PENGAWASAN MUTU PENGEMASAN PRIMER PADA MESIN SINGLE LINE DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
Oleh: ALEKSANDER BOLI WISNU P.L 12.70.0154
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014
PENGAWASAN MUTU PENGOLAHAN PRIMER PADA MESIN SINGLE LINE DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
Oleh: ALEKSANDER BOLI WISNU P.L NIM : 12.70.0154 Program Studi: Teknologi Pangan
Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal :
Semarang, 5 Januari 2015 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata
Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing
Erni Laras
R.Probo Y. Nugrahedi STP, MSc
Dekan
Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat anugerah-Nya sehingga laporan kerja praktek dengan judul “Pengawasan Mutu Pengemasan Primer Pada Mesin Single line di PT Marimas Putera Kencana, Semarang” dapat diselesaikan tepat waktu. Selesainya laporan kerja praktek ini juga tak lepas dari dukungan, doa dan bimbingan banyak pihak yang diberikan kepada penulis. Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc., selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kerja praktek. 2. Bapak R Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc , selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan kerja praktek ini. 3. Bapak Harjanto Kusuma Halim, MSc., selaku pimpinan PT Marimas Putera Kencana Semarang yang telah mengijinkan penulis melaksanakan kerja praktek di perusahaan beliau. 4. Ibu Theresia Widowati selaku Human Resources Development (HRD) PT Marimas Putera Kencana Semarang yang telah menerima penulis untuk melaksanakan kerja praktek kerja praktek di PT Marimas Putera Kencana. 5. Ibu Erni Laras., selaku manajer Quality Control Unit Produksi 2 PT Marimas Putera Kencana Semarang dan pembimbing lapangan yang telah membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan kerja praktek. 6. Seluruh staf dan karyawan PT Marimas Putera Kencana Semarang yang telah memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis. 7. Orang tua, adik dan keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kerja praktek. 8. Yusdhika Bayu dan Siti Qolifah., teman dan rekan satu kelompok kerja praktek yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melaksanakan kerja praktek. 9. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan kerja praktek.
ii
Masih banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kerja praktek yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca dan pihakpihak yang membutuhkan. Terima kasih.
Semarang, 5 Januari 2015
Penulis Aleksander Boli Wisnu P.L
iii
DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
ii iv v vi
1. PENDAHULUAN
1
2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan 2.2. Visi dan Misi Perusahaan 2.3. Struktur Organisasi 2.4. Laboratorium di PT Marimas Putera Kencana 2.5. Ketenagakerjaan 2.6. Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan
2 2 3 3 4 4 5
3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1. Jenis Produk 3.2. Pemasaran Produk
6 6 8
4. PRODUKSI 4.1. Bahan Baku 4.2. Alur Produksi 4.3. Penggilingan dan Penimbangan Gula
9 9 10 10
5. Pengawasan Mutu Pengemasan Primer Mesin Single line
14
6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 6.2. Saran
20 20 20
7. DAFTAR PUSTAKA
21
8. LAMPIRAN
22
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kemasan Produk Marimas dengan 26 Varian Rasa Buah Segar. ................ 7 Gambar 2. Kemasan Produk Fruitz-C dengan 5 Varian Rasa ..........................................8 Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi .......................................................................12 Gambar 4. Persentase Reject di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal
1-12 Juli
2014 (Shift Pagi) .......................................................................................... 16 Gambar 5. Persentase Reject Uji Rimbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (Shift Pagi) ............................................................................17 Gambar 6. Persentase Reject Uji Timbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (Shift Pagi) ...........................................................................18
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembagian Tugas Departemen di PT Marimas Putera Kencana Semarang ....................................................................................................23 Lampiran 2. Pembagian Tugas Karyawan PT Marimas Putera Kencana Semarang ................................................................................................. ..26 Lampiran 3. Struktur Organisasi .................................................................................. ..27 Lampiran 4. Denah Ruang Pabrik PT Marimas Putera Kencana Unit 2 Bagian Produksi Lantai 1 .................................................................................... ..28 Lampiran 5. Denah Ruang Pabrik PT Marimas Putera Kencana Unit 2 Bagian Produksi lantai 2 ...................................................................................... ..29 Lampiran 6. Syarat Mutu Gula Kristal Rafinasi (SNI 01-3140.2-2006) ..................... ..30 Lampiran 7. Presensi Kerja Praktek ............................................................................. ..31
vi
1. PENDAHULUAN
Dalam suatu sistem produksi makanan atau minuman, pengemasan merupakan suatu hal yang sangat mendasar dan sangat penting. Pengemasan yang dilakukan sangat berkaitan erat dengan mutu dari suatu produk makanan atau minuman. Dengan adanya pengemasan dapat mempertahankan kondisi suatu produk makanan dari adanya kontak dengan lingkungan sekitar sehingga adanya bahaya kontaminasi dapat dicegah.
Proses pengendalian mutu khususnya pada proses pengemasan merupakan suatu hal yang harus dilakukan mengingat adanya komitmen untuk mempertahankan kualitas produk sebagai suatu industri minuman. Maka dari itu akan dibahas mengenai penerapan standar mutu pada proses pengemasan di Unit Produksi 2 PT. Marimas Putera Kencana. Uji rimbang dan uji berat dari suatu rentengan merupakan salah satu uji yang dilakukan pada Unit Produksi 2 PT.Marimas Putera Kencana sehingga akan dibahas mengenai kedua uji tersebut.
Pemilihan PT Marimas Putera Kencana sebagai tempat kerja praktek dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi minuman serbuk terkemuka di Indonesia. Selain itu, PT Marimas Putera Kencana selalu meningkatkan kualitas SDM, perangkat produksi, manajemen perusahaan dan perluasan pemasaran, mutu produk, serta aktif dalam kegiatan sosial lingkungan masyarakat. Salah satu manajemen mutu yang telah diperoleh oleh PT Marimas Putera Kencana yaitu standarisasi internasional ISO 9001:2000.
1
2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan
PT Marimas Putera Kencana merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi minuman serbuk. Hingga kini, perusahaan tersebut telah memproduksi berbagai varian rasa minuman serbuk. Salah satu minuman serbuk yang menjadi produk andalannya adalah Marimas, tetapi juga telah diproduksi produk lain seperti Mari Teh, Es Puter, Teh Arum dan Pop Up. Saat ini juga telah diproduksi Fruitz-C yang merupakan produk dengan pangsa pasar menengah ke atas.
PT Marimas Putera Kencana merupakan perusahaan perseroan terbatas. Perusahaan ini bermula dari sebuah home industry yang didirikan oleh Harjanto Kusuma Halim, MSc dan dikelola dengan sistem manajemen keluarga. Home industry yang memproduksi minuman serbuk ini mulai mendapatkan izin usaha pada 16 Agustus 1995. Marimas adalah produk minuman serbuk pertama yang diproduksi oleh perusahaan ini dengan rasa buah tropis khas Indonesia (19 Oktober 1995). Awalnya hanya ada satu rasa, yaitu jeruk segar, tetapi kini telah diproduksi 26 rasa Marimas. Produk yang diproduksi telah terdaftar di BPOM, dan telah mendapatkan sertifikasi halal serta ISO 9001:2000 (Penerapan Sistem Manajemen Mutu).
PT Marimas Putera Kencana terletak di Kawasan Industri Candi, Jalan Gatot Subroto, Semarang. Pada mulanya PT Marimas Putera Kencana ini terletak di Jalan Senjoyo kemudian mengalami perkembangan. Saat ini, PT Marimas Putera Kencana memiliki beberapa lokasi perusahaan, yaitu :
Kantor pusat yang terletak di Jalan Gatot Subroto blok D/21.
Unit Produksi 1(UP 1) terletak di Jalan Gatot Subroto blok 1/11-12
Unit Produksi 2 (UP2) terletak di Jalan Gatot Subroto blok I/1-2 .
Unit Pengolahan berada di Jalan Gatot Subroto blok 1.
Departemen Teknik berada di Jalan Gatot Subroto blok 6.
Departemen Umum berada di Jalan Gatot Subroto blok 7.
Gudang berada di Jalan Gatot Subroto blok 1.
2
3
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi utama PT Marimas Putera Kencana adalah untuk menjadi produsen minuman serbuk nomor satu di pangsa pasarnya. Kebijakan mutu yang diterapkan oleh PT Marimas Putera Kencana setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 yaitu untuk senantiasa memenuhi harapan pelanggan secara terus menerus dengan melaksanakan sistem mutu yang terdokumentasi melalui: 1.
Pernyataan setiap individu karyawan secara terpadu
2.
Penanaman sikap mental yang proaktif
3.
Tindakan perbaikan yang berkesinambungan
2.3.
Struktur organisasi
PT Marimas Putera Kencana dipimpin oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh wakil direktur. PT Marimas Putera Kencana memiliki 14 departemen yang berada di bawah seorang Wakil Direktur, yaitu Departemen Personalia, Departemen Production, Planning, and Inventory Control (PPIC), Departemen Pembelian, Departemen Pemasaran (Marketing), Departemen Teknik, Departemen Pengemasan, Departemen Keuangan, Departemen Quality
Control (QC), Departemen Research and
Development, Departemen Rekayasa Proses, Departemen Pengolahan, Departemen Umum, Departemen Quality System dan Departemen Pajak. Penjelasan mengenai tugas yang dilaksanakan oleh tiap departemen dapat dilihat pada Lampiran 1. Setiap departemen dipimpin oleh seorang manajer. Di departemen QC dipimpin oleh manajer yang dibantu oleh asisten manajer lapangan, asisten manajer laboratorium, asisten manajer bahan penolong, asisten manajer produk retur, dan asisten manajer bahan baku.
4
2.4. Laboratorium di PT Marimas Putera Kencana
PT Marimas Putera Kencana mempunyai 3 laboratorium, yaitu: 1. Laboratorium bahan baku, merupakan laboratorium pengujian bahan baku yang datang dari supplier. Bahan baku yang telah lolos uji QC dan dinyatakan OK, maka dapat digunakan dalam proses produksi. Sedangkan apabila tidak lolos pengujian, maka akan ditolak dan bahan baku tersebut akan diletakan di pallet berwarna merah, atau pallet tempat bahan reject. 2. Laboratorium bahan setengah jadi, merupakan laboratorium pengujian bahan setengah jadi yang akan dimasukkan ke mesin pengemas. Pengambilan sampel dari moving hopper dilakukan oleh petugas filler tiap ruang filling. 3. Laboratorium bahan jadi, merupakan laboratorium pengujian mutu produk jadi. Salah satu pengujian yang dilakukan yaitu pengujian umur simpan produk.
2.5. Ketenagakerjaan Perusahaan
Karyawan yang bekerja di UP 2 dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan keterikatannya dengan perusahaan, yaitu: 1. Karyawan tetap yang bekerja secara permanen di perusahaan ini dan menerima gaji setiap bulan. 2. Karyawan kontrak yaitu karyawan yang bekerja secara kontrak selama periode waktu tertentu (3 bulan). Periode waktu kerja karyawan ini dapat diperpanjang apabila karyawan memiliki kualitas kerja yang baik. Karyawan kontrak menerima gaji setiap bulan. 3. Karyawan borong
adalah
karyawan
yang
dibutuhkan apabila perusahaan
membutuhkan karyawan tambahan ketika terjadi peningkatan produksi dan akan diberhentikan apabila perusahaan tidak membutuhkan karyawan tambahan. Dalam arti lain, karyawan ini adalah karyawan yang tidak memiliki keterikatan kontrak dengan perusahaan dan menerima gaji setiap minggu.
Karyawan yang bekerja di UP 2 memiliki tugas masing-masing. Pembagian tugas karyawan dapat dilihat pada Lampiran 2. Waktu kerja di PT Marimas Putera Kencana
5
terbagi dalam 3 shift, dimana setiap shift memiliki waktu kerja selama 8 jam kerja. Pada hari senin- jumat, waktu kerjanya adalah sebagai berikut: o Shift pagi, pukul 8.00 – 16.00 WIB o Shift sore, pukul 16.00 – 24.00 WIB o Shift malam, pukul 24.00 – 08.00 WIB
Sedangkan pada hari sabtu, setiap shift memiliki waktu kerja selama 5 jam (setengah hari), waktu kerjanya adalah sebagai berikut: o Shift pagi, pukul 8.00 – 13.00 WIB o Shift sore, pukul 13.00 – 18.00 WIB o Shift malam, pukul 18.00 – 23.00 WIB
Sistem kerja shift ini hanya diberlakukan untuk Departemen Teknik, Departemen Pengolahan, Departemen Quality Control, dan Departemen Pengemasan. Jam kerja akan ditambahkan (over time) apabila permintaan pasar meningkat atau produk belum memenuhi target. Over time dapat dilakukan pada hari sabtu, minggu atau hari libur.
Setiap shift memiliki jam istirahat selama 45 menit bagi karyawan dan staf. Waktu istirahat ini termasuk waktu makan dan istirahat. Waktu istirahat tiap shift dilakukan dalam dua gelombang. Hal ini dikarenakan setiap karyawan tidak beristirahat di waktu yang sama supaya proses pengemasan tetap terkontrol setiap waktu.
2.6. Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan
Perlengkapan yang dilakukan oleh karyawan selama bekerja yaitu seragam kerja yang berupa kaos dan celana. Seragam yang dikenakan oleh setiap karyawan dibedakan berdasarkan golongan karyawan dalam perusahaan tersebut. Karyawan tetap mengenakan seragam berwarna kuning, karyawan kontrak mengenakan seragam berwarna orange, karyawan magang mengenakan seragam berupa kaos putih polos, dan karyawan borong mengenakan seragam dari perusahaan penyedia jasa asal mereka.
3. SPESIFIKASI PRODUK
3.1. Jenis Produk
Unit 2 PT Marimas Putera Kencana hanya memproduksi satu jenis produk yaitu produk minuman serbuk. Minuman serbuk yang diproduksi di Unit 2 PT Marimas yaitu Marimas dan Fruitz-C. Ada 26 varian rasa Marimas dan 5 varian rasa Fruitz-C yang diproduksi di Unit 2. Fruitz-C merupakan produk minuman serbuk yang baru diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana di Unit 2.
3.1.1.Marimas
Marimas merupakan produk minuman serbuk yang diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana Semarang. Marimas dikemas dalam kemasan laminasi dengan aluminium foil. Setiap kemasan memiliki berat kotor sekitar 8,9-9,3 gram dengan berat bersih 8 gram dan berat kemasan primer sekitar 0,9 gram. Minuman serbuk dalam kemasan sachet tersebut dikemas dalam kemasan sekunder yang berupa plastik PE dan dikemas dalam kemasan tersier berupa kardus. Dalam satu kardus ada 720 sachet minuman serbuk. Satu kardus berisi 6 plastik kemasan sekunder, dan setiap kemasan sekunder terdiri dari 12 renteng minuman serbuk dalam kemasan primer. Satu renteng terdiri dari 10 sachet minuman serbuk. Pada kemasan primer, terdapat informasi mengenai nama produk, jenis rasa, berat bersih, keterangan BPOM, nama produsen, cara penyajian, komposisi, dan tanggal kadaluarsa. Pada setiap kemasan juga tercantum kode rasa dari marimas itu sendiri. Marimas juga dikemas dalam kemasan modern market. Kemasan Marimas saat ini merupakan desain yang terbaru. Desain kemasan marimas telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan perkembangan industri pangan.
6
7
Gambar 1. Kemasan produk marimas dengan 26 varian rasa buah segar. Dari kiri atas ke kanan bawah yaitu jeruk segar, lemon, gula asam, sirsak, strawberry, jeruk manis, buah melon, cocopandan, framboze, mangga, apel, jambu biji, anggur, es kelapa muda, buah leci, blueberry, jeruk pontianak, mangga gincu, jeurk nipis, buah naga, cincau, blackberry, semangka, kiwi, nangka dan nanas. (Sumber: www.marimas.com) 3.1.2.Fruitz-C
Di Unit produksi 2 PT Marimas Putera Kencana, juga diproduksi Fruitz-C yang merupakan produk minuman serbuk yang baru diproduksi tahun ini. Terdapat 5 varian rasa dari Fruitz-C yaitu Sirsak Ratu, Florida Orange, Pink Guava, Jeruk nipis, dan Anggur. Fruitz-C adalah produk yang kaya vitamin C dan dibuat dari 100% gula rafinasi. Berat bersih Fruitz-C yaitu 28 gram. Frutiz-C dikemas dalam kemasan primer yang lebih besar dan tebal dari kemasan untuk produk Marimas. Kemasan primer Fruitz-C berupa kemasan laminasi Aluminium foil. Sama halnya dengan Marimas, Fruitz-C dalam kemasan sachet kemudian dikemas dalam kemasan sekunder yang berupa plastik PE. Dalam setiap kemasan sekunder terdapat 6 renteng Fruitz-C, dimana setiap renteng terdiri dari 6 sachet. Kemasan tersier yang digunakan berupa karton.
8
Gambar 2. Kemasan produk Fruitz-C dengan 5 varian rasa Dari kiri ke kanan yaitu florida orange, pink guava, sirsak ratu, jeruk nipis, dan anggur (Sumber: www.marimas.com). 3.2. Pemasaran Produk
Produk PT Marimas Putera Kencana telah dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali dan Sulawesi. Marimas telah diekspor ke berbagai negara seperti Nigeria, Bangladesh, Filipina, Uni Emirat Arab, dan masih diusahakan untuk ekspor ke negara lain.
4. PRODUKSI
4.1. Bahan Baku
Dalam memproduksi Marimas dan Fruitz-C, PT Marimas Putera Kencana membutuhkan bahan baku yang diperoleh dari berbagai supplier berbeda. Bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi Marimas dan Fruitz-C berupa serbuk. Mutu bahan baku diuji terlebih dahulu oleh bagian QC bahan baku. Apabila bahan baku yang telah diuji dinyatakan ditolak, maka bahan baku tersebut akan diletakan di atas pallet berwarna merah.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Marimas yaitu gula, asam sitrat, pewarna, dan pemanis buatan. Gula merupakan bahan baku utama dalam pembuatan minuman serbuk. Gula yang digunakan yaitu gula rafinasi yang dihasilkan dari proses pengolahan gula kristal mentah (GKM) (SNI, 2006). Gula rafinasi tidak berbau dan berbentuk kristal putih. Warna dan bau gula berpengaruh terhadap kenampakan dan flavor produk yang dihasilkan. Tujuan penambahan asam sitrat yaitu untuk mempertegas rasa serta menutupi after taste yang tidak diinginkan pada produk. Pada proses pembuatan Marimas juga menggunakan pemanis, yaitu siklamat dan aspartam untuk meningkatkan tingkat kemanisan produk. Sedangkan dalam pembuatan Fruitz-C tidak digunakan pemanis dan diberikan penambahan vitamin C.
Perusahaan ini menggunakan flavouring agent untuk menghasilkan produk dengan berbagai rasa. Flavor yang ditambahkan ke dalam produk berbeda-beda sesuai dengan rasa produk yang akan dihasilkan. Untuk meningkatkan penampilan produk dilakukan penambahan pewarna ke dalam produk. Pewarna yang ditambahkan yaitu Briliant Blue, Sunset Yellow, atau Tartrazine.
9
10
4.2. Penggilingan dan Penimbangan Gula Proses penggilingan gula merupakan proses yang digunakan untuk memperkecil ukuan partikel gula. Pada proses ini terjadi proses granulasi yaitu suatu proses untuk memperbesar luas permukaan dari gula.
Pada proses ini, pertama-tama gula rafinasi yang sudah lolos pengujian akan dimasukkan ke dalam hopper mesin granulator, kemudian gula digiling dan dihancurkan. Proses ini dilakukan sesuai dengan standar kelarutan produk minuman serbuk. Setiap 8 gram produk dalam 200 ml harus dapat larut dengan pengadukan selama 15-20 detik. Jumlah gula yang digiling akan menyesuaikan dengan kebutuhan produksi. Setelah digiling dan diayak dengan ukuran mesh tertentu, gula akan dibawa ke filler ribbon mixer dengan menggunakan moving hopper. Setiap moving hopper akan berisi gula sebanyak 190 kg.
4.3. Alur Produksi
Proses produksi minuman serbuk dimulai dari penerimaan bahan baku, penggilingan gula, penimbangan, pencampuran premix, pencampuran akhir, dan pengemasan. Bahan baku yang datang harus diuji oleh bagian QC bahan baku. Jika bahan baku lolos pengujian dan dinyatakan OK, maka dapat digunakan dalam pembuatan minuman serbuk. Selanjutnya dilakukan penggilingan gula untuk memperkecil ukuran partikel kristal gula dan gula ditampung ke dalam silo dengan menggunakan bucket elevator.
Premix yang terdiri atas pemanis, asam sitrat, pewarna dan flavor dicampur untuk memperoleh produk akhir yang seragam. Masing-masing bahan tambahan ditimbang sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan. Proses ini dilakukan di ruang khusus untuk menghindari kebocoran formulasi produk. Pemanis, pewarna, dan flavor yang telah ditimbang selanjutnya dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diberi kode rasa.
Premix yang telah dicampur dapat ditambahkan dengan gula menggunakan ribon mixer atau super mixer. Pencampuran dengan ribon mixer dilakukan sekitar 2 menit, sedangkan dengan super mixer sekitar 4 menit. Hasil proses pencampuran akhir
11
ditampung dalam wadah yang disebut dengan moving hopper dengan kapasitas 200 kg. Setiap pergantian rasa, mixer akan dicuci untuk menghindari terjadinya kontaminasi rasa pada produk akhir. Moving hopper kemudian dimasukkan ke dalam ruang filling. Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap produk setengah jadi oleh bagian QC laboratorium. Apabila bahan setengah jadi sesuai dengan standar, akan dikemas menggunakan mesin pengemas. Sedangkan apabila tidak sesuai dengan standar, maka akan dilakukan pencampuran ulang.
Bahan setengah jadi masuk ke dalam mesin pengemas melalui hopper untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan laminasi aluminium foil. Setelah dilakukan pengemasan primer, selanjutnya dilakukan pengemasan sekunder dan pengemasan tersier. Sebelum dilakukan pengemasan sekunder, dilakukan pengujian terlebih dahulu oleh QC lapangan. Apabila tidak sesuai dengan standar akan dilakukan penyobekan. Bahan jadi yang telah lolos pengujian akan dikemas dalam kemasan sekunder dan tersier dan disimpan dalam gudang untuk selanjutnya didistribusikan.
12
Penerimaan Bahan Baku
Bahan Baku Utama (gula rarafinasi)
Bahan-bahan Premix (asam, pemanis, pewarna, dan Flavor)
Penggilingan Gula Penimbangan Premix Penimbangan Gula Pencampuran Premix
Pencampuran Akhir Bahan Setengah Jadi Uji QC laboratorium dan lapangan
Lolos Uji
Tidak Lolos Uji
Pengemasan Primer Sachet Marimas
Uji QC lapangan
Lolos Uji
Tidak Lolos Uji
Pengemasan Tersier Pengemasan Sekunder
Penyimpanan Produk Jadi
Distribusi dan Pemasaran
Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Minuman Serbuk Marimas
5. PENGAWASAN MUTU PENGEMASAN PRIMER PADA MESIN SINGLE LINE Proses pengemasan yang dilakukan untuk produk minuman serbuk dibagi menjadi 3 yaitu proses pengemasan primer, proses pengemasan sekunder dan proses pengemasan tersier. PT Marimas Putera Kencana menggunakan 2 jenis mesin untuk proses pengemasan primer yaitu mesin single line dan multi lines namun yang menjadi pembahasan adalah mesin single line.
Kemasan merupakan faktor yang sangat penting karena memiliki kontak secara langsung dengan suatu produk. Di dalam kemasan dilengkapi dengan tulisan, label dan keterangan lain yang menjelaskan tentang isi dan kegunaan lain dari produk yang dianggap perlu disampaikan kepada konsumen sehingga terjadi komunikasi yang tidak langsung antara konsumen dengan produsen (Parker, 2003). Hal ini dikarenakan pada kemasan tercantum segala macam informasi yang dibutuhkan oleh konsumen misalnya, nilai gizi dan bahan baku yang digunakan. Selain sebagai alat komunikasi, kemasan juga dapat berperan sebagai alat untuk menarik konsumen. Umumnya, kemasan yang digunakan pada suatu produk makanan harus memenuhi beberapa standar mutu yaitu tidak beracun, melindungi dari kontaminasi terhadap mikroorganisme, menjaga kelembapan produk dan mampu melindungi produk dari cahaya dan oksigen (Poter & Hotchkiss, 1996)
Etiket yang digunakan oleh PT. Marimas Putera Kencana terdiri dari 4 lapisan, yaitu polyethylene terephthalate (PET) untuk lapisan yang paling luar, polyethylene (PE), aluminium foil (Alu), dan polyethylene (PE) untuk lapisan yang paling dalam. Kelebihan dalam penggunaan plastik jenis PET adalah dikarenakan plastik jenis ini lebih tahan pada pemanasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan plastik jenis lain. Selain itu juga, plastik jenis PET ini memiliki kemudahan ketika dicetak karena bersifat reaktif pada tinta. Namun plastik jenis ini memiliki kekurangan yaitu tidak tahan jika kontak dengan asam kuat, fenol, dan benzil alkohol (Coles et al., 2003). Sedangkan penggunaan aluminium foil dalam kemasan dikarenakan jenis ini memiliki sifat tidak ada rasa, tidak berbahaya dan higienis, tidak mudah membuat bakteri dan jamur tumbuh serta tidak berbau. Kemudian penggunaan lapisan
13
14
polyethylene dikarenakan sifat dari plastik jenis ini yaitu thermoplastik sehingga mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik (Lewis, 1987).
Pada PT. Marimas Putera Kencana, proses pengemasan primer yang dilakukan pada mesin single line menghasilkan produk yang dikemas dalam sachet. Proses penyegelan sachet dilakukan pada tiga sisi. Proses penyegelan yang dilakukan pada sisi atas dan bawah bertujuan untuk penutupan (closure). Sementara apabila pada suatu kemasan kantung (pouch), segel samping dilakukan pada satu sisi dan sisi lainnya berupa lipatan, maka disebut sebagai three-side seal pouch. Sementara apabila kedua sisinya disegel, maka disebut sebagai four-side seal pouch atau finsealed pouch.
Pada umumnya, mesin single line ini akan menghasilkan 75-80 sachet tiap menit. Mesin single line akan menghasilkan produk minuman serbuk dalam sachet yang tidak terputus sehingga perlu operator yang bertugas untuk memotong rentengan produk secara manual yaitu setiap 10 sachet. Di UP 2 PT. Marimas Putera Kencana, setiap operator mesin single line bertanggung jawab terhadap 3 mesin single line. Sebelum dilakukan proses pengemasan pada mesin single line, maka perlu dilakukan pengaturan awal pada mesin sesuai dengan instruksi kerja. Pengaturan awal yang dilakukan misalnya pemasangan etiket, penggabungan corong mesin dengan corong olahan, pengaturan panas sealer yang dihasilkan, kecepatan mesin, uji berat awal, serta uji gembung awal. Setelah dilakukan pengaturan awal, produk olahan mulai dikeluarkan dari hopper dan jatuh pada piringan. Pada piringan tersebut terdapat lubang yang digunakan untuk mengeluarkan produk hasil olahan untuk dikemas dalam etiket, kemudian operator bertugas untuk memotong rentengan primer produk minuman serbuk dan meletakkannya pada wadah. Kemudian setelah wadah penuh maka wadah tersebut diletakkan pada conveyor menuju ruang pengemasan sekunder dan tersier. Untuk produk cacat yang ditemukan pada pengemasan primer, akan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam kelompok produk cacat untuk selanjutnya diolah kembali. Persentase sampah di PT. Marimas Putera Kencana pada tanggal 1-12 Juli 2014 (shift pagi) dapat dilihat pada tabel 1.
15
0.90% 0.80% 0.70% % Reject
0.60% 0.50% 0.40% 0.30% 0.20% 0.10% 0.00% 1 Juli 2014
2 Juli 2014
3 Juli 2014
4 Juli 2014
5 Juli 2014
7 Juli 2014
8 Juli 2014
10 Juli 11 Juli 12 Juli 2014 2014 2014
Tanggal Pengamatan
Gambar 4. Persentase Reject di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (shift pagi) Keterangan : % Reject :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑗𝑒𝑐𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
x 100 %
Sampah yang dihasilkan saat proses pengemasan akan ditimbang dan dicatat oleh petugas QC. Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat adanya sampah reject di PT. Marimas Putera Kencana pada tanggal 1-12 Juli 2014 berkisar antara 0,44-0,77%. Sampah yang tertinggi diperoleh pada tanggal 10 Juli 2014 dengan persentase reject sebesar 0,77 %. Menurut standar dari PT.Marimas Putera Kencana Sendiri presentasi reject tidak boleh melebihi 1.5% sehingga diambil kesimpulan bahwa presentasi reject masih dibawah standar yang ada.
Proses Pengendalian Mutu Kemasan Proses pengawasan mutu yang digunakan untuk kemasan primer di PT. Marimas Putera Kencana ada 2 yaitu uji timbang dan uji timbang. Kedua uji ini bertujuan untuk melihat ketahanan kemasan terhadap produk minuman serbuk. Umumnya, bahan yang digunakan untuk produk minuman ini sudah disesuaikan dengan kemasan namun
16
adanya pengaruh selama pengemasan dan juga selama produksi akan mempengaruhi ketahanan produk terhadap kemasan. Adanya produk reject dikarenakan adanya kekurangtelitian selama pengemasan dan juga karena mesin yang digunakan selama proses pengemasan. Selain mengalami reject terdapat olahan yang tidak dapat digunakan lagi yaitu sampah yang terjatuh di lantai. Produk ini terjatuh di lantai karena terjadi error pada mesin. Sampah yang dihasilkan saat proses pengemasan akan ditimbang dan dicatat setiap satu jam sekali oleh petugas QC. Selain sampah yang terjatuh di lantai juga terdapat sampah setting dan sortir. Sampah setting merupakan sampah berupa etiket dan sampah sortir merupakan sampah olahan. Pada kasus ini, sampah olahan yang termasuk adalah reject operator dan reject QC.
Uji Rimbang
Pengujian Rimbang merupakan salah satu pengujian untuk kemasan yang digunakan untuk melihat tingkat kebocorannya. Pada proses pengujian ini biasanya dilakukan dengan mengambil 6 buah sachet untuk dirimbang. Pertama, rentengan disobek menjadi sachet kemudian sachet tersebut dimasukkan ke dalam air dan dilipat menjadi 2 bagian. Apabila timbul gelembung udara pada air mengindikasikan adanya kebocoran pada sachet. Untuk produk yang ditemukan adanya kebocoran maka dilakukan proses pengulangan pengujian namun jika tidak ditemukan kebocoran maka mesin dapat beroperasi kembali. Proses pengendalian mutu etiket harus selalu diperhatikan karena etiket ini selalu berkaitan dengan umur simpan produk. Apabila ditemukan adanya kerusakan pada etiket maka adanya kemungkinan tercemarnya produk minuman menjadi lebih besar. Kondisi yang lembab karena masuknya kontaminan pada produk sangat disukai oleh mikroorganisme sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dan dapat mengkontaminasi produk (Herschdoerfer, 1987). Berikut adalah data sampah pada mesin single line untuk uji rimbang.
17
0.90% 0.80% 0.70% 0.60% 0.50% 0.40% 0.30% 0.20% 0.10% 0.00% 1 Juli 2014
2 Juli 2014
3 Juli 2014
4 Juli 2014
5 Juli 2014
7 Juli 2014
8 Juli 2014
10 Juli 2014
11 Juli 2014
12 Juli 2014
Gambar 5. Persentase Reject Uji Rimbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (Shift Pagi). Dari grafik dapat dilihat bahwa presentasi reject tertinggi terdapat pada tanggal 3 juli 2014 dengan 0,80%.
Pada grafik diatas, dapat dilihat presentasi reject tertinggi adalah 0,80 % sehingga dapat dikatakan bahwa angka tersebut masih di bawah standar produk reject dari PT Marimas Putera Kencana yakni 1,5%. Untuk uji rimbang ini, jenis produk yang biasanya ditolak adalah produk yang memiliki seal, etiket, cutter, dan berat yang tidak sesuai. Selain itu juga, sering dijumpai adanya timming yaitu terdapat gumpalan pada seal. Penggumpalan pada seal ini disebabkan karena operator kurang teliti ketika mengeringkan piringan, sehingga masih terdapat sisa pencucian sehingga menyebabkan produk menjadi menggumpal. Penggumpalan pada produk ini menyebabkan kebocoran pada kemasan karena gumpalan pada seal disebabkan karena seal yang kurang baik.
18
Uji Timbang
Selain uji rimbang, dilakukan pula uji timbang. Uji timbang ini merupakan suatu pengujian berat pada kemasan. Produk minuman yang memiliki berat tidak sesuai akan ditolak. Operator bertugas untuk mengecek berat timbangan dari produk yang dihasilkan. Produk minuman serbuk yang diterima memiliki berat antara 89-93 gram untuk setiap 1 renteng (10 sachet). Produk yang memiliki berat yang tidak sesuai akan ditolak dan operator harus melakukan pengaturan untuk mesin yang digunakan. Pada uji timbang ini, ketidaksesuaian berat yang ditimbang juga disebabkan karena adanya kesalahan pada operator dalam memotong rentengan sehingga 1 renteng terdiri kurang atau lebih dari 10 sachet. Berikut adalah data reject mesin single line.
0.60% 0.50% 0.40% 0.30% Series 1 0.20% 0.10% 0.00% 1 Juli 2014
2 Juli 2014
3 Juli 2014
4 Juli 2014
5 Juli 2014
7 Juli 2014
8 Juli 10 Juli 11 Juli 12 Juli 2014 2014 2014 2014
Gambar 6. Persentase Reject Uji Timbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (Shift Pagi). Dari grafik diatas dilihat bahwa presentasi reject tertinggi diperoleh pada tanggal 3 juli yaitu sebesar 0,48%.
Pada grafik diatas, dapat dilihat presentasi reject tertinggi adalah 0,50 % sehingga dapat dikatakan bahwa angka tersebut masih di bawah standar produk reject dari PT Marimas Putera Kencana yakni 1,5%. Pada pengujian timbang ini, bagian QC lapangan akan
19
melakukan pengawasan terhadap proses pengemasan setiap 30 menit sekali. Pengawasan oleh bagian QC lapangan sangat penting karena seringkali terjadi beberapa operator masih memiliki kesadaran yang rendah akan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam menjaga mesin yang dijalankan supaya menghasilkan produk yang sesuai standar. Selain itu juga, operator kurang memperhatikan dan menyepelekan instruksi tindakan perbaikan dari bagian QC lapangan, sehingga dapat menghambat proses produksi.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Etiket yang digunakan oleh PT. Marimas Putera Kencana terdiri dari 4 lapisan, yaitu polyethylene terephthalate (PET) untuk lapisan yang paling luar, polyethylene (PE), aluminium foil (Alu), dan polyethylene (PE) untuk lapisan yang paling dalam.
Untuk meminimalisasi adanya produk reject pada mesin single line, maka perlu dilakukan pengaturan awal pada mesin sesuai dengan instruksi kerja.
Uji timbang dan uji rimbang merupakan 2 uji yang digunakan untuk menjaga mutu etiket pada produk minuman serbuk.
Standar Presentase produk reject untuk PT.Marimas Putera Kencana sendiri adalah sebesar 1,5%.
Presentase produk reject masih memenuhi strandar yang ada.
Adanya presentasi reject pada Uji Timbang dan Uji Rimbang di PT.Marimas Putera Kencana disebabkan karena efektivitas mesin yang digunakan.
6.2. Saran
PT. Marimas Putera Kencana perlu melakukan perawatan mesin yang lebih intensif agar kerusakan akibat produk Reject dapat diminimalisir.
20
21
7. DAFTAR PUSTAKA Coles, R.; D. Mc Dowell and M.J. Kirwan.(2003). Food Packaging Technology. Blackwell Publishing London Herschdoerfer, S.M. (1987). Quality Control In Food Industry Volume 4. Academic Press Limited. London Lewis, M.J. (1987). Physical Properties of Foods and Food Processing Systems. Ellis Horwood Ltd. Chichester. Parker, R. (2003). Introduction of Food Science. Delmar Thompson Learning, Inc. New York Poter, N. N. and J.H. Hotchkiss. (1996). Food Science. CBS Publisher and Distributors. USA. Standar Nasional Indonesia. 2006. Gula Kristal- Bagian 2: Rafinasi (Refined Sugar). SNI 01-3140.2-2006. www.marimas.com
8. LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembagian Tugas Departemen di PT Marimas Putera Kencana Semarang
Direktur
Beberapa tugas yang dilakukan oleh direktur yaitu: 1.
Memastikan kebijakan mutu perusahaan sudah dipahami, diimplementasikan dan adipelihara.
2.
Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan sistem mutu yang diimplementasikan.
3.
Menentukan sasaran perusahaan dan memastikan bahwa sasaran perusahaan tersebut juga merupakan sasaran departemen.
4.
Memberi persetujuan terhadap Daftar Pemasok.
5.
Memprakarsai dan memimpin rapat tinjauan manajemen secara berkala tentang system manajemen mutu.
Wakil Direktur
Wakil Direktur bertanggung jawab dalam menggantikan tugas direktur apabila direktur tidak ada di tempat dalam hal pemberian persetujuan PO.
Manajer Research and Development (R&D)
Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manajer R&D yaitu: 1.
Mengkoordinir penyusunan rancangan desain produk yang akan dibuat.
2.
Mempelajari, membuat dan menganalisa produk
3.
Melakukan pengujian dan percobaan terhadap formulasi produk
4.
Mencari informasi untuk memenuhi persyaratan legal
5.
Membuat perencanaan mutu sebagai acuan pembuatan instruksi kerja atau standar inspeksi
22
23
Manajer Personalia
Beberapa tugas yang harus dijalankan oleh manajer personalia yaitu: 1.
Menerapkan peraturan perusahaan yang harus dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh personil.
2.
Memastikan seluruh personil yang ada telah dilatih dengan baik dan memiliki keterampilan di bidangnya, serta melakukan penilaian terhadap hasil karya dan verifikasi pelatihan lain yang diberikan untuk meningkatkan kompetensi.
3.
Merekrut tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang ada.
4.
Bersama-sama dengan manajer departemen untuk menentukan kebutuhan pelatihan.
Manajer Pemasaran
Tugas yang dilakukan oleh manajer pemasaran antara lain: 1.
Membuat dokumen yang dibutuhkan di dalam mendukung aktivitas pemasaran.
2.
Mempromosikan produk perusahaan kepada masyarakat.
3.
Membuat dan mengendalikan kontrak penjualan dan order
4.
Memahami dan memenuhi permintaan pelanggan termasuk menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan.
5.
Memantau mutu dan status produk dari pesaing
6.
Mencari informasi menganai pasar dan pengembangan dari industri minuman serbuk
7.
Mengendalikan dan memonitor barang milik pelanggan di perusahaan
Manajer PPIC (Product Planning and Inventory Control)
Manajer PPIC bertanggung jawab dalam membuat rencana produksi, memantau realisasi produk harian dan realisasi produk tiap order, melakukan studi peningkatan efektivitas kerja, serta menghitung dan merencanakan bahan sediaan.
24
Manajer Quality Control (QC)
Manajer QC bertanggung jawab dalam pengendalian mutu produk yang mencakup: 1.
Koordinasi pelaksanaan inspeksi yang diperlukan oleh prosedur penerimaan, penanganan, dan pengujian sampel.
2.
Instruksi kerja terhadap rekaman mutu lainnya.
3.
Pemeliharaan status inspeksi dan pengujian yang baik terhadap bahan setengah jadi.
4.
Pengawasan terhadap pelaksaan tindakan koreksi dan pencegahan.
5.
Pengendalian dan monitoring peralatan inspeksi dan pengukuran.
Manajer Keuangan
Tugas yang harus dikerjakan oleh manajer keuangan antara lain yaitu: 1.
Membuat laporan bulanan dan tahunan.
2.
Menjaga keseimbangan arus kas masuk dan keluar.
3.
Mengambil keputusan pembelanjaan perusahaan yang meliputi pemilihan berbagai sumber dana yang tersedia dalam melakukan investasi serta memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang membutuhkan biaya paling murah.
Manajer Produksi (Pengolahan dan Pengemasan)
Manajer produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pengolahan dan pengemasan yang keduanya bertugas dalam: 1.
Memastikan bahwa proses produksi dalam kondisi yang terkendali.
2.
Mempersiapkan dan memastikan proses produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3.
Mengoreksi dan mencegah timbulnya ketidaksesuaian.
4.
Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya.
5.
Memastikan spesifikasi seluruh material dan peralatan/mesin yang digunakan benar dan sesuai dengan prosedur yang ada.
25
6.
Memperbaharui dan memelihara seluruh rekaman mutu di dalam bidang tanggung jawabnya.
7.
Memastikan seluruh produk yang tidak sesuai diidentifikasi dengan baik, dipisahkan dan diajukan untuk ditinjau oleh personil yang berwenang.
8.
Memastikan lingkungan kerja yang sesuai.
Manajer Teknik
Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manajer teknik yaitu: 1.
Mengkoordinasi pelaksanaan perbaikan dan perawatan mesin.
2.
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja mesin.
3.
Menyusun rencana perbaikan dan perawatan mesin.
4.
Memantau hasil realisasi perbaikan dan perawatan mesin.
5.
Mengkualifikasi dan mengevaluasi supplier dalam pembelian barang dan jasa untuk perbaikan dan perawatan mesin produksi.
Manajer Pembelian
Tugas yang harus dijalankan oleh manajer pembelian yaitu mengevaluasi dan menentukan kualifikasi supplier, mengesahkan surat pembelian, mengkoordinir pengadaan barang, menyampaikan komplain kepada supplier dan memastikan penyelesaiannya.
26
Lampiran 2. Pembagian Tugas Karyawan PT Marimas Putera Kencana Semarang 1.
Administrasi, bertugas mencatat data-data perusahaan seperti jumlah produksi per hari, jumlah bahan setengah jadi yang dikemas dan jumlah produk cacat pengemasan.
2.
Operator, bertugas mengoperasikan mesin pengemas primer dan memperbaiki kerja mesin yang mengalami gangguan selama proses pengemasan.
3.
Pengepakan, bertugas memasukan rentengan produk jadi ke dalam kemasan sekunder, menyegel serta memasukan ke dalam kemasan tertier.
4.
Tenaga sortir, bertugas menyortir produk jadi yang telah diperiksa kualitasnya oleh staf QC lapangan.
5.
Filler (tenaga isi), bertugas mengisikan bahan setengah jadi dari moving hopper ke mesin pengemas, termasuk memindahkan moving hopper yang telah berisi bahan setengah jadi dari ruang mixing ke ruang filling. Filler juga bertugas mengambil sampel bahan setengah jadi untuk kemudian diuji oleh QC laboran.
6.
Staf Quality Control, bertugas melakukan inspeksi bahan baku, bahan setengah jadi, dan produk, mesin dan peralatan, bahan return, serta memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
7.
Tenaga sobek bertugas menyobek produk jadi yang cacat atau reject.
8.
Tenaga bantu, bertugas mengangkut drum berisi bahan setengah jadi dari mobil pengangkut ke area penyimpanan barang setengah jadi dan menaikan drum-drum ke ruang pengisian. Termasuk mencuci peralatan yang telah digunakan dalam proses produksi.
9.
Operator mesin P-50, bertugas mengoperasikan mesin pengemas sekunder atau yang disebut dengan mesin O-50 dan memperbaiki mesin yang mengalami gangguan selama proses pengemasan.
10. Asisten operator mesin P-50, bertugas membantu operator selama proses pengemasan P-50, mengemas rentengan produk jadi yang telah dikemas dengan outer etiket ke dalam plastik dan memasukan plastik ke dalam karton. 11. Teknisi, bertugas memperbaiki mesin-mesin pengemas atau peralatan lain yang mengalami kerusakan.
27
Lampiran 3. Struktur Organisasi Direktur
Wakil Direktur
DEP. PEM
DEP. PER
DEP. R&D
DEP. PPIC
DEP. KEU
DEP. PGS
DEP. QC
Keterangan : DEP. PEM : Departemen Pemasaran DEP. R&D : Departemen Research and Development DEP. PER : Departemen Personalia DEP. PPIC : Departemen Product Planning and Invetory Control DEP. QC : Departemen Quality Control DEP. KEU : Departemen Keuangan DEP. PNG : Departemen Pengolahan DEP. PGS : Departemen Pengemasan DEP. TEK : Departemen Teknik dan engineering DEP. UMUM : Departemen Umum DEP. PBL : Departemen Pembelian
DEP. PNG
DEP. PBL
DEP. UMU M
DEP. TEK
28
Lampiran 4. Denah Ruang Pabrik PT Marimas Putera Kencana Unit 2 Bagian Produksi Lantai 1
Ruang timbang powder
Ruang Stok flavor
Kompresor
Gula
Transfer gula
Bagian pengemasan
Ruang Giling gula
Ruang premix Ruang bahan penolong
Ruang cuci Moving Hopper Ruang training
Kantor
Pintu masuk
Ruang istirahat
Toilet
29
Lampiran 5. Denah Ruang Pabrik PT Marimas Putera Kencana Unit 2 Bagian produksi lantai 2
Laboratorium bahan baku
Ruang mixing (super mixer)
Ruang filing Ruang filing
Laboratorium (bahan setengah jadi)
Ruang filing Administrasi
Ruang filling
Ruang mixing (ribon mixer)
Ruang filing
Ruang sobek
Ruang cuci alat
30
Lampiran 6. Syarat Mutu Gula Kristal Rafinasi (SNI 01-3140.2-2006) No.
Kriteria uji
Satuan
Persyaratan I
II
1
Polarisasi
°Z
Min. 99,80
Min 99,70
2
Gula reduksi
%
Maks. 0,04
Maks. 0,04
3
Susut pengeringan
%,b/b
Maks. 0,05
Maks. 0,05
4
Warna larutan
Maks. 45
Maks. 80
5
Abu
%,b/b
Maks. 0,03
Maks. 0,05
6
Sedimen
Mg/kg
Maks. 7,0
Maks. 10,0
7
Belerang dioksida (SO2)
Mg/kg
Maks. 2,0
Maks. 5,0
8
Timbal (Pb)
Mg/kg
Maks. 2,0
Maks. 2,0
9
Tembaga (Cu)
Mg/kg
Maks. 2,0
Maks. 2,0
10
Arsen (As)
Mg/kg
Maks. 1,0
Maks. 1,0
11
Angka lempeng total (ALT)
Koloni/10 g
Maks. 200
Maks. 250
12
Kapang
Koloni/ 10 g
Maks. 10
Maks. 10
13
Khamir
Koloni/ 10 g
Maks. 10
Maks. 10
IU
CATATAN Z = Zuiker = Sukrosa; IU = ICUMSA UNIT
31
Lampiran 7. Presensi Kerja Praktek