PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah )
NOVITA FEBRIYANTI 103403031 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana tingkat bagi hasil dalam bank syariah, (2) bagaimana pembiayaan murabahah dalam bank syariah, (3) bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil dan pembiayaan murabahah terhadap bank syariah pada PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini dilaksanakan di PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian mengenai pengaruh tingkat bagi hasil dan pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas perusahaan yaitu tingkat bagi hasil dan pembiayaan murabahah secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas. Kata kunci : tingkat bagi hasil, pembiayaan murabahah, profitabilitas perusahaan.
PENDAHULUAN Perkembangan perbankan syariah di Indonesia beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perbedaan utama antara perbankan konvensional dan perbankan syariah adalah adanya nisbah bagi hasil di perbankan syariah. Oleh karena itu, bank syariah sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil, dituntut untuk dapat memberikan imbalan yang tinggi dengan tingkat bagi hasil yang maksimal untuk mempertahankan loyalitas nasabah agar profitabilitas meningkat. Bank syariah yaitu suatu lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-
Quran dan Hadist Nabi. Dalam operasinya Bank Syariah menghindari sistem bunga, oleh karena itu Bank Syariah memperkenalkan prinsipprinsip muamalah Islam, dengan kata lain Bank Syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dan riba. Mekanisme perbankan Islam yang berdasarkan prinsi mitra usaha, adalah bebas bunga (riba). Konstribusi bank syariah terhadap perbankan nasional sudah semakin nyata. Bahkan, ketika krisis melanda, dimana banyak bank-bank konvensional terpuruk, bank syariah relatif dapat bertahan dan menunjukkan eksistensinya. Hal ini menggambarkan bahwa secara prinsip perbankan syariah memang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan sudah kewajiban sejarahnya untuk bangkit sebagai sistem perbankan alternatif. Menurut Syafi’i Antonio (2001 : 101) konsep jual beli di dalam perbankan syariah meliputi : pertama, murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntugan yang disepakati. Dalam murabahah , penjual harus memberitahu harga pokok yang dibeli dan menentukkan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Kedua, Ba’i As-salam. Artinya, pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Ketiga, Ba’i Al-Istishna. Merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran, apakah pembayaran dibayar di muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai waktu yang akan datang. Dari ketiga konsep jual beli perbankan syariah tersebut, pembiayaan murabahah adalah pembiayaan terbesar pada bank syariah, maka kontribusinya terhadap keuangan bank syariah sangat diharapkan, salah satunya terhadap profitabiltas perusahaan. Pembiayaan murabahah dalam jumlah besar dapat membawa dampak yang menguntungkan bagi pihak bank atau perusahaan, jika peyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Dalam artian tidak terjadi pembiayaan bermasalah. Tapi tidak menutup kemungkinan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat tidak dapat dikembalikan dengan sempurna, artinya akan timbul risiko pembiayaan yang akan dihadapi bank. PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah merupakan bank yang didirikan berdasarkan agama Islam yang berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadist dengan menggunakan konsep mu’amalah tanpa riba, yaitu konsep yang didasarkan pada perhitungan untung-rugi, di mana pihakpihak yang bersangkutan akan menanggung risiko atas usaha yang akan dijalankannya. Apabila usahanya mendapat keuntungan maka hasil keuntungan tersebut akan dibagi sesuai dengan kesepakatan dan
sebaliknya. Dalam menjalankan perniagaan yang didasarkan pada ajaran Islam yang bersih dari penipuan dan penguasaan hak orang lain, maka konsep syariah yang termaktub dalam Al-Quran, AsSunnah, keputusan ijma ulama, ijtihad ulama fiqih dan pakar bidang syariah serta ahli ekonomi Islam menjadi panduan PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah dalam menjalankan operasionalnya. Pemberian pembiayaan tersebut adalah merupakan salah satu tujuan didirikannya PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya. Karena pada dasarnya tujuan didirikannya PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya yaitu menyediakan jasa pembiayaan yang mencakup musyarakah, mudharabah, dan murabahah, yang semua itu tercermin dari produk-produk pembiayaan yang dimiliki PT. BPR Syariah AlWadi’ah Tasikmalaya. Maka dari itu, atas dasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya memberikan satu pilihan pemberian pembiayaan kepada masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya tersebut, yaitu dengan pemberian pembiayaan murabahah. Dengan adanya pembiayaan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang semakin kompleks. Sejalan dengan program retrukturisasi perbankan nasional, perbankan syariah khususnya PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah yang salah satu kegiatan utamanya adalah penyaluran dana melalui prinsip jual beli yaitu pembiayaan murabahah yang mengandung unsure risiko yaitu risiko pembiayaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan itu sendiri. Pemberian pembiayaan murabahah oleh PT. BPR Syariah ALWadi’ah Tasikmalaya diberikan pada sasaran dan target yang tepat akan secara langsung menambah pendapatan perusahaan itu sendiri. Karena keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip syariah diperoleh dari selisih harga dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Tidak kembalinya pembiayaan murabahah yang diberikan oleh PT. BPR Syariah AL-Wadi’ah Tasikmalaya berarti secara langsung mengancam kelangsungan hidup bagi bank itu sendiri, karena penghasilan utama PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya berasal dari loss profit sharing dan bagi hasil yang dikenakan terhadap berbagai jenis pembiayaan. Dalam akad murabahah terjadi transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Jual beli yang merupakan salah satu metode pembiayaan yang akan diterima pihak bank akan terlihat seberapa besar pembiayaan yang disalurkan pihak bank kepada mitranya. Pembiayaan murabahah dalam jumlah yang besar dapat membawa dampak yang dapat menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan
dengan lancar. Dalam artian tidak terjadi pembiayaan yang bermasalah. Tapi tidak menutup kemungkinan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat tidak dapat dikembalikan dengan sempurna, artinya akan timbul risiko pembiayaan yang akan dihadapi pihak bank. Untuk mengukur suatu kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur kemampuan laba (profitabilitas), dimana profitabilitas ini merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan dan akan memberikan gambaran tentang efektifitas pengelolaan manajemen. Profitabilitas ini menunjukkan tingkat keberhasilan suatu badan usaha dalam menghasilkan pengembalian usaha (return) kepada pemiliknya. Kemampuan perusahaan dalam tiap periode untuk mendapatkan laba dapat diukur dengan rasio profitabilitas, yang mencerminkan kemajuan perusahaan dalam menjalankan operasinya.
TINJAUAN PUSTAKA Bank syariah atau yang lebih dikenal dengan bank yang menggunakan sistem bagi hasil dalam usahanya, mulai berdiri di Indonesia dan secara resmi telah diperkenalkan kepada masyarakat sejak tahun 1992 dengan diberlakukannya UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Undang-undang ini yang selanjutnya telah diinterprestasikan untuk pembukaan bank-bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, dalam kurun waktu tujuh tahun setelah diberlakukannya undang-undang ini bank syariah mulai berkembang dan mulai banyak bank-bank konvensional yang berminat untuk membuka cabang bank syariah secara tersendiri, karena itu pemerintah mulai mendorong perkembangan bank syariah untuk dapat membuka jaringan kantor yang lebih luas. Upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bank syariah dengan memperhatikan bahwa masyarakat muslim Indonesia pada saat ini sangat membutuhkan suatu sistem perbankan syariah yang sehat dan terpercaya untuk mengakomodir kebutuhan mereka terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Pengembangan prinsip syariah juga ditunjukkan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum dilayani oleh sistem perbankan konvensional. Selain itu sejalan dengan upayaupaya restrukturisasi perbankan, pengembangan bank syariah merupakan suatu alternative sistem pelayanan jasa bank dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya. Seperti kita ketahui fungsi bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarkat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengacu kepada fungsi bank, bank syariah ikut berperan serta dalam
usaha-usaha menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dengan usaha-usaha yang sesuai dengan ketentuan syariah. Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor rill seperti investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan yang lainnya dengan pemilik dana. Dengan demikian fungsi utama dari sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks bagaimana menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi. Menurut Undang-Undang perbankan No. 10 tahun 1998, Prinsip Syariah dikemukakan sebagai berikut : “Prinsip Syariah adalah aturan berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antar lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (Murabahah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh bank lain”. Menurut Schaik (2001) Bank Syariah didefinisikan sebagai berikut : “Sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya”. Menurut Syahril Sabirin (1999 : 12) Bank Syariah didefinisikan sebagai berikut : “Bank Syariah adalah suatu bank yang memberikan pelayanan perbankan kepada sebagian masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilayani oleh perbankan yang sudah ada karena bank-bank tersebut menggunakan sistem bunga”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau bentuk lainnya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang terdiri dari pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (Murabahah), atau pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah).
METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya yang beralamatkan di Jl. R. Ardiwinangun Blok A1 No. 10/26, Komplek Pasar Cikurubuk, Kec. Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2009: 54). Pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad Nazir, 2005: 57). HIPOTESIS Ho : tidak ada hubungan antara tingkat bagi hasil dan pembiayaan murabahah. Ha : terdapat hubungan antara tingkat bagi hasil dan pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas. Level dari signifikan sebesar 5% atau 0,05 dengan ketentuan bahwa, bila diperoleh thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan dan pengaruh antara tingkat kecukupan modal dan efisiensi operasional (variabel bebas) dan profitabilitas (variabel terikat). Adapun dengan pengujian F yaitu bila diperoleh Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPR SYARIAH AL-WADI’AH TASIKMALAYA. Salah tujuan utama yang dilakukan PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah adalah untuk mencapai profit. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka yang dilakukan pihak bank adalah dengan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Dari pembiayaan yang disalurkan diharapkan dapat mencapai profit dari bagi hasil maupun jual beli dengan nasabah. Tingkat bagi hasil tertinggi pada PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya selama periode 2006-2012 terjadi pada taun 2010 dengan jumlah bagi hasil sebesar Rp. 594.400,00 dan tingkat bagi hasil terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 64.800,00. Pembiayaan murabahah tertinggi pada PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah selama periode 2006-2012 yaitu terjadi pada taun 2012 sebesar Rp. 12.318.500, 00. Dan pembiayaan murabahah yang terendah terjadi pada tahun 2006 yang jumlahnya sebesar Rp. 2.621.800, 00.
PROFITABILITAS PADA PT. BPR SYARIAH AL-WADI’AH TASIKMALAYA Profitabilitas pada PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya mengalami peningkatan pada tiap tahunnya kecuali pada taun 2010 dan 2011 mengalami penurunan yang lumayan cukup besar yaitu 4,8% dan 45, 39%. Pencapaian Operating Profit Margin tertinggi pada PT. BPR Syariah Al-Wadiah Tasikmalaya adalah pada periode 2009 yaitu mencapai 137, 50%. Tingginya Operating Profit Margin mengindikasikan tingginya pencapaian pendapatan bersih dengan penjualan yang dimiliki oleh perusahaan ini. PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL SECARA PARSIAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BPR SYARIAH ALWADI’AH TASIKMALAYA Dengan kriteria terima Ho dan tolak Ha, jika t hitung < t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS 16, 0 diperoleh t hitung sebesar -0, 408. Dengan mengambil taraf signifikasi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2, 776 sehingga t hitung < t tabel (-0, 408 < 2, 776) dengan tingkat signifikasi 0, 704 > 0, 05. Dikarenakan t hitung < t tabel dan tingkat signifikan lebih besar dari 0, 05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho dan tolak Ha, artinya tingkat bagi hasil tidak terdapat profitabilitas. PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH SECARA PARSIAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BPR SYARIAH AL-WADIAH TASIKMALAYA Dengan kriteria tolak Ho dan terima Ha, jika t hitung > t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS 16, 0 diperoleh t hitung sebesar 8, 847. Dengan mengambil taraf signifikasi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,776 sehingga t hitung > t tabel (8, 847 >2,776) dengan tingkat signifikasi 0, 001 < 0,05. Dikarenakan t hitung > t tabel dan tingkat signifikasi lebih kecil dari 0, 05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho dan terima Ha, artinya pembiayaan murabahah terdapat pengaruh terhadap profitabilitas. PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH SECARA SIMULTAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BPR SYARIAH AL-WADI’AH TASIKMALAYA Dengan kriteria tolak Ho dan terima Ha, jika F hitung > F tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS 16, 0 diperoleh F hitung sebesar 104, 677. Dengan mengambil taraf signifikasi α sebesar 5% maka F tabel sebesar 6, 94 sehingga F hitung > F tabel (104, 677 > 6, 94) dengan tingkat signifikasi sebesar 0, 0000 lebih besar dari 0, 05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho dan terima Ha, artinya tingkat bagi
hasil dan pembiayaan murabahah secara simultan terdapat pengaruh terhadap profitabilitas.
KESIMPULAN Tingkat bagi hasil secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap profitabilitas, pembiayaan murabahah secara parsial terhadap pengaruh terhadap profitabilitas, tingkat bagi hasil dan pembiayaan murabahah secara simultan terdapat pengaruh terhadap profitabilitas.
DAFTAR PUSTAKA Adiwarman A. Karim. 2004. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi keempat. Jakarta : PT. Raja Grfindo Persada. Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta : Gema Insani. Antonio, Syafi’i. 1999. Bank Syariah : Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Kerjasama BI dan Tazkia Institute. Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Bank Indonesia, SBS No. 11/24/PBI/2009. Hendi, Suhendi. 2011. Fiqh Muamalah, edisi pertama cetakan ketujuh. Jakarta : Rajawali Pos. Indra Ramdhani. 2005. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Likuiditas Bank Syariah. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi. Karim, Adiwarman. 2003. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nurhayati, Sri. 2012. Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 2 Revisi. Jakarta : Salemba Empat. Siswanto, Dodik. 2003. Lacture Notes : Akuntansi Syariah. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sugiyono. 2001. Statistic Nonparametris untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabetha.
Suharsini, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi cetakan keempat, catatan ke-11. Jakarta : Rineka Cipta.