PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR Satria Yuda Anggriawan PT. Mega Finance Dr. ArisSoelistyo, M.Si Dra. DwiSusilowati, M. M. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Email:
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the relationship between the minimum wage and the income distribution of the poor. This research is a quantitative research using panel data, data used in the form of time series (2010-2014) and cross-section (29 districts and 9 cities in East Java). The data used in this study are secondary data obtained from the Central Statistical Agency (BPS) and the journal as a supporter. The analytical method used is the linear regression analysis of data using the software toolbox used common effect EViews 6. The results showed that the number of poor people in the neighborhood / city in the East Java period 2010-2014 decreased in An average of 5,088,144, minimum wage positive and significant variable impact on poverty and income distribution and a significant positive effect on the number of poor people in the neighborhood / city in East Java province. Keywords: Number of poor, minimum wage and income distribution in the District / City ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel Upah Minimum dan Distribusi Pendapatan terhadap jumlah penduduk miskin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel, data yang digunakan berupa time series (tahun 2010-2014) dan cross section (29 Kabupaten dan 9 Kota di Provinsi Jawa Timur). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan jurnal sebagai pendukung. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier data panel dengan metode Common Effect digunakan alat bantu software Eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota di Jawa Timur dari tahun 2010-2014 mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 5,088.144, variabel upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin dan distribusi pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Kata kunci: Jumlah penduduk miskin, Upah Minimum dan Distribusi Pendapatan di Kabupaten/Kota
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) sangat
PENDAHULUAN Pembangunan adalah suatu proses
dinamis
yang
meningkatkan
bertujuan
beragam,
antara
lain
rendahnya tingkat pendidikan, dan banyaknya masyarakat.
kesejahteraan
Menurut (Arsyad; 1999) ada
masyarakat. Tolak ukur keberhasilan
dua lingkaran perangkap kemiskinan,
pembangunan
dapat
yaitu dari segi penawaran (supply)
pertumbuhan
ekonomi,
struktur
dimana
semakin
kecilnya
masyarakat
antar
diakibatkan
oleh
tingkat
penduduk, antar daerah dan antar
produktivitas
yang
rendah
sektor. Tujuan utama dari usaha-
menyebabkan
usaha pembangunan ekonomi selain
masyarakat untuk menabung rendah.
menciptakan
yang
Kemampuan
pula
rendah,
ekonomi,
dan
kesenjangan
dilihat
pendapatan
pertumbuhan
setinggi-tingginya,
harus
dari
tingkat yang
pendapatan rendah
yang
kemampuan
untuk
menabung
menyebabkan
tingkat
menghapus atau mengurangi tingkat
pembentukan modal yang rendah,
kemiskinan,
tingkat
kesenjangan
pendapatan,
dan
tingkat
pembentukan
(investasi)
modal
yang
rendah
pengangguran (Todaro, 2000). Oleh
menyebabkan
kekurangan
modal,
sebab itu, prioritas pembangunan
dan
demikian
tingkat
adalah menghapuskan kemiskinan.
produktivitasnya juga rendah dan
dengan
Kemiskinan merupakan salah
seterusnya. Dari segi permintaan
satu masalah sosial yang ada di
(demand), di negara-negara yang
Indonesia. Jawa Timur khususnya
miskin
yang juga tidak lepas dari masalah
menanamkan modal adalah sangat
kemiskinan. Kemiskinan merupakan
rendah, karena luas pasar untuk
suatu keadaan dimana seseorang
berbagai
tidak
terbatas, hal ini disebabkan oleh
sanggup
untuk
memenuhi
perangsang
jenis
kebutuhanya sendiri sesuai dengan
karena
taraf
sangat rendah.
kehidupan
lingkungannya
sehingga
seseorang
mengalami
kesengsaraan
hidupnya.
Variabel
untuk
barang
pendapatan
adanya
masyarakat
tersebut
Upah minimum adalah suatu
dalam
standar minimum yang digunakan
kemiskinan
oleh para pengusaha atau pelaku
219
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) industri untuk memberikan upah
Menurut
Todaro
(2000),
kepada pekerja di dalam lingkungan
Pengaruh
antara
usaha atau kerja. (Kaufman 2000)
distribusi
pendapatan
tujuan utama ditetapkannya upah
kemiskinan dipengaruhi oleh adanya
minimum adalah memenuhi standar
peningkatan
hidup
Pertambahan penduduk cenderung
minimum
kesehatan,
seperti
efisiensi,
untuk dan
kesejahteraan pekerja. Pengaruh Minimum
ketimpangan terhadap
jumlah
berdampak
penduduk.
negatif
terhadap
penduduk miskin, terutama bagi
antara
terhadap
Upah
kemiskinan
mereka
yang
sangat
miskin.
Sebagian
besar
keluarga
miskin
dipengaruhi oleh adanya biaya sosial
memiliki jumlah anggota keluarga
inflasi dimana biaya sosial inflasi
yang
membuat seseorang semakin miskin.
perekonomian mereka yang berada
komplain terhadap inflasi adalah hal
di
yang
memburuk
umum,
kita
tahu
bahwa
banyak
garis
sehingga
kemiskinan
kondisi
semakin
seiring
dengan
Kenaikan dalam daya beli tenaga
memburuknya
ketimpangan
kerja berasal dari akumulasi modal
pendapatan atau kesejahteraan.
dan kemajuan teknologi. Biasanya
Tujuan yang akan dicapai dalam
upah tak bergantung pada beberapa
penelitian ini adalah untuk mengetahui
banyak
cetak
adanya pengaruh upah minimum dan
pemerintah
distribusi pendapatan terhadap jumlah
uang
pemerintah. menurunkan
yang
di
Jika inflasi
dengan
penduduk miskin di Jawa Timur.
memperlambat tingkat pertumbuhan uang.
Para
pekerja
tidak
akan
melihat upah mereka naik lebih
METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam
cepat. Padahal ketika inflasi lebih
penelitian
lambat
minimum, distribusi pendapatan dan
perusahaan
atau
sedikit
ini
adalah
penduduk
data
miskin
upah
menaikkan harga produk mereka
jumlah
di
setiap tahun dan akibatnya akan
Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Timur
memberi para pekerja kenaikan Upah
hasil survey Badan Pusat Statistik
minimum yang lebih kecil. (Waluyo,
(BPS)..
2007)
1. Regresi Linier Berganda
220
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) Penelitian
ini
bersifat
α
= Konstanta
kuantitatif, sehingga untuk meneliti
β1 = Koefisien Regresi dari X1
pengaruh
β2 = Koefisien Regresi dari X2
upah
distribusi
minimum
pendapatan
dan
terhadap
X1 = Upah Minimum
jumlah penduduk miskin , maka
X2 = Distribusi Pendapatan
metode
eit = Term of error
yang
digunakan
untuk
penelitian ini adalah OLS (Ordinary
2. GIS (Analisis Sistem Informasi
Least Square) dengan model regresi
Geografis) (Interval)
linier berganda dengan data panel. .
Sistem Informasi Geografis
Regresi linier berganda atau model
(SIG) merupakan kumpulan yang
regresi majemuk merupakan suatu
terorganisir dari perangkat keras
model regresi yang terdiri dari atas
komputer, perangkat lunak, data
lebih dari satu variabel independen.
geografi, dan personel yang didesain
Ada
tiga
teknik
dalam
untuk
memperoleh,
perhitungan regresi linier berganda
memperbaiki,
dengan menggunakan data panel
menganalisis,
yaitu teknik OLS (Ordinary Least
semua
Square), Fixed Effect, dan Random
bereferensi
Effect. Perhitungan ini dilakukan
2002)
dengan
3. Uji Hipotesis
menggunakan
bantuan
aplikasi Eviews9. Dari tiga teknik
a.
menyimpan, memanipulasi,
dan
bentuk
menampilkan
informasi
geografi.
yang
(Budiyanto,
Uji t
perhitungan regresi linier berganda
Uji statistik t pada dasarnya
dengan menggunakan data panel
menunjukan seberapa jauh pengaruh
pemilihan
variabel
terbaik
peneliti
disini
independen
menggunakan model OLS (Ordinary
individual.
Least Square)/ Common Effect.
b. Uji F
Model regresi linier berganda
Uji
dengan data panel yang digunakan
digunakan
adalah sebagai berikut :
pengaruh
Yit= α + β1X1it + β2X2it + β3X3it+ eit
statistik
Dimana :
independen yaitu Upah Minimum
Y
dan
= Kemiskinan
F
pada
secara
dasarnya
untuk
membuktikan
secara
bersama-sama
bahwa
Distribusi
seluruh
variabel
Pendapatan
di
221
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota
Timur tahun 2010-2014 (Gujarati,
Pasuruan, Kota Probolinggo, dan
2004:120).
Kota Batu.
c.
Kategori kelas 2 (dua) yaitu
Uji bertujuan
untuk
Blitar,
Bondowoso,
mengetahui seberapa jauh variasi
Magetan,
variabel
dapat
Ponorogo, Situbondo, Trenggalek
menerangkan dengan baik variasi
dan Tulungagung. Yang termasuk
variabel
kelas 3 (tiga) yaitu Banyuwangi,
independen
dependen.
Untuk
Mojokerto,
Madiun, Pacitan,
mengukur kebaikan suatu model
Gresik,
(goodnes of fit), di gunakan
Nganjuk,
koefisien
determinasi
(
).
Pasuruan,
Koefisien
determinasi
(
)
Sedangkan kategori kelas ke 4
merupakan
angka
yang
(empat)
memberikan
proporsi
atau
Kediri, Lamongan, Sumenep, dan
dalam
Tuban. Yang termasuk kelas ke 5
variabel tak bebas (Y) yang di
Jember, Malang, Probolinggo, dan
jelaskan oleh variabel bebas (X)
Sampang.
(gujarati, 2004: 163).
Sedangkan Dari pemetaan gambar 2
persentase variasi
total
Jombang,
Lumajang,
Ngawi,
Pamekasan,
Sidoarjodan
Bangkalan,
Surabaya.
Bojonegoro,
jumlah penduduk miskin pada tahun 2011 yang termasuk dalam kelas 1
PEMBAHASAN Pemetaan penduduk miskin
dengan tingkat kemiskinan (1,31% -
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
2,47%) terdapat pada Kota Blitar,
Timur tahun 2010 di gambarkan
Kota Kediri, Kota Madiun, Kota
pada peta yang dapat di lihat pada
Malang,
gambar
tersebut
Pasuruan, Kota Probolinggo, dan
penduduk
Kota Batu. Yang termasuk kelas 2
1.
Pemetaan
menunjukkan
jumlah
miskin
tahun
pada
2010
yang
Kota
Mojokerto,
Kota
yaitu Blitar, Bondowoso, Madiun,
termasuk dalam kategori kelas 1
Magetan,
Mojokerto,
Pacitan,
(satu) dengan tingkat kemiskinan
Ponorogo, Situbondo, Trenggalek
(0,16%-1,31%) terdapat pada Kota
dan Tulungagung. Yang termasuk
Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun,
kelas 3 yaitu Banyuwangi, Gresik,
222
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) Jombang,
Lumajang,
Ngawi,
Pamekasan,
Sidoarjo
dan
Nganjuk,
Bojonegoro,
Pasuruan,
Sumenep, danTuban. Yang termasuk
Surabaya.
Yang
termasuk kelas ke 4 Bangkalan,
kelas
ke
Kediri,
5
Lamongan,
Jember,
Malang,
Probolinggo, dan Sampang.
Gambar 1. Pemetaan Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan Kelas Interval
Sumber : Data sekunder diolah, Gis(2016)
Sumber : Data sekunder diolah, Gis(2016) Gambar 2. Pemetaan jumlah penduduk miskin berdasarkan kelas interval
Sumber : Data sekunder diolah, Gis(2016) Pemetaan penduduk miskin
Kediri, Kota Madiun, Kota Malang,
tahun 2012 dapat di gambarkan pada
Kota Mojokerto, Kota Pasuruan,
peta
yang
Kota Probolinggo, dan Kota Batu.
termasuk dalam kelas 1 dengan
Yang termasukkelas 2 yaituBlitar,
tingkat kemiskinan (2,48% - 3,36%)
Bondowoso,
Madiun,
Magetan,
terdapat pada Kota Blitar, Kota
Mojokerto,
Pacitan,
Ponorogo
gambar
3,
dimana
223
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) Situbondo,
Trenggalek
dan
Surabaya. Yang termasuk kelas ke 4
Tulungagung. Yang termasuk kelas 3
Bangkalan,
Bojonegoro,
yaitu Banyuwangi, Gresik, Jombang,
Lamongan,
Sumenep,
Lumajang,
Yang termasuk kelas ke 5 Jember,
Nganjuk,
Ngawi,
Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo dan
Kediri,
danTuban.
Malang, Probolinggo, dan Sampang.
Gambar 3. Pemetaan jumlah penduduk miskin berdasarkan kelas interval
Sumber : Data sekunder diolah, Gis(2016)
Gambar 4 pemetaan jumlah penduduk miskin berdasarkan kelas interval
Sumber : Data sekunder diolah, Gis(2016 Sedangkan
pemetaan
tingkat kemiskinan (3,64% - 4,79%)
penduduk miskin pada tahun 2013
terdapat pada Kota Blitar, Kota
terlihat pada gambar 5. Kategori
Kediri, Kota Madiun, Kota Malang,
yang termasuk dalam kelas 1 dengan
Kota Mojokerto, Kota Pasuruan,
224
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) Kota Probolinggo, dan Kota Batu.
Surabaya. Yang termasuk kelas ke 4
Yang termasuk kelas 2 yaitu Blitar,
Bangkalan,
Bondowoso,
Magetan,
Lamongan, Sumenep, dan Tuban.
Ponorogo,
Yang termasuk kelas ke 5 Jember,
Mojokerto, Situbondo,
Madiun, Pacitan,
Trenggalek
Bojonegoro,
Kediri,
dan
Malang, Probolinggo, dan Sampang.
Tulungagung. Yang termasuk kelas 3
Berikut pemetaan jumlah penduduk
yaitu Banyuwangi, Gresik, Jombang,
miskin
Lumajang,
Provinsi Jawa Timur tahun 2014.
Nganjuk,
Ngawi,
di
Kabupaten/Kota
di
Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo dan Gambar 5. Pemetaan Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan Kelas Interval Tulungagung. Yang termasuk kelas 3 yaitu Banyuwangi, Gresik, Jombang, Lumajang, Nganjuk, Ngawi,
Sumber : Data sekunder diolah, Gis (2016) Dari
pemetaan
jumlah
Pamekasan, dan
Pasuruan,
penduduk miskin pada tahun 2014
Sidoarjo
Surabaya.
yang termasuk dalam kelas 1 dengan
termasuk kelas ke 4 Bangkalan,
tingkat kemiskinan (4,80% - 5,95%)
Bojonegoro,
terdapat pada Kota Blitar, Kota
Sumenep,
Kediri, Kota Madiun, Kota Malang,
termasuk kelas ke 5 Jember, Malang,
Kota Mojokerto, Kota Pasuruan,
Probolinggo, dan Sampang.
Kediri, dan
Yang
Lamongan,
Tuban.
Yang
Kota Probolinggo, dan Kota Batu.
Dari tahun 2010-2014 jumlah
Yang termasukkelas 2 yaitu Blitar,
penduduk miskin di provinsi Jawa
Bondowoso,
Magetan,
Timur tidak mengalami perubahan
Ponorogo,
yang berarti. Hal tersebut dapat
Mojokerto, Situbondo,
Madiun, Pacitan,
Trenggalek
dan
dilihat dari tingkat kemiskinan pada 225
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) tiap-tiap kabupaten dan kota yang di
dari tahun 2010 sampai dengan 2014
gambarkan
yang terdiri 38 Kabupaten/Kota di
pada
pemetaan
berdasarkan kelas interval.
Provinsi Jawa Timur, total observasi
Analisis Regresi Linier Berganda
sebanyak 190 dan hal ini memenuhi
dengan menggunakan Data Panel
syarat
Untuk mengetahui pengaruh Upah
minimum
pendapatan
dan
distrribusi
untuk
dilakukan
analisis
regresi linier berganda. Interpretasi Model
terhadap
jumlah
Berdasarkan pengujian model,
miskin
pada
model commont effect merupakan
kabupaten/kota di Provinsi Jawa
yang paling baik digunakan dalam
Timur dengan menggunakan analisis
penelitian ini. Dengan menggunakan
regresi linier berganda menggunakan
bantuan software eviews 6, diperoleh
software E-views 6. Data yang
hasil
digunakan merupakan panel data
dengan metode fixed effect sebagai
yaitu gabungan cross-section dan
berikut:
penduduk
output
regresi
panel
data
time series dengan observasi 5 tahun Tabel 1. Output Regresi dengan Metode Commont Effect Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic 5.013143 0.199080 25.18154 C 0.588074 0.123530 4.760585 X1 0.038179 0.017231 2.215645 X2 Sumber: Output regresi data panel pada eviews 6 Berdasarakan hasil uji tabel 1 maka
103072.5.
diperoleh estimasi persamaan regresi
bahwa, jumlah penduduk miskin
sebagai berikut:
akan naik ketika variabel Upah
Y= 5.013143 (Log Kemiskinan) +
Minimum dan Distribusi Pendapatan
0.588074 (Log Upah Minimum)
tetap.
+
Pengaruh
0.038179
(Log
Distribusi
Pendapatan
Hal
Prob. 0.0000 0.0000 0.0282
ini
menunjukkan
Upah
Minimum
terhadap jumlah penduduk miskin Dari hasil regresi pada tabel 1
Konstanta atau intersep Berdasarkan hasil estimasi data tabel
dapat
dijelaskan
bahwa
Upah
1 maka terdapat nilai konstanta
Minimum berpengaruh positif dan
sebesar Log Y = 5.013143maka Y
signifikan
terhadap
Jumlah
adalah anti-Log dari 5.013143 =
Penduduk
Miskin
pada 226
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
modal
Timur, dengan
koefisien regresi
Biasanya upah tak bergantung pada
sebesar 0.588074dimana artinya jika
beberapa banyak uang yang dicetak
Upah Minimum dinaikkan sebesar
pemerintah.
1%
menurunkan
maka
akan
menyebabkan
dan
kemajuan
Jika
teknologi.
pemerintah
inflasi
dengan
kenaikan jumlah penduduk miskin
memperlambat tingkat pertumbuhan
pada Kabupaten/Kota di Provinsi
uang.
Jawa
Timur
Para
pekerja
tidak
akan
sebesar
0,59
%.
melihat upah mereka naik dengan
hasil
penelitian,
lebih cepat. Padahal ketika inflasi
ditemukan bahwa secara langsung
lebih lambat perusahaan atau sedikit
Upah
dan
menaikkan harga produk mereka
kemiskinan.
setiap tahun dan akibatnya akan
Menurut penulis, hal ini terjadi
memberi para pekerja kenaikan upah
karena
yang lebih kecil. Menurut teori uang
Berdasarkan
berhubungan
signifikan
terhadap
sektor
mendukung
positif
terbesar
perekonomian
yang di
klasik,
perubahan
dalam
tingkat
Provinsi Jawa Timur adalah sektor
harga keseluruhan adalah seperti
pertanian, jasa dan diikuti oleh
perubahan dalam unit-unit ukuran.
perdagangan,
Pengaruh Distribusi Pendapatan
dimana
sektor
pertanian dan jasa adalah sektor
jumlah penduduk miskin (X2)
informal. Pada sektor informal masih belum
bisa
Dari hasil regresi pada tabel 1
mensejahterakan
dapat dijelaskan bahwa Distribusi
masyarakat Jawa Timur.Jadi peneliti
Pendapatan berpengaruh positif dan
menemukan hubungan yang positif
signifikan terhadap jumlah penduduk
antara
miskin
upah
minimum
dan
pada
kabupaten/Kota
kemiskinan adalah hal wajar karena
Provinsi
mayoritas
koefisien regresi sebesar 0.038179
pekerjaan
masyarakat
Jawa
artinya
Timur,
di
Jawa Timur adalah pekerja di sektor
dimana
informal dan adanya faktor biaya
pendapatan naek sebesar 1% maka
social inflasi. Complain terhadap
jumlah
inflasi adalah hal yang umum, kita
meningkat sebesar 1.03% . dimana
tahu bahwa kenaikan dalam daya beli
pengaruh
antara
tenaga kerja berasal dari akumulasi
distribusi
pendapatan
penduduk
jika
dengan
distribusi
miskin
akan
ketimpangan terhadap
227
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) kemiskinan dipengaruhi oleh adanya
merupakan
peningkatan
artinya
jumlah
penduduk.
daerah
bahwa
H0
diterima,
variabel
Upah
Peningkatan jumlah penduduk akan
Minimum (X1) signifikan dan positif
berdampak negatif terhadap jumlah
mempengaruhi
penduduk miskin, terutama bagi
Miskin (Y) pada tingkat kepercayaan
mereka
yang
sangat
miskin.
95 %.
Sebagian
besar
keluarga
miskin
Uji
memiliki
jumlah
keluarga
yang
anggota
banyak
yang
sehingga
T
Jumlah
Variabel
Hipotesis: H0
: β1 = β2 = 0
di
H1
: β1 ≠ β2 ≠ 0
kemiskinan
memburuk
seiring
memburuknya pendapatan
semakin dengan
Distribusi
Pendapatan (X2)
kondisi perekonomian mereka berada garis
Penduduk
Keriteria pengujian:
ketimpangan
H0 diterima jika Thitung< Ttabel
tingkat
H1 diterima jika Thitung> Ttabel
atau
kesejahteraan yang menurun.
Thitung = 2.215645
a.
Uji Statistik dan Pengujian
Ttabel = 1.65300
Hipotesis
Berdasarkan hasil pengamatan data
Uji T Variabel Upah Minimum
diatas diketahui bahwa Thitung (2,215)
(X1)
> Ttabel (1,653) dengan demikian H1
Hipotesis:
diterima karena Thitung tidak berada
H0
: β1 = β2 = 0
diantara -1,653 sampai 1,653 yang
H1
: β1 ≠ β2 ≠ 0
merupakan
daerah
H0
diterima,
Keriteria pengujian:
artinya bahwa variabel Distribusi
H0 diterima jika Thitung< Ttabel H1
Pendapatan
diterima jika Thitung> Ttabel
positif
Thitung = 4.7605852
Penduduk Miskin (Y) pada tingkat
Ttabel = 1.65300
kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil pengamatan data
b. Uji F (F-test)
(X2)
signifikan
mempengaruhi
dan
Jumlah
diatas diketahui bahwa Thitung (4,760)
Pada tabel 2 diketahui bahwa
> Ttabel (1,653) dengan demikian H1
Thitung (11,391) > Ttabel (1,47) dengan
diterima karena Thitung tidak berada
demikian H1 diterima karena Thitung
diantara -1,653 sampai 1,653 yang
lebih besar dari nilai Ttabel, artinya
228
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) bahwa
variabel
Upah
Minimum
mempengaruhi
Jumlah
Penduduk
(X1), Distribusi Pendapatan (X2)
Miskin (Y) pada tingkat kepercayaan
secara
95 %.
bersama-sama
signifikan
Tabel 2. Uji F R-squared 0.132624 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.120981 S.D. dependent var S.E. of regression 0.088662 Akaike info criterion Sum squared resid 1.171292 Schwarz criterion Log likelihood 154.1201 Hannan-Quinn criter. F-statistic 11.39124 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000025 Sumber: Output regresi data panel pada eviews 6
5.959201 0.094567 -1.988423 -1.928741 -1.964178 0.492838
Fhitung = 11.3912 Ftabel= 1,47
KESIMPULAN
Uji Koefesien Determinasi R Koefisien digunakan
untuk
2
Berdasarkan
dari
hasil
determinasi
penelitian ini, dapat disimpulkan
menghitung
beberapa
hal
mengenai
jumlah
besarnya pengaruh atau kontribusi
penduduk
variabel bebas terhadap variabel
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
terikat.
Timur :
Tabel 3. Uji R² Model R² Adjusted R² 1 0.132624 0.120981 Sumber: data sekunder diolah (2016)
1. Dari hasil regresi diketahui bahwa
Sesuai perhitungan
pengamatan yang
terdapat
dan pada
Tabel 3maka dapat diperoleh nilai R2 = 0.120981 yang berarti bahwa 12,09% Jumlah Penduduk Miskin dapat menjelaskan secara bersamasama oleh Upah Minimum dan Distribusi Pendapatan, sisanya 87,9 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.
miskin
pada
Upah minimum memiliki nilai koefisien
103072.5
ini
menandakan bahwa setiap terjadi kenaikan Upah Minimum sebesar 1%
maka
jumlah
penduduk
miskin akan meningkat sebesar 0,58% artinya bahwa
dengan
kenaikan upah minimum akan meningkatkan jumlah penduduk miskin. Hal ini bila dikaitkan dengan
biaya
social
inflasi
kenaikan upah minimum seakan menjadi percuma ketika inflasi
229
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) terus meningkat jadi hal ini bisa
pada Kabupaten/Kota di Provinsi
dikatakan
Jawa Timur tahun 2010-2014.
upah
minimum
meningkat tingkat kesejahteraan
Sementara
Variabel
penduduk akan jauh lebih baik
Pendapatan
justru
Distribusi berpengaruh
sebaliknya
jumlah
signifikan dan positif terhadap
miskin
semakin
jumlah penduduk miskin pada
meningkat karena biaya hidup
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
yang
Timur tahun 2010-2014.
penduduk
terus
meningkat
akibat
inflasi.
Saran
2. Dari hasil regresi diketahui bahwa
Berdasarkan dari kesimpulan
Distribusi Pendapatan memiliki
penelitian,
nilai koefisien sebesar 0.038179
merekomendasikan
apabila naik sebesar 1% maka
saran sebagai berikut:
jumlah penduduk miskin akan
1. Pada variabel upah minimum
meningkat
0,03%
peneliti
berupa
saran-
.
memiliki arah yang positif hal ini
distribusi
menunjukkan bahwa jika terjadi
pendapatan tinggi maka jumlah
kenaikan pada upah minimum
penduduk miskin akan meningkat
akan
karena dipengaruhi oleh adanya
penduduk miskin hal ini bagi
peningatan jumlah penduduk yang
pemerintah
tiap tahun terus meningkat. Salah
Provinsi
satu penyebab dari kemiskinan
menyikapinya seharusnya berhati-
adalah
hati terutama dalam mengambil
apabila
sebesar
maka
ketimpangan
ketidaksamaan
pola
meningkatkan
jumlah
Kabupaten/Kota Jawa
Timur
di
dalam
kepemilikan sumber daya yang
kebijakan
selanjutnya akan menimbulkan
Minimum karena akan berdampak
distribusi
pada tingkat kemiskinan.
pendapatan
yang
timpang. 2.Dari hasil pengujian
penetapan
Upah
2. Dari hasil regresi diketahui bahwa
hipotesis dengan menggunakan
variabel
Distribusi
Pendapatan
Regresi linier berganda dapat
berpengaruh
dijelaskan bahwa Upah Minimum
menunjukkan
berpengaruh signifikan dan positif
distribusi pendapatan meningkat
terhadap jumlah penduduk miskin
maka kemiskinan akan meningkat
positif bahwa
hal
ini jika
230
Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi ......................(Satria Yuda Anggriawan) dan
mengalami
pendapatan
maka
ketimpangan pemerintah
provinsi Kabupaten/Kota di Jawa Timur
menekan
seminimal
Dunia Ketiga . Edisi Ketuju. Jakarta:Erlangga. Waluyo, Dwi E, 2007. Ekonomika Makro. Edisi Revisi. Penerbit UMM PRESS.
mungkin indeks rasio Gini dengan melakukan
suatu
kebijakan-
kebijakan
yang
berdampak
kepada pemerataan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin, 1999. Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat, Penerbit BPFEUniversitas Gajah Mada, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa Timur dalam angka 2010-2014. Badan Pusat Statistik. 2011-2014. Susenas Maret 2015. BPS Jawa Timur. Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arcviewa GIS. Penerbit Andi. Gujarati, D.N, 2012, Dasar-dasar Ekonometrika, Terjemahan Mangunsong, buku 2, Edisi 5, R.C., Salemba Empat, Jakarta Kaufman, Bruce, 2000, The Economics of Labor Markets, Fifth Edition, The Dryden Press, New York. Todaro,
Michael P. 2000, Pembangunan Ekonomi di 231