PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TINDAKAN AGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)
(Skripsi)
Oleh MUHAMMAD PANDU SOLIHIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TINDAKAN AGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)
Oleh MUHAMMAD PANDU SOLIHIN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakter eksekutif terhadap tindakan agresivitas pajak dengan corporate governance sebagai moderating. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakter eksekutif sebagai variabel independen dan tindakan agresivitas pajak sebagai variabel dependen, kemudian corporate governance sebgai variabel moderating. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 32 perusahaan property dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yang dijadikan sampel. Alat uji data menggunakan software SPSS 16 meliputi analisis deskriptif, uji asumsi klasik, regresi moderasi, uji koefisien determinasi, uji kelayakan model regresi, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel risk taker menunjukkan nilai negatif dan sesuai teori. Nilai ini berarti semakin manajer bersifat risk taker semakin rendah pula nilai effective tax rate. Tetapi setelah risk taker dimediasi oleh komisaris independen maka hubungannya menjadi positif. Artinya meskipun karakter manajemen itu bersifat risk taker keberadaan dewan komisaris independen dapat menekan tindakan agresivitas pajak (meningkatkan effective tax rate). Kata Kunci: Agresivitas Pajak, Karakter Eksekutif, Corporate Governance.
ABSTRACT
THE IMPACT OF EXECUTIVE CHARACTER AGAINST TAX AGGRESSIVENESS WITH CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study on Company Property and Real Estate Listed on the Stock Exchange 2011-2015 Period) By MUHAMMAD PANDU SOLIHIN
This research aimed to examine the effect of executive character to the actions of the tax aggressiveness with corporate governance as a moderating. Variables of this study using the executive character as the independent variable and actions the aggressiveness of tax as the dependent variable, then corporate governance as moderating variables. Samples of this research were 32 property and real estate company listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2015. The data used are secondary data from the annual reports of companies sampled. Data tool test using SPSS 16 software includes descriptive analysis, classic assumption test, regression moderation, coefficient determination test, test the feasibility of regression models, and hypothesis test. The results of risk taker as variable showed a negative value similar to corresponding theory. This value means the manager is a risk taker so the value of the effective tax rate will be lower. But after a risk taker mediated by an independent commissioner the relationship become positive. This means even though the character of the management are risk taker, the presence of independent commissioner can reduce the actions of tax aggressiveness (increase of the effective tax rate). Keywords: Tax Aggressiveness, Executive Character, Corporate Governance.
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TINDAKAN AGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)
Oleh
Muhammad Pandu Solihin
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Muhammad Pandu Solihin. Lahir di Bandar Lampung, 20 Maret 1994 merupakan anak kedua, dari dua bersaudara yang merupakan buah hati dari Bapak Satria Wirawan dan Ny. Miharni Selvi Penulis menempuh pendidikan formal diawali di TK Al-Kautsar Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2000. Pendidikan Lanjut di SD Swasta Al-Kautsar Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2006, Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur tulis SNMPTN. Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi EEC FEB UNILA sebagai kepala bidang creativity and insight. Penulis mengabdikan ilmu dan keahlian yang dimiliki kepada masyarakat dengan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat dan pada Juli 2015.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada: Kedua orang tuaku tercinta, Papa dan Mama, atas segala kasih sayang, doa, dukungan, pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan. Nenek-nenekku dan kakakku tersayang, untuk semangat, doa, bantuan, keceriaan dan dukungan yang selalu diberikan. Seluruh keluarga besarku dan saudara-saudaraku, atas segala dukungan, doa, nasihat, dan motivasi yang selalu diberikan. Sahabat dan teman-temanku, untuk keceriaan, nasihat, dan dukungan yang selalu diberikan. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO “To see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, draw closer, to find each other, and to feel. That is the purpose of life.” “If you fall a thousand times, stand up millions of times because you do not know how close you are to success”
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Tindakan Agresivitas Pajak Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1.
Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas rahmat dan ridhoNya telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
2.
Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3.
Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi;
4.
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi;
5.
Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., C.A., Akt., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan dukungan selama proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini;
6.
Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., C.A., Akt., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediannya dalam memberikan waktu, bimbingan, pengetahuan, nasihat, pengalaman serta pembelajaran diri selama proses penyelesaian skripsi ini;
7.
Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama atas saran dan kritik, serta nasihat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi maupun bagi diri penulis;
8.
Ibu Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan,nasihat dan dukungan selama proses perkuliahan. Semoga pendidikan doktoral yang sedang ibu tempuh diberikan kemudahan;
9.
Bapak dan Ibu Dosen serta staf di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, atas ilmu, dukungan dan pembelajaran yang telah diberikan;
10. Kedua orang tuaku, Papa tercinta Satria Wirawan dan Mama tersayang Miharni Selvi.Terima kasih atas limpahan kasih sayang, dukungan,perlindungan, nasihat, semangat, dan ajaran hidup yang dengan setia akan selalu membimbing setiap langkah penulis untuk mewujudkan mimpi dan cita penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa syukur dan rasa terima kasih penulis atas segala hal yang telah diberikan; 11. Terimakasih untuk Siti dan Nyai atas setiap doanya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Atuku Ayu Puspita Sari, S.Si., dan kiyai Zico Hermawan, S.T., M.Kom., serta keponakanku Shezia Quitta Assyabiya yang cantik terima kasih untuk setiap doa, dukungan, motivasi dan semangat yang diberikan kepadaku selama ini; 12. Keluarga besar dari kedua belah pihak orangtuaku. Kiranya penyelesaian skripsi ini dapat menjadi kebanggaan untuk mereka semua. Terima kasih untuk setiap kasih sayang, nasihat, dan dukungan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga Allah memberikan kesehatan dan panjang umur untuk kalian semua; 13. Semprotan Family, Abang Agung, Abang Rizki, A’ Unzi, Kak Fajar, Nuy, Kak Tia, Vita, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan, membuat
pengetahuan tentang dunia ini semakin luas sehingga dapat memudahkan serta mempercepat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 14. Rekan Typomark (Talytha Alethea, Rio, Nana, Alan, Mirza) atas kerjasama, kerja keras, kegigihan, dan keluh yang sama kita rasakan untuk sama-sama menjadi lebih dewasa, bijak, mengambil keputusan yang tepat, dan mencapai kesuksesan yang ingin kita raih bersama. Thank you for every time we spend together, i hope it will last forever; 15. Sahabat-sahabat perjuangan dikampus tercinta yang sudah seperti menjadi bagian dari keluarga, Family Swing: Anggie, Claudia, Novita, Nadia, Sindi, Adel, Hanief, Ferryansyah, Hadi, Fakhrul, Naufal, Dewo, dan Fatur terimakasih untuk semua suka,duka, semangat, dukungan, nasihat, bantuan dan kesabaran kalian. Love youall swings, seeyou on top; 16. Teman-teman sejawat Akuntansi 2012 Trida, Shaumi, Priska, Ayu, Evi, Fatkur, Umi, Yunita, Elia, Citra, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu terimakasihatas semua bantuan dan dukungan kepada penulis. Terima kasih untuk sudah bersama-sama berjuang di bangku perkuliahan; 17. Keluarga KKN Desa Sumber Rejo, Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu Iman, Adit, Novi, Nikken, Mirawati, Catur, Bapak Daryono dan Ibu, Bude, Mas Har, dan Daffa. Semoga kita bisa selalu menjaga tali silaturahmi; 18. Dan yang tidak sempat disebutkan satu persatu, yang memberikan motivasi melalui cara pandangku kepada mereka begitu, kepada yang tidak disadari memberikan semangat dan mendoa’kan, terimakasih telah meng-aamiin-kan;
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari.
Bandar Lampung, 22 Februari 2017 Penulis
Muhammad Pandu Solihin
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..........................................................................................
i
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
v
DAFTAR TABEL .................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
vii
BAB I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...............................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................
9
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ...............................................................
10
2.1.1 Agency Theory ......................................................
10
2.1.2 Agresivitas Pajak ..................................................
11
2.1.3 Karakter Eksekutif ................................................
15
2.1.4 Corporate Governance .........................................
18
i
2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian ................................ 2.2.1
Pengaruh
Karakter
Eksekutif
19
Terhadap
Tindakan Agresivitas pajak....................................
19
2.2.2 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tindakan Agresivitas Pajak ...................................
20
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel .......................................................
23
3.2 Pengukuran Variabel.......................................................
24
3.2.1 Variabel Dependen.................................................
24
3.2.2 Variabel Independen ..............................................
24
3.2.3 Variabel Moderating ..............................................
25
3.3 Metode Analisis Data......................................................
26
3.3.1 Uji Asumsi Klasik ................................................
26
3.3.1.1 Uji Normalitas .........................................
26
3.3.1.2 Uji Multikolinearitas................................
26
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ............................
26
3.3.1.4 Uji Autokorelasi.......................................
27
3.3.2 Uji Regresi Moderasi ............................................
27
3.3.3 Uji Hipotesis .........................................................
27
BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif .......................................................
29
ii
4.2 Uji Asumsi Klasik........................................................
32
4.2.1 Uji Normalitas Data ...........................................
32
4.2.2 Uji Multikolinearitas..........................................
34
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................
35
4.2.4 Uji Autokorelasi.................................................
36
4.3 Uji Hipotesis ................................................................
37
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi ................................
37
4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........
37
4.3.3 Uji Hipotesis ......................................................
38
4.4 Pengujian Hipotesis ....................................................
40
4.4.1 Hipotesis 1 .........................................................
40
4.4.2 Hipotesis 2 .........................................................
40
4.5 Pembahasan ................................................................
41
4.5.1
Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Tindakan Agresivitas Pajakk.............................
4.5.2
41
Pengaruh Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan antara Karakter Eksekutif dan Tindakan Agresivitas Pajak ..................................................................
42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan.........................................................................
44
5.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................
45
iii
5.3 Saran...............................................................................
45
5.4 Implikasi Hasil Penelitian .............................................
46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1
Uji Normalitas ..................................................................................
33
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................................
35
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1
Sampel Penelitian Tahun 2011-2015 .................................................
29
4.2
Statistik Deskriptif .............................................................................
30
4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...........................................
32
4.4
Uji Multikolinearitas ..........................................................................
34
4.5
Uji Autokorelasi .................................................................................
36
4.6
Koefisien Determinasi........................................................................
37
4.7
Hasil Uji F ..........................................................................................
38
4.8
Uji Hipotesis ......................................................................................
39
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Tabulasi.......................................................................................
Halaman 1
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pajak merupakan unsur penting bagi suatu negara. Tidak hanya sebagai wujud kepatuhan terhadap negara, pajak juga merupakan sumber penerimaan negara yang sangat strategis dan sangat diandalkan. Oleh karena itu, negara selalu berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan di sektor pajak. Namun berbeda dengan negara, perusahaan sebagai wajib pajak menempatkan pajak sebagai suatu beban. Perusahaan sebagai wajib pajak akan berusaha untuk memaksimalkan laba melalui berbagai macam efisiensi beban, termasuk beban pajak (Hanafi, 2014).
Dalam upaya efisiensi beban pajak, banyak perusahaan melakukan penghindaran pajak. Beban pajak dihitung berdasarkan tarif pajak dikali dengan laba perusahaan. Laba perusahaan menurut PSAK 46 dibagi menjadi laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan perhitungan laba akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan dengan laba fiskal yang dihitung menurut peraturan perpajakan merupakan celah yang dapat dimanfaatkan untuk menghindari pembayaran pajak (Hanafi, 2014). Fenomena seperti itulah yang
2
menyebabkan
banyak
perusahaan
berusaha
mencari
cara
untuk
meminimalkan biaya pajak yang dibayar.
Biaya yang ditimbulkan dari pajak signifikan jumlahnya untuk semua jenis perusahaan. Oleh karenanya, umumnya diterima bahwa perusahaan dan pemegang saham lebih suka membayar jumlah pajak yang lebih kecil dan menggunakan strategi-strategi perpajakan yang agresif (Bauweraerts & Vandernoot, 2013). Tindakan agresivitas pajak didefinisikan sebagai suatu pengelolaan yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak.
Agresivitas pajak dapat dilakukan dengan cara tax avoidance dan tax evasion (Pohan, 2013). Secara garis besar perbedaan utama dari kedua cara agresivitas pajak adalah dari sisi legalitas. Tax evasion menggunakan cara yang tidak diperkenankan oleh ketentuan undang-undang yang berlaku. Berbeda dengan tax evasion, tax avoidance menggunakan cara yang diperkenankan oleh ketentuan undang–undang atau dapat juga dengan memanfaatkan kelemahan dalam undang–undang perpajakan.
Tax avoidance sering dikaitkan dengan tax planning, dimana keduanya samasama menggunakan cara yang legal untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kewajiban pajak. Secara konseptual tax planning meliputi pengurangan pajak secara permanen maupun kemungkinan penangguhannya. Penghematan pajak dapat diperoleh dari tax planning dengan melibatkan
3
beberapa konsep seperti: pemanfaatan pengecualian pajak, pengurangan tarif pajak menyeluruh, maksimalisasi pengurangan penghasilan, percepatan pengeluaran, penundaan objek pajak, strukturisasi transaksi kena pajak menjadi tidak kena pajak, dan sebagainya.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) yang masih berlaku hingga saat ini belum memberikan definisi yang jelas mengenai agresivitas pajak. Tetapi praktik agresivitas pajak ini tidak selalu dapat dilaksanakan karena wajib pajak tidak selalu bisa menghindari semua unsur atau fakta yang dikenakan dalam perpajakan.
Agresivitas pajak masih banyak dilakukan perusahaan. Terdapat fenomena bahwa di Sumatera Utara terjadi kasus penghindaran pajak. Kepala kantor wilayah direktorat jendral pajak Sumatra Utara (Kakanwill Ditjen Pajak Sumut) I Medan Harta Indra Tarigan mengungkapkan satu kasus tax avoidance yang ditemukan pihaknya saat bertugas di Kanwil Pajak Sumut II Pematangsiantar (Tarigan, 2013). Dirjen pajak menemukan tujuh modus yang dilakukan para pengembang property dalam melakukan tax avoidance (Tarigan, 2013). Pertama, penggunaan harga di bawah harga jual sebenarnya dalam menghitung Dasar Pengenaan Pajak (DPP), kedua, tidak mendaftarkan diri menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) namun menagih Pajak Pertambahan Nilai (PPN), ketiga, tidak melaporkan seluruh penjualan, keempat, tidak memotong dan memungut Pajak Penghasilan (PPh), kelima, mengkreditkan pajak masukan secara tidak sah, keenam, penghindaran PPN Barang Mewah dan PPh Pasal 22 atas hunian mewah, ketujuh, menjual tanah
4
dan bangunan, namun yang dilaporkan hanya penjualan tanah (Tarigan, 2013).
Agresivitas pajak yang dilakukan oleh perusahaan bukan merupakan suatu kebetulan. Praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak badan (perusahaan) sering kali dilakukan melalui kebijakan yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Dimana pimpinan perusahaan sebagai pengambil keputusan dan kebijakan dalam perusahaan tentu memiliki karakater yang berbeda-beda (Dewi, 2014).
Seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. (Dalam Dewi, 2014) Semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse. Pemimpin perusahaan yang bersifat risk taker akan cenderung lebih berani dalam mengambil keputusan walaupun keputusan tersebut berisiko tinggi. Selain itu pemilik karakter ini juga tidak ragu dalam melakukan pembiayaan yang berasal dari hutang untuk pertumbuhan perusahaan yang lebih cepat. Eksekutif yang memiliki karakter risk taker akan lebih berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan dibandingkan dengan eksekutif yang bersifat risk averse.
Selain karakter eksekutif, corporate governance juga mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan tindakan agresivitas pajak. Corporate
5
governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Corporate Governance adalah mekanisme untuk melakukan sesuatu yang benar, secara benar (doing the right things right). Corporate governance memberikan penekanan pada the right things sebelum dikerjakan secara benar. Manipulasi data-data keuangan untuk kepentingan apapun dan siapapun adalah “salah” (tidak benar). Hal ini memberikan justifikasi bahwa sesuatu kebenaran dan dalam hal ini berkaitan dengan etika bisnis adalah universal adanya (Siahaan, 2015).
Fenomena mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Kasus-kasus mengenai corporate governance sampai saat ini masih terjadi di Indonesia, seperti pada PT Kimia Farma (2002), PT Indo Farma (2004), atau PT Waskita Karya (2009) (Nurcahyani, 2013). Bahkan menurut hasil survey ACGA (Asian Corporate Governance Association) pada 11 negara terhadap pelaku bisnis asing di Asia tahun 2012 menempatkan Indonesia sebagai negara terburuk di bidang corporate governance (Nurcahyani, 2013). Hal ini mencerminkan praktik corporate governance yang masih kurang baik pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, merusak citra dan reputasi perusahaan (Susanto, 2013).
Peran Good Corporate Governance sebagai mekanisme struktur dan sistem dalam mendorong kepatuhan manajemen terhadap pembayaran pajak
6
dianggap sangat diperlukan. Good Corporate Governance diduga dapat mendorong ketaatan perusahaan sebagai wajib pajak untuk menjalankan kewajiban perpajakannya. Apabila suatu perusahaan memiliki suatu mekanisme corporate governance yang terstruktur dengan baik maka akan berbanding lurus dengan kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya (Annisa, 2012).
Corporate governance mengimplementasikan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik suatu perusahaan yang berkaitan dengan keadaan baikburuknya
corporate governance suatu perusahaan dengan tindakan
pengambilan
keputusan
perpajakannya.
Banyaknya
perusahaan
yang
melakukan agresivitas pajak membuktikan bahwa corporate covernance belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah gopublic di Indonesia.
Adanya hubungan antara karakter eksekutif dengan tindakan agresivitas pajak diduga berkaitan dengan masalah corporate governance perusahaan. Aplikasi dari corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah agency yang dialami oleh perusahaan. Masalah agency ini timbul karena asimetri informasi akibat pemisahan kepemilikan dan manajemen perusahaan. Hal ini dapat memberikan celah bagi manajemen untuk melakukan tindakan oportunis. Penerapan corporate governance yang baik diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi pembayaran pajak perusahaan.
7
Perkembangan bisnis properti di Indonesia berkembang makin pesat yang ditandai dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung perkantoran, apartemen,
perumahan,
dan
juga
pusat-pusat
perbelanjaan.
Selain
perkembangan yang cukup pesat, bisnis property juga merupakan usaha yang dipastikan tidak akan mati, mengingat makin besarnya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi. Permintaan akan tempat tinggal semakin meningkat sedangkan jumlah tanah dibumi ini tidak akan bertambah akan membuat harga tanah dan sektor properti lainnya akan semakin mahal dari tahun ketahun. Permintaan properti residensial di Indonesia dengan jumlah 800.000 unit atau hampir dua kali lipat kapasitas pasokan pengembang. Diperkirakan bahwa properti komersial akan tumbuh 200% sepanjang 2011-2021 dengan total kontribusi properti Indonesia mencapai 2,5% pasar global. (https://www.ipotnews.com, diakses pada 2 Oktober 2016).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena, beberapa hal baru yang terdapat dalam penelitian ini adalah: (1) Pengujian tingkat agresivitas tindakan pajak perusahaan publik di Indonesia (khususnya perusahaan property dan real estate); dan (2) Pengujian interaksi antara corporate governance dengan pajak.
8
Berdasarkan uraian di atas maka judul yang akan diteliti, yaitu ”Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Tindakan Agresivitas Pajak dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah karakter eksekutif berpengaruh terhadap tindakan agresivitas pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011–2015? 2. Apakah corporate governance sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap hubungan antara karakter eksekutif dengan tindakan agresivitas pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2015?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian dalam laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk membuktikan pengaruh karakter eksekutif terhadap tindakan agresivitas pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011–2015.
9
2. Untuk membuktikan corporate governance sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap hubungan antara karakter eksekutif dengan tindakan agresivitas pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011–2015.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengurangi tindakan penghindaran pajak, dan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk melakukan evaluasi pengambilan keputusan. 2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan mengenai keadaan perusahaan yang melakukan penghindaran agresivitas pajak dan tindakan perusahaan terhadap pihak pemerintah. 3. Bagi Direktorat Jendral Pajak, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membuat kebijakan dan regulasi mengenai tindakan agresivitas pajak. 4. Bagi Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi bahan penelitian dan sebagai media tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Agency Theory Masalah agency muncul dalam dua bentuk, yaitu antara principal dengan pihak agent dan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan normatif pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa keputusan
diambil
untuk
memaksimumkan
kemakmuran
pemilik
perusahaan (Husnan dan Pudhiastuti, 2006:12).
Principal mempercayakan pengambilan keputusan kepada agent, yang berarti kedua belah pihak telah mempunyai kesepakatan bersama atas tanggung jawab yang diserahkan pada pihak agent tersebut. Akan tetapi timbul asymmetry information, yaitu agent yang menjalakan perusahaan secara langsung memiliki informasi lebih banyak dibanding principal yang hanya mengetahui sebagian yang dilaporkan saja. Ketidakseimbangan informasi yang didapat ini, dimana agent mempunyai informasi lebih banyak cenderung melakukan tindakan yang sesuai keinginan untuk memaksimumkan utilitinya. Sehingga terkadang menimbulkan kebijakan-
11
kebijakan tertentu yang hanya diketahui oleh pihak agent saja tanpa sepengetahuan principal.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency theory memberikan penjelasan hubungan antara pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Hubungan agensi adalah hubungan yang bersifat kontraktual dimana pemegang saham yang disebut sebagai principal meminta manajemen sebagai agent perusahaan untuk mengambil tindakan dalam setiap kegiatan perusahaan atas nama principal. Lebih lanjut lagi, Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa terdapat dua permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan principal dalam memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan agent, yaitu: 1. Moral hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja. 2.
Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benarbenar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
2.1.2 Agresivitas Pajak Tindakan Agresivitas pajak merupakan suatu pengelolaan yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik memakai cara yang termasuk tax avoidance atau tidak. Tax evasion
12
merupakan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajaknya dengan cara-cara yang tidak mematuhi peraturan perpajakan. Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan, namun semakin banyak celah yang digunakan perusahaan maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif.
Perilaku ketidakpatuhan sering kali menjadi perhatian para peneliti dan dijadikan objek penelitian. Kebanyakan hasil penelitian menunjukkan perilaku ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk mendapat keuntungan dengan menghitung cost dan benefit secara rasional. Hal ini berlaku pula dalam konteks perpajakan. Perusahaan sebagai wajib pajak sering kali tidak mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku demi melakukan penghematan pajak. Terlebih lagi dengan adanya agency problem dan contractual problem yang mampu memicu dilakukannya penghematan pajak.
Murphy (2004) menyatakan suatu agresivitas pelaporan pajak adalah situasi ketika perusahaan melakukan kebijakan pajak tertentu dan suatu hari terdapat kemungkinan tindakan pajak tersebut tidak akan diaudit atau dipermasalahkan dari sisi hukum, namun tindakan ini berisiko karena ketidakjelasan posisi akhir (apakah tindakan pajak tersebut dianggap melanggar atau tidak melanggar hukum yang berlaku).
Tindakan agresivitas pajak tidak selalu berawal dari perilaku ketidakpatuhan akan peraturan perpajakan, tapi juga dari penghematan pajak yang dilakukan sesuai dengan peraturan. Semakin perusahaan memanfaatkan
13
celah peraturan untuk menghemat beban pajak maka perusahaan dapat dianggap telah melakukan tindakan agresivitas pajak meskipun tindakan tersebut tidak menyalahi peraturan yang ada.
Tindakan agresivitas pajak dapat diklasifikasikan menjadi dua, pandangan tradisional dan kontemporer (Desai dan Dharmapala, 2006). Pandangan tradisional mengartikan tindakan agresivitas pajak
sebagai bentuk
pengamanan kekayaan dimana tindakan agresivitas pajak dilakukan sematamata ditujukan untuk mengurangi beban pajak. Dalam pandangan kontemporer tindakan agresivitas pajak didefinisikan sebagai bentuk rent extraction. Rent extraction adalah tindakan manajer yang dilakukan tidak untuk memaksimalkan kepentingan pemilik atau pemegang saham, melainkan untuk kepentingan pribadi. Tindakan agresivitas pajak dalam pandangan kontemporer mempunyai dua tujuan. Tidak hanya untuk menutup-nutupi pendapatan dari otoritas pajak, tapi juga untuk menutupnutupi aktivitas tersembunyi yang dapat merugikan pemilik atau pemegang saham.
Tujuan
utama
dari
dilakukannya
agresivitas
pajak
adalah
untuk
meminimalisir beban pajak perusahaan. Beban pajak diperoleh dari mengalikan pendapatan kena pajak dengan tax rate yang telah ditetapkan oleh negara. Pendapatan kena pajak sendiri diperoleh dari laba perusahaan dikurangi dengan koreksi pajak. Beban pajak yang ditanggung perusahaan bergantung pada koreksi pajak atau selisih antara laba dengan pendapatan
14
kena pajak. Maka teknik dalam melakukan agresivitas pajak adalah dengan mengatur book-tax difference.
Book-tax difference terdiri dari dua komponen, perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Perbedaan permanen adalah perbedaan secara substantive antara laba akuntansi dan laba fiskal sehingga perbedaan ini selamanya akan muncul. Pada dasarnya perbedaan ini muncul karena adanya kebijakan dari otoritas perpajakan yang menghendaki penghapusan peraturan perundang-undangan agar tidak memberatkan salah satu sektor dari subsektor perekonomian sehingga menjadi insentif tersendiri bagi wajib pajak (Zain, 2008).
Sedangkan, perbedaan temporer adalah perbedaan waktu pengakuan pendapatan atau beban menurut akuntansi dan pajak, sehingga secara total tidak terjadi perbedaan tapi dalam satu periode terdapat perbedaan. Menurut Zain (2008) perbedaan ini dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu penghasilan yang berdasarkan akuntansi pajak diakui terlebih dahulu sedangkan menurut akuntansi merupakan penghasilan yang masih akan diterima, penghasilan menurut pajak merupakan penghasilan tetapi berdasarkan akuntansi merupakan penghasilan yang diterima di muka, beban yang berdasarkan pajak sudah dapat dikurangkan sebagai biaya, tetapi berdasarkan akuntansi merupakan beban dibayar di muka dan beban berdasarkan pajak sudah dapat dikurangkan sebagai biaya, tapi berdasarkan akuntansi merupakan beban yang masih akan dibayar.
15
Menurut Chen et.al (2010), setidaknya ada tiga keuntungan yang diperoleh dari tindakan agresivitas pajak, baik keuntungan yang didapat pemilik atau pemegang saham maupun manajer. Keuntungan pertama adalah adanya penghematan pajak yang dibayarkan perusahaan kepada negara, sehingga porsi yang dinikmati pemilik atau pemegang saham menjadi lebih besar. Kedua, adanya bonus atau kompensasi yang mungkin diberikan pemilik atau pemegang saham kepada manager atas tindakan agresivitas pajak yang telah dilakukannya dan menjadi keuntungan tersendiri bagi pemilik atau pemegang saham. Ketiga, adanya kesempatan bagi manager untuk melakukan rent extraction. Rent extraction
adalah
tindakan
manajer
yang
dilakukan
tidak
untuk
memaksimalkan kepentingan pemilik, melainkan untuk kepentingan pribadi. Tindakan ini dapat berupa penyusunan laporan keuangan agresif atau melakukan transaksi dengan pihak istimewa.
2.1.3 Karakter Eksekutif Menurut Budiman dalam Dewi (2014) Seorang pemimpin bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. Semakin tinggi risiko suatu perusahaan , maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse. Jenis karakter individu (executive) yang duduk dalam manajemen perusahaan apakah mereka merupakan risk taker atau risk averse tercermin pada besar kecilnya risiko perusahaan yang ada (Budiman dan Setiyono, 2012).
16
Menurut Hartono (2008) risiko ada kaitanya dengan return yang diperoleh perusahaan, bahwa risiko merupakan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Dengan demikian dapat diartikan semakin besar deviasi antara outcome yang diterima dengan diekspektasikan mengindikasikan semakin besar pula risiko yang ada. Seorang investor akan menghadapi risiko investasi berupa kemungkinan terjadinya perbedaan hasil yang diharapkan (expected return) dengan hasil yang benar-benar terjadi (Penman, 2007).
Hampir senada dengan Hartono (2008), Paligorova (2010) mengartikan risiko perusahaan merupakan volatilitas earning perusahaan, yang bisa diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa risiko perusahaan merupakan penyimpangan atau deviasi standar dari earning baik penyimpangan itu bersifat downside risk atau upside potential, semakin besar deviasi earning perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko perusahaan yang ada. Tinggi rendahnya risiko perusahaan ini mengindikasikan karakter eksekutif apakah termasuk risk taker atau risk averse (Paligorova, 2010).
Fenomena tersebut mengindikasikan, pemimpin perusahaan eksekutif memiliki dua karakter yakni sebagai risk taker dan risk averse. Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih
17
tinggi. Sedangkan eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis.
Untuk mengetahui karakter eksekutif maka digunakan risiko perusahaan yang
dimiliki
perusahaan.
Besar
kecilnya
risiko
perusahaan
mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif (Dewi, 2014). Tingkat risiko yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk taker. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse (Dewi, 2014).
Risiko perusahaan dapat dihitung dengan:
=
∑(
− ) −1
(Sumber: Budiman, 2012) Keterangan: x = Earning Before Interest and Tax dibagi total aset n= Jumlah sample
Faktor–faktor keberhasilan dalam pengelolaan risiko pada eksekutif itu sendiri terdiri dari komitmen, tanggung jawab, kesadaran, kebijakan, metodologi, keterampilan, pemantauan.
18
2.1.4 Corporate Governance Menurut (Fahmi, 2013) Corporate governance adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara para pemegang saham, manajer, keditur, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.
Menurut Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) ada 5 yang menjadi prinsip-prinsip Corporate Governance, yaitu: 1. Transparansi 2. Akuntabilitas 3. Pertanggungjawaban 4. Kemandirian 5. Kesetaraan dan Kewajaran
Corporate Governance dalam penelitian ini akan diukur menggunakan proporsi dewan komisaris independen. Berdasarkan teori keagenan, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak (Prastitih, 2013). Berdasarkan teori keagenan, semakin besar jumlah komisaris independen, maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka dalam mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para direktur eksekutif (Prastitih, 2013).
19
Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total dewan komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan (Kurniasih, 2013).
2.2
Pengembangan Hipotesis Penelitian Dari uraian di atas dan beberapa penelitian terdahulu, maka dapat dijelaskan hubungan antara karakter eksekutif dan tindakan agresivitas pajak melalui corporate governance sebagai variabel moderating.
Gambar-1 Model Empiris Corporate Governance
Karakter Eksekutif
Tindakan Agresivitas Pajak
2.2.1 Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Tindakan Agresivitas Pajak. Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan biasanya dilakukan melalui kebijakan yang diambil oleh pimpinan perusahaan dan bukanlah merupakan tanpa sengaja (Budiman, 2012). Keputusan untuk melakukan penghindaran merupakan hasil kebijakan perusahaan. Kebijakan yang diambil pimpinan perusahaan didasari oleh laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan. Secara langsung, individu yang terlibat dalam pembuatan keputusan pajak adalah direktur pajak dan juga konsultan pajak
20
perusahaan, (Hanafi: 2). Namun eksekutif (direktur utama atau presiden direktur) sebagai pimpinan perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung juga memiliki pengaruh terhadap segala keputusan yang terjadi dalam perusahaan, termasuk keputusan penghindaran pajak perusahaan. (Swingly, 2015:49).
Eksekutif yang memiliki preferensi risk taker memiliki keberanian lebih dalam menentukan suatu kebijakan meskipun risikonya tinggi. Namun, risk taker dengan keberaniannya juga dituntut untuk menghasilkan cash flow yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk menyeimbangkan risiko yang timbul atas keberaniannya mengambil suatu tindakan atau keputusan. Di antara berbagai keputusan eksekutif, terdapat keputusan penghindaran pajak perusahaan. Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi beban pajak yang harus dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil. Implikasi dari kecilnya beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan menaikkan cash flow perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis pertama dari penelitian ini adalah: H1: Semakin risk taker karakter eksekutif, semakin tinggi tingkat agresivitas pajak dan sebaliknya.
2.2.2 Pengaruh Corporate Governance terhadap Tindakan Agresivitas Pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Sartori (2010) terkait pengaruh strategi perpajakan terhadap corporate governance menjelaskan bahwa apabila suatu perusahaan memiliki suatu mekanisme corporate governance yang
21
terstruktur dengan baik maka akan berbanding lurus dengan kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Di tingkat internasional, interaksi antara corporate governance dan pajak sudah mulai diobservasi. Diketahui dari Schon (2008) dalam Sari (2010), peraturan corporate governance telah dijadikan alat oleh pemerintah untuk memerangi usaha penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.
Manfaat penerapan corporate governance bagi perusahaan adalah meningkatkan kinerja perusahaan. Penerapan corporate governance dapat mendorong manajemen mengelola perusahaan lebih efisien dan menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk kepentingan perusahaan. Penerapan corporate governance diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengelolaan pajak yang efisien.
Penelitian yang dilakukan oleh Desai dan Dharmapala (2006) adalah salah satu contoh penelitian empiris yang memperlihatkan pengaruh corporate governance terhadap pajak. Desai dan Dharmapala (2006) dengan menggunakan data perusahaan yang terdapat dalam S&P Compustat database (Periode 1993-2001), telah meneliti pengaruh praktik corporate governance terhadap hubungan antara kompensasi/insentif manajemen dengan tindakan penghindaran pajak.
22
Desai dan Dharmapala (2006) menemukan bahwa hubungan antara kompensasi/insentif manajemen dengan tindakan penghindaran pajak lebih berefek negatif pada perusahaan dengan tingkat praktik corporate governance buruk, yang dalam pengelolaan perusahaan sifat oportunis manajer diduga merupakan faktor yang dominan.
Hasil penelitian Desai dan Dharmapala (2006) yang memberi bukti bahwa adanya praktik corporate governance yang baik atau buruk dapat membuat beda pengaruh dari suatu determinan terhadap tindakan penghindaran pajak. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut : H2: Komisaris independen memainkan peran pada pengaruh antara karakter penerimaan risiko dengan tindakan agresivitas pajak.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diterbitkan dalam Indonesian Capital Market Directory pada tahun 2011 sampai dengan 2015.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 sampai dengan 2015. 2. Perusahaan property dan real estate yang menerbitkan laporan keuangan tidak mengalami kerugian untuk periode yang berakhir pada 31 Desember dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Karena perusahaan tersebut akan menghasilkan tarif pajak efektif yang terdistorsi. (Zimmerman, 1983, omer et al, 1993, dalam Richardson dan Lanis, 2007). 3. Perusahaan property dan real estate yang memiliki kelengkapan data terkait dengan variabel yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2011 sampai dengan 2015.
24
4. Perusahaan tidak boleh memiliki pengembalian pajak (tax refund) selama periode 2011 sampai dengan 2015 karena tarif pajak efektif perusahaanperusahaan ini terdistorsi (Zimmerman, 1983, omer et al, 1993, dalam Richardson dan Lanis, 2007). 5. Laporan keuangan tidak bermata uang asing.
3.2
Pengukuran Variabel
3.2.1 Variabel Dependen Variabel dependen penelitian ini adalah perilaku agresivitas pajak, yaitu pengelolaan yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik memakai cara yang termasuk tax avoidance atau tidak. Agresivitas pajak pada penelitian ini diukur dengan menggunakan effective tax rate (ETR), yaitu dengan membagi total beban pajak perusahaan dengan laba sebelum pajak penghasilan. = 3.2.2 Variabel Independen Variabel independen penelitian ini adalah karakter eksekutif yang diklasifikasikan sebagai risiko perusahaan yang merupakan cermin dari policy yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Jenis karakter eksekutif yang duduk dalam manajemen perusahaan apakah mereka merupakan risk taker atau risk averse tercermin pada besar-kecilnya risiko perusahaan yang ada.
25
3.2.3 Variabel Moderating Variabel moderating pada penelitian ini adalah Corporate Governance (CG).
Forum
for
Corporate
governance
in
Indonesia
(FCGI)
mendefinisikan corporate governance sebagai suatu perangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Dalam penelitian ini corporate governance diukur dengan menggunakan proksi komposisi komisaris independen. Proksi komposisi komisaris independen diukur menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total komisaris perusahaan di sampel tahun amatan. Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI, ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya tiga puluh persen (30%) dari seluruh anggota komisaris.
Kehadiran
komisaris
independen
dalam
dewan
komisaris
mampu
meningkatkan pengawasan kinerja direksi. Semakin banyak komisaris independen maka pengawasan terhadap kinerja manajer dianggap lebih efektif. Dengan adanya pengawasan yang ketat tindakan direksi, sehubungan dengan perilaku oportunistik mereka. Teori keagenan menilai bahwa semakin besar proporsi komisaris independen pada dewan komisaris, maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka di dalam mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para direktur eksekutif.
26
3.3
Metode Analisis Data
3.3.1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi.
3.3.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
3.3.1.2 Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
27
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
3.3.1.4 Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.
3.3.2 Uji Regresi Moderasi Analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) sebagai alat untuk menganalisis hubungan antara variabel. Metode ini dilakukan dengan menambahkan uji interaksi variabel antara variabel bebas dengan variabel moderatingnya, sehingga persamaan umumnya adalah sebagai berikut:
TaxAggίt = α + β1RISKίt + β2KIίt + β3RISK*KIίt + e
Keterangan: TaxAggit
= Agresivitas pajak perusahaan diukur dengan effective tax rate (ETR).
α
= Konstanta.
RISKίt
=Karakter eksekutif diukur dengan Risiko Perusahaan (RISK).
KIίt
= Persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total komisaris perusahaan di sampel tahun amatan.
28
RISK*KIίt
= Interaksi antara Karakter eksekutif dengan komisaris independen.
3.3.3 Uji Hipotesis
Penelitian ini akan menggunakan metode regresi moderasi untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini analisis moderasi dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari variabel bebas yang di proksikan dengan karakter eksekutif terhadap variabel terikat yaitu agresivitas pajak dan corporate governance sebagai variabel moderasi. Analisis regresi dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependennya.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakter eksekutif terhadap tindakan agresivitas pajak dengan corporate governance sebagai variabel moderating. Sampel penelitian ini adalah 32 perusahaan property dan real estate yang tercatat di BEI dengan periode observasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dari hasil pengujian dan analisis hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakter eksekutif terbukti berpengaruh signifikan terhadap tindakan agresivitas pajak. Karakter eksekutif dapat secara optimal menggunakan kekuasaannya untuk melakukan aktivitas perencanaan pajak. Hal ini berarti seorang karakter yang memiliki sifat risk taker cenderung melakukan tindakan agresivitas pajak walaupun hal tersebut berisiko begitu juga sebaliknya. 2. Corporate governance yang diproksikan dengan dewan pengawas yaitu dewan komisaris independen terbukti signifikan memainkan peran pada pengaruh dalam mencegah tindakan agresivitas pajak. Keberadaan
45
komisaris independen sebagai mediator dapat menekan para risk taker untuk melakukan tindakan agresivitas pajak.
Kesimpulan
tersebut
sejalan
dengan
penelitian
sebelumnya
yang
menyimpulkan bahwa eksekutif memiliki peranan signifikan terhadap adanya tindakan agresivitas pajak perusahaan (Dewi, 2014). Tindakan agresivitas pajak merupakan suatu perencaan pajak yang memang sesuatu yang legal, tetapi juga merupakan sesuatu yang tidak menjadi selera pemerintah. Hanya pihak-pihak yang berani mengambil risiko yang mau melakukan hal tersebut, walaupun dalam perusahaan itu terdapat seorang dewan pengawas.
5.2
Keterbatasan Penelitian Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Proksi untuk tindakan agresivitas pajak hanya terbatas pada tarif pajak efektif (ETR), seperti menggunakan book-tax different berdasarkan peneitian Desai-Dharmapala (2006). 2. Pengukuran Karakter eksekutif hanya menggunakan risiko perusahaan yang diproksikan dengan standar deviasi dari return, tetapi tidak menggunakan dari segi psikologi eksekutif itu sendiri.
5.3 Saran Dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
46
1. Menambah jangka waktu penelitian agar semakin banyak data perusahaan yang dapat dijadikan sampel sehingga data yang digunakan dalam penelitian bisa semakin valid. 2. Menambahkan variabel lain karena masih banyak faktor-faktor penentu perusahaan dalam melakukan tindakan agresivitas pajak, sehingga data yang digunakan dalam peneitian bisa semakin valid. 3. Memperbanyak sampel penelitian agar data dan analisis yang dihasilkan bisa semakin valid.
5.4
Implikasi Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah karakter eksekutif terbukti berpengaruh terhadap tindakan agresivitas pajak. Secara logika keuntungan dan kerugian yang bisa didapat dari melakukan tindakan pajak agresif lebih dirasakan oleh manajer pada perusahaan dibandingkan pihak stakeholder. Para karakter penerima risiko lebih memilih risiko untuk melakukan tindakan tersebut untuk dapat meningkatkan output perusahaan yang didapat dari margin laba yang seharusnya disetorkan kepada pemerintah.
Corporate governance sebagai dewan pengawas yang mengatur hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya berperan penting terhadap interaksi antara karakter eksekutif dan tindakan agresivitas pajak. Oleh
47
karena itu, corporate governance diharapkan dapat menjadi pengawas yang independen.
Selain
itu,
Direktorat
Jenderal
Pajak
juga
sebaiknya
melakukan
pengembangan lebih lanjut dalam sistem perpajakan terutama mengenai peraturan perpajakan dan sistem pemeriksaan pajak yang bersih agar penerimaan negara yang bersumber dari pajak dapat dioptimalkan. Dalam membuat kebijakan reformasi perpajakan sebaiknya Direktorat Jenderal Pajak mempertimbangakn akibat potensial baik dari sisi perpajakan dan sisi non-pajak karena saat ini perusahaan semakin jeli dalam mencari celah untuk melakukan penghematan dan penghindaran pajak.
Bagi para investor sebaiknya lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya di perusahaan karena perusahaan yang agresif pada tindakan perpajakannya kemungkinan jga akan agresif pada laporan keuangannya. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Frank (2009) yang menemukan pengaruh yang positif dan signifikan dari tindakan agresivitas pajak terhadap pelaporan keuangan komersial perusahaan yang agresif.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Lulus Kurniasih. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. VIII: 95-189. Bauweraerts, Jonathan., Vandernoot, Julien. 2013. Allowance for Corporate Equity and Tax Aggressiveness: Do Family Firms Differ from Non-Family Firms? Journal of Management Research. Budiman, Judi dan Setyono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). SNA XV. Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., dan Shevlin, T. 2010. Are Family Firm More Tax Agressive than Non-Family Firm? Journal of Financial Economics. Desai, M.A dan Dharmapala, D. 2006. Corporate Tax Avoidance and High Powered Incentives. Jounal of Financial Economics. Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik Pada Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 6.2: 249-260. Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis. Bandung: Alfabeta. Fatharani, Nazhaira. 2012. Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga Dan Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Skripsi. FE Universitas Indonesia. Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S. 2009. Tax Reporting Aggressiveness and Its Relation to Aggressive Financial Reporting. The Accounting Review. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Yogyakarta: Badan Penerbit BPFE. Hanafi, Umi dan Puji Harto. 2014. Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 3; No. 2, Hal. 1-11. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Haryanto, Sugeng. 2012. Karakteristik Perusahaan dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 16.2: 205-214.
Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013. Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga Dan Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Skripsi. FEB Universitas Diponegoro Semarang. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edissi Kelima). Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kurniasih, Tommy dan Maria Ratna. 2013. Pengaruh Return On Asset, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi. Vol. 18.1: 58-65. Maharani, I Gusti Ayu Cahya dan Ketut Alit Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakter Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Murphy, K. 2004. Aggressive tax planning: Differentiating those playing the game from those who don’t. Journal of Economic Psychology, 25, 307-329. Nurcahyani. 2013. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya. Paligorova, Teodora. 2010. Corporate Risk Taking and Ownership Structure. Bank of Canada Working Paper. 2010-3. Penman, S. 2007. Financial Statement Analysis and Security Valuation, 3rd Ed. New York: The Mcgraw-Hill Companies. Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: Gramedia, Edisi Revisi. Prastiti, Anindyah dan Wahyu Meiranto. 2013. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting. Putu, Luh. 2012. Kajian Normatif Yuridis Mengenai Peraturan Anti Penghindaran Pajak (Anti Avoidance Rule) Menurut Peraturan Perundangundangan Perpajakan Di Indonesia. Rahayu, Ning. 2010. Praktik Penghindaran Pajak Oleh Foreign Direct Investment Berbentuk Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Vol. 10; 171-180. Sari, Dewi K. 2010. Pengaruh Karakteristik Kepemilikan dan Corporate Governance Terhadap Pajak Agresif. Thesis. Depok FEUI. Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat, Edisi Keempat. Susanto. 2013. Reputasi dan Corporate Governance. Diakses melalui: http://knkg-indonesia.com/home/news/94-reputasi-a-good-corporategovernance.html. Swingly, Calvin dan I Made S. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth Pada Tax Avoidance. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Tarigan, Harta Indra. 2013. Ditjen Pajak Temukan 7 Modus Penghindaran Pajak Property. Medan: Bisnis Daily. Zain, Muhammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat, Edisi Ketiga. (https://www.ipotnews.com, diakses pada jam 10.00 WIB, 2 Oktober 2016).