IMPLEMENTASI KONSEP SYARIAH DAN AKAD AKTIVITAS PERBANKAN & KEUANGAN SYARIAH PADA
DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN
Pengertian Bank & Perbankan Syariah Menurut Undang-Undang UU No.21 Th 2008
BANK Badan usaha yang menghimpun dana
BANK SYARIAH Bank yang menjalankan kegiatan
dari masyarakat dalam bentuk
usahanya berdasarkan Prinsip
simpanan dan menyalurkannya
Syariah dan menurut jenisnya
kepada masyarakat dalam bentuk
terdiri atas Bank Umum Syariah
kredit dan/atau bentuk lain dalam
dan Bank Pembiayaan Rakyat
rangka meningkatkan taraf hidup
Syariah.
rakyat.
2
Asas, Tujuan, dan Fungsi Perbankan Syariah
Asas Tujuan
Fungsi
• Melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, prinsip demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian • Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat
• Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. • Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. • Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
3
SEJARAH BANK SYARIAH
Latar Belakang Kelahiran Bank Syariah “Bank” sebagai istilah lembaga keuangan tidak pernah disebutkan secara eksplisit dalam Al Qur’an. Tiga fungsi utama perbankan : 1. Menghimpun dana 2. Menyalurkan dana 3. Memberikan jasa lalu lintas pembayaran Fungsi-fungsi tsb telah dijalankan sejak jaman Rasulullah SAW secara individu dan satu fungsi. Praktek Perbankan pada zaman Bani Ummayah dan Bani Abbasiah : individu, 3 fungsi Pada Zaman Abassiah, tumbuh orang-orang yang mempunyai keahlian khusus : 1. Naqid (kurir) 2. Sarraf (penukar uang) 3. Jihbiz (penerima titipan)
Praktek Perbankan di Eropa :Jihbiz dibawa secara perorangan dan telah dilakukan oleh institusi sampai di Eropa : Raja Henry VIII tahun 1545 membolehkan bunga. Raja Edward VI melarang praktek bunga, Ratu Elizabeth I kembali membolehkan bunga. Terjadi renaissance pada bangsa Eropa, peradaban muslim runtuh. Dunia dikuasai praktek perbankan yang berbasis bunga.
5
Perbankan Syariah Modern
Negara-negara muslim mulai mendirikan bank tanpa bunga. Malaysia tahun 40-an, Pakistan tahun 50-an. Inovasi bank syariah di Mesir tahun 1963; paling sukses dan inovatif : Mit Ghamr Local Saving Bank. Tahun 1967 terjadi kekacauan politik sehingga mengalami kemunduran dan diambilalih National Bank of Egypt yang berbasis bunga. IDB didirikan oleh OKI tahun 1975, 22 negara Islam sbg pendiri. Saat ini dimiliki oleh 57 negara anggota dng kantor pusat di Jeddah. Tahun 70-an mulai menyebar di beberapa negara Pakistan, Iran dan Sudan. Tahun 80-an hingga sekarang telah menjalar dan berkembang di negara-negara Arab, Asia Tenggara dan Eropa 6
Perbankan Syariah di Indonesia
Eksistensi perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional didasari oleh kesadaran & kebutuhan Ummat Islam yang ingin menjalankan aktifitas ekonomi sesuai tuntutan agama serta optimalisasi potensi ekonomi masyarakat luas. BPR Syariah pertama di Bandung: BPRS Berkah Amal Sejahtera (1988) Tahun 1992 : UU No7 Ttg Perbankan; PP No.72 tentang bank bagi hasil: Bank Muamalat.
Tahun 1998; UU No.10/98; Perbankan Syariah, Bank Konvesional diperbolehkan membuka Cabang Syariah; berdiri BSM dan UUS Tahun 2008 melalui Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjadi tonggak yuridis baru operasional bank syariah
7
PRINSIP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH
LARANGAN BUNGA/RIBA
DASAR HUKUM ISLAM
KRISTEN
YAHUDI
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S Ali Imran: 130) • “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.” (Q.S Al-Baqarah 278-279)
• Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orangorang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35) • Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII): Larangan mengambil bunga merujuk kepada Old Testament yang juga diimani oleh orang Kristen. i.e {St. Basil (329-379); St. Gregory dari Nyssa (335-395); St. John Chrysostom (344-407); St. Alsem dari Centerbury (1033-1109)}
• “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.” Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25 • “Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan.” Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19 • “Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.” Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
• “Hai
9
Identifikasi Transaksi yang Dilarang
P E N Y E B A B
Haram Zatnya: li dzatihi
Haram Selain Zatnya
Melanggar prinsip “Saling Ridho” An Taraddin Minkum Melanggar prinsip “Keadilan” (terdapat Unsur Dzalim) La Tazhlimuna wa
la tuzhlamun
Rukun tidak terpenuhi Tidak Sah
Ta’aluq
Tadlis
Tidak didasarkan prinsip kerelaan (ridha); assymetric information
Ihtikar
Rekayasa Pasar (Supply)
Bai Najasy
Rekayasa Pasar (demand)
Gharar
Uncomplete Information; uncertainty to both party
Riba
Fadl Nasiah Jahiliah
Two In One 10
Fungsi Uang Menurut Ekonomi Syariah EKONOMI KAPITALIS
EKONOMI SYARIAH Alat Pertukaran (Medium of Change) Fungsi Uang
Alat Pertukaran (Medium of Chage)
Fungsi Uang Satuan Nilai (Unit of Account)
Satuan Nilai (Unit of Account) Penyimpan Nilai (Store of Value)
Kemudian berkembang menjadi : “Motif money demand for speculation” (Komoditi Perdagangan) 11
Akibat Merubah Fungsi Uang Menjadi Komoditi Menurut Imam al-Ghazali (Kitab Ihya Ulumuddin): “Memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai uang”
Dampak saat ini : BUBBLE GUM ECONOMY
12
Ibnu Tamiyah (Kitab Majmu Fatwa Syaikhul Islam)
Pada abad ke 13 telah menyampaikan peringatan mengenai uang sebagai komoditi, yakni: Perdagangan uang akan memicu inflasi Hilangnya kepercayaan orang terhadap stabilitas nilai mata uang Perdagangan dalam negeri akan menurun Perdagangan internasional akan menurun Emas & Perak akan mengalir keluar negeri
13
Perdagangan Uang = Riba
Mudarat > Manfaat Konsep dasar Bank Syariah Mengembalikan fungsi uang sesuai khitah : Alat Pertukaran (Medium of Change)
Satuan Nilai (Unit of Account)
Bukan sebagai salah satu KOMODITI
14
Dampak Riba Bagi Perekonomian Indonesia
Krisis nilai tukar mata uang rupiah
Inflasi sulit dikendalikan Bubble Economy Krisis Perbankan Hutang Pemerintah dan dunia usaha terus membengkak dan tidak pernah selesai Gap antara sektor riil dengan sektor keuangan semakin lebar Masalah kemiskinan sulit dipecahkan
15
Dialektika Pengaruh Suku Bunga Suku Bunga Tinggi (memberatkan pengusaha sebagai pengguna dana)
Suku Bunga Rendah (merugikan investor dan penabung)
• Menghambat investasi dan formasi modal • Menimbulkan penurunan produktivitas dan kesempatan kerja • Laju pertumbuhan menjadi rendah
• Ketidakmerataan pendapatan dan kekayaan • Merangsang pengeluaran konsumtif sehingga menimbulkan tekanan inflasionir • Mendorong investasi yang tidak produktif dan spekulatif • Menciptakan kelangkaan modal • Menurunnya kualitas investasi • Mengurangi rasio tabungan kotor 116
Tujuan Pendirian Bank Berdasarkan Prinsip Syariah Masyarakat memerlukan perbankan yang mendorong sharing economy yang terbebas dari bunga, tidak bersifat spekulatif dan pembiayaan kegiatan usaha riil. Bank syariah didirikan untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait, dengan prinsip utama berupa : Penghindaran riba Perolehan keuntungan yang sah menurut syariah dan Menyuburkan zakat dan sedekah Turut serta memakmurkan dan menyejahterakan bangsa
17
Peran Bank Syariah Sebagai Lembaga Intermediasi
Titipan
Investasi
Investasi
Jual-beli
Surplus Unit
Deficit Unit Bagi hasil / Bonus
Bagi hasil / Keuntungan jual-beli
Bank Syariah dengan konsep sharing based menghidupkan sector usaha dan Sektor riil dan termitigasi dari risiko negative spread 18
Visi Bank Syariah (Versi Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019)
Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi
19
Kerangka Dasar Pengembangan Bank Syariah FALAH Keadilan (‘adalah)
Keseimbangan (Tawazun)
Kemaslahatan (Mashlahah)
La Riba La Maysir La Gharar La Dzulm La Haram
Riil-Financial Risk-Return Eksplorasi-Konservasi Bisnis-Sosial Material-Spiritual
Iman-Takwa Regenerasi Jiwa Harta Akal
UKHUWAH SYARIAH
AKHLAK AQIDAH 21
Konsep Dasar Perbankan Syariah Islamic Economics Values
FALAH •
ADIL
SEIMBANG
MASLAHAT
UKHUWAH SYARIAH AKHLAK AQIDAH
National Heritage
Masyarakat berketuhanan Adab dan moral yang tinggi Persatuan dan gotong royong Kesejahteraan bersama
• • •
• •
Etika, Moral yang Luhur dan memenuhi prinsip syariah Good Governance Real Sector Development Limitation of Bubble Economy Inclusion of the Society in the Economic Growth Ekonomi partisipatif berlandaskan keadilan dan kesetaraan
a. Akses sumber daya ekonomi yang merata. b. Dorongan implementasi konsep profit and loss sharing c. Sinkronisasi sektor keuangan dan riil d. Sustainable and Responsible Investment e. Prudential practices f. Shariah compliance
Masyarakat Indonesia Yang Sejahtera
22
Prinsip Dasar Umum Transaksi Syariah (Muamalah) 1. Prinsip kebebasan usaha dan berkontrak (Hurriyah) 2. Asas saling ridha (‘An Taradhin) 3. Objek / Underlying Transaksi Halal-Thayyib 4. Bebas dari bunga (riba) dan eksploitasi (Dzulm) 5. Bebas dari manipulasi (Gharar) 6. Kemitraan yang saling menguntungkan (Ta’awun) 7. Bebas dari unsur membahayakan (Mudharat) 8. Bebas dari unsur spekulasi (Maysir) 9. Bebas dari praktik menimbun (Ihtikar) 23
Pengertian Dasar dan Jenis Riba
RIBA
FADL
Riba karena pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan
NASIAH
Riba karena hutang piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama risiko dan hasil usaha muncul bersama biaya
JAHILIAH
Hutang yang dibayar melebihi pokoknya karena peminjam tidak mampu mengembalikan tepat waktu
24
Definisi Riba “Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya tambahan. Menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.
Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kualitas ataupun kuantitas, baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan. Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil ”. Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syar’ie.
25
Gambaran Terjadinya Riba Jual Beli
Pinjaman
Beli
Jual
Kelebihan
Ket
Pinjam
Kembali
Kelebihan
Ket
100.000
120.000
20.000
Laba
100.000
120.000
20.000
Riba
Jual Beli (Riba Fadhl)
Jual Beli Tidak Spot / Tidak Tunai
Beli Rp
Jual Rp
Kelebihan
Ket
Jual US$
Beli Rp
Waktu
Ket
100.000
120.000
20.000
Riba
100.000
120.000
Tidak Tunai/ Spot
Riba
26
Jenis-jenis Riba Secara garis besar riba terbagi kepada 2 bagian :
Riba Qord Riba Hutang Piutang
Manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan
Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan kadar/takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”
Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya
RIBA
Riba Jual Beli
27
Jenis-jenis Riba BUNGA
BAGI HASIL
Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung
Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming” Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil 28
9 Kelemahan Argumen yang Mengatakan Bunga (Interest) Bukan Riba 1. Dalam keadaan darurat bunga halal hukumnya 2. Hanya bunga yg berlipat ganda yg dilarang, suku bunga yg wajar dan tidak mendzalimi diperkenankan 3. Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut 4. Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian 5. Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya 6. Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai uang
7. Bunga diberikan atas dasar abstinence 8. Sejumlah uang pada masa kini punya nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan nilai ini 9. Bank, demikian pula Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk terkenai teritorial hukum taklif 29
4 TAHAPAN PELARANGAN RIBA DALAM AL-QUR’AN
4 Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al-Qur’an Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)” (QS. Ar Rum : 39)
31
4 Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al-Qur’an Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. Firman Allah SWT : “Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih” (QS. An-Nisa: 160-161)
32
4 Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al-Qur’an
Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran:130) Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu yang banyak berlaku pada masa itu.
33
4 Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al-Qur’an Tahap keempat, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil daripada pinjaman. Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya” (QS. Al Baqarah: 278-279)
34
LARANGAN RIBA DALAM HADITS
Larangan Riba Dalam Hadits “Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan berarti (tantangan untuk) perang” Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada Itab bin Usaid, Gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam) dari Bani Mughirah. “Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan” Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah. 36
Larangan Riba Dalam Hadits Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang yang memakan riba” (HR.Bukhari) Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian Beliau bersabda : “Mereka itu semuanya sama” (HR.Muslim) 37
Keputusan Lembaga Fatwa Dunia Tentang Bunga Dewan Studi Islam Al-Azhar, Cairo Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang diharamkan. (Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965 M) Rabithah Alam Islamy Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19 Rajab 1406 H) Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atau bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran dari riba yang diharamkan secara syariah. (Keputusan No. 10 Majelis Majma’ Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28 Desember 1985) 38
Keputusan Fatwa Ormas Islam Indonesia Tentang Bunga Nadhlatul Ulama
Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian lain mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan syubhat. Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan sistem tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992)
Muhammadiyah
Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara “mustasyabihat.” Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo, 1968) Majelis Tarjih PP Muhammadiyah mengharamkan bunga (2006 dan 2010)
Majelis Ulama Indonesia
Kelanjutan dari fatwa Lokakarya Alim Ulama, Cisarua 1991, pada lokakarya MUI 2003 dihasilkan fatwa bulat tentang keharaman bunga MUI sepakat mengharamkan bunga (2004)
39
Prinsip Operasional & Produk Bank Syariah Wadiah & Mudharabah Titipan
Giro & Tabungan
Bonus
Murabahah, Istishna, Ijarah, & Salam Trade Financing
Margin/Mark-Up
Jual-Beli
Investor
Bank Islam
Pool Dana
Fee Based
Entrepreneur Investasi
Deposito Investasi
Mudharabah
Bagi Hasil
Investment Financing
Mudharabah & Musyarakah
Bagi Hasil
Kafalah, Hiwalah, Wakalah, & Sharf 41
Konsep Dasar Operasional Bank Syariah Zakat
bagi hasil & bonus
bagi hasil
Pemilik Bank
Simpanan
Modal Debt Financing (Jual beli)
•Murabahah •Isthisna •Salam
- Giro wadiah - Tabungan wadiah/ mudharabah - Deposito Mudharabah
profit margin
Equity Financing /PLS
Bank Syariah
bagi hasil
Ijarah, Wakalah Kafalah, dll Fee based income
•Mudharabah •Musyarakah
Jasa-jasa sewa, jaminan, agency dll
42
Pengaruh Bank Syariah Terhadap Perekonomian Pertumbuhan Ekonomi
Asuransi Syariah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Obligasi Syariah/Sukuk
Reksadana Syariah Bank Syariah Pasar Modal Syariah Perusahaan Pembiayaan Syariah
Mendorong Aktivitas Sektor Riil Dan Pengembangan Bisnis Syariah
Pengentasan Kemiskinan
Penurunan Pengangguran
Modal Ventura Syariah Voluntary Sector (ZISWaf)
Stabilitas Sistem Keuangan 43
Sekian