1 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
PENGAWASAN PENYALURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK-BANK SYARIAH DI WILAYAH KERJA KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN JEMBER Monitoring of Mudharabah Costing Distribution on Syariah Banks in The Work of Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jember Rabiatul Firdaus, Akhmad Toha, Sugeng Iswono Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan No. 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected] ABSTRACT The research on monitoring the distribution of mudarabah financing at syariah banks in the work area of Financial Service Authority (OJK) Jember was carried out to confirm the suitability of the real situation on the field with the applied Islamic and precautionary principles. This research aimed to determine the monitoring of mudharabah financing distribution at Islamic banks in work area of KOJK Jember. This research was to describe the monitoring of mudharabah financing at syariah banks in work area of KOJK Jember using qualitative method with descriptive type. Data were collected by interview and documentation, to obtain a more in-depth information, especially about what was not discovered during observation. The key informants were syariah bank supervisors at KOJK Jember. The results showed that the supervision of mudharabah financing used two ways: direct supervision (on-site supervision) and indirect supervision (off-site supervision). The supervision on the distribution of mudharabah financing, if evaluated internally from the banking side, had been good; however, externally from the customer side, the supervision could not be drawn due to lack of information. Bank supervision was conducted based on the precautionary principles and riskbased supervision system, which serves to detect the risks as early as possible. Based on the results of monitoring in the form of periodic reports and real conditions in the field, follow-up would be will be given under normal, intensive and specific supervisions. Thus, the surveillance conducted by KOJK Jember could be optimal, because, in addition to sanctions for offenders, it also presented awards and prizes for banks that continued to compete to be the best. Keywords: off-site supervision, on-site supervision, mudharabah dinancing
PENDAHULUAN
risiko
dalam
menjalankan
kegiatan
operasionalnya. Dengan demikian bank perlu Latar Belakang
untuk
adanya
pengawasan,
pengawasan
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan
sebagai upaya untuk melakukan pecegahan
yang sangat erat kaitannya dengan fenomena
(preventif) juga sebagai tindakan pemberian
keuangan yang kegiatan utamanya menerima
sanksi (represif).
simpanan giro, tabungan, dan menyalurkan
Pengawasan perbankan di Indonesia
kredit, hampir seluruh kegiatan masyarakat
dilakukan oleh Ororitas Jasa Keuangan (OJK).
tidak terlepas dari yang namanya uang.
OJK merupakan lembaga independen dan
Sehingga bank rentan untuk terjadinya suatu
bebas dari campur tangan pihak lain, yang
e- SOSPOL XXX
2 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
mempunyai fungsi, tugas dan wewenang
Menurut
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan
(2010:40),”keuntungan
penyidikan
keuangan
terdapat dalam Bank Syariah meliputi (1)
sebagaiman dimaksud dalam Undang-Undang
Keadilan dan kesamaan, (2) Liquidity, (3)
RI No.21 Tahun 2011. (www.kompasiana.com
Better Customer Relation, (4) No Fixed
diakses pada 4 November 2014)
Obligations, (5) Tranparency, (6) Etichal and
di
sektor
jasa
Berbagai jenis bank yang terdapat di
Moral
Rivai
dan
dan
Dimensions,
prinsip
(7)
Arifin yang
Destabiliship
Indonesia, jika dilihat dari cara menentukan
Speculation, (8) Banking for all. Landasan dari
harga terbagi menjadi dua macam, yaitu bank
terselenggaranya aktivitas perbankan syariah
konvensional dan bank syariah. Menurut
didasarkan pada kepercayaan, agar tercipta
Kasmir
konvensional
perbankan yang sesuai dengan hukum Islam”.
merupakan bank yang beriorientasi pada
Adapun produk-produk yang terdapat dalam
prinsip
Bank Syariah menurut (Triyuwono dalam
(2012:36-37),”bank konvensional
yang
mencari
keuntungan dengan cara menetapkan bunga
Rivai
sebagai
disebutkan
harga.
merupakan berdasarkan
Sedangkan
bank
bank
yang
prinsip
syariah
dilaksanakan
syariah,
dan
Arifin, yaitu,
2010:62) prinsip
antara
lain
simpanan
(Al-
Wadiah), prinsip bagi hasil yang dikenal
aturan
dengan tiga istilah: (1) Musyarakah, (2)
perjanjiannya dilakukan berdasarkan hukum
Mudharabah, (3) Muzara’ah, prinsip sewa
Islam antara bank dengan pihak lain dan
(Ijarah) dan prinsip pengambilan fee, serta
sekarang populer dengan prinsip bagi hasil.
prinsip biaya administrasi (Al Qard Al-
Perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.
Hasan/benevolent loan). Pembiayaan
dengan
akad
Al-
Hal ini juga dapat dibuktikan dari keberhasilan
Mudharabah yang secara global dianggap
Bank Muamalat mampu melewati krisis
cukup kompleks dan diklasifikasikan menjadi
dengan menunjukkan kinerja yang semakin
dua jenis yaitu, Mudharabah Mutlaqah dan
meningkat dan tidak menerima sepeser pun
Mudharabah muqaiyadah (Kasmir, 2012).
bantuan dari pemerintah
dan pada krisis
Namun juga terdapat kelemahan pada akad
keuangan tahun 2008 Bank Muamalat bahkan
mudharabah diantaranya seperti terjadinya
mampu memperoleh laba Rp 300 miliar lebih.
penyalahgunanaan dana pembiayaan yang
Dengan demikian perbankan syariah layak
tidak sesuai kontrak oleh nasabah, lalai dan
untuk kita jadikan tempat dalam melakukan
kesalahan yang disengaja, dan penyembunyian
aktivitas keuangan. (www.kompasiana.com
keuantungan (Antonio, 2001:98).
diakses pada 4 November 2014)
Seiring perkembangan berbagai jenis kegiatan
e- SOSPOL XXX
operasional
dalam
usaha
bank
3 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
membuat sebagai
peran lembaga
Otoritas
Jasa
pengawas
Keuangan
sektor
Kasus kejahatan perbankan merupakan
jasa
bukti fungsi pengawasan internal bank dan
keuangan menjadi sangat penting. Semakin
regulator masih bisa dibobol. Baik itu karena
kompleksnya kegiatan operasional perbankan
Standard Operating Procedure (SOP) tidak
dalam melengkapi kebutuhan masyarakat,
benar-benar berjalan, atau karena ada bagian-
banyak memunculkan terjadinya penyalahgu-
bagian tertentu yang tidak dijalani. Bisa jadi
naan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
juga karena tidak adanya
jawab baik dari pihak internal maupun
monitoring ketika SOP berjalan. Melemahnya
eksternal. Penyimpangan dan pelangggaran
pengawasan ini dapat menimbulkan risiko
tersebut dapat terjadi dimana saja di perbankan
reputasi. Perlu ketatnya pengawasan internal
konvensional maupun perbankan syariah, dan
maupu
juga dapat terjadi baik di dalam maupun luar
terjadinya kolusi antara orang dalam dan orang
negeri. Lemahnya pengawasan terjadi di salah
luar dapat segera diketahui. Apabila kasus ini
satu perbankan syariah dalam negeri yaitu
terjadi secara berkala pada Bank Syariah yang
kasus yang terjadi pada Bank Syariah Mandiri
lain, hal ini dapat merusak citra yang konon
cabang Bogor yang terjadi pada November
dijuluki nama Bank Islam, yang di dalamnya
2013 dalam artikel yang berisi paparan sebagai
ternyata prinsipnya tidak berdasarkan syariat
berikut.
Islam.
“Baru-baru ini Bank Syariah Mandiri, harus tertimpa kasus kredit fiktif dengan memalsukan dokumen-dokumen utama. Indikasi ini ditemukan karena adanya kejanggalan berupa tidak terjadinya pengerjaan proyek pembangunan perumahan sebagaimana yang diajukan oleh debitur, tetapi dana tetap dicairkan dengan lancar. Akibatnya,perusahaan menyalurkan dana kredit sebesar Rp102 miliar kepada 197 nasabah, termasuk nasabah fiktif. Namun sampai sekarang yang baru kembali hanya Rp 43 miliar. Sisanya, sebesar Rp 59 miliar masih dalam pelacakan”. (Sumber:www.stabilitas.com diakses pada 11 November 2014)
eksternal
secara
evaluasi dan
intensif,
agar
Pengawasan perbankan yang dilakukan oleh KOJK Jember ini dilimpahkan pada 9 orang pengawas, yang beroperasi pada 104 perbankan di wilayah kerja OJK Jember, terdiri dari 55 Bank Perkreditan Rakyat dan 49 Bank Umum. Bank Umum Syariah Jember terdiri dari 9 unit yang terdapat 2 unit di Banyuwangi dan 7 unit di Jember. Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) di Banyuwangi. Bank Sinar Mas Syariah, Bank Mega Syariah, BRIS, BNIS di Jl. Ahmad Yani dan Jl. Gajah Mada, Bank Muamalat, dan BSM di kabupaten Jember (Nafisah, 2014). Berangkat dari situlah pengawasan bank penting untuk dilakukan agar perbankan
e- SOSPOL XXX
4 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
dapat memenuhi hak masing-masing pihak,
wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan
baik dari pihak bank maupun pihak lainnya.
Jember.
Pengawasan
Manfaat
ditujukan
untuk
memastikan
bahwa perbankan beroperasi dengan cara yang
Penelitian
ini
diharapkan
benar dan aman, sehingga mereka memiliki
menambah
modal dan cadangan yang cukup untuk
kepustakaan,
mendukung
Pengawasan
kontribuasi pada pengembangan teori, yang
perbankan yang kuat dan efektif memberikan
berkaitan dengan pengawasan penyaluran
sesuatu yang tidak dapat diberikan secara
pembiayaan mudharabah pada bank-bank
otomatis oleh pasar, sehingga perlu adanya
syariah di wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa
kerjasama dari berbagi pihak yang terkait
Keuangan Jember.
risiko
bisnis.
wawasan,
dapat
dan
memperkaya
mampu
memberikan
dengan lembaga keuangan. Terhadap kondisi ini karena banyaknya hal yang terjadi, maka perlunya pengawasan oleh lembaga yang berwenang KOJK Jember. penulis
tertarik
untuk
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu mengetahui
dan
Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam
melakukan penelitian tentang pengawasan
Pengawasan Perbankan
penyaluran pembiayaan mudharabah pada
Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga
bank-bank syariah di wilayah kerja Kantor
pengawas jasa keuangan baik bank maupun
Otoritas Jasa Keuangan Jember.
non bank di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan memberikan
Rumusan Masalah ini
pengawasan mudharabah
yaitu penyaluran
pada
mecabut
izin
atas
kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank,
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
dan
menetapkan
peraturan,
melaksanakan
“Bagaimanakah
pengawasan bank serta mengenakan sanksi
pembiayaan
terhadap bank. Pengawasan dilakukan untuk
bank-bank syariah
di
menjaga agar perbankan berada dalam kondisi
wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan
normal
dan
sehat,
sehingga
mampu
Jember?”
memelihara kepentingan masyarakat dengan baik serta mendukung laju perekonomian
Tujuan Penelitian
Indonesia
Tujuan dari penelitian yang akan dicapai
yaitu
pengawasan mudharabah
e- SOSPOL XXX
untuk penyaluran
pada
(Booklet
Perbankan
Indonesia,
2014:25). Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mendeskripsikan
berwenang dalam mengawasi bank agar bank
pembiayaan
dalam kondisi sehat dan stabil, dilakukan
bank-bank syariah
di
dengan dua cara sebagai berikut.
5 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
a. Pengawasan Bank Secara Langsung (onsite
supervision),
OJK
pengawasan
langsung
pemeriksaan
umum
melakukan
dapat dan
berupa
strategis dari manajemen bank akan tetap menjadi tantangan bagi pengawas (Laporan Pengawasan Perbankan, 2012:72).
pemeriksaan
khusus dengan tujuan untuk mendapatkan
Bank Syariah
gambaran tentang keadaan keuangan bank
Dalam
Booklet
Perbankan
2014
dan untuk memantau tingkat kepatuhan
(2014:7) “Bank Syariah adalah bank yang
bank terhadap peraturan yang berlaku serta
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
untuk mengetahui apakah terdapat praktik-
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri
praktik
atas Bank UmumSyariah (BUS) dan Bank
yang
tidak
sehat
yang
membahayakan kelangsungan usaha bank. b. Pengawasan
Tidak
Langsung
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)”. Prinsip
(off-site
syariah dalam prinsip hukum Islam dalam
supervision), OJK melakukan pengawasan
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
tidak langsung melalui alat pemantauan
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
seperti laporan berkala yang disampaikan
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
bank, laporan hasil pemeriksaan, dan
syariah. Bank Islam tidak mengenakan bunga
informasi lainnya. Laporan berkala tersebut
untuk dana yang ditawarkan ke konsumen
dapat berupa laporan bulanan, triwulan,
tetapi memperkirakan pertambahan dana yang
semesteran, dan tahunan.
akan datang, yang merupakan hasil dari
Triandaru dan Budisantoso (2006:18)
penggunaan dana tersebut. Di sisi lain,
mengatakan bahwa,”pengawasan organisasi
nasabah mendapat bagiannya dari keuntungan
perbankan secara efektif adalah komponen
bank yang berdasarkan rasio yang ditetapkan
mendasar dalam suatu perekonomian yang
sebelumnya. Produk-produk yang terdapat
yang sektor perbankannya memegang peranan
dalam Bank Syariah menurut (Triyuwono
sentral dalam sistem pembayaran, mobilisasi
dalam Rivai dan Arifin, 2010:62) antara lain
dana, dan distribusi tabungan”. Sehingga dapat
disebutkan
disimpulkan
suatu
Wadiah), prinsip bagi hasil yang dikenal
pengawasan yang efektif tidak mudah, karena
dengan tiga istilah: (1) Musyarakah, (2)
peningkatan
Mudharabah, (3) Muzara’ah, prinsip sewa
pengawasan
bahwa
mencapai
efektivitas
tercapai
intensitas jika
prinsip
simpanan
(Al-
terjadi
(Ijarah) dan prinsip pengambilan fee, serta
keseimbangan antara kecukupan sumber daya
prinsip biaya administrasi (Al Qard Al-
dengan cakupan risiko, atau keseimbangan
Hasan/benevolent loan). Adapun perbedaan
antara pengawasan yang lebih intensif dan
bank syariah dan konvensional adalah sebagai
instrusive dengan pengambilan keputusan
berikut.
e- SOSPOL XXX
dapat
dan
yaitu,
6 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
Pembiayaan mudharabah secara umum Sistem Bank Konvensional Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam Memakai perangkat suku bunga
terbagi
Berorientasi keuntungan dan falah (kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam)
Berorientasi keuntungan
memberikan kuasa kepada pengusaha untuk
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan sejenis
Sistem Bank Syariah Melakukan hanya investasi yang halal menurut hukum Islam Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa
Nomor 10 Tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat atau
itu,
kesepakan
berdasarkan antara
bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil. Menurut Antonio (2001:95) berpendapat bahwa,“Al-Mudharabah
merupakan
suatu
perjanjian antara bank (shahibul maal) dengan nasabah (mudarib), dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha kegiatan tertentu dari
nasabah.
Keuntungan
usaha
secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh bank, kecuali kerugian akibat dari kelalaian nasabah”.
e- SOSPOL XXX
mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah dalam Rivai dan Arifin (2010:417-418). Mudharabah muthlaqah ialah mudharabah dimana pemilik modal membebaskan dan
dengan
waktu,
pelanggan.
jenis
perusahaan
Mudharabah
dan
muqayyadah
merupakan mudharabah dimana usaha dan kegiatan pengusaha dibatasi dan disyaratkan untuk
waktu,
tempat,
jenis
perusahaan,
dan kegiatan pengusaha adalah terikat dengan
. Menurut Undang-Undang Perbankan
persetujuan
jenis
pelanggan, dan hal tertentu saja. Maka usaha
Pembiayaan Mudharabah
dengan
dua
menjalan proyek tanpa batasan, tanpa terikat
Sumber : www.wikipedia.com
dipersamakan
menjadi
batasan dan syarat. METODE PENELITIAN Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif, karena peneliti mengumpulkan data dari informasi deskriptif yang berupa kata-kata dari sumber penelitian, dan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi yang terdapat pada objek penelitian. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2012:4) menyatakan bahwa, “Metodologi kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel
7 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.”
Topik Wawancara
:Pengawasan
Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah di Wilayah Kerja Kantor
Observasi pendahuluan dilakukan untuk mempermudah dan membantu peneliti dalam memperoleh informasi secara umum mengenai pengawasan
penyaluran
mudharabah
pada
pembiayaan
bank-bank syariah
di
wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jember dan gambaran awal perusahaan. kualitatif harus dilakukan dengan selektif, karena informan memberikan manfaat kepada untuk
dapat
menggali
dan
mendapatkan informasi lebih dalam yang dibutuhkan selama penelitian. Peneliti dalam penelitian dalam
kualitatif
memilih
diberikan
dan
kebebasan
menentukan
jumlah
informan. Informan kunci dipilih peneliti karena tidak semua karyawan di Kantor Otoritas
Jasa
memberikan
Keuangan informasi
Jember
mengenai
bisa objek
penelitian, sehingga informan kunci bisa menunjuk informan selanjutnya yang bisa memberikan
informasi
mengenai
objek
penelitian sebagai tambahan informasi sampai data
yang
diperlukan
dalam
penelitian
terpenuhi. Jumlah informan akan disesuaikan dengan kebutuhan data informasi sesuai dengan
tujuan
penelitian
sampai
data
terkumpul secara lengkap. Informan kunci dalam penelitian ini adalah: Nama
:Sofa Nurdiana I.
Jabatan
:Pengawas Syariah
e- SOSPOL XXX
Analisis dilakukan
data dengan
dalam
penelitian
mengikuti
ini
prosedur
dipaparkan oleh Sugiyono yaitu menggunakan reduksi data. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,
2011:246)
mengemukakan
bahwa,”aktivitas dalam analisis data kualitatif
Pemilihan informan dalam penelitian
peneliti
Otoritas Jasa Keuangan Jember.
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.” Analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan reduksi data. Data yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung dipilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan data yang penting yang berkaitan dengan pengawasan penyaluran pembiayaan mudharabah pada bank-bank
syariah
yang
telah
diperoleh
peneliti mulai dari wawancara, observasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi selama penelitian berlangsung, sehingga data yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obajek penelitian. Data yang dianggap penting dan diperlukan diolah untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
rumusan
masalah
yang
telah
dirumuskan, sehingga data penting tidak akan terabaikan.
8 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
Langkah selanjutnya yaitu penyajian data.
nantinya akan dilanjutkan dengan pengawasan
Data yang telah direduksi kemudian disajikan
langsung, artinya adanya pnecekan antara
dalam bentuk narasi sehingga memudahkan
laporan yang ada denga keseuaian kondisi di
peneliti untuk memahami dan mempelajari
lapangan.
secara keseluruhan gambaran dari objek
langsung yang dilakukan pada bank syariah
penelitian. Data yang telah disajikan dalam
dan bank konvensional terletak pada laporan
bentuk narasi dan dideskripsikan oleh peneliti
semesteran, untuk bank syariah ada laporan
maka peneliti dapat menarik kesimpulan
yang disampaikan langsung oleh Dewan
berdasarkan
terjadi
Pengawas Syariah terkait dengan kesesuainnya
berlangsung
dengan nilai-nilai syariah dan fatwa MUI
verifikasi
sedangakan di bank konvensional tidak ada.
terhadap kesimpulan data dengan melakukan
Jadi dapat kita lihat pemeriksaan laporan yang
wawancara secara mendalam dan dilakukan
dilakukan
KOJK
secara berulang-ulang agar hasil penelitian
tugasnya
untuk
tersebut teruji kebenarannya.
perbankan yang berada di wilayah kerjanya
dilapangan. peneliti
fakta-fakta Saat
otomatis
yang
penelitian melakukan
Perbedaan
pengawasan
Jember
ini
tidak
melakukan
memastikan
keadaan
benar-benar sehat, dan mereka juga memberi PENGAWASAN PENYALURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK-BANK SYARIAH
keleluasaan
Pengawasan Tidak Langsung
yang dijalaninya itu benar-benar berlangsung
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (KOJK) Jember
melaksanakan
pengawasan
tidak
kepada
perbankan
untuk
menggunakan jasa lembaga OJK sebagai upaya untuk memastikan kinerja perbankan dengan lancar dan sesuai ketentuan di berbagai kinerja
baik
dari
segi
sumber
langsung dengan cara menerima laporan yang
manusianya,
dana
diberikan bank kepada KOJK sesuai dengan
operasionalnya.
Dapat
waktu yang mereka tetapkan sebelumnya.
laporan berkala yang sudah diolah sebagai
Laporan tersebut terdiri dari laporan bulanan,
berikut
laporan bulanan, laporan triwulan, semesteran, dan tahunan. Namun, laporan berkala tersebut tidak dapat dikhususkan untuk pembiayaan mudharabah saja karena sudah menjadi bagian dari salah satu laporan bulanana. Pengawasan tidak langsung ini dapat dikatakan sebagai upaya
preventif
(pencegahan),
karena
berdasarkan hasil laporan berkala yang didapat
e- SOSPOL XXX
dan
daya
kita
kegiatan lihat
rincian
9 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah....... Periode
Periode
Periode
Bulanan
Triwulan
Semesteran
Tahunan
1.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lapo ran Bula nan Bank Umu m (LB U) / Lapo ran Bula nan Bank Syari ah (LB US) Lapo ran Keua ngan Publi kasi Bula nan pada webs ite OJK Lapo ran Peny ediaa n Dana Lapo ran Restr uktur isasi Kredi t/Pe mbia yaan Lapo ran Siste m Infor masi Debit ur (SID) Lapo ran BMP K (Bata s Maks imu m Pemb erian Kredi t) Lapo ran Mark et Risk Lapo ran Depo san dan Debit ur Inti Lapo ran inves tasi mudh
e- SOSPOL XXX
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lapor an Publi kasi Bank Lapor an Realis asi Renca na Bisnis (Busi ness Plan) Lapor an penan ganan dan penye lesaia an penga duan nasab ah Penila ian tingka t keseh atan (disa mpaik an apabil a dimin ta) Lapor an Risk Profil e Lapor an profil risiko secara konso lidasi Lapor an Keua ngan Publi kasi Lapor an Penan ganan Penga duan Nasab ah
2.
Periode L a p or a n P e n g a w as a n D e w a n K o m is ar is te nt a n g P el a ks a n aa n R e n ca n a K er ja B a n k L a p or a n P e n g a w as a n D e w a n P e n g a w as S y ar ia h (
2.
3.
4.
R e n c a n a B is n is L a p o r a n K e u a n g a n T a h u n a n L a p o r a n R e n c a n a P e n e ri m a a n P i n ja m a n L u a r N e g e ri L a p o r a n T e k n o l
araba h (untu k bank yang mela kuka n kegia tan usaha deng an prinsi p syari ah)
3.
4.
D P S) b a gi b a n k sy ar ia h L a p or a n P el a ks a n aa n T u g as D ir e kt ur K e p at u h a n L a p or a n S u m b er d a n P e n g g u n aa n d a n a Q ar d h, L a p or a n S u m b er d
o g i S is te m
5.
6.
7.
I n f o r m a si L a p o r a n P el a k s a n a a n G o o d C o r p o r at e G o v e r n a n c e ( G C G ) L a p o r a n S tr u k t u r K el o m p o k U s a h a R e
10 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah....... a n P e n g g u n aa n d a n a Z a k at , In fa q, S h o d a q a h ( Z IS )
n c a n a K e rj a B P R
pengendalian internal yang dilakukan oleh banknya sendiri yang kemudian disampaikan kepada KOJK Jember. Apalagi kalau bank memiliki aset melebihi 10 miliar seperti yang dijelaskan Kasub bagian pengawas syariah di KOJK Jember, bank wajib meminta audit secara keseluruhan. Pengawasan Langsung Pengawasan
langsung
dilakukan
dengan cara langsung mendatangi bank yang bersangkutan.
Pengawasan
langsung
ini
dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun dengan datang ke setiap bank yang akan diawasi sesuai dengan sistem Risk Based Supervision/RBS (pengawasan berbasis risiko).
Sumber: Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jember 2015 (Data diolah)
Berdasarkan hasil konfirmasi yang dilakukan di salah satu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Asri Madani bahwa KOJK Jember benar-benar melakukan pengawasan tidak langsung
melalui
laporan
berkala
yang
dilakukan untuk laporan bulanan disampaikan maksimal per tanggal 12 dismpaikan kepada KOJK
Jember,
untuk
laporan
triwulan
(publikasi) maksimal tanggal 31 Desember, 30 April, 31Juli, dan 31 Oktober. Dilanjutkan laporan semesteran yaitu terdiri dari laporan komisaris dan laporan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS), dan akhir tahun pada 31 Januari sedangkan untuk laporan tahunan disampaikan secara bersamaan dengan laporan triwulan per tanggal 30 April, laporan tahunan ini
merupakan
e- SOSPOL XXX
hasil
evaluasi
dario
Siklus RBS ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, a) pertama, KOJK Jember harus memahami
keseluruhan
perbankan
yang
berada di wilayah kerjanya dengan cara mengumpulkan data dan informasi terkait dengan bank yang berisiko tinggi tersebut, b) kedua, data dan informasi yang diperoleh dari langkah pertama akan dianalisis yang akan menghasilkan penilaian risiko dan posisi TKS (Tingkat
kesetahan)
bank,
berdasarkan
penilaian tersebut nantinya profil risiko bank dapat diklsifikasikan dalam kategori risiko sesuai dengan dialami. Dalam tahap ini KOJK Jember dari hasil penilaian risiko dan TKS bank bisa langsung mengambil tindakan pengawasan dan monitoring yang dilakukan pada tahap enam. c) ketiga, setalah tahap pertama dan kedua, jika profil risiko yang
11 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
didapat masih bisa diatasi maka sesuai dengan
Dengan pengawasan RBS ini, bank
prosedur akan dilanjutkan dengan tahap ini
yang memiliki risiko paling tinggi akan
berupa
yang
didahulukan, jika bank tersebut melakukan
sebelumnya sudah dibuat strategi pengawasan
pelanggaran sampai mencuat ke media maka
tahunan dan sesuai dengan rencana kerja
akan dilakukan pengawasan lebih dari 1 kali
pemeriksaan yang sudah ditetapkan yaitu
dalam 1 tahun. Pengawasan langsung ini juga
terdiri dari rangkaian kegiatan pengawasan
sebagai upaya pemberian tindak pidana bagi
langsung dan tidak langsung sesuai dengan
pelanggar saat berlangsungnya pengawasan
profil risiko bank. d) keempat, dalam tahap ini
atau disebut dengan tindakan represif.
perencanaan
pengawasan,
KOJK Jember sebagaimana mestinya sesuai dengan profil risiko melakukan pemeriksaan
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
sesuai dengan prosedur. Selanjutnya tahap e)
Dari hasil pengawasan KOJK Jember
kelima, berupa hasil pemeriksaan dari tahap
melakukan konfirmasi kepada manajemen
keempat
untu
bank, kemudian ada yang namanya action
mendeteksi tingkat ririko yang dialami bank,
plan bagi yang melanggar ketentuan. Tentunya
kemudian pada tahap f) keenam, dilakukan
juga ada penilaian Tingkat Kesehatan Bank
tindakan pengawasan sesuai dengan prosedur
baik dari segi permodalan, kualitas aktiva
da perencanaaan yang sudah ditetapkan.
produktif, manajemen, perolehan pendapatan,
dilakukan
pengkinian
Siklus pengawasan bank berbasis risiko
dan likuiditas. Kriteria perbankan yang tidak
ini terus menerus berlangsung demikian
normal tersebut, apabila tingkat kesehatan
adanya saling berhubungan dan bererkaitan.
menyentuh angka 4 (empat) dan 5 (lima) yang
Pengkinian profil dan uji tingkat kesehatan
artinya posisi bank gawat darurat. Pengawasan
bank
diperhatikan
bank pun akan fokus pada penyakit akut yang
pengawas bank di KOJK Jember dengan
menjangkiti bank. Tingkat kesehatan 4 dan 5
menjunjung tinggi adanya integritas dan
itu artinya bank mengidap “penyakit” seperti
kompetensi yang handal dengan kepekaannya
NPL tinggi, CAR anjlok di bawah 8%,
dalam mengalisis risiko layaknya seorang
pelanggaran
detektif, agar dapat menghindari terjadinya
Minimum (GWM) dan lainnya.
penyimpangan
KOJK Jember melakukan tindak lanjut hasil
sangat
perlu
yang
untuk
dapat
berdampak
berturut-turut
pengawasan
sehat itu dinilai dari 5 aspek yang disebut
pengawasan normal, khusus dan intensif. Saat
CAMEL
bank mengalami 6 bulan berturut-turut untuk
Capital,
Asset
Management, Earning, dan Liquidity.
quality,
memberi
Wajib
sistemik. Khusus perbankan, perbankan yang yaitu
dengan
Giro
status
Bank Perkreditan/Pembiayaan Rakyat dalam kondisi Cash Ratio (kas lancar) senilai <3%
e- SOSPOL XXX
12 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
atau CAR (kecukupan modal) senilai <4%.
Sanksi tindak pidana perbankan yang
Sama halnya jika terjadi pada bank umun baik
dilaksanakan KOJK Jember ini berlaku ketika
konvensional maupun bank syariah, tingkat
terjadi pelanggaran yang masuk ke dalam
kesehatannya CAR <4% dan Cash Ratio
kategori kejahatan sesuai dengan kriteria
senilai <3% juga secara berturut-turut dan juga
tertentu. Dalam prosesnya apabila bank atau
dibarengi dengan terjadinya kerugian secara
pihak intern yang melanggar ditindak dengan
struktural maka masuk dalam kategori Dalam
melalui proses perdata, bank akan dilakukan
Pengawasan Khusus (DPK). Apabila masuk ke
uji fit and proper test (tes kelayakan dan
dalam pengawasan khusus yang berjangka
kepatuhan) baik dari sisi pemilik bank maupun
waktu 6 bulan tidak dapat mengatasi dan
pemegang sahamnya. Apabila terjadi hal yang
keluar dari status pengawasan tersebut bank
tidak layak maka mereka yang melakukan
bisa masuk ke dalam pengawasan intensif, dan
pelanggaran akan dimaasukkan ke dalam
jika tidak teratasi juga bank akan ditutup atau
Daftar Tidak Lulus (DTL), sehingga mereka
likuidasi.
tidak diperkenankan untuk menjadi pengurus
Selain
hasil
lanjut
bank dalam kurun waktu tertentu. Karena
pengawasan, KOJK Jember juga memberikan
Sumber Daya Manusia adalah komponen
sanksi
melakukan
organisasi yang maha penting, jika sumber
pelanggaran, sanksi tersebut berupa sanksi
daya manusianya tidak memiliki integritas
sanksi administratif dan sanksi hukum, dalam
yang tinggi maka masa depan kegiatan
pelaksanaanya KOJK Jember mendapatkan
operasional perbankan nantinya yang akan
beberapa
berujung tidak baik. Oleh karena itu fit and
bagi
status
mereka
bank
yang
tindak
yang
mengalami
sanksi
administratif seperti ketika bank terlambat
proper
dalam menyerahkan laporan. Hal tersebut
keberhasilan
dapat dikenakan denda atau teguran lainnya
berkaitan dengan pengurus bank dan pejabat
kepada pihak bank yang tidak menjalankan
dalam pengelolaan bank.
peraturan
perbankan
Pelanggaran Situbondo,
di
yang
wilayah
Lumajang,
kerja
berlaku. Jember,
Banyuwangi,
test
ini
perlu
operasional
Pengawasan
KOJK
sebagai
penentu
perbankan
Jember
yang
selain
memberi sanksi, mereka juga berupaya untuk
dan
membangun perbankan di wilayah kerjanya
Bondowoso ini masihlah ada, dikarenakan
menjadi lebih maju dengan memberikan
semakin berkembangnya operasional pasti
penghagaan (reward) kepada bank yang
juga memunculkan banyak risiko, apabila
memiliki kinerja terbaik baik dari sisi aset
risiko tidak ada bank dapat dikatakan tidak
maupun pelayanan. Mengingat KOJK Jember
berkembang.
memfokuskan pengawasannya pada bank-bank yang berkantor pusat di wilayah kerjanya
e- SOSPOL XXX
13 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
hanya terdapat dua bank, yaitu BPRS Asri
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Madani dan BPRS Situbondo. Mereka benar-
pengawasan
benar ingin membina perbankan tersebut agar
mudharabah
dapat bersaing dengan bank-bank umum
wilayah kerja KOJK Jember, peneliti dapat
lainnya.
menarik kesimpulan bahwa KOJK Jember
Namun,
penelitian
ini
belum
penyaluran pada
pembiayaan
bank-bank syariah
melakukan pengawasan khususnya
di
dalam
sepenuhnya memperoleh hasil yang optimal
penyaluran pembiayaan mudahrabah dengan
khususnya dalam penyaluran pembiayaan
menggunakan dua cara yaitu pengawasan
mudharabah,
keterbatasan
langsung dan tidak langsung. Pengawasan
dalam obyek penelitian. Keterbatasan tersebut
penyaluran pembiayaan mudharabah ini sudah
adalah dalam observasi yang dilakukan pada
baik secara internal dari sisi perbankannya
beberapa perbankan syariah yang berada di
tetapi di sisi nasabah secara eksternal belum
wilayah kerja KOJK Jember seperti pada
bisa digambarkan, karena adanya keterbatasan
BPRS Asri Madani kegiatan operasional
informasi dalam penelitian. Pengawasan bank
pembiayaan mudharabah baru berlangsung
yang dilakukan KOJK Jember mengacu pada
selama tiga bulan sehingga belum optimal
prinsip kehati-hatian dan berdasarkan sistem
untuk dilakukan pengawasan. Kemudian di
risk based supervison. Risk based supervision
Bank Syariah Mandiri (BSM) tidak dapat
ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya
memberikan
suatu risiko pada bank sedini mungkin,
karena
adanya
informasi
berhubung
BSM
cabang Jember tersebut belum mendapatkan
sehingga
izin dari BSM pusat untuk memberikan
pengawasannya
informasi
melihat
apapun
terkait
BSM
tersebut.
OJK profil
dapat
melakukan
sewaktu-waktu risiko
dengan
bank-bank.
Hasil
Selanjutnya pada Bank Muamalat Indonesia
pengawasan yang berupa laporan dan kondisi
(BMI) perizinan untuk mendapatkan infornasi
riil di perbankannya dapat diberikan tindakan
terlalu memakan jangka waktu yang cukup
status pengawasan kepada banknya yang dapat
lama. Sehingga itu menjadi kelemahan dalam
digolongkan
penelitian ini, namun berdasarkan informasi
intensif, dan khusus. Kantor Otoritas Jasa
yang diperoleh dari KOJK Jember dan BPRS
Keuangan
Asri Madani tersebut memiliki kesesuaian
mengoptimalkan pengawasannya di wilayah
antara keduanya dalam prosedur pengawasan
kerja
bank.
Bondowoso, dan Lumajang berusaha untuk
dalam Jember
Jember,
pengawasan juga
berupaya
Banyuwangi,
normal, untuk
Situbondo,
meminimalisir terjadinya suatu risiko dengan PENUTUP Kesimpulan
e- SOSPOL XXX
memberikan
sanksi
yang
berupa
sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Namun, tidak
14 Firdaus et al., 2015. Pengawasan Penyaluran Pembiayaan Mudharabah pada Bank-Bank Syariah.......
hanya sanksi yang diberikan tetapi juga hadiah, penghargaan, dan edukasi perbankan bagi mereka yang terus berlomba untuk menjadi yang terbaik.
Moleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Otoritas Jasa Keuangan Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan. 2014. Booklet Perbankan Indonesia 2014. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
Saran 1. Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jember sebagai lembaga pengawas jasa keuangan
Rivai, V. & Arifin, A. 2010. Islamic Banking. Jakarta: Bumi Aksara.
yang masih baru dapat memperkenalkan keberadaan dan fungsinya pada masyarakat di wilayah kerjanya serta terus menambah program untuk memajukan kualitas dan perkembangan perbankan. 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan
informasi
pengawasan
eksternal yang melibatkan nasabah. DAFTAR BACAAN Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Bank Indonesia. 2012. Laporan Pengawasan Perbankan 2012. Jakarta: Bank Indonesia Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2012. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
e- SOSPOL XXX
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Triandaru, S. & Budisantoso. T. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Kompasiana.2014.Kebijakan Makroprudential Bank Indonesia (BI) untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK). http://m.kompasiana.com/ [4November 2014] Stabilitas. 2013. Setitik Nila di Perbankan Syariah. http://www.stabilitas.com/. [11 November 2014] Wikipedia Indonesia.http://id.wikipedia.org/ wiki [2014-2015]