupakan hal yang harus dihindari. Hal ini dikarenakan penumpukan arsip selain menghambat pekerjaan yang lain juga tidak efisien tempat, ruangan, bahkan anggaran sehingga harus ada langkah untuk mengatasi hal tersebut yakni dengan cara penyusutan arsip. Arsip memiliki umurnya masing-masing sesuai nilai guna arsip tersebut. Arsip dapat disusutkan ketika sudah tidak memiliki nilai guna lagi. Penyusutan di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura sejauh ini sudah baik, walaupun masih menemui kendala. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura melakukan penyusutan arsip dengan cara pemindahan arsip. Arsip yang dipindahkan adalah arsip yang sudah masuk kategori inaktif. Arsip dari bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura ke pusat arsip yang ada di sekretariat dinas. Sebelumnya pemindahan arsip ke Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura dilakukan setelah arsip dimasing-masing seksi berusia satu tahun.
112
Sedangkan pemindahan arsip dari Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura ke sekretariat dinas setelah arsip tersebut berusia lima tahun. Saat pemindahan dari masing-masing seksi ke Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura masih mengalami kendala. Kendala tersebut adalah memerlukan waktu yang lama saat pengecekan ulang data arsip yang dipindahkan dengan arsip yang ada. Petugas arsip yaitu Bapak Skr mengaku bahwa hal tersebut tidak sulit hanya waktunya yang lama, seperti saat dilakukan wawancara bahwa “kalau penyusutan itu yang melakukan sekretariat dinas. Disini kami cuma memindahkan ke unit pusatnya yaitu sekretariat dinas. Yang diserahkan arsip yang sudah berusia 2 tahun keatas. Kesulitan saya kalau pas mencocokan data dengan suratnya, sulitnya sih tidak tapi membutuhkan waktu yang lama, sering perseksi karena banyak pekerjaan jadi kadang tidak sempat membatu.” Penyusutan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura terhambat karena beberapa hal yakni minimnya SDM atau petugas arsip, latar belakang pendidikan yang tidak berkaitan dengan kearsipan, serta mengarsip hanya pekerjaan tambahan dan masih punya pekerjaan utama di seksi adalah kendala utama penyesutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura.
113
10. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip Dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman masih terdapat beberapa hambatan antara lain: a. Belum adanya petugas khusus yang menangani arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman b. Ruangan pengelolaan dan penyimpanan arsip dinamis belum terpasang AC c. Belum adanya kesadaran dari pegawai di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman tentang pentingnya pengelolaan arsip.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan telah dilakukan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman sebagai berikut: 1. Pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman belum optimal, hal ini ditunjukkan dengan: a. Pedoman pengelolaan arsip dinamis menggunakan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 Tentang Pedoman Tata Kearsipan di Daerah. Pedoman tersebut belum mengikuti amandemen dari peraturan yang baru serta Bidang Tanaman dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman belum melaksanakan pedoman tersebut dengan baik. b. Pengelolaan arsip dinamis berupa surat masuk dan surat keluar belum sesuai prosedur. c. Ruangan pengelolaan arsip dinamis kurang diperhatikan. d. Peralatan arsip dinamis masih kurang.
114
115
e. Tidak ada petugas khusus yang menangani arsip namun hanya staf salah satu seksi yang diberi pekerjaan tambahan. Latar belakang pendidikan juga tidak berkaitan dengan kearsipan. f. Sistem penyimpanan menggunakan sistem nomor berdasarkan kode klasifikasi sudah baik. Asas penyimpanan arsip adalah asas kombinasi sentralisasi-desentralisasi cocok digunakan di bidang tersebut. g. Pemeliharaan dan pengamanan arsip dinamis sudah baik. h. Peminjaman dan penemuan kembali arsip dinamis belum sesuai prosedur. i. Penyusutan arsip dinamis belum berjalan dengan baik dan tertib.
2. Hambatan dalam pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman yaitu: a. Belum adanya petugas khusus yang menangani arsip b. Ruangan pengelolaan dan penyimpanan arsip dinamis belum terpasang AC. c. Belum
adanya
pengelolaan arsip.
kesadaran
dari
pegawai
tentang
pentingnya
116
B. Saran Dari kesimpulan di atas, untuk meningkatkan pengelolaan arsip dinamis yang lebih baik di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman maka dapat diberikan saransaran sebagai berikut: 1. Sebaiknya mengganti pedoman pengelolaan arsip yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 tentang pedoman tata kearsipan di daerah diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 Tentang Tata Kearsipan Di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah. Peraturan tersebut adalah penyempurnaan dari peraturan sebelumnya sehingga lebih lengkap. 2. Menunjuk
atau
merekrut
pegawai
khusus
untuk
melaksanakan
pengelolaan arsip agar pengelolaan arsip lebih baik. 3. Mengadakan pelatihan secara rutin setiap tahun kepada pegawai yang ditugaskan untuk mengelola arsip baik di bidang dan dimasing-masing seksi. Hal tersebut agar pegawai dapat termotivasi dan mempunyai kesadaran untuk mengelola arsip dengan baik. 4. Petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman agar lebih memperhatikan surat masuk dengan memberi lembar disposisi lagi agar mempunyai informasinya.
arsip
lembar
disposisi
jika
suatu
saat
diperlukan
117
5. Menyekat ruang rapat agar dibagi dua yaitu untuk pengelolaan arsip dan sebagian lain untuk ruang rapat. 6. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman perlu menambah fasilitas yang dibutuhkan antara lain AC 1 unit , lampu 2 buah, filling cabinet 1 unit, almari arsip 1 unit diruangan rapat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Sugiarto & Teguh Wahyono. Modern.Yogyakarta: Gava Media
(2005).
Manajemen
Kearsipan
Anhar, Drs. (1980). Pengurusan Surat dan Kearsipan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bagian Proyek pengadaan Buku sekolah Ekonomi. Basir Barthos. (2007). Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Bumi Aksara Dian Fithran Permana. (2013). Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Magelang. Skripsi: FE UNY Kurniatun. (2011). “Peran Pengelolaan Arsip Kartografi Dalam Menunjang Layanan Informasi Di Arsip UGM.” Jurnal UGM. Hlm. 142 Laporan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan SKPD Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2013. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 Tentang Pedoman Tata Kearsipan di Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 Tentang Tata Kearsipan Di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner Dan Angka Kreditnya Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sulistyo Basuki. (2003). Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama The Liang Gie. (2009). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty Tri Lestari, Endang Wiryatmi. (1993). Arsip Dinamis dalam Infoemasi. Jakarta: Biro Tata Media Cipta
118
119
Uli Indafian. (2013). Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kapupaten Sleman. Skripsi: FE UNY Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Widjaya A. W. (1986). Administrasi Perkantoran Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Wursanto. (2004). Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius
PEDOMAN OBSERVASI
No 1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8.
Pedoman Observasi Penanganan Surat Masuk dan Keluar: a. Proses surat masuk b. Proses surat keluar Ruangan Penyimpanan Arsip Dinamis: a. Kebersihan b. Suhu dan kelembabab c. Luas ruangan dan kondisi d. Penerangan Petugas arsip: Jumlah petugas Peralatan Arsip Dinamis: a. Filing cabinet b. Map c. Box file d. Guide e. Rak arsip f. Lemari arsip g. Buku agenda h. Lembar disposisi i. Kartu kendali masuk dan keluar j. Komputer dan printer Penyimpanan Arsip Dinamis: a. Asas penyimpanan arsip dinamis b. Sistem penyimpanan arsip dinamis Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis: a. Peralatan untuk memelihara arsip dinamis b. Keamanan lokasi penyimpanan arsip dinamis Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis: a. Kartu pinjam arsip b. Prosedur penemuan kembali arsip dinamis Penyusutan Arsip Dinamis: a. Cara penyusutan arsip b. Jadwal retensi arsip
120
HASIL OBSERVASI Pengelolaan Arsip Dinamis Di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman No 1
2
Aspek yang Diamati
Keterangan
Penanganan Surat Masuk dan Keluar a. Proses Surat Masuk Surat masuk berupa undangan, nota dinas, surat edaran, surat tugas, surat permohonan dan lain-lain. Surat masuk diterima dari sekretariat dinas di ruang bagian umum. Surat diterima sudah dalam disposisi kepala dinas dan ada kartu kendalinya. Dicek dan dibaca ulang oleh staf bagian umum. Kemudian diberi disposisi lagi (hanya jika disposisi penuh catatan, jika hanya sedikit catatan maka tidak diberi lembar disposisi lagi) untuk diajukan ke kepala bidang. Dari kepala bidang nanti dicatat dibuku bantu disposisi tersebut untuk siapa atau seksi apa kemudian didistribusikan ke seksi yang ditunjuk. Sebelumnya kartu kendali (jika ada) diambil untuk diarsip di bagaian umum. Diruangan seksi diterima dan langsung diberikan ke kepala seksi tanpa dicatat atau diberi lembar disposisi kembali. Dari kepala seksi nanti langsung di disposisi dan diberikan ke staf pelaksana kegiatan. b. Proses Surat Keluar Surat keluar dikonsep terlebih dahulu dan dikonsultasikan ke kepala seksi dan kepala bidang, setelah surat sesuai, maka kepala seksi dan kepala bidang memberi paraf. Kemudian surat tersebut dibuatkan kartu kendali surat keluar rangkap dua. oleh staf bagian umum untuk dimintakan nomor surat dan tanda tangan kepala dinas melalui secretariat dinas. Lalu staf pengolah mengambil surat yang sudah ditandatangani di sekretariat dinas, atau kadang-kadang diantar jika petugas ada kepentingan ke bidang. Setelah itu kartu kendali diambil untuk diarsip dan surat dimasukkan kedalam amplop dan siap dikirim ke alamat tujuan. Ruangan Penyimpanan Arsip Dinamis a. Kebersihan Banyak debu di tempat penyimpanan arsip. Namun untuk meja pengelolaan arsip sudah rapi dan bersih. b. Suhu dan kelembaban Suhu 28˚ C - 31˚C dengan kelembaban >65%. Tidak menggunakan AC atau kipas angin c. Luas ruangan dan Kondisi 5x7 meter. Sudut timur ruangan terdapat meja kerja ruangan dan filing cabinet dan disampingnya ada laci untuk menyimpan kartu kendali, lalu disampingnya ada almari kaca untuk menyimpan laporan-laporan dan 121
d. Penerangan 3
4
Petugas arsip Jumlah petugas arsip
Perlengkapan Arsip Dinamis a. Filing cabinet
b. Map c. Box file
d. Guide e. Rak arsip f. Almari arsip
g. Buku agenda
h. Lembar disposisi
i. Kartu kendali masuk dan keluar
j. Komputer dan printer
5
Penyimpanan Arsip Dinamis a. Asas penyimpanan arsip
sebagian digunakan untuk menyimpan box file arsip. Menggunakan lampu pijar yang berjumlah 1 buah. Daya 50 watt. Sehingga mrnghasilkan 3 foot candle 1 orang dibagian umum yang juga staf pegawai di seksi bina usaha produksi yang diberi kewenangan untuk mengkoordinir dibidang tanaman pangan dan holtikultura, masing seksi ada 1 staf yang diberi tambahan pekerjaan untuk mengelola arsip dimasingmasing seksinya. Ada 12. Di ruangan bagain umum filing cabinet digunakan untuk menyimpan surat. Namun kalau di ruangan seksi-seksi sering digunakan untuk menyimpan laporan-laporan atau dokumen-dokumen. Map yang digunakan untuk mendistribusikan surat menggunakan map kertas biasa. 10 box file. Dimana masing-masing bagian mendapat 1 box file untuk menyimpan surat. sisanya ada di ruangan umum. Dalam box file sudah disediakan guide, dan foldernya. Dimana menggunakan kode klasifikasi. Rak arsip tidak ada. Almari arsip totalnya ada 18. Digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen, laporan-laporan kegiatan. Tidak menggunakan buku agenda masuk atau keluar namun hanya menggunakan buku bantu. Yang berisi kolom; nomor, tanggal surat, nomor surat, perihal, keterangan Lembar disposisi berisi kolom-kolom yaitu: indeks, kode, no.urut, tanggal penyelesaian, isi ringkas, asal surat, tanggal, nomor, lampiran, diajukan/diteruskan kepada, informasi/instruksi. a. Kartu kendali keluar berisi kolom-kolom: index, kode, nomor urut, isi ringkas, kepada, pengolah, tgl.surat, lampiran, catatan. b. Kartu kendali masuk berisi kolom-kolom: index, kode, nomor urut, isi ringkas, dari, tanggal surat, nomor surat, lampiran pengolah, tgl diteruskan dan tanda terima. Bidang tanaman pangan dan holtikultura terdapat 13 komputer dan 4 laptop. Dimana ada 5 komputer yang tidak berfungsi. Sedangkan untuk printer ada 15 buah namun ada 3 printer yang tidak berfungsi.
Arsip berupa surat masuk dan keluar disimpan 122
dinamis
6
7
8
dimasing-masing seksi dalam box file. Setelah 1 tahun diserahkan ke bagian umum untuk diarsip di bagaian umum, sehingga asas yang digunakan adalah asas kombinasi desentralisasi-sentralisasi). Lembar disposisi kedua disimpan oleh Pak Skr di ruang umum (rapat), begitu juga dengan kartu kendali juga disimpan secara sentral oleh Pak Skr diruang umum (rapat) b. Sistem penyimpanan arsip Sistem penyimpanan surat dan kartu kendali dinamis menggunakan sistem nomor berdasar klasifikasi. Untuk penyimpanan lembar disposisi menggunakan sistem tanggal bersadarkan tanggal penyelesaian. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis a. Peralatan untuk Peralatan yang digunakan adalah kemoceng. Petugas memelihara arsip dinamis hanya membersihkan arsip baik fasilitas arsip maupun ruangan arsip dengan sulak/kemoceng. b. Keamanan lokasi Kemanan lokasi arsip kurang terjaga. Dimana penyimpanan arsip petugas tidak selalu berada atau stand-by diruangan dinamis pengolah dan penyimpanan arsip. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis a. Kartu pinjam arsip Ada tapi tidak digunakan b. Prosedur penemuan Jika ingin meminjam arsip hanya mencatat di buku kembali arsip dinamis pinjam arsip dan membubuhkan paraf dan dicarikan oleh petugas umum menggunakan kartu kendali Penyusutan Arsip Dinamis a. Cara Penyusustan arsip bidang tanaman pangan dan holtikultura tidak melakukan pemusnahan arsip, hanya pemindahan arsip ke unit pusat arsip yang ada di dinas. b. Jadwal retensi arsip Ada
123
PEDOMAN WAWANCARA Pertanyaan Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis 1. Apa pedoman tertulis yang digunakan untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Keluar 2. Bagaimana prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar yang merupakan salah satu bentuk arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 3. Apa saja yang diperlukan dalam mengelola surat masuk dan surat keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis 4. Adakah ruangan khusus untuk mengelola arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 5. Apa saja sarana untuk menunjang pengelolaan arsip dinamis di di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 6. Apakah ada anggaran atau dana untuk memelihara atau memperbaharui ruang arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Petugas Kearsipan 7. Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 8. Apakah petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman mempunyai pendidikan yang berkaitan dengan kearsipan? Peralatan Arsip Dinamis 9. Apa saja peralatan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 10. Adakah anggaran atau dana yang selalu diusulkan untuk membeli peralatan arsip dinamis? Penyimpanan Arsip Dinamis 11. Bagaimana proses penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura
124
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 12. Menggunakan sistem penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 13. Menggunakan asas penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis 14. Bagaimana prosedur memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 15. Kapan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dirawat atau dipelihara? 16. Peralatan apa saja yang digunakan untuk memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 17. Bagaimana prosedur mengamankan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis 18. Bagaimana prosedur peminjaman arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 19. Siapa saja yang boleh meminjam arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 20. Bagaimana cara penemuan kembali arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 21. Apakah penemuan kembali arsip selalu ketemu dengan arsip yang diinginkan? Penyusutan Arsip Dinamis 22. Bagaimana prosedur penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman?
125
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Pengelolaan Arsip Dinamis Di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sleman Nama Jabatan Hari/tanggal Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr
Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr
Peneliti Pak Skr Peneliti
: Bapak Skr : Staf Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura : Rabu, 19 Maret 2014 Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis 1. Apa pedoman tertulis yang digunakan untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Menggunakan peraturan mendagri nomor 39 tahun 2005 tentang pedoman tata kearsipan di daerah (sambil mengambil dan menunjukkan bukunya) Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Keluar 2. Bagaimana prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar yang merupakan salah satu bentuk arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? a. Surat masuk kita menerima surat dari sekretariat dinas yang sebelumnya sudah mendapat disposisi dan ada kartu kendalinya jika surat itu penting. Kalau sudah sampai bidang terus disampaikan ke kepala bidang. Surat dari kepala bidang sebelum didisposisi dicatat dibuku. Kartu kendali (jika ada) diambil untuk disimpan selanjutnya surat di distribusikan sesuai catatan di disposisi. b. Pengurusan surat keluar yang memberi nomor sekretariat dinas, kita hanya membantu mencatat kartu kendali keluar beserta kodenya. 3. Apa saja yang diperlukan dalam mengelola surat masuk dan surat keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Yang diperlukan itu ada lembar disposisi, buku bantu. Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis 4. Adakah ruangan khusus untuk mengelola arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Sebenarnya ini ruang rapat internal. Dibagian ini tidak ada ruangan khusus untuk mengelola arsip. yaa hanya disini aula dan meja pojok itu untuk mengelola arsip. 5. Apa saja sarana untuk menunjang ruangan arsip dinamis di di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Ya seperti yang sudah saya sebutkan tadi ada box file, filing cabinet,almari arsip dan lain-lain itu 6. Apakah ada anggaran atau dana untuk memelihara atau memperbaharui 126
Pak Skr
Peneliti
Pak Skr
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr
Peneliti Pak Skr
Peneliti
sarana dan prasarana di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Anggarannya dari secretariat dinas. Kita cuma diberi, misal kita minta amplop ya langsung minta ke secretariat. Kalau di bidang tidak ada anggaran tersendiri untuk membiayai kearsipan Petugas Kearsipan 7. Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kebetulan saya yang ditugasi. Dulu pernah ada surat dari kepala dinas yang menugasi perseksi tapi kok kelihatannya tidak ada kabarnya. Tapi untuk yang baru-baru ini belum ada lagi. 8. Apakah petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman mempunyai pendidikan yang berkaitan dengan kearsipan? SLTA Peralatan Arsip Dinamis 9. Apa saja peralatan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya seperti yang sudah saya sebutkan tadi ada box file, filing cabinet,almari arsip sekat folder, folder, lembar disposisi, kartu kendali keluar. 10. Apakah peralatan arsip dinamis tersebut cukup dari segi kualitas maupun kuantitas untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya gimana ya mbak. Kami Cuma menerima dari secretariat saja. Ya bisa dibilang cukuplah. Penyimpanan Arsip Dinamis 11. Bagaimana proses penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Surat masuk, masing-masing seksi yang menyimpan dengan sistem nomor berdasar kode klasifikasi, disimpan di box file. Lembar disposisi disimpan dengan sistem tanggal penyelesaian, sedangkan kartu kendali menggunakan sistem nomor berdasarkan kode klasifikasi 12. Menggunakan sistem penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Menggunakan sistem pola baru. Cuma belum maksimal saja. Kalau untuk penyimpanan surat dan kartu kendali menggunakan kode klasifikasi masalah. Untuk lembar disposisi disimpan berdasarkan tanggal penyelesaian. 13. Menggunakan asas penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian 127
Pak Skr
Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr Peneliti
Pak Skr
Peneliti Pak Skr
Istilahnya itu gabungan, jadi masing-masing seksi mengelola arsipnya sendiri-sendiri tapi nanti dijadikan satu dibagian umum disini kalau sudah satu tahun. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis 14. Bagaimana prosedur memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Cuma saya bersihkan dengan sulak dan saya rapikan jika di bagian produksi saya agak longgar. 15. Kapan pemeliharaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? ya kalau kelihatan tidak rapi atau kotor ya saya cepat-cepat bersihkan 16. Peralatan apa saja yang digunakan untuk memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Dengan sulak. Ya biasa sajaa 17. Bagaimana prosedur mengamankan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Untuk pengamanan khusus tidak ada cuma kalau mau diserahkan ke unit pusat arsip kita selalu data terlebih dahulu Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis 18. Bagaimana prosedur peminjaman arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pakai buku pinjam arsip. Nanti bilang sama saya lalu mencatat di buku pinjam arsip lalu paraf saja. Lalu saya carikan 19. Siapa saja yang boleh meminjam arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya pegawai disini, kalau dari luar belum pernah. 20. Bagaimana cara penemuan kembali arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Penemuan kembali langsung saya cari tapi sebelumnya dilihat permasalahanya kemudian saya carikan jika tidak ketemu baru menggunakan kartu kendali. Melalui kartu kendali akan diketahui letak surat tersebut. 21. Apakah penemuan kembali arsip selalu ketemu dengan arsip yang diinginkan? Selama ini saya belum pernah mengalami tidak menemukan arsip. Alhamdulillah ketemu terus. 128
Peneliti
Pak Skr
Penyusutan Arsip Dinamis 22. Bagaimana prosedur penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kalau penyusutan itu yang melakukan sekretariat dinas. Disini kami Cuma memindahkan ke unit pusatnya yaitu sekretariat dinas. Yang diserahkan arsip yang sudah berusia 2 tahun keatas. Kesulitan saya kalau pas mencocokan data dengan suratnya, sulitnya sih tidak tapi membutuhkan waktu yang lama, sering perseksi karena banyak pekerjaan jadi kadang tidak sempat membatu.
129
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Pengelolaan Arsip Dinamis Di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sleman Nama Jabatan Hari/tanggal Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry
Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti Pak Mry Peneliti
: Bapak Mry : Staf Bagian Pengelolaan dan Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Holtikultura : Rabu, 19 Maret 2014 Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis 1. Apa pedoman tertulis yang digunakan untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Peraturan mendagri nomor 39 tahun 2005 tentang kearsipan Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Keluar 2. Bagaimana prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar yang merupakan salah satu bentuk arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? a. Untuk surat masuk setelah didisposisi oleh kepala bidang itu kan langsung disampaikan ke seksi yang ditunjuk. Tapi kan aturannya sebelum ke kepala seksi harus dicatat dimasing-masing seksi tapi yak arena kadang tidak sempat ya langsung disampaikan ke kepala seksi saja, setelah kepala seksi mendisposisi trus ditindak lanjuti. Setelah selesai ditindak lanjuti surat dikembalikan ke kotak surat yang ada disitu (menunjuk box file). b. Untuk surat keluar, masing-masing seksi yang membuat, tergantung siapa yang melaksanakan. Tapi untuk undangan yang bersifat umum, saya yang membuat. 3. Apa saja yang diperlukan dalam mengelola surat masuk dan surat keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Yang diperlukan itu ada lembar disposisi, buku bantu. Ruangan Penyimpanan Arsip Dinamis 4. Adakah ruangan khusus untuk mengelola arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya diaula tadi itu mbak. Kalau di seksi ini di meja pojok itu 5. Apa saja sarana untuk menunjang pengelolaan arsip dinamis di di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Sarananya ya biasa, box file, buku agenda, dan ada filing cabinet tapi tidak untuk arsip cuma untuk nyimpen laporan-laporan saja. 6. Apakah ada anggaran atau dana untuk memelihara atau memperbaharui 130
Pak Mry Peneliti
Pak Mry
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry
Peneliti Pak Mry Peneliti Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
sarana dan prasarana di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Tidak ada mbak Petugas Kearsipan 7. Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pak Skr. Kalau yang di seksi ini Saya dan mba erni bergantian seperti itu 8. Apakah petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman mempunyai pendidikan yang berkaitan dengan kearsipan? Pak Skr itu sama dengan saya yaitu SLTA Peralatan Arsip Dinamis 9. Apasaja peralatan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Cuma itu (menunjuk box file) dan buku agenda 10. Apakah peralatan arsip dinamis tersebut cukup dari segi kualitas maupun kuantitas untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Cukup, nanti kalau terlalu banyak tidak ada tempanya Penyimpanan Arsip Dinamis 11. Bagaimana proses penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? surat masuk, masing-masing seksi yang menyimpan dengan sistem nomor berdasarkan klasifikasi. Setelah satu tahun nanti dikasihkan ke Pak Skr. Tapi kalau untuk kartu kendali semua Pak Skr yang simpan 12. Menggunakan sistem penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Menggunakan kode klasifikasi. Kodenya 521 mbak 13. Menggunakan asas penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Gabungan mbak Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis 14. Bagaimana prosedur memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pemeliharaannya agar tidak tercecer ya pakai folder atau box file itu. 15. Kapan pemeliharaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten 131
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti
Pak Mry Peneliti Pak Mry Peneliti
Pak Mry
Sleman? kalau tidak rapi saja. Dan kalau mau ada lomba-lomba. 16. Peralatan apa saja yang digunakan untuk memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Saya menggunakan kemoceng mbak 17. Bagaimana prosedur mengamankan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya disimpan dnegan baik sesuai pengkodeannya Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis 18. Bagaimana prosedur peminjaman arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pakai buku tersendiri. nanti dicarikan sama pak Skr. 19. Siapa saja yang boleh meminjam arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pegawai-pegawai disini 20. Bagaimana cara penemuan kembali arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Bilang saja ke Pak Skr nanti biar dicarikan. Atau kalau arsip seksi ya saya cari sendiri 21. Apakah arsip selalu ketemu dengan arsip yang diinginkan? Ketemu Penyusutan Arsip Dinamis 22. Bagaimana prosedur penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Dari masing-masing seksi setelah 1 tahun nanti dikembalikan ke pak Skr. Nanti didata dulu,lalu di pak Skr di pindahkan ke unit pusat arsip di dinas
132
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Pengelolaan Arsip Dinamis Di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sleman Nama Jabatan Hari/tanggal Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm
Peneliti
Pak Mm Peneliti
: Bapak Mm : Staf Bagian Bina UsahaTanaman Pangan dan Holtikultura : Kamis, 20 Maret 2014 Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis 1. Apa pedoman tertulis yang digunakan untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Untuk pedomannya saya belum pernah membaca atau dikasih. Ya Cuma setahu saya saja Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Keluar 2. Bagaimana prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar yang merupakan salah satu bentuk arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? c. Kalau untuk prosedur surat masuknya ya kalau ada disposisi dari kepala dinas, nanti diterima oleh Pak Skr (Staf Umum) mungkin nanti disana di buku, itu baru dikasihkan ke kepala bagian, nanti kepala bagian mendisposisi ke seksi-seksi. Di seksi binus saya kalau tidak ada tugas lapangan saya yang biasa menerima dan saya ajukan ke kepala seksi. Dari kepala seksi nanti ada disposisi ke pelaksana. Langsung saya kasihkan ke pelaksana. Naah disitu surat dan disposisi dibawa oleh pelaksana dan kadang lupa dikembalikan. d. Surat keluar kan ada dasar hukumnya. Misal saja surat masuk yang sudah didisposisi kepala seksi untuk dibalas, nanti saya baca dan dalami terlebih dahulu. Baru saya konsep dan ketik, setelah itu saya ajukan ke kepala seksi untuk diparaf jika sudah sesuai. Lalu diajukkan lagi ke kepala bidang untuk diparaf. Jika sudah saya sampaikan ke situ (menunjuk meja Pak Skr) untuk dicatat terlebih dahulu (dikartu kendali keluar) dan miintakannomor surat tanda tangan kepala dinas 3. Apa saja yang diperlukan dalam mengelola surat masuk dan surat keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pakai buku surat Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis 4. Adakah ruangan khusus untuk mengelola dan menyimpan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? 133
Pak Mm
Peneliti Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm
Kalau diseksi Binus (Bina Usaha) ya cuma di meja saya. Kalau di bidang ya diruangan itu (menunjuk ruangan aula). Kalau dibidang itu seharusnya harus ditata dengan rapi seperti yang dilakukan Pak Skr. 5. Apa saja sarana untuk menunjang pengelolaan arsip dinamis di di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Pakai kotak seperti itu (box file) nanti didalamnya sudah ada nomor untuk menyimpannya. 6. Apakah ada anggaran atau dana untuk memelihara atau memperbaharui sarana dan prasarana di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Tidak ada Petugas Kearsipan 7. Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kalau dibidang ya Pak Skr. Kalau di seksi Binus ya saya kalau tidak tugas di lapangan. 8. Apakah petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman mempunyai pendidikan yang berkaitan dengan kearsipan? Kayaknya tidak. Pendidikan SLTA Peralatan Arsip Dinamis 9. Apasaja peralatan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kotak seperti itu mbak (menunjuk box file) 10. Apakah peralatan arsip tersebut cukup dari segi kualitas maupun kuantitas untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Cukup, karena surat juga tidak terlalu banyak. Cuma SDMnya pengelolanya itu malah yang kurang. Penyimpanan Arsip Dinamis 11. Bagaimana proses penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Untuk surat bersama lembar disposisi saya simpan di box file yang ada guidenya seperti ini (menunjuk box file) 12. Menggunakan sistem penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pakai nomor yang ada di surat itu mbak
134
Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm
Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti
Pak Mm Peneliti Pak Mm
13. Menggunakan asas penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kurang tahu kalau itu. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis 14. Bagaimana prosedur memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Yang sudah lama-lama saya kasihkan ke Pak Skr. Yang masih baru ya disimpan dengan baik, dikasih dimeja atau map. 15. Kapan pemeliharaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya itu tadi, kalau memang sudah dilaksanakan surat-surat tersebut ya diletakkan dimeja, kalau sudah agak lama dan banyak saya kasih di box file. Kalau untuk surat undangan ya kalau sudah dilaksanakan ya saya buang, nanti ndak menuh-menuhin meja. 16. Peralatan apa saja yang digunakan untuk memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya sulak 17. Bagaimana prosedur mengamankan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kalau sudah lama dan banyak, saya kasihkan Pak Skr. Nanti kan sama Pak Skr itu dimasukkan ke itu (menunjuk filing cabinet) Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis 18. Bagaimana prosedur peminjaman arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Kalau pinjam arsip saya belum pernah. Tapi setahu saya kan Pak Skr yang menangani, nanti bilang saja dengan Pak Skr, biar nanti dicatat. 19. Siapa saja yang boleh meminjam arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pegawai yang berkepentingan 20. Bagaimana cara penemuan kembali arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ke Pak Skr nanti dicarikan di filing cabinet 21. Apakah arsip selalu ketemu dengan arsip yang diinginkan? Ketemu
135
Peneliti
Pak Mm
Penyusutan Arsip Dinamis 22. Bagaimana prosedur penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Dipindah ke sekretariat mbak, sebelumnya nanti semua seksi mengumpulkan ke Pak Skr. Tapi itu tadi karena pekerjaannya banyak, jadi kadang arsip disini tidak rapi.
136
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Pengelolaan Arsip Dinamis Di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sleman Nama Jabatan Hari/tanggal Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt
Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti Pak Bnt Peneliti
: Bapak Bnt : Staff Bagian Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Holtikultura : Jumat, 21 Maret 2014 Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis 1. Apa pedoman tertulis yang digunakan untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Dulu pernah ada bukunya tapi hilang. Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Keluar 2. Bagaimana prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar yang merupakan salah satu bentuk arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? e. Saya menerima dari Pak Skr sudah ada disposisi dari kepala dinas dan kepala bidang. Nanti ya saya kasihkan Pak Marno (Kepala seksi Sarpras). Nanti dari kepala seksi kan mendisposisi ke staff pelaksananya. Jarang saya catat dibuku tapi mbak, kan seharusnya dicatat. Sebelumnya kan Pak Skr itu menerima dari dinas sana (menunjuk kantor sekreatriat) trus dikasihkan ke saya kalau sudah didispo pak kabid, kalau di Pak Skr dicatat dibuku. f. Surat keluar nanti kan diketik dulu, yang ngetik itu yang berkepentingan. Trus nanti diteliti oleh kepala seksi, nanti kalau sudah diparaf diajukan lagi ke kepala bidang untuk diteliti lagi, kalau sudah ya saya kasihkan ke Pak Skr untuk keatas 3. Apa saja yang diperlukan dalam mengelola surat masuk dan surat keluar di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Map untuk diajukan ke kepala seksi. Buku catatan surat tapi saya jarang gunakan Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis 4. Adakah ruangan khusus untuk mengelola arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Diruangannya Pak Skr. Kalau diseksi tidak ada. 5. Apa saja sarana untuk menunjang pengelolaan arsip dinamis di di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Box kardus coklat itu mbak 6. Apakah ada anggaran atau dana untuk memelihara atau memperbaharui 137
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt
Peneliti
Pak Bnt
Peneliti
Pak Bnt Peneliti
sarana dan prasarana di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Tidak ada Petugas Kearsipan 7. Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Saya kalau untuk di seksi sarpras kalau keseluruhan untuk bidang TPH Pak Skr 8. Apakah petugas arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman mempunyai pendidikan yang berkaitan dengan kearsipan? SLTA Peralatan Arsip Dinamis 9. Apasaja peralatan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Map, kotak kardus seperti itu (menunjuk box file) 10. Apakah peralatan arsip tersebut cukup dari segi kualitas maupun kuantitas untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya semoga cukup. Selama ini belum mengalami kendala yang hebat. Penyimpanan Arsip Dinamis 11. Bagaimana proses penyimpanan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Disimpan dipelaksana surat, tapi kalau nanti Pak Skr akan memindahkan ke dinas ya nanti surat-surat di seksi saya, saya kumpulkan trus saya kasihkan ke Pak Skr. Kalau undangan jika sudah dilaksanakan ya saya buang saja. 12. Menggunakan sistem penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Menggunakan kode klasifikasi. Cuma hambatannya antara satu instansi dengan instansi itu nomornya kok beda-beda, membuat saya bingung menyimpannya, kan saya seharusnya cuma liat nomor surat yg juga kode simpan 13. Menggunakan asas penyimpanan apa untuk pengelolaan arsip di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Diseksi menangani untuk seksi tersebut, di pusat bidang juga menangani. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip Dinamis 14. Bagaimana prosedur memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan 138
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt
Peneliti
Pak Bnt
Peneliti
Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt Peneliti Pak Bnt Peneliti
Pak Bnt
dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Di map dulu kalau saya mbak, nanti kalau ada waktu dan sudah lama saya masukkan ke box tadi itu 15. Kapan pemeliharaan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Ya kalau saya tidak dilapangan saya kumpul-kumpulkan surat-suratya trus saya masukkan ke kotak. 16. Peralatan apa saja yang digunakan untuk memelihara arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Sulak mbak 17. Bagaimana prosedur mengamankan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Saya simpan di map saja mbak, kalau sudah lama saya letakkan ke box. Untuk box filenya saya letakkan di meja belakang saya. Menunggu koordinasi Pak Skr untuk dikumpulkan. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Dinamis 18. Bagaimana prosedur peminjaman arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Bilang saja sama Pak Skr, nanti nulis di buku, tentang surat apa, nomornya berapa dan paraf. Tapi kadang tidak nulis dibuku kan biasanya cuma di fotocopy trus langsung dikembalikan. 19. Siapa saja yang boleh meminjam arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Pegawai instansi 20. Bagaimana cara penemuan kembali arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Langsung ke pak Skr 21. Apakah arsip selalu ketemu dengan arsip yang diinginkan? Ketemu Penyusutan Arsip Dinamis 22. Bagaimana prosedur penyusutan arsip dinamis di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman? Penyusutan itu pemusnahan itu? Saya pernah dengar. Tapi belum pernah memusnahkan. Cuma nanti Pak Skr mengkoordinasi untuk dikumpulkan untuk diserahkan ke pusat sana (menunjuk kantor arsip dinas) 139