PENGARUH THIN CAPITALIZATION DAN KARAKTER EKSEKUTIF DENGAN KOMPENSASI MANAJEMEN KUNCI SEBAGAI PEMODERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Nurul Komariah NIM: 1113082000068
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
PENGARUH THIN CAPITALIZATION DAN KARAKTER EKSEKUTIF DENGAN KOMPENSASI MANAJEMEN KUNCI SEBAGAI PEMODERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Nurul Komariah NIM: 1113082000068
Di Bawah Bimbingan: Pembimbing I
Reskino, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 19740928 200801 2 004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 12 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
: Nurul Komariah
2. NIM
: 1113082000068
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Thin Capitalization dan Karakter Eksekutif dengan
Kompensasi
Manajemen
Kunci
Sebagai
Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2017
1. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak.,CA NIP. 19760924 200604 2 002
(
2. Yusro Rahma, SE., M.Si NIP. 19800506 200801 2 016
(
) Penguji I
) Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Kamis, 24 Agustus 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i: 1. Nama
: Nurul Komariah
2. NIM
: 1113082000068
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Thin Capitalization dan Karakter Eksekutif dengan
Kompensasi
Manajemen
Kunci
Sebagai
Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 24 Agutus 2017
1. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM NIP. 19720516 200901 1 006
(
2. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 19740928 200801 2 004
(
3. Atiqah, SE., M.Si., Ak NIP. 19820120 200912 2 004
(
4. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 19740928 200801 2 004
(
) Ketua
) Sekretaris
) Penguji Ahli
) Pembimbing I
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Nurul Komariah
Nim
: 1113082000068
Jurusan
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak mengembangkan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau dikemudian hari ada tuntutan pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat sesungguhnya.
Jakarta, Agustus 2017
(Nurul Komariah)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI 1.
Nama
: Nurul Komariah
2.
Tempat, tanggal lahir
: Tangerang, 05 September 1995
3.
Jenis Kelamin
: Perempuan
4.
Agama
: Islam
5.
Alamat
: Jl. Pertanian Rt 02/05 No. 09 Parigi, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
6.
Nomor Telepon
: 085284538219
7.
E-mail
:
[email protected]
8.
Anak ke- dari
: 1 dari 2 bersaudara
9.
Nama Ayah
: Iyon
10. Nama Ibu
: Sopiyah
II. DATA PENDIDIKAN FORMAL 1.
2001-2007
: SDN Jombang Kramat
2.
2007-2010
: SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
3.
2010-2013
: SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
4.
2013-2017
: S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1.
Anggota pramuka, jurnalistik, dan rohis SMPN 6 Kota Tangerang Selatan (2007-2010).
2.
LDK Komda FEB anggota sub divisi pengembangan keilmuan (2013-2014).
3.
LDK Komda FEB koordinator sub divisi pengembangan keilmuan (2014– 2015).
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP 1.
Panitia seminar “Solusi Sistem Ekonomi Tahan Krisis” divisi keilmuan LDK Komda FEB (2015). vi
2.
Panitia visit company to kementrian keuangan, LDK Komda FEB (2015).
3.
Panitia Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) Fakultas Ekonomi dan Bisnis “Youthful Spirit on Leadership of Economics” (2015).
4.
Sebagai peserta dalam pelatihan akuntansi dengan menggunakan program MYOB pada siswa-siswi SMK/SMU wilayah Tangerang (2012).
5.
Sebagai peserta dalam seminar Week of Sharia Economic Exhibition UIN Jakarta “Peran Ekonomi Islam dalam Menghadapi MEA” (2014).
6.
Sebagai peserta dalam Sosialisasi Perkembangan Terkini Profesi di Bidang Akuntansi dan Ujian Sertifikasi Akuntan (CA) dan Akuntan Publik (CPA). PPPK Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan RI (2015).
7.
Sebagai peserta dalam workshop ms. Excel DEMA FEB UIN Jakarta “Mahir Excel, Kuliah Untung, Kerja Untung” (2016).
8.
Sebagai peserta dalam workshop “Aplikasi Akuntansi Zahir” Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Jakarta (2016).
vii
THE INFLUENCE OF THIN CAPITALIZATION AND EXECUTIVE CHARACTER WITH KEY MANAGEMENT COMPENSATION AS MODERATING ON TAX AVOIDANCE
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of thin capitalization and executive character on tax avoidance. This also examine whether key management compensation could strengthen or weaken the influence of executive characters on tax avoidance. This study based on a hand-collected sample of 111 firm-years of manufacturing publicly listed firms on the Indonesia Stock Exchange over 20132015 period. The sample was selected using purposive sampling method which analyzed with multiple regression analysis and Moderate Regression Analysis (MRA). The results show that the executive character proxied by corporate risk has a significant influence on tax avoidance, while the thin capitalization mechanism in the context of Indonesian manufacturing publicly listed firms has not been able to prove the effect on tax avoidance. In addition, the results also shows that key management compensation is not a moderating variable in this study.
Keywords: Tax Avoidance, Thin Capitalization, Executive Character, Key Management Compensation.
viii
PENGARUH THIN CAPITALIZATION DAN KARAKTER EKSEKUTIF DENGAN KOMPENSASI MANAJEMEN KUNCI SEBAGAI PEMODERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini juga menguji apakah kompensasi manajemen kunci dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 111 jumlah tahun perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel tersebut diseleksi menggunakan metode purposive yang kemudian dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dan Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter eksekutif yang diproksikan dengan menggunakan risiko perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sementara mekanisme thin capitalization dalam konteks perusahaan manufaktur di Indonesia belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompensasi manajemen kunci bukanlah merupakan variabel pemoderasi dalam penelitian ini.
Kata kunci: Penghindaran Pajak, Thin Capitalization, Karakter Eksekutif, Kompensasi Manajemen Kunci.
ix
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Thin Capitalization dan Karakter Eksekutif dengan Kompensasi Manajemen Kunci Sebagai Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak” dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada teladan seluruh umat manusia Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini bukanlah tanpa masalah dan hambatan. Namun demikian, penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, di antaranya: 1. Kedua orang tua tercinta (Ibu dan Bapak), serta adikku tersayang Syahrul atas kasih sayang, semangat, doa, dukungan, kesabaran dan keikhlasan yang selalu menjadi motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang telah menjadi teladan selama ini. 3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah yang juga telah menjadi teladan selama ini. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah sekaligus dosen pembimbing akademik pengganti yang telah memberikan nasihat dan saran dalam setiap masalah penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, berbagi ilmu dan pengalaman, serta dengan
x
sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi. 6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dengan ikhlas telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis hingga mampu mencapai ke tahap ini. 7. Segenap staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada penulis. 8. Para sahabatku terkasih, ukhti-ukhti shalehah: Fatimah, Hani, Dewi, Anis, Tatil, Nurakmalia, Weni, Tuti, Cika dan Citra yang selama ini selalu ada sebagai tempat berkeluh kesah, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi untuk istiqamah menyelesaikan skripsi demi bersama-sama mencapai gelar SE. 9. Teman-teman akuntansi UIN Syarif Hidatullah Jakarta angkatan 2013 yang selama ini berjuang bersama-sama sejak awal menjadi mahasiswa, terima kasih atas kebersamaan dan kebahagiaannya selama ini. 10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga seluruh bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, Agustus 2017
Nurul Komariah
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
BAB II
1.
Tujuan Penelitian ................................................................... 8
2.
Manfaat Penelitian ................................................................. 8
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10 A. Tinjauan Literatur........................................................................ 10 1.
Teori Agensi ......................................................................... 10
2.
Penghindaran Pajak .............................................................. 12
3.
Thin Capitalization .............................................................. 14
4.
Karakter Eksekutif dan Risiko Perusahaan .......................... 17
5.
Kompensasi Manajemen Kunci ........................................... 19
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 21 C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 26 D. Keterkaitan Antara Variabel dan Hipotesis................................. 27
xii
BAB III
METODE PENELITIAN ............................................................... 34 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 34 B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 34 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35 D. Metode Analisis Data .................................................................. 36 1.
Statistik Deskriptif ............................................................... 36
2.
Uji Asumsi Klasik ................................................................ 36
3.
Uji Hipotesis ........................................................................ 41
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................... 45 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 50 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 50 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................... 51 1.
Analisis Deskriptif ............................................................... 51
2.
Uji Asumsi Klasik ................................................................ 53
3.
Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 62 a.
Pengujian Hipotesis Regresi Berganda ......................... 62
b.
Pengujian Hipotesis Moderated Regression Analysis... 64
C. Pembahasan ................................................................................. 67 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73 A. Kesimpulan ................................................................................. 73 B. Saran ............................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 81
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 : Kasus Penghindaran Pajak ............................................................. 3 Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 21 Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................... 49 Tabel 4.1 : Proses Seleksi Sampel Penelitian ................................................ 50 Tabel 4.2 : Statistik Deskriptif ....................................................................... 52 Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ......... 54 Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi dan Screening Data Outlier ....................... 55 Tabel 4.5 : Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 57 Tabel 4.6 : Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ........................ 60 Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test ...................................... 61 Tabel 4.8 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel TCAP dan KE Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) ........................................ 62 Tabel 4.9 : Hasil Uji Parsial Analisis Regresi Berganda ............................... 63 Tabel 4.10: Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel KE, KOMP, KE_KOMP Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) ................... 64 Tabel 4.11: Hasil Uji Signifikansi Simultan Moderate Regression Analysis . 65 Tabel 4.12: Hasil Uji Parsial Variabel KE, KOMP, KE_KOMP Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) ....................................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1: Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 26 Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ......................... 56 Gambar 4.2: Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-Plot .................. 56 Gambar 4.3: Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot .......... 59
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................................... 82 Lampiran 2: Data Sampel Penelitian .............................................................. 85 Lampiran 3: Hasil Output SPSS ...................................................................... 92
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bocornya skandal panama’s papers pada tahun 2016, berupa pengungkapan dokumen terbesar atas kepemilikan perusahaan offshore dengan indikasi penghindaran pajak yang dikelola oleh firma Mossack Fonseca menunjukkan bahwa penghindaran pajak masih menjadi isu global yang tidak ada habisnya (Koestanto, 2016). Praktik penghindaran pajak yang meliputi pemanfaatan kompleksitas perusahaan, teknik, dan celah (loopholes) dalam undang-undang perpajakan (Dowling, 2013; Kanagaretnam, et al., 2014) membuat berbagai metode dalam kegiatan ini selalu berkembang. Tidak dapat dipungkiri, tidak semua wajib pajak secara sukarela membayarkan kewajiban perpajakannya. Hal ini dikarenakan, pajak mengurangi pendapatan sebelum pajak perusahaan dengan proporsi yang cukup besar, sehingga keuntunggan yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham dan manager selaku pemangku kepentingan menjadi semakin kecil (Annuar, et al., 2014). Kanagaretnam, et al., (2014) mengatakan bahwa beberapa literatur sebelumnya seperti (Dyreng, et al., 2008 dan Atwood, et al., 2012) umumnya menganggap perilaku penghindaran pajak perusahaan tidak selalu menyiratkan bahwa perusahaan terlibat dalam perilaku yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan mengelola beban pajak dipandang sebagai keperluan dan merupakan
1
komponen strategi jangka panjang perusahaan yang tepat. Selain itu penghindaran pajak dianggap legal karena masih dalam koridor hukum, meskipun dalam sudut pandang etika dan teori norma menunjukkan bahwa penghindaran pajak perusahaan tidak dianggap benar dan hanya dari sudut pandang umum dikarenakan hal tersebut menciptakan beban dalam masyarakat (Dowling, 2013). Alasan-alasan inilah yang memicu keengganan dalam membayar pajak dan meningkatkan peluang ketidakpatuhan terus berkembang. Banyaknya kasus penghindaran pajak menjadi urgensi tersendiri mengingat pendapatan utama sebagian besar negara bersumber dari sektor ini. Salah satu kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan besar di dunia adalah kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh Google. Perusahaan ini terlibat penghindaran pajak di banyak negara, termasuk Indonesia dengan skema yang dikenal dengan “Double irish, Dutch sandwich”. Skema ini dilakukan dengan mendirikan kantor pusat di negara dengan tarif pajak rendah (tax haven country) dan tidak mendirikan kantor di negara tempat perusahaan tersebut menerima penghasilan, sehingga pajak yang dibayarkan rendah (Chew, 2016). Kasus penghindaran lainnya juga banyak terjadi pada perusahaanperusahaan besar seperti Apple, Starbuck, dan IKEA. Berikut merupakan ringkasan beberapa kasus lainnya mengenai penghidaran pajak:
2
Tabel 1.1 Kasus Penghindaran Pajak No 1.
Perusahaan
Tuduhan
IKEA (2016)
Melakukan penghindaran pajak dengan nilai mencapai 1 miliar euro yang dilakukan pada kurun waktu lebih dari enam tahun. Diduga memindahkan dana dari gerainya di seluruh Eropa ke anak perusahaannya di Belanda sehingga terbebas dari pajak di Linhtenstein atau Luxembourg. Estimasi pajak yang dihindari menyebabkan hilangnya pemasukan pajak di Jerman senilai 35 juta euro, 24 juta euro di Prancis dan 11,6 miliar euro di Inggris.
2.
HSBC (2015)
Menggunakan kerahasiaan bank untuk membuka rekening yang tidak diumumkan. Perbankan HSBC membantu klien dunia menghindari pembayaran pajak ratusan juta poundsterling. Banyak orang menggunakannya untuk menyembunyikan uang dari petugas pajak. HSBC menghadapi penyelidikan dugaan tindakan kejahatan di Amerika Serikat, Prancis, Belgia dan Argentina.
3.
Apple. Inc (2012)
Menyembunyikan pendapatan senilai 181,1 miliar dolar di negara offshore, tax haven (Virginia Island, Irlandia dan Luxembourg).
4.
Starbucks (2011)
Menyatakan kerugian sebesar 112.000.000 poundsterling selama tahun 2008-2010 dan tidak membayar PPh badan 2011 meskipun berhasil mencetak penjualan sebesar 398.000.000 poundsterling.
5.
Amazon (2011)
Berhasil mencatat pendapatan sebesar 3,35 miliar poundsterling selama tahun 2011 namun hanya membayar pajak sebesar 1,5 juta poundsterling di Inggris, lalu pada tahun 2013 Amazon berhadapan dengan pihak otoritas pajak Amerika Serikat atas dugaan kasus transfer pricing senilai US$ 234.000.000.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
3
Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai mekanisme penghindaran pajak adalah thin capitalization (Rahayu, 2010). Mekanisme ini merujuk pada keputusan investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnis dengan mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan modal ekuitas dalam struktur modalnya (Taylor & Richardson, 2013). Hal ini dikarenakan berbeda dengan dividen, utang dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya insentif pajak berupa beban bunga pinjaman. Maka dari itu, perlu adanya aturan yang mengatur mengenai praktik thin capitalization ini. Berdasarkan KPMG tax profile 2016 aturan mengenai thin capitalization belum banyak diterapkan di negara berkembang Asia Tenggara. Hanya Thailand yang memiliki batasan perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) 3:1 yang telah diterapkan apabila insentif pajak telah diberikan oleh dewan penanaman modal, sedangkan Indonesia dan Malaysia yang baru-baru ini mengeluarkan aturan DER, baru akan berlaku efektif pada tahun 2016 dan 2018. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan ketiadaan aturan menganai thin capitalization, Indonesia memanfaatkan utang secara optimal sebagai mekanisme penghindaran pajak. Beberapa penelitian mengenai thin capitalization telah dilakukan sebelumnya oleh Tylor & Richardson (2012), Isgiyarta (2014), Khomsatun & Martani (2015), dan Ismi & Linda (2016). Penelitian Tylor & Richardson (2012) menguji praktik thin capitalization terhadap perusahaan terdaftar di Australia dengan menggunakan aturan Income Tax Assessment Act (ITAA) 97
4
yang membatasi mengenai masalah thin capitalization, dan menemukan hasil bahwa thin capitalization berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Begitu pula dengan Khomsatun & Martani (2015) meneliti mengenai apakah pembatasan utang berbunga pada perusahaan indeks syariah ISSI dapat menurunkan pengaruh positif thin capitalization dan assets mix terhadap penghindaran pajak. Meskipun hipotesis diterima bahwa batasan mengenai thin capitalization dapat mengurangi pengaruh positif thin capitalization terhadap penghindaran pajak. Hasil menunjukkan, masih adanya signifikansi thin capitalization walau pada level 10%. Sedangkan penelitian Ismi & Linda (2016) menemukan, dalam lingkup penelitian yang lebih sempit dengan pembatasan yang ketat, thin capitalization tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penghindaran pajak yang terjadi merupakan praktik yang dilakukan secara sengaja. Penghindaran pajak dapat masuk ke dalam kebijakan perusahaan yang diambil oleh eksekutif (Dyreng, et al., 2010). Eksekutif yang memilik tax-minded secara aktif menerapkan strategi penghematan pajak pribadi, juga turut menerapkan strategi untuk menurunkan pajak perusahaan (Cavazos & Silva, 2015). Manajemen dalam hal ini jajaran eksekutif, memiliki wewenang menggunakan kekuasaannya untuk membuat kebijakan strategis dengan tujuan peningkatan efisiensi guna meningkatkan kekayaan pemegang saham (Minnick & Noga, 2010). Mengingat penghindaran pajak merupakan kegiatan yang mengandung risiko baik berupa pemeriksaan maupun reputasi. Karakter yang dimiliki eksekutif akan mempengaruhi keputusan yang diambil
5
mengenai penghindaran pajak. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai hal ini, di antaranya penelitian yang dilakukan Budiman & Setiyono (2012), Hanafi & Harto (2014), dan Swingly & Sukartha (2015). Terkait dengan ini, beberapa penelitian perpajakan melakukan pengujian mengenai
kaitan
kompensasi
manajemen
kunci
perusahaan
untuk
meningkatkan risk taking manajemen terhadap tindakan penghindaran pajak, seperti Minnick & Noga (2010), Amstrong, et al., (2012), Taylor & Richardson (2014). Penelitian tersebut menemukan hasil bahwa kompensasi yang diberikan kepada manajemen kunci memiliki pengaruh dengan arah positif terhadap penghindaran pajak dan mendukung teori agensi. Akan tetapi, beberapa penelitian lain yang dilakukan oleh Desai & Dharmapala (2006), Zulma (2016) dan Amri (2017) menemukan hasil dengan arah berlawanan. Penelitian secara empiris mengenai thin capitalization terhadap penghindaran pajak, masih sedikit dilakukan. Sedangkan penelitian mengenai kompensasi (memotivasi risk taking manajemen) terhadap penghindaran pajak masih menimbulkan hasil yang tidak konsisten. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci sebagai pemoderasi terhadap penghindaran pajak”. Penelitian ini merupakan replika dan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Khomsatun & Martani (2015), Taylor & Richardson (2012), serta Judiman & Setiyono (2012). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
6
1. Dalam penelitian Khomsatun & Martani (2015) untuk variabel thin capitalization diukur menggunakan Debt to Asset Ratio (DTA) sedangkan dalam penelitian ini variabel thin capitalization diukur menggunakan Maximum Allowable Debt (MAD Ratio) dengan melakukan pengecekan terhadap catatan atas laporan keuangan perusahaan, mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh Taylor & Richardson (2012); 2. Sampel perusahaan dalam penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015, sedangkan penelitian sebelumnya Khomsatun & Martani (2015) menggunakan perusahaan manufaktur yang masuk ke dalam indeks ISSI pada tahun 2011-2013, dan penelitian Taylor & Richardson (2012) menggunakan sampel perusahaan publik yang terdaftar di Australian Stock Exchange; 3. Penelitian terdahulu hanya menitik beratkan mengenai pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak, sedangkan penelitian ini menambahkan variabel kompensasi manajemen kunci sebagai moderasi.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian
yang telah dikemukakan
sebelumnya, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah thin capitalization dan karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
7
2.
Apakah kompensasi manajemen kunci dapat memoderasi pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai: a. Pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak; b. Peran kompensasi manajemen kunci dalam memoderasi pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini, antara lain: a. Kontribusi Teoritis Manfaat penelitian yang diharapkan untuk kontribusi teoritis antara lain adalah sebagai berikut: 1) Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi dan sebagai pembanding guna menambah ilmu pengetahuan; 2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana informasi dalam ilmu pengetahuan akuntansi dan perpajakan bagi masyarakat
8
terutama mengenai tindakan penghindaran pajak dan bukti empiris terkait hal-hal yang mempengaruhinya; 3) Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini; 4) Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta referensi penulis mengenai topik terkait. b. Kontribusi Praktis Adapun manfaat penelitian yang diharapkan untuk kontribusi praktis antara lain adalah sebagai berikut: 1) Bagi pembuat kebijakan, sebagai pengetahuan agar dapat memberikan
perhatian
yang
lebih
terhadap
praktik
penghindaran pajak yang merugikan negara serta sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan mengenai aturan perpajakan yang lebih baik di masa yang akan datang; 2) Bagi investor, sebagai pengetahuan agar lebih berhati-hati dalam menanamkan investasinya di perusahaan dan terhindar dari dampak negatif yang akan ditimbulkan atas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan; 3) Bagi perusahaan, agar perusahaan dapat mengelola sumber daya manusia (pihak manajemen) yang dimiliki dengan lebih baik guna meningkatkan kinerja dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan akuntansi dan perpajakan yang berlaku.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agensi Dalam kaitan penghindaran pajak perusahaan, model kepatuhan (deterrence model) yang dikembangkan Allingham dan Sandmo (1972) yang menggambarkan bahwa individual setiap wajib pajak mencoba untuk memaksimalkan utilitas melalui pengelakan pajak mungkin tidak dapat diaplikasikan
karena
adanya
perbedaan
antara
kepemilikan
dan
pengelolaan (Lee, et al., 2015). Dalam kasus perusahaan, kompleksitas yang muncul dikarenakan banyaknya pihak yang terlibat membuat teori agensi
lebih
cocok
digunakan
untuk
menggambarkan
kegiatan
penghindaran pajak perusahaan. Menurut teori keagenan (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen & Meckling (1976), masalah agensi muncul ketika pemilik mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan perusahaan tersebut kepada agent (Amri, 2017). Dengan adanya keterbatasan pemilik dalam memantau agen, dalam beberapa situasi, teori agensi mengasumsikan bahwa semua pihak bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Oleh karena itu, timbul alasan untuk percaya bahwa manajemen (jajaran eksekutif) selaku agen, tidak selalu bertindak untuk
10
kepentingan pemilik (Goodfrey, et al., 2010). Hal ini menggambarkan, baik pemilik maupun manajemen dalam perusahaan memiliki tujuan masingmasing di mana pemilik menginginkan manajemen bekerja untuk memaksimalkan kekayaan pemilik, sedangkan manajemen ingin bekerja untuk keuntungan mereka sendiri. Masalah agensi dapat muncul ketika jajaran eksekutif selaku manajemen memiliki preferensi yang berbeda dalam hal risiko. Manajemen memiliki kekayaan baik keuangan maupun modal manusia yang terikat dengan kekayaan perusahaan yang dipengaruhi oleh kinerja. Dari sudut pandang manajer, reputasi dan nilai perusahaan akan mempengaruhi modal manusia (pandangan pihak luar) yang dimilikinya, dalam hal ini manajer akan lebih bersikap enggan menghadapi risiko yang mengancam tersebut (Anthony & Govindarajan, 2005). Manajemen (eksekutif) memiliki peran dalam setiap pengambilan keputusan perusahaan (Dyreng, et al., 2010). Manajemen juga turut andil dalam semua stategi perusahaan. Penghindaran pajak merupakan salah satunya. Meskipun demikian, penghindaran pajak merupakan salah satu tindakan yang berisiko karena dapat mencederai reputasi perusahaan (Badertscher, et al., 2013). Tidak dapat dipungkiri, manajemen turut peduli dengan reputasi yang dimiliki perusahaan (Graham, et al., 2014). Salah satu dari dua mekanisme yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah agensi yang muncul adalah dengan pemberian kontrak kompensasi insentif yang tepat (Anthony & Govindarajan, 2005). Paket
11
kompensasi insentif yang diberikan dapat memitigasi masalah agensi. Paket
kompensasi
insentif akan memotivasi
manajemen dalam
meningkatkan risk taking terhadap penghindaran pajak, sehingga tujuan pemilik dan manajemen dapat terselaraskan.
2. Penghindaran Pajak Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (pemilik) melalui nilai perusahaan yang dapat dilakukan dengan memperoleh laba secara maksimum. Terkait dengan hal ini, dalam kajian manajemen pajak, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan efisiensi beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan. Hal ini dikarenakan beban pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba penghasilan (Pohan, 2013). Sifat pajak dipungut oleh negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan (Resmi, 2013). Hal ini menjadikan pajak sebagai pengeluaran yang mau tidak mau harus dibayarkan bagi individu maupun perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai wajib pajak dan berdampak terhadap penghasilan. Oleh karena itu, tidak semua wajib pajak secara sukarela membayarkan kewajiban perpajakannya dan cenderung berusaha meloloskan diri dari pajak dengan melakukan perlawanan yang menjadi hambatan dalam pemungutannya. Baik itu berupa perlawanan pasif maupun perlawanan aktif (Devano & Rahayu, 2006).
12
Penghindaran pajak menjadi salah satu bentuk perlawanan aktif wajib pajak yang banyak digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Hanlon & Heitzman (2010) mengenai ulasan literatur perpajakan yang ada selama ini, menemukan bahwa pada dasarnya penghindaran pajak belum memiliki definisi dan konstruk yang disepakati. Setiap peneliti memiliki definisi tersendiri mengenai penghindaran pajak terkait apakah penghindaran pajak merupakan tindakan yang diperkenankan (Khomsatun & Martani, 2015). Maka dari itu Hanlon & Heitzman (2010) mendefinisikan penghindaran pajak sebagai pengurangan pajak eksplisit (Dyreng, et al., 2008; Hanlon & Heitzman, 2010; Koester, et al., 2016). Dengan demikian penghindaran pajak meliputi seluruh pengaruh menghematan pajak dari segala aktivitas. Tedapat perbedaan antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak. Garis batasan antara penghindaran pajak dengan penggelapan pajak adalah melanggar hukum atau tidaknya kegiatan tersebut. Penghindaran pajak diartikan sebagai usaha untuk mengurangi kewajiban pajak yang bersifat legal (lawful), sedangkan penggelapan pajak adalah usaha untuk mengurangi kewajiban pajak yang bersifat melanggar hukum (unlawful) (Lee, et al., 2015; Zain, 2005). Praktik penghindaran pajak sendiri dilakukan meliputi pemanfaatan kompleksitas perusahaan, teknik, dan celah (loopholes) dalam undangundang perpajakan (Dowling, 2013; Kanagaretnam, et al., 2014). Dalam hal ini perusahaan memanfaatkan grey area, dengan menggunakan celah
13
dalam undang-undang yang terjadi karena adanya ketidakjelasan menyangkut suatu definisi yang menyebabkan terjadinya multitafsir (Loen & Meliala, 2009). Dengan begitu, dapat dikatakan konsep dari penghindaran pajak adalah untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan
dengan
menggunakan
transaksi
yang
menyebabkan
pengurangan terhadap beban pajak (Khomsatun & Martani, 2015). Zulma (2016) mengatakan, masih terdapat pro dan kontra mengenai perhindaran pajak dalam perkembangannya. Terdapat anggapan bahwa, penghindaran pajak dapat memberi manfaat melalui penghematan pajak perusahaan, mengurangi risiko default bank, dan menurunkan biaya pinjaman. Namun pendapat lain mengatakan sebaliknya, bahwa dampak penghindaran pajak akan menimbulkan risiko pemeriksaan pajak dan risiko agensi. Bagaimanapun dampak dari penghindaran pajak, dapat dipahami bahwa penghindaran pajak merupakan perbuatan yang berpotensi menyebabkan berkurangnya penerimaan kas negara (Loen & Meliala, 2009).
3. Thin Capitalization Thin capitalization sangat erat kaitannya dengan struktur modal. Pada dasarnya thin capitalization merupakan pembentukan struktur modal perusahaan dengan kombinasi kepemilikan utang yang lebih besar dari modal (Khomsatun & Martani, 2015). Thin capitalization merujuk pada keputusan investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnis
14
dengan mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan modal dalam struktur modalnya (Taylor & Richardson, 2013). Hal ini berlaku secara global. Dalam kasus internasional, praktik thin capitalization banyak digunakan oleh perusahaan multinasional untuk membiayai anak cabangnya. Oleh karena itu, menurut OECD report on tax payer’s rights and obligation (1990) ketentuan mengenai thin capitalization adalah untuk menggambarkan modal terselubung melalui pinjaman yang berlebihan (Hutagaol, et al., 2007). Praktik thin capitalization menimbulkan insentif pajak. Thin capitalization dapat menjadi masalah dalam perpajakan dikarenakan adanya perbedaan perlakuan antara investasi modal dan investasi utang. Pada investasi modal, pengembalian modal dalam bentuk dividen akan dikenakan pajak, sedangkan dalam kasus utang akan menimbulkan beban bunga yang tidak dikenakan pajak karena merupakan deductible expenses (Buettner, et al., 2012). Ketetapan mengenai bunga sebagai beban yang boleh dikurangkan dari penghasilan menurut fiskal di Indonesia diatur dalam pasal 6 (1) huruf a UU RI No. 36 tahun 2008 mengenai pajak penghasilan. Dikatakan dalam pasal 6 (1): “Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan”. Terkait dengan bunga, masih dalam pasal yang sama, huruf
15
a menjelaskan bahwa bunga termasuk ke dalam biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Menurut Gunadi (2007), terdapat beberapa cara pemberian pinjaman yang dapat dilakukan dalam praktik thin capitalization, yaitu dengan direct loan, back to back loan, dan paralel loan. Pada skema direct loan, investor atau pemegang saham secara langsung memberikan pinjaman kepada perusahaan (eksplisit), sedangkan skema back to back loan dan paralel loan pinjaman tidak diberikan secara langsung. Pada skema back to back loan pinjaman diberikan melalui mediator atau pihak ketiga sebagai instrumen mediasi misalnya bank atau lembaga keuangan. Investor
atau
perusahaan
dalam
satu
kepemilikan
yang sama
mendepositkan dananya ke bank, lalu bank tersebut akan memberikan pinjaman kepada perusahaan anak. Skema paralel loan lebih rumit dari dua skema sebelumnya, induk perusahaan memberikan pinjaman kepada anak perusahaan lain yang masih di bawah kepemilikan (induk utama) yang sama. Menurut Rahayu (2010), Skema paralel loan dan back to back loan dalam thin capitalization dianggap lebih aman karena pinjaman tidak langsung berasal dari induk perusahaan. Beberapa implikasi terhadap pajak penghasilan dapat ditimbulkan dari strategi perusahaan (Taylor & Richardson, 2012). Perbedaan perlakuan bunga dan dividen ini, dapat menjadi celah bagi strategi penghindaran pajak (tax avoidance). Oleh karena itu, untuk meminimalisir
16
berkurangnya potensi pendapatan negara melalui pajak, beberapa negara mengatur thin capitalization (Khomsatun & Martani, 2015). Aturan ini menjadi solusi bagi masalah thin capitalization dengan membatasi jumlah beban bunga pengurang pajak (Buettner, et al., 2012). Berdasarkan country tax profil 2016 negara-negara Asia Pasifik yang dikeluarkan oleh KPMG, aturan menengai thin capitlization belum banyak diterapkan pada negara berkembang Asia Tenggara. Aturan thin capitalization dapat berbentuk rasio utang terhadap modal (DER) ataupun batas nilai wajar (arm’ lenght). Aturan mengenai thin capitalization berbeda disetiap negara tergantung kepada kebutuhan dan kebijakan negara tersebut. Melalui aturan thin capitalization perusahaan dapat menghitung jumlah maksimum utang berbungan yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan yang disebut dengan “maximum allowable debt” (Taylor & Richardson, 2012).
4. Karakter Eksekutif dan Risiko Perusahaan Jajaran manajemen dan individu eksekutif selaku agen dalam perusahaan berperan penting dalam setiap pengambilan keputusan mengenai strategi perusahaan termasuk penghindaran pajak (Dyreng, et al., 2010). Tax-minded eksekutif atau preferensi eksekutif dalam melakukan penghindaran pajak pribadi mampu mempengaruhi perilaku eksekutif terhadap penghindaran pajak perusahaan (Cavazos & Silva, 2015).
17
Penghindaran pajak merupakan salah satu tindakan berisiko. Hal ini dikarenakan, penghindaran pajak dapat meningkatkan biaya perusahaan dan manajer secara signifikan, seperti biaya untuk ahli pajak, waktu yang dikhususkan untuk audit pajak, ancaman reputasi, dan denda yang kemungkinan dikenakan oleh otoritas (Badertscher, et al., 2013). Noor (2009) mengemukakan, manajemen termasuk eksekutif memiliki sifat yang berbeda dalam menghadapi risiko. Adapun sifat tersebut adalah risk taker/risk seeker, risk averse dan risk neutral. Lebih lanjut Noor (2009) menjelaskan, manajemen/eksekutif dengan karakter atau preferensi risko risk taker atau risk seeker merupakan eksekutif yang cenderung lebih berani dan optimis. Apabila suatu peluang mampu mendatangkan keuntungan yang diperoleh dan juga kemungkinan risiko yang terjadi, maka manajemen dalam hal ini eksekutif akan mengambil peluang tersebut, karena manajemen beranggapan risiko masih dalam bentuk kemungkinan yang mungkin terjadi dan mungkin juga tidak. Berbeda dengan risk taker, manajemen atau eksekutif dengan karakter/preferensi risiko risk averse lebih cenderung menghindari risiko. Manajemen lebih mempertimbangkan risiko dan cenderung berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Sedangkan risk neutral lebih rasional terhadap risiko, dan menimbang antara keuntungan dan risiko yang diterima. Coles et al., (2004) dalam Budiman & Setiyono (2012) menyebutkan, karakter eksekutif sebagai pengambil keputusan akan
18
tercermin melalui tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Hal ini berarti, risiko perusahaan dapat mencerminkan policy yang diambil oleh eksekutif sebagai pimpinan. Paligorova (2010) mengartikan risiko perusahaan merupakan volatilitas earning yang dapat diukur melalui stadar deviasi. Oleh karena itu, risiko perusahaan dapat dimaknai sebagai penyimpangan dari earning yang mengindikasikan semakin besar deviasi earning perusahaan, maka akan semakin besar pula risiko yang ada (Budiman & Setiyono, 2012).
5. Kompensasi Manajemen Kunci Kompensasi merupakan imbalan dan keuntungan yang diterima oleh karyawan atas kinerja yang diberikan untuk mengelola perusahaan (Hameed, et al., 2014). Kompensasi dapat berupa gaji, bonus, insentif dan tunjangan/penghargaan baik secara langsung maupun tidak langsung, dimana kompensasi dapat menciptakan motivasi keperilakuan dalam organisasi (Anthony & Govindarajan, 2005). Hasiholan (2013) berpendapat bahwa kompensasi merupakan aplikasi dari motivasi organisasi. Selaras dengan hal tersebut, Taylor & Richardson (2014) berpendapat bahwa salah satu motivasi personal manajemen kunci seperti, dewan direksi dan jajaran eksekutif untuk melakukan tindakan penghindaran pajak dapat disebabkan oleh remunerasi insentif. Apabila dilihat dari sudut pandang teori agensi yang diperkenalkan oleh Jensen & Meckling (1976), Insentif kompensasi dapat memitigasi
19
masalah agensi (Hanlon & Heitzman, 2010). Menurutnya, pada dasarnya insentif kompensasi diberikan oleh pemegang saham agar eksekutif selaku agen, bertindak memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Insentif kompensasi akan mengurangi biaya agensi yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya hubungan erat antara kinerja dan pembayaran . Karena didasarkan pada kinerja, maka penetapan jumlah insentif kompensasi antar perusahaan tidaklah memiliki standar yang baku. Hal ini menyebabkan berbagai variasi perhitungan. Insentif kompensasi dapat diberikan atas perhitungan berdasarkan laba sebelum pajak (pre-tax) atau atas perhitungan berdasarkan laba setelah pajak (after-tax incentive). Eksekutif akan lebih memanfaatkan kompensasi berdasarkan laba setelah pajak ketika perusahaan memiliki kredit pajak yang lebih besar. Gaertner (2014) menemukan hubungan negatif antara penggunaan kompensasi insentif setelah pajak terhadap Effective Tax Rate (ETR). Ketika insentif kompensasi diberikan atas dasar laba setelah dikenakan pajak, eksekutif akan cenderung malakukan tindakan penghindaran pajak (memperkecil effective tax rate) guna memperbesar insentif kompensasi. Namun apabila insentif kompensasi ditentukan berdasarkan laba sebelum pajak, Eksekutif kurang termotivasi melakukan penghindaran pajak. Hal ini berarti, manajemen akan cenderung oportunis melalui cara lain dan bertindak sesuai bonus plan hypotesis dengan cara memperbesar laba sebelum pajak yang menyebabkan asimetris informasi antara manajemen dengan pemilik.
20
B. Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu mengenai thin capitalization, karakter eksekutif, kompensasi manajemen kunci dan penghindaran pajak (tax voidance) terangkum dalam tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
1.
Grantly Taylor dan Grant Richarson (2012)
2.
Thiess Buettner, Michael Overesch, Ulrich Schreiber, Georg Wamser (2012)
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan International Corporate Variabel thin Veriabel kompensasi Tax Avoidance capitalization dan manajemen kunci dan Practices: Evidence penghindaran pajak karakter eksekutif from Australian Firms Judul Penelitian
The Impact of Thin Capitalization Rule on the Capital Structure of Multinational Firms
Variabel thin capitalization
Veriabel kompensasi manajemen kunci, karakter eksekutif, dan penghindaran pajak
Hasil Penelitian Praktik thin capitalization, income shifting, multinationality, dan tax haven utilization berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Aturan mengenai thin capitalization efektif mengurangi insentif pajak (penggunaan internal loan) dalam perencanaan pajak.
Bersambung ke halaman berikutnya
21
Tabel 2.1 (lanjutan) No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
3.
Siti Khomsatun dan Pengaruh Thin Dwi Martani Capitalization dan (2015) Assets Mix perusahaan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Terhadap Penghindaran Pajak
4.
Jaka Isgiyarta (2014)
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel thin Veriabel kompensasi capitalization dan manajemen kunci dan penghindaran pajak karakter eksekutif
Tax Avoidance Through Variabel thin Thin Capitalization capitalization dan (Evidence from penghindaran pajak Indonesian Firms)
Variabel karakter eksekutif dan kompensasi manajemen kunci
Hasil Penelitian Perusahaan ISSI mengurangi hubungan antara total utang dan assets mix dalam penghindaran pajak. Aturan mengenai thin capitalization dapat meminimalisir tindakan penghindaran pajak melalui utang berbunga. Thin capitalization diukur menggunakan cost of debt kurang mempengaruhi penghindaran pajak sedangkan thin capitalization yang diukur menggunakan debt to equity ratio (DER) dan profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Bersambung ke halaman berikutnya
22
Tabel 2.1 (lanjutan) Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel kompensasi Variabel thin CEO dan capitalization dan penghindaran pajak karakter eksekutif
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
5.
Khamoussi Halioui, Souhir Neifar, Fouad Ben Abdelaziz (2016)
Corporate Governance, CEO Compensation and tax aggressiveness: Evidence from American Firms Listed on the NASDAQ 100
6.
Grantley Taylor, Grant Richardson (2014)
Incentives for Corporate Tax Planning and Reporting: Empirical Evidence from Australia
Kompensasi CEO, dan Variabel thin penghindaran pajak capitalization dan karakter eksekutif
Ketidakjelasan posisi pajak, keahlian pajak direksi dan remunerasi manajemen kunci berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
7.
Fabio B. Gaertner (2014)
CEO After-Tax Compensation Incentives and Corporate Tax Avoidance
Kompensasi CEO dan penghindaran pajak
Penggunaan kompensasi insentif setelah pajak berhubungan negatif dengan ETR,dan penggunaan kompensasi insentif setelah pajak memiliki hubungan positif dengan kompensasi kas CEO
Variabel thin capitalization dan karakter eksekutif
Hasil Penelitian Kompensasi gaji berpengaruh signifikan negatif terhadap penghindaran pajak. Stock option incentive berpengaruh signifikan negatif terhadap penghindaran pajak.
Bersambung ke halaman berikutnya
23
Tabel 2.1 (lanjutan) Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Kompensasi Variabel thin manajemen kunci dan capitalization dan penghindaran pajak karakter eksekutif
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
8.
Christipher S. Armstrong, Jennifer L. Blouin, Alan D. Jagolinzer (2015)
Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance
9.
Judi Budiman, Setiyono (2012)
Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Karakter Eksekutif dan penghindaran pajak
Variabel thin capitalization dan kompensasi manajemen kunci
The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance
Individu eksekutif dan penghindaran pajak
Variabel thin capitalization dan kompensasi manajemen kunci
10. Scott D. Dyreng, Michelle Hanlon, Edward L. Maydew (2010)
Hasil Penelitian Insentif kompensasi memiliki hubungan positif terhadap penghindaran pajak. Terdapat hubungan yang positif antara komisaris independen terhadap low level tax avoidance. Terdapat hubungan negatif antara komisaris independen terhadap high level tax avoidance . Eksekutif dengan karakter risk taker berpengaruh signifikan positif terhadap penghindaran pajak. Eksekutif individu mempengaruhi keputusan penghindaran pajak
Bersambung ke halaman berikutnya
24
Tabel 2.1 (lanjutan) No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
11. Nova Novita (2016)
Executives Characters, Gender and Tax Avoidance: A Study on Manufacturing Companies in Indonesia
12. Umi Hanafi, Puji Harto (2014)
Analisis pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Karakter eksekutif dan Variabel thin penghindaran pajak capitalization dan kompensasi manajemen kunci
Variabel preferensi risiko, kompensasi eksekutif, dan penghindaran pajak
Variabel thin capitalization
Hasil Penelitian Karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Eksekutif laki-laki lebih berani mengambil resiko penghindaran pajak dibandingkan eksekutif perempuan. Kompensasi eksekutif dan kepemilikan saham eksekutif memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Eksekutif dengan karakter risk taker juga berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
25
C. Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1 berikut ini: Penerimaan negara tidak mencapai target dan maraknya kasus penghindaran pajak Pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci sebagai pemoderasi terhadap penghindaran pajak
Basis Teori: Teori agensi, penghindaran pajak, karakter eksekutif dan kompensasi manajemen kunci
Thin Capitalization Penghindaran Pajak Karakter Eksekutif
Kompensasi Manajemen Kunci
Model Analisis: Analisis Regresi Berganda Moderated Regression Analysis (MRA) Analisis Data: Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 26
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Hipotesis 1. Thin Capitalization dan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki dua sumber modal yang dapat mejadi pilihan, yaitu baik berupa utang maupun modal sendiri. Penelitian terdahulu mengakui bahwa beban bunga mampu menjadi pengurang penghasilan kena pajak dan menjadi insentif pajak (Stickney & McGee, 1982; Gupta & Newberry, 1997; Richardson & Lanis, 2007). Mekanisme pembentukan struktur modal dengan struktur utang yang lebih besar dari ekuitas (thinly capitalization) memiliki banyak dampak. Utang yang diberikan menimbulkan beban bunga, dimana perlakuan bunga dalam perpajakan berbeda dengan pelakuan dividen. Beban bunga dalam ketentuan perpajakkan diperkenankan sebagai pengurang peghasilan (Buettner, et al., 2012). Hal ini menimbulkan celah dan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak melalui pemanfaatan bunga. Penelitian Tylor & Richadrson (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan antara praktik thin capitalization terhadap praktik penghindaran pajak internasional di Australia. Perusahaan yang mendekati ataupun melebihi batas bunga yang diperkenankan oleh aturan thin capitalization cenderung melakukan penghindaran pajak. Selaras dengan itu, Khomsatun dan Martani (2015) menemukan bahwa praktik thin capitalization juga berpengaruh terhadap penghindaran pajak dan aturan mengenai pembatas utang berbunga mampu
27
menurunkan hubungan positif antara thin capitalization dan penghindaran pajak. Isgiyarta
(2014)
melakukan
penelitian
mengenai
praktik
penghindaran pajak melalui thin capitalization dengan menggunakan pengukuran cost of debt, debt to equity ratio (Rasio DER) dan hubungan terbalik antara profitabilitas sebagai proksi thin capitalization terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa thin capitalization dengan menggunakan pengukuran debt to equity ratio mengindikasikan adanya pengaruh yang positif terhadap penghindaran pajak. Lebih lanjut Isgiyarta menjelaskan, hal ini berarti semakin besar debt to equity ratio perusahaan, terdapat indikasi bahwa perusahaan memanfaatkan beban bunga dalam utang tersebut sebagai strategi penghindaran pajak. Hasil lainnya mengenai thin capitalization didapatkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Ismi & Linda (2016). Penelitian tersebut mengambil lingkup yang lebih sempit, yaitu perusahaan yang masuk ke dalam indeks syariah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam lingkup penelitian yang lebih sempit dan pembatasan utang yang lebih ketat seperti pada perusahaan yang masuk ke dalam indeks syariah (Jakarta Islamic Index), celah pengelolaan optimalisasi kepemilikan utang terkait pengelolaan pajak lebih sedikit, sehingga thin capitalization tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
28
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut: H1 : Thin capitalization berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
2. Karakter/Preferensi Risiko Eksekutif dan Penghindaran pajak Penghindaran pajak yang terjadi merupakan praktik yang dilakukan secara sengaja. Praktik penghindaran pajak dapat dianggap sebuah stategi (Minnick & Noga, 2010; Hanlon & Heitzman, 2010; Chen, et al., 2014; Lee, et al., 2015) dan merupakan hasil kebijakan perusahaan (Hanafi & Harto, 2014). Dalam konteks penghindaran pajak perusahaan di mana kepemilikan dan manajemen perusahaan dilakukan oleh pihak yang berbeda, jajaran eksekutif sebagai pihak manajemen yang berwenang untuk membuat keputusan strategis perusahaan memainkan peranan penting dalam kebijakan ini. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa eksekutif memiliki peranan yang sangat penting dalam penghindaran pajak. Dyreng et, al., (2010) membuktikan secara empiris bahwa eksekutif secara individu mampu mempengaruhi keputusan perusahaan dalam penghindaran pajak. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa individual eksekutif menunjukkan
kecenderungan
yang
berbeda
terhadap
keputusan
penghindaran pajak perusahaan.
29
Penelitian lainnya mengenai eksekutif dilakukan oleh Cavazos & Silva (2015) mereka meneliti mengenai keterkaitan antara preferensi pajak eksekutif dengan dividen perusahaan dan kebijakan pajak. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa tax-minded eksekutif mempengaruhi perilaku eksekutif terhadap penghindaran pajak perusahaan. Eksekutif yang cenderung melakukan perlindungan (penghindaran) pajak pribadi, juga menerapkan strategi minimalisasi pajak dalam level perusahaan yang dipimpinnya guna melindungi pajak pemegang saham dan kas pajak perusahaan. Secara garis besar, penelitian-penelitian tersebut mengungkapkan bahwa
penghindaran
pajak
dapat
terpengaruh
oleh
internal
karakter/preferensi eksekutif itu sendiri. Terdapat tiga karakter/preferensi eksekutif dalam menghadapi tindakan berisiko, yaitu risk taker/seeker, risk neutral, dan risk averse (Noor, 2009; Halim, 2005). Eksekutif yang memiliki karakter atau preferensi risko risk taker/risk seeker merupakan eksekutif yang cenderung lebih berani dan optimis. Apabila suatu peluang mampu mendatangkan keuntungan yang diperoleh dan juga kemungkinan risiko yang terjadi, maka manajemen dalam hal ini eksekutif akan mengambil peluang tersebut, karena manajemen beranggapan risiko masih dalam bentuk kemungkinan yang mungkin terjadi dan mungkin juga tidak (Noor, 2009). Berbeda dengan risk taker, manajemen atau eksekutif dengan karakter/preferensi risiko risk averse lebih cenderung menghindari risiko.
30
Eksekutif risk averse lebih mempertimbangkan risiko dan cenderung berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks penghindaran pajak, eksekutif risk averse berasumsi dan beranggapan penghindaran pajak merupakan aktivitas berisiko yang sulit dikendalikan dan menimbulkan biaya yang signifikan, termasuk di dalamnya risiko reputasi, pemeriksaan pajak dan denda otoritas perpajakan (Badertscher, et al., 2013). Penelitian yang lebih spesifik mengenai karakter/preferensi risiko eksekutif dilakukan oleh Budiman & Setiyono (2012). Penelitian tersebut membuktikan bahwa karakter risk taker berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Semakin eksekutif memiliki karakter/perferensi risk taker, maka semakin berani pula eksekutif untuk menaikan cash flow perusahaan melalui tax saving, sehingga tingkat penghindaran pajak perusahaan juga akan semakin tinggi. Penelitian Hanafi & Harto (2014), Swingly & Sukartha (2015), dan Alviyani (2016) juga menemukan hasil yang serupa dengan Budiman & Setiyono (2012), bahwa karakter eksekutif mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Eksekutif yang berani mengambil risiko akan lebih memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak dibandingkan dengan eksekutif yang tidak berani mengambil risiko. Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan karakter eksekutif dengan penghindaran pajak dapat dirumuskan dalam hipotesis berikut:
31
H2: Karakter/preferensi risiko eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
3. Kompensasi Manajemen Kunci Terhadap Hubungan antara Karakter Eksekutif/Preferensi Risiko dan Penghindaran Pajak Dalam kajian teori agensi, tujuan adanya paket kompensasi baik berupa kompensasi jangka pendek maupun kompensasi jangka panjang adalah untuk menyelaraskan kepentingan antara prinsipal dan agen. Maka dapat dikatakan, paket kompensasi yang diterima manajemen termasuk eksekutif diharapkan mampu mempengaruhi preferensi, sikap dan perilaku agen, termasuk terhadap risiko (Anthony & Govindarajan, 2005). Dengan adanya kompensasi, prinsipal berharap manajemen selaku agen dapat meningkatkan perilaku atau karakter mereka untuk lebih/semakin risk taker. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa kompensasi
mampu
menyeimbangkan
tujuan
prinsipal
dalam
meningkatkan kinerja perusahaan (Jensen & Murphy, 1990). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Minnick & Noga (2010); Armstrong, et al., (2012); Hasiholan, (2013); Taylor & Richardson (2014); Armstrong, et al., (2015) menemukan bukti bahwa kompensasi insentif yang diberikan kepada manajemen memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Besaran paket kompensasi yang diberikan mampu meningkatkan risk taking manjemen dalam penghindaran pajak.
32
Namun beberapa penelitian menemukan arah sebaliknya, besaran kompensasi manajemen menurunkan penghindaran pajak (Zulma, 2016; Amri, 2017). Penelitian zulma (2016); menyatakan perusahaan (prinsipal) dalam konteks penelitian yang dilakukannya cenderung khawatir terhadap risiko hukum yang timbul atas penghindaran pajak yang agresif, sehingga perusahaan menggunakan mekanisme kompensasi untuk membatasi keputusan oportunis manjemen. Begitu pula dengan penelitian Amri (2017), Besaran paket kompensasi yang diberikan kepada manajemen dapat mendorong manajemen untuk melakukan efisiensi beban melalui mekanisme lain selain penghindaran pajak. Berdasarkan uraian di atas, maka diduga bahwa kompensasi manajemen kunci merupakan variabel moderasi antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H3: Kompensasi manajemen kunci dapat memoderasi hubungan antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kausalitas, yaitu penelitian guna menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran, 2015). Adapun ruang lingkup penelitian ini, dibatasi pada penghindaran pajak. Populasi dalam penelitian ini dibatasi pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan periode dibatasi selama 3 tahun mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Perusahaan manufaktur dipilih karena kegiatan usaha ini mendominasi perusahaan yang terdaftar di BEI dan memiliki karakteristik yang hampir serupa antar perusahaan. Selain itu, untuk ketentuan hutang, perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi ketentuan perpajakan tertentu layaknya perusahaan bidang keuangan, properti, konstruksi dan tambang. Tahun penelitian 2013-2015 dipilih karena pada tahun 2013 untuk pertama kalinya setelah adanya perubahan tarif pajak pada tahun 2011, revisi APBN (APBN-P) diturunkan dari target penerimaan negara, namun realisasi penerimaan negara tetap tidak memenuhi target dan hal ini mencapai titik terendah pada 2015.
B. Metode Penentuan Sampel Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan tertentu
34
(judgement sampling). Judgement sampling merupakan teknik penarikan sampel atas penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten dalam kurun waktu 2013-2015; 2. Memiliki tahun buku yang berakhir pada 31 Desember; 3. Menggunakan mata uang rupiah dan tidak mengalami kerugian selama tahun 2013 sampai 2015; 4. Memiliki dan menyajikan data terkait variabel penelitian yang diperlukan; 5. Tidak memiliki nilai Cash Effective Tax Rete (CETR) di atas 1.
C. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media sebagai perantara. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sampel pada tahun 2013 hingga tahun 2015. Data yang dikumpulkan berupa data panel yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), www.idx.co.id dan situs resmi perusahaan sampel terkait yang dapat diakses.
35
D. Metode Analisis Data Penelitian ini melakukan analisis terhadap statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Keseluruhan uji dilakukan dengan SPSS versi 22. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua model, yaitu model regresi berganda dan model interaksi/Moderate Regression Analysis (MRA). Tingkat kepercayaan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 95% dengan margin of error 0,05 atau 5%. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang diuji. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, jumlah (sum), range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2016). 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa data yang digunakan dan model penelitian dapat mewakili ketepatan estimasi dan tidak bias. Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan 4 uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji hetereskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual dari variabel dependen dan
36
veriabel independen (bebas) memiliki distribusi normal. Hal ini dilakukan karena salah satu asumsi dalam penggunaan statistik parametrik adalah multivariate normality, yaitu asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal (Ghozali, 2016). Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual data yang uji berdistribusi dengan normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan analisis grafik melalui grafik histogram dan garafik normal Probability Plot (P-Plot), dan dengan menggunakan uji statistik (Ghozali, 2016). Penelitian ini menggunakan kedua analisis tersebut baik dengan analisis grafik maupun uji statistik. Mula-mula peneliti melakukan uji normalitas menggunakan analisis grafik histogram, lalu setelah itu menggunakan analisis grafik normal probability-plot. Analisis dengan menggunakan grafik histogram dilakukan dengan melihat apakah data observasi memiliki pola distribusi yang mendekati distribusi normal, yaitu pola lonceng yang tidak melenceng ke kiri atau pun kanan. Sedangkan pada grafik normal P-Plot, deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal grafik. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memiliki residual yang tidak berdistribusi dengan normal, namun apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
37
garis diagonal tersebut, maka model regresi berdistribusi dengan normal dan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2016). Setelah melakukan analisis menggunakan grafik, peneliti akan menguji dan membandingkan analisis tersebut dengan melakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hal ini dilakukan karena analisis normalitas dengan hanya menggunakan grafik menjadi bias apabila tidak menyimpulkan secara hati-hati (Ghozali, 2016). Uji statistik ini dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual dengan membuat hipotesis: H0: Data residual berdistribusi normal; HA: Data residual berdistribusi tidak normal. Menurut Ghozali (2016), apabila nilai probabilitas asymp. sig residual lebih besar (>) dari signifikansi 0,05, maka H0 diterima, atau dengan kata lain data berdistribusi dengan normal. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, untuk menguji masalah multikolinearitas dalam model regresi, peneliti melihat nilai Variance Infaltion Factor (VIF) dan Tolerance. Menurut Ghozali (2016), apabila
38
nilai Tolerance di bawah 0.10 dan nilai VIF di atas 10, maka model regresi dikatakan mengalami masalah multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). Mendeteksi
masalah
heteroskedastisitas
dapat
dilakukan
menggunakan dua cara, yaitu melalui scatterplot dengan melihat pola penyebaran titik, dan melalui uji statistik. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kedua cara tersebut. Mula-mula peneliti melakukan analisis terhadap scatterplot dengan melihat nilai prediksi ZPRED (variabel independen) dengan SRESID (nilai residual). Analisis dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Menurut Ghozali (2016), apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka
nol
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
masalah
heteroskedastisitas. Sama halnya dengan uji normalitas, analisis grafik pada uji heteroskedastisitas juga memiliki kelemahan yang signifikan. jumlah
39
pengamatan mempengaruhi hasil ploting pada grafik scatterplot (Ghozali, 2016). Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji glejser. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2016), uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual dengan variabel independen. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear teradapat korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, dapat dikatakan terjadi masalah autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang terbebas dari autokolerasi (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik nonparametik run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Analisis run test dilakukan dengan melihat nilai probabilitas asymp. sig (2-tailed), jika nilai probabilitas di atas 0,05 maka dapat dikatakan tidak terdapat hubungan korelasi. Apabila antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka
40
dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random dan data penelitian terbebas dari masalah autokorelasi.
3. Uji Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Dalam pengujian hipotesis regresi berganda, penulis melakukan analisis terhadap koefisien determinasi dan uji analisis menggunakan uji indvidual (uji t). 1) Koefisien determinasi Koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mempredikdi variase variabel dependen (Ghozali, 2016). 2) Uji analisis Metode yang digunakan peneliti dalam uji regresi ini adalah regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (variabel thin capitalization dan variabel karakter eksekutif) dengan variabel dependen (penghindaran pajak yang diproksikan
41
dengan CETR). Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. adapun rumus yang digunakan: CETRit
= β0 + β1 TCAPit + β2 KEit + e
Dimana: CETR
= Cash Effective Tax Rate
TCAP
= Thin Capitalization
KE
= Karakter Eksekutif
β
= Bilangan Kostanta (harga Y, bila X=0)
e
= error
b. Pengujian Hipotesis Moderate Regression Analysis Dalam menguji variabel moderasi kompensasi manajemen kunci, peneliti mengunakan uji interaksi Moderate Regression Analysis (MRA). Dalam MRA penulis melakukan analisis terhadap koefisien determinasi, uji simultan/uji statistik fisher (F) dan uji analisis menggunakan uji indvidual (uji t). MRA digunakan untuk menguji hubungan interaksi antara karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci terhadap penghindaran pajak (H3), dengan model penelitian: CETRit
= β0 + β1 KEit + β2 KOMPit + β3 KEit *KOMP + e
Dimana:
42
CETR
= Cash Effective Tax Rate
KE
= Karakter Eksekutif
KOMP
= Kompensasi Manajemen Kunci
KE*KOMP = Interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan variabel kompensasi manajemen kunci β
= Bilangan Kostanta (harga Y, bila X=0)
e
= error
1) Koefisien Determinan (Adjusted R2) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Jika nilai Adjusted R2 bernilai besar, maka variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika (Adjusted R2) bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2016). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel dependen, (R2) pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu, banyak
43
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R2 dapat naik dapat turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2016). 2) Uji Statistik Fisher (F) Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel independen terhadap satu variabel dependen secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05 dapat disimpulkan (Ghozali, 2016). a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, ini berarti menyatakan bahwa seluruh variabel mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. b) Jika nilai signifkan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti menyatakan bahwa seluruh variabel tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen atau terikat. 3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini nilai signifikan t < 0,05 (5%) maka hasilnya signifikan atau Ha diterima,
44
berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara individual terhadap dependen (Ghozali, 2016).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian, berikut dengan operasional dan pengukurannya. 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan upaya pengurangan pajak secara eksplisit (Dyreng, et al., 2008; Hanlon & Heitzman, 2010; Koester, et al., 2016). Penghindaran pajak dalam penelitian ini didefinisikan sebagai usaha untuk mengurangi kewajiban pajak yang bersifat legal. Dalam
penelitian
ini,
penghindaran
pajak
diukur
dengan
menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR) seperti yang dilakukan Dyreng, et al., (2010); Taylor & Richardson, (2012); Budiman & Setiyono (2012). CETR digunakan agar dapat mengetahui perbandingan antara kas yang benar-benar dikeluarkan pada tahun bersangkutan dengan laba sebelum pajak, sehingga diketahui tarif pajak efektif perusahaan dan dapat dibandingkan dengan tarif pajak badan dalam aturan undang-undang perpajakan. Semakin rendah nilai CETR maka mengindikasikan semakin tingginya tingkat penghindaran pajak.
CETR =
𝐾𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
45
2. Variabel Independen Variabel independen (variabel bebas) yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas thin capitalization dan karakter eksekutif. Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Thin Capitalization Thin capitalization merupakan pembentukan struktur modal dengan kombinasi kepemilikan utang yang lebih besar dari ekuitas (Khomsatun & Martani, 2015). Dengan kata lain, semakin besar perbandingan rasio utang (berbunga), maka perusahaan akan semakin mengalami thin capitalization. Thin capitalization juga merujuk pada keputusan investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnis dengan mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan modal saham dalam struktur modalnya (Taylor & Richardson, 2013). Posisi thin capitalization dihitung dengan menggunakan batas utang berbunga dengan menggunakan MAD ratio (Maximum Allowable Debt) (Taylor & Richardson, 2012). Dikarenakan sebelum tahun 2016 penggunaan aturan 4:1 atau 80% utang berbunga terhadap total aset belum diberlakukan, maka penulis menggunakan perbandingan 3:1 atau 75% utang berbunga terhadap total aset dengan pertimbangan perbandingan 3: 1 sebagai aturan yang paling banyak diterapkan pada negara Asia Pasifik menurut country tax profile KPMG. Semakin nilai MAD ratio mendekati atau melewati 1, maka mengindikasikan semakin tinggi thin capitalization.
46
𝑀𝐴𝐷 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑏𝑒𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑆𝐻𝐷𝐴 (𝑆𝑎𝑓𝑒 𝐻𝑎𝑟𝑏𝑜𝑟 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡)
Dimana: Average Interest Bearing Debt = Total utang dengan bunga (IBL) SHDA
= (Rata-rata total aset–non_IBL)x 75%
b. Karakter Eksekutif Karakter
eksekutif
dalam
penelitian
ini
merupakan
perilaku/preferensi terhadap risiko yang dimiliki oleh jajaran eksekutif (Budiman & Setiyono, 2012). Karakter Eksekutif menunjukkan apakah eksekutif bersifat risk taker atau risk averse terhadap berbagai tindakan termasuk keputusan penghindaran pajak. Karakter eksekutif tercermin melalui risiko perusahaan (Paligorova, 2010), yaitu penyimpangan atau deviasi standar dari earning. Semakin tinggi earning maka akan semakin tinggi risiko perusahaan. Proksi yang digunakan dalam karakteristik eksekutif dalam penelitian ini mengikuti Budiman dan Setiyono (2012), yaitu menggunakan risiko perusahaan yang diukur menurut pengukuran risiko Paligorova (2010). Adapun perhitungan risiko perusahaan tersebut adalah dengan standar deviasi EBITDA (Earning Before Interest Tax Depreciation and Amortization) dibagi dengan total aset perusahaan. EBITDA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
47
perusahaan dengan menghitung pendapatan operasi bisnis inti. Semakin besar risiko perusahaan semakin menunjukkan bahwa eksekutif bersifat risk taking dan sebaliknya.
3. Variabel Moderasi Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah kompensasi manajemen kunci. Kompensasi manajemen kunci dalam penelitian ini merupakan penghargaan (imbalan dan keuntungan) yang diterima oleh jajaran eksekutif dan manajemen kunci termasuk dewan komisaris dan direksi atas kinerja yang diberikan untuk mengelola perusahaan (Hameed, et al., 2014). Pengukuran yang digunakan untuk mengukur kompensasi manajemen kunci dalam penelitian ini mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh Armstrong et, al. (2012) dan Taylor & Richardson (2014). Kompensasi manajemen kunci dihitung berdasarkan nilai total paket kompensasi yang diberikan kepada manajemen kunci yang mencakup gaji, tunjangan, bonus, insentif dan pembayaran lain yang diterima diterima oleh dewan komisaris dan direksi selama setahun. Total kompensasi dilihat dalam pengungkapan Catatan Atas Laporan Keuangan.
48
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Penghindaran pajak
Indikator
Skala pengukuran
Diukur dengan CETR, yaitu pembayaran kas beban pajak dibagi dengan laba sebelum pajak. Rasio
Ref: Dyreng, et al. (2010) Thin capitalization
Ref: Tylor & Richardson (2012)
=
𝐾𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Dihitung dengan menggunakan menggunakan MAD ratio (Maximum Allowable Debt). Rasio =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑆𝐻𝐷𝐴 (𝑆𝑎𝑓𝑒 𝐻𝑎𝑟𝑏𝑜𝑟 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡)
Karakter Eksekutif Diukur melalui risiko perusahaan. Ref: Budiman & Setiyono (2012); Paligorova (2010)
Rasio = Standar deviasi EBITDA/total aset
Kompensasi Manajemen Kunci
Ref: Amstrong, et al., (2012); Taylor & Richardson (2014)
Dihitung dengan menggunakan total kompensasi dewan komisaris dan direksi selama setahun.
Nominal
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
49
BAB IV ANALISI DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan dan tahunan emiten dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2013-2015. Laporan keuangan dan tahunan tersebut diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat www.idx.co.id dan website resmi perusahaan bersangkutan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun pengamatan yang dipilih secara purposive sampling, yaitu dengan penentuan sampel sesuai kriteria tertentu. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersaji dalam Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian Keterangan Perusahaan manufaktur yang terdaftar konsisten selama tiga tahun berturut-turut di BEI dari tahun 2013-2015 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki tahun buku yang berakhir pada 31 Desember Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi dan tidak menggunakan mata uang rupiah dalam pelaporan keuangan Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap terkait variabel penelitian Perusahaan manufaktur dengan CETR di atas 1 Jumlah sampel penelitian terpilih Jumlah sampel selama periode pengamatan (3 tahun) Sumber: Data sekunder diolah 50
Jumlah Perusahaan 133 (3) (65) (20) (7) 38 114
Namun, setelah data mengalami pengolahan uji asumsi klasik pada program SPSS versi 22, data mengalami outlier sehingga terdapat beberapa data yang dikeluarkan dari sampel. Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian (Lanjutan) Keterangan
Jumlah Perusahaan
Jumlah sampel selama periode pengamatan (3 tahun)
114
Data Outlier
(3)
Jumlah data yang diolah Sumber: Data sekunder diolah
111
Berdasarkan hasil seleksi sampel penelitian dalam tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 111 jumlah data tahun perusahaan yang digunakan sebagai sampel untuk 3 tahun periode pengamatan. Sampel tersebut dipilih karena telah memenuhi kriteria umum yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Adapun daftar nama perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini terlampir dalam lampiran 1.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Analisis Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi thin capitalization (TCAP), Karakter Eksekutif (KE) yang diproksikan dengan risiko perusahaan, Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP) dan penghindaran pajak yang diproksikan oleh Cash Effective Tax Rate
51
(CETR). Adapun desktiptif statistik dari keempat variabel tersebut dapat terlihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 111 ,00254 ,99900 ,3722414 ,23629979 111 ,00247 ,09182 ,0249442 ,01912621 111 1380444857 1100000000000 80674608600 194170991710 111 ,08318 ,86446 ,3536693 ,15701340
TCAP KE KOMP CETR Valid N 111 (listwise) Sumber: Data sekunder diolah
Variabel dependen penghindaran pajak yang diproksikan dengan CETR mempunyai nilai minimum sebesar 0,08318 dan nilai maksimum sebesar sebasar 0,86446. Apabila diperhatikan, nilai mean atau rata-rata dari CETR adalah sebesar 0,3537 dengan sandar deviasi sebesar 0,1570, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung melakukan penghindaran pajak pada level yang dapat diterima dengan nilai CETR yang tidak terlalu beragam. Tabel 4.2 juga memperlihatkan bahwa variabel thin capitalization (TCAP) menunjukkan hasil mean yang cukup kecil yaitu sebesar 0,3722 atau sebesar 37,22% di bawah batas rasio utang dengan standar deviasi sebesar 0,2363. Nilai minimum dari thin capitalization (TCAP) adalah sebesar 0,0025, sedangkan nilai maksimum dari thin capitalization adalah sebesar 0,9990. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung patuh.
52
Selanjutnya dapat dilihat, nilai rata-rata pada variabel Karakter Eksekutif (KE) adalah sebesar 0,0249 dengan standar deviasi sebesar 0,0191. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data variabel karakter eksekutif tidak terlalu beragam antara perusahaan manufaktur satu dengan perusahaan manufaktur lainnya. Nilai mean karakter eksekutif berada di atas nilai mediannya yang sebesar 0,0208 (lampiran 3), hal ini menunjukkan bahwa karakter eksekutif perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian lebih cenderung risk averse. Nilai minimum karakter eksekutif adalah sebesar 0,00247, sedangkan nilai maksimum karakter eksekutif adalah sebesar 0,09182. Selanjutnya pada variabel moderasi dalam penelitian ini, rata-rata besaran kompensasi yang diterima oleh manajemen kunci perusahaan (termasuk jajaran eksekutif) adalah sebesar Rp80.674.608.600 dengan nilai maksimum sebesar Rp1.100.000.000.000 dan nilai minimum sebesar Rp1.380.444.857. Hal ini menunjukkan bahwa paket kompensasi yang diberikan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia cukup besar dan bervariasi. 2. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini, dilakukan empat uji asumsi klasik untuk menentukan apakah data yang digunakan dalam penelitian ini dapat memberikan hasil yang valid guna pengambilan kesimpulan. Adapun hasil keempat uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:
53
a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi penelitian ini, nilai pengganggu atau residual yang digunakan berdistribusi secara normal atau tidak. Menurut Ghozali (2016), sebuah penelitian yang baik, merupakan penelitian yang memiliki data berditribusi normal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas
dengan
uji
statistik
Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Pengambilan kesimpulan normal atau tidaknya suatu data, dilakukan dengan melihat nilai probabilitas asymp. sig hasil penguijan Kolmogorov-Smirnov. Nilai residual terstandarisasi dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai probabilitas asymp. sig > 0,05. Berikut merupakan tabel yang menyajikan hasil uji KolmogorovSmirnov (K-S) dalam penelitian ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Data sekunder diolah
Unstandardized Residual 114 ,0000000 ,15432205 ,118 ,118 -,079 ,118 ,001
54
Nilai probabilitas asymp. sig. (2-tailed) pada tabel 4.3 yang merupakan hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil sebesar 0,001. Nilai tersebut di bawah nilai signifikan 0,05 yang berarti data tidak berdistribusi dengan normal. Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Ghozali (2016) dapat dilakukan transformasi data dan melakukan screening data outlier. Transformasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan Logaritma Natural (Ln) sebagai pengobatan. Berikut dalam tabel 4.4 disajikan hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) setelah transformasi dan screening data outlier dilakukan: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi dan Screening data Outlier
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Data sekunder diolah
Unstandardized Residual 111 ,0000000 ,40880632 ,071 ,065 -,071 ,071 ,200
Nilai asymp. sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,200. Nilai tersebut berada di atas nilai signifikan 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan nilai residual data berdistribusi 55
dengan normal dan telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil ini konsisten dengan hasil analis grafik histogram dan grafik normal P-Plot yang ditunjukkan dalam gambar 4.1 dan gambar 4.2 berikut ini:
Sumber: Data sekunder diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-Plot 56
Kedua grafik di atas menunjukkan, baik grafik histogram maupun grafik normal P-Plot memiliki pola distribusi nilai residual data yang normal. Pada grafik histogram, grafik membentuk pola lonceng, dan pada grafik normal P-Plot jumlah titik yang mewakili sampel dalam penelitian menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan guna menguji apakah terjadi korelasi antar variabel independen. Dalam penelitian ini, deteksi ada atau tidaknya masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) antar veriabel. Tabel 4.5 berikut menunjukkan nilai tolerance dan VIF hasil uji multikolinearitas yang dilakukan dalam penelitian ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model 1 (Constant) TCAP KE KOMP KE_KOMP
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,880 ,748 ,340
1,136 1,337 2,938
,355
2,816
a. Dependent Variable: Ln_CETR Sumber: Data sekunder diolah
57
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa variabel dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi. Hal ini dapat terlihat dari nilai tolerance seluruh variabel yang bernilai lebih besar dari 0,10 yaitu variabel Thin Capitalization (TCAP) sebesar 0,880; variabel Karakter Eksekutif (KE) sebesar 0,748; variabel Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP) sebesar 0,340; dan variabel moderasi/interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) sebesar 0,355. Bersamaan dengan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10, nilai Variance Inflation Factor (VIF) dalam penelitian ini juga bernilai kurang dari 10 untuk setiap variabel, yaitu variabel Thin Capitalization (TCAP) sebesar 1,136; variabel Karakter Eksekutif (KE) sebesar 1,337; variabel Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP) sebesar 2,938; dan variabel moderasi/interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) sebesar 2,816. Dengan demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
masalah
multikolinearitas dalam penelitian ini. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Data
yang baik
adalah data
yang
homoskedastisitas, yaitu data yang memiliki varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain yang tetap Ghozali (2016).
58
Sumber: Data sekunder diolah Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan adanya penyebaran titik secara acak di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada scatterplot dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians atau dapat dikatakan homoskedastisitas. Analisis menggunakan grafik scatterplot memiliki kelemahan yang cukup signifikan dikarenakan hasil ploting dipengaruhi oleh jumlah pengamatan. Oleh karena itu, untuk menjamin keakuratan hasil, uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini juga didukung oleh uji statistik, yaitu uji glejser. Uji ini dilakukan dengan cara meregresikan variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Apabila nilai signifikan setiap variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatan data
59
bersifat homogen. Atau dengan kata lain, data tidak mengalami heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser dalam penelitian ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) ,306 ,069 4,446 ,000 TCAP ,036 ,113 ,033 ,320 ,750 KE ,557 1,509 ,041 ,369 ,713 KOMP 2,959E-13 ,000 ,220 1,343 ,182 KE_KOMP -3,699E-11 ,000 -,296 -1,844 ,068 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Data sekunder diolah Pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai sinifikansi seluruh variabel terhadap absolut residual berada di atas 0,05; yaitu variabel Thin Capitalization (TCAP) sebesar 0,750; variabel Karakter Eksekutif (KE) sebesar 0,713; variabel Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP) sebesar 0,182; dan variabel interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) sebesar 0,068. Hal ini mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians atau homoskedastisitas sesuai dengan analisis scatterplot yang dilakukan. Dengan demikian, berdasarkan hasil kedua uji di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
60
d. Hasil Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk melihat dan mendeteksi apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu (residu) pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik run test. Apabila antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random dan data penelitian terbebas dari masalah autokorelasi. Berikut merupakan hasil pengujian autokorelasi menggunakan uji run test: Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test Unstandardized Residual -,01266 55 56 111 53 -,667 ,505
Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median Sumber: Data sekunder diolah
Hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan run test menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,01266 dengan probabilitas Asymp. Sig (2-tailed) 0,505 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini cukup random atau acak sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.
61
3. Hasil Uji Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda 1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (Adjusted R2) dilakukan dalam penelitian ini guna mengukur sejauh mana kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun variabel independen yang dimaksud dalam penelitian menggunakan analisis regresi berganda ini adalah variabel thin capitalization (TCAP) dan variabel Karakter Eksekutif (KE). Tabel 4.8 berikut menyajikan hasil uji statistik koefisien determinasi TCAP dan KE dengan penghindaran pajak sebagai variabel independen: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjudted R2) Variabel TCAP dan KE Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) Adjusted R Model R R Square Square a 1 ,296 ,087 ,071 a. Predictors: (Constant), KE, TCAP b. Dependent Variable: Ln_CETR Sumber: Data sekunder diolah
Std. Error of the Estimate ,41342
Tabel 4.8 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,071. Hal ini menandakan bahwa variabel Thin Capitalization (TCAP) dan Karakter Eksekutif (KE) hanya mampu menjelaskan 7,1% variasi dari variabel penghindaran pajak. Sedangkan sisanya, sebesar 92,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, intensitas modal, struktur kepemilikan, dan faktor lainnya diluar model penelitian. 62
2) Uji Statistik Pengujian
hipotesis
dilakukan
secara
parsial
guna
menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual mampu mempegaruhi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Hasil pengujian parsial (uji t) untuk analisis regresi berganda (H1 dan H2) disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) TCAP KE
B Std. Error -,854 ,106 -,278 ,177
-6,910 2,182 a. Dependent Variable: Ln_CETR Sumber: Data sekunder diolah
Standardized Coefficients Beta
t Sig. -8,080 ,000 -,153 -1,573 ,119 -,308 -3,167
,002
Tabel 4.9 menunjukkan hasil variabel thin capitalization (TCAP) memiliki tingkat signisikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,119. Dengan demikian, maka H1 ditolak/tidak terdukung. Thin capitalization belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil pengujian parsial yang disajikan dalam tabel 4.9 juga menunjukan hasil variabel karakter eksekutif yang diprosikan oleh risiko perusahaan memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Maka dapat dikatakan H2 diterima. Karakter
63
eksekutif yang diproksikan dengan risiko perusahaan mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.
b. Pengujian Hipotesis Moderated Regression Analysis Pengujian hipotesis menggunakan Moderate Regression Analysis (MRA) digunakan untuk menguji interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci terhadap penghindaran pajak. Hal ini dilakukan guna melihat apakah kompensasi manajemen kunci mampu memoderasi (memperkuat/memperlemah) hubungan antara karakter eksekutif terhadap peghindaran pajak. Berikut ini disajikan hasil uji hipotesis menggunakan MRA: 1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (Adjusted R2) dilakukan dalam penelitian ini guna mengukur sejauh mana kemampuan variabel Karakter Eksekutif (KE), dan variabel interaksi antara Karakter Eksekutif dengan Kompensasi Manajemen Kunci (KE_KOMP) dalam menjelaskan variabel penghindaran pajak. Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi: Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel KE, KOMP, KE_KOMP Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,268 ,072 ,046 ,41892 a. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP b. Dependent Variable: Ln_CETR Sumber: Data sekunder diolah
64
Tabel 4.10 di atas menunjukkan variasi karakter eksekutif, kompensasi manajemen kunci dan interaksi karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci mampu menjelaskan 4,6% variasi penghindaran pajak. Sisanya 95,4% dijelaskan oleh sebab lain, seperti struktur tata kelola perusahaan (komite audit, dewan komisaris, auditor independen) dan lainnya diluar model penelitian. 2) Uji Signifikansi Simultan Uji F atau uji signifikansi simultan digunakan untuk menguji apakah model regresi moderasi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Tabel 4.11 berikut menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Eksekutif (KE), dan variabel interaksi antara Karakter Eksekutif dengan Kompensasi Manajemen Kunci (KE_KOMP): Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan Moderate Regression Analysis ANOVAa Sum of Mean Model Squares Df Square F 1 Regression 1,450 3 ,483 2,753 Residual 18,777 107 ,175 Total 20,227 110 a. Dependent Variable: Ln_CETR b. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP Sumber: Data sekunder diolah
Sig. ,046b
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 2,753 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu
65
0,046. Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi penghindaran pajak atau dengan kata lain variabel karakter eksekutif, variabel kompensasi manajemen kunci, dan variabel interaksi
antara
karakter
eksekutif
dengan
kompensasi
manajemen kunci (moderasi) secara bersama-sama mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. 3) Uji Signifikansi Parameter Individual Uji sinifikansi parameter individual (uji t) dengan signifikansi 5% dilakukan untuk menguji apakah variabel moderasi dalam penelitian ini mampu mempengaruhi variabel dependen penghindaran pajak. Tabel 4.12 berikut menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel moderasi: Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial Variabel KE, KOMP, KE_KOMP Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta 1 (Constant) -,963 ,072 KE -6,137 2,291 -,274 KOMP -1,572E-13 ,000 -,071 KE_KOMP -5,843E-13 ,000 -,003 a. Dependent Variable: Ln_CETR Sumber: Data sekunder diolah
T -13,412 -2,678 -,446 -,018
Sig. ,000 ,009 ,657 ,985
Hasil pengujian pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel interaksi antara karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) memiliki tingkat signifikansi 66
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,985. Dengan demikian hipotesis 3 ditolak/tidak terdukung. Variabel Kompensasi manajemen kunci bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak.
C. Pembahasan 1. Pengaruh Thin Capitalization Terhadap Penghindaran Pajak Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa thin capitalization berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) ditolak/tidak terdukung. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel thin capitalization (TCAP) memiliki koefisien regresi sebesar -0,278 dengan tingkat signifikansi 0,119. Arah koefisien regresi dalam variabel ini menunjukkan bahwa thin capitalization memiliki hubungan yang negatif dengan CETR atau positif dengan penghindaran pajak, namun signifikansi yang bernilai lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa thin capitalization tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam konteks perusahaan manufaktur di Indonesia mekanisme thin capitalization belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini juga berarti perusahaan manufaktur di Indonesia tidak menjadikan adanya beban bunga dalam utang untuk tujuan penghindaran pajak. Namun, utang tersebut muncul untuk tujuan lain
67
seperti ekspansi dan operasional perusahaan. Dalam amatan penelitian ini, hal ini dibuktikan oleh utang berbunga perusahaan yang didominasi oleh utang jangka pendek, di mana sebagian besar utang tersebut dibatasi peminjamannya dengan rasio keuangan tertentu. Mayoritas perusahaan sampel manufaktur go public di Indonesia (publicy listed firm) didominasi oleh perusahaan yang bukan merupakan perusahaan penanam modal asing multinasional, karenanya manfaat penghematan pajak melalui beban bunga yang didapatkan perusahaan apabila melakukan mekanisme thin capitalization kurang memberikan manfaat. Hal ini dikarenakan kedua perusahaan berada dalam wilayah yuridis yang sama. Tarif pajak penghasilan yang berbeda di setiap negara, dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional yang memiliki cabang di banyak negara untuk menekan beban pajak dengan memberikan utang yang lebih besar (thin capitalization) (Nuraini & Marsono, 2014). Dengan kata lain perusahaan multinasional lebih memungkinkan dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar atas beban bunga dengan memanfaatkan perbedaan tarif pajak antar negara (Buettner, et al., 2012). Oleh karena itu, perusahaan manufaktur di Indonesia tidak menjadikan beban bunga dalam utang untuk tujuan penghindaran pajak dan thin capitalization yang diukur menggunakan MAD Ratio belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.
68
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ismi & Linda (2016) yang menyatakan bahwa thin capitalization belum mampu mempengaruhi penghindaran pajak. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor & Richardson (2012), Isgiyarta (2014), dan
Khomsatun & Martani
(2015).
2. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran pajak Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian menujukan bahwa variabel Karakter Eksekutif (KE) memiliki tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,002. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel karakter eksekutif yang diproksikan dengan risiko perusahaan mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak, atau dengan kata lain hipotesis 2 diterima (terdukung). Koefisien negatif sebesar -6,910 yang dimiliki karakter eksekutif yang diproksikan dengan risiko perusahaan atas penelitian ini, menunjukkan bahwa karakter eksekutif memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak yang berarti semakin risk taker karakter/preferensi
risiko
eksekutif
mengindikasikan
bahwa
kecenderungan perusahaan melakukan penghindaran pajak akan semakin besar yang diukur dari semakin kecilnya Cash Effective Tax Rate (CETR).
69
Eksekutif memainkan peranan penting dalam memutuskan strategi perusahaan. Oleh karena itu, karakter/preferensi risiko yang dimiki eksekutif juga mempengaruhi segala tindakan yang dimbilnya dalam mendatangkan keuntungan bagi perusahaan (Dyreng, et al., 2010; Cavazos & Silva, 2015). Eksekutif yang memiliki karakter atau preferensi risko risk taker/risk seeker merupakan eksekutif yang cenderung lebih berani, optimis, dan menyukai tantangan (Noor, 2009). Penghindaran pajak sebagai tindakan yang mengandung banyak risiko, termasuk di dalamnya risiko terhadap reputasi perusahaan akan menjadi tantangan tersendiri bagi eksekutif dengan karakter ini. Eksekutif dengan karakter risk taker tidak akan takut dalam mengambil strategi penghindaran pajak. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki eksekutif dengan karakter/preferensi risk taker cenderung melakukan penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dyreng, et al., (2010), Budiman & Setiyono (2012), Hanafi & Harto (2014), Swingly & Sukartha (2015), dan Alviyani (2016) yang menyatakan bahwa karakter eksekutif mampu mempengaruhi tindakan penghindaran pajak. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2015) yang menemukan hasil bahwa preferensi risiko eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
70
3. Pengaruh Kompensasi Manajemen Kunci dalam Memoderasi Hubungan antara Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak Hasil uji hipotesis 3 menunjukkan bahwa variabel interaksi antara karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) memiliki arah koefisien negatif dengan tingkat signifikansi lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,985. Dengan demikian hipotesis 3 ditolak/tidak terdukung. Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel kompensasi manajemen kunci bukan merupakan variabel pemoderasi dalam model penelitian ini. Karakter/preferensi risiko eksekutif terhadap penghindaran pajak, tidak terpengaruh oleh besaran kompensasi yang diterima. Kegagalan kompensasi manajemen kunci dalam memoderasi karakter/preferensi risiko eksekutif terhadap penghindaran pajak dapat terjadi karena paket kompensasi yang diberikan kepada manajemen kunci didominasi oleh gaji dan tunjangan. Kedua kompensasi tersebut merupakan kompensasi dengan sistem pembayaran yang tetap dan tidak terkait dengan kinerja, sehingga membuat manajemen kunci menjadi lebih risk averse, konservatif dan bertindak untuk kepentingan jangka panjang perusahaan (Anthony & Govindarajan, 2005). Minimnya perusahaan sektor manufaktur yang memberikan kompensasi berbasis saham kurang efektif untuk memotivasi
71
manajemen kunci dalam menaikan level risk taking mereka (Dewi & Sari, 2015). Hal ini menyebabkan manajemen kunci tidak bersedia untuk meningkatkan laba melalui penghindaran pajak. Sesuai dengan teori motivasi yang menyatakan bahwa motivasi menjadi lemah ketika seseorang merasa yakin bahwa suatu kompensasi insentif tidak dapat dicapai atau terlalu mudah untuk dicapai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Halioui, et al., (2016) yang menemukan hasil bahwa kompensasi eksekutif yang dihitung dengan total kompensasi tidak mampu mempengaruhi agresifitas pajak. Penelitian ini juga mendukung penelitian Dewi & Sari (2015), yang menemukan bahwa insentif eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Namun, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Minnick & Noga (2010); Armstrong, et al., (2012); Hasiholan, (2013); Taylor & Richardson (2014); Armstrong, et al., (2015); dan Zulma (2016); yang menemukan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berawal dari maraknya kasus penghindaran pajak, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci sebagai pemoderasi terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan sampel data yang telah dikumpulkan, 111 tahun perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015, diuji menggunakan model regresi berganda dan moderate regression analysis. Berdasarkan hasil pengujian ini, maka dapat disimpulkan: 1. Thin Capitalization belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ismi & Linda (2016), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor & Richardson (2012), Isgiyarta (2014), dan Khomsatun & Martani (2015). 2. Karakter eksekutif yang diproksikan dengan risiko perusahaan mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dyreng, et al., (2010), Budiman & Setiyono (2012), Hanafi & Harto (2014), Swingly & Sukartha (2015), dan Alviyani (2016), namun tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2015).
73
3. Kompensasi manajemen kunci bukan merupakan variabel pemoderasi dalam penelitian ini. Kompensasi manajemen kunci gagal dalam memoderasi karakter/preferensi risiko eksekutif terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Halioui, et al., (2016) dan Dewi & Sari (2015).
B. Saran Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Diharapkan di masa mendatang penelitian mengenai topik ini dapat menyajikan hasil yang lebih akurat. Adapun keterbatasan dan saran dalam penelitian ini: 1. Karena keterbatasan data, penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan terbuka yang terdaftar di BEI. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menambah jumlah data dengan turut memasukan perusahaan tertutup sebagai sampel. Perusahaan tertutup lebih memiliki kesempatan untuk melakukan penghidaran pajak karena keberadaannya tidak terlalu disorot oleh publik. 2. Pengukuran karakter eksekutif dalam penelitian ini hanya terbatas pada data sekunder yang diproksikan dengan risiko perusahaan, sedangkan risiko perusahaan terkadang dipengaruhi oleh banyak faktor diluar eksekutif. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan metode yang lebih akurat seperti penggunaan data primer dan wawancara.
74
3. Dalam penelitian ini, dikarenakan kurangnya transparansi perusahaan mengenai rincian kompensasi manajemen kunci, variabel ini hanya menggunakan total paket kompensasi yang diberikan kepada manajemen kunci. Untuk penelitian selanjutnya disarankan, juga turut meneliti kompensasi manajemen kunci berdasarkan jenis komponen kompensasi manajemen tersebut. 4. Koefisien determinasi dalam penelitian ini masih sangan rendah, hal ini dimungkinkan karena model penelitian yang kurang cocok. Penelitian ini juga belum mampu membuktikan adanya pengaruh kompensasi manajemen dalam memoderasi penghindaran pajak, diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel lain yang lebih cocok dengan model penelitian. Misalnya dengan menambahkan struktur tata kelola perusahaan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Alviyani, Khoirunnisa. 2016. “Pengaruh Corporate Governance, Karakter Eksekutif, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Jom Fekon 3 (1): 2540–54. Amri, Muhtadin. 2017. “Pengaruh Kompensasi Manajemen Terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Diversifikasi Gender dan Preferensi Risiko Eksekutif Perusahaan di Indonesia.” Jurnal Riset Akuntansi 6 (1): 1– 13. Annuar, Hairul Azlan, Ibrahim Aramide Salihu, Siti Normala, dan Sheikh Obid. 2014. “Corporate Ownership , Governance dan Tax Avoidance: An Interactive Effects.”Procedia - Social and Behavioral Sciences 164. Elsevier B.V: 150– 60. Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat. Armstrong, Christopher S., Jennifer L. Blouin, Alan D. Jagolinzer, dan David F. Larcker. 2015. “Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance.” Journal of Accounting and Economics 60 (1). Elsevier: 1–17. Armstrong, Christopher S., Jennifer L. Blouin, dan David F. Larcker. 2012. “The Incentives for Tax Planning.” Journal of Accounting and Economics 53 (1–2). Elsevier: 391–411. Badertscher, Brad A, Sharon P Katz, dan Sonja O Rego. 2013. “The Separation of Ownership dan Control and Corporate Tax Avoidance.” Journal of Accounting and Economics 56 (2–3). Elsevier: 228–50. Budiman, Judi, dan Setiyono. 2012. “Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Simposium Nasional Akuntansi XV. Buettner, Thiess, Michael Overesch, Ulrich Schreiber, dan Georg Wamser. 2012. “The Impact of Thin-Capitalization Rules on the Capital Structure of Multinational Firms.” Journal of Public Economics 96 (11–12). Elsevier B.V.: 930–38. Cavazos, Gerardo Pérez, dan Danreya M Silva. 2015. “Tax-Minded Executives and Corporate Tax Strategies : Evidence from the 2013 Tax Hikes Tax-Minded Executives and Corporate Tax Strategies : Evidence from the 2013 Tax Hikes.” 16. 034. Cambridge. Chen, Xudong, Na Hu, dan Xue Wang. 2014. “Tax Avoidance and Firm Value: Evidence from China.” Nankai Business Review International 5 (1): 25–42. Chew, Jonathan. 2016. “7 Corporate Giants Accused of Evading Billions in Taxes.” Fortune.com.
76
Desai, Mihir A, dan Dhammika Dharmapala. 2006. “High-Powered Incentives.” Journal of Financial Economics 79: 145–79. Devano, Sony, dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, Dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Dewi, Gusti Ayu Pradnyanita, dan Maria M. Ratna Sari. 2015. “Pengaruh Insentif Eksekutif, Corporate Risk dan Corporate Governance Pada Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13 (1): 50–67. Dowling, Grahame R. 2013. “The Curious Case of Corporate Tax Avoidance: Is It Socially Irresponsible ?” Journal Business Ethics. Dyreng, Scott D, Michelle Hanlon, dan Edward L Maydew. 2008. “Long-Run Corporate Tax Avoidance.” The Accounting Review 83 (1): 61–82. ———. 2010. “The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance.” The Accounting Review 85 (4): 1163–89. Gaertner, Fabio B, T J Atwood, Brad Blaylock, Jennifer Blouin, Shane Dikolli, Scott Dyreng, Ben Hancock, et al. 2014. “CEO After-Tax Compensation Incentives and Corporate Tax Avoidance.” Contemporary Accounting Research, 1077–1102. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi delapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Goodfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. Edisi Ketujuh. Australia: John Wiley & Sons, Inc. Graham, John R, Michelle Hanlon, Terry Shevlin, dan Nemit Shroff. 2014. “Incentives for Tax Planning and Avoidance: Evidence from the Field.” The Accounting Review 89 (3): 991–1023. Gunadi. 2007. Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Gupta, Sanjay, dan Kaye Newberry. 1997. “Determinants of the Variability in Corporate Effective Tax Rate.” Journal of Accounting and Public Policy 16: 1–34. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Halioui, Khamoussi, Souhir Neifar, dan Fouad Ben Abdelaziz. 2016. “Corporate Governance , CEO Compensation and Tax Aggressiveness : Evidence from American Firms Listed on the NASDAQ 100.” Review of Accounting and Finance 15 (4). Hameed, Abdul, Muhammad Ramzan, Hafiz M Kashif Zubair, Ghazanfar Ali, dan Muhammad Arslan. 2014. “Impact of Compensation on Employee Performance (Empirical Evidence from Banking Sector of Pakistan).” International Journal of Business and Social Science 5 (2): 302–9.
77
Hanafi, Umi, dan Puji Harto. 2014. “Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan.” Diponegoro Journal of Accounting 3 (2): 1– 11. Hanlon, Michelle, dan Shane Heitzman. 2010. “A Review of Tax Research.” Journal of Accounting and Economics 50 (2–3). Elsevier: 127–78. Hasiholan, Bernard. 2013. “The Impact of Corporate Governance toward Tax Management.” Finance and Banking Journal 15 (2): 191–205. Hutagaol, John, Darussalam, dan Danny Septriadi. 2007. Kapita Selekta Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Isgiyarta, Jaka. 2014. “Tax Avoidance through Thin Capitalization ( Evidence from Indonesian Firms ).” International Journal of Research in Business and Technology 5 (3): 692–99. Ismi, Fadhil, dan Linda. 2016. “Pengaruh Thin Capitalization , Return on Asset , dan Corporate Governance Pada Perusahaan Jakarta Islami Index ( Jii ).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 1 (1): 150–65. Jensen, Michael C., dan Kevin J. Murphy. 1990. “Performance Pay and Top Management Incentive.” The Journal of Political Economy 98 (2): 225–64. Jensen, Michael C, dan William H Meckling. 1976. “Theory of the Firm : Managerial Behavior , Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics 3 (4): 305–60. Kanagaretnam, Kiridaran, Jimmy Lee, Chee Yeow Lim, dan Gerald J. Lobo. 2013. “Societal Trust an Corporate Tax Avoidance.” Singapore. Khomsatun, Siti, dan Dwi Martani. 2015. “Pengaruh Thin Capitalization dan Assets Mix perusahaan Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Terhadap Penghindaran Pajak.” Simposium Nasional Akuntansi, 1–23. Koestanto, Robertus Benny Dwi. 2016. “”Panama Papers” Sebut 12 Pemimpin Negara.”Kompas.com.http://internasional.kompas.com/read/2016/04/05/0743 1881/.Panama.Papers.Sebut.12.Pemimpin.Negara. Koester, Allison, Terry Shevlin, dan Daniel Wangerin. 2016. “The Role of Managerial Ability in Corporate Tax Avoidance.” Management Science, Articles in Advance, 1–27. Lee, B Brian, Alfreda Dobiyanski, dan Susan Minton. 2015. “Theories and Empirical Proxies for Corporate Tax Avoidance.” Journal of Applied Business and Economics 17 (3): 21–34. Loen, Daniel Alexdaner, dan Adrianus Meliala. 2009. Mengintip Kiprah Konsultan Pajak Di Indonesia. Jakarta: Murai Kencana. Mayangsari, Cindy. 2015. “Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham
78
Eksekutif, Preferensi Risiko Eksekutif dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Jom FEKON 2 (2): 1–15. Minnick, Kristina, dan Tracy Noga. 2010. “Do Corporate Governance Characteristics Influence Tax Management?” Journal of Corporate Finance 16 (5): 703–18. Noor, Henry Faizal. 2009. Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Jakarta: PT. Indeks. Novita, Nova. 2016. “Executives Characters , Gender and Tax Avoidance : A Study on Manufacturing Companies in Indonesia” 15: 92–95. Nuraini, Novia Suci. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Thin Capitalization Pada Perusahaan Multinasional di Indonesia.” Diponegoro Journal of Accounting 3 (3): 1–9. Paligorova, Teodora. 2010. “Corporate Risk Taking and Ownership Structure Corporate Risk Taking dan Ownership.” Canada. Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rahayu, Ning. 2010. “Praktik Penghindaran Pajak Oleh Foreign Direct Investment Berbentuk Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing.” Jurnal Ilmu Administrasi Negara 10 (2): 171–80. Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Isu. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Richardson, Grant, dan Roman Lanis. 2007. “Determinants of the Variability in Corporate Effective Tax Rates and Tax Reform : Evidence from Australia.” Journal of Accounting and Public Policy 26: 689–704. Sekaran, Uma. 2015. Research Method for Business. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Stickney, Clyde P, dan Victor E Mcgee. 1982. “Effective Corporate Tax Rates The Effect of Size , Capital Intensity , Leverage , and Other Factors *.” Journal of Accounting and Public Policy 1: 125–52. Swingly, Calvin, dan I Made Sukartha. 2015. “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Pada Tax Avoidance.” E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10 (1): 47–62. Taylor, Grantley, dan Grant Richardson. 2012. “International Corporate Tax Avoidance Practices: Evidence from Australian Firms.” International Journal of Accounting 47 (4). University of Illinois: 469–96. ———. 2013. “Journal of International Accounting , Auditing and Taxation The Determinants of Thinly Capitalized Tax Avoidance Structures : Evidence from Australian Firms.” “Journal of International Accounting, Auditing and
79
Taxation” 22 (1). Elsevier Inc.: 12–25. ———. 2014. “Incentives for Corporate Tax Planning and Reporting: Empirical Evidence from Australia.” Journal of Contemporary Accounting and Economics 10 (1). Elsevier Ltd: 1–15. Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Zulma, Gandy Wahyu Maulana. 2016. “Pengaruh Kompensasi Manajemen Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan Dengan Moderasi Kepemilikan Keluarga Di Indonesia.” Simposium Nasional Akuntansi XIX: 1–15.
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
81
LAMPIRAN 1
82
Daftar Nama Perusahaan Sampel
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kode ADES AKPI ALDO ARNA ASII AUTO BATA BUDI CEKA CPIN EKAD GGRM HMSP ICBP INAI INDF ISSP JPFA KBLI KLBF NIPS PYFA ROTI SCCO SKBM SKLT SMCB SMGR SMSM SRSN STTP TOTO TRIS
Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk. Argha Karya Prima Industry Tbk. Alkindo Naratama Tbk. Arwana Citra Mulia Tbk. Astra International Tbk. Astra Auto Part Tbk. Sepatu Bata Tbk Budi Acid Jaya Tbk. Cahaya Kalbar Tbk. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Ekadharma International Tbk. Gudang Garam Tbk. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indal Aluminium Industry Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Japfa Comfeed Indonesia Tbk. KMI Wire and Cable Tbk. Kalbe Farma Tbk. Nippres Tbk. Pyridam Farma Tbk. Nippon Indosari Corporindo Tbk. Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk. Sekar Bumi Tbk. Sekar Laut Tbk. Holcim Indonesia Tbk. Semen Gresik Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Indo Acitama Tbk. Siantar Top Tbk. Surya Toto Indonesia Tbk. Trisula International Tbk.
Berrsambung ke halaman berikutnya
83
Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No 34 35 36 37
Kode TSPC ULTJ UNVR WIIM
Nama Perusahaan Tempo Scan Pasific Tbk. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Wismilak Inti Makmur Tbk.
84
LAMPIRAN 2
85
Data Sampel Penelitian No
Kode
TCAP
KOMP
1
ADES
0,3350520334
5.167.000.000 0,046977907
0,083184106
2
AKPI
0,5583292756
14.030.500.000 0,002941141
0,149132955
3
ALDO
0,4296801920
1.711.308.132 0,044956702
0,192215552
4
ARNA
0,0732860768
5.990.000.000 0,079028652
0,234889843
5
ASII
0,5039550273
983.000.000.000 0,009547069
0,231878792
6
AUTO
0,0450244982
49.292.000.000 0,007585078
0,207154099
7
BATA
0,0971722687
11.313.000.000 0,024219051
0,411140178
8
BUDI
0,7287592554
25.953.000.000
0,02208675
0,140081455
9
CEKA
0,4935483470
7.878.227.800 0,030351164
0,271782669
10
CPIN
0,2988543598
11
EKAD
113.174.000.000
KE
CETR
0,02399486
0,225460134
0,2855938110
4.500.000.000 0,027437397
0,263430842
12
GGRM 0,4084201132
52.392.000.000 0,008241129
0,256508705
13
HMSP
0,2028381987
94.416.000.000 0,068153356
0,251758788
14
ICBP
0,2194815501
187.324.000.000 0,007370871
0,30882342
15
INAI
0,9360758014
4.542.240.000 0,005904046
0,598132967
16
INDF
0,5738819334
600.156.000.000 0,002476587
0,492935951
17
ISSP
0,5825497476
19.204.000.000 0,017889376
0,227933041
18
JPFA
0,7937196861
209.939.000.000 0,018839906
0,366223672
19 KBLI 0,1541313977 8.443.903.000 0,031722768 Bersambung ke halaman berikutnya
0,616633358
86
Data Sampel Penelitian (lanjutan) No
Kode
TCAP
KOMP
KE
CETR
20
KLBF
0,0859017284
45.320.000.000 0,031545391
0,253021933
21
NIPS
0,8877822489
4.988.000.000 0,027466358
0,318703474
22
PYFA
0,4662118097
2.475.306.112 0,016265978
0,206898892
23
ROTI
0,6105889511
46.158.176.617 0,032840735
0,264576905
24
SCCO
0,5520540931
4.754.885.210 0,019353257
0,358485734
25
SKBM
0,0887952015
3.185.134.966 0,087282222
0,103285302
26
SKLT
0,4427084642
1.380.444.857 0,024764431
0,352905683
27
SMCB
0,3999314997
28.978.000.000 0,010049122
0,507866702
28
SMGR
0,2107079771
67.399.810.000 0,044115845
0,300885659
29
SMSM
0,3284068542
40.617.000.000 0,048447939
0,274969473
30
SRSN
0,2413490312
9.747.943.000 0,011100862
0,644999045
31
STTP
0,5555146099
2.239.732.766 0,042310422
0,272663266
32
TOTO
0,1714339209
23.515.002.771 0,015822854
0,388387431
33
TRIS
0,3214882491
2.114.415.614 0,030593827
0,332997561
34
TSPC
0,0622864227
28.100.000.000 0,009489826
0,716756412
35
ULTJ
0,0689200658
1.708.000.000 0,062353481
0,524215154
36
UNVR
0,2581724384
62.303.000.000 0,069024634
0,337423787
37
WIIM
0,2867155087
23.393.081.231 0,040192968
0,257940246
38
ADES
0,2180866598
5.808.000.000 0,032780344
0,240602227
39
AKPI
0,5040199379
14.327.000.000 0,006863952
0,120861316
Bersambung ke halaman berikutnya
87
Data Sampel Penelitian (lanjutan) No
Kode
TCAP
KOMP
KE
CETR
40
ALDO
0,4692079522
1.755.512.952 0,026823293
0,372834008
41
ARNA
0,0419422320
7.530.000.000 0,059778516
0,285663154
42
ASII
0,4910639357 1.100.000.000.000 0,002465668
0,206519329
43
AUTO
0,1693699075
45.628.000.000 0,007439506
0,263378978
44
BATA
0,1389188254
10.868.000.000 0,032964547
0,347604078
45
BUDI
0,7875927968
29.141.000.000 0,019151635
0,186746019
46
CEKA
0,6757144465
9.183.142.500 0,003162659
0,343170561
47
CPIN
0,4931142756
120.938.000.000 0,019764214
0,4789133
48
EKAD
0,3074931278
4.800.000.000 0,018459161
0,313715682
49
GGRM 0,4718329709
54.188.000.000 0,027486491
0,227604455
50
HMSP
0,2353905109
107.949.000.000 0,022317717
0,291787998
51
ICBP
0,2524285300
177.125.000.000 0,012090529
0,321212464
52
INAI
0,9990004937
4.292.496.000 0,006143237
0,321445213
53
INDF
0,5405067311
630.002.000.000 0,009890841
0,378323976
54
ISSP
0,6214854710
22.226.000.000 0,016873262
0,293038042
55
JPFA
0,7772810800
246.449.000.000 0,008355277
0,705771941
56
KBLI
0,0517259027
11.546.187.826 0,026856499
0,460602662
57
KLBF
0,0392474541
44.660.000.000 0,024785233
0,2350631
58
NIPS
0,4989574660
4.988.000.000 0,026622797
0,35079661
59
PYFA
0,4388734477
4.161.374.720 0,013736813
0,440614349
Bersambung ke halaman berikutnya
88
Data Sampel Penelitian (lanjutan) No
Kode
TCAP
KOMP
KE
CETR
60
ROTI
0,6226225691
37.744.610.114 0,036979985
0,190244542
61
SCCO
0,4043682649
4.943.355.620 0,017022698
0,24447927
62
SKBM
0,0550437873
5.008.044.171 0,081261992
0,305210949
63
SKLT
0,4746164279
1.891.751.221 0,029442963
0,272058388
64
SMCB
0,5162468527
45.028.000.000 0,021394973
0,675267895
65
SMGR
0,1804195730
81.328.921.000
0,02374527
0,276695527
66
SMSM
0,2504745444
44.904.000.000 0,044604298
0,323045869
67
SRSN
0,2943576423
10.623.845.000 0,011439767
0,558737701
68
STTP
0,5534338802
2.510.101.605 0,034247714
0,431435992
69
TOTO
0,1489976585
26.571.657.461 0,017961927
0,335385625
70
TRIS
0,4125827139
1.647.647.174 0,004992398
0,581142261
71
TSPC
0,0300923484
29.600.000.000 0,006935978
0,730188719
72
ULTJ
0,0482496367
2.542.000.000 0,005695753
0,444055886
73
UNVR
0,2779392605
61.891.000.000 0,052543814
0,313679236
74
WIIM
0,2899687978
20.382.878.517 0,028449352
0,553754734
75
ADES
0,4481563924
5.379.000.000 0,011706787
0,287221279
76
AKPI
0,6999465866
14.423.000.000 0,003599964
0,671070803
77
ALDO
0,4698853347
1.766.395.545 0,012852427
0,296583014
78
ARNA
0,0911860146
7.650.000.000
0,09182052
0,69648984
79
ASII
0,4777244711 1.013.000.000.000 0,013875405
0,356138563
Bersambung ke halaman berikutnya
89
Data Sampel Penelitian (lanjutan) No
Kode
TCAP
KOMP
80
AUTO
0,1656041647
53.932.000.000 0,002519914
81
BATA
0,0274452916
14.370.000.000
0,0623875
0,269305148
82
BUDI
0,7500468700
29.271.000.000 0,008219589
0,426532374
83
CEKA
0,6741677436
20.817.697.600 0,029281637
0,196315259
84
CPIN
0,5234341498
111.513.000.000 0,021007564
0,287490253
85
EKAD
0,1302807566
5.200.000.000 0,021000292
0,256302126
86
GGRM 0,4680782119
61.305.000.000 0,031721585
0,211943221
87
HMSP
0,0025407881
113.577.000.000 0,009805105
0,274483795
88
ICBP
0,1986602656
194.598.000.000 0,026722792
0,296765989
89
INAI
0,8341908146
90
INDF
91
4.582.908.000
KE
CETR 0,47565937
0,01805898
0,30007021
0,5242934382
695.632.000.000 0,010127437
0,470294538
ISSP
0,6211159664
24.681.000.000 0,008447536
0,398029809
92
JPFA
0,7036799889
234.304.000.000 0,027620904
0,190409029
93
KBLI
0,1407459827
14.748.903.807 0,021833672
0,300481061
94
KLBF
0,0469146312
42.700.000.000 0,011042722
0,257447024
95
NIPS
0,6799221423
5.408.789.000 0,010961305
0,436209065
96
PYFA
0,3314628244
3.688.291.585 0,004263015
0,3525695
97
ROTI
0,6073796761
65.934.012.188 0,050932112
0,201697502
98
SCCO
0,4372054544
5.308.265.950
0,01824735
0,209570724
99
SKBM
0,0923122547
4.820.505.454 0,035610208
0,455582293
Bersambung ke halaman berikutnya 90
Data Sampel Penelitian (lanjutan) No
Kode
TCAP
KOMP
KE
CETR
100 SKLT
0,4577952367
2.111.125.548 0,020771146
0,564417628
101 SMCB
0,5519237969
77.075.000.000 0,019371017
0,818114854
102 SMGR
0,1696791146
91.632.377.000
0,01375928
0,296900445
103 SMSM
0,2384609201
43.305.000.000 0,025653488
0,326275127
104 SRSN
0,4493140876
12.136.889.000 0,006458822
0,623211939
105 STTP
0,5055005252
3.369.180.900 0,033615766
0,275825305
106 TOTO
0,1471934586
30.049.983.928 0,018641995
0,412132581
107 TRIS
0,3707558270
1.625.520.143 0,017164926
0,277522642
108 TSPC
0,0274600179
31.900.000.000 0,005632838
0,86445538
109 ULTJ
0,0579688182
110 UNVR 111 WIIM
3.600.000.000
0,05282605
0,213573094
0,3472562670
58.736.000.000 0,027062049
0,326499089
0,3071139795
19.742.071.043 0,019902975
0,31576509
91
LAMPIRAN 3
92
Hasil Output SPSS 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
TCAP
KE
KOMP
CETR
N
Minimum
Maximum
111
,0025407881
,9990004937
,372241378606
,2362997882115
,0024656679227
,0918205197932
,0249441595566
,01912621143265
111
860
60
8
1100000000000,
80674608600,43
194170991710,47
0
2
50
,0831841064972
,8644553804782
,3536692811610
,15701340329478
801
373
21
3
111
111
111
1380444857,0
Mean
Std. Deviation
Valid N (listwise)
111
Statistics CETR N
Valid Missing
Median
TCAP
KE
KOMP
111
111
111
111
0
0
0
0
,3088234
,3707558
,0207711
20382878517,00
93
2. Hasil Uji Normalitas
94
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
111
Normal Parametersa,b
Mean
,0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
,40880632
Absolute
,071
Positive
,065
Negative
-,071
Test Statistic
,071 ,200c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Model
B
Error
1 (Constant)
-,839
,109
TCAP
-,270
,179
-7,277
KE KOMP KE_KOMP
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-7,664
,000
-,149
-1,507
,135
,880
1,136
2,400
-,325
-3,032
,003
,748
1,337
-1,670E-13
,000
-,076
-,477
,635
,340
2,938
3,448E-12
,000
,017
,108
,914
,355
2,816
a. Dependent Variable: Ln_CETR
95
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model 1
B
Error
(Constant)
,306
,069
TCAP
,036
,113
KE
,557
KOMP KE_KOMP
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
4,446
,000
,033
,320
,750
,880
1,136
1,509
,041
,369
,713
,748
1,337
2,959E-13
,000
,220
1,343
,182
,340
2,938
-3,699E-11
,000
-,296
-1,844
,068
,355
2,816
a. Dependent Variable: ABS_RES
96
5. Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test
Valuea
-,01266
Cases < Test Value
55
Cases >= Test Value
56
Total Cases
111
Number of Runs
53
Z
-,667
Asymp. Sig. (2-tailed)
,505
a. Median
6. Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R ,302a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,091
,057
,41645
a. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, TCAP, KOMP b. Dependent Variable: Ln_CETR
Model Summaryb
Model 1
R ,296a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,087
,071
,41342
a. Predictors: (Constant), KE, TCAP b. Dependent Variable: Ln_CETR
Model Summaryb
Model 1
R ,268a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,072
,046
,41892
a. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP b. Dependent Variable: Ln_CETR
97
7. Hasil Uji Simultan dan Parsial ANOVAa Model 1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
1,844
4
,461
Residual
18,383
106
,173
Total
20,227
110
F 2,657
Sig. ,037b
a. Dependent Variable: Ln_CETR b. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, TCAP, KOMP
ANOVAa Model 1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
1,768
2
,884
Residual
18,459
108
,171
Total
20,227
110
F 5,173
Sig. ,007b
a. Dependent Variable: Ln_CETR b. Predictors: (Constant), KE, TCAP
ANOVAa Model 1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
1,450
3
,483
Residual
18,777
107
,175
Total
20,227
110
F
Sig.
2,753
,046b
t
Sig.
a. Dependent Variable: Ln_CETR b. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1 (Constant)
-,854
,106
-,278
,177
-6,910
2,182
TCAP KE
Std. Error
Beta
-8,080
,000
-,153
-1,573
,119
-,308
-3,167
,002
a. Dependent Variable: Ln_CETR
98
Coefficientsa
Model 1 (Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error -,963
,072
-6,137
2,291
KOMP
-1,572E-13
KE_KOMP
-5,843E-13
KE
Beta
t
Sig.
-13,412
,000
-,274
-2,678
,009
,000
-,071
-,446
,657
,000
-,003
-,018
,985
a. Dependent Variable: Ln_CETR
99